laporan drainase
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam teori perkembangan dan pertumbuhan kota disebutkan bahwa perkembangan
dan pertumbuhan terkait dengan pertambahan penduduknya. Dengan demikian, secara
spesifik perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah
padat, bangunan-bangunannya semakin luas serta lengkapnya fasilitas kota yang mendukung
kegiatan sosial dan ekonomi kota.
Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Sombaopu yang cukup pesat bukan
merupakan fenomena kependudukan semata, tetapi akan berdampak pada permasalahan
sosial ekonomi dan pemanfaatan ruang yang sangat kompleks dan membawa dampak
meningkatnya kebutuhan pelayanan sarana dan prasarana kota atau dengan kata lain
permintaan lahan akan meningkat, adanya pertumbuhan kota sedangkan lahan yang ada
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan meningkatnya nilai dan harga lahan.
Untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat maka pembangunan sarana dan
prasarana merupakan hal yang sangat penting, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
sarana dan prasarana kota, serta kompetisi penggunaan lahan mengakibatkan pula harga dan
nilai lahan di wilayah perkotaan cenderung meningkat.
Meningkatnya permintaan lahan di Kelurahan Batangkaluku menjadi kendala dalam
penyediaan prasarana dasar perkotaan, disisi lain pelayanan prasarana tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dan merupakan tanggung jawab dari pemerintah yang harus
dipenuhi, karena keterbatasan lahan maka setiap usaha pemanfaatan lahan di Kelurahan
Batangkaluku harus ditata dengan baik agar penggunaannya menjadi efektif dan efisien.
Untuk itu dalam mengantisipasi penggunaan lahan yang tidak efektif di Kelurahan
Batangkaluku maka kami mengangkat sebuah laporan survei di Kelurahan Batangkaluku
menyangkut ketersediaan dan kondisi prasarana.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana jenis dan kondisi serta penyebaran prasarana di Kelurahan Batangkaluku?
2. Apakah prasarana yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku, sudah sepenuhnya
mendukung aktivitas masyarakat setempat?
3. Apakah penggunaan lahan di Kelurahan Batangkaluku suda sesuai dengan
peruntukannya atau tidak?
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari tulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana ketersediaan, persebaran, jenis, kondisi, dan
jumlah prasarana di Kelurahan Batangkaluku.
2. Untuk mengetahui apakah prasarana yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku,
sudah sepenuhnya mendukung aktivitas masyarakat setempat.
3. Untuk mengetahui apakakah penggunaan lahan di Kelurahan Batangkaluku sudah
sesuai peruntukkannya atau tidak.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari survei lapangan yang dilakuakn di wilayah Kelurahan
Batangkaluku, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa adalah untuk merencanakan
pengembangan prasarana wilayah di Kelurahan Batangkaluku dengan memperhatikan
potensi-potensi yang ada demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta
pemenuhan prasarana dasar secara fungsional dan optimal serta mendorong peran
serta masyarakat dalam berpartisipasi secara lebih aktif dalam mensukseskan
pembangunan prasarana di Kelurahan Batangkaluku.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan studi kasus mata kuliah prasarana wilayah dan kota, maka hal ini
mendasari kami untuk mengangkat masalah mengenai ketersediaan, persebaran, jenis,
kondisi, dan jumlah prasarana, serta keterkaitannya terhadap penggunaan lahan di Kelurahan
Batangkaluku.
2
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan dari penulisan, maka berikut ini
diuraikan secara garis besar.
Bab 1 : Pendahuluan.
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, sasaran dan tujuan penulisan,
batasan masalah, serta sistematika penulisan yang merupakan pengantar untuk
memasuki pembahasan.
Bab 2 : Gambaran Wilayah Studi.
Bab ini menguraikan batas administrasi dan kondisi fisik wilayah, penggunaan
lahan, tinjauan tata ruang, kependudukan, sosial ekonomi, serta kondisi prasarana
fisik.
Bab 3 : Tinajauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas tentang kajian teoritis terhadap permasalahan secara
umum dari penulisan ini.
Bab 4 : Analisis dan Rencana Pengembangan Prasarana dasar Wilayah dan Kota
Bab ini menguraikan tentang analisis kependudukan, analisis pengembangan
prasarana wilayh dan kota yang meliputi: sistem pengendalian banjir, sistem
prasarana jalan, sistem prasarana drainase, sistem pengelolaan prasarana
persampahan, sistem pengelolaan limbah perkotaan, sistem pengelolaan air
minum, sistem jaringan listrik, sistem jaringan telepon, serta rencana
pengembangan prasarana wilayah kota.
Bab 5 : Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari penelitian. Pada bab ini
berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya kemudian
menjadi tolak ukur dalam perencanaan pengembangan prasarana wilayah di
Kelurahan Batangkaluku, serta saran yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
3
BAB II
GAMBARAN WILAYAH STUDI
2.1. Batas Administrasi dan Kondisi Fisik Wilayah
2.1.1 Keadaan Geografis
Wilayah Kelurahan Batangkaluku terletak di Kecamatan Sombaopu dengan
luas wilayah 131 Ha2 atau 4,63 % dari luas total wilayah Kecamatan Sombaopu.
Wilayah Kelurahan Batangkaluku terdiri dari 2 lingkungan yaitu Bontokamase dan
Batangkaluku dan terdiri dari 7 RW, dan 27 RT. Secara administrasi batas wilayah
Kelurahan Batangkaluku adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pacinongan
Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamarunang
Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tompobalang
Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bonto-bontoa
2.1.2. Topografi
Seluruh wilayah Kelurahan Batangkaluku merupakan daerah dataran rendah
dengan ketinggian daerah mencapai 0 - 11 meter dari permukaan laut dari luas
wilayah sebesar 131 Ha2, sedangkan kemiringan daerah mencapai 0-20.
