laporan obgyn

49
BAB I PENDAHULUAN I.1 Gambaran Umum Penyakit Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8- 12 minggu. Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001). Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014 MARDHIATI_K21111264 1

Upload: mel-mlati

Post on 04-Jan-2016

103 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Obgyn

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Gambaran Umum Penyakit

Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah

yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis

gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan

8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan

baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin.

Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per

1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual

dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,

sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari.

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum

sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, dieresis

berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis

gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak

terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan

berat badan.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

1

Page 2: Laporan Obgyn

I.2 Data Dasar Pasien

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. E

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Bugis

No. Register RM : 020406

Diagnosa Medis : Hiperemesis gravidarum

2. Data Subyektif

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri perut dan mengaku berat badan turun sejak kehamilan

(dari 79 kg menjadi 69 kg).

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien selalu mengalami hal ini pada awal kehamilan anak

sebelumnya.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

d. Riwayat Gizi Sekarang

Nafsu makan kurang baik. Makan nasi 2-3x sehari dalam

porsi sedikit. Mengkonsumsi ayam 1x seminggu. Mengkonsumsi

daging 1x sebulan. Mengkonsumsi ikan setiap hari.

Mengkonsumsi lauk nabati seperti tempe dan tahu 4x seminggu.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

2

Page 3: Laporan Obgyn

Mengkonsumsi sayur-sayuran seperti sayur bening,kangkung,

bayam setiap hari 1-3 kali sehari. Mengkonsumsi buah setiap

hari (mangga, sirsak, pepaya, jeruk). Mengkonsumsi susu

lactamil 1-3x setiap hari. Adapun hasil recall 24 jam (pada

tanggal 8/12/2014) yaitu:

E = 1189,32 kkal (53,2%)

P = 43,42 gr (36,49%)

L = 24,4 gr (47,2%)

KH =194gr (57,4%)

e. Riwayat Gizi Dahulu

Nasi 3x dalam sehari dengan porsi sedang. Mengkonsumsi

ikan setiap hari dengan porsi sedang. mengonsumsi ayam dan

daging sapi 1-2 kali seminggu. Mengkonsumsi gorengan 4-5 kali

seminggu. Pasien tidak memiliki alergi dan pantangan makanan.

f. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang bidan lulusan D III dan suaminya

berprofesi sebagai guru SMA dan merupakan lulusan S1.

Merupakan sepasang suami istri yang telah dikaruniai 2 anak.

pasien menetap di daerah mamuju.

3. Data Obyektif

1) Antropometri

BB awal = 79 kg

BB Sekarang = 69 kg

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

3

Page 4: Laporan Obgyn

TB = 155 cm

Umur = 31 tahun

BBI = (TB-100) – (10%-(TB-100))

= (155-100) – 10% (155-100)

= 55-5,5

= 49,5 kg

LiLA = 28 cm

LiLA standar = 27,7 cm

LiLA pengukuran = (%LiLA yang diukur) /LiLA standar

= (28 x 100%) / 27,7

= 101 %

(Status gizi baik).

2) Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

Hasil Nilai Normal Interpretasi

Glukosa Puasa Hb

100 mg/dl12,2 mg/dl

70-110 mg/dl12-14 g/dl

NormalRendah

Sumber : Data Sekunder, 2014

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

4

Page 5: Laporan Obgyn

3) Pemeriksaan Fisik-klinis

Tabel 1.2 Hasil Pemeriksaan Fisik /Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

Keadaan UmumTekanan DarahNadi

Baik110/8095x/menit

120/80 mmhg80 – 120 x/i

NormalNormal

Sumber : Data Sekunder, 2014

4) Riwayat Makan

Tabel 1.3 Asupan zat Gizi sebelum intervensi

Energi Protein Lemak KH

Asupan 1189,32 kkal 43,42 gr 24,4 gr 194 gr

Kebutuhan 2235,180 kkal 97 gr 51,68 gr 337,13 gr

% Asupan 53,2% 36,49% 47,2% 47,4% Sumber : Data Primer, 2014

5) Skrining Gizi

Tabel 1.4 Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien

No Indikator Hasil

1 Nafsu makan menurun -

2 Kesulitan mengunyah /& menelan -

3 Mual dan muntah +

4 Alergi/intoleransi zat Gizi -

5 Asupan oral +Sumber : Data Primer, 2014

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

5

Page 6: Laporan Obgyn

BAB II

PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

II.1 Diagnosis Gizi

1. Domain Intake

Tabel 2.1 Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake

Problem Etiologi SignAsupan Oral tidak mencukupi

Intake kurang Hasil recall sebelum intervensi:E = 1189,32 kkal (53,2%)P = 43,42 gr (44,77%)L = 24,4 gr (47,2%)KH =194 gr (57,4%)

