kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

134
5 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. F PI AO DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA POD 1 a/i PANGGUL SEMPIT DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA KARYA TULIS ILMIAH Dianjurkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : ULFA SARI DEWI NIM : 11.11.894 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2014

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 05-Jul-2015

1.437 views

Category:

Engineering


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. F PI AO DENGAN

POST OP SECTIO CAESAREA POD 1 a/i PANGGUL SEMPIT

DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM

DAERAHKABUPATEN MUNA

KARYA TULIS ILMIAH

Dianjurkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

ULFA SARI DEWI

NIM : 11.11.894

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

RAHA

2014

Page 2: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Berjudul :

”Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. F P1 A0 Dengan Post Op Sectio Caesarea

POD I a/i Panggul Sempit Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna”.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan

penguji.

Raha, Juni 2014

Pembimbing

F ITRIA MARFI, S. Kep, Ns

Mengetahui :

Direktur Akper Pemkab Muna

S A N T H Y , S. Kep, Ns

NIP. 19800212 200312 2 006

Page 3: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

JLN. Poros Raha-Tampo KM. 6 Motewe TLP. 0403-2522954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Ini telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 16 Juni 2014

DEWAN PENGUJI

1. (..............................................)

2. (.............................................)

3. (.............................................)

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan diploma III keperawatan pada akademi keperawatan

pemerintah kabupaten muna

Tanggal 16 Juni 2014

Direktur Akper Pemkab Muna

S A N T H Y, S. Kep, Ns

NIP

Page 4: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

ABSTRAK

Latar Belakang : Menurut catatan medikal record Rumah Sakit Umum daerah

Kabupaten Muna pada periode bulan Januari sampai dengan April 2014, diman

jumlah ibu hamil yang dilakukan tindakan sectio caesarea a/i panggul sempit yaitu

tercatat 5 orang, dan panggul sempit menempati urutan ke 7 dari 10 kasus terbesar

yang dirawat di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

Tujuan penulisan : Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini agar memperoleh

gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada

Klien Dengan Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit dengan pendekatan

proses keperawatan di mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Metode Telaahan : Metode yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan

proses keperawatan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi,

wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Sistematika Telaahan : Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 4 BAB

dengan susunan sebagai berikut : BAB I Tinjauan Teoritis, BAB II Tinjauan

Kasus dan Pembahasan, BAB 4 Penutup dan Rekomendasi.

Tinjauan Kasus : Dari hasil pengkajian didapatkan 4 diagnosa keperawatan yaitu

nyeri, gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri dan resiko tinggi infeksi

Pembahasan : Mengulas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.

Kesenjangna yang ditemukan akan dibahas berdasarkan asuhan keperawatan yaitu

tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan Asuhan

Keperawatan Ny. F P1A0 dengan Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit.

Kesimpulan : Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan post op

sectio caesarea perawata harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif

dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan

asuhan keperawatan di perlukan adanya pendokumentasian yang dicatat dalam

status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama baik dengan tim

kesehatan lainnya.

Page 5: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya tulis ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. F P1 A0

dengan Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit Di Ruang Delima Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna” disusun sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akper

Pemkab Muna.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dengan berbagi pihak. Pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sangat

mendalam kepada :

1. Bapak dr. Tutut Purwanto selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna beserta staf yang telah memberikan waktu dan kesempatan

untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik keperawatan pada Rumah

Sakit yang dipimpinya

2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns., selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada

Akper Pemkab Muna.

Page 6: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Ibu Ns. Musriani, S. Kep., M.Kes dan Ibu Dina Asminatalia, S. Kep, Ns.,

selaku penguji institusi dan penguji lahan ujian praktek di Ruang Delima

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

4. Ibu Fitria Marfi, S. Kep, Ns., selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan

mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis Imliah ini dapat terselesaikan.

5. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruang Delima Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan

nasehat serta kerjasama dalam melakukan Asuhan Keperawatan di ruangan

yang di pimpinnya.

