laporan kasus hepatoma - dr

33
LAPORAN KASUS SEORANG LAKI – LAKI 67 TAHUN DENGAN HEPATOMA, DIARE, DAN SUSPEK TB PARU Pembimbing dr. Idil Fitri, Sp.PD Disusun oleh Jacky Tanzil 406117006 KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Upload: jealtan

Post on 25-Jul-2015

606 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

LAPORAN KASUS

SEORANG LAKI – LAKI 67 TAHUN DENGAN HEPATOMA, DIARE, DAN SUSPEK TB PARU

Pembimbing

dr. Idil Fitri, Sp.PD

Disusun olehJacky Tanzil406117006

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

2012

Page 2: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus

SEORANG LAKI – LAKI 67 TAHUN DENGAN HEPATOMA, DIARE, DAN SUSPEK TB PARU

Telah didiskusikan tanggal: 21 Juli 2012

Pelapor

(Jacky Tanzil)

(406117006)

Pembimbing Mengetahui,

(dr. Idil Fitri, Sp.PD ) (dr. Amrita, Sp.PD)

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Rumah Sakit Umum Daerah Kudus

Page 3: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

DAFTAR MASALAH

NO AKTIF Tanggal PASIF Tanggal

1 HEPATOMA 26 – 07 – 2012

2 DIARE 26 – 07 – 2012

3 SUSPEK TB PARU 26 – 07 – 2012

4 MELENA 24 – 07 – 2012

Page 4: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

DATA SOSIAL

• Nama : Tn. NS

• Umur : 67 thn

• Jenis Kelamin : Pria

• Agama : Islam

• Status : Menikah

• Pendidikan : Tamat SMA

• Alamat : Kedung Sari 5/7 Gebog Kudus

• Nomor CM : 196595

• Dirawat di Ruang : Cempaka 2

• Masuk RSUD : 24 Juni 2012

• Dikasuskan : 26 Juni 2012

• Status : Pribadi

DATA DASAR

A. ANAMNESIS : Anamnesis dengan penderita dan keluarga penderita tanggal 26 Juni 2012

Keluhan Utama : nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan perut sakit pada daerah kanan atas, sejak 3

minggu yang lalu, disertai BAB cair sebanyak ± 3x/hari. Pada bagian kanan atas

perut teraba benjolan, dan sakitnya bertambah jika ditekan. Pasien sudah

berobat sebelumnya ke dokter untuk rawat jalan dan sudah diberi obat tetapi

keluhan tidak berkurang. Sakitnya dirasakan terutama saat berjalan atau

beraktivitas, dan berkurang apabila sedang istirahat. Rasa sakit dirasakan

semakin bertambah dan benjolan dirasakan juga semakin membesar, serta BAB

cair yang tidak pernah membaik dan berwarna hitam sejak 3 hari yang lalu,

sehingga oleh keluarga pasien dibawa ke RSUD dan disarankan untuk rawat inap.

Page 5: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit yang sama disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat minum minuman keras disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sudah tidak bekerja, istrinya juga tidak bekerja, memiliki 2 orang anak dan

semuanya sudah mandiri. Biaya pengobatan ditanggung keluarga / PRIBADI

Kesan Ekonomi : Cukup

Riwayat perawatan dan pengobatan:

Perawatan di RSUD Kudus Juni 2012:

Penderita telah dirawat selama 2 hari di Cempaka II dengan problem sebagai berikut:

1. Hepatoma2. Diare3. Suspek TB4. Uremia5. Hipoalbuminemia

Pengobatan yang telah diberikan:

Infus RL 20 tpm Metronidazole 4x500 Cefotaxim 2x1 Loperamid HCl 2x1

Page 6: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Denyut nadi : 87x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Laju pernapasan : 16×/menit

Suhu

SPO2

GDS

:

:

:

36,4°C (aksila)

97

134 mg/dl

Kulit : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik

Kepala : Mesocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabut

Mata

Hidung

:

:

Pupil isokor, diameter pupil 2mm, konjungtiva

palpebra pucat (-), sklera ikterik (-), reflek cahaya +/+

Penciuman baik, nafas cuping hidung tidak ada,

Rhinorrhea (-), Epistaksis (-)

Telinga : Nyeri tekan tragus (-), Keluar cairan (-), keluar darah (-)

Mulut : Bentuk rahang normal, mulut tidak kering, Sulkus

nasolabialis simetris, lidah normal, tremor (-), deviasi

lidah (-), faring hiperemis (-).

Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), nodul

(-), JVP R-2 cmH2O.

JantungInspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS V MCLS, tidak kuat angkat

Perkusi : Redup, Batas atas ICS II PSLS

Batas kanan ICS IV PSLD

Batas kiri ICS V MCLS

Auskultasi : BJ I-II reguler, isi dan tegangan cukup, murmur (-),

gallop (-)

Page 7: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Paru depan

Kanan KiriInspeksi Pergerakan statis, dinamis sama

dengan kiriRetraksi interkostal (-)

Pergerakan statis, dinamis sama dengan kanan

Retraksi interkostal (-)Palpasi nyeri tekan (-)

stem fremitus normal, sama kuat dengan kiri

nyeri tekan (-)stem fremitus normal, sama

kuat dengan kananPerkusi Sonor Seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru,

Auskultasi suara dasar vesikuler sama dengan kiri

Wheezing (-), Ronchi (-)

suara dasar vesikuler sama dengan kanan

Wheezing (-), Ronchi (-)

Paru belakang

Kanan KiriInpeksi Pergerakan statis, dinamis sama

dengan kiriRetraksi interkostal (-)

Pergerakan statis, dinamis sama dengan kanan

Retraksi interkostal (-)Palpasi nyeri tekan (-)

stem fremitus normal, sama kuat dengan kiri

nyeri tekan (-)stem fremitus normal, sama

kuat dengan kananPerkusi Sonor pada seluruh lapang paru Sonor pada seluruh lapang

paruAuskultasi suara dasar vesikuler sama

dengan kiriWheezing (-), Ronchi (-)

suara dasar vesikuler sama dengan kanan

Wheezing (-), Ronchi (-)

AbdomenInspeksi : Datar, asimetris

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Perkusi : Redup dikuadran kanan atas

Timpani di kuadran lainnya.

Palpasi : Hepar teraba 5cm dibawa arcus costae konsistensi

keras dengan permukaan rata dan tepi tumpul

Ekstremitas Superior Inferior

Ptekhie -/- -/-

Page 8: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Sianosis -/- -/-

Pembesaran limfe aksila -/-

Pembesaranlimfe inguinal -/-

Gerakan +/+ +/+

Kekuatan 5/5 5/5

Refleks fisiologis N/N N/N

Refleks patologis -/- -/-

Tonus N/N N/N

C. Pemeriksaan Penunjang (Data yang sudah ada sebelum dikasuskan)

HEMATOLOGI tgl 24 Juni 2012

Jumlah

WBC 9,3 / mm

3

(N) 4,0 – 10,0

RBC 4,08 / mm

3 à ↓ (N) 4,5 – 5,8

HBG 12,4 g/dl (N) 10,0 – 23,7 HCT 32,5 % (N) 28,0 – 75,0 PLT

320 / mm3

(N) 150 – 450

PCT .195 % (N) .100 - .500

KIMIA DARAH tgl 24 Juni 2012

Ureum 71,7 à ↑ (N) 11 – 55

Creatinin 0,9 (N) 0,6 – 1,36

SGOT 227 à ↑ (N) < 37

SGPT 84 à ↑ (N) < 41

K 4,7 (N) 3,6 – 5,5

Na 139 (N) 135 – 155

Cl 107 (N) 75 – 108

Albumin 2,7 à ↓ (N) 3,8 – 5,4

Foto Thorax :

Cor : bentuk dan letak normal, tidak membesar

Page 9: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Pulmo : corakan bronkovaskuler normal, bercak infiltrat di kedua paru atas

Diafragma sinus normal

Kesan : KP aktif

USG Abdomen :

Hepar : ukuran membesar, tepi rata, densitas gama inhomogen dengan nodul + di lobus kanan hepar, ukuran nodul 8,73x8,13cm

Lien : ukuran normal, densitas gama inhomogen, nodul (-), vena lien tidak membesar

Pankreas : ukuran normal, massa (-)

Ginjal kiri : ukuran normal, batas korteks medula kabur, pielocalyses system tidak melebar, batu (-)

Ginjal kanan : ukuran normal, batas korteks medula kabur, pielocalyses system tidak melebar, batu (-)

Vesika urinaria: Dinding tidak melebar, batu (-), massa (-)

Kesan : Hepatomegali dengan nodul dilobus kanan hepar, cenderung hepatoma

DAFTAR MASALAH

1. Hepatoma

2. Diare Kronik

3. Suspek TB

PEMECAHAN MASALAH

1. Problem : Hepatoma

Assessment DD : hepatitis

Page 10: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Plan Diagnostik : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, USG abdomen, Kimia darah

