kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa …digilib.unila.ac.id/54546/4/skripsi tanpa bab...

54
i KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK POLAR DAUN GAMAL (Gliricidia maculata) KULTIVAR PRINGSEWU DAN UJI TOKSISITAS TERHADAP KUTU PUTIH SIRSAK (Pseudococcus cryptus) (Skripsi) Oleh Yayang Anas Persada JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: phamnhan

Post on 06-Aug-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

i

KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWAFLAVONOID EKSTRAK POLAR DAUN GAMAL (Gliricidia maculata)

KULTIVAR PRINGSEWU DAN UJI TOKSISITAS TERHADAPKUTU PUTIH SIRSAK (Pseudococcus cryptus)

(Skripsi)

Oleh

Yayang Anas Persada

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

ii

ABSTRAK

KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWAFLAVONOID EKSTRAK POLAR DAUN GAMAL (Gliricidia maculata)

KULTIVAR PRINGSEWU DAN UJI TOKSISITAS TERHADAPKUTU PUTIH SIRSAK (Pseudococcus cryptus)

Oleh

YAYANG ANAS PERSADA

Produksi buah sirsak mengalami penurunan yang salah satu penyebabnyaadalah serangan hama kutu putih (P. cryptus). Penggunaan insektisidasintetik yang tidak tepat akan berdampak buruk pada organisme non targetdan lingkungan. Tanaman gamal (G. maculata) merupakan salah satutanaman yang dapat dijadikan insektisida nabati. Penelitian ini bertujuanmengkuantifikasi dan menentukan struktur senyawa flavonoid ekstrak polardaun gamal serta uji toksisitas terhadap mortalitas P. cryptus. Ekstraksidilakukan dengan cara maserasi bertingkat terhadap serbuk daun gamalmenggunakan pelarut non polar dan polar. Bioassay ekstrak kasar terhadapkutu putih pada buah sirsak yang sudah direndam dalam ekstrak polarserbuk daun gamal selama 10 menit pada tingkatan konsentrasi 0%, 0,05%,0,10%, 0,15% dan 0,20% sebanyak 3x ulangan. Kematian kutu putihdiamati pada 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan selanjutnya ditentukanLC50 menggunakan analisis probit. Penentuan struktur dan kuantifikasisenyawa flavonoid menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Hasilyang didapat yaitu ekstrak metanol serbuk daun gamal kultivar Pringsewumemiliki kadar flavonoid sebesar 4,5 mg/L kuersetin dan kadar fenoliksebesar 3,2 mg/L asam galat. Sedangkan ekstrak air memiliki kadarflavonoid sebesar 3,6 mg/L kuersetin dan kadar fenolik sebesar 1,7 mg/Lasam galat. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam serbuk daun gamalPringsewu termasuk dalam golongan flavonol dengan struktur 3-hidroksi-2-fenil-1,4-benzopiron. Ekstrak kasar air serbuk daun gamal kultivarPringsewu lebih efektif dibandingkan ekstrak murni air dengan nilai(0,106% : 0,164%).

Kata kunci : Pseudococcus cryptus, kuantifikasi, penentuan struktur,daun gamal, flavonoid

Page 3: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

ii

KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWAFLAVONOID EKSTRAK POLAR DAUN GAMAL (Gliricidia maculata)

KULTIVAR PRINGSEWU DAN UJI TOKSISITAS TERHADAPKUTU PUTIH SIRSAK (Pseudococcus cryptus)

OlehYayang Anas Persada

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSARJANA SAINS

Pada

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamJurusan Biologi

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak
Page 5: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak
Page 6: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak
Page 7: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tugu Mulyo, Musi Rawas,

Sumatera Selatan pada 30 Januari 1997 sebagai putra

pertama pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Tugiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman

Kanak-Kanak di TK Kemala Bhayangkari Tebing

Tinggi, Sekolah Dasar di SD Tanjung Harapan

Seputih Banyak Lampung Tengah dan lulus pada

tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Seputih Banyak

Lampung Tengah dan lulus pada tahun 2011, dan Sekolah Sekolah Menengah

Atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah dan lulus pada tahun

2014. Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi

(HIMBIO) FMIPA Unila sebagai Ketua Anggota Muda (Amuba) periode

2014/2015 dan Ketua Bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan kepengurusan

2016/2017.

Page 8: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum

dan Fisiologi Tumbuhan. Kemudian penulis melakukan Program Kerja Praktek

(KP) di Balai Pengkajian Pertanian Lampung (BPTP), Rajabasa, Bandar Lampung

pada tahun 2017 dan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar Dewa,

Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun

2018.

Page 9: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, danboleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk

bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. Al Baqarah: 216)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya.(QS. Al Baqarah)

Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah benar.(QS. Ar-Rum: 60)

“Tak akan sempurna (akal) seorang laki-laki, kecuali dengan empathal: beragama, amanah, pemeliharaan dan penjagaan diri, serta

ketenangan dan ketabahan” – Imam Syafi’i

“Iman tanpa ilmu bagaikan lentera ditangan bayi. Namun, ilmu tanpaiman bagaikan lentera ditangan pencuri” – Buya Hamka

Page 10: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah. Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, Sayapersembahkan sebuah karya yang sederhana ini untuk orang yangselalu mencintai dan memberi makna dalam hidup Saya, terutama

bagi:

Mama dan Papa tercinta, yang telah membesarkan ku, membimbingserta senantiasa dalam setiap sujud dan tahajudnya, selalumemberikan motivasi dan berdoa untuk keberhasilan ku.

Seseorang yang terbaik yang akan menemani hidupku kelak.Keluarga besarku dan teman-temanku yang telah memberikan

motivasi, pengalaman berharga dan semangat.

Almamaterku tercita Universitas Lampung.

Page 11: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

SANWANCANA

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, karunia-

Nya yang telah memberikan yang terbaik dan kemudahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kuantifikasi dan

Penentuan Struktur Senyawa Flavonoid Ekstrak Polar Daun Gamal

(Gliricidia maculata) dan Uji Toksisitas Terhadap Kutu Putih Sirsak

(Pseudococcus cryptus)” yang merupakan salah satu syarat dalam memperoleh

gelar Sarjana Sains di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, baik secara moral maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Mama (Tugiah) dan Papa (Sutrisno) atas segala cinta

dan kasih sayang, membesarkan dan mendidik, mengajarkan kesabaran serta

kekuatan, nasehat dan setiap do’a mulia yang dipanjatkan.

2. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

ilmu, motivasi, saran, kritik, nasehat, bimbingan dan arahan selama

perkuliahan mapun selama penyusunan skripsi.

Page 12: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

3. Ibu Gina Dania Pratami, M.Si., selaku Pembimbing II atas bantuan, saran,

kritik, ilmu, nasihat dan motivasi selama perkuliahan maupun selama

penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Emantis Rosa, M.Biomed., selaku Pembahas atas saran, kritik, ilmu,

motivasi dan kebijaksanaan selama perkuliahan maupun penyusunan

skripsi.

5. Bapak Priyambodo, M.Si. selaku Pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, dan saran penulis selama perkuliahan.

Terimakasih atas semua kebaikan dan nasehat yang telah bapak berikan

kepada penulis.

6. DRPM Kemenristek Dikti yang telah membiayai penelitian ini.

7. Ibu Dra. Nurul Utami atas bantuan, ilmu, bimbingan selama penelitian ini.

8. Bapak Drs, M. Kanedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

9. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu atas didikan, ilmu, motivasi dan semangat yang diberikan selama

perkuliahan.

11. Teman bahagia Niken Ayuningtyas atas segala do’a, motivasi, saran, kritik,

dan semangat yang telah diberikan.

Page 13: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

12. Teman-teman seperjuangan Gamal: Aprilia Sari, S.Si, Agata Yelin Pasutri,

S.Si, Annisa Gena Saras Agustin, S.Si, Hona Anjelina Putri S.Si. terima

kasih telah selalu membantu, memberikan motivasi, canda tawa, dan

semangat dalam penelitian ini, sukses untuk kita semua. Aamiin Ya Rabb

13. Seluruh teman-teman Biologi Angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, terima kasih atas dukungan, bantuan, saran, kritik, canda tawa

dan kebersamaan untuk penulis selama perkuliahan.

14. Seluruh staf Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Lampung

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan kepada

penulis dan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan

pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Aamiin Ya Rabb.