(NI. 2.1)Asupan Oral tidak mencukupi berkaitan dengan intake kurang ditandai oleh hasil recall sebelum intervensi:E = 1189,32 kkal (53,2%)P = 43,42 gr (44,77%)L = 24,4 gr (47,2%)KH =194 gr (57,4%)

Tabel 2.2 Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake

Problem Etiologi SignPeningkatan kebutuhan gizi Fe

Anemia Hb 12,2 g/dl.

(NI 5.1)Peningkatan kebutuhan gizi Fe berkaitan dengan anemia yang ditandai dengan Hb 12,2 g/dl.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

6

Page 7: Laporan Obgyn

2. Domain Clinical

Tabel 2.3Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Clinical

Problem Etiologi SignPenurunan berat badan tidak diharapkan berkaitan

Kondisi mual, muntah

Kehilangan berat badan 10 % dalam 90 hari.

(N.C-3.2)Penurunan berat badan tidak diharapkan berkaitan dengan kondisi mual, muntah yang ditandai dengan kehilangan berat badan 10 % dalam 90 hari.

II.2 Diagnosis Medis

Diagnosis medis yang diberikan pada Ny. E adalah Hiperemesis

gravidarum.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

7

Page 8: Laporan Obgyn

BAB III

RENCANA TERAPI GIZI

III.1 Rencana Asuhan Gizi

1. Jenis diet

Diet TKTP

2. Tujuan Diet

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien sesuai dengan kondisi

pasien.

2. Membantu meningkatkan kadar hb mencapai normal.

3. Mencegah katabolisme akibat muntah yang berlebihan.

3. Prinsip/Syarat Diet

Adapun prinsip/syarat diet adalah sebagai berikut :

1. Energi sesuai kebutuhan untuk memenuhi pemulihan energi

pasien dan mencukupi kebutuhan janin yaitu diberikan sebesar

2235,180 kkal

2. Protein normal yaitu 15% dari kebutuhan energi total yaitu 97

gr.

3. Lemak sedang yaitu 20% kebutuhan energi total yaitu 51,68 gr.

4. Karbohidrat normal yaitu 65% dari kebutuhan energi total yaitu

337,13 gr.

5. Vitamin dan mineral yang cukup.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

8

Page 9: Laporan Obgyn

6. Makanan secraa berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai

gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zat gizi pasien.

4. Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

Data Antropometri :

BB awal = 79 kg

BB sekarang = 69 kg

BBI= 49,5 kg

TB = 155 cm

Umur = 31 tahun

LiLA = 28 cm

LiLA standar= 27,7 cm

LiLA pengukuran =(%LLA yang diukur) / LiLA standar

=(28x100%)/27,7

=101% (>80 %)

(Status Gizi Baik)

Untuk trimester I:

Total energi = AMB × FA × FS

= 1235,3 x 1,2 x 1,3

= 2055,54 kkal + 180 kkal

= 2235,180 kkal.

Protein = 15 % x 2055,54

= 308,3 / 4

= 77 gr + 20 gr

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

9

Page 10: Laporan Obgyn

= 97 gr.

Lemak = 20 % x 2055,54kkal

= 411,11/9

= 45,68 gr + 6 gr

= 51,68 gr

KH = 65% x 2055,54kkal

= 1248,53 /4

= 312,13gr + 25 gr

= 337,13 gr.

5. Rencana Motivasi Dengan Penyuluhan Konsultasi

Tujuan :

Agar pasien dan keluarga:

1. Dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar

2. Mengerti tentang pentingnya mengonsumsi makanan

sesuai kebutuhan

Materi :

Diet TKTP

Sasaran :

Pasien & keluarga

Waktu :

± 20 menit

Tempat :

Poli Obgyn Rumah Sakit Pendidikan Unhas

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

10

Page 11: Laporan Obgyn

Metode :

Penyuluhan dan diskusi pada pasien

6. Rencana Monitoring

Parameter yang dimonitor selama studi kasus adalah sebagai

berikut:

Antropometri

Biokimia

Fisik/Klinis

Dietary

III.2 Implementasi Asuhan Gizi

1. Diet Pasien

Diet yang diberikan adalah diet TKTP yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan zat gizi pasien sesuai dengan kondisi pasien,

membantu meningkatkan kadar hb mencapai normal dan

mencegah katabolisme akibat muntah yang berlebihan.

