laporan akk deska baru
DESCRIPTION
asi eksklusifTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian
ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan
persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang
peningkatan penggunaan ASI. (MHD.Arifin Siregar:2004)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan : “ ASI adalah suatu cara yang
tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan
dan perkembangan seoarang bayi. Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukan
bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara
yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. “ Oleh karena pemebrian ASI
eksklusif dapat memberikan pertumbuhan bayi yang optimal.(WHO:2004)
Pemerintah Indonesia khususnya Departemen kesehatan telah mengadopsi
pemberian ASI eksklusif seperti rekomendasi dari WHO dan UNICEF. Sebagai salah
satu program perbaikan gizi bayi atau anak balita. Sasaran program yang ingin dicapai
dalam Indonesia sehat 2010 adalah sekurang-kurangnya 80% ibu menyusui memberikan
ASI eksklusif. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI
1
No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada
bayi Indonesia (Arimurti:2008)
Sangat disayangkan karena tingkat pemberian ASI eksklusif masih rendah dan
jauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan data WHO, cakupan ASI eksklusif masih
rendah untuk negara berkembang dan negara miskin. Seperti cakupan ASI eksklusif
dibeberapa negara berkembang dan miskin pada tahun 2004 berikut ini: Cakupan ASI
Eksklusif di Sub Sahara Afrika sebesar 32%. Asia utara sebesar 47%. Afrika Tengah
38% dan Afrika Barat 22%. Hal ini menunjukan hanya 36% kelahiran bayi di dunia
yang mendapat ASI Eksklusif di tahun 2004 (WHO 2008).
Cakupan ASI eksklusif di Indonesia juga belum mencapai angka diharapkan
yaitu sebesar 80%. Menurut hasil survei Demografi dan kesehatan Indonesia(SDKI)
tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia
dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Peresentase tersebut menurun
seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14%
pada bayi usia 4-5%.
Sementara itu, hasil SDKI 2007 menunjukan penurunan jumlah bayi yang
mendapatkan mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah
bayi dibawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada 2002
menjadi 27,9% pada 2007(Media Indonesia).
Data dari Dinas Kesehatan (DINKES) Sumatera Selatan tahun 2009 tentang
cakupan pemberian ASI Eksklusif di OKU mencapai 46,94%, OKI mencapai 73,39%,
Muara Enim mencapai 19,05%, Lahat mencapai 15,51%, Musi Rawas mencapai
49,26%, Musi mencapai 48,97%, OKU Selatan mencapai 12,29%, OKU Timur
mencapai 6,44%, Ogan Ilir mencapai 77,63%, Empat Lawang mencapai 11,4%,
Palembang mencapai 31,26%, Prabumuli mencapai 11,83%, Pagar Alam mencapai
74,19%, Lubuk Linggau mencapai 19,22% (Dinas Kesehatan Sumatera Selatan tahun
2009).
Sementara itu, data yang diperoleh dari Puskesmas Gandus Palembang cakupan
pemberian ASI eksklusif pada tahun 2009 pencapaiannya yaitu 60,7%, tahun 2010
pencapaiannya yaitu 77,2%, pada tahun 2011 pencapaiannya menurun yaitu 54,2% dan
dengan target pencapain yaitu 80%. (Sumber: Penilaian Kinerja Puskesmas Gandus
tahun 2009-2011).
1.2 Rumusan Masalah
Masih rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di program
promosi kesehatan Puskesmas Gandus Palembang tahun 2009-2011.
1.3 Pertanyaan
1. Bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada program Promosi
Kesehatan di Puskesmas gandus Palembang?
2. Bagaimana mengetahui prioritas masalah pada program Promosi Kesehatan di
Puskesmas gandus Palembang?
3. Bagaiamana merumuskan tujuan dan prioritas masalah yang ada pada program
Promosi Kesehatan di Puskesmas gandus Palembang?
4. Bagaimana mengidentifikasi penyebab masalah pada program Promosi
Kesehatan di Puskesmas gandus Palembang?
5. Bagaimana mengidentifikasi masalah terpilih pada program Promosi Kesehatan
di Puskesmas gandus Palembang?
6. Diketahui alternatif pemecahan masalah terpilih pada program Promosi
Kesehatan di Puskesmas gandus Palembang?
7. Bagaimana menyusun rencana operasional serta pelaksanaan dan jadwal waktu
pada program Promosi Kesehatan di Puskesmas gandus Palembang?
8. Bagaimana menyusun kerangka acuan/Term Of Reference (TOR)?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Diperolehnya informasi rencana kegiatan operasional pemecahan masalah di
program mPromosi Kesehatan Puskesmas Gandus Palembang.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Teridentifikasi masalah-masalah yang ada pada unit Promosi Kesehatan di
Puskesmas Gandus Palembang.
2 Diketahuinya prioritas masalah pada program promosi kesehatan di Puskesmas
Gandus Palembang.
3 Dirumuskannnya tujuan atas prioritas masalah yang ada pada unit Promosi
Kesehatan Puskesmas Gandus Palembang.
4 Teridentifikasinya penyebab masalah yang ada di unit Promosi Kesehatan
Puskesmas Gandus Palembang.
5 Teridentifikasinya penyebab masalah terpilih pada program Promosi Kesehatan
Puskesmas Gandus Palembang.
6 Diketahuinya alternatif pemecahan masalah terpilih pada Promosi Kesehatan
Puskesmas Gandus Palembang.
7 Tersusunnya rencana operasional (RO)
8 Tersusunnya Kerangka Acuan Term of Refrent (TOR).
1.5. Ruang Lingkup
1.5.1 Lingkup Lokasi
Lokasi Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yang dipilih
penulis adalah pada unit gizi lingkungan masyarakat khususnya program Promosi
Kesehatan Puskesmas Gandus Palembang.
1.5.2 Lingkup Materi
Materi yang akan dibahas pada laporan ini yaitu tentang organisasi dan
manajemen yang diharapkan dengan kenyataan yang ada serta analisa persamaan atau
perbedaannnya sehingga diperoleh pemecahan masalah pada unit Promosi Kesehatan di
Puskesmas Gandus Palembang.
1.5.3 Lingkup Waktu
Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) di unit Promosi
Kesehatan Puskesmas Gandus Palembang dilaksanakan selama 2 minggu yaitu dimulai
pada tanggal 26 November sampai dengan 8 Desember 2012.
1.6 Manfaat
1.6.1 Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pengalaman bekerja di bidang Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan (AKK).
2. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di institusi tempat praktikum.
3. Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan dari institusi tempat praktikum.
1.6.2 Bagi Institusi Tempat Praktikum
1. Adanya masukan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan
program kerja puskesmas di Puskesmas Gandus Palembang.
2. Membangun kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi tempat praktikum dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina
Husada Palembang.
1.6.3 Bagi Program Studi
1. Laporan praktikum dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran.
2. Memperkenalkan Program Studi Kesehatan Masyarakat ke institusi-institusi
tempat praktikum.
3. Terbinanya hubungan kerjasama dengan institusi tempat praktikum dalam
pengembangan kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kesehatan (DepKes RI (2004)).
2.1.2 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
8
2.1.3 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan
Yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula
aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
2.1.4 Kedudukan Puskesmas
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat,
kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Ketahanan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masayarakat di wilayah
kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota di
wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
structural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat, seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.
