laporan plate heat exchanger
DESCRIPTION
......................TRANSCRIPT
LABORATORIUM TK
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015
MODUL : Plate Heat Exchanger
PEMBIMBING : Ir. Umar Khayam
oleh :
Kelompok : 4
GhaidaMuthi A 131411009
Nenden Kurniasih A 131411017
Nur Asmalah 131411020
Dila Adila 131411059
Kelas : 2A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLTIEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
Praktikum : 6 April 2015
PengumpulanLaporan : 13 April 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat perpindahan panas ada berbagai tipe dan model yang banyak ragamnya. Secara
garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu double pipe, shell & tube dan plate heat
exchanger. Masing-masing jenis digunakan berdasarkan keperluan dan pertimbangan
teknis dan ekonominya, begitu pula dengan ukuran kapasitasnya.
Penukar panas jenis Plate Heat Exchanger sangat efektif dalam meindahkan
kalor, luas permukaan pindah panas yang besar, juga drop tekanan yang rendah.
Kelebihan yang menonjol lainnya adalah konstruksi yang tersusun berjajar dan
kemudahnnya bongkar untuk membersihkan apabila ada kotoran. Satu kelemahan
Plate heat Exchanger adalah operasinya tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi
dikarenakan strukturnya yang mengandalkan sekat (seal karet) tidak mampu menahan
tekanan tinggi dari kebocoran.
Penggunaan paling populer adalah untuk industry minuman seperti juice dan susu
pada saat sterilisasi.
1.2 Tujuan Percobaan
Dari praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Memahami konsep perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya
konduksi dan konveksi.
Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas
keseluruhan (U).
Menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada plat menggunakan
persamaan neraca energi dan menggunakan empiris.
Menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Plate Heat Exchanger
Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang dominan
terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi.
Perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda
padat, panas merambat dari satu bagian ke bagian lain secara merambat tanpa ada
material yang berpindah.
Perpindahan kalor secara konveksi, perpindahan ini terjadi karena adanya aliran
massa yang berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun
adanya tenaga dari luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun
fluida mengalir.
Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas
permukaan yang diperlukan. Adapun syarat terjadinya perpindahan panas yaitu
adanya perbedaan temperatur.
Manfaat dari Plate heat Exchanger (PHE) yaitu sebagai system pemanas atau
pendingin dari suatu system produksi. Meskipun terdapat beberapa system lain, PHE
memiliki kinerja yang baik dan sulit ditandingi system lain. Salah satu contohnya
pada industri susu, jus dan permen. Pada industri permen system PHE digunakan
sebagai pemanas permen yang akan dicetak, dengan digunakannya system PHE,
maka permen yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan dengan menggunakan
system pemanas lainnya.
Bilangan tak berdimensi yang berkaitan dengan perpindahan panas ada 3, yaitu:
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan yang tidak berdimensi yang
sangat penting dalam mekanika fluida dan dapat digunakan seperti halnya dengan
bilangan yang tidak berdimensi lainnya. Untuk memberikan kriteria dalam
menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris,
mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai
bilangan tidak berdimensi yang relevan dan keduanya disebut mempunyai
kemiripan dinamis
Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
dengan:
• vs - kecepatan fluida,
• L - panjang karakteristik,
• μ - viskositas absolut fluida dinamis,
• ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
• ρ - kerapatan (densitas) fluida.
Bilangan Nusselt
Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal
terhadap batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida; bilangan
Nusselt adalah satuan tak berdimensi yang dinamai menggunakan nama Wilhelm
Nusselt. Komponen konduktif diukur di bawah kondisi yang sama dengan
konveksi dengan kondisi fluida stagnan atau tidak bergerak.
Aliran panas konduksi dan konveksi sifatnya sejajar satu sama lainnya dan
terhadap permukaan normal terhadap bidang batas, sehingga
di mana:
L = panjang karakteristik
kf = konduktivitas termal fluida
h = koefisien pindah panas konvektif
Pemilihan panjang karakteristik harus searah dengan ketebalan dari
lapisan batas. Contoh dari panjang karakteristik misalnya diameter terluar
dari silinder pada aliran yang mengalir di luar silinder, tegak lurus terhadap aksis
silinder. Selain itu, panjang papan vertikal terhadap konveksi alami yang bergerak
ke atas dan diameter bola yang berada di dalam aliran konveksi juga merupakan
panjang karakteristik. Untuk bangun yang lebih rumit, panjang karakteristik bisa
dihitung dengan membagi volume terhadap luas permukaannya.
Untuk konveksi bebas, rataan bilangan Nusselt dinyatakan sebagai fungsi
dari bilangan Rayleigh dan bilangan Prandtl. Dan untuk konveksi paksa, rataan
bilangan Nusselt adalah fungsi daribilangan Reynolds dan bilangan Prandtl.
Hubungan empiris untuk berbagai geometri terkait konveksi menggunakan
bialangan Nusselt didapatkan melalui eksperimen.
Pindah massa terkait dengan bilangan Nusselt adalah bilangan Sherwood.
Bilangan Prandt
Bilangan yang tak berdimensi yang merupakan fungsi dari sifat-sifat fluida.
Bilangan prandtl didefinisikan sebagai perbandingan viskositas kinematik
terhadap difusitas termal fluida yaitu:
Npr = v/α = cp µ / k
Dimana v adalah viskositas kinematis termal dan alfa adalah termal difusi rate.
