lap granulasi kering
DESCRIPTION
teknologi formulasi solidTRANSCRIPT
Pembuatan TabletGranulasi Kering
I. Preformulasi
1. Vitamin C
Sifat Kimia
Nama Lain : Asam Askorbat, Acidum ascorbicum
Nama Kimia : (5R)-[(1S)-1,2-dihidroksetil]-3,4-dihidroksifuran-2(5H)-on
Rumus Molekul : C6H8O6
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 176,13
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : serbuk atau hablur
Bau : tidak berbau
Warna : putih atau agak kuning
Rasa : asam
Kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.
Berat Jenis : 176,13
Titik Leleh : ± 190°
pH : pH antara 2,2 dan 2,5
Sifat Farmakologi
Khasiat : Antioksidan
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Indikasi : Pengobatan difisiensi vitamin C, sariawan, menghambat
vasodilatasi, menghambat oksidasi LDL, Asam askorbat juga
digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu
oleh karena sifatnya yang menekan sitokina IL-18 dan enzim
hialuronidase pada degradasi asam hialuronat guna mencegah
metastasis, stimulasi kolagen untuk mengisolasi sel tumor in
vivo, mencegah efek onkogenik virus dan karsinogen.
Kontraindikasi : Hiperkromatosis, talasemia, anemia sideroblastik (dosis besar),
dan bagi penderita yang menderita tukak lambung berat.
Efek Samping : Diare dan pembentukan batu ginjal, mengganggu penyerapan
mineral yang diperlukan tubuh seperti tembaga. Vitamin C
merupakan senyawa yang mempermudah penyerapan zat besi.
Interaksi Obat :
a) Antikoagulan (mencegah pembekuan darah)
efek antikoagulan akan berkurang
b) Aspirin
efek vit C menurun, vit C dosis tinggi (>2000 mg/ hari) dapat meningkatkan
kadar aspirin dalam darah hingga mencapai level toksik
c) Barbiturat (sebagai sedativa/pil tidur)
perpanjangan efek barbiturate
d) Pil KB
risiko hamil dapat meningkat jikat digunakan vit C dosis tinggi (1000 mg/hari).
Perdarahan merupakan tanda terjadinya interaksi. Penggunaan vit C takaran
250-500 mg dapat mengurangi interaksi tersebut.
e) Kinidin (menormalkan denyut jantung/antiaritmia)
perpanjangan masa kerja kinidin
f) Kinin (antimalaria & kejang kaki malam hari)
perpanjangan masa kerja kinin
g) Primidon (antikonfulsan)
perpanjangan masa kerja primidon
h) Uji kadar glukosa dalam urin
mungkin terjadi kesalahan hasil uji ketika mengukur kadar gula dalam urin
penderita diabetes
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Dosis :
Oral
Pencegahan : 40 – 100 mg/hari
Pengobatan : 200 – 600 mg/hari
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tak tembus cahaya
Stabilitas : Asam askorbat secara bertahap menjadi gelap lewat paparan terhadap
cahaya, namun sedikit perubahan warna tidak berpengaruh pada efek terapinya.
Asam askorbat teroksidasi dengan cepat pada udara atau suasana basa.Pada
konsentrasi > 100 mg/ml, asam askorbat mengalami dekomposisi melalui produksi
kabon dioksida.
2. Amylum
(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000
Pemerian
Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul kecil
berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk
setiap varietas tanaman.
Kegunaan
Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul; pengikat
tablet.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmasetikal
Sebagai bahan tambahan untuk sediaan oral padat denan kegunaannya sebagai
pengikat, pengisi, dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar
dengan konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai
pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15%
b/b.
pH : 5,5 – 6,5
Densitas : 1,478 g/cm30
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Suhu gelatinasi : 73º C untuk pati jagung.
Aliran : 10,8-11,7 g/det
Kelembaban : 11% untuk pati jagung.
Stabilitas
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang
tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal
pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan
mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan
modifikasinya yang berbentuk unik,
Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487
3. Avicel
Sinonim : Microcristal sellulosa, avicel pH, celex, cellulose gel,
crytal line cellulose,E460,emcocel.
Pemerian : serbuk putih, tidak berbau.
Rumus Molekul : (C₆H₁₀O₅)n
Bobot Molekul : > 3100
pH :5-7
Titik lebur : 260 – 270 °C
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam, pelarut
organik dan NaOH 5%, larut dalam larutan alkali.
