lapkas colitis ulcerativa - clarissa yudakusuma 07120100022
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
COLITIS ULCERATIVA
Pembimbing:
dr. Gigih Imanta Jayantri, Sp.PD
Penyusun:
Clarissa Yudakusuma | NIM: 07120100022
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Periode: 5 Mei – 11 Juli 2014
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 1
I. IDENTITAS PASIEN
No. MR : 32 92 05
Nama : Ny. C
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 07/10/1971
Umur : 42 tahun
Status Kawin : Menikah
Alamat : Jl. Pinding Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telepon : 085715156665
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 09 Juni 2014 pukul 19.45 di Unit Gawat Darurat RS Marinir Cilandak.
KU : Nyeri perut sejak 1 hari SMRS
RPS : O.s. mengeluhkan nyeri perut sejak 1 hari SMRS yang terjadi terus menerus. Rasa nyeri didapatkaan pada ulu hati, umbilikus dan suprapubik. Rasa nyeri seperti diremas-remas dan terkadang berpindah-pindah tempat. Nyeri perut dirasakan o.s. bertambah parah bila o.s. berjalan atau bergerak, membaik bila o.s. istirahat dan agak meringkuk. Skala nyeri perut pasien kira-kira berada pada angka 6 dari 10, di mana 0 tidak nyeri dan 10 paling nyeri.
Selain nyeri perut, o.s. juga mengeluhkan diare campur darah dan lendir sejak kemarin bersamaan dengan nyeri perut. Diare darah campur lendir dialami o.s. sudah kurang lebih 6-7 kali kemarin, hari ini sudah 5 kali. Namun, o.s. mengaku bahwa o.s. mengalami diare sudah sejak 3 tahun yang lalu tetapi tidak pernah sampai keluar darah campur lendir. Diare yang dialami o.s. berkonsistensi cair tanpa ampas. Setiap kali diare, o.s. mengaku keluar sedikit-sedikit sekitar kurang lebih ½ gelas aqua. Selama diare, o.s. tidak pernah mengalami lemas lunglai/kliyengan maupun penurunan frekuensi BAK. O.s. mengaku bahwa 1 hari SMRS o.s. makan makanan yang sangat pedas tidak seperti biasanya.
BAK diakui o.s. normal, sekitar 4-5 kali sehari, warna kuning jernih tanpa darah maupun nyeri berkemih. O.s. mengaku mengalami penurunan nafsu makan. Mual, muntah dan demam disangkal.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 2
RPD : O.s. mengaku bahwa dirinya sensitif terhadap makanan-makanan pedas. Setiap kali makan pedas pasti langsung BAB darah segar, tapi tidak pernah disertai dengan lendir.
Riwayat diabetes, hipertensi dan alergi obat disangkal.
Riwayat ginekologi : - P2A0, melahirkan anak pertama pada usia 22 tahun, anak kedua pada usia 24 tahun. Keduanya lahir secara normal (pervaginam).
- HPHT 30 Mei 2014 - Siklus haid reguler setiap 27 hari, durasi 4-5 hari, jumlah 4-5 ganti
pembalut/hari - Nyeri perut saat haid disangkal - Perdarahan di luar masa haid disangkal
Riwayat keluarga : ayah dan ibu o.s. disangkal memiliki riwayat gejala yang sama seperti o.s. Diabetes dan hipertensi dalam keluarga disangkal.
Riwayat habituasi : o.s. menyangkal pernah merokok, minum-minum alkohol maupun menggunakan obat-obatan narkotika.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 09 Juni 2014 pukul 20.00 di Unit Gawat Darurat RS Marinir Cilandak.
