laporan obgyn
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Gambaran Umum Penyakit
Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah
yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis
gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan
8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan
baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin.
Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per
1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual
dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari.
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, dieresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis
gravidarum.
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan
berat badan.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
1
I.2 Data Dasar Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
No. Register RM : 020406
Diagnosa Medis : Hiperemesis gravidarum
2. Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri perut dan mengaku berat badan turun sejak kehamilan
(dari 79 kg menjadi 69 kg).
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien selalu mengalami hal ini pada awal kehamilan anak
sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
d. Riwayat Gizi Sekarang
Nafsu makan kurang baik. Makan nasi 2-3x sehari dalam
porsi sedikit. Mengkonsumsi ayam 1x seminggu. Mengkonsumsi
daging 1x sebulan. Mengkonsumsi ikan setiap hari.
Mengkonsumsi lauk nabati seperti tempe dan tahu 4x seminggu.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
2
Mengkonsumsi sayur-sayuran seperti sayur bening,kangkung,
bayam setiap hari 1-3 kali sehari. Mengkonsumsi buah setiap
hari (mangga, sirsak, pepaya, jeruk). Mengkonsumsi susu
lactamil 1-3x setiap hari. Adapun hasil recall 24 jam (pada
tanggal 8/12/2014) yaitu:
E = 1189,32 kkal (53,2%)
P = 43,42 gr (36,49%)
L = 24,4 gr (47,2%)
KH =194gr (57,4%)
e. Riwayat Gizi Dahulu
Nasi 3x dalam sehari dengan porsi sedang. Mengkonsumsi
ikan setiap hari dengan porsi sedang. mengonsumsi ayam dan
daging sapi 1-2 kali seminggu. Mengkonsumsi gorengan 4-5 kali
seminggu. Pasien tidak memiliki alergi dan pantangan makanan.
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang bidan lulusan D III dan suaminya
berprofesi sebagai guru SMA dan merupakan lulusan S1.
Merupakan sepasang suami istri yang telah dikaruniai 2 anak.
pasien menetap di daerah mamuju.
3. Data Obyektif
1) Antropometri
BB awal = 79 kg
BB Sekarang = 69 kg
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
3
TB = 155 cm
Umur = 31 tahun
BBI = (TB-100) – (10%-(TB-100))
= (155-100) – 10% (155-100)
= 55-5,5
= 49,5 kg
LiLA = 28 cm
LiLA standar = 27,7 cm
LiLA pengukuran = (%LiLA yang diukur) /LiLA standar
= (28 x 100%) / 27,7
= 101 %
(Status gizi baik).
2) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Hasil Nilai Normal Interpretasi
Glukosa Puasa Hb
100 mg/dl12,2 mg/dl
70-110 mg/dl12-14 g/dl
NormalRendah
Sumber : Data Sekunder, 2014
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
4
3) Pemeriksaan Fisik-klinis
Tabel 1.2 Hasil Pemeriksaan Fisik /Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Keadaan UmumTekanan DarahNadi
Baik110/8095x/menit
120/80 mmhg80 – 120 x/i
NormalNormal
Sumber : Data Sekunder, 2014
4) Riwayat Makan
Tabel 1.3 Asupan zat Gizi sebelum intervensi
Energi Protein Lemak KH
Asupan 1189,32 kkal 43,42 gr 24,4 gr 194 gr
Kebutuhan 2235,180 kkal 97 gr 51,68 gr 337,13 gr
% Asupan 53,2% 36,49% 47,2% 47,4% Sumber : Data Primer, 2014
5) Skrining Gizi
Tabel 1.4 Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien
No Indikator Hasil
1 Nafsu makan menurun -
2 Kesulitan mengunyah /& menelan -
3 Mual dan muntah +
4 Alergi/intoleransi zat Gizi -
5 Asupan oral +Sumber : Data Primer, 2014
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
5
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE
II.1 Diagnosis Gizi
1. Domain Intake
Tabel 2.1 Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake
Problem Etiologi SignAsupan Oral tidak mencukupi
Intake kurang Hasil recall sebelum intervensi:E = 1189,32 kkal (53,2%)P = 43,42 gr (44,77%)L = 24,4 gr (47,2%)KH =194 gr (57,4%)
(NI. 2.1)Asupan Oral tidak mencukupi berkaitan dengan intake kurang ditandai oleh hasil recall sebelum intervensi:E = 1189,32 kkal (53,2%)P = 43,42 gr (44,77%)L = 24,4 gr (47,2%)KH =194 gr (57,4%)
Tabel 2.2 Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake
Problem Etiologi SignPeningkatan kebutuhan gizi Fe
Anemia Hb 12,2 g/dl.
