laporan kegiatan magang budidaya temu lawak (...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
BUDIDAYA TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DAN
KHASIATNYA SEBAGAI TANAMAN OBAT
DI PT.INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli
Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Program Studi Diploma III Agribisnis Minat Agrofarmaka
Oleh :
ROSARITA EKA CAHYANTI
H 3508027
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MOTTO
DEMI MASA, SUNGGUH MANUSIA BERADA DALAM KERUGIAN,
KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN
KEBAJIKAN SALING MENASEHATI UNTUK KEBENARAN DAN
SALING MENASEHATI UNTUK KESABARAN.
(Q.S AL ASR 1-3)
JANGANLAH ANDA MAU DIGENGGAM DUNIA SEHINGGA
TERGENGGAM DALAM KESULITANNYA, AKAN TETAPI
LETAKKANLAH DUNIA ITU DIDALAM TELAPAK TANGAN ANDA
SEHINGGA ANDA DAPAT MENGGUNCANGKAN SESUKA HATI.
(WISE WORD)
YANG PENTING BUKANLAH DIMANA ANDA BERADA DAHULU
ATAU DIMANA ANDA BERADA SEKARANG, MELAINKAN KEMANA
ANDA INGIN TIBA.
(DAVID J. SCHWART)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
ALLAH SWT YANG TELAH MELIMPAHKAN RAHMAT DAN
HIDAYAHNYA SEHINGGA DAPAT MENYELESAIKAN LAPORAN INI.
AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA, SERTA ADIK-ADIKKU
TERCINTA YANG SELALU MENDOAKAN DAN MEMBERIKAN
DUKUNGAN BAIK SECARA MATERIL MAUPUN SEPIRITUIL.
TEMAN-TEMAN D3 SEMUANYA TANPA TERKECUALI
TERIMAKASIH SAYA UCAPKAN ATAS BANTUAN DAN
KEBERSAMAANNYA.
SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBANTU TERSELENGGARANYA
LAPORAN INI YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN SATU PER SATU.
PARA HERBALIS MUDA TERUS BERJUANG DAN KEMBANGKAN
WARISAN LELUHUR KITA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT atas segala nikmat
dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan
kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar dengan judul
"Budidaya Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan Khasiatnya Sebagai
Tanaman Obat" Di PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan syarat utama untuk mencapai gelar
Ahli Madya bagi mahasiswa D-III Agribisnis Agrofarmaka, di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis
sangat menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan
bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Panut Sahari, MP selaku Dosen pembimbing akademik.
4. Ir. Suharto, MP selaku dosen pembimbing dan penguji I atas segala
masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis dan Ir. Ato
Sulistyo, MP selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang
sangat berharga bagi penulis.
5. Bapak Antok selaku pembimbing dari PT. INDMIRA CITRA USAHA
TANI terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya memberi
pengarahan.
6. Mas Heru, Mas Eko, dan Mbak Datu selaku pembimbing lapangan dari
PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI saya ucapkan banyak terima
kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
7. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberi restu dan sumber inspirasi
dalam pembuatan tugas akhir ini i’m really love you all my best just for
you .
8. Adik –adikku tersayang yang selalu memberikan semangat.
9. Seseorang yang aku cintai yang selalu memberi semangat memberi
dukungan serta doa untuk menjadi yang lebih baik.
10. Teman –teman seperjuangan Diploma III Agribisnis 2008 thanks for all
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan,
dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Mei 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
MOTTO .......................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum ............................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ..................................................... 12
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 12
1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 12
2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 12
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................... 12
1. Metode Wawancara ....................................................................... 12
2. Metode Observasi ......................................................................... 12
3. Metode Studi Pustaka.................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 14
A. Kondisi Umum Perusahaan ................................................................ 14
1. Profil Perusahaan .......................................................................... 14
2. Uraian Kegiatan Magang .............................................................. 20
B. Pembahasan ......................................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
C. Analisis Usaha .................................................................................... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 47
A. Kesimpulan ......................................................................................... 47
B. Saran.................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Skema Struktur Organisasi PT Indmira ..................................... 16
Gambar 1.2. Pembibitan Temu lawak ............................................................. 20
Gambar1. 3. Pengolahan Tanah Budidaya Temu lawak ................................. 21
Gambar 1.4. Penanaman Temu lawak ............................................................ 22
Gambar 1.5. Pemeliharaan Temu lawak ......................................................... 23
Gambar 1.6. Penyakit Layu Temu lawak ........................................................ 27
Gambar 1.7. Jamur Furasium ......................................................................... 28
Gambar1. 8. Akar Rimpang Keriput ............................................................... 28
Gambar 1.9. Pembersihan Rimpang ............................................................... 30
Gambar 1.10. Pengirisan Rimpang ................................................................. 30
Gambar 1.11. Pengeringan Rimpang .............................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak................................................. 23
Tabel 1.2 Penggunaan Pupuk Dasar Temu lawak ........................................... 24
Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak ....................................... 26
Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam .................... 42
Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam ................ 43
Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak ............................................ 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, mempunyai tanaman obat
yang sangat beragam, sehingga tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada
dari nenek moyang yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Secara umum yang
dimaksud dengan obat tradisional adalah ramuan dari tumbuhan yang
berkhasiat sebagai obat yang diketahui dari penuturan orang-orang tua atau
pengalaman.
Menggali terus kekayaan alam berupa tanaman obat memang perlu
dilakukan terus menerus, bukan hanya untuk menemukan jenis-jenis tanaman
obat baru, tetapi lebih penting lagi adalah mendalami tanaman-tanaman obat
yang sudah kita kenal dari sisi penggunaan secara empiris maupun dari sisi
penelitian. Karena begitu banyak tentang jenis dan khasiat yang terkandung.
Temu lawak merupakan salah satu sumber daya tanaman obat
potensial yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman ini secara
historis mempunyai kegunaan tradisional dan sosial cukup luas dalam
masyarakat Indonesia, sehingga sangat memungkinkan untuk dipromosikan
menjadi tanaman obat khas Indonesia.
Sampai dengan tahun 1960an, temu lawak masih merupakan tanaman
yang tumbuh liar di kebun rakyat serta hutan jati. Meskipun pada tahun-tahun
sebelumnya, komoditas ini sudah dimanfaatkan untuk bahan jamu dan
minuman, namun budidaya secara serius masih belum dilakukan. Hingga
industri jamu hanya mengandalkan rimpang segar yang diambil dari tanaman
liar atau setengah liar dari hutan jati maupun kebun rakyat. Dengan makin
berkembangnya industri jamu dan minuman temu lawak pada tahun 1970an,
maka masyarakat mulai membudidayakan temu lawak dengan lebih serius.
Sejak terjadi krisis ekonomi selama 5 tahun terakhir ini, industri dengan
bahan baku temu lawak meningkat dengan cukup pesat. Terutama industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ekstrak temu lawak, baik yang murni maupun yang sudah dicampur gula serta
bahan lain. Ekstrak temu lawak merupakan bahan minuman yang bisa
langsung diseduh dengan air panas. Komoditas ini sekarang bisa dengan
mudah dijumpai di pasar-pasar swalayan.
B. Tujuan Magang
Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani
Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan
ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di
lapangan.
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa
dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada
kegiatan kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja.
Tujuan khusus pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani
Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang budidaya untuk
menghasilkan rimpang tanaman Temu lawak.
2. Mengetahui dan mempelajari tentang proses dan tahapan-tahapan pasca
panen Temu lawak.
