kuliah cementing 1
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
1/55
AGENDA
SEMEN PEMBORAN
HIDROLIKA PENYEMENAN
TEKNIK PENYEMENAN
EVALUASI HASIL PENYEMENAN
ALAT-ALAT PENYEMENAN
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
2/55
Penyemenan merupakan salah satu faktoryang sangat penting dalam operasi well
completion. Dengan demikian sehingga tahapcompletion, produksi dan workover sangatdipengaruhi olehnya. Baik dari segi komposisi,sifat, fungsi dan juga berbagai additives yangdimasukkan kedalam semen.
Semen yang digunakan dalam wellcompletion juga dapat digunakan dalamberbagai kondisi baik kedalan , tekanan,temperatur, geometry lubang bor, sifat fisik
batuan dan fluida kimia dari formasi yangdijumpai.
Keberhasilan suatu penyemenan itu jugatergantung pada mutu dari semen itu sendiri dan
penunjanng lainnya yaitu peralatanpenyemenan.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
3/55
SEMEN PEMBORAN
Fungsi Semen Pemboran
Secara prinsip , fungsi utama semen ada 2 :
Mencegah bergeraknya fluida di antara 2 formasi.
Membantu melindungi casing.
Selain itu, ada beberapa fungsi yang lain yaitu :
mencegah blow out melalui annulus dengan caramempercepat pengerasan semen.
Mencegah loss circulation dengan cara menutupdaerah loss.
Mencegah casing dari beban mengejut pada waktupemboran lebih aman.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
4/55
KOMPOSISI SEMEN
MENURUT API : C3A :
merupakan fraksi yang memperbesar kecepatan hidrasi dan merupakansuatu unsur yang mengontrol initial set dan thickening time. Tetapi jugamenyebabkan semen mudah terpengaruh oleh gangguan sulfate. Semenyang mempunyai daya tahan tinggi terhadap sulfate, kadarnya ditentukanoleh C3A yaitu maksimum 3 % .
C4AF:merupakan fraksi hidrasi low heat (heat hydrationnya rendah) di dalamsemen dan akan memberi warna pada semen. Penambahan Fe2O3 yangberlebihan akan memperbesar jumlah C4AF dan memperkecil jumlah C3Adi dalam semen. Spesifikasi API menghendaki bahwa kadar C4AFditambah dua kali kadar C3A tidak melampaui 24 % untuk semen yangdaya tahan tinggi terhadap sulfate .
C3S : merupakan fraksi yang terbesar di dalam semen dan merupakanmaterial penghasil kekuatan. Fraksi ini bertanggung jawab terhadap earlystrength yaitu strength pada saat-saat pertama penempatan semen(berkisar antara 1-28 hari). Semakin besar persentase C3S maka high earlistrength semen semakin cepat.
C2S : merupakan fraksi yang mempunyai sifat menghidrasi lambat sekali(kecepatan pengerasan menjadi lambat) tetapi akan memperkuat strength
pada perpanjangan periode dan bersifat mendinginkan (cool) sementerhadap panas yang dibebaskan (head liberated).
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
5/55
KLASIFIKASI SEMEN Class : A (WCR = 0,46)
Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170Fbilamana special properties tidak dibutuhkan. Ini sama dengan semenASTM C150, type I.
Class : B (WCR = 0,46)
Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170F di
mana moderato sulfate resistance dibutuhkan. Ini sama dengan semenASTM C 150, type II.
Class : C (WCR = 0,56)
Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170F dimana dibutuhkan untuk kondisi yang high early strength. Tersedia dalamtype-type regular dan high sulfate resistance. Ini sama dengan semenASTM C 150, type III.
Class : D (WCR = 0,38)
Digunakan pada kedalaman 6000 10.000 ft dengan temperatur 230F di
mana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur agak tinggi dantekanan tinggi. Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistance.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
6/55
Class : E (WCR = 0,38)
Digunakan pada kedalaman 600014.000 ft dengan temperature 290F dimana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistant.
