laporan nastar

21
ACARA V MEMBUAT ROTI KERING ANANAS TAARCES A. TUJUAN Tujuan dilaksanakannya praktikum acara V ‘Membuat Roti Kering Ananas Taarces’ adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti. 2. Mengetahui berbagai teknik pembuatan berbagai macam roti (roti tawar, roti krumpul, roti mandarin, roti gulung, roti kering). 3. Membuat berbagai macam roti (roti tawar, roti krumpul, roti mandarin, roti gulung, roti kering). B. TINJAUAN PUSTAKA Kue kering adalah jenis kue yang sangat populer. Terutama menjelang lebaran maupun saat Natal. Meskipun sudah ada sejak dulu namun kua kering klasik hingga kini tetap disuka. Sebut saja, kastengel, nastar, kue salju, katetong, dan sebagainya (Nursaadah, 2009). Kue kering potong adalah salah satu jenis kue kering menyerupai cake yang disajikan dalam potongan-potongan kecil berbentuk persegi. Cita rasa yang dihasilkan beragam, dan bebas dalam

Upload: cindyp

Post on 02-Oct-2015

124 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ACARA VMEMBUAT ROTI KERING ANANAS TAARCES

A. TUJUANTujuan dilaksanakannya praktikum acara V Membuat Roti Kering Ananas Taarces adalah sebagai berikut :1. Mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti.2. Mengetahui berbagai teknik pembuatan berbagai macam roti (roti tawar, roti krumpul, roti mandarin, roti gulung, roti kering).3. Membuat berbagai macam roti (roti tawar, roti krumpul, roti mandarin, roti gulung, roti kering).B. TINJAUAN PUSTAKAKue kering adalah jenis kue yang sangat populer. Terutama menjelang lebaran maupun saat Natal. Meskipun sudah ada sejak dulu namun kua kering klasik hingga kini tetap disuka. Sebut saja, kastengel, nastar, kue salju, katetong, dan sebagainya (Nursaadah, 2009).Kue kering potong adalah salah satu jenis kue kering menyerupai cake yang disajikan dalam potongan-potongan kecil berbentuk persegi. Cita rasa yang dihasilkan beragam, dan bebas dalam memasukkan bahan-bahan yang disuka dalam adonan, dari kacang-kacangan, aneka cokelat, hingga buah-buahan segar maupun kering. Sedang untuk hiasan atasnya agar penampilan kue lebih menarik dipergunakan olesan dari lapisan gula icing warna-warni, cokelat leleh, atau potongan manisan buah ceri merah (Indriani, 2005).Bentuk kue kering sangat beragam mulai dari bulat kelereng, persegi pipih, bualt panjang, seperti bunga dan lain sebagainya namun dengan satu persamaan yaitu ukurannya yang kecil. Rasanya pun juga sangat beragam ada yang renyah, garing, agak garing, atau agak lembab, ada pula yang terasa manis, asin atau gurih. Kue kering kadangkala dipadukan dengan bahan lain yaitu diberi isi atau dihias sesuai selera. Kue kering diisi misalnya dengan kacang-kacangan, manisan buah, atau dihias dengan biji-bijian, lapisan gula glasir, lapisan coklat, dan taburan serbuk gula putih dan berwarna (Boga, 2005).Untuk mendapatkan hasil kue kering yang maksimal, harus mengenal jenis adonan dan proses penyelesaian akhir agar terhindar dari kegagalan. Dilihat dari proses penyelesaian adonan, kue kering dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya kue kering yang dipotong-potong (bar cookies), kue kering dibentuk dengan sendok atau disendoki (drop cookies), kue kering yang adonannya didinginkan terlebih dahulu baru dipotong-potong (refrigerated cookies), kue kering yang dicetak (molded cookies), dan kue kering yang disemprotkan (pressed cookies). Masing-masing jenis kue ini memiliki karakteristik adonan yang berbeda. Kue kering yang dicetak memiliki struktur adonan yang lebih kokoh dibandingkan adonan kue kering yang disemprotkanatau adonan kue kering yang perlu dibekukan terlebih dahulu. Metode pembuatan kue kering yang paling umum sering disebut dengan sugar dough atau adonan pasir. Caranya, semua bahan kering dicampur dan diayak. Bahan basah seperti margarin dan kuning telur dikocok hingga lembut kemudian tepung terigu dimasukkan kedalam adonan margarin. Selanjutnya adonan diaduk-aduk dengan pisau atau garpu hingga adonan berbutir-butir hingga menyerupai butiran pasir. Selanjutnya adonan disatukan dengan tangan, digiling, dan dicetak sesuai kebutuhan (Handayani, 2014).Kue kering merupakan salah satu penganan tahan lama jika disimpan dengan benar, yaitu dalam stoples atau wadah lain kedap udara. Sebagai suguhan tamu atau camilan kaluarga, kue kering bisa dijadikan