Keadaan umum : Sakit sedang Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/60 mmHg (berbaring) Nadi : 100 x/min reguler, kuat, equal Respirasi : 22 x/min reguler
Suhu : 36°C (axilla)
Kepala : normocephal
Mata : RCL +/+, isokor, CA+/+, SI -/-
THT : faring tenang, lidah bersih, T3/T3
Leher : limfadenopati (-), JVP 5-2 mmH2O
Thorax : - Jantung : ictus cordis (N) batas jantung dbn. BJ. S1 S2 reguler murmur (-) gallop S3 S4 (-)
- Paru : chest expansion ka=ki
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 3
tactile fremitus (N) ka=ki sonor pada seluruh lapang paru vocal fremitus (N) ka=ki SN. Vesikuler seluruh lapang paru wheezing -/- ronchi -/-
Abdomen : datar, BU(+)N, supel, nyeri tekan (+) epigastrium, umbilicus, lumbal (S), suprapubic & iliaca (D)(S)
hepatomegali (-), splenomegali (-) timpani pada seluruh regio abdomen
Ektremitas : akral hangat, edema -/-, turgor (N), capillary refill time (N)
Rectal Touché : tonus musculus sphincter ani dalam batas normal, mukosa rektum licin, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), darah (+), feses (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan EKG pada tanggal 09 Juni 2014 pukul 20.35 di Unit Gawat Darurat RS Marinir Cilandak.
1. LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
Darah Rutin
1. Hemoglobin 11,2 12-16 g/dl
2. Hematokrit 34 37-54 %
3. Leukosit 7,0 5-10 ribu/µL
4. Trombosit 244 150-400 ribu/µL
Kimia Darah
1. Ureum 39 20-50 mg/dL
2. Creatinin 0,57 0,8-1,1 mg/dL
Elektrolit
1. Natrium 142,2 136-146 mmol/L
2. Kalium 3,52 3,5-5,1 mmol/L
3. Chloride 100,5 98-106 mmol/L
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 4
2. EKG
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 5
Interpretasi EKG
1. Rate : ���
�,�= 96,7 ~ 97 x/min
2. Ritme : Sinus rhythm
3. Axis : Normal axis
4. ST Segment : Elevasi (-) Depresi (-)
IV. DIAGNOSIS
Berdasarkan temuan klinis & hasil pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada pasien yang bersangkutan di UGD RS Marinir Cilandak, ditegakkan diagnosis sebagai berikut:
Diagnosis klinis : - kolik abdomen
- diare kronik
- hematochezia
Diagnosis etiologi : - colitis ulcerativa
Diagnosis banding : - disentri amuba
- tumor intra abdomen
V. TATALAKSANA
Konsultasi dr.Sinarta, Sp.PD:
- Masuk Rumah Sakit
- Diet lunak
- IVFD RL 28 gtt/min
- Injeksi ceftriaxone 1x2g (drip dalam Nacl 0,9% 100cc) � skin test
- Metronidazole 3x500mg (drip) � skin test
- New diatabs 3x2 tab (bila diare)
- Sulcolon 2x2 tab
- Cek ureum/creatinine, elektrolit, feses lengkap, Benzidine test
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 6
VI. FOLLOW UP PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasien dan Instruksi Dokter
Selasa, 10 Juni 2014
S: Diare (+) 1x tadi pagi, lendir (+), darah (+), ampas (-), nyeri perut (+)
O: KU/Kes : SS/CM
TD: 100/60 mmHg; N:100x/m; RR: 20x/m; S: 36°C
Kepala : normocephal
Mata : RCL +/+, RCTL +/+, CA +/+, SI -/-
THT : faring tenang, T3/T3
Leher : limfadenopati (-)
Thorax : -C: BJ S1S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
-P: SN vesikuler, wheezing -/- ronchi -/-
Abdomen : BU (+) N, supel, NT (+) epigastrium, hipogastrium & iliaca dextra et sinistra
Ekstr. : akral hangat, turgor (N), capillary refill time (N)
LABORATORIUM
1. Feses Lengkap
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Makroskopis
