laporan dhl
DESCRIPTION
Laporan Kimia Fisik II , DAYA HANTAR LISTRIKTRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II
DAYA HANTAR LISTRIK
Nama : Marena Thalita Rahma
NIM : 121810301031
Kelompok : 5
Kelas : A
Asisten : Wiwik Sofia
LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
-
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya serta energy yang
menyertainya. Penerapan ilmu kimia dapat ditemukan dengan mudah di sekitar kita. Salah
satu contoh adalah listrik. Listrik tidak akan dapat muncul tanpa adanya sebab. Listrik dapat
dihasilkan melalui proses potensiometri yaitu menggunakan sel elektrokimia atau yang lebih
dikenal dengan sel galvani. Proses ini merubah energi kimia menjadi energi listrik yang
sekarang ini telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Sifat-sifat larutan perlu dipelajari untuk mengetahui larutan yang seperti apa yang
mampu menghantarkan listrik. Hal ini sangat penting karena tidak semua senyawa dapat
menghantarkan arus listrik. Senyawa elektrolit khususnya elektrolit kuatlah yang mampu
menhgantarkan listrik dengan baik.
Percobaan daya hantar listrik akan mempelajari tentang pengukuran daya hantar listrik
dengan menggunakan berbagai senyawa dan pengaruh konsentrasinya. Penyebab larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik dan tidak, juga akan dibahas lebih detail lagi. Manfaat yang
didapatkan adalah semakin bertambahnya pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi terhadap perkembangan dunia, khususnya dalam bidang energi listrik. Teori dasar
yang seperti ini menjadi sangat penting untuk dipelajari.
1.2 Tujuan
Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi
terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.
-
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
2.1.1 Akuades
Akuades merupakan H2O murni yang terbentuk dari distilasi air. Akuades merupakan
cairan tidak berwarna dan tidak berbau. Derajat keasaman (pH) dari akuades adalah netral
yaitu 7,0. Titik didih dan titik lebur dari akuades berturut-turut adalah 100oC dan 0
oC.
Tekanan uap dari akuades pada suhu 20oC adalah 17,5 mmHg. Massa jenis dari akuades
adalah 1,00 gram/cm3. Rumus formula akuades adalah H2O dengan berat molekul 18,0134
gram/mol (Anonim, 2014).
Akuades yang mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap tidak menimbulkan
gejala serius atau tidak berbahaya. Namun, jika terjadi iritasi segera dibawa ke pihak medis.
Seperti air pada umumnya akuades tidak mudah terbakar. Penyimpanan sebaiknya di wadah
tertutup rapat (Anonim, 2014).
2.1.2 NaCl
NaCl atau Natrium klorida mempunyai massa molar 58,44 gram/mol. Massa jenisnya
adalah 2,16 gram/cm3. Titik leleh NaCl adalah 801
oC dan titik didih 1465
oC. Garam natrium
klorida memiliki kelarutan dalam air sebesar 35,9 gram/100 mL air pada suhu 25oC. Natrium
klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang
tinggi (Anonim, 2014).
NaCl tidak berbahaya bila tertelan namun jika dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama. Jika terkena kulit yang
teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan.
Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama
kurang lebih 15 menit. Jika terjadi iritasi atau gejala yang lebih parah segera hubungi petugas
medis. Penyimpanan seharusnya dilakukan di tempat yang sejuk, kering, dan tertutup
(Anonim, 2014).
-
2.1.3 CH3COOH
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat yang mudah ditemui. Asam ini
memiliki nama lain asam etanoat, asam asetat glasial, asam ethylic, methanecarboxylic acid,
atau biasa disebut asam cuka. Rumus molekul dari asam asetat ini adalah C2H4O2 atau biasa
ditulis CH3COOH. Asam asetat mempunyai titik lebur 16,7oC dan memiliki titik didih pada
118oC. Asam ini memiliki massa jenis 1,05 gram/mL. Berbeda dengan massa jenis cairannya,
massa jenis uap dari asam asetat adalah 2,07 gram/L. Tekanan uap dari asam cuka adalah 11
mmHg pada suhu 20oC, dan 30 mmHg pada suhu 30
oC (Anonim, 2014).
Bahan ini sangat korosif dan menyebabkan luka bakar yang serius. Sangat berbahaya
jika tertelan. Asam asetat sebaiknya dijauhkan dari agen oksidator, reduktor, logam, asam,
alkali. Asam asetat sebaiknya disimpan di kawasan terpisah dan disetujui. Wadah diletakkan
di tempat yang sejuk dan berventilasi baik. Wadah harus tertutup rapat dan disegel sampai
siap untuk digunakan. Hindari semua kemungkinan sumber api (Anonim, 2014).
2.1.4 NH4OH
NH4OH atau ammonium hidroksida adalah senyawa kimi berwujud cair dan tidak
berwarna. NH4OH berbau seperti ammonia yang sangat kuat. Senyawa ini memiliki rasa yang
kuat. Berat molekulnya adalah 35,05 g/mol dengan pH bersifat basa yaitu 11,6. Ammonium
hidroksida memiliki titik leleh -69,2oC. Massa jenisnya adalah 0,898 kg/L. Tekanan uapnya
adalah 287,9 kPa dengan ambang baunya adalah 5-50 ppm sebagai ammonia (Anonim, 2014).
