laporan praktek batu

29
1 LAPORAN HASIL PRAKTEK PASANGAN BATU BETON BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan untuk pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak sekarang para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang professional dan handal. Dengan melalui praktek lapangan ini lah para mahasiswa diajarkan untuk tujuan melatih keterampilan dan kemampuan untuk menjadi tenaga yang berkualitas. Dengan adanya prakatek lapangan ini para mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat dilapangan, yang sangat berpengaruh terhadap pemasangan batu beton. Misalnya komposisi campuran,teknik pemasangan dan ukuran batu bata,teknik plesteran,tata cara membuat pondasi serta cara membuat campuran pada beton. B. TUJUAN 1. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pemasangan batu bata meliputi cara pembuatan campuran, pemasangan batu, pemasangan pondasi serta membuat campuaran pada beton . 2. Agar mahasiswa mampu mengetahui komponen atau bahan yang digunakan dalam pemasangan batu beton. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan serta cara penggunaan alat tertsebut .

Upload: ary-civil

Post on 23-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Batu

1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan untuk

pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak sekarang para

mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang professional dan handal. Dengan

melalui praktek lapangan ini lah para mahasiswa diajarkan untuk tujuan melatih keterampilan dan

kemampuan untuk menjadi tenaga yang berkualitas.

Dengan adanya prakatek lapangan ini para mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan

yang terdapat dilapangan, yang sangat berpengaruh terhadap pemasangan batu beton. Misalnya komposisi

campuran,teknik pemasangan dan ukuran batu bata,teknik plesteran,tata cara membuat pondasi serta cara

membuat campuran pada beton.

B. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pemasangan batu bata meliputi cara

pembuatan campuran, pemasangan batu, pemasangan pondasi serta membuat

campuaran pada beton .

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui komponen atau bahan yang digunakan dalam

pemasangan batu beton.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan serta cara penggunaan

alat tertsebut .

C. SASARAN YANG INGIN DICAPAI

1. Agar pengaplikasian di lapangan benar.

2. Dengan adanya praktek lapangan ini mahasiswa menghasilkan bangunan yang tahan

lama.

3. Meminimalis kesalahan pada penggunaan peralatan sehingga kerusakan alat dan

bangunan tidak terjadi.

Page 2: Laporan Praktek Batu

2

BAB II

TEORI DASAR

A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Dalam pembuatan campuran,pemasangan bata, plesteran,pemasangan pondasi serta

pembutan campuran pada beton banyak sekali peralatan yang kita gunakan antara lain:

1. Sendok spesi

Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.

Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu

Banyak sekali macam-macam sendok spesi. Ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang berbentuk oval.

2. Waterpas

Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

Terbuat dari : alat ini terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan ether yang

ada gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka

gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.

3. Siku-siku besi

Fungsi : siku-siku besi digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam

pemasangan bata.

Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku

dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.

Page 3: Laporan Praktek Batu

3

4. Line bobbyn

Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata. Pemakaian alat ini

dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah

diatur.

Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri

dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang

6. Kotak spesi

Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang.

Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium.

7. Ember

Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan

dan lail-lain.

Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang terbuat dari

plastic.

8. Sekop

Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya

Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu.

10. Straight edge

Fungsi : untuk mendatarkan plesteran.

Terbuat dari : kayu yang berbebtuk empat persegi panjang.

Page 4: Laporan Praktek Batu

4

11. Meteran

Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.

Terbuat dari : plat baja tipis, kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum

garis ukuran dalam millimeter, centimeter dan inchi

14. Ruskam kayu dan besi

Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosok-gosokannya pada

plesteran.

Terbuat dari : kayu dan besi yang diberi tangkai pada belakangnya

15. Ayakan pasir

Fungsi : untuk menyaring pasir,semen,kapur, dan lainnya

Terbuat dari : kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang.

16. Sikat

Fungsi : untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum diplester.

17. Gerobak dorong

Fungsi : untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.

17. Ruskam.

Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya

adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok – gosokan pada

permukaan plesteran.

Page 5: Laporan Praktek Batu

5

B. BAHAN-BAHAN

Macam-macam bahan yang kita gunakan dalam pemasangan bata, plesteran, dan

pasangan ubin. Bahan tersebut antara lain :

1. Batu bata

2. Pasir

3. Semen

4. Air

1. Batu Bata

ciri-ciri bata yang baik adalah :

• pembakaran matang

• ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5)

• mempunyai warna yang seragam

• saat dipukul Suaranya nyaring

• pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum

cara penyimpanan bata :

Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas agar air pada tanah tidak terserap oleh bata

tersebut, sebab bata mempunyai daya serap tinggi. Kemudian bata disusun bersilang seling agar

tidak pecah atau retak. Dan penyusunannya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira 2m, ini bertujuan

agar mudah mengambil bata, kemudian pada bagian atas sebaiknya diberi tutup plastik atau

terpal agar terlindung dari cuaca yang dapat mengurangi mutunya.

