lapkas obgyn
TRANSCRIPT
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa factor-factor yang berperan
dalam persalinan normal adalah: 4 P + 1P. Yaitu : Power (His), Passage (jalan lahir),
Passengger (janin), Psikis (kejiwaan) + Penolong.1
Panggul memiliki empat bidang imajiner, yaitu bidang pintu atas panggul (pelvic
inlet, apertura pelvis superior), bidang pintu tengah panggul (midpelvic), dan bidang
pintu bawah panggul (pelvic outlet, arpetura pelvis inferior).2
Panggul dikatakan sempit (pelvic contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang
dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari
inlet, midpelvis, atau outlet.1
Panggul sempit dikatakan sebagai salah satu indikasi persalinan seksio sesarea
yang kejadianya terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. Pelvimetri dapat dilakukan
secara manual dengan pemeriksaan dalam ataupun dengan pemeriksaan radiologis.
Pelvimetri dengan pemeriksaan dalam mempunyai arti penting untuk menilai secara agak
kasar pintu atas panggul serta panggul tengah, dan untuk member gambaran yang jelas
mengenai pintu bawah panggul. Dengan pelvimetri radiologis diperoleh gambaran yang
jelas tentang bentuk panggul dan ukuranukurandalam ketiga bidang panggul. Akan tetapi
pemeriksaan ini dalam masa kehamilan beresiko, khususnya bagi janin walaupun hal ini
masih kontroversi.3
Sementara itu pelvimetri luar dapat juga dilakukan, namun cara ini mulai
ditinggalkan karena tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah panggul
dan dalam beberapa hal yang khusus misalnya panggul miring.3
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan kasus ini adalah:
1
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Program Pendidikan
Profesi Dokter di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah
2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta
pembaca, terutama mengenai persalinan dengan penyulit panggul sempit.
2
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, coccygis dan dua tulang
inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis. Tulang-tulang inominata
bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang
inominata sebelahnya di simfisis pubis.2,4
Gambar 2.1. Anatomi tulang-tulang panggul
Os sakrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis. Betuknya seperti
segitiga dengan puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti
suatu baji diantara Os coxae kanan dan kiri, dengan tulang-tulang tersebut os sacrum
bersendi. 4 pasang foramen terbentuk pada perlekanan vertebra dan ke empat foramen ini
berhubungan dengan kanalis sacralis. Promontorium adalah titik pusat tepi atas vertebra
sacralis pertama dengan dasar (basis) vertebra lumbalis ke-5, dan menonjol di atas
cekungan sacrum.4,5
3
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Os coccyx merupakan empat vertebra yang bersatu yang membentuk bangunan
segitiga dengan dasar (basis) di bagian atas dan bersendi dengan sacrum.4,5
Panggul memiliki empat bidang imajiner:2,4
a. Bidang pintu atas panggul (pelvic inlet, apertura pelvis superior).
b. Bidang panggul tengah (midpelvic, dimensi panggul terkecil).
c. Bidang pintu bawah panggul (pelvic outlet, apertura pelvis inferior).
d. Bidang dengan dimensi panggul terbesar (tidak memiliki arti klinis).
Pintu Atas Panggul 2,4,5
Bentuk pintu atas panggul wanita, dibandingkan dengan pria, cenderung lebih
bulat daripada lonjong. Terdapat empat diameter pintu atas panggul yang biasa
digunakan: diameter anteroposterior, diameter transversal, dan dua diameter oblik.
Gambar 2.3. Bidang pintu atas panggul.
4
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.4. Pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior, diameter transversa,
dan diameter oblik.
Diameter anteroposterior yang penting dalam obstetrik adalah jarak terpendek
antara promontorium sakrum dan simfisis pubis, disebut sebagai konjugata obtetris.
Normalnya, konjugata obstertis berukuran 10 cm atau lebih, tetapi diameter ini dapat
sangat pendek pada panggul abnormal. Konjugata obsteris dibedakan dengan diameter
anteroposterior lain yang dikenal sebagai konjugata vera. Konjugata vera tidak
menggambarkan jarak terpendek antara promontorium sakrum dan simfisis pubis.