Penggunaan : dapat berfungsi sebagai pengikat, pengisi, disintregant
dan lubrikan. Dalam formulasi ini bertindak sebagai pengisi tablet.
Kandungan : Mengandung bubur kayu dari serat tumbuhan
denganbahan asam.
Aplikasi : Adsorben (20-90%), zat pengikat (20-
90%), disentegran (5-15%)
Konsentrasi : 20-90%
Stabilitas : stabil pada bahan higroskopik.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
Inkompatibel : Pengoksidasi kuat, Avicel digunakan sebagai pengisi
karena memilikikonsentrasi terbanyak, dalam granulasi basah avicel dapat
menghasilkan tablet keras dengan tekanan kempayang rendah pada
pengempaan tablet. Zat ini menghasilkan pembasahan yang cepat dan merata
Pembuatan TabletGranulasi Kering
karena adanya wicking acting sehingga cairan penggranulasi terdistribusi
secara merata. Selain itu avicel dapat menyempurnakan ikatan
pada pengempaan dan mengurangi capping dan friabilitas tablet.
Khasiat :
Avicel merupakan pengisi yang baik untuk cetak langsung dan granulasi
kering. Avicel dapat menyerap udara sehingga kelembapannya tinggi.
Kemampuan mengikat (holding capacity ) 50% zat aktif 100 mg, maka
minimal avicel yang dibutuhkan
50% = 100/ 50 x 100 mg = 200 mg
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 102
4. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)
C36H70MgO4 BM = 591,27
Pemerian : hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.
Kegunaan : lubrikan untuk tablet dan kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan untuk
kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai lubrikan
pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 – 5,0 %.
Kelarutan :
- praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
- Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.
Densitas : 1,03 – 1,08 g/cm3.
Sifat aliran : sulit mengalir, bubuk kohesif.
Polimorfisme : trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar.
Titik leleh : 88,5˚ C.
Stabilitas : stabil.
Inkompatibilitas : dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282
5. Talkum
Pemerian : serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak
berbau. Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kegunaan : anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul,
lubrikan tablet dan kapsul.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan pada
sediaan oral padat sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :
Glidan & lubrikan tablet : 1-10%.
Pengisi tablet & kapsul : 5-30%
Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali,
larutan organik, dan air.
pH : 6,5 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Kekerasan : 1 - 1,5
Higroskopisitas : talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C
dan kelembaban relatif naik hingga 90%.
Distribusi ukuran partikel : bervariasi
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8
Stabilitas : stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada
160˚C selama tidak lebih dari 1 jam.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
6. Povidon (PVP)
Nama lain : 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
Struktur : (C6H9NO)n
BM :2500 – 3 juta.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau
hampir tidak berbau, higroskopik.
Kegunaan : pensuspensi, pengikat tablet.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan
pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5%
pH : 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas : 1,17-1,18 g/cm3
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Higroskopisitas: sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi
pada kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh : melembut pada 150˚C.
Indeks refraksi: nD = 1,54 – 1,59
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air.
Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar
110 -130˚C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas: dengan senyawa amonium kuarterner.
7. Amprotab
Pemerian : serbuk tak berbau, tak berasa, halus berwarna putih
terdiri dari granul sferis atau ovoid yang sangat kecil yang ukuran dan jenisnya
bervariasi tergantung jenis tanamannya.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin dan air dingin.
Pati mengembang di air sekitar 5-10% pada suhu 37 C⁰
pH : 5,5-6,5 untuk 2% b/v dispersi berair dari pati jagung
pada suhu 25 C⁰
Berat Jenis : 1,478 g/cm3
Berat jenis ruah : 0,4629 g/cm3
Berat jenis mampat : 0,658 g/cm3
Suhu gelatinisasi : 73 C⁰
Kecepatan aliran : 10,8-11,7 g/s
Fungsi : Penghancur (3 ± 5 % b/b)
Stabilitas : Lindungi dari kelembaban tinggi, Inert jika digunakan
sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal larutan pati panas
atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi
mikroorganismesehingga menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang
berbentuk unik
II. Formula dan Kesimpulan Metode
Pembuatan TabletGranulasi Kering
a. Formula yang akan dibuat :
R/ asam askorbat 250mg
Amprotab 10%
PVP 10%
Avicel q.s
Mg – stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Metoda / teknik pembuatan :
Granulasi kering.
b. Alasan pemilihan metode :
Vitamin C mempunyai daya alir, dan daya kompresibilitas yang buruk,
sehingga harus di buat granul dahulu untuk memperbaiki persyaratan
tersebut.