6. Seluruh Staf dan Dosen Akper Pemkab Muna yang telah memberikan

dukungan dan bantuan serta kerjasama dalam proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

7. Klien Ny. F dan keluarganya yang telah senang hati menerima penulis untuk

mengadakan studi kasus berupa pelaksanaan Asuhan Keperawatan.

8. Orang tuaku tercinta ayahanda Mustafa, Ibunda Suarni, kakak, adik dan

seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan moril yang sangat berarti

selama mengikuti pendidikan.

9. Sahabat-sahabatku Vevianti Mafika Sari, Juliana, Dian Andriani Djiki,Samsul

Sahri, Ramlan serta rekan-rekan mahasiswa Akper Pemkab Muna yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala

bantuan dan kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya. Olehnya itu,

penulis mengharapkan adanya masukkan, baik kritik ataupun saran yang bersifat

membangun demi kesempuranaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat

pahala Allah SWT. Demikian Karya Tulis Ilmiah ini penulis buat, semoga

bermanfaat bagi dunia keperawatan, Amin.

Raha, Juni 2014

Penulis

vii

Page 8: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii

ABSTRAK......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR....................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................. ix

DAFTAR BAGAN............................................................................. x

DAFTAR GAMBAR......................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................. 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan...................................... 4

C. Tujuan......................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan...................................................... 6

E. Metode Telaahan........................................................ 7

F. Waktu Pelaksanaan..................................................... 8

G. Tempat Pelaksanaan................................................... 8

H. Sistematika Penulisan................................................. 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA a/i

PANGGUL SEMPIT

A. Konsep Dasar

1. Pengertian............................................................... 11

2. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita....... 12

3. Klasifikasi............................................................... 17

4. Etiologi................................................................... 19

Page 9: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

5. Patofisiologi.......................................................... 20

6. Pemeriksaan Penunjang........................................ 21

7. Penatalaksanaan Medis......................................... 22

8. Komplikasi............................................................ 23

9. Dampak Masalah Terhadap Sistem Tubuh........... 24

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit

1. Pengkajian........................................................... 35

2. Diagnosa keperawatan......................................... 48

3. Perencanaan......................................................... 50

4. Implementasi....................................................... 60

5. Evaluaasi............................................................. 60

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjuan Kasus............................................................ 62

1. Pengkajian.......................................................... 62

2. Diagnosa Keperawatan....................................... 79

3. Rencana Tindakan Keperawatan........................ 82

4. Implementasi Dan Evaluasi................................ 85

5. Catatan Perkembangan....................................... 89

B. PEMBAHASAN....................................................... 96

1. Pengkajian.......................................................... 97

2. Diagnosa Keperawatan....................................... 106

3. Perencanaan........................................................ 108

4. Implementasi...................................................... 109

5. Evaluasi.............................................................. 111

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan............................................................... 113

B. Rekomendasi............................................................. 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Sepuluh Penyakit Terbanyak di Ruang Delima

RSUD Kabupaten Muna........................................................ 3

Tabel 2. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas.......................... 66

Tabel 3. Pola Aktivitas Sehari-hari..................................................... 73

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium.......................................... 75

Tabel 5. Analisa Data.......................................................................... 77

Tabel 6. Rencana Tindakan Keperawatan........................................... 82

Tabel 7. Implementasi Dan Evaluasi................................................... 85

Tabel 8. Catatan Perkembangan.......................................................... 89

Page 11: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I. Genogram III Generasi 65

Page 12: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana penyuluhan

Lampiran 2 : Satuan Penyuluhan

Lampiran 3 : Materi

Lampiran 4 : Leaflet

Lampiran 5 : Lembar Konsul

Page 13: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya besar bagi Bangsa Indonesia untuk meluruskan kembali arah

pembangunan nasional yang telah dilaksanakan secara terpadu disegala

bidang. Salah satu bidang dalam pembangunan adalah bidang kesehatan.

Tuntutan reformasi total tersebut muncul karena masih banyak kesimpangan

hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan. Derajat

kesehatan masih tertinggal jauh dan kurangnya kemandirian dalam

pembangunan kesehatan merupakan modal utama pembangunan nasional.

