kusta revisi.doc

Upload: riska-ruswanti

Post on 07-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    1/19

    LEPRA

    Penulis : Dhila Dhalia Ulfah (03012074)

    Penguji :

    1. Fisiologi

    2. uli!

    3. Pa!ologi ana!o"i

    4. #i$%o&iologi

    '. Fa%"a$ologi

    . e*ah

    o"+e!ensi : 4A ("en*iagnosis, "ela$u$an +ena!ala$sanaan se-a%a "an*i%i *an !un!as ang

    *i-a+ai +a*a saa! lulus *o$!e%)

    DEF///Kusta (bahasa sansakerta : kustha) yaitu kumpulan gejala gejala kulit secara umum.

    Kusta atau lepra atau Morbus hansen adalah penyakit infeksi kronis progresif menular yang

    disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat (tidak dapat berkembang biak 

    diluar sel inang) yang mula mula menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama lalu kulit, mukosa

    traktus respiratorius atas kemudian ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.

    E/L/

    Bakteri Mycobacterium leprae

      aerob (Perlu oksigen untuk proses respirasi, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan reproduksi)

      tidak membentuk spora (badan lonjong, refraktil yang terbentuk dalam bakteri terutama genus

    famili bacillaceae yang dianggap sebagai stadium istirahat selama riayat hidup sel tersebut dan

    ditandai dengan sifat resistensi terhadap perubahan lingkungan)

      tidak bergerak 

       bentuk : batang (basil)

      !ram positif 

      dikelilingi "e"&%an sel lilin (ciri khas spesies Mycobacterium)

       panjang : "#$ micro

      lebar : %,%,' micro

       berkelompok yang paralel (biasanya) tapi ada yang tersebar satu satu atau massa globular biasanya

    ditemukan pada serpihan kulit atau membran mukosa lepra lepromatosa

       basil tahan asam (tidak mudah diarnai, jika diarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh

    asam alkohol)

      Basil sering ditemukan dalam sel endotel pembuluh darah atau dalam sel mononuklear 

       belum dapat dikultur 

    "

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    2/19

       pearnaan iehl#*ielsen (dibahas dipemeriksaan bakteriologis)

    # basil yang hidup : batang utuh, merah terang, ujung bulat (solid)

    # basil yang mati : bentuk terpecah (fragmanted) atau granular 

       penularan ke manusia : kontak langsung dengan penderita dan pernafasan

      &e%!ahan 5 ha%i *ilua% !u&uh "anusia

       perkembangbiakkan bakteri (membelah) : + minggu ( "#&" hari )

      masa inkubasi ' tahun (lama)

      setelah ' tahun penderita mulai muncul keluhan (perkembangan penyakit) : bercak putih, merah,

    rasa kesemutan

      Pertumbuhan optimal kuman kusta pada suhu &-#+% derajat celcius

    D/A/

    1. D/A/

    a. namnesis

    # Kapan timbulnya keluhan/

    # pakah ada anggota keluarga yang berkeluhan sama (riayat kontak)/

    # 0ahir dan tinggal dimana

    # 1iayat pengobatan sebelumnya

     b. Pemeriksaan fisik 

    • 2empat : cukup cahaya, diluar rumah, tidak kena sinar matahari langsung, arah sinar miring

    • 3aktu : siang hari

    • Penjelasan mengenai cara pemeriksaan

    • 4nspeksi :

    # sistematis kepala hingga kaki

    # bercak pada kulit

    # penentuan kelainan kulit yang akan diperiksa rasa raba

    # kelainan dan cacat

    • Palpasi, memperhatikan :

    # 2erdapat penebalan pembesaran

    # 5araf kanan dan kiri sama besar berbeda

    # 2erdapat nyeri tidak pada saraf 

    # Mimik pasien : terlihat sakit atau tidak 

    # + saraf yang ajib diraba :". 5araf ulnaris

    # 0ekukan tonjolan tulang siku dan tonjolan tulang kecil bagian medial, arah palpasi

    keatas

    &. 5araf peroneus komunis (Poplitea lateralis)

