laporan kasus abses perianal dengan dm

Upload: nur-agami

Post on 27-Feb-2018

706 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    1/20

    LAPORAN KASUS

    ABSES PERIANAL DENGAN DIABETES MELITUS

    Disusun Oleh :

    dr. Nur Agami

    Pemiming :

    Dr. Es!her Me"linaSi#ahu!ar

    NIP. $%&'('$)*($$($*((%

    PEMERINTA+ KABUPATEN LEBONG

    DINAS KESE+ATAN

    TA+UN *($'

    BAB I

    PENDA+ULUAN

    Laporan Kasus 1

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    2/20

    $.$ La!ar Bela,ang

    Abses Perianal merupakan akumulasi nanah di sekitar anus dan rektum.

    Tingkat keparahan dan kedalaman suatu abses beragam, dan rongga abses sering

    dikaitkan dengan pembentukan fistula. Kebanyakan abses dan fistula anorektal

    merupakan manifestasi akut dan kronik dari kondisi patologis yang sama, suatu

    infeksi yang berasal dari kelenjar kanalis anus. Diagnosis maupun penatalaksanaan

    dari abses anorektal tidak hanya memerlukan pengertian dari etiologi dan

    patofisiologi tetapi dari anatomi regional dan rute penyebaran infeksi. Tindakan

    bedah yang dilakukan atas diagnosis yang tidak tepat dan kesalapahaman tentang

    hubungan dari proses infeksi dan mekanisme sfingter ani dapat mengakibatkan

    pemberantasan infeksi yang tidak sempurna dan/atau gangguan permanen fungsi

    anorektal.

    Puncak insidensi dari abses anorektal adalah pada dekade tiga dan keempat.

    Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan rasio !" sampai dengan #!".

    $ekitar #%& dari pasien dengan abses anorektal mempunyai riwayat abses serupa

    yang sembuh dengan spontan atau memerlukan inter'ensi bedah. (nsidensi yang

    lebih tunggu dari pembentukan abses tampaknya berkait dengan musim semi dan

    musim panas.

    )alaupun demografi menunjukan perbedaan yang jelas dalam terjadinya

    abses anorektal yang berhubungan dengan usia dan jenis kelamin, tidak ada pola

    yang jelas diberbagai wilayah atau negara di dunia. )alaupun diperkirakan ada

    hubungan langsung dari pembentukan abses anorektal dengan kebiasaan buang air

    besar, diare, dan higiene pribadi yang buruk namun hingga sekarang belum ada bukti

    kongkrit. Terjadinya abses anorektal pada bayi juga cukup umum. *ekanismenya

    kurang dipahami tetapi tidak berkaitan dengan konstipasi. +ntungnya, kondisi ini

    cukup jinak pada bayi, jarang memerlukan inter'ensi operasi pada pasien ini selain

    drainase sederhana.

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    Laporan Kasus 2

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    3/20

    *.$ Iden!i!as Pasien

    ama ! Tn. -

    enis Kelamin ! aki0aki

    +sia ! 12 Tahun

    Alamat ! Kampung 3andum

    Agama ! (slamTanggal datang ! " Desember %"2

    enis Pembiayaan ! amkesmas

    *.* Anamnesis

    Keluhan U!ama

    4enjolan pecah di sekitar lubang pantat.

    Ri-a"a! Pen"a,i! Se,arang:

    5s datang ke (3D Puskesmas *uara Aman mengeluh terdapat benjolan

    pecah di sekitar lubang pantat sudah 6 hari yang lalu. 5s mengatakan bejolan

    awalnya berukuran seperti kelereng sekarang membesar sebesar telur ayam

    kampung. $ekarang benjolan sudah pecah, benjolan terasa gatal, nyeri, panas dan

    kemerahan. 5s mengaku benjolan sering mengeluarkan nanah. 5s merasa tidak

    nyaman saat duduk dan ketika 4A4 terasa sakit, 4A4 tidak ada darah. 4AK lancar.