2.1.5 Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai fungsi pengembangan upaya kesehatan, pembinaan peran
serta masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat sebagai berikut:
1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi (private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
2.1.6 Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah Kerja Puskesmas bisa satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Variasi lingkungan lokasi wilayah kerja puskesmas perlu mendapat perhatian dalam
upaya menjangkau dan memenuhi kebutuhan wilayah penduduk wilayah kerjanya.
2.1.7 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Gandus memenuhi
kebutuhan masyarakat tersebut melalui 6 upaya kesehatan wajib beserta 3 Program
upaya kesehatan pengembangan yang ditentukan berdasarkan banyaknya permasalahan
kesehatan masyarakat setempat serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Upaya
kesehatan yang dilakukan ini meliputi upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
6 (Enam) Program Pokok Puskesmas tersebut adalah :
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)
3. KIA/KB
4. Gizi
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
6. Pengobatan
Terdapat tiga (3) Program Spesifik yang dilaksanakan di Puskesmas Gandus
adalah :
1. Klinik Gilingan Mas
2. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung difasilitasi dengan adanya
ruang dan peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia yang selalu
ditingkatkan kemampuannya dan protap-protap sebagai standar pelayanannya (Rencana
Strategis Puskesmas Gandus Palembang 2011-2015)
2.2 Organisasi
2.2.1 Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-
orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama (Stoner). Sedangkan
menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan, organisasi ialah suatu sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan tertentu. Dan menurut Paul Preston dan Thomas Zimmerer
organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
2.2.2 Jenis Organisasi
Organisasi dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam, yaitu :
1. Organisasi Garis
Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah
organisasinya masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
2. Organisasi Garis dan staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang
ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada
pejabat pimpinan di dalam organisasi.
3. Organisasi fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai
pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka
selesailah organisasi tersebut.
5. Organisasi Lini dan Staf
Staf tugasnya memberi layanan dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu
organisasi atau perusahaan.
2.2.3 Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama,
dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan
tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Man
Man (orang ), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan
istilah pegawai atau personel.
2.Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan.
2.2.4 Organisasi Puskesmas
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Berdasarkan Peraturan Walikota Palembang Nomor 3 tahun 2009,
tanggal 15 Januari 2009, tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), struktur organisasi Puskesmas Gandus
Palembang adalah sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Koordinator Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UKM), terdiri dari :
1) Petugas Pelayanan Kesehatan Wajib, meliputi :
a) Petugas Pelayanan Promosi Kesehatan
b) Petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c) Petugas Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
dan Penyakit tidak Menular
d) Petugas Pelayanan KIA dan KB
e) Petugas Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
2) Petugas Pelayanan Kesehatan Pengembangan, meliputi :
a) Petugas Pelayanan Keperawatan Kesehatan
b) Petugas Pelayanan Kesehatan Sekolah
c) Petugas Pelayanan Kesehatan Olahraga
d) Petugas Pelayanan Kesehatan Tradiosional
e) Petugas Pelayanan Kesehatan Kerja
f) Petugas Pelayanan Kesehatan Usia lanjut
d. Koordinator Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP), terdiri dari :
1) Petugas Pelayanan Kesehatan Wajib, meliputi :
a) Petugas Pelayanan KIA dan KB
b) Petugas Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
c) Petugas Pelayanan Pengobatan
d) Petugas Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
dan Penyakit tidak Menular
2) Petugas Pelayanan Kesehatan Pengembangan, meliputi :
a) Petugas Pelayanan Keperawatan Kesehatan
b) Petugas Pelayanan Kesehatan Mata
c) Petugas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
d) Petugas Pelayanan Kesehatan Jiwa
e) Petugas pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
e. Puskesmas Pembantu
2.2.5 Tatakerja Puskesmas
1) Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan
melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi
tersebut mencakup perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber
daya masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup
pula kegiatan fasilitasi.
2) Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah ubit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan
demikian secara teknis dan administratif, Puskesmas bertanggung jawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis
kepada Puskesmas.
3) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola lembaga
masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai Pembina
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, memberdayaan dan rujukan sesuai dengan kebutuhan.
4) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti
rumah sakit, dan berbagai balai kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk upaya
kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai
kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui konsep rujukan
yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5) Dengan Lintas Sektor
Tangggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal, penyelenggaraaan
pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai
lintas sector terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat
dukungan dari berbagai sector terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sector lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap
kesehatan.
6) Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek
dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP), yang menghimpun berbagai
potensi di masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
kemasyarakatan serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas
dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan. (Rencana Strategi Puskesmas
Gandus 2011-2015)
2.3 Manajemen
2.3.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya
yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya (James A.F. Stoner). Sedangkan menurut Mary Parker Follet, manajemen
adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus.
2.3.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat
dalam proses manajemen yang akan dijadiakan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan di perusahaan
manapun. Pada fungsi manajemen tersebut terdapat beberapa pendapat mengenai fungsi
manajemen:
1. George R. Terry
Fungsi manajemen: planning,organizing, actuating, dan controlling.
2. Harold Kontz dan Cyrill O’Donnel
Fungsi manajemen: planning, organizing, staffing, directing, dan conrtolling.
3. Henry Fayol
Fungsi manajemen: planning, organizing, commanding, coordinating dan
controlling
Berikut ini adalah garis besar dari keseluruhan teori yang telah dijabarkan di atas
kita dapoat menyimpulkan tiga fungsi manajemen yang sangat umum digunakan
yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan pertama seorang manajer dalam
rangka melaksanakan fungsi manajemen agar dapat membuat
keputusan yang teratur dan logis sebelumnya harus ada keputusan
terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya. Keputusan
itu mencakup hal-hal berikut:
1. Analisis, yaitu perhitungan bagaimana perkiraan dimasa depan.
2. Sasaran, yaitu perincian singkat dan tugas mengenai sasaran yang
ingin dicapai,menetapkan hasil yang diinginkan.
3. Kebijakan, yaitu rumusan cara-cara kerja yang akan dilaksanakn.
4. Program, yaitu urutan langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk mencapai sasaran.
5. Skedul waktu, yaitu penetapan waktu atau jadwal yang harus
dilakukan.
6. Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan
yang digunakan untuk melaksanakan proyek yang direncanakan.
Fungsi perencanaan bermanfaat untuk hal-hal berikut:
a. Mengimbangi ketidakteraturan dari perusahaan.
b. Memusatkan perhatian pada sasaran.
c. Memperoleh pengelolaan yang ekonomis dan dan efektif
d. Memudahkan pengawasan.
e. Mendorong orang memberikan prestasi.
b. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating atau tahap pelasanaan merupakan penerapan atau
implementasi dari rencana yang telah ditetapkan dan diorganisasikan.
Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana didalam kondisi
nyata yang mengakibatkan segenap anggota organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini dibutuhkan
kepemimpinan (Leadership).
Leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja dengan tulus sehingga pekerjaan berjalan lancar dan tujuan
dapat tercapai.
c. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya,
karena didalam pengawasan dilakukan koreksi. Pengawasan diperlukan
untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Tujuan
pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai
dengan rencana. Didalam pengawasan paling tidak dilakukan tiga proses,
yaitu:
o Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
o Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah dicapai dengan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
o Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan
efesiensi kerja.
2.3.3 Ciri-ciri Manajemen
1. Manajemen digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dimana selalu berhubungan
dengan usaha orang-orang dalam suatu kelompok
2. Pimpinan tidak melakukan sendiri dalam bidang usahanya akan tetapi melalui
kegiatan bantuan dari orang lain.