Senyawa ini mudah larut dalam air dingin. NH4OH sangat reaktif dengan logam dan
bersifat reaktif dengan asam. NH4OH juga bersifat sangat korosif dengan seng dan tembaga,
bersifat korosif dengan aluminium, dan bersifat tidak korosif terhadap alloy (Anonim, 2014).
2.1.5 NaOH
Natium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat. Nama lain natrium hidroksida adalah
soda api atau soda kaustik. Natrium hidroksida akan membentuk larutan alkali yang kuat
ketika dilarutkan dalam air. Senyawa ini digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur
kayu, kertas, tekstil, air minum, sabun, maupun deterjen pada dunia industri. NaOH berwujud
padat berbentuk kristal berwarna putih. Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air atau uap
air dalam keadaan terbuka (higroskopis). NaOH mempunyai massa molar 39,99 gram/mol.
Massa jenis NaOH adalah 2,1 gram/cm3 pada wujud padat. Titik leleh dan titik didih dari
natrium hidroksida berturut-turut adalah 318oC dan 1390
oC. NaOH sangat larut dalam air
-
hingga 111 gram/100 mL air pada suhu 20oC. Tingkat kebasaan (pKb) dari senyawa ini
adalah -2,43 (Anonim, 2014).
Senyawa ini sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, dan
senyawa ini juga larut dalam etanol dan methanol. Senyawa ini dapat menyebabkan luka
bakar pada mata yang mungkin dapat menimbulkan kebutaan atau menyebabkan kornea mata
rusak. NaOH juga bisa menyebabkan luka bakar pada kulit. Penyimpanan pada tempat yang
tertutup agar tidak terkontaminasi dengan udara luar kemudian diletakkan pada tempat yang
sejuk dan kering (Anonim, 2014).
2.1.6 NaBr
Natrium bromida memiliki rumus NaBr. Senyawa ini merupakan garam yang berwujud
padat, tidak berbau, dan tidak berasa. Padatannya tidak berwarna. Berat molekul senyawa ini
adalah 102,91 g/mol. Natrium bromida yang dilarutkan dalam air akan memiliki pH netral dan
sedikit basa. NaBr memiliki pH 6,5-8,0. Titik didih dan titik leleh NaBr berturut-turut adalah
1390C dan 755C. Massa jenisnya adalah 3,21 kg/L (Anonim, 2014).
Natrium bromida sangat mudah larut dalam air dingin dan air panas, sedangkan bersifat
larut dalam metanol. Senyawa ini merupakan senyawa yang stabil, tidak bersifat korosif, dan
reakstif dengan agen pengoksidasi dan asam. Senyawa ini bersifat higroskopis. Senyawa ini
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan pernapasan dalam jumlah yang melebihi
ambang batas (Anonim, 2014).
2.1.7 NaI
Natirum iodida atau NaI adalah bahan kimia berwujud lelehan kristal padat dan
berwarna putih. Senyawa ini tidak berbau dan memiliki rasa yang pahit. Sifat garamnya
sangat kuat. Natrium iodida memiliki pH netral yaitu 7. titik lelehnya adalah 651C dan akan
terurai apabila telah mencapai titik didihnya. Massa jenis senyawa ini adalah 3,67 g/mL
(Anonim, 2014).
Senyawa ini mudah larut dalam air panas dan air dingin, akan sedikit larut apabila
dalam larutan metanol dan aseton.senyawa ini sangat reaktif dengan agen pengoksidasi dan
asam, bersifat reaktif dengan logam. NaI bersifat sangat korosif dengan aluminium, seng, dan
tembaga. Senyawa ini bersift korosif dengan baja. NaI tidak bersifat karsinogen dan mutan
(Anonim, 2014).
-
2.1.8 NH4Cl
NH4Cl atau ammonium klorida adalah bahan kimia yang berwujud padat berbentuk
bubuk. Padatannya berwarna putih. Ammonium klorida tidak berbau dan dingin bila tersentuh
tangan. Berat molekul senyawa ini adalah 53,49 g/mol dengan pH sekitar 5,5. Titik didihnya
adalah 520C, sedangkan akan terdekomposisi ketika mencapai titik lelehnya yaitu pada suhu
338C. massa jenis senyawa ini adalah 1,53 (Anonim, 2014).
NH4Cl larut dalam air dingin, air panas, dan metanol. NH4Cl tidak larut dalam dietil ter
dan aseton. Ammonium klorida dapat terionisasi menjadi ammonia dan asam klorida.
Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan pernapasan. NH4Cl yang terkena
kulit dan mata langsung dicuci atau disiram dengan air mengalir. Senyawa ini bersifat
higroskopis sehingga wadah harus dalam keadaan tertutup (Anonim, 2014).
2.2 Dasar teori
Air merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ion, dan larutan air yang mengandung
zat-zat ini mempunyai beberapa sifat tak biasa, salah satunya adalah dapat menghantarkan
arus listrik. Konsep ini dapat diperagakan dengan suatu alat konduktivitas seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1. Elektroda dibenamkan dalam air murni, bohlam tidak menyala
karena air murni penghantar listrik yang buruk, tetapi jika suatu senyawa ion yang larut,
bohlam mulai menyala sesaat setelah zat padat itu melarut. Senyawa NaCl yang menghasilkan
larutan penghantar listrik dikatakan sebagai elektrolit (Brady, 2002).
