ladder diagram

26
DIAGRAM TANGGA

Upload: efunt

Post on 16-Jan-2016

182 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Belajar Ladder diagram

TRANSCRIPT

Page 1: Ladder Diagram

DIAGRAM TANGGA

Page 2: Ladder Diagram

 Pengenalan

Pengontrol Programmable biasanya diprogramkan dalam diagram tangga ( atau " relay diagram") dimana tak lain hanya suatu penyajian untai elektrik simbolis. Lambang terpilih serupa dengan lambang untai listrik, dan ini memudahkan Teknisi Listrik untuk beralih ke PLC. Teknisi yang belum pernah melihat PLC-pun dapat memahami diagram tangga.

Page 3: Ladder Diagram

Diagram tangga

Ada beberapa bahasa dirancang untuk komunikasi pemakai dengan PLC, diantara bahasa tersebut diagram tangga adalah yang paling populer. Diagram tangga terdiri dari satu garis tegak yang ditemukan pada sisi kiri , dan garis bercabang yang menuju sebelah kanan. Garis pada sisi kiri disebut " bus bar", dan garis yang bercabang di sebelah kanan adalah garis instruksi.Kondisi-Kondisi yang mendorong kearah instruksi diposisikan di tepi diagram sepanjang garis instruksi. Kombinasi logika dari kondisi-kondisi ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi pada sisi kanan akan dieksekusi.

Page 4: Ladder Diagram

Unsur-Unsur dasar suatu relay diagram dapat dilihat di gambar berikut .

Kebanyakan instruksi memerlukan sedikitnya satu operand, dan sering juga lebih dari satu. Operand dapat menempati beberapa memori, satu bit memori, atau beberapa nilai numerik. Di dalam contoh di atas, operand adalah bit 0 yang menempati memori IR000. Didalam suatu kasus manakala kita ingin memproklamirkan sebuah konstanta sebagai suatu operand, tanda # digunakan di bawah penulisan angka ( agar compiler mengetahui ini merupakan suatu konstanta dan bukan alamat.)

Page 5: Ladder Diagram

Berdasarkan pada Gambar di atas, satu hal yang perlu dicatat bahwa diagram tangga terdiri dari dua komponen dasar: bagian kiri yang juga disebut bagian bersyarat, dan bagian kanan yang berisikan instruksi. Manakala suatu kondisi dipenuhi, maka instruksi dieksekusi.  Gambar di atas menghadirkan contoh dari suatu diagram tangga di mana relay diaktipkan didalam PLC manakala isyarat muncul jalur masukan 00. Pasangan Garis tegak disebut kondisi-kondisi. Masing-masing kondisi didalam diagram tangga mempunyai status nilai Pon atau OFF, tergantung pada status bit yang disematkan ke konsisi tersebut. Dalam hal ini, bit juga secara phisik muncul dalam bentuk jalur masukan terminal sekrup PLC. Jika suatu saklar dipasangkan pada terminal sekrup yang bersesuaian, kita dapat mengubah status bit dari logika satu ke status logika nol, dan

Page 6: Ladder Diagram

sebaliknya. Status logika 1 pada umumnya disebut sebagai “ON” , dan status logika nol sebagai OFF.

Sisi kanan diagram tangga merupakan instruksi yang dieksekusi jika kondisi sisi kiri dipenuhi. Terdapat beberapa jenis instruksi yang bisa dengan mudah dibagi menjadi instruksi kompleks dan instruksi sederhana. Contoh dari suatu instruksi sederhana adalah pengaktifan beberapa bit di dalam lokasi memori.Dalam contoh di atas, bit ini mempunyai konotasi phisik sebab bit ini dihubungkan dengan suatu relay di dalam PLC. Manakala CPU mengaktipkan salah satu bit dari empat bit awal pada word IR010, kontak relay pindah dan menghubungkan jalur masukan yang terkait dengannya. Dalam hal ini, terdapat jalur yang dihubungkan ke terminal skrup dengan tanda 00 dan jalur lainnya ke terminal skrup COM. 4.3 Kontak Normaly Open dan Normaly Close Karena kita sering bertemu konsep " Normally Open( secara normal terbuka)" dan " Normally Closed (secara normal tertutup)" didalam lingkungan industri, adalah penting bagi mengetahui dua konsep tersebut. Kedua terminologi ini berlaku untuk istilah seperti kontak, masukan, keluaran, dan lain lain ( semua kombinasi

Page 7: Ladder Diagram

mempunyai maksud yang sama apakah kita berbicara tentang masukan, keluaran, kontak atau apa selain itu).

