lapor raan ns akkiinne erjjaa iinsttannssii
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
LLAAPPOORRAANN KKIINNEERRJJAA IINNSSTTAANNSSII PPEEMMEERRIINNTTAAHH
TTAAHHUUNN 22001166
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN MASYARAKAT DIY
Jl. Raden Ronggo II Nomor 30, Prenggan, Kotagede ,
Yogyakarta Telp. (0274) 562714, Faksimile (0274) 558402 Website:www.bppm.jogjaprov.go.id E-mail :[email protected]

ii
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta disusun berdasarkan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal
terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi
dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.
Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih
meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun
outcomes di masa mendatang.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
KEPALA BPPM DIY
dr. RA ARIDA OETAMI, M.Kes NIP .19600408 198802 2 001

iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (BPPM DIY) ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja BPPM DIY yang memuat rencana,
capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator
kinerja termuat dalam Renstra BPPM DIY Tahun 2012-2017. Untuk mencapai
sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan
kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan prestasi kinerja BPPM DIY yang dihasilkan di tahun 2016, dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Sasaran 1: Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintah, Swasta
dan politik dengan indikator Presentase partisipasi perempuan di bidang
pemerintah, swasta dan politik, capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan
Desember 2016 adalah 49,05%
b. Sasaran 2: Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA dengan
indikatornya Persentase Pembinaan Organisasi Perempuan, capaian kinerja
sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 87,76%.
c. Sasaran 3: Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak dengan
indikatornya Rasio Korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, capaian
kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 0,48.
d. Sasaran 4: Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja, dengan
indikatornya Persentase penurunan pernikahan usia dibawah 20 tahun, capaian
kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 0,240%.
e. Sasaran 5: Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor
keluarga berencana dengan indikatornya Persentase cakupan peserta KB aktif,
capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 85,25%.
f. Sasaran 6: Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dengan
indikatornya Persentase lembaga bina keluarga berkategori percontohan,
capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 23,79%

iv
g. Sasaran 7: Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera dengan indikatornya
Persentase tahapan keluarga sejahtera, capaian kinerja sampai dengan akhir
Bulan Desember 2016 adalah 43,45%.
h. Sasaran 8: Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat, dengan indikatornya
Persentase usaha ekonomi desa, capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan
Desember 2016 adalah 38,78%.
i. Sasaran 9: Meningkatkan Kualitas Lembaga pemberdayaan masyarakat dengan
indikatornya Persentase partisipasi dan keswadayaan masyarakat , capaian
kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 93,70%.
j. Sasaran 10: Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat pedesaan
dengan indikatornya Persentase Desa yang telah memiliki profil , capaian
kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 100%.
Di luar IKU, pencapaian kinerja BPPM DIY juga ditunjukkan oleh
pencapaian target terkait dengan Kinerja keuangan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2016
sebesar Rp.19.399.398.415,- atau mencapai 90,34% dari total anggaran sebesar
Rp.21.473.593.619,- dengan rincian realisasi belanja tidak langsung Rp.
4.484.822.947 (97,51%) dari pagu anggaran Rp. 4.599.383.008,- sedangkan
realisasi belanja langsung sebesar Rp. 14.914.575.468,- (88,39%) dari pagu
anggaran Rp. 16.874.210.611,-.
Capaian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi di tahun
2015 yang realisasinya sebesar 88,32% , meskipun terdapat beberapa kegiatan
yang mengalami effisiensi karena adanya PMK 125/PMK.07/2016 tentang
penundaan penyaluran sebagian dana alokasi umum tahun 2016, dan terdapat
1 kegiatan realisasi fisik ≤ 100%.
Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui
pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi
perhatian bagi BPPM DIY ke depan.
1. Jumlah SDM beserta kompetensi keahliannya dalam melaksanakan
program dan kegiatan masih sangat kurang.

v
2. Gedung kantor BPPM DIY, berdasarkan Surat dari DPPKA DIY Nomor
011/04674/PBD tanggal 31 Mei 2016 perihal ijin menempati Gedung Eks
Rumah Sakit Paru sebagai kantor sementara selama gedung lama dibongkar
dan dibangun kembali.
3. Sarana dan prasarana yang ada di BPPM DIY yang dipergunakan dalam
rangka melaksanakan program dan kegiatan kurang memadai.
4. Perubahan kebijakan yang terjadi pada proses pelaksanaan
program/kegiatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut akan ditempuh langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengajukan tambahan SDM ke Badan Kepegawaian Daerah DIY agar SDM
yang ada bisa dipenuhi baik jumlah maupun kualitasnya.
2. Mengajukan anggaran pembangunan gedung kantor sesuai dengan hasil
DED pada tahun 2016.
3. Memperbaiki sarana / prasarana dan mengajukan pengadaan untuk
menunjang pelaksanaan program dan kegiatan BPPM DIY.
4. Melakukan revisi dokumen sesuai kebijakan yang ada.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi BPPM DIY dalam perbaikan kinerja
di tahun yang akan datang.

vi
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Ikhtisar Eksekutif iii
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
BAB. I. PENDAHULUAN 1
I.1. Struktur Organisasi 2
I.2. Fungsi dan Tugas 2
I.3.Keadaan Pegawai 3
I.4. Keadaan Sarana dan Prasarana 8
I.5. Keuangan 13
I.6. Sistematika LKJ IP 14
BAB. II. PERENCANAN DAN PERJANJIAN KINERJA 16
II.1 Perencanaan Strategis 16
II.1.1 Visi dan Misi 17
II.1.2 Tujuan dan Sasaran 19
II.1.3 Strategi 22
II.1.3.1 Misi 1 Terwujudnya masyarakat yang sejehtera melalui kesetaraan gender
22
II.1.3.2 Misi 2 Mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas
24
II.1.3.3 Misi 3 Meningkatkan keberdayaan dan partisipasi
25

vii
masyarakat
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 26
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 29
II.3.1 Target Belanja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
29
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis 30
BAB. III. AKUNTABILITAS KINERJA 33
III.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 33
III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 35
III.3 Akuntabilitas Anggaran 61
III.4 Analisa Efisiensi 70
BAB. IV. PENUTUP 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN 76

viii
Daftar Tabel Tabel I.1 Pegawai Menurut Golongan dan Jenis Kelamin 4
Tabel I.2 Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin 5
Tabel I.3 Kondisi pegawai secara ideal dan riil 7
Tabel I.4 Kondisi sarana dan prasarana 8
Tabel I.5 Alokasi anggaran BPPM DIY 14
Tabel II.1 Sasaran Strategis BPPM DIY 20
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 27
Tabel II.3 Target Belanja BPPM DIY Tahun 2016 30
Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung Per Sasaran Strategis 30
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja 33
Tabel III.2 Capaian kinerja tahun 2016 34
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran meningkatkan partisipasi perempuan
36
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
40
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
42
Tabel III.6 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja
46
Tabel III.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor keluarga berencana
48
Tabel III.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
50
Tabel III.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
52
Tabel III.10 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat
54
Tabel III.11 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan Partisipasi dan keswadayaan masyarakat
56
Tabel III.12 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatkan Kualitas Lembaga pemberdayaan masyarakat
59
Tabel III.13 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016
62
Tabel III.14 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per program Tahun 2016
64
Tabel III.15 Capaian Kinerja ≥ 100 % 70

ix
Daftar Gambar
Gambar I.1 Keadaan Pegawai 4
Gambar I.2 Pegawai Menurut Golongan dan Jenis Kelamin 5
Gambar I.3 Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin
6
Gambar I.4 Pegawai menurut kondisi riil dan ideal 8
Gambar III.1 Jumlah pejabat struktural perempuan dibanding pejabat struktural
37
Gambar III.2 Pendampingan Desa Prima 38
Gambar III.3 Organisasi perempuan yang dibina sampai Tahun 2016
41
Gambar III.4 Rasio Korban Kekerasan Terhadap perempuan dan anak
44
Gambar III.5 Jumlah PUS Istri < 20 th di DIY 46
Gambar III.6 Pemeriksaan Kesehatan sebelum Pelayanan Keluarga Berencana
48
Gambar III.7 Jumlah PUS dibanding Jumlah Peserta KB Aktif 49
Gambar III.8 Jumlah Peserta Keluarga Berencana melalui bakti sosial
49
Gambar III.9 BKB, BKR,BKL yang dibina s.d. tahun 2016 51
Gambar III.10 Tahapan Keluarga di DIY 53
Gambar III.11 Pelatihan Bendaharan Budan Usaha Milik Desa 54
Gambar III.12 Lembaga Masyarakat yang dibina s.d th 2016 57
Gambar III.13 Jumlah Swadaya Masyarakat 57
58

x
Gambar III.14 Badan Usaha Milik Desa 59
Gambar III.15 Desa yang telah memiliki profil 60

1
BAB 1
Pendahuluan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik
(good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 diharapkan
dapat :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Mendorong Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang
didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan
kinerjanya.
Bab 1 Berisi :
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Keadaan Pegawai
4. Keadaan Sarana dan
Prasarana
5. Keuangan
6. Sistematika LKj IP

2
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pelaksanaan
program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
I.1 Struktur Organisasi
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
I.2 Tugas dan Fungsi
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2015 Tentang
Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai tugas: melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah

3
bidang pemberdayaan perempuan, keluarga sejahtera dan keluarga berencana,
serta masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja pemberdayaan perempuan, keluarga
sejahtera dan keluarga berencana, serta masyarakat;
b. penyusunan kebijakan teknis bidang pemberdayaan perempuan, keluarga
sejahtera dan keluarga berencana, serta masyarakat;
c. pengembangan partisipasi dan potensi perempuan;
d. penyelenggaraan perlindungan hak-hak perempuan dan anak korban
kekerasan;
e. penyelenggaraan pengarusutamaan gender;
f. penyelenggaraan pembinaan dan pemberdayaan organisasi perempuan
dan lembaga yang peduli terhadap perempuan;
g. fasilitasi dan advokasi keluarga sejahtera, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi;
h. penyelenggaraan penguatan kelembagaan dan pengembangan
partisipasi masyarakat;
i. pemberian fasilitasi pemberdayaan perempuan Kabupaten/ Kota;
j. pemanfaatan kebudayaan dalam pemberdayaan masyarakat;
k. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang pemberdayaan
perempuan, keluarga sejahtera dan keluarga berencana, serta
masyarakat;
l. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan
m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
I.3 Keadaan Pegawai
Secara keseluruhan jumlah Pegawai yang ada di Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini adalah
sebanyak 71 orang yang terdiri dari : Struktural 17 orang, Fungsional Umum 46
orang dan Calon Fungsional tertentu 8 orang (1 orang Tugas Belajar dan 1 orang
Ijin Belajar ).