    # Pasien duduk 

    # 0etakan jari tengan dan jari telunjuk dipertengahan betis bagian luar, arah jari

    keatas sampai menemukan benjolan tulang, kemudian raba saraf peroneus " cm

    arah belakang, kemudian arah palpasi ke kanan dan kiri

    +. 5araf tibialis posterior # Pasien duduk  

    # 6ari telunjuk dan tengah raba saraf tibialis posterior bagian belakang baah dari

    &

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    3/19

    mata kaki sebelah dalam dengan tangan menyilang

    • Pemeriksaan saraf 

    ARAF FU/

    #R/ ER/ #

    AUR/6ULAR/

    #AU

    # rea belakang

    telinga Mempersarafi :#kelenjar keringat

    #kelenjar minyak 

    #pembuluh darah

    FA6/AL/ Kelopak mata

    agar bisa

    menutup

    #

    ULAR/ #jari manis

    #jari kelingking

    1asa raba

    telapak tangan :

    #jari kelingking

    #separuh jari

    manis

    #ED/AU #ibu jari

    #telunjuk #jari tengah

    1asa raba

    telapak tangan :#ibu jari

    #telunjuk 

    #jari tengah

    #separuh jari

    manis

    RAD/AL/ Kekuatan

     pergelangan

    tangan

    PEREU

    6#U/

    Kekuatan

     pergelangan jarikaki

    //AL/

    PER/R 

    6ari kaki 1asa raba

    telapak kaki

    a. 5araf sensoris rasa raba anastesi

    • Pasien menunjuk bagian yang dirasakan ada sentuhan menghitung jumlah sentuhan

    dan mengacungkan tangan

    • rasa raba dengan kapas (pasien menutup mata) Cottonwool 

    # sentuhkan kapas pada kulit normal dan yang ada lesi, bandingkan

    # Penderita disentuh ringan dengan sehelai cottonwool  pada satu titik.

    +

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    4/19

    • nastesi dengan jarum (jika secara inspeksi mirip penyakit lain)  Pin-prick 

    5ensasi nyeri diperiksa dengan menggunakan tusuk gigi kayu yang telah

    distandarisasi.

    • Pemeriksaan suhu dengan menggunakan air panas dan dingin (jika yang lain tidak 

     begitu jelas)

    Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan & tabung reaksi, yang satu

     berisi air panas (sebaiknya % derajat 7) dan lainnya air dingin (sebaiknya sekitar &%

    derajat 7). Penderita diminta menutup mata atau menoleh ke tempat lain, lalu kedua

    tabung ditempelkan bergantian pada kulit. pabila penderita beberapa kali salah

    menyebutkan rasa pada kulit yang diperiksa maka dapat disimpulkan baha sensasi

    suhu pada lokasi tersebut terganggu

     b. 5araf otonom

    2es keringat dengan pinsil tinta : pada lesi, akan hilang. 5edangkan pada kulit normal

    akan ada bekas tinta (2es !unaan)

    c. Mata

    # Motorik *. fasialis8 Memejamkan mata (menutup sempurna tidak8 lagoftalmus)

    # 5ensorik *.trigeminus 8 pemeriksaan kornea (tidak dilakukan dilapangan)

    d. 2angan

    9tot kuat : gerakan tahanan kuat

    9tot sedang : gerakan tahanan lemah

    9tot lumpuh : tidak ada gerakan

    ULAR/ .#ED/AU .RAD/AL/#R/  #Pegang ujung jari

    manis, jari tengah,

    telunjuk, telapak tangan

    menghadap keatas,

     posisi ekstensi,

    kelingking bebas

     bergerak 

    #Pasien mendekatkan

    (dduksi) dan

    menjauhkan (abduksi)kelingking dan jari

    lainnya

    #Bila dapat melakukan

    yg diatas : tahan

    kelingking posisi jauh

    dari yang lainnya,

    dorong pangkal jari

    kelingking

    !o! $ua! : pasien bisa

    menahan dorongan ibu

     jari pemeriksa

    terdapat tahanan pada

    # Pegang jari

    telunjuk#

    kelingking, posisi

    ekstensi, telapak 

    tangan hadap

    keatas

    # 4bu jari pasien

    ditegakan keatas,

    menunjuk arah

    hidung, pertahankan posisi

    tekan pangkal ibu

     jari (bagian batas

    antara punggung

    dan telapak tangan)