Gambar 2. 1. Rangkaian pengujian larutan elektrolit (Anna, 2014).
Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik (Chang, 2003). Elektrolit merupakan senyawa lelehan atau
-
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, memberikan gejala berupa menyalanya lampu
pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Elektrolit juga dapat didefinisikan
sebagai suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya menjadi
konduktor elektrik, ion-ion merupakan kumpulan atom yang bermuatan elektrik. Hal itu
disebabkan karena zat terlarutnya dapat mengalami reaksi ionisasi sehingga pada konsentrasi
yang sama jumlah partikelnya lebih besar. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa
senyawa kimia lainnya. Gas dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya
pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa,
dan garam kuat (Annoim, 2014).
Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Senyawa yang
berikatan ion sebagian besar merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion adalah NaCl.
NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuk larutan dan lelehan atau bentuk liquid dan
aqueous. Senyawa dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai
elektrolit. Larutan yang molekul-molekulnya dapat terurai menjadi ion-ion sehingga dapat
menghantarkan listrik (Keenan, 2005).
Salah satu metode yang digunakkan untuk mengelompokkan senyawa dalam pembagian
longgar adalah berdasarkan apakah senyawa lelehan atau larutannya menghantar arus listrik
tau tidak, dan berdasarkan hal tersebut dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Larutan elektrolit (elektrolit kuat) adalah larutan yang di dalam air terurai atau
terionisasi dengan sempurna menjadi ion-ion positif (+) dan ion negatif (-), sehingga
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat
terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik
merupakan arus elektron. Elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam
larutan, seperti dihantarkan oleh kabel ketika dilewatkan ke dalam larutan elektrolit
kuat. Lampu pada alat uji elektrolit akan menyala dikarenakan zat tersebut memiliki
ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. Ion-ion inilah yang nantinya
akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula
larutan tersebut menghantarkan listrik. Contohnya adalah NaCl, NaOH, H2SO4, KOH,
dan HCl (Chang, 2003).
Ciri-ciri elektrolit kuat adalah:
1. Menghasilkan banyak ion
2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak,
lampu menyala
-
5. Penghantar listrik yang baik
6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
(Anonim, 2014).
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang di dalam air tidak terionisasi, hanya melarut
dan terpecah-pecah menjadi partikel yang lebih kecil. Elektrolit lemah adalah elektrolit
yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gelembung gas. Jika
elektrolit lemah dilarutkan mengion, maka derajat ionisasinya kecil (mendekati 0).
Elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif buruk meskipun konsentrasinya
relatif besar. Contohnya NH4OH, CH3COOH, dan HF (Chang, 2003).
Ciri-ciri elektrolit lemah adalah:
1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu
tidak menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
(Purba, 2006).
Konduktivitas merupakan suatu besaran yang diturunkan, karena tak dapat
diukur langsung. Larutan elektrolit menyatakan besaran yang disebut dengan konduktivitas
molar. Hukum yang berkaitan dengan konduktivitas molar adalah Hukum Disosiasi Arhenius
yang menyatakan kenaikan konduktivitas molar sesuai dengan teori Arhenius diakibatkan
oleh kenaikan derajat disosiasi dan nilai batas itu sesuai dengan disosiasi yang sempurna
(Dogra, 2002).
Michael Faraday telah menemukan hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dengan
jumlah zat yang terjadi, baik di anode maupun katode. Hukum Faraday I menyatakan bahwa
Massa zat yang timbul pada elektrode karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang mengalir melalui larutan. F disebut bilangan Faraday, satu Faraday adalah
jumlah listrik yang pada elektrolisis menghasilkan 1 gram-ekivalen zat. 1 faraday adalah 1
grek listrik .
M = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
2.1
-
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II menyatakan massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada
elektrolisis dengan jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan berat ekuivalennya.
M = massa zat yang dihasilkan (gram)
PBO = jumlah elektron yang dilepas / koefisien zat
(Chang, 2003).
Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantar
listrik. DHL merupakan kebalikan dari hambatan listrik, R, dimana:
R = Hambatan jenis ()
A = Luas penampang (m2)
L = Panjang konduktor (m)
DHL = konduktivitas (-1 atau S)
= Sm-1 (atau Scm-1)
(Anonim, 2014).
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat
digunakan untuk ukuran suatu larutan, ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar
m. Konduktivitas molar didefinisikan sebagai suatu kemampuan hantar dari larutan yang
mengandung satu mol elektrolit sehingga seluruh larutan yang ditempatkan di antara dua
elektroda tetap terpisah satu sentimeter (Khattar, 2009). Konduktivitas molar dirumuskan
sebagai berikut
= hantaran molar (Scm2mol-1)
K = konduktivitas spesifik (Scm-1
)
C = konsentrasi larutan (mol/L)
(Anonim, 2014).