3. Mengetahui dan mempelajari tentang khasiat dan pemanfaatan Temu
lawak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan salah satu tumbuhan
Indonesia yang banyak digunakan untuk obat atau bahan obat karena temu
lawak merupakan komponen penyusun hampir setiap jenis obat tradisional
yang di buat di Indonesia, baik sebagai simplisia tunggal atau merupakan
salah satu ramuan (Moelyono, 2007).
Temu lawak (C. xanthorrhiza) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb (Rukmana, 1995).
Tanaman khas Indonesia satu ini memiliki potensi yang luar biasa,
karena termasuk salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan
orang sebagai tanaman obat-obatan, bahkan konon tanaman ini memiliki
kegunaaan setara dengan ginseng Korea. Oleh karenanya masyarakat
Indonesia beranggapan bahwa temu lawak sebagai ginseng Indonesia (Kunia,
2007).
Batang tanaman temu lawak berupa batang semu yang merupakan
metamorfosis atau penjelmaan dari daun tanaman, temu lawak tumbuh
merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu
berasal dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup membentuk batang.
Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2-2,5 meter dengan warna hijau atau
cokelat gelap. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang
panjang berdiri tegak (Muhlisah, 1999).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Panjang daun sekitar 31-84 cm dan lebar 10-18 cm, berwarna hijau tua
atau cokelat keunguan dengan garis-garis cokelat di bagian tulang daunnya
dan pada bagian ibu tulang daun (bagian tengah daun) berwarna ungu.
Sedangkan panjang tangkai termasuk helaian daun sekitar 43-80 cm. Pada sisi
kiri dan kanan tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna
merah keunguan, pertulangan daun menyirip berwarna hijau, daun pelindung
banyak, yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga
dan berbentuk corong, pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang
(Mursito, 2002).
Menurut Kartasapoetra, 2006 uraian makroskopik rimpang temu lawak
adalah sebagai berikut :
1. kepingan akar tinggal ini berbentuk bulat atau jorong, bersifat keras dan
rapuh, bergaris tengah ± 6 cm dan tebalnya sekitar 2-5 cm,
2. agak berkerut-kerut, berwarna cokelat kekuningan, keadaannya rata,
sedikit melengkung.
B. Syarat Tumbuh
Temu lawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun atau
terna tahunan (perennial). Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup
luas di daerah tropis dengan habitat yang ternaung seperti hutan / padang
rumput, dan semak belukar. Tempat tumbuhnya sangat mempengaruhi
terhadap kualitas dari rimpang temu lawak yang dihasilkan. Bila temu lawak
ditanam di dataran rendah maka patinya lebih tinggi dibanding di dataran
tinggi, sedangkan temu lawak yang ditanam di daerah dataran tinggi minyak
atsirinya lebih besar dibanding di dataran rendah (Tjitrosoepomo, 2005).
Keberhasilan budidaya temu lawak sangat didukung oleh tempat
tumbuh yang sesuai. Untuk mengembangkannya diperlukan pengetahuan
mengenai lingkungan yang cocok sehingga upaya tersebut berhasil. Syara
tumbuh temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dalam pertumbuhan dan
perkembangannya adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Iklim
a. Secara alami temu lawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang
teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami
rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu
atau jati. Namun demikian temu lawak juga dapat dengan mudah
ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum
tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca
di daerah beriklim tropis.
b. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 °C
c. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000
mm/tahun (Rukmana, 1995).
2. Jenis Tanah
Temu lawak dapat tumbuh pada berbagai tipe atau jenis tanah.
Secara alami tanaman ini tumbuh pada tanah ringan, berkapur, agak
berpasir, sampai liat keras. Untuk menghasilkan produksi rimpang yang
maksimal, temu lawak membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organic, tidak mudah becek dan pengairannya teratur
(Rukmana, 1995).
Jenis tanah yang paling ideal untuk penanaman temu lawak adalah
tanah liat berpasir. Meskipun demikian, tanah- tanah yang bertekstur liat
dapat dipilih untuk lokasi kebun temu lawak, asalkan didukung oleh
tingkat pengolahan yang baik, terutama penambahan pasir dan pemberian
pupuk organik (Rukmana, 1995).
C. Budidaya
1. Pembibitan
Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang
maupun tinggi, dapat ditemukan tanaman temu lawak. Temu lawak telah
dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemukiman pada tanah yang gembur sehingga buah rimpangnya mudah
berkembang menjadi besar, temu lawak juga sering ditemukan tumbuh liar
di hutan jati dan padang alang-alang. Penanaman dalam skala yang cukup
luas lebih efisien menggunakan bibit asal rimpang yang sudah cukup umur
(9 bulan), sedangkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan
pemisahan rumpun dari tanaman yang sudah tua (Soedibyo, 1998).
2. Pengolahan Lahan
Proses pembentukan tanah ini telah menghasilkan suatu bentuk
mikrotopografi yang khusus yang terdiri dari cekungan dan gundukan
kecil yang xxv biasa disebut topografi gilgai. Kadang-kadang disebut juga
topografi polygonal (Hardjowigeno, 1993).
3. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan.
Meskipun demikian dapat saja setiap saat, asalkan sistem pengairannya
memadai sebab pada fase awal pertumbuhan tanaman temu lawak
memerlukan ketersediaan air yang mencukupi. Cara penanaman bibit temu
lawak adalah meletakkan (memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam
yang tersedia. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit temu lawak pada
posisi mata tunasnya menghadap keatas, kemudian ditimbun dengan tanah
sedalam 7 – 10 cm (Rukmana, 1995).
Lahan kebun temu lawak seluas 1,0 hektar (10.000 m²) yang
menggunakan jarak tanam 60 x 60 cm secara monokultur terdapat jumlah
populasi sebanyak ± 20.000 – 25.000 tanaman. Jumlah populasi kondisi
tofografi tanah, dan luas lahan yang efektif dapat ditanami temu lawak.
Bersamaan dengan waktu tanam juga diberi pupuk dasar berupa pupuk
TSP sebanyak 100 kg/hektar. Cara pemupukannya adalah dengan disebar
merata dalam larikan dangkal antara barisan tanaman atau dimasukkan
kelubang tempat pupuk sejauh ± 10 cm dari letak bibit (tanaman) temu
lawak, kemudian segera ditutup tanah tipis dan langsung diairi (disiram)
(Rukmana, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan pupuk
susulan antara dua sampai tiga kali. Sebagai pedoman minimal
dilakukan dua kali, yaitu rinciannya sebagai berikut :
ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk
dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman atau dosisnya
sekitar 10- 12,5 ton/hektar, ditambah pupuk Urea ± 95 kg dan KCl
± 85 kg/hektar.
ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat
bulan setelah tanam dengan pupuk Urea dan KCl masing- masing
sebanyak 49 kg/hektar.
Cara pemberian pupuk adalah dengan disebarkan secara merata
dalam larikan- larikan diantara barisan tanaman temu lawak sejauh ±
20 cm dari pangkal batangnya, kemudian ditutup dengan tanah
(Rukmana, 1995).
b. Penyiraman
ü Pada awal fase pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda temu
lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh karena
itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap
hari sekali pada waktu pagi atau sore hari.
ü Pengairan berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim
(cuaca). Hal yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya tidak
kekeringan, terutama dimusim kering (kemarau).