2.1.3. Hidrologi.
Kelurahan Batangkaluku memiliki karakteristik hidrologi berupa sungai
Je’neberang. Kondisi hidrologi di Kelurahan Batangkaluku yaitu terdiri dari air
permukaan yang sumber airnya berasal dari aliran air sungai Je’neberang yang
berada di Kelurahan Batangkaluku dan air tanah dalam.(Data Hidrologi, Badan Pusat
Statistik Kecamatan Sombaopu Tahun 2007)
2.1.4. Klimatologi.
Kelurahan Batangkaluku memiliki iklim tropis dengan 2 musim yang sama di
seluruh wilayah di Indonesia yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara di
Kelurahan Batangkaluku secara umum berkisar 32.00C dari bulan Juni-Desember.
Sedangkan kecepatan angin di Kelurahan Batangkaluku selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mencapai 13,89 knock/see dengan curah hujan berkisar antara 0,7-258,80
mm. Curah hujan terendah pada bulan Juli sebesar 0,83 m sedangkan curah hujan
tertinggi di bulan Februari sebesar 267,23 mm. (Data Hidrologi, Badan Pusat
Statistik Kecamatan Sombaopu Tahun 2007)
4
2.2. Penggunaan Lahan
Mengenai tata guna lahan yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku terdiri dari
pemukiman, perdagangan, perkebunan, lapangan terbuka (open space), peribadatan,
perkantoran, pendidikan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1
berikut:
Tabel 1Penggunaan Lahan di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2008
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pemukiman
Sawah
Kebun
Open Space
Perkantoran
Pendidikan
Peribadatan
Kesehatan
Perdagangan
Kuburan
71,1
17.0
9,0
15,0
0,1
1,0
2,9
0,9
13,0
1,0
54,7
11
9,0
11,4
0,07
0,76
2,40
0,67
10,0
0,76
Kelurahan 131 100%
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008
5
2.3. Tinjauan Tata Ruang
6
2.4. Kependudukan
2.4.1 Perkembangan Jumlah Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan Batangkaluku dalam 5 tahun
terakhir, dari tahun 2003 sampai tahun 2007 relatif tidak stabil. Jumlah penduduk
tertinggi adalah pada tahun 2007 yaitu 9.561 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
terendah adalah pada tahun 2003. Perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan
Batangkaluku mencapai 4,25 % dari 7 RW yang ada di Kelurahan tersebut. Untuk
lebih jelasnya disajikan pada tabel 2 dan diagram berikut.
Tabel 2Perkembangan Jumlah Penduduk
Di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007
No RW
Jumlah Penduduk (Jiwa) Rata-rata Pertmbuhan
Pddk (%)2003 2004 2005 2006 2007
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
II
III
IV
V
VI
VII
1.399
1.063
804
1.298
1.192
1.430
720
1.487
1.151
819
1.378
1.380
1.518
875
1.599
1.263
931
1.490
1.492
1.630
987
1.487
1.151
818
1.378
1.380
1.518
870
1.504
1.288
955
1.515
1.517
1.655
1.127
1,75
4,25
7,53
3,75
6,01
3,75
20,02
Kelurahan 7.426 8.744 9.392 8.602 9.561 4,25 Sumber:Profil Kelurahan Batangkaluku Tahun 2007
7
Grafik 01Perkembangan Jumlah Penduduk
Kelurahan Batangkaluku
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2003 2004 2005 2006 2007
RW IRW II
RW IIIRW IV
RW VRW VI
RW VII
2.4.2 Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Di Kelurahan Batangkaluku memiliki penduduk sebesar 9.561 jiwa dengan
4.779 jiwa penduduk perempuan dan 4.782 jiiwa penduduk laki-laki. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah penduduk
perempuan. Dilihat dari umur penduduk di Kelurahan Batangkaluku, jumlah
penduduk berumur 20-24 adalah kelompok umur dengan jumlah jiwa tertinggi
penduduk yang berumur 60-64 merupakan kelompok umur dengan jumlah jiwa
terendah yaitu 415 jiwa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa di Kelurahan
Batangkaluku ini mempunyai jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dari
jumlah penduduk usia non produktif. Data yang lebih jelasnya di sajikan pada tabel 3
dan diagram berikut:
8
Tabel 3
Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2007
No. Umur Jenis Kelamin(Jiwa) Jumlah
Laki-Laki Perempuan)
1.2.3.4.5.67.8.9.10.11.12.13.14.