    mendekati telapak 

    tangan

    # !erakan

    kepalan tangan

    ke atas ekstensi

    # 2ahan posisi

    ekstensi,

     pemeriksa

    menarik tangan

     pasien ke

    arahnya

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    5/19

    kertas (saat kertas

    dijepit antara jari manis

    kelingking,

    kemudian ditarik oleh

     pemeriksa

    !o! se*ang :  pasien

    tidak bisa menahandorongan ibu jari

     pemeriksa

    !o! le"ah :  pasien

    tidak dapat

    mendekatkan (adduksi)

    dan menjauhkan

    (abduksi) dari jari

    lainnya kertas mudah

    lepas.

    ER/  ; gangguan rasa raba : 2idak dapat

    menunjukan < atau sama dengan & titik 

    e. Kaki

     *. 24B4045

    P952=1491 

     *. P=19*=>5

    79MM>*45

    M92914K # # ngkat ujung kaki ;

    tumit tetap dilantai

    ekstensi maksimal(berjalan dengan

    tumit)

    # 2ahan posisi

    ekstensi, pemeriksa

    tekan punggung kaki

    kebaahlantai

    5=*5914K ; gangguan rasa

    raba : 2idak dapat

    menunjukan < atau

    sama dengan & titik 

    #

    6a%*inal signs (gejalagejala u!a"a) : !e!a+ *i!e"u$an +a*a +asien ang su*ah se"&uh 8 RF

    ". 0esi kulit yang mati rasa

    Kelainan kulit berupa hipopigmentasi (bercak keputih putihan) atau erimatous (bercak 

    kemerahan) yang mati rasa

    &. Penebalan saraf yang disertai gangguan fungsi

    Penebalan gangguan saraf akibat peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer) dan tergantung

    area yang dipersarafi

    # !angguan fungsi sensorik : mati rasa kurang rasa

    '

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    6/19

    # !angguan fungsi motorik : paresis paralysis

    # !angguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema

    +. Basil tahan asam (B2)

    Bahan pemeriksaan : kerokan kulit (skin smear) pada cupping telinga serta bagian aktif lesi

    kulit. Pemeriksaan kerokan kulit berguna untuk mempercepat diagnosis (-#"%? penderitalesi PB

    meragukan merupakan kasus MB dini).

    @anya ditemukan sgin kedua disebut suspek kusta, dengan tanda:

    ". 2anda pada kulit

    &. 2anda pada saraf 

    +. 0ahir dan tinggal didaerah endemik kusta, memiliki kelainan kulit yang tidak sembuh dengan

     pengobatan rutin (terutama bila terdapat penebalan saraf tepi)

    6ika diagnosis belum dapat ditegakan dipikirkan :

    • Aiagnosis banding

    a. Psoriasis# Bercak merah

    # Batas tegas

    # 5isik berlapis

     b. 2inea 7ircinata

    # Bercak merah meninggi

    # 5ering meradang

    # Mengandung esikel krusta

    c. Aermatitis seboroik 

    # Bercak merah

    # 0esi di daerah sebore (berminyak)

    # 5isik kuning berminyak 

    # !atal

    # Kronis

    # 1esidif  

    # 2idak ada baal

    d. Citiligo

    # Bercak sangat putih

    # Pigmen kulit hilang total

    e. Pitriasis ersikolor 

    # Bercak putih

    # Punggung tampak lesi berupa plak hipopigmentasi dengan skuama halus# Batas tegas

    f. Pityriasis alba

    # Makula bundar oal

    # 5isik  

    # 1asa raba normal

    g. *eurofibromatosis

    # *odul

    # Bercak cafD au lait : bercak coklat muda batas tegas

    # 5ering timbul sejak lahir 

    # *odus dan tumor bertangkai pada usia lebih lanjut

    # 2ersebar luas# 2idak ada rasa baal

    # B2 (#)

    h. 5arkoma kaposi

    E

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    7/19

    # *odul lunak arna biru keunguan

    # 2erutamapada kaki

    # B2 (#)

    i. Ceruka ulgaris

    # Papul diatas dengan permukaan kasar 

    # *odul

    • Pengambilan kerokan kulit

    • 6ika pengambilan kerokan kulit tidak tersedia, tunggu +#E bulan dan periksa cardinal signs. ; :

    terdiagnosis kusta, # : dirujuk 

    2. PEEAPA LA/F/A/

    # Klinis

    # @asil pemeriksaan B2 positif negatif 

    Fungsi : untuk menentukan indeks bakteriologi (4B) dan indeks morfologi (4M). Pemeriksaan

    untuk membantu menentukan klasifikasi, menegakkan diagnosis pasien relaps, menilai hasil

     pengobatan dan menentukan adanya resistensi pengobatan.