Prinsipnya cukup sederhana, saklar Normally open tidak akan menghantarkan listrik (jadi posisi kontaknya dalam keadaan membuka) sampai saklar itu ditekan, dan saklar normally closed akan terus menghantarkan listrik sampai saklar itu ditekan. Contoh baik untuk kedua situasi ini adalah pada kasus bel pintu dan alarm rumah. Jika suatu saklar normally closed yang dipilih, bel akan bekerja secara terus menerus sampai seseorang menekan saklar itu. Dengan menekan saklar, kontak dibuka dan alir listrik ke arah bel diputus. Tentu saja, sistem yang dirancang tidak akan seperti ini. Pilihan yang lebih baik pasti adalah saklar normally open . Dengan cara ini bel tidak akan bekerja sampai seseorang menekan saklar.

Page 8: Ladder Diagram

Konsep normally open dan normally close juga berlaku pada sensor . Beberapa sensor dapat digunakan untuk merasakan kehadiran object phisik, mengukur dimensi atau jumlah. Sebagai contoh, salah satu jenis sensor dapat digunakan untuk mendeteksi kehadiran kotak pada ban berjalan (konveyor). Jenis lain dapat digunakan untuk mengukur dimensi phisik seperti panas, dan lain lain. Meski demikian, kebanyakan sensor bekerja sebagai saklar. Keluaran sensor ini dapat pada status ON atau OFF tergantung apa yang dirasakan sensor

Page 9: Ladder Diagram

Ambil sebagai contoh misalnya sebuah sensor yang didesain untuk merasakan kehadiran obyek metal manakala suatu obyek metal lewat didepan sensor tersebut. Guna tujuan ini kita dapat memakai sensor dengan kontak yang berupa normali open atau NO ataupun normalli closed atau NC. Jika diperlukan agar setaip barang yang lewat harus diinformasikan ke PLC maka sensor dengan kontak NO lebih cocok dipakai suatu sensor dengan suatu keluaran yang terbuka harus terpilih. Sensor ini akan ON setiap kali ada obyek metal yang lewat didepannya, PLC kemudian tinggal mengkalkulasi berapa kali NO tadi menutup , dengan begitu akan mengetahui berapa banyak object metal yang melewati sensor itu.

Page 10: Ladder Diagram
Page 11: Ladder Diagram

• Gambar diatas memperlihatkan kerja dari relay NO dan NC. Pertama-tama dua relay didefinsikan sebagai relay NO, dan dua relay lainnya didefinisikan sebagai relay NC. Semua relay akan bereaksi satu isyarat. Relay pertama ( 00) mendapatkan isyarat dan akan segera menutup kontaknya (kondisi ini disebut sebagai kondisi aktif atau juga sering dikatakan relay sedang “energized”).

Page 12: Ladder Diagram

Relay kedua ( 01) tidak mendapat isyarat dan kontaknya tetap membuka. Relay ketiga ( 02) mendapat isyarat dan membuka ( karena relay ke 3 ini adalah relay NC) . Relay keempat ( 03) tidak mendapat sehingga kontaknya tetap menutup (karena NC)..

Page 13: Ladder Diagram

Konsep " Normally open" dan " Normlly Closed" juga berlaku pada masukkan dari suatu PLC. Mari kita menggunakan contoh sebuah tombol sebagai masukan PLC. Masukkan sebuah tombol dapat digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak membuka atau menutup. Jika digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak terbuka, menekan tombol tadi akan mengeksekusi instruksi setelah kondisi penekanan ini. Dalam hal ini akan terjadi pengaktifan relay 00.

Page 14: Ladder Diagram

Jika masukan digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak yang tertutup, menekan tombol akan menyela eksekusi instruksi setelah kondisi itu. Dalam hal ini, ini akan menyebabkan tindakan menonaktifkan relay 00 ( relay adalah aktip sampai tombol ditekan). Kita dapat melihat gambaran di bawah ini bagaimana tombol dihubungkan, dan melihat relay diagram dalam kedua kasus tersebut.

Page 15: Ladder Diagram

Dalam dagram Ladder kondisi NC dan NO dibedakan dengan sebuah garis diagonal dalam lambangnya. Apa yang menentukan kondisi pelaksanaan instruksi adalah status bit yang dicantumkan dibawah masing-masing kondisi pada garis instruksi. Kondisi NO akan ON jika bit operandnya pada status ON, atau statusnya akan OFF jika bit operandnya juga OFF. Kondisi NC akan pada status ON manakala bit operandnya OFF, atau akan berstatus OFF apabila status bit operandnya ON.