    # hari sebelumnya 5s demam, tetapi sekarang tidak ada demam. 5s juga mengatakan

    badannya lemas dan tidak napsu makan sejak 6 hari ini.

    Ri-a"a! Pen"a,i! Dahulu

    Pasien mengatakan keluhan yang dialaminya sekarang pernah terjadi sekitar

    bulan yang lalu, tetapi tidak parah seperti sekarang. 5s mempunyai riwayat

    penyakit D* dan selama ini kadar gula pasien sekitar %% dan os juga mempunyai

    riwayat hipertensi dengan tensi biasanya "7%/8%.

    Ri-a"a! Pen"a,i! Keluarga

    Dikeluarga tidak ada yang mengalami seperti ini.

    Ri-a"a! Alergi:

    Tidak ada keluhan / riwayat alergi.

    Ri-a"a! Penga!an

    Pasien biasanya mengkonsumsi obat!

    *etformin 9"

    :aptopril 2mg "9"

    Laporan Kasus 3

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    4/20

    *./ Pemeri,saan 0isi, 1di #eri,sa $ Desemer *($'2

    S!a!us Generalisasi

    Keadaan +mum ! Tampak sakit sedang, kesadaraan compos mentis.

    3:$ ;7*1i lebih

    Kepala ! Deformitas ?0@, massa ?0@, normosefali

    )ajah ! Kesan paresis saraf kranialis ?0@

    ambut ! urus, hitam, penyebaran merata, tidak mudah dicabut

    Kulit ! (kterik ?0@, kering ?0@, infeksi kulit ?0@

    *ata !$klera ikterik ?0/0@, konjungti'a anemis ?0/0@, pupil bulat

    isokor #mm/#mm, nistagmus ?0/0@

    Telinga !iang telinga lapang, serumen B/Bminimal, sekret 0/0,

    membran tymphani hiperemis 0/0, retraksi 0/0

    Cidung ! Deformitas ?0@, mukosa hiperemis 0/0, de'iasi septum ?0@,

    sekret 0/0

    Tenggorokan ! u'ula di tengah, faring hiperemis ?0@, tonsil T"0T"

    eher ! Pembesaran K34 ?0@

    Paru !

    (nspeksi ! $imetris pada inspirasi dan ekspirasi, retraksi ?0@

    Palpasi ! ;kspansi $imetris, fremitus kanankiri

    Perkusi ! $onor/sonor

    Auskultasi ! ing 0/0

    antung !

    (nspeksi ! Pulsasi ictus cordis terlihat

    Palpasi ! (ctus cordis teraba di (:$ (

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    5/20

    (nspeksi ! Datar

    Auskultasi! 4ising usus ?B@ ormal

    Palpasi ! $upel, nyeri tekan ?B@, hepar dan lien tidak teraba

    Perkusi ! Timpani di seluruh lapangan abdomen

    ;kstremitas ! Akral hangat, edema 0/0

    S!a!us L,alis anus

    (nspeksi

    Tampak eritem ?B@, udem ?B@, pus ?B@

    Palpasi

    yeri tekan ?B@, teraba hangat ?B@

    +kuran sekitar 6 cm

    *.) Pemeri,saan Penun3ang

    3D$ ! 11

    *.' Diagnsa Banding

    ". Abses perianal

    . -urunkel

    *.' Diagnsa Ker3a

    Abses perianal dengan Diabetes *elitus

    *.4 Pena!ala,sanaan

    Nn medi,amen!sa:

    0 (nsisi dan drainase abses

    0 3anti perban 9"

    0 *enjaga kebersihan bagian perianal0anus saat selesai 4A4

    0 *enjaga pola makan

    Medi,amen!sa

    0 (

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    6/20

    0 (nj. anitidin 9" amp

    0 (nj. Keterolac 9" amp

    0 5mepra>ole 9"

    0 $ukralfat #9" cth

    0 *etformin 9"

    0 :aptopril 2 mg 9"

    0 *etronida>ole 2%% mg #9"

    BAB III

    TIN5AUAN PUSTAKA

    /.$ Ases Perianal

    /.$.* De6inisi

    Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini kebanyakan

    akan mengakibatkan fistula. Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak

    sekitar saluran anal, dengan pembentukan abses rongga diskrit. Tingkat keparahan

    dan kedalaman dari abses cukup 'ariabel, dan rongga abses sering dikaitkan dengan

    pembentukan saluran fistulous.

