laporan dbt tanam dan pola tanam

Upload: andrew-wallace

Post on 14-Oct-2015

638 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pola tanam

TRANSCRIPT

Laporan DBT Tanam dan Pola Tanam17JUNBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam pertanian, tanam dan pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan pola tanam yang berbedaa dapat menentukan tingkat produksi dalam kualitas maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanam dalam dunia pertanian. Ada yang menguntungkan kita namun merugikan alam, ada juga yang menguntungkan alam namun bagi kita kurang menguntungkan dari segi kualitas maupun kuantitas. Kita harus mengetahui berbagai macam tanam menanam serta polanya yang baik bagi kita namun tidak merusak lingkungan. Dalam makakah ini kami akan mengupas tentang bagaimana menanam yang baik dan cara- cara pola tanam yang benar.Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk pola tanam, sedangkan pola tanam sendiri adalah usaha penanam pada sebidang lahan dengan mengatiur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.Jadi, dalam mengolah lahan kita perlu mempelajari cara tanam serta pola tanam untuk menempatkan suatu bibit yang ditanam dengan tepat dn dapat menghasilkan hasil yang memuasan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan seimbang.Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.1.2 TujuanBerdasarkan latar belakang tersebut, laporan ini bertujuan :a) Untuk mengetahui pengertian dari pola tanamb) Untuk mengetahui potensi dan dampak penggunaan pola tanamc) Untuk mengetahui macam-macam sistem pola tanamBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Tanam dan Pola Tanam2.1.1 Pengertian TanamTanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. (Kumalasari. 2012)Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. (Musyafa, 2011)2.1.2 Pengertian Pola tanamPola tanam atau (cropping patten) ialah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. (saiful anwar, 2011)Pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola TanamBeberapa faktor yang mempengaruhi pola tanam adalah:1. Ketersediaan air dalam satu tahun2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut3. Jenis tanah setempat4. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat (Nur aulia. 2010)2.3 Macam-Macam Pola TanamPola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :1) Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau pendampingnya.2) Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.3) Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.4) Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.5) Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan.6) Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit tanaman. (Wirosoedarmo, 1985)2.4 Macam-Macam Tumpang SariPenggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain :1. Mixed Cropping merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total. Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya.2. Relay Cropping merupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan sampai selesai panen pada tahun itu.3. Strip Cropping/Inter Cropping adalah sistem format pola tanam dengan penanaman secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat menekan penggunaan waktu tanam.4. Multiple Cropping merupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis tanaman (Romulo A. del Castillo, 1994).2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pola Tanam MonokulturKelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Selain itu, Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam.Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit dan keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman). (Tambunan dkk. 2011)2.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pola Tanam Tumpang sari2.6.1 Keuntungan pola tanam tumpang sari antara lain:a) Efisiensi tenaga lebih mudah dicapai karena persiapan tanam, pengerjaan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan pemungutannya lebih mudah dimekanisirb) Banyaknya tanaman per hektar mudah diawasi dengan mengatur jarak diantara dan didalam barisan, Menghsilkan produksi lebih banyak untuk di jual ke pasarc) Perhatian lebih dapat di curahkan untuk tiap jenis tanaman sehingga tanaman yang ditanam dapat dicocokkan dengan iklim, kesuburan dan tekstur tanahd) Resiko kegagalan panen berkurang bila di bandingkan dengan monokulture) Kemungkinan merupakan bentuk yang memberikan produksi tertinggi karena penggunaan tanah dan sinar matahari lebih efisienf) Banyak kombinasi jenis-jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis terhadap serangan hama dan penyakit. (Kumalasari.2012)2.6.2 Kelemahan pola tanam tumpang sari antara lain:a) Persaingan dalam hal unsur haraDalam pola tanam tumpangsari, akan terjadi persaingan dalam menyerap unsur hara antar tanaman yang ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur hara yang berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara akibat kkalah bersaing dengan tanaman yang lainnya.b) Pemilihan komoditasDiperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman sela sebagai pendamping dari tanaman utama, karena tidak semua jenis tanaman cocok ditanam berdampingan. Kecocokan tanaman-tanaman yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur haranya, drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.c) Permintaan PasarPada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang menjadi tanaman sela, memiliki permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk memilih tanaman sela yang cocok ditumpangsarikan dengan tanaman utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena diperlukan wawasan yang lebih luaslagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut dapat mendatangkan keuntungan pula bagi petani.d) Memerlukan tambahan biaya dan perlakuanUntuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menghindar persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak lahan antar tanaman. (Fahmi, 2012)2.7 Syarat-Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pola Tanam1) Ketersediaan air yang mencangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air.2) Keadaan tanah yang meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah3) Tinggi tempat dan permukaan laut, terutama berhubungan dengan suhu udara, tanah dan ketersediaan air.4) Efisiensi hama dan penyakit tanaman yang bersifat potensial5) Ketersediaan air dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut agroekosistem dan toleran terhadap hama.6) Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil. (Willem, 1982)BAB IIIMETODOLOGI3.1 Alat, Bahan, dan Fungsia) Alat1) Tugal : Untuk menugal tanah2) Secop : Untuk menutup tanah yang ditugal3) Tali raffia : Untuk membuat petakb) Bahan1) Benih jagung : Sebagai spesimen tanaman2) Pupuk urea , SP36 dan KCl : Sebagai bahan pupuk yang digunakan3.2 Cara KerjaBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Tinggi Tanaman (Rata-rata Tiap Minggu)Pengukuran tinggi tanaman dimulai pada minggu keempat setelah tanam.Datanya adalah sebagai berikut:Minggu KeempatPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 32 19 35 22 28 24 21 18 26 21 27 26PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 25 18 22 21 28 23 26 29 33 32 29 27PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 25 24 25 15 26 MATI 13 29 23 25 25 35Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :Minggu kelimaPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 56 38 63 49 54 53 62 56 61 48 60 59PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B59 42 51 36 60 57 58 66 68 53 58 44PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B55 39 51 31 60 MATI 25 60 46 48 47 60Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :Minggu KeenamPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 82 56 105 78 84 83 100 87 95 83 98 94PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B78 70 86 69 89 79 99 95 102 95 75 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B82 71 81 61 93 MATI 49 89 71 77 78 89Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :Minggu KetujuhPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 85 73 155 122 136 134 145 130 152 98 136 134PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B132 124 126 112 140 120 130 116 147 120 110 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B111 102 130 87 143 MATI 70 125 104 116 108 135Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :Minggu kedelapanPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BTINGGI 76 75 195 170 182 167 186 168 140 213 192 182PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B186 175 168 146 158 150 173 164 190 156 156 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B180 160 127 102 197 MATI 181 110 162 135 169 159Dari data tersebut dapat diperoleh perhitungan rata-rata tinggi tanaman per minggu sebagai berikut :4.1.2 Jumlah Daun (Rata-rata Tiap Minggu)Minggu keempatPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BDAUN 6 5 5 5 5 4 6 5 5 4 5 5PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B5 4 5 4 6 4 6 6 6 6 5 5PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B4 4 6 3 5 MATI 3 5 4 5 5 5Minggu kelimaPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BDAUN 6 6 6 6 7 4 8 5 6 4 6 6PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B6 5 7 6 7 6 4 7 7 7 6 4PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B6 5 9 2 8 MATI 5 7 6 8 7 6Minggu keenamPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BDAUN 9 8 11 8 9 9 9 8 9 9 10 10PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B9 8 10 9 9 9 8 10 7 8 7 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B8 7 7 6 11 MATI 5 10 7 7 9 7Minggu ketujuhPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BDAUN 4 4 11 8 7 9 9 8 11 10 9 8PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B7 7 7 6 6 5 6 6 6 5 6 