Vit C juga merupakan zat yang tidak tahan panas dan lembab, juga akan
terhidrolisa jika ada air, sehingga digunakan metode granulasi kering agar
tidak merusak zat aktif
III. Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet asam mefenamat mengandung asam mefenamat250 mg
Bobot tablet 500 mg; Dibuat 300 tablet
R/tiap tablet:
Fase dalam: Asam mefenamat : 250 mg
(92%) PVP :0,1x500mg : 50 mg
Amprotab :0,1x500mg : 50 mg
Avicel :(460-250-50-50)mg : 110 mg
F.D : 0,92 x 500 mg
: 460 mg
Fase luar : 0,08 x 500 mg = 40 mg
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Mg stearat :
18
X 40 mg=5 mg
Talk :
28
X 40 mg=10 mg
Amilum kering :
58
X 40 mg=25 mg
Untuk 300 tablet
Bobot granul teoritis:
Fase dalam total : 92% + 1,5% = 93,5%
Fase dalam : Asam mefenamat : 250 mg x 300 : 75 g
(92%) PVP : 50 mg x 300 : 15 g
Amprotab : 50 mg x 300 : 15 g
Avicel : 110 mg x 300 : 33 g
Fase luar yang ditambahkan:
(1,5%) Mg Stearat 0,5%:
52
X 300 mg=0 ,75 g
Talk 1 % :
102
X 300mg=1,5 g
Jumlah slug : 140,25 g
Dalam praktikum diperoleh hasil / berat slug 121,42 gram maka:
Jumlah tablet = 121,42 x 300 = 259 tablet
140,25
Dengan demikian fase luar yang ditambahkan (sisa) adalah
Mg stearat 0,5 %:
0,593 ,5
X 121 ,42=0 , 65 g
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Talk :
193 ,5
X 121 ,42=1,3 g
Amilum kering 5 % :
593 ,5
X 121 ,42=6 , 49 g
Total = 8,44 gram
Massa cetak = 121,42 + 8,44 = 129,86 gram
III. Penimbangan
Asam Askorbat : 75 gram
L - HPC : 15 gram
Amprotab : 15 gram
Avicel : 33 gram
Mg – Stearat : 0,65 gram
Talk : 1,3 gram
Amylum kering : 6,49 gram
V. Prosedur
1) Asam askorbat dan bahan pembantu lainnya digerus halus terlebih dahulu
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.
2) Semua Fase Dalam (Asam Mefenamat, Amprotab, L – HPC, Avicel) dicampur
dengan sejumlah Fase Luar (0,5% Mg – Stearaat + 1% Talk)
3) Campuran di – slug sampai terbentuk bongkahan – bongkahan.
4) Bongkahan tersebut dihancurkan dalam mortar lalu diayak dengan ayakan nomor
16 kemudian di – slug kembali (bila aliran granul kasar kurang baik → aliran
granul kasar yang baik yakni > 4 g/s). Tiap selesai selesai 1 tahap slugging, aliran
granul diperiksa.
5) Granul yang dihasilkan dievaluasi.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
6) Granul yang dihasilkan ditimbang (untuk menentukan jumlah Fase Luar yang
harus ditambahkan / sisa)
7) Sisa Fase Luar ditimbang sesuai kebutuhan kemudian dicampur dengan granul
selama ± 5 menit.
8) Campuran akhir dicetak menjadi tablet.
9) Lakukan evaluasi tablet.
VI. Evaluasi dan Hasil Evaluasi
A. Massa siap cetak
1. Penetapan Bobot Jenis Sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 mL dengan menambahkan cairan
pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk.
2. Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar Pemampatan, dan
Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250
mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat.
Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
BJ nyata =
BValignl¿ 0 ¿¿
¿g/mL
BJ mampat =
BValignl¿mampat ¿¿
¿g/ml
Kadar Pemampatan =
V 0−V mampat
V 0
×100 00
Porositas=
(1−BJmampat )BJsejati
×100 00
Pembuatan TabletGranulasi Kering
3. Kecepatan A liran
1) Timbang beker glass kosong (Wo)
2) Set skala pada posisi 0
3) Masukkan granul ke corong
4) Alat dihidupkan
5) Catat waktu alir (t)
6) Timbang beker glass berisi granul (Wt)
7) Hitung aliran granul :
Wt−Wot
4. Sudut Istirahat
1) Dengan melakukan prosedur yang sama dengan prosedur 4
2) Ukur tinggi puncak taburan granul (h)
3) Ukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r)
4) Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul : tan a = h / r
B. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-
bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot
rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara
acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
5. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
Pembuatan TabletGranulasi Kering
selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar,
kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang
tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.
f =Wo−WtWo
×100 %
6. Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37° + 2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-
masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi,
angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
7. Uji Disolusi (FI IV)
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga
suhu 37°+0.5°, dan angkat termometer. Masukkan satu tablet ke dalam alat,
hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera
jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang
dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media
disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung,
tidak kurang 1cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
HASIL EVALUASI
A. Granul
No
.
Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Laju alir massa siap cetak Berat beker kosong (Wo) : 63 gram
Waktu alir (t) : 5,84 detik
Berat total (Wt) : 128,69 gram
Laju Alir :
128 ,69−635 ,84 g/detik
: 11,24 g/detik
2. BJ Bobot (B) : 30 gram
Vol awal : 45 ml
Vol mampat : 35 ml
BJ mampat :
3035
=0 ,86g/ml
Kadar pemampatan :
45−3545
×100 %=0 , 22 %
3. Sudut istirahat Tinggi puncak (h): 3 cm
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Diameter taburan (d): 12 cm
Jari-jari (r): 6 cm
Sudut istirahat (0): 250
6. BJ sejati Diketahui:
Berat pikno = 16,88 g
Berat pikno+paraffin = 46,22 g
Berat pikno+paraffin+zat = 46,30 g
Berat Zat = 0,13 g
Perhitungan BJ nyata:
Berat paraffin = 46,22-16,88 = 29,34 g
BJ paraffin =
29 , 3425 = 1,17 gr/mL
Massa paraffin yang tergantikan oleh
serbuk:
46,30– 29,34 – 0,13 = 16,83 g (=massa
serbuk)
Volume =
massaBJ =
16 ,831 ,17 = 14,38 mL
BJ nyata =
46 ,22 g14 , 38 mL = 3,21 g/mL
B. Tablet / Hasil Jadi
No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Keragaman Bobot (mg)
Rata – rata : 505 mg
500 510 510 520
510 510 490 520
495 500 510 492
500 510 505 500
500 510 510 510
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Standar Deviasi : 8,23 mg
2. Keragaman Ukuran
Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi
Diameter (cm) Tebal (cm)
1,21 1,21 0,26 0,27
1,21 1,21 0,27 0,27
1,21 1,21 0,27 0,27
1,21 1,21 0,27 0,27
1,21 1,21 0,28 0,28
1,21 1,21 0,32 0,32
1,21 1,21 0,28 0,32
1,21 1,21 0,31 0,31
1,21 1,21 0,31 0,31
1,21 1,21 0,31 0,31
diameter Tebal
1,21 0,29
0 cm 0,02
3. Kekerasan (kg / cm2)
4. Friabilitas Bobot tablet awal (Wo) : 8,75 gram
Bobot tablet akhir (Wt) : 8,64 gram
f =Wo−WtWo
×100 %
=
8 ,75−8 , 648 ,75
×100 %
= 1,25 %
5. Waktu Hancur Waktu tablet ke - 1 hancur : 1,5 detik
Waktu tablet ke - 6 hancur : 5 detik
Selisih waktu : 3,5 detik
Massa yang belum dicetak : 22,23 gram
Massa rata : 1 tablet = 0,505 gram22,23 gram0,505 gram
= 44,01 tablet
Tablet seharusnya = 300 tablet
6 6 6 6
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Yang dibuat : 44,01 + 152 = 196,01
Rendemen : 196 , 01
300 X 100 % = 65,33 %
Sampel : waktu hancur = 6 tablet
Friabilitas = 20 tablet
Kekerasan = 20 tablet
Deviasi : 300−(196 ,01+6+20+20)
300 X 100 % = 19,33 %
Tablet dalam kemasan = 25 tablet
Pembuatan TabletGranulasi Kering
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan tablet dengan menggunakan
vitamin C sebagai zat aktif, dan metode yang kami gunakan adalah granulasi kering.
