lampiran - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140114_l_3526.pdf · 52...
TRANSCRIPT
52
LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Usus Halus Ayam Broiler
Menggunakan Metode Paraffin
1) Persiapan Preparat
a. Mengisolasi dan mencuci jaringan menggunakan larutan NaCl fisiologis.
b. Sampel difiksasi menggunakan larutan Bouin selama 2 hari.
c. Sampel dihedrasi menggunakan tahapan alkohol seri naik, yaitu 70 %, 80
%, 90 % dan 100 %. Setiap tahapan dilakukan selama 30 menit.
d. Melakukan clearing atau penjernihan menggunakan larutan xilol dan
alkohol 100 % dengan tahapan perbandingan 1:3, 1:1, 3:1. Masing – masing
dilakukan selama 5 menit.
e. Sampel diinfiltrasi di dalam oven dengan suhu 56ºC dengan tahapan
perbandingan xilol dan paraffin 3:1, 1:1 dan terkahir menggunakan paraffin
murni. Setiap tahapan dilakukan selama 15 menit.
f. Melakukan proses embedding atau penempelan sampel ke dalam blok
paraffin.
g. Sampel disayat menggunakan mikrotom putar dengan ketebalan 6- 8 µm.
Hasil sayatan disimpan sementara pada baki preparat.
h. Melakukan proses fiksasi, yaitu penempatan sayatan pada kaca objek diatas
heating plate dengan perekat albumen meyers. Sampel disimpan minimal 1
hari sebelum dilakukan pewarnaan.
i. Proses pewarnaan sampel.
53
2) Tahap Pewarnaan HE (Haematoksin Eosin)
a. Mencelupkan sampel secara bertahap ke dalam larutan xilol I dan xilol II
dengan masing-masing tahapan 20 menit.
b. Mencelupakan sampel kembali secara bertahap ke dalam alkohol 100 %,
90 %, 80% selama 3-5 menit dan kedalam alkohol 70% selama 30 menit
sampai warna kuning menghilang.
c. Mencelupkan sampel ke dalam larutan Haematoksilin Ehrlich selama 2-10
menit.
d. Membilas sampel dengan air mengalir hingga sayatan tampak berwarna
biru. Bila sampel kelebihan warna, sampel dibilas dalam HNO3 0,5 %
dalam etanol 70 % jika sampel belum terwarna dengan baik, ulangilah
tahapan larutan haematoksilin. Sampel di amati di bawah mikroskop.
e. Mencelupkan sampel secara bertahap kedalam alkohol 70 %, 80 %, 90 %
masing-masing selama 3-5 menit.
f. Mencelupkan sampel kedalam larutan eosin hingga sitoplasma berwarna
merah muda. Bila sampel kelebihan warna, sampel dibilas dengan alkohol
96 %, jika sampel kekurangan warna maka sampel dicelupkan kembali ke
dalam alkohol 80% dan 90 % selama 3-5 menit.
g. Mencelupkan sampel ke dalam alkohol 96 % sebanyak 5 kali.
h. Mencelupkan sampel kembali ke dalam alkohol 100 % sebanyak 3-5 kali
selama 5 menit.
i. Mencelupkan sampel ke dalam larutan xilol dan alkohol dengan
perbandingan 1 : 1 selama 3 menit.
j. Mencelupkan sampel kembali ke dalam larutan xilol I dan II masing-msing
selama 15 menit. Sampel ditutup dengan mounting agent.
54
Lampiran 2. Gambaran Villi Ileum (P0) Dibawah Mikroskop Perbesaran 4x10
P0 U1 P0 U2
P0 U3 P0 U4
Keterangan:
a: Tinggi villi
b: Lebar apikal villi
c: Lebar basal villi
P0 U5
a
b
c
55
Lampiran 3. Gambaran Villi Ileum (P1) Dibawah Mikroskop Perbesaran 4x10
P1 U1 P1 U2
P1 U3 P1 U4
Keterangan:
a: Tinggi villi
b: Lebar apikal villi
c: Lebar basal villi
P1 U5
b
a
c
56
Lampiran 4. Gambaran Villi Ileum (P2) Dibawah Mikroskop Perbesaran 4x10
P2 U1 P2 U2
P2 U3 P2 U4
Keterangan:
a: Tinggi villi
b: Lebar apikal villi
c: Lebar basal villi
P2 U5
a
b
c
57
Lampiran 5. Gambaran Villi Ileum (P3) Dibawah Mikroskop Perbesaran 4x10
P3 U1 P3 U2
P3 U3 P3 U4
Keterangan:
a: Tinggi villi
b: Lebar apikal villi
c: Lebar basal villi
P3 U5
a
b
c
58
Lampiran 6. Koefisien Variasi Bobot Badan Awal Ayam Broiler
No
Bobot Badan Awal Ayam Broiler
P0 P1 P2 P3
......................................g.....................................