Dengan penambahan asupan untuk ibu hamil pada trimester

I, yakni energi ditambahkan 180 kkal, protein ditambahkan 20 gr,

lemak ditambahkan 6 gr dan karbohidrat ditambahkan 25 gr sesuai

dengan akg 2013, maka diet ini mengandung energi sebesar 2235

kkal, protein 15 % dari energi total yaitu sebesar 97 gr, lemak 20 %

dari energi total yaitu 51,68 gr, dan karbohidrat 65 % dari

kebutuhan energi total yaitu 337,13 gr, serta vitamin dan mineral

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

11

Page 12: Laporan Obgyn

cukup. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan

nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zat gizi pasien.

2. Susunan Menu

Tabel 3.1. Perencanaan Distribusi Makanan Pasien

Menu BahanJUMLAH

URT Gram 07.00

Nasi Tahu Bacem

Ikan Goreng Tepung

Sup Kacang Merah

Susu Lactamil

Beras Giling Masak NasiTahuGula ArenMinyak Kelapa SawitIkan SegarTepung TeriguMinyak Kelapa SawitKacang MerahWortelKentangJamur Kuping SegarSusu Lactamil

¾ gls2 ptg1 ptg½ sdt1 ptng1 sdm½ sdm4 sdm¼ gls¼ gls1 sdm4 sdm

100100202601054030201040

10.00Jus Alpukat Alpukat

Susu Kental Manis1 bh sdg

2 sdm7520

12.00 Nasi Pallumara

Sambal Goreng Tempe

Sup wortel

Buah Susu Lactamil

Beras giling masak nasi Bandeng Minyak Kelapa Sawit Tempe kedele murni Minyak Kelapa Sawit Wortel Kentang Pepaya Susu Lactamil

¾ gls1 ptg bsr

½ sdt1 ptg

½ sdm ½ gls ½ gls1 ptg bsr

4 sdm

10075230550507540

16.00RotiBuah

RotiApel

1 iris1 bh sdg

20100

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

12

Page 13: Laporan Obgyn

19.00NasiAyam jamur kukus

Beras giling masak nasiAyamJamur kupingWortel

¾ gls1 ptg sdg

3 sdm½ gls

100603050

21.00Susu Lactamil Susu Lactamil 4 sdm 40

Menu tersebut mengandung E= 2222,2 kkal (99,41 %), P= 101,81

gr (105%), L= 54,3 gr (105%), KH= 321 gr (95,2%).

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

13

Page 14: Laporan Obgyn

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

IV.1 Definisi

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu

pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk

karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi

secara berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita

mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali

dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu

kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak

dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam

kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga

menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan

(Ben-Zion, MD).

2. Etiologi

Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui

secara pasti.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

14

Page 15: Laporan Obgyn

Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

1) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah

primi gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.

2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang

menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini

merupakan faktor organik.

3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu

terhadap anak.

4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada

penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan,

takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut

terhadap tanggug jawab sebagai ibu.

3. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi

mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus

menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak

sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

15

Page 16: Laporan Obgyn

aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam

darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan

karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan

khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu

juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga

aliran darah ke jaringan berkurang.

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah

frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat

merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit

dipatahkan.

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan

elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir

esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss)

dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya

dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.

1. Tingkat I

Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan

umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

16

Page 17: Laporan Obgyn

ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pda

epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan

darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang

mengering dan mata cekung.

2. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit

lemah mengurang, lidah mengering dan nampak kotor,

nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan

mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi

cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan

konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan

karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula

ditemukan dalam kencing.

3. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum

lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu

meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada

susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati

werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan

perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat

kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,

timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

17

Page 18: Laporan Obgyn

5. Diagnosa

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak

sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan

muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi

keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus

menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang

dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga

pengobatan perlu segera diberikan.

6. Penatalaksanaan

1) Obat-obatan

Sedativa yang siring diberikan adalah

phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin

B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti

dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan

antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau

khlorpromasin.

2) Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang

tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat

cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan

perawat yang boleh masuk ke dalam kamar

penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

18

Page 19: Laporan Obgyn

mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24

jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala

akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3) Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa

penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut

oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya

dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4) Cairan Parenteral

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit,

karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam

cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya

vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada

kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino

secara intravena.

