laporan pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja … filemultilateral indonesia dengan negara-negara...
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA INDIVIDU LUAR NEGERI
KE REPUBLIK EKUADOR
DALAM RANGKA PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI DPR RI
Tanggal 11 s/d 17 Maret 2018
PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.
NOMOR ANGGOTA A – 001 / FRAKSI NASDEM DPR RI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
A. Dasar Pelaksanaan ……………………………………………………. 1
B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja Individu ……………………………. 2
C. Misi ……………………………………………………………………. 2
D. Persiapan Kunjungan Kerja ……………………………………………. 3
E. Kilasan tentang Republik Ekuador ……………………………………. 3
F. Hubungan Bilateral Republik Indonesia dan Republik Ekuador ……….…… 5
II. PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA ……………………………………. 6
A. Waktu Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………. 6
B. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………. 7
C. Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………. 8
III. PENUTUP ……………………………………………………………………. 9
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur yang mendalam kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa, atas Rahmat dan Ridho-Nya kepada kita, seingga bisa menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai Anggota DPR dengan baik dan amanah.
Sesuai dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 12, Anggota Dewan mempunyai kewajiban
dan keharusan melaporkan kinerjanya kepada public, sebagai bentuk transparansi. Oleh karena itu
dengan ini kami menyusun laporan Kunjungan Kerja Individu ke Luar Negeri ( Republik Ekuador
) yang telah kami laksanakan pada tanggal 11 Maret s/d 17 Maret 2018 yang masuk pada masa
sidang IV DPR RI tahun sidang 2017-2018.
Laporan ini berisikan secara umum kegiatan kami selama berada di Republik Ekuador,
beserta rekomendasi hasil kunjungan. Semoga itu dapat menjadi bahan informasi dan rujukan bagi
para pengambil keputusan di tanah air dalam membuat kebijakan. Selain itu melalui kunjungan ini
kami juga ingin meningkatkan hubungan dan kerjasama antar kedua negara dan kerjasama di
bidang politik, ekonomi, pertanian dan perdagangan, sosial budaya, pariwisata dan olah raga.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut
serta membantu terlaksananya kegiatan ini dengan baik. Pimpinan DPR RI, Pimpinan Fraksi
Partai NASDEM DPR RI, Sekretaris Jenderal DPR RI, BKSAP DPR RI, Dubes RI untuk Republik
Ekuador, dan Pemerintahan Republik Ekuador.
Jakarta, 20 Maret 2018
PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.
A – 001 FRAKSI NASDEM DPR RI
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KUNJUNGAN KERJA INDIVIDU LUAR NEGERI KE REPUBLIK EKUADOR
DALAM RANGKA PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI DPR RI
11 Maret s/d 17 Maret 2018
PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.
NO. ANGGOTA A - 001/ FNASDEM DPR RI
I. PENDAHULUAN
B. Dasar Pelaksanaan
Tiga fungsi utama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
menurut konstitusi meliputi fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Kunjungan kerja
DPR RI merupakan sebuah proses yang harus dijalankan oleh setiap anggota DPR RI.
Indonesia sebagai negara berkembang dan dalam rangka komparasi program-program
pembangunan yang dimiliki oleh Indonesia untuk meningkatkan pembangunan di
Indonesia dalam segala bidang dengan negara lain. Atas dasar inilah, kunjungan kerja
anggota DPR RI sesuai dengan fungsi utama yang dimilikinya dapat diterima oleh
masyarakat dan menjadi masukan bagi pemerintah khususnya untuk membuat Indonesia
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan idealnya, dengan adanya
transfer informasi dan pengetahuan dari negara tujuan, para anggota dewan memiliki
wawasan yang baik dalam menjalankan pelaksanaan peran dan kinerja anggota DPR RI.
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nomor 1 Tahun
2014 setelah direvisi dan ditetapkan pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 20 Juni 2016
menegaskan untuk meningkatkan peran dan kinerja lembaga perwakilan rakyat, setiap
anggota DPR harus melaksanakan kegiatan dan aktifitas penunjang yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. salah satunya dengan melakukan kunjungan
kerja baik ke daerah pemilihan maupun kunjungan kerja keluar negeri.
