laporan kasus melena
DESCRIPTION
Laporan kasus ilmu penyakit dalam melenaTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
“MELENA”Oleh: Diatri Eka Denta – 2101210033
Pembimbing: dr. Bondan, Sp.PD, M.Kes
IDENTITAS Nama : Tn. S.
Usia : 59 tahun
No. RM: 381628
Alamat: Ngajum
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tidak Sekolah
Agama: Islam
Suku : Jawa
Status : Menikah
ANAMNESA KU: BAB sedikit-sedikit cair warna hitam petis sejak 5 hari
RPS:
BAB sedikit-sedikit warna hitam petis sejak 5 hari disertai lendir dan tidak
keras. BAB sehari bisa lebih dari empat kali. Mual (+), muntah (-). BAK
normal tidak ada gangguan.
Pasien sebelum sakit mengatakan makan makanan sehari-hari saja. Terdapat
nyeri di bagian ulu hati terutama ketika perut kosong, namun ketika diberi
makan pasien merasa sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Gastritis : +
Gangg. Paru : disangkal
Gangg. Ginjal: disangkal
Hepatitis : disangkal
Diabetes : disangkal
Hipertensi : +
Sakit yang sama: disangkal
Riwayat Pengobatan :
Pasien sering mengkonsumsi obat linu. Pasien jarang kontrol untuk penyakit hipertensinya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Penyakit yang sama: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda Vital
Kesadaran: Compos mentis
Tekanan darah :120/80 mmHg
Nadi :103 x/menit, isi cukup, reguler, simetris
Suhu : 37 °C
Pernapasan :18 x/menit, dalam, reguler, abdominotorakal
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Status Generalis
Kepala : Nyeri tekan kepala -, rambut tidak mudah
dicabut, alopecia -.
Wajah : Nyeri tekan sinus -.
Mata : Konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-, RCL
+/+, RCTL +/+, diameter pupil 3mm/3mm.
Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-,
serumen -/-, sekret -/-, membran timpani intak/intak.
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -, mukosa
hiperemis -.
Mulut : Tonsil T1/T1, mukosa hiperemis -, uvula di
tengah, arkus faring simetris.
Leher :
KGB : Tidak teraba.
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.
JVP : 5-2 cmH2O.
Dada :
Paru :I: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi iga -, pectus excavatum -, pectus carinatum -, spider nevi -, sikatriks -.
P: Krepitasi -, massa -, fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Bunyi napas pokok vesikuler +/+, bunyi napas tambahan -.
Jantung :I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikula kiri
P:Batas jantung kiri di ICS 5 linea midklavikula kiri, batas jantung kanan di ICS 5 linea sternalis kanan.
A: S1, S2 normal
Punggung:I: Pergerakan dinding punggung simetris, kelainan kolumna vertebra -.
P: Krepitasi -, massa -, fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Bunyi napas pokok vesikuler +/+, bunyi napas tambahan -.
Abdomen:I: Abdomen datar, caput medusa -, sikatriks -, venektasi -.
P: Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio epigastrium, nyeri tekan McBurney -, hepar dan lien tidak teraba, ballotement -/-, nyeri ketok CVA -/-.
P: Ascites -.
A: Bising usus +, 6 kali per menit.
Ekstremitas: CRT <2”, clubbing finger -, edema pretibia -/-, refleks patella +2/+2, sianosis perifer -, eritema palmar +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Hb : 4,9
HCT : 16,6
Eritrosit : 2,22
Trombosit : 1.350.000
GDS : 81
SGOT : 28
SGPT : 39
Ureum : 64
Natrium : 134
Kalium : 5,6
Cl : 106
WORKING DIAGNOSA
Observasi Melena
Diagnosis Banding:Melena e.c. suspek gastritis erosif dd ruptur varises esofagus
Rencana Pemeriksaan Tambahan:
Endoskopi, Aspirasi isi lambung
PenatalaksanaanIVFD NaCl 0,9% 500 ml/12 jamOmeprazole 2x40 mg, IVSukralfat 4x15 ccLactulac 3xCI laktulosaTransamin 3x500 mg, IVTransfusi PRC dengan target Hb 10 g/dl
Prognosis:Quo ad vitam :dubia ad bonamQuo ad functionam :
dubia
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Perdarahan saluran cerna bagian atas (didefinisikan sebagai perdarahan
yang terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal.
Sebagian besar perdarahan saluran cerna bahagian atas terjadi sebagai
akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang
disebabkan oleh H. Pylori atau penggunaan obat-obat anti-inflamasi non-
steroid (OAINS) atau alkohol).
GAMBARAN UMUMPerdarahan saluran cerna bagian atas dapat bermanifestasi klinis mulai dari yang seolah ringan, misalnya perdarahan tersamar sampai pada keadaan yang mengancam hidup.
Hematemesis adalah muntah darah segar (merah segar) atau hematin (hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya perdarahan saluran cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz.
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), terutama dari duodenum dapat pula bermanifestasi dalam bentuk melena.