Granulasi kering adalah metode yang digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan oleh
panas, lembab, dan juga untuk zat yang dapat terurai jika terkena air. Salah satu zat yang
mempunyai sifat seperti itu adalah vitamin C.
Pada metode ini yang perlu dilakukan adalah mencampurkan zat aktif dan setengah
dari fase luar yang di butuhkan, setelah itu campuran tersebut di cetak menggunakan
tekanan yang tinggi (proses slug) sampai terbentuk bongkahan – bongkahan, yang
kemudian di hancurkan kembali dan di ayak. Proses slugging ini di maksudkan untuk
memperbesar ukuran zat yang akan di buat menjadi tablet, hal ini di lakukan untuk
memperbaiki laju alir dari zat tersebut, karena semakin besar partikel maka akan
semakin mudah mengalir zat tersebut. Setalah terbentuk granul kemudian di campur
kembali dengan sisa fase luar yang sesuai dengan banyaknya granul yang di hasilkan.
Setelah zat aktif tercampur dengan semua zat tambahan, kemudian dilakukan uji
granul, yang pertama kali kami uji adalah uji kecepatan aliran granul. Ternyata dari hasil
pengujian kecepatan aliran granul tersebut, granul yang kami hasilkan memiliki
kecepatan aliran 11,24 g/detik, dari hasil yang di dapat kami mengetahui bahwa granul
yang kami miliki mempunyai kecepatan aliran yang baik karena sesuai dengan literatur
bahwa kecepatan aliran granul yang baik adalah > 4 g/detik, kecepatan alir ini akan
berpengaruh pada saat pencetakan tablet, jika kecepatan alir < 4 g/detik, maka akan
berpengaruh pada bobot dan tebal tablet, yang nantinya akan tidak seragam, dan akan
mempengaruhi dosis juga. Selain itu granul yang kami miliki mempunyai sudut istirahat
yang baik yaitu 27˚, sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa sudut istirahat
yang baik adalah 25 – 45oC, data ini menunjukan granul yang kami buat memiliki aliran
yang bagus, menyebar dan timbunannya rendah.
Dari hasil pengujian granul, ternyata granul yang kami miliki sudah memenuhi
persyaratan untuk di cetak, maka tahapan selanjutnya yang kami lakukan adalah
pencetakan tablet. Setelah semua granul selesai di cetak, kami melakukan pengujian
terhadap tablet yang kami hasilkan.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Pengujian pertama yang kami lakukan adalah pengujian terhadap kekerasan tablet.
Tablet yang kami buat memiliki kekerasan 6kg/cm2, kekerasan tablet yang kami buat ini
sudah bagus, karena kekerasannya sesuai dengan diameter dari tablet tersebut.
Kemudian kami melakukan uji keseragaman bobot. Tablet yang kami cetak mempunyai
bobot yang relativ seragam, hal ini menandakan bahwa tablet yang kami buat mencapai
keseragaman bobot yang sudah di tetapkan dalam farmakope, yaitu tidak > 2 tablet
mempunyai peyimpangan bobot 5%.
Kemudian pada uji keseragaman ukuran yang meliputi diameter dan tebal dari tablet,
tablet yang kami buat sudah sesuai dengan standar karena diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Data yang digunakan
untuk pengujian Keseragaman ukuran ini adalah simpangan baku dari rata-rata diameter
dan tebal tablet. Keseragaman ukuran yang baik adalah yang memiliki simpangan baku
mendekati nol. Simpangan baku diameter tablet kami adalah 0,00 dan simpangan baku
tebal tablet adalah 0,02 jadi dapat dinyatakan bahwa keseragaman ukuran tablet kami
merata/baik. Keseragaman ukuran ini juga mempengaruhi pada penampilan tablet.
Pada uji friabilitas, tablet yang kami buat mempunyai friabilitas 1,25% yang berarti
frabilitas tablet kami kurang baik, karena friabilitas tablet yang baik adalah adalah < 1
%, tablet yang kami buat memiliki friabilitas yang kurang baik karena banyaknya fines
pada granul yang akhirnya menyebabkan tablet menjadi lebih rapuh. Banyaknya fines
ini di sebabkan pada saat proses slugging, jadi pada saat penghancuran bongkahan –
bongkahan tablet, terlalu banyak yang menjadi sebuk, bukannya menjadi granul.
