laporan praktek bubut

37
BAB I PENDAHULUAN Tujuan Mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan menggunakan mesin perkakas yaitu mesin bubut. Dalam kenyataannya banyak perkakas yang dibuat menggunakan mesin bubut. Biasanya bahan yang digunakan adalah bahan dalam bentuk silinder, sehingga memudahkan dalam proses pembubutan. Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang tertua yang pernah dibuat manusia dan merupakan mesin yang paling handal dan paling umum digunakan. Disebabkan karena persentase dari meterial yang dikerjakan dalam proses permesinan adalah berbentuk silinder. Beberapa operasi penting yang dilakukan dengan mesin bubut adaIah: facing, taper turning, paralel turning, thread cutting, knurIing, boring, drilling dan reaming. Mesin bubut umumnya digunakan untuk mengerjakan bagian tersendiri, disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Mesin bubut juga digunakan ketika sejumlah kecil bagian yang mempunyai kesamaan bentuk diinginkan (in-short- production runs) . Hal ini merupakan tulang punggung dari suatu bengkel permesinan, karena itu pengetahuan yang mendalam sangat dibutuhkan untuk semua ahli perrnesinan. Tujuan praktikum ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian utama mesin bubut. 1

Upload: anggera-bayu

Post on 22-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

laporan praktek mesin bubut

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANTujuanMempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan menggunakan mesin perkakas yaitu mesin bubut. Dalam kenyataannya banyak perkakas yang dibuat menggunakan mesin bubut. Biasanya bahan yang digunakan adalah bahan dalam bentuk silinder, sehingga memudahkan dalam proses pembubutan. Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang tertua yang pernah dibuat manusia dan merupakan mesin yang paling handal dan paling umum digunakan. Disebabkan karena persentase dari meterial yang dikerjakan dalam proses permesinan adalah berbentuk silinder. Beberapa operasi penting yang dilakukan dengan mesin bubut adaIah: facing, taper turning, paralel turning, thread cutting, knurIing, boring, drilling dan reaming.Mesin bubut umumnya digunakan untuk mengerjakan bagian tersendiri, disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Mesin bubut juga digunakan ketika sejumlah kecil bagian yang mempunyai kesamaan bentuk diinginkan (in-short-production runs) . Hal ini merupakan tulang punggung dari suatu bengkel permesinan, karena itu pengetahuan yang mendalam sangat dibutuhkan untuk semua ahli perrnesinan.Tujuan praktikum ini adalah :1. Mengidentifikasi dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian utama mesin bubut.2. Mengidentifikasi dan memahami teknik dasar pengoperasian mesin bubut. 3. Menguji mengetahui parameter-paremeter yang digunakan dalam proses pembubutan kecepatan potong (v), pemakanan (f), kecepatan putaran (n), sehingga dapat mengaturya dalam meningkatkan optimasi proses pemotongan.4. Memahami jenis-jenis pahat potong (tools), pengasahan pahat dan parameter-parameternya serta dapat mengatur kedalaman potong (t) sesuai kebutuhan.5. Dapat menghitung dan mengeset secara benar kecepatan potong benda kerja.6. Dapat menggeser kecepatan makan untuk setiap operasi.7. Dapat menentukan waktu yang dibutuhkan dan dalam memotong benda kerja.8. Memahami proses terbentuknya geram (chips formation), ketebalan geram (underformed and deformed chips), rasio geram (chips ratio) dan bentuk geram.BAB IITEORI DASARMESIN BUBUTMesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam atau leher collet.Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris, namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam. Benda kerja yang dipegang dengan cara ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan, pembubut dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus. Pembubut berkepala roda gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak yang dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang menjulur pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk. sadel pahat dan apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus kaku dan dirancang dengan kecepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah menyilang. Roda tangan yang atas atau engkol tangan. mengendalikan gerakan dari perlengkapan majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membubut tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakan untuk menggerakkan kereta luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali ke kedudukan semula setelah ulir pengarah membawanya sepanjang pemotongan.Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron, yaitu merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan roda. Pembubutan dilakukan untuk menghasilkan bagian-bagian yang bundar, benda kerja diputar pada sumbunya di mesin bubut ke arah sudut potong dari pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini disebut dengan Turning Operation. Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig dan fixture, dan cekam. Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya, dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.A. Pengelompokan Mesin BubutPembagian mesin bubut berdasarkan kemampuan pegerjaan dikelompokkan menjadi lima kelompok besar yaitu:a. Mesin Bubut RinganMesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang kecil pula. Biasanya diletakkan di meja kerjaContoh : Mesin Bubut Simonetb. Mesin Bubut RevolverMesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama dan dalam jumlah yang banyak atau untuk pengerjaan awal.Contoh : Mesin Bubut Kapstanc. Mesin Bubut SedangKonstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.d. Mesin Bubut StandartMesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar. Contoh: Cholcester Master dan Kerry.e. Mesin Bubut Beralas PanjangMesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros kapal dan poros transmisi.