Class : F (WCR = 0,38)
Digunakan pada kedalaman 10.000 16.000 ft dengan temperatur 320Fdi mana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur dan tekanan sangattinggi. Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistant.
Class : G dan H (WCR = 0,44)
Digunakan sebagai basic semen dari permukaan sampai 8000 ftkedalaman sesuai dengan pembuatannya atau dapat digunakan bersama-sama dengan accelerator dan retarder yang dipakai pada range kedalamandan temperatur yang besar. Tersedia dalam type moderato dan high sulfate
resistant.
Class : J
Digunakan pada kedalaman 12.000 16.000 ft untuk temperatur dantekanan yang luar biasa tinggi sesuai dengan pembuatannya atau dipakai
pada range kedalaman sumur yang besar dengan retarder. Hanya tersedia
dalam 1 jenis/macam. Temperatur yang dibutuhkan untuk mensetsemenini harus di atas 230F.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
7/55
SIFAT-SIFAT FISIK SEMEN
A. Viscosity
Sedapat mungkin rendah agar didapatkan flow properties dan pendesakan lumpuryang baik. Semen adalah fluida non newtonian sehingga viscositas adalah fungsidari shear rate. Untuk menentukan karakteristik viscosity, dipakai Fann Viscometer.
B. Density (akan berkisar antara 10,822 ppg)
Density dari bubur semen ini harus cukup besar untuk mempertahankanpengontrolan sumur kecuali pada squeeze job.
Untuk density yang lebih rendah antara 10,815,6 ppg, material yang digunakanadalah campuran air sedang untuk density yang lebih besar antara 15,622 ppg,digunakan dispersent dan material pemberat seperti hematite.
C. PermeabilityDiharapkan semen mempunyai permeability yang kecil karena dengan permeabilityyang kecil maka tidak terjadi komunikasi diantara fluida pada saat semen telahmengeras.
Walaupun begitu factor lingkungan yang mempunyai temperature tinggi (di atas230F) akan menimbulkan strength retrogression (penurunan kekuatan) sehinggaharus ditambahkan silica fluor.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
8/55
Karakteristik Semen
Thickening Time
Adalah waktu yang dibutuhkan oleh bubur semenuntuk bercampur dan mendesak bubur semen itu kedalam lubang bor dan naik ke annulus di belakang
pipa
Beberapa hal yang mempengaruhi thickening time :
Semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
pengerasan semen. Ini merupakan faktor yang palingberpengaruh.
Semakin tinggi tekanan maka semakin cepatpengerasan semen.
Hilangnya air dari bubur semen mempercepatpengerasan semen.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
9/55
Karakteristik Semen
Storage Stability
Semen yang disimpan dalam keadaan kering akan tetap baikuntuk waktu yang lama. Tetapi perubahan kecil dapat terjadi
pada kondisi lembab di mana akan mempengaruhi
thickening time pada situasi penyemenan yang kritis
Mixing Water
Fresh water adalah air yang baik untuk campuran semen,
begitu juga air laut tetapi harus diawasi thickening timenya.Fraksi inorganic akan mempercepat pengerasan semen
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
10/55
Additive atau zat tambahan
digunakan untuk memberi variasiyang lebih luas pada sifat-sifat bubur
semen dan ini penting dalam
perencanaan penyemenan.
Additives Cement
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
11/55
Pengaruh additive terhadap sifat
semen:1. Menaikkan atau menurunkan density bubur semen.
2. Memperbesar compressive strength dari 200 ke 20.000 psi .
3. Mempercepat dan memperlambat pengerasan semen (settingtime).
4. Mengatur filtrasi semen, dalam hal ini memperkecil filtrasisemen sampai 25 cc/30 menit, pada kondisi filter pressure1.000 psi, 325 mesh.