(SGOT, SGPT, HbSAg)

Plan Terapi :

Non Farmakologi

Tirah baring

Farmakologi

Infus RL 20 tpm

Curcuma 3x1

Proliva 1x1

Plan Monitoring : Keluhan subjektif, objektif

Plan Edukasi : Memberitahu kepada pasien dan keluarga tentang

penyakitnya dan terapi yang diberikan

2. Problem : Diare Kronik

Assessment DD : -

Plan Diagnostik : RT, pemeriksaan feses rutin

Plan Terapi :

a. Non Farmakologi

Tirah baring

Diet rendah asam dan pedas

b. Farmakologi

Infus RL 20 tpm

Loperamid HCl 2x1

Metroclopramide 2x ½ ampul

Ceftriaxone 1x2gr

Plan Monitoring : Keluhan subjektif, objektif

Plan Edukasi : Memberitahu Kepada pasien dan keluarga tentang

penyakitnya serta pemeriksaan dan terapi yang akan

diberikan.

3. Suspek TB

Page 11: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Asessment DD : -

Plan Diagnostik : Anamnesis, Foto Thoraks, Pemeriksaan lab (BTA)

Plan Terapi :

Non Farmakologi

Tirah baring

Farmakologi

Rifampisin 1x1

Plan Monitoring : BTA, keluhan subjektif, foto thoraks

Plan Edukasi : Memberitahu kepada pasien dan keluarga tentang

penyakitnya dan terapi yang diberikan

RINGKASAN:Seorang laki-laki berumur 67 tahun datang dengan keluhan perut sakit,

dan teraba benjolan di bagian kanan atas sejak3minggu yang lalu. Keluhan ini

disertai BAB cair. Benjolan makin lama maakin membesar dan BAB cair berwarna

hitam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Nyeri tekan abdomen di kuadran kanan atas, hepar teraba 5 cm dibawah arcus

costae

Foto thoraks: KP aktif

USG : Hepatomegali dengan nodul dilobus kanan hepar, cenderung hepatoma. Pemeriksaan kimia darah: SGOT 227, SGPT 84.

Catatan Kemajuan

Tanggal 26 Juni 201 2

Subyektif:

Nyeri di perut bagian kanan atas, mencret 1x, warna kuning kecoklatan

Obyektif:

Page 12: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Tensi 110/70mmHg

Nadi 87×/menit

Suhu 36,4°C

Abd: Perkusi: redup di kuadran kanan atas

Palpasi: hepar teraba membesar, 4 cm dari arcus costae, konsistensi keras,

permukaan rata, nyeri tekan +

Assesment: Hepatoma, diare kronik, suspek TB paru

Planning:

Diagnostik : periksa HbsAg, periksa BTA, periksa feses rutin

Terapi : Tirah baring

Diet rendah asam dan pedas

Infus RL 20tpm Curcuma 3x1

Proliva 1x1

Metronidazol 2x1

Rifampisin 1x1

Monitoring : TTV, Lab Hematologi, keluhan subyektif, objektif

Edukasi : Menjelaskan Kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, pemeriksaan dan terapi yang akan diberikan.

Tanggal 27 Juni 201 2

Subyektif:

Lemas, nyeri perut bagian kanan atas

Obyektif:

Tensi 110/70mmHg

Page 13: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Nadi 96×/menit

Suhu 35,7°C

Abd: Perkusi: redup di kuadran kanan atas

Palpasi: hepar teraba membesar, 4 cm dari arcus costae,

konsistensi keras, permukaan rata,

Lab: HbsAg (-)

Pemeriksaan feses: Makro: warna coklat, konsistensi keras, darah +, lendir + Mikro: leukosit +, eritrosit +, amuba, sisa makanan,dan telur cacing -

Assesment: Hepatoma, suspek TB paru

Planning:

Diagnosis : Periksa BTA, kolonoskopi, RT, anti HAV, anti HCV

Terapi : Tirah Baring Infus RL 20 tpm

Curcuma 3x1

Proliva 1x1

Metronidazol 2x1

Loperamid HCl 2x1 Rifampisin 1x1

Monitoring : TTV, lab Hematologi (SGOT, SGPT)

Edukasi : Menjelaskan Kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, pemeriksaan dan terapi yang akan diberikan.

