laporan drainase

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam teori perkembangan dan pertumbuhan kota disebutkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan terkait dengan pertambahan penduduknya. Dengan demikian, secara spesifik perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah padat, bangunan-bangunannya semakin luas serta lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi kota. Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Sombaopu yang cukup pesat bukan merupakan fenomena kependudukan semata, tetapi akan berdampak pada permasalahan sosial ekonomi dan pemanfaatan ruang yang sangat kompleks dan membawa dampak meningkatnya kebutuhan pelayanan sarana dan prasarana kota atau dengan kata lain permintaan lahan akan meningkat, adanya pertumbuhan kota sedangkan lahan yang ada mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan meningkatnya nilai dan harga lahan. Untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat maka pembangunan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting, seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana kota, serta kompetisi penggunaan lahan mengakibatkan pula harga dan nilai lahan di wilayah perkotaan cenderung meningkat. Meningkatnya permintaan lahan di Kelurahan Batangkaluku menjadi kendala dalam penyediaan prasarana dasar perkotaan, disisi lain pelayanan prasarana tersebut sangat dibutuhkan 1

Upload: siti-fatimah-umamit

Post on 26-Apr-2017

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Drainase

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam teori perkembangan dan pertumbuhan kota disebutkan bahwa perkembangan

dan pertumbuhan terkait dengan pertambahan penduduknya. Dengan demikian, secara

spesifik perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah

padat, bangunan-bangunannya semakin luas serta lengkapnya fasilitas kota yang mendukung

kegiatan sosial dan ekonomi kota.

Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Sombaopu yang cukup pesat bukan

merupakan fenomena kependudukan semata, tetapi akan berdampak pada permasalahan

sosial ekonomi dan pemanfaatan ruang yang sangat kompleks dan membawa dampak

meningkatnya kebutuhan pelayanan sarana dan prasarana kota atau dengan kata lain

permintaan lahan akan meningkat, adanya pertumbuhan kota sedangkan lahan yang ada

mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan meningkatnya nilai dan harga lahan.

Untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat maka pembangunan sarana dan

prasarana merupakan hal yang sangat penting, seiring dengan meningkatnya kebutuhan

sarana dan prasarana kota, serta kompetisi penggunaan lahan mengakibatkan pula harga dan

nilai lahan di wilayah perkotaan cenderung meningkat.

Meningkatnya permintaan lahan di Kelurahan Batangkaluku menjadi kendala dalam

penyediaan prasarana dasar perkotaan, disisi lain pelayanan prasarana tersebut sangat

dibutuhkan oleh masyarakat dan merupakan tanggung jawab dari pemerintah yang harus

dipenuhi, karena keterbatasan lahan maka setiap usaha pemanfaatan lahan di Kelurahan

Batangkaluku harus ditata dengan baik agar penggunaannya menjadi efektif dan efisien.

Untuk itu dalam mengantisipasi penggunaan lahan yang tidak efektif di Kelurahan

Batangkaluku maka kami mengangkat sebuah laporan survei di Kelurahan Batangkaluku

menyangkut ketersediaan dan kondisi prasarana.

1

Page 2: Laporan Drainase

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana jenis dan kondisi serta penyebaran prasarana di Kelurahan Batangkaluku?

2. Apakah prasarana yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku, sudah sepenuhnya

mendukung aktivitas masyarakat setempat?

3. Apakah penggunaan lahan di Kelurahan Batangkaluku suda sesuai dengan

peruntukannya atau tidak?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari tulisan

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana ketersediaan, persebaran, jenis, kondisi, dan

jumlah prasarana di Kelurahan Batangkaluku.

2. Untuk mengetahui apakah prasarana yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku,

sudah sepenuhnya mendukung aktivitas masyarakat setempat.

3. Untuk mengetahui apakakah penggunaan lahan di Kelurahan Batangkaluku sudah

sesuai peruntukkannya atau tidak.

1.3.2 Sasaran

Sasaran dari survei lapangan yang dilakuakn di wilayah Kelurahan

Batangkaluku, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa adalah untuk merencanakan

pengembangan prasarana wilayah di Kelurahan Batangkaluku dengan memperhatikan

potensi-potensi yang ada demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta

pemenuhan prasarana dasar secara fungsional dan optimal serta mendorong peran

serta masyarakat dalam berpartisipasi secara lebih aktif dalam mensukseskan

pembangunan prasarana di Kelurahan Batangkaluku.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan studi kasus mata kuliah prasarana wilayah dan kota, maka hal ini

mendasari kami untuk mengangkat masalah mengenai ketersediaan, persebaran, jenis,

kondisi, dan jumlah prasarana, serta keterkaitannya terhadap penggunaan lahan di Kelurahan

Batangkaluku.

2

Page 3: Laporan Drainase

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan dari penulisan, maka berikut ini

diuraikan secara garis besar.

Bab 1 : Pendahuluan.

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, sasaran dan tujuan penulisan,

batasan masalah, serta sistematika penulisan yang merupakan pengantar untuk

memasuki pembahasan.

Bab 2 : Gambaran Wilayah Studi.

Bab ini menguraikan batas administrasi dan kondisi fisik wilayah, penggunaan

lahan, tinjauan tata ruang, kependudukan, sosial ekonomi, serta kondisi prasarana

fisik.

Bab 3 : Tinajauan Pustaka

Pada bab ini akan dibahas tentang kajian teoritis terhadap permasalahan secara

umum dari penulisan ini.

Bab 4 : Analisis dan Rencana Pengembangan Prasarana dasar Wilayah dan Kota

Bab ini menguraikan tentang analisis kependudukan, analisis pengembangan

prasarana wilayh dan kota yang meliputi: sistem pengendalian banjir, sistem

prasarana jalan, sistem prasarana drainase, sistem pengelolaan prasarana

persampahan, sistem pengelolaan limbah perkotaan, sistem pengelolaan air

minum, sistem jaringan listrik, sistem jaringan telepon, serta rencana

pengembangan prasarana wilayah kota.