- Warna Merah Coklat tua
- Konsistensi Cair Lunak
- Bau Khas Khas
- Darah (+) Positif (-) Negatif
- Lendir (+) Positif (-) Negatif
Mikroskopis
- Leukosit - (-) Negatif
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 7
- Eritrosit Penuh (-) Negatif
- Kista - (-) Negatif
- Amuba - (-) Negatif
- Telur cacing - (-) Negatif
- Lain-lain - (-) Negatif
- Serat tumbuhan - (-) Negatif
- Serat otot - (-) Negatif
- Amylum - (-) Negatif
- Lemak - (-) Negatif
2. Darah samar / Benzidine test
Hasil: (+) Positif (Nilai normal: (-) Negatif)
A: - Colitis ulcerativa
- DD/ Disentri amuba
P: - Diet lunak rendah lemak
- IVFD RL 28 gtt/min
- inj. Ceftriaxone 1x2g drip dalam NaCl 0,9% 100cc
- inj. Metronidazole 3x500mg iv
- New Diatabs 3x2 tab
- Sulcolon 2x2 tab
Rabu, 11 Juni 2014
S: Diare (+) 1x tadi pagi, lendir (+), darah (+), ampas (-), ulu hati terasa perih dan nyeri
O: KU/Kes : SS/CM
TD: 110/70 mmHg; N:92x/m; RR: 22x/m; S: 36°C
Kepala : normocephal
Mata : RCL +/+, RCTL +/+, CA +/+, SI -/-
THT : faring tenang, T3/T3
Leher : limfadenopati (-)
Thorax : -C: BJ S1S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
-P: SN vesikuler, wheezing -/- ronchi -/-
Abdomen : BU (+) N, supel, NT (+) epigastrium & hipogastrium
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 8
Ekstr. : akral hangat, turgor (N), capillary refill time (N)
A: - Colitis ulcerativa
- DD/ Disentri amuba
P: - Sulcolon 2x2 tab � 3x2 tab
- Vitamin K 3x2 mg
- Transamin 3x1 mg
- Lain lanjut
Kamis, 12 Juni 2014
S: Sejak kemarin sore sudah tidak BAB darah & lendir. Tadi subuh (02.00) BAB diare (+) darah (-) lendir (-), BAK (N), nyeri ulu hati (+) mual (+)
O: KU/Kes : SR/CM
TD: 100/70 mmHg; N:100x/m; RR: 24x/m; S: 36°C
Kepala : normocephal
Mata : RCL +/+, RCTL +/+, CA +/+, SI -/-
THT : faring tenang, T3/T3
Leher : limfadenopati (-)
Thorax : -C: BJ S1S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
-P: SN vesikuler, wheezing -/- ronchi -/-
Abdomen : BU (+) N, supel, NT (+) epigastrium
Ekstr. : akral hangat, turgor (N), capillary refill time (N)
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 9
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Darah Rutin
1. Hemoglobin 11,9 12-16 mg/dL
2. Hematokrit 36 37-54 %
3. Leukosit 5,7 5 rb – 10 rb/µL
4. Trombosit 210 150rb – 400rb/ µL
Hemostasis
1. Clotting Time 4 2-6 menit
2. Bleeding Time 2,5 1-3 menit
A: - Colitis ulcerativa
P: - Metronidazol stop
- Ondancentron 3x8mg iv
- Lansoprazol 2x1 tab
- Lain lanjut
Jumat, 13 Juni 2014
S: Konsistensi BAB sudah lebih padat
Nyeri perut ulu hati (-)
Nyeri perut suprapubik (+) hilang timbul, terasa seperti keram & tegang, menjalar & terkadang berpindah-pindah ke tempat lain
BAK (N), demam (-)
O: KU/Kes : SR/CM
TD: 110/70 mmHg; N:88x/m; RR: 24x/m; S: 36°C
Kepala : normocephal
Mata : RCL +/+, RCTL +/+, CA -/-, SI -/-
THT : faring tenang, T3/T3
Leher : limfadenopati (-)
Thorax : -C: BJ S1S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
-P: SN vesikuler, wheezing -/- ronchi -/-
Abdomen : BU (+) N, supel, NT (+) epigastrium & hipogastrium
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 10
Ekstr. : akral hangat, turgor (N), capillary refill time (N)
A: Colitis ulcerativa
P: Boleh pulang
Resep pulang:
- Lansoprazole 2x1 tab
- Sulcolon 2x1 tab
