laporan hasil kimia2

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tiga jenis zat, yaitu padat,cair dan gas. Meskipun zat cair dan gas berbeda dalam banyak hal, tapi keduanya mempunyai karakteristik umum yang membedakannya dengan zat padat, yaitu: zat cair dan gas adalah fluida, yang resistensinya rendah dan akan berubah bentuk jika dikenai gaya dibandingkan dengan zat padat. Di dalam fluida, dikenal istilah viskositas. Viskositas merupakan suatu besaran yang diekspresikan sebagai harga nisbah suatu tegangan geser persatuan luas pada suatu titik dibagi dengan gradien kecepatan. Viskositas dapat didefinisikan sebagai kemampuan fluida untuk mengalir. Setiap unsur atau senyawa tertentu misalnya memiliki besaran viskositas yang berbeda-beda karena pengaruh jenis zat, komposisi campuran , temperatur, dan tekanan. Fluida yang memenuhi kriteria tersebut adalah fluidaNewton. Dalam fluidaNewton, diasumsikan bahwa densitas yang diberikan oleh fluida konstan. Metode pendugaan viskositas campuran zat cair masih terus dikembangkan sampai saat ini. Semua metode pendugaan viskositas campuran yang diusulkan umumnya diturunkan secara empirik dan data-data penelitian tersebut tidak memberikan hasil yang cukup memuaskan. Penelitian yang ada belum dapat menemukan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menduga viskositas campuran. oleh karena itu, untuk lebih mendalami materi ini maka dilakukanlah praktikum yang berjudul ”Viskositas”. 1.1 Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat mempelajari viskositas dalam unit operasi industri hasil pertanian. Mahasiswa dapat mengukur viskositas beberapa bahan hasil pertanian.

Upload: septian-restu-pinasti

Post on 23-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kimia dasar

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tiga jenis zat, yaitu padat,cair dan gas. Meskipun zat cair dan gas berbeda dalam banyak hal, tapi keduanya mempunyai karakteristik umum yang membedakannya dengan zat padat, yaitu: zat cair dan gas adalah fluida, yang resistensinya rendah dan akan berubah bentuk jika dikenai gaya dibandingkan dengan zat padat.

Di dalam fluida, dikenal istilah viskositas. Viskositas merupakan suatu besaran yang diekspresikan sebagai harga nisbah suatu tegangan geser persatuan luas pada suatu titik dibagi dengan gradien kecepatan.Viskositasdapat didefinisikan sebagai kemampuanfluidauntuk mengalir. Setiap unsur atau senyawa tertentu misalnya memiliki besaran viskositas yang berbeda-beda karena pengaruh jenis zat, komposisicampuran, temperatur, dan tekanan. Fluida yang memenuhi kriteria tersebut adalah fluidaNewton. Dalam fluidaNewton, diasumsikan bahwa densitas yang diberikan oleh fluida konstan.

Metode pendugaan viskositas campuran zat cair masih terus dikembangkan sampai saat ini. Semua metode pendugaan viskositas campuran yang diusulkan umumnya diturunkan secara empirik dan data-data penelitian tersebut tidak memberikan hasil yang cukup memuaskan. Penelitian yang ada belum dapat menemukan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menduga viskositas campuran.

oleh karena itu, untuk lebih mendalami materi ini maka dilakukanlah praktikum yang berjudul Viskositas.

1.1Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat mempelajari viskositas dalam unit operasi industri hasil pertanian.

Mahasiswa dapat mengukur viskositas beberapa bahan hasil pertanian.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1FluidaFluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan yang berubah-ubah secara kontinyu apabila mengalami pergeseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun. Dalam keadaan diam atau dalam keadaan setimbang, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya. Dan oleh sebab itu, fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa.

Fluida Non-Newtonian memiliki viskositas yang tergantung pada suhu, laju geser dan waktu. Juga tergantung dari bagaimana viskositasnya berubah karena waktu sejalan dengan diaplikasikannya tegangan geser, fluida ini mempunyai karakteristik, sbb.:

Thixotropic(time thinning, yaitu viskositasnya menurun terhadap waktu). Fluida thixotropic sangat umum terdapat dalam industri pangan dan kimia.

Rheopectic(time thickening, yaitu viskositasnya meningkat terhadap waktu)

Visco-elastic fluids Beberapa jenis fluida mempunyai sifat elastis, yaitu akan kembali ke bentuk semula bila tegangan geser dihentikan.