2.2 Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)
Koefisien perpindahan panas total didefinisikan sebagai koefisien hambatan termal
total menuju perpindahan panas diantara dua fluida. Koefisien perpindahan panas
total juga didefinisikan sebagai hasil gabungan proses konduksi dan konveksi dengan
memperhitungkan hambatan diantara fluida yang dipisahkan oleh lapisan komposit
dan dinding silinder.
Dalam melakukan analisis untuk menentukan seberapa tinggi koefisien perpindahan
panas total saat proses maka dapat diperoleh melalui persamaan.
U:
Koefisien perpindahan panas total (W/m2.K)
Koefisien konveksi di luar pipa (kJ/kg)
ho :
ro :Jari-jari luar (m)
R”f,o :
Representative Cooling factors luar pipa (m2.K/W)
hi :Koefisien konveksi di dalam pipa (kJ/kg)
ri :Jari-jari dalam (m)
R”f,i :
Representative Cooling factors dalam pipa (m2.K/W)
K:
Koefisien konveksi (W/m.K)
Persamaan dalam hitungan neraca energi, nilai koefisien pindah panas keseluruhan
bergantung pada perbedaan temperatur logaritmik (K). tetapi jika menggunakan
persamaan empiris, nilai koefisien pindah panas keseluruhan tidak bergantung pada
temperatur (K), melainkan bergantung pada panas masuk, panas keluar serta koefisien
konduksi (W/mK).
Menghitung koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)
a) Menggunakan Neraca Energi
Q = U.A.ΔTim
U = .Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.ΔT)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
= (M.CP. ΔT)2 .. Kalor yang diterima fluida panas
Efisiensi Kalor yang dipertukarkan
= ( . . ∆ )2( . . ∆ )1 100%Q = Laju alir Kalor (Watt)
A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (W/m2.K)
ΔTim = Perbedaan Suhu Logaritmik (K)
= ∆ 1 − ∆ 2∆ 1∆ 2ΔT1 = Thi – Tco
ΔT2 = Tho – Tci
b) Menggunakan Persamaan Empiris untuk satu lempeng
. = 11ℎ + ∆ + 1ℎΔX = Tebal lempeng (m)
h1,h2 = koefisien pindah panas konveksi inside & outside (W/m2.K)
K = Koefisien Konduksi (W/m.K)
Harga ΔX dapat diukur pada alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari
buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
Dari buku referensi Christe John Geankoplis :
Untuk Nre ≤ 3.105 (Laminar)
NNu = 0.664 .5. /3
Untuk Nre ≥ 3.105 (Turbulen)
NNu = 0.0 66 .8 /3
Thi
Tho
TciTco
Fluid
Te
Heat Transfered
NRe = , NNu = , Npr =
Harga v,L diperoleh dari percobaan, kemudian memasukkan harga sifat fisik air
yang diperoleh dari buku referensi, dapat dihitung hi dan ho.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Seperangkat alat PHE
Gelas beaker Plastik 2000 mL
Gelas kimia 1000 mL
Thermometer
Stopwatch
Air
3.2 Prosedur Kerja
Memanaskan fluida (air) di drum sampai suhu yang dikehendaki
Menyiapkan air dingin
Mempersiapkan PHE, saluran-saluran, alat ukur dan termometer
Menyiapkan listrik untuk aliran pompa
Menyalakan pompa dan mengatur laju alir
Mengambil data sesuai dengan data pengamatan
Melakukan prosedur diatas hingga mendapatkan data yang diperlukan
Mematikan pemanas kompor pada tangki air panas
Mematikan aliran fluida panas
Mematikan aliran fluida dingin
Merapihkan, membersihkan peralatan seperti semula
BAB 4
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1 Kalibrasi laju alir volume fluida panas
NoLaju Alir
(L/s)Waktu
(s)
Fluida Panas
V1 (L) V2 (L)Vrata-rata
(L)Laju Alir
(L/s)1 0.021 10 0.220 0.200 0.210 0.0212 0.049 10 0.490 0.480 0.485 0.0493 0.075 10 0.760 0.740 0.750 0.0754 0.102 5 0.520 0.500 0.510 0.1025 0.132 5 0.650 0.670 0.660 0.1326 0.162 5 0.820 0.800 0.810 0.162
Tabel 4.2 Kalibrasi laju alir volume fluida dingin
NoLaju Alir
(L/s)Waktu
(s)
Fluida Dingin
V1 (L) V2 (L)Vrata-rata
(L)Laju Alir (L/s)
1 0.021 10 0.2600 0.2600 0.2600 0.02602 0.049 10 0.4900 0.4700 0.4800 0.04803 0.075 10 0.8300 0.8100 0.8200 0.08204 0.102 5 0.5500 0.5400 0.5450 0.10905 0.132 5 0.7300 0.7200 0.7250 0.14506 0.162 5 0.8700 0.8900 0.8800 0.1760
Tabel 4.3 Laju alir fluida panas tetap dan laju alir fluida dingin berubah
NoFluida Panas (Laju Tetap) Fluida dingin (Laju Berubah)
Laju Alir (L/s)Thi (K)
Tho (K)
