laporan fisiologi hewan - homeostasis sel

24
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Homeostasis Sel” disusun oleh : Nama : Syarif Hidayat A. Nim : 071 404 092 Kelas/Kelompok : B/VII setelah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, November 2008 Koordinator asisten Asisten Sitti Zainab Sitti Zainab Nim: 051404083 Nim: 051404083 Mengetahui Dosen Penanggung Jawab

Upload: syarif-hidayat-amrullah

Post on 04-Aug-2015

1.157 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Homeostasis Sel”

disusun oleh :

Nama : Syarif Hidayat A.

Nim : 071 404 092

Kelas/Kelompok : B/VII

setelah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, November 2008

Koordinator asisten Asisten

Sitti Zainab Sitti Zainab Nim: 051404083 Nim: 051404083

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271

Page 2: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki fungsi tertentu yang dimiliki oleh setiap organ

tubuhnya. Ilmu fisiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi adalah

ilmu yang membahas tentang fungsi dari alat-alat atau organ tubuh. Termasuk ke

dalamnya fungsi sel, molekul, dan zat-zat yang terkandung di dalamnya sehingga

dapat mempengaruhi kerja suatu individu. Terkait dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka ilmu fisiologi ini tidak dapat dipisahkan

dari cabang-cabang ilmu lainnya seperti morfologi, anatomi da sebagainya. Hal ini

disebaban ilmu fisiologi juga memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan.

Untuk mengetahui fungsi dari suatu alat atau organ tubuh, harus diketahui

terlebih dahulu tentang segala macam proses yang terjadi dalam organ tubuh tersebut.

Fisiologi dari sebuah organ misalnya jantung dapat diketahui jika sebelumnya kita

mengetahui bahwa jantung merupakan organ yang fungsinya memompakan darh ke

seluruh bagian tubuh organisme. Proses yang terjadi dalam tubuh merupakan proses

kimia dan fisika yang sangat kompleks. Karena itu diperlukan juga adanya

keseimbangan antara prinsip ilmu kimia, fisika dan biologi yang masing-masing

bergerak dalam bidang science. Jika salah satu dari prinsip ilmu ini tidak diketahui,

maka prinsip dari ilmu fisiologi itu pun akan tergannggu.

Sebuah sel yang merupakan satuan atau unit terkecil dari suatu makhluk hidup

dibatasi oleh membran yang memisahkannya dari dunia luar. Membran ini bersifat

semipermeabel. Artinya hanya dapat ditembus atau dilewai oleh zat tertentu.

Berdasarkan pada uraian di atas makan kami akan melakukan praktikum. Pada

praktikum ini akan di amati tentang homeostasis sel yang artinya kemampuan sel

untuk memperoleh lingkungan internal yang stabil.

Page 3: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

B. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana keadaan sel bila ditempatkan di dalam larutan yang

bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis.

2. Untuk mengamati peristiwa osmosis pada kulit katak.

3. Untuk mengamati peristiwa osmosis pada usus ayam.

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa

akan lebih memahami tentang fisiologi hewan khususnya pada permeabilitas

membran yang merupakan salah satu bagian dari sel.

Page 4: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Setiap sel dibatasi oleh membran yang bersifat semipermeabel yang hanya

dapat dilewati oleh beberapa zat tertentu tapi zat lain tidak. Membran tersebut

berperan sebagai jalur lintas sejumlah substansi yang masuk dan keluar sel. Hal ini

akan menentukan apakah sebuah sel berada dalam keadaan homeostasisi atau tidak.

Homeostasis sel adalah kemampuan sel untuk memperoleh lingkungan internal yang

stabil melalui pengaturan lintasan zat cair melalui membran sel. Molekul air cukup

kecil untuk bergerak melewati membran, tetapi molekul-molekul di dalam sel telur

terlalu besar untuk keluar dari sel. Gerakan air melewati membran tersebut

dinamakan osmosis (Adnan, 2009).

Homeostasis merupakan istilah yang diberikan kepada proses-proses, biasanya

melibatkan umpan balik negatif. Melalui proses itu pengawasan positif dan negatif

dipakai pengaruhnya terhadap nilai-nilai dari suatu variable atau seperangkat variable

dan tanpa pengawasan system tersebut akan gagal berfungsi. Berbagai proses yang

membantu mengatur dan mempertahankan kemantapan lingkungan internal suatu sel

atau organisme pada tingkat yang sesuai. Pada organisme uniselular, proses-proses

homeostatic meliputi osmoregulasi dengan vakuola kontraktil dan gerakan yang

menjauhi keadaan pH yang tidak menguntungkan. Pada mamalia contohnya adalah

pengendalian glukosa darah (Abercromtie, 1993).