Konjugata obstetris tidak dapat diukur secara langsung dengan pemeriksaan jari. Untuk
tujuan klinis, konjugata obstetris diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur
jarak tepi bawah simfisis ke promontorium sakrum, yaitu konjugata diagonalis, dan
hasilnya dikurangi 1,5-2 cm.
5
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.5. Gambaran tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul
Bidang Panggul Tengah
Panggul tengah diukur setinggi spina iskiadika atau bidang dimensi panggul
terkecil. Memiliki makna khusus setelah engagement kepala janin pada partus macet.
Diameter interspinosus, berukuran 10 cm atau sedikit lebih besar, biasanya merupakan
diameter pelvis terkecil. Diameter anteroposterior setinggi spina iskiadika normal
berukuran paling kecil 11,5cm.2,4
Gambar 2.6. Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter
anteroposterior dan transversal pintu atas panggul serta diameter transversal
(interspinosus) panggul tengah.
6
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga. Area-area
ini memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua tuberositas iskium.
Apeks dari segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan batas lateralnya adalah
ligamentum sakroiskiadika dan tuberositas iskium. Segitiga anterior dibentuk oleh area di
bawah arkus pubis. Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan yaitu:
anteroposterior, transversal, dan sagital posterior.2,4
Gambar 2.5. Pintu bawah panggul.
Dalam obstetri dikenal empat jenis panggul dengan ciri-ciri pentingnya, yaitu:1,2,4,5
Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan
diameter transversa yang lebih panjang sedikit dari pada diameter antero-posterior dan
dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas. Jenis ini ditemukan
pada 45% wanita.
Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang dari
pada diameter transvesa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit. Jenis ini ditemukan
pada 35% wanita.
Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan kedepan, dengan spina iskiadika menonjol kedalam
dan dengan arkus pubis menyempit. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita.
7
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek
dari pada diameter transvesa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas.
Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Gambar 2.6. Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy.
2.2. Definisi
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang
dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari
inlet, midpelvis, atau outlet. Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata) termasuk
conjugata diagonalis θ 12,5 cm, conjugata obstetrik (anteroposterior dari inlet) θ10 cm,
dan tranversal dari midpelvis θ 9,5 cm.1,2,6
Dalam banyak kasus ukuran dan bentuk panggul yang abnormal dideteksi pada
primigravida dengan mengukur tinggi badan (wanita dengan tinggi kurang dari 150 cm
mungkin mempunyai panggul kecil) dan dengan melakukan pemeriksaan panggul pada
8
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
kehamilan minggu ke 36-38, terutama jika diameter biparietal kepala janin belum masuk
dalam panggul ibu.5,7
2.3. Pembagian Panggul Sempit1,2,6
1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)
Kesempitan pintu atas panggul (inlet contracture) jika dijumpai diameter
anteroposterior <10 cm atau diameter transversal <12 cm (atau keduanya). Hal ini
diketahui secara klinis dengan kepala janin yang floating dengan presentasi verteks pada
janin yang cukup bulan, dan tidak dapat dilakukannya perasat Muller-Hillis (secara
manual mendorong kepala ke dalam pelvis dengan tekanan lembut pada fundus), bagian
terbawah tidak dapat membuka seviks pada waktu persalinan, dijumpainya presentasi
abnormal (contohnya bokong, letak lintang), prolapsus funikuli, partus lama, distosia
uterin, moulage kepala bayi, pembentukan caput suksadaneum. Seksio sesarea dilakukan
bila memang dijumpai kesempitan nyata pintu atas panggul.
a. Pembagian tingkat panggul sempit :1
Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline
Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif
Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
Tingkat IV : CV = 6 cm = absolut (mutlak)
CV = Conjugata Vera
b. Pembagian menurut tindakan :1
1. CV = 11 cm………………partus biasa
2. CV = 8-10 cm……………partus percobaan
3. CV = 6-8 cm……………..SC primer
Inlet dianggap sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversalis kurang dari
12 cm. Karena biasanya yang diukur adalah conjugata diagonalis (CD), maka inlet
dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.