Bandar Lampung, 17 November 2018

Penulis

Yayang Anas Persada

Page 14: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ..................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

MOTTO ...................................................................................................... ix

SANWANCANA ....................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

D. Kerangka Pikir ............................................................................ 4

E. Hipotesis ...................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Hama Kutu Putih Tanaman Sirsak (Pseudococcus cryptus) ....... 7

1. Klasifikasi Pseudococcus cryptus ........................................... 7

2. Biologi Kutu Putih .................................................................. 7

3. Kerugian yang disebabkan Kutu Putih ................................... 9

B. Tanaman Gamal (Gliricidia maculata) ...................................... 11

1. Klasifikasi Tanaman Gamal ................................................... 11

2. Deskripsi Tanaman Gamal ..................................................... 11

3. Manfaat Tanaman Gamal ....................................................... 12

Page 15: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

4. Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Gamal ........................ 13

5. Flavonoid ................................................................................ 13

C. Insektisida ................................................................................... 15

III. METODE PENELITIAN ............................................................. 17

A. Waktu dan Tempat ....................................................................... 17

B. Alat dan Bahan ............................................................................. 17

C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 19

D. Bioassay Fraksi yang Didapat ..................................................... 26

E. Analisis Data ................................................................................ 27

F. Diagram Alir Penelitian ................................................................ 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29

A. Senyawa Flavonoid Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air

Daun Gamal Kultivar Pringsewu ................................................ 29

1. Ekstrak Metanol ..................................................................... 29

2. Ekstrak Air ............................................................................. 30

B. Bioassay Ektsrak Kasar Metanol dan Air

Kultivar Pringsewu ..................................................................... 31

C. Pemurnian Ekstrak Kasar Metanol dan Ekstrak Kasar

Air Kultivar Pringsewu ............................................................... 33

1. Pemurnian Ekstrak Kasar Metanol ......................................... 33

2. Pemurnian Ekstrak Kasar air Kultivar Pringsewu .................. 34

D. Penentuan Struktur dengan Spektrofotometer FTIR

(Inframerah Transformasi Fourier) dan

Spektrofotometer UV-Vis............................................................ 37

E. Kuantifikasi Senyawa Flavonoid dan Fenolik

Ekstrak Polar Serbuk Daun Gamal Kultivar Pringsewu.............. 39

F. Bioassay Ekstrak Murni Air Serbuk Daun Gamal

Kultivar Pringsewu ..................................................................... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 48

A. Kesimpulan ................................................................................. 48

B. Saran ........................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50

LAMPIRAN ............................................................................................... 56

Page 16: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

vii

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kadar flavonoid ekstrak kasar metanol dan air daun gamalkultivar Pringsewu .......................................................................... 40

Tabel 2. Kadar fenolik ekstrak kasar metanol dan air serbuk daun gamalkultivar pringsewu .......................................................................... 41

Tabel 3. Hasil analisis paired T test kematian kutu putih (ekor ± sd)setelah diperlakukan dengan ekstrak kasar danekstrak murni air serbuk daun gamal kultivar Pringsewu 72 jamsetelah perlakuan ............................................................................ 44

Tabel 4. Hasil analisis paired T test rata-rata kematian kutu putihsetelah diberi perlakuan dengan ekstrak kasar danekstrak murni air serbuk daun gamal kultivar Pringsewupada waktu pengamatan berbeda .................................................... 45

Tabel 5. Nilai LC50 hasil analisis probit ekstrak kasar dan murni airserbuk daun gamal kultivar Pringsewu pada 24 - 72 jamsetelah perlakuan ............................................................................ 46

Tabel 6. Hasil pengamatan bioassay ekstrak kasar metanol daun gamalkultivar pringsewu pada hama kutu putih sirsak ............................ 57

Tabel 7. Hasil pengamatan bioassay ekstrak kasar air daun gamalkultivar pringsewu pada hama kutu putih sirsak ............................ 58

Tabel 8. Hasil analisis paired T test kematian kutu putih (ekor ± sd)setelah diperlakukan dengan ekstrak kasar danekstrak murni air serbuk daun gamal kultivar pringsewu 72 jamsetelah perlakuan ............................................................................ 59

Tabel 9. Hasil analisis paired T test ekstrak kasar dan murni airserbuk daun gamal kultivar Pringsewu pada 24 - 72 jamsetelah perlakuan ............................................................................ 60

Page 17: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

viii

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kutu putih betina sirsak (Pseudococcus cryptus) .................... 8

Gambar 2. Serangan kutu putih (Pseudococcus cryptus) .......................... 10

Gambar 3. Tanaman gamal dan daun gamal ............................................. 12

Gambar 4. Struktur senyawa flavonoid ..................................................... 14

Gambar 5. Kelompok struktur senyawa flavonoid .................................... 14

Gambar 6. Diagram alir penelitian ............................................................ 25

Gambar 7. Kromatogram KLT ekstrak kasar metanol kutivar Pringsewudengan menggunakan cahaya UV (a) λ 254 nm (b)366nm...... 30

Gambar 8. Kromatogram KLT ekstrak kasar air dengan menggunakancahaya UV (a) λ 254 nm (b) λ 366 nm .................................... 31

Gambar 9. Hasil analisis probit ekstrak kasar metanol kultivar Pringsewuterhadap mortalitas hama kutu putih (P. cryptus) ................... 32

Gambar 10. Hasil analisis probit ekstrak kasar air kultivar Pringsewuterhadap mortalitas hama kutu putih (P. cryptus) ....................32

Gambar 11. Kromatogram MPLC ekstrak kasar metanolkultivar Pringsewu ................................................................... 33

Gambar 12. Kromatogram MPLC ekstrak kasar air kultivar Pringsewu .....34

Gambar 13. Kromatogram KLT dari fraksi 2 hasil MPLC ekstrak air(a) panjang gelombang 254 nm (b) panjang gelombang 366 nm(c) AlCl3 ...................................................................................35

Gambar 14. Fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom ...................... 35

Page 18: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

ix

ix

Gambar 15. F2-10 hasil kromatografi gravitasi ...........................................36

Gambar 16. Kromatogram KLT F2-10 hasil kromatografi gravitasi(a) λ 254 nm AlCl3(b) λ 366 nm AlCl3 ....................................36

Gambar 17. Spektrum FTIR fraksi F2-10 ekstrak air serbuk daun gamalkultivar Pringsewu ................................................................... 37

Gambar 18. Hasil spektrofotometer UV-Vis ekstrak murni air F2-10kultivar Pringsewu ................................................................... 38

Gambar 19. Struktur golongan Flavonoid flavonol ..................................... 39

Gambar 20. Kurva kalibrasi kuersetin ......................................................... 39

Gambar 21. Kurva kalibrasi asam galat .......................................................41

Gambar 22. Persentase kematian hama kutu putih (P. cyptus) padasirsak dengan perlakuan ekstrak kasar air serbukdaun gamal kultivar Pringsewu pada konsentrasi danwaktu yang berbeda ................................................................. 42

Gambar 23. Persentase kematian hama kutu putih (P. cryptus) padabuah sirsak dengan perlakuan ekstrak murni air serbukdaun gamal kultivar Pringsewu pada konsentrasi danwaktu yang berbeda ................................................................. 43

Gambar 24. Gelas plastik yang berisi hama kutu putih dan buah sirsakyang telah dicelupkan kedalam ekstrak metanol dan air serbukdaun gamal kultivar Pringsewu ............................................... 61

Gambar 25. Satu set alat kromatografi kolom grafitasi .............................. 61

Page 19: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman buah yang berasal dari

Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman ini hidup pada

daerah yang cukup berair. Di Indonesia penyebaran tanaman sirsak

terdapat di daerah Jawa Barat, terutama Bandung Barat dan Bandung

Selatan serta Jawa Tengah (Muizuddin dan Zubaidah, 2015).

Buah sirsak memiliki rasa manis agak asam, kaya akan serat. Setiap

100 gram buah yang dapat dimakan mengandung 3,3 gram serat sehingga

dapat memenuhi 13% kebutuhan serat perhari. Selain itu, daging buahnya

mengandung banyak karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C

(20 mg/100 gram) B1 dan B2 (Sumantri, dkk., 2014).

Produksi buah sirsak di Indonesia mengalami penurunan hingga 17% pada

tahun 2011 (Statistik Pertanian, 2014). Faktor penyebabnya adalah

serangan hama dan penyakit pada tanaman buah sirsak sehingga kualitas

dan kuantitas buah menurun. Salah satu hama yang menyebabkan

turunnya produksi sirsak adalah kutu putih (Pseudococcus cryptus).

