kul.8.cutting analysis.ppt

Upload: rifky-hendyantoro

Post on 30-Oct-2015

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Evaluasi Cutting1. Kelebihan dan kekurangan data cutting2. Bahan dan Alat yang Digunakan3. Deskripsi Cutting4. Pengujian Non Petrografis5. Evaluasi Hidrokarbon di dalam Cutting6. Pengotoran sampelB. Analisis ROPC. Mud Logging

  • 1. Kelebihan dan Kekurangan Data CuttingKelebihan

    Secara cepat dapat mengetahui ada tidaknya kandungan minyak yang ada pada suatu batuan Pada sumur-sumur eksplorasi (wildcat well), dipergunakan untuk mengetahui spesifikasi urutan batuan secara detail.

    Sebagai pegangan pokok untuk kasus-kasus :coringsidewall coring logging

    Metode ini lebih efisien bila dibandingkan dengan data core karena tidak banyak menghabiskan waktu untuk mencabut dan memasang kembali alat untuk mengambil cutting karena cutting akan keluar kepermukaan bersama-sama dengan keluamya lumpur pemboran.

    Dapat dilakukan untuk semua formasi batuan yang tertembus mata bor, baik yang lunak maupun yang keras.

  • b. Kekurangan

    Sangat sulit untuk mengetahui besarnya porositas dan permeabilitas batuan secara pasti.Secara umum sulit untuk mengetahui struktur sedimen yang ada pada suatu sampel batuan.Tidak dapat mengetahui bentuk, geometri dan penyebaran suatu lapisan karena data yang diperoleh hanya berasal dari satu lubang bor saja.Kemungkinan adanya beberapa data sampel yang hilang pada saat terjadi lost circulation.Kemungkinan dapat terjadi kesalahan dalam interpretasi karena adanya kontaminasi pada sampel oleh lumpur pemboran.Tidak dapat diketahui besarnya kemiringan lapisan batuan yang ditembus oleh mata bor.

  • 2. Bahan dan Alat yang DigunakanBahan untuk Analisa Cutting

  • b. Peralatan untuk Analisa Cutting

  • 3. Deskripsi CuttingKeping-keping cutting yang telah dibersihkan, dimasukkan kedalam baki alumunium kecil dan diperiksa dibawah mikroskop binokuler. Perbesaran umumnya 6x, 9x, 12x, atau 36x. Dianjurkan memakai mikroskop binokuler dengan perbesaran 9x. Alasan-alasan untuk mempergunakan perbesaran rendah adalah :Medan pandang dari mikroskop relatif lebih luasTegangan terhadap mata lebih minimum. Iluminasi (penerangan) pada obyek yang relatif lebih tinggi Kedalaman fokus yang lebih besarDalam deskripsi, penerangan yang dipakai adalah penerangan buatan sehingga keseragaman dijamin pada keseluruhan pemeriksaan. Cahaya matahari, walaupun merupakan cahaya terbaik, tidak dapat dipakai karena kekuatannya berubah-ubah pada siang hari dan sama sekali tidak ada pada malam hari.

  • Metode untuk menentukan litologi cutting a. Metoda persentasiSecara visual diperkirakan persentase kepingan dari tiap macam batuan yang ada dalam suatu kantong (biasanya 2 atau 3 macam) dimana serpih (shale) merupakan komponen yang selalu ada. Setelah itu diplot pada log secara grafis maka batas-batas litologi dapat ditentukan.

    b. Metoda "yang pertama muncul"Metoda ini banyak dipakai dalam biostratigrafi yang mempergunakan contoh-contoh cutting. Dalam hal ini diperhatikan litologi baru yang nampak pertama kali pada rentetan sampel cutting.

  • Deskripsi sampel cuttingNama batuanWamaKekerasanKandungan mineral utamanya (ukuran butir, bentuk butir, sortasi, kilap dll)Semen/matriksMineral asesoris, kandungan fosil dan inklusiPorositasIndikasi kandungan hidrokarbonvisual (stains, bleeding)direct fluorescence (tingkat, intensitas, warna) cut fluorescence (tingkat, intensitas, warna) Kenampakan lainnya.Penggolongan batuan yang umum di terobos oleh mata bor umumnya terdiri dari 4 kelompok, yaitu :Batuan klastik berukuran kasar (coarse clastic rocks) Batuan klastik berukaran halus (fine clatic rocks) Batuan karbonatBatuan evaporit (LeRoy et al,1977),

  • a. Batuan klastik berukuran kasar (coarse clastic rocks)

    Nama batuanCukup sandstone atau konglomerat, jangan mempergunakan klasifikasi Pettijohn yang membagi menjadi orthoquartzite, arkose dan sebagainya.