3. Manajemen merupakan suatu bentuk kerja 2 orang untuk mencapai tujuan.
2.3.4 Rencana Kegiatan
Setelah diagnosis masyarakat ditegakkan, maka sebagai tindak lanjut dalam
rangka mengatasi masalah yang ditemukan di dalam wilayah kerjanya, dilakukan
perencanaan tingkat Puskesmas yang terdiri dari rencana usulan kegiatan dan setelah
anggaran turun disusun rencana pelaksanaan kegiatan.
Perencanaan kesehatan merupakan usaha untuk merinci kegiatan-kegiatan upaya
kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dan menetapkan alokasi sumber
daya seefisien mungkin dalam rangka mencapai status kesehatan masyarakat yang
dikehendaki, dalam periode tertentu pada masa yang akan datang.
2.3.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dapat diartikan sebagai suatu proses
kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmaas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya menggatasi masalah-
masalah kesehatan setempat.
2.3.6 Mini Lokakarya Puskesmas
Mini Lokakarya Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas
Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk
meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina
peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.
Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1), Penggerakan
Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) maka Mini Lokakarya
Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan Pelaksana (P2).
2.4. Evaluasi Kegiatan
2.4.1 Pengertian
Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai
sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Evaluasi
adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan
suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. Secara rinci dapat
disampaikan (Oleh Wakhinuddin S).
2.4.2 Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Awal : Di lakukan sebelum pengajaran diberikan, Fungsinya ialah
untuk mengetahui kemampua awal peserta didik tentang pelajaran yang akan
diberikan.
2. Evaluasi Antara : Dilakukan pada setiap unit bahan yang diberikan dalam suatu
mata pelajaran. Dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk evaluasi yang lain
tentang unit yang bersangkutan.
3. Evaluasi Akhir : Dilaukan setelah pengajaran diberikan. Fungsinya ialah untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai pesrta didik pada akhir
program (http://zhizhachu.wordpress.com).
2.5. Standar Pelayanan Minimal
Standar pelayanan berbentuk suatu dokumen rincian dari sebuah pelayanan yang
mencakup pernyataan visi dan misi pelayanan, prosedur pelayanan, denah alur
pelanggan, ketentuan tarif, prasyarat pelayanan, klasifikasi pelanggan, jenis layanan,
jaminan mutu dan janji pelayanan.
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan tercantum pada pasal 2, yaitu:
(1). Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal.
(2). Standar Pelayanan Minimal sebagaimana di maksud pada ayat (1) berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan
target tahun 2010, diantaranya:
a. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi :
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%.
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 90%.
3. Ibu hamil resiko tinggi yang di rujuk 100%
4. Cakupan kunjungan neonatus 90%
5. Cakupan kunjungan
6. Cakupan Bayi Berat Lahir Rendah / BBLR yang di tangani 100%
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah:
1. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak pra sekolah 90%
2. Cakupan pemerikasaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih / guru UKS / Dokter kecil 100%
3. Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80%
c. Pelayanan Keluarga Berencana: Cakupan peserta KB aktif 70%
d. Pelayanan Imunisasi: Desa / Kelurahan Universal Child Imumunization (UCI)
e. Pelayanan pengobatan / perawatan :
1. Cakupan rawat jalan 15%
2. Cakupan rawat inap 15%
f. Pelayanan kesehatan jiwa: pelyanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan
umum 15%
g. Pemantauan pertumbuhan balita:
1. Balita yang naik berat badannya 80%
2. Balita Bawah Garis Merah ( BGM ) < 15%
h. Pelayanan Gizi:
1. Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun 90%
2. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 90%
3. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga
miskin 100%
4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100%
i. Pelayanan Obsetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komperhensif:
1. Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani
rujukan ibu hamil dan neonatus 80%
2. Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang di tangani 80%
3. Neonatal resiko tinggi / komplikasi yang di tangani 80%
j. Pelayanan Gawat Darurat: Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
darurat yang dapat di akses masyarakat 90%
k. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penaggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB ) dan Gizi Buruk:
1. Desa / Kelurahan mengalami KLB yang di tangani < 24 jam 100%
2. Kecamatan bebas rawan gizi 80%
l. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio: Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun ( > 1 )
m. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB Paru: kesembuhan penderita TBC BTA
positif ( > 85% )
n. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA:Cakupan Bliata denagn Pneumonia
yang di tangani 100%
o. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS 100%
p. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di
tangani 80%
q. Pecegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare: balita dengan diare yang di tangani
100%
r. Pelayanan Kesehatan Lingkungan: Insstitusi yang dibina 70%
s. Pelayanan Pengendalian Vektor: rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes > 95%
t. Pelayanan Hiegiene sanitasi ditempat umum : tempat umum yang meemnuhi syarat
80%
u. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat:
a. Rumah tangga sehat 65%
b. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif 80%
c. Desa dengan garam beryodium baik 90%
d. Posyandu Purnama 40%
v. Penyuluhan Pencegahan dan Penaggulangan Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif ( P3 NAPZA ) bebasis masyarakat: upaya
penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas kesehatan 15%
w. Pelayanan penyediaan obat dan pembekalan kesehatan :
a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90%
b. Pengadaan obat esensial 100%
c. Pengadaan obat generic 100%
x. Pelyanan penggunaan obat generic: penulisan obat generic 90%
y. Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan: Cakupan
jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga pra bayar 80%
z. Penyelengaraan pembiayaan untuk keluarga miskin dan masyarakat
rentan:Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan
masyarakat rentan 100%
Diluar jenis pelyanan yang tersebut pada ayat 2, kabupaten / kota tertentu wajib
menyelenggarakan jenis pelayanan sesuai dengan kebutuhan antara lain:
i. Pelayanan kesehatan kerja : cakupan pelayanan kerja pada pekerja
formal 80%
ii. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut : cakupan pelayanan keshatan pra
lanjut dan usia lanjut 70%
iii. Pelayanan Gizi : cakupan wanita usia subur yang mendapatkan kapsul
yodium 80%
iv. Pencegahan dan pemberntasan penyakit HIV-AIDS : darah donor
diskrining terhadap HIV-AIDS 100%
v. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria : penderta malaria
yang diobati 100%
vi. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta : penderita kusta yang
selesai berobat ( RFT rate ) >90%
vii. Pencegahan dan pemberantasan penyakit filariasis : kasus filariasis
yang di tangani > 90%
2.6 Teori Tentang ASI Eksklusif
2.6.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta
mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang
dibuat manusia ataupun susu hewan seprti susu sapi, susu kerbau dan lain-lain.
2.6.2 Komposisi ASI
a. Kolostrum
Air susu ibu yang keluar pada saat setelah melahirkan yang berwarna kekuning-
kuningan, kental, dan agak lengket. Air susu ini disebut kolostrum dan ini
diproduksi dalam masa kira-kira seminggu pertama kemudian air susu itu
berubah menjadi berwarna putih. Adapun kandungan gizi yang terkandung
didalam kolostrum adalah :
- Lebih banyak protein
- Lebih banyak immunoglobulin A dan Laktoferrin dan juga sel-sel darah
putih yang berperan penting dalam mencegah timbulnya infeksi penyakit.