Page 20: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

2

Kutu putih dapat menurunkan produksi buah sirsak hingga 58%

(Ivakdalam, 2010). Pengendalian hama kutu putih saat ini umumnya

dilakukan petani dengan menggunakan insektisida sintetis karena lebih

efektif, cepat diketahui hasilnya dan penerapannya relatif mudah. Namun

penggunaan insektisida sintetis dapat menimbulkan kerusakan, seperti

timbulnya resistensi dan resurgensi pada hama sasaran dan terjadi

pencemaran lingkungan (Oka, 1995).

Guna mengurangi pemakaian insektisida sintetik perlu pemanfaatan

intektisida nabati dari tanaman sebagai pengendalian hama kutu putih yang

ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan. Insektisida nabati memiliki

fungsi untuk mematikan serangga penganggu. Salah satu tanaman yang

dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah daun gamal (Gliricidia

maculata). Daun gamal mengandung senyawa kimia antara lain flavonoid,

saponin dan steroid (Lebang, dkk., 2016).

Penelitian Andriyani (2016) membuktikan bahwa ekstrak polar (air dan

metanol) daun gamal kultivar Pringsewu memiliki daya insektisida

terhadap kutu putih (Planococcus minor) pada tanaman kakao. Ekstrak

metanol dan ekstrak air serbuk daun gamal dengan konsentrasi < 5%

efektif dalam mematikan hama kutu putih kakao (P. minor). Pemanfaatan

daun gamal juga telah dilakukan oleh Yunilawati, dkk., (2016) yang

menunjukan hasil bahwa ekstrak murni metanol serbuk daun gamal

dengan konsentrasi 0,060% efektif dalam mematikan kutu putih pada

Page 21: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

3

pepaya sekitar 57% dalam waktu 72 jam. Aksah (2016) menyatakan

ekstrak murni air daun gamal kultivar Lampung Barat lebih efektif

terhadap mortalitas hama kutu putih pada tanaman sirsak berdasarkan nilai

LC50 sebesar 0,061% dan LT50 sebesar 69,296 jam dibandingkan ekstrak

murni metanol daun gamal LC50 sebesar 0,096% dan LT50 sebesar 95,876

jam. Afriyorawan (2013) menambahkan bahwa esktrak metanol daun

gamal memiliki aktivitas biologis sebagai insektisida nabati terhadap hama

kutu putih tanaman pepaya (Paracoccus marginatus) dengan nilai LC50

(3,35%) dalam waktu 12 jam.

Hasil penelitian Aksah (2016) menyebutkan bahwa ekstrak polar (air dan

metanol) daun gamal kultivar Lampung Barat mengandung senyawa

flavonoid yang bersifat sebagai insektisida nabati terhadap hama kutu

putih sirsak (P. cryptus). Salah satu senyawa yang terkandung dalam

ekstrak daun gamal yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah

senyawa flavanoid. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan,

dapat diketahui bahwa ekstrak polar daun gamal dapat digunakan sebagai

insektisida nabati. Namun, kuantifikasi dan struktur senyawa yang

berpotensi sebagai insektisida nabati pada tanaman gamal (G. maculata)

yang berasal dari Desa Suka Ratu, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten

Pringsewu belum diketahui. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk

menentukan jenis dan stuktur senyawa flavonoid yang terkandung dalam

ekstrak daun gamal yang berpotensi sebagai insektisida nabati.

Page 22: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkuantifikasi dan menentukan

struktur senyawa flavonoid ekstrak polar daun gamal kultivar Pringsewu

(G. maculata) serta uji toksisitasnya terhadap kutu putih sirsak (P. cryptus)

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang

manfaat senyawa flavonoid ekstrak polar daun gamal kultivar Pringsewu

yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk pengendalian hama

kutu putih pada buah sirsak.

D. Kerangka Pemikiran

Akhir-akhir ini diketahui kutu putih (P. cryptus) merupakan salah satu

hama penganggu yang menyebabkan tanaman sirsak sangat sulit untuk

ditemukan. Karena perkembangan kutu putih yang cukup pesat sehingga

dapat menurunkan produktivitas tanaman sirsak. Hama kutu putih hidup

secara bergerombol yang merusak tanaman dengan cara menghisap cairan

yang ada pada tanaman serta mengeluarkan racun, mengakibatkan

terjadinya daun layu dan kering, buah tidak berkembang dengan maksimal

serta menyebabkan kematian pada tanaman.

Penggunaan insektisida sintetik yang umum digunakan menimbulkan efek

negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, alternatif cara pengendalian

Page 23: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

5

hama yang aman, ramah lingkungan, tidak membahayakan bagi hewan,

dan manusia dengan memanfaatkan insektisida nabati yang berasal dari

bahan alami yaitu, tanaman gamal.

Tanaman gamal mengandung beberapa senyawa kimia yang tidak disukai

oleh serangga antara lain, dikumerol, kumarin, tanin, flavonoid dan

alkoloid. Senyawa flavonoid berpotensi menekan hama kutu putih

tanaman sirsak, akan tetapi belum diketahui berapa kadar yang dibutuhkan

untuk mengendalikan hama kutu putih tanaman sirsak. Sebelumnya sudah

ada peneliti yang menggunakan daun gamal kultivar Pringsewu sebagai

bahan uji coba, tetapi menggunakan hama yang berbeda yaitu kutu putih

pada kakao (P. minor). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka

dilakukan penelitian uji daya insektisida isolat murni ekstrak polar

(metanol dan air) serbuk daun gamal (G. maculata) terhadap kutu putih (P.

cryptus) pada tanaman sirsak (A. muricata).

Pembuatan ekstrak polar (metanol dan air) serbuk daun gamal dilakukan

dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut organik non polar

(heksana dan diklorometana) dan pelarut polar (metanol dan air) sampai

menghasilkan maserat. Hasil maserasi selanjutnya dievaporasi hingga

tidak ada lagi kandungan pelarutnya. Hasil evaporasi maserat metanol

dan air kemudian dipekatkan dengan metode rekristalisasi menggunakan

freeze dryer hingga membentuk ekstrak kasar dalam bentuk pasta.

Setelah itu dilakukan bioassay terhadap kutu putih buah sirsak dengan

merendam buah muda sebagai media uji dalam air yang sudah dilarutkan

Page 24: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

6

ekstrak kasar daun gamal pada tingkatan konsentrasi berbeda. Fraksi aktif

dapat dilihat dari mortalitas kutu putih pada 24, 48 dan 72 jam setelah

perlakuan, dan ditentukan nilai LC50 nya. Senyawa aktif ekstrak polar

(metanol dan air) ditentukan dengan pengujian Kromatografi Kolom

Lapis Tipis (KLT) dan fraksinasi menggunakan Medium Pressure Liquid

Chromatography (MPLC). Serta dilakukan permunian menggunakan

Kromatografi Kolom Grafitasi (KKG) untuk mendapatkan senyawa yang

lebih murni. Selanjutnya fraksi aktif diuji kembali terhadap hewan uji

hingga didapatkan isolat murni dan aktif. Isolat murni dan aktif

selanjutnya dianalisis menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dan

Spektrofotometri Inframerah Transformasi Fourier (FTIR) untuk

mengetahui karakter dan struktur senyawa flavonoid.

Diharapkan dengan dilakukan pemurnian ekstrak polar (metanol dan air)

serbuk daun gamal, bioassay dan analisis spektroskopis maka dapat

diketahui kuantifikasi dan struktur senyawa flavonoid yang memiliki daya

insektisida nabati dalam mematikan dan mengendalikan populasi hama

kutu putih pada tanaman sirsak.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ekstrak kasar air serbuk

daun gamal kultivar Pringsewu lebih efektif terhadap mortalitas hama kutu

putih sirsak dibandingkan ekstrak murni dan jenis flavonoid yang terdapat

pada serbuk daun gamal kultivar Pringsewu yaitu golongan flavonol.

Page 25: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hama Kutu Putih Tanaman Sirsak (Pseudococcus cryptus)

1. Klasifikasi Pseudococcus cryptus

Klasifikasi kutu putih sirsak menurut Myers, dkk., (2018) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Hemiptera

Family : Pseudococcidae

Genus : Pseudococcus

Spesies : Pseudococcus cryptus

2. Biologi P. cryptus

Kutu putih sirsak (P. cryptus) adalah hama yang sering menyerang buah

sirsak. Kutu putih betina berbentuk oval dengan lebar sekitar 1,4 - 1,8 mm,

berwarna kuning pucat kehijauan dengan ditutupi lapisan lilin dan panjang

tubuh sekitar 2,0 - 3,15 mm.