0-45-9
10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64
65+
357413393430470385425405378303212253150208
353441477423421466337332299225297323365211
710854870853891851762737677528509485415419
Kelurahan 4.782 4.779 9.561 Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007
Grafik 02
Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki0-45-9
10-1415-1920-24
25-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465+
600400 200 0 0 200 400 600
9
2.4.3 Penduduk Menurut Pendidikan
Tingkat kesejahteraan penduduk juga bisa diukur dari tingkat pendidikan
penduduknya, terkhususnya di Kelurahan Batangkaluku dari jumlah total
penduduknya yaitu 9.561 terdiri dari 3.097 usia belum sekolah, 762 jiwa
berpendidikan SD, 533 jiwa berpendidikan SLTP, 591 jiwa berpendidikan SMA, 44
jiwa lulusan D1/D2/D3, 23 jiwa lulusan S1 dan lulusan S2 namun di Kelurahan
Batangkaluku masih memiliki penduduk yang tidak dapat mengenyam pendidikan
yaitu 3.998 jiwa. Data selengkapnya disajikan pada tabel 4 dan diagram berikut:
Tabel 4Penduduk menurut Pendidikan
Di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007
No RW
Tingkat Pendidikan
JmlhSD SLTP SMA D1/
D2/D3
S1 S2
1
2
3
4
5
6
7
I
II
III
IV
V
VI
VII
747
412
525
339
441
302
331
110
103
123
98
111
91
126
73
66
71
67
81
77
98
107
97
88
73
80
69
77
44
50
47
37
59
36
65
40
36
42
36
37
33
20
503
753
759
638
708
347
290
Kelurahan 3.097 162 533 591 338 242 3.998
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007
10
Grafik 03Penduduk Menurut pendidikan
SD SLTP SMA D1/D2/D3 S1 S20
100
200
300
400
500
600
700
800
RW IRW IIRW IIIRW IVRW VRW VIRW VII
2.4.4 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari jumlah penduduknya
di bagi luas wilayah yang bersangkutan. Kelurahan Batangkaluku memiliki luas
wilayah 1,30 Ha dari luas total Kecamatan SombaOpu yaitu 28,09 Ha, sedangkan
jumlah penduduknya mencapai 9.561 jiwa, jadi kepadatan penduduk di Kelurahan
Batangkaluku yaitu 7.354 Ha. Kepadatan penduduk tertinggi di Kelurahan
Batangkaluku adalah di RW 03 mengingat di RW 03 ini, memiliki jumlah penduduk
yang tinggi. Sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah di RW 06 yatiu
5.457/Ha. Data selengkapnya di sajikan pada tabel 5 berikut:
11
Tabel 5Kepadatan Penduduk di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2007
No RW
Luas
Wilayah
(Ha)
Jlh Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan Pddk
(Jiwa/Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
II
III
IV
V
VI
VII
0,180
0,186
0,175
0,189
0,188
0,195
0,183
1.604
1.288
955
1.515
1.517
1.655
1.127
9.022
8.069
5.502
8.012
8.069
8.487
5.502
Kelurahan 1,296 9.661 52.663
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007
2.4.5 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari jumlah penduduknya
di bagi luas wilayah yang bersangkutan. Kelurahan Batangkaluku memiliki luas
wilayah 131 Ha dari luas total Kecamatan Sombaopu yaitu 2809 Ha, sedangkan
jumlah penduduknya mencapai 9.561 jiwa, jadi kepadatan penduduk di Kelurahan
Batangkaluku yaitu 72,98 Ha2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kelurahan
Batangkaluku adalah di RW 03 mengingat di RW 03 ini, memiliki jumlah penduduk
yang tinggi sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah di RW 06 yaitu
5.457/Ha. Data selengkapnya di sajikan pada tabel 6 berikut:
12
Tabel 6Kepadatan Penduduk di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2007
No RW
Luas
Wilayah
(Ha)
Jlh Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan Pddk
(Jiwa/Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
II
III
IV
V
VI
VII
18,0
19,2
17,5
18,9
18,8
19,6
18,4
1.604
1.288
955
1.515
1.517
1.655
1.127
89,11
67,08
54,57
80,15
80,69
84,43
61,25
Kelurahan 131 9.661 73,74
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007
2.5 Sosial Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonom masyarakat Kelurahan Batangkaluku, dimana pemerintah
bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan tata kehidupan sosial yang bahagia dari
segi material dan spiritual. Tentunya usaha-usaha tersebut diarahkan terutama untuk
mengatasi masalah pokok dalam kesejahteraan sosial yaitu kemiskinan, korban bencana
alam, tuna sosial, anak terlantar dan masalah kesejahteraan sosial lainnya. Usaha yang
dilakukan diantaranya dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat baik
berupa industri rumah tangga maupun sektor-sektor informal.
2.6 Kondisi Prasarana Fisik
2.6.1. Sistem Pengendalian Banjir
Sistem pengendalian banjir yang ada di Kelurahan Batangkaluku yaitu dengan
mengalirkan limpasan air hujan ke jaringan drainase serta dengan menyediakan
daerah resapan air (open space) sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah. Di
Kelurahan ini sering terjadi banjir apabila debit air hujan tinggi, dimana kapasitas
drainase yang tidak dapat menampung air limpasan hujan ditambah dengan limbah
rumah tangga, selain itu ketidakseimbangan antara daerah resapan air dibandingkan
13
daerah yang terbangun, dimana daerah resapan air jumlahnya hanya sedikit yang
dimana seharusnya memberikan tempat yang semestinya bagi air hujan untuk dapat
masuk secara maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltration. Dengan demikian
kapasitas run off air menjadi minimal, sehingga tidak terjadi banjir.