    Abses perianal mudah diraba pada batas anus dengan kulit perianal,

    sebaliknya abses anorektal yang terletak lebih dalam dapat diraba melewati dinding

    Laporan Kasus 6

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    7/20

    rectum atau lebih lateral yaitu di bokong. Abses perianal biasanya tidak disertai

    demam, lekositosis atau sepsis pada pasien dengan imunitas yang baik. Dengan

    penyebaran dan pembesaran abses yang mengakibatkan abses mendekati permukaan

    kulit, nyeri yang dirasakan memburuk. yeri memburuk dengan mengedan, batuk

    atau bersin, terutama pada abses intersfingter. Dengan perjalanan abses, nyeri dapat

    mengganggu akti'itas seperti berjalan atau duduk.

    *.* E!ilgi

    Abses perianal merupakan gangguan sekitar anus dan rectum, dimana

    sebagian besar timbul dari obstruksi kripta anal. (nfeksi dan stasis dari kelenjar dan

    sekresi kelenjar menghasilkan supurasi dan pembentukan abses dalam kelenjar anal.

    4iasanya, abses terbentuk awal E awal dalam ruang intersfingterik dan kemudian ke

    ruang potensial yang berdekatan. +mumnya bakteri seperti stafilokokus dan

    ;scherichia coli adalah penyebab paling umum. (nfeksi jamur kadang0kadang

    menyebabkan abses. *asuknya bakteri ke daerah sekitar anus dan rektum.

    *./ Pa!6isilgis

    Abses perianal terbentuk akibat berkumpulnya nanah di jaringan bawah kulit

    daerah sekitar anus. anah terbentuk akibat infeksi kuman/bakteri karena kelenjar di

    daerah tersebut tersumbat. 4akteri yang biasanya menjadi penyebab adalah

    ;scherichia coli dan spesies ;nterococcus. Kuman/bakteri yang berkembang biak di

    kelenjar yang tersumbat lama kelamaan akan memakan jaringan sehat di sekitarnya

    sehingga membentuk nanah. anah yang terbentuk makin lama makin banyak

    sehingga akan terasa bengkak dan nyeri, inilah yang disebut abses perianal. Pada

    Laporan Kasus 7

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    8/20

    beberapa orang dengan penurunan daya tubuh misalnya penderita diabetes militus,

    C(

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    9/20

    Dengan perjalanan abses, nyeri dapat mengganggu akti'itas seperti berjalan atau

    duduk.

    Abses yang terletak lebih dalam memgakibatkan gejala toksik dan bahkan

    nyeri abdomen bawah, serta deman. $ebagian besar abses rectal akan mengakibatkan

    fistula. Abses di bawah kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri.

    Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala,

    namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian bawah.

    *.' Diagnsa dan Pemeri,asaan Penun3ang

    *.'.$ Diagnsa

    Pemeriksaan colok dubur dibawah anestesi dapat membantu dalam kasus0kasus tertentu, karena ketidaknyamanan pasien yang signifikan dapat menghalangi

    penilaian terhadap pemeriksaan fisik yang menyeluruh. :ontohnya, e'aluasi

    terhadap asbeb ischiorektal yang optimal dapat dilakukan dengan hanya

    menggunakan pemeriksaan colok dubur. Dengan adanya obat anestesi, fistula dapat

    disuntikkan larutan peroksida untuk memfasilitasi 'isualisasi pembukaan fistula

    internal. 4ukti menunjukkan bahwa penggunaan 'isualisasi endoskopik ?transrektal

    dan transanal@ adalah cara terbaik untuk menge'aluasi kasus yang kompleks abses

    perianal dan fistula.