5) Penghentian kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan

pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi

komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan,

takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam

keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

19

Page 20: Laporan Obgyn

mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan

pertimbangan gugur kandung diantaranya:

a) Gangguan kejiwaan

(1) Delirium

(2) Apatis

(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati

wernicle

b) Gangguan penglihatan

(1) Pendarahan retina

(2) Kemunduran penglihatan

c) Gangguan faal

(1) Hati dalam bentuk ikterus

(2) Ginjal dalam bentuk anuria

(3) Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi

meningkat

(4) Tekanan darah menurun

7. Diet Hiperemesis Gravidarum

1) Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan

untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan

mengontrol asidosis secara berangsur memberikan

makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

20

Page 21: Laporan Obgyn

2) Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki

beberapa syarat, diantaranyanadalah:

a) Karbohidrat tinggi

b) Lemak rendah

c) Protein sedang

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering;

pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan

pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang

saluran pencernaan dan diberikan sering dalam

porsi kecil.

f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima,

pemberian dioptimalkan pada makan malam dan

selingan malam.

g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam

porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan gizi pasien.

3) Macam - Macam Diet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis

gravidarum, yaitu :

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

21

Page 22: Laporan Obgyn

a) Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien

dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan

hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau

rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan.

Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-

2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi

yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak

diberikan dalam waktu lama.

b) Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan

muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara

berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan

makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak

diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan

bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat

memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan

energi.

c) Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada

pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet

diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan

minuman boleh diberikan bersama makanan.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

22

Page 23: Laporan Obgyn

Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan

energi dan semua zat gizi.

4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II,

dan III adalah :

a) Roti panggang, biskuit, crackers.

b) Buah segar dan sari buah.

c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh

dan kopi encer.

5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis

I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang

saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan

makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang

mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan

bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis

Gravidarum

a. Gravida

Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai

penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida

(Prawihardjo, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

23

Page 24: Laporan Obgyn

oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan

dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami

kehamilan pertama (Nining, 2009).

Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada

primigravida dan 40-60% pada multigravida (Arief.B, 2009).

b. Pendidikan

Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering

terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah

(Prawihardjo, 2005).

Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih

tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan

keluarganya (Saifuddin, 2002).

c. Riwayat Kehamilan

Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah

pada mola hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi

yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda

memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang

peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon

Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo,

2005).

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

24

Page 25: Laporan Obgyn

d. Riwayat Penyakit Ibu

Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah

faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain

(Prawihardjo, 2005).

Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah

hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya

metabolism basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran

ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya

mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang

juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul

dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

25

Page 26: Laporan Obgyn

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Monitoring

Pelaksanaan kegiatan konsultasi dan edukasi gizi di Poliklinik

Obgyn Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar berlangsung

selama 4 hari mulai dari tanggal 08-11 Desember 2014. Pasien datang

ke Poliklinik Obgyn dengan membawa hasil laboratoriumnya. Data

rekam medik pasien didapatkan di poli obgyn melalui perawat yang

bertugas. Kegiatan konsultasi berlangsung selama 4 hari. Hari pertama

tanggal 08 Desember 2014 dilaksanakan di depan Poli Obgyn selama

± 20 menit, sedangkan hari kedua, ketiga dan keempat tanggal 09-11

Desember 2014 konseling dilakukan melalui telepon.

Urutan kegiatan pelaksanaan konseling dan edukasi gizi yang kami

lakukan pada hari pertama adalah sebagai berikut:

Pasien dan keluarga datang ke Poliklinik Obgyn membawa hasil

laboratoriumnya.

Mencatat data-data yang dibutuhkan pada buku status pasien.

Menanyakan masalah dan keluhan yang dialami oleh pasien yang

berhubungan dengan penyakitnya.

Melakukan pengukuran antropometri pasien, meliputi berat badan

dan tinggi badan.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

26

Page 27: Laporan Obgyn

Melakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi harian

pasien.

Melakukan kegiatan konseling dan edukasi gizi kepada pasien,

berdasarkan keluhan dan masalah yang dialami oleh pasien.

Kegiatan konseling dan edukasi gizi dilakukan dengan menjelaskan

jenis diet yang sesuai untuk ibu hamil, maksud dan tujuan diet yang

akan diberikan, dan bagaimana penatalaksanaan diet tersebut

dalam hubungannya dengan pembagian makanan seharinya.