Page 6: Laporan Praktek Batu

6

2. Pasir

Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus yang mempunyai

kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam pasir kalau diselidiki menurut tempat

pengambilan dan penggunaannya.

Untuk menjamin mutunya pasangan dan plesteran maka pasir di test dahulu

dilaboratorium.Biasanya dilapangan dapat dilakukan pengetesan secara sederhana, guna

mengetahui baik dan jeleknya pasir. Dan ini dapat dites dengan visual saja seperti :

1. Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokan ketelapak tangan yang satu lagi.

Kemudian kita lihat kedua telapak tangan itu, kalau kotor sekali atau sebagian dari pasirnya

jelek dan mengandung tanah dan lumpur. Ini tidak bisa dipakai kecuali kalau dicuci terlebih

dahulu. Tapi sebaiknya kalau tangan tidak begitu kotor dan tidak ada yang lengket maka pasir

dapat dipakai.

2. Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus pandang kira ¾ botolnya.

Kemudian ditambahkan air kedalamnya sampai botol itu penuh, lalu dikocok – kocok selama 10

menit sampai rata. Kemudian botol itu didiamkan selama 30 menit, lalu lihat hasilnya, air akan

menjadi jernih. Pada bagian bawah botol terlihat butiran – butiran pasir yang kasar dan diatasnya

terlihat lapisan pasir yang halus sekali dan ini disebut Lumpur.

- 1 m2 pasangan bata ½ bata membutuhkan 80 liter pasir.

- 1 m2 plesteran dinding bata memerlukan 50 liter pasir.

Cara mendapatkan pasir

Pasir dapat kita peroleh dari sungai atau gunung.

b. Ciri-ciri pasir yang baik :

1. Bersih

Page 7: Laporan Praktek Batu

7

2. Keras

3. Susunan besar butir harus tidak baik

4. besar butiran maximum 5mm

5. Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%

Cara menentukan mutu pasir yang baik :

1. Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. apabila banyak pasir yang

masihada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak

digunakan.

2. Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan bau yang

menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir tidak baik.

d. Fungsi pasir : sebagai bahan pengisi

Cara penyimpanan pasir

Pasir sebaiknya diletakkan pad abak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas

terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah.

Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.

3. Semen

a. Bahan dasar semen : CaO (60-70%)

SiO2 (20-30%)

Al2O3 (5-10%)

Fe2O3 (5%)

b. Fungsi semen : sebgai bahan perekat

Page 8: Laporan Praktek Batu

8

c. Sifat-sifat semen :

1. Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air

2. Mudah dikerjakan (work ability).

3. kuat (strength).

d. Ciri-ciri semen yang baik :

1. tidak menggumpal/ tidak membatu/ mengeras

2. kering serta kantong zak tidak rusak.

3. butiran masih halus.

Cara menentukan mutu semen

1. periksa kantong-kantong semen apakah masih utuh dan baik

2. periksa isinya masih halus atau menggumpal

3. bila semen telah berumur lebih dari 3bulan mutunya harus diperiksa dengan car

membuat lempengan kue adukan semen, setelah lempengan kue berumur 24jam lalu

direbus selama 3jam bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih bagus

dan bisa digunakan.

cara penyimapanan semen :

Supaya semen tidak mengeras maka harus disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya

dilapisi dengan kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan tanah

agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Sebaiknya semen yang jenisnya berbeda dipisah.

Begitu pula dengan semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas semen yang telah lama

disimpan.

Page 9: Laporan Praktek Batu

9

4. Air

Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat – syarat

yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran – plesteran yang putih, tidak boleh dipakai air

yang mengandung kotoran yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan

memperlihatkan noda – noda coklat pada plesteran. Untuk membuat suatu adukan kita harus

memakai air yang jernih, kalau ada yang mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali.

Banyaknya pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca dan

sebagainya.

Dan sebagai angka rata – rata diambil :

- Untuk adukan kedap air dari semen kira – kira 22 % dari isi bahan yang dicampur.

- Untuk kedap air dari kapur dan tras kira – kira 20 %

- Untuk adukan kedap air dari kapur kira – kira 8 – 10 %

Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung

bahan – bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam,

humus janganlah dipergunakan.

C. PENGADUKAN CAMPURAN

1. Secara Manual

Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat cangkul atau sekop.