    5ediaan :

    # kerokan jaringan kulit pada lesi yang aktif (lesi meninggi dan berarna merah)

    # usapan dan kerokan mukosa hidung yang diarnai dengan pearnaan terhadap basil tahan

    asam, antara lain iehl *eelsen.

    7ara :

      5ediaan diletakkan diatas rak pearna karbon fukhsin

      Aipanaskan sampai keluar uap (tidak mendidih ) selama + G ' menit

      7uci dengan air setengah menit

      Preparat ditetesi atau dicelup metilen biru "? selama setngah G & menit

      7uci dengan air 

      Biarkan kering dari air, kemudian preparat dilihat dibaah mikroskop

    @asil pembacaan :

      Bentuk kuman pada mikroskop :

    # Bentuk utuh solid : dinding sel tidak putus, Hat arna merata, panjang kuman kalilebarnya

    # Bentuk pecah pecah fragmented : dinding sel terputus sebagian seluruhnya, Hat arna

    tidak merata

    # Bentuk granular granulated : seperti titik tersusun garis lurus berkelompok 

    # Bentuk globus : B2 utuh atau fragmented granulated mengadakan ikatan atau kelompok 

    kecil %#E% B2 besar &%%#+%% B2

    # Bentuk clumps : granular membentuk pulau tersendiri (

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    8/19

      Ailihat : kepadatan, solid, fragmented granulated

    4ndeks bakteri (4B) : Kepadatan B2 tanpa membedakan solid dan non solid. (Menurut 1idley)

    "; : Bila "#"% B2 dalam "%% 0apang pandang

    &; : Bila "#"% B2 dalam "% 0apang pandang

    +; : Bila "#"% B2 rata rata dalam " 0apang pandang

    ; : Bila ""#"%% B2 rata rata dalam " 0apang pandang

    '; : Bila "%"#"%%% B2 rata rata dalam " 0apang pandang

    E; : Bila kuran

      Aistribusi

      Permukaan

      Batas

      !angguan sensibilitas

      Kehilangan kemampuan

     berkeringat, bulu rontok 

     pada bercak 

      "#'

      Kecil besar 

      >nilateral bilateral

    simetris

      Kering kasar 

      2egas

      5elalu ada jelas

      Bercak tidak  

     berkeringat, ada bulu

    rontok pada bercak 

      Banyak 

      Kecil

      Bilateral simetris

      @alus, berkilat

      Kurang tegas

      Biasanya tidak jelas (jika

    ada, pada yang sudah

    lanjut)

      Bercak masih

     berkeringat, bulu tidak 

    rontok 

    &. 4nfiltrat

      Kulit

      Membran mukosa

    (hidung tersumbat,

     pendarahan di hidung)

      2idak ada

      2idak pernah

      da, kadang kadang

    tidak 

      da, kadang kadang

    tidak 

    +. *odulus 2idak ada Kadang ada

    . Penebalan saraf tepi 0ebih sering terjadi dini

    simetris

    0ebih sering terjadi lanjut

    5imetris

    Biasanya lebih dari "

    $

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    9/19

    '. Aeformitas Biasanya asimetris dini Biasanya lanjut

    E. 5ediaan apus B2 negatif B2 positif  

    -. 7iri khusus 7entral healing

    (penyembuhan ditengah)

    Punched out lession (lesi seperti

    kue donat)

    Madarosis ginekomastia

    @idung pelana

    5uara sungau

    REA/ UA

    1eaksi kusta dapat terjadi sebelum mendapat pengobatan, pada saat pengobatan, maupun sesudah

     pengobatan, namun reakis kusta paling sering terjadi pada E bulan sampai satu tahun sesudah dimulainya

     pengobatan.