Pelaksanaan kunjungan kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 210 ayat (2)
dilakukan untuk menyerap aspirasi, transparansi, pelaksanaan fungsi dan
pertanggungjawaban kerja DPR kepada masyarakat di daerah pemilihan anggota. Sebagai
wujud pelaksanaan peningkatan peran dan kinerja anggota DPR RI dalam menjalankan
fungsi utamanya dibutuhkan perbandingan dengan negara lain.
Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri adalah merupakan suatu langkah diplomasi
yang dapat dilakukan termasuk oleh anggota DPR RI. Tugas diplomasi yang selama ini
hanya dilaksanakan oleh Pemerintah melalui para diplomat di Kementerian Luar Negeri
tentunya akan semakin mudah dan produktif, oleh karena itu hasilnya dapat dirasakan dan
di laksanakan sesuai dengan tuntutan rakyat. Hal ini tentunya akan dapat langsung
dirasakan oleh rakyat yaitu dengan semakin membaiknya hubungan bilateral dan
multilateral Indonesia dengan negara-negara sahabat dalam bentuk peningkatan investasi
dan kerja sama di berbagai bidang.
Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor : 2/PIMP/IV/2015-2016
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota DPR RI Dalam
Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi. Surat Tugas Nomor : 20/D/ST-PD.LN/BKSAP-
MINLUNA/2017, menugaskan kepada PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A. Nomor
Anggota A- 001 untuk melakukan perjalanan dinas Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri
ke Quito, Ibukota Republik Ekuador.
B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja Individu
Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu ke negara Republik Ekuador ini adalah :
a. Membangun jalinan kerjasama bilateral dua negara, yaitu Indonesia dan Republik
Ekuador, baik dalam kerjasama dibidang politik, ekonomi, pertanian dan perdagangan,
sosial budaya dan pariwisata, perdagangan dan olah raga.
b. Menjalin komunikasi dengan stakeholder strategis yang terkait dengan kepentingan
Indonesia. Masukan dan pandangan bagi perumusan kebijakan luar negeri Indonesia
dalam kaitan hubungan diplomasi antara pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Republik Ekuador.
C. Misi
Misi dari Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu ini adalah :
a. Perjuangan diplomasi Indonesia menghadapi tantangan yang berat, kondisi global
mengalami perubahan besar dan mendasar sehingga menuntut setiap negara di dunia
merumuskan kembali arah kebijakan politik luar negeri.
b. Capaian yang maksimal sesuai dengan kepentingan nasional melalui perundingan
yang telah disepakati bersama.
c. Diplomasi bagian dari negosiasi dalam melaksanakan kebijakan politik negara
termasuk bagian dari suatu strategi politik dalam menghadapi hubungan antar bangsa.
d. Diplomasi merupakan cara untuk memperjuangkan kepentingan nasional ditingkat
internasional.
e. Upaya memperbaiki citra bangsa di panggung dunia melalui politik dan diplomasi
internasional.
D. Persiapan Kunjungan Kerja
a. Merumuskan maksud dan tujuan kunjungan, serta menentukan pihak-pihak yang akan
ditemui selama berada di Republik Ekuador, Quito.
b. Melakukan koordinasi dengan BKSAP DPR RI, Kementerian Luar Negeri RI dan
Kedutaan Besar RI untuk Republik Ekuador, di Quito untuk memperoleh masukan dan
informasi terkini tentang negara tujuan.
E. Kilasan tentang Republik Ekuador
Ekuador memperoleh kemerdekaan dari Spanyol dan sekaligus melepaskan diri
dari Konfederasi Gran Colombia pada tanggal 10 Agustus 1830 dengan presiden pertama
Juan Jose Flores. Sebelumnya sejak tahun 1821 Ekuador tergabung dalam Konfederasi
Gran Colombia bersama Venezuela, Kolombia dan Panama. Sejak kemerdekaannya
hingga tahun 1948, kondisi politik Ekuador senantiasa diwarnai oleh ketidakstabilan, yang
bermuara dari pertentangan kepentingan antara para pemilik tanah di daerah pegunungan
dengan mereka yang tinggal di daerah pantai. Periode 1948-1960 stabilitas politik
dalam negeri Ekuador dapat tercapai karena adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi
yang dipicu oleh booming ekspor pisang Ekuador. Namun, pengaruh Revolusi Kuba
kembali membuat stabilitas politik negeri Ekuador terguncang. Hal ini memaksa
pemerintahan militer saat itu (1963-1966) mengambil sikap anti-komunis secara ketat.