2.6.2. Sistem Prasarana Jalan
Jaringan jalan di Kelurahan Batangkaluku menurut kondisinya
diklasifikasikan atas jalan aspal, jalan pengerasan, jalan tanah dan paving blok,
sedangkan menurut jenisnya diklasifikasikan atas jalan kolektor primer (jalan poros
Malino) dan jalan kolektor sekunder (jalan Wahidin Sudirohusodo), selanjutnya jalan
lingkungan (jalan Yusuf Bauty). Data selengkapnya disajikan pada tabel 7 berikut:
Tabel 7Jaringan Jalan di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2008
Nama Jalan Jenis Fungsi Kondisi Pnjng(km)
Mangka Dg
BombongJalan Aspal
Kolektor
Sekunderbaik
1,19
Poros Malino Jalan AspalKolektor
Primerbaik
1,03
Wahidin
SudirohusodoJalan Aspal
Kolektor
Sekunderbaik
1,04
Yusuf Bauty Jalan AspalJalan
Lingkungan baik
1,03
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008
2.6.3. Sistem Prasarana Drainase
Jaringan drainase merupakan jaringan yang berguna mengalirkan air ke suatu
tempat pengumpulan air. Drainase juga berfungsi mengalirkan limbah-limbah rumah
tangga dan limbah pabrik seperti halnya pada Kelurahan Batangkaluku. Namun, pada
musim hujan dapat menimbulkan banjir akibat drainase yang terlalu kecil dan kondisi
yang sedikit kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
14
Tabel 8Jaringan Drainase di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2008
No Jaringan drainase Lokasi Kondisi
1.
2.
3.
Drainase Primer
Drainase Sekunder
Drainase Tersier
-
Jl.Wahidin Sudirohusodo,
Jl.Mangka Dg. Bombong
Jl. Yusuf Bauty Dan Jalan
Pemukiman
-
Baik
Kurang
Baik
Sumber: Hasil Survei Lapangan Tahun 2008
Berikut ini ukuran drainase di Kelurahan Batangkaluku:
a. Drainase Sekunder
80 – 120 cm
70- 80 cm
b. Drainase Tersier
50- 75 cm
45-65 cm
15
TPS
TPA
2.6.4. Sistem Persampahan
Jaringan persampahan pada setiap penduduk sangat dibutuhkan sebagai tempat
pembuangan sampah. Di Kelurahan Batangkaluku memiliki bak sampah. Penduduk
Kelurahan Batangkaluku yang berada di lingkungan Karratappa yaitu RW IV. RW V,
RW VI, dan RW VII menggunakan sistem persampahan dengan mengggunakan bak
sampah, hanya sebagian kecil di Lingkungan Karratappa yang menggunakan wadah
komunal. Seperti halnya di lingkungan Karratappa, di lingkungan Batangkaluku RW
I, RW II, dan RW III juga menggunakan sistem persampahan dengan menggunakan
bak sampah dan sebagian kecil menggunakan sistem komunal. Sistem persampahan
kontainer hanya ada di lingkungan Karratapa yang terletak di RW IV. Untuk lebih
jelasnya, data jenis prasarana persampahan yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku
pada tabel 9 berikut:
Tabel 9Jaringan Persampahan di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2008
No Sistem Persampahan Jumlah (unit) Kondisi
1.
2.
3.
Sistem Komunal
Kontainer
Bak Sampah
4 unit
1 unit
27 unit
Kurang baik
Cukup Baik
Baik
Sumber: Hasil Survei Lapangan Tahun 2008
Adapun model sistem persampahan pada Kelurahan Batangkaluku seperti
yang disajikan pada gambar berikut:
16
TEMPAT SAMPAH KOMUNAL
Sistem Persampahan Yang Berakhir di TPA
Sistem Persampahan yang berakhir di Komunal
2.6.5 Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah di Kelurahan Batangkaluku sama dengan
sistem prasarana drainase, dimana air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan
melalui saluran drainase.
2.6.6 Sistem Pengelolaan Air Minum
Untuk keperluan air minum, penduduk di Kelurahan Batangkaluku
menggunakan air bersih dari jaringan PDAM sebesar 1031 pelanggan dan 824
pelanggan yang menggunakan sumur. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10
berikut :
Tabel 10
17
Jaringan Air Bersih di Kelurahan BatangkalukuTahun 2008
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008
2.6.7 Sistem Pengelolaan Jaringan Listrik
Dari hasil survei dan tinjauan data yang kami temukan, persebaran listrik di
Kelurahan Batangkaluku berupa tegangan rendah terdapat di sekitar jalan utama yaitu
pada jalan Poros Malino, jalan Yusuf Bauty dan jalan Mangka Dg Bombong,
sedangkan tegangan menengah terdapat di sekitar jalan Malino dan tegangan tinggi
yang membentang ditengah-tengah wilayah Kelurahan Batangkaluku, namun tidak
tersambung dengan tegangan menengah dan tegangan rendah. Gardu listrik terdapat di
RW 04 di Lingkungan Karratappa, sedangkan jumlah pelanggan yang menggunakan
listrik di Kelurahan Batangkaluku mencapai 1.865. Untuk data selengkapnya, kami
sajikan dalam tabel 11 berikut ini :
Tabel 11
18
No. Jenis
PelangganJenis Pelanggan Jumlah Pelanggan
1. PDAM Rumah Penduduk
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Perkantoran
Fasilitas Perdagangan
1002
4
8
1
1
25
Jumlah 1.031
2. SUMUR Rumah Penduduk
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Perdagangan
812
5
7
Jumlah 824
Jumlah Pelanggan Listrik di Kelurahan BatangkalukuTahun 2007
No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumah Penduduk
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Perkantoran
Fasilitas Perdagangan
1814
9
1
1
1
31
Jumlah 1865
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Thn 2008
2.6.8 Jaringan Telepon
Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan telekomuikasi penduduk, maka
keberadaan jaringan telepon sangat dibutuhkan. Jumlah pelanggan yang menggunakan
telepon adalah 795 pelanggan, fasilitas perdagangan 60 pelanggan, pendidikan 9
pelanggan, 5 pelanggan dari fasilitas kesehatan dan 2 pelanggan dari fasilitas
pemerintahan. Data selengkapnya disajikan pada tabel 12 berikut:
Tabel 12Jaringan telepon di Kelurahan Batangkaluku
Tahun 2008
No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan
1
2
3
4
5
Rumah Penduduk
Fasilitas Perdagangan
Fasiliatas Pendidikan
Fasiliatas Kesehatan
Fasilitas Pemerintahan
795
60
9
5
2
Jumlah 871
Sumber: Profil Kelurahan Batangkaluku tahun 2007 dan Survei Lapangan Tahun 2008
BAB III
19
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pelaksanaan pembangunan suatu prasarana pelayanan umum diperlukan
pertimbangan yang teliti, karena yang akan memanfaatkan prasarana tersebut adalah
khalayak umum maka prasarana tersebut harus diselaraskan dengan jumlah konsumen dengan
kebutuhan sumber daya.