Istilah homeostasis digunakan oleh ahli fisiologi untuk menyatakan

mempertahankan keadaan statik atau konstan dalam lingkungan interna. Pada

hakekatnya semua organ dan jaringan tubuh melakukan fungsi yang membantu

mempertahankan keadaan konstan tersebut. Misalnya paru-paru menyediakan

oksigen sebanyak yang diperlukan sel. Ginjal juga mempertahankan konsentrasi ion-

ion yang konstan. Selain itu penyediaan nutrient oleh usus juga termasuk ke dalam

fungsi yang mempertahan kan keadaan konstan tersebut (Guyton, 1976) .

Page 5: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

Membran plasma merupakan faktor utama dalam pengaturan homeokinesis

(homeostasis) sel. Hal tersebut merupakan suatu langkah untuk pemeliharaan

lingkungan enterna agar supaya keadaannya relatif tetap melalui perubahan-

perubahan yang bersifat dinamis. Untuk tubuh hewan secara menyeluruh. Istilah

homeostasis biasanya digunakan untuk keadaan tersebut. Tetapi karena keadaan sel

dan tubuh tidak pernah selalu tetap, maka menurut artinya lebih baik digunakan

istilah homeokinesis. Homeokinesis dipakai untuk menunjukkan perubahan-

perubahan dinamis yang tetap atau kinesis untuk memelihara fungsi dalam variasi

yang normal (Frandson, 1996).

Homeostasis mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di

dalam lingkungan cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel

tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan luar. Kelangsungan hidup sel

bergantung pada pemeliharaan lingkungan cairan internal yang stabil yang

berhubungan langsung dengan sel. Sebagai contoh, di lingkungan internal O2 dan zat-

zat gizi harus terus menerus diganti sesuai kecepatan penggunaannya oleh sel. Faktor-

faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis adalah

konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat-zat

sisa, pH, konsentrasi air, garam dan elektrolit lain, suhu serta volume dan

tekanan.Fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh masing-masing dari ketujuh tubuh

diarahkan untuk mempertahankan homeostasis (Anonim I, 2009).

Contoh homeostasis yang ringkas ialah apabila cuaca panas. Sistem kulit akan

merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit

untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk

mengeluarkan panas ke sekitarnya. Hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.

Apabila kadar glukosa dalam darah telah habis atau berkurang dari jumlah tertentu,

hati akan dirangsang oleh insulin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa supaya

dapat digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi otot. Organ-organ yang terlibat

dalam pengaturan homeostasis antara lain hati, ginjal dan kulit (Anonim II, 2009).

Page 6: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa dan Jumat/17 dan 20 Maret 2009

Waktu : Pukul 07.30 s/d 09.10 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM Lantai III Timur.

B. Alat dan Bahan

Kegiatan I

a. Alat

1. Stoples dengan mulut kecil (gelas air mineral)

2. Scalpel

3. Sedotan transparan

4. Lilin

5. Korek api

6. Mistar

b. Bahan

1. Telur ayam

2. Air suling

3. Larutan NaCl; 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.6%, 0.8%, 0.9%.

Kegiatan II

a. Alat

1. Mistar

2. Pemegang tabung reaksi

3. Gelas kimia 250 ml

4. Karet gelang/tali rafia

5. Tabung reaksi

6. Alat bedah 1 set

Page 7: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

b. Bahan

1. Bufo sp.

2. Kloroform

3. Air suling

Larutan NaCl; 0.6% dan 0.8%

Kegiatan III

a. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Tusuk gigi/lidi

4. Karet gelang/tali rafia

5. Mistar

b. Bahan

1. Usus ayam

2. Air suling

3. Larutan NaCl; 2%, 4%, 6%, 8%.

C. Prisedur Kerja

Kegiatan I

1. Mengisi toples atau gelas air mineral dengan air hingga ¾ bagian.

2. Mengetuk ujung cangkang telur yang membulat dengan hati-hati dengan

bagian tepi scalpel.

3. Melepaskan cangkang telur dengan hati-hati sebesar ukuran jari jangan

sampai membran cangkangnya robek.

4. Mengetuk ujung cangkang yang meruncing dengan menggunakan ujung

scalpel. Membuat lubang sebesar lubang sedotan.

5. Meletakkan telur dalam posisi tegak dengan bagian tumpul di bawah pada

mulut toples yang berisi air (membran cangkang telur tenggelam pada

permukaan air).