Sejak saat itu peran negara (militer) di bidang ekonomi semakin besar, termasuk dalam
eksploitasi cadangan minyak negara. Pemerintahan militer praktis baru berakhir pada
tahun 1979 setelah diadakannya referendum konstitusional pada tahun 1978.
Politik Ekuador terbagi atas sistem presiden dan demokrasi perwakilan. Presiden
Ekuador menjabat kepala negara republik dan kepala pemerintahan dimana sistem
multipartai diamalkan. Kekuasaan eksekutif bertindak sebagai pemerintah.
Kekuasaan yudikatif dibentuk oleh pemerintah dan Kongres Nasional Ekuador.
Presidennya sekarang adalah Lenin Moreno. Barisan Kabinet teridiri dari 10 menteri dan
7 sekretaris yang dilantik oleh presiden. Pemilu dilaksanakan Presiden dan Wakil Presiden
dipilih berdasarkan tiket yang sama, universal dan undi popular melalui pemilu 4 tahun
sekali.
Konstitusi Ekuador menetapkan bahwa Ekuador merupakan Negara kesatuan dan
mengadopsi sistem demokrasi langsung untuk memilih anggota legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Masa jabatan Presiden, Wakil Presiden dan anggota Kongres adalah 4 tahun.
Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat dipilih kembali secara langsung. Anggota
Kongres merupakan perwakilan dari seluruh provinsi di Ekuador (2 anggota setiap
provinsi) dan 1 anggota untuk mewakili setiap 150.000 atau lebih penduduk.
Ekuador merupakan anggota PBB, Kelompok Rio, Sistem Ekonomi Amerika
Latin, Persatuan Integrasi Amerika Latin dan Pakta Andes. Ekuador sangat dekat dengan
Amerika Serikat. Tapi pada tahun 2006, perusahaan Occidental yaitu penghasil minyak
bumi Utara Amerika telah menyebabkan hubungan tegang antara Ekuador-Amerika.
Pemerintah Ekuador menyatakan perjanjian pengeluaran minyak selama ini tidak sah dan
Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) tidak dapat dilaksanakan. Perjanjian
Atpdea mungkin dapat mengurangkan pergantungan kepada Amerika.
Ekuador terbagi atas wilayah Lautan Pasifik. La Costa, di sepanjang pantai. La
Sierra di mana Sierra berarti gergaji, merupakan kawasan pegunungan termasuk
Pegunungan Andes. El Oriente (berarti timur) meliputi Hutan Hujan Amazon di timur,
mempunyai 5% penduduk Ekuador. Kepulauan Galapagos seluas 1000 kilometer persegi
terletak di barat, dalam Lautan Pasifik. Ibukota Ekuador Quito terletak di wilayah Sierra.
Kota terbesar ialah Guayaquil yang terletak di Guayas dalam pantai Cotopaxi. Ecuador
terbagi atas 22 negara bagian/provinsi yang masing-masing memiliki ibukota.
F. Hubungan Bilateral Republik Indonesia dan Republik Ekuador
1. Politik
Hubungan diplomatik antara Indonesia-Ekuador dibuka pada 29 April 1980. Sejak itu
kedua negara telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan kerjasama
bilateral. Sejak bulan Mei 1985 Ekuador dirangkap dari KBRI Caracas, sementara dan
Indonesia dirangkap oleh Kedutaan Besar Ekuador Tokyo. Namun sejak bulan Agustus
2005 Perwakilan RI untuk Ekuador dirangkap dari KBRI Lima, Peru. Hubungan
bilateral kedua negara sejak 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan.
Kedutan Besar Ecuador untuk Indonesia sebelumnya dirangkap di Tokyo, Pemerintah
Ekuador sejak bulan November 2004 telah membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta
dan menunjuk YM. Alfonso Lopez-Araujo sebagai Duta Besar hingga Mei 2007. Yang
kemudian digantikan oleh Dr. Rodrigo Yepes-Enriquez hingga 2009. Sebagai
pengganti Duta Besar Rodrigo Yepes-Enriquez, Pemerintah Ekuador telah menunjuk
YM. Eduardo Alberto Calderon sebagai Duta Besar LBBP Republik Ekuador.