pilihan. Bahan tambahan berupa keju membuat kue kering ini lebih menarik. Selain itu, keju merupakan bahan makanan yang kaya akan protein. Bahan utama yang dipergunakan untuk membuat kue kering ini adalah tepung terigu berprotein tinggi. Tepung terigu jenis ini jika dicampur dalam adonan akan membuat kerangka adonan sehingga dapat menyimoan gas. Kue yang dihasilkan tidak mudah kempis dan tetap mengembang (Cahyana, 2004).Cookies atau kue kering merupakan camilan yang banyak digemari orang. Jenis kue kering banyak sekali, mulai dari jenis adonannya, rasa, bentuk, bahkan modifikasi kue kering yang berkembang (Asmadi, 2007). Kue kering adalah produk makanan yang keringkan dengan cara dioven atau digoreng. Umumnya terbuat dari tepung terigu, gula, dan lemak (margarin/mentega), dengan kadar air kurang dari 4% dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama (3-6) bulan (Paran, 2009). Kue kering adalah salah satu jnis makanan ringan/kecil yang sangat digemari masyarakat diperkotaan maupun dipedesaan. Bentuk dan rasa kue beragam, tergantung pada bahan tambahan yang digunakan. Cookies merupakan kue kering yang renyah, tipis datar, dan biasanya berukuran kecil. Kue kering (Cookies) merupakan biskuit yang berbahan dasar tepung terigu. Tepung terigu merupakan tepung atau bubuk yang berasal dari biji gandum. Keunggulan dari tepung terigu dibanding tepung lain yaitu kemampuannya untuk membentuk gluten saat diberi air. Sifat elastis gluten pada adonan menyebabkan kue tidak mudah rusak ketika dicetak (Fatkurahman, 2012).Kue kering merupakan bentuk camilan ynag sangat digemari masyarakat. Konsumsi kue kering terus meningkat dari tahun ke tahun. Konsumsi rata-rata pertahun pada penduduk di Jawa Tengah adalah 4,75 ons/th dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 20.112 ons/th. Untuk membuat kue kering bahan utama yang digunakan adalah tepung terigu (Kharisma, 2013).Cookies merupakan kue kering yang renyah, tipis, datar, dan biasanya berukuran kecil. Dalam standar industri Indonesia, cookies adalah makanan kering yang dibuat dari adonan lunak yang mengandung bahan dasar tepung terigu, pengembang, kadar lemak tinggi, renyah dan bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat. Bahan-bahan pembuatan cookies bibagai menjadi dua menurut fungsinya yaitu bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan. Bahan pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim, dan putih telur. Sedangkan bahan pendukung kerenyahan meliputi gula, shortening, bahan pengembang dan kuning telur (Indriyani,2007).Kue kering dan roti gandum diterima secara luas dan dikonsumsi di banyak negara berkembang yang menawarkan dan menilai sebagai pendukung dalam perbaikan gizi untuk anak-anak. Baru-baru ini kue kering telah divariasi dengan penambahan berbagai jenis serat dari sumber sayuran dan buah untuk meningkatkan kadar serat, memperbaiki tekstur, meningkatkan warna dan aroma produk akhir. Roti modern kadang-kadang dibungkus kertas atau plastik film, atau disimpan dalam wadah seperti breadbox untuk mempertahankan kesegaran lebih lama. Roti yang disimpan dalam kondisi hangat, lingkungan lembab rentan terhadap pertumbuhan jamur. Roti yang disimpan pada suhu rendah, misalnya dalam lemari es, akan mengembangkan pertumbuhan jamur lebih lambat daripada roti disimpan pada suhu kamar (Ortega, 2013).Tepung jagung adalah bahan yang biasanya digunakan untuk industri makanan, digunakan sebagai pengental, pembentuk gel, bulking agen dan agen retensi air. Pati normal terdiri dari sekitar 75% berat amilopektin bercabang dan sekitar 25% berat amilosa, yaitu linier atau sedikit bercabang. Pati butiran membengkak bila dipanaskan dalam air berlebih dan fraksi volume dan morfologi memainkan peran penting dalam. Tekstur sifat gel pati merupakan kriteria yang sangat penting, yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pati dalam sistem pangan. Sifat pati dari garis jagung dipilih dan ditemukan perbedaan yang signifikan (Sandhu, 2006). C. METODOLOGI1. Alata. Mixerb. Baskomc. Loyangd. Solete. Ovenf. Sarung tangang. Sarung tangan plastikh. Timbangan analitik2. Bahana. 3 butir kuning telurb. 250 gram mentegac. 0,5 p.t.B.Pd. 175 gr gulae. 250 gr tepung teriguf. 50 gr maizenag. Selai nanas3. 3 butir kuning telur, 250 gram mentega, p.t.B.P, 175 gr gulaCara Kerja

