laporan kimia dasar

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Upload: nurennurs

Post on 19-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

arahan atau pedoman penulisan laporan praktikum kimia dasar dalam lingkungan teknik. terutama teknik metalurgi dan teknik lainnya

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

BAB IITEORI DASAR2.1 Suhu

Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem.. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetic rata rsep suhu (temperatur) yang berasal dari ide kualitatif tentang panas dan dingin ata yang dimiliki oleh molekul - molekul benda (Foster, Bob. 2003 : 150). Kondidasarkan atas indera perasa. Suatu benda yang rasanya panas pada umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda yang dingin. Panas tidak sama dengan suhu, tetapi panas dan suhu tidak dapat dipisahkan. Pada umumnya setiap benda yang dipanaskan (diberi energi panas) akan mengalami kenaikan suhu. Selain itu. Umumnya volume suatu zat akan membesar jika suhunya dinaikkan. Apabila suatu benda dipanaskan, beberapa sifat fisisnya mengalami perubahan. Misalnya, daya hantar listrik sebuah logam menurun pada suhu tinggi; warna pijar sebuah benda mendekati kebiruan pada suhu tinggi dan mendekati kemerahan pada suhu rendah; tekanan udara dalam ban akan meningkat pada suhu tinggi.perubahan sifat benda yang berhubungan dengan suhu seperti yang telah disebutkan diatas disebut sifat termometrik.Berdasarkan sifat sifat termometrik tersebut dibuatlah alat ukur suhu yang diberi nama termometer yang berasal dari bahsa Ynunai, yaitu thermos yang berarti panas dan meter yang berarti mengukur. Sebeblum termometer ditemukan, suhu tidak dapat diukur dengan tepat (Legiyo, Stephanus. 2007 :161).2.1.1 Jenis Jenis Termometer

Seperti yang telah diketahui, alat untuk mengukur suhu dinamakan termometer. Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik bahan, yaitu kepekaan bahan terhadap perubahan suhu atau perubahan besaran fisika akibat perubahan suhu. Beberapa contoh perubahan besaran fisika yang dapat digunakan untuk membuat termometer adalah pemuaian zat cair dalam pipa kapiler, perubahan hambatan listrik kawat platina, pemuaian keping bimetal, dan perubahan tekanan gas pada volume tetap. Bebrapa jenis termometer itu antara lain : 1. Termometer Zat Cair

Termometer zat cair yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah termometer yang bahan pengisinya zat cair, misalnya raksa. Pada umumnya zat cair memiliki pemuaian yang tidak teratur. Misalnya, air apabila dipanaskan dari suhu 0oC 4oC volumenya justru menyusut. Akan tetapi, raksa memiliki pemuaian yang teratur. Yang termasuk didalam thermometer ini adalah :a. Termometer Raksa

Termometer raksa adalah termometer yang bahan pengisinya adalah raksa. Sebagai contoh termometer raksa adalah termometer skala Celsius. Merupakan salah satu termometer raksa yang digunakan di laboratorium. Raksa dalam termometer akan memuai apabila dipanaskan. Pemuaian ini menyebabkan raksa mengisi pipa kapiler dan menunjuk pada skala tertentu. Sedangkan, skala yang ditunjukkan oleh termometer ini menunjukkan suhu benda yang diukur.

Gambar 2.1 Termometer raksa

Beberapa keuntungan apabila raksa digunakan sebagai bahan pengisi termometer adalah

Raksa mengkilap dan tidak membasahi dinding kaca;

Raksa merupakan penghantar yang baik sehingga suhunya mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur;

Pemuaiannya teratur;

Memiliki titik didih yang tinggi (357oC) sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi; dan

Kalor jenisnya kecil sehingga dengan perubahan panas sedikit saja sudah cukup untuk mengubah suhu.

Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah

Mahal,

Memiliki titik beku rendah (39oC) sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah, dan

Beracun, sehingga apabila termometer pecah dapat menyebabkan keracunan.

b. Termometer Klinis

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Oleh karena itu, termometer ini sering disebut termometer suhu badan. Bagian-bagian dari termometer klinis adalah tabung raksa, bagian yang menyempit, dan pipa kapiler. Zat cair yang digunakan untuk bahan pengisi termometer ini adalah raksa. Skala termometer klinis memiliki jangkauan di atas dan di bawah suhu rata-rata tubuh manusia, yaitu 37oC. Suhu terendah tubuh manusia tidak pernah kurang dari 35oC dan tidak pernah lebih dari 42oC sehingga skala termometer klinis terletak antara 35oC dan 42oC.

zeal.co.uk

Gambar 2.2 Termometer klinis.

Termometer yang telah dibicarakan di atas merupakan termometer klinis analog. Dalam termometer analog, hasil pengukuran suhu dapat dibaca pada angka yang tertera pada termometer. Di samping termometer analog, sekarang sudah ada termometer klinis digital. Dalam bentuk digital, hasil pengukuran langsung ditampilkan dalam bentuk angka.

nb-sensor.com

Gambar 2.3 Termometer klinis digital.

Untuk mengukur suhu badan, termometer klinis ditempatkan di bawah lidah atau dijepit pada ketiak. Setelah beberapa saat, termometer diambil dan raksa dalam tabung menjadi dingin dan menyusut. Dengan adanya bagian yang menyempit, raksa di dalam pipa kapiler tidak dapat memasuki tabung dan tetap menunjukkan skala tertentu, misalnya 37oC. c. Termometer Dinding

Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Sesuai dengan namanya, termometer ini dipasang pada dinding ruangan. Skala termometer ini memiliki jangkauan suhu yang dapat terjadi dalam ruang, misalnya 50oC sampai 50oC (Gambar 4.4).

rossbrownsales.comGambar 2.4 Termometer dinding.d. Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani

Termometer maksimum-minimum six bellani digunakan untuk mengukur suhu dalam rumah kaca, yaitu bangunan yang digunakan untuk menanam tumbuh-tumbuhan sebagai bahan penelitian. Pada umumnya suhu maksimum terjadi pada siang hari dan suhu minimum terjadi pada malam hari.

Termometer ini ditemukan oleh James Six pada akhir abad ke-18. Termometer ini terdiri atas tabung silinder A, tabung B, dan pipa U. Tabung silinder A yang berisi alkohol atau minyak creasote dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U yang berisi raksa.

Termometer maksimum-minimum six bellani dilengkapi dengan dua skala, yaitu skala minimum pada pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Jadi, suhu maksimum dan suhu minimum dapat dibaca sesuai dengan tinggi kolom raksa pada masing-masing pipa.

Pada masing-masing permukaan raksa terdapat penunjuk baja yang dilengkapi dengan pegas sebagai penahan. Jika suhu dalam rumah kaca naik, alkohol pada tabung silinder A memuai sehingga mendesak raksa yang terdapat pada pipa kiri. Akibatnya, permukaan raksa pada pipa kiri turun dan permukaan raksa pada pipa kanan naik. Penunjuk baja pada pipa kanan terdorong ke atas dan menunjuk suhu maksimum.

Jika suhu dalam rumah kaca turun, alkohol pada tabung silinder A menyusut dan raksa pada tabung B turun. Perlu diketahui, meskipun raksa pada tabung B turun tetapi posisi penunjuk baja tetap tidak berubah. Ketika raksa pada tabung B turun, permukaan raksa pada tabung kiri naik dan mendorong penunjuk baja sampai kedudukan tertentu. Kedudukan penunjuk baja pada tabung kiri ini menunjukkan suhu minimum pada saat itu. Jadi, tinggi kolom raksa pada pipa kiri menunjukkan suhu minimum dan tinggi kolom raksa pada pipa kanan menunjukkan suhu maksimum. Untuk mengembalikan penunjuk baja supaya bersentuhan dengan permukaan raksa digunakan magnet.

seton.co.ukGambar 2.5 Termometer maksimum-minimum six bellani-Bellani

Pada saat mengukur suhu dengan menggunakan termometer, kalian harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.