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan
adalah
..2.3
2.4
.....2.5
..2.2
-
= hantaran molar (Scm2mol-1)
K = konduktivitas spesifik (Scm-1
)
C = Konsentrasi larutan (mol.cm-3
)
(Anonim, 2014).
Daya hantar suatu larutan tergantung dari:
a. Jumlah ion yang ada
b. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan ion antara lain, berat dan muatan ion, adanya hidrasi, orientasi
atmosfer pelarut, gaya tarik antar ion, temperature, viskositas (Pike, 1991).
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding
dengan konsentrasi elektrolit. konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi karena
jumlah ion dalam larutan tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya
konsentrasi ion dalam larutan asam lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan
penduakalian konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Faktor
laim karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak tepat
sebanding dengan jumlah ion yang ada. Konduktivitas pada elektrolit kuat sedikit berkurang
dengan bertambahnya konsentrasi. Konduktivitas molar pada elektrolit lemah adalah normal
pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi
bertambah (Atkins, 1987).
Kasus pada larutan yang diencerkan, elektrolit lemah -nya semakin besar dan pada
elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Daya hantar ekivalent elektrolit pada
pengenceran tidak terhingga hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion
mempunyai daya hantar ekivalen yang tergantung pada jumlah ion dan kecepatan ion pada
beda potensial antara kedua elektroda (Bird, 1997). Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis
elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran larutan baik untuk elektrolit lemah/kuat
akan memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak
berhingga (Sukardjo, 1990).
.....2.6
-
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Gelas piala
b. Konduktometri
c. Pipet tetes
d. Kabel
e. Gelas ukur
3.1.2 Bahan
a. Minyak tanah
b. Asam cuka glasial
c. Akuades
d. Larutan NaCl
e. Kristal NaCl
f. NaBr
g. NaI
h. NH4Cl
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik
25 mL Minyak Tanah
- dimasukkan salam gelas piala 100 ml
- diukur daya hantar listriknya
- ditentukan sifat zat terhadap arus listrik
- diulangi langkah 1-3 dengan asam cuka glasial, akuades, larutan NaCl
dan kristal NaCl
Hasil
-
3.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Lisrik Larutan Elektrolit
Larutan NaCl
- dibuat dengan konsentrasi 0,01, 0,05, 0,10, 0,50, dan 1,00 M
- diukur daya hantar listriknya dengan memulai larutan terencer
- digambar grafik daya hantarnya terhadap konsentrasi
- diulangi langkah 1-3 menggunakan NaBr, NaI, dan NH4Cl
- dibandingkan daya hantar listriknya
Hasil
-
BAB 3. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Hasil
3.1.1 Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa
No. Nama Senyawa v
(volt)
Arus
(mA) Perubahan Sifat Zat
1. Minyak Tanah 5 - Tidak ada perubahan Konduktor
2. Asam Asetat
Glasial 5 - Tidak ada perubahan Konduktor
3. Air Suling 5 0 Tidak ada perubahan Konduktor
4. Kristal NaCl 5 22 Terdapat banyak gelembung
di kedua elektroda Isolator
5. Larutan NaCl 5 71 Terdapat banyak gelembung
di kedua elektroda Isolator
3.1.2 Mengetahui Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Listrik
Konsentrasi
(M)
Voltase
(volt)
Arus (mA)
NaCl NaBr NaI NH4Cl
0,01 5 85 90 95 4,1
0,05 5 86 93 93 79
0,1 5 87 92 94 81
0,5 5 88 93 96 82
1,0 5 89 93 97 83
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa
Nama Senyawa Voltase
(volt)
Arus
Listrik
(mA)
Hambatan
()
Daya Hantar
Listrik (-1)
Sifat Senyawa
Minyak tanah 5 - ~ ~ Non elektrolit
Asam asetat 5 - ~ ~ Non elektrolit
-
glasial
Air suling 5 0 0 0 Non elektrolit
Kristal NaCl 5 22 227 4,40 x 10-4
Elektrolit
Larutan NaCl 5 71 70,4 0,014 Elektrolit
3.2.2 Mengetahui Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Listrik
Nama
Senyawa Pengukuran
Konsentrasi (M)
0,001 0,005 0,1 0,5 1,0
NaCl
Tegangan (volt) 5 5 5 5 5
Arus (mA) 85 86 87 88 89
Hambatan () 58,8 58,1 57,5 56,8 56,2
Daya Hantar Listrik (-1) 0,0170 0,0172 0,0174 0,0176 0,0178
NaBr
Tegangan (volt) 5 5 5 5 5
Arus (mA) 90 93 92 93 93
Hambatan () 55,5 53,8 54,3 53,8 53,8
Daya Hantar Listrik (-1) 0,0180 0,0186 0,0184 0,0186 0,0186
NaI
Tegangan (volt) 5 5 5 5 5
Arus (mA) 95 93 94 96 97
Hambatan () 52,6 53,8 53,2 52,1 51,5
Daya Hantar Listrik (-1) 0,0190 0,0186 0,0188 0,0192 0,0194
NH4Cl
Tegangan (volt) 5 5 5 5 5
Arus (mA) 4,1 79 81 82 83
Hambatan () 1220 63,3 61,7 61,00 60,2
Daya Hantar Listrik (-1) 0,00082 0,0158 0,0162 0,0164 0,0166
-
BAB 4. PEMBAHASAN
Percobaan ini membahas tentang daya hantar listrik. Daya hantar listrik (DHL) adalah
ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. zat yang diuji daya hantar
listriknya adalah padatan dan cairan. Percobaan ini menentukan sifat daya hantar listrik
senyawa dan menentukan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik.