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
VIII. RANGKUMAN
Seorang perempuan usia 42 tahun dengan nama Ny. C datang ke UGD RSMC pada tanggal 09 Juni 2014 dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut yang dialami o.s. terjadi terus menerus pada ulu hati, umbilikus dan suprapubik. Rasa nyeri dideskripsikan o.s. seperti diremas-remas dan terkadang berpindah-pindah tempat di seluruh perut, bertambah parah bila berjalan/bergerak, membaik bila istirahat dan agak meringkuk. Skala nyeri berada pada angka 6/10. Selain nyeri perut, o.s. juga mengeluhkan diare campur darah dan lendir sejak 1 hari SMRS bersamaan dengan nyeri perut. Diare darah lendir dialami o.s. sudah kurang lebih 6-7 kali 1 hari SMRS, 5 kali pada hari MRS. O.s. mengaku sudah mengalami diare sejak 3 tahun lalu tapi tidak pernah sampai berlendir. Setiap kali diare, jumlah yang keluar sekitar ½ gelas aqua, o.s. menyangkal pernah mengalami lemas/kliyengan dan penurunan frekuensi BAK. 1 hari SMRS o.s. mengaku memakan makanan yang sangat pedas tidak seperti biasanya. Mual, muntah dan demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis bilateral, nyeri tekan abdomen regio epigastrium, umbilicus, lumbal dextra sinistra dan iliaca dextra sinistra. Pemeriksaan RT tidak didapatkan massa, tapi terdapat
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 11
darah segar pada gloves. Pemeriksaan penunjang pada tanggal 09 Juni 2014 didapatkan kadar Hb 11,2 g/dL, hasil EKG jam 20.23 normal.
Pada follow up perkembangan pasien hari kedua MRS, o.s. masih mengeluhkan diare campur lendir darah 1x tadi pagi dengan nyeri perut. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis bilateral, tonsil T3/T3 tanpa faring hiperemis, nyeri tekan abdomen regio epigastrium, hipogastrium dan iliaca dextra sinistra. Pemeriksaan laboratorium feses lengkap menunjukkan warna merah dengan konsistensi cair, darah (+), lendir (+), eritrosit penuh serta Benzidine test positif. Pada follow up hari ketiga MRS, keluhan o.s. masih diare campur lendir darah 1x tadi pagi dengan nyeri perut ulu hati. Pemeriksaan fisik juga masih didapatkan konjungtiva anemis, tonsil T3/T3 tanpa faring hiperemis, nyeri tekan abdomen epigastrium dan hipogastrium. Pada follow up hari keempat MRS, o.s. mengaku sejak kemarin sore sudah tidak BAB darah lendir lagi tetapi masih diare. Namun o.s mengeluhkan mual sejak tadi malam dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik masih ditemukan konjungtiva anemis bilateral dan tonsil T3/T3. Laboratorium menunjukkan sedikit kenaikan Hb ke angka 11,9 g/dL dan fungsi hemostasis normal. Pada follow up hari kelima MRS, BAB o.s. sudah mengalami perbaikan, konsistensi sudah menjadi lebih padat dan tidak didapatkan darah serta lendir, tetapi o.s. mengeluhkan nyeri perut bagian bawah yang baru terasa sejak kemarin sore. Pemeriksaan fisik sudah tidak terdapat konjungtiva anemis, tapi tonsil masih T3/T3 serta nyeri tekan abdomen regio epigastrium dan hipogastrium.
IX. PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan temuan klinis & hasil pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada pasien, diagnosis colitis ulcerativa dapat ditegakkan. Berikut adalah perbandingan gejala & tanda bermakna yang ditemukan pada pasien dibandingkan dengan gejala & tanda menurut teori.