4
Gambar I.1.
Keadaan Pegawai
17
46
28
Struktural
Fungsional umum
Tugas Belajar
JFT
Sumber data: BPPM diolah
Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta berdasarkan golongan dan jenis kelamin adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1.
Pegawai Menurut Golongan dan Jenis Kelamin
Golongan
Jenis Kelamin
Jumlah %
Perempuan % Laki-
Laki
%
IV 4 9,76 0 0 4 5,63
III 36 87,80 22 73,34 58 81,70
II 1 2,44 4 13,33 5 7,04
I 0 0 4 13,33 4 5,63
Jumlah 41 100 30 100 71 100
Sumber data: BPPM diolah

5
Gambar I.2.
Pegawai Menurut Golongan dan Jenis Kelamin
Sumber data: BPPM diolah
Sedangkan Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Tingkat pendidikan dan jenis kelamin
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.
Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Jenis Kelamin Jumlah %
Perempuan % Laki-Laki %
S2 4 9,76 0 0,00 4 5,63
S1 22 53,66 10 33,33 32 45,07
DIII 3 7,32 3 10,00 6 8,45
SLTA 11 26,83 13 43,33 24 33,80
SLTP 1 2,44 1 3,33 2 2,82
SD 0 0,00 3 10,00 3 4,23
Jumlah 41 100 30 100 71 100
Sumber data: BPPM diolah

6
Gambar I.3.
Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
Sumber data: BPPM diolah
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki calon pejabat fungsional tertentu sebanyak 8 orang .
Jumlah ideal pegawai bila dibandingkan dengan beban pekerjaan sesuai
dengan Pergub Nomor : 1 tahun 2012, Pergub Nomor : 122 tahun 2015 dan
Pergub Nomor : 114 tahun 2015 adalah sebanyak 87 orang dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 1.3.
Kondisi Pegawai secara ideal dan riil
No Nama Jabatan Jumlah
Ideal Jumlah Riil
Keku-rangan /Kelebihan
1 Kepala 1 1 0
2 Sekretaris 1 1 0
3 Kepala Subbag Program Data dan TI
1 1 0
4 Staf Subbag Program Data dan TI 7 4 (-)3
5 Kepala Subbag Keuangan 1 1 0
6 Staf Subbag Keuangan 8 7 (-) 2 1 org BT
7 Kepala Subbag Umum 1 1 0
8 Staf Subbag Umum 10 8 (-)2

7
No Nama Jabatan Jumlah
Ideal Jumlah Riil
Keku-rangan /Kelebihan
9 Kepala Bidang Pengembangan Partisipasi Perempuan
1 1 0
10 Kepala Subbid Pengarusutamaan Gender
1 1 0
11 Staf Subbid Pengarusutamaan Gender
4 4 0
12 Kepala Subbid pengembangan Kelembagaan Organisasi Perempuan
1 1 0
13 Staf Subbid pengembangan Kelembagaan Organisasi Perempuan
4 4 0
14 Kepala Bidang Perlindungan Hak-Hak Perempuan
1 1 0
15 Kepala Subbid Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
1 1 0
16 Staf Subbid Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
6 6 0
17 Kepal Subbid Data dan Informasi Gender dan Anak
1 1 0
18 Staf Subbid Data dan Informasi Gender dan Anak
3 4 (+) 1
19 Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1 1 0
20 Kepala Subbid Penguatan Kelembagaan
1 1 0
21 Staf Subbid Penguatan Kelembagaan
5 3 (-) 2
22 Kepala Subbid Penguatan Potensi Masyarakat
1 1 0
23 Staf Subbid Penguatan Potensi Masyarakat
4 2 (-) 2
24 Kepala Bidang Keluarga Berencana 1 1 0
25 Kepala Subbid Kesehatan Reproduksi
1 1 0
26 Staf Subbid Kesehatan Reproduksi 3 2 (-) 1
27 Kepala Subbid Pemberdayaan Advokasi
1 1 0
28 Staf Subbid Pemberdayaan Advokasi
4 2 (-) 2
29 Calon Pegawai fungsional tertentu 12 8 (-) 4
Jumlah 87 71 (-)13 Sumber data : BPPM diolah

8
Gambar I.4.
Pegawai Menurut kondisi riil dan ideal
0
20
40
60
80
100
kondisi pegawai
riil
ideal
Sumber data: BPPM diolah
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel I.4. Keadaan sarana dan Prasarana
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI JUMLAH
IDEAL
1 2 3 4 5
1 AC Split 42 Baik 45
2 Alat Dapur Lainnya 4 Baik 4
3 Alat Hiasan 1 Baik 1
4 Alat Pemadam/Portable 8 Baik 11
5 Brangkas 1 Baik 1
6 Buku Perpustakaan 472 Baik 250
7 Camera Digital 6 Baik 7
8 Camera Wall Box/CCTV (RDU) 8 Baik 8
9 CCTV BPPM 13 Baik 18
10 Dispencer 2 Baik 3

9
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI JUMLAH
IDEAL
1 2 3 4 5
11 Exhause Fan 9 Baik 9
12 Facsimile 2 Baik 2
13 Filling Besi/Metal 47 Baik 50
14 Gordyn 3 Baik 4
15 Handy Cam 4 Baik 4
16 Jam Elektronik 2 Baik 8
17 Kipas Angin 4 Baik 8
18 Kompor Gas 2 Baik 2
19 Kursi Besi / Metal 8 Baik 10
20 Kursi Kerja Pejabat Eselon III 12 Baik 15
21 Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 2 Baik 10
22 Kursi Putar 5 Baik 10
23 Kursi Rapat 297 Baik 350
24 Kursi Tamu 9 Baik 10
25 Lap Top 25 Baik 30
26 Layar Film 1 Baik 4
27 Lemari Arsip untuk arsip Dinamis 4 Baik 8
28 Lemari Besi/Metal 22 Baik 25
29 Lemari Buku untuk Pejabat Eselon II 1 Baik 6
30 Lemari Es 2 Baik 2
31 Lemari Kaca 21 Baik 25
32 Lemari Makan 2 Baik 2

10
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI JUMLAH
IDEAL
1 2 3 4 5
33 Lemari Pakian 9 Baik 9
34 Lemari Sorok 1 Baik 1
35 Loudspeker 23 Baik 23
36 Meja Kerja Pejabat Eselon III 8 Baik 13
37 Meja Kerja Pejabat Eselon IV 6 Baik 11
38 Meja Komputer 10 Baik 20
39 Meja Piket 1 Baik 2
40 Meja Rapat 85 Baik 100
41 Meja Tulis 61 Baik 64
42 Mesin Cuci 1 Baik 2
43 Mesin Ketik Manual Portable (11-13) 10 Baik 10
44 Mesin Pompa Air 2 Baik 2
45 Microphone/Wireless Mic 9 Baik 12
46 Mimbar/Podium 1 Baik 1
47 Mini Bus (Penumpang 14 Orang kebawah) 8 Baik 8
48 Monitor CCTV 2 Baik 2
49 P.C. Unit 30 Baik 50
11 Kurang Baik
50 Papan Visual/Whiteboard 9 Baik 12
51 Pesawat Telephone 3 Baik 3
52 Peti Uang/ brankas 1 Baik 1
53 Printer 32 Baik 37

11
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI JUMLAH
IDEAL
1 2 3 4 5
4 Kurang Baik
54 Proyektor + Attachment (LCD) 17 Baik 10
55 Rak Besi/Metal 6 Baik 10
56 Rak Kayu 2 Baik 5
57 Sepeda Motor 10 Baik 13
2 Kurang Baik
58 Seterika 2 Baik 2
59 Sofa 2 Baik 4
60 Sound System 4 Baik 8
61 Stationary Generating Set 3 Kurang Baik
4
62 Tabung Gas 2 Baik 2
63 Tangga Alumunium 2 Kurang Baik
3
64 Telephone (PABX) 7 Baik 18
65 Televisi 9 Baik 7
66 Tempat Tidur Kayu (lengkap) 18 Baik 11
67 Tikar/ Karpet Mushola 1 Baik 2
68 Unit Power Supply 2 Baik 2
69 Wireless Amplifier 5 Baik 5
70 Ruang Rapat 3 Baik 6

12
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI JUMLAH
IDEAL
71 Megaphone 2 Baik 5
72 HT 4 Baik 4
73 Layar Film 3 baik 5
74 DVD Player 1 baik 3
Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang ada di Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY dilihat dari segi kuantitas
maupun kualitas masih sangat kurang. Kondisi fisik kendaraan Roda 4 yang ada
sebagian sudah baik, secara ideal seharusnya kendaraan roda 4 yang harus
dimiliki BPPM DIY sebanyak 8 Unit, kondisi sekarang memiliki 6 unit kendaraan
operasional dan 1 unit kendaraan jabatan, sehingga masih kurang 1 unit
kendaraan operasional. Selain itu BPPM DIY memiliki 1 unit mobil penerangan
KB. Sementara kendaraan roda 2 sudah 10 unit dengan kondisi 8 unit baik dan 2
unit kurang baik. Idealnya masing-masing subbid dan subbag minimal ada 1 unit,
caraka 1 unit dan RDU 1 unit atau sebanyak 13 unit sehingga keseluruhan masih
kekurangan 3 unit.
Meja kursi yang ada baik untuk staf maupun untuk para pejabat struktural
juga belum memadai / layak. Selain itu kebutuhan sarana dan prasarana pada
tiap-tiap subbid dan subbag seperti almari, rak buku, filing kabinet dan
kebutuhan-kebutuhan lain untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat juga masih sangat kurang. Sarana
kerja berupa komputer, printer dan peralatan-peralatan elektronik yang lain juga
masih sangat kurang sehingga mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan hasil analisa kerusakan dan kelayakan bangunan gedung
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY yang dilakukan oleh Dinas
pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral yang tertuang
dalam surat dari Dinas PU, Perumahan dan ESDM DIY Nomor 641 / 00274,
dinyatakan bahwa bangunan gedung kantor BPPM DIY mengalami kerusakan