(NI 5.1)Peningkatan kebutuhan gizi Fe berkaitan dengan anemia yang ditandai dengan Hb 12,2 g/dl.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
6
2. Domain Clinical
Tabel 2.3Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Clinical
Problem Etiologi SignPenurunan berat badan tidak diharapkan berkaitan
Kondisi mual, muntah
Kehilangan berat badan 10 % dalam 90 hari.
(N.C-3.2)Penurunan berat badan tidak diharapkan berkaitan dengan kondisi mual, muntah yang ditandai dengan kehilangan berat badan 10 % dalam 90 hari.
II.2 Diagnosis Medis
Diagnosis medis yang diberikan pada Ny. E adalah Hiperemesis
gravidarum.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
7
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
III.1 Rencana Asuhan Gizi
1. Jenis diet
Diet TKTP
2. Tujuan Diet
1. Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien sesuai dengan kondisi
pasien.
2. Membantu meningkatkan kadar hb mencapai normal.
3. Mencegah katabolisme akibat muntah yang berlebihan.
3. Prinsip/Syarat Diet
Adapun prinsip/syarat diet adalah sebagai berikut :
1. Energi sesuai kebutuhan untuk memenuhi pemulihan energi
pasien dan mencukupi kebutuhan janin yaitu diberikan sebesar
2235,180 kkal
2. Protein normal yaitu 15% dari kebutuhan energi total yaitu 97
gr.
3. Lemak sedang yaitu 20% kebutuhan energi total yaitu 51,68 gr.
4. Karbohidrat normal yaitu 65% dari kebutuhan energi total yaitu
337,13 gr.
5. Vitamin dan mineral yang cukup.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
8
6. Makanan secraa berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zat gizi pasien.
4. Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Data Antropometri :
BB awal = 79 kg
BB sekarang = 69 kg
BBI= 49,5 kg
TB = 155 cm
Umur = 31 tahun
LiLA = 28 cm
LiLA standar= 27,7 cm
LiLA pengukuran =(%LLA yang diukur) / LiLA standar
=(28x100%)/27,7
=101% (>80 %)
(Status Gizi Baik)
Untuk trimester I:
Total energi = AMB × FA × FS
= 1235,3 x 1,2 x 1,3
= 2055,54 kkal + 180 kkal
= 2235,180 kkal.
Protein = 15 % x 2055,54
= 308,3 / 4
= 77 gr + 20 gr
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
9
= 97 gr.
Lemak = 20 % x 2055,54kkal
= 411,11/9
= 45,68 gr + 6 gr
= 51,68 gr
KH = 65% x 2055,54kkal
= 1248,53 /4
= 312,13gr + 25 gr
= 337,13 gr.