    1eaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya

    kronik.

    1eaksi kusta dapat dibagi atas dua kelompok yaitu: 1eaksi kusta tipe " &

    2ipe reaksi klasifikasi

    J

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    10/19

    Faktor pencetus

    REA/ /PE / REA/ /PE //

    Pasien bercak multipel luas pada ajah lesi 9bat MA2 (kecuali lampren)

    B4

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    11/19

    #0agoftalmus (* C44) # 4ridosiklitis

    # !laukoma

    # Katarak  

    $ Peradangan organ lain @ampir tidak ada # 2estis : lunak, nyeri, membesar  

    # 5endi

    # !injal

    # K!B# Mata : nyeri, penurunan isus,

    merah sekitar limbus

    Perbedaan

    RA

    A

    EREA

    REA/ /PE / REA/ /PE //

    Ringan e%a! Ringan e%a!

    " Kulit

    #Bercak 

    #*odus

    6adi ulkus

    #>lserasi

    #=dema tangan

    kaki

    # bercak putih jadi

    merah lebih

    merah meninggi

    #

    #

    # bercak putih jadi

    merah lebih

    merah# timbel bercak 

     baru (kadang

    disertai malaise,

     panas)

    ;

    ;

    # Merah, panas,

    nyeri

    5edikit

    # Merah, tebal,

    nyeri

    Banyak sering

    & 5araf tepi# Membesar  

    # *yeri

    # Fungsi saraf  

    La

    #

    2idak terganggu

    La

    ;

    2erganggu

    La

    #

    2idak terganggu

    La

    ;

    2erganggu

    + !ejala

    konstitusi

    Aemam # ; # ; # ; #

    !angguan

    organ lain

    # # # # 4ridocylitishitis

    # *ephritis

    # 0ymphadenitis

    ' Penatalaksanaan Prinsip :

    ". berobat jalan&. nalgetik

     penenang

    +. MA2 dosis

    . @indari

    faktor

    ntipiretik, obat

     jika perlu

    tetap

    hilangkan

     pencetus

    Prinsip :

    ". berobat jalan&. nalgetik

     penenang

    +.MA2 dosis

    .@indari faktor

    faktor 

    '.9bat anti reaksi

    E.4ndikasi raat

    ntipiretik, obat

     jika perlu

    tetap

    hilangkan

     pencetus

    Prednison,

    0ampren

    4nap, rujuk 15

    Berat : reaksi kulit dekat saraf 

    4ndikasi rujukan pasien reaksi ke rumah sakit :

    ""

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    12/19

    # =*0 melepuh, pecah (ulserasi), demam tinggi, neuritis

    # 1eaksi tipe " ; bercak ulserasi neuritis

    # 1eaksi ; komplikasi penyakit berat lain (hepatitis, AM, hipertensi, tukak lambung berat)

    PEAALAAAA

    2ujuan :

    • Memutuskan rantai pengobatam

    • Mencegah resistensi obat

    • Memperpendek masa pengobatan

    • Meningkatkan keteraturan berobat

    • Mencegah terjadinya cacat

    4ndikasi MA2 :

    • Pasien baru di diagnosis kusta belum pernah mendapat MA2

    • Pasien ulangan :

    # 1elaps

    # Masuk kembali ke default

    # Pindahan

    # !anti klasifikasi tipe

    2ipe PB

     *ama 9bat ' tahun ' G J tahun "% G " tahun

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    13/19

    # "#& mg

    kgBB hari

    maksimal +E

     bulan

    7lofaHimine

    0ampren

    "%% mg bln "'% mg bln +%% mg bln Minum didepan

     petugas

    '% mg

    &I"minggu

    '% mg setiap &

    hari

    +%% mg bln Minum dirumah

    Penatalaksanaan reaksi berat

    /PE REA/ EUR// PRED/ LA#PRE 8 6LFA;/#/

    2ipe " & berat, deasa # 5esuai skema

    # =aluasi tiap & minggu

    # Membaik, diturunkan

    # Menetap, dilanjutkan

    "minggu

    # Memburuk, dinaikan " tingka

    2ipe " & berat, anak # Aosis maksimal aal " mg

    kgBB

    # =aluasi tiap & minggu

    (penurunan dosis)