2. Kesempitan Midpelvis 1,6
9
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Hal ini dicurigai bila dijumpai adanya kala II memanjang, persisten occiput
posterior, distosis uterin, moulage yang hebat dari kepala bayi. Kesempitan Midpelvis
yang terlantar dapat menyebabkan ruptur uteri, fistula karena nekrosis akibat tekanan
yang lama. Seksio sesarea adalah pilihan utama, karena persalinan dengan bantuan alat
dapat menyebabkan perlukaan pada bayi atau ibu Terjadi bila :
a. Diameter intraspinarum 9,5 cm, atau
b. Kalau diameter transversa ditambahkan dengan diameter sagittalis posterior
kurang dari 13,5 cm.
Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvimetri. Dengan
pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan kemungkinan kesempitan midpelvis, kalau:
- spina menonjol, partus akan tertahan, disebut midpelvic arrest
- dinding samping panggul konvergen
- arcus pubis sempit
Kesempitan midpelvis dapat memberikan kesulitan sewaktu partus sesudah kepala
melewati pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya merupakan
kontraindikasi untuk melakukan forseps karena daun forseps akan menambah sempitnya
ruangan panggul.
3. Kesempitan Outlet 1,6
Hal ini sangat jarang dijumpai, ditemukan apabila diameter intertuberous tidak >
8 cm atau bila jumlah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior kurang dari 15
cm. Kesempitan outlet, meskipun bisa tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat
menyebabkan perineum ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala
janin terpaksa melalui daerah posterior panggul.
2.4. Diagnosis
Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang
primigravida pada akhir kehamilan apabila kepala anak belum memasuki pintu atas
panggul dan dijumpainya malpresentasi janin.1
10
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Ibu dengan tinggi badan yang kurang dari 150 cm, patut kita curigai adanya
kesempitan panggul.5,6,7
Pada palpasi, apabila kepala janin didorong dan tidak masuk ke pintu atas
panggul, atau masih goyang di atas simfisis pubis (tanda Osborn).1,6
Pelvimetri Klinis 5
1. Pemeriksaan panggul luar
Cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul
apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara lain :
jangkar-jangkar panggul Martin, Oseander, Collin, Boudeloque dan sebagainya. Yang
diukur adalah:
a. Distansia spinarum (± 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior
superior sinistra dan dekstra.
b. Distansia kristarum (± 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat
yang simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra.
c. Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka
posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior
dekstra dan spina iliaka anterior superior sinistra.
d. Distansia intertrokanterika, jarak antara kedua trokanter mayor.
e. Konjugata eksterna (Boudeloque) ± 18 cm, jarak antara bagian atas simfisis ke
profesus spinosus lumbal 5.
f. Distansia tubernum (± 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
11
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.7. distansia spinarum (kiri) dan distansia kristarum (kanan)
Gambar 2.8. distansia oblikus eksterna (kiri) dan distansia intertrokhanterika
(kanan)
12
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.9. Konjugata eksterna (Boudeloque) dan distansia tuberum
2. Pemeriksaan dalam (VT) : yang di evaluasi antara lain, proontorium, linea
inominata, spina ischiadica, dinding samping, kurvatura sacrum, ujung sacrum, dan arcus
pubis. Dinilai Apakah promontorium teraba, lalu diukur CD dan CV, linea innominata
teraba seluruhnya atau tidak, spina ischiadica dan lain-lain.1,5
13
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.10. Cara mengukur konjugata diagonalais pada pemeriksaan dalam.
Gambar 2.11. Cara mengukur konjugata diagonalis dengan mengukur panjangnya jari
tengah
Rontgen Pelvimetri2,5
Dari foto dapat kita tentukan ukuran-ukuran CV, CO (Conjugata Obstetrique) =
apakah kurang dari normal, CT (Conjugata Tranversalis), serta imbang kepala panggul.