5. Rencana Motivasi Dengan Penyuluhan Konsultasi
Tujuan :
Agar pasien dan keluarga:
1. Dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar
2. Mengerti tentang pentingnya mengonsumsi makanan
sesuai kebutuhan
Materi :
Diet TKTP
Sasaran :
Pasien & keluarga
Waktu :
± 20 menit
Tempat :
Poli Obgyn Rumah Sakit Pendidikan Unhas
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
10
Metode :
Penyuluhan dan diskusi pada pasien
6. Rencana Monitoring
Parameter yang dimonitor selama studi kasus adalah sebagai
berikut:
Antropometri
Biokimia
Fisik/Klinis
Dietary
III.2 Implementasi Asuhan Gizi
1. Diet Pasien
Diet yang diberikan adalah diet TKTP yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi pasien sesuai dengan kondisi pasien,
membantu meningkatkan kadar hb mencapai normal dan
mencegah katabolisme akibat muntah yang berlebihan.
Dengan penambahan asupan untuk ibu hamil pada trimester
I, yakni energi ditambahkan 180 kkal, protein ditambahkan 20 gr,
lemak ditambahkan 6 gr dan karbohidrat ditambahkan 25 gr sesuai
dengan akg 2013, maka diet ini mengandung energi sebesar 2235
kkal, protein 15 % dari energi total yaitu sebesar 97 gr, lemak 20 %
dari energi total yaitu 51,68 gr, dan karbohidrat 65 % dari
kebutuhan energi total yaitu 337,13 gr, serta vitamin dan mineral
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
11
cukup. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan
nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zat gizi pasien.
2. Susunan Menu
Tabel 3.1. Perencanaan Distribusi Makanan Pasien
Menu BahanJUMLAH
URT Gram 07.00
Nasi Tahu Bacem
Ikan Goreng Tepung
Sup Kacang Merah
Susu Lactamil
Beras Giling Masak NasiTahuGula ArenMinyak Kelapa SawitIkan SegarTepung TeriguMinyak Kelapa SawitKacang MerahWortelKentangJamur Kuping SegarSusu Lactamil
¾ gls2 ptg1 ptg½ sdt1 ptng1 sdm½ sdm4 sdm¼ gls¼ gls1 sdm4 sdm
100100202601054030201040
10.00Jus Alpukat Alpukat
Susu Kental Manis1 bh sdg
2 sdm7520
12.00 Nasi Pallumara
Sambal Goreng Tempe
Sup wortel
Buah Susu Lactamil
Beras giling masak nasi Bandeng Minyak Kelapa Sawit Tempe kedele murni Minyak Kelapa Sawit Wortel Kentang Pepaya Susu Lactamil
¾ gls1 ptg bsr
½ sdt1 ptg
½ sdm ½ gls ½ gls1 ptg bsr
4 sdm
10075230550507540
16.00RotiBuah
RotiApel
1 iris1 bh sdg
20100
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
12
19.00NasiAyam jamur kukus
Beras giling masak nasiAyamJamur kupingWortel
¾ gls1 ptg sdg
3 sdm½ gls
100603050
21.00Susu Lactamil Susu Lactamil 4 sdm 40
Menu tersebut mengandung E= 2222,2 kkal (99,41 %), P= 101,81
gr (105%), L= 54,3 gr (105%), KH= 321 gr (95,2%).
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
IV.1 Definisi
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi
secara berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak
dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam
kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Ben-Zion, MD).
2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui
secara pasti.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
14
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
primi gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini
merupakan faktor organik.
3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak.
4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada
penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut
terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
3. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi
mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus
menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
15
aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu
juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang.
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan.
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss)
dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
4. Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya
dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.
1. Tingkat I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
16
ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pda
epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang
mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
lemah mengurang, lidah mengering dan nampak kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan
karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum
lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada
susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati
werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,
timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
17
5. Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak
sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan
muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus
menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga
pengobatan perlu segera diberikan.
6. Penatalaksanaan
1) Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah
phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin
B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti
dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan
antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau
khlorpromasin.
2) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat
cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
18
mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24
jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4) Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena.
5) Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan
pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
19
mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a) Gangguan kejiwaan
(1) Delirium
(2) Apatis
(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati
wernicle
b) Gangguan penglihatan
(1) Pendarahan retina
(2) Kemunduran penglihatan
c) Gangguan faal
(1) Hati dalam bentuk ikterus
(2) Ginjal dalam bentuk anuria
(3) Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat
(4) Tekanan darah menurun
7. Diet Hiperemesis Gravidarum
1) Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan
untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan
mengontrol asidosis secara berangsur memberikan
makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
20
2) Syarat
Diet hiperemesis gravidarum memiliki
beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi
b) Lemak rendah
c) Protein sedang
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering;
pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang
saluran pencernaan dan diberikan sering dalam
porsi kecil.
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima,
pemberian dioptimalkan pada makan malam dan
selingan malam.
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam
porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.
3) Macam - Macam Diet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis
gravidarum, yaitu :
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
21
a) Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien
dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan
hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau
rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-
2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi
yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
b) Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan
muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat
memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.
c) Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada
pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan
minuman boleh diberikan bersama makanan.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
22
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II,
dan III adalah :
a) Roti panggang, biskuit, crackers.
b) Buah segar dan sari buah.
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh
dan kopi encer.
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis
I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang
saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan
bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum
a. Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai
penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida
(Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
23
oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan
dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami
kehamilan pertama (Nining, 2009).
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada
primigravida dan 40-60% pada multigravida (Arief.B, 2009).
b. Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering
terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah
(Prawihardjo, 2005).
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih
tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan
keluarganya (Saifuddin, 2002).
c. Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
pada mola hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi
yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo,
2005).
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
24
d. Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah
faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain
(Prawihardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah
hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya
metabolism basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran
ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya
mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang
juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul
dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Monitoring
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dan edukasi gizi di Poliklinik
Obgyn Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar berlangsung
selama 4 hari mulai dari tanggal 08-11 Desember 2014. Pasien datang
ke Poliklinik Obgyn dengan membawa hasil laboratoriumnya. Data
rekam medik pasien didapatkan di poli obgyn melalui perawat yang
bertugas. Kegiatan konsultasi berlangsung selama 4 hari. Hari pertama
tanggal 08 Desember 2014 dilaksanakan di depan Poli Obgyn selama
± 20 menit, sedangkan hari kedua, ketiga dan keempat tanggal 09-11
Desember 2014 konseling dilakukan melalui telepon.
Urutan kegiatan pelaksanaan konseling dan edukasi gizi yang kami
lakukan pada hari pertama adalah sebagai berikut:
Pasien dan keluarga datang ke Poliklinik Obgyn membawa hasil
laboratoriumnya.
Mencatat data-data yang dibutuhkan pada buku status pasien.
Menanyakan masalah dan keluhan yang dialami oleh pasien yang
berhubungan dengan penyakitnya.
Melakukan pengukuran antropometri pasien, meliputi berat badan
dan tinggi badan.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
26
Melakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi harian
pasien.
Melakukan kegiatan konseling dan edukasi gizi kepada pasien,
berdasarkan keluhan dan masalah yang dialami oleh pasien.
Kegiatan konseling dan edukasi gizi dilakukan dengan menjelaskan
jenis diet yang sesuai untuk ibu hamil, maksud dan tujuan diet yang
akan diberikan, dan bagaimana penatalaksanaan diet tersebut
dalam hubungannya dengan pembagian makanan seharinya.
Melengkapi susunan pembagian makanan sehari pasien pada
leaflet diet yang digunakan, berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan energi dan zat gizi harian pasien.
Menjelaskan susunan pembagian makanan harian pasien yang
telah dibuat berdasarkan rekomendasi Daftar Bahan Makanan
Penukar.
Melakukan evaluasi dengan cara menanyakan kembali materi-
materi yang diberikan kepada pasien.
Membuat kesepakatan dengan pasien agar mematuhi diet yang
diberikan untuk menunjang penyembuhan atau perbaikan kondisi
pasien.
Mencatat hasil kegiatan konseling pada buku register.