Friabilitas harus < 1% karena uji friabilitas ini digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.
Kemudian dilakukan pengujian terhadap waktu hancur tablet. Tablet yang kami
buat hancur dengan selisih waktu 3,5 detik, tablet yang pertama hancur pada waktu 1,5
detik, dan tablet terakhir hancur pada waktu 5 detik. Hal ini menandakan tablet yang
kami buat mudah untuk hancur, karena sesuai dengan literatur waktu hancur tablet yang
baik adalah tidak lebih dari 15 menit, karena di umpamakan waktu dari lambung menuju
usus adalah 15 menit, sehingga jika waktu hancur tablet lebih dari 15 menit maka tablet
tidak akan di cerna yang berarti tidak akan bisa memberikan efek.
Rendemen dari pembuatan tablet metode granulasi terpisah ini adalah 77,003%.
Hilangnya zat mungkin terjadi pada saat pengayakan proses granul, karena dilakukan
Pembuatan TabletGranulasi Kering
pencetakan yang menyebabkan banyak zat yang hilang, juga pada saat pengujian –
pengujian granul, dan pada saat pencetakan tablet.
VIII. KESIMPULAN
- Pembuatan Tablet dengan metode granulasi kering ditujukan untuk zat aktif
yang mempunyai laju alir, dan kompresibilitas buruk, juga untuk zat aktif
yang tidak tahan panas, lembab, dan dapat terhidrolisa jika terkena air, seperti
vitamin C.
- Rendemen yang dihasilkan adalah 65,33 %
- Deviasi tablet yang dihasilkan adalah 19,33 %
- Jumlah tablet yang dihasilkan adalah 196 tablet
Pembuatan TabletGranulasi Kering
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
1989. Jakarta : UI-Press.Anief, Moh.
Depkes RI. Farmakope Indonesia Ed III.1979.Jakarta.Wade, Ainley and
Paul J Weller.
Handbook of Pharmaceutical excipients. EdII.1994.London; The
Pharmaceutical PressDepartment of Pharmaceutical Sciences.
Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-eight edition. 1982.
London : The Pharmaceutical Press.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
Daftar Distribusi Kerja
Praktikum
Dani Mulawarman : pencetakan tablet, proses slugging
Vinaliza : penimbangan, uji kecepatan alir granul, uji waktu hancur tablet
Andy Djemahu : pencetakan tablet, proses slugging
Melinda : penentuan bobot jenis, uji keseragman ukuran (tebal dan diameter)
Yunita : perhitungan penimbangan, uji kekerasan tablet, uji keseragaman
bobot, uji friabilitas.
Pembuatan Batcsheet
Dani Mulawarman : preformulasi
Vinaliza : pembuatan kemasan dan brosur
Andi Djemahu : prosedur, evaluasi dan hasil evaluasi
Melinda : Hasil evaluasi dan perhitungan
Yunita : Pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, editing.
Pembuatan TabletGranulasi Kering
LAMPIRAN
Pembuatan TabletGranulasi Kering
LAMPIRAN
VITAC 250
@ 25 tablet
Komposisi :Tiap tablet mengandung:
vitamin C 250 mg
Dosis : Dewasa: 3 kali 1 tablet.
Anak-anak : 2 kali 1 tablet.
Indikasi :Sariawan, Degenerasi makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan, mencegah dan mengobati flu, hematuria, infeksi gusi, anemia, Pencegahan dan terapi
defisiensi vitamin C.
Kontra indikasi :Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan
Efek samping :1% - 10% : hyperoxaluria ( kejadian tergantung dosis)
< 1% : Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala
Peringatan :Pasien diabetes dan pasien yang mempunyai kemungkinan mengalami renal calculi berulang (cth.pasien dialisis) disarankan untuk tidak mengkonsumsi dosis berlebih pada waktu yang
panjang (beberapa studi menggunakan dosis minimal 100 mg/hari).
Kemasan :@ 25 tablet
No.Reg : DBL 1100300410A1No.batch : 1104003
Mfg : Des 11Exp : Des 12
Diproduksi olehPT stfi-PharmasindoBandung – Indonesia