- Lebih sedikit dalam hal lemak dan laktose
- Lebih banyak vitamin A, natrium dan seng.
b. Perbandingan ASI dengan Air susu sapi
Kandungan zat gizi dari kedua macam air susu berbeda dalam beberapa hal
yaitu:
- Protein
Kandungan susu protein sekitar tiga kali ASI. Hampir semua protein dari
susu sapi berupa kasein dan hanya sedikit berupa “ soluble whey protein
“. Porsi kasein yang besar ini membentuk gumpalan liat dalam perut bayi.
Air susu ibu mengandung total protein lebih rendah tetapi lebih banyak “
soluble whey protein “. Komposisi inilah yang membentuk gumpalan
lebih lunak yang lebih mudah dicernakan dan diserap.
- Lemak
Sekitar separuh dari energi air susu ibu berasal dari lemak yang mudah
diserap dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena adanya enzim
lipase dalam ASI.
- Laktose
Zat gizi merupakan komponen utama karbohidrat dalam ASI.
Dibandingkan dengan susu sapi, kandungan lactose dalam ASI jauh lebih
banyak. Disamping merupakan sumber energi yang mudah dicerna,
beberapa laktose diubah menjadi asam laktat. Asam ini membantu
mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan mungkin
membantu dalam penyerapan kalsium dan mineral lainnya.
- Mineral
ASI mengandung sedikit kalsium dibandingkan dengan susu sapi, tetapi
karena kalsium ASI mudah diserap maka kalsium ASI cukup dapat
memenuhi kebutan bayi.
2.6.3 Manfaat ASI Eksklusif dan Menyusui
Bagi Bayi
Memenuhi seluruh kebutuhan untuk pertumbuhan sampai anak 6 bulan
Meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan alergi
ASI membuat berat badan bayi ideal
Perkembangan motorik dan kognitif / kecerdasan bayi lebih cepat
Pemberian asi meningkatkan jalinan kasih sayang yang diarasakan oleh bayi
Bagi Ibu
Mengurangi resiko kanker payudara dan kanker indung telur
Menundan kesuburan sehingga kehamilan menjadi tertunda
Ibu akan mendapatkan kembali berat badan sperti sebelum hamil
Lebih ekonomis, praktis, higienis dan hemat waktu
Bagi keluarga
Praktis dalam ekonomis dibandinkan susu formula. Bayi yang mendapat ASI
lebih sehat dan tidak mudah sakit sehingga biaya pengobatan rendah.
2.6.4 Alasan Mengapa Harus Memberi ASI Eksklusif
ASI bersih. Memang ASI tidak pernah steril karena puting buah dada dapat
terkontaminasi setiap waktu namun bakteri yang mungkin mencemarinya tidak
lagi sempat berkembang biak sebab ASI segera diminum bayi.
ASI mengandung immunoglobulin terutama Ig A, antibody ini terdapat banyak
dalam kolostrum dan lebih rendah didalam air susu berikutnya.Ig A tidak
diserap tetapi bekerja diusus dalam menahan bakteri tertentu,(misalnya E.coli)
dan virus.
ASI mengandung lactoferin. Zat ini adalah protein yang dapat mengikat besi
menjadi bakteri yang berbahaya yang terdapat dalam usus tidak memperoeh
mineral ini untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu suplementasi besi melalui
mulut tidak boleh diberikan kepada bayi yang disusui karena akan berpengaruh
terhadap peranan lactoferin, dalam proteksi tubuh.
ASI mengandung lsozim yaitu suatu enzim yang terdapat cukup banyak,
(beberapa ribu kali) lebih tinggi dibnadingkan dengan susu sapi. Zat ini
menghancurkan sejumlah bakteri berbahaya da berbgai virus.
ASI mengandung sel-sel darah putih. Selama dua minggu pertama, ASI
mengandung sampai 4000 sel/ml. Sel-sel ini mengeluarkan Ig A, laktoferin,
lisozim dan interferon. Interferon adalah suatu substansi yang dapat menghambat
aktivitas virus-virus tertentu.
ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini adalah karbohidrat yang mengandung
nitrogen yang diperlukan untu pertumbuhan bakteri laktobasilus bifidus. Pada
bayi yang diberi ASI, bakteri ini didalam usus menghasilkan asam laktat dari
beberapa laktose usus. Asam ini menghambat pertumbuhan bakteri dan parasit
yang berbahaya,serta membuat feses menjadi asam, Adanya factor bifidus ini
merupakan salah satu alasan mengapa fese bayi yang diberi ASI berbeda dari
bayi yang diberi susu botol.
BAB III
GAMBARAN INSTANSI TEMPAT PRAKTIKUM
3.1 Gambaran Umum Puskesmas
3.1.1 Lokasi
Puskesmas Gandus terletak di jalan TP. H. Sopjan Kenawasan Kelurahan
Gandus, Kecamatan Gandus Kota Palembang yang lokasinya cukup strategis dan mudah
dijangkau oleh masyarakat karena berada di tepi jalan raya dan dilalui angkutan umum.
Kondisi alam wilayah kerja puskesmas Gandus beragam terdiri dari sungai besar
dan anak sungai, rawa, perbukitan, yang mana masing-masing daerah memiliki
karakteristik tertentu. Sebagian dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan
sebagian lagi hanya dapat dilalui dengan kendaraan sungai dan jalan kaki.
3.1.2 Pembangunan Puskesmas
Puskesmas ini dibangun tahun 1980 diatas tanah seluas 1.254 m2 dengan panjang
57m dan lebar 22m luas bangunan seluruhnya 518 m2. Pada tahun SCHS untuk merehab
kondisi gedung puskesmas yang lama dengan luas bangunan 196m2 sehingga puskesmas
gandus mempunyai gedung utama.
Puskesmas Gandus terdiri dari 4 unit puskesmas pembantu, 1 unit klinik terapung, 1 unit
poskeskel yaitu sebagai berikut:
I. Puskesmas pembantu :
1. Puskesmas Pembantu Air Itam Pulokerto
38
2. Puskesmas Pembantu Suak Bujang
3. Puskesmas Pembantu Karang Anyar
II. 1 unit klinik terapung Pulokerto
III. 1 unit poskeskel karang jaya
3.1.3 Staf / Tenaga
Ketenagaan di puskesmas Gandus termaksuk 4 pustu, klinik terapung, 1 unit
poskeskel sampai dengan 1 Februari 2011 dengan perincian:
Tabel. 1
Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Gandus Tahun 2011
No Jabatan Pegawai Jumlah Keterangan1 Dokter Umum 3 orang2 Dokter Spesialis
Peny.Dalam-
3 Dokter spesialis Kebidanan
1 orang
4 Dokter Gigi 1 orang5 Sarjana Kesehatan
Masyarakat5 orang
6 Sarjana Keperawatan, Ns 2 orang 1 Honda7 Perawat Diploma III 5 orang 2 orang honda8 Perawat SPK 2 orang9 Perawat Gigi 2 orang10 Bidan Diploma III 6 orang11 Bidan Diploma I -12 Sanitarian Diploma I 1 orang13 Analis Kesehatan 1 orang14 Asisten Apoteker 2 orang15 Petugas gizi Diploma III 1 orang16 Petugas Gizi Diploma I -16 Tata Usaha 5 orang 3 orang loket17 Administrator Kesehatan
S I1 orang
Total 38 orang (Sumber: Profil Puskesmas Gandus 2012)
3.1.4 Keadaan Geografis Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Gandus seluas 7570 hektar yaitu Kecamatan Gandus
terdiri dari lima kelurahan yaitu, Kelurahan Pulokerto, Kelurahan Gandus, Kelurahan
karang Jaya, Kelurahan Karang Anyar dan Kelurahan 36 ilir.