1 41 44 43 41
2 44 43 37 46
3 46 40 46 50
4 47 45 43 42
5 44 48 46 49
6 42 46 49 44
7 43 44 43 44
8 41 49 39 39
9 41 46 39 47
10 42 44 46 45
11 41 43 40 45
12 43 43 45 47
13 48 43 44 46
14 47 47 43 48
15 46 48 47 39
16 46 42 38 40
17 42 44 40 46
18 45 39 48 41
19 44 38 42 43
20 39 39 41 41
21 43 43 45 42
22 44 42 44 42
23 39 46 44 47
24 35 40 43 47
25 38 40 46 43
Jumlah 1071 1086 1081 1104
Rata-Rata 42,84 43,44 43,24 44,16
Koefisien Keragaman:
n : 100
x : 43,42
∑(𝑥𝑖 − 𝑥)2 : 944,36
Sd = √∑(𝑥𝑖−𝑥)
2
𝑛
59
= √944,36
100
= √9,44
= 3,07
KV = 𝑠𝑑
𝑥 x 100%
= 3,07
43,42 x 100%
= 7,07%
Koefisien Variasi (KV) kurang dari 10% sehingga bobot badan awal ayam broiler
dapat dikategorikan seragam.
60
Lampiran 7. Analisis Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Lebar Villi Ileum
Ulangan Perlakuan
P0 P1 P2 P3
.......................................(μm).......................................
1 120,05 156,74 130,59 117,09
2 161,08 127,04 139,55 137,83
3 139,35 145,36 119,96 118,11
4 117,69 150,17 152,97 131,99
5 134,54 129,48 142,64 126,33
Rata-rata 134,54 141,76 137,14 126,27
FK =(∑𝑌)2
𝑟𝑡=
(2778,871)2
20= 364112,6 JKG = JKT − 𝐽𝐾𝑃
JKT =∑𝑌𝑖𝑗2− 𝐹𝐾 =3472,21−633,48
=(120,0512+16107922+...+126,33052) – 364112,6 =2328,73
= 3472,21 KTP =𝐽𝐾𝑃
𝑑𝑏=
633,477
3= 211,16
JKP =∑𝑌𝑖
2
𝑟− 𝐹𝐾 KTG =
𝐽𝐾𝐺
𝑑𝑏=
2328,728
16= 177,42
=753,01562+⋯+631,34422
5− 364112,6 Fhit =
𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺=
211,159
177,4205= 1,19
=633,48
Daftar Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Db JK KT F hitung F tabel
(0,05)
Perlakuan 3 633,48 211,16 1,19 3,24
Galat 16 2328,73 177,42
Total 19 3472,21
Keterangan: F hitung < F tabel (0,05) berarti tolak H1, terima H0. Maka perlakuan
probiotik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertambahan
lebar villi ileum ayam broiler.
61
Lampiran 8. Analisis Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Villi Ileum
Ulangan Perlakuan
P0 P1 P2 P3
.......................................(μm).......................................
1 646,31 692,10 565,55 670,77
2 408,37 606,65 659,57 575,42
3 702,54 656,53 613,47 558,75
4 752,46 664,12 651,99 499,76
5 508,87 688,89 717,12 604,33
Rata-rata 603,71 661,66 641,54 581,80
FK =(∑𝑌)2
𝑟𝑡=
(12443,6)2
20= 7742111,45 JKG = JKT − 𝐽𝐾𝑃
JKT =∑𝑌𝑖𝑗2− 𝐹𝐾 =133550,21−19523,753
=(646,31152+408,362+...+604,322) – 7742111,5 =114026,45
= 133550,21 KTP =𝐽𝐾𝑃
𝑑𝑏=
19523,75
3= 6507,92
JKP =∑𝑌𝑖
2
𝑟− 𝐹𝐾 KTG =
𝐽𝐾𝐺
𝑑𝑏=
114026,45
16= 7126,65
=3018,54422+⋯+581,80432
5− 7742111,5 Fhit =
𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺=
6507,92
7126,65= 0,91
=19523,75
Daftar Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Db JK KT F hitung F tabel
(0,05)
Perlakuan 3 19523,75 6507,92 0,91 3,24
Galat 16 114026,5 7126,65
Total 19 133550,2
Keterangan: F hitung < F tabel (0,05) berarti tolak H1, terima H0. Maka perlakuan
probiotik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertambahan
tinggi villi ileum ayam broiler.
62
Lampiran 9. Analisis Statistik Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Villi Ileum
Ulangan Perlakuan
P0 P1 P2 P3 Total
................................................................................
1 51 46 47 43
2 40 47 55 50
3 45 44 62 54
4 40 47 51 47
5 43 50 38 49
Total 219 234 253 243 949
Rata-rata 43,80 46,80 50,60 48,60 189,80
FK =(∑𝑌)2
𝑟𝑡=
(949)2
20= 45030,05 JKG = JKT − 𝐽𝐾𝑃
JKT =∑𝑌𝑖𝑗2− 𝐹𝐾 =612,95−124,95
=(512+402+...+492) – 7742111,5 =488
= 612,95 KTP =𝐽𝐾𝑃
𝑑𝑏=
124,95
3= 41,65
JKP =∑𝑌𝑖
2
𝑟− 𝐹𝐾 KTG =
𝐽𝐾𝐺
𝑑𝑏=
488
16= 30,50
=2192+⋯+2432
5− 45030,05 Fhit =
𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺=
41,65
30,50= 1,37
=124,95
Daftar Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Db JK KT F hitung F tabel
(0,05)
Perlakuan 3 124,95 41,65 1,37 3,24
Galat 16 488 30,50
Total 19 612,95
Keterangan: F hitung < F tabel (0,05) berarti tolak H1, terima H0. Maka perlakuan
probiotik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertambahan
jumlah villi ileum ayam broiler.
63
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Pembuatan Probiotik
Analisis Sampel
Probiotik
Pemeliharaan Ayam
Pengambilan Sampel Ileum
Fiksasi Sampel