Laju Alir (L/s)Tci (K)
Tco (K)
1 0.027 346 315 0.027 298 3182 0.027 342 311 0.056 298 3133 0.027 341 306 0.083 298 3074 0.027 328 307 0.027 298 3085 0.027 328 307 0.056 298 3076 0.027 326 305 0.083 298 3057 0.027 321 305 0.027 298 305
8 0.027 320 305 0.056 298 3049 0.027 318 303 0.083 298 302
Tabel 4.4 Laju alir fluida panas berubah dan laju alir fluida dingin tetap
NoFluida Panas (Laju Berubah) Fluida Dingin (Laju Tetap)
Laju Alir (L/s)Thi (K)
Tho (K)
Laju Alir (L/s)Tci (K)
Tco (K)
1 0.056 338 320 0.027 298 3192 0.083 337 325 0.027 298 3233 0.056 326 315 0.027 298 3144 0.083 326 320 0.027 298 3165 0.056 318 311 0.027 298 3096 0.083 318 313 0.027 298 310
Tabel 4.5 Data literature sifat fisik fluida air pada laju alir fluida panas tetap dan laju alir fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s)
Thi (K)µ ρ
Tho (K)µ ρ
Panas Dingin (kg/m.s) (kg/m3) (kg/m.s) (kg/m3)
1 0.027 0.027 346 4.32E-04 976.26 315 6.32E-04 991.32
2 0.027 0.056 342 4.35E-04 978.47 311 6.80E-04 992.97
3 0.027 0.083 341 4.35E-04 978.94 306 7.50E-04 994.96
4 0.027 0.027 328 5.07E-04 985.36 307 7.35E-04 994.56
5 0.027 0.056 328 5.07E-04 985.36 307 7.35E-04 994.56
6 0.027 0.083 326 5.23E-04 986.38 305 7.66E-04 994.94
7 0.027 0.027 321 5.68E-04 988.95 305 7.66E-04 994.94
8 0.027 0.056 320 5.79E-04 989.03 305 7.66E-04 994.94
9 0.027 0.083 318 6.00E-04 990.03 303 7.66E-04 995.64
Tabel 4.6 Data literature sifat fisik fluida air pada laju alir fluida panas berubah dan laju alir fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s)
Thi (K)µ ρ
Tho (K)µ ρ
Panas Dingin (kg/m.s) (kg/m3 ) (kg/m.s) (kg/m3 )
1 0.056 0.027 338 4.35E-04 980.42 320 5.79E-04 989.03
2 0.083 0.027 337 4.35E-04 980.91 325 5.31E-04 980.914
3 0.056 0.027 326 5.23E-04 986.38 315 6.32E-04 990.99
4 0.083 0.027 326 5.23E-04 986.38 320 6.32E-04 989.03
5 0.056 0.027 318 6.00E-04 990.03 311 6.80E-04 992.97
6 0.083 0.027 318 6.00E-04 990.03 313 6.53E-04 992.17
4.2 Tabel Pengolahan Data4.2.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
Tabel 4.7 Kalor yang diberikan fluida panas
Run
Laju alir
kalibrasi (L/s)
Laju alir
massa (kg/s)
Cp (kJ/kg.K)
∆T1
(K)Q1
(Watt)
1 0.02 0.02 4,2 28 3099.821
2 0.02 0.02 4,2 29 3217.796
3 0.02 0.02 4,2 34 3774.401
4 0.02 0.02 4,2 20 2234.796
5 0.02 0.02 4,2 21 2346.536
6 0.02 0.02 4,2 21 2348.965
7 0.02 0.02 4,2 16 1794.351
8 0.02 0.02 4,2 16 1794.496
9 0.02 0.02 4,2 16 1796.31
Tabel 4.8 Kalor yang diterima fluida dingin
Run
Laju alir
kalibrasi (L/s)
Laju alir
massa (kg/s)
Cp (kJ/kg.K)
∆T2
(K)Q2
(Watt)
1 0.019 0.019 4,2 17 1922.171
2 0.048 0.048 4,2 13 3048.672
3 0.075 0.075 4,2 8 2780.657
4 0.019 0.019 4,2 9 1017.62
5 0.048 0.048 4,2 9 2110.619
6 0.075 0.075 4,2 7 2433.075
7 0.019 0.019 4,2 7 791.4821
8 0.048 0.048 4,2 7 1641.593
9 0.075 0.075 4,2 5 1737.91
Tabel 4.9 Efisiensi kalor pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s)
Laju Alir Kalor (Watt) Efisiensi
(%)Panas Dingin Q1 Q2
1 0.027 0.027 3099.821 1922.171 62.009
2 0.027 0.056 3217.796 3048.672 94.744
3 0.027 0.083 3774.401 2780.657 73.671
4 0.027 0.027 2234.796 1017.62 45.535
5 0.027 0.056 2346.536 2110.619 89.946
6 0.027 0.083 2348.965 2433.075 103.581
7 0.027 0.027 1794.351 791.4821 44.11
8 0.027 0.056 1794.496 1641.593 91.479
9 0.027 0.083 1796.31 1737.91 96.749
Tabel 4.10 Perbedaan suhu logaritmik pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s) Perubahan Suhu (K)
∆Tlm (K)Panas Dingin ∆T1 ∆T2
1 0.027 0.027 28 17 22.044
2 0.027 0.056 29 13 19.942
3 0.027 0.083 34 8 17.969
4 0.027 0.027 20 9 13.776
5 0.027 0.056 21 9 14.163
6 0.027 0.083 21 7 12.743
7 0.027 0.027 16 7 10.887
8 0.027 0.056 16 7 10.887
9 0.027 0.083 16 5 9.457
Tabel 4.11 Koefisien pindah panas keseluruhan pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s) Q
(Watt)A (m2)
∆ Tlm
(K)U
(W/m2K)Panas Dingin
1 0.027 0.027 3099.821 1 22.044 140.617
2 0.027 0.056 3217.796 1 19.942 161.362
3 0.027 0.083 3774.401 1 17.969 210.048
4 0.027 0.027 2234.796 1 13.776 162.227
5 0.027 0.056 2346.536 1 14.163 165.685
