kuliah, tanya jawab etika, buku

Upload: tia-gustiani-poplei-viola

Post on 06-Jul-2018

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    1/38

    BAB I

    INTRODUKSI

    1. Apakah etika itu?

    Etika berasal dari bahasa Yunani “ethokos”   atau bahasa Latin

    “ethicus” , yang artinya adat kebiasaan.

    Menurut Catalano (1991), etika merupakan sebuah sistem penilaian

    terhadap prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas

    guna menjamin adanya perlindungan atas hak-hak indiidu! "idalamnya

    men#akup #ara-#ara pembuatan keputusan untuk membantu membedakan

    perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan yang seharusnya!

    $a berlaku bagi indiidu-indiidu, komunitas-komunitas ke#il ataupun

    masyarakat!

    Menurut %ran& Magnis 'useno,  etika merupakan ilsaah yang

    mereleksikan ajaran moral, yang didalamnya mengandung pemikiran

    rasional, kritis, mendasar, sistematis dan normati! $a merupakan sarana

    guna memperoleh orientasi kritis sehubungan dengan berbagai masalah

    moralitas yang membingungkan.

    'edangkan menurut ene *loker, etika merupakan #abang ilmuilsaah moral yang men#oba men#ari ja+aban guna menentukan dan

    mempertahankan se#ara rasional teori yang berlaku se#ara umum tentang

    apa yang benar dan apa yang salah serta apa yang baik dan apa yang

    buruk sebagai sebuah perangkat prinsip moral yang dapat digunakan untuk

    pedoman bagi tindakan manusia!

    'elain ketiga deinisi diatas masih ada beberapa lagi yang

    dikemukakan oleh para ahli (etisis) berdasarkan perspektinya masing-

    masing! Meski berbeda pengungkapannya, namun semua deinisi yang ada

    mengandung esensi yang sama!

    Mengenai +ilayah studinya men#akup etika normati (normative

    ethics) dan etika nonnormati (nonnormative ethics). Etika nonnormati juga

    1

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    2/38

    dibagi menjadi dua, yaitu etika diskripti (discriptive ethics) dan etika kritikal

    (critical ethics atau metaethics). 

    Etika normati membahas sejauh mana suatu prilaku dianggap benar 

    (pantas) atau salah (tidak pantas) se#ara moral serta memberikan

    alasannya! Etika diskripti mengkaji pengetahuan empiris berkaitan dengan

    prilaku dan keyakinan dari sisi moral! $a tidak mengkaji tentang apa yang

    seharusnya diperbuat manusia melainkan apa perbuatan dan alasannya!

    'ementara etika kritikal (metaethics) membahas analisis suatu ungkapan

    (language), konsep, pemikiran, dan objek etika! $a mengkaji misalnya

    tentang makna sebenarnya dari terminologi krusial (seperti hak, ke+ajiban,

    siat baik, tanggungja+ab dan sebagainya) berdasarkan logika,

    pertimbangan moral dan jastiikasinya!

     ntara etika dan moral sebenarnya mempunyai makna asal yang

    sama, yaitu adat kebiasaan  (custom) atau jalan hidup  (way of life).

    eduanya saling kait-mengkait sehingga orang harus pula menyinggung

    moral ketika berbi#ara tentang etika dan begitu pula sebaliknya! .amun

    terminologi etika #enderung merujuk pada kajian tentang prilaku moral (the

    study of moral conduct) sedangkan terminologi /moral0 lebih merujuk pada

    perbuatannya itu sendiri(to refer to the conduct itself)

      yang dikaitkandengan baik dan buruk atau benar dan salah!

    Contohnya, jika orang berkata bah+a perbuatan aborsi merupakan

    perbuatan yang salah maka yang dibi#arakannya itu adalah masalah moral,

    tetapi jika seorang dokter ahli kandungan menimbang-nimbang apakah

    akan melakukan aborsi atau tidak terhadap pasiennya yang hamil dengan

    disertai penyakit jantung atau ginjal yang berat maka yang sedang

    dtimbang-timbang itu adalah masalah etika! "alam hal ini pandangan moral

    tentang aborsi dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional (logis) guna

    mendapatkan jastiikasinya!

    adi moral membahas tentang benar dan salah suatu perbuatan dari

    aspek yang paling dalam (ilosois), sementara etika mengkaji tentang baik

    dan buruk atau pantas dan tidaknya suatu perbuatan untuk dilakukan

    2

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    3/38

    berdasarkan analisis yang rasional dan kritis terhadap moral! oseph

    %let#her sendiri juga membedakan antara moral dari etika! *eliau

    menyatakan bah+a “morality is what people do in fact believe to be right 

    and good, while ethics is a critical reflection about morality and the rational 

    analysis of it”.

    "alam membahas tentang etika, kedua terminologi tersebut (dan

    tentunya juga terminologi-terminologi terkait lainnya) harus benar-benar 

    diahami maknanya agar tidak mendapat kesulitan di belakang hari! 2esan

    eorge *arkeley dari Eidunburgh pada abad ke 13 ialah, agar jangan

    mengaburkan kata dan bahasa karena hal itu sama artinya dengan

    menaburkan debu didepan mata sehingga dikemudian hari mengeluh

    karena tidak lagi dapat melihat sesuatu didepannya dengan jelas!

    2. Bagaimana sejarah etika?

     uguste Comte, seorang iloso kondang pen#etus aliran positiisme

    dari 2eran#is menyatakan4 “You can know little of any idea, untill you know 

    the history of that idea”.  5leh sebab itu tidaklah mungkin orang dapat

    mengetahui lebih banyak akan sesuatu ide, meliputi pula etika, tanpa

    mempelajari lebih dahulu sejarah timbulnya ide tersebut!

    "ilihat dari sejarahnya, etika memang tidak dapat dipisahkan dari

    ilsaah sebab ia tumbuh dan berkembang dari serta berakar pada ilsaah,

    yaitu ilmu yang men#oba men#ari ja+aban tentang berbagai masalah

    kehidupan beserta alam semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki!

    5leh sebab itu tidaklah salah jika kemudian para ahli menyebut etika

    sebagai bagian dari ilsaah, atau tepatnya ilsaah moral!

    2erlu disadari bah+a ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini

    sesungguhnya pada a+alnya dipelajari dengan menggunakan pendekatan

    ilsaati, atau dengan kata lain, segala ilmu yang ada (termasuk ilmu-ilmu

    khusus) menginduk pada ilsaah! .amun dalam perkembangan

    selanjutnya beberapa ilmu khusus memisahkan diri menjadi disiplin ilmu

    tersendiri! "ia+ali oleh matematika dan isika yang memisahkan diri pada

    3

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    4/38

    &aman Renaissance  dan kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu khusus lainnya!

    Meski demikian, ilsaah tetap eksis dan bahkan mampu mengembangkan

    diri sebagai akibat ketidak-mampuan ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri

    untuk meme#ahkan banyak masalahnya!

    6ilayah kerja ilsaah sekarang men#akup banyak hal7 antara lain

    masalah teologi, metaisika, politik, agama, logika, hukum, sejarah,

    antropologi, estetika dan juga etika! husus mengenai etika, utamanya

    bioetika, pada akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian serius oleh para

    ahli guna menja+ab berbagai masalah dan paradok yang ditimbulkan oleh

    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi!

    "alam kurun +aktu lima puluh tahun belakangan ini kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran begitu pesat, utamanya

    dalam hal biologi molekuler yang sudah sampai pada teknologi nano!

    "engan kemajuan tersebut maka banyak penyakit yang dulunya tidak

    dikenal samasekali sekarang sudah dapat diidentiikasi, sementara

    penyakit-penyakit lama juga dapat didiagnosis lebih akurat dan lebih dini

    sehingga akibatnya lebih banyak gangguan kesehatan dapat diatasi pada

    saat yang tepat! lat-alat kedokteran #anggih untuk keperluan diagnosis

    (seperti C8 '#an, ', $M: dan alat-alatimaging 

     lainnya) maupun untukkepentingan terapi (seperti artificial respirator dan hemodialisa) diproduksi

    se#ara besar-besaran, sementara obat-obat baru yang lebih bermutu juga

    ditemukan! "ampak positi dari semua itu adalah menjadikan tidak sedikit

    orang dapat dihindarkan dari kematian dini, dipulihkan kesehatannya serta

    ditingkatkan daya #iptanya untuk kemudian disumbangkan kembali kepada

    keluarga, masyarakat, bangsa dan negara!