Prasarana pelayanan umum harus memenuhi syarat dalam memberikan pelayanan
terhadap pemakainya dan harus menjaga keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, maka Sumaatmadja (1988:119) mengemukakan bahwa:
“Lokasi relatif suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang
bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau faktor
budaya yang ada di sekitarnya. Jadi, lokasi relative ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau suatu
wilayah terhadap kondisi wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya”.
Berdasarkan hal tersebut, perluasan prasarana harus mengikuti pola tata ruang yang
ada dan pengembangannya tetap memperhatikan konstruksi penggunaan lahan sehingga tidak
mempengaruhi pola tata guna lahan sebelumnya.
Untuk menyamakan presepsi dalam studi maka diperlukan konsep operasional
sebagai berikut:
Air Limbah: Semua jenis buangan yang mengandung kotoran.(Sumber: Kamus tata
ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)
Aliran air: Gerakan air,baik secara alami ke tempat yang lebih rendah maupun ke
Pemompaan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)
Air limbah Buangan: Air buangan yang berasal dari perkotaaan,dari daerah
perumahan, perkantoran, pertokoan, Industri dan buangan tertentu. (Sumber: Kamus tata
ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 2)
Angkutan Umum: Alat angkutan penumpang yang diperuntukkan bagi masyarakat
umum.(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 5)
Daerah: Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait padanya
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional. (Sumber: Kamus
tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 13)
Daerah Otonomi: Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah
tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dalam kaitan Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
20
peraturan perundangan yang berlaku. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 13)
Jalan kolektor (Collector road) : Jalan yang melayani angkutan
pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang. Kecepatan rata-rata
jalan masuk dibatasi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 34)
Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat; ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. (Sumber: Kamus tata
ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 35)
Jalan Primer: Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi antar
kota dan wilayah. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 35)
Jalan Raya (highway) : Jalan raya atau lebar, memungkinkan digunakan lalu lintas
berkecepatan tinggi terutama diperuntukkan bagi lalu lintas antar kota. (Sumber: Kamus
tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 36)
Jalan Sekunder : Jalan dengan peranan layanan dan jasa distribusi di luar kota.
(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 36)
Jalan Utama (major road) : Jalan yang paling penting diantara jalan yang saling
berpotongan atau bersilangan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 36)
Jaringan (network) : Hubungan tali temali hingga berbentuk jala atau merupakan
suatu keterkaitan antar unsur. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 38)
Jaringan Air Bersih: Jaringan pipa saluran air yang mengalirkan air bersih ke
rumah-rumah yang dilayaninya.(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 38)
Jaringan Jalan (road network) : Susunan jalan yang mengikat dan menghubungkan
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya.
(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 38)
Jaringan Komunikasi (communication network) : Jaringan atau sistem penyampaian
informasi yang dapat berupa berita, ilmu pengetahuan, wawasan, gagasan, penawaran.
(Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 39).
Pengelolaan Perumahan: Pengaturan kegiatan bidang perumahan ,lingkupnya
berupa perencanaan bangunan baru, pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan dan
pemanfaatannya. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)
21
Penggunaan Lahan: Menunjukkan kepada kegiatan ekonomi dan social di atas
lahan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)
Penggunaan tanah/lahan (landuse): Wujud kegiatan penguasaan tanah sebagai
upaya untuk dapat memberi manfaat berupa hasil atau jasa tertentu,dan mewujudkan tata
ruang serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. (Sumber: Kamus tata ruang oleh
Dr.ir.Sujana Royat,halaman 76)
Prasarana: Sistem bangunan yang diperlukan terlebih dahulu agar system
transportasi, teknik, penyehatan, telekomunikasi dapat berfungsi. (Sumber: Kamus tata
ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 86)
Sistem Drainase Utama: Sistem jaringan drainase yang berfungsi sebagai pematus
untuk suatu wilayah kota. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman
100)
Sumber Air: Tempat-tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas maupun di
bawah permukaan tanah. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman
103)
Sumur Bor: Lubang yang dibuat dengan menggunakan alat bor untuk menembus
lapisan tanah dengan tujuan memperoleh sumber daya sepeti air, minyak tanah atau gas
bumi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 104)
Tata Guna Lahan: Keadaan pengembangan atau pembangunan terpadu lahan agar
terwujud efisiensi hubungan atau antar bagian di kawasan itu. (Sumber: Kamus tata
ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 106)
Utilitas: Fasilitas atau bangunan berupa pipa saluan air, saluran limbah basah, listrik,
telekomunikasi. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 113)
Tata guna tanah : Pola penguasaan tanah yang meliputi persediaan,peruntukan dan
penggunaan tanah serta pemeliharaanya (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 106)
Tata Ruang: Pola pemanfaatan ruang atau wujud structural baik yang direncanakan
atau yang tidak direnccanakan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 106)
Tata Ruang Wilayah: Penetapan peruntukan ruang di suatu ruang tertentu
berdasarkan pertimbangan masyarakat setelah mempertimbangkan aspek
social,ekonomi, lingkungan dan keamanan. (Sumber: Kamus tata ruang oleh
Dr.ir.Sujana Royat,halaman 107)
22
Transportasi: Hal-hal yang berkaitan dengan pemindahan orang atau barang dari
satu tempat ke tempat yang lain. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana
Royat,halaman 108)
Utilisasi : Tingkat atau derajat pemanfaatan fasilitas dibandingkan dengan kapasitas
seperti yang didesainnya. (Sumber: Kamus tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman
113)
Utilitas Umum: Sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan. (Sumber: Kamus
tata ruang oleh Dr.ir.Sujana Royat,halaman 113)
23
BAB IVANALISIS DAN RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DASAR
WILAYAH DAN KOTA
4.1. Analisis Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu potensi utama bagi kelurahan, dimana peran serta
penduduk dalam menentukan pengemabangan prasarana dasar sangat berpengaruh. Untuk
memproyeksikan penduduk, akan ditinjau pertumbuhan selama lima tahun terakhir yaitu dari
tahun 2003-2007 yang kemudian diproyeksikan 10 tahun yang akan datang.
Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Batangkaluku
pada tahun 2003 adalah 7426 jiwa, dan pada tahun 2007 sebesar 9561 jiwa. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, kita dapat menghitung rata-rata pertumbuhannya dengan metode
proyeksi yang digunakan adalah proyeksi ekstraporasi yaitu sebagai berikut:
Persamaan umum:
Dimana:
Pt+ : Jumlah penduduk tahun terakhir
Pt : Jumlah penduduk tahun dasar
β : Rata-rata penambahan penduduk
: Selisih waktu
Sehingga rata-rata pertumbuhan penduduknya adalah:
β¿∑
1
t −1
βn
(t−1)
¿1318+648−790+959
4
¿2135
4 ¿ 533 jiwa
24
Pt+ pt + β.
Dari rata-rata penambahan penduduk sebesar 533 jiwa, kita dapat memproyeksikan
jumlah penduduk 10 tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2017 sebagai berikut :
P2017 ¿P2007 + 533 (2017-2007)
9561 + 533 (10)
¿14891jiwa
Dari hasil proyeksi dapat diketahui jumlah penduduk kelurahan Batangkaluku pada
tahun 2017 yaitu 14891 jiwa, dengan kepadatan penduduk yaitu :
Kepadatan penduduk¿jumlah penduduk
luas wilayah
¿14891
131
¿113,67 jiwa /Ha
4.2. Analisa Pengembangan Prasarana Wilayah dan Kota
4.2.1. Sistem Jaringan Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku terdiri dari jaringan
sekunder dan tersier. Adapun ukuran drainase, rata-rata debit dan luas penampangnya
dapat diketahui sebagai berikut:
a. Jaringan drainase sekunder
- Lebar atas ¿1,2 meter
- Lebar bawah¿0,85 meter
- Tinggi ¿0,8 meter
1,2 meter
0,8 meter
0,85 meter
Luas Penampang :
25
A¿ lebar atas+lebar bawah2 ×tinggi
¿1,2+0,85
2×0,8
¿ 0,82 m2
V¿ St
¿1
0,8
¿1,25 meter/detik
Maka debit airnya adalah :
Q¿ V A
¿1,25 m /dtk ×0,82 m2
¿1,025 m3/ detik
Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase sekunder ¿1,025 m3/ detik
b. Jaringan drainase tersier
- Lebar atas ¿0,5 meter
- Lebar bawah¿0,3meter
- Tinggi ¿0,45 meter
0,5 meter
0,45 meter
0,3meterLuas Penampang :
A¿ lebar atas+lebar bawah2 ×tinggi
¿0,5+0,3
2× 0,45
¿ 0,18 m2
V¿ St
26
¿1
0,45
¿2.22 meter/detik
Maka debit airnya adalah :
Q¿ V A
¿2,22 m /dtk ×0,18 m2
¿0,3996 m3/ detik
Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase tersier ¿0,3996 m3/ detik
4.2.2. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan
Sampah yang dihasilkan penduduk tahun 2007 adalah dengan asumsi:
- Rumah besar : 2,25 liter/hari/orang
- Rumah sedang : 3,00 liter/hari/orang
- Rumah kecil : 2,00 liter/hari/orang
- Kantor : 0,40 liter/hari/orang
- Sekolah : 0,10 liter/hari/orang
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa jumlah timbunan sampah yang
diproduksi di Kelurahan Batangkaluku, adalah :
a. Rumah besar
Pada tahun 2007 rumah besar berjumlah 159 unit dengan rata-rata penghuni 5
orang;
Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni
¿159 ×5
¿795 jiwa
Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,
Sejumlah ¿795 jiwa× 2,25 liter
¿1788,75 liter /hari
b. Rumah sedang
Pada tahun 2007 rumah sedang berjumlah 542 unit dengan rata-rata penghuni 5
orang;
Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni
¿542× 5
¿2710 jiwa
Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,
27
Sejumlah ¿2710 jiwa ×3,00 liter
¿8130 liter /hari
c. Rumah kecil
Pada tahun 2007 rumah kecil berjumlah 1113 unit dengan rata-rata penghuni 5
orang;
Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni
¿1113× 5
¿5565 jiwa
Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,
Sejumlah ¿5565 jiwa× 2,00 liter
¿11130liter /hari
d. Kantor
Pada tahun 2007 kantor berjumlah 1 unit dengan rata-rata penghuni 5 orang;
Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni
¿1×5
¿5 jiwa
Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,
Sejumlah ¿5 jiwa ×0,40 liter
¿2 liter /hari
e. Sekolah
Pada tahun 2007 sekolah berjumlah 1 unit dengan rata-rata penghuni 200 orang;
Jumlah penduduk ¿ jumlah unit × penghuni
¿1×200
¿200 jiwa
Maka timbulan produksi sampah yang dapat diprediksikan,
Sejumlah ¿200 jiwa ×0,10 liter
¿20 liter /hari
Dari asumsi di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 timbulan sampah
pada Kelurahan Batangkaluku, yaitu sebesar 21070,75 m3/hari. Dari banyaknya
timbulan sampah tersebut kita dapat mengetahui ukuran-ukuran tong sampah yang
harus dimiliki oleh tiap penduduk.