B. Gerakan-Gerakan Dalam MembubutDalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu:a. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut "cutting motion, main motion", artinya putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan potong mempakan gerakan untuk mengurangi benda kerja dengan pahat.b. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan "chip" (geram, serpih, tatal). Gerakan tadi disebut "feed motion".c. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan ("depth of cutting"), pahat dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut "adjusting motion".

C. Peralatan Dan Mesin Yang DigunakanBagian-bagian mesin bubut :a. Kepala tetap (head stock)digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan lain misalnya centre tetap (dead centre), face plate, colet dan lain-lain.b. Kepala lepas (tail stock)digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukan chuck bor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirus.c. Eretan atasdigunakan untuk kedudukan "tool holder", bisa juga untuk proses pembuatan tirus.d. Eretan lintang (cross slide)berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pernotongan benda kerja maupun proses facing (transfersal turning).e. Eretan memanjangberfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning). f. Bed mesinberfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).g. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).h. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)berfungsi untuk menggerakan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintang.

Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umumnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya.a. Sifat-sifat dasar pahat bubut(1) Keras (2) Ulet(3) Tahan Panas(4) Tahan Lamab. Macam macam pahat bubutUntuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah distandarisasikan.(1) Pahat roughing (roughing tool)Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok.(2) Pahat finishing (finishing tool)Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing. Untuk keperluan ini dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat finishing harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak permukaan benda kerja tidak akan halus.c. Perawatan pahat bubutPahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.d. Cara memasang pahat bubutSelama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai "ganjal".Alat ukur digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan. Alat ukur yang tersedia antata lain:(1) Vernier Caliper(2) Mikrometer(3) Rollmeter

D. Kecepatan PotongUntuk menentukan kecepatan potong, hal-hal berikut ini harus diperhatikan:a. Bahan dasar dari benda kerjab. Bahan dan pahatc. Penampang dari chipd. Pendingine. Macam mesin bubutBenda kerja yang besar biasanya sukar dipegang, maka harus digunakan kecepatan potong yang sesuai. Jenis pengerjaannya pun harus dipertimbangkan.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang maksimal dalam proses pengerjaan benda kerja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengoperasiannya. Yang harus diperhatiakan adalah mencari kecepatan potong trelebih dahulu. Disesuaikan sesuai dengan jenis material yang digunakan yaitu dengan cara :V = D N (m/mnt)Keterangan;V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt)N = Putaran benda kerja ( rpm)D = Dimensi benda kerja ( mm )N = V . 1000 ( rpm ) .Dmencari waktu proses ;Tm = L ( menit ) S . NKeterangan :Tm = waktu prosesL = panjang benda kerjaS = gerak kerjaN = putaranE. Alat dan Bahana. Stopwachb. Kaliperc. Center drilld. Kunci pahate. Kacamataf. Sikatg. Sneih. kuas

F. Cara Kerjaa. Menyiapkan lembar kerjab. Mengukur diameter awal benda kerja dengan menggunakan kaliperc. Membubut ulirPada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Pada waktu bergerak ke kiri pahat meakukan pemotongan, sedangkan pada saat kembali tidak melakukan pemotongand. Membubut profitDipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan pahat tegak lurus sumbu putar dari benda kerja

G. Peralatan dan Mesin yang DigunakanBagian-bagian mesin bubut :a. Kepala tetap (head stock)Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk pedengkapan-pedengkapan lain misa1nya centre tetap (dead centre),face plate, coletdan lain-lainb. Kepala lepas (tail stock)Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukan chuck bor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirusc. Eretan atasDigunakan untuk kedudukan "tool holder", bisa juga untuk proses pembuatan tirusd. Eretan lintang (cross slide)Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pemotongan benda kerja maupun proses facing (transfersal turning)e. Eretan memanjangBerfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning)f. Bed mesinBerfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried)g. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).h. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)Berfungsi untuk menggerakan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintangPahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umumya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya.