Maka penting bagi Bangsa Indonesia untuk menerapkan paradigma baru dan

paradigma sehat yang merupakan upya untuk lebih meningkatkan kesehatan

yang bersifat preventif (Depkes RI, 2009).

Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses

kehamilan. Oleh karena itu, banyak wanita hamil merasa khawatir, cemas dan

gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap wanita menginginkan

persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna.

Seperti yang telah diketahui, ada dua cara persalinan yaitu persalinan

pervaginam yang lebih dikenal dengan persalinan normal atau alami dan

persalinan dengan operasi caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau

sectio caesarea (Kompas, 2012).

Page 14: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan yang bertujuan melahirkan

anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Akan tetapi persalinan

melalui sectio caesarea bukanlah alternatif yang lebih aman karena

diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya sectio

caesarea, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak

pada kematian ibu (Wiknjosastro, 2005).

Namun dewasa ini, sectio caesarea jauh lebih aman daripada dulu

berkat kemajuan dalam antibiotika, transfusi darah, anestesi dan teknik

operasi yang lebih sempurna. Karena itu, saat ini ada kecenderungan untuk

melakukan operasi tanpa dasar indikasi yang cukup kuat (Winkjosastro,

2005).

Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih

merupakan masalah besar di Negara berkembang termasuk Indonesia. Sekitar

25% – 50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Kompas, 2011).

Tahun 2005 AKI di Dunia 400/100.000 kelahiran hidup, di Negara

maju 9/100.000 kelahiran hidup dan di Negara berkembang 450/150.000

kelahiran hidup. Berdasarkan laporan WHO, pada tahun 2009 AKI di

Indonesia 230/100.000 kelahiran hidup, sedangkan data Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 bahwa AKI sebesar 228/100.000

kelahiran hidup (Depkes RI, 2011).

Dalam upaya pencapaian dan tujuan pembangunan kesehatan,

peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan

Page 15: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) menjadi 102/100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015 dari 425/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992

(SKRT). Untuk menurunkan AKI diperlukan upaya-upaya yang terkait

dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. Di Negara-negara maju, angka sectio

caesarea meningkat dari 5% pada 25 tahun yang lalu menjadi 15%

sedangkan hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) menunjukkan bahwa

terdapat 15% persalinan dilakukan melalui operasi (Depkes RI, 2011).

Menurut data rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna, daftar sepuluh penyakit terbesar di Ruang Delima yaitu :

Tabel 1. Daftar sepuluh penyakit terbesar Diruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna (Januari - April 2014).

NO Jenis Penyakit Jumlah %

1 Abortus Inkomplit 15 23,07

2 Mioma Uteri 8 12,30

3 Eklamsia 7 10,76

4 Gawat Janin 7 10,76

5 Plasenta Previa 6 9,23

6 Letak Bokong 5 7,69

7 Panggul Sempit 5 7,69

8 Serotinus 4 6,15

9 Ketuban Pecah Dini 4 6,15

10 Letak Lintang 4 6,15

Jumlah 65 100

Sumber: Medikal Record Ruang Perawatan Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna 2014.

Tabel 1. Diatas menunjukan bahwa dari 65 jumlah pasien di Ruang

Perawatan Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, penderita

penyakit sectio caesarea atas indikasi panggul sempit berjumlah 5 orang,

dengan persentase 7,69%, angka kejadian ini merupakan peringkat kedelapan

dari sepuluh penyakit terbesar yang dirawat dalam 4 bulan terakhir di Ruang

Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

Page 16: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Dari data tersebut memberikan gambaran bahwa masalah penyakit

Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit perlu mendapatkan perhatian dan

penanganan yang baik untuk lebih memahami mendalam mengenai penyakit

sectio caesarea dan penerapan proses keperawatan pada penyakit tersebut

serta dari hasil penentuan kasus pada ujian akhir program, maka penulis

menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada

Klien Ny. F P1 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea POD 1 a/i Panggul Sempit

di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Derah Kabupaten Muna.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Berdasarkan data dan informasi dari berbagai referensi yang ada,

memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pasien dengan masalah Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit mempunyai resiko yang sangat luas, sehingga

membutuhkan asuhan keperawatan dengan memberikan tindakan yang

maksimal dengan harapan masalah dapat dikurangi atau diatasi. Melihat

masalah pada penyakit sectio caesarea yang cukup luas, maka dalam

penyusunan karya tulis ini penulis hanya membahas tentang “Asuhan

Keperawatan Pada Klien Ny. F P1 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea POD 1

a/i Panggul Sempit Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna.