5. Sifat-sifat aliran (flow properties) akan mempunyai rangevariasi yang luas.
6. Memperbesar tahanan (resistance) terhadap cairan korosif.
7. Mencegah hilangnya bubur semen ke dalam formasi.8. Memperkecil kekentalan (slurry viscosity).
9. Mengontrol permeability.
10. Mengontrol heat of hydration.
11. Memperkecil biaya.
12. Menaikkan atau menambah durability (sifat tahan lama).
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
12/55
Additive semen dapat digolongkan
sebagai berikut : Accelerator:
Ditambahkan untuk mempercepat tickening time dari semen
RetarderPemakaian retarder dipengaruhi oleh temperatur sumur, karenatemperatur mempercepat reaksi kimia antara semen dan air.Retarder digunakan untuk memperpanjang waktu pemompaan(thickening time) di mana naiknya temperatur lebihmempengaruhi thickening time daripada naiknya kedalaman atautekanan.
Light Weight AdditivePenambahan additive ini akan mempertinggi kolom cairan tanpamenyebabkan formation breakdown dan memperkecil biaya(cost).
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
13/55
Heavy weight additive ( bahan pemberat )
Bahan pemberat ini harus mempunyai
karakteristik :
Membutuhkan sedikit air.
Tidak mengurangi kekuatan semen.
Tidak merubah waktu pemompaan.
Mempunyai ukuran partikel yang sama.
Sedikit saja menambah bubur semen.
Chemically inert. Mempunyai SG antara 4.55.0 .
Tidak mengganggu terhadap well logging.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
14/55
HIDROLIKA PENYEMENAN
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
15/55
Aliran pada semen terdiri dari 3
type, yaitu : Plug flow
adalah aliran yang laminer dan lambat sekali sehinggagesekan antara partikel hanya terjadi dibagian pinggirsedang ditengahtengah tidak terjadi gesekan antarapartikelpartikel.
Laminer flow
adalah aliran dimana arah gerakannya sejajar danmempunyai Reynold number lebih kecil dari 2000.
Turbulent flow
adalah aliran yang cepat dan bergolak dimanamempunyai Reynold number lebih besar dari 2000.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
16/55
EVALUASI HASIL PENYEMENAN
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
17/55
EVALUASI HASIL PENYEMENAN
CBL (Cement Bond Log)
untuk mengetahui sifat ikatan cement,
apakah semen tersebut mampu
mengisolasi atau mencegah aliran dari
fluida didaerah penyemenan dan mampu
secara mekanik membantu casing di
dalam lubang bor.
Sif t ik t d i d t
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
18/55
Sifat ikatan daripada semen atau
bonding dapat dibedakan menjadi
dua Shear bondadalah sifat ikatan daripada semen yang secaramekanik membantu pipa casing didalam lubangbor. Shear bond ini ditentukan dengan ukuran
tekanan yang menyebabkan casing bergerakdidalam sarung semen (sheath of cement ) yangmengikatnya.
Hydraulic BondAdalah sifat atau kemampuan ikatan semenuntuk menghalangi / mencegah aliran dari fluidadidaerah penyemenan
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
19/55
ALATALAT PENYEMENAN
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
20/55
Peralatan Diatas Permukaan
( Surface Equipment ) Cementing unit
a. Mixer :yang umum dipakai adalah jet mixer, sedangkan yang lainadalah recirculating system. Pada jet mixer ini dipertemukan dua
aliran yaitu bubur semen dan air.b. Pompa semen :
dipakai untuk mengontrol rate dan tekanan. Jenis pompa yangdipakai dapat duplex double acting piston pump atau single actingtriplex plunger pump.
c. Engine ( motor penggerak ):
mempunyai fungsi untuk menggerakkan pompa.d. Hopper :
mempunyai fungsi utama untuk mengatur aliran dari semen keringagar merata.
e. Water tank :
berfungsi untuk tempat menampung atau menyimpan air yangdiperlukan untuk proses penyemenan.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
21/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
22/55
Alatalat di Bawah Permukaan
( Subsurface Equipment )a) Casing Shoe ( sepatu casing )
Dipasang pada ujung bawah casing dimanamempunyai fungsi umum sebagai guide.