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B9 7 7 6 10 MATI 5 9 6 6 6 7Rata-rata jumlah daun = = = 7,14 daun = 7 daunMinggu kedelapanPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A BDAUN 5 6 13 8 11 10 10 8 11 9 10 10PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B8 8 9 9 8 8 9 9 10 8 8 MATIPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6A B A B A B A B A B A B8 8 8 7 11 MATI 10 5 7 7 8 8Rata-rata jumlah daun = = = 8,6 daun = 9 daun4.1.3 Jumlah TongkolMinggu kesembilanPETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6JML TGKOL 0 2 2 2 1 2PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 62 1 0 1 2 1PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 62 0 1 1 0 0Rata-rata jumlah tongkol pertanaman adalah: 20/18 = 1,1111 atau 1 tongkol per tanaman.4.1.4 Saat Munculnya MalaiPada minggu ke 8, telah tumbuh tessel pada petak 1 sampel 3B dan sampel 2A terdapat tessel dan tongkol, sedangkan pada petak yang lain belum tumbuh tessel maupun tongkol.4.1.5 Bobot Tongkol Jagung Per TanamanBERAT TONGKOL PETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6DG KLOBOT 150 400 250 350 300 75 350 350 160 100 400 300 275TANPA KLOBOT 100 300 150 260 240 50 225 200 100 40 300 200 190PETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6230 300 110 350 125 160 160 110 300 150 200 50150 200 90 220 60 110 140 75 200 100 150 20PETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6300 200 50 350 250 50 50 100 75200 150 25 300 200 25 25 25 50Botot tongkol jagung dengan klobot adalah 7130/35 = 203,71 gramBotot tongkol jagung tanpa klobot 4870/35 = 139,14 gram.4.1.6 Bobot Jagung Per PetakBERAT TONGKOL PETAK 1SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6DG KLOBOT 150 400 250 350 300 75 350 350 160 100 400 300 275TANPA KLOBOT 100 300 150 260 240 50 225 200 100 40 300 200 190Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 3460 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 2355 gramPETAK 2SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6230 300 110 350 125 160 160 110 300 150 200 50150 200 90 220 60 110 140 75 200 100 150 20Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 2245 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 1515 gramPETAK 3SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4 SAMPEL 5 SAMPEL 6300 200 50 350 250 50 50 100 75200 150 25 300 200 25 25 25 50Jumlah bobot jagung per petak dengan klobot = 1425 gramJumlah bobot jagung per petak tanpa klobot = 1000 gramJadi, jumlah bobot jagung keseluruhan dengan klobot adalah 7130 gram serta jumlah bobot jagung keseluruhan tanpa klobot adalah 4870 gram.4.1.7 Konversi Per HektarLuas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2= 7,35 x 10-3 haJika 7,35 x 10-3 ha 57,3 kg (dengan klobot dari seluruh tanaman)Maka 1 ha x kgX = = 7796 kg = 7,8 ton4.1.8 Data dari Kelompok Lain (dilihat dalam lampiran)4.2 Pembahasan4.2.1 Tinggi tanamanMinggu ke-4Rata-rata tinggi tanaman = = = 25,06 cmMinggu ke-5Rata-rata tinggi tanaman = = = 52,37 cmMinggu ke-6Rata-rata tinggi tanaman = = = 80,65 cmMinggu ke-7Rata-rata tinggi tanaman = = = 117,37 cmMinggu ke-8Rata-rata tinggi tanaman = = = 155,71 cmBerdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa bahwa semakin lama hari semakin lama pertumbuhan jagung semakin meningkat. Dengan perawatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pertumbuhan jagung dari minggu ke minggu meningkat. Peningkatan ditemukan dengan tumbuhnya malai dan tongkol jagung serta peningkatan tinggi dari jagung tersebut.4.2.2 Jumlah DaunMinngu ke-4Rata-rata jumlah daun = = = 4,88 daun = 5 daunMinggu ke-5Rata-rata jumlah daun = = = 6,03 daun = 6 daunMinggu ke-6Rata-rata jumlah daun = = = 8,44 daun = 8 daunMinggu ke-7Rata-rata jumlah daun = = = 7,14 daun = 7 daunMinggu ke-8Rata-rata jumlah daun = = = 8,6 daun = 9 daunBerdasarkan data dan perhitungan tersebut ternyata jumlah dan pertumbuhan daun jagung semakin baik, nampak dari jumlahnya yang banyak dan ukurannya yang semakin besar, namun, ditemukan pada minggu ketujuh mengalami penurunan, yang bisa diakibatkan karena penurunan unsur hara dalam tanaman maupun dalam tanah, tetapi mengalami peningkatan kembali pada minggu kedelapan.Menurut Subekti dkk (2012), sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.4.2.3 Perbandingan dengan Kelompok Laina. Jumlah TongkolPada tanaman jagung A2 dan J2 Jumlah tongkol pada tanaman jagung rata-rata jumlah tongkol pertanaman adalah 1 tongkol. Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada. Menurut Subekti dkk (2012), tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10 16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.b. Saat Munculnya Malaisaat munculnya malai antara A2 dan J2 mengalami sedikit perbedaan. Pada lahan A2 yang ditanami jagung monokultur, munculnya malai jagung tersebut rata-rata terjadi pada minggu ketiga ataupun minggu ke dua. Hanya ada satu sampel yang muncul pada minggu ke empat, dibandingkan dengan kelas J2 munculnya malai terjadi pada minggu kedelapan.Menurut Subekti dkk (2012), tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking).c. Bobot Tongkol Jagung per TanamanUntuk bobot tongkol jagung pertanaman, pada lahan A2 bobot tongkol yang diperoleh sangatlah beragam. Bobot tongkol jagung yang paling kecil diperoleh pada sampel 14 yaitu 100 gr sedangkan bobot tongkol paling besar yaitu ada pada sampel 11 yaitu 750 gr. Bila dibandingkan dengan kelompok J2, bobot tongkol yang diperoleh dengan klobot adalah 7130/35 = 203,71 gram, sedangkan Botot tongkol jagung tanpa klobot 4870/35 = 139,14 gram.d. Bobot Jagung per PetakBisa dilihat perbedaan bobot jagung per petak pada lahan J2 dengan A2. Ada perbedaan bobot jagung pada J2 jumlah bobot jagung perpetak adalah 4,870 kg. Sedangkan pada lahan A2 5,2 kg. Perbedaan muncul karena perbedaan tanah yang ditanami di J2 berbeda dengan tanah yang ditanami A2. Maksudnya disini unsur yang terdapat didalam tanah J2 beda dengan tanah yang ditanami A2.e. Konversi per HektarKonversi per hektar pada lahan J2Luas lahan seluruhnya = 3,5 m x 21 m= 73,5 m2 = 7,35 x 10-3 haJika 7,35 x 10-3 ha 57,3 kg (dengan klobot)Maka 1 ha x kgX = = 7796 kg = 7,8 tonKonversi per hektar pada lahan A2X = = 7199 kg = 7,2 tonJadi disimpulkan bahwa lahan yang lebih memnghasilkan produksi jagung yang tinggi adalah lahan dari J2.BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanPola tanam merupakan susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda. Ada beberapa macam pola tanam, diantaranya adalah monokultur, tumpangsari dan agroforestry, terkadang juga dicantumkan polikultur.Berdasarkan pengamatan pada praktikum dilahan dan dengan perbandingan dengan kelas lain, dengan menggunakan pola tanam monokultur yang sama, ternyata ditemukan bahwa jumlah daun dan tinggi tanaman tidak semuanya sama dan juga tidak jauh berbeda. Pada pertumbuhan malaipun pada kedua kelas J2 dibandingkan dengan A2 mengalami perbedaan. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh perawawatan dan faktor lingkungan lain yang mengalami perlakuan berbeda dari setiap lahan.Kelebihan sistem monokultur yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit dan keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).5.2 Kritik dan SaranTernyata, kalau terlalu banyak laporan numpuk, hampir kewalahan mas , untuk selanjutnya laporan harus benar-benar terkordinir.DAFTAR PUSTAKAFahmi.2012. Pola Tanam.http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/pola-tanam.html. Diakses 12 Juni 2012Kumalasari, Devy. 2012. Tanam dan Pola Tanam. file:///c:/users/asus/documents/tanam%20dan%20pola%20tanam%20%20%20devy%20k.htm diakses 14 juni 2012Musyafa, 2011. Musafa _Al ihyar.blogspot.com. diakses 11 Juni 2012Nur, Aulia mustaqim. 2010.Alam dan lingkungan. http://aulia-nm.blogspot.com/2010/02/pola-tata-tanam-pola-tanam-adalah.html. Diakses tanggal 12 Juni 2012Romulo A.del Castillo, 1994. blogspot.com. diakses 11 Juni 2012Subekti, Nuning Argo, dkk. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Maros: Balai Penelitian Tanaman Serealia, (on line). http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp10232.pdf. Diakses tanggal 16 Juni 2012.Tambunan, Sonia. dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam. http://www.tanam-dan-pola-tanam.pdf.html. Diakses 12 Juni 2012Wirosoedarmo. 1985. dasar dasar irigasi pertanian. universitas brawijaya: malang

Laporan DBT Tanam & Pola Tanam Serta Pemulsaan11 June 2013Goto commentsLeave a comment

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetelah kita mempersiapkan media tanam dan bahan tanam yang hendak kita gunakan dalam budidaya tanaman, langkah berikutnya ialah mulai melakukan penanaman. Tanam merupakan kegiatan menempatkan bahan tanam pada media tanam. Media tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan bahan tanamnya.Dalam melakukan penanaman, pemiliha pola tanam merupakan hal yang sangat penting karena bersangkutan dengan hasil yang akan diperoleh nantinya. Dengan pola tanam tersebut dapat memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen seperti iklim, tanah, tanaman, dinamika hama dan penyakit dan aspek sosial ekonomi dalam upaya mendapatkan produksi dam margin yang tinggi. Pada umumnya, pola tanam terbagi menjadi dua, yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur umumnya digunakan untuk lahan yang luas, misalnya perkebunan kelapa sawit. Sedaangkan untuk lahan sempit, biasanya memanfaatkan pola tanam tumpangsari. Pola tanam tumpangsari memiliki banyak kelebihan terutama untuk pengendalian hama. Selain menentukan pola tanam, pengaturan jarak tanam juga harus diperhatikan agar antar tanaman tidak saling menaungi sehingga produksi yang dihasilkan juga akan optimal.Selain pemilihan pola tanam, penggunaan mulsa juga dapat membantu mengoptimalkan hasil produksi. Mulsa merupakan bahan atau material penutup tanah pada tanaman budidaya yang digunakan