    Dengan teknik endoskopik, tingkat dan konfigurasi dari abses dan fistula

    dapat jelas di'isualisasikan.

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    10/20

    dapat disebabkan dari abses anorektal. Dalam kasus tersebut, e'aluasi laboratorium

    lengkap adalah penting.

    *.' Ta!ala,sanaan

    Pada kebanyakan pasien dengan abses anorektal atau perianal, terapi

    medikamentosa dengan antibiotik biasanya tidak diperlukan. amun, pada pasien

    dengan peradangan sistemik, diabetes, atau imunitas rendah, antibiotik wajib

    diberikan.

    Abses perirektal harus diobati dengan drainase sesegera mungkin setelah

    diagnosis ditegakkan. ika diagnosis masih diragukan, pemeriksaan di bawah

    anestesi sering merupakan cara yang paling tepat baik untuk mengkonfirmasi

    diagnosis serta mengobati. Pengobatan yang tertunda atau tidak memadai terkadang

    dapat menyebabkan perluasan abses dan dapat mengancam nyawa apabila terjadi

    nekrosis jaringan yang besar, atau bahkan septikemia. Antibiotik hanya diindikasikan

    jika terjadi selulitis luas atau apabila pasien immunocompromised, menderita

    diabetes mellitus, atau memiliki penyakit katub jantung. amun pemberian

    antibiotik secara tunggal bukan merupakan pengobatan yang efektif untuk mengobati

    abses perianal atau perirektal.

    Kebanyakan abses perianal dapat didrainase di bawah anestesi lokal di

    kantor, klinik, atau unit gawat darurat. Pada kasus abses yang besar maupun pada

    lokasinya yang sulit mungkin memerlukan drainase di dalam ruang operasi. (nsisi

    dilakukan sampai ke bagian subkutan pada bagian yang paling menonjol dari abses.

    FDog earG yang timbul setelah insisi dipotong untuk mencegah penutupan dini. uka

    dibiarkan terbuka dan sit> bath dapat dimulai pada hari berikutnya.

    Laporan Kasus 10

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    11/20

    .

    *.4 Km#li,asi

    ika tidak diobati, fistula anus hampir pasti akan membentuk,

    menghubungkan rektum untuk kulit. Cal ini memerlukan operasi lebih intensif.

    $elanjutnya, setiap abses diobati dapat ?dan kemungkinan besar akan@ terus

    berkembang, akhirnya menjadi infeksi sistemik yang serius. Cal yang paling

    ditakutkan pada abses perianal adalah terjadinya fistel perianal. -istel perianal adalah

    saluran abnormal antara lubang anus/rektum dengan lubang bekas abses yang

    bermuara pada kulit sekitar anus. *uara pada kulit sekitar anus tampak sebagai luka

    bekas bisul yang tidak pernah menutup/sembuh dan tidak sakit.

    Diae!es Melli!us

    De6inisi

    Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

    ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada !

    ". kerja insulin ?resistensi insulin@ di hati ?peningkatan produksi glukosa

    hepatik@ dan di jaringan perifer ?otot dan lemak@

    . sekresi insulin oleh sel beta pankreas

    #. atau keduanya

    E!ilgi

    Laporan Kasus 11

    Teknik Insisi !rainase

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    12/20

    Insulin Dependent Diabetes Mellitus ?(DD*@ atau Diabetes *elitusTergantung

    (nsulin ?D*T(@ disebabkan oleh destruksi sel H pulau angerhans akibat proses

    autoimun. $edangkan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ?(DD*@ atau

    Diabetes *elitus Tidak Tergantung (nsulin ?D*TT(@ disebabkan kegagalan relatif

    sel H dan resistensi insulin ?Arif *ansjoer, %%"@.