13
sebesar 58,13% dengan kategori BERAT dan harus dilakukan Perawatan Berat.
Pada tahun 2016 telah dibuat DED untuk pembangunan gedung baru yang akan
dilaksanakan pada tahun 2017.
Apabila menindaklanjuti adanya Surat Edaran Menpan RB RI no 11 / 2014
tentang pembatasan kegiatan / rapat diluar kantor, maka kebutuhan ruang
pertemuan / rapat di BPPM DIY masih sangat kurang, karena jumlah ruang rapat
yang ada di BPPM DIY sampai dengan saat ini baru sebanyak 3 buah dengan
kapasitas ruangan yang paling besar maksimal 50 orang.
Kebutuhan-kebutuhan lain seperti ruangan untuk Sekretariat Forum
Anak, ruangan untuk konseling, perpustakaan, ruang penyimpanan arsip-arsip
juga belum memadai/layak. Secara umum kondisi gedung kantor Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa kurang memadai,
sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kinerja dari
para karyawannya.
Sehubungan dengan persiapan pembangunan gedung kantor BPPM DIY
pada tahun 2017 sementara kantor pindah ke gedung RS. Eks Paru dengan surat
Nomor : 011/04674/PBD tanggal 31 Mei 2016. Kondisi kantor sangat terbatas,
seperti : ruang rapat hanya ada 1 buah dengan kapasitas 15 orang, Daya listrik
terbatas ( sering mati), air dan telepon.
I.5 Keuangan
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya pada Tahun Anggaran 2016
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
memperoleh alokasi anggaran dari APBD sebagai berikut:

14
Tabel 1.5.
Alokasi anggaran BPPM
Jenis Belanja
APBD Murni (DPA) APBD Perubahan
(DPPA)
% dari total
anggaran
Belanja Tidak Langsung
5.037.638.689,00 4.599.383.008,00 21,42
Belanja Langsung
19.757.232.563,00 16.874.210.611,00 78,58
JUMLAH 24.794.871.252,00 21.473.593.619,00 100,00
Sumber data: BPPM diolah
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2016 adalah sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif memuat:
1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan dan
sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya;
2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi
kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang
mungkin akan terjadi pada tahun mendatang
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur
Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta , Potensi yang menjadi ruang lingkup OPD dan
Sistematika penulisan LKj IP
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

15
Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan
gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun
yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi
instansi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis
akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis
pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan
permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil
Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan
realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam
rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk
analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi
BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang
keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan
dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah
LAMPIRAN

16
BAB 2
Perencanaan
& Perjanjian Kinerja
II.1 Perencanaan Strategis
Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah
Daerah DIY selama empat tahun terakhir menunjukkan
tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi Pembangunan
yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan adanya
beberapa indikator target sasaran yang capaiannya telah
melampaui target yang ditetapkan pada akhir RPJMD.
Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan
terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran
Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2012-2017.
Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi logis
adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan
dalam SK Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor: 188/0378/2016 Tentang Reviw Rencana Strategis (RENSTRA)
Tanggal 18 Januari 2016 Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi
terkait target kinerja sasaran, program dan kegiatan pendukung sasaran Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai
penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan
RPJMD DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan
program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan
Bab 2 Berisi :
1. Perencanaan
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2016
3. Rencana Anggaran
Tahun 2016
4. Instrumen
Pendukung

17
yang dilakukan tercantum dalam Renstra Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
II.1.1 Visi dan Misi
Visi:
Dalam rangka melaksanakan amanat dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mana dalam
Undang-undang ini mengamanatkan kewenangan khusus dalam
kebudayaan, kelembagaan, pertanahan, tata ruang dan pengisian jabatan
Gubernur dan Wakil Gubernur, maka Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan visi “BPPM
Mendukung terciptanya Kesetaraan gender, perlindungan hak
perempuan dan anak menuju masyarakat yang partisipatif, sejahtera dan
berbudaya”.
Makna dari visi tersebut diatas adalah bahwa sebagai salah satu SKPD yang
ada di pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
kewajiban untuk mengajak, menggerakkan, memberdayakan dan
mendorong masyarakat agar bisa mengakui, menghargai dan melindungi
hak-hak perempuan dan anak sehingga tercapai kesetaraan dan keadilan
gender bagi perempuan dan anak serta menjadi masyarakat yang maju
yang dimulai dari pembentukan keluarga yang direncanakan tetapi tidak
meninggalkan nilai-nilai budaya yang ada didalam masyarakat sehingga
menjadi manusia-manusia yang berkarakter melalui SKPD BPPM yang
mengampu urusan pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan
pemberdayaan masyarakat.
Misi:
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan

18
proses pencapaian tujuan. Guna mewujudkan Visi BPPM 2012 -2017, maka
disusun misi yang menjadi tanggungjawab Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan misi ini
diharapkan semua arah dan kebijakan yang disusun akan dipergunakan
sepenuhnya untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan.
Misi yang akan dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat terdiri dari :
1. Terwujudnya masyarakat yang sejehtera melalui kesetaraan
gender.
2. Mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas.
3. Meningkatkan keberdayaan dan partisipasi masyarakat.
Misi Terwujudnya masyarakat yang sejehtera melalui kesetaraan gender,
dimaknai bahwa bahwa dalam mewujudkan cita-cita pembangunan
manusia kita tidak boleh membeda-bedakan laki-laki dengan perempuan,
seluruh elemen masyarakat baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
peran dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan tidak
mengabaikan kesetaraan gender maka cita-cita pembanguan berupa
masyarakat yang sejahtera akan semakin sempurna.
Misi Mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas, ini dimaknai bahwa
dalam menyongsong kehidupan yang lebih baik untuk mewujudkan cita-
cita besar berupa masyarakat yang sejahtera harus dimulai dengan
perencanaan keluarga yang matang, banyaknya anggota keluarga tidak
menjamin kehidupan akan lebih baik, oleh karena itu biduk rumah tangga
perlu direncanakan dengan baik melalui keluarga berencana dengan
keluarga kecil tetapi berkualitas akan tetapi tidak meninggalkan budaya-
budaya yang ada di dalam masyarakat.
Misi Meningkatkan keberdayaan dan partisipasi masyarakat, dimaknai
bahwa dalam rangka mencapai cita-cita pembangunan yaitu masyarakat
yang sejahtera tidak dapat dilaksanakan sepihak oleh pemerintah saja,
melainkan sangat diperlukan sekali partisipasi masyarakat, sehingga semua
program dan kegiatan yang sudah diinisiasi oleh pemerintah dapat

19
dilanjutkan dengan adanya partisipasi masyarakat, selain itu agar tidak
menjadi ketergantungan terhadap pemerintah, maka masyarakat juga
perlu diberdayakan sehingga menjadi masyarakat yang mandiri dan
berkarakter
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka
menengah salama 5 tahun anggaran adalah :
a. Meningkatkan partisipasi, kualitas hidup, perlindungan perempuan
dan anak;
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, kemitraan dan jejaring
kerjasam pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak-hak
anak;
c. Meningkatkan kesertaan berkeluarga berencana;
d. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
e. Memantapkan kelembagaan, mengembangkan partisipasi dan
keswadayaan melalui pemberdayaan masyarakat;
f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat, memantapkan
kehidupan social budaya masyarakat, pemanfaatan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna;
g. Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat pedesaan;
h. Meningkatkan pelayanan administrasi,penyediaan sarana prasarana,
kapasitas aparatur dan pelaporan capaian kinerja.
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis
yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah
sebagai berikut:

20
Tabel II.1
Sasaran Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta
NO SASARAN INDIKATOR
SASARAN SKPD Satuan
Target Tahunan
Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan, Swasta dan politik
Presentase partisipasi perempuan di bidang pemerintah, swasta dan politik
% N/A N/A 47,97 48,01 sesudah
revisi
Meningkatkan partisipasi perempuan
Persentase partisipasi perempuan di ranah publik
% 0,531 35,31 sebelum
revisi
2 Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan anak
Rasio Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Rasio N/A N/A 0,42 0,41 0.40 sesudah
revisi
Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
Persentase cakupan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
% 0,044 0,042 sebelum
revisi
3 Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PUHA
Presentase pembinaan organisasi perempuan
% N/A N/A 75,14 87,64 100 sesudah
revisi
4 Meningkatkan akses kesehatan reproduksi remaja
Persentase penurunan pernikahan usia dibawah 20 tahun
% N/A N/A 0,510 0,505 0,500 sesudah
revisi
Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja
Persentase penurunan pernikahan usia dibawah 20 tahun
% 0,52 0,515 seblum
revisi

21
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
SKPD
Satuan
Target Tahunan Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
5 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai peserta akseptor KB
prevalensi pasangan usia subur ber KB
% N/A N/A 80.22
80,22
80,22
sesudah
revisi
Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor keluarga berencana
Persentase cakupan peserta KB Aktif
% 71,48 71,6 sebelum
revisi
6 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Persentase tahapan keluarga sejahtera
% N/A N/A 44,1 43,4 43 sesudah
revisi
Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Persentase tahapan keluarga sejahtera
% 45,2 44,6 seblum
revisi
7 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Persentase lembaga Bina Keluarga Berkatagori Percontohan
% N/A N/A 23 23,63
24,27
sesudah
revisi
8 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat
Persentase partisipasi dan keswadayaan masyarakat
% N/A N/A 32.08
33.19
34.29
sesudah
revisi
Meningkatkan kualitas lembaga pemberdayaan masyarakat
Persentase lembaga pemberdayaan masyarakat berprestasi
% 26,76 27,96
seblum
revisi

22
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
SKPD
Satuan
Target Tahunan Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
9 Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
Persentase desa yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
% N/A N/A 34.43
38.26
43.36
sesudah
revisi
Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
Persentase usaha ekonomi desa
% 28,46 33,08
sebelum
revisi
10 Meningkatkan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Pedesaan
Persentase desa yang telah memiliki profil
% N/A N/A 70 85 100 Sebelum
&
Sesudah
revisi
Sumber data : Renstra BPPM DIY
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah
selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara
mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk
merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi
penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
Terwujudnya masyarakat yang sejehtera melalui kesetaraan
gender
Strategi
- Peningkatan peran serta kesetaraan dan keadilan gender
di lembaga pemerintah, Swasta dan politik;

23
- Peningkatan upaya pencegahan, cakupan dan kualitas
layanan korban kekerasan terhadap perempuan dan
anak;
- Peningkatan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA.
Kebijakan
- Mengintensifkan upaya-upaya meningkatkan
pengetahuan tentang pengarusutamaan gender, KKG
dan PPRG;
- Memperkuat, memperluas cakupan dan kualitas layanan,
jejaring dan kerjasama dalam perlindungan perempuan
dan anak;
- Mengintensifkan upaya-upaya meningkatkan
pengetahuan tentang kelembagaan PUG & PUHA.
Program
- Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan;
- Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan;
- Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender
- Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Anak
- Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi Perempuan;
- Program Pendidikan Politik Bagi Permpuan
Kegiatan
- Peningkatan Perlindungan Korban Tindak kekerasan
Perempuan dan Anak;
- Pengembangan Data Gender dan Perlindungan
Perempuan dan Anak;

24
- Pembinaan Pengarusutamaan Gender;
- Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan
Perempuan dan Anak ;
- Advokasi Pemenuhan dan Perlindungan Hak – Hak
Anak;
- Pemberdayaan Peranan Perempuan di Bidang Ekonomi;
- Peningkatan Peran Perempuan dalam Pengambilan
Keputusan
II.1.3.2 Misi 2
Mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas
Strategi
- Pemberdayaan mitra kerja dalam pembinaan,
penggerakkan dan pelayanan KRR;
- Pemberdayaan mitra kerja dalam pembinaan,
penggerakkan dan pelayanan keluarga berencana;
- Peningkatan akses cakupan keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I dalam kelompok UPPKS;
- Peningkatan cakupan keluarga yang memiliki balita untuk
aktif di kegiatan BKB.
Kebijakan
- Meningkatkan akses dan kualitas informasi KRR, dan
Konseling KRR;
- Meningkatkan kesertaan KB NKJP terutama PUS muda,
KB Pria, KB PP-PK, KHIBA, PMKR;
- Meningkatkan Jejaring kemitraan, promosi dan fasilitasi
kelompok UPPKS;
- Meningkatkan jejaring kemitraaan penanganan anak usia
dini, fasilitasi dan pembinaan kelompok BKB.