Pengocokan

250 gr terigu dan 50 gr maizena

Pencampuran

Pembentukan bulatan

Selai nanasPengisian

Peletakan dalam loyang

Pengglosingan

Pengovenan

Roti kering Ananas Taarces

D. PEMBAHASANTabel 5.1 Hasil Pengamatan Organoleptik Ananas TaarcesKodeWarnaRasaAromaTeksturOverall

1863,95a3,65a3,55a3,40a3,65a

2453,65a3,50a3,45a3,15a3,25a

3754,10a3,65a3,55a3,45a3,70a

4923,65a3,45a3,45a2,92a3,40a

5673,53a3,25a3,10a2,90a3,15a

Sumber: Hasil Uji OrganoleptikKeterangan kode:Keterangan skor :186 :kelompok 11 : sangat tidak suka245 :kelompok 22 : tidak suka375 :kelompok 33 : netral492 :kelompok 44 : suka567 :kelompok 55 : sangat sukaPembahasanPada praktikum pembuatan roti kering Ananas Taarces dilakukan uji organoleptik dengan parameter warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall. Pada parameter warna semua kelompok tidak berbeda nyata. Warna kue nastar yang dihasilkan rata-rata sama yaitu kuning kecoklatan. Pada parameter warna, kue nastar yang paling banyak disukai yaitu dengan kode 375 pada kelompok 3. Kemudian warna kue nastar kedua yang paling disukai yaitu dengan kode 186 pada kelompok 1. Pada peringkat ketiga berdasarkan parameter warna, kue nastar yang disukai yaitu dengan kode 245 pada kelompok 2. Pada peringkat empat berdasarkan parameter warna, kue nastar yang disukai yaitu dengan kode 492 milik kelompok 4. Dan yang paling tidak disukai yaitu dengan kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter warna, seluruh kelompok tidak berbeda nyata dan kue nasatar yang paling disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.Pada parameter rasa, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Rasa yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu manis dan gurih dikarenakan formulasi bahan yang juga sama. Pada peringkat pertama berdasarakan parameter rasa, kue nastar yang paling disukai adalah kode 186 milik kelompok 1. Peringkat kedua kue nastar yang disukai dengan kode 375 milik kelompok 3. Pada peringkat ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 245 milik kelompok 2. Pada peringkat empat, berdasarkan parameter rasa, kue nastar yang disukai adalah kode 492 milik kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar yang tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter rasa, seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling disukai adalah milik kelompok 1 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.Pada parameter aroma, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Aroma yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu aroma manis. Pada peringkat pertama berdasarakan parameter aroma, kue nastar yang paling disukai adalah kode 186 milik kelompok 1. Peringkat kedua kue nastar yang disukai dengan kode 375 milik kelompok 3. Pada peringkat ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 245 milik kelompok 2. Pada peringkat empat, berdasarkan parameter aroma, kue nastar yang disukai adalah kode 492 milik kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar yang tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter aroma seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling disukai adalah milik kelompok 1 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.Pada parameter tekstur, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Tekstur yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu lembut dan renyah. Pada peringkat pertama berdasarakan parameter tekstur, kue nastar yang paling disukai adalah kode 375 milik kelompok 3. Peringkat kedua kue nastar yang disukai