Ketika menggunakan termometer, suhu awal tidak perlu diatur terlebih dahulu. Misalnya, suhu awal tidak perlu dibuat 0oC terlebih dahulu.

Ketika mengukur suhu zat cair, ujung bawah termometer harus diletakkan di tengah-tengah cairan. Ujung bawah termometer ini tidak boleh menyentuh dasar atau dinding bejana. Ketika termometer diangkat dari cairan, suhu termometer akan segera berubah menyesuaikan dengan suhu udara. Oleh karena itu, pembacaan termometer dilakukan ketika termometer masih berada di dalam cairan.

Untuk mengukur suhu tinggi, pastikan kalian menggunakan termometer yang dirancang untuk mengukur suhu tinggi.

Pada saat mengukur suhu, tangan tidak boleh bersentuhan langsung dengan termometer. Untuk mengatasi masalah ini, termometer dapat dijepit dengan statif atau digantung dengan benang melalui lubang yang ada pada ujung atas termometer.

Termometer tidak boleh digunakan untuk mengaduk cairan.

Dalam membaca skala termometer, posisi mata harus berada pada garis yang tegak lurus terhadap posisi skala termometer. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan paralaks.2. Termometer Lain

a. Termometer Bimetal

Termometer bimetal dibuat dari dua lempeng logam yang berbeda jenisnya. Kedua logam ini direkatkan satu sama lain (Gambar 4.6a). Apabila lempeng bimatel dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah salah satu logam. Jadi, lempeng bimetal akan melengkung apabila suhunya berubah. Lempeng bimetal pada umumnya dibuat bentuk spiral yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan jarum penunjuk (Gambar 4.6b). Akibat perubahan suhu, jarum penunjuk akan bergerak dan menunjukkan angka tertentu.

goalfinder.com

oldhouseweb.com

(a)

(b)

Gambar 2.6 (a) Lempeng bimetal akan melengkung apabila dipanaskan. (b) Lempeng bimetal dapat digunakan sebagai termometer.

b. Termometer Hambatan

Prinsip termometer hambatan adalah memanfaatkan perubahan hambatan logam (platina) akibat perubahan suhu. Platina dililitkan pada mika dan dimasukkan ke dalam gelas silika atau tabung perak yang tahan panas. Ujung-ujung kawat platina dihubungkan dengan alat ukur hambatan, misalnya jembatan Wheatstone, yang diletakkan di luar tabung. Prinsip jembatan Wheatstone akan kalian pelajari di SMA.

Termometer hambatan memiliki ketelitian yang tinggi. Ketelitian pengukuran dapat mencapai 0,0001oC. Jangkauan pengukuran sangat lebar, yaitu 250oC sampai dengan 1760oC. Termometer hambatan sering digunakan untuk mengukur suhu mesin mobil.

cannoninstrument.com

Gambar 2.7 Termometer hambatan.

c. Termometer Gas

Prinsip termometer gas adalah pada volume tetap tekanan gas akan bertambah seiring dengan perubahan suhu. Secara sederhana bentuk termometer gas seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8. Termometer gas dapat mengukur suhu yang lebih teliti daripada termometer zat cair. Termometer gas mampu mengukur suhu tinggi hingga 1500oC. Termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga 250oC.

uvm.edu

Gambar 2.8 Termometer gas.

d. Pyrometer Optik

Bagaimanakah cara mengukur suhu bara api? Apabila digunakan termometer zat cair, pasti termometernya pecah. Untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, misalnya suhu tungku peleburan baja, digunakan pyrometer optik (Gambar 4.9). Alat ini mengukur intensitas radiasi yang dihasilkan oleh bahan yang berpendar. Berbeda dengan penggunaan termometer zat cair, pyrometer optik tidak menyentuh benda yang diukur suhunya. Dengan demikian, pyrometer optik dapat mengukur suhu benda yang sangat tinggi

img.directindustry.comGambar 2.9 Pyrometer optik.