Indikasi pemeriksaan Rontgen pada kehamilan bila ada kecurigaan fetopelvik
disproporsicatau kecurigaan panggul sempit, riwayat operasi seksio sesaria atau riwayat
forcep serta riwayat kematian janin dalam persalinan. X-ray pelvimetri juga dilakukan
bila pada pemeriksaan klinis didapati ukuran konjugata diagonal < 11,5 cm atau diameter
intertuberous < 8 cm serta bila kepala janin tidak masuk pintu atas panggul dan malposisi
letak janin seperti pada presentasi bokong, wajah atau letak lintang.
5. Penatalaksanaan1
Saat ini ada 2 cara yang merupakan tindakan utama untuk menangani persalinan
pada disproporsi sefalopelvik, yakni sectio sesaria dan partus percobaan.
14
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
a. Sectio Sesaria
Sectio sesaria dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder yakni setelah persalinan
berlangsung selama beberapa waktu. sectio sesaria elektif direncanakan lebih dahulu dan
dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat,
atau karena terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata.
Selain itu sectio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada
factor- factor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami infertilitas yang
lama, penyakit jantung, dan lain-lain. Sectio sesaria sekunder dilakukan karena
persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena timbul komplikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan
pervaginam tidak atau belum dipenuhi.
b. Persalinan Percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua
diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang dan
hubunga antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada
harapan bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat diambil
keputusan untuk menyelenggarakan persalinan percobaan.
Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap kekuatan his dan
daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin, kedua factor ini tidak dapat diketahui
sebelum persalinan berlangsung beberapa waktu. Pemelihan kasuskasus untuk persalinan
percobaan harus dilakukan dengan cermat. Diatas sudah dibahas indikasi- indikasi untuk
section sesaria elektif, keadaan- keadaan ini dengan sendirinya menjadi kontra indikasi
untuk persalinan percobaan. Selain itu beberapa hal perlu pula mendapat perhatian. Janin
harus berada dalam presentasi kepala dan lamanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu.
2.6. Mekanisme Persalinan pada Panggul Sempit1
15
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Bila panggul sempit dalam ukuran muka dan belakang dan CV kurang dari 9 cm,
diameter ini tidak dapat dilalui oleh diameter biparietalis dari janin yang cukup bulan.
Kemudian kalau kepala turun biasanya terjadi defleksi. Karena panggul sempit maka
persalinan berlangsung lama, karena adanya obstruksi.
Pada Kala I, kepala tidak dapat memasuki pintu atas panggul, maka pembukaan
berlangsung lama dan besar kemungkinan ketuban pecah sebelum waktunya. Setelah
ketuban pecah, maka kepala tidak dapat menekan serviks kecuali kalau his kuat sekali
sehingga terjadi moulage yang hebat pada kepala. jalannya pembukaan dapat
menentukan prognosa. Bila pembukaan lancar : baik, bila lambat, maka besar
kemungkinan janin tidak dapat melewati panggul.
Kala II : menjadi lama kerena diperlukannya waktu untuk turunnya kepala dan
untuk maulage.
2.7. Komplikasi1
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan janin. Pada Ibu, komplikasi yang dapat
terjadi antara lain:
1. Persalinan akan berlangsung lama.
2. Sering dijumpai ketuban pecah dini.
3. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah, sering terjadi tali pusat
menumbung.
4. Moulage kepala berlangsung lama.
5. Sering terjadi inersia uteri.
6. Ruptur uteri.
7. Simfisiolisis.
8. Infeksi intrapartal.
9. Karena partus lama, terjadi penekanan pada jalan lahir sehingga terjadilah
jaringan nekrotik dan menjadi fistula.
Komplikasi yang terjadi pada Janin:
16
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
1. Kematian Janin Intrapartal.
2. Prolapsus funikuli.
3. Perdarahan intrakranial.
4. Kaput suksadaneum dan sefalohematoma yang besar.
5. Robekan pada tentorium serebri karena moulage yang hebat dan lama.
6. Fraktur pada tulang kepala oleh karena tekanan yang hebat dari his.
17
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
LAPORAN KASUS
Anamnesis Pribadi
Nama : Ny. M
Umur : 25 tahun
Tinggi badan : 147 cm
Pekerjaaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Batak
Alamat : Dusun Sampean Julu, Labuhan Batu
Tanggal masuk : 21 Agustus 2013
Jam masuk : 14.49 WIB
No.RM : 89.17.62
Anamnesis umum
Ny.M, 25 tahun, G2P1A0, Batak, Islam, D3,IRT i/d Tn.A, 26 tahun, Batak, Islam,
SMA, Petani, datang ke IGD RSUPM pada tanggal 21 Agustus 2013 dengan:
Keluhan utama: mules-mules mau melahirkan
Telaah: Hal ini dialami os sejak tanggal 21 Agustus 2013 pukul 05.00 WIB. Riwayat
keluar lendir darah (-). Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). BAK (+)N. BAN (+)N.