Page 8: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

6. Memasukkan ujung sedotan (2,5 cm) ke dalam lubang cangkang menembus

membran cangkang.

7. Menyalakan lilin dan meneteskannya di sekeliling sedotan sampai ruang

antara sedotan dan cangkang tertutup rapat.

8. Mengamati pergerakan air atau cairan di dalam sedotan setiap 5 menit.

Mengukur tinggi cairan di dalm sedotan dengan menggunakan mistar.

Kegiatan II

1. Menyuntikkan kloroform pada kantung limfa Bufo sp. Sampai terbius.

2. Menggunakan scalpel untuk melepaskan kulit yang menempel pada bada

Bufo sp.

3. Membersihkan kulit katak dengan larutan NaCl; 2%, 4%, 6%, 8%. Tabung

reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air suling secara tegak

lurus. Menggunakan penjepit tabung reaksi agar tabung dapat berdiri tegak.

4. Melakukan pengamatan setiap 1 jam dalam kurun waktu 24 jam.

5. Mengamati tinggi permukaan larutan NaCl di dalam tabung reaksi.

Kegiatan III

1. Membersihkan usus ayam dari kotoran dan memotongnya sepanjang 15 cm.

2. Membalik usus ayam lalu mengikat salah satu ujungnya dengan karet gelang

atau tali raffia.

3. Memasukkan larutan NaCl 2%, 4%, 6%, 8% pada masing-masing usus ayam

sebanyak 4 cc.

4. Memasukkan setiap usus ayam ke dalam tabung raksi dan bagian ujung usus

ayam yang terbuka ditusuk dengan lidi atau tusuk gigi sebagai penggantung

pada mulut tabung reaksi.

5. Mengisi tabung reaksi dengan air suling dengan menggunakan syringe hingga

¾ nya, menandai tinggi permukaan air di dalam tabung reaksi.

6. Melakukan pengamatan setiap 1 jam selama 24 jam. Mengamati tinggi

permukaan air dalam tabung reaksi.

Page 9: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

1. Kegiatan I

5 menit

ke-

Air

Suling

Konsentrasi NaCl

0,2% 0,4 % 0,6 % 0,8 % 1 % 2 % 4 %

1 - - - - - - - -

2 - - - 1 - - - -

3 - - - 1,2 - - - -

4 - 1 1,5 1,6 0,5 1,1 - -

5 - 1 2,1 2,1 1,2 1,1 - -

6 1 1,3 3,2 2,5 2 1,5 - 1

7 1,8 1,8 3,6 2,8 2,3 1,8 - 1,8

8 2,2 2 3,6 3 2,3 2,3 - 2,2

9 2,5 2 4,0 3 2,8 2,5 - 2,5

10 3,4 2 4,2 3 2,8 3 - 3,4

11 3,4 2,4 4,2 3,2 2,9 3,5 - 3,4

12 3,4 2,5 4,5 3,6 3 3,5 - 3,4

Page 10: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

2. Kegiatan II

Ke- Ventral Dorsal

1 6,9 5,2

2 6,9 5,9

3 6,9 5,9

4 6,9 5,9

5 6,9 5,9

6 6,9 6

7 6,9 6

8 6,9 6

9 7 6

10 7 6

11 7 6

12 7 6

13 7 6

14 7 6,2

15 7 6,2

16 7 6,2

17 7 6,2

18 7 6,2

19 7,3 6,3

20 7,3 6,3

21 7,8 6,3

22 7,8 6,3

23 7,8 6,3

24 8,1 6,3

Page 11: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

3. Kegiatan III

Pengamatan 60 menit

ke-

Perubahan Kenaikan Cairan dalam tabung

2% 4% 6% 8%

0 10 10 10 10

1 12 11,9 12,2 12,2

2 11,9 11,9 12,9 12,1

3 11,9 12,9 12,1 12,8

4 11,7 12,9 12,1 12,8

5 12 12,9 12,1 12,8

6 12 12,6 12,1 12,9

7 11,9 12,5 12,2 12,9

8 11,9 12,9 12,2 12,9

9 12 12,8 12,3 13

10 12 12,8 12,1 12,8

11 12 12,6 12,2 12,8

12 12,2 12,8 12,3 12,8

13 11,9 12,6 12,2 12,9

14 12 12,6 12 13

15 12,1 12,8 12,1 12,9

16 12,1 12,6 12,1 13

17 12,1 12,6 12 13

18 12,1 12,5 12 12,9

19 12,1 12,5 12,2 13

20 12 12,5 12 13

21 12 12,6 12,4 12,7

22 12,2 12,5 12,2 12,9

23 12 12,4 12 13

24 12 11,6 10,7 13

Page 12: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

B. Pembahasan

1. Kegiatan I

Dalam percobaan ini digunakan telur sebagai sampel yang akan diamati

pergerakan zat cairnya baik masuk maupun keluar dari membran telur. Setiap

konsentrasi larutan NaCl yang berbeda maka menyebabkan pengaruh yang berbeda

pula terhadap pergerakan zat cair. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tinggi