Bahan yang digunakan adalah minyak tanah, asam asetat glasial, air suling, kristal
NaCl, larutan NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl. Penentuan sifat daya hantar listrik senyawa
menggunakan bahan minyak tanah, asam cuka glasial, air suling, kristal NaCl dan larutan
NaCl. Bahan ini dimasukkan dalam beaker glass lalu diukur daya hantar listriknya
menggunakan konduktometer. Konduktometer dapat mengukur daya hantar yang dihasilkan
larutan koloid karena dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik pada larutan
tersebut. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam
larutan akan menerima rangsang (dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor).
Hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka yang tertera pada
layar kaca konduktometer (Masyukri, 2014).
Kelima bahan ini diuji daya hantar listriknya menggunakan konduktometer dengan
menggunakan elektroda karbon. Elektroda ini dicelupkan ke dalam larutan. Gelembung-
gelembung kecil akan menempel dikedua elektroda. Gelembung-gelembung yang dihasilkan
tersebut adalah gas yang dihasilkan dari reaksi redoks pada anoda dan katoda. Senyawa yang
mudah terionisasi akan menghasilkan elektron dan akan menghasilkan dari arus yang
mengalir dari arus yang lebih tinggi ke arus yang lebih rendah. Senyawa yang sangat mudah
terionisasi akan semakin banyak menghasilkan kation dan anion sehingga semakin banyak
elektron yang akan dihasilkan. Hal tersebut menyebabkan semakin besar arus yang akan
dihasilkan. Senyawa yang demikian ini disebut dengan larutan elektrolit.
Kelima bahan tersebut yang merupakan larutan elektrolit adalah kristal NaCl dan
larutan NaCl. Natrium klorida dalam keadaan padat seharusnya merupakan senyawa non-
elektrolit (Anonim, 2014) . Hal tersebut dikarenakan NaCl dalam keadaan padat tidak dapat
terionisasi. Kristal padat pada hasil percobaan ini dapat menghantarkan arus listrik
dikarenakan kristal NaCl bercampur air, atau wadah yang belum kering ketika ditambahkan
kristal di dalamnya. Kristal NaCl sangat mudah larut dalam air, sehingga kemungkinan besar
kristal ini dapat menghantarkan listrik karena padatan yang tercampur sedikit air atau padatan
telah meleleh menjadi sedikit berair. Arus yang dihasilkan oleh senyawa ini merupakan arus
-
yang sangat lemah bila dibandingkan dengan arus yang dihasilkan larutan NaCl sehingga
adanya arus yang dihasilkan oleh kristal NaCl ini merupakan kesalahan praktikan.
Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa yang dapat
terionisasi sempurna dalam air. Ketika ion diberi beda potensial, ion yang bermuatan negative
akan bergerak menuju anoda, sedangkan ion yang bermuatan positif akan bergerak menuju
katoda. Elektron yang ada dalam larutan akan mengalir dari anoda ke katoda sehingga akan
didapatkan arus yang muncul pada konduktometer. Aliran yang terjadi itulah yang dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan NaCl ini merupakan larutan elektrolit kuat dengan derajat
ionisasi sama dengan 1.
Minyak tanah, asam cuka glasial, dan air suling tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena merupakan larutan nonelektrolit. Minyak tanah (oktana) merupakan senyawa nonpolar
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Senyawanya yang panjang dan berukuran besar
membuat minyak tanah sulit untuk terionisasi dalam air. Uji konduktivitas pada minyak tanah
juga tidak menghasilkan gelembung pada kedua elektrodanya sehingga dapat digolongkan
senyawa non elektrolit. Minyak tanah adalah senyawa non elektrolit dan bersifat isolator
karena tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini sesuai karena pada percobaan ini arus
minyak tanah tidak dapat diukur. Kemungkinan yang terjadi adalah konduktometer yang
digunakan tidak mampu mengukur arus karena arus yang dihasilkan tidak pada jangkauan
alatnya.
Asam cuka glasial adalah asam cuka murni dengan konsentrasi yang cukup tinggi
sekitar 99,5% (Anonim 2014). Asam cuka glasial tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena merupakan senyawa murni dengan jumlah pelarut yang kecil (sedikit) sehingga sulit
terionisasi dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Asam cuka glasial merupakan senyawa
non elektrolit. Arus minyak tanah dan asam cuka glasial tidak dapat terdeteksi. Hal ini
dikarenakan senyawa tersebut merupakan larutan non elektrolit yang tidak terionisasi
sehingga tidak dapat menghasilkan arus listrik dan tidak dapat terdeteksi pada konduktometer.