28
Ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah di Kelurahan
Batangkaluku yaitu sebagai berikut:
Ukuran ¿timbulan sampah penduduk
jumlahunit bangunan
¿21070,75
1814
¿11,6m3/unit
Jadi, ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah penduduk
mempunyai volume 11,6 m3/unit.
Pada proyeksi tahun 2017, diasumsikan bahwa timbulan sampah pada tahun
2017 adalah sebagai berikut, dimana β=¿533 .
Maka timbulan sampah P2017 ¿pt + β. P2017 ¿P2007 + 533 (2017-2007)
21070,75 + 533 (10)
¿26400,75m3/hari
Dari timbulan sampah yang dihasilkan pada tahun 2017, kita dapat
mengetahui ukuran-ukuran tong sampah yang harus dimiliki oleh penduduk, serta
jumlah gerobak dan kontainer yang dibutuhkan, sebagai berikut:
Ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah di Kelurahan
Batangkaluku yaitu sebagai berikut:
Ukuran ¿timbulan sampah penduduk
jumlahunit bangunan
¿26400,75
1814
¿14,5m3/unit
Jadi, ukuran tong sampah yang seharusnya ada pada tiap rumah penduduk
mempunyai volume 14,5 m3/unit.
4.2.3. Sistem Pengelolaan Prasarana Air Bersih
Dalam sistem pengelolaan prasarana air bersih menekankan pada bagaimana
manusia mempergunakan dan memanfaatkan air bersih serta prasarana lainnya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah yang menyangkut jumlah penduduk,
keadaan lingkungan dan tata cara atau kebiasaan yang terdapat di masyarakat. Ketiga
unsur tersebut merupakan faktor penentu dalam pemenuhan prasarana air bersih,
29
diketahui bahwa standar kebutuhan air bersih setiap orang adalah 150 liter/hari/orang
dengan kategori sebagai kota sedang.
Jumlah penduduk Kelurahan Batangkaluku pada tahun 2007 adalah 9561
jiwa., maka pemenuhan air bersih untuk setiap harinya 9561 jiwa 150 liter
1434150 liter/hari. Berarti kebutuhan air bersih untuk tahun 2017 adalah 14891 jiwa
×60 liter/hari 2233650 liter/hari.
4.2.4. Sistem Jaringan Listrik
Kebutuhan jaringan listrik pada tahun 2007 adalah dengan asumsi:
- Rumah golongan rendah 450 watt
- Rumah golongan menengah 450-900 watt
- Rumah golongan tinggi dan bangunan penting 1.300-6.600 watt
- Penerangan jalan dengan pemakaian lampu berkekuatan 60-125 watt
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kebutuhan suplai listrik yang diperlukan
penduduk yang diperlukan pada setiap bangunan di Kelurahan Batangkaluku,
sebagai berikut:
a. Rumah golongan rendah
Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan rendah (kecil) sebanyak 1113 unit.
Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;
Sejumlah 1113 unit 450 watt
¿ 500850 daya
b. Rumah golongan menengah
Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan menengah (sedang) sebanyak 542
unit.
Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;
Sejumlah 542 unit 900 watt
¿ 487800 daya
c. Rumah golongan tinggi
Pada tahun 2007, terdapat rumah golongan tinggi (besar) sebanyak 159 unit.
Maka suplai jaringan listrik yang dapat diprediksikan;
Sejumlah 159 unit 1 300 watt
30
¿ 206700 daya
Dari asumsi di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 jumlah kebutuhan
suplai listrik yang ada pada bangunan di Kelurahan Batangkaluku yaitu sebesar
1195350 daya.
4.3. Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah dan Kota Tahun 2017
Penggunaan data tahun 2007 untuk rumusan rencana pengembangan tahun 2017
dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan penduduk terhadap pelayanan prasarana, demi
terwujudnya suasana lingkungan yang bersih dan berwawasan lingkungan.
Dalam turunan rencana ini akan diuraikan tentang penempatan prasarana sebagai
berikut:
4.3.1. Penempatan Prasarana Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase ditinjau dari penggunaannya dapat dibagi menjadi :
- Penyaluran dengan cara tertutup
- Penyaluran dengan cara terbuka
- Penyaluran dengan cara langsung ketempat tertentu
Jaringan drainase ini nantinya diharapkan dan diusahakan dapat cepat sampai
pada tempat tujuan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Adapun asumsi dari
31
luas masing-masing jaringan drainase pada Kelurahan Batangkaluku, untuk tahun
2017 adalah;
- Jaringan drainase sekunder
Jaringan drainase sekunder ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat
luas jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.