telur dalam pipet yang telurnya diletakkan dalam larutan NaCl dengan konsentrasi

0,4% adalah yang tertinggi. Sedangkan telur dalam pipet yang ditempatkan pada

larutan NaCl 0,2 % tidak bergerak sedikitpun. Telur dalam pipet yang ditempatkan

pada air suling mengalami perubahan pada interval 5 menit ke-6 lebih lambat

dibandingkan pada NaCl 0,2%;0,4%;0,6%;0,8% dan 1%.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka terjadi perbedaan antara teori

dengan hasil yang kami peroleh. Seharusnya yang lebih dahulu mengalami

pertambahan air adalah pipet pada telur yang ditempatkan dalam aquades. Sebab

menurut Wulangi (1993), aquades merupakan air yang memiliki nilai potensial air

yang paling tinggi atau kemampuan air untuk berpindah besar dibandingkan larutan

NaCl yang mengandung zat terlarut yang berarti nilai potensial airnya lebih rendah

dibandingkan dengan aquades, selain itu pertambahan air yang paling banyak

seharusnya terjadi pada telur yang diletakkan dalam aquades dibandingkan dengan

telur yang diletakkan dalam larutan NaCl tetapi malah terjadi sebaliknya. Hal ini

dapat terjadi karena terjadi kesalahan dalam prosedur kerjanya misalnya, kekeliruan

dalam perhitungan waktu dan juga luas permukaan membran cangkang telur yang

bebeda-beda, telur yang diletakkan dalam larutan NaCl lebih luas membrannya

dibandingkan dengan telur yang diletakkan dalam aquades.

2. Kegiatan II

Pengamatan ke-2 ini, digunakan kulit katak (Bufo sp.) yang berfungsi sebagai

membran semipermiabel. Bagian kulit katak yang digunakan yaitu bagian perut dan

bagian punggung dengan menggunakan latutan NaCl 0,2%. Setelah mengamti selama

24 jam dimana pengambilan data dilakukan dalam interval 1 jam diperoleh data yang

Page 13: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

mengalami kenaikan. Data awal yang diperoleh yaitu larutan dalam tabung yang

ditutup kulit katak bagian perut adalah 6,9cm dan data akhir dari pengamatannya

yaitu 8,1cm; sedangkan pada kulit katak bagian punggung, data awal yang diperoleh

yaitu 5,2cm dan data akhir akhirnya yaitu 6,3cm. Berdasarkan hasil akhir yang

diperoleh sesuai dengan teori menurut Wulangi (1993), yakni tentang peristiwa

osmosis, dimana air murni (aquades) dalam gelas kimia akan mengalami perpindahan

kedalam lautan NaCl melalui membrane semipermeabel dalam hal ini kulit katak. Hal

ini disebabkan karena aquades memiliki nilai potensial air yang lebih tinggi

dibandingkan dengan larutan NaCl.

3. Kegiatan III

Pengamatan ini menggunakan usus ayam untuk mengamati peristiwa osmosis.

Tinggi awal air dalam tabung reaksi adalah masing-masing 10 cm. pengamatan

dilakukan selama 24 jam dengan mengambil interval waktu 1 jam. Jadi data yang

diperoleh adalah sejumlag 24 data. Berdasarkan pada hasil akhir pengambilan data

yang diperoleh untuk Larutan NaCl; 2%, 4%, 6%, 8% masing-masing adalah 12cm;

11,6cm; 10,7cm dan 13 cm dengan tinggi awal 10 cm. Hal ini sesuai dengan teori

yang diungkapkan oleh Wulangi (1993), bahwa suatu larutan yang memiliki

konsentrasi rendah, maka potensial airnya semakin tinggi. Begitupun sebaliknya,

ketika suatu larutan memiliki konsentrasi tinggi maka nilai potensial airnya semakin

rendah. Dengan demikian, jika suatu larutan memiliki konsentrasi yang tinggi, nilai

potensial airnya lebih rendah. Jadi yang berpindah adalah aquades atau air suling ke

dalam tabung yang berisi larutan NaCl sehingga terjadi kenaikan volume air dalam

tabung reaksi tersebut.