Asam cuka glasial ini tergolong isolator karena tidak dapat menghantarkan arus
Air suling merupakan senyawa yang murni yang telah dihilangkan mineral dan
garamnya. Air suling tidak menunjukkan adanya arus yang dihasilkan pada uji menggunakan
konduktometer yaitu menunjukkan nilai 0 mA. Hal ini menunjukkan bahwa air suling
merupakan senyawa non elektrolit karena tidak dapat terionisasi atau derajat ionisasinya sama
dengan 0. Kedua elektrodanya tidak terdapat gelembung, sehingga dapat diduga bahwa tidak
ada reaksi di dalamnya. Aquades juga termasuk isolator karena tidak dapat menghantarkan
arus listrik.
-
Uji konduktivitas selanjutnya adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi
terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang terionisasi
dalam air dan dapat menghantarkan arus listrik. Larutan yang diuji daya hantar listriknya
adalah NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl. Masing-masing larutan tersebut diencerkan hingga
didapatkan konsentrasi 0,01 M, 0,05 M, 0,1 M, 0,5 M, dan 1,0 M. Pengukuran daya hantar
listrik atau konduktivitas ini dilakukan dengan konsentrasi yang paling encer. Hal ini
bertujuan agar tidak mempengaruhi hasil yang sangat signifikan yang disebabkan banyaknya
jumlah ion dalam larutan dengan konsentrasi pekat yang lebih banyak dibandingkan jumlah
ion dalam konsentrasi encer. Faktor lain adalah untuk mengurangi kesalahan dan
mempermudah untuk tidak dilakukan pencucuian. Namun, untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat seusai pengukuran konduktivitas dilakukan pencucian pada kedua elektroda.
Pengukuran konduktivitas pada larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi hasilnya
meningkat seiring bertambahnya konsentrasi. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi
semakin banyak jumlah ion yang ada di dalam larutan. Ion-ion ini yang akan menghantarkan
arus listrik sehingga semakin banyak ion yang terdapat dalam larutan semakin besar daya
hantar listriknya. Daya hantar listrik yang makin meningkat dapat diamati banyaknya
gelembung pada kedua elektroda ketika pengukuran konduktivitas. Jumlah gelembung yang
dihasilkan semakin banyak apabila jumlah konsentrasinya meningkat. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya ion yang terdapat dalam larutan sehingga semakin banyak gas yang
dihasilkan dalam larutan. Kenaikan daya hantar listrik NaCl seiring bertambahnya konsentrasi
dapat dilihat pada grafik di bawah ini,
Grafik 4.1 Hubungan DHL terhadap Konsentrasi
0,0168
0,017
0,0172
0,0174
0,0176
0,0178
0,018
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi(M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaCl
Series1
-
Larutan yang selanjutnya diuji konduktivitasnya adalah larutan NaBr. Larutan ini juga
merupakan senyawa elektrolit kuat yang mudah terionisasi dalam air. Senyawa ini dapat
menghantarkan listrik yang dapat dilihat pada kedua elektroda yang terdapat gelembung
disekitar elektroda. Nilai daya hantar listrik yang didapatkan dari pengukuran larutan NaBr
cenderung konstan. Daya hantar listriknya meningkat pada konsentrasi 0,005 M yaitu 0,0186
-1 dan menurun pada konsentrasi 0,1 M yaitu 0,0184 -1 lalu meningkat kembali pada
konsnetrasi 0,5 M menjadi 0,0186 -1. Daya hantar listrik pada konsentrasi 1,0 M sama
dengan konsentrasi 0,5 M yaitu 0,0186 -1. Hasil yang didapatkan ini seharusnya menigkat
seiring bertambahnya konsentrasi. Hal ini disebabkan kesalahan praktikan ketika pengukuran
ataupun ketika pembuatan larutan sehingga konsentrasi yang diinginkan tidak sama dengan
yang diukur. Grafik hubungan antara konsentrasi dan daya hantar listrik larutan NaBr adalah
Grafik 4.2 Hubungan Daya Hantar Listrik terhadap Konsentrasi
Larutan yang selanjutnya diukur konduktivitasnya adalah NaI. NaI merupakan senyawa
elektrolit kuat sehingga sangat mudah terionisasi dalam air. Ionisasi ini menyebabkan adanya
ion-ion dalam larutan sehingga membuat larutan dapat menghantarkan arus listrik. Permukaan
elektroda pada pengukuran konduktivitas senyawa ini terdapat gelembung di sekitar
permukaan elektroda. Gelembung yang dihasilkan ini menandakan adanya reaksi di
dalamnya. Daya hantar listrik yang dihasilkan meningkat seiring bertambahnya konsentrasi.