    # Maksimal pengobatan "&

    minggu

     *euritis # 2erjadi E bulan : prednison

    dosis standard "& minggu

    # Aosis mulai %#E% mg hari,

    dosis maksimal " mg kgBB

    # Biasanya terjadi

     penyembuhan beberapa hari=*0 berat berulang,

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    14/19

    7lofaHimin 0ampren nemia Berikan tablet Fe dan

    sam folat

    5emua 9bat MA2 (+) Masalah gastrointestinal 9bat diminum bersama

    makanan setelah makan

    e%ius

    Aapson 1uam kulit yang gatal

    Aapson 1ifampisin lergi urtikaria @entikan, rujuk  

    1ifampisin 4kterus kuning

    1ifampisin 5hock, purpura, gagal

    ginjal

    E=ALUA/ PEAA

      Pasien PB yang telah mendapat pengobatan MA2 E dosis dalam aktu E#J bulan dinyatakan 1F2

    tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium

      Pasien MB yang telah mendapat pengobatan MA2 & dosis dalam aktu & G &E bulan

    dinyatakan 1F2 tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium

      1F2 dapat dilaksanakan setelah dosis dipenuhi tanpa harus melakukan pemeriksaan

    (sureillance) dan dapat dilakukan oleh petugas kusta

      Masa pengamatan (setelah 1F2 dilakukan secara pasif )

    2ipe PB selama & tahun

    2ipe MB selama ' tahun tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium

      @ilang out of control

      Pasien PB MB dinyatakan hilang bila dalam " tahun tidak mengambil obat dan dapat dikeluarkan

    dari register pasien

      1elaps kambuh

      2erjadi bila lesi aktif kembali setelah pernah dinyatakan sembuh atau 1F2

    #PL/A/

    Bila tidak ditangani :  5ecara progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata (")

      >lkus akibat kusta yan terabaikan karena tidak sakit dan mudah terinfeksi kuman

      7acat kusta

    6A6A UA

    7acat primer : langsung oleh aktiitas penyakit (anastesi, cla hand, kulit kering)

    7acat sekunder : akibat cacat primer (ulkus, kontraktur)

    "

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    15/19

    '. 7acat

    ARAF FU/

    #R/ ER/ #

    FA6/AL/ # Kelopak mata

    tidak 

    menutup

    lagoftalmus

    # Mulut

    mencong

    # Kulit kering

    retak 

    ULAR/ #0emah

    lumpuh kiting

    # Mati rasa jari

    manis

    "'

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    16/19

     jari manis

    kelingking

    kelingking

    #ED/AU # 0emah

    lumpuh kiting

     jari telunjuk,

    tengah dan ibu

     jari

    # Mati rasa jari

    telunjuk, tengah

    dan ibu jari

    ULAR/ >

    #ED/AU

    # jari kiting

    clo toes

    # tangan

    cakar cla

    hand

    RAD/AL/ #2angan

    lunglai drop

    rist

    PEREU6#U/

    # Kaki semper drop foot

    //AL/

    PER/R 

    # 6ari kaki kiting

    cla toes

    Mati rasa

    telapak kaki

    E. Aerajat

    3@9

    Aepkes

    /A #AA ELAPA  AA 8 A/ EERAA

    0 2idak ada kelainan

     pada mata akibat

    kusta

    2idak ada cacat akibat

    kusta

    1 nastesi kelemahan

    otot (tidak ada cacat

    yang terlihat)

    Kerusakan saraf 

    sensoris (mati rasa

     pada bercak tidak 

    termasuk)

    Kerusakan saraf 

    motoris :kelemahan

    2 0agoftalmus

    Kekeruhan kornea

    Kemerahan pada

    mata (ulserasi

    kornea ueitis)

    !angguan

     penglihatan berat

    kebutaan

    da cacat yang

    terlihat (ulkus, jari

    kiting, kaki semper)

    -. Pencegahan

    "E

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    17/19

    a. Penemuan dini pasien

     b. Pengobatan pasien

    c. Aeteksi dini reaksi kusta

    d. Penanganan reaksi kusta

    e. Penyuluhan

    Pemeriksaan

    Mata : bercermin adakah kemerahan atau benda yang masuk ke mata

    2angan, kaki : kaki kering, ada luka tidak 

    f. Peraatan diri

    Mata : tetes mata mengandung saline (jika mata kering), saat istirahat (tutup mata dengan kain

     basah)