Melengkapi susunan pembagian makanan sehari pasien pada

leaflet diet yang digunakan, berdasarkan hasil perhitungan

kebutuhan energi dan zat gizi harian pasien.

Menjelaskan susunan pembagian makanan harian pasien yang

telah dibuat berdasarkan rekomendasi Daftar Bahan Makanan

Penukar.

Melakukan evaluasi dengan cara menanyakan kembali materi-

materi yang diberikan kepada pasien.

Membuat kesepakatan dengan pasien agar mematuhi diet yang

diberikan untuk menunjang penyembuhan atau perbaikan kondisi

pasien.

Mencatat hasil kegiatan konseling pada buku register.

Pasien pulang

Proses konseling dan edukasi gizi pada pasien berlangsung tertib

dan lancar. Pasien banyak bercerita tentang pola makan dan bertanya

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

27

Page 28: Laporan Obgyn

pada konselor. Pada kegiatan konseling tersebut, konselor juga

memberikan motivasi kepada pasien untuk memperbaiki

pola/kebiasaan makan yang tidak benar dan mau menjalankan diet

yang telah diberikan.

Hasil evaluasi menunjukan bahwa kegiatan konseling dan edukasi

gizi yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman pasien tentang

diet yang akan dijalankan untuk dirinya dan janinnya.

1. Monitoring Diet Pasien

Dari hasil monitoring, diet pasien menunjukkan bahwa selama

dalam masa perawatan pasien mendapatkan diet TKTP. Pemberian

diet ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien.

Pasien diberikan makanan yang tidak merangsang mual dan

muntahnya dan memberikan pemahaman bahwa porsi makan

harus ditingkatkan sesuai dengan keadaan pasien yang sedang

hamil.

Adapun hasil monitoring asupan makanan pasien selama

intervensi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

28

Page 29: Laporan Obgyn

Tabel 5.1 Distribusi Hasil Monitoring Asupan Makanan Pasien

HARI URAIANASUPAN ZAT GIZI

E (Kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)

I08/12/2014

Asupan 1818,3 83,62 51,6 265Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 81,34 86,21 99,8 78,6

II09/12/2014

Asupan 1708,5 79,12 52,7 225Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 76,43 81,57 102 66,8

III10/12/2014

Asupan 1578 62,03 36,9 251Kebutuhan 2235,2 97 51,7 337 % Asupan 70 52,13 71,5 74,6

Rata-rata % Asupan 76,12 73,3 91 73,3 Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa asupan pasien

dari intervensi hari pertama mengalami peningkatan dibanding

sebelum intervensi dan meningkat lagi pada intervensi hari kedua.

Namun pada hari ketiga mengalami penurunan tetapi tidak

serendah asupan sebelum intervensi. Hal ini disebabkan pasien

sudah tidak sering mual dan muntah hanya saja pada hari ketiga

mual dan muntah timbul namun tidak sering dan pasien masih

mampu menghabiskan makanannya walaupun tidak seperti nafsu

makan intervensi hari pertama dan kedua. Maka jika diratak-

ratakan intervensi hari pertama sampai dengan intervensi hari

ketiga dibandingkan dengan sebelum intervensi mengalami

peningkatan, dengan rata-rata % asupan yaitu energi 76,12%,

protein 73,3%, lemak 91%. dan KH 73,7%. Meningkatnya asupan

E, P, dan KH tersebut masih berada dibawah tingkat kebutuhan

normal namun sudah mengalami peningkatan yang baik. Adapun

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

29

Page 30: Laporan Obgyn

asupan lemak sudah mengalami peningkatan yang sangat baik

sesuai dengan kebutuhan normal.

2. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium

Adapun perkembangan data laboratorium pasien berupa tidak

dapat dimonitor karena pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan

selama intervensi studi kasus berlangsung.

V.2 Hasil Motivasi Diet Pasien

1. Perkembangan Pengetahuan Gizi

Pasien sebelum pelaksanaan intervensi belum pernah

mendapatkan edukasi terkait dengan masalah gizi, hal ini diketahui

dari penuturan pasien sendiri yang berprofesi sebagai bidan. Terapi

edukasi yang diberikan dengan metode penyuluhan gizi yang

dilakukan selama 1 hari sebelum pelaksanaan intervensi dan

diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari intervensi

menunjukkan hasil yang baik, dimana pasien merespon dengan

sangat baik apa yang kami sampaikan terkait diet yang dianjurkan.