Batas-batas wilayah Puskesmas Gandus yaitu:
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan IB I dan IB II
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin,
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Keramasan.
3.1.5 Keadaan Demografi
Kondisi alam wilayah kerja Puskesmas Gandus beragam terdiri dari sungai besar
dan anak sungai, rawa, perbukitan yang masing – masing daerah memiliki karakteristik
tertentu. Sebagian dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan sebagian lagi hanya
dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan juga daerah yang hanya dapat dicapai dengan
kendaraan sungai dan jalan kaki
Tabel. 2 Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang
sampai akhir tahun 2010
No Data Jumlah Keterangan1 Jumlah Penduduk 56449 Jiwa2 Penduduk Laki-laki 27787 Jiwa3 Penduduk Perempuan 28662 Jiwa4 Bayi (0-1 tahun) 1411 Jiwa5 Batita (1-3 tahun) 3057 Jiwa6 Balita (3-5 tahun) 2459 Jiwa7 PUS 9313 Jiwa8 Bumil 1467 Jiwa9 Bulin 1411 Jiwa10 Usila Laki-laki (>60 tahun) 2368 Jiwa11 Usila Perempuan (>60 tahun) 2825 Jiwa12 KK 13116 KK13 Sasaran Gakin 4128 KK14 RT 160 RT15 RW 40 RW16 Posyandu 40 Unit17 Kader Kesehatan 205 Orang
(Sumber: Profil Puskesmas Gandus 2012)
3.1.6 Mini Loka Karya
Mini loka karya di puskesmas Gandus diadakan setiap bulan yaitu pada
hari selasa minggu keempat. Mini loka karya ini bertujuan untuk membahas
pencapaian dan kendala pada setiap program, maslah-maslah yang ada di
puskesmas Gandus dan hasil dari penataan pimpinan dan seluruh staf puskesmas.
3.2 Gambaran Khusus Puskesmas
3.2.1 Visi dan Misi Puskesmas Gandus
1. Visi Puskesmas Gandus
Tercapainya Masyarakat Kecamatan Gandus Sehat yang bertempu pada
pelayanan Kesehatan Bermutu dan Peran Serta Masyarakat.
2. Misi Puskesmas Gandus
a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanaan kesehatan masyarakat.
b. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas, pustu, poskeskel, posyandu
Kecamatan Gandus
c. Menggerakan pembangunan masyarakat berwawasan kesehatan di wilayah
Kecamatan Gandus
d. Meningkatkan saran dan prasarana kesehatan yang bermutu
3. Nilai Puskesmas Gandus
Taqwa, ikhlas, Jujur, disiplin dan tanggung jawab
4. Motto Puskesmas gandus
Anda sehat kami bahagia.
3.2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Gandus
Terlampir.
3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
3.2.3.1 Tugas Pokok Puskesmas
Melakukan sebagian kegiatan tekhnis operasional Dinas Kesehatan di bidang
pelayanan, pembinaan dan pembangunan upaya kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
3.2.3.2 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
c) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat pribadi (private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
d) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
3.2.4 Sumber Daya Puskesmas Gandus
Man (Manusia)
Tenaga yang ada di Puskesmas Gandus Palembang.
Tabel. 3
Tenaga yang ada di Puskesmas Gandus Palembang tahun 2011
No Jabatan Pegawai Jumlah1 Dokter Umum 3 orang2 Dokter Spesialis
Peny.Dalam-
3 Dokter spesialis Kebidanan
1 orang
4 Dokter Gigi 1 orang5 Sarjana Kesehatan
Masyarakat5 orang
6 Sarjana Keperawatan, Ns 2 orang7 Perawat Diploma III 5 orang8 Perawat SPK 2 orang9 Perawat Gigi 2 orang10 Bidan Diploma III 6 orang11 Bidan Diploma I -12 Sanitarian Diploma I 1 orang13 Analis Kesehatan 1 orang14 Asisten Apoteker 2 orang15 Petugas gizi Diploma III 1 orang16 Petugas Gizi Diploma I -16 Tata Usaha 5 orang17 Administrator Kesehatan
S I1 orang
Total 38 orang
(Sumber: Profil Puskesmas Gandus 2012)
Money (Dana)
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Unit Penggerak Pembangunan
Berwawasan Kesehatan Puskesmas Gandus, sumber pendanaan untuk setiap kegiatan
berasal dari APBN, dan berasal dari APBD Kota Palembang yang tercermin dalam
Retribusi Puskesmas, Jasa Sarana dari PT. ASKES, Jamkesmas, Jamsoskes, dan
BOK.
Material (Sarana)
Seluruh wilayah kerja Puskesmas gandus ini cukup mudah dicapai dengan
kendaraan roda dua serta kendaraan roda empat, ada Empat unit ,fasilitas komunikasi
(telephon).
a. Pelaksanaan kegiatan untuk melaksanakan seluruh kegiatan program didalam
gedung maupun diluar gedung dan untuk mencapai keberhasilan dari
pelaksanaan pada tahun seluruh kegiatan Program Puskesmas Gandus dalam
kegiatan berpedoman pada protap-protap yang telah dibakukan.
Method (Metode)
Metode yang dilakukan mengacu pada tugas pokok dan fungsi dari Puskesmas
Gandus Palembang.
Market (Pasar)
Masyarakat / pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan
masyarakat/pasien yang tinggal di wilayah kerja puskesmas Gandus Palembang.
3.2.5 Upaya Kesehatan Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
Puskesmas Gandus ditahun 2011 memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk
menolong dirinya dalam bidang kesehatan serta membudayakan Hidup Sehat dan Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya Kesehatan Masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Upaya kesehatan wajib
Merupakan upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
Merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta disesuaikkan dengan kemampuan masyarakat.
a. Klinik Kesehatan Reproduksi
b. Klinik Gilingan Mas
c.Klinik Gawat Darurat
3.2.6 Gambaran Sepuluh Penyakit Terbesar Puskesmas
Gambaran 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Gandus pada tahun 2009-2011
Tabel.4
Gambaran sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Gandus tahun 2009
No Nama Penyakit Jumlah Penderita
1 Penyakit ISPA 15192 Diare 4103 Gastritis 2774 Kulit infeksi 5495 Kulit alergi 5386 Scabies 1847 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 2528 Gingivitis 1849 Karies gigi 15410 Penyakit mata lainnya 138
(Sumber: Perencanaan Tingkat Puskesmas tahun 2009)
Tabel.5
Gambaran sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Gandus tahun 2010
No Nama Penyakit Jumlah Penderita
1 Penyakit ISPA 15192 Diare 4103 Gastritis 2774 Kulit infeksi 5495 Kulit alergi 5386 Scabies 1847 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 2528 Gingivitis 1849 Karies gigi 15410 Penyakit mata lainnya 138
(Sumber: Perencanaan Tingkat Puskesmas tahun 2010)
Tabel.6
Gambaran sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Gandus tahun 2011
No Nama Penyakit Jumlah Penderita
1 Penyakit Ispa 123312 Gastritis 32513 Penyakit otot dan jaringan pengikat 30724 Kulit infeksi 30545 Diare 30526 Hipertensi 28937 Kulit alergi 26648 Asma 19199 Obs Febris 164010 Kulit karena jamur 1441
(Sumber: Perencanaan Tingkat Puskesmas tahun 2013)
3.3 Gambaran Khusus Program
3.3.1. Input
1. Man (Manusia)
Program Promosi kesehaan dikelolah oleh 1 orang koordinator tamatan
Kesehatan Masyarakat dan dibantu oleh 4 orang anggota Lainnya yang
memegang program masing-masing.