Pada tanggal 1 Juni 2011, secara resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia dibuka di
Ecuador. Pada hari kamis tanggal 15 Maret 2012 pukul 11.30 bertempat di Istana
Presiden Ecuador (Palacio de Carondelet), Bapak Saut M.T. Gultom telah
menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan (Letters of Credence) sebagai Duta Besar
LBBP-RI kepada Wakil Presiden Republik Ecuador, H.E. Mr. Lenin Moreno. Dengan
telah diserahkannya Surat-surat Kepercayaan tersebut Bapak Saut M.T. Gultom secara
resmi merupakan Duta Besar LBBP Republik Indonesia Pertama untuk Republik
Ecuador.
Hubungan baik antara Indonesia dan Ekuador juga diwujudkan dalam bentuk saling
dukung dalam pencalonan keanggotaan pada badan-badan internasional seperti UN-
ECOSOC dan International Law Commission (ILC).
Kedua negara juga telah melakukan Forum Konsultasi Bilateral dan Sidang Komisi
Bersama sebanyak 2 (dua) kali secara back to back pada tanggal 5-6 April 2010 di
Quito, Ekuador dan tanggal 6 Oktober 2011 di Jakarta. Pada kedua pertemuan
dimaksud, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang
perdagangan, minyak dan energi terbarukan, telekomunikasi, kebudayaan, sosial,
penanganan bencana alam, dan pendidikan.
2. Ekonomi
Hingga saat ini hubungan ekonomi kedua negara masih dalam tingkat moderat dan
didominasi oleh kegiatan ekspor-impor yang dilakukan melalui negara ketiga.
3. Beberapa Persetujuan antara kedua negara:
Persetujuan Kerjasama Ekonomi dan Teknik RI – Ekuador (Jakarta, 9 November 2005)
Exchange of Notes Pembentukan Komisi Bersama, di bawah Pers. KSET (Jakarta, 14
Juli 2006)
MoU Kerjasama Pusdiklat dengan Lembaga Diplomatik Ekuador (Jakarta, 14
Juli 2006)
MoU Pembentukan Mekanisme Konsultasi Bilateral (Jakarta, 14 Juli 2006)
MoU Kerjasama di bidang Energi dan Pertambangan (Jakarta, 14 Juli 2006)
MoU kerjasama di bidang Telekomunikasi (Jakarta, 14 Juli 2006)
Persetujuan Bebas Visa Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (Jakarta, 14 Juli 2006)
MoU kerjasama kebudayaan RI – Ekuador (Jakarta, 26 November 2007)
Exchange of Note Pemberian Bebas Visa bagi Pemegang paspor Biasa (2008)
MoU Kerjasama Perdagangan dan Investasi (2012)
II. PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
D. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kunjungan Kerja Individu ke Republik Ekuador dilakukan secara pribadi sebagai
anggota DPR RI dan Tenaga Ahli Anggota sebagai pendamping.
1. PROF. DR. BACHTIAR ALY, MA. Anggota DPR RI A-001 FNASDEM
2. Herry Hermawan, S.Pi TA A-001 FNASDEM
Kegiatan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke negara Republik Ekuador
dilaksanakan pada tanggal 11 Maret s/d 17 Maret 2018
E. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pertemuan Dengan Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Ekuador di
Quito.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa 13 Maret 2018, pukul 18.00,
bertempat di Wisma Duta Embajada Dela Republika de Indonesia Republik Ekuador
yang diterima dan dihadiri oleh Dubes Republik Indonesia untuk Republik Ekuador,
Ibu Diennaryati Tjokrosuprihatono, Pejabat Diplomatik KBRI, dan pegawai KBRI.
Hasil pertemuan makan malam tersebut dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia
untuk Republik Ekuador adalah sebagai berikut :
Pandangan kedepan bahwa potensi kerja sama Indonesia- Republik Ekuador masih
perlu ditingkatkan, baik dalam bidang ekonomi, pertanian, perdagangan dan investasi,
seni budaya dan pariwisata yang tentunya dapat hal ini dapat diterapkan di Indonesia
mengingat bahwa Indonesia adalah negara besar yang perlu perlakuan dan pengaturan
khusus
2. Pertemuan dan kunjungan Dengan Direksi Grupo de Comercio, Republik
Ekuador di Quito
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 15 Maret 2018 pukul 10.00
beralamat di El Tablon 11515 ay Av.Maldonado.Quito.Pichincha.Equador. Dari
pembicaraan tersebut ada beberapa hal yaitu : Sistem komunikasi Pemerintah, belum
mempunyai strategi sistem komunikasi untuk memberdayakan masyarakat.