    Ukuran butirUkuran butirnya berukuran minimal 0,1 mm.

    WarnaWarna kemungkinan diakibatkan oleh warna yang ada pada mineral penyusunnya. Pemerian warna sebaiknya dengan mempergunakan suatu standar warna.

    Bentuk butirMembundar baik (well rounded) : semua permukaan konveks, hampir equidimensional, sferoidal.Membundar (rounded) : pada umumnya permukaannya bundar, ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar.Membundar tanggung (subroundecl) : permukaan umumnya datar dengan ujung yang bundar.Menyudut tanggung (subangular) : permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujungnya tajam.Menyudut (angular) : permukaan konkav dengan ujung yang tajam

  • Indurasi (kekerasan)Tingkat kekerasan batupasir berhubungan dengan resistensi dari sifat fisik agregat batuan dan tidak selalu berhubungan dengan tingkat kekerasan butiran penyusunnya.

    KilapIstilah-istilah yang dipakai :Coated : zat-zat yang diendapkan diatas permukaan butir, oksidasi besi, kalsium karbonat, sulfat, lempung, pirit dan sebagainya.Pitted : lubang-lubang kecil sebesar ujung jarum pada permukaan butir yang disebabkan karena impak atau larutan.Prosted : terkikis secara ringan.Oily : kilap seperti minyak atau lemak, sangat biasa pada hematit atau magnetit.Vitreous : mengkilap seperti gelas (misalnya kristal kuarsa).

    Pemilahan (sorting)Sortasi batupasir berlubungan dengan porositas dan permeabilitas efektif dari batuannya. Pada poorly sorted sandstone umumnya memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah.

  • SementasiSifat dan komposisi dari bahan perekat harus diidentifikasikan sedapat mungkin. Material perekat yang umum seperti; kalsit, oksida besi, lempung, dolomit, silika, lanau, sulfat, pirit, siderit.

    Mineral AsesorisWalaupun jumlahnya sangat sedikit, mineral-mineral ini seringkali di diagnostik untuk lingkungan pengendapannya, unsur diagenesa, sejarah setelah pengendapan dan lain-lain. Mineral-mineral ini antara lain; biotit, muskovit, glaukonit, pirit, barit, siderit, batubara, chert, hidrokarbon padat, dan beberapa mineral non logam

    StrukturDalam keping-keping cutting dapat dilihat; Laminasi, Fracture, Banding, Fracture pattern, Nodules, Konkresi

  • PorositasPorositas batupasir pada umumnya adalah promer atau inter-butiran. Jika tidak ada data core, maka pemeriksaan cutting dibawah mikroskop binokuler merupakan jalan satu-satunya untuk mengamati porositas. Seorang Microscopist yang berpengalaman dapat dengan cepat menentukan sifat porositas dan memberikan pendekatan semi-kuantitatif dengan cara menaksir. Istilah-istilah yang dipakai :

  • PermeabilitasPermeabilitas sukar untuk ditentukan dibawah mikroskop. Sebaik mungkin diperkirakan dari porositas. Salah satu metoda pendekatan adalah dengan menempatkan setetes air pada keping (cutting) yang kering dan mengamati kecepatan air merembes. Beberapa ahli geologi yang berpengalaman menaksir permeabilitas dengan meniup keping batuan kemudian ditaksir berapa "berat" atau ringan"-nya udara dapat masuk. Istilah yang dipergunakan :

  • b. Batuan klastik berukaran halus (fine clatic rocks) Nama batuanGolongan ini terdiri dari: lempung (clay), lanau (silt), serpih (shale), napal (marl), batulempung (mudstone), batulanau (siltstone).

    WarnaWarna dari batuan golongan ini sangat penting untuk korelasi ataupun untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Penentuan warna sebaiknya ditentukan dengan mempergunakan suatu skala yang di standarisasi. Warna-wama yang biasa didapatkan pada batuan golongan ini adalah; Merah cerah (bright red),Merah, Abu-abu, Abu-abu cerah, Abu-abu gelap, dan Hitam.

    KomposisiSusunan kimiawi atau mineral dari batuan klastik halus tidak dapat ditentukan secara mudah. Namun, dengan mempergunakan cara pengujian yang relatif mudah, beberapa zat penyusun dapat dibedakan. Zat-zat penyusun tersebut antara lain: Montmorillonite, silika, illite, sulfida, calcite, phosphate, dolomite, dan oksida besi

  • Mineral sekunderPada umumnya relatif sama dengan mineral asesoris pada golongan batuan klastik kasar.