Contoh fluida shear thinning: cat,shampoo, slurries, konsentrat juice buah-buahan, kecap

Contoh fluida shear thickening: pasir basah, konsentrat suspensi pati.

Contoh fluida plastic: pasta tomato, odol, hand cream, kecap kental manis.

Contoh fluida thixotropic: yoghurt, cat, gelatin, cream, shortening, salad dressing.

Contoh fluida rheopectic: pasta highly concentrated starch solution

Contoh fluida visco-elastic: putih telur

2.2ViskositasViskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.( Moechtar,1990).

Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur.( Martin,1993 ). Viskositas dipengaruhi oleh :1. Besar dan bentuk molekul

2. Viskositas cairan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu tapi tak cukup banyak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.

3. Adanya koloid dapat memperbesar viskositas sedang adanya elektrolit akan sedikit menurunkan viskositas dari cairan

Alat yang digunakan untuk menghitung karakteristik aliran dari fluida disebut viskometer. Viskometer yang lebih sederhana digunakan untuk membedakan viskositas dari sebuah fluida Newtonian atau apparent viscosity dari fluida non-Newtonian.

Viskometer yang lebih kompleks digunakan ketika tahan dari suatu aliran dibawah shear rates yang telah ditentukan, dan viskometer ini digunakan untuk menilai komponen rheologi dari fluida non-Newtonian. Prinsip perhitungannya berdasarkan:

Persamaan Rabinowitsch-Money untuk fluida Non-Newtonian

Persamaan Poiseuille untuk fluida Newtonian

Persamaan Poiseuille menunjukkan perbandingan fluida yang mengalir melalui tabung seperti yang ditunjukan pada gambar.

Gaya yang harus digunakan pada fluida yang memyebabkan fluida dapat mengalir dapat dilihat dari perbedaan antara tekanan (P1- P2) dikali dengan luas penampang pipa:

Kekuatan di titik radius r dari tengah pipa merupakan gaya yang dibagi oleh area permukaan silinder dengan radius r dan panjang L.

= tekanan =

=

=

Berdasarkan hubungan shear stress dan shear rates dari fluida Newtonian. Dimana kecepatan selalu positif dan kecepatan akan menurun ketika mendekati dinding pipa, dv/dr berharga negatif. Oleh karena itu Hukum Newton dari viskositas dapat ditulis sebagai berikut :

t = - dv/dr

= - dv/dr

dV =

Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :

1. Viskometer kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.( Moechtar,1990 )

2. Viskometer Hoppler

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya Archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. ( Moechtar,1990 ).

3. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut dengan aliran sumbat ( Moechtar,1990 ).

4. Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).

Gambar kiri : viskometer analog. Gambar kanan : viskometer digital2.3RheologiRheologi berasal dari bahasa Yunani yaiturheodanlogos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol .

Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

Aliran fluida terjadi karena adanya gaya yang diberikan pada fluida yang menyebabkan bergerak pada kecepatan tertentu dan besarnya gaya tergantung dari viskositas. Aliran terjadi jika molekul-molekul fluida saling bergeseran satu sama lainnya dalam arah tertentu pada suatu bidang datar. (Dadi Rusendi, 2007).

Adanya pergeseran tersebut karena adanya perbedaan kecepatan antar molekul yang berdekatan,velocity gradient.Gradient Kecepatan(, ) disebabkan oleh resistensi yang dikeluarkan oleh molekul fluida karena adanya gaya dan mengakibatkan pergeseran satu molekul lebih cepat dari moekul yang lain. Resistensi suatu bahan untuk mengalir atau berdeformasi disebut denganStressatauShear Stress().Gradient Kecepatanadalah ukuran seberapa cepat sebuah molekul bergeser satu dengan yang lainnya, sehingga disebut jugaRate of Shear(Laju Geser, Y). adalah viskositas. Fluida Newtonian mempunyai konstan dan tidak tergantung pada laju geser. Fluida yang mempunyai karakteristik menyimpang dari sifat di atas disebut Fluida Non-newtonian. (Dadi Rusendi, 2007).

1. Koloid SolA.Pembagian Koloid SolSeperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi: Sol PadatSol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam. SolCair (Sol) Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll. SolGas (Aerosol Padat)Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dllB. Sifat-Sifat Koloid Sol1. Efek TyndallEfektyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.Efektyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.Pada saatlarutan sejati(gambar kiri)disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid(gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

2. Gerak Brown Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.Pergerakan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut:

Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).

Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3. Adsorpsi koloid Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebutadsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut.Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baikpartikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.4. Muatan Koloid Sol Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid pasti mempunyai muatan sejenis (positif atau negatif). Oleh karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Hal ini mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak mau bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Namun demikian, system koloid secara keseluruhan bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya. Berikut ini adalah penjelasannya:a. Sumber Muatan Koloid SolPartikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel.i. Proses Adsorpsi Proses adsorpsi ini merupakan peristiwa dimana partikel koloid menyerap partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Sehingga partikel koloid menjadi bermuatan.Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang diserap apakah anion atau kation.

Sebagai contoh: partikel sol Fe(OH)3(bermuatan positif) mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya sehingga sol Fe(OH)3bermuatan positif, sedangkan partikel sol As2S3(bermuatan negatif) mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag+berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl-berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif.

ii. ProsesIonisasiGugusPermukaanPartikelBeberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/ deterjen.a. Pada koloid protein:Koloid ini adalah jenis sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan basa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul-molekul protein.Pada pH rendah (konsentrasi H+tinggi), gugus basa NH2akan menerima proton (H+) dan membentuk gugus NH3+NH2 + H+ -NH3+Pada pH tinggi, -COOH akan mendonorkan proton H+dan membentukgugus COO-COOH+ H+ COO-Maka, partikel sol protein bermuatan positif pada pH rendah dan bermuatan negatif pada pH tingi. Pada titik pH isoelektrik, partikel-partikel protein bermuatan netral karena muatan -NH3+COO-saling meniadakan menjadi netral.b.Pada koloid sabun / deterjenMolekul sabun dan deterjen lebih kecil daripada molekul koloid. Pada konsentrasi relatif pekat, kedua molekul ini dapat bergabung dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid yang disebut misel. Lalu zat-zat yang tergabung dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.Sabun adalah garam karboksilat dengan partikel R-COO-Na+. Di dalam air partikel ini akan terionisasi.R-COO-Na+ R-COO- + Na+ AnionAnion-anion R-COO- akan bergabung membentuk misel. Gugus R- tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat, sedangkan COO-larut dalam air sehingga berada di permukaan yang bersentuhan dengan air.b. Kestabilan KoloidPartikel-partikel koloid ialah bermuatan sejenis. Maka terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi. Oleh karena itu,selain gerak Brown,muatan koloidjugaberperan besar dalam menjaga kestabilan koloid.

c. Lapisan Bermuatan GandaPada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai muatan yang sejenis yang didapatkannya dari ion yang diadsorpsi dari medium pendispersinya. Apabila dalam larutan ditambahkan larutan yang berbeda muatan dengan system koloid, maka sistem koloid itu akan menarik muatan yang berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan ganda. Lapisan pertama ialah lapisan padat di mana muatan partikel koloid menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dari medium pendispersi. Sedangkan lapisan kedua berupa lapisan difusi dimana muatan dari medium pendispersi terdifusi ke partikel koloid. Model lapisan berganda tersebut tijelaskan pada lapisan ganda Stern. Adanya lapisan ini menyebabkan secara keseluruhan bersifat netral.d. Elektroforesis Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis.Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.

Pada gambar, terlihat bahwa partikel-partikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan, yaitu elektrode negatif. Jika sistem koloid bermuatan negatif, maka partikel itu akan menuju elektrode positif.

e. KoagulasiJika partikel-partikel koloid tersebut bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan dan pengendapan ini disebut koagulasi. Penetralan partikel koloid dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu1. Menggunakan prinsip elektroforesis Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan Ketika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.3. Penambahanelektrolit Jika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatifakan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengasorpsi ion negative (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi proses koagulasi.4. Pendidihan Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.f. Koloidpelindung Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil. Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil.Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

- Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar

antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.

- Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau

bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse

emas, belerang dalam air.

Sifat-SifatSol LiofilSol Liofob

PembuatanDapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinyaTidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya

Muatan partikelMempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatanMemiliki muatan positif atau negative

Adsorpsi medium pendispersiPartikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabungPartikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik

Viskositas (kekentalan)Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersiViskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi

PenggumpalanTidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolitMudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan.