Suhu pada alat penetas telur atau inkubator perlu diatur dan dipertahankan supaya nilai tetap. Artinya, inkubator memerlukan alat untuk mengatur suhu. Alat ini dikenal dengan istilah termostat. Bimetal merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai termostat. Gambar 4.10 menunjukkan prinsip kerja termostat. Apabila suhunya naik, kontak putus karena bimetal melengkung ke atas. Sebaliknya, jika suhu turun kontak tersambung lagi sehingga arus mengalir dan pemanasan berlangsung lagi. Proses ini berlangsung terus sehingga suhu dapat diatur pada interval tertentu.

2.1.2 Skala Pada TermometerPembuatan skala pada termometer memrlukan dua titik referensi. Sebagai titik pertama dipilih titik beku, yaitu suhu campuran antara es dan air pada tekanan normal. Ini terjadi pada saat air mulai membeku. Titik kedua yang dipilih adalah titik didih, yaitu ketika air mendidih pada tekanan normal. Kedua titik referensi tersebut sering disebut titik tetap atas dan titik tetap bawah (Foster, Bob. 2003 : 150). Pemilihan titik tetap atas dan titik tetap bawah didasarkan pada kenyataan bahwa suhu benda ketika mengalami perubahan wujud adalah tetap (Legiyo, Stephanus. 2007 :162). Titik didih 100 80 212 373

Celcius Reamur Farenheit Kelvin

Titik beku 0 0 32 273

Gambar 2.10 Titik tetap atas dan titik tetap bawah pada skala Celcius, Reamur dan FarenheitJadi 100 bagian oC = 80 bagian oR = 180 bagian oF

oC & oR dimulai pada angka nol dan oF dimulai pada angka 32

Maka C : R : (F-32) = 100 : 80 : 180 C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 (2.1)

tR = tC (2.2)

tR = (tF 32) (2.3)

tF = tC + 32 (2.4)

Selain 3 jenis termometer di atas, derajat panas sering dinyatakan dengan derajat mutlak atau derajat Kelvin ( oK )

T = suhu dalam 0K

tC = suhu dalam 0C

T = t C + 273o (2.5)

2.1.3 PemuaianSebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan, dan menyusut bila didinginkan. Pemuaian dan penyusutan ini biasanyacukup kecil untuk bisa diamati, namun fenomena ini sangat penting karena gaya yang dihasilkan sangat besar dan harus diperhitungkan untuk rancang bangun tertentu. Ketika sebuah benda dipanaskan, gerakan molekul molekulnya semkin cepat, yang menyebabkan pergeserannya semakin besar. Secara keseluruhan, jarak antar molekul menjadi bertambah sehingga terjadilah peristiwa yang disebut sebagai pemuaian (Foster, Bob. 2003 : 153). Pemuaian berdasarkan jenis zatnya ter bagi menjadi :

1. Pemuaian Zat Padat

a. Muai Panjang

Sebuah kawat yang panjangnya Lo , apabila dipanaskan akan bertambah panjang akibat pemuaian L berbanding lurus dengan pertambahan suhu T. Tentu juga pertambahan ini berbanding lurus dengan panjang Lo. Yang artinya, untuk penambahan panjang batang besi 6 m akan bertambah panjang 3 kali dari pertambahan panjang batang besi 2 m. Dengan ( sebagai kofisien muai panjang (Foster, Bob. 2003 : 153).(L = Lo . ( . (T (2.6)

dengan (T = T1 T0 (2.7)

b. Muai LuasBila suatu lempengan logam (luas Ao) pada t00, dipanaskan sampai t10, luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :

(A = Ao . ( (T (2.8)

dan

At = Ao (1 + ( (T)(2.9)

dengan ( = 2( (koefisien muai luas)c. Muai Volume

Volume sama dengan panjang/tinggi dikali luas penampang. Dengan demikian

Vt = Vo (1 + 3((T) (2.10)dan

(V = 3 Vo((T(2.11)Bila 3( = (kofisien muai volume), maka

(V = Vo (T(2.12)2. Pemuaian Zat Cair

Bejana berisikan zat cair. Mula mula, ketinggian zat cair adalah A. Jika dipanaskan, ketinggian permukaan zat cair akan turun ke B, kemudian naik ke C. Penurunan permukaan dari A ke B bukan disebabkan oleh penyusutan zat cair, tetapi akibat pemuaian yang dialami bejana sehingga volumenya bertambah. Ketika zat cair telah menjadi panas, permukaan zat cair akan naik ke C akibat pemuaian zat cair yang lebih besar daripada pemuaian zat padat.

Gambar 2.11 Pemuaian zat cair

Dari contoh diatas, pemuaian tampak adalah kenaikan ketinggian permukaan dari A ke C.( = (tampak + (bejana (2.13)Ketika suhu naik, volume zat cair bertambah, sementara massanya tetap. Akibatnya, ketika suhu zat cair bertambah, massa jenis zat berkurang. Bila massa jenis zat berkurang. Bila massa jenis zat cair mula mula o, maka(o =

(2.14)

dimana m adalah massa zat cair. Ketika volumenya berubah menjadi Vt, massa jenis zat cair juga berubah menjadi , di mana

(t =

(2.15)3. Pemuaian Zat Gas

Persamaan Gas IdealGas ideal adalah gas yang tidak memiliki kecenderungan mencair, bagaimanapun rendahnya suhu gas. Gas ideal merupakan suatu model untuk memudahkan kita memahami sifat sifat gas. Gas ideal memenuhi hukum hukum gas yang ada, seperti :Hukum Boyle :

pV = konstan atau P1 V1 = P2 V2 (2.16)Hukum Charles :

= konstan atau =

(2.17)

Hukum Tekanan :

= konstan atau =

(2.18)

Jika persamaan diatas digabungkan maka akan diperoleh suatu persamaan umumyang disebut persamaan gas. Dengan mengalikan ketiga persamaan di atas diperoleh :

= konstan atau =

(2.19)2.2 KalorKalor didefinisikan sebagai energi yang berpindah karena perbedaan suhu. Jadi, energi harus dalam keadaan berpindah. Oleh karena itu, tidak pernah dikatakan kalor yang dimiliki sebuah benda, tetapi kalor yang diterima atau dilepaskan sebuah benda. Benda yang menerima kalor suhunya akan naik dan benda yang melepaskan kalor suhunya akan turun (Legiyo, Stephanus. 2007 : 170).Sampai pada pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian suhu dan kalor. Baru pada tahun 1760, Joseph Black membedakan pengertian kalor dan suhu. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada thermometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir (fluida) dari benda yang panas ke benda yang dingin dalam rangka mencapai kesetimbangan termal.Pada tahun 1798, seorang ilmuwan Amerika, Benjamin Thompson menyangsikan definisi kalor sebagai fluidakalorik. Ia yang merupakan seorang anggota militer mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang dihasilkan pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, Thompson menyimpulkan bahwa kalor bukan fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misalnya gesekan). Satu kalori (satuan kalor waktu itu) didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1oC (Foster, Bob. 2003 : 169).2.2.1 Kalor Jenis dan Kapasitas KalorJoseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu benda sebesar T, kapasitas kalor (C) didefinisikan sebagai

C =

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan suhu T ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya. Disamping itu, banyaknya kalor juga tergantung pada jenis benda yang dipanaskan atau didinginkan.