PASIEN TEORI KESESUAIAN
Gejala
Diare kronik (±3 tahun) Diare kronik (>15 hari) ����
Hematochezia Hematochezia ����
BAB berlendir BAB berlendir ����
Nyeri perut Nyeri perut ����
Demam (-) Demam (-) ����
Riwayat (-) dalam keluarga Riwayat (+) dalam keluarga �
Tanda Tidak ditemukan massa abdomen
Tidak terdapat massa abdomen ����
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 12
Takikardia (Nadi 88-100x/m)
Takikardia (Nadi >90x/m) ����
Gambaran Lab.
Anemia (Hb 11,2) Hemoglobin � ����
Leukosit dlm batas normal Leukosit � sedikit �
LED tidak diperiksa LED � -
C-reactive protein tidak diperiksa
C-reactive protein � -
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 13
X. TINJAUAN PUSTAKA
Colitis ulserativa adalah salah satu dari 2 tipe utama penyakit inflamasi usus (Inflammatory Bowel Disease, IBD) selain Crohn’s disease. Kolitis ulserativa adalah penyakit inflamasi saluran pencernaan yang kronis, hilang-timbul, dan tidak menular. Terjadi peradangan pada mukosa rektum dan sepanjang usus besar, berbeda dengan penyakit Crohn dimana seluruh ketebalan ketebalan dinding usus mengalami peradangan dan setiap bagian dari saluran pencernaan, dari mulut hingga anus.
Secara makroskopis, mukosa kolon tampak hiperemis dan kehilangan pola vaskuler. Mukosa bersifat granuler dan rapuh. Terkadang ulserasi yang luas menyebabkan penampakan kumpulan mukosa normal menjadi polipoid, sehingga disebut pseudopolip.
Ketebalan dinding usus sebetulnya tipis atau normal, tetapi edema, akumulasi lemak, dan hipertrofi dari lapisan otot memberikan kesan terjadi penebalan dinding usus. Penyakit ini sebagian besar terbatas pada mukosa dan, pada kejadian yang lebih jarang,submukosa. Keterlibatan lapisan otot dan serosa sangat jarang; umumnya hanya dijumpai pada pasien dengan penyakit berat, terutama dilatasi toksik, dan mencerminkan efek sekunder dari penyakit berat dibandingkan sebagai bagian dari patogenesis colitis ulserativa primer. Penyakit pada fase awal bermanifestasi sebagai peradangan hemoragik dengan hilangnya pola pembuluh darah normal, perdarahan petekie, dan perdarahan. Edema muncul, dan banyak area dijumpai tanpa mukosa. Kerusakan mukosa tersebut memudahkan pembentukan abses crypt, yang merupakan ciri khas penyakit ini.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 14
Gambar 1: Kolitis ulserativa dalam visualisasi dengan kolonoskopi (kiri), mukosa kolon yang
mengalami peradangan dengan pseudopolip (kanan)
Diagnosis kolitis ulserativa paling baik ditegakkan dengan endoskopi dan biopsi mukosa untuk pemeriksaan histopatologi. Penelitian laboratorium sangat membantu untuk menyingkirkan diagnosis lain dan menilai status gizi pasien, tetapi penanda serologis dapat membantu dalam diagnosis penyakit usus inflamasi. Pencitraan radiografi memiliki peran penting dalam pemeriksaan pasien dengan dugaan penyakit usus inflamasi dan dalam membedakan kolitis ulserativa dari penyakit Crohn dengan menunjukkan fistula atau penampakan penyakit usus penyerta lain pada bagian usus kecil yang lebih proksimal pada pasien dengan penyakit Crohn.
Terapi inisial untuk colitis ulserativa diantaranya kortikosteroid,agen anti-inflamasi, agen antidiare, dan rehidrasi. Pembedahan dipertimbangkan jika pengobatan medikamentosa gagal atau jika keadaan darurat bedah berkembang.
Patofisiologi
Berbagai macam perubahan imunologis telah didokumentasikan pada colitis ulserativa. Subset sel T menumpuk di lamina propria dari segmen kolon yang sakit. Pada pasien dengan kolitis ulseratif, sel-sel T tersebut bersifat sitotoksik terhadap epitel kolon. Perubahan ini disertai dengan peningkatan populasi sel B dan sel-sel plasma, beserta peningkatan produksi imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin E(IgE).