Bab 5 : Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari penelitian. Pada bab ini

berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya kemudian

menjadi tolak ukur dalam perencanaan pengembangan prasarana wilayah di

Kelurahan Batangkaluku, serta saran yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan.

3

Page 4: Laporan Drainase

BAB II

GAMBARAN WILAYAH STUDI

2.1. Batas Administrasi dan Kondisi Fisik Wilayah

2.1.1 Keadaan Geografis

Wilayah Kelurahan Batangkaluku terletak di Kecamatan Sombaopu dengan

luas wilayah 131 Ha2 atau 4,63 % dari luas total wilayah Kecamatan Sombaopu.

Wilayah Kelurahan Batangkaluku terdiri dari 2 lingkungan yaitu Bontokamase dan

Batangkaluku dan terdiri dari 7 RW, dan 27 RT. Secara administrasi batas wilayah

Kelurahan Batangkaluku adalah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pacinongan

Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamarunang

Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tompobalang

Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bonto-bontoa

2.1.2. Topografi

Seluruh wilayah Kelurahan Batangkaluku merupakan daerah dataran rendah

dengan ketinggian daerah mencapai 0 - 11 meter dari permukaan laut dari luas

wilayah sebesar 131 Ha2, sedangkan kemiringan daerah mencapai 0-20.

2.1.3. Hidrologi.

Kelurahan Batangkaluku memiliki karakteristik hidrologi berupa sungai

Je’neberang. Kondisi hidrologi di Kelurahan Batangkaluku yaitu terdiri dari air

permukaan yang sumber airnya berasal dari aliran air sungai Je’neberang yang

berada di Kelurahan Batangkaluku dan air tanah dalam.(Data Hidrologi, Badan Pusat

Statistik Kecamatan Sombaopu Tahun 2007)

2.1.4. Klimatologi.

Kelurahan Batangkaluku memiliki iklim tropis dengan 2 musim yang sama di

seluruh wilayah di Indonesia yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara di

Kelurahan Batangkaluku secara umum berkisar 32.00C dari bulan Juni-Desember.

Sedangkan kecepatan angin di Kelurahan Batangkaluku selama kurun waktu 5 tahun

terakhir mencapai 13,89 knock/see dengan curah hujan berkisar antara 0,7-258,80

mm. Curah hujan terendah pada bulan Juli sebesar 0,83 m sedangkan curah hujan

tertinggi di bulan Februari sebesar 267,23 mm. (Data Hidrologi, Badan Pusat

Statistik Kecamatan Sombaopu Tahun 2007)

4

Page 5: Laporan Drainase

2.2. Penggunaan Lahan

Mengenai tata guna lahan yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku terdiri dari

pemukiman, perdagangan, perkebunan, lapangan terbuka (open space), peribadatan,

perkantoran, pendidikan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1

berikut:

Tabel 1Penggunaan Lahan di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2008

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pemukiman

Sawah

Kebun

Open Space

Perkantoran

Pendidikan

Peribadatan

Kesehatan

Perdagangan

Kuburan

71,1

17.0

9,0

15,0

0,1

1,0

2,9

0,9

13,0

1,0

54,7

11

9,0

11,4

0,07

0,76

2,40

0,67

10,0

0,76

Kelurahan 131 100%

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008

5

Page 6: Laporan Drainase

2.3. Tinjauan Tata Ruang

6

Page 7: Laporan Drainase

2.4. Kependudukan

2.4.1 Perkembangan Jumlah Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan Batangkaluku dalam 5 tahun

terakhir, dari tahun 2003 sampai tahun 2007 relatif tidak stabil. Jumlah penduduk

tertinggi adalah pada tahun 2007 yaitu 9.561 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

terendah adalah pada tahun 2003. Perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan

Batangkaluku mencapai 4,25 % dari 7 RW yang ada di Kelurahan tersebut. Untuk

lebih jelasnya disajikan pada tabel 2 dan diagram berikut.

Tabel 2Perkembangan Jumlah Penduduk

Di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007

No RW

Jumlah Penduduk (Jiwa) Rata-rata Pertmbuhan

Pddk (%)2003 2004 2005 2006 2007

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

I

II

III

IV

V

VI

VII

1.399

1.063

804

1.298

1.192

1.430

720

1.487

1.151

819

1.378

1.380

1.518

875

1.599

1.263

931

1.490

1.492

1.630

987

1.487

1.151

818

1.378

1.380

1.518

870

1.504

1.288

955

1.515

1.517

1.655

1.127

1,75

4,25

7,53

3,75

6,01

3,75

20,02

Kelurahan 7.426 8.744 9.392 8.602 9.561 4,25 Sumber:Profil Kelurahan Batangkaluku Tahun 2007

7

Page 8: Laporan Drainase

Grafik 01Perkembangan Jumlah Penduduk

Kelurahan Batangkaluku

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2003 2004 2005 2006 2007

RW IRW II

RW IIIRW IV

RW VRW VI

RW VII

2.4.2 Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Di Kelurahan Batangkaluku memiliki penduduk sebesar 9.561 jiwa dengan

4.779 jiwa penduduk perempuan dan 4.782 jiiwa penduduk laki-laki. Hal ini

menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah penduduk

perempuan. Dilihat dari umur penduduk di Kelurahan Batangkaluku, jumlah

penduduk berumur 20-24 adalah kelompok umur dengan jumlah jiwa tertinggi

penduduk yang berumur 60-64 merupakan kelompok umur dengan jumlah jiwa

terendah yaitu 415 jiwa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa di Kelurahan

Batangkaluku ini mempunyai jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dari

jumlah penduduk usia non produktif. Data yang lebih jelasnya di sajikan pada tabel 3

dan diagram berikut:

8

Page 9: Laporan Drainase

Tabel 3

Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2007

No. Umur Jenis Kelamin(Jiwa) Jumlah

Laki-Laki Perempuan)

1.2.3.4.5.67.8.9.10.11.12.13.14.