    "i satu sisi kemajuan tersebut menggembirakan, tetapi di sisi lain,

    utamanya dalam pandangan iloso, benar-benar mengkha+atirkan dan

    menakutkan! Masalahnya adalah karena ilmu dan teknologi bukanlah apa-

    apa sampai ilmu dan teknologi tersebut benar-benar bermanaat bagi

    kehidupan umat manusia serta tidak merusak makna dasar manusia dan

    nilai kemanusiaannya! .amun sayangnya, sebagaimana disinyalir oleh

    4

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    5/38

     lin 8oler dalam bukunya “uture !hock”  dan $an $lli#h dalam bukunya

    “"imit to #edicine”, bah+a penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

    selamanya dapat menjamin bakal ter#apainya kesejahteraan umat

    manusia! plikasinya a#apkali justru memun#ulkan berbagai paradok yang

    dapat menjauhkan dari tujuannya semula!

    emajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran bahkan telah

    meninggalkan kemampuan etik dan hukum dalam menyelesaikan problem

    yang ditinggalkan oleh kemajuan tersebut!

    unto 6ibisono dalam 'eminar .asional 2ertama *ioetika di

    Yogyakarta tahun ;

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    6/38

    peran dominan untuk menentukan keetisan suatu prilaku (ethical 

    behaviour)!

    2ertanyaan selanjutnya ialah, siapa yang seharusnya menentukan

    keetisan bagi masyarakat kebanyakan=

    "alam masyarakat liberal yang indiidualistis maka tiap-tiap indiidu

    memiliki kebebasan untuk menentukannya +alaupun bisa saja dipengaruhi

    oleh amili, teman, agama, media dan sumber eksternal lainnya! .amun

    dalam masyarakat tradisional, yang memiliki peran menentukan adalah

    amili, tetua, pemegang otoritas agama dan pemimpin politik! Meski seperti

    itu keaneka-ragamannya dalam masyarakat, namun umumnya orang

    bersetuju terhadap prinsip-prinsip undamental etika (fundamental ethical 

     principles). 2rinsip-prinsip undamental inilah yang kemudian lebih dikenal

    sebagai hak asasi manusia (the basic of human rights)!

    husus mengenai etika kedokteran, sesudah lebih dari ;

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    7/38

    itu setiap manusia dalam hidupnya akan selalu dihadapkan pada pilihan-

    pilihan, yang pada hakekatnya merupakan pilihan moral (moral choice)!

    'ebagian dari pilihan tersebut mungkin saja tidak terlalu berarti sehingga

    tidak memerlukan perhatian serius, namun sebagiannya lagi pastilah

    penting karena dapat mempengaruhi integritasnya!

    *eruntung bah+a manusia dianugerahi perasaan dan akal yang

    dapat digunakan untuk merasakan dan menimbang-nimbang apakah suatu

    keputusan atau perbuatan dapat merusak reputasinya sendiri sebagai

    manusia beradab dan bermartabat!

    "isisi lain manusia harus hidup dan berinteraksi dengan indiidu lain

    dan masyarakat, baik masyarakat ke#il maupun masyarakat luas! "alam

    berinteraksi itulah manusia juga harus membuat keputusan sebelum

    melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi indiidu diluar dirinya dan

    masyarakat! Mengingat indiidu dan masyarakat juga memiliki hak dan

    kebutuhan maka keputusan dan perbuatan manusia harus dipertimbangkan

    dengan sungguh-sungguh agar tidak men#iderai individual right s dan social 

    rights serta individual interests dan social interests! ntuk itulah diperlukan

    suatu landasan, yaitu moral dan etika!

    >arapan setiap anggota masyarakat ialah agar proses interaksiberlangusng tertib, damai, saling menyayangi, menghargai dan saling

    menghormati! ntuk men#iptakan kondisi seperti itu perlu dibuat

    pengertian-pengertian, prinsip-prinsip dan kesepakatan-kesepakatan!

    Mengingat moralitas merupakan a#uan dasar bagi pembentukan kaidah

    kehidupan maka moralitas tidak dapat dipisahkan dari ruang-lingkup

    kehidupan umat manusia! .amun moralitas itu sendiri dalam perjalanannya

     juga mengalami eolusi dan perkembangan!

    2erlunya kesepakatan karena menurut urgen >abermas, pelopor 

    etika diskursus, bah+a hanya terhadap norma yang telah disepakati saja

    yang dapat berlaku uniersal serta berhak menuntut untuk dipatuhi! ntuk

    alasan inilah maka nes#o, dalam meran#ang standar uniersal dalam

    bidang bioetik misalnya, merasa perlu membuat kesepakatan menyangkut

    7

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    8/38

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    9/38

    "isebut pelanggaran etika berat apabila melanggar fundamental of 

    ethical principles, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan hak asasi

    manusia (the basic of human rights).

    #. Apa !asar pijakan !ari etika?

    'ama halnya hukum maka etika juga berpijak pada dasar pijakan

    moral! >anya saja, etika dihasilkan oleh pemikiran yang lebih luas dan

    mendalam! Etika (dalam hal ini etika normati) menghendaki agar setiap

    manusia menggunakan hati nuraninya untuk melakukan perbuatan yang

    benar dan baik dan menghindari yang buruk dan salah dengan

    berlandaskan pada nilai moralitas!

    *erangkat dari dasar pijakan nilai moralitas itulah keetisan atau

    kepantasan sesuatu sikap dan prilaku ditentukan! "engan kata lain, etika

    dihasilkan oleh releksi kritis dan pemikiran analitis yang rasional terhadap

    nilai-nilai moralitas yang berlaku! >ukum juga berlandaskan pada moral

    sehingga atas dasar itulah :onald "+orkin menyatakan bah+a prnisip-

    prinsip moral merupakan landasan bagi pembentukan hukum (moral 

     principles is the foundation of law).

    $. Ka"au !asar pijakan etika a!a"ah m%ra"& "a"u apa m%ra" itu?

    Menurut Catalano (1991), moral diartikan sebagai standar tentang

    benar dan salah yang dipelajari le+at proses hidup bermasyarakat!

    *iasanya moral dikaitkan dengan indiidu-indiidu atau kelompok-kelompok

    ke#il dan dilandasi oleh keyakinan agama serta d i+ujudkan sebagai prilaku

    yang diselaraskan dengan kebiasaan kelompok atau tradisi!

    'edangkan menurut %ran& Magnis 'useno dan ka+an-ka+an

    (199?), ajaran moral memuat nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat

    diantara sekelompok manusia! Moralitas itu sendiri dapat berasal dari

    sumber tradisi (adat), agama atau ideologi!

    "ari kedua deinisi tersebut nampak jelas kaitan antara agama

    dengan moral! "alam banyak diskusi yang bersiat sekulerpun diakui

    9

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    10/38

    betapa pengaruh agama terhadap moral! *ah+a ajaran agama belum

    #ukup karena agama bersiat +ahyu dogmatis sehingga masih diperlukan

    kajian yang bersiat kritis dan rasional! 2ada kenyataannya kajian tersebut

    mengindikasikan penguatan terhadap +ahyu dogmatis!

    '. Apa saja muatan !ari ajaran m%ra"?

    'ebagaimana diutarakan oleh %ran& Magnis 'useno dan ka+an-

    ka+an pada bagian depan bah+a ajaran moral memuat didalamnya nilai-

    nilai dan norma-norma! 5leh karena itu dalam setiap pembi#araan

    mengenai moral, kedua kata tersebut tidak mungkin ditinggalkan! Lalu apa

    yang disebut nilai dan norma itu=

    .ilai adalah suatu konsep atau keinginan ideal yang memberi arti

    kepada kehidupan seseorang dan oleh karena itu akan selalu dijadikan

    motiasi bagi indiidu yang bersangkutan dalam membuat keputusan dan

    bertindak guna men#apai apa yang dianggapnya bernilai! 'elain tidak

    konkrit, nilai juga bersiat subjekti! $a lebih dilekatkan kepada indiidu,

    bukan kelompok7 yang bisa meliputi keper#ayaan agama, orientasi seks,

    hubungan amili atau aturan permainan! ika misalnya seseorang memilih

    agama islam atau katolik, atau menjalani hidup sebagai homosek ataulesbian adalah karena pilihan itu bernilai baginya!

    "ikatakan tidak konkrit karena nilai, menurut 2ur+adianto (;

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    11/38

    nilai ketika harus mera+at pasien yang mengalami komplikasi selepas

    menjalani aborsi oleh dukun!