Page 14: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum, maka dapat kami simpulkan bahwa:

1. Jika sel ditempatkan pada larutan yang bersifat hipertonis dibandingkan dengan

cairan dalam sel maka larutan akan berdifusi masuk kedalam sel, sedangkan

apabila ditempatkan pada larutan yang hipotonis maka yang terjadi adalah

peristiwa osmosis. Dan tidak akan terjadi perpindahan cairan apabila sel

ditempatkan pada larutan yang isotonis.

2. Osmosis terjadi karena adanya perbedaan PA air, dimana terjadi perpindahan air

dari yang ber-PA tinggi ke larutan yang ber-PA rendah.

3. Peristiwa osmosis dari usus ayam, dapat diketahui bahwa osmosis terjadi dari

larutan yang memiliki potensial air tinggi ke rendah dalam hal ini yang ada dalam

tabung mengalami pergerakan ke usus yang berisi larutan.

B. Saran

Diharapkan kepada para praktikan agar lebih teliti ketika melakukan

pengukuran dan juga berhati-hati ketika memecahkan kulit telur agar membran telur

tidak sobek.

Page 15: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

DAFTAR PUSTAKA

Anonim I. 2009. Homeostasis. http://www.wikipedia-Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Anonim II. 2009. Homeostasis: Dasar-dasar Fisiologi. Blog Panji Irawan. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Abercromtie, dkk. 1993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.

Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Guyton C., Arthur. 1976. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Frandson, D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Jogjakarta: Universitas Gajahmada Press.

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Kependidikan Proyek Pembinaan.

Page 16: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

Homeostasis

Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus, yang bila terangsang akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada pada jumlah yang normal.

2 koordinasi badan yang terlibat ialah:

1. Kordinasi kimia - Seperti hormon 2. Kordinasi saraf - Seperti impuls saraf

Beberapa proses-proses yang terlibat ialah:

1. Umpan balik positif - Contoh demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.

2. Umpan balik negatif - Contoh keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.

Contoh homeostasis yang ringkas ialah

Apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah. Apabila kadar glukosa dalam darah telah habis atau berkurang dari jumlah tertentu, hati akan dirangsang oleh insulin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa supaya dapat digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi otot.

Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain:

Hati Ginjal

Kulit

Anonim I. 2009. Homeostasis. http://www.wikipedia-Indonesia .co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Page 17: Laporan Fisiologi Hewan - Homeostasis Sel

Homeostasis: Dasar-Dasar Fisiologi

Anonim II. 2009. Homeostasis: Dasar-dasar Fisiologi. Blog Panji Irawan. Diakses tanggal 18 Maret 2009.

Konsep HomeostasisHomeostasis mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di dalam lingkungan cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel bergantung pada pemeliharaan lingkungan cairan internal yang stabil yang berhubungan langsung dengan sel. Sebagai contoh, di lingkungan internal O2 dan zat-zat gizi harus terus menerus diganti sesuai kecepatan penggunaannya oleh sel. Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis adalah (1) konsentrasi molekul-molekul nutrien, (2) konsentrasi O2 dan CO2, (3) konsentrasi zat-zat sisa, (4) pH, (5) konsentrasi air, garam dan elektrolit lain, (6) suhu, serta (7) volume dan tekanan.Fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh masing-masing dari ketujuh tubuh diarahkan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem tubuh akhirnya bergantung pada aktivitas-aktivitas khusus sel-sel yang menyusun setiap sistem. Dengan demikian, homeostasis penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan setiap sel memberikan kontribusinya untuk mempertahankan homeostasis.Sistem kontrol yang mengatur aktivitas berbagai sistem tubuh untuk mempertahankan homeostasis dapat diklasifikasikan sebagai (1) kontrol intrinsik, yaitu respons kompensatorik inheren suatu organ terhadap perubahan, dan (2) kontrol ekstrinsik, yaitu respons suatu organ yang dicetuskan oleh faktor-faktor di luar organ tersebut, seperti sisem saraf dan endokrin. Baik kontrol intrinsik maupun ekstrinsik umumnya beroperasi berdasarkan prinsip umpan balik negatif, yaitu suatu perubahan pada sebuah variabel yang diatur mencetuskan respons yang mendorong variabel itu berlawanan arah dengan perubahan awal, sehingga terjadi perlawanan terhadap perubahan.Keadaan patofisiologi terjadi jika satu atau lebih sistem tubuh gagah berfungsi secara benar, sehingga lingkungan internal yang optimal tidak lagi dapat dipertahankan. Gangguan homeostasis serius dapat menyebabkan kematian.