0-45-9

10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64

65+

357413393430470385425405378303212253150208

353441477423421466337332299225297323365211

710854870853891851762737677528509485415419

Kelurahan 4.782 4.779 9.561 Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007

Grafik 02

Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki0-45-9

10-1415-1920-24

25-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465+

600400 200 0 0 200 400 600

9

Page 10: Laporan Drainase

2.4.3 Penduduk Menurut Pendidikan

Tingkat kesejahteraan penduduk juga bisa diukur dari tingkat pendidikan

penduduknya, terkhususnya di Kelurahan Batangkaluku dari jumlah total

penduduknya yaitu 9.561 terdiri dari 3.097 usia belum sekolah, 762 jiwa

berpendidikan SD, 533 jiwa berpendidikan SLTP, 591 jiwa berpendidikan SMA, 44

jiwa lulusan D1/D2/D3, 23 jiwa lulusan S1 dan lulusan S2 namun di Kelurahan

Batangkaluku masih memiliki penduduk yang tidak dapat mengenyam pendidikan

yaitu 3.998 jiwa. Data selengkapnya disajikan pada tabel 4 dan diagram berikut:

Tabel 4Penduduk menurut Pendidikan

Di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007

No RW

Tingkat Pendidikan

JmlhSD SLTP SMA D1/

D2/D3

S1 S2

1

2

3

4

5

6

7

I

II

III

IV

V

VI

VII

747

412

525

339

441

302

331

110

103

123

98

111

91

126

73

66

71

67

81

77

98

107

97

88

73

80

69

77

44

50

47

37

59

36

65

40

36

42

36

37

33

20

503

753

759

638

708

347

290

Kelurahan 3.097 162 533 591 338 242 3.998

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007

10

Page 11: Laporan Drainase

Grafik 03Penduduk Menurut pendidikan

SD SLTP SMA D1/D2/D3 S1 S20

100

200

300

400

500

600

700

800

RW IRW IIRW IIIRW IVRW VRW VIRW VII

2.4.4 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari jumlah penduduknya

di bagi luas wilayah yang bersangkutan. Kelurahan Batangkaluku memiliki luas

wilayah 1,30 Ha dari luas total Kecamatan SombaOpu yaitu 28,09 Ha, sedangkan

jumlah penduduknya mencapai 9.561 jiwa, jadi kepadatan penduduk di Kelurahan

Batangkaluku yaitu 7.354 Ha. Kepadatan penduduk tertinggi di Kelurahan

Batangkaluku adalah di RW 03 mengingat di RW 03 ini, memiliki jumlah penduduk

yang tinggi. Sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah di RW 06 yatiu

5.457/Ha. Data selengkapnya di sajikan pada tabel 5 berikut:

11

Page 12: Laporan Drainase

Tabel 5Kepadatan Penduduk di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2007

No RW

Luas

Wilayah

(Ha)

Jlh Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Pddk

(Jiwa/Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

I

II

III

IV

V

VI

VII

0,180

0,186

0,175

0,189

0,188

0,195

0,183

1.604

1.288

955

1.515

1.517

1.655

1.127

9.022

8.069

5.502

8.012

8.069

8.487

5.502

Kelurahan 1,296 9.661 52.663

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007

2.4.5 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari jumlah penduduknya

di bagi luas wilayah yang bersangkutan. Kelurahan Batangkaluku memiliki luas

wilayah 131 Ha dari luas total Kecamatan Sombaopu yaitu 2809 Ha, sedangkan

jumlah penduduknya mencapai 9.561 jiwa, jadi kepadatan penduduk di Kelurahan

Batangkaluku yaitu 72,98 Ha2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kelurahan

Batangkaluku adalah di RW 03 mengingat di RW 03 ini, memiliki jumlah penduduk

yang tinggi sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah di RW 06 yaitu

5.457/Ha. Data selengkapnya di sajikan pada tabel 6 berikut:

12

Page 13: Laporan Drainase

Tabel 6Kepadatan Penduduk di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2007

No RW

Luas

Wilayah

(Ha)

Jlh Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Pddk

(Jiwa/Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

I

II

III

IV

V

VI

VII

18,0

19,2

17,5

18,9

18,8

19,6

18,4

1.604

1.288

955

1.515

1.517

1.655

1.127

89,11

67,08

54,57

80,15

80,69

84,43

61,25

Kelurahan 131 9.661 73,74

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007

2.5 Sosial Ekonomi

Kondisi sosial dan ekonom masyarakat Kelurahan Batangkaluku, dimana pemerintah

bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan tata kehidupan sosial yang bahagia dari

segi material dan spiritual. Tentunya usaha-usaha tersebut diarahkan terutama untuk

mengatasi masalah pokok dalam kesejahteraan sosial yaitu kemiskinan, korban bencana

alam, tuna sosial, anak terlantar dan masalah kesejahteraan sosial lainnya. Usaha yang

dilakukan diantaranya dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat baik

berupa industri rumah tangga maupun sektor-sektor informal.

2.6 Kondisi Prasarana Fisik

2.6.1. Sistem Pengendalian Banjir

Sistem pengendalian banjir yang ada di Kelurahan Batangkaluku yaitu dengan

mengalirkan limpasan air hujan ke jaringan drainase serta dengan menyediakan

daerah resapan air (open space) sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah. Di

Kelurahan ini sering terjadi banjir apabila debit air hujan tinggi, dimana kapasitas

drainase yang tidak dapat menampung air limpasan hujan ditambah dengan limbah

rumah tangga, selain itu ketidakseimbangan antara daerah resapan air dibandingkan

13

Page 14: Laporan Drainase

daerah yang terbangun, dimana daerah resapan air jumlahnya hanya sedikit yang

dimana seharusnya memberikan tempat yang semestinya bagi air hujan untuk dapat

masuk secara maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltration. Dengan demikian

kapasitas run off air menjadi minimal, sehingga tidak terjadi banjir.

