laporan kunjungan

30
BAB I PENDAHULUAN Menurut psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. Proses perubahan terjadi secara terus menerus dari bayi sampai menjadi tua. Oleh karena itu, zat-zat gizi tetap diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi- fungsi dasar, seperti menyediakan energi, mengatur reaksi- reaksi dalam tubuh dan menyumbang struktur. Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan 1

Upload: emil-muzammil

Post on 27-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kunjungan

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula

pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir

pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi

dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan

pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan

mengasuh anak anak.

Proses perubahan terjadi secara terus menerus dari bayi sampai menjadi tua.

Oleh karena itu, zat-zat gizi tetap diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi-

fungsi dasar, seperti menyediakan energi, mengatur reaksi-reaksi dalam tubuh dan

menyumbang struktur.

Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,

mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan

makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari

bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan

dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung

dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh

dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan

menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat

tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup

tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap, sesuai

dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat

terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan gizi dalam

jumlah yang cukup.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh melakukan

pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang sudah aus, melakukan kegiatan,

dan pertumbuhan sebelum usia dewasa. Agar tubuh dapat menjalankan ketiga

1

Page 2: Laporan Kunjungan

fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang didapat melalui

makanan. Diperkirakan 50 macam senyawa dan unsur yang harus diperoleh dari

makanan dengan jumlah tertentu setiap harinya. Bila jumlah yang diperlukan tidak

terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai (Ari Agung, 2002).

BAB 2

2

Page 3: Laporan Kunjungan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status gizi

2.1.1. Pengertian Gizi

Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur

kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang

sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah

yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan

fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat

dibutuhkan untuk hidup dan sehat (Kusharisupeni, 2007).

Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-

1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari

bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca

ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya

sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain, 1994).

WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang

terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan

pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara

kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.

Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi

mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau

nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam

cairan tubuh (Almatsier, 2004).

2.1.2. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah

satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik

bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan

dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian

konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif (Supariasa, 2001).

3

Page 4: Laporan Kunjungan

Status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari

pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator

yang digunakan (DepKes,2002).

Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering

disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah

World Health Organization – National Centre for Health Statistik (WHO-NCHS).

Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi

lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik

untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup

mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk

untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor

(Supariasa, 2002).

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang

paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan

makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu

ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan

yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan (Riyadi, 2001 yang

dikutip oleh Simarmata, 2009).

Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan

kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah

terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang

menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut.

Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi (PSG) di dalam ilmu gizi adalah

untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau

masyarakat.

Definisi PSG adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan

menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu

yang berisiko atau dengan status gizi buruk (Hartriyanti, 2007).

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang

paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan

gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :

4

Page 5: Laporan Kunjungan

a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.

b. Kelompok di bawah lima tahun (balita): 1-5 tahun.

c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.

d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.

e. Kelompok ibu hanil dan menyusui.

f. Kelompok usia (usia lanjut). (Notoatmodjo, 2003)

2.1.3 Penilaian Status Gizi Secara Langsung

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi

yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada

jaringan epitel (supervisial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroid.

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang

diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa

jaringan tubuh seperti otot dan hati.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan

dan jaringan.

2.1.4. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

1. Survei Konsumsi Makanan

5

Page 6: Laporan Kunjungan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis

data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi.

3. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi

sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.

Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti

iklim, tanah, irigasi dan lain-lain (Supariasa, 2002).

2.2. Pemeriksaan Antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis

kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan

tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor

lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh

lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau

faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu

dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Arisman, 2009).

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya

tubuh dan metros, artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.

Jadi dapat ditarik pengertian antropometri gizi adalah berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan,

lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari

berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini

biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002).

Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometris adalah

besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi.

6

Page 7: Laporan Kunjungan

Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk: (1) penapisan status gizi,

(2) survei status gizi, dan (3) pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada

orang per orang untuk keperluan khusus. Survei ditujukan untuk memperoleh

gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu, serta faktor-faktor yang

berkaitan dengan itu. Pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran

perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2009).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh

manusia, antara lain: usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar

kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.

Faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil

pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila

tidak disertai dengan penentuan usia yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor

(1980), batasan usia digunakan adalah tahun usia penuh (Completed Year).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan

menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Di

samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis

obat dan makanan.

Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti

dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh cenderung

meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi

penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan

lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan, antara

lain:

1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu

singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara

periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

7

Page 8: Laporan Kunjungan

3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan

luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan

secara meluas.

4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan

pengukur.

5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai

dasar pengisiannya.

6) Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status

gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai

indeks yang tidak tergantung pada umur.

7) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang

tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang

digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

2) Mudah diperoleh dan relatif mudah harganya.

3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

4) Skalanya mudah dibaca.

5) Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Pada prinsipnya, ada dua macam timbangan, yaitu beam (lever) balance

scales dan spring scale. Contoh beam balance ialah dacin, dan spring scale scale

adalah timbangan pegas (contohnya, timbangan kamar mandi). Kesulitan dalam

menimbang anak adalah anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak

biasanya menangis.

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah

lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di samping itu

tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan

menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quac stick), faktor umur

dapat dikesampingkan.

8

Page 9: Laporan Kunjungan

Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri

dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai

ketelitian 0,1 cm.

Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai

dengan standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari prosedur

standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan menunjukkan kesalahan secara

tepat sehingga perubahan dapat dilakukan sebelum sumber kesalahan dapat dipastikan.

Penyelia mempelajari hal-hal apa yang perlu diperhatikan untuk menjamin presisi dan

akurasi pengukuran dan ketrampilan apa yang perlu diberikan (Supariasa, 2002).

Idrus dan Kunanto (1990), memberikan pengertian mengenai presisi dan

akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subyek yang sama secara berulang-

ulang dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan

untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh

penyelia.

Berbagai penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Di

antara penyebab antara lain pada waktu melakukan pengukuran tinggi badan tanpa

memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya belakang kepala, punggung,

pinggul, dan tumit harus menempel di dinding. Sikapnya harus dalam posisi siap

sempurna. Di samping itu pula kesalahan juga terjadi apabila petugas tidak

memperhatikan situasi pada saat anak diukur. Contohnya adalah anak

menggunakan sandal atau sepatu. Pada waktu penimbangan berat badan,

timbangan belum di titik nol, belum dalam keadaan seimbang, dan timbangan

tidak berdiri tegak lurus.

Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur dapat terjadi karena

petugas pengumpul data kurang hati-hati atau belum mendapat pelatihan yang

memadai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran sering disebut

measurement error. Masalah lain juga timbul dalam penentuan status gizi adalah

alat ukur dan pengukuran.

Secara garis besar usaha untuk mengatasi kesalahan pengukuran, baik dalam

mengukur sebab maupun dampak dari suatu tindakan, dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

9

Page 10: Laporan Kunjungan

a) Memilih ukuran yang sesuai dengan apa yang ingin diukur. Misalnya

mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, dan tidak menggunakan alat ukur

lain yang bukan diperuntukkan untuk mengukur tinggi badan.

b) Peneraan alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus

selalu ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya

tidak digunakan lagi.

c) Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk

mendapatkan presisi dan akurasi yang baik (Supariasa, 2002).

2.3. Standar Penilaian Status Gizi

Standar (baku) rujukan CDC-NCHS 2000 ditetapkan sebagai pembanding

dalam status gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat di Indonesia.

Standar ini dipaparkan dalam persentil dan ketentuan eid indeks dari BB/TB.

Hasil pengukuran status gizi berdasarkan eid indeks dapat digolongkan

dalam persentase malnutrisi berat (< 70%), malnutrisi sedang (≥ 70-80%),

malnutrisi ringan (≥ 80-90%), gizi baik (≥ 90-110%), overweight (≥ 110-120%),

dan obesitas (≥ 120%).

Untuk menentukan status gizi digunakan berat badan (BB) terhadap tinggi

badan (TB) (CDC, 2000). Tabel Referensi CDC-NCHS 2000 untuk menentukan

status gizi (lampiran) (Supariasa, 2002).

2.4. Kebutuhan Gizi Dan Kecukupan Gizi

Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang

untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, salah

satunya karena faktor genetika. Kegunaan perhitungan kebutuhan gizi adalah

sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau

konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan

kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances/ RDA) adalah

jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar

hampir semua orang dapat hidup sehat.