    Mengenai norma, sebenarnya ia memiliki berma#am-ma#am arti,

    namun terminologi ini biasanya digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk

    pada suatu bentuk kriteria sikap dan prilaku yang dapat diterima dalam

    masyarakat atau kelompoknya, atau yang dikaitkan dengan kriteria statistik

    rata-rata! *erbeda dengan nilai yang siatnya tidak konkrit dan subjekti 

    maka norma merupakan bentuk konkrit dan objekti dari suatu nilai

    sehingga oleh karenanya dapat digunakan se#ara langsung untuk

    menentukan apakah seseorang telah melanggar atau tidak terhadap nilai-

    nilai yang berlaku se#ara umum dalam kelompoknya! ika perbuatan

    melanggar norma maka siapapun yang melakukan perbuatan dipastikan

    melanggar norma, tetapi jika seseorang menganggap * bernilai baginya

    maka orang lain tidak harus seperti itu!

     da dua ma#am norma, yaitu norma umum (ordinary norms)  dan

    norma khusus (misalnya professional norms). ika norma menetapkan agar 

    setiap orang mera+at anak-anaknya dengan baik atau tidak melakukan

    pembunuhan terhadap siapapun maka kedua hal itu merupakan norma

    umum! >arus dibedakan dengan norma proesional yang tidakmengaplikasikan semua bentuk norma umum kepada setiap proesional!

    .orma proesional hanya memokuskan pada prilaku dan aktiitas dalam

    proesi (professional conduct and activities) saja. 

    2ada hakekatnya norma mengekspresikan pedoman prilaku yang

    kemudian dipilah dan dituangkan kedalam tiga bentuk7 yaitu4 standar 

    (standard), prinsip (principles), dan aturan (rules).

    'tandar merupakan parameter yang dapat dipakai untuk

    mengealuasi apakah seseorang baik atau buruk, lebih baik atau lebih

    buruk, bijak atau jahat serta dapat mengukur seberapa jauh tingkat

    kepatuhannya terhadap norma! 'elain itu standar juga membimbing prilaku

    manusia dengan memberikan #iri-#iri bijak agar diikuti dan #iri-#iri jahat agar 

    dapat dihindari!

    11

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    12/38

    2rinsip adalah penyamarataan dasar (basic generali'ation)  yang

    diterima sebagai kebenaran sehingga dapat digunakan sebagai dasar 

    pertimbangan atau prilaku (a basic generali'ation that is accepted as true

    and can be used as a basis for reasoning or conduct) ! "idalamnya hanya

    menjelaskan tentang tanggungja+ab (responsibilities)  serta tidak

    menetapkan se#ara spesiik mengenai apa yang harus dilakukan dalam

    situasi tertentu! .amun prinsip menyediakan ruang bagi dilakukannya suatu

    diskresi atau kebijaksanaan! ika misalnya prinsip memberikan

    tanggungja+ab kepada arsitek agar dalam mendisain bangunan

    memperhatikan prinsip keamanan maka prinsip tersebut menjelaskan

    tentang tanggungja+ab yang harus dipenuhi dalam meran#ang gedung

    yang aman! $a tidak membahas tentang detail-detail struktur dan ungsinya

    se#ara spesiik, sebab mengenai hal itu dapat di+ujudkan dalam berbagai

    #ara!

    2rinsip memiliki siat lebih kokoh karena dihasilkan oleh pemikiran

    ilosois yang paling mendasar sehingga tidak mudah digun#ang oleh

    perubahan dan eolusi dalam masyarakat! unanya untuk membantu

    mengembangkan standar dan aturan (rules)! $a juga dapat digunakan untuk

    membenarkan(ustify)

    atau menguji kesahihan suatu aturan yang telahdibuat! 'elain itu juga dapat dipakai sebagai pedoman prilaku tertentu

    yang tidak ter#akup dalam aturan (rules) mengingat tidak semua prilaku

    dalam proesi dapat dirumuskan dalam bentuk aturan!

    'edangkan aturan (rules) menjelaskan tentang bentuk-bentuk prilaku

    spesiik yang +ajib dipatuhi dan ia tidak menyediakan ruang bagi

    dilakukannya diskresi ataupun kebijaksanaan! ika aturan mengharuskan

    agar eksperimen terhadap subjek manusia harus disertai i&in (informed 

    consent)  maka prosedur tersebut harus dipatuhi! 2eneliti tidak lagi

    dibenarkan membuat diskresi ataupun menimbang-nimbang tentang perlu

    tidaknya i&in. 

    Lalu prilaku etik yang bagaimanakah yang dapat dirumuskan

    normanya dalam bentuk aturan= Mi#hael *ayles (1931) menyatakan bah+a

    12

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    13/38

    hanya terhadap prilaku yang hampir selalu benar atau hampir selalu salah

    saja yang dapat dibuatkan aturannya! turan tersebut kemudian dikompilasi

    kedalam bentuk kode etik! 2rilaku selebihnya yang tidak mungkin dibuatkan

    aturannya harus merujuk pada prinsip!

    esimpulannya adalah bah+a standar membahas tentang parameter 

    prilaku, prinsip membahas tentang tanggungja+ab, dan aturan membahas

    tentang tugas dan ke+ajiban!

    (. Apa )ang !imaksu! *+aik*?

    *agi kebanyakan orang makna kata baik sudah jelas dan tidak perlu

    dipersoalkan lagi! .amun bagi sebagian orang, lebih-lebih bagi para iloso 

    yang melihat segala sesuatu dari sisi lain yang paling dalam (second look),

    makna kata baik masih harus diperdebatkan! Celakanya, dalam

    memperdebatkan masalah ini masing-masing dari mereka mendasarkan

    pada perspektinya sendiri-sendiri sehingga tidaklah aneh jika sekarang ini

    ada banyak batasan tentang /baik0!

    aum hedonis misalnya, sebagaimana dijelaskan oleh eorge

    Ed+ard Moore yang dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya

    Etika bad edua 2uluh, mengartikan kata baik sebagai nikmat sehinggasesuatu yang dapat mendatangkan kenikmatan sajalah yang boleh disebut

    baik! Etisis psikologik seperti >ume mengartikan kata baik sebagai sesuatu

    yang diinginkan orang! Etisis 8eonom mengartikan kata baik sebagai

    sesuatu yang diinginkan 8uhan sehingga apa-apa yang menurut +ahyu

     llah adalah baik maka itulah baik! 'ementara 'pen#er mendeinisikan

    kata baik sebagai sesuatu yang bermanaat bagi eolusi!

    ,. Apa imm%ra" !an apa +e!an)a !engan am%ra"?

    *anyak orang mengartikan amoral se#ara keliru, yaitu sebagai

    perbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral! $ni salah

    besar dan sudah tentu harus dikoreksi! moral sebenarnya merupakan

    13

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    14/38

    sesuatu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah moral  (being 

    outside the sphere to which moral udgments apply).

    2erbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral, atau

    yang tidak konsisten dengan moralitas yang murni dan baik (inconsistent 

    with purity or good morals), atau yang se#ara moral salah (morally wrong)

    lebih tepat disebut imoral (immorality).

    -. Ka"au etika merupakan a"saah m%ra" maka apa i"saah itu?

    ata /ilsaah0 berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti

    #inta (loving)  dan sophia  yang bermakna kebijaksanaan (wisdom),

    sehingga makna hariyahnya adalah /#inta kepada kebijaksanaan (the love

    of wisdom) atau #inta kepada ilmu pengetahuan0.

    %iloso pertama yang menggunakan kata itu (atau tepatnya

     philosophos) adalah iloso 2ythagoras (@3; - @

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    15/38

    edua, karena sebagai ilmu+an ataupun proesional tidak mungkin

    dapat dipisahkan dari umat manusia beserta kehidupannya! Melalui

    pendekatan ilsaati maka diharapkan para ilmu+an dan proesional akan

    lebih mampu memahami manusia se#ara utuh7 baik sebagai subjek

    (pelaku) maupun objek (sasaran) sesuai hakekat dan essensinya masing-

    masing guna mendapatkan orientasi kritis dan arahan dalam melaksanakan

    tugas dan ke+ajibannya!

    "alam situasi yang ditandai oleh kemajuan yang sangat pesat di

    bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (sebagai akibat peningkatan

    kegiatan riset, termasuk riset terhadap manusia), tentunya pemahaman

    tentang ilsaah menjadi lebih diperlukan lagi! *arangkali karena alasan

    inilah maka 6illiam *arrett menyatakan dalam bukunya “he *llusion of 

    echni+ue”  (sebagaimana dikutip oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam buku

    “"iving *ssues in hylosophy”)  bah+a untuk masa-masa sekarang

    semestinya lebih dari masa-masa lampau, yaitu perlu menempatkan

    kembali seluruh gagasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi

    kedalam jalinan baru dengan kehidupan manusia! *eliau mengingatkan

    agar ilsaah modern memberikan respon yang memadai atas kemajuan

    tersebut, atau kalau tidak maka umat manusia akan kehilangan tujuan,arahan dan juga kebebasan se#ara permanen!

