kuburan batu waruga di sulawesi utara

16
TOURIST ATTRACTION KUBURAN BATU WARUGA SULAWESI UTARA Oleh : Resti Mey Yana

Upload: resti-yana

Post on 12-Jul-2015

1.765 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

TOURIST ATTRACTION

KUBURAN BATU WARUGA

SULAWESI UTARA

Oleh :

Resti Mey Yana

Page 2: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Waruga adalah kubur atau makam leluhurorang Minahasa yang terbuat dari batu dan

terdiri dari dua bagian. Bagian atasberbentuk segitiga seperti bubungan rumah

dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.

Page 3: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 4: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 5: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Mula-mula Suku Minahasa jika mengubur

orang meninggal sebelum ditanam terlebih

dulu dibungkus dengan daun woka

(sejenis janur). Lambat laun, terjadi

perubahan dalam kebiasaan menggunakan

daun woka. Kebiasaan dibungkus daun ini

berubah dengan mengganti wadah rongga

pohon kayu atau nibung kemudian orang

meninggal dimasukkan ke dalam rongga

pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru

sekitar abad IX Suku Minahasa mulai

menggunakan waruga. Orang yang telah

meninggal diletakkan pada posisi

menghadap ke utara dan didudukkan

dengan tumit kaki menempel pada pantat

dan kepala mencium lutut.

Tujuan dihadapkan ke bagian Utara

yang menandakan bahwa nenek

moyang Suku Minahasa berasal dari

bagian Utara. Sekitar tahun 1860

mulai ada larangan dari Pemerintah

Belanda menguburkan orang

meninggal dalam waruga.

Kemudian di tahun 1870, Suku

Minahasa mulai membuat peti mati

sebagai pengganti waruga, karena

waktu itu mulai berjangkit berbagai

penyakit, di antaranya penyakit tipus

dan kolera.

SEJARAH

Page 6: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Dikhawatirkan, si meninggal menularkan bibit penyakit tipus dan kolera melalui celah yang terdapat di antara badan waruga dan cungkup waruga. Bersamaan dengan itu pula, agama Kristen mengharuskanmayat dikubur di dalam tanah mulai menyebar di Minahasa. Waruga yang memiliki ukiran dan relief

umumnya terdapat di Tonsea. Ukiran dan relief tersebut menggambarkan berapa jasad yang tersimpandi waruga yang bersangkutan sekaligus menggambarkan mata pencarian atau pekerjaan orang

tersebut semasa hidup.

Di Minahasa bagian utara, pada awalnya waruga-waruga yang ada tersebar yang akhirnyadikumpulkan pada satu tempat. Saat ini waruga yang tersebar tersebut dikumpulkan di Desa

Sawangan, Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebuah desa yang terletak di antara Tondano (ibukotaKabupaten Minahasa) dengan Airmadidi (ibukota Kabupaten Minahasa Utara). Kini lokasi waruga-waruga di Desa Sawangan tersebut menjadi salah satu tujuan wisata sejarah di Sulawesi Utara.

Tempat ini pun telah dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun1995.

Page 7: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Seorang arkeolog perempuan asal Sulawesi Utara bernama, Yuniawati Umar (1997), menjelaskan bahwa waruga termasuk peninggalan ‘megalitik’

berlangsung mulai masa ‘neolitik’ sekitar 4500 tahun yang lalu sampaidengan masa sekarang ini ‘gelalitik’. Perkiraan rentang waktu kapan

waruga muncul di Minahasa, berdasarkan informasi dari Kanwil DepdikbudSulut, didasari atas ‘konstatasi’ dan beberapa ‘komparasi’ yang ada,

diperkirakan sebelum abad XIV (pra-Kristenisasi). Dikatakan bahwa jenisbatu waruga merupakan salah satu peninggalan megalitik yang mempunyaikarakteristik khusus yang berbeda dengan peninggalan megalitik lainnya di

Indonesia.

Page 8: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Berdasarkan hasil surveinya tentang waruga di Tanah Minahasa, keseluruhannya berjumlah 1259 buah. Yang paling banyak tersebar di

daerah/pakasa’an, antara lain:

1) Pakasa’an Tonsea (Tumaluntung=280 buah, Airmadidi=210 buah, Sawangan=185 buah, Tatelu 42 buah);

2) Pakasa,an Toulour (Nimawale=70 buah, Nimawale Langoan=22 buah, Koya34 buah);

3) Pakasa’an Tombulu (Woloan=60 buah, Tara - Tara=30 buah, danSaronsong 20 buah).

Page 9: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 10: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Hal yang paling menarikadalah waruga itu dibuat

sendiri oleh orang yang akanmeninggal. Ketika orang ituakan meninggal maka diadengan sendirinya akanmemasuki waruga yang

dibuatnya itu setelah diberibekal kubur yang

selengkapanya. Kelak bila itudilakukan dengan sepenuhnyaakan mendatangkan kebaikan

bagi masyarakat yang di tinggalkan.

Page 11: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Mengenai isi yang ada di dalam kuburbatu waruga, adalah selain berisi

jenazah, juga terdapat seperangkatperalatan sebagai ‘tukal kubur’ berupa

piring dan mangkuk, manik-manik, gelang, pisau, tombak, mata uang atauperalatan apa saja yang sudah popular

ketika itu. Hal ini dilakukan karenamenurut kepercayaan setempat, orang

yang meninggal itu dalam perjalanannyakea lam baka (dunia akhirat), perlu

dibekali bahan dan perlengkapan sebagai‘siagaan’ menghadap Sang Pencipta.

Page 12: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara

Menurut kepercayaan setempat di masa itu, orang wafat harus ‘dipulangkan' ke alam baka sebagaimanaposisinya dalam rahim. Hingga mereka tidak berbaring telentang, tapi dibuat dalam kondisi seperti janin,

yaitu meringkuk atau disebut foetal position.

Urut-urutannya, jenazah disucikan dan diberi mantra serta sesaji. Lantas diarak keliling desa sebanyak tigakali yang melambangkan perpisahannya dengan dunia fana, lalu posisinya dibuat seperti janin dan

dimasukkan ke dalam waruga beserta barang-barang pendamping kesehariannya. Seperti senjata tradisionalatau peranti kerjanya. Juga disertakan emas dan berbagai perhiasan yang dipercaya tetap akan ia gunakan

di alam baru nanti.

Masyakarat kawasan ini senantiasa menggunakan waruga sebagai sarana pemakaman sanak keluargamereka sampai sekitar abad ke-17. Baru berakhir ketika pemerintah Hindia Belanda melakukan larangan

pemakaian makam waruga ketika terjangkit wabah penyakit, yang diduga kaum penjajah endeminya berasaldari jasad yang tidak dikubur dalam tanah.

Page 13: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 14: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 15: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara
Page 16: Kuburan Batu Waruga di Sulawesi Utara