- Jaringan drainase tersier
Jaringan drainase tersier ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat luas
jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.
Dengan melihat kondisi diatas, dimana tidak perlu dilakukan perubahan pada
ukuran jaringan drainase akan tetapi dalam rencana kedepannya perlu dilakukan
kegiatan pemeliharaan dan pembersihan jaringan drainase minimal dua kali setahun.
Hal ini perlu dilakukan mengingat masih terdapat beberapa titik dimana drainase
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, yang merupakan akar permasalahan pada
system drainase yang sering terjadi di Kelurahan Batangkaluku, dimana pada
jaringan drainase banyak tumpukan sampah dan mengendapnya limbah-limbah padat
rumah tangga.
Di Kelurahan Batangkaluku, dalam rencana pengembangan drainase untuk
tahun 2017, dimana setiap lingkungan sebaiknya dilengkapi dengan sistem
pembuangan air hujan dan saluran air limbah secara terpisah. Sistem pembuangan air
hujan yang dibuat harus mempunyai kapasitas tampung yang cukup seperti:
- Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi
intensitas curah hujan 2 tahunan
- Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau tertutup
- Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah harus dilengkapi
dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus lubang periksa harus dibuat
tiap jarak minimum 50 meter.
4.3.2. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan
Timbulan produksi sampah penduduk di Kelurahan Batangkaluku pada tahun
2007 yaitu sebesar 21070,75 m3/ hari. Sedangkan pada untuk proyeksi tahun 2017
timbulan produksi sampah penduduk sebesar 26400,75 m3/hari.
Pada tahap ini akan dibahas mengenai upaya pengadaan prasarana
persampahan yang berupa tong sampah, kontainer dan mobil operasional.
32
Tong sampah
Diharapkan untuk tahun proyeksi 2017 nantinya, setiap rumah tangga yang
ada pada Kelurahan Batangkaluku, tersedia tong sampah yang difungsikan dan
dipelihara agar tercipta lingkungan yang bersih dan asri
Kontainer
Pada tahun 2017, dibutuhkan penambahan kontainer 1-3 unit yang
ditempatkan berdasarkan kebutuhan produksi sampah setiap hari pada tiap
RW
Mobil sampah
Mobil sampah yang dibutuhkan menurut proyeksi tahun 2017 sebanyak 2 unit,
yang diharapkan dapat melayani mobilitas pengangkutan sampah setiap
harinya di Kelurahan Batangkaluku, sehingga penduduk terbebas dari
pencemaran oleh penumpukan sampah.
4.3.3. Sistem Pengelolaan Air Bersih
Tingkat pelayanan kebutuhan air bersih di Kelurahan Batangkaluku masih
sangat terbatas, dimana hanya sebagian masyarakat menggunakan sumber air bersih
berasal dari PDAM terutama pada masyarakat ekonomi sedang dan tinggi,
sedangkan pada masyarakat ekonomi rendah menggunakan sumber air berasal dari
sumur tanah guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam kondisi yang tidak seimbang ini diperlukan pengembangan sistem air
bersih di Kelurahan Batangkaluku, dengan melakukan penambahan pendistribusian
sumber air baku melalui pemasangan jaringan perpiaan ke rumah-rumah penduduk.
4.3.4. Sistem Jaringan Telepon
Pengembangan sistem jaringan telepon diarahkan untuk mendukung
pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan diselaraskan dengan pengembangan
permukiman penduduk dan kawasan budi daya. Sistem jaringan telepon
dikembangkan secara sistem digital komunikasi dengan akses yang lebih cepat,
arahan pengembangan sistem telepon sesuai dengan standariasasi pelayanan dengan
rasio tingkat pelayanan kebutuhan baik pribadi dan umum adalah 1: 14 dan 1: 250
agar sistem komunikasi di Kelurahan Batangkaluku lebih mudah dan lancar.
4.3.5. Sistem Jaringan Listrik
33
Pengembangan jaringan listrik di Kelurahan Batangkaluku dilakukan dengan
meningkatkan prasarana jaringan listrik agar seluruh penduduk dapat terlayani, serta
meningkatkan penyediaan lampu penerang jalan di setiap jalan di kelurahan ini.
BAB V
PENUUP
5.1 Kesimpulan
Wilayah Kelurahan Batangkaluku terletak di kecamatan somba opu dengan
luAS wilayah 131 Ha2 atau 4,63 % dari luas total wilayah Kecamatan Somba Opu
dengan batas-batas administrasi sebagai berkut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pacinongan
Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamarunang
Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tompo Balang
Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bonto-bontoa
Berdasarkan data dan analisis yang telah kami lakukan maka perlu diadakan
Penambahan baik sarana maupun prasarana yang ada di kelurahan Batangkaluku
guna untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan pelayana prasarana pada tahun
2017 demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan berwawasan lingkunagan.
Namun penambahan prasarana ini membutuhkan dukunangan dan peran serta dari
dari masyarakat untuk melakukan pemeliharaan dan pembersihan terhadap prasaran
yang ada agar tercipta lingkungan yang indah dan bersih
5.2 Saran
1. kepada pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi prasarana
yang ada di Kelurahan Batang kaluku.
34
2. Kepada masyarakat
Kami mengharapkan agar masyarakat lebih partisipatif dalam hal pemeliharaan
prasarana wilayah yang telah ada demi terwujudnya lingkunagan yang bersih
aman dan nyaman .
35