Sifat reversibleReversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol

Efek TyndallMemberikan efek Tyndall yang lemahMemberikan efek Tyndall yang jelas

Migrasi dalam medan listrikDapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekaliAkan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel

C. Pembuatan Koloid Sol Ada dua dasar metode pembuatan koloid sol, yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.1. Metode Kondensasi Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Proses ini melibatkan penggabungan partikel-partikel larutan (atom, ion). Hal ini dilakukan melalui beberapa reaksi kimia, yaitu dekomposisi rangkap, hidrolisis, redoks, dan penggantian pelarut. a. Metode kondensasi

i.

DRea Reaksi dekomposisi rangkap

Sol As2S3dibuat dengan mengalirkan gas H2S perlahan melalui larutan As2O3dingin sampai terbentuk sol As2S3yang berwarna kuning terang

As2O3+ 3 H2S As2S3(koloid) + 3H2O

Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 dan larutan HCl encer.

AgNO3+ HCl AgCl (koloid) + HNO3

.ii. Reaksi Hidrolisis

Sol Al(OH)3dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih

AlCl3+3H2O Al(OH)3(koloid) + 3HCl

Sol Fe(OH)3dapat diperoleh dari rekasi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih

FeCl3+ 3H2O Fe(OH)3(koloid) + 3HCl

iii.iii. Reaksi redoks

Sol Au daoat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik formaldehida HCHO

2AuCl3+ 3HCHO + 3H2O 2Au (koloid) + 6HCl + 3HCOOH

iv.iv. Penggantian pelarut

Belerang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alcohol seperti etanol. Jadi, untuk membuat sol belerang dengan medium pendispersi air, belerang dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol sampai jenuh. Stelah iut, larutan belerang dalam etanol ini ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Belerang akan menggumpal menjadi partikel koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.

2. Metode DispersiMetode di mana partikel-partikel besar dipecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya. Caranya dapat berupa cara mekanik maupun peptisasiPengertian dengan cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan penggilingan untuk membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan disebut penggilingan koloid.

Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan. Partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling. Partikel berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membuat system koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang.

ii.ii. Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi system koloid dengan penambahan zat pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis, atau pelarut tertentu. Sebagai contoh: Jika pada endapan Fe(OH)3ditambahkan elektrolit FeCl3(mempunyai ion Fe3+yang sejenis) maka Fe(OH)3maka Fe(OH)3akan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk partikel-partikel koloid. Beberapa contoh lain :

Sol NiS dibuat dengan penambahan H2S kedalam endapan NiS

Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgC

Sol Al(OH)3dibuat dengan penambahan AlCl3ke dalam endapan Al(OH)3

iii. Cara busur Bredig

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt. Alat yang digunakan dapat disimak pada gambar berikut.

Logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode logam dicelupkan ke dalam medium pendispersi (air dingin) sedemikian sehingga kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi ini berupa partikel-partikel koloid.D. Pemurnian Koloid SolPartikel dari zat pelarut bisa mengganggu kestabilan koloid sehingga harus dimurnikan. Ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.1. Dialisis

Pergerakan ion-ion dan molekul kecil melalui selaput semipermeabel (yang tidak dapat dilalui partikel koloid) disebut diasis. Percobaannya dengan menaruh sistem koloid pada selaput semipermeabel, lalu menaruhnya di air. Zat yang terlarut di dalam air kemudian akan keluar dari selaput itu, sedangkan system koloid tidak. Lalu air dialirkan sehingga mengambil zat-zat yang terlarut.2. Elektrodialisis

Elektrodialisis merupakan proses dialisis di bawah pengaruh medan listrik.BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Alat dan Bahan1. Alat yang digunakan yaitu :

Viscometer Termometer Sendok Gelas

Oven

Refrigerator

2. Bahan yang digunakan yaitu :

Saus ABC dan Asli. Kecap ABC, Bango, Sedap.

3.2 Prosedur PercobaanPraktikum terbagi ke dalam 5 kelompok.

1. Setiap kelompok mendapatkan bahan yang berbeda.

2. Memasang peralatan viscometer dengan benar.

3. Menyiapkan bahan, masukkan bahan ke dalam gelas ukur.

4. Memberi label dingin, normal dan panas pada gelas ukur.

5. Menyimpan bahan berlabel dingin ke dalam Refrigerator.

6. Menyimpan bahan berlabel panas ke dalam oven.

7. Mengukur suhu bahan berlabel normal.

8. Memasukkan spindel ke dalam bahan , lalu pasang ke dalam alat.

Menyalakan alat dan catat bacaan tengah (1), bacaan bawah (2) dan

bacaan atas (3) sebagai nilai viskositas bahan.