Page 26: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

8

Disepanjang sisi tubuhnya terdapat 17 pasang filamen. Filamen ganda

terletak pada bagian anterior dan posterior (Gambar 1). Filamen ini tidak

mudah rusak dibanding dengan filamen disepanjang tubuh lainnya, kutu

putih jantan hanya memiliki 10 filamen. Tubuhnya berbentuk oval dengan

panjang antara 1,0 mm dan lebar 0,3 mm (Yigit and Telli, 2013).

Gambar 1. Kutu putih betina sirsak (P. cryptus) beserta filamen(Nasution, 2012)

Kutu putih betina mampu bertelur 200 - 500 telur, masa peletakkan telur

selama 4 - 5 minggu, telur berkembang dalam tubuh induknya menjadi

embrio, dari 270 embrio yang berhasil menjadi dewasa hanya 30 ekor

(Yigit and Telli, 2013). Stadium nimfa terdiri dari 4 instar, instar pertama

belum dapat dibedakan jenis kelaminnya, instar kedua sudah bisa di

bedakan antara jantan dan betinanya, nimfa muda (instar ketiga) sangat

aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama, dan instar ke-

empat menjadi dewasa setelah 37 - 50 hari. Kutu putih betina dewasa

dapat hidup hingga 7 bulan (Rizki, 1970).

Page 27: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

9

Kutu putih jantan jarang dijumpai karena aktif terbang disekitar tanaman

mencari imago betina. Kutu putih ini mengalami metamorfosis sempurna

(holometabola). Siklus hidup kutu putih jantan lebih singkat,

dibandingkan kutu putih betina yaitu hanya mampu hidup selama 2 - 4

hari. Berbeda dengan kutu putih betina, kutu putih jantan memiliki enam

tahap pertumbuhan yaitu telur, nimfa (instar 1 dan 2), prapupa, pupa, dan

dewasa. Telur kutu putih jantan akan menetas selama 2 - 10 hari yang

kemudian memasuki tahap nimfa yakni instar 1 selama 7 - 14 hari dan

berwarna kuning (Rizki, 1970). Instar 2 selama 6 - 16 hari. Selanjutnya

tahap prapupa selama 4 hari dan kemudian memasuki tahap pupa selama 2

hari yang berkembang dalam pupa lilin pada akhirnya memasuki masa

dewasa. Kutu putih jantan memiliki sayap dan antena dengan tubuh

berwarna merah muda (Yigit and Telli, 2013).

3. Kerugian yang Disebabkan Kutu Putih

Kutu putih menyebabkan banyak kerugian, hama ini menginfeksi

sepanjang tepi tulang daun tua atau seluruh bagian daun muda serta buah

tanaman (Gambar 2). Kutu putih menusuk dan menghisap cairan tanaman

inangnya dan mengeluarkan toksin yang mengakibatkan daun menguning

dan mengkerut, buah menjadi kerdil dan mengering (Walker, dkk., 2008).

Page 28: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

10

Gambar 2. Serangan kutu putih (P. cryptus) pada buah sirsak(Dokumentasi pribadi, 2017)

Kutu putih menghasilkan cairan madu yang menutupi permukaan tanaman,

yang menginisiasi tumbuhnya cendawan jelaga yang berwarna kehitaman.

Akibatnya menghambat proses fotosisntesis sehingga produksi buah

menurun drastis, buah yang terbentuk juga akan gagal panen karena gugur

prematur (Herlina, 2010).

Page 29: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

11

B. Tanaman Gamal (Gliricidia maculata)

1. Klasifikasi Tanaman Gamal

Menurut Elevitch dan Francis (2006) tanaman gamal diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Gliricidia

Spesies : Gliricidia maculata atau Gliricidia sepium

2. Deskripsi Tanaman Gamal

Gamal adalah tanaman pohon yang dapat tumbuh dengan cepat di daerah

tropis. Dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah dan pH rendah sampai tinggi

(4,5 - 6,9) serta tahan terhadap curah hujan rendah sampai tinggi (Nulik dan

Hau, 2009). Tanaman berukuran dengan tinggi 2 - 13 m. Daun gamal

majemuk menyirip dengan panjang 19 - 30 cm dan jumlah helai daun

7 - 15 yang saling berhadapan (Gambar 3). Gamal memiliki bunga dengan

warna putih hingga merah muda cerah dan panjang 2,5 - 15 cm (Stewart,

dkk., 1996).

Page 30: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

12

A. B.

Gambar 3. Tanaman gamal (A), Daun gamal (B)(Dokumentasi pribadi, 2017)

3. Manfaat Tanaman Gamal

Tanaman Gamal biasanya ditanam sebagai pagar hidup sebagai rambatan

untuk vanili dan lada serta tanaman merambat lainnya. Kayu gamal

memiliki nilai kalori sebesar 4.900 kkal/kg. Kayu awet, tahan rayap dan

baik untuk membuat perabot rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan

dan lain-lain. Bunga-bunga gamal merupakan pakan lebah, sedangkan

daun, biji, dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun. Zat

beracun yang dihasilkan dari bagian tanaman gamal dapat digunakan

sebagai pestisida dan rodentisida alami (Orwa, dkk., 2009). Daun gamal

yang sudah diekstrak dapat dijadikan sebagai bahan anti mikroba (Nazli,

dkk., 2011).

Page 31: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

13

4. Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Gamal

Hasil Penelitian Nukmal, dkk., (2011) pada ekstrak serbuk daun gamal

mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, terpenoid,

steroid dan flavonoid dengan kandungan flavonoid yang paling banyak.

Flavonoid ini merupakan senyawa toksik yang dapat menekan petumbuhan

dan mematikan hama kutu putih.

5. Flavonoid

Flavonoid merupakan molekul kecil dari metabolit sekunder yang

disintesis tanaman dengan berbagai macam aktivitas biologis. Karena sifat

fisik dan biokimianya mampu berpartisipasi dalam tanaman untuk

berinteraksi dengan organisme lain dan reaksi flavonoid terhadap tekanan

lingkungan. Sebagian besar fungsi flavonoid dihasilkan dari sifat

antioksida yang kuat (Mierziak, dkk., 2014).

Menurut Ghazamzadeh dan Ghazamzadeh (2011), semua flavonoid

berbagai kerangka struktural C6-C3-C6 dasar, yang terdiri dari dua cincin

C6 aromatik (A dan B) dan cincin heterosiklik (C) yang mengandung satu

atom oksigen (Gambar 4).

Page 32: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

14

Gambar 4. Struktur senyawa flavonoid (Tapas, dkk., 2008)

Klasifikasi Flavonoid menurut Ghazamzadeh dan Ghazamzadeh (2011) di

kelompokkan menjadi enam sub kelompok yaitu:

1. Flavon (luteonin, apigenin, tangeritin)

2. Flavonol (kuercetin, kaemferol, myricetin, isorhamnetin, pachypodol)

3. Flavanones (hesteretin, naringenin, eriodictyol)

4. Flavan (katecyn dan epicatecyns)

5. Isoflavon (genistein, daidzein, glycitein)

6. Antosianidin (cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin, peonidin,

petunidin)

Kelompok struktur senyawa flavonoid dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kelompok struktur senyawa flavonoid (Ghazamzadeh danGhazamzadeh, 2011)

Page 33: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

15

Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi

Angiospermae adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida,

isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C dan O-glikosida, khalkon dengan

C- dan O-glikosida, dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin,

auron O-glikosida, dan dihidroflavonol O-glikosida. Golongan flavon,

flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam

bentuk aglikonnya (Rohyami, 2008).

C. Insektisida

Menurut Isuasta (1988) insektisida adalah bahan kimia beracun yang dapat

digunakan untuk mengendalikan dan membasmi serangga hama yang

menyerang tanaman. Pengujian insekstisida secara hayati (bioassay)

dengan menggunakan serangga uji merupakan salah satu metode dalam

menentukan dan mengevaluasi takaran efektif bagi insektisida. Pengujian

ini dapat dilakukan dengan beberapa mekanisme seperti (Prijono, 2005):

1. Metode kontak (residu)

Pada pengujian ini, insektisida dilarutkan dalam pelarut tertentu

kemudian diaplikasikan secara merata pada media uji. Insektisida

diharapkan masuk ke dalam tubuh serangga melalui tungkai atau alat

tubuh lainnya dan akhirnya mencapai bagian sasaran misalnya sistem

saraf pusat.