Semua bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu dan kemudian diaduk dalam

keadaan kering, sampai memberikan suatu warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur

dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen.

Alat-alatnya adalah :

Page 10: Laporan Praktek Batu

10

- Cangkul

- Sekop

- Kotak takaran

- Kotak tempat mengaduk

- Ember

Langkah kerjanya adalah :

1. Bersihkan dahulu alat-alat yang akan dipakai

2. Takari pasir dan letakkan kotak tempat mengaduk disebelah dengan jumlah tertentu.

3. Ratakan pasir dengan cangkul

4. Masukkan semen yang telah ditakari dengan cara dihampakan diatas pasir tadi,

kemudian diratakan.

5. Aduk dengan sekop, dengan cara memindahkannya dari ujung kotak ke ujung kotak

lainnya, paling sedikit 3 kali, sehingga menghasilkan warna yang sama.

6. Buat suatu lubang pada adukan tadi dan tuangkan air secukupnya kedalam lubang itu,

lalu diaduk dengan cangkul dan membolak-baliknya dan memelintir agar semen dan pasir

bersatu sambil mendorong dan menarik.

7. Apabila mortal terlampau kering, tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus

diaduk.

Page 11: Laporan Praktek Batu

11

8. Apabila adukan sudah rata dan tidak berbongkah lagi (benar-benar pulen), maka mortal

siap digunakan dalam pemasangan atau plesteran.

2. Secara Mekanis

Pengadukan secara mekanis yaitu dengan mengunakan mesin yang dinamakan

mollen atau mixer yang banyak dilakukan pada proyek-proyek berskala besar.

Pengetesan Mortar

Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang bermutu baik. Oleh

karena itu harus ditest dab diuji dulu bahan-bahan yang akan digunakan. Pada umumnya mortar

pada bangunan-bangunan kecil jarang diuji, sehingga hasil yang diberikan kurang memuaskan,

seperti retak-retak, ikatan yang tidak baik, dan sebagainya.

Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan dengan bata dan mulai mengikat.

Tetapi dalam waktu yang singkat mortar masih dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan

yang timbul tidak menyebabkan retak-retak.

Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan dari kubus mortar yang

terjadi selama massa perawatan. Mortar dari semen susutannya lebih besar dari mortar yang

bahannya dari kapur.

Hal – hal yang dapat mencegah penyusutan mortar :

- Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik.

- Air yang digunakan bersih

- Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan tambahan lain.

- Faktor air semen dalam adukan harus tepat.

Page 12: Laporan Praktek Batu

12

- Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa pengikatannya berlangsung.

- Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan berjalan sempurna.

D. MEMPLESTER DINDING BATA

Instruksi Umum :

1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah atau kotoran

yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal dari pasir.

2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan dari bangunan

itu sendiri .

3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau campuran

adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam pemasangan.

Dasar Teori :

a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :

- Mutu bahan

- Komposisi adukan bahan yang tepat

- Teknik pemasangan bata yang baik

- Perawatan plesteran

b) Fungsi dari plesteran :

- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh pasangan dinding.

c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :

Page 13: Laporan Praktek Batu

13

- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan proses dari pengerjaan

yang kurang baik.

- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari langsung dan

tembok menyusut.

- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan oleh pasir atau

semen yang tak di ayak.

Page 14: Laporan Praktek Batu

14

BAB IIIPEMBAHASAN

(KEGIATAN PRAKTEK)

A. MEMBUAT CAMPURAN

Adapun alat-alat yang digunakan saat praktek lapangan antara lain :

• ALAT

a. Skup

b. Ayat ( tandakan pasir)

c. Gerobak (lori-lori)

d. Ddfddgdgdg

e. Aaxc

• BAHAN

a. Pasir

b. Semen

c. Air

CARA MEMBUAT CAMPURAN

1. Sediakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Selanjutnya masukkan pasir sebanyak 2 gerobak akan tetapi ayat terlebih dahulu pasir

agar mendapatkan hasil pasir yang maksimal.

3. Kemudian masukkan semen sbanyak 1 sak.

Dengan perbandingan campuran 2:1

4. Aduk kedua campuran dengan menggunakan skop,sampai kedua campuran semen dan

pasir tercampur rata.