    Diagnsis

    :ara yang umum dipakai untuk mendiagnosis penyakit diabetes didasarkan pada

    berbagai tes kimiawi terhadap urin dan darah !

    "@ 3lukosa urin.

    Pada umumnya jumlah glukosa yang dikeluarkan dalam urin orang normal

    sukar dihitung, sedangkan pada kasus diabetes, glukosa yang dilepaskan

    jumlahnya dapat sedikit sampai banyak sekali, sesuai dengan berat

    penyakitnya dan asupan karbohidratnya.

    @ Kadar glukosa darah puasa.

    Kadar glukosa darah puasa sewaktu pagi hari, normalnya adalah =% sampai

    8% mg/dl, dan ""% mg/dl dipertimbangkan sebagai batas atas kadar normal.

    Kadar gula darah puasa di atas nilai ini, seringkali menunjukkan adanya

    penyakit diabetes mellitus, atau yang kurang umum, mungkin diabeteshipofisis atau diabetes adrenal.

    #@ +ji toleransi glukosa.

    4ila orang normal yang puasa memakan " gram glukosa per kilogram berat

    badan, maka kadar glukosa darahnya akan meningkat dari kadar kira E kira

    8% mg/dl menjadi "% sampai "7% mg/dl dan dalam waktu kira E kira dua jam

    kadar ini akan menurun lagi kembali ke nilai normalnya.

    Pada penderita diabetes, konsentrasi glukosa darah puasa hampir selalu diatas

    ""% mg/dl dan sering diatas "7% mg/dl.

    7@ Pernapasan aseton.

    $ejumlah kecil asam aseto asetat, yang sangat meningkat pada penderita

    diabetes yang berat, dapat diubah menjadi aseton.Aseton bersifat mudah

    menguap dan dikeluarkan dalam udara ekspirasi. uga, asam keto dapat

    ditemukan dalam urin melalui cara kimia, dan jumlah asam keto ini dipakai

    untuk menentukan tingkat penyakit diabetes.

    Laporan Kasus 12

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    13/20

    Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis

    D* ?mg/dl@ !

    ?

    Dari anamnesis didapatkan !

    ". Keluhan khas D* ! poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan

    yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

    . Keluhan tidak khas D* ! lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi

    ereksi pada pria, pruritus 'ul'a pada wanita.

    Klasi6i,asi

    Klasifikasi D* yang dianjurkan oleh P;K;( ? Perkumpulan ;ndokrinologi

    (ndonesia @ adalah yang sesuai dengan anjuran klasifikasi D* menurut American

    Diabetes Association ?ADA@, sbg berikut !

    Laporan Kasus 13

    Bu,an

    DM

    Belum #as!i

    DM

    DM

    Kadar glu,sa darah

    se-a,!u

    #lasma 7ena 8 $$( $$( 9 $%% *((

    darah ,a#iler 8 %( %( $%% *((

    Kadar glu,sa darah #uasa

    #lasma 7ena 8 $$( $$( 9 $*' $*4

    darah ,a#iler 8 %( %( $(% $$(

    KLASI0IKASI DIABETES MELITUS PERKENIDM TIPE $:

    Defisiensi

    insulin absolut

    akibat destuksi

    sel beta,

    karena!

    ".autoimun

    . idiopatik

    DM TIPE * :

    Defisiensi insulin

    relatif !

    ", defek sekresi

    insulin lebih

    dominan daripada

    resistensi insulin.

    . resistensi insulin

    lebih dominan

    daripada defek

    sekresi insulin.

    DM TIPE LAIN :

    ". Defek genetik fungsi sel beta !

    *aturity onset diabetes of the young

    *utasi mitokondria DA #7# dan lain0lain

    . Penyakit eksokrin pankreas !Pankreatitis

    Pankreatektomy

    #.;ndokrinopati ! akromegali, cushing,

    hipertiroidisme

    7.akibat obat ! glukokortikoid, hipertiroidisme

    2.Akibat 'irus! :*

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    14/20

    Km#li,asi

    Komplikasi diabetes terjadi akibat gangguan metabolik akut ?hipoglikemia atauhiperglikemia@ atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan mikro'askular dan

    makro'askular, dimana risikonya tergantung pada kontrol terhadap kadar glukosa

    dan faktor risiko 'askular kon'ensional.