dengan kode 186 milik kelompok 1. Pada peringkat ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 245 milik kelompok 2. Pada peringkat empat, berdasarkan parameter tekstur, kue nastar yang disukai adalah kode 492 milik kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar yang tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter tekstur seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.Pada parameter overall, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Pada peringkat pertama berdasarakan parameter overall kue nastar yang paling disukai adalah kode 375 milik kelompok 3. Peringkat kedua kue nastar yang disukai dengan kode 186 milik kelompok 1. Pada peringkat ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 492 milik kelompok 4. Pada peringkat empat, berdasarkan parameter overall, kue nastar yang disukai adalah kode 245 milik kelompok 2. Dan yang terakhir kue nastar yang tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter overall seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.Praktikum acara V yaitu pembuatan roti kering ananas taarces atau biasa disebut dengan nastar. Proses pembuatannya yaitu gula, mentega dan kuning telur dikocok terlebih dahulu hingga mengembang. Hal ini sesuai dengan teori Fatkurahman (2012) yaitu pembuatan cookies diawali dengan pemcampuran bahan shortening, gula, susu skim. Kemudian ditambah tepung terigu, maizena dan BP. Lalu diaduk hingga kalis menggunakan tangan. Selanjutnya dibentuk bulat-bulat dan dipipihkan untuk diisi dengan selai nanas lalu dibulatkan kembali. Kemudian diglosing dan dioven hingga matang. Hal ini juga sesuai dengan teori Fatkurahman (2012) yaitu setelah pencampuran dilakukan pencetakan adonankemudian diletakkan dalam lyang yang telah disiapkan. Cetakan cookies yang sudah jadi kemudian dioven dalam oven listrik dengan suhu 120-150 selama 15-20 menit. Akan tetapi perihal pengovenan tidak sesuai dengan teori karena oven yang digunakan adalah oven manual yang suhu dan waktunya tidak dapat dikontrol.Pada dasarnya proses pembuatan cookies dibagi menjadi 3 tahap yaitu pembuatan adonan, pencetakan dan pemanggangan. Pembentukan kerangka cookies diawali sejak pembuatan adonan. Selama pencampuran terjadi penyerapan air oleh protein terigu sehingga terbentuk gluten yang akan membentuk struktur cookies dan mengalami pemantapan selama pemanggangan. Adanya proses pengadukan menyebabkan shortening menjadi lunak karena adanya panas selama proses pengadukan. Selain itu, pengadukan juga menyebabkan udara yang terperangkap dalam jaringan tersebut terdesak oleh air yang menguap dan menyebabkan pengembangan. Shortening dan kuning telur dalam adonan juga dapat menurunkan terbentuknya gluten karena lemak menyelubungi tepung sehingga menghambat kontak antara protein terigu dengan air. Adanya gula juga juga dapat mengurangi terbentuknya gluten dengan adnya persaingan dengan protein dalam memperoleh air (Indriyani, 2007).Pada praktikum pembuatan kue kering nastar saat pengovenan suhu dan waktu tidak dapat dikontrol. Karena oven yang digunakan masih oven manual, sehingga hasil akhir produk ada beberapa nastar yang terlihat gosong dan keraknya sudah berwarna coklat tua. Selain itu kue nastar juga menjadi lebih mengembang. Menurut Fatkurahman (2012) pengovenan kue kering dioven dengan oven listrik suhu 120-150 selama 15-20 menit. Menurut Indriyani (2007) pada tahap awal pemanggangan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan melelehnya lemak sehingga konsistensi adonan menurun dan adonan cookies mengalami penyebaran