Namun, pada konsentrasi 0,001 didapatkan nilai 0,0190 -1 lalu menurun pada pengukuran
konsentrasi 0,005 dan 0,1 dan meningkat kembali pada konsentrasi 0,5. Hasil yang
seharusnya didapatkan sama dengan pengukuran sebelumnya. Daya hantar listrik semakin
0,0176
0,0178
0,018
0,0182
0,0184
0,0186
0,0188
0,01 0,05 0,1 0,5 1
DH
L (
-1)
Konsentrasi (M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaBr
Series1
-
meningkat seiring meningkatnya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan karena terjadi
elektrolisis pada pengukuran konsentrasi 0,001. Hal ini berdampak pada pengukuran
selanjutnya, karena terjadinya elektrolisis dapat menghambat proses penghantaran arus listrik
sehingga arus yang didapatkan menurun pada pengukuran selanjutnya. Pengukuran meningkat
kembali karena dampak elektrolisis sudah mulai berkurang. Grafik daya hantar listrik
terhadap konsentrasi seperti di bawah ini,
Grafik 4.3 Hubungan antara Daya Hantar Listrik dengan Konsentrasi
Larutan terakhir yang diukur konduktivitasnya adalah NH4Cl. Larutan ini merupakan
larutan elektrolit lemah artinya hanya sebagian saja yang terionisasi menjadi ion-ionnya. Hal
ini dapat dibuktikan dengan besarnya daya hantar listrik yang diukur menunjukkan nilai yang
kecil jika dibandingkan dengan larutan sebelumnya. Nilai daya hantar listrik mengalami
kenaikan seiring bertambahnya konsentrasi yang disebabkan semakin banyaknya jumlah ion
dalam larutan. Daya hantar listrik senyawa NaCl dan NH4Cl berbeda dimana daya hantar
listriknya lebih besar NaCl dibandingkan larutan NH4Cl. Hal ini disebabkan NaCl merupakan
larutan elektrolit kuat yang terionisasi sempurna dalam air sedangkan NH4Cl merupakan
larutan elektrolit lemeah yang terionisasi sebagian. Jumlah ion yang dihasilkan oleh larutan
NaCl lebih banyak dibandingkan jumlah ion yang dihasilkan oleh NH4Cl sehingga daya
hantar listrik NaCl lebih besar daripada NH4Cl. Trend kenaikan daya hantar listrik larutan
ammonium klorida adalah
0,01850,01860,01870,01880,0189
0,0190,01910,01920,01930,01940,0195
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi(M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaI
Series1
-
Grafik 4.4 Hubungan Daya Hantar Listrik terhadap Konsentrasi
Daya hantar listrik NaI lebih besar dibandingkan dengan NaBr dan NaCl. Hal ini
disebabkan ukuran dari senyawa tersebut. Ukuran ion iodida lebih besar dibandingkan dengan
ion Cl dan ion Br dalam larutan sehingga NaI lebih mudah terionisasi daripada NaCl dan
NaBr. Ketiga larutan ini merupakan larutan elektrolit kuat yang mampu menghantarkan arus
listrik. Kekuatan larutan tersebut secara berturut-turut dari yang memiliki kekuatan daya
hantar listrik adalah NaI > NaBr > NaCl. Nilai konduktivitas yang didapatkan sesuai dengan
teori yang bisa dilihat dari grafik berikut ini,
Grafik 4.5 Perbandingan DHL NaCl, NaBr, dan NaI
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
0,018
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi (M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NH4Cl
Series1
0,0155
0,016
0,0165
0,017
0,0175
0,018
0,0185
0,019
0,0195
0,02
0,01 0,05 0,1 0,5 1
Day
a H
anta
r Li
stri
k
Grafik DHL NaCl, NaBr, dan NaI
NaCl
NaBr
NaI
-
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Senyawa yang dapat menghantarkan listrik adalah senyawa elektrolit.
2. Senyawa elektrolit kuat menghantarkan listrik lebih besar dibandingkan dengan senyawa
elektrolit lemah.
3. Daya hantar listrik larutan sebanding dengan konsentrasi larutannya. Semakin tinggi
konsentrasinya, semakin besar daya hantar listriknya.
5.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya lebih teliti dan lebih hati-hati dalam melakukan pengukuran.
2. Praktikan sebaiknya dilarang bergurau dalam laboratorium agar didapatkan hasil yang lebih
baik dan mengurangi kesalahan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anna. 2014. Mengukur DHL dari larutan elektrolit , Analisis Kesehatan. [Serial Online].
http://nuyinana.blogspot.com/2012/06/mengukur-dhl-dari-larutan-elektrolit.html.
[diakses 30 September 2014].
Anonim. 2014. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. [Serial Online].
https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09cta
Bfsmu39Q/edit?hl=en_US&pli=1. [diakses 7 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Penentuan Daya Hantar suatu Senyawa. [Serial Online].
https://www.academia.edu/3672533/PENENTUAN_DAYA_HANTAR_SUATU_SEN
YAWA. [diakses 30 September 2014].
Atkins, P.W. 1987. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia: Pusaka Utama.
Brady. 2002. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Chang, Raymon. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Dogra & Dogra. 2002. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : UI Press
Fessenden, R.J. dkk. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hiemenz, P.C. dkk. 1997. Principles of Cotloid and Surface Chemistry 3rd
. New York: Marcel
Dekker Inc.
Khattar, Dinesh. 2009. AIEEE ( All India Engineering Entrance Examination) . New Delhi :
Dorling Kindersley
Keenan, C.W. 2005. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Material Safety Data Sheet: Akuades MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9927062. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: CH3COOH MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9927572. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: NaBr MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9928762. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: NaCl MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId
=9937120. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: NaI MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9929362. [Diakses 28 September 2014].
-
Material Safety Data Sheet: NaOH MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=99077062. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: NH4Cl MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9976482. [Diakses 28 September 2014].
Material Safety Data Sheet: NH4OH MSDS. 2014. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9927482. [Diakses 28 September 2014].