2. Metode pemberi pakan

Pengujian ini umumnya dilakukan untuk insektisida yang bekerja

sebagai racun perut. Larutan insektisida yang bekerja sebagai racun

Page 34: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

16

perut larutan disebarkan secara merata pada permukaan daun (tanaman

inang) kemudian serangga uji yang telah dipuasakan selama beberapa

jam (2 - 4 jam) diletakan di atas daun tersebut, setelah itu serangga

akan memakan daun. Insektisida dapat bekerja setelah masuk ke

dalam pencernaan serangga.

3. Metode perlakuan setempat

Pada mekanisme ini merupakan salah satu yang bersifat racun kontak

dalam pengujian ini, insektisida dilarutkan dalam pelarut yang mudah

menguap dan relatif tidak beracun, misalnya aseton. Kemudian bagian

tertentu dari permukaan tubuh serangga uji dioleskan dengan larutan

insektisida tersebut.

4. Metode injeksi

Metode ini hampir sama dengan perlakuan setempat karena insektisida

ini mengenai tubuh tertentu. Larutan insektisida dapat juga disuntikan

ke dalam tubuh serangga dibagian sternum abdomen atau daerah antar

segmen agar tidak merusak tali saraf abdomen.

5. Metode celup

Metode celup ini sama seperti pemberian pakan, pengujian ini

dilakukan dengan dilarutkan insektisida dalam pelarut tertentu

kemudian dimasukkan media uji kedalam larutan tersebut. Setelah itu

tunggu beberapa saat, angkat media uji dan kering anginkan. Letakkan

serangga pada media uji tersebut.

Page 35: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

17

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berbasis kompetensi Nukmal,

dkk., dengan judul “Pengembangan Formula Insektisida Nabati dari Senyawa

Flavonoid Ekstrak Polar Daun Gamal (Grilicidia maculata)” untuk menekan

pertumbuhan hama kutu putih tahun 2017/2018. Penelitian dilakukan pada bulan

Desember 2017 - Agustus 2018. Pengambilan daun gamal (G. maculata)

dilakukan di Desa Suka Ratu, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu

(Andriyani, 2016) oleh penelitian sebelumnya, daun gamal sudah tersedia dalam

bentuk serbuk. Kutu putih (P. Cryptus) betina dewasa didapatkan di Kelurahan

Sepang Jaya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung. Bioassay dilakukan di

Laboratorium Zoologi FMIPA Universitas Lampung dan analisis spektrokopis

dilakukan Laboratorium Terpadu Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung

(LTSIT Unila).

B. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah, timbangan, spatula, alat-alat

gelas, labu erlenmeyer, glass beaker, kamera digital sebagai alat dokumentsi serta

alat tulis. Toples sebagai wadah pengambilan, buah sirsak muda, hama kutu

Page 36: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

18

putih, kuas, jarum sebagai alat pemindah kutu putih dan gelas plastik untuk uji

bioassay. Rotavapor merek Buchi R-220 SE untuk mengevaporasi ekstrak pelarut

polar, Rotavapor merek Buchi R-210 SE untuk mengevaporasi ekstrak pelarut non

polar, freeze dryer, freezer, lampu UV 254 nm dan 366 nm berfungsi untuk

visualisasi bercak pada plat KLT, pemanas listrik untuk memanaskan plat pada

saat uji senyawa di KLT, pipet kapiler sebagai alat pemindah ekstrak pada plat

KLT, sonic digunakan untuk memisahkan endapan, digunakan pada saat

melakukan uji KLT, MPLC untuk pemurnian ekstrak metanol dilanjutkan dengan

Spektrofotometri UV- Vis untuk penentuan golongan senyawa flavonoid, jumlah

komponen senyawa fenol dan flavonoid. FTIR untuk analisis kadar dan golongan

senyawa. Corong pisah untuk partisi ekstrak, tabung reaksi untuk menampung

fraksi dari MPLC kamera untuk dokumentasi, pisau untuk mengambil buah sirsak

muda, toples untuk tempat buah sirsak beserta kutu putihnya, kain kasa untuk

menutup media uji, gelas plastik untuk wadah media uji, tusuk gigi untuk

memindahkan kutu putih.

Bahan yang digunakan yaitu serbuk daun gamal yang sudah tersedia, pelarut

heksana dan diklorometana (DCM) sebagai pelarut non polar, metanol dan

akuades sebagai pelarut polar, plat KLT fluorensensi, pelarut visualisasi CeSO4,

AICI3, H3BO3 dan NaOH, etanol sebagai eluen pada KLT, etil asetat sebagai

reagen KLT dan pelarut partisi, etanol sebagai eluen pada KLT, isopropanol dan

aquapure, sebagai pelarut MPLC, kuersetin, NaOH, NaNO2 sebagai pereaksi pada

penentuan kadar flavonoid, asam galat, folin, Na2CO3 sebagai pereaksi pada

penentuan kadar fenolik, akuabides sebagai pelarut pada analisis kadar flavonoid

dan fenolik, kolom C-19, kolom sphadex, dan kolom silika digunakan untuk

Page 37: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

19

pemurnian ekstrak. Kutu putih sirsak (P. cryptus) betina dewasa beserta buah

sirsak, dan buah sirsak muda sebagai media uji.

C. Prosedur Penelitian

1. Isolasi dan Pemurnian Senyawa Golongan Flavonoid

a. Maserasi Bertingkat

Serbuk daun gamal ditimbang 500 gram pada masing-masing erlenmeyer.

Daun gamal dimaserasi secara bertingkat menggunakan pelarut heksana,

diklorometana, metanol dan air untuk memisahkan senyawa-senyawa polar

dan non polar yang terkandung didalamnya.

b. Ekstrak Metanol

Sebanyak 500 gram serbuk daun gamal dimaserasi menggunakan pelarut

heksana sebanyak 1500 mL. Maserasi dengan pelarut heksana dilakukan

selama 1x24 jam kemudian dipisahkan antara filtrat dan ampas. Hal ini

dilakukan sebanyak 4 kali ulangan yang bertujuan untuk menarik

senyawa-senyawa nonpolar yang terkandung pada daun gamal.

Setelah itu ampas dimaserasi menggunakan pelarut DCM sebanyak

1500 mL. Maserasi dengan pelarut DCM dilakukan selama 1x24 jam

sebanyak 4 kali ulangan dengan tujuan senyawa-senyawa nonpolar dan

polar dapat terangkat. Selanjutnya untuk mendapatkan ekstrak polar

(metanol) ampas dimaserasi menggunakan pelarut metanol sebanyak 2500

mL.

Page 38: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

20

Maserasi dengan pelarut metanol dilakukan selama 1x24 jam dengan 4

kali ulangan hingga tidak ada lagi senyawa-senyawa organik yang dapat

ditarik.

c. Ekstrak Air

Setelah maserasi menggunakan metanol dilanjutkan dengan maserasi

menggunakan air sebanyak 3000 mL. Ampas sisa penyaringan ekstrak

metanol direndam menggunakan akuades selama 1x24 jam dengan 4 kali

pengulangan hingga didapatkan filtrat air yang mengandung senyawa-

senyawa polar.

2. Evaporasi

Filtrat metanol dan filtrat air selanjutnya dievaporasi hingga tidak ada lagi

kandungan pelarutnya. Hasil evaporasi maserat metanol dan air kemudian

dipekatkan dengan metode rekristalisasi menggunakan freeze dryer hingga

membentuk ekstrak kasar dalam bentuk pasta.

3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Lapis Tipis dilakukan menggunakan eluen kombinasi,

eluen digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut

atau campuran pelarut tersebut pada adsorben. Suatu pelarut yang

bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak

polar dari ikatannya dengan alumina sehingga pada KLT harus

Page 39: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

21

menggunakan pelarut yang kepolarannya sesuai dengan senyawa yang

dicari.

Hasil evaporasi ekstrak kasar metanol dan air diKLT menggunakan plat

KLT silika fluoresensi (5x2 cm), dengan larutan identifikasi CeSO4 10%

dan AlCl315% dengan perbandingan 1:1. Eluen yang digunakan yaitu

heksana dan etanol dengan perbandingan 7:3, 1:1, dan 3:7.

4. Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC)

Sebelum menggunakan MPLC, ekstrak metanol terlebih dahulu dipartisi

menggunakan etil asetat dan air. Partisi bertujuan untuk memisahkan

senyawa dengan polaritas tinggi dan senyawa dengan polaritas rendah.

Partisi dilakukan dengan mengencerkan ekstrak metanol dengan pelarut,

kemudian dimasukkan dalam corong pisah. Masukkan dua jenis pelarut

yang tidak bercampur (etil asetat dan air) dengan perbandingan 1:1.