25
Program
- Program Kesehatan Reproduksi Remaja;
- Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
- Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga;
- Program Pengembangan Bina Keluarga.
Kegiatan
- Pembinaan Kesehatan Reproduksi Reamaja;
- Pembinaan Lembaga Kesehatan Reproduksi Remaja;
- Pemberdayaan Keluarga dalam penanggulangan HIV dan
AIDs;
- Pembinaan Keluarga Berencana dan Pelayanan KB;
- Peningkatan Ketahanan Keluarga;
- Pengembangan Ketahanan dan keberdayaan keluarga
-
II.1.3.3 Misi 3
Meningkatkan keberdayaan dan partisipasi masyarakat
Strategi
- Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat aktif;
- Memberdayakan partisipasi dan swadaya masyarakat;
- Peningkatan ketrampilan manajemen pengelola usaha
ekonomi desa;
- Pengembangan peran serta dan apresiasi masyarakat
melalui budaya gotong - royong
Kebijakan
- Pembinaan dan pendampingan lembaga masyarakat;
- Pembinaan dan pendampingan partisipasi dan
keswadayaan masyarakat ;
- Fasilitasi usaha ekonomi desa;
Program
- Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaaan;
- Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan;

26
- Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
membangun desa;
- Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan
Pemerintah Desa.
Kegiatan
- Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat
Pedesaan;
- Penguatan Kelembagaan TP PKK;
- Pembentukan, Pembinaan dan Pengembangan Lembaga
Ekonomi Pedesaan;
- Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa;
- Peningkatan Kapasitas Desa;
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja
terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya
yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja,
beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut
merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:

27
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Tahuna
n Triwulan
Target
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintah, Swasta dan politik
Presentase partisipasi perempuan di bidang pemerintah, swasta dan politik
% 48,01 Triwulan I
-
Triwulan II
-
Triwulan III
-
Triwulan IV
48,01
2 Meningkatkan kualitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)
Persentasepembinaan organisasi perempuan
% 87,65 Triwulan I
78,50
Triwulan II
81,95
Triwulan III
85,40
Triwulan IV
87,65
3 Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
Rasio Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Rasio 0,41 Triwulan I
0,06
Triwulan II
0,15
Triwulan III
0,33
Triwulan IV
0,41
4 Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja
Persentase penurunan pernikahan usia dibawah 20 tahun
% 0,505 Triwulan I
-
Triwulan II
-
Triwulan III
-
Triwulan IV
0,505

28
No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Tahuna
n Triwulan
Target
1 2 3 4 5 6 7
5 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor keluarga berencana
Prevalensi Pasangan Usia Subur ber KB
% 80,22 Triwulan I
80,2204
Triwulan II
80,2208
Triwulan III
80,2210
Triwulan IV
80,2220
6 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Persentase Lembaga Bina Keluarga berkategori percontohan
% 23,63 Triwulan I
23,61
Triwulan II
23,62
Triwulan III
23,63
Triwulan IV
23,63
7 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Persentase Tahapan keluarga Sejahtera
% 43,40 Triwulan I
-
Triwulan II
-
Triwulan III
-
Triwulan IV
43,40
8 Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat
Persentase desa yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
% 38,26 Triwulan I
35,45
Triwulan II
35,71
Triwulan III
36,98
Triwulan IV
38,26
9 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat
Persentase partisipasi dan keswadayaan masyarakat
% 33,19 Triwulan I
29,73
Triwulan II
32,23

29
No
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Tahuna
n Triwulan
Target
1 2 3 4 5 6 7
Triwulan III
33,00
Triwulan IV
33,19
10 Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat pedesaan
Persentase desa yang telah memiliki profil
% 85,00 Triwulan I
85,00
Triwulan II
85,00
Triwulan III
85,00
Triwulan IV
85,00
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016
Pada Tahun Anggaran 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni
sebesar Rp. 24.794.871.252,-. Melalui mekanisme perubahan APBD 2016 menjadi
Rp. 21.473.593.619,-dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp .
4.599.383.008,- dan Belanja Langsung Rp.16.874.210.611.
Adapun realisasi anggaran sebesar Rp .19.399.398.415( 90,34%) dengan rincian
untuk belanja tidak langsung Rp .4.484.822.947,- (97,51%) belanja langsung
sebesar Rp .14.914.575.468,- (88,39%).
II.3 Target Belanja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta

30
Tabel II.3.1. Target Belanja Murni Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016
Uraian Target Prosentase
Belanja Tidak Langsung Rp. 5.037.638.689,- 20,32%
Belanja Langsung Rp. 19.757.232.563,- 79,68 %
Jumlah Rp. 24.794.871.252,- 100%
Sumber : DPA Nomor : 10/DPA/2016
Tabel II.3.2 Target Belanja Perubahan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016
Uraian Target Prosentase
Belanja Tidak Langsung Rp. 4.599.383.008,- 21,42%
Belanja Langsung Rp. 16.874.210.611,- 78,58%
Jumlah Rp. 21.473.593.619,- 100%
Sumber : DPPA Nomor : 23/DPPA/2016
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang dialokasikan untuk
pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:
Tabel II.4. Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No Sasaran Anggaran (Rp) % Keterangan
1 2 3 4 5
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintah, Swasta dan politik
1.424.951.700 7,21
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
1.259.451.900 7,46
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016

31
No Sasaran Anggaran (Rp) % Keterangan
1 2 3 4 5
2 Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)
2.044.956.400 10,35
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
1.797.532.535 10,65
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
3 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
3.420.280.075 17,31
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
2.646.319.250 15,68
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
4 Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja
617.800.000 3,13
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
577.795.575 3,42
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
5 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor keluarga berencana
798.230.000 4,04
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
665.560.025 3,94
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
6 Meningkatkan ketahanan dankesejahteraan keluarga
1.121.869.700 5,68
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
1.028.888.300 6,10
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
7 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
2.037.314.550 10,31
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
1.914.834.200 11,35
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016

32
No Sasaran Anggaran (Rp) % Keterangan
1 2 3 4 5
8 Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
197.800.000 1,00
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
93.510.700 0,55
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
9 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat
3.345.515.200 16,93
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
2.903.715.025 17,21
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
10 Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat pedesaan
1.030.883.300 5,22
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
774.173.700 4,59
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016
11 Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran
3.717.631.638 18,82
Target berdasarkan Perjanjian Kinerja tanggal 29 Januari 2016
3.212.429.401 19,04
Berdasarkan APBD Perubahan (DPPA No:23/DPPA/2016, tgl : 28 Okto 2016

33
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan
penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016 yang telah
disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola
kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan
data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja
(penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja
yaitu:
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan
realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Bab 3 Berisi :
1. Capaian Kinerja
Tahun 2016
2. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Sasaran
Strategis
3. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Lainnya
4. Akuntabilitas
Anggaran

34
Istimewa Yogyakarta beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai
berikut:
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi Prosentase KRITERIA/
KODE
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan, Swasta dan politik
Persentase partisipasi perempuan di bidang pemerintah, swasta dan politik
Persen 48,01 49,05 102.17 Sangat Baik
2 Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PUHA
Persentase pembinaan organisasi perempuan
Persen 87,65 87,76 100.14 Sangat Baik
3 Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan anak
Rasio Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Rasio 0,41 0,48 85,42 Tinggi
4 Meningkatkan akses kesehatan reproduksi remaja
Persentase penurunan pernikahan usia di bawah 20 tahun
Persen 0,505 0,24 152.48 Sangat Baik
5 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai peserta akseptor KB
prevalensi pasangan usia subur ber KB
Persen 80,222 85,25 106.27 Sangat Baik
6 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Persentase lembaga Bina Keluarga Berkatagori Percontohan
Persen 23,63 23,79 100.68 Sangat Baik
7 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Persentase tahapan keluarga sejahtera
Persen 43,4 43,45 99,88 Sangat Baik
Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
Persentase desa yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Persen 38,26 38,78 101.36 Sangat Baik

35
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi Prosentase KRITERIA/
KODE
9 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat
Persentase partisipasi dan keswadayaan masyarakat
Persen 33,19 93,7 282.31 Sangat Baik
10 Meningkatkan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Pedesaan
Persentase desa yang telah memiliki profil
Persen 85 100 117.65 Sangat Baik
Dari tabel di atas, terdapat sepuluh (10) indikator yang terbagi ke dalam
sepuluh(10) sasaran strategis. Pada tahun 2016, sepuluh (9) indikator telah
memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 80 % (tercapai ≥ 100%) dari
total indikator. Sementara itu, sebanyak satu (2) indikator atau sebesar 20 %
belum memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai
faktor kendala.
Capaian tertinggi pada indikator Persentase partisipasi dan keswadayaan
masyarakat dengan persentase 282.31 % , sementara indikator yang mengalami
capaian terendah adalah indikator Rasio Korban Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak dengan persentase 85,42.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis
secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran meningkatkan partisipasi perempuan
Keberhasilan Meningkatkan partisipasi perempuan dihitung dengan
indikator : Persentase partisipasi perempuan di bidang pemerintah,
swasta dan politik. Formulasi perhitungannya adalah sbb:

36
Partisipasi Perempuan dibidang pemerintah + bidang swasta+ bidang politik _______________________________________________________
3
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan Partisipasi Perempuan
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%) Target Realisasi
%
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase
partisipasi
perempuan di
bidang pemerintah,
swasta dan politik
48,91 48,01 49,05 102,17 48,33 102,16
Sumber : BPPM diolah
Persentase Partisipasi perempuan di bidang pemerintah dihitung
dengan rumus:
Jumlah Pejabat Struktural Perempuan
---------------------------------------------------- x 100%
Jumlah Seluruh Pejabat Struktural (laki-laki dan perempuan)
Capaian Partisipasi perempuan dibidang pemerintah tahun 2016 adalah
sebesar 37,26% dari perhitungan sbb:
1.746
-------- x 100% = 37,26%
4.686
Capaian tersebut melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 36,30%.
Keberhasilan ini terwujud karena didukung oleh komitmen Badan
Kepegawaian Daerah dalam menerapkan Inpres Nomor 9 tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender dan upaya ASN perempuan dalam

37
meningkatkan kapasitas dirinya sehingga mampu menduduki posisi
pengambil keputusan dalam jabatan struktural.
Gambar III.1.
Jumlah pejabat struktural perempuan dibanding pejabat struktural
Tahun 2015
0
1000
2000
3000
4000
5000
Pejabat Struktural
Perempuan
Pejabat struktural
1746
4686
Sumber data: BPPM diolah
Persentase Perempuan di bidang Swasta dihitung dengan rumus :
Jumlah Pekerja Perempuan di Lembaga Swasta ------------------------------------------------------------------ X 100%
Jumlah Pekerja Perempuan
Capaian Partisipasi perempuan dibidang swasta tahun 2016 adalah sebesar: 805.636 ------------ X 100% = 96,57% 834.243
Capaian tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar
96,74. Salah satu kendala adalah belum dilakukannya update data
tentang jumlah pekerja formal dan informal sehingga data yang
disajikan mengacu pada hasil pendataan tahun 2015.