MESIN MILLING

Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis.Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin milling. Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu meratakan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (geram). Milling menghasilkan pennukaan yang datar atau berbentuk profit pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.

A. Prinsip Kerja Mesin MillingTenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan / tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

B. Jenis-Jenis Mesin MillingPengggolongan mesin milling menurut jenis penamaanya disesuaikan dengan posisi spindle utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain :1. Mesin Milling HorizontalMesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar2. Mesin Milling VertikalKebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindelnya pada kepala mesin adalah vertical, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan tipe kepala bergerak. Kornbinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.3. Mesin Milling UniversalMesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti : a. Frais rnuka b. Frais spiral c. Frais datar d. Pemotongan roda gigi e. Pengeboran f. Reaming g. Boringh. Pembuatan celah4. Plano MillingUntuk benda kerja yang besar dan berat5. Surface MillingUntuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaik turunkan6. Tread MillingUntuk pembuatan ulir7. Gear MillingUntuk pembuatan roda gigi8. Copy MillingUntuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan

C. Gerakan Dalam Mesin MillingPekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.1. Gerakan PemotonganSisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.2. Gerakan PemakananBenda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.3. Gerakan PenyetelanGerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan

D. Bagian Utama Mesin MillingBagian utama mesin milling meliputi beberapa bagian seperti di belakangCutterType CutterCutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang melingkar. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari plsau frais mengenai benda kerja dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama l putaran pisau frais dan pendinginnya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan tahan lebih lama. Cutter biasanya terbuat HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :a. Plain Mill CutterDigunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datarb. Shell End Mill CutterPemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diametemya dan hal yang harns diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.c. Face Mill CutterDigunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped. Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.d. End Mill Cutter

E. Pengerjaan Pada Mesin Milling(1) Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja(2) Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja

F. Metode Pengefraisana. Climb MillMerupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.b. Conventional MillingMerupakan pengefraisan dimana putaran cutter rberlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan geram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais

G. Alat dan Bahana. Milling machine (mesin frais)b. Jangka sorong / caliperc. Pahat alasd. Kuase. Coolant (pendingin)f. Palu plastikg. Stopwatchh. Mistar sikui. Kikirj. Kunci tanggemH. Cara Kerja1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja .2. Menggukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaan dengan menggunakan kikir3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja4. Menempatkan benda kerja yang akan di frais pada meja kerja5. Mencari titik permukaan / titik nol dan kemudian pemakanan untuk masing-masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap (benda kerja panas)6. Mengatur ketebalan pemakanan7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan8. Mencatat keadaan akhir benda kerja

BAB IIIMETODE PRAKTIKUMMATERIALUntuk praktikum kali ini material yang digunakan adalah jenis besi biasa yang sering disebut juga SS400. Dengan ukuran awal 120 mm dan diameter 25 mm

Diameter = 25 mmPanjang = 120 mm

GAMBAR RENCANA KERJA

Proses pembuatan yang harus dilalui untuk benda kerja ini adalah dengan menggunakan dua mesin yang berbeda. Yaitu proses pertama dilakukan dengan menggunakan mesin bubut dimana pada mesin bubut ini menyelesaikan beberapa tahapan yaitu:1. Pemotongan panjang dari 120 mm menjadi 110.5 mm2. Pengikisan dimensi diameter dari 25 mm menjadi 20 mm sepanjang 52.5 mm3. Pengikisan dimensi diameter dari 25 mm menjadi 14 mm sepanjang 58 mm4. Pembuatan tirus luar dengan diameter 15 mm dan tirus dalam5. Pembuatan ulir M16 x 2 pada diameter 14 sepanjang 58 mm6. Proses yang dilakukan pada mesin miling adalah pembuatan hexagon (segi enam) selebar 17 mm

MESIN BUBUT1. Atur mata pahat yang akan digunakan mata titik tengah, atur sehingga mata pahat benar-benar berada di tengah benda kerja2. Putar mesin berlawan arah jarum jam3. Atur spindle dibagian belakang mesin bubut dan sesuaikan putaran RPM-nya4. Gunakan spindle otomatis sampai batas panjang yang diinginkan5. Untuk pengukuran otomatis gunakan spindle otomatis. Dan pahat akan berjalan otomatis sesuai dengan setting yang telah dilakukan6. setiap berapa kali proses pemakanan harus dilakukan pengecekan dengan menggunakan sigmat atau caliper7. Setelah yang didapat yaitu panjang= 58 mm dan diameter 14 mm balik posisi benda kerja keujung yang lain untuk mendapatkan benda tirus8. Untuk membuat benda tirus harus menggunakan rumustg = keterangan ;D = Diameter besard = diameter kecilL = panjang benda kerja yang akan dibuat tirus