6 0.027 0.083 2348.965 1 12.743 184.329
7 0.027 0.027 1794.351 1 10.887 164.817
8 0.027 0.056 1794.496 1 10.887 164.83
9 0.027 0.083 1796.31 1 9.457 189.944
Tabel 4.12 Koefisien pindah konveksi inside pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s) Bilangan Tak Berdimensi
h inside (W/m2.K)Panas Dingin
Nre inside
Nu inside
Npr inside
1 0.027 0.027 5.675 0.01 0.000023 0.01
2 0.027 0.056 5.648 0.01 0.000023 0.01
3 0.027 0.083 5.651 0.01 0.000023 0.01
4 0.027 0.027 4.885 0.011 0.000027 0.011
5 0.027 0.056 4.885 0.011 0.000027 0.011
6 0.027 0.083 4.738 0.011 0.000028 0.011
7 0.027 0.027 4.37 0.012 0.000031 0.012
8 0.027 0.056 4.291 0.012 0.000031 0.012
9 0.027 0.083 4.143 0.012 0.000032 0.012
Tabel 4.13 Koefisien pindah konveksi outside pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
Run
Laju Alir (L/s) Bilangan Tak Berdimensih outside (W/m2.K)
Panas DinginNre
outsideNu
outsideNpr
outside
1 0.027 0.027 3.94 8.26E-07 0.000034 0.00069
2 0.027 0.056 3.668 8.57E-07 0.000037 0.00072
3 0.027 0.083 3.329 9.01E-07 0.00004 0.00075
4 0.027 0.027 3.397 8.92E-07 0.00004 0.00075
5 0.027 0.056 3.397 8.92E-07 0.00004 0.00075
6 0.027 0.083 3.263 9.11E-07 0.000041 0.00076
7 0.027 0.027 3.263 9.11E-07 0.000041 0.00076
8 0.027 0.056 3.263 9.11E-07 0.000041 0.00076
9 0.027 0.083 3.265 9.11E-07 0.000041 0.00076
Tabel 4.14 Koefisien pindah panas keseluruhan secara empiris (untuk satu lempeng) pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s)
A (m2) ∆X (m)K
(W/m.K)h inside
(W/m2.K)h outside (W/m2.K)
U empiris
Panas Dingin
1 0.027 0.027 0.04 0.003 77.83 0.01 0.00069 36182.36
2 0.027 0.056 0.04 0.003 77.83 0.01 0.00072 34852.59
3 0.027 0.083 0.04 0.003 77.83 0.01 0.00075 33139.4
4 0.027 0.027 0.04 0.003 77.83 0.011 0.00075 33486.97
5 0.027 0.056 0.04 0.003 77.83 0.011 0.00075 33486.97
6 0.027 0.083 0.04 0.003 77.83 0.011 0.00076 32809.14
7 0.027 0.027 0.04 0.003 77.83 0.012 0.00076 32809.15
8 0.027 0.056 0.04 0.003 77.83 0.012 0.00076 32809.16
9 0.027 0.083 0.04 0.003 77.83 0.012 0.00076 32797.63
4.2.2 Laju Alir Fluida Panas Berubah dan Laju Alir Fluida Dingin Tetap
Tabel 4.15 Kalor yang diberikan fluida panas
RunLaju alir kalibrasi
(L/s)
Laju alir
massa (kg/s)
Cp (kJ/kg.K)
∆T1
(K)Q1
(Watt)
1 0.056 0.055 4.2 19 4381.301
2 0.083 0.081 4.2 14 4787.233
3 0.056 0.055 4.2 12 2783.959
4 0.083 0.082 4.2 10 3438.521
5 0.056 0.055 4.2 9 2095.696
6 0.083 0.082 4.2 8 2760.996
Tabel 4.16 Kalor yang diterima fluida dingin
RunLaju alir kalibrasi
(L/s)
Laju alir
massa (kg/s)
Cp (kJ/kg.K)
∆T2
(K)Q2
(Watt)
1 0.027 0.027 4.2 22 2487.515
2 0.027 0.027 4.2 27 3052.86
3 0.027 0.027 4.2 17 1922.171
4 0.027 0.027 4.2 22 2487.515
5 0.027 0.027 4.2 13 1469.895
6 0.027 0.027 4.2 15 1696.033
Tabel 4.17 Efisiensi kalor pada laju alir fluida panas berubah dan fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s) Laju Alir Kalor (Watt)
Efisiensi (%)Panas Dingin Q1 Q2
1 0.056 0.027 4381.301 2487.515 56.776
2 0.083 0.027 4787.233 3052.86 63.771
3 0.056 0.027 2783.959 1922.171 69.045
4 0.083 0.027 3438.521 2487.515 72.343
5 0.056 0.027 2095.696 1469.895 70.139
6 0.083 0.027 2760.996 1696.033 61.428
Tabel 4.18 Perbedaan suhu logaritmik pada laju alir fluida panas tetap dan fluida dingin berubah
RunLaju Alir (L/s)
Perubahan Suhu (K) ∆Tlm
(K)Panas Dingin ∆T1 ∆T2
1 0.056 0.027 19 22 20.4632 0.083 0.027 14 27 19.7943 0.056 0.027 12 17 14.3554 0.083 0.027 10 22 15.225 0.056 0.027 9 13 10.8786 0.083 0.027 8 15 11.136
Tabel 4.19 Koefisien pindah panas keseluruhan pada laju alir fluida panas berubah dan fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s) Q
(Watt)A (m2)
∆ Tlm
(K)U
(W/m2K)Panas Dingin
1 0.056 0.027 4381.301 1 20.463 214.105
2 0.083 0.027 4787.233 1 19.794 241.858
3 0.056 0.027 2783.959 1 14.355 193.934
4 0.083 0.027 3438.521 1 15.22 225.927
5 0.056 0.027 2095.696 1 10.878 192.66
6 0.083 0.027 2760.996 1 11.136 247.941
Tabel 4.20 Koefisien pindah konveksi inside pada laju alir fluida panas berubah dan fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s) Bilangan Tak Berdimensi