Kemudian larutan dikocok dan didiamkan hingga terpisah. Apabila

larutan sudah terpisah, pisahkan bagian etil dan air. Ekstrak yang larut

dalam etil dapat langsung di murnikan.

Untuk pemurnian ekstrak metanol dan air dilakukan dengan cara fraksinasi

menggunakan Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC).

Fraksi- fraksi yang sudah didapat kemudian dikelompokkan berdasarkan

warna dan hasil MPLC yang didapat lalu dievaporasi. Hasil evaporasi

dianalisis KLT kembali hingga didapatkan fraksi aktif kaya flavonoid yang

dapat digunakan untuk bioassay. MPLC ekstrak kasar metanol

Page 40: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

22

menggunakan pelarut etanol dan heksana sedangkan untuk ekstrak kasar

air menggunakan pelarut aquapure.

5. Kromatografi Kolom Grafitasi (KKG)

Fraksi yang didapat dari pemurnian menggunakan MPLC dimurnikan

kembali menggunakan kromatografi kolom grafitasi. Proses KKG diawali

dengan kolom C-18 dilarutkan menggunakan air terlebih dahulu,

kemudian dimasukkan kedalam wadah untuk pemisahan. Fraksi yang

mempunyai titik puncak tertinggi pada MPLC (F2) ditimbang sebanyak

0,2 gram dan dilarutkan kedalam aquapure sebanyak 1 mL. Kemudian

sampel dimasukkan kedalam kolom, tunggu hingga sampel memenuhi

kolom. Setelah itu masukkan pelarut sedikit demi sedikit kedalam kolom.

Tampung hasil pemurnian menggunakan botol kecil. Pelarut yang

digunakan yaitu aquapure dan metanol 10%. Hasil yang didapatkan dari

pemisahan kemudian di KLT dan dilihat senyawa yang mempunyai nilai

Rf yang sama.

6. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis ini digunakan untuk mengetahui jenis dan

struktur dari senyawa flavonoid. Analisis dilakukan dengan tahapan

pembuatan larutan standar dan persiapan analisis ekstrak.

Page 41: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

23

6.1. Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar yang digunakan untuk penentuan kadar flavonoid

yaitu larutan standar kuersetin. Sebelum membuat larutan standar

sebaiknya dibuat larutan induk terlebih dahulu. Larutan induk dibuat

dengan menimbang kuersetin sebanyak 2 mg dilarutkan dalam labu

ukur 10 mL dengan pelarut akuabides hingga batas miniskus (kadar

kuersetin menjadi 200 mg/L). Kemudian larutan induk diambil

sebanyak 2,5 mL dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan pelarut

akuabides hingga batas miniskus (kadar kuersetin menjadi 100 mg/L).

Larutan standar dibuat dari larutan induk 100 mg/L dengan cara

memipet 0,2 ; 0,5 ; 0,8 ; 1,0 ; 1,2 dan 1,5 mL, dilarutkan kedalam 10

mL dengan pelarut akuabides (kadar larutan standar menjadi 2 ; 5 ; 8 ;

10 ; 12 dan 15 mg/L). Selain larutan standar, juga terdapat blanko

(konsentrasi 0 mg/L). Blanko (larutan kosong) dibuat dengan

mereaksikan larutan tanpa ditambah kuersetin. Sebanyak 0,5 mL dari

masing masing konsentrasi larutan direaksikan dengan 0,3 mL NaNO2

5% kemudian didiamkan selama 5 menit. Menambahkan sebanyak

0,3 mL AlCl3 10% kedalam larutan, kemudian didiamkan kembali

selama 5 menit. Larutan direaksikan dengan 2 mL NaOH 1 M,

kemudian diencerkan dengan akuabides hingga volume total 10 mL

dan didiamkan 15 menit. Larutan standar diukur absorbansinya pada

panjang gelombang 314 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Kurva

standar diperoleh dari hubungan antara konsentrasi kuersetin (mg/L)

Page 42: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

24

dengan absorbansinya. Sedangkan larutan standar yang digunakan

untuk penentuan kadar fenolik yaitu asam galat.

Larutan induk asam galat dibuat dengan menimbang 4 mg dilarutkan

dalam labu ukur 10 mL dengan pelarut akuabides hingga batas

miniskus (kadar asam galat menjadi 400 mg/L). Kemudian larutan

induk diambil sebanyak 2,5 mL dilarutkan dalam labu ukur 10 mL

dengan pelarut akuabides hingga batas miniskus (kadar asam galat

menjadi 100 mg/L).

Larutan standar dibuat dari larutan induk 100 mg/L dengan cara

memipet 0,2 ; 0,5 ; 0,8 ; 1,0 ; 1,2 dan 1,5 mL, dilarutkan kedalam 10

mL dengan pelarut akuabides (kadar larutan standar menjadi 2 ; 5 ; 8 ;

10 ; 12 dan 15 mg/L). Selain larutan standar, juga terdapat blanko

(konsentrasi 0 mg/L). Blanko (larutan kosong) dibuat dengan

mereaksikan larutan tanpa ditambah asam galat. Sebelum

mereaksikan larutan standar, dibuat terlebih dahulu larutan stok folin

dengan mengambil 2,5 mL folin dilarutkan dalam labu ukur 25 mL

dengan pelarut akuabides hingga batas miniskus. Sebanyak 5 mL dari

masing masing konsentrasi larutan standar direaksikan dengan

menambahkan 1 mL folin kemudian didiamkan selama 5 menit.

Menambahkan sebanyak 4 mL Na2CO3 7,5% kedalam larutan,

kemudian didiamkan kembali selama 90 menit. Larutan standar

diukur absorbansinya pada panjang gelombang 747 nm dengan

spektrofotometer UV-Vis.

Page 43: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

25

6.2. Persiapan Analisis Ekstrak

Ekstrak metanol dan air daun gamal kultivar Pringsewu ditimbang

masing-masing sebanyak 5 mg. Sampel kemudian dilarutkan dengan

akuabides kedalam labu ukur 5 mL. Sampel diambil 0,4 mL dari

larutan stok lalu dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambah dengan

akuabides sebanyak 3,6 mL, setelah itu direaksikan dengan cara yang

sama dengan pembuatan larutan standar untuk masing-masing

pengujian, sampel dibuat dengan tiga ulangan.

Selain digunakan untuk penentuan kadar flavonoid dan fenolik,

spektrofotometri UV-Vis juga digunakan untuk menganalisis panjang

gelombang maksimum pada ekstrak. Persiapan sampel untuk analisis

panjang gelombang yaitu sampel ditimbang sebanyak 0,4 gram

kemudian diencerkan hingga 500x. Kemudian sampel dianalisis dan

ditentukan panjang gelombang maksimum dengan melihat nilai

absorbansi pada ekstrak.

7. Spektrofotometri Inframerah Transformasi Fourier (FTIR)

Metode spektrofotometri FTIR digunakan dalam menentukan dan

mengidentifikasi berbagai gugus fungi yang terdapat dalam senyawa

organik. Gugus fungsi dalam suatu molekul dapat diketahui dari vibrasi

yang menghasilkan daerah frekuensi spesifik pada spektrum FTIR

(Afriyorawan, 2013).

Page 44: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

26

Senyawa flavonoid yang dianalisis sebanyak 0,1 gram. Sampel dipekatkan

dan diteteskan pada alat kemudian diukur puncak-puncak serapannya

untuk mendeteksi gugus-gugus fungsional yang terdapat dalam struktur

senyawa isolat.

D. Bioassay Fraksi yang Didapat

Bioassay yang dilakukan adalah uji mortalitas terhadap hama kutu putih

dengan pengaruh residu (residual effect). Setiap senyawa yang ditemukan

pada tahapan fraksinasi dilakukan bioassay terhadap hama kutu putih betina

stadium dewasa dengan media uji yang digunakan adalah buah sirsak tempat

hama P. cryptus hidup. Hal ini dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif

insektisida.

Uji residu dilakukan dengan merendam buah sirsak dengan 5 taraf

konsentrasi ekstrak metanol dan air dengan konsentrasi (0%, 0,05%, 0,10%,

0,15% dan 0,20%) (Aksah, 2016), selama 10 menit, 10 ekor kutu putih sirsak

betina dewasa yang sudah diaklimatisasi selama 1 hari sebelum perlakuan,

diletakkan pada buah sirsak yang sudah direndam dengan ekstrak daun gamal

dan dipelihara pada wadah uji. Pengamatan mortalitas serangga uji dilakukan

pada 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan. Percobaan ini dilakukan masing-

masing 3 kali ulangan.