RPT: -
RPO: -
Riwayat Haid
HPHT : ?-11-12
18
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
TTP : ?-08-13
ANC : SpOG 4x
Riwayat Persalinan
1. Laki-laki, preterm, SC a/i panggul sempit, Dokter, 2000 gram, 1 tahun 11 bulan,
sehat
2. Hamil ini
Status Presens
Sensorium: compos mentis Anemis : -
TD : 120/80 mmHg Ikterik : -
HR : 80 x/i Dyspnoe : -
RR : 22 x/i Sianosis : -
T : 36,7ºC Oedema : -
Status obstetrikus
Abdomen : membesar asimetris
TFU : 3 jari bawah pusat xipoideus (34 cm)
Tegang : kanan
Bawah : kepala
Gerak : (+)
His : 2x20”/10’
DJJ : 142x/menit
EFW : 3200-3400 gram
Status Ginekologis
VT : Cervix sacral diameter 1 cm, eff 100%, selaput ketuban (+), kepala H1,
UUK?
Adekuasi panggul :
- Promontorium teraba (CD : 9 cm, CV : 7,5 cm)
- Linea inominata teraba seluruhnya
- Spina Ischiadica tidak
19
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
- Arcus pubis tumpul
- Os Coccygeus cekung
- Os Sacrum mobile
Kesan panggul sempit.
ST : Lendir darah (-), air ketuban (-)
USG TAS
Janin tunggal, letak kepala, anak hidup
Fetal movemen (+), fetal heart rate (+)
Plasenta fundal Grade III
AFI cukup
BPD : 97,9 mm ( 40 W 1 D)
FL : 74,5 (30 W 1 D)
AC : 342 mm
EFW 3290 gr
Kesan : IUP (38-40)mggu + PK + AH
Laboratorium :
Hb : 11,4 gr/dl
Ht : 34,5 %
Leukosit 9700 ul
Trombosit 300.000 ul
Dx : Prev Sc 1x a/i Panggul sempit + SG + KDR (38-40) mggu + PK + AH + Inpartu
Terapi :
Rencana : Repeat SC Emergency
Laporan Sc a/i Panggul Sempit
Ibu di banringkan dimeja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi20
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Dibawah tindakan anastesia dilakukan insisi pfannensteil kemudian mengikuti
bekas luka yang lama, dimulai dari kutis, subcutis, hingga tampak fascia, fascia
digunting kekiri dan kekanan, otot dikuakkan secara tumpul.
Peritoneum digunting keatas dan kebawah
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, lalu di insisi secara conkaf,
dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki BB : 3250 gr, PB 45 cm, A/S 9/10,
anus (+)
Talipusat di kleim di dua tempat lalu di gunting diantaranya
Kemudian plasenta dilahirkan secara PTT
Lalu uterus di jahit dengan hemostatik suture figure of eight, lalu dikontinous
interlocking, lalu overhecting.
Lalu dilakukan penjahitan lapis demi lapis
Ku Ibu post Op Baik.