Ada beberapa macam shoe yaitu :
Plain guide shoe
Digunakan untuk mengarahkan casing kedalam lubangbor terutama untuk formasi yang mudah runtuh
Float shoe
disamping berfungsi sebagai guide juga dapatmencegah aliran balik dari luar casing karena floatshoe dilengkapi dengan klep penahan tekanan balik.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
23/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
24/55
Pemakaian float shoe mempunyai
keuntungan - keuntungan :
Merupakan klep yang efisien, mencegah
tekanan aliran balik, mencegah blow-out
melalui casing pada saat diturunkan.
Pada waktu masuk casing, terjadi aliran
lumpur diannulus, seolaholah
merupakan suatu sirkulasi, sedangkan
sirkulasi adalah penting sebelumpenyemenan.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
25/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
26/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
27/55
Alatalat di Bawah Permukaan
( Subsurface Equipment )b) Collar
Collar adalah suatu sok penahan yangdipasang beberapa meter diatas shoe. Fungsiumumnya adalah menahan bottom plug dan
top plug.Collar mempunyai beberapa macam, yaitu :
Float collar :mempunyai fungsi yang pada umunya sama dengan
float shoe.Baffle collar with hole :
akan membantu sebagai pemberhentiancementing plug dan akan mengurangi
kontaminasi semen disekitar casing dan shoe.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
28/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
29/55
Alatalat di Bawah Permukaan
( Subsurface Equipment )
c) Centralizer
Mempunyai fungsi untuk menempatkan casingtepat ditengahtengah lubang bor agardisekeliling dinding casing mempunyai jarakyang sama kedinding lubang bor.
d) Scratcher
Mempunyai fungsi untuk membersihkan
mudcake sehingga akan memperbaiki ikatansemen baik pada casing maupun padaformasi.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
30/55Centralizer
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
31/55
SCRATCHER
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
32/55
Stage Cementing Tools
( Peralatan penyemenan bertingkat )
ECP ( External casing
packer )
Adalah packer yang
mengembang diluarcasing menutup
annulus casing dan
lubang bor.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
33/55
Stage Cementing Tools
( Peralatan penyemenan bertingkat )
a) Flexible flug, berfungsisebagai bottom plug.
Fungsi bottom flugadalah mencegah
kontaminasi antarabubur semen denganlumpur yang ada didalam sumur sertamembuat mud film
didalam casing.b) Trip plug, Berfungsi
untuk membuka stagesementing collar.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
34/55
Stage Cementing Tools
( Peralatan penyemenan bertingkat )
c) Shut off plug/Top plug
Fungsi shut off plugadalah sebagaipemisah bubur semendengan lumpurpendorongmembersihkan sisa-sisasemen yang tertinggaldidalam casing.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
35/55
Squeeze Cementing Packer
Ada beberapa macam type packer yang
digunakan pada squeeze cementing,
diantaranya adalah drillable packer dan
retrievable packer.Fungsi kedua packer tadi adalah menahan
tekanan pada satu atau dua arah dan
mengarahkan tekanan tadi ke formasi sehingga
aliran bubur semen akan mengarah keformasiakibat dorongan tekanan tadi.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
36/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
37/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
38/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
39/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
40/55
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
41/55
PERHITUNGAN CEMENT PADA PRIMARY CEMENTING
Diketahui : Casing 7, 23 ppf di set sampai kedlman 8000 ftDiameter hole = 9 in. Casing disemen dari dasar = 2000 ft.