    'adar ataupun tidak sebenarnya setiap indiidu sudah memiliki

    ilsaah yang berkaitan dengan objek-objek isik, manusia, hidup, mati,

    benar dan salah, baik dan buruk, sang pen#ipta alam dan sebagainya!

    ambaran dari pikiran mereka tentang objek-objek tersebut diperoleh le+at

    berbagai ma#am #ara, yang barangkali masih samar-samar atau bahkan

    membingungkan! "alam tahun-tahun a+al dari kehidupannya orang lebih

    banyak memperoleh masukan dari keluarga, ka+an dekat, dan dari

    berbagai ma#am indiidu dan kelompok!

    ambaran pikiran yang kemudian menimbulkan sikap pandang

    terhadap objek-objek tertentu yang diamatinya itu masih bisa dipengaruhi

    lagi oleh kehadiran ilm, lirik musik, teleisi, buku dan sebagainya! *oleh

    15

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    16/38

     jadi sikap pandang mereka merupakan hasil releksi dari dalam dirinya

    sendiri atau bisa juga merupakan hasil dari kebiasaan atau emosi yang

    bersiat bias! 2engertian populer yang masih bersiat umum tentang ilsaah

    seperti itu tidaklah #ukup sebab belum menggambarkan tugas dan kerja

    ilsaah se#ara jelas! Masih diperlukan pengertian yang lebih spesiik, tidak

    samar-samar, tidak ka#au-balau dan dangkal!

    'etidaknya ada lima buah deinisi yang kemukakan oleh 8itus, 'mith

    dan .olan dalam bukunya “"iving *ssues in hilosophy” !

    2ertama, ilsaah merupakan seperangkat sikap atau keyakinan

    terhadap kehidupan beserta alam semesta, yang sering kali tidak dapat

    diganggu gugat (a set of attitudes or beliefs toward life and the universe

    which are often held uncritically). 

    *atasan tersebut merujuk kepada perspekti yang luas dan pola

    yang lebih besar mengenai sesuatu! ika orang, ketika menghadapi suatu

    krisis atau masalah, berkata “filosofi saya adalah .........................-”, maka

    hal itu menga#u kepada pengertian ilsaah yang bersiat personal dan

    inormal, sehingga oleh karenanya seringkali tidak dapat dikritik! Lebih

    tepatnya lagi, deinisi tadi baru merujuk pada arti ilsaah sebagai suatu

    pandangan hidup(having a philosophy).

    *iasanya orang-orang yangmemiliki ilosoi akan lebih mampu menghadapi berbagai ma#am krisis atau

    masalah dengan penuh ketenangan dan kesabaran!

    edua, ilsaah merupakan sebuah proses releksi dan kritisi

    terhadap keyakinan maupun sikap sampai ke tingkat paling dalam (a

     process of reflecting upon and critici'ing our most deeply held beliefs and 

    attitudes)!

    *atasan tersebut merujuk pada pengertian yang lebih bersiat ormal,

    yakni /doing philosophy”. endati pengertian “having a philosophy”   dan

    “doing philosophy”   saling kait-mengkait, tetapi dengan /having a

     philiosophy” saja tidaklah #ukup untuk melaksanakan proses releksi dan

    kritisi! Ciri dari sikap ilsaati yang sebenarnya adalah selalu ingin men#ari

    tahu dan bersikap kritis (a  searching and critical attitude)  yaitu dengan

    16

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    17/38

    pandangan terbuka disertai toleransi melihat semua sisi dari sesuatu isu

    tanpa prasangka!

    *erilsaah maknanya, tidak #ukup dengan hanya memba#a dan

    memahami ilsaah! Masih diperlukan penguasaan ketrampilan beragumen,

    teknik analisis serta seperangkat bahan yang diperlukan agar dapat

    merasakan dan berpikir dalam +a#ana ilsaati! Melalui proses releksi dan

    kritisi maka orang akan dapat melihat setiap sesuatu dari sisi lain (second 

    look), yang tentunya bisa berbeda dari pandangan umum kebanyakan

    orang yang masih bersiat dangkal! Mereka melihat dari sisi yang lebih

    dalam, mendasar dan abstrak!

    Melalui pandangan yang bersiat ilosois maka para dokter akan

    menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan ketika menghadapi

    problema klinik (yang pada hakekatnya juga problem etik) sebab ada

    orientasi dan arahannya7 misalnya tentang kapan suatu tindakan

    penyembuhan perlu diteruskan dan kapan pula harus dihentikan karena

    sudah bersiat muba&ir (futile).

    etiga, ilsaat merupakan sebuah upaya memperoleh pandangan

    atau gambaran umum (world view), dengan men#oba mengkombinasikan

    konklusi-konklusi dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia ke dalambentuk pandangan uniersal yang konsisten! "engan pandangan tersebut

    para iloso bermaksud men#oba melihat kehidupan tidak dari pandangan

    spesialistik seorang ilmu+an, pengusaha ataupun seniman semata7 tetapi

     justru dari pandangan umum oleh seseorang yang menyadari kehidupan

    sebagai suatu yang bersiat totalitas!

    eempat, illsaah merupakan bentuk analisis logis yang akan

    mengklariikasi ungkapan atau konsep (the logical analysis of language and 

    the clarification of the meaning of words and concepts).

    elima, ilsaah dilukiskan sebagai kajian terhadap seperangkat

    problem kehidupan umat manusia yang oleh para ilos selalu ingin di#ari

     ja+abannya (a group of perennial problems which interest mankind and for 

    which philosophers have always sought answer).

    17

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    18/38

    2ara ahli memang bisa berbeda dalam merumuskan batasan

    mengenai ilsaah disebabkan perspektinya masing-masing! 2lato sendiri

    mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan untuk men#ari hakekat

    kebenaran yang asli! 'ementara ristoteles, yang lebih menitikberatkan

    penyelidikannya pada pembagian ilmu ilsaah, menjelaskan bah+a ilsaah

    adalah pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu isika,

    logika, etika, ekonomi, politik dan estetika! *eliau juga menyatakan bah+a

    ilsaah adalah ilmu yang men#ari kebenaran yang pertama atau ilmu

    tentang segala apa yang ada yang menunjukkan adanya sesuatu yang

    mengadakan sebagai penggerak pertama! 'ebagaimana halnya 2lato, ia

    belum sampai pada konsepsi adanya 8uhan yang men#iptakan! Mar#us

    8ullius Ci#ero (1

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    19/38

    :asa kagum akan sesuatu, dapat menimbulkan hasrat untuk

    menyelidiki tentang segala sesuatu yang dikagumi tersebut! >al ini dialami

    sendiri oleh 2lato, bah+a mata kita memberi pengamatan akan bintang-

    bintang, matahari dan bulan! 2engamatan tersebut memberi dorongan

    kepada kita untuk menyelidiki benda-benda itu sehingga akhirnya sampai

    ke asal-muasal alam semesta!

    etidakpuasan terhadap sesuatu (misalnya tentang mitos dan mite)

     juga dapat melahirkan keinginan untuk melakukan penyelidikan!! 'ebelum

    ilsaat itu sendiri lahir, berbagai mitos dan mite (termasuk di bidang

    kedokteran) memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan

    umat manusia, utamanya dalam masyarakat Yunani! Meski mitos dan mite

    berupaya keras menjelaskan berbagai peristi+a yang terjadi di alam

    semesta, siat-siat dan asal-muasalnya namun penjelasan itu tetap tidak

    memuaskan! etidakpuasan itulah yang mendorong manusia untuk terus

    men#ari kebenaran hakiki! Mun#ulnya ilmu-ilmu sosial dan sain adalah

    berkat pemikiran para iloso! "engan kata lain, semua ilmu yang ada pada

    a+alnya dipelajari dalam +a#ana ilsaati!

    $lmu kedokteran itu sendiri pada a+alnya, yaitu pada &aman Mesir 

    kuno dan *abilonia (sekitar B

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    20/38

    iloso berhasil merubah praktek kedokteran yang berbau mistik menjadi

    lebih rasional! Maka tidaklah salah jika kemudian uguste Comte

    berpendapat bah+a sesungguhnya yang terjadi di Yunani pada masa-masa

    itu adalah pergumulan antara mitologi dan logos! *eliau juga membagi

    sejarah manusia menjadi tiga tahapan, yang masing-masing tahapan

    ditandai oleh #ara berpikir teologik, metaisik atau positiistik!

     dapun mengenai hasrat bertanya perlu dijelaskan bah+a hasrat

    tersebut mun#ul sebagai akibat ketakjuban manusia akan sesuatu yang

    dilihatnya! etakjuban inilah yang membuat orang tak habis-habisnya

    bertanya sehingga pada akhirnya mereka melakukan pengamatan,

    penelitian dan penyelidikan!