2.6.2. Sistem Prasarana Jalan

Jaringan jalan di Kelurahan Batangkaluku menurut kondisinya

diklasifikasikan atas jalan aspal, jalan pengerasan, jalan tanah dan paving blok,

sedangkan menurut jenisnya diklasifikasikan atas jalan kolektor primer (jalan poros

Malino) dan jalan kolektor sekunder (jalan Wahidin Sudirohusodo), selanjutnya jalan

lingkungan (jalan Yusuf Bauty). Data selengkapnya disajikan pada tabel 7 berikut:

Tabel 7Jaringan Jalan di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2008

Nama Jalan Jenis Fungsi Kondisi Pnjng(km)

Mangka Dg

BombongJalan Aspal

Kolektor

Sekunderbaik

1,19

Poros Malino Jalan AspalKolektor

Primerbaik

1,03

Wahidin

SudirohusodoJalan Aspal

Kolektor

Sekunderbaik

1,04

Yusuf Bauty Jalan AspalJalan

Lingkungan baik

1,03

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008

2.6.3. Sistem Prasarana Drainase

Jaringan drainase merupakan jaringan yang berguna mengalirkan air ke suatu

tempat pengumpulan air. Drainase juga berfungsi mengalirkan limbah-limbah rumah

tangga dan limbah pabrik seperti halnya pada Kelurahan Batangkaluku. Namun, pada

musim hujan dapat menimbulkan banjir akibat drainase yang terlalu kecil dan kondisi

yang sedikit kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

14

Page 15: Laporan Drainase

Tabel 8Jaringan Drainase di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2008

No Jaringan drainase Lokasi Kondisi

1.

2.

3.

Drainase Primer

Drainase Sekunder

Drainase Tersier

-

Jl.Wahidin Sudirohusodo,

Jl.Mangka Dg. Bombong

Jl. Yusuf Bauty Dan Jalan

Pemukiman

-

Baik

Kurang

Baik

Sumber: Hasil Survei Lapangan Tahun 2008

Berikut ini ukuran drainase di Kelurahan Batangkaluku:

a. Drainase Sekunder

80 – 120 cm

70- 80 cm

b. Drainase Tersier

50- 75 cm

45-65 cm

15

Page 16: Laporan Drainase

TPS

TPA

2.6.4. Sistem Persampahan

Jaringan persampahan pada setiap penduduk sangat dibutuhkan sebagai tempat

pembuangan sampah. Di Kelurahan Batangkaluku memiliki bak sampah. Penduduk

Kelurahan Batangkaluku yang berada di lingkungan Karratappa yaitu RW IV. RW V,

RW VI, dan RW VII menggunakan sistem persampahan dengan mengggunakan bak

sampah, hanya sebagian kecil di Lingkungan Karratappa yang menggunakan wadah

komunal. Seperti halnya di lingkungan Karratappa, di lingkungan Batangkaluku RW

I, RW II, dan RW III juga menggunakan sistem persampahan dengan menggunakan

bak sampah dan sebagian kecil menggunakan sistem komunal. Sistem persampahan

kontainer hanya ada di lingkungan Karratapa yang terletak di RW IV. Untuk lebih

jelasnya, data jenis prasarana persampahan yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku

pada tabel 9 berikut:

Tabel 9Jaringan Persampahan di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2008

No Sistem Persampahan Jumlah (unit) Kondisi

1.

2.

3.

Sistem Komunal

Kontainer

Bak Sampah

4 unit

1 unit

27 unit

Kurang baik

Cukup Baik

Baik

Sumber: Hasil Survei Lapangan Tahun 2008

Adapun model sistem persampahan pada Kelurahan Batangkaluku seperti

yang disajikan pada gambar berikut:

16

Page 17: Laporan Drainase

TEMPAT SAMPAH KOMUNAL

Sistem Persampahan Yang Berakhir di TPA

Sistem Persampahan yang berakhir di Komunal

2.6.5 Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sistem pengelolaan air limbah di Kelurahan Batangkaluku sama dengan

sistem prasarana drainase, dimana air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan

melalui saluran drainase.

2.6.6 Sistem Pengelolaan Air Minum

Untuk keperluan air minum, penduduk di Kelurahan Batangkaluku

menggunakan air bersih dari jaringan PDAM sebesar 1031 pelanggan dan 824

pelanggan yang menggunakan sumur. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10

berikut :

Tabel 10

17

Page 18: Laporan Drainase

Jaringan Air Bersih di Kelurahan BatangkalukuTahun 2008

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008

2.6.7 Sistem Pengelolaan Jaringan Listrik

Dari hasil survei dan tinjauan data yang kami temukan, persebaran listrik di

Kelurahan Batangkaluku berupa tegangan rendah terdapat di sekitar jalan utama yaitu

pada jalan Poros Malino, jalan Yusuf Bauty dan jalan Mangka Dg Bombong,

sedangkan tegangan menengah terdapat di sekitar jalan Malino dan tegangan tinggi

yang membentang ditengah-tengah wilayah Kelurahan Batangkaluku, namun tidak

tersambung dengan tegangan menengah dan tegangan rendah. Gardu listrik terdapat di

RW 04 di Lingkungan Karratappa, sedangkan jumlah pelanggan yang menggunakan

listrik di Kelurahan Batangkaluku mencapai 1.865. Untuk data selengkapnya, kami

sajikan dalam tabel 11 berikut ini :