38
Gambar III.2. Pendampingan Desa Prima
Upaya BPPM dalam meningkatkan
partisipasi perempuan di lembaga
swasta yaitu dengan melakukan inisiasi
Desa Prima di 10 desa yang terpilih.
Tahapan inisiasi diawali dari kegiatan
sosialisasi, pembinaan, pendampingan
dan monitoring yang dilakukan secara
berkelanjutan.
Jumlah anggota Desa Prima inisiasi tahun 2016 sebanyak 250 orang dan
diharapkan dapat meningkat ditahun-tahun mendatang.
Pada tahun 2016 BPPM DIY atas inisiasi Bappeda DIY telah melakukan
kerjasama dengan CSR PT Bank BPD DIY untuk melakukan penguatan
kelembagan lima (5) Desa Prima yaitu dengan pemberian tambahan
modal sebesar Rp.245.000,00.
Partisipasi Perempuan di Organisasi Politik dihitung dengan rumus:
Jumlah perempuan sebagai pengurus organisasi politik
-------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah pengurus organisasi politik (peserta pemilu)
Capaian Partisipasi Perempuan di Organisasi Politik pada tahun 2016
adalah sebesar : 33
------ X 100% = 13,31%
248
Capaian tersebut melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 11%,
sehingga mengindikasikan kesadaran perempuan telah berperan
dibidang politik semakin meningkat. Faktor ini diharapkan dapat
mendorong terwujudnya 30% kuota perempuan di legislatif sesuai
dengan amanat Undang Undang Pemilu Nomor : 8 Tahun 2012.

39
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Partisipasi perempuan sebagai pengurus di organisasi politik sudah
memenuhi target yang ditetapkan tetapi posisinya belum berada
pada jabatan sebagai pengambilan keputusan. Kondisi ini berdampak
pada belum terpenuhinya kuota 30% perempuan di legislatif.
2. Target pembentukan Desa Prima sudah terpenuhi tetapi upaya untuk
meningkatkan akses permodalan dan pemasaran hasil produksi
belum maksimal
3. Kebijakan penerapan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
(PPRG) belum terlaksana secara optimal diseluruh SKPD Pemda DIY
Solusi:
1. Meningkatkan kapasitas perempuan melalui pelatihan dan
pembinaan kelembagaan sehingga perempuan pengurus organisasi
politik memiliki kapasitas untuk memimpin dan mengambil
keputusan
2. Meningkatkan jejaring kemitraan terutama melalui upaya
mendekatkan Desa Prima dengan Perbankan
3. Meningkatkan sosialisasi Peraturan Gubernur DIY Nomor 116
Tahun 2014 tentang PPRG kepada seluruh SKPD, sehingga dalam
proses perencanaan anggaran menggunakan langkah penyusunan
Gender Analisys Pathway (GAP) dan Gender Budget Statemen (GBS)
4. Advokasi pada stakeholder untuk meningkatkan komitmen
mendorong implementasi pengarusutamaan gender.
III.2.2. Sasaran Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Indikator Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA adalah
Persentase Pembinaan Organisasi Perempuan yang dihitung dengan
rumus:

40
Jumlah Organisasi perempuan yang dibina
------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah Seluruh Organisasi Perempuan
Organisasi perempuan yang menjadi target pembinaan di DIY terdiri dari
GOW/BKOW, Dharma Wanita Persatuan, Organisasi Agama dan
Organisasi Sosial Politik dengan jumlah keseluruhan sebanyak 441
lembaga.
Realisasi pembinaan yang dilakukan pada tahun 2016 adalah sbb:
387
------ x 100% = 87,76%
441
Tabel III.4.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%) Target Realisasi
%
Realisasi
1 Persentase
Pembinaan
Organisasi
perempuan
75,28 87,65 87,76 100,13 100 87,76
Sumber data: BPPM diolah
Hasil pembinaan terhadap organisasi perempuan tahun 2016 sebesar
87,76% melebih dari target yang ditetapkan. Faktor yang mendukung
terwujudnya keberhasilan antara lain adanya koordinasi dan sinergitas
yang efektif antara BPPM dengan pengurus organisasi perempuan
sehingga pembinaan dapat terlaksana dengan optimal.

41
Tujuan dari pembinaan adalah untuk meningkatkan kualitas manajemen
organisasi, peningkatan kapasitas pengurus dan anggota serta
keberlangsungan/keaktifan kegiatan.
Pembinaan terhadap organisasi perempuan merupakan amanah dari
Undang Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan sehingga BPPM mentargetkan seluruh organisasi
perempuan sudah selesai dilakukan pembinaan pada tahun 2017.
Gambar III.3.
Organisasi perempuan yang dibina sampai dengan
Tahun 2012 - 2016
Sumber data: BPPM diolah
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Persyaratan perijinan berupa Akte Pendirian dan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) belum dimiliki oleh seluruh organisasi perempuan

42
sehingga fasilitasi menjadi sangat terbatas terutama berkaitan
dengan pemberian hibah dan bansos;
2. Sistem kaderisasi kepengurusan Organisasi Perempuan belum
terlaksana dengan optimal.
Solusi:
1. Pembinaan bagi Pengurus organisasi perempuan untuk melengkapi
persyaratan perijinan (Kementerian HUKHAM atau Badan
Kesbangpol);
2. Peningkatan kapasitas pengurus dan anggota organisasi
perempuan melalui pelatihan untuk memunculkan tokoh-tokoh
baru.
III.2.3. Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan
Anak berupa indikator Rasio Korban kekerasan terhadap perempuan
dan anak
Tabel III.5.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 Rasio Korban
kekerasan terhadap
perempuan dan
anak
0,47 0,41 0,48 85,42 0,40 83,33
Sumber data: BPPM diolah

43
Realisasi Rasio korban kekerasan tehadap perempuan dan anak pada tahun
2016 adalah sebesar 0,48 dari target 0,41. Capaian indikator menggunakan
(Rumus Inverst) Rasio Korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yaitu
:
Jumlah perempuan dan anak Korban Kekerasan ( yang ditangani FPKK)
_______________________________________________________
2
Rasio korban kekerasan terhadap anak dihitung berdasarkan Jumlah anak
Korban Kekerasan ( yang ditangani FPKK) dibagi jumlah penduduk anak x 1000
dengan capaian sebesar : 0,47 (447/ 952.124 x 1000) dari target 0,37,
Rasio korban kekerasan terhadap perempuan dengan formulasi hitungan
jumlah perempuan korban kekerasan (yang ditangani FPKK) dibagi jumlah
penduduk perempuan tanpa anak perempuan x 1000 dengan capaian 0,48
(882/ 1.839.727 X 1000) dari target 0,47.
Ketidaktercapaian indikator tersebut bahwa banyak aspek dan
bersifat lintas bidang, terkait dengan jumlah penanganan korban kekerasan,
peningkatan jumlah penduduk, upaya sosialisasi , pemahaman terhadap stake
holder maupun masyarakat terkait dengan kekerasan terhadap perempuan
dan anak , penyelenggaraan dan fasilitasi berbagai layanan untuk penanganan
terhadap korban kekerasan, serta jumlah korban kekerasan terkait dengan
perubahan aspek ekonomi, pendidikan, penegakan hukum serta aspek sosial
yang juga menjadi bidang garapan berbagai lembaga maupun SKPD. Korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena gunung es
dimana kemungkinan masih banyak korban-korban belum melapor yang
masih ada di masyarakat, Upaya sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat
mendorong kesadaran masyarakat untuk melapor.

44
Gambar III.4 Rasio Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Tahun 2013 s.d. 2016
Sumber data : BPPM DIY
Melihat grafik diatas memperlihatkan bahwa korban kerasan terhadap
perempuan dan anak sangat fluktuatif artinya tidak tetap atau bersifat naik
turun.
Target akhir RPJMD tahun 2017 rasio kekerasan terhadap perempuan
dan anak di targetkan sebesar 0,40 tampaknya menjadi tantangan besar yang
harus dipikirkan dan diperjuangkan bersama.
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dipengaruhi
oleh aspek-aspek ekonomi, pendidikan, sosial, dan perkembangan
teknologi.
2. Sosialisasi perlindungan perempuan dan anak bertujuan
menyadarkan kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat
yang melapor.