Cara pengairannya adalah di-leb(digenangi) atau disiram air
bersih dengan alat bantu selang plastik yang dapat disemburkan
keseluruh areal kebun temu lawak (Rukmana, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Penyiangan
Lakukan penyiangan terhadap rerumputan atau tanaman yang
tumbuh liar dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Lakukan
pula pembubunan 2-3 kali dalam satu masa tanam sehingga
pembentukan rimpang berjalan baik (Muhlisah, 1999).
Penyiangan
ü Rumput- rumput liar (gulma) yang dapat menjadi pesaing adalah
hal kebutuhan air, unsur hara, dan faktor lainnya bagi tanaman
temu lawak perlu dibersihkan atau disiangi. Gulma potensial pada
pertanaman temu lawak adalah gulma kebun, antara lain adalah
rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar
lainnya.
ü Waktu melakukan penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pemupukan, yaitu dilakukan pada waktu tanaman
berumur dua dan empat bulan setelah tanam. Penyiangan
berikutnya dilakukan kapan saja, tergantung dari ada atau tidaknya
rumput liar (gulma).
ü Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput (gulma) atau
membersihkan dengan alat cangkul secara hati-hati agar tidak
merusak perakaran maupun rimpang temu lawak(Rukmana, 1995).
d. Penanganan Hama dan Penyakit
Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan
pertanaman Temu lawak, maka harus segere disemprot dengan
insektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan
Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1% - 0,2%.
Penyakit potensial yang ditemukan menyerang tanaman Temu lawak
adalah cendawan (jamur) Fusarium sp. dan Pythium sp. serta bakteri
Pseudomonas sp. Ketiga jenis pathogen penyakit tersebut umumnya
menyerang bagian rimpang temu lawak baik sewaktu dikebun maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selepas panen. Cendawan Fusarium sp. yang sering menyerang
tanaman temu- temuan adalah F. oxysporum Schlectht.f.sp. Zingiberi
trujillo penyebab busuk akar rimpang. Gejala serangan penyakit ini
adalah mula- mula daun bawah menguning, kemudian menjadi layu,
pucuk tanaman mengering, dan tanaman akhirnya mati. Akar rimpang
yang diserang menjadi keriput dan berwarna agak kehitam- hitaman ,
serta bila dipotong bagian dalam rimpang berwarna agak gelap dan
membusuk(Rukmana, 1995).
Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh cendawan
(jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar- benar sehat,
perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang sakit agar tidak
menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya, dan melakukan
pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan family Zingiberaceae. Jika
dianggap perlu dapat dilakukan penyemprotan fungisida yang efektif
seperti Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80WP pada konsentrasi
0,1%- 0,2%( Rukmana, 1995).
5. Pemanenan
Temu lawak dapat dipanen setelah berusia 8-12 bulan, yang
daunnya telah menguning dan kelihatan hampir mati. Temu lawak tidak
terlalu rewel dengan kondisi lahan, lahan yang sudah sering dimanfaatkan
sehingga kondisi unsur haranya sudah amat berkurang pun masih baik
untuk ditanami temu lawak (Muhlisah, 1999).
D. Pasca Panen
Selain dijual dalam bentuk segar, temu lawak diperdagangkan berupa
simplisia. Cara membuat simplisia yang dalam dunia perdagangan disebut
Curcumae xanhorrize rhizome amat sederhana. Rimpang temu lawak mula –
mula dicuci sampai bersih, lalu diiris-iris. Taruh dalam wadah, seperti
nampan atau tikar . Lakukan pengeringan secara tidak langsung. Caranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dijemur diteritisan rumah atau tempat lain yang agak teduh. Pengeringan
dapat juga menggunakan oven pengering. Dengan demikian, kadar minyak
atsiri simplisia tidak kurang dari 6% v/b (Muhlisah, 1999).
E. Khasiat dan Pemanfaatan
Temu lawak mempunyai khasiat laktagoga (perangsang air susu),
kolagoga (perangsang empedu), antiinflamisasi, tonikum (obat kuat), dan
deuretik (peluruh kencing). Aktivitas kolagoga (perangsang empedu) rimpang
temu lawak ditandai dengan meningkatnya produksi dan sekresi empedu
dilakukan oleh fraksi kurkuminoid. Dengan meningkatnya pengeluaran cairan
empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Hal ini akan
mengurangi kolik empedu, perut kembung, dan menurunkan kadar kolesterol
yang tinggi (Dalimartha, 2006). Temu lawak mengandung zat gizi antara lain
karbohidrat, protein, dan lemak serta zat serat juga kalium (K), natrium (N),
magnesium (Mg), zat besi (Fe), mangan (Mn) dan kadnium (Cd) (Sampurno,
2004).
F. Kandungan Kimia
Senyawa aktif utama yang terkandung dalam rimpang temu lawak
tersebut adalah kurkumin. Kurkumin merupakan suatu diferuloylmethane
yang ada dalam ekstrak temu lawak dan menjadi sumber warna kuning pada
temu lawak (Aggarwal et al., 2005)
Bagian yang digunakan adalah rimpang (akar) (Dalimartha, 2006).
Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temu lawak
adalah zat kuning yang di sebut “kurkumin”, protein, pati, dan minyak atsiri
(Rukmana, 1995). Dua komponen utama temu lawak yang diketahui
mempunyai kegunaan biologis dengan spektrum luas adalah fraksi zat warna
kuning (curcuminoid) 1-2% dan fraksi minyak atsiri 5% (Nanik et al, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Temu lawak Mengandung zat kurkumin dan minyak atsiri yang dapat
menghambat pertumbuhan organism terutama jamur dan bakteri, karena sifat
inilah maka dapat dipakai bahan pengawet benih (Kusnaedi, 1999).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Magang
1. Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani
Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari sampai
dengan 16 Maret 2011.
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang
1. Metode Pelaksanaan
a. Wawancara/ Interview
Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang
berhubungan dengan kegiatan yang telah dipelajari kepada pembimbing
lapangan atau pihak yang terkait dan mengikuti seluruh kegiatan yang
dilakukan dilokasi magang serta tata tertib dan ketelitian selama proses
magang tersebut berlangsung.
b. Observasi Lapangan
Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang
berlangsung ditempat magang.
c. Studi Pustaka
Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta
konsep dalam alternatif pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Materi Magang
a. Budidaya Temu lawak Persiapan Lahan
1) Pemeliharaan bibit
2) Penanaman
3) Perawatan
4) Panen
b. Pasca Panen Temu lawak
1) Pencucian
2) Pengeringan
3) Sortasi kering
4) Pengemasan
5) Penyimpanan
c. Khasiat dan Pemanfaatan Temu lawak
1) Menurunkan kolesterol
2) Penyembuh lever
3) Mencegah kanker payudara
4) Membangkitkan selera makan
5) Gangguan ginjal
6) Mencegah rematik
7) Membersihkan perut
8) Memperlancar ASI
9) Anemia
10) Maag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kondisi Umum Perusahaan
a. Profil Perusahaan
PT Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta
yang bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir Sumarno. Sebelumnya
beliau telah bekerja dibidang kontraktor, karena beliau merupakan
lulusan Teknik Sipil. Keprihatinan Ir Sumarno terhadap dunia pertanian
diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani
menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak
sesuai, misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang
menyebabkan ekosistem menjadi rusak.