Masyuki. 2014. Konduktometri. [Serial Online]. http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files
/2009/11/HandOut3-Konduktometri.pdf. [diakses 30 September 2014].
Pike, Ronald. 1991. Microscale Inorganic Chemistry. United Stated of America
Purba, Michael. 2006. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Kimia Fisik. 2014. Penuntuk Praktikum Kimia Fisik I. Jember : FMIPA Universitas
Jember.
-
LAMPIRAN
1. Pengenceran
Pembuatan Larutan NaCl 0,5 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,5 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaCl 0,1 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,1 M. 100 mL
V1 = 10 mL
Pembuatan Larutan NaCl 0,05 M dari 0,1
M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,05 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaCl 0,01 M dari 0,1
M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,01 M. 25 mL
V1 = 2,5 mL
Pembuatan Larutan NaBr 0,5 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,5 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaBr 0,1 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,1 M. 100 mL
V1 = 10 mL
Pembuatan Larutan NaBr l 0,05 M dari 0,1
M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,05 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaBr 0,01 M dari 0,1 M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,01 M. 25 mL
V1 = 2,5 mL
Pembuatan Larutan NaI 0,5 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,5 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaI 0,1 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,1 M. 100 mL
V1 = 10 mL
Pembuatan Larutan NaI 0,05 M dari 0,1 M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,05 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NaI 0,01 M dari 0,1 M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,01 M. 25 mL
V1 = 2,5 mL
Pembuatan Larutan NH4Cl 0,5 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,5 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NH4Cl 0,1 M dari 1,0 M
M1.V1 = M2.V2
1,0 M.V1= 0,1 M. 100 mL
V1 = 10 mL
-
Pembuatan Larutan NH4Cl 0,05 M dari 0,1
M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,05 M. 25 mL
V1 = 12,5 mL
Pembuatan Larutan NH4Cl 0,01 M dari 0,1
M
M1.V1 = M2.V2
0,1 M.V1= 0,01 M. 25 mL
V1 = 2,5 mL
2. Perhitungan Hambatan (R) dan DHL
a. Minyak tanah
Diket : V= 5 v
I = 0 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
b. Asam asetat Glasial
Diket : V= 5 v
I = 0 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
c. Kristal NaCl
Diket : V= 5 v
I = 22 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
d. Larutan NaCl
Diket : V= 5 v
I = 71 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
e. Larutan NaCl 0,01 M
Diket : V= 5 v
I = 85 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
f. Larutan NaCl 0,05 M
Diket : V= 5 v
I = 86 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
-
g. Larutan NaCl 0, 1 M
Diket : V= 5 v
I = 87 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
h. Larutan NaCl 0,5 M
Diket : V= 5 v
I = 88 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
i. Larutan NaCl 1,0 M
Diket : V= 5 v
I = 89 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
j. Larutan NaBr 0,01 M
Diket : V= 5 v
I = 90 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
k. Larutan NaBr 0,05 M
Diket : V= 5 v
I = 93 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
l. Larutan NaBr 0,1 M
Diket : V= 5 v
I = 92 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
m. Larutan NaBr 0,5 M
Diket : V= 5 v
I = 93 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
n. Larutan NaCl 1,0 M
Diket : V= 5 v
I = 93 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
-
o. Larutan NaI 0,01 M
Diket : V= 5 v
I = 95 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
p. Larutan NaI 0,05 M
Diket : V= 5 v
I = 93 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
q. Larutan NaI 0,1 M
Diket : V= 5 v
I = 94 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
r. Larutan NaI 0,5 M
Diket : V= 5 v
I = 96 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
s. Larutan NaI 1,0
Diket : V= 5 v
I = 93 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
t. Larutan NH4Cl 0,01 M
Diket : V= 5 v
I = 4,1 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
u. Larutan NH4Cl 0,05 M
Diket : V= 5 v
I = 79 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
v. Larutan NH4Cl 0,05 M
Diket : V= 5 v
I = 81 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
w. Larutan NH4Cl 0,1 M
Diket : V= 5 v
I = 82 mA
Ditanya : R dan DHL
-
Jawab :
x. Larutan NH4Cl 1,0 M
Diket : V= 5 v
I = 83 mA
Ditanya : R dan DHL
Jawab :
-
3. Grafik Daya Hantar Listrik Terhadap Konsentrasi
0,0168
0,017
0,0172
0,0174
0,0176
0,0178
0,018
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi(M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaCl
Series1
0,0176
0,0178
0,018
0,0182
0,0184
0,0186
0,0188
0,01 0,05 0,1 0,5 1
DH
L (
-1)
Konsentrasi (M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaBr
Series1
-
0,0184
0,0186
0,0188
0,019
0,0192
0,0194
0,0196
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi(M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NaI
Series1
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
0,018
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
DH
L (
-1)
Konsentrasi (M)
Grafik DHL terhadap Konsentrasi Larutan NH4Cl
Series1
0,0155
0,016
0,0165
0,017
0,0175
0,018
0,0185
0,019
0,0195
0,02
0,01 0,05 0,1 0,5 1
Day
a H
anta
r Li
stri
k
Grafik DHL NaCl, NaBr, dan NaI
NaCl
NaBr
NaI