45
3. Pemahaman Penegak hukum terhadap regulasi terkait
penanganan korban kekerasan belum optimal.
4. Ketergantungan perempuan terhadap laki-laki masih tinggi dari
aspek Sosial, Ekonomi, Psikologis, dan budaya.
5. Turunnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar,
penyalahgunaan teknologi terkait dengan pornografi.
6. Menurunnya fungsi keluarga (keagamaan, sosial budaya, cinta
kasih, Melindungi, reproduksi,sosialisasi dan pendidikan,
ekonomi, pembinaan lingkungan).
Solusi:
1. Memelihara sistem jejaring dalam penanganan kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak dengan mengoptimalkan fungsi
FPKK dalam sinergitas program kegiatan masing-masing lembaga
yang menangani kasus kekerasan
2. Menyusun strategi baru dengan melibatkan kaum laki-laki,
keluarga, dan pemanfaatan teknologi untuk mencegah munculnya
kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
3. Mendorong Instansi terkait khususnya Aparat Penegak Hukum
untuk lebih pro-aktif terhadap pencegahan dan penanganan
Kekerasan perempuan dan anak.
4. Meningkatkan peranan perempuan di bidang Sosial, Ekonomi,
Psikologis, dan budaya.
5. Meningkatkan kepedulian masyarakat di lingkungan sekitar (
keluarga, tetangga, RT, RW).
6. Meningkatkan fungsi ketahanan keluarga untuk mengatasi isu
mendasar yang melatarbelakangi kekerasan terhadap perempuan
dan anak.
III.2.4. Sasaran Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja

46
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi
remaja berupa indikator Persentase penurunan pernikahan usia
dibawah 20 tahun dengan formulasi : jumlah UIS < 20 th dibagi Jumlah
PUS x 100%
Tabel III.6.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan Akses kesehatan reproduksi remaja
Sumber data: BPPM diolah
Gambar III.5.
Jumlah PUS Isteri < 20 Th di DIY
Sumber data: BKKBN dan BPPM diolah.
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase
penurunan
pernikahan usia
dibawah 20
tahun
0,43 0,505 0,24 208,33 0,500 208

47
Persentase penurunan pernikahan usia di bawah 20 tahun pada tahun
2016 tercapai sebesar : 1.310/546.768 x 100 = 0,24% dengan target
0,505%, Capaian tersebut baru dihitung dari tiga kabupaten yang telah
melakukan update data, sementara untuk Kota dan Kabupaten Sleman
sampai dengan tanggal 15 Januari 2017 belum memberikan datanya.
Capaian tahun 2016 didukung adanya Peningkatan kapasitas mitra
sangat membantu dalam KIE KRR , Peningkatan kapasitas pengelola
kelembagaan serta dukungan dari instansi yang mempunyai
kewenangan dan komitmen terhadap pernikahan usia dibawah 20
tahun/perkawinan usia dini. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
melalui BPPM DIY melakukan upaya nyata berupa Kampanye
Pendewasaan usia Perkawinan (PUP). Peran pendidik sebaya di 5
kabupaten/kota sebanyak 135 orang sangat membantu dalam
Komunikasi Informasi dan Edukasi program Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR).
Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 0.500, sudah
terlampaui, meskipun demikian upaya yang telah dilakukan masih perlu
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Pelaporan terkait dengan data dari kabupaten Sleman dan Kota
Yogyakarta belum masuk.
Solusi:
1. Optimalisasi Penyuluh Lapangan keluarga Berencana ( PLKB) ,
Pembantu Penyuluh Lapangan keluarga Berencana di Desa (PPKBD)
dan Sub PPKBD di tingkat pedukuhan
III.2.5. Sasaran Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai
akseptor keluarga berencana.

48
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan partisipasi pasangan usia
subur sebagai akseptor keluarga berencana indikatornya yaitu :
Prevalensi pasangan usia subur ber KB, indikator ini dihitung dengan
rumus penghitungan jumlah peserta program KB aktif dibagi jumlah
pasangan usia subur di kali 100.
Tabel III.7.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor
keluarga berencana
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%) Target Realisasi
%
Realisasi
1 Prevalensi
pasangan usia
subur ber KB
80,35 80,222 85,25 106,27 80,224 106,26
Sumber data: BPPM diolah
Gambar 6 : Pemeriksaan Kesehatan sebelum
pelayanan KB
Indikator kinerja Prevalensi
pasangan usia subur ber KB
pada tahun 2016 mempunyai
target sebesar 80,222% dengan
capaian sebesar 85,25%
diperoleh dari 472.902/554.736
x 100 angka tersebut
menunjukkan bahwa Prevalensi
pasangan usia subur ber KB
pada tahun 2016

49
sudah melebihi target yang sudah ditetapkan. Upaya yang dilakukan Pemda
DIY melalui Bakti Sosial Pelayanan KB, pada tahun 2016 sebanyak 2.339
peserta. Berdasarkan hal tersebut target pada akhir RPJMD 80,224 sudah
tercapai pada tahun 2015, sehingga dilakukan review renstra terhadap
indikator tersebut.
Gambar III.7.
Jumlah PUS dibanding Jumlah Peserta KB Aktif
Tahun 2015 – 2016
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
2015 2016
547495 554736
439936472902
PUS
Peserta KB Aktif
(sumber data: BKKBN DIY dan BPPM)
Gambar III.8.
Jumlah Peserta KB melalui Bakti Sosial
Tahun 2016
sumber data: BPPM diolah

50
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Tingkat kedisiplinan Peserta KB Aktif (PA) dan Peserta KB baru (PB)
non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) masih kurang.
Solusi:
1. Optimalisasi Penyuluh Lapangan keluarga Berencana ( PLKB) ,
Pembantu Penyuluh Lapangan keluarga Berencana di Desa (PPKBD)
dan Sub PPKBD di tingkat pedukuhan.
III.2.6. Sasaran Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga berupa indikator Persentase lembaga bina keluarga
berkategori percontohan. Indikator tersebut dihitung dengan rumus
Jumlah lembaga bina keluarga (BKB, BKR, BKL) berkategori percontohan
dibagi Jumlah keseluruhan lembaga bina keluarga kali 100. Lembaga
Bina Keluarga (BKB, BKR, BKL) terbagi dalam 3 tingkatan yaitu: Tingkat
Dasar, Tingkat Berkembang dan Tingkat Paripurna/ Percontohan.
Tabel III.8.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian s.d 2016
terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase
lembaga bina
keluarga
berkategori
percontohan
23.61 23,63 23,79 100,68 24,27 98,02
Sumber data: BPPM diolah

51
Gambar III.9.
Perbandingan BKB, BKR, BKL Terbina dan Paripurna
s.d. tahun 2016
Sumber data: BPPM diolah
Persentase Lembaga Bina Keluarga Berkategori Percontohan pada tahun
2016 dengan target sebesar 23,63% dan realisasi sebesar 23,79 %
terdiri dari : 676/2.842 x 100 = 23,79 %.
Tercapainya Lembaga Bina Keluarga Berkategori Percontohan karena
didukung oleh Pergub No 36 tahun 2013 tentang pelaksanaan Integrasi
BKB, PAUD, SDIDTK di Posyandu. Pelatihan bagi Kader BKB, BKR dan BKL
yang dilaksanakan secara bersinergi antara BPPM, BKKBN dan SKPD KB
Kab/Kota, dan Penguatan Pokjanal Posyandu. Capaian Tahun 2016
sebesar 23,79% dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar
23,61%, maka capaian tahun 2016 lebih baik. Apabila dibandingkan
dengan target akhir RPJMD sebesar 24,27 maka target tersebut optimis
tercapai.
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Pendampingan kelompok untuk operasional kegiatan masih
mendapatkan prioritas pembiayaan dari desa.

52
Solusi:
1. Meningkatkan koordinasi dengan lintas bidang dalam
memaksimalkan pendamping desa dalam penyusunan
perencanaan desa .
III.2.7. Sasaran Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
berupa indikator Persentase tahapan keluarga sejahtera, Indikator
diukur dengan rumus inverst yaitu penghitungan Jumlah keluarga pra
sejahtera dan sejahtera I dibagi Jumlah keluarga kali 100. Tahapan
Keluarga sejahtera terdiri dari Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS), Keluarga
Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera II (KS II), Keluarga Sejahtera III (KS
III) dan Keluarga Sejahtera III+ (KS III+).
Tabel III.9.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase tahapan
keluarga sejahtera
43,45 43,40 43,45 99,88 43,00 98,96
Sumber data: BPPM diolah

53
Gambar III.10.
Tahapan Keluarga di DIY
Sumber data: BKKBN dan BPPM diolah
Persentase Tahapan Keluarga Sejahtera pada tahun 2016 tercapai
sebesar : 433.348 / 997.250 x 100 = 43,45% dari target 43,40%.
Capaian tersebut belum memenuhi target yang sudah ditetapkan.
Capaian tahun 2015 dan Tahun 2016 sebesar 43,45 sama,
Ketidaktercapaian indikator ini karena dipengaruhi oleh banyak aspek
seperti aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek sosial dan bersifat
lintas bidang , lintas sektor.
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Perwakilan BKKBN DIY belum mengeluarkan hasil pendataan
keluarga yang telah dilakukan oleh kabupaten/kota dari tahun 2015
dan 2016.
Solusi:
1. Meningkatkan koordinasi dengan perwakilan BKKBN DIY dalam
mendapatkan data tahapan keluarga sejahtera.

54
III.2.8. Sasaran Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat
Gambar 13. Pelatihan Bendahara BUMDes
Tolok ukur capaian
sasaran Meningkatkan
Usaha Ekonomi
Masyarakat berupa
indikator Persentase Desa
yang telah membentuk
Bumdes.
Indikator ini diukur dengan cara menghitung Jumlah Desa yang sudah
membentuk BUMDES dibagi Jumlah Desa x 100, usaha ekonomi desa
tersebut ada kecenderungan mengalami pertumbuhan pada tiap
tahunnya.
Tabel III.10. Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat
No Indikator
Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian s.d
2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 Persentase
Desa yang
telah
membentuk
Bumdes
35,46 38,26 38,78 101,36 46,94 82,06
Sumber data: BPPM diolah

55
Gambar III.12.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Tahun 2012 - 2016
Sumber data: BPPM diolah
Persentase Desa yang telah membentuk Bumdes, pada tahun 2016
memiliki target sebesar 38,26% dengan capaian sebesar 38,78%.
Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 35,46% dari
penghitungan 139/392 x 100 % , maka capaian tahun 2016 sebesar
38,78% dari penghitungan 152/392 x 100, terdapat peningkatan
sebesar 3,07% atau setara dengan 13 Bumdes.
Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 46,94%
optimis tercapai.
Permasalahan dan Solusi:
Permasalahan:
1. Kontribusi Dana desa kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
untuk penyertaan modal belum ada.
Solusi:
1. Advokasi dalam penyusunan perencanaan dana desa.