2. Money (Dana)
Sumber pendanaan untuk setiap kegiatan berasal dari APBN, dan berasal dari
APBD Kota Palembang yang tercermin dalam Retribusi Puskesmas, Jasa Sarana
dari PT. ASKES, Jamkesmas, Jamsoskes, dan BOK.
3. Material (Sarana)
Ruang program promosi kesehatann bergabung menjadi satu ruangan dengan
program gizi , yang memiliki fasilitas sebagai berikut :
Buku panduan penyuluhan
Beberapa contoh pamflet dan booklet tentang kesehatan
Lemari 1 buah
Kursi 6 buah
Meja 4 buah
Komputer 1 buah
Printer 1 buah
4. Method (Metode)
Adapun metoda yang digunakan dalam kegiatan program promosi kesehatan
sesuai dengan protap yang telah ditetapkan.
5. Market(Pasar)
Pasien Promosi Kesehatan merupakan pasien yang tinggal didalam wilayah kerja
Puskesmas Gandus Palembang.
3.3.2 Proses
Fungsi Manajemen (POACE)
1. Planning (Perencanaan).
Perencanaan kegiatan Promosi Kesehatan disusun dalam bentuk format jadwal
kegiatan selama satu tahun.
2. Organizing (Pengorganisasian).
Program Promosi Kesehatan merupakan bagian dari unit Promosi Kesehatan yang
di koordinir oleh petugas Promosi Kesehatan dibawah pimpinan Puskesmas.
3. Actuating dan Controlling(Pelaksanaan dan Pengawasan)
Hasil kerja dari kegiatan program yang telah dilaksanakan dicatat pada laporan
perbulan kemudian akan dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kota Palembang.
4. Evaluation(Evaluasi)
Evaluasi dilakukan melalui mini lokakarya sebulan sekali.
3.3.3 Output (Hasil Kegiatan Program Puskesmas)
Tabel. 7
Penilaian Kinerja Program Promosi Kesehatan Puskesmas Gandus Tahun
2009-2011
No Upaya Kesehatan TargetPencapaian
2009 2010 20111
2.
3.
4.
Penyuluhan PHBSa. Rumah Tanggab. Institusi
pendidikan c. Institusi sarana
kesehatand. Institusi TTUe. Institusi tempat
kerjaf. Warung Makan
Bayi mendaapat ASI eksklusif
Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat.a. Posyandu Pratama
(Baru)b. Posyandu madyac. Posyandu Purnama d. Posyandu Mandiri
Penyuluhan NAPZA
100%100%
100%
80%80%
80%
80%
100%
100%100%100%
50%
83,3%80%
80%
82,0%88,9%
81,3%
60,7%
100%
100%100%100%
80%
24,9%74,3%
80%
76,8%57,1%
76,9%
77,2%
100%
100%100%100%
80%
82%85,7%
100%
80%77,8%
81,3%
54,2%
100%
100%100%100%
80%
(Sumber : Penilaian Kinerja Puskesmas, Puskesmas Gandus Tahun 2009-2011)
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
4.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil puskesmas dan data penilaian kinerja
puskesmas khususnya program promosi kesehatan di puskesmas Gandus Pelembang
tahun 2009-2011, diketahui beberapa masalah:
A : Belum tercapainya cakupan penyuluhan PHBS pada Institusi tempat kerja
pada tahun 2010 yaitu 57,1 % dan pada tahun 2011 yaitu 77,8% dengan
target pencapaian cakupan 80%.
B : Belum tercapainya cakupan penyuluhan PHBS pada rumah tangga tahun
2009 yaitu sekitar 83,3%, tahun 2010 yaitu sekitar 24,9%, dan tahun 2011
yaitu sekitar 82% dengan target cakupan pencapaian yaitu sebesar 90%.
C : Belum tercapainya target penyuluhan PHBS Pada Institusi Pendidikan
yaitu 80%, pada tahun 2009 pencapaiannya yaitu 80%, tahun 2010 yaitu
74,3% dan tahun 2011 yaitu 85,7%.
D : Belum tercapainya cakupan upaya kesehatan bayi yang mendapat ASI
eksklusif pada tahun 2009-2011 dengan pencapaian yaitu sekitar 60,7%,
77,2%, 54,2% dengan target pencapaian 80%.
E : Belum tercapainya cakupan upaya kesehatan di institusi sarana kesehatan
pada tahun 2009 dan 2010 dengan pencapaian yaitu 80% dan 80% dengan
target pencapaian 100%.
53
F : Belum tercapainya cakupan upaya kesehatan di TTU pada tahun 2010
dengan pencapaian yaitu 76,8% dengan target pencapaian 80%.
G : Belum tercapainya cakupan upaya kesehatan di warung makan pada
tahun 2010 dengan pencapaian yaitu 76,9% dengan target pencapaian
80%.
4.2 Prioritas Masalah
Dari hasil identifikasi masalah, kemudian dicari prioritas masalah dalam bentuk
tabel di bawah ini, dengan menggunakan metode Pair Comparasion dan metode Skoring
(PAHO).
Tabel. 8
Metode Pair Comparision
ASPEK URGENCY ASPEK SERIOUNESS ASPEK GROWTH
A : B = BA : C = AA : D =AA : E = EA : F = FA : G = AB : C = CB : D = BB : E = EB : F = FB: G = GC : D = DC : E = CC : F = FC : G = GD : E = ED : F = FD : G = G
A : B = BA : C = CA : D =DA : E =AA : F =AA : G = AB : C =CB : D =DB : E = BB : F =BB: G =BC : D =DC : E = CC : F =CC : G =CD : E =DD : F =DD : G =D
A : B = BA : C = CA : D =DA : E =EA : F =AA : G =AB : C =CB : D =BB : E =EB : F =BB: G =BC : D =DC : E =EC : F =CC : G =CD : E =DD : F =DD : G =D
E : F = EE : G = GF : G = F
E : F =EE : G =GF : G =F
E : F =EE : G =GF : G =F
TotalA = 3B = 2C = 2D = 1E = 4F = 5G = 4
TotalA = 3B = 4C = 5D = 6E = 1F = 1G = 1
TotalA = 2B = 4C = 4D = 5E = 4F = 1G = 1
Tabel.9
Rekap Metode Pair Comparision
Masalah Urgency Seriousness Growth Total Tingkat
A 3 3 2 8 VB 2 4 4 10 IIIC 2 5 4 11 IID 1 6 5 12 IE 4 2 4 10 IVF 5 1 1 7 VIG 4 1 1 6 VII
Keterangan :
- Urgency : Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah/ besarnya
masalah yang bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.
- Seriousness : Seberapa besar pengaruh negatif sebuah masalah / derajat kefatalan
masalah-masalah yang diyakini paling besar bepengaruh negatif.
- Growth : Komplekbilitas sebuah masalah/ trend pertumbuhan (masalah yaang paling
komplek).