h inside (W/m2.K)Panas Dingin
Nre inside
Nu inside
Npr inside
1 0.056 0.027 11.738 0.018 0.023 14.897
2 0.083 0.027 17.406 0.022 0.023 18.141
3 0.056 0.027 9.822 0.02 0.028 16.384
4 0.083 0.027 14.558 0.024 0.028 19.946
5 0.056 0.027 8.593 0.021 0.032 17.581
6 0.083 0.027 12.737 0.026 0.032 21.404
Tabel 4.21 Koefisien pindah konveksi outside pada laju alir fluida panas berubah dan fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s) Bilangan Tak Berdimensi
h outside (W/m2.K)
Panas DinginNre
outsideNu
outsideNpr
outside
1 0.056 0.027 8.899 0.00114 0.031 0.951
2 0.083 0.027 14.265 0.00132 0.029 1.105
3 0.056 0.027 8.169 0.00119 0.034 0.995
4 0.083 0.027 12.083 0.00145 0.034 1.21
5 0.056 0.027 7.607 0.00123 0.037 1.033
6 0.083 0.027 11.728 0.00147 0.035 1.232
Tabel 4.22 Koefisien pindah panas keseluruhan secara empiris (untuk satu lempeng) pada laju alir fluida panas berubah dan fluida dingin tetap
RunLaju Alir (L/s)
A (m2) ∆X (m)K
(W/m.K)h inside
(W/m2.K)h outside (W/m2.K)
U empiris
Panas Dingin
1 0.056 0.027 0.04 0.003 77.83 14.897 0.951 398.705
2 0.083 0.027 0.04 0.003 77.83 18.141 1.105 476.151
3 0.056 0.027 0.04 0.003 77.83 16.384 0.995 434.73
4 0.083 0.027 0.04 0.003 77.83 19.946 1.21 519.324
5 0.056 0.027 0.04 0.003 77.83 17.581 1.033 463.731
6 0.083 0.027 0.04 0.003 77.83 21.404 1.232 555.389
4.3 Grafik Hasil Pengolahan Data4.3.1 Kalibrasi Laju Alir Fluida Panas dan Fluida Dingin
Gambar 4.1 Kurva kalibrasi laju alir fluida panas
Gambar 4.2 Kurva laju alir pada laju alir fluida dingin
y = 0.9922x + 0.0075R² = 0.9993
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0 0.05 0.1 0.15 0.2
Laju
alir
flow
met
er (L
/s)
Laju alir terukur (L/s)
Kurva Kalibrasi Fluida Panas
Y-Values
Linear (Y-Values)
y = 0.9084x + 0.0083R² = 0.9956
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0 0.05 0.1 0.15 0.2
Laju
alir
flow
met
er (L
/s)
Laju alir terukur (L/s)
Kurva Kalibrasi Fluida Dingin
Y-Values
Linear (Y-Values)
4.3.2 Kurva U dan η pada Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Fluida Dingin Berubah
Gambar 4.3 Hubungan antara U terhadap perubahan laju alir fluida dingin
Gambar 4.4 Hubungan antara efisiensi kalor terhadap perubahan laju alir fluida dingin
0
50
100
150
200
250
0.027 0.056 0.083
U (W
/m2 K
)
Laju alir fluida dingin (L/s)
Kurva antara Koefisien Pindah Panas Keseluruhan terhadap Perubahan Laju Alir Fluida Dingin
Run 1-3
Run 4-6
Run 7-9
0
20
40
60
80
100
120
0.027 0.056 0.083
Efis
iens
i kal
or η
(%)
Laju alir fluida dingin (L/s)
Kurva antara Efisiensi Kalor terhadap Perubahan Laju Alir Fluida Dingin
Run 1-2
Run 4-6
Run 7-9
Gambar 4.5 Hubungan antara U terhadap perubahan laju alir fluida panas
Gambar 4.6 Hubungan antara efisiensi kalor terhadap perubahan laju alir fluida panas
0
50
100
150
200
250
300
0.056 0.083
U (W
/m2 K
)
Laju alir fluida dingin (L/s)
Kurva antara Koefisien Pindah Panas Keseluruhan terhadap Perubahan Laju Alir Fluida Panas
Run 1-2
Run 3-4
Run 5-6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0.056 0.083
Efis
iens
i ka
lor (
%)
Laju alir fluida panas (L/s)
Kurva antara Efisiensi Kalor terhadap Perubahan Laju Alir Fluida Panas
Run 1-2
Run 3-4
Run 5-6
BAB 5
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan alat Plate Heat Exchanger. Plate Heat
Exchanger merupakan salah satu alat penukar panas yang menggunakan metoda perpindahan
panas secara konveksi dan konduksi antara aliran fluida panas dengan aliran fluida dingin,
namun proses konveksi lebih dominan terjadi pada alat ini. Tujuan dari praktikum adalah dapat
memahami kosep perpindahan panas yang terjadi di dalam Plate Heat Exchanger, mengetahui
pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U), menghitung koefiien
pindah panas keseluruhan (U) pada plat menggunakan persamaan neraca energy dan
menggunakan persamaan empiris serta menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas
terhadap kalor yang diterima fluida dingin.