Page 17: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan

keperawatan pada klien Ny. F dengan Post Op Sectio Caesarea P1 AO a/i

Panggul Sempit di ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna secara langsung dan komprehensif, meliputi aspek bio, psiko-sosio

dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan pada klien.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif dengan kasus

Post Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

masalah pada klien dengan kasus Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul

Sempit.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan

kasus Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

keperawatan yang telah disusun pada klien dengan kasus Post Op

Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit.

e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang dilakukan pada

klien dengan kasus Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit.

f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan

pada klien dengan kasus Post Sectio Caesaria a/i Panggul Sempit.

Page 18: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

D. Manfaat

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memperoleh

manfaat yang meliputi :

1. bagi penulis

Sebagai pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan

pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang keperawatan.

2. Bagi rumah sakit

Sebagai pedoman dan petunjuk dalam penerapan asuhan keperawatan bagi

tenaga perawat diruangan dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan

meningkatkan kualitas pelayananperawatan

3. Bagi institusi

Sebagai bahan bacaan ilmiah ataupun kerangka perbandingan dalam

mengembangkan ilmu keperawatan dan upaya yang mengindikasikan

penyempurnaan dari asuhan keperawatan yang sudah ada dan yang

ditetapkan saat ini

4. Bagi masyarakat

Dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang faktot-faktor yang

mempengaruhi terjadinya post op sectio casarea atas indikasi panggul

sempit.

Page 19: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

E. Metode Telaahan

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan

proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Observasi

Yaitu dengan mengamati keadaan klien secara langsung meliputi bio,

psiko, sosio, dan spiritual.

2. Wawancara

Yaitu pembicaraan terarah yang umumnya diselenggarakan pada

pertemuan tatap muka baik dengan klien maupun keluarga klien dengan

tujuan untuk mengungkapkan dan memperoleh data subjektif yang akurat

dan dapat dipercaya. Wawancara ini dapat dilakukan antara perawat

dengan keluarga klien (allo anamnesa) dan klien dengan petugas

kesehatan (auto anamnesa).

3. Pemeriksaan Fisik

Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik secara

persistem pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Page 20: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4. Study Dokumentasi

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat catatan

medik dan status pasien baik sekarang maupun yang telah lalu, dengan

tujuan untuk memperoleh data objektif yang lengkap.

5. Study Kepustakaan

Yaitu bahan penunjang dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berasal

dari buku–buku yang berhubungan dengan kasus yang dibahas, sehingga

dapat diperoleh keterangan dan dasar-dasar teori mengenai pengertian

yang bersifat definitif dalam hubungannya dengan kasus yang diambil.

F. Waktu Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 07 sampai dengan 10 Mei

2014.

G. Tempat Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 4 BAB dengan susunan

sebagai berikut :

BAB 1. Pendahuluan

Menjelaskan Latar Belakang, Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan Penulisan,

Manfaat, Metode Telaahan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan Dan

Sistematika Telaahan.

Page 21: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

BAB II. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Dengan Post Op Sectio

Caesarea A/I Panggul Sempit.

Menguraikan tentang Konsep Dasar Medic Sectio Caesarea yang terdiri

dari Pengertian, Anatomi Dan Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan

Gejala, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,

Adaptasi fisiologi Terhadap sistem tubuh dan Tinjauan Teoritis Tentang

Asuhan Keperawatan yang Meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB III. Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Membahas tentang asuhan keperawatan pada Klien Ny. F dengan Post Op

Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna yang mencangkup Pengkajian, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Catatan

Perkembangan serta pembahasan yang menguraikan tentang kesejangan

antara teori dan fakta yang ada pada tinjauan kasus, dibahas secara

sistematika mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,

Implementasi dan Evaluasi.