Tabel.10
Metode Skoring (PAHO)
Masalah M S V CC PC Skor TKA 1 1 3 2 1 8 VB 2 2 2 2 1 9 IIIC 2 2 2 2 2 10 IID 3 3 1 2 2 11 IE 2 2 2 1 2 9 IVF 2 2 2 1 1 8 VIG 1 1 3 1 1 7 VII
Keterangan :
Keterangan:
M : Magnitude ( besarnya masalah)
S : Seriousness ( tingkat kefatalan masalah )
V : Vulnerability ( kemudahan mengatasi masalah )
CC : Community concern (persepsi masyarakat terhadap masalah)
PC : Political commitment ( komitmen politis)
1: Nilai rendah
2: Nilai sedang
3: Nilai tinggi
Dari hasil perhitungan dengan metode pair comparision dan skoring (PAHO),
maka prioritas masalah yang dipilih adalah cakupan upaya kesehatan bayi mendapat ASI
Eksklusif yang belum mencapai target dengan peringkat tertinggi yaitu tingkat I.
4.3 Perumusan Tujuan
4.3.1 Tujuan Umum
Meningkatnya cakupan pencapaian jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di
puskesmas Gandus Palembang tahun 2013
4.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan Pengetahuan masyarakat terutama tentang ASI eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan ibu
penyuluhan tentang ASI eksklusif
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pemberian ASI eksklusif
pada bayi
4. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka penyuluhan
tentang ASI eksklusif
4.4. Identifikasi Penyebab Masalah
Proses identifikasi penyebab masalah dpat dilihat dari diagram sebab akibat Fishbone (Tulang Ikan) brikut ini:
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)
Gambar.1 Diagram Fishbone Identifikasi Penyebab Masalah
Rendahnya cakupan pemberikan ASI eksklusif
MarketMaterialMachine
MethodMan Pengetahuan masyarakat
dan ibu hamil masih rendah
Alat-alat peraga untuk penyuluhan masih kurang
Kurangnya pemberdayaan sarana dan prasarana kesehatan
Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat Pelaksanaan
kegiatan penyuluhan belum optimal
Money
Tenaga kesehatan masih kurang
Kurangnya kerjasama dengan toko masyarakt dan toko agama
Dana yang tersedia terbatas
Kurangnya pemberdayaan masyarakat Kurangnya Kesabaran
ibu saat menyusui
Kurangnya perawatan payudara saat hamil
Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral
Masih rendahnya bayi yang mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Gandus Palembang tahun 2009-2011
Dari masalah yang ada, dipilih beberapa yang berperan dominan dan melatar belakangi
terjadinya masalah tersebut:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang manfaat ASI
eksklusif
2. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat ASI eksklusif
3. Ketersediaan tenaga masih kurang dan kurangnya pemberdayaan sarana dan
prasarana.
4.5. Alternatif Penyebab Masalah
Tabel.11 Alternatif Penyebab Masalah
Rumusan Masalah
Penyebab MasalahPendekatan Pemecahan
Masalah
Rendahnya jumlah cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gandus Pelembang tahun 2009-2011
a. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat
b. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan belum optimal
c. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
d. Kurangnya perawatan payudara saat hamil
e. Kurangnya Kesabaran ibu saat menyusui
f. Pengetahuan masyarakat dan ibu hamil masih rendah
g. Tenaga kesehatan masih
a. Meningkatkan Penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif
b. Pengoptimalan kegiatan penyuluhan
c. Meningkatkan pendekatan kepada masyarakt
d. Lebih meningkatkan pemahaman tentang perawatan payudara
e. Penambahan tenaga
kurangh. Alat-alat peraga untuk
penyuluhan masih kurangi. Kurangnya
pemberdayaan sarana dan prasarana kesehatan
j. Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral
k. Kurangnya kerjasama dengan toko masyarakat dan toko agama
l. Dana yang tersedia terbatas
kesehatanf. Mengusulkan
pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan promosi kesehatan.
g. Meningktkan kerja sama dengan pihak terkait.
4.6. Pemecahan Masalah Terpilih
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diidentifikasi, selanjutnya
dilakukan pemilihan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode Scoring.
Adapun kriteria matrik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas
M (Magnitude) : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
I (importency) : Pentingnya cara penyelesaian masalah
V (vunerability) : Sensitifitas cara penyelesaian
2. Efisiensi
Tabel .12
Penentuan Prioritas Masalah dengan Kriteria Matrik
No. Pemecahan Masalah
Efektifitas Efisiensi Jumlah
M I V CM x I x V
C
1 Meningkatkan Penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif
3 3 2 2 4
2 Pengoptimalan kegiatan penyuluhan 3 2 1 2 3
3 Meningkatkan pendekatan kepada masyarakt
2 2 2 2 3
4 Lebih meningktakan pemahaman tentang perawatan payudara 2 1 3 3 2
5 Penambahan tenaga kesehatan2 2 1 2 2,5
6 Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan promosi kesehatan
2 1 1 2 2
7 Meningktkan kerja sama dengan pihak terkait
1 1 1 2 1,5
Dari penentuan prioritas pemecahan masalah,maka pemecahan masalah terpilih
adalah “meningkatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif
4.7.Penyusunan Rencana Operasional
4.7.1. Rencana Kegiatan Operasional
Tabel.13Rencana Operasional
NO Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Tempat dan waktu
P. jawab Rencana evaluasi
1 Persiapana. Rapat
pembentukan panitia penyuluhan
a. Pembagian tugas
a. Karyawan dan Staf Puskesmas
Rp.100.000 Puskesmas, 1 Desember 2012
Pimpinan Puskesmas
a. Susunan panitiab. Daftar Hadirc. Notulen
b. Penentuan jadwal dan menentukan lokasi
b. Meyusun kegiatan dan memilih lokasi yang strategis
b. Karyawan dan Staf Puskesmas
Rp.50.000 Puskesmas, 3-4 Desember 2012
Karyawan dan Staf Puskesmas
Survei tempat lokasi
c. Penentuan nara sumber
c. Pemilihan Materi yang mudah dipahami
c. Karyawan dan Staf Puskesmas
Rp.150.000 Puskesmas, 5-6 Desember 2012
Karyawan dan Staf Puskesmas
d. Pembuatan leaflet tentang ASI Eksklusif
d. Pembagian leaflet pada peserta penyuluhan
d. Karyawan dan Staf Puskesmas
Rp.100.000 Puskesmas, 7-10 Desember 2012
Karyawan dan Staf Puskesmas
2 Pelaksanaana. Pembukaanb. Penyuluhan
tentang ASI eksklusif
c. Pembagian leaflet
d. Konsumsi
a. Membuka acara
b. Memberikan dan mengingatkan pengetahuan masyarakat tentang
c.Meningkatkanbahaya napza pengetahuan masyarakat tentang tempat sampah yang memenuhi syarat
d.Menyediakan konsumsi panitia dan peserta
Kelurahan TOMA, RW, RT dan masyarakat
Rp.300.000 Puskesmas, 14 Desember 2012
Pimpinan PKM
a. catatan pertanyaanb. absensi peserta penyuluhanc. SPJ yang telah ditanda tangani oleh Lurah
Evaluasia. Pembuatan
laporan
b. Pembubaran Panitia
a. Untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan yang telah dilakukan
b. Menutup kegiatan
Hasil kegiatan penyuluhan
b.Panitia yang terlibat
Rp.100.000
Rp.200.000
Puskesmas, 17 Desember 2012
Puskesmas, 24 Desember 2012
Karyawan dan Staf Puskesmas
Karyawan dan Staf Puskesmas
a. Absensib. Hasil Penyuluhan
4.7.2 Rencana Waktu Kegiatan
Tabel.14 Rencana Waktu Kegiatan
No KegiatanDesember 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Persiapan:Rapat pembentukan panitia penyuluhan
1.Penentuan jadwal dan menentukan lokasiPersiapan materi dan Penentuan narasumberPembuatan leaflet tentang ASI Eksklusif
2 Pelaksanaan:Pembukaan
Penyuluhan secara langsungPembagian leaflet tentang ASI EksklusifKonsumsi
3 Evaluasi:Pembuatan laporanPembubaran panitia penyuluhan
4.8 Kerangka Acuan Kegiatan / Term of Reference (TOR)
4.8.1 Latar Belakang
Di era globalisai, dimana para wanita tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi
para wanita juga meniti karir dibidang perkantoran dan bidang laiinya. Hal ini
memberiakn dampak bahwa wanita mempunyai bayi tidak bisa memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, sehingga banyak bayi yang diberi susu formula dengan alasan
praktis, namun dari segi ekonomi susu formula lebih memerlukan banyak biaya
dibandingkan dengan ASI.