56
III.2.9. Sasaran Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan
masyarakat berupa indikator Persentase Partisipasi dan Keswadayaan
Masyarakat. Indikator tersebut kompusit dari Jumlah Persentase
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Aktif dan Persentase Cakupan
Partisipasi dan Keswadayaan Masyarakat dibagi 2.
Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Aktif Jumlah Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat berprestasi dibagi Jumlah Keseluruhan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat x 100% (LPM, PKK, Posyandu).
(LPM, PKK, Posyandu) se DIY adalah 6.667, Jumlah LPMD /K se DIY
adalah 438 (tiap desa/kelurahan ada 1 lembaga) , Jumlah PKK se DIY
adalah 522 (tiap desa/kelurahan ada 1, tiap kecamatan ada 1 dan tiap
kab/kota ada 1), Posyandu se DIY adalah 5.707.
Persentase Cakupan Partisipasi dan Keswadayaan Masyarakat Jumlah
Swadaya Masyarakat dibagi Anggaran Pemerintah ditambah swadaya
masyarakat x 100 (swadaya masyarakat yang dihitung adalah swadaya
pada kegiatan TMMD, BBGRM dan TTG).
Tabel III.11.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%) Target Realisasi
%
Realisasi
8 Persentase
Partisipasi dan
Keswadayaan
Masyarakat
59,29 33,19 93,70 282,31 34,29 273
Sumber data: BPPM diolah

57
Gambar III.12.
Lembaga Masyarakat yang dibina s.d th 2016
Sumber data: BPPM diolah
Gambar III.13.
Jumlah Swadaya Masyarakat Tahun 2016
Sumber data: BPPM diolah
Persentase Cakupan Partisipasi dan Keswadayaan Masyarakat pada
tahun 2016 sangat tinggi yaitu sebesar 93,70 dari target yang sudah
ditetapkan sebesar 33,19%. Kegiatan yang mendukung pencapaian
target ini adalah Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

58
Pedesaan melalui pembinaan PKK, LPMD/K, Posyandu dan Program
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa melalui
Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD), Bulan Bakti Gotong Royong
Masyarakat (BBGRM) dan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Persentase lembaga pemberdayaan masyarakat aktif dihitung dari
jumlah lembaga pemberdayaan masyarakat berprestasi dibagi jumlah
keseluruhan lembaga pemberdayaan masyarakat x 100
(LPM,PKK,Posyandu) sebesar 6.298/6667 x 100 = 94,46, realisasi sampai
dengan tahun 2016 sebesar 299,24 %.
Persentase cakupan partisipasi keswadayaan masyarakat dihitung
berdasarkan jumlah swadaya masyarakat dibagi anggaran pemerintah
ditambah swadaya masyarakat x 100 sebesar
36.078.000.351/38.823.905.601 x 100 = 92,93 %, realisasi sampai
dengan tahun 2016 sebesar 251,16 %.
Tingginya capaian ini disebabkan pembinaan organisasi/lembaga
masyarakat mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar
94,47 % dari target 30.37 %, keberhasilan itu nampak dari peningkatan
jumlah posyandu yang dibina pada tahun 2015 sekitar 1.151 posyandu,
sedangkan pada tahun 2016 mencapai 5.338 posyandu.
Kesadaran warga masyarakat yang semakin meningkat, rela dan peduli
terhadap lingkungan, tekad untuk memperkokoh persatuan dan
kesatuan antar semua sektor yang ada melalui TNI Manunggal
Membangun Desa, serta masih dipegang-teguhnya nilai-nilai kegotong-
royongan masyarakat di DIY . Berdasarkan capaian tersebut maka target
akhir RPJMD sebesar 34,29% telah terlampaui .
Permasalahan dan Solusi:

59
Permasalahan:
1. Peran Pokjanal Posyandu DIY tidak optimal;
2. Target partisipasi keswadayaan masyarakat sudah tercapai tetapi
masih terfokus pada kegiatan fisik.
Solusi:
1. Revitalisasi Pokjanal Posyandu;
2. Advokasi kepada pengambil kebijakan untuk memprioritaskan
kegiatan non fisik
III.2.10. Sasaran Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat
Pedesaan.
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan pemberdayaan lembaga
masyarakat pedesaan berupa indikator Persentase Pembinaan dan
pendampingan lembaga masyarakat.
Indikator ini diukur dengan formulasi penghitungan Jumlah profil desa
sesuai standar dibagi total desa dikali 100%
Tabel III.12.
Target dan Realisasi Kinerja
Sasaran Meningkatkan pemberdayaan lembaga masyarakat pedesaan
No Indikator Kinerja 2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian
s.d 2016
terhadap
2017 (%) Target Realisasi
%
Realisasi
1 Persentase desa
yang telah memiliki
profil
96,58 85 100 117,65 100,00 100
Sumber data: BPPM diolah

60
Gambar III.15.
Desa Yang Telah Memiliki Profil s.d tahun 2016
Sumber data: BPPM diolah
Persentase Desa yang telah memiliki profil, pada tahun 2016 memiliki
target sebesar 85% dengan capaian sebesar : 438/438 x 100% = 100%,
besarnya tingkat capaian ini karena adanya dukungan regulasi berupa
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 maka capaian tahun
2016 lebih baik. Hal ini karena adanya percepatan oleh pemerintah
dalam melaksanakan UU Nomor : 6 tahun 2014.
438 Desa/Kelurahan telah melakukan entry di webs prodeskel akan
tetapi kualitas/kedalamannya masih kurang, hal ini karena kualitas
SDM desa masih rendah.
Dengan tingkat capaian pada tahun 2016 ini maka target akhir RPJMD
pada tahun 2017 telah tercapai sebesar 100%, namun masih perlu
dilakukan pendampingan terhadap profil desa/kelurahan(update data).
Permasalahan dan Solusi :
Permasalahan :
1. Pengisian profil desa dalam webs prodeskel belum lengkap.
2. Analisis terhadap profil desa belum dilakukan.

61
Solusi :
1. Meningkatkan Peran Pokja Pofil Desa secara berjenjang;
2. Pendampingan updating data profil desa dan analisis profil desa.
III.3. Akuntabilitas Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2016 sebesar 90,34%.
dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 89,57 % dari rerata 10 sasaran terdiri dari 14
program , sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar
85,18% dari rerata 4 program .
Realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada
program/kegiatan di sasaran meningkatnya akses kesehatan reproduksi remaja
(99,07%). Penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran meningkatkan
partisipasi dan keswadayaan masyarakat (62,40%) terdiri dari program
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan 87,1278 dan program
peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 37,6861 sehingga
reratanya (87,1278 + 37,6861) / 2 = 62,40.
Perbandingan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan
anggaran kurang dari 100 % menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk
pencapaian sasaran pembangunan tahun 2016 telah mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada
tabel berikut:

62
Tabel III.13. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016
No Sasaran
Kinerja Anggaran
Target Realisas
i
% Reali sasi
Target Realisasi %
Reali sasi
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan, Swasta dan politik
48.01 49.05 102.17 539.515.600 506.004.950
93,7888
1.191.002.950 646.640.750
54,2938
719.936.300 702.348.700
97,5571
2 Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan anak
0.42 0.47 111.9 1.390.264.300 1.243.026.375
89,4094
1.256.054.950 1.073.986.450
85,5047
3 Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PUHA
87.64 87.76 100.14 606.529.585 499.635.035 82,376
4 Meningkatkan akses kesehatan reproduksi remaja
0.505 0.24 152.48 577.795.575 572.445.575 99,0741
5 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai peserta akseptor KB
80.222 85.25 106.27 665.560.025 654.450.925 98,3309
6 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
43.4 43.45 99,88 1.914.834.200 1.870.160.700 97,667
7 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
23.63 23.79 100.68 1.028.888.300 1.000.142.300 97,2061
8 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat
33.19 93.7 282.31 2.256.865.625 1.966.356.925
87,1278
646.849.400 243.772.400
37,6861

63
No Sasaran
Kinerja Anggaran
Target Realisas
i
% Reali sasi
Target Realisasi %
Reali sasi
9 Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
38.26 38.78 101.36 93.510.700 87.780.700 93,8724
10 Meningkatkan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Pedesaan
85 100 117.65 774.173.700 738.900.501 95,4438
12 Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD
100 100 100 1.101.106.751 1.032.507.759 93,77
1.903.915.000 1.897.426.220 99,6592
9.820.000 5.860.000 59,6741
197.587.650 173.129.203 87,6215
Jumlah 16.874.210.611 14.914.575.468 1.550
Total Belanja Langsung 16.874.210.611 14.914.575.468 86,1146

64
Tabel III.14 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2016
No Program
Anggaran *
Keterangan
Pagu Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
1 PROGRAM PENINGKATAN PERAN SERTA DAN KESETARAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN
539.515.600
506.004.950
6,12 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 33.433.700,-
2. Penyesuaian SHBJ : Rp.76.950,-
2 PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI EKONOMI PEREMPUAN
1.191.002.950
646.640.750
45,71 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 534.825.000,-
2. Penyesuaian SHBJ : Rp.9.537.200,-
3 PROGRAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN
719.936.300
702.348.700
2,44 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 13.687.600,-
2. Penyesuaian SHBJ : Rp.3.900.000,-

65
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
4 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
1.390.264.300
1.243.026.375
10,59 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 127.054.054,-
2. Penyesuaian SHBJ :
Rp.20.183.871,-
5 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN PERLINDUNGAN ANAK
1.256.054.950
1.073.986.450
14,50 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 86.547.675,-
2. Penyesuaian SHBJ :
Rp.58.845.825,- 3. Surat pembatalan kegiatan dari
Kota Yogyakarta Nomor : 463/1539 tanggal 5 Desember 2016 untuk kegiatan Inisiasi kecamatan layak anak di Kota Yogyakarta batal dilakukan senilai Rp. 36.675.000,-
6 PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
606.529.585
499.635.035
17,62 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.91.740.150,-
2. Penyesuaian SHBJ :
Rp.15.154.400,-

66
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
7 PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
577.795.575
572.445.575
0,93
1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.5.350.000,-
8 PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
665.560.025
654.450.925
1,67
1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 11.109.100,-
9 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
1.914.834.200
1.870.160.700
2,33 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.42.693.500,-
2. Penyesuaian SHBJ : Rp.1.980.000,-

67
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
10 PROGRAM PENGEMBANGAN BINA KELUARGA
1.028.888.300
1.000.142.300
2,79 1. PMK RI Nomor :
125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 28.276.000,-
3. Penyesuaian SHBJ : Rp.470.000,-
4.
11 PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN
2.256.865.625
1.966.356.925
12,87 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 224.486.650,-
2. Surat Kemendagri Nomor :411.4/6272/BPD tanggal 21 September 2016 perihal rencana pelaksanaan gabungan acara nasional HKG-PKK, BBGRM, dan PINDesKel II yang rencana akan dilaksanakan di Provinsi NTB batal dilaksanakan, semetaran HKG PKK dilaksanakan di Jakarta bersamaan dengan kegiatan Jambore Nasional Kader PKK , Penyesuaian SHBJ : Rp.66.022.050,-

68
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
12 PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN DESA
646.849.400
243.772.400
62,31 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.401.977.000,-
2. Penyesuaian SHBJ :
Rp.1.100.000,-
13 PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA EKONOMI PEDESAAN
93.510.700
87.780.700
6,13 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.5.730000,-
14 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN PEMERINTAH DESA
774.173.700
738.900.501
4,56 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 35.273.199,-

69
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
15 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1.101.106.751
1.032.507.759
6,23 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.58.488.872,-
2. Penggunaan sesuai kebutuhan :
Rp.10.110.120,-
16 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
1.903.915.000
1.897.426.220
0,34 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 6.488.780,-
17 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR
9.820.000
5.860.000
40,33 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp. 3.960.000,-