Variable yang berpengaruh terhadap besarnya perpindahan kalor meliputi perbedaan
temperature yang dilampirkan pada data pengamatan dan juga luas permukaan perpindahan kalor
(A) atau luas keseluruhan lempeng plat. Pada percobaan yang dilakukan variable ini juga sangat
menentukan dalam menghitung koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U).
Langkah pertama adalah memanaskan fluida (air) pada drum hingga suhu yang
dikehendaki. Kemudian praktikan juga menyiapkan air dingin di bak penampung. Persiapan alat
Plate Heat Exchanger, saluran-saluran dan alat ukur suhu untuk mendukung praktikum ini.
Setelah semuanya siap, praktikan menyambungkan pompa ke sumber listrik. Berikutnya
praktikan melakukan kalibrasi laju alir untuk fluida panas dan fluida dingin. Hasil
pengamatannya ada pada tabel 4.1 dan 4.2. Berdasarkan kurva kalibrasi laju alir flowmeter
terhadap laju alir terukur baik untuk fluida panas maupun untuk fluida dingin dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara kedua laju alir tersebut adalah berbanding lurus.
Langkah kedua adalah melakukan pengamatan. Praktikan melakukan 2 variasi laju alir,
yaitu laju alir fluida panas tetap dan laju alir fluida dingin berubah; laju alir fluida panas berubah
dan laju alir fluida dingin tetap. Berdasarkan percobaan yang dilakukan hubungan antara
kecepatan aliran air dingin pada beberapa titik sedangkan laju alir air panas yang tetap dengan
besarnya kalor yang dipindahkan adalah semakin tinggi laju alir fluida pendingin didapat bahwa
semakin tinggi pula nilai kalor yang dipindahkan. Dengan memperbesar debit aliran fluida
pendingin maka harga koefisien perpindahan panas konveksi (h) akan naik sehingga koefisien
perpindahan panas menyeluruh (U) juga naik. Selain itu, dengan memperbesar laju alir fluida
pendingin menyebabkan beda temperatur aliran fluida panas yang masuk dengan aliran fluida
panas yang keluar semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika orientasi proses adalah
pendinginan fluida panas akan lebih optimum apabila laju alir aliran pendingin diperbesar.
Namun, jika orientasi proses adalah pemanasan fluida pendingin maka dengan memperbesar laju
alir pendingin merupakan langkah yang tidak dianjurkan karena berdasarkan data pengamatan
selisih suhu aliran masuk fluida dingin dengan suhu aliran keluar fluida pendingin menunjukkan
semakin besar debit aliran pendingin maka semakin kecil beda suhu aliran pendingin.
Kondisi ini dalam tinjauan unit kontrol, apabila semakin besar laju alir aliran pendingin
pada laju aliran panas yang tetap maka akan membutuhkan unit pengukuran temperatur yang
memiliki tingkat akurasi dan presisi yang semakin tinggi pula akibat semakin kecilnya perbedaan
suhu aliran pendingin..
Sedangkan berdasarkan tinjauan energi yang dibutuhkan dalam proses secara umum,
kondisi ini membutuhkan kemampuan pompa yang lebih besar dalam memompa aliran
pendingin.
5.2 Kesimpulan
1. Semakin besar laju alir fluida maka koefisien pindah panas (U) akan mengalami kenaikan
(Laju alir berbanding lurus dengan U)
2. Perhitungan koefisien pindah panas dihitung berdasarkan neraca energi dan rumus
empiris
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.Plate heat Exchanger PHE
Gasket.http://www.sumantry.com/produk/produk-static-item/51-plate-heat-exchanger-
gasket-phe.[diunduh pada tanggal 9 April 2015].
Anonim.2013.koefisien perpindahan panas
total.https://ilmupembangkit.wordpress.com/2013/05/12/koefisien-perpindahan-panas-
total/.[diunduh pada tanggal 9 April 2015].
Authors.2005.Dimensionless numbers in heat transfer.
http://www.coolingzone.com/library.php?read=481.[diunduh pada tanggal 10 April
2015].
Ersa, Dio.2013.bilangan Reynolds bilangan nusselt.
http://dioersaputra.blogspot.com/2013/11/bilangan-reynolds-bilangan-nusselt.html.
[diunduh pada tangga 10 April 2015].
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Kalibrasi Laju Alir Fluida Panas
Dari grafik diperoleh persamaan linier y = 0,992x + 0,007 , sehingga diperoleh :
x = , 7
,99dimana x merupakan laju alir fluida panas yang sesungguhnya.