    'edangkan mengenai keraguan perlu disampaikan disini bah+a

     ugustinus dan :ene "es#artes memulai berilsaah bukan karena

    kekaguman atau ketakjuban, melainkan justru bermula dari keraguan dan

    kesangsian! "ari sinilah kemudian kedua iloso tersebut berpikir lebih

    mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan

    kebenaran hakiki!

    2ada a+alnya ilsaah terbagi menjadi tiga #abang sesuai bidang

    telaahannya7 yaitu tentang apa yang disebut benar dan salah (ilsaah ilmu),apa yang dianggap baik dan buruk (ilsaah moral atau etika) serta tentang

    apa yang disebut indah dan tidak indah (ilsaah estetika)! .amun selaras

    dengan siat dasarnya yang spekulati maka ilsaah sesungguhnya juga

    mentelaah segala apa yang dapat dipikirkan manusia, sehingga pada

    akhirnya berkembang meliputi berbagai bidang!

     ristoteles misalnya, membagi disiplin ini menjadi ilsaat spekulati 

    atau teoritis, ilsaah praktika dan ilsaat produkti! 2lato membagi menjadi

    dialektika, isika dan etika! 'edangkan 6ill "urant membagi menjadi logika,

    estetika, etika, politika dan matematika! 'ekarang #abang ilmu ilsaah

    meliputi epistimologi, metaisika (ontology, kosmologi, metaisika dan

    antropologi), logika, etika, estetika dan ilsaah tentang berbagai disiplin

    20

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    21/38

    ilmu (seperti ilsaah agama, pendidikan, ilmu, hokum, sejarah, matematika

    dan ilsaat politik)!

    *ah+a ilsaah terus dipelajari karena ia diperlukan sebagai orientasi

    dan sekaligus arahan! *uah pemikirannya akan dapat dipakai sebagai

    a#uan dasar dalam penentuan nilai moralitas, sementara moralitas itu

    sendiri juga dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan keetisan

    sesuatu sikap dan prilaku! $barat tanaman maka ilsaah adalah rabuk yang

    akan menyuburkan moral! 'ementara moral dipakai sebagai dasar dalam

    menentukan keetisan dan hukum!

    1/. Apa gunan)a i"saah +agi kehi!upan umat manusia?

    'ebagaimana diuraikan diatas bah+a ilsaah memberikan kepada

    umat manusia suatu kebenaran dari aspek yang paling dalam (hakiki)!

    "engan kebenaran hakiki tersebut maka orang selain akan mendapatkan

    orientasi juga arahan sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh

    keadaan yang semakin tidak menentu! 'elain itu, ilsaah juga akan

    mempertajam pemikiran tentang moral!

    mat manusia kini sedang berada pada periode yang mirip masa-

    masa akhir dari peradaban/raeco0Roman, Renaissance

    ,Reformasi 

      danRevolusi *ndustri yang ditandai oleh adanya pergeseran mendasar dalam

    hal nilai, tradisi dan #ara berpikir! 2erubahan demi perubahan yang terjadi

    sekarang ini sudah sangat menyentuh hal-hal yang paling mendasar dari

    kehidupan manusia dan masyarakat!

    'ekarang umat manusia sudah memiliki modal dasar yang sangat

    besar untuk menguasai alam (termasuk angkasa luar) sehingga mampu

    membuat terobosan dan langkah-langkah raksasa di area sain dan

    teknologi, agrikultur, kedokteran, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan!

    "alam abad ke FF yang baru saja berlalu, utamanya dalam

    beberapa dekade terakhirnya, orang telah banyak menyaksikan atau

    bahkan mungkin merasakan sendiri bagaimana pesatnya kemajuan ilmu

    21

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    22/38

    pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang kedokteran dan biologi

    molekuler!

    alangan medis sendiri harus sadar bah+a kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah men#iptakan

    berbagai ma#am paradok (medical parado1).

    2aradok pertama adalah bah+a apa yang dahulu mustahil, sekarang

    menjadi mungkin! Melalui intra0uterine screening   para dokter di bagian

    obstetri sudah dapat mendeteksi penyakit genetik atau penyakit yang akan

    mun#ul pada usia de+asa (adult onset disease)  dari janin yang masih

    berada dalam kandungan ibunya dan dengan artificial respirator   mampu

    mempertahankan proses kehidupan pada tubuh +anita hamil yang sudah

    dinyatakan mati (to keep dead people alive) guna mempertahankan bayi

    yang belum viabel untuk dilahirkan. esemuanya itu belumlah apa-apa jika

    dibandingkan dengan rekayasa genetika (genetic engineering) yang se#ara

    teoritis mampu membuat replika manusia serta men#iptakan ras-ras baru

    dari ormulasi dan kombinasi gen lintas species  ataupun lintas kingdom,

    misalnya antara gen manusia dengan gen binatang sehingga menjadi

    makhluk human0animal (chimeras)  atau bahkan antara manusia dengan

    mesin sehingga menjadi makhlukhuman0machine (cyborg).

    2aradok ke dua adalah bah+a dengan kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi, dunia kedokteran telah mampu mengidentiikasi kondisi

    medik tanpa gejala (asymptomatic medical condition)  atau risiko (risk)

    sebagai suatu penyakit (disease) sehingga untuk masa-masa sekarang ini

    dan masa-masa mendatang tidak lagi mudah membedakan keadaan

    illnesses dan non0illnesses! *agi orang a+am yang tidak aham mengenai

    ilmu kedokteran maka hal sema#am ini, sebagaimana digambarkan oleh

    2roesor ohn Ladd dari *ro+n niersity, “like identifying dark clouds with

    a thunderstorm”.

    8entunya masih banyak lagi paradok lain yang tidak perlu disebutkan

    satu per satu, tetapi yang jelas paradok-paradok di bidang kedokteran

    sangat potensial memun#ulkan konlik, sebagai akibat perbedaan konsep

    22

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    23/38

    lama yang telah lebih dahulu tertanamkan dengan konsep baru! Maka

    tantangan utama dalam menghadapi penerapan berbagai teknologi maju

    adalah bagaimana memahami conseptual tranformation dari teknologi

    tersebut! >al ini menjadi penting sebab setiap perubahan konsep selalu

    mempunyai implikasi etik7 baik positi maupun negati!

    'ah-sah saja kalangan medis (bahkan orang a+am) merasa

    gembira, kagum dan bahkan bangga atas keberhasilan 6hite dan ka+an-

    ka+an melakukan per#obaan transplantasi otak terhadap seekor monyet

    sehingga mampu hidup sampai satu minggu lamanya! plikasinya pada

    manusia hanyalah soal +aktu dan keberanian saja mengingat binatang

    tersebut dari sudut biologi amat mirip dengan manusia! .amun pertanyaan

    mendasar yang sampai sekarang belum bisa dija+ab oleh para dokter 

    adalah7 apa yang sesungguhnya terjadi jika pada suatu +aktu nanti berhasil

    memindahkan otak seorang penjahat yang mati tertembak jantungnya ke

    rongga kepala seorang proesor yang menderita kanker otak= "okter telah

    menyelamatkan sang proesor dengan memberikan otak baru (yaitu

    obatnya penjahat) ataukah justru telah menyelamatkan si penjahat dengan

    memberikan tubuh baru (yaitu tubuhnya proesor)= Lalu siapakah yang

    sebenarnya menjadi donor dan siapa pula yang menjadi resipien= 5rganmanakah yang menjadi subjek transplantasi7 yaitu otak ataukah justru

    tubuh=

    'ungguh tidak akan pernah ada ja+aban yang pasti tanpa disertai

    pemahaman memadai tentang ilsaat, utamanya tentang tujuan hakiki dari

    proesi medis dikaitkan dengan hakekat manusia (human  nature)  yang

    merupakan kesatuan yang utuh dari ji+a dan raga! i+a itu sendiri terdiri

    atas tiga buah unsur esensial yang membedakan manusia dengan benda

    atau makhluk he+ani7 yaitu  akal (intellect),  rasa (emotion)  dan kehendak 

    (will). "alam ilsaat ja+a ke tiga unsur tadi lebih dikenal dengan sebutan

    roso, karso dan karyo!