Page 16: Ladder Diagram

Manakala memprogram sebuah diagram tangga, kombinasi logika dari NC dan NO sebelum instruksi akan menentukan apakah yang menyebabkan instruksi tersebut dieksekusi.Kondisi ini yang hanya dapat pada status ON atau OFF disebut sebagai kondisi pelaksanaan instruksi. Operand yang ditugaskan ke sembarang instruksi di dala relay diagram dapat berasal dari sembarang bit dari IR, SR, HR, AR, LR atau TC sektor. Hal ini berarti kondisi-kondisi dalam relay diagram dapat ditentukan oleh status Bit I/O, atau bit flag (bendera), bit operasional, timers/counters, dan lain lain

Page 17: Ladder Diagram

4.4 Contoh Ringkas 1 Menggantikan relay

Seperti telah disinggung diatas, bahwa awal mula PLC dimaksudkan untuk menggantikan relay. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan PLC sebagai relai. Langkah pertama yang dilaukan adalah dengan membuat diagram ladder. Akan tetapi harus diingat bahwa PLC sebetulnya tiadaklah memahami ladder diagram, yang dipahami PLC adalah kode mnemoniknya, Untungnya sekarang tersedia banyak software yang mampu mengubah ladder diagram ke mnemonic code.

Page 18: Ladder Diagram

Langkah pertama- Kita harus menterjemahkan semua iterm yang dipakai ke dalam symbol yang dimengerti PLC. PLC tidak mengerti terminilogi seperti saklar, relay bell dan lain sebagainya. Tadi dia mengerti terminology input,output, koil,kontak dsb. PLC tidak perduli bentuk sesungguhnya dari piranti I/O tadi. PLC hanya mengerti kalau sesuatu itu merupakan input atau output

Page 19: Ladder Diagram

Pertama-tama kita ganti baterai dengan sebuah symbol , symbol ini sama untuk seluruh ladder diagram yaitu berupa bus bar yang bentuknya berupa dua garis vertical ,masing-masing terletak disisi kiri dan kanan dari ladder. Kita kadang-kadang dapat menanggap bar paling kiri merupakan bar tegangan + sedngkan bar paling kanan merupakan bar ground.Selanjutnya dapat dianggap arus mengalir dari kiri ke kanan (arus disini sebetulnya adalah logika).

Page 20: Ladder Diagram

Selanjutnya kita menyematkan symbol untuk inputnya.Dalam contoh sederhana ini ditampilkan sebuah system dengan sebuah masukan real yang berupa saklar.Kita mewakili saklar ini dengan symbol sebagai berikut:.

A contact symbol Simbol diatas juga dapat dipakai untuk kontak sebuah relay.

Page 21: Ladder Diagram

Selanjutnya kita mewakili output dengan sebuah symbol juga. Dalam contoh ini kita hanya memkai satu output yaitu berupa bell. Bell nya itu sendiri tidaklah kita gambar, akan tetapi akan kita beri symbol sebagai berikut:

A coil symbol Simbol diatas sebetulnya merupakan symbol koil, dimana bell tadi akan di drive oleh koil ini.

Page 22: Ladder Diagram

Langkah kedua- Kita harus memberitahu PLC dimana semua piranti I/O tadi kita letakkan. Hal ini berarti kita memberi alamat ke sluruh piranti I/O. Jadi kasusnya seperti layaknya sebuah kampong dimana setiap orang punya alamat posisi rumah guna mengakses orang tadi demikian juga PLC. Sayangnya untuk masalah pengalamatan, setiap PLC punya aturan sendiri sehingga dalam contoh ini kita anggap untuk masukan beralamat di 0000 dan keluaran beralamat di 500.

Page 23: Ladder Diagram

Langkah akhir- Dalam langkah akhir kita harus mengubah skematik kerja ke dalam urutan logika berdasarkan kejadian atau peristiwa.Dalam contoh kita ini didinginkan PLC membunyikan bell apabila ada seorang operator menekan tombol masukan. Hasil akhir dari konversi skematik dapat dilihat dalam ganbar berikut:

Page 24: Ladder Diagram

4.3 Contoh Ringkas 2 Contoh di bawah menghadirkan

sebuah program dasar. Contoh terdiri dari sebuah alat masukan dan satu alat keluaran yang dihubungkan ke keluaran PLC.Alat masukan berupa Tombol dan alat keluaran berupa bel. Bel disuplay melewati kontak relay 00 di kleuaran PLC . Masukan 000.00 mewakili kondisi didalam pelaksanaan instruksi atas bit 010.00.

Page 25: Ladder Diagram

Penekanan tombol akan memaksakan status OFF bit 000.00 dan pemenuhan kondisi untuk pengaktifan bit 010.00 bit yang akan mengaktipkan bel. Agar program berfungsi dengan benar maka garis program yang lain dibutuhkan dengan instruksi END, hal ini akan mengakhiri program.

Page 26: Ladder Diagram

Gambar berikut melukiskan rencana koneksi untuk contoh ini.