Hematokezia (darah segar keluar per anum) biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian bawah (kolon). Maroon stools (feses berwarna merah hati) dapat berasal dari perdarahan kolon bagian proksimal (ileo-caecal).
ETIOLOGI Duodenal ulcer (20 – 30 %)
Gastric atau duodenal erosions (20 – 30 %)
Varices (15 – 20 %)
Gastric ulcer (10 – 20 %)
Mallory – Weiss tear (5 – 10 %)
Erosive esophagitis (5 – 10 %)
Angioma (5 – 10 %)
Arteriovenous malformation (< 5 %)
Gastrointestinal stromal tumors
NSAID
GEJALA KLINIS1. Hematemesis
2. Hematochezia
3. Melena
Disertai gejala anemia, yaitu: pusing, syncope, angina atau dyspnea.
PENEGAKKAN DIAGNOSA
Inspeksi muntahan pasien
atau pemasangan selang
nasogastric (NGT,
nasogastric tube) dan
deteksi darah yang jelas
terlihat; cairan bercampur
darah, atau “ampas kopi”
Pada semua pasien dengan perdarahan saluran gastrointestinal (GIT) perlu dimasukkan pipa nasogastrik dengan melakukan aspirasi isi lambung
1. Menentukan tempat perdarahan
2. Memperkirakan jumlah perdarahan dan apakah perdarahan telah berhenti
3. Conventional radiographic imaging biasanya tidak terlalu dibutuhkan
4. Mempertahankan saluran nafas paten dan restorasi volume intravascular
ENDOSKOPI
Indikasi : perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), dyspepsia, disfagia, odinofagia, nyeri epigastrium kronis, kecurigaan obsruksi outlet, survey endoskopi, curiga keganasan, dan nyeri dada tidak khas.
Kontra Indikasi Absolut: tidak kooperatif, psikopat, alergi obat premedikasi, syok, infark miokard akut, respiratori distress, dan perdarahan masif
Kontra Indikasi Relatif: kelainan kolumna vertebralis, gagal jantung, sesak nafas, gangguan kesadaran, infeksi akut, aneurisma aorta torakalis, tumor mediastinum, stenosis esofagus, gastritis korosif akut, dan gastritis flegmonosis.
PENEGAKKAN DIAGNOSA
Peptic Ulcer
GAMBARAN ENDOSKOPI
Gambaran endoskopi pada pasien gastric ulcer akibat penggunaan NSAIDs dan test H.Pylori negative.
Gambaran endoskopi pada pasien duodenal ulcer dengan test H.Pylori positif tetapi tidak ada riwayat penggunaan NSAIDs
Duodenal Ulcer
GAMBARAN ENDOSKOPI
Mallory-Weiss Tear Gastroesophageal Varices
GAMBARAN ENDOSKOPI
Gambaran endoskopi dari gastric varices dan esophageal variceal ligation-related ulcers
Jika hasil endoskopi negatif, perlu dipertimbangkan
adanya tumor intestinal (schwannoma, leiomioma,
limfoma maligna, karsinoma). Modalitas pencitraan
lain yang dapat digunakan adalah radiografi dengan
foto polos abdomen, CT scan, MRI, atau endoskopi
kapsul dan double balloon enteroscopy.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN Pertama-tama harus dilakukan
resusitasi hemodinamik dengan darah atau cairan yang diberikan secara intravena
Akses IV dilakukan dengan pemasangan IV line. Resusitasi dilakukan dengan melakukan penambahan volume intravaskular dengan normosalin atau larutan Ringer laktat, transfusi PRC setelah dilakukan crossmatching hingga dicapai kadar Hb target 10 g/dl pada kasus ruptur varises dan 12 g/dl pada kasus non ruptur varises, serta koreksi koagulopati dengan transfusi fresh frozen plasma atau konsentrat trombosit hingga kadar trombosit >50.000/mm3
Apabila terdapat hematemesis
PENATALAKSANAAN
Bilas lambung dengan NGT sembari dilakukan intubasi untuk melindungi jalan napas apabila terjadi syok, hematemesis masif, atau penurunan kesadaran
Terapi Lanjutan(sesuai penyebab)
melena
ruptur varises esofagus
oktreotida dan antibiotik ditambah dengan endoskopi terapeutik (ligasi varises esofagus)
non ruptur varises
sitoprotektor berupa sukralfat atau teprenon, antasida, serta injeksi vitamin K pada pasien dengan penyakit hepar kronik atau sirosis hepar
ulkus peptikum inhibitor pompa proton (omeprazole) dan
endoskopi terapeutik (injeksi epinefrin, kauterisasi, dan penjepitan pembuluh darah)
gastritis erosif
inhibitor pompa proton atau antagonis H2.
Terapi cairan inisial NaCl 0,9% → meningkatkan volume cairan intravaskular
pengukuran kadar Hb
Jika ↓ (pada kasus ini) → transfusi darah hingga dicapai target Hb 10 g/dl pada kasus ruptur varises atau 12 g/dl pada kasus non ruptur varises