Tanggal 28 Juni 201 2

Subyektif:

Lemas, mencret 1x,

Obyektif:

Tensi 110/70mmHg

Page 14: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Nadi 76×/menit

Suhu 36,3°C

Abd: Perkusi: redup di kuadran kanan atas

Palpasi: hepar teraba membesar, 4 cm dari arcus costae,

konsistensi keras, permukaan rata,

LAB : Sputum I : BTA (-)

Assesment: Hepatoma, diare kronik, suspek TBPlanning:

Diagnosis : Periksa Sputum II dan III, kolonoskopi, anti HAV, anti HCV

Terapi : Tirah Baring

Diet rendah asam dan pedas

Infus RL 20tpm Curcuma 3x1

Proliva 1x1

Metronidazol 2x1

Rifampisin 1x1

Monitoring : Keluhan subjektif, TTV, lab Hematologi (SGOT,SGPT)

Edukasi : Menjelaskan Kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, pemeriksaan dan terapi yang akan diberikan.

Tanggal 29 Juni 201 2

Subyektif:

Lemas, nyeri perut bagian kanan atas

Obyektif:

Tensi 130/90mmHg

Page 15: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Nadi 80×/menit

Suhu 36,2°C

Assesment: Hepatoma, suspek TB

Pasien minta pulang atas permintaan sendiri dengan alasan sudah

bosan di rumah sakit

ALUR PIKIRLaki-laki 67 tahun mengeluh perut sakit pada daerah kanan atas disertai BAB cair berwarna hitamPF: Nyeri tekan abdomendi bagian kanan atas, hepar teraba 4cm dari arcus costae Foto Thoraks: KP aktifUSG : Hepatomegali dengan nodul dilobus kanan hepar, cenderung hepatoma. Pemeriksaan kimia darah: SGOT 227, SGPT 84.

Page 16: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

BAB Cair Foto Thoraks: Bercak infiltrat

Nyeri perut di kanan atas

Diare akut Diare kronik Suspek TB

Hepatomegali, SGOT & SGPT ↑↑

USG abd: nodul dilobus kanan hepar (+) HbsAg ( - )

Hepatoma

PEMBAHASANHEPATOMA

Definisi

Tumor ganas hati Biasanya disebabkan oleh infeksi/penyakit hati kronik akibat virus hepatitis, sirosis,

atau parasit (Clonorchis sinensis)

Klinis

Page 17: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Nyeri perut kanan atas Nafsu makan berkurang, BB turun Hati membesar Lemas

Pemeriksaan Penunjang

USG abdomen Uji faal hati à SGOT, SGPT CT-scan dan angiografi

Diagnosis

Laboratorium : SGOT dan SGPT ↑↑ USG : hepatomegali dan nodul (+)

Terapi

Kemoterapi : 5 fluorourasil (5 FU) dan adriamisin Embolisasi transkateter arteri hepatik Pembedahan

Diare kronik

Definisi

Diare kronis adalah diare yang onset gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari.

Etiologi

Etiologi diare kronik sangat beragam dan tidak selalu hanya disebabkan kelainan

pada usus. Kelainan yang dapat menimbulkan diare kronis antara lain kelainan

usus, kelainan hati, kelainan pancreas, endokrin, dan lain-lain. Walaupun telah

Page 18: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

diusahakan secara maksimal, diperkirakan sekitar 10-15% pasien diare kronik

tidak diketahui etiologinya.

Patofisiologi

1. Diare Inflamasi, pada pasien tanpa penyakit sistemik, adanya fases yang

berisi cairan atau darah tersamar kemungkinan suatu neoplasma kolon atau

proktitis ulcerative. Terjadinya diare kronik yang berdarah dapat

disebabkan oleh Collitis Ulcerativa atau  Chron’s Disease.

2. Osmotic (malabsorbsi), jika cairan yang dicerna tidak seluruhnya

diabsorbsi oleh usus halus akibat tekanan osmotic yang mendesak cairan

kedalam lumen intestinal. Pada umumnya penyebab diare osmotic adalah

malabsorbsi lemak atau karbohidrat.