MESIN MILLINGGunakan mesin milling atau frais pada pada proses selanjutnya yaitu pembuatan Hexagon dimana cara yang dilakukan adalah:1. Mulai melakukan proses pemakanan2. setelah satu sesi selesai lalu lakukan sesi selanjutnya3. lakukan seperti pada tahapan no 14. lakukan proses pemakanan sepanjang pisau potong atau sekitar 17 mm

BAB IVHASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN1. BUAT SILINDERDari hasil yang diperoleh melalui praktikum didapat ukuran yang bervariasi disetiap titiknya yaitu:

Panjang total dari hasil silinder adalah 110.5 mm

2. BUBUT TIRUSDari perhitungan yang didapat yaitu dengan menggunakan rumus tg = Setelah dilakukan proses pemakaman didapat data sebagai berikutDiameter kecil yang didapat adalah sebesar:

Pembuatan HEXAGONPada proses pembuatan hexagon gunakan mesin frais atau mesin rnilling, sebelum menyalakan mesin setting terlebih dahulu kepala pembagi dan dari hasil yang didapat adalah beberapa ukuran yang tidak simetris. Kemungkinan terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah :1. mesin yang tidak standar lagi2. kelalaian operator3. Benda kerja yang goyang4. Benda kerja yang memang karena pemotongan awal menjadi oval karena panas dan lain-IainnyaHasil pengukuran didapat sebagai berikut: TITIKUKURAN p x l x t (mm)

117 x 6.80 x 1.45

217 x 5.75 x 1.20

317 x 4.50 x 0.85

417 x 3.20 x 0.30

517 x 3.25 x 0.10

617 x 2.30 x 0.00

ANALISA

Pada saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak terdapat kesulitan dan kesalahan yang penulis alami diantaranya : 1. Benda kerja yang dibubut sering tidak rata. 2. Pada saat benda kerja berputar pada pencekam benda kerja mengalami putaran yang tidak senter3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar dan tidak rata 4. Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja yang lain sering mengalami perbedaan diameter pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan eretan atas

Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara : 1. Pada ujung pahat ternyata masih runcing, dan penulis membuat radius pada ujung pahat tersebut2. Ketiga pengunci cekam harus dikunci kuat dengan menggunakan kunci chuck.3. Untuk pembuatan tirus mata pahat yang digunakan harus berbentuk radius sesuai dengan ukuran radius mata pahat.dan sudut eretan atas adalah 6 derajat. 4. Untuk menjalankan eretan atas, sudutnya haruslah dalam keadaan nol derajat

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangLas listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.

TujuanTujuan praktek las listrik adalah:1. Memenuhi salah satu tugas laporan pabrikasi logam2. Siswa dapat mengetahui cara menggunakan las listrik secara benar3. Siswa dapat mengetahui keselamatan kerjanya4. Mengetahui teknik dasar bagaimana mengelas dengan baik5. Menyambung besi dengan menggunakan las listrik

BAB IIDASAR TEORILASDefinisi LasDefinisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom. Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:Pengelasan CairDimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.Pengelasan Tekanyaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu keduanya ditekan hingga menyambung adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi : Pengelasan tempa merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses pemanasan pada logam yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.Pengelasan tahanan Proses ini meliputi : Las proyeksi Merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya sangat dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu pelat yang akan disambung dijepit.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUMMEMBUAT TEMPAT POT BUNGA