TERAPY
IVFD RL + Oxitocin 10-10-5-5 20 gtt/i
Inj. Transamin 1 amp / 8 jam 24 jam
Inj. Ketorolac 1 amp / 8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp / 8 jam
Inj. Viccillin Sx 1,5 gr/ 8 jam
Rencan : cek darah rutin 2 jam post SC
Kala IV
Pukul (WIB) 15.30 16.00 16.30 17.00 17.30
HR (x/i) 72 78 78 78 78
TD (mmHg) 120/70 120/80 120/80 110/70 110/70
RR (x/i) 24 24 24 24 24
Kontraksi 2 2 2 2 2
Perdarahan ± 5 cc ± 5 cc ± 5 cc ± 5 cc ± 5 cc
Pemeriksaan Laboratorium 2 jam Post Operasi
21
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Hb : 9,4 gr/ dl
Ht : 28,1 %
Leukosit : 14600 ul
Trombosit : 186000 ul
Follow up Pasien
Tanggal 21/ 08/ 2013
S :
O : SP : Sens : Compos mentis Anemis :
TD : 120/80 mmHg Ikterik :
HR : 80 x/i Dyspnoe :
RR : 22 x/i Sianosis :
T : 36,7ºC Oedema :
SO : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+), Normal
TFU : 1 Jari di bawah Umbilikus
BAB : (-) Flatus (+)
BAK : (+)
P/V : (-) Lochia (+)
L/O : Tertutup Verband Kesan Basah
A : Post SC a/i Prev SC 1x a/i panggul sempit + NH1
P :
IVFD RL + oxitocin 10-10-5-5 20 gtt/i
Inj. Viccillin Sx 1,5 gr/ 8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj. Transamin 1 amp / 12 jam
Rencana :
Aff infus dan cateter sore.
Tanggal 22/ 08/ 2013
22
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
S :
O : SP : Sens : Compos mentis Anemis :
TD : 120/80 mmHg Ikterik :
HR : 80 x/i Dyspnoe :
RR : 22 x/i Sianosis :
T : 36,7ºC Oedema :
SO : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+), Normal
TFU : 1 Jari di bawah Umbilikus
BAB : (+) Flatus (+)
BAK : (+)
P/V : (-) Lochia (+)
L/O : Tertutup Verband Kesan kering
A : Post SC a/i Prev SC 1x a/i panggul sempit + NH2
P :
Amoxicillin tab 3 x 500 mg
As. Mafenamat tab 3 x 500 mg
Vit B comp. Tab 3 x 1
Tanggal 23/ 08/ 2013
S :
O : SP : Sens : Compos mentis Anemis :
TD : 120/80 mmHg Ikterik :
HR : 80 x/i Dyspnoe :
RR : 22 x/i Sianosis :
T : 36,7ºC Oedema :
SO : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+), Normal
TFU : 1 Jari di bawah Umbilikus
BAB : (+) Flatus (+)
23
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAK : (+)
P/V : (-) Lochia (+)
L/O : Tertutup Verband Kesan kering
A : Post SC a/i Prev SC 1x a/i panggul sempit + NH2
P :
Amoxicillin tab 3 x 500 mg
As. Mafenamat tab 3 x 500 mg
Vit B comp. Tab 3 x 1
RESUME
Ny.M, 25 tahun, G2P1A0 datang ke IGD RSUPM dengan keluhan mules-mules
mau melahirkan, Hal ini dialami os sejak tanggal 21 Agustus 2013 pukul 05.00 WIB.
Riwayat keluar lendir darah (-). Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). BAK (+) N.
BAN (+) N. HPHT : ?-11-12, TTP : ?-08-13, ANC: SpOG 4x, Status Present : Sensorium
: compos mentis, TD :120/80 mmHg, HR : 80 x/i, RR : 22 x/i, T : 36,7ºC, Pasien di
diagnosa dengan Prev Sc 1x a/i Panggul sempit + SG + KDR (38-40) mggu + PK + AH
+ Inpartu. Dilakukan SC tanggal 21 Agustus 2013 pukul 14.00 – 15.10 WIB. Lahir bayi
laki-laki BB : 3250 gr, PB 45 cm, A/S 9/10, anus (+), keadaan Ibu Post Operasi : Stabil.
24
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kasus
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang
ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul), midpelvis
(ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari inlet,
midpelvis, atau outlet.2,3 Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata) termasuk
conjugata diagonalis θ 12,5 cm, conjugata obstetrik (anteroposterior dari inlet) θ 10 cm,
dan tranversal dari midpelvis θ 9,5 cm.