Tabel 11

18

No. Jenis

PelangganJenis Pelanggan Jumlah Pelanggan

1. PDAM Rumah Penduduk

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Perkantoran

Fasilitas Perdagangan

1002

4

8

1

1

25

Jumlah 1.031

2. SUMUR Rumah Penduduk

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Perdagangan

812

5

7

Jumlah 824

Page 19: Laporan Drainase

Jumlah Pelanggan Listrik di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007

No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Rumah Penduduk

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Perkantoran

Fasilitas Perdagangan

1814

9

1

1

1

31

Jumlah 1865

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Thn 2008

2.6.8 Jaringan Telepon

Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan telekomuikasi penduduk, maka

keberadaan jaringan telepon sangat dibutuhkan. Jumlah pelanggan yang menggunakan

telepon adalah 795 pelanggan, fasilitas perdagangan 60 pelanggan, pendidikan 9

pelanggan, 5 pelanggan dari fasilitas kesehatan dan 2 pelanggan dari fasilitas

pemerintahan. Data selengkapnya disajikan pada tabel 12 berikut:

Tabel 12Jaringan telepon di Kelurahan Batangkaluku

Tahun 2008

No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan

1

2

3

4

5

Rumah Penduduk

Fasilitas Perdagangan

Fasiliatas Pendidikan

Fasiliatas Kesehatan

Fasilitas Pemerintahan

795

60

9

5

2

Jumlah 871

Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008

BAB III

19

Page 20: Laporan Drainase

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pelaksanaan pembangunan suatu prasarana pelayanan umum diperlukan

pertimbangan yang teliti, karena yang akan memanfaatkan prasarana tersebut adalah

khalayak umum maka prasarana tersebut harus diselaraskan dengan jumlah konsumen dengan

kebutuhan sumber daya.

Prasarana pelayanan umum harus memenuhi syarat dalam memberikan pelayanan

terhadap pemakainya dan harus menjaga keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, maka Sumaatmadja (1988:119) mengemukakan bahwa:

“Lokasi relatif suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang

bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau faktor

budaya yang ada di sekitarnya. Jadi, lokasi relative ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau suatu

wilayah terhadap kondisi wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya”.

Berdasarkan hal tersebut, perluasan prasarana harus mengikuti pola tata ruang yang

ada dan pengembangannya tetap memperhatikan konstruksi penggunaan lahan sehingga tidak

mempengaruhi pola tata guna lahan sebelumnya.

Untuk menyamakan presepsi dalam studi maka diperlukan konsep operasional

sebagai berikut:

Air Limbah: Semua jenis buangan yang mengandung kotoran.(Sumber: Kamus tata

ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)

Aliran air: Gerakan air,baik secara alami ke tempat yang lebih rendah maupun ke

Pemompaan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)

Air limbah Buangan: Air buangan yang berasal dari perkotaaan,dari daerah

perumahan, perkantoran, pertokoan, Industri dan buangan tertentu. (Sumber: Kamus tata

ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)

Angkutan Umum: Alat angkutan penumpang yang diperuntukkan bagi masyarakat

umum.(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 5)

Daerah: Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait padanya

yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional. (Sumber: Kamus

tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 13)

Daerah Otonomi: Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah

tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri dalam kaitan Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan

20

Page 21: Laporan Drainase

peraturan perundangan yang berlaku. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 13)

Jalan kolektor (Collector road) : Jalan yang melayani angkutan

pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang. Kecepatan rata-rata

jalan masuk dibatasi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 34)

Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat; ciri-ciri perjalanan jarak dekat,

kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. (Sumber: Kamus tata

ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 35)

Jalan Primer: Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi antar

kota dan wilayah. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 35)

Jalan Raya (highway) : Jalan raya atau lebar, memungkinkan digunakan lalu lintas

berkecepatan tinggi terutama diperuntukkan bagi lalu lintas antar kota. (Sumber: Kamus

tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 36)

Jalan Sekunder : Jalan dengan peranan layanan dan jasa distribusi di luar kota.

(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 36)

Jalan Utama (major road) : Jalan yang paling penting diantara jalan yang saling

berpotongan atau bersilangan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 36)

Jaringan (network) : Hubungan tali temali hingga berbentuk jala atau merupakan

suatu keterkaitan antar unsur. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 38)

Jaringan Air Bersih: Jaringan pipa saluran air yang mengalirkan air bersih ke

rumah-rumah yang dilayaninya.(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 38)

Jaringan Jalan (road network) : Susunan jalan yang mengikat dan menghubungkan

pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya.

(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 38)

Jaringan Komunikasi (communication network) : Jaringan atau sistem penyampaian

informasi yang dapat berupa berita, ilmu pengetahuan, wawasan, gagasan, penawaran.

(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 39).

Pengelolaan Perumahan: Pengaturan kegiatan bidang perumahan ,lingkupnya

berupa perencanaan bangunan baru, pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan dan

pemanfaatannya. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)

21

Page 22: Laporan Drainase

Penggunaan Lahan: Menunjukkan kepada kegiatan ekonomi dan social di atas

lahan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)

Penggunaan tanah/lahan (landuse): Wujud kegiatan penguasaan tanah sebagai

upaya untuk dapat memberi manfaat berupa hasil atau jasa tertentu,dan mewujudkan tata

ruang serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. (Sumber: Kamus tata ruang oleh

Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)

Prasarana: Sistem bangunan yang diperlukan terlebih dahulu agar system

transportasi, teknik, penyehatan, telekomunikasi dapat berfungsi. (Sumber: Kamus tata

ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 86)

Sistem Drainase Utama: Sistem jaringan drainase yang berfungsi sebagai pematus

untuk suatu wilayah kota. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman

100)

Sumber Air: Tempat-tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas maupun di

bawah permukaan tanah. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman

103)