Page 45: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

27

Larutan uji dikatakan efektif bila larutan tersebut memberikan nilai

LC50 ≤ 5% (Prijono, 2005). Cara kerja mulai dari persiapan sampel,

pembuatan ekstrak dan bioassay untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram alir (Gambar 6).

E. Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis probit untuk

menentukan nilai LC50 dan Uji Paired Sampel Test digunakan untuk

menentukan larutan yang efektif sebagai insektisida nabati.

F. Diagram Alir Penelitian

Pelaksanaan penelitian mulai dari pengambilan daun gamal sampai dengan

mendapatkan isolat murni. Adapun pelaksanaan tahapan penelitian yang

dilakukan dapat dilihat pada diagram penelitian.

Page 46: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

28

Gambar 6. Diagram alir penelitian

Maserasi Bertingkat Daun Gamal

Serangga uji- Kutu putih betina dewasa (300 ekor 1x bioassay)- Aklimatisasi selama 1hari

Media uji- buah sirsak (30 buah)- buah dibersihkan

Ekstrak Metanol

Heksana

DCM 4x Pengulangan

Metanol

Bioassay ekstrak metanol dan air:- Buah direndam dengan ekstrak metanol dan air selama 10 menit dengan

konsentrasi 0%, 0,05%, 0,10%, 0,15% dan 0,20%. Buah dikeringkan dari sisaair rendaman.

- Kutu putih (Pseudococcus cryptus) diletakkankan pada media uji (10 ekor).- Pengamatan pada 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan mendapatkan LC50

Senyawa aktif ekstrak polar (metanol dan air)dilakukan pengujian KLT dan fraksinasimenggunakan MPLC.

Evaporasi dan Freeze dryer

Ekstrak Kasar Metanol dan Air

Bioassay isolat murni terhadapP. cryptus pada skala laboratorium,

menggunakan nilai LC50 ekstrakkasar

Ekstrak Air

Heksana

DCM

Metanol

Air

Bioassay

4x Pengulangan

Senyawa aktif ekstrak polar air dilakukanpengujian KLT dan fraksinasi menggunakan KKG.

Analisis Spektroskopis penentuan struktur senyawamurni aktif dari ekstrak yang efektif menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis dan FTIR

Data dianalisis dengan analisis Probit

Data dianalisis dengan analisisPaired Sampel Test

Page 47: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ekstrak metanol serbuk daun gamal kultivar Pringsewu memiliki kadar

flavonoid sebesar 4,5 mg/L kuersetin dan kadar fenolik sebesar 3,2 mg/L asam

galat. Sedangkan ekstrak air memiliki kadar flavonoid sebesar 3,6 mg/L

kuersetin dan kadar fenolik sebesar 1,7 mg/L asam galat.

2. Ekstrak murni air serbuk daun gamal kultivar Pringsewu mengandung senyawa

flavonoid dari golongan flavonol dan struktur senyawanya terdiri dari kerangka

struktural 3-hidroksi-2-fenil-1,4-benzopiron

3. Ekstrak kasar air serbuk daun gamal kultivar Pringsewu lebih efektif terhadap

mortalitas hama kutu putih pada tanaman sirsak berdasarkan nilai LC50 ekstrak

kasar air sebesar 0,106% dibandingkan ekstrak murni air daun gamal LC50

sebesar 0,164%.

Page 48: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

49

B. Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan untuk diujikan terhadap serangga uji yang

berbeda dan pembuatan ekstrak metanol serta air dibuat lebih banyak agar

tercukupi.

Page 49: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

50

DAFTAR PUSTAKA

Afriyorawan, N. 2013. Karakterisasi Senyawa Flavonoid Hasil Isolasi EkstrakMetanol Daun Gamal (Gliricidia maculata) [Skripsi]. Universitas Lampung.Lampung.

Aksah, F. 2016. Perbandingan Daya Racun Isolat Murni Ekstrak Metanol danEkstrak Air Daun Gamal (Gliricidia maculata) Terhadap Mortalitas KutuPutih (Pseudococcus cryptus) pada Tanaman Sirsak (Annona muricata)[Tesis]. Program Studi Pascasarjana Biologi. Universitas Lampung.Lampung.

Andriyani, R. 2016. Daya Insektisida, Jenis, dan Struktur Isolat Murni EkstrakPolar Serbuk Daun Gamal (Gliricidia maculata Hbr.) Terhadap Kutu Putih(Planococcus minor Maskell) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)[Tesis]. Program Studi Pascasarjana Biologi. Universitas Lampung.Lampung.

Azizah, D. N., Kumolowati, E., dan Faramayuda, F. 2014. Penetapan KadarFlavonoid Metode AlCl3 pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao(Theobroma cacao L.). Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(2).

Darmawati, A. A. S. K., Bawa, I. G. A, dan Suitra, I. W. 2015. Isolasi danIdentifikasi Senyawa Golongan Flavonoid pada Daun Nangka (Artocarpusheterophyllus Lmk) dan Aktifitas Antibakteri terhadap BakteriStaphylococcus aureus. Jurnal Kimia. 9 (2): 203-2010

Darusman, L. K., Heryanto, R., Rafi, M., Rohaeti, E., Wahyuningrum, A. 2011.Prediksi Kadar Flavonoid Total Tempuyung (Sonchus arvensis)Menggunakan Kombinasi Spektroskopis IR dengan Regresi KuadratTerkecil Parsial. Jurnal kimia. kimia 5, 101-108.

Dinata. 2008. Basmi Lalat dengan Jeruk Manis. Semarang, Restrieved fromhttp//arda, studentsblog.indip.ac.id/2008. Diakses pada tanggal 16 Agustus2018 pukul 20.00 Wib.

Elevitch, C. R and Francis, J. K. 2006. Gliricidia sepium (gliricidia) Fabacea(legume family). Spesies Profiles For Pasific Island Agroforestry.www.traditionaltree.org. Diakses 11 Oktober 2017, pukul 22.00 WIB.

Page 50: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

51

Ghasemzadeh, A. and Ghasemzadeh, N. 2011. Flavonoids and Phenolic Acids:Role and Biochemical Activity in Plants and Human. Journal of MedicinalPlants Research. 5 (31): 6697-6703. Available online athttp://www.academicjournals.org/JMPR, ISSN 1996 - 0875 ©2011Academic Journals DOI: 10.5897/JMPR11.1404. Iran.

Hariyanto, Ih. Fajriaty, I., Rahmawani, S. P., dan Abdurrachman. 2017. SkriningFitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis dari Ekstrak Etanol HerbaPacar Air (Impatiens balsamina ). Program Studi Farmasi Kedokteran.Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Herlina, L. 2010. Introduksi. Parasitoid,Sebuah Wacana Baru dalamPengendalian Hama Kutu Putih Pepaya (Paracoccus marginatus) diIndonesia. Balai Besar dan Pengembangan Bioteknologi dan SumberdayaGenetik Pertania: Bogor.

Hermawan, G. P. 2013. Ekstraksi Daun Sirsak (Annona muricata L)Menggunakan Pelarut Etanol. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. JurusanTeknik Kimia. Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang.

Ipandi, I., Triyasmono, L., dan Prayitno, B. 2016. Penentuan Kadar FlavonoidTotal dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kajajahi (Leucosykecapitellata). Program Studi Farmasi FMIPA. Universitas LambungMangkurat Banjarmasin. Banjarmasin.

Isuasta, E. 1988. Dilema Pestisida.Yogyakarta: Kanisius.

Ivakdalam, L. M. 2010. Dampak Ekonomi Serangan Hama Asing Invasif(Paracoccus marginatus) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Usaha TaniPepaya di Kabupaten Bogor [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor. Jurnal Pharmasience, 3.

Kasumbogo, U. 2006. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: GajahMada Press.

Kusuma, R.A dan Andarwulan, N. 2012.Aktifitas Antioksidan dan Ekstrak BuahTakokak (Solanum torvum).[Skirpsi] Bogor. Department of food Scienceand Technology Institusi Pertanian Bogor. Halaman 1-6.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida (Makalah).Fakultas Matematika dan Ilmu Alam. Universitas Sumatera Utara

Lebang, M.S.,Taroreh D.,dan Rimbing. 2016. Efektifitas Daun Sirsak (Annonamuricata L.) dan Daun Gamal (Gliricidia sepium) dalam PengendalianHama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T) pada Tanaman Padi. ProgramStudy Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Page 51: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

52

Martoatmodjo, S. I. Hamid, B. A., dan Soemartono. 1973. Gamal Pohon SerbaGuna, Balai Pustaka.