Awal berdirinya perusahaan ini Ir Sumarno mencoba menanam
tanaman buah- buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun
1987, beliau sudah mampu merambah ketanaman sayuran, dimana
dengan menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk
vertikultur) sampai kearah penjualannya. Serta mengarah keuji coba
kearah pupuk organik yang mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan
mikro organik. Namun semua usaha Ir Sumarno belum juga
mendapatkan hasil, karena belum juga mendapatkan respon dari
masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1990-an sudah mampu
diterima oleh masyarakat dengan adanya penawaran pupuk.
Pada tanggal 30 Okteber 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV.
Indmira Citra Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah
bergelut dibidang Research and Development, sektor Perbaikan
Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to
Nature. Research and Development sektor perbaikan ekosistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meliputi, perbaikan wadah (media tanam, tambak, dan air) serta
perbaikan isi (tanaman, hewan, dan manusia).
Pada tanggal 30 0ktober 2009 Indmira resmi berubah menjadi PT.
PT Indmira memiliki visi dan misi, yaitu :
1) Visi
Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan
dosis yang berlebihan selama 2 abad terakhir dimuka bumi,
ekosistem menjadi rusak. Kerusakan ekosistem juga melanda lahan
pertanian, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan
kuantitas produk-produk pertanian.
Sadar akan hal tersebut maka 179 Negara dibawah Panji
PBB melakukan pertemuan di Rio de Janario tahun 1992. Produk
dari pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu
klausulnya adalah Kembali ke Alam (Back to Nature).
Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang
tinggi, PT Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan
ekosistem dengan produk dan teknologi yang dihasilkan untuk
dipersembahkan kepada nusa bangsa.
2) Misi
Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian
(agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK
rendah, Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani
dunia pertanian) semakin terpuruk kebelakang diantara negara-
negara lain.
Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and
Development) dibidang pertanian sesuai dengan asas Back to
Nature.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah ini diperuntukkan bagi nusa dan bangsa.
Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa
tenaga kerja, dengan struktuk organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani Nusantara
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani
Nusantara
Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk
organik untuk beberapa jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan
makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak
Produksi Bahan
Perbaikan Ekosistem
Manajer HRD dan Umum
Support System
Manajer Keuangan
Riset Pertanian
dan Pangan
Riset Bahan Perbaikan Ekosistem
Direktur Produksi dan
Komersial
Wakil Direktur Utama
Wakil Manajer
Direktur Utama
Auditor Internal
Direktur Riset
Produksi Pangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan jumlah yang tidak terbatas. Kapasitas pabrik terpasang cair
sebanyak 200.000 liter per bulan dan padat sebanyak 50.000 kg per
bulan.
PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan
pengembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Perbaikan ekosistem dilahan tambak : penelitian dilakukan sejak
tahun 1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil
yang dicapai PT. Indmira adalah sebagai berikut :
a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai
dengan asas Back to Nature.
b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya,
yaitu udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta
Bandeng (panen usia 5 bulan, size 5-10 ekor/kg).
2. Perbaikan ekosistem dilahan pasir (solusi pemberdayaan lahan
pasir pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di
lahan pasir pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa.
Hasil yang telah dicapai, yaitu :
a. Tanaman Pangan dan Hortikultura : Padi Rojolele (panen 6-8
ton/ ha), kacang tanah (panen 4-5 ton/ha), bawang merah (panen
10-15 ton/ha).
b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah.
c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma
d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi
3. Penelitian peningkatan rendemen dan tonase tanaman tebu milik
PG. Soedhono di bawah PTPN XI : penelitian dilakukan tahun
2003 berlokasi di PG. Soedhono Ngawi Jawa Timur. Hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
telah dicapai yaitu tingkat rendemen sebesar 9 % dan tonase
sebesar 140 ton/ha.
4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5
ton/ha. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003
untuk meningkatkan pendapatan asli daerah senilai 39 milyar
rupiah.
5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI
BUMI NUSANTARA. Hasil yang dicapai yaitu kedelai (3-5
ton/ha), Padi Rojolele (7-10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen 8-12
ton tongkol/ha).
6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam Herbal Organik.
7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono :
diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi
mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan
memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada
khususnya.
PT. Indmira mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk menghijaukan lahan Persada
Nusantara dengan asas Back to Nature demi Indonesia makmur raya
melalui dunia pertanian selama 16.000 tahun.
Filosofi PT. Indmira Citra Usaha Tani :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Kita (NKRI) mempunyai nenek moyang yang bernama Hayam
Wuruk, Gadjah Mada, Hasanudin, Imam Bonjol, Tengku Umar,
Diponegoro, Sultan Agung, dll.
2. Kita pernah mempunyai kerajaan Singosari, Majapahit, Sri Wijaya,
Pajajaran, Mataram, dll.
3. Kita pernah mempunyai nenek moyang yang bernama Javanicus
Mojokertensis yang seumur dengan Mesir kuno dan Tiongkok
kuno.
4. Kita mempunyai modal 1 (satu) dari 7 (tujuh) keajaiban dunia
berkat kegigihan Prabu Sanjaya, yaitu Candi Borobudur.
5. Kita pernah dijajah selama 350 tahun sebagai bangsa yang
bermartabat (umumnya) dan di dunia pertanian (khususnya).
6. Kita mempunyai modal SDA dan SDM yang tiada taranya dimuka
bumi ini (berada dalam katulistiwa, berada di dua benua dan dua
samudra).
7. Pantaskah kita mengaku sebagai anak keturunan Patih Gadjah
Mada, kalau melihat perkembangan tingkah laku nasionalisme
NKRI seperti saat ini.
8. Marilah kita sesama anak bangsa membangun NKRI ini atas dasar :
a. Asih, Asuh, Asah.
b. Dengan filosofi “Hamemayu Hayuning Bawono”.
c. Turun gunung melaksanakan “Topo Ngrame”.
d. Dengan laku “Hasta Brata”.
e. Untuk menjadikan negeri “Zamrud Khatulistiwa” ini bermartabat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Obsesi PT. Indmira Citra Tani Nusantara adalah bersama-sama
dengan masyarakat dunia pertanian dan restu dari bangsanya serta
karunia yang diberikan oleh-Nya, bahu membahu menghijaukan lahan
persada Nusantara mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tiada
taranya sebagai Zamrud Khatulistiwa.
a. Lokasi Perusahaan
Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah
Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini tempatnya
juga sangat serategis yaitu bereda ditepi jalan raya, tepatnya jalan
Kaliurang KM 16,3.
Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut :
Tinggi tempat : 600 m dpl
Kecepatan Angin : 1,3- 5,92 knots
Kelembaban Nisbi : 49,2%- 95,1%
Temperatur Udara : 21,50C-33,80C
Curah Hujan Rata-rata : 2500 mm3/tahun
2. Uraian Kegiatan Magang
1. Pembibitan
Gambar 1.2 Pembibitan Tanaman Temulawak
Perbanyakan tanaman temu lawak di PT. Indmira Citra Tani
Nusantara ini yang dilakukan dengan pemisahan rumpun dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tanaman yang sudah tua. Karena penanaman dalam skala yang cukup
luas lebih efisien dengan menggunakan bibit yang berasal dari
rimpang. Menyiapkan bibit dari rimpang tanaman temu lawak yang
sudah cukup umur, yaitu 9 bulan. Perbanyakan tanaman temu lawak
dilakukan menggunakan rimpang-rimpangnya baik berupa rimpang
induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang).