2. Kalibrasi Laju Alir Fluida Dingin
Dari grafik diperoleh persamaan linier y = 0,908x + 0,008 , sehingga diperoleh :
x = , 8
,9 8dimana x merupakan laju alir fluida dingin yang sesungguhnya.
3. Menghitung Laju Alir Massa
4. Menghitung Laju Alir Kalor
Q = Laju alir kalor (Watt)
Cp = Kapasitas kalor (kJ/kg.K)
∆T = Perbedaan suhu (K)
4.1 Kalor yang Diberikan Fluida Panas (Q1)
Thi = Suhu fluida panas masuk, K
Tco = Suhu fluida dingin keluar, K
Laju alir massa = Laju alir volume x ρ
Q = m Cp ∆T
Q1 = m Cp (Thi-Tco) = m Cp ∆T
4.1.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 28 K x 1000 = 3099,821 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 29 K x 1000 = 3217,796 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 34 K x 1000 = 3774,401 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 20 K x 1000 = 2234,796 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 21 K x 1000 = 2346,536 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 21 K x 1000 = 3348,965 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 16 K x 1000 = 1794,251 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 16 K x 1000 = 1794,496 Watt
Q1 = 0,02 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 16 K x 1000 = 1796,310 Watt
4.1.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
Q2 = 0,055 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 19 K x 1000 = 4381,301 Watt
Q2 = 0,082 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 14 K x 1000 = 4787,233 Watt
Q2 = 0,055 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 12 K x 1000 = 2783,959 Watt
Q2 = 0,082 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 10 K x 1000 = 3438,521 Watt
Q2 = 0,055 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 9 K x 1000 = 2095,696 Watt
Q2 = 0,082kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 8 K x 1000 = 2760,996Watt
4.2 Kalor yang Diterima Fluida Dingin (Q2)
Tho = Suhu fluida panas keluar, K
Tci = Suhu fluida dingin masuk, K
Q2 = m Cp (Tho-Tci) = m Cp ∆T2
4.2.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
Q1 = 0,019 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 17 K x 1000 = 1922.171 Watt
Q1 = 0,048 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 13 K x 1000 = 3048.672Watt
Q1 = 0,075 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 8 K x 1000 = 2780.657Watt
Q1 = 0,019 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 9 K x 1000 = 1017.62Watt
Q1 = 0,048 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 9 K x 1000 = 2110.619Watt
Q1 = 0,075 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 7 K x 1000 = 2433.075Watt
Q1 = 0,019 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 7 K x 1000 = 791.4821Watt
Q1 = 0,048 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 7 K x 1000 = 1641.593Watt
Q1 = 0,075 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 5 K x 1000 = 1737.91Watt
4.2.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 22 K x 1000 = 2487.515Watt
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 27 K x 1000 = 3052.86Watt
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 17 K x 1000 = 1922.171Watt
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 22 K x 1000 = 2487.515Watt
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 13 K x 1000 = 1469.895Watt
Q2 = 0,027 kg/s x 4,2 kJ/kg.K x 15 K x 1000 = 1696.033Watt
5. Menghitung Efisiensi Kalor yang Dipertukarkan
= 21 100%4.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
= 1 22.1 10 . 21 100% = 62.00 %
= 04 .6 221 . 6 100% = 4. 44 %
= 2 0.64.4011 100% = .6 1 %
= 101 .6222 4. 6 100% = 4 . %
= 2110.612 46. 6 100% = . 46 %
= 24 .02 4 . 6 100% = 10 . 1 %
= 1.4 211 4. 1 100% = 44.11 %
= 1641. 11 4.4 6 100% = 1.4 %
= 1 . 11 6. 1 100% = 6. 4 %
4.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
= 24 . 14 1. 01 100% = 6. 6 %
= 0 2. 64 .2 100% = 6 . 1 %
= 1 22.1 12 . 100% = 6 .04 %
= 24 . 12 . 100% = 2. 4 %
= 146 .20 .6 6 100% = 0.1 %
= 16 6.02 60. 6 100% = 61.42 %