MATERIALA. Material yang digunakan adalah besi yang di potong menjadi beberapa bagian.1. Panjang 150 cm sebanyak 1 buah untuk tiang2. Panjang 30 cm sebanyak 6 buah untuk kaki3. Panjang 94.2 cm sebanyak 4 buah untuk lingkaran4. Panjang 30 cm sebanyak 4 buah untuk penyangga lingkaranB. Benda yang harus diselesaikan adalah :1. Bentuk lingkaran : Besi dengan panjang 94.2 cm di lengkungkan menggunakan palu besi dan di jepit oleh ragum hingga berbentuk lingkaran dan berdiameter 15 cm sebanyak 4 buah.2. Tiang dengan kaki menggunakan besi sepanjang 150 cm sebagai tiang dan besi sepanjang 30 cm sebanyak 6 buah sebagai kaki penyangganya di bentuk segitiga sama sisi dengan sudut yang sama.C. Mesin dan alat-alat yang di gunakan1. Las Listrik : Top 160 Melzer Italy dengan menggunakan 140 Ampere2. Electroda RD 263. Palu besi4. Ragum5. Water pas6. GerindaD. Alat Pengaman dalam mengelas1. Sarung Tangan2. Kacamata / Topeng

LANGKAH KERJA1. Siapkan peralatan las.2. Catat data mengenai pengelasan.3. Siapkan elektroda dan bahan yang akan di las.4. Penyalaan busur listrik5. Gunakan semua peralatan keselamatan kerja6. Pasanglah elektroda pada pemegang elektroda (holder).7. Hidupkan mesin las dengan pemutar saklar ke angka voltage yang diinginkan.8. Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk arus. Putar ke kiri jika ingin memperkecilkan arus dan putar ke kanan jika ingin memeperbesar arus.9. Lakukaniah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja.10. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.11. Bila lampu indikator pada mesin las menyala, hentikan mengelas. Hal ini menyatakan bahwa mesin las sudah terlampau panas.12. Jika iampu indikator sudah tidak menyala (padam), proses pengelasan13. Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol atau netral

DATA PENGELASANPengelasan yang di gunakan menggunakan las. listrik. Dengan elektroda welding berkode RD-26 ukuran 2,6 x 350 digunakan daya sebesar 20A -160A. Dengan rata-rata las plot 120A. Las listrik ini menggunakan arus AC berkekuatan 220V

ANALISALas listrik adalah las yang sangat bergantung dengan arus listrik yang besar. Jika arus yang di gunakan lebih rendah maka hasil akan tidak maksimal, begitu juga jika terlalu tinggi maka hasil las tidak bisa maksimal. Oleh karena itu las listrik harus di atur daya yang akan digunakan yaitu menggunakan daya sebesar 20A-160A.

GAMBAR RENCANA KERJA

BAB IVKESIMPULANDari hasil praktikum proses produksi mesin bubut dan mesin frais didapat data sebagai berikut:1. ukuran yang proses silinder didapat berbagai macam variasi disetiap titik2. Panjang total yang diperoleh 110.5 mm3. Hasil diameter kecil yang diperoleh ukuran rata-rata sebesar 15mm4. Proses pembuatan Hexagon mempunyai nilai yang bervariasi 5. Penyetelan mata pahat dengan sudut yang benar akan memperlama tumpuan pahat atau mata pisau potong6. Proses pemakanan pembuatan ulir dilakukan dan menempatkan ulir dengan sudut 30 derajat7. Mengetahui jenis-jenis mesin frais yang banyak digunakan dalam industry dan penggunaannya8. Mengetahui bagian utama dari mesin frais horizontal secara umum9. Mengetahui maksud dan kegunaan dan bagian-bagian operasional dari mesin frais10. Mengetahui maksud dan kegunaan dari berbagai macam alat tambah yang digunakan dalam mesin frais11. Mengetahui teknik dasar pengoperasian mesin frais12. Mengetahui penyetelan dan penentuan variabel pemotongan seperti kecepatan potong, pemakanan, kecepatan putaran, kedalaman potong, jenis dan jumlah geram yang dihasilkanDari hasil praktikum proses produksi las listrik didapat data sebagai berikut:Las listrik adalah las yang sangat bergantung dengan arus listrik yang besar. Jika arus yang di gunakan lebih rendah maka hasil akan tidak maksimal, begitu juga jika terlalu tinggi maka hasil las tidak bisa maksimal. Oleh karena itu las listrik harus di atur daya yang akan digunakan yaitu menggunakan daya sebesar 20A-160A.

KUMPULAN FOTO - FOTOMESIN BUBUT

MESIN FRAISLAS LISTRIK

28

Sheet1DIAMETERTITIKUKURAN (mm)Rata-Rata (mm)20 mmA2020.0833333333B20.1C20.1515 mmA1515.1166666667B15.2C15.15

Sheet1TITIKUKURAN (mm)Rata-Rata (mm)A1515.1125B15.2C15.15D15.1BC