Untuk memacu pertumbuhan tunas, rimpang yang baru
dibongkar dipendam dahulu pada tempat yang lembab. Setelah tunas
tumbuh, rimpang dipotong-potong dan melestarikan bahwa setiap
rimpang yang dipotong-potong paling tidak memiliki 2 atau 3 mata
tunas. Setelah tumbuh, rimpang langsung ditanam dikebun.
2. Pengolahan Tanah
Gambar 1.3 Pengolahan Tanah
Lokasi pengolahan lahan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara
untuk kebun temu lawak dipilih dilahan-lahan perkebunan.
Penyiapan lahan dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul
sedalam 30 cm hingga berstruktur tanah menjadi gembur, kemudian
dibuat bedengan berukuran 2-3 meter dengan panjang sesuai dengan
ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak
tergenang dan membusuk. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20
sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam 60
sentimeter x 60 sentimeter. Diatas bedengan-bedengan dibuat lubang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antar lubang
tanamnya 60 x 60 cm. Ukuran lubang tanam dibuat 30 x 30 x 60 cm.
Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30
hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
3. Penanaman
Gambar 1.4 Penanaman Tanaaman Temu lawak
Waktu penanaman temu lawak dilakukan pada pagi hari
pada awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga ditanam
setiap saat, asal sistem pengairannya memadai. Sebab pada fase awal
pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air
yang cukup.
Penenaman bibit temu lawak adalah meletakkan
(memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia. Tiap
lubang tanam ditanami 3 bibit temu lawak yang berbeda, misalnya
antara tunas yang sudah tua, masih muda, maupun yang sudah agak
tua. Dan posisi peletakan mata tunasnya menghadap keatas,
kemudian ditimbun dengan tanah sedalam 7 –10 cm.
4. Pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1.5 Pemeliharaan Tanaman Temu lawak
Di PT. Indmira Citra Usaha Tani tanaman temu lawak tidak
memerlukan pemeliharaan yang khusus, namun untuk mendapatkan
pertumbuhan dan produksi yang baik dapat dipacu dengan perawatan
secara intensif. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan
gulma sebanyak 2-5 kali, tergantung dari pertumbuhan gulma,
sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak
rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah.
a. Pemupukan
Selama musim tanam temu lawak dapat dipupuk dengan
pupuk dasar dan pupuk susulan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak
No Jenis Pupuk SAN PT Dolomit NPK SNN
1 P. Dasar 310
gr/62 m2
310
gr/62 m2
1.400
gr/62 m2
2 P. Susulan 168 cc/62 m2
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
Tabel 1.2 Penggunaan Pupuk Dasar Temu lawak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Jenis Pupuk
Dosis Pupuk Total
Dasar
7 Juni 2010
Susulan
1
Susulan
2
1 Oktober 2010
Susulan
3
1 SAN PT 310 gr - - - 310 gr
2 Dolomit 310 gr - - - 310 gr
3 NPK 1 Kg - 400 gr - 1400 gr
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
SAN (Sari Alam Nusantara) PT (Pembenah Tanah) adalah
produk yang berfungsi untuk memperbaiki kerusakan fisik kimia
tanah. Kegunaan :
- Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
- Pemantapan agregat tanah untuk mencegah erosi dan
pencemaran.
- Merubah sifat hidrophobic tanah, sehingga meningkatkan
kapasitas tanah menahan air.
- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
Dengan pemberian SAN (Pembenah tanah) secara teratur mampu
memperbaiki dan menjaga kelesratian lingkungan hidup
(memperbaiki struktur tanah secara fisik dan kimia tanah).
Pupuk Dolomit, pupuk yang dengan kandungan hara
kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Menggunakan bahan baku
kapur yang memiliki kadar atau presentasi kalsium (CaO) dan
magnesium (MgO) yang tinggi, sangat bermanfaat untuk
pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagi tanah dan tanaman
yang berfungsi mensuplai unsur kalsium (CaO) dan Magnesium
(MgO). Untuk itu pemupukan dan pengapuran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggunakan pupuk dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah
kemasaman dan miskin hara.
Pupuk NPK, manfaat pupuk NPK antara lain adalah :
- Menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak
mengandung butui hijau daun yang sangat penting bagi proses
fotosintesis
- Mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat pencapaian
tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum
- Memacu pertumbuhan akar, perakaran lebih lebat sehingga
tanaman menjadi lebat dan kuat
- Menjadikan batang lebih tegak dan kuat
- Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit
tanaman
- Memperbanyak jumlah hasil rimpang temu lawak
Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak
No Penyemprotan Dosis Ttl
1 2 3 4 5 6
28/06/
’10
12/07/
’10
26/07/
’10
09/08/
’10
02/09/
’10
06/09/
’10
1 SNN 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 168 cc
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
SNN (Super Natural Nutrition) merupakan pupuk ogranik
cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari limbah alam,
limbah tanaman, dan limbah ternak. Kegunaannya:
- Memenuhi kebutuhan unsur tanaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Menggantikan fungsi pupuk kandang, kompos, dan punya
keunggulan komparatif dari segi budaya.
- Memacu aktifitas mikro organisme tanah sehinnga pemupukan
menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis.
- Memparbaiki kondisi tanah yang rusak (tidak subur) akibat
salah cara budidaya.
- Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi tingkat
serangan hama.
b. Penyiraman/ Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda
temu lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh
karena itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara
rutin tiap hari sekali pada waktu pagi atau sore hari. Pengairan
berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim (cuaca). Hal
yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya yang tidak
kekeringan, terutama pada musim kemarau. Cara pengairannya
adalah di-leb (digenangi) atau disiram air bersih dengan alat bantu
selang plastik yang dapat disemburkan keseluruh areal kebun
temu lawak.
c. Penyiangan
Penyiangan pertama yang dilakukan adalah 3 bulan setelah
tanam, dan penyiangan selanjutnya dilakukan apabila tanaman
temu lawak sudah terlihat banyak gulma dengan cara menyiangi
gulma.
d. Penanganan Hama dan Penyakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selama ini belum ada laporan tentang serangan hama dan
penyakit yang sifatnya dapat menggagalkan panen pada tanaman
temu lawak. Meskipun demikian, hama- hama potensi yang dapat
menyerang temu lawak antara lain ulat daun seperti ulat jengkal
(Chrysodeixis chalcites Esp), ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn),
dan lalat rimpang seperti Mimegrala coeruleifrons (Macquart).
Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan
pertanaman temu lawak, maka harus segera disemprot dengan
intektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan
kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1 % - 0,2
%.
Gambar 1.6 Penyakit Layu pada Temu lawak
Penyakit layu disebabkan oieh Pseudomonas sp, gejala
berupa kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya
daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong
mengeluarkan lendir seperti getah. Cara pengendaliannya dengn
pergiliran tanaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1.7Jamur Furasium Gambar 1.8 Akar Rimpang Keriput
Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum
Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang
berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temu lawak
baik di kebun atau setelah panen. Gejala Fusarium dapat
menyebabkan busuk akar rimpang dengan gejala daun
menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar
rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan
bagian tengahnya membusuk.
Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh
cendawan (jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar-
benar sehat, perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang
sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya.
Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal
batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan
akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian
dengan melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak
menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae.
5. Panen
Panen temu lawak dilakukan dipagi hari. Tanah disekitar
rumpun digali dan rumpun diangkat bersama akar dan rimpangnya.
Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan tanaman yaitu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
musim kemarau. Saat panen tanaman ditandai dengan mengeringnya
bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen
pada musim kemarau tahun pertama ini dilakukan pada musim
kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan
menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang
sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar
airnya.