Antibodi antikolon telah terdeteksi pada pasien dengan colitis ulserativa. Hanya sebagian kecil pasien dengan kolitis ulserativa yang memiliki antibodi otot polos dan anticytoskeletal.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 15
Gambaran Klinis
Gambaran Histopatologi
Secara mikroskopis, tampak infiltrate peradangan akut dan kronis dari lamina propria, percabangan kriptus, dan atrofi vili pada ulcerative colitis. Perubahan mikroskopik juga mencakup peradangan kriptus Lieberkühn dan abses. Temuan ini disertai dengan keluarnya mukus dari sel goblet, yang jumlahnya berkurang seiring progresi penyakit. Daerah ulserasi akan segera ditutupi oleh jaringan granulasi. Fibrosis yang berlebihan bukan merupakan fitur dari penyakit. Kerusakan mukosa dan kelebihan jaringan granulasi mengarah pada pembentukan polypoidal mukosa, yang dikenal sebagai polip inflamasi atau pseudopolyps.
Gambaran Radiologi
Pola udara dalam lumen menunjukkan pseudopoliposis dan ulkus dalam. Kolon dapat tampak memendek dengan kehilangan haustra kolon. Toxic megacolon merupakan komplikasi dari colitis ulserativa. Foto polos abdomen dapat menampilkan dilatasi kolon secara masif, terkait dengan kontur mukosa yang abnormal. Dilatasi terutama paling jelas terlihat pada kolon transversum. Perforasi kolon merupakan komplikasi lain colitis ulserativa. Perforasi dapat terjadi dengan atau tanpa toxic megakolon. Pneumoperitoneum terkait perforasi kolon umumnya masif. Reside feses dapat tidak dijumpai pada usus yang meradang.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 16
Gambar 2: Peningkatan ruang postrectal (kiri), foto polos abdomen menunjukkan
thumbprinting pada regio dari fleksura splenik kolon (tengah), striktur/spasme memanjang di kolon asendens/caecum & pseudopoliposis di kolon desendens (kanan)
Gambaran Barium Enema
Temuan barium enema bervariasi sesuai stage dan tingkat keparahan penyakit. Perubahan radiografis dapat melibatkan seluruh kolon, kecuali bila penyakitnya bersifat segmental, umumnya hanya kolon kiri yang terlibat. Skip lesion tidak lazim ditemukan. Kolon dapat Nampak sempit, penyempitan tersebut kerap terkait dengan incomplete filling yang disebabkan spasme kolon dan iritabilitas.
Gambar 3: Double contrast barium enema pada penyakit awal (kiri), mukosa granuler (tengah) dan kolitis total dan pseudopoliposis ekstensif (kanan)
Perubahan mukosa awal paling baik digambarkan studi barium enema kontras ganda. Sebelum muncul ulkus, edema mukosa memiliki tampilan bergranul ketika radiografi terlihat en face. Ketika pertama kali muncul ulkus, mukosa tampak berbintik-bintik. Ketika ulkus mukosa menjadi jelas dan konfluen, mukosa digantikan oleh jaringan granulasi, pada pemeriksaan enema kontras ganda, penampilan khas menjadi granular kasar.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 071201000
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Marinir Cilandak
Penebalan simetris lipatan haustral dapat menghasilkan penampilan tPseudopolyps adalah konsekuensi dari penyakit mukosa berat; mereka muncul sebagai multiple filling defect dalam berbagai ukuran. Perkembangan terjadi secara cepat dan cenderung bertahan, bahkan ketika kolitis ulserativa tidak menampakkan gejaTerkadang jembatan mukosa terbentuk antara pseudopolyps, dan mungkin dapat ditunjukkan secara radiologis.