Pasien pulang
Proses konseling dan edukasi gizi pada pasien berlangsung tertib
dan lancar. Pasien banyak bercerita tentang pola makan dan bertanya
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
27
pada konselor. Pada kegiatan konseling tersebut, konselor juga
memberikan motivasi kepada pasien untuk memperbaiki
pola/kebiasaan makan yang tidak benar dan mau menjalankan diet
yang telah diberikan.
Hasil evaluasi menunjukan bahwa kegiatan konseling dan edukasi
gizi yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman pasien tentang
diet yang akan dijalankan untuk dirinya dan janinnya.
1. Monitoring Diet Pasien
Dari hasil monitoring, diet pasien menunjukkan bahwa selama
dalam masa perawatan pasien mendapatkan diet TKTP. Pemberian
diet ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien.
Pasien diberikan makanan yang tidak merangsang mual dan
muntahnya dan memberikan pemahaman bahwa porsi makan
harus ditingkatkan sesuai dengan keadaan pasien yang sedang
hamil.
Adapun hasil monitoring asupan makanan pasien selama
intervensi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
28
Tabel 5.1 Distribusi Hasil Monitoring Asupan Makanan Pasien
HARI URAIANASUPAN ZAT GIZI
E (Kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)
I08/12/2014
Asupan 1818,3 83,62 51,6 265Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 81,34 86,21 99,8 78,6
II09/12/2014
Asupan 1708,5 79,12 52,7 225Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 76,43 81,57 102 66,8
III10/12/2014
Asupan 1578 62,03 36,9 251Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 70 52,13 71,5 74,6
Rata-rata % Asupan 76,12 73,3 91 73,3 Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa asupan pasien
dari intervensi hari pertama mengalami peningkatan dibanding
sebelum intervensi dan meningkat lagi pada intervensi hari kedua.
Namun pada hari ketiga mengalami penurunan tetapi tidak
serendah asupan sebelum intervensi. Hal ini disebabkan pasien
sudah tidak sering mual dan muntah hanya saja pada hari ketiga
mual dan muntah timbul namun tidak sering dan pasien masih
mampu menghabiskan makanannya walaupun tidak seperti nafsu
makan intervensi hari pertama dan kedua. Maka jika diratak-
ratakan intervensi hari pertama sampai dengan intervensi hari
ketiga dibandingkan dengan sebelum intervensi mengalami
peningkatan, dengan rata-rata % asupan yaitu energi 76,12%,
protein 73,3%, lemak 91%. dan KH 73,7%. Meningkatnya asupan
E, P, dan KH tersebut masih berada dibawah tingkat kebutuhan
normal namun sudah mengalami peningkatan yang baik. Adapun
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
29
asupan lemak sudah mengalami peningkatan yang sangat baik
sesuai dengan kebutuhan normal.
2. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium
Adapun perkembangan data laboratorium pasien berupa tidak
dapat dimonitor karena pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan
selama intervensi studi kasus berlangsung.
V.2 Hasil Motivasi Diet Pasien
1. Perkembangan Pengetahuan Gizi
Pasien sebelum pelaksanaan intervensi belum pernah
mendapatkan edukasi terkait dengan masalah gizi, hal ini diketahui
dari penuturan pasien sendiri yang berprofesi sebagai bidan. Terapi
edukasi yang diberikan dengan metode penyuluhan gizi yang
dilakukan selama 1 hari sebelum pelaksanaan intervensi dan
diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari intervensi
menunjukkan hasil yang baik, dimana pasien merespon dengan
sangat baik apa yang kami sampaikan terkait diet yang dianjurkan.
2. Sikap Dan Perilaku Pasien Terhadap Diet
Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi
menunjukkan bahwa asupan energi, protein, dan karbohidrat
pasien kurang dari kebutuhan berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis diet yang diberikan pada
pasien.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
30
Penyuluhan gizi dan diskusi dapat memberi motivasi kepada
pasien dan penjaga pasien untuk menjalankan terapi diet yang
dianjurkan dengan baik dan benar. Dengan semakin baiknya
kondisi pasien, nafsu makan pasien juga semakin baik sehingga
terjadi peningkatan asupan makan dari pasien.