    Km#li,asi Mi,r7as,ular #ada Diae!es

    Penyakit pembuluh darah kecil merupakan tanda utama diabetes mellitus dan

    membutuhkan waktu "% tahun atau lebih untuk dapat terjadi.

    a. Penyakit mata ?retinopati@

    $atu dari antara tiga orang dengan diabetes mengalami penyakit mata dan 2&

    mengalami kebutaan pada umur #% tahun.etinopati terjadi akibat penebalan

    membran basal kapiler, yang menyebabkan pembuluh darah mudah bocor

    ?perdarahan dan eksudat padat@, pembuluh darah tertutup ?iskemia retina dan

    pembuluh darah baru@, dan edema makula.Katarak pada pasien diabetes

    mellitus terjadinya lebih dini dibanding pada populasi normal.Katarak terjadi

    "% E "2 tahun lebih cepat pada penderita diabetes.

    b. efropati diabetic

    Keadaan ini terjadi "2 E 2 tahun setelah diagnosis pada #2 E 72& pasien

    dengan diabetes tipe " dan kurang dari %& pasien dengan diabetes tipe .

    Pasien dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan gambaran gagal ginjal

    Laporan Kasus 14

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    15/20

    menahun seperti lemas, mual, pucat, sampai keluhan sesak napas akibat

    penimbunan cairan.efropati diabetik melibatkan dua pola patologik yang

    berbeda yang dapat berada bersama E sama atau tidak ! difus dan noduler.

    Difus yang lebih sering, terdiri atas pelebaran membrana basalis glomerulus

    bersama penebalan mesangial menyeluruh.Pada bentuk noduler, penumpukan

    banyak bahan PA$0positif diendapkan pada perifer berkas glomerulus,

    disebut lesi Kimmelstiel0)ilson.

    c. europati diabetic.

    europati diabetik dapat mempengaruhi setiap bagian sistem saraf, kecuali

    otak.3ambaran yang paling la>im adalah polineuropati perifer.4iasanya

    bilateral, gejala meliputi mati rasa, kesemutan, hiperestesi berat, dan

    nyeri.*ononeuropati, meskipun lebih jarang disbanding polineuropati jugadapat terjadi. Khas, terdapat wrist drop, foot drop, atau paralisis ner'us

    kranialis ke0#, ke07, atau ke01. *ononeuropati khas ditandai oleh

    re'ersibilitas spontan yang tinggi, biasanya selama beberapa

    minggu.adikulopati adalah sindroma sensori dengan nyeri timbul sepanjang

    distribusi satu atau lebih ner'us spinalis, biasanya pada dinding dada dan

    perut. europati autonomik dapat muncul dengan berbagai cara. $aluran

    cerna merupakan target utama, dan mungkin terdapat disfungsi

    esofagusdengan kesulitan menelan, penundaan pengosongan lambung,

    konstipasi, atau diare.

    Km#li,asi Ma,r7as,ular #ada Diae!es

    *asalah khusus pada pasien diabetik adalah berkembangnya ulkus pada kaki dan

    tungkai bawah.+lkus terutama terjadi karena distribusi tekanan abnormal sekunder

    karena neuropati diabetik.Penyakit 'askular dengan penurunan suplai darah berperan

    dalam pembentukan lesi ini, dan infeksi umum terjadi, sering oleh banyak

    organisme.

    Di Amerika $erikat sebagai suatu negara yang maju, ternyata kaki diabetik masih

    cukup banyak ditemukan yaitu sekitar 2,%& dari seluruh penderita yang dirawat di

    rumah sakit. Penelitian klinik dari beberapa sentra di (ndonesia melaporkan

    pre'alensi kaki diabetik berkisar antara "6,#& sampai #,8& dari seluruh penderita

    diabetes melitus yang dirawat di rumah sakit.