3. Sekretori, Diare sekretori biasanya disebabkan abnormalitas baik absorbsi

maupun sekresi elektrolit. Diare Sekretori secara normal berhubungan

dengan meningkatnya camp inttraselular. Meningkatnya cAMP

menghambat absorbsi NaCL dan menstimulasi sekresi klorida tanpa

merubah mekanisme transport lainnya. Asam empedu yang tidak

diabsorbsi dan asam-asam lemak dapat menstimulasi sekresi ion dalam

kolon, menyebabkan diare massif yang berlanjut walaupun dalam keadaan

puasa. Pada diare ini yang menonjol adalah air dan elektrolit. Diare

osmotic disebabkan oleh akumulasi larutan yang sulit diserap dalam lumen

intestinal. Malabsorbsi Karbohidrat menyebabkan diare osmotic,

menghasilan fases yang asam karena fermentasi bakteri terhadap

karbohidrat.

4. Dismotilitas, Diare ini disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan

perubahan motilitas intestinal. Ditandai dengan konstipasi, nyeri abdomen,

passase mucus dan rasa tidak sempurna dalam defaksi. Pada beberapa

pasien dijumpai konstipasi dengan kejang perut yang berkurang dengan

diare, kemungkinan disebabkan kelainan motilitas intestinal. Kasus paling

sering adalah Irritable Bowel Syndrome.

GEJALA KLINIS

Page 19: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

1. Diare Inflamasi ditandai dengan adanya demam, nyeri perut, fases yang

berdarah dan berisi lekosit serta lesi inflamasi pada biopsy mukosa

intestinal.

2. Diare osmotic ditandai peningkatan volume cairan lumen, artralgia,

demam, menggigil, hipotensi, limfadenopati dan keterlibatan system saraf.

Gejala berupa artralgia, demam, menggigil, hipotensi, limfadenopati dan

keterlibatan system saraf merupakan manisfestasi pada Malabsorbsi

Intestinal (Whipp;e’s Disease) disebabkan tropehyma whippeli, umumnya

terjadi pada usia dewasa.

3. Diare sekretori ditandai ditandai oleh volume feses yang besar oleh karena

abnormalitas cairan dan transport elektrolit yang tidak selalu berhubungan

dengan makanan yang dimakan, tidak ada malabsorbsi larutan.

4. Diare dismotilitas ditandai dengan adanya konstipasi, nyeri abdomen,

passase mucus dan rasa tidak sempurna dalam defaksi, konstipasi dengan

kejang perut yang berkurang dengan diare, kemungkinan disebabkan

kelainan motilitas intestinal.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN PENUNJANG LAINNYA

1. Lekosit Feses (Stool Leukocytes) : Merupakan pemeriksaan

awal terhadap diare kronik. Lekosit dalan feses

menunjukkan adanya inflamasi intestinal.

2. Volume Feses : Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau

eritrosit, infeksi enteric atau imfalasi sedikit

kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam

harus dikumpulkan untuk mengukur output harian.

3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24

jam : Jika berat feses > 300/g24jam mengkonfirmasikan

adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr mengesankan

proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h

menunjukkan proses malabsorbstif.

4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk

menetapkan suatu steatore, lemak feses kualitatif dapat

Page 20: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

menolong yaitu >100 bercak merak orange per ½ lapang

pandang

5. Osmolalitas Feses : Diperlukan dalam evaluasi untuk

menentukan diare osmotic atau diare sekretori.

6. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk

menunjukkan adanya Giardia, E Histolitika pada

pemeriksaan rutin.

7. Pemeriksaan darah : Pada diare inflamasi ditemukan

lekositosis, LED yang meningkat dan hipoproteinemia.

8. Pemeriksaan imunodefisiensi (CD4, CDS), feses lengkap

dan darah samar.

Pemeriksaan anatomi usus : Barium enema, colon in loop

(didahului BNO).

9. Kolonoskopi, ileoskopi, dan biopsi, barium follow through

atau enteroclysis, ERCP, USG abdomen, CT Scan abdomen.

10. Fungsi usus dan pankreas : tes fungsi ileum dan

yeyunum, tes fungsi pankreas, tes Schilling.

DIAGNOSA

Terbagi menjadi pemeriksaan awal (dasar), yang meliputi

anamnesis, pemeriksaan  fisik, pemeriksaan darah sederhana,

tinja & urin dan Pemeriksaan lanjutan yang disesuaikan dengan

perkiraan diagnosis yang sudah didapatkan pada pemeriksaan

awal, yaitu meliputi:

1. Pemeriksaan anatomi usus : Barium enema kontras ganda

(colon in loop) & BNO, Kolonoskopi & ileoskopi, Barium

follow thruogh dan/atau enteroclysis, Gastroduodeno-

jejunoskopi, Endoscopic Retrograde Cholangio

Pncreatography (ERCP), Sidik Indium 111 leukosit, USG

abdomen, Sidik perut (CT-scan abdomen),

Arteriography/angiografi mesenterika duperior & inferior.