Sumur Bor: Lubang yang dibuat dengan menggunakan alat bor untuk menembus

lapisan tanah dengan tujuan memperoleh sumber daya sepeti air, minyak tanah atau gas

bumi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 104)

Tata Guna Lahan: Keadaan pengembangan atau pembangunan terpadu lahan agar

terwujud efisiensi hubungan atau antar bagian di kawasan itu. (Sumber: Kamus tata

ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 106)

Utilitas: Fasilitas atau bangunan berupa pipa saluan air, saluran limbah basah, listrik,

telekomunikasi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 113)

Tata guna tanah : Pola penguasaan tanah yang meliputi persediaan,peruntukan dan

penggunaan tanah serta pemeliharaanya (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 106)

Tata Ruang: Pola pemanfaatan ruang atau wujud structural baik yang direncanakan

atau yang tidak direnccanakan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 106)

Tata Ruang Wilayah: Penetapan peruntukan ruang di suatu ruang tertentu

berdasarkan pertimbangan masyarakat setelah mempertimbangkan aspek

social,ekonomi, lingkungan dan keamanan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh

Dr.ir.Sujana Royat,halaman 107)

22

Page 23: Laporan Drainase

Transportasi: Hal-hal yang berkaitan dengan pemindahan orang atau barang dari

satu tempat ke tempat yang lain. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana

Royat,halaman 108)

Utilisasi : Tingkat atau derajat pemanfaatan fasilitas dibandingkan dengan kapasitas

seperti yang didesainnya. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman

113)

Utilitas Umum: Sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan. (Sumber: Kamus

tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 113)

23

Page 24: Laporan Drainase

BAB IVANALISIS DAN RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DASAR

WILAYAH DAN KOTA

4.1. Analisis Kependudukan

Penduduk merupakan salah satu potensi utama bagi kelurahan, dimana peran serta

penduduk dalam menentukan pengemabangan prasarana dasar sangat berpengaruh. Untuk

memproyeksikan penduduk, akan ditinjau pertumbuhan selama lima tahun terakhir yaitu dari

tahun 2003-2007 yang kemudian diproyeksikan 10 tahun yang akan datang.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Batangkaluku

pada tahun 2003 adalah 7426 jiwa, dan pada tahun 2007 sebesar 9561 jiwa. Berdasarkan data

yang telah diperoleh, kita dapat menghitung rata-rata pertumbuhannya dengan metode

proyeksi yang digunakan adalah proyeksi ekstraporasi yaitu sebagai berikut:

Persamaan umum:

Dimana:

Pt+ : Jumlah penduduk tahun terakhir

Pt : Jumlah penduduk tahun dasar

β : Rata-rata penambahan penduduk

: Selisih waktu

Sehingga rata-rata pertumbuhan penduduknya adalah:

β¿∑

1

t −1

βn

(t−1)

¿1318+648−790+959

4

¿2135

4 ¿ 533 jiwa

24

Pt+ pt + β.

Page 25: Laporan Drainase

Dari rata-rata penambahan penduduk sebesar 533 jiwa, kita dapat memproyeksikan

jumlah penduduk 10 tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2017 sebagai berikut :

P2017 ¿P2007 + 533 (2017-2007)

9561 + 533 (10)

¿14891jiwa

Dari hasil proyeksi dapat diketahui jumlah penduduk kelurahan Batangkaluku pada

tahun 2017 yaitu 14891 jiwa, dengan kepadatan penduduk yaitu :

Kepadatan penduduk¿jumlah penduduk

luas wilayah

¿14891

131

¿113,67 jiwa /Ha

4.2. Analisa Pengembangan Prasarana Wilayah dan Kota

4.2.1. Sistem Jaringan Drainase

Jaringan drainase yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku terdiri dari jaringan

sekunder dan tersier. Adapun ukuran drainase, rata-rata debit dan luas penampangnya

dapat diketahui sebagai berikut:

a. Jaringan drainase sekunder

- Lebar atas ¿1,2 meter

- Lebar bawah¿0,85 meter

- Tinggi ¿0,8 meter

1,2 meter

0,8 meter

0,85 meter

Luas Penampang :

25

Page 26: Laporan Drainase

A¿ lebar atas+lebar bawah2 ×tinggi

¿1,2+0,85

2×0,8

¿ 0,82 m2

V¿ St

¿1

0,8

¿1,25 meter/detik

Maka debit airnya adalah :

Q¿ V A

¿1,25 m /dtk ×0,82 m2

¿1,025 m3/ detik

Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase sekunder ¿1,025 m3/ detik

b. Jaringan drainase tersier

- Lebar atas ¿0,5 meter

- Lebar bawah¿0,3meter

- Tinggi ¿0,45 meter

0,5 meter

0,45 meter

0,3meterLuas Penampang :

A¿ lebar atas+lebar bawah2 ×tinggi

¿0,5+0,3

2× 0,45

¿ 0,18 m2

V¿ St

26

Page 27: Laporan Drainase

¿1

0,45

¿2.22 meter/detik

Maka debit airnya adalah :

Q¿ V A

¿2,22 m /dtk ×0,18 m2

¿0,3996 m3/ detik

Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase tersier ¿0,3996 m3/ detik

4.2.2. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan

Sampah yang dihasilkan penduduk tahun 2007 adalah dengan asumsi:

- Rumah besar : 2,25 liter/hari/orang

- Rumah sedang : 3,00 liter/hari/orang

- Rumah kecil : 2,00 liter/hari/orang

- Kantor : 0,40 liter/hari/orang

- Sekolah : 0,10 liter/hari/orang

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa jumlah timbunan sampah yang

diproduksi di Kelurahan Batangkaluku, adalah :

a. Rumah besar

Pada tahun 2007 rumah besar berjumlah 159 unit dengan rata-rata penghuni 5

orang;

Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni

¿159 ×5

¿795 jiwa

Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,

Sejumlah ¿795 jiwa× 2,25 liter

¿1788,75 liter /hari

b. Rumah sedang

Pada tahun 2007 rumah sedang berjumlah 542 unit dengan rata-rata penghuni 5

orang;

Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni

¿542× 5

¿2710 jiwa

Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,

27

Page 28: Laporan Drainase

Sejumlah ¿2710 jiwa ×3,00 liter

¿8130 liter /hari

c. Rumah kecil

Pada tahun 2007 rumah kecil berjumlah 1113 unit dengan rata-rata penghuni 5

orang;

Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni

¿1113× 5

¿5565 jiwa

Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,

Sejumlah ¿5565 jiwa× 2,00 liter

¿11130liter /hari

d. Kantor

Pada tahun 2007 kantor berjumlah 1 unit dengan rata-rata penghuni 5 orang;

Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni

¿1×5

¿5 jiwa

Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,

Sejumlah ¿5 jiwa ×0,40 liter

¿2 liter /hari

e. Sekolah

Pada tahun 2007 sekolah berjumlah 1 unit dengan rata-rata penghuni 200 orang;

Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni

¿1×200

¿200 jiwa

Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,

Sejumlah ¿200 jiwa ×0,10 liter

¿20 liter /hari

Dari asumsi di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 timbulan sampah

pada Kelurahan Batangkaluku, yaitu sebesar 21070,75 m3/hari. Dari banyaknya

timbulan sampah tersebut kita dapat mengetahui ukuran-ukuran tong sampah yang

harus dimiliki oleh tiap penduduk.

28

Page 29: Laporan Drainase

Ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah di Kelurahan

Batangkaluku yaitu sebagai berikut:

Ukuran ¿timbulan sampah penduduk

jumlahunit bangunan

¿21070,75

1814

¿11,6m3/unit

Jadi, ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah penduduk

mempunyai volume 11,6 m3/unit.

Pada proyeksi tahun 2017, diasumsikan bahwa timbulan sampah pada tahun

2017 adalah sebagai berikut, dimana β=¿533 .

Maka timbulan sampah P2017 ¿pt + β. P2017 ¿P2007 + 533 (2017-2007)

21070,75 + 533 (10)

¿26400,75m3/hari

Dari timbulan sampah yang dihasilkan pada tahun 2017, kita dapat

mengetahui ukuran-ukuran tong sampah yang harus dimiliki oleh penduduk, serta

jumlah gerobak dan kontainer yang dibutuhkan, sebagai berikut:

Ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah di Kelurahan

Batangkaluku yaitu sebagai berikut:

Ukuran ¿timbulan sampah penduduk

jumlahunit bangunan

¿26400,75

1814

¿14,5m3/unit

Jadi, ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah penduduk

mempunyai volume 14,5 m3/unit.

4.2.3. Sistem Pengelolaan Prasarana Air Bersih

Dalam sistem pengelolaan prasarana air bersih menekankan pada bagaimana

manusia mempergunakan dan memanfaatkan air bersih serta prasarana lainnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah yang menyangkut jumlah penduduk,

keadaan lingkungan dan tata cara atau kebiasaan yang terdapat di masyarakat. Ketiga

unsur tersebut merupakan faktor penentu dalam pemenuhan prasarana air bersih,

29

Page 30: Laporan Drainase

diketahui bahwa standar kebutuhan air bersih setiap orang adalah 150 liter/hari/orang

dengan kategori sebagai kota sedang.

Jumlah penduduk Kelurahan Batangkaluku pada tahun 2007 adalah 9561

jiwa., maka pemenuhan air bersih untuk setiap harinya 9561 jiwa 150 liter

1434150 liter/hari. Berarti kebutuhan air bersih untuk tahun 2017 adalah 14891 jiwa

×60 liter/hari 2233650 liter/hari.

4.2.4. Sistem Jaringan Listrik

Kebutuhan jaringan listrik pada tahun 2007 adalah dengan asumsi:

- Rumah golongan rendah 450 watt

- Rumah golongan menengah 450-900 watt

- Rumah golongan tinggi dan bangunan penting 1.300-6.600 watt

- Penerangan jalan dengan pemakaian lampu berkekuatan 60-125 watt

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kebutuhan suplai listrik yang diperlukan

penduduk yang diperlukan pada setiap bangunan di Kelurahan Batangkaluku,

sebagai berikut:

a. Rumah golongan rendah

Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan rendah (kecil) sebanyak 1113 unit.

Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;

Sejumlah 1113 unit 450 watt

¿ 500850 daya

b. Rumah golongan menengah

Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan menengah (sedang) sebanyak 542

unit.

Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;

Sejumlah 542 unit 900 watt

¿ 487800 daya

c. Rumah golongan tinggi

Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan tinggi (besar) sebanyak 159 unit.

Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;

Sejumlah 159 unit 1 300 watt

30

Page 31: Laporan Drainase

¿ 206700 daya

Dari asumsi di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 jumlah kebutuhan

suplai listrik yang ada pada bangunan di Kelurahan Batangkaluku yaitu sebesar

1195350 daya.

4.3. Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah dan Kota Tahun 2017

Penggunaan data tahun 2007 untuk rumusan rencana pengembangan tahun 2017

dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan penduduk terhadap pelayanan prasarana, demi

terwujudnya suasana lingkungan yang bersih dan berwawasan lingkungan.

Dalam turunan rencana ini akan diuraikan tentang penempatan prasarana sebagai

berikut:

4.3.1. Penempatan Prasarana Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase ditinjau dari penggunaannya dapat dibagi menjadi :

- Penyaluran dengan cara tertutup

- Penyaluran dengan cara terbuka

- Penyaluran dengan cara langsung ketempat tertentu

Jaringan drainase ini nantinya diharapkan dan diusahakan dapat cepat sampai

pada tempat tujuan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Adapun asumsi dari

31

Page 32: Laporan Drainase

luas masing-masing jaringan drainase pada Kelurahan Batangkaluku, untuk tahun

2017 adalah;

- Jaringan drainase sekunder

Jaringan drainase sekunder ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat

luas jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.