BAB IV. Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisikan kesimpulan dan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan serta

rekomendasi operasional.

Page 22: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN POST OP SECTIO

CAESAREA a/i PANGGUL SEMPIT

A. Konsep Dasar

1. Sectio Caesarea

a. Pengertian

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang

artinya memotong.

Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang

dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk

mengeluarkan bayi (Soewarto, 2008).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Hakimi, 2010).

Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding

abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >1000 gram

atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu (Manuaba, 2001).

Mengenai kontra indikasi perlu diketahui bahwa sectio caesarea

perlu dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan

anak. Oleh sebab itu, sectio caesarea tidak dilakukan kecuali dalam

keadaan terpaksa apabila misalnya terjadi indikasi panggul sempit, atau

apabila janin sudah meninggal dalam rahim, janin terlalu kecil untuk

Page 23: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

hidup diluar kandungan, atau apabila janin terbukti menderita cacat

seperti hidrosefalus dan sebagainya.

b. Anatomi dan Fisiologi System Reproduksi Wanita

1) Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Gambar 1. Penampang alat - alat reproduksi wanita

Sumber : http:www.google.com/anatomfisiologisistemreproduksi,

2009

a) Anatomi sistem reproduksi wanita

Organ reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian yaitu organ

reproduksi eksterna wanita (organ bagian luar ) dan organ

reproduksi interna wanita (organ bagian dalam).

Page 24: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

(1) Organ reproduksi eksterna wanita

(a) Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur

eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai

perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia

minora, klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum,

muara uretra, berbagai kelenjar, dan struktur vaskular.

(b) Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang

menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah

pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan

umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir

atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus

dan paha.

(c) Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan

dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan

lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris.

(d) Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah

suatu lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar.

Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak

glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan juga

ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat

sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh

darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir

kecil ini dapat mengembang.

Page 25: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

(e) Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh

preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis,

korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan

klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan

yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf,

sehingga sangat sensitif.

(f) Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang

dan depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh

klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di

belakang oleh perineum (fourchette).

(g) Bulbus Vestibuli sinistra et dekstra merupakan

pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir

vestibulum, dekat namus ossis pubis. Panjangnya 3-4

cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus

vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian

tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus

konstriktor vagina.

(h) Introitus Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang

berbeda-beda. Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh

labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini

dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara

(himen). Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda,

Page 26: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

dan yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-

lubang atau yang bersekat (septum).

(i) Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya

rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum

terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma

urogenitalis (Prawirohardjo, 2009).

(2) Organ reproduksi interna wanita

(a) Vagina (Liang Kemaluan/Liang Senggama)

Setelah melewati introitus vagina, terdapat liang

kemaluan (vagina) yang merupakan suatu penghubung

antara. introitus vagina dan uterus. Dinding depan dan

belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-

masing panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan 7-10 cm.

Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut

rugae.

(b) Uterus

Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang

sedikit gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya

sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya

terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah

7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal

dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis

adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan

Page 27: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri

ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri).

(c) Tuba Falloppi

Tuba Falloppi terdiri atas :

1. Pars irterstisialis, yaitu bagian yang terdapat di

dinding uterus.

2. Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang

sempit seluruhnya.

Pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai

saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.

3. Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka

ke arah abdomen dan mempunyai fimbriae. Fimbriae

penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan

selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk

infundibulum seperti anemon (sejenis binatang laut).

4. Ovarium (Indung Telur)

Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur

kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovanium di

bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari

tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar

dan tebal kira-kira 1,5 cm (Prawirohardjo, 2009).