5. Setelah kedua bahan tercampur, masukkan air sesuai dengan kebutuhan campuran.

6. Campuran siap untuk digunakan.

Page 15: Laporan Praktek Batu

15

B. PASANGAN BATU

Peralatan dan bahan yang digunakan

Alat-alat

- Sendok spesi

- Ember

- Line bobbyn

- Gerobak dorong

- Cangkul aduk

- Sekop

- Ayakan Pasir

- Meteran

Bahan-bahan

- Pasir

- Batu Bata

- Semen

- Air

Adapun pemasangan batu yang digunakan yakni ½ bata dengan cara sebagai berikut:

1. Sediakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Pasang tali dari ujung keujung dengan tujuan agar pemasangan batu bata dapat lurus

dan rapi sesuai dengan yang diinginkan.

3. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1

cm sebagai siar sebagai pasangan hingga selesai.

4. Selanjutnya pasang batu bata satu persatu dengan menggunakan campuran yang telah

dibuat sebelumnya sebagai perekat batu bata.

5. Pasangan batu bata sesuai dengan panjang batu bata yang diinginkan.

Page 16: Laporan Praktek Batu

16

GAMBAR

Page 17: Laporan Praktek Batu

17

Page 18: Laporan Praktek Batu

18

C. PASANGAN PONDASI

Alat-alat dan bahan yang digunakan antara lain:

Alat-alat :

- Sekop

- Benang

- Gerobak Dorong

- Ember

Bahan :

- Semen

- Batu Bata

- Pasir

- Air

Langkah Kerja :

Pasangan pondasi yaitu dengan menggunakan batu bata dengan teknik pemasang 1 bata,

kemudian pasangan bata itu dengan menggunakan pasangan batu bata ½ dan rekatkan

dengan menggunakan campuran yang telah dibuat sebelumnya. Lakukan seterusnya

sehingga pondasi siap digunakan untuk ketahap selanjutnya yaitu pemasangan batu.

D. KEGIATAN PLESTERAN

Alat-alat dan bahan yang digunakan :

Alat :

1.ember

2. Skop

3. Ruskam

Page 19: Laporan Praktek Batu

19

4. Gerobak dorong

5. Ayakan Pasir

6. Strika

Bahan-bahan :

1. Semen

2. Pasir

3. Air

Langkah kerja kegiatan plesteran

1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan, kedataran dan

ketegakannya.

2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus dibuat kepala

plesteran sebagai acuan.

3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus dibersihkan dengan

sikat kawat.

4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki dengan air, agar

ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna.

8. Setelah semua plesteran maka kita plester ruang antara kepala plesteran itu dengan

adukan, plesteran adukan mulai dari sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak

boleh terlalu tinggi.

9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai pedoman

kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan arah kiri dan kanan

sambil didorong keatas.

10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita gosok dengan

ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum jam. Secara berulang-ulang.

11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari,

maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak menguap secara drastic, maka perlu

dijaga agar air adukan plesteran tidak dianggap, maka harus di tutup dengan lembaran

Page 20: Laporan Praktek Batu

20

plastic sebelum pekerjaan ditinggalkan. Supaya proses pengeringan berjalan sempurna.

E. MEMBUAT CAMPURAN PADA BETON

Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan:

Alat-alat :

o Gerobak Dorong

o Skop

Bahan-bahan :

o Kerikil

o Pasir

o Semen

o Air

Langkah Kerja :

1. Siap-siapkan alat yang akan digunakan saat praktek.

2. Bersihkan lokasi yang akan digunakan saat praktek.

3. Masukkan kerikil sebanyak agar campuran beton lebih kuat ,kemudian tambahkan pasir

sebanyak 2 gerobak dorong aduk hingga kedua bahan tercampur rata.

4. Selanjutnya masukkan semen semen sebanyak 1 sak, lalu tambahkan air aduk semua

bahan hingga tercampur rata.

5. Perbandiangan bahan yaitu 2:2:1 , 2 gerobak pasir, 2 gerobak kerikil dan satu sak semen.

6. Kemudian aduk semua bahan dan kemudian campuran beton siap untuk digunakan.

Page 21: Laporan Praktek Batu

21

Page 22: Laporan Praktek Batu

22

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mahasiswa telah mampu mengetahui alat-alat yang akan digunakan dan bagaimana cara

menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

2. Mahasiswa telah mampu mengetahui komponen atau bahan-bahan yang digunakan dalam

praktek pemasangan batu beton.

3. Mahasiswa telah mampu mengetahui cara pemasangan batu beton.

B. SARAN

1. Sebaiknya pada saat praktek seluruh mahasiwa mengguakan baju praktek.

2. Sebaiknya pada saat praktek penggunaan alat sesuai dengan fungsinya.

3. Pehatikan teknik pemasangan batu bata agar mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Sebaiknya pemasangan plesteran saat kondisi pemasangan batu tidak basah atau

setengah kering.

5. Pemakaian campuran sesuai dengan kebutuhan.