1. Melakukan tahapan 8, 9, dan 10 untuk bahan berlabel dingin dan panas.

2. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel.

3. Membandingkan hasil dari setiap bahan.

4. Membuat grafik yang menunjukkan hubungan antara viskositas dan suhu.

BAB IVHASIL PRAKTIKUMHasil yang diperoleh setelah praktikum diantaranya:

4.1 Tabel Hasil PengamatanNo.Nama BahanPerlakuanSuhu ()Viskositas (Pa.s)

1.Kecap SedapDingin2.524

Sedang262.2

Panas321.45

2.Kecap ABCDingin310.95

Sedang261.55

Panas320.95

3.Kecap BangoDingin2.910.5

Sedang271.75

Panas321.1

4.Sambal AsliDingin233

Sedang2632.25

Panas3442.75

5.Sambal ABCDingin131.25

Sedang2616.75

Panas3319

4.2 Grafik hubungan antara viskositas dan suhu bahan

BAB VPEMBAHASANPraktikum ini berjudul viskositas, bahan yang digunakan yaitu fluida atau cairan yang termasuk fluida non Newtonian karena di dalamnya terdapat perbedaan nilai viskositas pada waktu yang berbeda saat diberi laju geseran. Bahan tersebut yaitu saus, kecap ABC , kecap Sedap, kecap Bango, saus ABC, dan saus Asli. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekentalan dari bahan-bahan tersebut.

Viskositas merupakan nilai kekentalan dari suatu bahan. Nilai besarnya viskositas tersebut dapat ditentukan dari laju aliran yang terjadi jika fluida tersebut diberi gaya atau tekan. Semakin besar gaya yang diperlukan untuk menghasilkan laju aliran, maka semakin besar viskositasnya dengan kata lain fluida semakin kental. Alat untuk mengukur viskositas suatu bahan disebut viskometer.

Adapun tahapan praktikum yang dilakukan sehingga memperoleh data hasil pengamatan, yaitu pertama menyiapkan semua bahan dalam gelas ukur. Di mana setiap bahan terdiri dari 3 sample, yaitu panas, dingin dan normal. Banyak/massa bahan tersebut bebas, karena tidak akan berpengaruh terhadap hasil. Sample bahan yang bertuliskan panas, disimpan di dalam oven. Sample bahan dingin disimpan di dalam refrigerator, sedangkan sample normal hanya disimpan pada suhu ruangan biasa. Lama penyimpanan pun tidak ditentukan waktunya, karena tidak akan mempengaruhi hasil.

Ketika akan melakukan pengukuran viskositas. Alat ukur viskositas (viskometer) harus dipasang dengan benar. Gelembung nivo yang terdapat di dalamnya harus tepat berada di tengah-tengah. Sehingga untuk mengaturnya, posisi/ketinggian viskometerlah yang harus diubah-ubah. Kemudian kita dapat mengukur nilai viskositasnya.

Hasil yang diperoleh dari bahan kecap ABC dan kecap Bango relatif sama. Namun pada kecap Sedap berbeda cukup jauh nilai viskositasnya dengan yang lain. Dari hasil pengamatan, diperoleh nilai kekentalan yang paling besar yaitu pada saus Asli suhu dingin, yaitu bacaan I = 33, bacaan II = 32.25 dan bacaan III = 42.75.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN4.1Kesimpulan Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan yang berubah-ubah secara kontinyu apabila mengalami pergeseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun.

Viskositas adalah ukuran resistansi fluida terhadap aliran.

Prinsip perhitungan viskositas didasarkan pada persamaan Rabinowitsch-Money untuk fluida Non-Newtonian dan persamaan Poiseuille untuk fluida Newtonian.

Alat untuk mengukur viskositas disebut viskometer.

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat.

4.2SaranPada saat praktikum sebaiknya praktikan melakukan pengamatan dengan teliti, sehingga faktor penghambat berjalannya praktikum dapat sedikit teratasi, sehingga tidak menghambat saat praktikum dan tidak memakan waktu yang lama. Pada saat melakukan praktikum dianjurkan pada setiap kelompok agar saling bekerja sama, sehingga pengerjaannya tidak memakai waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKAhttp://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1870394-pengembangan-modelviskositas-campuran-multikomponen/http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositashttp://web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/modul1.pdf http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.