    *agi proesional medis tentunya pemikiran ilsaati menjadi sangat

    penting ketika harus berhadapan dengan problem yang sulit! *enar bah+a

    23

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    24/38

    berdasarkan kode etik para dokter harus berusaha dengan sekuat tenaga

    untuk menyembuhkan pasiennya, tetapi pertanyaan kritis yang perlu

    diajukan adalah, apakah upaya penyembuhan (curing) harus terus

    dilakukan tanpa batas +aktu= *ukankah penggunaan alat penunjang

    kehidupan (supportive life)  seperti respirator   se#ara berkepanjangan

    merupakan bentuk penyalahgunaan peralatan medis (abused of 

    e+uipment) yang justru tidak etis=

    2ara dokter harus mulai memikirkan tentang tujuan hakiki (true

    goals) dari proesi medis sebagai a#uan dasar dalam menetapkan

    kebijakan medis! ntuk itulah 8obin (;

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    25/38

    tindakan pera+atan (caring)  harus tetap diberikan sampai pasien

    meninggal dunia! >al ini sejalan dengan rekomendasi Coun#il on Ethi#al

    udi#ial airs o the meri#an Medi#al sso#iaton, bah+a “hysicians

    have no obligation to provide futile 3R, if fails to specify any level of 

    statistical certainty at which the udgment is warranted”. Lebih jauh >astings

    Center and the 'o#iety o Criti#al Care menyatakan bah+a “roviding 

    intensive care to patients in a persistent vegetative state is generally a

    misuse of resources”.

    11. Apa )ang !imaksu! !engan etika situasi?

    oseph %let#her, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnis 'useno

    dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, menolak adanya norma-norma

    moral umum karena ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit!

    *eliau mendasarkan pada kenyataan bah+a setiap situasi itu unik dan tidak

    terulang! 'elain itu, setiap situasi akan merubah masalahnya! 5leh sebab

    itu oseph %let#her berpendapat bah+a4

    a! ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit7

    b! jika situasinya berbeda maka ke+ajiban moralnya juga bisa berbeda

    +alau subjeknya sama7#! tindakan apapun yang dilandasi #inta kasih adalah benar7 dan

    d! prinsip moral konensional (tradisional) boleh dipertimbangkan, tetapi

    tidak mengikat!

    Contohnya, ke+ajiban mendapatkan informed consent   merupakan

    ke+ajiban moral (bahkan ke+ajiban hukum) yang harus dipenuhi sebelum

    melakukan operasi! .amun jika dokter menghadapi situasi emergensi

    maka ke+ajiban moral (juga ke+ajiban hukum) dapat ditiadakan atas dasar 

    #inta kasih untuk menyelematkan nya+a pasien! lasannya, selain

    prosedur informed consent memerlukan komunikasi eekti dua arah (two

    way traffic communication)  sehingga perlu +aktu,   juga mensyaratkan

    kondisi kesadaran compos mentis! 2adahal tindakan penyelamatan

    25

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    26/38

    (emergency care)  membutuhkan ke#epatan bertindak untuk men#egah

    kematian dan ke#a#atan tetap!

    "alam dunia pelayanan kesehatan akan banyak sekali didapati

    dilema yang disebabkan oleh situasi ambigi dan ketidakpastian (situations

    of ambiguity and uncertainty), yaitu manakala tindakan dokter tidak dapat

    diprediksi konsekuensinya dan manakala prinsip-prinsip moral umum

    (general princples) tidak mampu lagi menolong atau mengarahkan! "alam

    hal situasi pasien sedemikian rupa maka pertanyaan yang mun#ul adalah,

    lebih penting mempertahankan hidup pasien ataukah menghilangkan

    penderitaannya=

    8ugas etika situasi (situation ethics)  adalah merespon ketidak-

    pastian itu dengan melakukan kalkusi sehingga etika situasi sering disebut

    calculus morality ! $a selalu men#oba bergerak dari diskripsi situasi khusus

    menuju analisis prinsip-prinsip uniersal dan konsep!

    12. Apa pu"a )ang !imaksu! !engan etika !iskursus?

    Menurut urgen >abermas, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnes

    'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, bah+a manusia moderen

    tidak luput dari tuntutan yang khas bagi modernitas! eyakinan-keyakinanmoral harus dilegitimasi (disahkan) lebih dahulu se#ara rasional! Menurut

    beliau, pendasaran pada pandangan dunia dan tradisi-tradisi agama tidak

    #ukup dalam budaya pas#a-tradisional! >anya norma-norma yang dapat

    diperlihatkan berlaku uniersal sajalah yang berhak menuntut untuk

    dipatuhi!

    Meski pendapatnya bertolak dari teori imperatie kategoris

    Emmanuel ant, namun urgen >abermas tidak menyetujui #ara

    Emmanuel ant dalam memberlakukan norma moral sebagai norma yang

    berlaku uniersal! Menurut beliau tidak #ukup kalau setiap orang se#ara

    sendirian (monologis)  dapat menetapkan keberlakuan sebuah norma!

    .orma moral harus disepakati bersama, utamanya menyangkut masalah

    yang sangat urgen!

    26

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    27/38

     da banyak hal atau peristi+a yang melatar-belakangi perlunya

    dibuat kesepakatan, antara lain sejarah kelam menyangkut penelitian

    terhadap manusia pada &aman .a&i, yang selain tidak mengindahkan

    harkat dan martabat juga melanggar hak-hak asasi manusia (peristi+a

    >olo#aust)! uga penelitian penyakit sipilis yang merendahkan ras kulit

    hitam (racism)  yang dilakukan di merika (kasus 8uskegee)! 2eristi+a-

    peristi+a seperti itulah yang kemudian melahirkan kesepakatan yang

    dituangkan dalam bentu deklarasi7 antara lain "e#laration o >elsinski, dan

    "e#laration o enee! adang kesepakatan juga dapat dituangkan dalam

    kode etik, misalnya .uremberg Code on >uman!

    13. Apa kaitan antara i"saah& m%ra"& etika !asar& !an etika terapan?

    Menga#u pada apa yang sudah dibahas di bagian depan maka

    ilsaah memberikan orientasi dan arahan serta mempertajam pembahasan

    menyangkut moralitas, sementara moral dipakai sebagai a#uan dalam

    menentukan keetisan! Etika dasar membahas tentang teori etika

    menyangkut #ara-#ara mengambil keputusan etik! 'edangkan etika terapan

    membahas penerapan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari!

    1#. Apa )ang !imaksu! !engan k%!e etik?

    Ciri utama dari proesi adalah memiliki kode etik yang dapat

    dijadikan sebagai kerangka a#uan dalam mengambil keputusan atas dilema

    etik yang timbul dalam pelaksanaan suatu proesi! 'elain itu juga dapat

    dipakai sebagai pedoman bersikap dan berprilaku! Meski #akupannya lebih

    luas namun kode etik tidak pernah berbenturan dengan hukum! 'edangkan

    keberlakuannya menuntut haati nurani, bukan paksaan!

    adi kode etik adalah datar ketentuan tertulis (written list) dari aturan

    (rule)  yang didalamnya mengandung nilai dan norma dalam proesi,

    sekaligus dipakai sebagai standar berprilaku! 'iatnya tidaklah statis,

    melainkan dinamis dan amat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat

    maupun proesi! 8entunya setiap anggota suatu proesi bertanggungja+ab

    27

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    28/38

    terhadap tegaknya nilai-nilai dan norma-norma proesi yang dituangkan

    kedalam kode etiknya masing-masing!

    1$. A!akah etika memi"iki sanksi?

    'ebagaimanai halnya hukum, etika juga memiliki sanksi! >anya saja

    sanksi etika tidak dapat dipaksakan kepada pelanggarnya, bukan saja

    karena ia tidak memiliki sarana pemaksa seperti halnya hukum, tetapi juga

    karena siat dasarnya yang menghendaki agar prilaku etik dilaksanakan

    berdasarkan hati nurani!

    2ada pelanggaran etika tertentu yang kualitasnya berat (gross

    immorality), yakni pelanggaran terhadap hak asasi manusia (fundamental 

    of ethical principles), selain sanksi etik juga sanksi hukum (yang bersiat

    paksaan) dapat diberlakukan! "alam hal ini +ilayah pelanggarannya

    bertumpang-tindih antara etika dan hukum! 6ilayah inilah yang seringkali

    disebut Etiko-Legal!

     dapun bentuk sanksi etika dapat berupa kata, bahasa, isyarat

    (seperti #emohan dan #ibiran), atau tindakan tertentu (seperti pengu#ilan)

    yang kesemuanya itu mereleksikan ketidak-sukaan komunitasnya! 'anksi

    ini diberikan terhadap pelanggaran etika ringan dan berat!

    BAB II

    0TIKA DASAR

    1'. Apa )ang !imaksu! etika !asar?