Mierziak, J., Kostyn K., and Kulma A,. 2014. Flavonoids As Important MoleculsOf Plant Interations With The Environment. Jurnal Faculty Biotechnology,Wroclaw University, Poland

Muizuddin, M dan Zubaidah, E. 2015. Studi Aktifitas Antibakteri Kefir Teh DaunSirsak (Annona muricata L.) dari Berbagai Merk Teh Daun SirsakDipasaran. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (4): 1662 – 1672, September2015. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas BrawijayaMalang. Malang.

Myers, P., Espinosa, R., Parr, C S., Jones T. Hammond, G S. 2018. The AnimalDiversity Web (online). https://animaldiversity.org. Diakses 21 Oktober2018, pukul 20.00 WIB.

Nasution, B. A. 2012. Keanekaragamanan Spesies Kutu Putih (Hemiptera;Pseudiccidae. pada Tanaman Buah-Buahan di Bogor. Institut PertanianBogor. Bogor.

Nazli, R., Sohail,T., Nawab, B., and Yaqeen, Z. 2011. Antimicrobial Property ofGliricidia Sepium Plant Extract. Journal Agriculture Resource. 24 (1-4).Pakistan.

Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisi Nilai Absorbansi dalamPenentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.Jurusan Fisika. Universitas Negeri Padang. Jurnal fisika, 2 (76-83).

Nismah, N., Widiastuti, E. L., dan Sumiyani, E. 2009. Uji Efikasi Ekstrak DaunGamal (Gliricidia maculata) Terhadap Imago Hama Bisul Dadap(Quadrastichus erythrinae). Prosiding Seminar Nasional XX dan KongresBiologi Indonesia XIV. Malang 24 - 25 Juli 2009.

Nuari, S.,Anam, S., dan Khumaidi, A. 2017. Isolasi dan Identifikasi SenyawaFlavonoid Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereusw polyrhizus)(F.A.C.Weber) Brinton & Rose). Jurnal farmasi. Fakultas MIPA,Universitas Tadulako. Palu.

Nukmal, N., Utami, N., dan Pratami, G. D. 2011. Isolasi Senyawa Flavonoid dariEkstrak Air Serbuk Daun Gamal (Gliricidia maculata) dan UjiToksisitasnya Terhadap Hama Kutu Putih Pepaya (Paracoccus marginatus).Seminar Nasional dan Musyawarah Anggota 2011 Perhimpunan EntimologiIndonesia Cabang Bandung. Tanggal 16 - 17 Februari 2011.

Page 52: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

53

Nulik, J dan Hau D. K. 2009. Tanaman Gamal (Gliricidia sepium) dan PotensiPemanfaatannya sebagai Pakan Ternak Dan Fungsi Lainnya dalam UsahaTani di Nusa Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian(BPTP): NTT

Oka, IN. 1995. Penggunaan, Permasalahan Serta Prospek Peptisida Nabatidalam Pengendalian Hama Terpadu. Bogor.

Orwa, C. A. Mutua., R. Kindt., R. Jamnadass., S. Anthony. 2009. AgroforestryDatabase 4.0 : Gliricidia sepium.http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp. Diakses20 Oktober 2017 pukul 17.02 WIB.

Pavela, R,. 2007.The Feeding Effect of Polyphenolic Compounds on the ColoradoPotato Beetle (Leptinotarsa decemlineata). Research Institute of CropProduction, Drnovska 507, 16106 Prague 6, Czech Republic.

Prijono, D. 2005. Pemanfaatan dan Pengembangan Pestisida Nabati. MakalahSeminar Ilmiah. Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian. UniversitasLampung.

Raini, M. 2007. Toksikologi Peptisida dan Penanganan Akibat KeracunanPeptisida. Media Litbang Kesehatan Vol XVII. 17 (3). DepartemenKesehatan. Jakarta

Rimijuna, I., Yenie, E., Elystia, S. 2017. Pembuatan Peptisida NabatiMenggunakan Metode Ekstraksi dari Kulit Jengkol dan Umbi BawangPutih. Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Universitas RiauKampus Binawidya. Pekan Baru.

Rizki, M. 1970. Kutu Putih. (Planococcus sp).http://www.labscorner.org/opt/kb/index.php?comp=home.detail.94. Diakses15 November 2017 pukul 14.33 WIB.

Rohyami, Y. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak MetanolDaging Buah Mahkota Dewa. Jurnal Logika, 5 (1): 1 - 16.

Safirah, R., Widodo, N., Budiyanto, M. A. K. 2016. Uji Efektifitas InsektisidaNabati Buah Crescentia cujete dan Bunga Syzygium aromaticum TerhadapMortalitas Spodoptera litura secara In Vitro Sebagai Sumber BelajarBiologi. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP. UniversitasMuhammadiyah Malang. Malang

Safitri, M. 2018. Penetapan Kadar Fenol dan Flavonoid Total serta AktifitasAntioksidan Fraksi n-Butanol Umbi Tawas UT (Ampelocissus rubiginosaLauterb.). [Skirpsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Lambung Mangkura

Page 53: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

54

Sejati, R. D. 2014. Spetrofotometri Inframerah Transformasi Founter.http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer_Inframerah_Transformasi_Fourier, diakses tanggal 20 Oktober 2017. Pukul 20.30 WIB.

Sinaga, I. L. H. 2009. Skrining Fitokimia dan Uji Aktifitas Antikoksidan dariEkstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum). [Skripsi].Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara. Medan.

Statistik Pertanian. 2014. Statistik Produksi Holtikultura Tahun 2014. DirektoratHoltikultura Kementerian Pertanian. Jakarta.

Stewart, J. L., Allison, G. E., and Simons, A. J. 1996. Gliricidia sepium GeneticResources Farmers. Oxford forestry institude. Oxford.

Suryani, C. N C., D. G., Mayun Permana. dan A.A.G.N. Anom Jambe. 2016.Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kandungan total Flavonoid Dan AktivitasAntioksidan Ekstra Daun Maota (Pometia pinnata). Program Studi Ilmu danteknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana. 4 (2): 43-50.

Sumatri, I., Hermawan, G. P., dan Laksono, H. 2014. Ekstrak Daun Sirsak(Annona muricata L.) Menggunakan Pelarut Etanol. Momentum, 10 (1).

Sunarjono, H. 2005. Sirsak dan Srikaya: Budidaya untuk Menghasilkan BuahPrima. Penebar Swadaya. Depok.

Suparjo. 2008. Saponin, Peran dan Pengaruhmya bagi Ternak dan Manusia[Karya Tulis Ilmiah]. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi

Tapas, A. R., Sakarkar, D. M., & Kakde R. B,. 2008. Flavonoids asNutraceuticals. Tropical Journal of Pharmaceutical Research(3): 1089-1099. Faculty of Pharmacy, University of Benin-Nigeria.

Tarumingkeng, R.C. 2002. Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan OrganismeTanah. http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/12217742.pdf. diaksesTanggal 20 Oktober 2017 pukul 20.33 WIB.

Walker, A., Hoy, M., and Meyerdirk, D. 2008. Papaya Mealibug, Paracoccusmarginatus William and Grana de Willink (Insecta :Hemiptera:Pseudococcidae). University of Florida IFAS Extension. EENY 302.

Wirasuta, M. A. G dan Niruri, R. 2006. Toksikologi Umum. Fakultas MIPA.Jurusan Farmasi. Universitas Udayana. Bali. Hal 66

Yigit, A and Telli, S. 2013. Distrubution, Host Plants and Natural Enemies ofPseudococcus cryptus Hempel (Hemiptera: Pseudococcidae), injurious tocitrus plantations in Hatay. Turki. entomol. derg., 2013, 37 (3): 359-373ISSN 1010-6960.Turki.

Page 54: KUANTIFIKASI DAN PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA …digilib.unila.ac.id/54546/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfii abstrak kuantifikasi dan penentuan struktur senyawa flavonoid ekstrak

55

Yunilawati, H., Rosa, E., dan Nukmal, N. 2016. Perbandingan Daya ToksisitasIsolat Murni Ekstrak Air Daun Gamal (Gliricidia maculata) dan Ekstrak AirDaun Nimba (Azadiracha indica) Terhadap Hama Kutu Putih Pepaya(Paracoccus marginatus). Prosiding Seminar Nasional Sains MatematikaInformatika dan Aplikasinya IV. Fakultas MIPA. Universitas Lampung.ISSN: 2086 – 2342 4 (2).