Dengan memotong dulu daun-daun tanaman-tanamannya
sehingga dapat memudahkan dalam proses pemanenan. Menggali
tanah dengan cara menggunakan alat yaitu dengan pacul.
6. Pasca Panen
Seusai panen, rimpang-rimpang temu lawak dikumpulkan
disuatu tempat yang strategis dan teduh. Ditempat penampungan
sementara ini, rimpang temu lawak dibersihkan dari akar- akar dan
tanah yang masih menempel serta batang semunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Agar mendapatkan rimpang yang berkualitas dapat dilakukan
penanganan pasca panen sebagai berikut :
a. Pembersihan (Pencucian)
Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang
mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-
kotoran maupun tanah yang masih menempel.
Gambar 1.9 Pembersihan Rimpang Temu lawak
b. Pengirisan
Gambar 1.10 Pengirisan Rimpang Temu lawak
Rimpang temu lawak yang telah bersih segera ditiriskan
untuk melakukan pengirisan. Rimpang diiris melintang setebal 7-
8 mm dengan pisau yang tajam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pengeringan
Gambar 1.11 Pengeringan Temu lawak
Pengeringan irisan rimpang temu lawak dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dijemur dengan secara langsung dibawah
sinar matahari dan dipanaskan dalam oven (alat pengering listrik).
d. Pengolahan Lanjutan
Pengolahan lanjutan untuk tanaman temu lawak akan
dibuat minuman atau jamu yang untuk dapat dikonsumsi bagi
kesehatan. Dengan dicampur dengan beberapa bahan lain
sehingga rasa dari minuman temu lawak itu sendiri tidak
menimbulkan rasa yang pahit.
7. Pemanfaatan
Rimpang temu lawak banyak dimanfaatkan sebagai bahan
jamu atau obat tradisional. Sari temu lawak dikenal sebagai obat
untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan. Tunas muda
temu lawak dapat juga dimanfaatkan sebagai lalapan. Bir temu lawak
juga beredar dipasaran dan merupakan minuman yang nikmat.
a. Khasiat Temu lawak :
ü Menurunkan kolesterol
ü Penyembuh lever
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Mencegah kanker payudara
ü Membangkitkan selera makan
ü Gangguan ginjal
ü Mencegah rematik
ü Membersihkan perut
ü Memperlancar ASI
b. Kandungan Kimia
Temu lawak terdiri atas fraksi pati, kurkuminoid dan
minyak atsiri. Fraksi pati yang merupakan bagian terbesar dari
abu, protein, lemak dan karbohidrat, serta kasar kurkuminoid,
kalium natrium dan lain-lain. Fraksi kurkuminoid mempunyai
aroma yang khas, tidak toksik, terdiri atas curcumin yang
mempunyai aktivitas anti radang, anti hepototoksik (anti
keracunan empedu), dan desemethoksikurkumin. Minyak atsiri
berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau
aromatic yang tajam. Selain itu, daging buah (rimpang) temu
lawak mempunyai beberpa kandungan senyawa kimia antara lain
berupa fellandrean dan turmerol atau yang disebut minyak
menguap, serta kamfer,glukosida, foluymetik karbinol.
Komponen utama rimpang Temu lawak :
ü Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisme dan
fisiologi organ badan.
ü Protein 29.00% - 30.00%
ü Abu 5.26% - 7.07%
ü Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kesegaran badan (bersifat tonik)
ü Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh
ü Minyak atsiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh
melalui air kencing
ü Kamfer
ü Turmerol - membantu proses metabolisme
ü Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit
ü Sineal
ü Xanthorrhizol
Pemakaian rimpang temu lawak sebagai obat, ternyata
secara farmakologis memberikan pengaruh positif terhadap
kandungan empedu, hati, dan pankreas. Pengaruhnya terhadap
kandungan empedu antara lain dapat mencegah pembentukan batu
empedu dan kolesistis. Sementara pengaruhnya terhadap hati,
diantaranya adalah dapat merangsang sel hati membuat empedu,
hepatisis, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta
berpengaruh baik terhadap pengobatan penyakit hati menaun.
Pengaruh positif terhadap pankreas cukup banyak,
diantaranya dapat merangsang sekresi berikut fungsi pankreas,
serta menambah nafsu makan, mempengaruhi kontraksi dan tonus
usus halus, bersifat bakterisid dan bakteriostatik, membantu kerja
sistem hormonal metabolism dan fisiologi organ tubuh.
Disamping itu kandungan zat dalam rimpang temu lawak bersifat
diuretik dan tidak bersifat ulserogenik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Pembahasan
1. Budidaya Tanaman
Tanaman dan pola tanam, penyesuaian waktu tanam dan pola
tanam merupakan pendekatan yang strategis dalam mengurangi dan
menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim tanam dan
perubahan pola curah hujan. Waktu tanam dan pola tanam disusun
berdasarkan beberapa sekenario perubahan iklim, khususnya pola dan
jumlah curah hujan terutama dan menghindari resiko perubahan iklim.
Kalender tanam disusun berdasarkan kondisi pola tanam petani saat ini
(eksisting), dan tiga sekenario kejadian iklim, yaitu tanah basah (TB),
tahun normal (TN), dan tahun kering (TK). Dalam penggunaanya, peta
kalender tanam akan dilengkapi dengan prediksi iklim, agar diketehui
kejadian iklim yang akan datang, sehingga perencanaan tanam dapat
disesuaikan dengan kondisi sumberdaya iklim dan air.
a. Persiapan Bibit
Tanaman temu lawak diperbanyak secara vegetatif dengan
rimpang-rimpangnya. Bibit tanam yang akan dijadikan bibit ada dua
macam, yaitu rimpang induk dan rimpang anak (rimpang cabang).
Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang
menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.
Ø Bibit rimpang induk : Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian
yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam
selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung
ditanam.
Ø Bibit rimpang anak : Simpan rimpang anak yang baru diambil di
tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru.
Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di
dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih
setiap pagi/sore hari sampai.keluar tunas. Rimpang yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-
3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang
induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan
sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat
penyimpanan.
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan sebelum tanam memiliki tujuan yaitu untuk
membuat kondisi fisik lahan cukup gembur untuk menunjang
pertumbuhan tanaman dan mengurangi populasi gulma yang tumbuh.
Lahan yang akan digunakan untuk menenam hendaknya diolah terlebih
dahulu. Pengolahan lahan yang pertama ialah membabat rumput-rumput
dan gulma, kemudian membalik tanah untuk menghancurkan partikel-
partikel tanah menjdi bagian yang lebih kecil yang berguna memperluas
hubungan antara partikel tanah dengan akar yang memudahkan akar
memperoleh unsur hara.
Lokasi untuk kebun temu lawak dapat dipilih dilahan-lahan
perkebunan, tegalan, maupun dilahan pekerengan. Penyiapan lahan
harus dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul atau dibajak sedalam
± 30 sehingga struktur tanah menjadi gembur.
Pengolahan tanah berikutnya adalah membuat bedengan-
bedengan selebar 120 –200 cm, tinggi ± 30 cm, dan jarak antara
bedengan 30-40 cm. Dapat pula dipersispksn dalam bentuk peteken-
petekan yang hamparannya agak luas, asalkan disekelilingnya
dilengkapi dengan parit-parit pembuangan dan pemasukan air, terutama
untuk menghadapi musim hujan.