    Etika dasar atau basic ethics merupakan studi yang membahas

    dasar-dasar etika se#ara umum, sebagai landasan untuk memahami lebih

     jauh isu-isu etik berkaitan dengan bidang-bidang spesiik! "idalamnya

    mengandung teori etika (ethical theory), pembuatan keputusan etik (ethical 

    decision making), dan model-model pembuatan keputusan etik (ethical 

    decision making model). 

    28

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    29/38

    8anpa memahami etika dasar maka orang, termasuk proesional,

    akan mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan problem kehidupan

    yang pada dasarnya banyak mengandung dilema etik!

    1(. e"askan mengenai te%ri etika

    8eori etika menyediakan sebuah sistem untuk menyelesaikan dilema

    etik, yakni sebuah situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternati 

    solusi yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling

    bertentangan! "ilema tersebut banyak dijumpai dalam pelayanan

    kesehatan dan seringkali para proesional tidak dapat menemukan

     ja+abannya yang tegas! 8idaklah salah jika orang mengatakan bah+a

    dalam sering lebih banyak pertanyaan daripada ja+abannya!

    8eori etika men#akup keyakinan-keyakinan dasar tentang apa yang

    se#ara moral benar dan salah serta mena+arkan pertimbangan-

    pertimbangan untuk mempertahankan keyakinan tersebut! $a juga

    menyediakan dasar bagi penyusunan kode etik proesi!

    'ebetulnya ada banyak #ara yang dita+arkan oleh teori etika dalam

    menyelasaikan dilema etik, namun dalam buku ini hanya akan dibahas

    se#ara singkat teori deontologi dan teleologi saja!"eontologi tersusun dari dua kata, yaitu “deon”   yang artinya

    ke+ajiban (ikatan) dan kata “logos” yang berarti ilmu! $a merupakan sebuah

    #ara pengambilan keputusan etik berdasarkan pada ke+ajiban yang telah

    ditetapkan lebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip yang tetap dan absolut

    (unchanging an absolute principles), yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai

    uniersal agama-agama besar! 2rinsip dasarnya dimaksudkan untuk

    menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan ke+ajiban!

    $de kun#inya adalah bah+a tindakan apapun yang sesuai dengan

    ke+ajiban (yang telah ditentukan lebih dahulu) dianggap benar, sedangkan

    yang berseberangan dengan ke+ajiban dianggap salah!

    ekurangan teori deontologi terletak pada penetapan ke+ajiban

    (yang mungkin saja dapat menimbulkan konlik tersendiri) dan pada

    29

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    30/38

    peme#ahan mengenai ke+ajiban mana yang seharusnya didahulukan!

    "ipertanyakan pula tentang asal-muasal timbulnya ke+ajiban tersebut7

    misalnya tentang siapa yang harus mengidentikasi dan menetapkannya!

    Meski dikatakan lebih dapat diterima dalam bidang pelayanan kesehatan

    namun teori ini dinilai tidak leksibel!

    8eleologi berasal dari kata “telos”   yang maknanya adalah akhir 

    tujuan dan kata “logos” yang maknanya ilmu! 8eori ini mena+arkan #ara

    pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah suatu

    perbuatan dengan didasarkan pada akibat dari perbuatan tersebut! arena

    harus dilihat dahulu situasinya dan dikalkulasi baik buruknya maka teori ini

    disebut situation0ethics atau calculus morality.

    2rinsip dasarnya ini adalah manaat (utility), yang menetapkan

    berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari akibatnya sehingga

    perbuatan yang benar adalah yang menghasilkan kebaikan, sementara

    perbuatan yang salah adalah yang akan mendatangkan kerugian!

    $de kun#inya adalah bah+a baik (good) dideinisikan sebagai

    kebahagiaan atau kesenangan sehingga tindakan apapun dianggap benar 

    manakala dapat memba+a kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian

    seke#il-ke#ilnya!8eori teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode etik,

    ke+ajiban-ke+ajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan

    situasi khusus! sumsi dasarnya adalah bah+a baik dan buruk (good and 

    harm)  dapat dikalkulasi seperti ormula matematika sehingga seseorang

    dapat menilai sendiri tingkat baik dan buruknya dari kasus spesiik!

    2embuat keputusan dapat mempertimbangkan tindakannya untuk

    kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang

    saat menghadapi situasi yang sama!

    ekurangan dari teori teleologi adalah karena lebih membantu

    ter#apainya kebahagiaan maksimum bagi segelintir orang dari pada

    kebanyakan orang! arena prinsipnya adalah maanaat (utility) maka orang

    dapat mengalami konlik yang tidak terselesaikan ketika sedang

    30

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    31/38

    menentukan benar dan salah! 2ertanyaan yang mun#ul adalah, tindakan

    mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian

    seke#il-ke#ilnya, sebab mengukur kebaikan relati dan kerugian relati dari

    suatu tindakan sangat sulit dan bahkan sering tidak mungkin! 8ambahan

    lagi bah+a penentuan the greatest good   sangat subjekti dan seringkali

    menghasilkan inkonsistensi keputusan! 8eori teleologi dinilai #enderung

    mengabaikan hak dan kebutuhan indiidu!

    1,. e"askan tentang k%nsep pem+uatan keputusan

    'ebagai introduksi perlu dijelaskan hal-hal penting untuk diingat,

    yaitu sebagai berikut4

    a! bah+a pembuatan keputusan atas dilema etik dipengaruhi oleh

    banyak aktor!

    b! bah+a sejalan dengan perubahan dunia maka banyak dilema baru

    mun#ul, sementara dilema lama tetap saja eksis!

    #! bah+a salah satu perubahan terbesar dunia sekarang ini adalah

    kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, utamanya dalam bidang

    pelayanan kesehatan, yang sering meninggalkan jauh dibelakang

    kemampuan etik dan hukum dalam mengatasi problem yangditinggalkan oleh kemajuan itu!

    Merujuk pada kondisi lampau dan kini maka orang, utamanya para

    proesional, harus mampu untuk4

    a! mengidentiikasi aktor-aktor penting yang dapat mempengaruhi

    pembuatan keputusan, yaitu4

    - sosio-budaya (socio0cultural factors)7

    - kemajuan ilmu dan teknologi (scientific and technological 

    advances)

    - isu-isu hukum (legal issues)7

    - perubahan status pekerja dibidang kesehatan (changes in the

    occupational status of health care workers)7 dan

    31

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    32/38

    - keterlibatan komsumen dalam pelayanan kesehatan (consumer 

    involvement in health care)!

    b! mengaplikasikan keempat prinsip moral (the four moral principles)

    dalam setiap pembuatan keputusan!!

    Menurut *eau#hamp and Childress (193) keempat prinsip moral

    tersebut terdiri dari4

    -  beneficence

    -  nonmaleficence.

    -  autonomy dan

    -  ustice.

    'edangkan menurut Catalano (1991) keempat prinsip moral tersebut

    meliputi4

    -  beneficence

    -  fidelity.

    -  autonomy dan

    -  ustice.

    1-. e"askan tiaptiap unsur !ari prinsip m%ra" terse+ut

    2rinsipbeneficence

      merujuk pada perbuatan yang baik(to do

    good). "engan prinsip ini maka setiap bentuk keputusan, termasuk

    keputusan bidang medis, selayaknya mempertimbangkan keuntungan bagi

    indiidu sasaran!

    Menurut 41ford &nglish 5ictionary , terminologi beneficence

    diartikan sebagai perbuatan yang baik yang merupakan penjelmaam dari

    kebajikan atau kebaikan (benevolence atau kindly feeling).

    8erminologi beneficence itu sendiri berasal dari bahasa Latin bene

    (well from bonus, good) dan facere (to do) dimana kebaikan atau kebajikan

    (benevolence) berakar pada bene dan volens (a strong wish or intention).

    2ara iloso yang menekankan pada pendekatan rasional dan kalkulasi

    #enderung memilih beneficence! 'edangkan mereka yang lebih melihat

    etika (utamanya dalam kaitannya dengan kebajikan), +atak (character) dan

    32

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    33/38

    dimensi-dimensi psikologik dari moral life  lebih #enderung memilih

    benevolence!