2. Sikap Dan Perilaku Pasien Terhadap Diet

Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi

menunjukkan bahwa asupan energi, protein, dan karbohidrat

pasien kurang dari kebutuhan berdasarkan hasil perhitungan

kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis diet yang diberikan pada

pasien.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

30

Page 31: Laporan Obgyn

Penyuluhan gizi dan diskusi dapat memberi motivasi kepada

pasien dan penjaga pasien untuk menjalankan terapi diet yang

dianjurkan dengan baik dan benar. Dengan semakin baiknya

kondisi pasien, nafsu makan pasien juga semakin baik sehingga

terjadi peningkatan asupan makan dari pasien.

V.3 Evaluasi Asuhan Gizi Pasien

1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien

Hasil monitoring evaluasi asupan energi dan zat gizi selama

studi kasus didapatkan data bahwa terjadi peningkatan asupan

dibanding sebelum intervensi yaitu asupan energi dari 53,2%,

menjadi 76,12%, protein dari 44,7% menjadi 73,3%, Lemak dari

47,2% menjadi 91% dan karbohidrat dari 57,4% menjadi 73,3%.

Adanya peningkatan asupan tersebut sebenarnya dipengaruhi oleh

diet yang dijalankan pasien.

Penurunan asupan makanan sebelum intervensi dengan rata-

rata asupan selama intervensi menunjukan peningkatan. Hal itu

dapat dilihat pada tabel 5.1 tentang hasil monitoring intervensi

asupan makanan pasien.

2. Evaluasi Status Gizi

Keadaan status gizi pasien pada akhir studi kasus

mengalami perubahan, status gizi pasien berada dalam kondisi

dengan berat badan dari 69 kg menjadi 70 kg. Hal ini perlu

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

31

Page 32: Laporan Obgyn

ditingkatkan melalui pola asupan diet yang adekuat sesuai dengan

petunjuk dan penatalaksana diet yang telah didiskusikan bersama.

3. Perkembangan Pengobatan Yang Berhubungan Dengan Gizi

Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau

selama studi kasus dilaksanakan.

4. Perkembangan Terapi Diet

Terapi diet yang diberikan sejak awal intervensi hingga akhir

intervensi tidak berubah karena dari hasil monitoring dan evaluasi

yang dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru

baik dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun

laboratorium sehingga terapi diet tetap yaitu TKTP.

Grafik 5.1 Presentasi Asupan zat gizi selama intervensi

Berdasarkan grafik 5.1, kita bisa melihat bahwa selama studi

kasus berlangsung, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

mengalami peningkatan di intervensi hari pertama dan hari kedua

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

32

Page 33: Laporan Obgyn

tetapi mengalami penurunan diintervensi hari kedua dan ketiga.

Seperti dijelaskan sebelumnya, Penurunan asupan ini sebenarnya

dipengaruhi oleh keadaan pasien yang masih mual dan muntah

pasien namun sudah mengalami penurunan dibandingkan sebelum

intervensi. Hal ini membuktikan bahwa edukasi dan monitoring gizi

terhadap pasien berjalan dengan baik karena mengalami

peningkatan asupan dari sebelum intervensi dengan rata-rata

intervensi yang dilaksanakan.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

33

Page 34: Laporan Obgyn

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

1. Diagnosa yang ditegakkan pada pasien adalah Hiperemesis

gravidarum.

2. Status gizi pasien adalah gizi baik melalui LLA.

3. Jenis diet yang diberikan adalah Diet TKTP dengan konsistensi

makanan biasa.

4. Pada studi kasus ini diagnose gizi yang ditegakkan adalah NC-3.2

(Penurunan berat badan tidak diharapkan), NI-2.1 (Asupan oral

tidak mencukupi kebutuhan standar), dan NI-5.1 (Peningkatan

kebutuhan Fe).

5. Terjadi penurunan asupan energi, protein, lemak dan KH setelah

dilakukan intervensi dibandingkan sebelum intervensi, dikarenakan

diet yang dijalankan dan kondisi mual dan muntah pasien yang

semakin membaik.

VI.2 Saran

1. Terapi diet dan edukasi gizi harus terus dlakukan untuk memberikan

motivasi pada pasien dan keluarganya.

2. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetap

dipantau untuk melakukan identifikasi masalah gizi sedini mungkin.

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

34

Page 35: Laporan Obgyn

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,

Jakarta, Penerbit: Arcan

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,

Edisi 4; Jakarta, EGC

Laporan Magang Dietetik RS Universitas Hasanuddin Makasssar_2014MARDHIATI_K21111264

35