Class cement yg dipakai ; H dg density 15.6 ppg
Cement yg ada di casing sepanjang 80 ft diantara Float
Collar dan Float Shoe
Mixing water ; 5.2 gal / sack
Ditanyakan :
1. Volume cement yang dibutuhkan
2. Volume mixing water
3. Volume displacement mud
Jawaban :
Yield cement utk class H adl 1.18 cuft/sx ( cari di tabel Halliburton atau yg lain )
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
42/55
1. Penentuan vol. Cement :
- Cap anulus : 0.1745 cuft/ft ( cari di tabel Halliburton )
- Vol. Anulus = 0.1745 cuft/ft x 2000 ft = 349 cuft- Capacity casing : 0.2210 cuft/ft ( cari di tabel Halliburton )
- Vol. Casing = 0.2210 cuft/ft x 80 ft = 17.68 cuft
Jumlah vol. Cement = 349 cuft + 17.68 ft = 368.68 cuft
2. Penentuan sack semen = 366.68 cuft / ( 1.18 cuft/sx )= 310.75 sacks
3. Penentuan mixing water :
310.75 sacks x 5.2 gals/sack = laman1615.88 gals
= 1615.88 gals / ( 42 gals/bbls )
= 38.47 bbls
4. Penentuan mud displacement :
- cap casing : 0.0396 bbl/ft ( cari di tabel Halliburton )
- Kedalaman sampai F.C = 800080 = 7920 ft
- Vol. Mud displacement = 0.0396 bbl/ft x 7920 ft = 313.63 bbls
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
43/55
MENGHITUNG PENYEMENAN
2 TAHAP (Stage Cementing )DENGAN MEMAKAI DSCC
1. Tahap pertama dilakukan pada
kedalaman 669 m sampai 1751 m
dengan jenis semen Tail Slurry, dimanadata penyemenan tahap pertama
adalah :
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
44/55
Cas : 20 ;
Depth : 37 m
Cas : 13 3/8 ;
Depth : 300 m
Cas : 13 3/8 ; Depth
: 300 m
DSCC @ 669 m@ 669 m
Collar @ 1725 m
Collar @ 1725 m
Cas : 9 5/8 ;
Shoe @ 1750 m
Cas : 9 5/8 ;
Shoe @ 1750 m
Vol 3 (Vol Annulus)
Vol 3 (Vol Annulus)
Vol 1 (Vol
shoe track)
shoe track)
ol 1 (VVoVo
Vol 2 (Vol Pocket)TTD @ 1751 m
D @ 1751 m
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
45/55
Open Hole : 12 1/4"
Intermediate Casing (OD) : 9 5/8
Intermediate Casing (ID) : 8.835
Tambahan Volume : 50%
Tail Slurry
Tail slurry merupakan bubur semen yang memiliki
compressive strength kualitas baik dikarenakan additive
yang dipakai pada saat pembuatan slurry semen
memiliki kadar yang tinggi, dan thickening time yang
dibutuhkan oleh slurry semen tersebut lebih singkat
dibandingkan dengan lead slurry, serta fluid loss yang
dapat masuk kedalam formasi lebih sedikit
dibandingkan lead slurry.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
46/55
Diketahui untuk tail slurry, slurry yield yang dimiliki adalah 1.203 cuft/sax
Pertama menghitung volume semen pada shoe track dengan kedalaman
25 m (82 ft)Volume semen (cuft) = (ID2) x 0.005454 x Depth
= (8.8352) x 0.005454 x 82
= 34.909 cuft
Kedua menghitung volume semen yang dibutuhkan untuk mengisi pocketdengan kedalaman = 1m (3.281 ft)
Volume semen (cuft) = (OD2) x 0.005454 x Depth
= (12.252) x 0.005454 x 3.281
= 2.69 cuft
Ketiga menghitung volume semen pada annulus dengan kedalaman =1081m (3546.761 ft)
Volume semen (cuft) = (OD2ID2) x 0.005454 x Depth
= ((12.25)2(9.625)2) x 0.005454 x
3546.761
= 1110.77 cuft
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
47/55
Kedua menghitung volume excess semen
pada annulusExcess semen dibutuhkan dikarenakan
dinding lubang bor yang diameternya
mengalami pelebaran akibat dari formasiyang tidak kompak.