Page 21: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

2. Fungsi Usus & Pankreas: Tes fungsi ileum & yeyenum, Tes

fungsi pancreas, Tes Schilling: utk def B12, Test bile acid

breath, Tes lainnya meliputi: Tes permeabilitas usus, Tes

small & large bowel transit time.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan diare kronik ditujukan terhadap penyakit yang

mendasari. Sejumlah agen anti diare dapat digunakan pada diare

kronik. Opiat mungkin dapat digunakan dengan aman pada

keadaan gejala stabil.

1. Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap

mencret. Dosis maksimum 16 mg/hari.

2. Dhypenoxylat dengan atropin : diberikan 3-4 kali per hari.

3. Kodein, paregoric : Disebabkan memiliki potensi additif,

obat ini sebaiknya dihindari. Kecuali pada keadaan diare

yang intractable. Kodein dapat diberikan dengan dosis 15-

60 mg setiap 4 jam, Paregoric diberikan 4-8 ml.

4. Klonidin :  adrenergic agonis yang menghambat sekresi

elektrolit intestinal. Diberikan 0,1-0,2 mg/hariselama 7 hari.

Bermanfaat pada pasien dengan diare sekretori,

kriptospdidiosis dan diabetes.

5. Octreotide : Suatu analog somatostatin yang menstimulasi

cairan instestinal dan absorbs elektrolit dan menghambat

sekresi melalui pelepasan peptide gastrointestinal.

Berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan

oleh VIPoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa kasus

diare kronik yang berkaitan dengan AIDS. Dosis efektif

50mg –250mg subkutan tiga kali sehari.

6. Cholestiramin : Garam empedu yang mengikat resin,

berguna pada pasien diare sekunder karena garam

Page 22: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

empedu akibat reseksi intestinal atau penyakit ileum. Dosis

4 gr 1 s/d 3 kali  sehari.

TB PARU

Definisi

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam

sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama

kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk

mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit

TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan

pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.

Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang

biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah),

dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh

sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti:

paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan

lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-

paru.

Page 23: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Page 24: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

JENIS OBAT SIFAT Dosis yang direkomendasikan

Harian 3x seminggu

IZONIAZID(H) Bakterisid 5(4-6) 10(8-12)

RIFAMPICIN(R) Bakterizid 10(8-12) 10(8-12)

PYRAZINAMIDE(Z) Bakterizid 25(20-30) 35(30-40)

ALUR DIAGNOSIS TB PARU BATUK 2-3MG

Pemeriksaan sputum mikroskopis SPSHASIL BTA

+ ++HASIL BTA+ - -Foto torak dan

pertimbangan dokter

HASIL BTA- - -

Antibiotika non OATAda

perbaikan

Tidak Ada

perbaikan

Pemeriksaan sputum mikroskopis

HASIL BTA- - -

HASIL BTA+ +++ + -

+

TB

BUKAN TB

Page 25: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

STREPTOMYCIN(S) Bakterizid 15(12-18) 15(12-18)

ETHAMBUTOL(E) Bakteriostatik 15(15-20) 30(20-35)

Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)

Berat Badan

Tahap Intensif

tiap hari selama 56 hari

RHZE (150/75/400/275)

Tahap Lanjutan

3 kali seminggu selama 16 minggu

RH (150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT

38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT

55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT

≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT

Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)

Berat

badan

Tahap Intensif

tiap hari

RHZE (150/75/400/275) + S

Tahap Lanjutan

3 kali seminggu

RH (150/150) + E(400)

Selama 56 hari Selama

28 hari selama 20 minggu

30-37 kg 2 tab 4KDT 2 tab 2 tab 2KDT

Page 26: Laporan Kasus Hepatoma - Dr

+ 500 mg Streptomisin inj. 4KDT + 2 tab Etambutol

38-54 kg 3 tab 4KDT

+ 750 mg Streptomisin inj.

3tab

4KDT

3 tab 2KDT

+ 3 tab Etambutol

55-70 kg 4 tab 4KDT+ 1000 mg Streptomisin inj. 4 tab

4KDT

4 tab 4KDT

+ 4 tab Etambutol

≥71 kg 5 tab 4KDT

+ 1000mg Streptomisin inj.

5 tab

4KDT

5 tab 4KDT

+ 5 tab Etambutol