- Jaringan drainase tersier

Jaringan drainase tersier ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat luas

jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.

Dengan melihat kondisi diatas, dimana tidak perlu dilakukan perubahan pada

ukuran jaringan drainase akan tetapi dalam rencana kedepannya perlu dilakukan

kegiatan pemeliharaan dan pembersihan jaringan drainase minimal dua kali setahun.

Hal ini perlu dilakukan mengingat masih terdapat beberapa titik dimana drainase

tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, yang merupakan akar permasalahan pada

system drainase yang sering terjadi di Kelurahan Batangkaluku, dimana pada

jaringan drainase banyak tumpukan sampah dan mengendapnya limbah-limbah padat

rumah tangga.

Di Kelurahan Batangkaluku, dalam rencana pengembangan drainase untuk

tahun 2017, dimana setiap lingkungan sebaiknya dilengkapi dengan sistem

pembuangan air hujan dan saluran air limbah secara terpisah. Sistem pembuangan air

hujan yang dibuat harus mempunyai kapasitas tampung yang cukup seperti:

- Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi

intensitas curah hujan 2 tahunan

- Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau tertutup

- Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah harus dilengkapi

dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus lubang periksa harus dibuat

tiap jarak minimum 50 meter.

4.3.2. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan

Timbulan produksi sampah penduduk di Kelurahan Batangkaluku pada tahun

2007 yaitu sebesar 21070,75 m3/ hari. Sedangkan pada untuk proyeksi tahun 2017

timbulan produksi sampah penduduk sebesar 26400,75 m3/hari.

Pada tahap ini akan dibahas mengenai upaya pengadaan prasarana

persampahan yang berupa tong sampah, kontainer dan mobil operasional.

32

Page 33: Laporan Drainase

Tong sampah

Diharapkan untuk tahun proyeksi 2017 nantinya, setiap rumah tangga yang

ada pada Kelurahan Batangkaluku, tersedia tong sampah yang difungsikan dan

dipelihara agar tercipta lingkungan yang bersih dan asri

Kontainer

Pada tahun 2017, dibutuhkan penambahan kontainer 1-3 unit yang

ditempatkan berdasarkan kebutuhan produksi sampah setiap hari pada tiap

RW

Mobil sampah

Mobil sampah yang dibutuhkan menurut proyeksi tahun 2017 sebanyak 2 unit,

yang diharapkan dapat melayani mobilitas pengangkutan sampah setiap

harinya di Kelurahan Batangkaluku, sehingga penduduk terbebas dari

pencemaran oleh penumpukan sampah.

4.3.3. Sistem Pengelolaan Air Bersih

Tingkat pelayanan kebutuhan air bersih di Kelurahan Batangkaluku masih

sangat terbatas, dimana hanya sebagian masyarakat menggunakan sumber air bersih

berasal dari PDAM terutama pada masyarakat ekonomi sedang dan tinggi,

sedangkan pada masyarakat ekonomi rendah menggunakan sumber air berasal dari

sumur tanah guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam kondisi yang tidak seimbang ini diperlukan pengembangan sistem air

bersih di Kelurahan Batangkaluku, dengan melakukan penambahan pendistribusian

sumber air baku melalui pemasangan jaringan perpiaan ke rumah-rumah penduduk.

4.3.4. Sistem Jaringan Telepon

Pengembangan sistem jaringan telepon diarahkan untuk mendukung

pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan diselaraskan dengan pengembangan

permukiman penduduk dan kawasan budi daya. Sistem jaringan telepon

dikembangkan secara sistem digital komunikasi dengan akses yang lebih cepat,

arahan pengembangan sistem telepon sesuai dengan standariasasi pelayanan dengan

rasio tingkat pelayanan kebutuhan baik pribadi dan umum adalah 1: 14 dan 1: 250

agar sistem komunikasi di Kelurahan Batangkaluku lebih mudah dan lancar.

4.3.5. Sistem Jaringan Listrik

33

Page 34: Laporan Drainase

Pengembangan jaringan listrik di Kelurahan Batangkaluku dilakukan dengan

meningkatkan prasarana jaringan listrik agar seluruh penduduk dapat terlayani, serta

meningkatkan penyediaan lampu penerang jalan di setiap jalan di kelurahan ini.

BAB V

PENUUP

5.1 Kesimpulan

Wilayah Kelurahan Batangkaluku terletak di kecamatan somba opu dengan

luAS wilayah 131 Ha2 atau 4,63 % dari luas total wilayah Kecamatan Somba Opu

dengan batas-batas administrasi sebagai berkut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pacinongan

Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamarunang

Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tompo Balang

Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bonto-bontoa

Berdasarkan data dan analisis yang telah kami lakukan maka perlu diadakan

Penambahan baik sarana maupun prasarana yang ada di kelurahan Batangkaluku

guna untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan pelayana prasarana pada tahun

2017 demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan berwawasan lingkunagan.

Namun penambahan prasarana ini membutuhkan dukunangan dan peran serta dari

dari masyarakat untuk melakukan pemeliharaan dan pembersihan terhadap prasaran

yang ada agar tercipta lingkungan yang indah dan bersih

5.2 Saran

1. kepada pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi prasarana

yang ada di Kelurahan Batang kaluku.

34

Page 35: Laporan Drainase

2. Kepada masyarakat

Kami mengharapkan agar masyarakat lebih partisipatif dalam hal pemeliharaan

prasarana wilayah yang telah ada demi terwujudnya lingkunagan yang bersih

aman dan nyaman .

35