Kebutuhan gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut:

1. Pertumbuhan

10

Page 11: Laporan Kunjungan

Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan

bagian-bagiannya. Fase ini dimulai dari kandungan sampai usia dewasa muda.

Laju pertumbuhan tercepat terjadi sebelum kelahiran dan sewaktu bayi. Keperluan

tubuh akan zat gizi esensial pada waktu bayi lebih utama dibandingkan dengan

masa lain selam kehidupan. Pertumbuhan berikutnya adalah masa kanak-kanak.

Pada usia ini kegiatan fisik mulai meningkat. Kekurangan zat gizi pada dua masa

ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Kebutuhan zat

gizi dan energi menjadi bervariasi seiring dengan laju pertumbuhan. Sampai masa

remaja, kebutuhan zat gizi sangat penting untuk perkembangan tubuh, seperti

terbentuknya tulang dan otot yang kuat, simpanan lemak yang cukup untuk

melindungi tubuh dan organnya, kulit yang sehat, rambut yang mengkilap, serta

gigi yang sehat.

2. Umur

Semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi semakin

sedikit. Pada usia dewasa, zat gizi diperlukan untuk penggantian jaringan tubuh

yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Pada masa ini aktivitas

fisik mulai meningkat yaitu untuk melakukan pekerjaan atau bekerja.

3. Jenis kegiatan fisik dan ukuran tubuh

Makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan maka makin banyak energi

yang diperlukan. Untuk melakukan aktifitas fisik yang sama, orang yang berbadan

besar membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan

kecil. Akan tetapi, aktifitas fisik lebih berpengaruh terhadap pengeluaran energi

daripada perbedaan ukuran tubuh.

4. Keadaan sakit dan penyembuhan

Pada keadaan sakit terjadi perombakan protein tubuh. Oleh karena itu, agar

kondisi tubuh kembali normal maka pada periode penyembuhan diperlukan

peningkatan konsumsi protein. Kondisi sakit tidak saja memerlukan peningkatan

konsumsi protein, tetapi juga peningkatan zat-zat gizi lain sepertia air, vitamin,

mineral, karbohidrat, dan lemak.

5. Keadaan fisiologis khusus (hamil dan menyusui) (Auliana, 1999)

11

Page 12: Laporan Kunjungan

2.4.1. Pola Menu Sehari Menurut Kandungan Energi

Seseorang dapat menyusun menu sehari yang seimbang dengan

menggunakan daftar pola menu sehari menurut kandungan energi yang diucapkan

dalam jumlah penukar sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Pola ini

menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan bahan makanan yang perlu

dimakan sehari sesuai dengan kebutuhan energi rata-ratanya sehari. Dengan

menggunakan berbagai jenis bahan makanan dalam tiap golongan bahan makanan

sesuai jumlah penukar yang tercantum dalam tabel, dapat dijamin bahwa menu

yang disusun seimbang dalam semua zat gizi dan bervariasi. (Almarsier, 2004)

2.4.2. Daftar Bahan Makanan Penukar

Dalam bahasa baku, menu ialah susunan bermacam makanan yang

dihidangkan. Makanan disini tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dimakan,

tetapi juga sesuatu yang diminum. Lalu pengertian Daftar Bahan Makanan

12

Page 13: Laporan Kunjungan

Penukar ialah Daftar yang membuat bahan-bahan makanan dalam jumlah tertentu

dengan kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan

satumacam bahan makanan dengan yang lainnya. Adanya Daftar Bahan Makanan

Penukar digunakan untuk memudahkan penyusunan menu yang bervariasi dan

bergizi dengan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan peranannya dalam

pola menu makanan seimbang dan zat gizi yang dikandungnya. Daftar ini pertama

kali disusun di Indonesia pada tahun 1972 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan

Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Bahan makanan dibagi ke

dalam delapan golongan yaitu:

1. Bahan makanan sumber karbohidrat

2. Bahan makanan sumber protein hewani

3. Bahan makanan sumber protein nabati

4. Sayuran

5. Buah-buahan

6. Susu

7. Minyak

8. Gula

Untuk tiap golongan bahan makanan disusun daftar bahan makanan dalam

jumlah yang zat gizinya setara dalam energi, karbohidrat, lemak, dan protein

(rincian daftar bahan makanan penukar dapat dilihat di lampiran Daftar Bahan

Makanan Penukar). Bahan makanan dalam jumlah tersebut dapat saling

menukarkan. Perhatikan terlebih dahulu bahan makanan tiap golongan yang

digunakan sebagai acuan, ukuran standar (dalam ukuran rumah tangga dan gram)

dan nilai energi, karbohidrat, lemak, dan proteinnya. (Isfiani, Ilma R, 2011)

13

Page 14: Laporan Kunjungan

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien 1

Nama : Aminatul Wahyuda

Umur : 38 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Ceurih, Kec. Ulee Kareng

Agama : Islam

Status : Sudah Menikah

Pemeriksaan : 27 Agustus 2014

Status Gizi:

TB : 150 cm

BB : 61 kg

Pola Makan :

• Sarapan : Nasi Putih ½ porsi, telor ceplok, udang goreng sambal lado,

kerupuk emping, teh (1 sendok gula)

• Makan Siang : Nasi putih 1 porsi, udang tumis, tumis brokoli, ikan tongkol

sambal lado, kerupuk

• Makan Malam : Nasi putih 1 porsi, udang tumis, tumis brokoli, ikan

tongkol sambal lado, kerupuk

• Cemilan : Buah-buahan (Salak dan Rambutan), jus kates

• Aktivitas sehari-hari : Kegiatan ibu rumah tangga (Mencuci, Menyapu,

Menggosok, Memasak)

14

Page 15: Laporan Kunjungan

Pasien 2

Nama : Eka Setiawansyah

Umur : 30 tahun

Alamat : Desa Pango Raya

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah Tangga

Status : Sudah Menikah

Pemeriksaan : 27 Agustus 2014

Status Gizi :

TB : 153 cm

BB : 96 kg

Pola Makan :

• Sarapan: -

• Makan Siang (12.00): nasi putih 1 porsi, ikan sambal,

kuah asam keu’eng.

• Makan Malam (20.00): Nasi Putih 1 porsi, ikan sambal, kuah

asam keu’eng, kerupuk melinjo.

• Cemilan (16.30 dan 21.00): keripik singkong.

• Aktivitas sehari-hari: aktivitas ibu rumah tangga (mencuci baju, mencuci

piring, menyapu, mengepel, dll)

• Olahraga: -

15

Page 16: Laporan Kunjungan

Pasien 3

Nama : Muhammad Nasir

Umur : 38 tahun

Alamat : Desa Pango Raya

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Wirausaha (Fotokopi)

Status : Sudah Menikah

Pemeriksaan : 27 Agustus 2014

Status Gizi :

TB : 167 cm

BB : 60 kg

Pola makan :

• Sarapan (09.00): Nasi gurih, telur dadar, perkedel kentang.

• Makan Siang (13.00): nasi putih 1 porsi, ikan sambal, sayur bening,

kerupuk udang.

• Makan Malam (19.30): Nasi Putih 1 porsi, telur sambal, sayur bening,

kerupuk udang.

• Cemilan (16.00): pisang goreng 3 potong.

• Aktivitas sehari-hari: usaha fotokopi

• Olahraga: -

16

Page 17: Laporan Kunjungan

Dalam menilai status gizi para pasien dewasa di Puskesmas Kecamatan

Syiah Kuala, perlu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan masing-

masing pasien. Kemudian berdasarkan hasil temuan ditentukan indeks massa

tubuh masing-masing pasien dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram)

dengan tinggi badan di kuadratkan (dalam meter).

Dari hasil yang didapatkan, ditemukan hasil pasien pertama dengan indeks

massa tubuh 41,2 yang dapat digolongkan dalam klasifikasi obesitas kelas III,

dimana rentang nilainya di atas 40,00. Pasien kedua memiliki indeks massa tubuh

senilai 21,5 yang tergolong dalam klasifikasi normal dimana rentang nilai antara

18,50 - 24,99. Sementara itu pasien ketiga memiliki indeks massa tubuh 27,11

yang termasuk pada klasifikasi pre-obesitas dimana rentang nilai diantara 25,00 –

29,99.