Seharusnya ada sistem komunikasi terpadu, sehingga dapatlah dibicarakan subsistem
media cetak dan siaran. Pemerintah harus membekali para wartawan agar berita-berita
yang ditampilkan dapat menggambarkan situasi demokrasi yang faktual dan mengajak
masyarakat untuk ikut serta dalam membangun sistem politik negara yang lebih baik.
Media massa diharapkan juga dapat mendidik masyarakat agar lebih memahami
ilmu politik praktis dan perkembangan situasi politik negara yang sebenarnya, dan
media massa harus mampu menampilkan pemberitaan secara adil (fairness) dan faktual
(factual/accurate) walaupun menganut azas kebebasan pers. Sistem dan dinamika
media massa di suatu negara pun dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai sistem
demokrasi yang dianut oleh negara tersebut.
Oleh karena itu pemerintah diharapkan dapat me-manage seluruh media massa sebagai
alat untuk pembangunan politik, sesuai dengan harapan seluruh masyarakat. Jadi berita
yang ditampilkan tidak selalu memojokkan pemerintahan yang berkuasa dan
cenderung sekadar menjatuhkan, tetapi seharusnya menjadi sarana kritik yang
konstruktif dan objektif bagi kelangsungan pembangunan yang demokratis.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke negara Republik Ekuador secara
umum berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal. Serangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memperkuat lagi hubungan
kedua negara. Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan
dengan Republik Ekuador.
Kesepahaman antara kedua belah pihak baik dalam kontek isu-isu global seperti
pertanian, sosial budaya, pariwisata, pendidikan, politik, perdagangan, olah
raga dan pengelolaan lingkungan khususnya dalam hal ini bidang teknologi
water treatment dan bio teknologi yang tentu saja dibutuhkan tindak lanjut
secara lebih formal.
Diperlukan usaha bersama yang sistematis dan komprehensif untuk bekerja
sama dalam penanganan masalah global seperti kemiskinan dan terorisme .
2. Saran
Agar laporan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ekuador ini
dapat segera ditindaklanjuti terkait isu-isu tersebut diatas secara formal melalui
instansi terkait dan khususnya melalui komisi komisi anggota DPR RI
diparlemen dalam rapat dengan pemerintah.
Kerja sama kedua negara lebih ditingkatkan lagi juga melalui hubungan
diplomasi perlemen sebagai second diplomacy kepada pemerintah Republik
Ekuador.
III. PENUTUP
Dengan telah dilaksanakannya Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ekuador,
maka izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung kegiatan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ini sehingga dapat
terlaksana dengan baik dan dapat kembali ke Indonesia dengan selamat.
1. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ekuador, di Quito.
2. Kedutaan Besar Republik Ekuador untuk Indonesia.
3. Pimpinan Redaksi Grupo El Comercio Republik Ekuador, di Quito.
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik
Ekuador ini saya sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 20 Maret 2018
PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.
No. Anggota A-001/FNASDEM
Herry Hermawan, S.Pi
Tenaga Ahli A-001/FNASDEM
Dokumentasi :
Kunjungan ke GRUPO EL COMERCIO di El Tablon 11515 ay Av.Maldonado. Quito. Pichincha.
Equador bersama Duta Besar Indonesia untuk Republik Ekuador Ibu Diennaryati
Tjokrosuprohatomo di dampingi Direksi.
Kunjungan ke Grupo el Comercio ini melihat tahapan atau proses produksi dari awal hingga akhir.
Proses pembuatan dan editing berita hingga proses menjadi Koran.
Keliling pabrik untuk melihat alat-alat yang dulu pernah digunakan dalam proses pencetakan
Koran di Grupo El Comercio
Jamuan makan malam di Wisma Duta bersama Duta Besar Ibu Diennaryati Tjokrosuprihatono dan
staff kedutaan di Quito