    "aid >ume #ontohnya, menempatkan benevolence sebagai naluri

    yang melekat pada manusia sejak a+al! .amun oseph *utler, %ran#is

    >ut#heson, dam 'mith dan iloso lain dari $nggris abad F$F, menganggap

    >ume tidak banyak mengkaitkan dengan penyelesaian problem etik,

    misalnya kaitannya dengan diskripsi peran dan tempat benevolence dalam

    pemetaan moralitas manusia (moral topography of human beings). dam

    'mith menggunakan terminologi beneficence, tetapi penggunaannya untuk

    menggambarkan siat dari kemauan baik serta menunjukkan semangat

    moral, bukan prinsip moral!

    esimpulannya bah+a prinsip beneficence  dapat dideinisikan

    se#ara luas dan sempit! 6illiam %rankena misalnya, mendeinisikan

    beneficence se#ara luas, yaitu sebagai prinsip yang didalamnya

    mengandung elemen pengekangan terhadap perbuatan yang dapat

    menimbulkan kerugian, pen#egahan dan pelepasan terhadap perbuatan

    buruk, serta elemen peningkatan terhadap kebaikan! 6alau ames

    Childress mengadopsi elemen-elemen beneficence dari %rankena namun ia

    mengklasiikasi kembali menjadi dua prinsip yang berbeda, yaitu prinsipbeneficence dan prinsip nonmaleficence. 

    2rinsip nonmaleficence  menghendaki agar setiap keputusan untuk

    melakukan perbuatan tertentu, meliputi tindakan di bidang medis, tidak

    merugikan indiidu dimana perbuatan itu dilakukan (to do no harm). *ah+a

    Catalano tidak men#antumkan prinsip ini sebagaimana yang dilakukan

    *eau#hamp dan Childress karena lebih bersetuju dengan pemikiran 6illiam

    %rankena, bah+a prinsip nonmaleficence  sudah tersirat dalam prinsip

    beneficence sehingga tidak perlu dijadikan prinsip moral.  .amun beliau

    kemudian memasukkan fidelity   sebagai prinsip moral, yang me+ajibkan

    proesional menunjukkan ke#ermatan, kejujuran, kepatuhan dan kesetiaan

    terhadap tanggung ja+ab yang diembannya! 2rinsip ini dinilai olehnya

    sebagai elemen kun#i dari akontibilitas!

    33

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    34/38

    2rinsip autonomy merujuk pada adanya hak indiidu sasaran untuk

    membuat keputusan menyangkut kepentingannya sendiri! .amun harus

    diahami bah+a autonomy konsumen punya batas dan tidak boleh

    mengganggu autonomy   proesional! 2roesi juga punya autonomy   yang

    pada batas tertentu tidak boleh diganggu-gugat!

    "alam kaitannya dengan pasien misalnya, autonomy   berarti hak

    pasien untuk membuat keputusan atas layanan kesehatannya sendiri (the

    right to make decisions about one2s health care). "engan hak tersebut tidak

    berarti pasien bebas meminta layanan kesehatan menurut keinginannya!

     tas dasar itu autonomy   pasien mesti dikendalikan dan dikontrol oleh

    prinsip-prinsip moral lainnya (seperti beneficence dan non0maleficence)

    serta autonomy proesional!

    ika misalnya pasien meminta persalinan le+at operasi Cesar  maka

    hal itu perlu dipertimbangkan masak-masak (dari segi benefit and risk )

    manakala tidak ditemukan adanya indikasi untuk operasi! 2erlu disadari

    bah+a disamping ada kelebihannya, operasi Cesar memiliki risiko potensial

    yang bisa merugikan ibu maupun janinnya! e#uali kelak ada kajian ilmiah

    (evidence based medicine) yang membuktikan bah+a operasi Caesar lebih

    menguntungkan (benefit 

    )! 5leh sebab itu dalam meresponautonomy 

    pasien hendaknya berhati-hati!

    2rinsip  ustice (as a fairness  maupun as a distributive ustice)

    menunjukkan adanya ke+ajiban yang adil kepada semua orang! 2rinsip ini

     juga men#erminkan adanya keseimbangan antara hak dan ke+ajiban,

    sehingga tidaklah adil menempatkan tanggung ja+ab yang besar kepada

    dokter tanpa diimbangi oleh haknya yang seimbang!

     

    2/. Di me!ia apa saja ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?

    .ilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam media

    sumpah, kode etik, dan deklarasi!

    'umpah berasal dari bahasa Latin,  profecio, yang kemudian dari

    kata itu mun#ullah terminologi proesi dan proesional (pengemban proesi)!

    34

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    35/38

    2ada a+alnya sumpah dokter diu#apkan oleh pengikut-pengikut 2ytagoras

    yang merasa muak terhadap praktek kedokteran pada masa itu7 yaitu lebih

    sering melakukan eutanasia dengan ra#un karena putus asa dalam upaya

    menyembuhkan pasien, tidak menghormati hidup insani (dari saat

    pembuahan) dengan melakukan aborsi, menipu pasien serta

    membo#orkan rahasia kedokteran! 2engikut 2ytagoras bersumpah untuk

    merebut kembali keper#ayaan masyarakat (public trust) yang pada masa-

    masa itu sudah mulai meluntur! Meski sebetulnya layak disebut sebagai

    /Maniesto 2ytagorean0 namun entah karena >ippo#rates juga memberikan

    kontribusi yang besar pada bunyi sumpah itu atau entah karena ingin

    memberikan penghormatan kepada beliau sebagai bapak ilmu kedokteran

    moderen maka sumpah dokter tersebut lebih dikenal sebagai /'umpah

    >ippo#rates0

    'ekarang sumpah proesi sudah menjadi kela&iman bagi setiap

    anggota proesi, bukan hanya proesi medis tetapi juga kepera+atan,

    kebidanan dan proesi lain! ika pada asalnya sumpah diu#apkan atas

    nama de+a-de+i pelindung umat manusia, sekarang diu#apkan atas nama

    8uhan Yang Maha Esa! 'umpah seperti ini akan mermberikan kesadaran

    bah+a setiap anggota proesi merupakan instrumen 8uhan untukmen#iptakan “rahmatan lil alamin” di dunia! 

    *egitu pentingnya sumpah sehingga pemerintah juga perlu

    mengaturnya, misalnya 'umpah "okter $ndonesia yang diatur dalam

    2eraturan 2emerintah! 

    'elain dirumuskan dalam media sumpah, nilai dan norma juga

    dapat dirumuskan dalam bentuk kode etik, yang pada dasarnya merupakan

    datar tertulis (written list) dari semua aturan (rules) untuk dipakai sebagai

    pedoman berprilaku! Mengingat semua anggota proesi menguasai #abang

    ilmu (body of knowledge)  yang tidak dimengerti oleh pasien (client) maka

    kode etik menjadi penting sebagai pengendali diri (self crontrol) agar tidak

    menggunakan superioritasnya se#ara tidak patut!

    35

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    36/38

    mumnya sekarang tiap-tiap proesi mempunyai kode etik sendiri-

    sendiri7 antara lain ode Etik edokteran $ndonesi (5"E$), ode Etik

    2era+at, ode Etik *idan, dan sebagainya!

    Mengenai media deklarasi perlu dijelaskan disini bah+a dalam

    masalah penting yang berkaitan dengan aspek tertentu dari kehidupan

    umat manusia perlu ada kesepakatan sesuai dengan ajaran etika

    diskursus! "alam masalah penelitian yang melibatkan manusia sebagai

    objeknya misalnya, perlu dirumuskan kesepakatan untuk menghindari

    terulangnya penelitian model &aman .a&i yang tidak mengindahkan moral

    dan etika, bahkan hak asasi manusia! $tulah latar belakang dibuatnya

    5eclaration of 6elsinki  yang kemudian direisi pada tahun 19A@!

    21. Da"am +entuk apa ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?

    'ebagaimana diuraikan di bagian depan bah+a nilai-nilai dan

    norma-norma etika dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk7 yaitu standar,

    prinsip, dan aturan (yang dikompilasi kedalam kode etik)! Masing-masing

    bentuk tersebut memiliki siat dan ungsi berbeda!

    22. Se+utkan sa"ah satu m%!e" pem+uatan keputusan etik (ethical 

    decision making model ?

    'ebetulnya ada banyak model yang dita+arkan oleh para pakar 

    etisis dalam membuat keputusan etis, namun dalam buku ini hanya akan

    dibahas model yang diajukan oleh ohnstone (1939)!

    *eliau menganjurkan agar problem moral diselesaikan dengan

    menggunakan pendekatan lima langkah, yaitu4

    1! Menilai situasinya (assessing the situation).

    ;! Mengenali dan menentukan problem moralnya (diagnosing or 

    identifying the moral problem).

    ! Menetapkan tujuannya serta meran#ang tindakan yang sesuai (setting 

    moral goals and planning an appropriate).

    B! Melaksanakan tindakan yang telah diran#ang (implementating the

    moral plan of action).

    36

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    37/38

  • 8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku

    38/38