Gambar 4: Double contrastsingle contrast barium enema pada pasien y
sigmoid (tengah); Single contrastmenunjukkan ulkus mukosa dengan berbagai ukuran, termasuk
Penatalaksanaan
Piramida prioritas pemberian terapi medikamentosa pada kolitis ulserativa distal & ekstensif
Operasi pada penyakit kolitis ulserativa dilakukan bila terdapat indikasi seperti toksik megakolon, perforasi, perdarahan kolon masif, obstruksi, profilaksis kanker kolon ddisplasia/kanker kolon. Operasi dilakukan dengan membuang rektum dan menggantikannya dengan ileum yang disebut sebagai
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 071201000
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH
Penebalan simetris lipatan haustral dapat menghasilkan penampilan tPseudopolyps adalah konsekuensi dari penyakit mukosa berat; mereka muncul sebagai multiple filling defect dalam berbagai ukuran. Perkembangan terjadi secara cepat dan cenderung bertahan, bahkan ketika kolitis ulserativa tidak menampakkan gejaTerkadang jembatan mukosa terbentuk antara pseudopolyps, dan mungkin dapat ditunjukkan
Double contrast barium enema menunjukkan pseudopoliposis kolon desendensbarium enema pada pasien yang sama menunjukkan adanya striktur pada kolon
ingle contrast barium enema pada pasien dengan kolitis ulserativa total menunjukkan ulkus mukosa dengan berbagai ukuran, termasuk collar-button ulcers
prioritas pemberian terapi medikamentosa pada kolitis ulserativa distal & ekstensif
Operasi pada penyakit kolitis ulserativa dilakukan bila terdapat indikasi seperti toksik megakolon, perforasi, perdarahan kolon masif, obstruksi, profilaksis kanker kolon ddisplasia/kanker kolon. Operasi dilakukan dengan membuang rektum dan menggantikannya dengan ileum yang disebut sebagai ileal pouch atau neorectum.
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
17
Penebalan simetris lipatan haustral dapat menghasilkan penampilan thumbprinting. Pseudopolyps adalah konsekuensi dari penyakit mukosa berat; mereka muncul sebagai multiple filling defect dalam berbagai ukuran. Perkembangan terjadi secara cepat dan cenderung bertahan, bahkan ketika kolitis ulserativa tidak menampakkan gejala klinis. Terkadang jembatan mukosa terbentuk antara pseudopolyps, dan mungkin dapat ditunjukkan
barium enema menunjukkan pseudopoliposis kolon desendens (kiri), ang sama menunjukkan adanya striktur pada kolon
barium enema pada pasien dengan kolitis ulserativa total button ulcers (kanan)
prioritas pemberian terapi medikamentosa pada kolitis ulserativa distal & ekstensif
Operasi pada penyakit kolitis ulserativa dilakukan bila terdapat indikasi seperti toksik megakolon, perforasi, perdarahan kolon masif, obstruksi, profilaksis kanker kolon dan displasia/kanker kolon. Operasi dilakukan dengan membuang rektum dan menggantikannya
Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma | 07120100022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Marinir Cilandak - UPH 18
XI. DAFTAR PUSTAKA
1. Friedman S, Blumbeg RS. Inflammatory Bowel Disease. Harrison's Principles of
Internal Medicine. 17th ed. United States: McGraw-Hill Professional, 2008
2. National Digestive Diseases Information Clearinghouse (2014). Ulcerative Colitis
[ONLINE] Available at:
http://digestive.niddk.nih.gov/DDISEASES/PUBS/colitis/index.aspx [last accessed
12 June 2014]
3. National Health Services UK (2014). Ulcerative Colitis [ONLINE] Available at:
http://www.nhs.uk/conditions/Ulcerative-colitis/Pages/Introduction.aspx [last
accessed 12 June 2014]
4. Crohn's and Colitis Canada (2014). Ulcerative Colitis [ONLINE] Available at:
http://www.ccfc.ca/site/c.ajIRK4NLLhJ0E/b.6349431/k.C04A/Ulcerative_Colitis.ht
m [last accessed 12 June 2014]
5. Crohn's and Colitis Australia (2014). Ulcerative Colitis [ONLINE] Available at:
http://www.crohnsandcolitis.com.au/what-is-ulcerative-colitis.php [last accessed 12
June 2014]