Paradigma ibu-ibu bahwa susu formula lebih baik dibandingkan dengan ASI
adalah paradigma yangb salah, karena ASI dari segi apapun lebih baik dibandingkan
dengan susu formula. Karena dalam ASI terdapat zat-zat yang dapat membantu daya
tahan tubuh bayi, sehingga para petugas kesehatan harus lebih menggalakan penyuluhan
tentang ASI eksklusif.
4.8.2 Tujuan
Kegiatan penyuluhan pemahaman masyarakat tentang Asi eksklusif
1. Adanya peningkatan pemahaman masyarakat tentang ASI
eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Gandus Palembanag
2. Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif
4.8.3 Sasaran
Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah masyarakat terutama ibu-ibu
yang berada di wilayah kerja Gandus Palembang.
4.8.4 Metode dan Alat
a. Metode yang diapakai dalam pelatihan ini adalah ceramah, tanya jawab, dan
diskusi.
b. Sedangkan alat bantu yang digunakan pada waktu pelatihan ini adalah leaflet,
brosur dan alat peraga.
4.8.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini berupa penyuluhan tentang manfaat ASI
Eksklusif bagi masyarakat terutama ibu-ibu yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Gandus Palembang
4.8.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pada tanggal 14 Desember 2012 di Posyandu Gandus.
4.8.7 Dana
Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan ini berasal dari dana
operasional Puskesmas Gandus, sebesar Rp.1.000.000
4.8.8 Alat Ukur Keberhasilan
Laporan bulan / Triwulan Promosi Kesehatan
4.8.9 Penutup
Demikianlah Kerangka Acuan kegiatan penyuluhan promosi kesehatan kepada
masyarakat di Puskesamas Gandus Palembang tahun 2012, semoga dapat dijadikan
acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Rendahnya Jumlah Bayi yang Mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Gandus
Hasil yang diperoleh dari data Puskesmas Gandus palembang
tahun 2009-2011 ada beberapa masalah yang ditemukan diantaranya:
a. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat dan Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan belum optimal.
b. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan belum optimal
c. Pengetahuan masyarakat dan ibu hamil masih rendah.
d. Kurangnya pemberdayaan masyarakat dan kurangya Tenaga kesehatan .
e. Kurangnya Kesabaran ibu saat menyusui dan kurangya perawatan
payudara saat hamil .
f. Alat-alat peraga untuk penyuluhan masih kurang.
g. Kurangnya pemberdayaan sarana dan prasarana kesehatan.
h. Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral, toko masyarakat, dan toko
agama.
i. Dan dananya terbatas.
Penulis menjadikan promosi kesehatan merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pengenalan/promosi kesehatan di
69
masyarakat. Program dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Kebijakan
kesehatan merupakan pedoman bagi puskesmas untuk menjalankan
program kesehatan di Puskesmas. Fungsi dukungan Dinkes ke Puskesmas
dalam kegiatan program dapat berupa pengadaan sumber daya manusia
dan sumber daya lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
pengobatan. Dukungan Dinkes dalam proses pelaksanaan seperti kegiatan
pembinaan, pengarahan dan pengendalian program juga dibutuhkan oleh
puskesmas.
Mengingat masih rendahnya jumlah bayi yang mendapat ASI
eksklusif diwilayah kerja puskesmas Gandus Palembang, dimana dari
data yang didapatkan dari penilaian kinerja tahun 2009, didapatkan
capaian sebesar 60,7%, tahun 2010 yaitu 77,2%, tahun 2011 yaitu 54,2
denga target pencapaian yaitu 80%, maka perlu di tingkatkan
penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif bagi bayi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Masalah-masalah pada program promosi kesehatan adalah rendahnya
pencapaian cakupan upaya kesehatan bayi yang mendapat ASI eksklusif pada
tahun 2009-2011 dengan pencapaian yaitu sekitar 60,7%, 77,2%, 54,2%
dengan target pencapaian 80%.
2. Prioritas masalah yang ada pada program promosi kesehatan adalah dapat
diketahui bahwa dari hasil perhitungan dengan metode pair comparision dan
skoring (PAHO), maka prioritas masalah yang dipilih adalah rendahnya bayi
yang mendapat ASI eksklusif dengan peringkat tertinggi yaitu tingkat I.
3. Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatnya jumlah bayi yang mendapat
ASI eksklusif
4. Identifikasi penyebab masalah rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang.
a. Belum optimalnya penyuluhan kepada masyarakat
b. Pengetahuan masyarakat dan ibu hamil masih rendah
c. Pemberdayaan masyarakat masih kurang
d. Tenaga kesehatan masih terbatas
e. Kurangnya Kesabaran ibu saat menyusui dan kurangya perawatan payudara
saat hamil
f. Alat-alat peraga untuk penyuluhan belum lengkap
g. Pemberdayaan sarana dan prasarana kesehatan belum optimal
h. Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral, toko masyarakat, dan toko
agama
i. Dan terbatasnya dana.
5.Alternatif Pemecahan masalah rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang yaitu :
a. Meningkatkan Penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif
b. Pengoptimalan kegiatan penyuluhan
c. Meningkatkan pendekatan kepada masyarakt
d. Lebih meningktakan pemahaman tentang perawatan payudara
e. Penambahan tenaga kesehatan
f. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan promosi
kesehatan.
g. Meningktkan kerja sama dengan pihak terkait.
6. Pemecahan masalah terpilih dari rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif menggunakan metode scoring .
7. Tersusunnya Rencana Operasional (RO) dari pelaksanaan penyuluhan
mengenai progarm promosi kesehatan terutama cakupan bayi yang mendapat
ASI Eksklusif di pemukiman nilai kerja Puskesmas Gandus Palembang.
8. Tersusunnya Kerangka Acuan/Term of Reference (TOR) dari pelaksanaan
penyuluhan program promosi kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Gandus
terutama masalah penyuluhan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Gandus.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1. Agar diberikan reaward kepada petugas dengan kinerja yang
memuaskan guna meningkatkan motivasi kerja.
2. Memberikan penyuluhan secara rutin kepada masayarakat
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dengan menggunakan bahasa
yang dimengerti oleh masyarakat.
3. Membuat rancangan penyuluhan tentang ASI eksklusi semenarik mungkin.
4. Memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada dan memberikan pelatihan-
pelatihan teknis kepada tenaga kesehatan.
5. Mengusulkan dana untuk penyuluhan tentang ASI eksklusif
yang melibatkan pihak terkait.