Tambahan volume = 1110.77 x 50%
= 555.385 cuft
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
48/55
Ketiga menghitung total sax semen yang akan kita
gunakan untuk operasi penyemenan.
Total Vol. semen = Volume shoe track + Volumepocket + Volume Annulus +
volume excess
= 34.909 + 2.69 + 1110.77 + 555.385
= 1703.754 cuft
= 1703.754 x 0.1781 bbls
= 303.438 bbls
= ( 303.438 bbls/5.015 BBL/CFT)/ 1.203 cft/sax
= 1416.254 sax
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
49/55
2. Tahap kedua dilakukan pada kedalaman 669 m sampai permukaan
atau surface dengan jenis semen Lead Slurry, dimana data
penyemenan tahap pertama adalah :
Open Hole : 12 1/4"
Intermediate Casing (OD) : 9 5/8
Intermediate Casing (ID) : 8.835
Tambahan Volume : 50%
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
50/55
Lead Slurry
Lead slurry merupakan bubur semen yang memiliki
compressive strength kualitas sedang dikarenakan additive
yang dipakai pada saat pembuatan slurry semen memiliki
kadar yang tidak terlalu tinggi, dan thickening time yang
dibutuhkan oleh slurry semen tersebut lebih lama
dibandingkan dengan tail slurry, serta fluid loss yang dapat
masuk kedalam formasi lebih banyak dibandingkan tail
slurry.
Dik h i k l d l l i ld di iliki d l h 3 296
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
51/55
Diketahui untuk lead slurry, slurry yield yang dimiliki adalah 3.296
cuft/sax
Pertama menghitung volume semen pada annulus dengan kedalaman
= 669m (2194.989 ft)
Volume semen (cuft)
= (OD2ID2) x 0.005454 x Depth
= ((12.25)2(9.625)2) x 0.005454 x 2194.989
= 687.4 cuft
Kedua menghitung excess semen
Excess semen dibutuhkan dikarenakan dinding lubang bor yang
diameternya mengalami pelebaran akibat dari formasi yang tidak
kompak.
Tambahan volume = 687.4 x 50%
= 343.7 cuft
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
52/55
Ketiga menghitung total sax semen yang akan digunakan
untuk operasi penyemenan.
Total Volume semen = Volume semen +
Tambahan volume
= 687.4 + 343.7
= 1031.1 cuft
= 1031.1 x .1781 bbls
= 183.64 bbls
= (183.64 bbls/5.615 cft/bbl) / 3.296 cft/sax
= 312.83 sax
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
53/55
Perhitungan Volume Displacement Pada
Casing 9 5/8
Proses penyemenan dengan metode DSCC (Dual
Stage Cementing Collar) merupakan proses
penyemenan dengan dua tahap penyemenan
sehingga volume lumpur untuk displacement juga
dibutuhkan dua tahap perhitungan.
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
54/55
Volume Displacement Tahap Pertama
Diketahui kedalaman didalam casing yang akan diisi
lumpur adalah 1725 m (5660 ft) dengan diameter
dalam casing 8.835 in.
Maka :
Volume semen (cuft) = (ID2) x 0.005454 x Depth= (8.8352) x 0.005454 x 5660
= 2409.598 cuft
= 2409.598 x 0.1781 bbls= 429 bbls
-
7/22/2019 Kuliah Cementing 1
55/55
Volume Displacement Tahap Kedua
Diketahui kedalaman didalam casing yang akan diisi lumpur
adalah 669 m (2195 ft) dengan diameter dalam casing
8.835 in.
Maka :
Volume semen (cuft)= (ID2) x 0.005454 x Depth
= (8.8352) x 0.005454 x 2195
= 934.46 cuft
= 934.46 x 0.1781 bbls= 166 bbls