untuk menekan pertumbuhan gulma. Selain itu, mulsa juga bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah, mempertahankan agregat tanah, memeperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan matahari. Mulsa dapat terbuat dari bahan organik dan anorganik. Masing-masing jenis bahan mulsa memiliki kelebihan dan kekurangan.1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian tanam dan pola tanam2. Untuk mengatahui pola tanam monokultur dan tumpangsari3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan pola tanam4. Untuk mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan pola tanam5. Untuk mengetahui definisi dan fungsi mulsa6. Untuk mengetahui macam-macam mulsa7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis bahan mulsa1.3 ManfaatPraktikan dapat mengetahui definisi tanam dan pola tanam, mengatahui pola tanam monokultur dan tumpangsari, mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan pola tanam, mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan pola tanam. Selain itu, praktikan juga dapat mengetahui definisi dan fungsi mulsa, macam-macam mulsa, kelebihan dan kekurangan jenis bahan mulsa.BAB IITNJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian TanamTanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam (Aak, 1993).Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk pola tanam (Sastradiharja, 2005).2.2 Pengertian Pola TanamPola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu (Novitan, 2002).Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu. (Campbell, 2002).2.3 Pola Tanam MonokulturPola tanam monokultur yaitu cara bertanam dengan menggunakan sattu jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama. Kelebihan dari pola tanam monokultur yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis saja. Sedangkan kelemahannya ialah tanaman akan lebih mudah terserang hama maupun penyakit.(Sastradiharja, 2005)2.4 Pola Tanam Tumpang SariPola tanam tumpangsari atau polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem tumpangsari dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.a) Mengurangai hama dan penyakit tanamanTanaman yang satu dapat mengurangi hama maupun penyakit tanaman lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin.b) Menambah kesuburan tanahDengan menanam kacang-kacangan, kandungaan unsur N dalam tanah akan bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam tanaman yang mempunyai perakaran berbeda tanah disekitarnya akan lebih gembur.c) Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputusSistem polikultur yang dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman.d) Memperoleh hasil panen yang beragamPenanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.Apabila penanaman jenis tanaman tidak sesuai, sistem polikultur dapat memberi dampak negative, seperti terjadinya persaingan unsir hara antar tanaman, hama dan penyakit semakin banyak sehingga menyulitkan dalam pemeliharaan.(Pracaya, 2002)2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemiliham Pola Tanam Ketersediaan airHal ini mencakup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Karena sebagian besar tanamanmemerlukan prosentase air besar disetiap fase pertumbuhannya Keadaan tanahDalam menentukan pola tanam juga harus diperhatikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Serta perlu diperhatikan permukaan tanah. Karena akan menentukan pola tanam jenis apa yang cocok digunakan. Ketinggian tempatKetinggian tempat ini diukur dari permukaan laut karena ketinggian tempat ini sangat berpengaruh dengan suhu udara, suhu tanah dan ketersediaan tanah. Eksistensi hama penyakitEksistensi dari serangan hama penyakit ini biasanya langsung bersifat kronis dan potensial, sehingga memerlukan pengawasan dan pola tanam yang tepat. Pemasaran produkSuatu pola tanam juga harus didukung oleh aksebilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensi pasar yang memadai.(Reijntjes, Haverkort dan Bayer ,1992)2.6 Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pemilihan Pola Tanam Kebutuhan sinar matahariSetiap tanaman memerlukan proporsi penyinaran yang berbeda beda. Oleh karena itu, dalam penentuan pola tanam harus diperhatikan sifat sifat tanamanya lebih sesuai di monokultur atau polikultur. Kebutuhan unsur hara tanamanDalam melakukan pola tanam baik yang monokultur maupun polikultur, ketersediaan unsur hara bagi tanaman harus tetap tersedia terlebih lagi pada pola tanam monokultur yang mana kebutuhan unsur hara tanaman sama. Perakaran tanamanSistem perakan tanaman akan sangat mempengaruhi pola tanam yang akan dipakai karena perakaran tanaman ada yang akar serabut, dalam, dangkal, dan melebar. Sehingga hal ini harus diperhatikan dalam pola tanamn suatu tanaman tertentu(Setjanata, S. 1983)2.7 Definisi MulsaMulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman (Marliah, dkk., 2012).Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa adalah jerami padi (Purwowidodo, 1999).Mulch is a covering placed around plants (or covering the ground in lieu of plants), to prevent the growth of weeds. If placed around plants, a mulch provides additional benefits, including the diminution of erosion and water loss, and the regulation of soil temperature. (Mulsa adalah penutup ditempatkan di sekitar tanaman (atau menutupi tanah sebagai pengganti tanaman), untuk mencegah pertumbuhan gulma. Jika ditempatkan di sekitar tanaman, mulsa memberikan manfaat tambahan, termasuk berkurangnya erosi dan kehilangan air, dan pengaturan suhu tanah) (Beaulieu, 2010).2.8 Fungsi Mulsa menghemat penggunaan air dengan laju evaporasi dari permukaan tanah, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme tanah memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan menghambat laju pertumbuhan gulma(Lakitan, 1995)2.9 Macam-macam Jenis MulsaMulsa ada dua jenis yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik.a) Mulsa organikMulsa organik adalah mulsa yang berasal dari sisa panen, tanaman pupuk hijau atau limbah hasil kegiatan pertanian, yang dapat menutupi permukaan tanah, dan dapat melestarikan produktivitas lahan untuk jangka waktu yang lama.Contoh: mulsa jerami, sekam bakar dan batang jagung.(Lakitan, 1995) Mulsa Jerami Mulsa Sekam Bakar Sumber gambar : www.google.comMulsa Batang Jagungb) Mulsa anorganikMulsa anorganik adalah mulsa yang meliputi semua bahan yang bernilai ekonomis tinggi seperti plastik dan batuan dalam bentuk ukuran 2-10 cm.Contoh: Mulsa plastik.(Lakitan, 1995) Mulsa PlastikSumber gambar : www.google.com2.10 Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Mulsaa) Mulsa Organik Keuntungan: lebih mudah didapatkan karena dapat diperoleh secara gratis, memiliki efek menurunkan suhu tanah, konservasi tanah dengan menekan erosi, dapat menghambat tanaman pengganngu, dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah, mulsa jerami kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman yaitu K, Al, dan Mg Kekurangan: menyebabkan timbulnya cendawan pada kelembabab yang tinggi, tidak tersedia sepanjang musim tanam, tidak dapat dipergunakan lagi untuk masa tanam berikutnya.b) Mulsa Anorganik Kelebihan: dapat diperoleh setiap saat, memiliki efek yang beragam terhadap suhu tanah tergantung jenis plastik, dapat menekan erosi, mudah diangkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat, dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa. Kekurangan: tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk, serta harganya relatif mahal.(Umboh, 1997)BAB IIIBAHAN DAN METODE3.1 Alat dan Bahan1) Tanam dan Pola TanamAlat:- Cangkul : untuk meratakan tanah- Tali Rafia : sebagai pembatas lahan- Meteran/penggaris : untuk mengukur tali rafia, panjang jarak tanam, dan mengukur tinggi tanaman- Kayu penegak : sebagai penegak tali rafiaBahan:- Benih jagung : sebagai bahan tanam- Benih kacang hijau : sebagai bahan tanam- Benih kangkung : sebagai bahan tanam- Bibit ubi jalar : sebagai bahan tanam- Urea, KCl, SP36 : sebagai pupuk dasar2) MulsaAlat:- Karung : sebagai tempat mulsa- Kamera : untuk dokumentasi- Gembor : untuk menyiram tanamanB[ahan:- Jerami padi utuh : sebagai mulsa- Jerami padi cacah : sebagai mulsa3.2 Alur KerjaAlat dan bahan disiapkanTanah diratakan dengan cangkulDibuat petak dan diukur sesuai jarak tanam yang ditentukanTanam kacang hijau dan ubi jalar secara tumpangsariTanam jagung dan kangkung secara tumpangsariDiberi pupuk dasarDilakukan perawatan setiap minggu2 guludan pertama diberi mulsa cacah2 guludan kedua diberi mulsa utuh2 guludan berikutnya tidak diberi mulsaTanam jagung dan kangkung secara tumpangsariDilakukan pengamatan setiap minggu dan didokumentasiHasil3.3 Analisa Perlakuan MulsaSebelum melakukan pemulsaan, terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pada praktikum ini, mulsa yang digunakan ialah mulsa jerami cacah dan jerami panjang. Lahan yang dibuat 6 gundukan/guludan, diberi perlakuan yang berbeda. Pada 2 gulungan pertama diberi mulsa cacah. Selanjutnya pada 2 guludan kedua diberi mulsa utuh, sedangkan untuk 2 guludan terakhir tidak diberi mulsa. Pada minggu berikutnya dilakukan pengamatan kondisi tanaman yang diberi mulsa dan tanpa mulsa, diukur tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung dan ubi jalar. Kemudian didokumentasi dan dicatat hasil pengamatan.DAFTAR PUSTAKAAak. 1993.Teknik Bercocok Tanam Jagung.Yogyakarta : Kanisius.Beaulieu, David. 2010. Mulch. (online)http://landscaping.about.com/cs/lazylandscaping/g/mulch.htm. Diakses 1 Juni 2013.Campbell, Vell,A. 2002.Biology. Jakarta : Erlangga.Lakitan, B. 1995.Hortikultura I. Teori Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Marliah, dkk. 2012. Pengaruh Jenis Mulsa Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Super Bionik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.).Jurnal Flaratek.7. 2 : 164-172.Novitan. 2002.Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.Pracaya. 