Diatas bedengan-bedengan maupun petakan- petekan dibuatkan
lubang tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antara
lubang-lubang ataupun kedalaman lubang diatur masing- masing 60 cm,
sehingga kelak jarak tanamnya 60 x 60 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penyiapan lahan untuk kebun temu lawak sebaiknya dilakukan
30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
c. Penanaman
Hasil dari pembibitan yang dipindah kelapangan atau lahan
bebas dan menanamnya pada lubang-lubang tanam yang sudah
disiapkan dibedengan dengan ketentuan pupuk menutupi perakaran.
Penanaman tanaman temu lawak yang paling baik adalah pada
awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga dilakukan setiap
saat, asalkan system pengairannya memadai. Sebab pada fase awal
pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air yang
cukup.
Cara penanaman tanaman temu lawak adalah meletakkan
(memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia.
d. Pemeliharaan
1) Pemupukan
Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan
pupuk susulan antara lima sampai enam kali, yaitu rinciannya
sebagai berikut :
ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk
dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2 .
ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat
bulan setelah tanam dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2
sebanyak enam kali dalam penanaman temu lawak.
ü Cara pemberian pupuk adalah dengan disemprotkan secara
merata dalam daun-daun tanaman temu lawak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pemeliharaan Tanaman
· Penyulaman : Tanaman yang rusak atau mati diganti oleh bibit
yang sehat yang merupakan bibit cadangan.
· Penyiangan : Penyiangan rumput liar dilakukan pagi atau sore
hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk
menghindari persaingan makanan dan air. Peyiangan pertama
dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan setelah tanam
(bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan
dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk
mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan
cangkul dengan hati-hati.
e. Panen
Penentuan masa panen dalam hal ini berarti bahwa pemungutan
hasil hendaklah dilakukan pada waktu dan bagian tanaman yang tepat.
Karena waktu pemanenan yang tepat akan mempengaruhi kandungan
bahan aktif yang berkhasiat obat. Hal ini akan berdampak pada
efektivitas pengobatan yang akan dilakukan.
· Ciri dan Umur Panen : Rimpang dipanen dari tanaman yang telah
berumur 9-10 bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-
daun dan bagian tanaman yang telah menguning dan mengering,
memiliki rimpang besar dan berwarna kuning kecoklatan.
· Cara Panen.: Tanah disekitar rumpun digali dan rumpun diangkat
bersama akar dan rimpangnya.
· Periode Panen : Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan
tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai
dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila
tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya
bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Hasil budidaya tanaman temu lawak umbi dipanen setelah
berumur 9 bulan.
f. Pasca Panen
Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-
bahan yang telah dipanen. Pengolahan pasca panen harus dilakukan
secara benar, karena pengolahan pasca panen akan berpengaruh
terhadap kualitas dan zat yang berkhasiat yang terkandung dalam
tanaman obat yang digunakan.
Penanganan pasca panen dilakukan dalam berbagai tahap. Yaitu
mulai dari pengumpulan bahan baku hingga ke penyimpanan simplisia.
Di PT. Indmira Citra Usaha Tani Nusantara, pasca panen dilakukan
dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai
berikut :
1) Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau
bahan-bahan asing dari bahan baku misalnya umbi atau akar
tercemar dengan kerikil, tanah, rumput, atau bagian tanaman lain
dari tanaman.
Untuk sortasi basah PT. Indmira Citra Tani Nusantara
melakukan pembersihan tanah dan akar yang menempel pada bahan
baku yaitu Temu lawak. Pemisahan temu lawak dengan akar
biasanya dilakukan dengan menggunakan gunting.
2) Pencucian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang
mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-
kotoran ataupun tanah yang masih menempel pada rimpang.
3) Pengirisan
Sebelum dilakukan pengirisan, bahan baku yang sudah
dicuci ditiriskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah
pembusukan pada bahan.
4) Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar
bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan. Dengan mengurangi
kadar air akan bertujuan menghentikan reaksi enzimatik dan
mencegah pertumbuhan kapang dan jasad renik yang akan merusak
kualitas dari simplisia pada saat penyimpanan.
Metode pengeringan bahan obat dilakukan dengan
menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan panas matahari dan
menggunakan alat pengering buatan (oven). Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat pengeringan adalah kelembaban udara, tebal bahan,
dan waktu pengeringan.
5) Sortasi Kering
Sortasi kering merupakan tahap akhir dari suatu proses
penanganan bahan baku pasca panen. Tujuan dari sortasi kering
adalah untuk memisahkan benda- benda asing seperti bagian-bagian
yang tidak diinginkan, pembuangan bahan yang rusak, termakan ulat
atau terbentuknya tidak sempurna. Proses sortasi kering dilakukan
sebelum bahan dibungkus untuk kemudian bahan disimpan.
6) Pengemasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengemasan dilakukan untuk melindungi simplisia dari
cemaran mikroba, kotoran dan serangga. Pengepakan juga dapat
melindungi bahan dari pengapan zat aktif, cahaya dan uap air. Bahan
yang digunakan untuk mengepak atau melindungi bahan tersebut,
biasanya harus bahan yang memenuhi persyaratan. Adapun
persyaratan wadah yang harus diperhatikan untuk pengepakan adalah
wadah harus inert, tidak beracun, melindungi dari cemaran mikroba,
kotoran dan serangga, penguapan zat aktif, cahaya dan uap air.
7) Penyimpanan
Beberapa persyaratan yang mempengaruhi penyimpanan
adalah cahaya, oksigen, reaksi kimia antara wadah dan bahan,
penyerapan air, dehidrasi, pengotoran, dan serangga. Penyimpanan
simplisia kering dilakukan tergantung dari sifat-sifat dan ketehanan
dari simplisia tersebut. Kelembaban udara diruang penyimpanan
simplisia kering sebaiknya diusahakan serendah mungkin. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyerapan uap air.
Simplisia harus disimpan diruang penyimpanan khusus atau
dalam gudang simplisia. Biasanya tempatnya terpisah dari bahan
lainnya ataupun penyimpanan alat-alat. Oleh karena itu di PT.
Indmira Citra Tani Nusantara memiliki gedung khusus tempat
penyimpanan simplisia.
2. Analisis Usaha Tani Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu
usaha dilakukan. Budidaya tanaman obat temu lawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) di PT. Indmira, Kaliurang, Yogyakarta ini dilakukan
selama 9 bulan dengan luas lahan 62 m2 dengan populasi 100 tanaman
(hasil populasi telah dikurangi lahan tidak efektif untuk pembuatan jalan
saung dan galengan) yang dilaksanakan di daerah lahan Wonogiri, Pakem,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sleman Yogyakarta. Perkiraan analisis usaha tani seluas 62 m2 selama satu
musim tanam (sembilan bulan), mempunyai ansumsi sebagai berikut:
· Sewa lahan ditiadakan karena merupakan lahan milik perusahaan.
· Dibuat 10 bedengan dengan masing-masing berukuran1,5 m x 3 m dan
jarak antar bedengan 30 cm.
· Jarak tanam 60 x 60 cm.
· Jika setiap bedengan ada 10 tanaman dan jumlah bedengan ada 10
bedengan, maka jumlah tanaman ada 100 tanaman.
· Setiap 1 kg rimpang temu lawak rata-rata mempunyai 60 mata tunas.
Sehingga kebutuhan bibit untuk 100 lubang tanam sekitar 18 kg (100
lubang tanam : 60 mata tunas)
· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2
sebesar 300 kg/musim tanam (9 bulan) dengan 1x pemanenan.