Q = m . c. (T

Besaran c disebut dengan kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan karakteristik termal suatu benda.

c =

Jika banyaknya massa benda tidak dinyatakan dalam kilogram, tetapi dalam satuan molar n, kalor jenis yang dihitung disebut kalor jenis molar cm, sehingga berlaku

Q = ncm(T

Asas Black

Asas Black menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan. Bila dinyatakan dalam massa m, kalor jenis c, dan perubahan suhu (T.

Qlepas = Qterima

atau

Q1 = Q2dengan Q = m . c. (T

2.2.2 Kalor Laten dan Perubahan Wujud

Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk berubah wujud per satuan massa zat. Banyaknya kalor yang diperlukan dalam proses perubahan wujud Q, sama dengan massa zat dikalikan kalor latennya

Q = mL

Suhu

f V 100 oC

d

e IV

III0 oC b cII

I

a

waktu

Gambar 2.12 Gambar perubahan wujud air

I. Di bawah suhu 00 C air berbentuk es (padat) dan dengan pemberian kalor suhunya akan naik sampai 00 C. (a-b) Panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu es pada fase ini adalah :

Q = m x ces x (t

II. Tepat pada suhu 00 C, es mulai ada yang mencair dan dengan pemberian kalor suhunya tidak akan berubah (b-c). Proses pada b-c disebut proses melebur (perubahan fase dari padat menjadi cair).

Panas yang diperlukan untuk proses ini adalah :

Q = m . Kl

Kl = Kalor lebur es.

III. Setelah semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik lagi (c-d)

Proses untuk merubah suhu pada fase ini membutuhkan panas sebesar :

Q = m . cair . (t

Pada proses c-d waktu yang diperlukan lebih lama daripada proses a-b, karena kalor jenis air (cair) lebih besar daripada kalor jenis es (ces).

IV. Setelah suhu air mencapai 1000 C, sebagian air akan berubah menjadi uap air dan dengan pemberian kalor suhunya tidak berubah (d-e). Proses d-e adalah proses mendidih (Perubahan fase cair ke uap).

Panas yang dibutuhkan untuk proses tersebut adalah :

Q = m . Kd

Dimana, Kd = Kalor didih air.

Suhu 1000 C disebut titik didih air.

V. Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat ditingkatkan lagi dengan pemberian panas (e-f) dan besarnya yang dibutuhkan :

Q = m . cgas . (t

2.2.3 Perpindahan Kalor2.2.3.1 Konduksi

Konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal.H = k . A .

2.2.3.2 Konveksi

Konveksi adalah pergerakan molekul-molekul pada fluida (yaitu cairan atau gas) dan rheid. Konveksi tak dapat terjadi pada benda padat, karena tidak ada difusi yang dapat terjadi pada benda padat.H = h . A . (t

2.2.3.3 Radiasi

Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.W = e . ( . T 4

Besarnya harga e tergantung pada macam permukaan benda 0 ( e ( 1

Permukaan hitam sempurna (black body)

Sebagai pemancar panas ideal.

Sebagai penyerap panas yang baik.

Sebagai pemantul panas yang jelek.

Terdapat pada permukaan yang lebih halus.

Sebagai pemancar panas yang jelek.

DAFTAR PUSTAKAFoster, Bob. 2003. Fisika Terpadu SMU Kelas 1. Jakarta : Erlangga.

Legiyo, Stephanus. 2007. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Grasindo.

Ruwanto, Bambang. 2012. Fisika dasar Prodi IPA (Suhu dan Kalor). Yogyakarta : Erlanggahttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Fisika%20dasar%20Prodi%20IPA%20(Suhu%20dan%20Kalor).doc (diakses pada tanggal 15 September 2012)

e = 1

e = 0

_1042482500.unknown

_1044860598.unknown

_1044860616.unknown

_1409301900.unknown

_1409302209.unknown

_1409298737.unknown

_1044860612.unknown

_1042484547.unknown

_1042484831.unknown

_1042525977.unknown

_1044860593.unknown

_1042484959.unknown

_1042484684.unknown

_1042483597.unknown

_1042476170.unknown

_1042476227.unknown

_1042476106.unknown