2002.Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Jakarta : Penebar Swadaya.Purwowidodo. 1999.Teknologi Mulsa. Jakarta : Penebar Swadaya.Reijntjes, Haverkort dan Bayer .1992.Pertanian Masa Depan Pengantar Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Yogyakarta : Kanisius.Ruijter, J dan Agus, F. 2004/Mulsa Bebas Banjir.(online)www.worldagroforestry.org. Diakses 8 Juni 2013.Rukmana, Rahmat. 1997.Ubi Jalar, Budi Daya dan Pascapanen.Yogyakarta: Kanisius.Sastradiharja, Singgih.2005.Menanam Sayuran Secara Organik. Jakarta: Azka Press.Seta, A.K. 1987.Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air.Jakarta: Kalam Mulia.Setjanata, S. 1983.Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam UsahaIntensifikasi (Proyek Bimas).Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam Bogor 20-21 Juni 1983.Sinukaban, N. 1986.Dasar-dasar Konservasi Tanah dan Perencanaan Pertanian Konservasi.Jurusan Tanah, IPB. Bogor.Umboh. A. H. 1997.Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta : Penebar Swadaya.www.google.com. Diakses 3 Juni 2013.

TANAM,POLA TANAM DAN PEMULSAAN

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUsaha pertanian yang efektif adalah memadukan penggunaan sumber daya alam terutama iklim dan tanah. Dalam pertanian, tanam dan pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan pola yang berbeda dapat menentukan tingkat produksi dala kualitas mapun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanam dalam dunia pertanian. Ada yang menguntungkan namun ada juga yang manfaatnya kurang dirasakan bagi pengguna. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai macam pola tanam yang diterapkan pada tanaman budidaya. Sehingga kita dapat memaksimalkan penggunaannya pada lahan berdasarkan kesesuaiannya dengan kondisi lingkungan.Selain melakukan tanam dan pola tanam yang baik, pemberian mulsa juga perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal yang nantinya mampu meningatka kualitas dan kuantitas pada lahan dan tanaman yang dibudidayakan. Mulsa adalah proses atau praktek yang meliputi tanah / tanah untuk membuat lebih pada kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, perkembanngan. Tujuan dari pemberian mulsa ini adalah melindungi agregat tanah dari percikan air hujan, menekan pertubuhan gilma pada sekitar tanaman budidaya, mengurangi dan masih banyak lagi tujun dari mulsa ini.Jadi, dalam membudidayakan tanaman budidaya perlu diperhatikan tanam, pola tanam dan pemberian mulsa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tanaman budidayanya.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari praktikum dan penulisan dari laporan ini adalah mahasiswa lebih memahami dan mengetahui :Pengertian tanamPerngertian pola tanamPola tanam monokulturPola tanam tumpang sariFaktor yang mempengaruhi pemilihan pola tanamSyarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan pola tanamPengertian mulsaFungsi mulsaMacam-macam jenis mulsaKelebihan dan kekurangan jenis bahan mulsa1.3 ManfaatSetelah dilakukannya pratikum dan penulisan laporan tanam, pola tanam dan pemulsaan maka mahasiswa akan lebih memahami mengenai materi yang berhubungan dengan tanam, pola tanam dan pemulsaan yang nantinya akan bermanfaat untuk dunia pertanian.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian TanamTanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam.(Vincent, 1996)Tanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam.(Setjanata, 1983)2.2 Pengertian Pola TanamPola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu.(Novitan, 2002)Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu.(Campbell, 2002)2.3 Pola Tanam MonokulturPertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal.Kekurangan pola tanam ini adalah pola tanam monokultur memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada pola tanam lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persaingan antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara maupun sinar matahari, akan tetapi pola tanam lainnya lebih efisien dalam penggunaan lahan karena nilai LER lebih dari 1.Kelebihan pola tanam ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.(Setjanata, 1983)2.4 Pola Tanam Tumpang SariTumpangsari merupakan salah satu jenis pola tanam yang termasuk jenis polikultur. Polikultur adalah penanaman serentak dua jenis tanaman atau lebih dalam barisan berseling-seling pada sebidang tanah.Kelebihan dari pola tanam ini salah satunya yaitu dapat mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin. Sedangkan kekurangannya yaitu terjadi persaingan unsur hara antar tanaman.(Semeru, 1995)2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola TanamAdapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam, yaitu :1. IklimDimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman dimana pada msim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah yang besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.

2. TopografiMerupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.3. Debit Air yang TersediaDimana debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.4. Jenis tanahJenis tanah yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman.5. Sosial ekonomiDalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.(Setjanata, 1983)2.6 Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pemilihan Pola TanamBeberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam atau usahatani yaitu :1. Ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan.2.Keadaan tanah yang meliputi sifat fisik, kimia serta bentuk permukaan tanah.3.Tinggi tempat dari permukaan laut, terutama sehubungan dengan suhu udara, tanah dan ketersediaan air.4.Eksistensi hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial.5.Ketersediaan dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut agroekosistem dan toleransi terhadap jasad pengganggu.6.Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensial yang memadai.(Beets, 1982)2.7 Pengertian MulsaMulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman.(Lakitan, 1995)Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada permukaan tanah terutama untuk menghalangi hilangnya air karena penguapan atau untuk mematikan tanaman pengganggu. Mulsa sering juga disebut sersah.(Buckman, 1969)Mulch retains soil moisture, prevents erosion, blocks weeds, and promotes a steady soil temperature.Mulsa mempertahankan kelembaban tanah, mencegah erosi, blok gulma, dan mempromosikan suhu tanah stabil.(Cunningham, 2000)2.8 Fungsi MulsaFungsi mulsa atau penutup tanah adalah berpengaruh :1. positif terhadap tanaman maupun tanah itu sendiri, baik diterapkan pada pertanian2. organik maupun pertanian biasa.3. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah.4. Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi berkurang.5. Menjaga suhu tanah lebih stabil. suhu di sekitar perakaran tetap sejuk hingga akar bisa bekerja lebih optimal.6. Pengendali gulma.7. Mengurangi erosi air atau angin.8. Menambah keindahan lahan pertanian.(Setjanata, 1983)2.9 Macam-Macam Jenis Mulsa1.Mulsa OrganikBerasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit ditanam. Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah.Contoh mulsa organik adalah jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya.2.Mulsa AnorganikTerbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Mulsa anorganik ini harganya relatif mahal, terutama mulsa plastik hitam perak yang banyak digunakan dalam budidaya cabai atau melon. fungsi mulsa plastik ini dapat memantulkan sinar matahari secara tidak langsung untuk menghalau hama tungau, thrips dan apahid, selain itu mulsa plastik digunakan dengan tujuan menaikkan suhu dan menurunkan kelembapan di sekitar tanaman serta dapat menghambat munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri.Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak atau karung. (Acquaah, 2005 )2.10 Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Mulsa1.Mulsa Organika.Kelebihannya meliputi :Dapat di peroleh secara bebas/gratisMemiliki efek menurunkan suhu tanahMengonservasi tanah dengan menekan erosiDapat menghambat pertumbuhan tanaman penggangguMenambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentub.Kekurangannya meliputi :Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi.Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya.2.Mulsa Anorganika.Kelebihannya adalah :Dapat di peroleh setiap saat.Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung pla/spanstik.Dapat menekan erosi.Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat.Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu.Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa.b.Kekurangannya adalah :Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk.Harganya relative mahal.(Chairumansyah, 2010)DAFTAR PUSTAKAAcquaah, G. 2005. Horticulture: Principles and Practices. Marcel Dekker, Inc. New YorkBeets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd. AldershoBuckman, Harry O and Brandy, Nile C. 1969. The Nature and Properties of Soils, 7th Edn., The Macmillan Company, p 486-487Campbell, V.A. 2002. Biology. Jakarta: ErlanggaChairumansyah. 2010. Keuntungan Penggunaan Mulsa Plastik. http://binatani.blogspot.com/2010/03/keuntungan-penggunaan-mulsa-plastik.html. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013Cunningham, Sally Jean.2000.Great Garden Companion. USA: St. Martins Press.Lakitan. 1995. pengaruh jenis mulsa dan konsentrasi pupuk organik cair super bionik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (allium ascalonicum l). http://jurnalfloratek.wordpress.com/tag/mulsa/. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia PustakaSemeru. 1995. Hortikultura dan Aspek Budaya. Jakarta: UI PressSetjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha IntensifikasiVincent, H. R. 1998. Agriculture Fertilizer and Envisement. CO. BI Publishing. New York