Pasien pertama dan ketiga perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya

menjaga pola makan dan asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu, pasien juga

perlu diingatkan untuk selalu menjaga keseimbangan antara nutrient intake

dengan energy expenditure. Pasien diajak untuk berolahraga sebagai hal yang

wajib untuk dilakukan di sela rutinitas harian minimal 30 menit dalam sehari

dengan jenis olahraga yang beragam dikarenakan pasien belum memasukkan

jadwal olahraga sebagai hal yang penting untuk dilakukan. Begitu juga halnya

dengan nutrisi yang seimbang perlu selalu menjadi perhatian masing-masing

individu, dimana mereka perlu mengkonsumsi panganan berkarbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup dan komposisi yang

seimbang. Dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas, diharapkan pasien

pertama dan ketiga dapat menurunkan berat badan dan mencapai nilai indeks

massa tubuh yang normal.

Pasien kedua yang memiliki indeks massa tubuh dalam rentang nilai normal

perlu mempertahankan berat badannya saat ini dengan tetap menjaga pola makan

dan asupan nutrisi hariannya. Olahraga juga harus dimasukkan dalam jadwal

harian pasien di sela-sela rutinitas mengingat pasien belum berolahraga secara

rutin. Dengan cara ini, diharapkan pasien dapat tetap menjaga kebugaran,

kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja harian.

17

Page 18: Laporan Kunjungan

Almarsier (2004) menyatakan, Dokter selaku ahli kesehatan dalam

masyarakat dapat membantu menyusun menu harian yang seimbang dengan

menggunakan daftar pola menu sehari menurut kandungan energi yang diucapkan

dalam jumlah penukar. Pola ini menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan

bahan makanan yang perlu dimakan sehari sesuai dengan kebutuhan energi rata-

ratanya sehari. Dengan menggunakan berbagai jenis bahan makanan dalam tiap

golongan bahan makanan sesuai jumlah penukar, dapat dijamin bahwa menu yang

disusun seimbang dalam semua zat gizi dan bervariasi.

18

Page 19: Laporan Kunjungan

BAB IV

KESIMPULAN

Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,

mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperoleh energi guna melakukan

kegiatan fisik sehari-hari. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam

pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai

zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh).

Peran dan kedudukan status gizi didalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui

status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.

Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, salah satunya karena faktor

genetika. Kegunaan perhitungan gizi adalah sebagai baku evaluasi konsumsi

pangan dan gizi, perencanaan atau konsumsi pangan, perencanaan produksi dan

ketersediaan pangan. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan (Recommended

Dietary Allowances / RDA) adalah jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau

rata-rata kelompok orang agar hamper semua orang dapat hidup sehat.

Semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi semakin

sedikit. Pada usia dewasa, zat gizi diperlukan untuk pergantian zat tubuh yang

rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Kekurangan energi terjadi bila

konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Tubuh

akan mengalami keseimbangan energi negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari

berat badan seharusnya (ideal). Bila hal ini dialami pada orang dewasa akan

menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Sedangkan,

kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi

yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh.

Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan.

19

Page 20: Laporan Kunjungan

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 1995. Physical Status : the Use and Interpretation of Anthropometry.

Report of a WHO Expert Committee. WHO, Geneva.

WHO. 2007. WHO Reference 2007 for Child and Adolescent. WHO,

Geneva.

WHO. 2000. Nutrition for Health and Developmnetal, WHO, Geneva

Supariasa, Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi

Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Laboratorium Terpada Fakultas

kesehatan Masyarakat Universitas hasanuddin.

Gibson 2005. Tinjauan Pustaka LILA. (Online)

http://www.scribd.com/doc/46253718/Tinjauan-Pustaka-Lila-Antropo

Dsb (Diakses pada tanggal 2 Agustus 2012)

Supariasta Nyoman Dewa I. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

Supariasa,2001. Penilaian Status Gizi Dalam Antropometri.(Online)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25638/4/Chapter

%20II.pdf(diakses pada tanggal 2 Agustus 2012)

Sutalaksana,1996. . Bio Kimia Harper. Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

Chinue, 2009 Perhitungan Kebutuhan Gizi. Malang.

Supariasta Nyoman Dewa I. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

20