    0uka : raat dan istirahatkan bagian yang luka hingga sembuh, rendam &%#+% menit dengan air,

    gosok bagian pinggiran luka, beri minyak pada bagian yang tidak luka, istirahatkan

    Kulit kering : rendam selama &% menit dengan air kemudian gosok bagian yang menebal, olesi

    dengan minyak kelapa lainnya (untuk melembabkan)

    Bengkok : memakai tangan lain untuk meluruskan sendi (mencegah kekakuan lebih berat)

    Kelemahan : rapatkan dan pisahkan jari secara berulang pada kelemahan jari tangan (Aengan karet

    gelang + kali), pada kelemahan kaki (ikat pada tiang, tahan beberapa saat dan ulangi beberapa

    kali)

    g. Penggunaan alat bantu

    Mata : kacamata

    2angan : sarung tangan agak tebal

    Kaki : memakai alas kaki (empuk bagian dalam, keras dibaah, tidak mudah lepas), angkat lutut

    lebih tinggi aktu jalan (karet antara lutut dan sepatu)

    h. 1ehabilitasi medik 

    i. 1ujukan

    Mata : bedah korektif lagoftalmus, bedah katarak 2angan : infeksi (penanganan), operasi pada clo hand kelemahan syarat sendi masih bergerak 

    Kaki : bedah septik skuestrektomi amputasi (luka disertai infeksi, fistel, osteomielitis)

    PR//P /DAA EDA<

    Kehilangan rasa tidak dapat diperbaiki karena kerusakan bukan hanya pada akson tetapi juga

    ujung saraf kulit.

    Keadaan yang ditangani pada tindak bedah :

     *euritis akut :  2ukak neuropatik tangan maupun kaki

      1eaksi akut

    "-

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    18/19

    Mata

    2angan

    Paralisis

      kut n.peroneus (dropfoot)

      4nersi paralitik kaki

      6ari rajaali ditangan maupun kaki

      kut n.radialis (dropist)

       *. fasialis (akut ataupun kronik)

    Berbagai cacat :

      @idung pelana

      7acat sayap hidung

      5isa nodul fibrosa

      Aaun telinga yang terlalu panjang

      Kehilangan kening

      Kedutan muka (Facies leontiasis)

      !inekomastia

    ea*aan A$u!

    2ujuan : mencegah cacat primer dan sekunder, membedakan cacat dini dan lanjut

    7acat dini : disebabkan oleh reaksi lepra akut dan neuritis akut dapat sembuh sempurna.2indakan :

       pasien istirahat tirah baring

       perbaiki keadaan umum

      anti lepra

      obat nyeri

      antiinflamasi *54A

      anastetik lokal atau neurolisis (kasus nyeri menetap, untuk menghilangkan penekanan pada akson

    akibat reaksi inflamasi dan udem pada saraf)

      Bidai (mengistirahatkan bagian yang sakit upayakan agar sendi lebih stabil)

      Peregangan pasif (mencegah dan menghilangkan kontraktur)

    ea*aan $%onis

    >mumnya terjadi akibat : anastesi, paralisis dan kekerigan kulit berupa ulserasi neuropati dan

    kelumpuhan otot.

      2ampak : dropfoot, clatoes, drop rist, tangan cakar, paralisis fasial, hidung pelana atau

    ginekomastia.

    "$

  • 8/19/2019 kusta revisi.doc

    19/19

      Kelumpuhan bersifat menetap

      Pencegahan ulserasi neuropari : diajarkan dan diberi penegtahuan untuk hidup dengan keadaan

    tubuh demikian, memakai alas kaki saat berjalan, memakai pelindung tangan saat mengangkat

     barang.

    5arat bedah rekonstruksi :

    • Bersedia dioperasi

    • Mengerti manfaat dan batasan operasi

    • >sia produktif 

    • 1F2

    • Bebas reaksi bebas prednison minimal dalam E bulan terakhir 

    • Penyakit sedang tidak aktif 

    • 7acat menetap