V.3 Evaluasi Asuhan Gizi Pasien
1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien
Hasil monitoring evaluasi asupan energi dan zat gizi selama
studi kasus didapatkan data bahwa terjadi peningkatan asupan
dibanding sebelum intervensi yaitu asupan energi dari 53,2%,
menjadi 76,12%, protein dari 44,7% menjadi 73,3%, Lemak dari
47,2% menjadi 91% dan karbohidrat dari 57,4% menjadi 73,3%.
Adanya peningkatan asupan tersebut sebenarnya dipengaruhi oleh
diet yang dijalankan pasien.
Penurunan asupan makanan sebelum intervensi dengan rata-
rata asupan selama intervensi menunjukan peningkatan. Hal itu
dapat dilihat pada tabel 5.1 tentang hasil monitoring intervensi
asupan makanan pasien.
2. Evaluasi Status Gizi
Keadaan status gizi pasien pada akhir studi kasus
mengalami perubahan, status gizi pasien berada dalam kondisi
dengan berat badan dari 69 kg menjadi 70 kg. Hal ini perlu
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
31
ditingkatkan melalui pola asupan diet yang adekuat sesuai dengan
petunjuk dan penatalaksana diet yang telah didiskusikan bersama.
3. Perkembangan Pengobatan Yang Berhubungan Dengan Gizi
Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau
selama studi kasus dilaksanakan.
4. Perkembangan Terapi Diet
Terapi diet yang diberikan sejak awal intervensi hingga akhir
intervensi tidak berubah karena dari hasil monitoring dan evaluasi
yang dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru
baik dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun
laboratorium sehingga terapi diet tetap yaitu TKTP.
Grafik 5.1 Presentasi Asupan zat gizi selama intervensi
Berdasarkan grafik 5.1, kita bisa melihat bahwa selama studi
kasus berlangsung, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
mengalami peningkatan di intervensi hari pertama dan hari kedua
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
32
tetapi mengalami penurunan diintervensi hari kedua dan ketiga.
Seperti dijelaskan sebelumnya, Penurunan asupan ini sebenarnya
dipengaruhi oleh keadaan pasien yang masih mual dan muntah
pasien namun sudah mengalami penurunan dibandingkan sebelum
intervensi. Hal ini membuktikan bahwa edukasi dan monitoring gizi
terhadap pasien berjalan dengan baik karena mengalami
peningkatan asupan dari sebelum intervensi dengan rata-rata
intervensi yang dilaksanakan.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
1. Diagnosa yang ditegakkan pada pasien adalah Hiperemesis
gravidarum.
2. Status gizi pasien adalah gizi baik melalui LLA.
3. Jenis diet yang diberikan adalah Diet TKTP dengan konsistensi
makanan biasa.
4. Pada studi kasus ini diagnose gizi yang ditegakkan adalah NC-3.2
(Penurunan berat badan tidak diharapkan), NI-2.1 (Asupan oral
tidak mencukupi kebutuhan standar), dan NI-5.1 (Peningkatan
kebutuhan Fe).
5. Terjadi penurunan asupan energi, protein, lemak dan KH setelah
dilakukan intervensi dibandingkan sebelum intervensi, dikarenakan
diet yang dijalankan dan kondisi mual dan muntah pasien yang
semakin membaik.
VI.2 Saran
1. Terapi diet dan edukasi gizi harus terus dlakukan untuk memberikan
motivasi pada pasien dan keluarganya.
2. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetap
dipantau untuk melakukan identifikasi masalah gizi sedini mungkin.
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
34
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta, Penerbit: Arcan
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Edisi 4; Jakarta, EGC
Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264
35