6. Menghitung Perubahan Suhu Logaritmik (∆Tlm)
∆ = ∆ 1 − ∆ 2∆ 1∆ 26.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
∆ = 2 − 121= 22.044 K
∆ = 2 − 121= 1 . 42 K
∆ = 4 −4 = 1 . 6 K
∆ = 20 −20 = 1 . 6 K
∆ = 21 −21 = 14.16 K
∆ = 21 −21 = 12. 4 K
∆ = 16 −16 = 10. K
∆ = 16 −16 = 10. K
∆ = 16 −16 = .4 K
6.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
∆ = 1 − 22122= 20.46 K
∆ = 14 − 2142= 1 . 4 K
∆ = 12 − 1121= 14. K
∆ = 10 − 221022= 1 .22 K
∆ = − 11
= 10. K
∆ = − 11
= 11.1 6 K7. Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan U Neraca Energi
= Q. ∆ Dimana :
U=Koefisien pindah panas keseluruhan, W/m2K
Q=Laju alir kalor, Watt
A=Luas permukaan plat x 25 jumlah plat (1 m2)
∆Tlm=Perubahan suhu logaritmik, K
7.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
= 0 , 21 1 3. 22.044 K = 140.61 /= 21 . 6 1 3. 1 . 42 K = 161. 62 /= 4.401 1 3. 1 . 6 K = 210.04 /= 22 4. 6 1 3. 1 . 6 K = 162.22 /= 2 46. 6 1 3. 14.16 K = 16 .6 /= 2 4 . 6 1 3. 12. 4 K = 1 4. 2 /= 1 4. 1 1 3. 10. K = 164. 1 /= 1 4.4 6 1 3. 10. K = 164. /= 1 6. 1 1 3. .4 K = 1 . 44 /
7.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
= 4 1. 01 1 3. 20.46 K = 214.10 /= 4 .2 1 3. 1 . 4 K = 241. /= 2 . 1 3. 14. K = 1 . 4 /= 4 . 21 1 3. 1 .22 K = 22 . 2 /= 20 .6 6 1 3. 10. K = 1 2.66 /
= 2 60. 6 1 3. 11.1 6 K = 24 . 41 /
8. Mengitung Bilangan Reynold
= . .µ
Dimana :
L=Panjang konstruksi (0,003 m)
ρ=Densitas fluida
v=Kecepatan linier fluida
µ=Viskositas dinamis fluida
9. Mengitung Bilangan Prandtl
= . µDimana :
Cp=Kapasitas panas fluida air (4,2 kJ/kg.K)
µ=Viskositas dinamis fluida
K=Koefisien konduksi (77,83 W/m.K)
10. Mengitung Bilangan Nusselt
Untuk Nre<300000 (Laminer) Nnu = 0,664 Nre 0.5 Npr 1/3
Untuk Nre>300000 (Turbulen) Nnu = 0,0366 Nre 08 Npr 1/3
Dalam pengolahan data, untuk menghitung Nnu digunakan persamaan pada rejim laminer
karena Nre<300000
11. Menghitung Koefisien Pindah Panas Konveksi Inside dan Ouside (hi dan ho)
= ℎ Dimana :
Nu=Bilangan Nusselt
L=Panjang konstruksi (0,003 m)
K=Koefisien konduksi (77,83 W/m.K)
h=Koefisien pindah panas konveksi
11.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
ℎ = 0,01. , /0,0 = 0,01 /ℎ = 0,01. , /0,0 = 0,01 /ℎ = 0,01. , /0,0 = 0,01 /
ℎ = 0,011. , /0,0 = 0,011 /ℎ = 0,011. , /0,0 = 0,011 /ℎ = 0,011. , /0,0 = 0,011 /ℎ = 0,012. , /0,0 = 0,012 /ℎ = 0,012. , /0,0 = 0,012 /
ℎ = 0,012. , /0,0 = 0,012 /
ℎ = ,26E − 0 . , /0,0 = 0.0006 /ℎ = , E − 0 . , /0,0 = 0.000 2 /ℎ = ,01E − 0 . , /0,0 = 0.000 /ℎ = , 2E − 0 . , /0,0 = 0.000 /ℎ = , 2E − 0 . , /0,0 = 0.000 /ℎ = ,11E − 0 . , /0,0 = 0.000 6 /ℎ = ,11E − 0 . , /0,0 = 0.000 6 /ℎ = ,11E − 0 . , /0,0 = 0.000 6 /ℎ = ,11E − 0 . , /0,0 = 0.000 6 /
11.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
ℎ = 0,01 . , /0,0 = 14. /ℎ = 0,022. , /0,0 = 1 .141 /ℎ = 0,02. , /0,0 = 16. 4 /
ℎ = 0,024. , /0,0 = 1 . 46 /ℎ = 0,021. , /0,0 = 1 . 1 /
ℎ = 0,026. , /0,0 = 21.404 /
ℎ = 0,00114. , /0,0 = 0. 1 /ℎ = 0,001 2. , /0,0 = 1.10 /ℎ = 0,0011 . , /0,0 = 0. /ℎ = 0,0014 . , /0,0 = 1.21 /
ℎ = 0,0012 . , /0,0 = 1.0 /ℎ = 0,0014 . , /0,0 = 1.2 2 /
12. Mengitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan U Empiris (untuk satu lempeng)
. = 11ℎ + ∆ + 1ℎ12.1 Laju Alir Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
=110.01 / + 0,00 , / + 10.0006 /
1 = 61 2. 6
=110.01 / + 0,00 , / + 10.000 2 /
1 = 4 2.
=110.01 / + 0,00 , / + 10.000 /
1 = 1 .4
=110.011 / + 0,00 , / + 10.000 /
1 = 4 6.
=110.011 / + 0,00 , / + 10.000 /
1 = 4 6.
=110.011 / + 0,00 , / + 10.000 6 /
1 = 2 0 .14
=110.012 / + 0,00 , / + 10.000 6 /
1 = 2 0 .1
=110.012 / + 0,00 , / + 10.000 6 /
1 = 2 0 .16
=110.012 / + 0,00 , / + 10.000 6 /
1 = 2 .6
12.2 Laju Alir Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap
=1114. / + 0,00 , / + 10. 1 /
1 = . 0
=111 .141 / + 0,00 , / + 11.10 /
1 = 4 6.1 1
=1116. 4 / + 0,00 , / + 10. /
1 = 4 4.
=11 1 . 46 / + 0,00 , / + 11.21 /
1 = 1 . 24
=11 1 . 1 / + 0,00 , / + 11.0 /
1 = 46 . 1
=1121.404 / + 0,00 , / + 11.2 2 /
1 = .