ditandai dengan perubahan diameter dan ketebalan cookies. Ketika suhu mendekati titik didih air, protein dalam susu dan putih telur terkoagulasi dan diikuti gelatinisasi pati sebagian karena kandungan airna yang rendah. Pada saat suhu didih air tercapai pembentukan uap air meningkat diikuti kenaikan volume cookies. Menurut Indiyani (2007) bahan-bahan pembuatan cookies dibagi menjadi dua menurut fungsinya yaitu bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan. bahan pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim, dan putih telur sedangkan bahan pendukung kerenyahan meliputi gula, shortening, bahan pengembang dan kuning telur. Telur yang ditambahkan berperan menghasilkan produk yang lebih baik, dapat memperbaiki proses creaming, pemberi flavor yang khas serta kenaikan nilai gizi. Sedangkan gula berfungsi untuk memberi rasa manis, menambah rasa lembut, membantu proses penyebaran, juga sebagai pewarna kult atau kerak cookies.Menurut Handayani (2014) gula untuk membuat kue kering biasanya menggunakan jenis gula tepung atau gula halus, gula pasir, gula palm, dan gula merah. Di dalam adonan gula berfungsi memberikan rasa manis dan berperan dalam menentukan warna, tekstur, dan struktur rekahan kue. Gula halus akan menghasilkan kue bertekstur lebih renyah dan struktur adonan yang lebih kecil pori-porinya dibandingkan dengan gula pasir. Gula juga memberi aroma wangi dan khas pada kue kering, ini karena proses karamelisasi saat pemanggangan. Penggunaan gula yang berlebihan akan membuat kue lengket dan mudah gosong serta melebar bentuknya. Putih telur memiliki sifat mengikat adonan sehingga adonan kue kering akan lebih liat. Karenanya jarang kue kering yang menggunakan putih telur, kecuali jenis kue tertentu seperti macaron. Kuning telur akan membuat kue kering lebih renyah dan memberikan warna kuning yang bagus pada adonan. Tepung maizena memberikan tekstur yang renyah pada kue kering. Sifat tepung ini tidak lengket sehingga bisa langsung ditambkan ke adonan. Mentega akan menghasilkan kue kering dengan rasa dan aroma yang harum. Rasa susu sangat kuat jika menggunakan mentega sebagai bahan kue kering. Susu bubuk berfungsi meningkatkan rasa dan aroma kue kering menjadi lebih harum dan sedap. Penambahan susu juga akan membuat tekstur kue lebih renyah dan kua lebih bergizi. Baking powder memiliki fungsi yaitu membantu mengembangkan adonan dan membuat kue lebih kering. Menurut Indriani (2008) tepung terigu yang dipergunakan untuk membuat kue kering sebaiknya dipilih tepung terigu berprotein rendah. Penggunaan tepung terigu yang terlalu yang terlalu banyak akan membuat kue kering keras, sedangkan jika terlalu sedikit akan membuat kue kering terlalu lunak sehingga akan melebar saat dipanggang sehingga kehilangan bentuknya. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum kelompok 5 dan 6 yang kekurangan tepung dalam adonannya, sehingga adonannya masih sedikit cair dan sukar untuk dibentuk.Menurut Fatmawati (2012) fungsi gula yaitu mematangkan dan mengempukkan susunan sel dalam hal ini mengempukkan protein tepung. Juga memberi kerak yang diinginkan yang mulai terbentuk pada waktu temperatur rendah, dalam hal ini proses karamelisasi. Penggunaan lemak dapat menghalangi pembentukan gluten. Penggunaan lemak dapat menghasilkan cookies yang empuk dan tahan lama. Susu berfungsi untuk menambah gizi, membangkikan rasa, aroma dan mampu menjaga cairan dan membantu mengontrol kerak. Dan efek pengikat yang ada pada protein tepung bersama-sama bahan padatan susu akan membentuk struktur