· Panen Temulawak bias dilakukan sampai 3x dari 1x penanaman.
· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2
sebesar 900 kg/3x pemanenan.
· Hari Kerja Pria (HKP) diupah Rp. 25.000 dan Hari Kerja Wanita
diupah Rp. 20.000 (pukul 08.00-16.00 WIB).
· Harga rimpang temu lawak untuk pembuatan jamu sebesr Rp. 500/kg
· Harga rimpang temu lawak untuk pembibitan sebesar Rp. 500/kg
· Harga rimpang temu lawak untuk penelitian sebesar Rp. 2.000/kg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Perhitungan Biaya Produksi Dan Keuntungan
1) Biaya produksi
Biaya modal prosuksi usaha tani dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencangkup biaya
prasarana produksi (biaya penyusutan peralatan). Biaya tetap ini
tidak dimasukkan dalam daftar tabel karena merupakan milik
perusahaan.
Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam
No Keterangan Kebutuhan Umur
(Bulan) Harga (Rp)
Total Kebtuhan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)/62 m2
1 Pajak lahan - 12 40.000 40.000 30.000
2 Penyusutan Peralatan
Cangkul 3 5 80.000 240.000 191
Gembor 2 12 30.000 60.000 266
Ember 2 12 15.000 30.000 133
Sabit 3 3 30.000 90.000 399
Tangki 1 12 150.000 150.000 498
Gunting 3 3 25.000 75.000 996
Pisau 3 2 5000 15.000 298
Sewa disel (pupuk) 3 150.000 450.000 835
Sewa disel (pengairan)
9 100.000 900.000 3.986
Total Biaya Tetap 37.602
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam
No Keterangan Kebutuhan Satuan Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)/
62 m2
1. Biaya operasional
a. Biaya perawatan
- Pembenah tanah 310 Gr 245 245
- Dolomit 310 Gr 152 152
- NPK 1 Kg 2.500 2.500
- SNN 168 Cc 9.243 9.243
Sub Total 12.140
2. Biaya tenaga kerja Hari Satuan Harga satuan
Jumlah (Rp)/ 62 m2
- Pengolahan lahan 1 HKP 25.000 110
- Pemupukan dasar 3 HKP 25.000 332
- Pembuatan bedengan 1 HKP 25.000 110
- Penanaman 1 HKP 25.000 110
- Penyulaman 3 HKP 25.000 332
- Pemupukan susulan 4 HKP 25.000 443
- Penyemprotan 4 HKP 25.000 443
- Penyiangan 3 HKP 25.000 332
- Panen 3 HKP 25.000 332
Sub Total 2.544
Total biaya variabel 14.604
Untuk analisis usaha satu periode musim tanam 9 bulan, dari
luasan lahan 62 m2 yang digunakan, dengan populasi 100 tanaman,
diamsusikan mortalitas 2% karena terserang hama dan penyakit, atau
mati. Tanaman obat temu lawak yang dibudidayakan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menghasilkan simplisia basah berupa rimpang. Perkiraan jumlah
produksi temu lawak yang dihasilkan selama 9 bulan pada luasan 62
m2 adalah 900 kg dengan 3x panen. Adapun rincian total produksi
temu lawak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak
No. Jenis Produk
Rimpang Temu lawak Segar
Harga/unit Produksi
(kg) Total Penerimaan
(Rp)
1. Rimpang Segar Rp. 500,00/kg 610 Rp. 305.000,00
2 Rimpang Bibit Rp. 500,00/kg 200 Rp. 100.000,00
3 Rimpang Penelitian Rp. 2.000,00/kg 90 Rp. 180.000,00
Jumlah Rp. 585.000,00
Harga rata-rata temu lawak = 900
000.585 = Rp. 650
Total penerimaan rimpang temu lawak (dengan tingkat kegagalan 2%)
= 100
2 x 585.000 = 11.700
= 585.000 – 11.700
· Penerimaan = Rp. 573.300 / musim tanam
· Biaya total = biaya tetap + biaya variabel = Rp. 37.602 + Rp. 14.604
= Rp. 52.206 / musim tanam
· Keuntungan per musim tanam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keuntungan = penerimaan – biaya total
= Rp. 573.300– Rp. 52.206
= Rp. 521.094 / musim tanam
b. Analisis Kelayakan Usaha
1) BEP (Break Even Point)
· BEP Produksi Temu lawak = panga Jual RimH
oduksia Total Biayarg
Pr
= 650
52.206 = 80,3 kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika perusahaan dapat
memproduksi temu lawak sebanyak 80,3 kg.
· BEP harga Temu lawak = pangoduksi RimTotal
oduksia Total BiayPr
Pr
= 900
52.206 = Rp. 58/kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika harga jual rimpang
tanaman temu lawak sebesar Rp. 58/kg.
2) R/C (Revenue Cost Ratio) = oduksiBiayaTotal
PenerimaanTotalPr
= 206.52300.573
= 10,2
Artinya, dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan
diperoleh hasil Rp 10,2. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka
semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh. Suatu usaha dapat
dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C Ratio) lebih dari
satu. Jadi, usaha ini menguntungkan karena nilai R/C lebih dari 1.
3) B/C (Benefit Cost Ratio) = oduksiBiayaTotal
KeuntunganTingkatPr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= 206.52
521.094 = 9,98
Nilai B/C Ratio sebesar 9,98 menunjukkan bahwa dari biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp. 52.206,-/ 62 m2 akan diperoleh
keuntungan sebesar 9,98 kali lipatnya. Nilai B/C Ratio lebih dari 1,
maka usaha tani temu lawak layak dan menguntungkan.
4) Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal atau Return Of
Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan
usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar
kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang didapat dari
perputaran modal.
ROI = TaniUsahaModal
TaniUsahaKeuntungan
x 100
=206.52094.521
x 100% = 9,98 %
Nilai ROI sebesar 9,98 % menggambarkan bahwa dari Rp.
100,- modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp. 9,98. ROI
yang tinggi menunjukan bahwa usaha tani temu lawak tersebut
efisien atau layak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Budidaya tanaman adalah memperbanyak, merawat dan memanfaatkan
suatu tanaman. Yang dilakukan dengan menciptakan kondisi yang baik
atau optimal bagi tanaman melalui usaha-usaha pemilihan bibit yang baik,
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pengendalian hama
penyakit, panen hingga pasca panen sampai tanaman tersebut dapat
menunjukkan hasil yang potensial.
2. Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Indmira Citra Tani Nusantara
adalah pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan
pemanenan.
3. Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-bahan yang
telah dipanen. Tahapan-tahapan pasca panen adalah sortasi basah,
pencucian, pengirisan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan
selanjutnya penyimpanan.
4. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia
tidak rusak dan dapat disimpan.
5. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan
rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan
tanaman menjadi busuk.
6. Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum Schlecht dan Phytium
sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang berpotensi untuk menyerang
perakaran dan rimpang temu lawak baik di kebun atau setelah panen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
B. Saran
Dari kegiatan yang telah dilakukan, penulis ingin memberi beberapa saran, yaitu :
1. PT. Indmira supaya memperbaiki dan melengkapi peralatan laboratorium
sehingga laboratorium dapat berfungsi secara maksimal.
2. Agar supaya menambah koleksi-koleksi tanaman obat.
3. Agar supaya meningkatkan kemampuan dan skill untuk tenaga ahlinya.
4. Memperluas pasaran tanaman temu lawak.