    Laporan Kasus 15

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    16/20

    Pasien diabetes mellitus dengan kelainan makro'askular dapat memberikan

    gambaran kelainan pada tungkai bawah, baik berupa ulkus maupun gangren diabetik.

    Pada pasien tersebut bila dilakukan perabaan arteri mungkin akan teraba denyut yang

    berkurang sampai menghilang. Perabaan arteri perlu dilakukan pada setiap pasien

    diabetes mellitus, paling sedikit pada arteri dorsalis pedis, tibialis posterior, dan

    popliteal.

    Kelainan kaki pada diabetes dapat disebabkan oleh infeksi/ septik, neuropati,

    iskemik atau kombinasi antara ketiganya. *embedakan ke0empat penyebab tersebut

    perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan langkah pengobatan yang akan diambil.

    (skemi dan neuropati merupakan faktor utama yang memegang peranan terjadinya

    ulkus pada kaki penderita diabetes. $etiap terjadinya ulkus pada kaki akan mudah

    diikuti oleh infeksi, sehingga dapatlah dikatakan bahwa sangat jarang kaki diabetik

    tanpa disertai infeksi. 4iakan kuman dari nanah kaki diabetik sering memperlihatkan

    pertumbuhan kuman yang lebih dari satu, hal mana lebih mempersulit pemilihan

    jenis antibiotik yang sesuai dengan kuman yang tumbuh.

    -aktor risiko ulkus diabetika adalah lama D* I "% tahun, kadar kolesterol I %%

    mg/dl, kadar CD J 72 mg/dl, ketidakpatuhan diet D*, kurangnya latihan fisik,perawatan kaki tidak teratur dan penggunaan alas kaki tidak tepat dengan

    memberikan sumbangan terhadap ulkus diabetika sebesar 88,8 &.

    PENATALAKSANAAN

    Pengobatan kelainan kaki diabetik terdiri dari pengendalian diabetes dan penanganan

    terhadap kelainan kaki.

    A. Pengendalian Diabetes

    Pengendalian ?pengontrolan@ penyakit secara umum mencakup pengendalian kadar

    gula darah dengan diet atau pemberian obat yang teratur dari dokter, status gi>i,

    tekanan darah, kadar kolesterol, dan pola hidup sehat.

    *engelola diabetes melitus langkah yang harus dilakukan adalah pengelolaan non

    farmakologis, berupa perencanaan makanan dan kegiatan jasmani.4aru kemudian

    kalau dengan langkah0langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes yang

    Laporan Kasus 16

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    17/20

    ditentukan belum tercapai, dilanjutkan dengan langkah berikutnya, yaitu dengan

    penggunaan obat atau pengelolaan farmakologis.

    Perencanaan makanan pada penderita diabetes melitus masih tetap merupakan

    pengobatan utama pada penatalaksanaan D*.

    $arana pengendalian secara farmakologis pada diabetes melitus dapat berupa #!

    a. Pemberian (nsulin.

    b. Pemberian 5bat Cipoglikemik 5ral ?5C5@.

    0 3olongan $ulfonylurea.

    0 3olongan 4iguanid.

    0 3olongan (nhibitor Alfa 3lukosidase.

    0 3olongan (nsulin $ensiti>ing.

    BAB I;

    PEMBA+ASAN

    4erdasarkan ilustasi kasus, dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh

    terdapat benjolan di sekitar lubang pantat sudah 6 hari yang lalu. 4enjolan terasa

    gatal, nyeri, panas dan kemerahan. 5s mengaku benjolan sering mengeluarkan

    nanah. 5s merasa tidak nyaman saat duduk dan ketika 4A4 terasa sakit, 4A4 tidak

    ada darah. 4AK lancar. # hari sebelumnya 5s demam, tetapi sekarang tidak ada

    demam. 5s juga mengatakan badannya lemas dan tidak napsu makan sejak 6 hari ini.