Pada kasus ini, seorang pasien Ny. M, 25 tahun, G2P1A0, datang ke IGD RSUPM
dengan keluhan Utama Mulas-mulas mau melahirkan. Pasien merupakan rujukan dari
bidan dengan diagnosis panggul sempit.
Dalam banyak kasus ukuran dan bentuk panggul yang abnormal dideteksi pada
primigravida dengan mengukur tinggi badan (wanita dengan tinggi kurang dari 150 cm
mungkin mempunyai panggul kecil) dan dengan melakukan pemeriksaan panggul pada
kehamilan minggu ke 36-38.
Pada kasus ini, pasien datang dengan status presens: sensorium: compos mentis,
TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/i, RR : 20 x/i, Temp: 36,7ºC, dan TB: 147 cm. Dengan
tinggi badan ibu tersebut dikhawatirkan ibu mempunyai panggul yang kecil dikarenakan
dalam beberapa kasus didapatkan wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm
mempunyai panggul kecil. Jelas kemungkinan besar pasien ini mengalami ketidak
seimbangan antara panggul dan besar janin sehingga terjadi diproporsi fetopelvik.
Pembagian tingkat kesempitan panggul berdasarkan nilai konjugata vera (CV):
Tingkat I : panggul sempit borderline dengan CV = 9-10 cm;
Tingkat II : panggul sempit relative dengan CV = 8-9 cm;
25
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Tingkat III : panggul sempit ekstrim dengan CV = 6-8 cm;
Tingkat IV : panggul sempit absolut (mutlak) dengan CV = 6 cm.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adekuasi panggul,
dijumpai:
Promontorium teraba, konjugata diagonal: 9 cm, konjugata vera: 7.5 cm
Linea innominata teraba seluruhnya
Arcus pubis tumpul
Spina ischiadica tidak menonjol
Os Sacrum cekung
Os coccygeus mobile
Dari pemeriksaan tersebut pasien dengan konjugata vera 7.5 cm, dikategorikan panggul
sempit tingkat III (panggul sempit ekstrim).
Pembagian panggul sempit menurut tindakan :
1. CV = 11 cm partus biasa
2. CV = 8-10 cm partus percobaan
3. CV = 6-8 cm SC primer
Pada pasien ini dilakukan tindakan persalinan dengan sectio caesaria, lahir bayi
perempuan dengan BBL 3250 gr, PBL 45 cm, AS: 9/10, anus (+). Keadaan anak dan ibu
post operasi baik.
4.2. Permasalahan
1. Apakah diagnosis dan tindakan terhadap pasien ini sudah benar ?
2. Kapan sebaiknya dilakukan pemeriksaan adekuasi panggul?
3. Kapan dilakukan pemeriksaan pelvimetri radiologi pada pasien hamil?
26
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Sofian A. Panggul Sempit. In: Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri Jilid 1, Edisi 3.
Jakarta: Perbit Buku Kedokteran EGC. 2012.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Maternal Anatomy. In: Dashe JS, et.al. (eds). Williams Obstetrics 23rd Ed. New
York: McGraw-Hill.2010; 28 – 34, 464 – 474
3. Aflah N. Ukuran Panggul Pada Pasien Pasca Seksio Sesarea Atas Indikasi
Panggul Sempit. Tesis. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Medan. 2009
4. Fraser Diane M, Cooper Margaret A. Pelvis wanita dan Organ Reproduksi. Myles
Buku Ajar Bidan. Edisi 14. Jakarta EGC : 96-104
5. Varralls silvia. Pelvis wanita.ANATOMI DAN FISOLOGI TERAPAN DALAM
KEBIDANAN. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2003; 28-52
6. Sastrawinata Sulaiman, Martaadisoebrata Djamhoer, Wirakusumah Firman F.
Distosisa karena kelainan pada jalan lahir. OBSTETRI PATOLOGI. Edisi 2.
Jakarta: EGC dengan Padjadjaran Medical Press. 2005: 161-169
7. Llewellyn Derek, Jones. Dasar-Dasar OBSTETRI & GINEKOLOGI edisi 6.
27
Judul : Panggul Sempit Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)Mentor : dr. Citra L HSB.Co ass : Firdaus saputra, Sri rahayu, Budi