70
No Program
Anggaran *
Keterangan Pagu
Reali sasi
% Devi Asi
1 2 3 4 5 6
18 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
197.587.650
173.129.203
12,38 1. PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus 2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016 dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016 : Efisiiensi * Rp.20.800.372,- 2. Penyesuaian SHBJ : Rp.3.658.075,-
Jumlah 16.874.210.611
14.914.575.468
11,61
Total Belanja Langsung
16.874.210.611
14.914.575.468
11,61
* anggaran setelah APBD perubahan
III. 4. Analisa Efisiensi
Tabel III.15. Capaian Kinerja (≥ 100) Tahun 2016
No Sasaran Indikator Sasaran
Capaian Kinerja (≥ 100)
Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan, Swasta dan politik
Persentase partisipasi perempuan di bidang pemerintah, swasta dan politik
102.17 81,8799 24.30

71
No Sasaran Indikator Sasaran
Capaian Kinerja (≥ 100)
Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
1 2 3 4 5 6
2 Meningkatkan kualitas kelembagaan PUG (Pengarusutamaan Gender) dan PUHA
Persentase pembinaan organisasi perempuan
100.14 82,376 17.62
3 Meningkatkan akses kesehatan reproduksi remaja
Persentase penurunan pernikahan usia di bawah 20 tahun
152.48 99,0741 0.93
4 Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur sebagai peserta akseptor KB
prevalensi pasangan usia subur ber KB
106.27 98,3309 1.67
5 Meningkatkan tahapan keluarga sejahtera
Persentase tahapan keluarga sejahtera
99,88 97,667 2.33

72
No Sasaran Indikator Sasaran
Capaian Kinerja (≥ 100)
Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
1 2 3 4 5 6
6 Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
Persentase lembaga Bina Keluarga Berkatagori Percontohan
100.68 97,2061 2.79
7 Meningkatkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat
Persentase partisipasi dan keswadayaan masyarakat
282.31 62,4069 23.89
8 Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
Persentase desa yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
101.36 93,8724 6.13
9 Meningkatkan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Pedesaan
Persentase desa yang telah memiliki profil
117.65 95,4438 4.56
Dari table tersebut bahwa Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2016 memiliki sepuluh (10) Sasaran

73
Strategis dan (10) Indikator Kinerja. Sembilan ( 8 ) sasaran strategis dan
Sembilan (8) indikator yang capaiannya telah melampaui target.
Penyerapan anggaran terendah 81,87 % dengan deviasi sekitar 18,13% pada
sasaran meningkatkan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan, Swasta
dan politik dengan indikator Persentase partisipasi perempuan di bidang
pemerintah, swasta dan politik dan penyerapan anggaran tertinggi 99,07 %
dengan deviasi 0,93 % pada sasaran meningkatkan akses kesehatan reproduksi
remaja dengan indikator Persentase penurunan pernikahan usia di bawah 20
tahun . Hal ini adanya PMK RI Nomor : 125/PMK.07/2016, tanggal 16 Agustus
2016 tentang Penundaan penyaluran sebagaian dana alokasi umum tahun 2016
dan Instruksi Gubernur DIY Nomor : 050/7643 tentang pelaksanaan APBD Tahun
Anggaran 2016, tanggal 15 Juli 2016.
Efisiensi tertinggi berada pada sasaran meningkatkan partisipasi perempuan di
bidang pemerintahan, Swasta dan politik dengan indikator Persentase
partisipasi perempuan di bidang pemerintah, swasta dan politik tingkatan
efisiensi sebesar 24,30 % dan efisiensi terendah ada pada sasaran meningkatkan
akses kesehatan reproduksi remaja dengan indikator Persentase penurunan
pernikahan usia di bawah 20 tahun tingkatan efisiensi sebesar 0,93%.

74
BAB 4
Penutup
Penyelenggaraan kegiatan di Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
pada Tahun Anggaran 2016 merupakan tahun ke III dari
Rencana strategis Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-
2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan
partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat
dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk
target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan
didukung oleh berbagai pihak.
Hasil laporan kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari analisis sepuluh (10) sasaran, terdapat sepuluh (10) indikator kinerja utama
yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2016 sembilan (9) indikator yang telah
memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 90% dari total indikator.
Sementara itu, sebanyak satu (1) indikator atau sebesar 10 % belum memenuhi
target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala;
2. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator
kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia,
anggaran, sarana prasarana dan dukungan dari mitra kerja Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dapat dirumuskan saran-saran/Rencana Aksi sebagai berikut:
Bab 4 Berisi :
1. Kesimpulan
2. Saran

75
1. Pelaksanaan Program/Kegiatan kedepan dapat dilaksanakan secara
terintegratif sehingga upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dapat lebih baik;
2. Tujuan Pemerintah Daerah adalah meningkatan Kesejahteraan
Masyarakat dapat dilakukan dengan TOP DOWN untuk program/kegiatan
dan lokusnya sehingga dalam pelaksanaan masing-masing satuan
perangkat daerah tidak ego sektoral;
3. Pengarusutamaan Gender sudah dilaksanakan secara baik di DIY terbukti
dengan mendapatkan APE pada Tingkat “MENTOR” bersama dengan DKI,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Kepri, kedepan dalam dokumen
perencanaan untuk dapat tercantum kebijakan terkait dengan
pengarusutamaan gender;
4. Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi Perempuan melalui “DESA
PRIMA” kedepan masih sangat diperlukan karena mampu mendorong
adanya peningkatan partisipasi perempuan dibidang ekonomi (swasta)
sampai dengan tahun 2016 anggota 1.450 orang.
5. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui
pemberdayaan lembaga masyarakat (PKK, LMPD/K, BUMDes) selaku
unsure terbawah dan dekat dengan masyarakat;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2016 ini diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang
membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang,
penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta
penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

76
LAMPIRAN:
Lampiran 1 : Struktur Organisasi
Lampiran 2 : Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Lampiran 3 : Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Lampiran 4 : Surat BPPM DIY Nomor 821/0202 tanggal 11 Januari
2016 perihal permohonan pegawai
Lampiran 5 : Surat BPPM No.436/4653, tanggal 24 Mei 2016 perihal
permohonan untuk menempati Gdung Eks Rumah Sakit
Respira
Lampiran 6 : Surat DPPKA Nomor 011/04674/PBD tanggal 31 Mei
2016 perihal Ijin untuk menempati Gedung Eks Rumah
Sakit Respira.
Lampiran 7: Instruksi TAPD Nomor 050/7643 tanggal 15 Juli 2016 perihal
pelaksanaan APBD TA 2016
Lampiran 8 : PMK 125/PMK07/2016 tanggal 16 agustus 2016 perihal
penundaan penyaluran sebagian dana alokasi umum Tahun
2016
Lampiran 9 : Surat Kemendagri Nomor :411.4/6272/BPD tanggal 21
september 2016 perihal rencana pelaksanan gabungan
Acara Nasional HKG-PKK, BBGRM dan PINDeskel
Lampiran 10 : Surat BPPM DIY Nomor 878/02789 tanggal 6 Desember
2016 perihal permohonan pgawai
Lampiran 11 : Surat KPMP Kota Yogyakarta Nomor : 463/1539 tanggal
5 Desember 2016 perihal kegiatan inisiasi Kecamatan Layak
Anak
Lampiran 10 : Penghargaan yang pernah diterima

Lampiran 1. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI BPPM DIY

2
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

1

2

3

4

1
Lampiran 4 : Surat BPPM DIY Nomor 821/0202 tanggal 11 Januari 2016 Hal
Permohonan Pegawai

2

3
Lampiran 5 : Surat BPPM DIY Nomor 436/4653, tanggal 24 Mei 2016 hal :
Permohonan untuk menempati Gedung Eks Rumah Sakit Paru

4
Lampiran 6 : Surat DPPKA DIY Nomor 011/04674/PBD, tanggal 31 Mei 2016 hal :
Ijin untuk menempati Gedung Eks Rumah Sakit Paru

5
Lampiran 7. Instruksi TAPD Nomor 050/7643tanggal 15 Juli 2016 hal
pelaksanaan APBD TA 2016

6
Lampiran 8. PMK 125/PMK07/2016 tanggal 16 Agustus 2016 hal Penundaan
Penyaluran sebagaian dan alokasi umum tahun 2016

7

8
Lampiran 9. Surat Kemendagri Nomor :411.4/6272/BPD tanggal 21 September
2016 hal Rencana pelaksanaan Gabungan Acara nasional HKG-PKK,
BBGRM dan PINDesKel

9
Lampiran 10. Surat BPPM DIY Nomor : 878/02789 tanggal 6 Desember 2016 hal
Permohonan Pegawai

10
Lampiran 11 .Surat KPMP Kota Yogyakarta Nomor : 463/1539 tanggal 5
Desember 2016 hal Kegiatan Inisiasi Kecamatan Layak Anak

11
Lampiran 12. Penghargaan yang pernah diterima
Foto 1. Kementerian
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak RI
penghargaan Anugerah
Parahita Ekapraya Tahun
2016 Tingkat Mentor DIY
sebagai Provinsi yang
Memiliki Komitmen dalam
Upaya Mewujudkan
Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlinduangan Anak

12
Foto 2. Kementerian Dalam
Negeri RI penghargaan
Lomba Desa dan Kelurahan
Tingkat Regional II Wilayah
Jawa dan Bali Tahun 2016
Juara III desa Baleharjo,
Wonosari, Gunung Kidul
Foto 3. Kementerian Dalam
Negeri RI penghargaan
Lomba Desa dan Kelurahan
Tingkat Regional II Wilayah
Jawa dan Bali Tahun 2016
Juara II Kelurahan
Rejowinangun, Kotagede,
Yogyakarta

13
Foto 4. BKKBN penghargaan
Juara III Lomba Kreatifitas dan
Ketrampilan GenRe dalam
rangka Jombore PIK R di NTB
Foto 5. BKKBN penghargaan
Juara I Pakarti Madya PKK KB-
Kes katagori Kabupaten (Desa
Tirtomartani, Kalasan, Sleman )
di NTT

14
Foto 6. Kementerian Dalam
Negeri RI penghargaan Pakarti
Utama Juara III PHBS katagori
Kota (Kelurahan Kricak,
Tegalrejo, Yogyakarta) di NTT
Foto 7. Kementerian Dalam
Negeri Penghargaan Pakarti
Madya I Kategori Kota (Kota
Yogyakarta) dalam rangka
Lomba Pencegahan KDRT dan
Foto 5. Kementerian Dalam
Negeri Penghargaan Pakarti
Madya II Kategori Kabupaten
dalam rangka Lomba
Pemanfaatan Hasil Toga (Kab.
Sleman)