    Pasien mengatakan keluhan yang dialaminya sekarang pernah terjadi sekitar bulan

    yang lalu, tetapi tidak parah seperti sekarang. iwayat penyakit D* dan hipertensi

    diakui pasien sejak # tahun yang lalu. Pasien biasanya mengkonsumsi metformin

    9", captopril 2mg "9". 5s mengatakan minggu ini tidak mengkonsumsi obat

    D* nya.

    4erdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, pasien

    dalam kondisi kompos mentis, terdapat riwayat demam selama infeksi berlangsung

    Laporan Kasus 17

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    18/20

    ?B@. $tatus gi>i pada pasien termasuk gi>i berlebih. Pada pemeriksaan status lokalis

    pada daerah perianal, didapatkan pus,tanda0tanda peradangan, dan bengkak. Pada

    pemeriksaan penunjang terhadap 3ula darah pasien didapatkan hasil 11 mg/dl.

    4erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status lokalis

    bengkak yang dialami pasien disebabkan infeksi bakteri. 4akteri yang biasanya

    menjadi penyebab adalah ;scherichia coli dan spesies ;nterococcus. Kuman atau

    bakteri yang berkembang biak di kelenjar yang tersumbat lama kelamaan akan

    memakan jaringan sehat di sekitarnya sehingga membentuk nanah, sehingga

    mengakibatkan berkumpulnya nanah di jaringan bawah kulit daerah sekitar anus.

    anah terbentuk akibat infeksi kuman atau bakteri karena kelenjar di daerah tersebut

    tersumbat. anah yang terbentuk makin lama makin banyak sehingga akan terasa

    bengkak dan nyeri, inilah yang mengakibatkan abses perianal pada pasien. Pada

    beberapa orang dengan penurunan daya tubuh misalnya seperti pasien ini yang

    menderita diabetes militus, biasanya abses akan lebih mudah terjadi.

    Penatalaksanaan pertama pada pasien ini meliputi penatalaksanaan non

    medikamentosa dan medikamentosa. Pada penatalaksanaan non medikamentosa

    dilakukannya inisi dan drainase pada daerah abses dan dilakukan pengantian balut

    dengan betadin 9" sehari. $erta dilakukan edukasi untuk menjaga kebersihanbagian perianal0anus saat selesai 4A4.

    Penatalaksanaan medikamentosa dengan pemasangan infus beserta cairan

    ,injeksi anitidin 9" amp, inj.keterolac 9" amp. 5mepara>ole 9" tab, sukralfat

    #9" cth.*etformin 9", :aptopril "9". $erta dengan pemberian antibiotik yaitu

    metronida>ol #9", hal ini diindikasikan kerena infeksi yang dialami telah membuat

    respon sistemik pada pasien, serta mengingat pasien memiliki imunitas yang rendah

    dan menderita diabetes melitus.

    Laporan Kasus 18

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    19/20

    DA0TAR PUSTAKA

    ". *alik A(, elson , Tou $. (ncision and drainage of perianal abscess with

    or without treatment of anal fistula ?re'iew@. The :ochrane ibrary %"%!6.

    Diunduh dari! http!//www.thecochranelibrary.com

    . $jamsuhidajat , de ong ), editors. 4uku0Ajar (lmu 4edah. ;disi . akarta!

    ;3:, %%7.

    #. 4runicardi, -. :harles, dkk. -iatula in ano at $chwart>s Principles of $urgery

    ;ight ;dition. *c 3raw Cill! +nited $tate of America. %%2.

    7. 3usta'iani . Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes *elitus. Dalam ! buku ajar

    ilmu penyakit dalam. $udoyo A), $etiyohadi 4, Alwi ( dkk, editor. ilid (((.

    ;disi (

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Abses perianal dengan DM

    20/20

    Laporan Kasus 20