protein cookies.Faktor yang berpengaruh terhadap produk akhir diantaranya yaitu :a. Bahan bakuBahan baku yang digunakan pada praktikum yaitu gula pasir. Gula pasir sukar larut atau waktu yang dibutuhkan untuk larut dalam pengocokan lama sehingga masih dalam bentuk kristal ketika pencampuran dengan tepung. Tepung terigu, apabila tepung yang digunakan kurang maka adonan tidak dapat dibentuk, teapi apabila kelebihan maka adonan akan keras.b. PengocokanPengocokan bahan gula, mentega, dan kuning telur apabila terlalu lama maka akan berakibat pada adonan menjadi lunak dan lembek. Akan tetapi jika waktu pengocokan kurang maka adonan menjadi kurang mengembang.c. PengovenanWaktu dan suhu pengovenan adalah hal yang paling penting. Akan tetapi pada praktikum, waktu dan suhu pengovenan tidak dapat dikontrol sehingga pada hasil akhir terdapat beberapa kue nastar yang gosong.E. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara V Pembuatan Roti Kering Ananas Taarces adalah sebagai berikut :1. Pada pembuatan roti kering Ananas Taarces digunakan bahan yang meliputi kuning telur, mentega, gula, baking powder, tepung terigu, maizena, dan selai nanas.2. Proses pembuatan roti kering Ananas Taarces yaitu pencampuran bahan, pengocokan, pencampuran dengan tepung, pembentukan bulatan, pengisian selai nanas, peletakan dalam loyang, pengglosingan, dan terakhir pengovenan.3. Hasil organoleptik tidak berbeda nyata pada seluruh parameter.4. Faktor yang berpengaruh terhadap produk akhir yaitu bahan baku, pengocokan dan pengovenan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2007. Kue Kering Favorit. Gramedia Pustaka Utama. JakartaBoga, Yasa. 2005. Terampil Membuat Kue Kering. Gramedia Pustaka Utama. JakartaCahyana, Cucu., Ismayani, Yeni. 2004. Seri Kue Kering Favorit. Gramedia Pustaka Utama. JakartaFatkurahman, Rifa., Atmaka, Windi., Basito. 2012. Karakteristik Sensori Dan Sifat Fisikokimia Cookies Dengan Substitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L.) Dan Tepung Jagung (Zea mays L.). Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 1. No. 1Fatmawati, Wahyu Tri. 2012. Pemanfaatan Tepung Sukun Dalam Pembuatan Produk Cookies (Choco Cookies, Brownies Sukun, Dan Fruit Pudding Brownies. Fakultas Teknik. Universitas Negeri YogyakartaHandayani, Sulasih., Wibowo, R. Adhie. 2014. Koleksi Resep Kue Kering. Kawah Media. JakartaIndriani. 2005. Kue Kering Potong. Gramedia Pustaka Utama. JakartaIndriyani, Ari. 2007. Cookies Tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) Dengan Pengkayaan Serat Pangan. Skripsi Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian. Universitas Gajah MadaKharisma, Micky., Dewi, Lusiawati., Martono, Yohanes. 2013. Perbandingan Kadar Protein Dan Air Pada Kue Kering Yang Disubstitusi Dengan Tepung Tempe. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan. Fakultas MIPA. Universitas Negeri YogyakartaNursaadah. 2009. Kue Kering Gaya Baru. Gramedia Pustaka Utama. JakartaOrtega, Marcela Hernandez., Kissangou, Guy., Mondragon, Hugo Necoechea., Moreno, Alicia Ortiz. 2013. Microwave Dried Carrot Pomace As A Source of Fiber And Carotenoids. International Journal Of Food and Nutrition Sciences. Vol. 4Paran, Sangkan. 2009. 100+ Tip Antigagal Bikin Roti, Cake, Pastry Dan Kue Kering. Kawan Pustaka. Jakarta Sandhu, Kawaljit. Singh, Narpinder. 2006. Some properties of corn starches II: Physicochemical,gelatinization, retrogradation, pasting and gel textural properties Department of Food Science and Technology, Guru Nanak Dev University, Amritsar, Punjab 143005, India.