    Kilapearthy: seperti tanahresinous: seperti arpus (damar)waxy: seperti lilinsoapy: seperti sabunoily: seperti minyaksilky: seperti suteravelvety: seperti beludrusooty: seperti harangasu

    Indurasi / kekerasan disaggregated (biasanya serpih garaman atau bentonis)compactbrittle (biasanya dolomitan atau kersikan)slaty (seperti sabak)

  • Inklusi (inclusions) Inklusi-Inklusi ini biasanya berupa fragmen-fragmen sedimen yang "reworked" dan diendapkan kembali. Fragmen-fragmen tersebut antara lain; shale, chert, pellts of brite, limestone, ironoxide, pyrite, gypsum, dan Nodule.

    StrukturMassive/ lumpy, splintery, platy, flaky, laminated, jointed, foliated, fractured, dan fissile.

  • c. Batuan karbonat

    Secara umum terbagi atas 4 kelompok utama, yaitu :LimestoneDolomitic-limestoneCalcite dolomiteDolomiteWarnaWarna-warna yang umum terdapat pada batuan karbonat adalah; abu-abu, putih, kekuning-kuningan (buff), coklat.

  • TeksturSlabby: berukuran sangat kasar, uneven. Rhombic: berbentuk belah ketupat (rhombic), berukuran sedang-kasar. Sucrosic: berbentuk seperti rhombic, tetapi berukuran lebih halus, kenampakan bentuk kristalnya umumnya friable.Microsucrosic: very finely sugary, umunmya friable (dolomitic limestone)Grainy: kenampakan non-kristalin, umumnya chalky (limestone atau dolomitic limestone).Subciystalline: tersusun dari material gelasan atau resin.

    Ukuran butirCoarse: > 2 mmMedium: 2 - 0,25 mmFine:0,25 - 0,05 mmVery fine: < 0,05 mmDibawah kisaran perbesaran 12 x, terdapat 2 kelas : sublithographic: dullhustre, earthy opaque lithographic: porcellaneotis

  • Jenis butir

    Skeletal, contohnya seperti kerangka coral, algal, dan lain-lain.

    FragmentalPecahan dari gamping dan dari fosil, biasanya cangkang, mikrofosii, oolite, algal, ostracoda, foraminifera, dan lain-lain.Klasifikasi dan bentuk pecahan : wellrounded, rounded, subrounded, subangular dan angular.

    non fragmental klastis (Ooilitic, peletal, lump)Biasanya dari bentuk dan struktur intern dapat dibedakan :Oolitic Pellet Lumps Pelloids IntraclastExtraclastsBioclast

  • InklusiKadang-kadang inklusi ini terdapat sebagai chemical replacement, dan terdiri dari bahan-bahan non karbonat. Pengenalan terutama dapat dilihat dalam suatu sayatan tipis. Inklusi ini dapat berupa anhidrit, gipsum, chert, dan lain-lain.

    PorositasSeperti pada batupasir, porositasnya dapat diperkirakan dan dinyatakan sebagai fair", "good", dan sebagainya.Istilah-istilah yang umum antara lain :Point-point porosityInterstitialIntergranularVuggyTabularlvennicularGavernousFracture

  • d. Batuan evaporit

    Golongan ini terdiri dari batubara dan batuan evaporit. Cara pendeskripsiannya umumnya diseragamkan. Secara umum hampir sama dengan cara mendeskripsi jenis batuan lainnya, hal-hal yang akan dideskripsi meliputi nama batuan, komposisi mineral utamanya, warna, kilap, tekstur (kristalin, amorf, gelas, resinous, fibrous, dan lain-lain), struktur (laminasi, banding, dan lain-lain), serta kekerasannya (indurasi).

  • 4. Pengujian Non Petrografis Pengujian kekerasanPengujian kelarutan untuk membedakan kalsit dan dolomitDengan menggunakan Alizarin Red SMetoda FairhankMetoda Nitrat tembagaPengujian mineral-mineral lempungMetode benzidineMetoda violetPengujian felspar kalium dalam batupasir (ortoklas atau mikroklin)Pengujian fosfatIgnition test (pengujian bakar)

  • 5. Evaluasi Hidrokarbon di dalam Cutting Analisa Odor (bau minyak)Analisa stainning (noda minyak)Analisa fluoroscenceAnalisa Oil CutPengujian dengan CP Aceton dan aquades karbonatetrachloride atau ether Pengujian hidrokarbon dalam batuan karbonat

  • Klasifikasi StainingKlasifikasi Warna Fluorescence

  • 6. Pengotoran sampel Sampel cutting dapat terkotori oleh berbagai macam pengotor. Kebanyakan sumber pengotor berasal dari proses caving yang mengakibatkan cutting menjadi tercampur dengan runtuhan batuan hasil pengeboran sebelumnya. Sumber yang lain adalah lumpur pemboran, semen setelah cementing dan kotoran metal akibat efek pemboran.