Page 28: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2) Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Secara garis besar berfungsi sebagai sistem reproduksi dapat

digolongkan sebagai berikut:

a) Genetalia eksterna

Fungsi dari genetalia eksterna adalah dikhususkan untuk kopulasi

(koitus).

b) Genetalia interna

(1) Vagina berfungsi sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan

darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama,

jalan lahir pada waktu persalinan.

(2) Uterus setiap bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin

tukmbuh dan berkembang, berkontraksi terutama sewaktu

bersalin.

(3) Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil

konsepsi kearah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan

oleh gertaran rambut getar tersebut.

(4) Ovarium berfungsi sabagai saluran telur, menangkap dan

membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur, yempat

terjadinya pembuahan (Prawirohardjo, 2006).

Klasifikasi Sectio Caesarea

1) Abdomen ( Sectio Caesaria Abdominalis )

Sectio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada

korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.

Page 29: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Kelebihan :

a) Mengeluarkan janin lebih cepat

b) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih

c) Sayatan biasa di perpanjang proksimal atau distal.

Kekurangan :

a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada

reperitonealisasi yang baik.

b) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri

spontan.

2) Sectio Caesaria Ismika atau Profunda atau Low Cervical dengan insisi

pada segmen bawah rahim.

Kelebihan :

a) Penjahitan luka lebih mudah

b) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.

c) Tumpang tindih dari peritoneal Flap baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.

d) Perdarahan kurang

e) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri

spontan kurang atau lebih kecil.

Kekurangan :

a) Luka melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat

menyebabkan pedarahan yang banyak.

b) Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.

Page 30: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c) Sectio Caesaria Ekstra Peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum

parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.

Sectio Caesaria ekstra peritonealis dahulu dilakukan untuk

mengurangi bahaya infeksi nifas, dengan kemajuan terhadap terapi

infeksi, teknik ini tidak lagi dilakukan karena tekniknya sulit, juga

sering terjadi ruptur peritoneum yang tidak dapat dihidarkan.

4) Vagina ( Sectio Caesaria Vaginalis )

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat

dilakukan sebagai berikut:

a) Sayatan memanjang ( longitudinal )

b) Sayatan melintang ( transfersal )

c) Sayatan huruf T ( T- incition )

c. Etiologi

Beberapa penyebab dilakukan sectio caesarea yaitu :

1) Cephalo pelvic disproportion/ disproporsi kepala panggul yaitu

apabila bayi terlalu besar atau pintu atas panggul terlalu kecil sehingga

tidak dapat meleawati jalan lahir dengan aman, sehingga membawa

dampak serius bagi ibu dan janin.

2) Plasenta previa yaitu plaesenta melekat pada ujung bawah uterus

sehingga menutupi serviks sebagian atau seluruhnya, sehingga ketika

serviks membuka selama persalinan ibu dapat kehilangan banyak

darah, hal ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin.

Page 31: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3) Tumor pelvis (obstruksi jalan lahir, dapat menghalangi jalan lahir

akibatnya bayi tidak dapat dikeluarkan melalui vagina. Kelainan

tenaga atau kelainan his, misalnya pada ibu anemia sehingga kurang

kekuatan/tenaga ibu untuk mengedan dapat menjadi rintangan pada

persalinan, sehingga persalinan mengalai hambatan/kemacetan.

4) Ruptura uteri imminent (mengancam) yaitu adanya ancaman akan

terjadi ruptur uteri bila persalinan spontan. Kegagalan persalinan :

persalinan tidak majui dan tidak ada pembukaan, disebabkan serviks

yang kaku, sering terjadi pada ibu primi tua atau jalan persalinan yang

lama.

5) Pertimbangan lain yaitu ibu dengan resiko tinggi persalinan,apabila

telah mengalami sectio caesarea atau menjalani operasi kandungan

sebelumya, ruptur uteri bisa terjadi pada rahim yang sudah pernah

mengalami operasi sectio caesarea klasik, miomektomi, misalnya ibu

dengan riwayat mioma sehingga dilakukan miomektomi (Manuaba,

2007).

d. Patofisiologi

Sectio Caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

dengan berat diatas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang

masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul,

disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dan lain-lain

untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan

letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post

Page 32: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat

kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang

tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka

dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu

diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri

adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa

nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa

bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak

pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-

kadang bayi lahir dalam keadaan apnoe yang tidak dapat diatasi dengan

mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi

ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah

banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas

yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas

silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan

dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung

akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus.

Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh

energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga

menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena

reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap

Page 33: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas

yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu

konstipasi (Saifuddin, 2002).

e. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan hemoglobin, dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia

dan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan

indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun,

gagal jantung kongesti

2) Urinalisis adalah analisa fisik kimia dan mikroskopik terhadap urin

berguna untuk menentukan kadar albumin/glukosa.

3) Pelvimetri : Menentukan CPD

4) USG abdomen adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan

menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ

internal otot, ukuran, struktur dan luka patologi, membuat teknik ini

berguna untuk memeriksa organ, melokalisasi plasenta, menentukan

pertumbuhan, kedudukan, persentasi janin, mengetahui usia

kehamilan, dan melihat keadaan janin.

5) Amnioskopi : Melihat kekeruhan air ketuban

6) Tes stress kontraksi atau tes nonstress : Mengkaji respon janin

terhadap gerakan/ stress dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal

(Smeltzer 2001).

Page 34: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

f. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan Sectio

Caesarea yaitu sebagai berikut :

1) Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.

2) Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus

tetap berkontraksi dengan kuat.

3) Analgesia meperidin 75-100 mg atau morfin 10-15 mg diberikan,

pemberian narkotik biasanya disertai anti emetik, misalnya prometazin

25 mg.

4) Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam.

5) Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai

untuk 24 jam pertama setelah pembedahan.

6) Ambulasi, satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebertar

dari tempat tidur dengan bantuan orang lain.

7) Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip)

diangkat pada hari keempat setelah pembedahan.

8) Pemeriksaan laboratorium, hematokrit diukur pagi hari setelah

pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau

mengisyaratkan hipovolemia.

9) Mencegah infeksi pasca operasi, ampisilin 29 dosis tunggal,

sefalosporin, atau penisilin spekrum luas setelahjanin lahir

(Cuningham, 2005).

Page 35: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

g. Komplikasi

1) Infeksi, Lokasinya pada rahim dapat meluas ke organ-organ dalam

rongga panggul disekitarnya. Faktor-faktor predisposisi partus lama,

ketuban pecah dini, tindakan vaginal sebelumnya.

2) Pendarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang

arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri.

3) Luka kandung kemih.

4) Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga bisa terjadi ruptur

uteri pada kehamilan berikutnya.

5) Ruptur uteri pada kehamilan berikutnya (Wiknjosastro, 2005).

h. Dampak Masalah terhadap Perubahan Struktur/Pola Fungsi Sistem

Tubuh Tertentu terhadap Kebutuhan Klien Sebagai Mahluk

Holistik

Menurut Cuningham (2006), pengaruh/adaptasi fisiologi Post Op

Sectio Caesarea terhadap system tubuh diantaranya yaitu :

1) Sistem reproduksi

a) Uterus

(1) Involusi merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan, akibatnya otot-otot polos

uterus berkontraksi pada waktu 12 jam, tinggi fundus uteri

mencapai ±1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari

mencapai ±1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari

Page 36: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

kemudian, perubahan fundus uteri turun kira-kira 1-2 cm setiap

24 jam.

(2) Kontraksi uterus meningkat setelah bayi lahir, terjadi karena

hormon oksitosin yang dilepas oleh kelenjar hipofisis

posterior.

(3) After Pains rasa nyeri setelah melahirkan lebih nyata ditempat

uterus yang teregang, menyusui dan oksitosin tambahan

biasanya meningkatkan nyeri ini karena keluarnya merangsang

kontraksi uterus.

(4) Tempat plasenta terjadi pertumbuhan endometrium, regenerasi

pada tempat ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu

setelah melahirkan.

(5) Lokia, terdiri dari :

(a) Lokia rubra terdiri dari darah, sisa penebalan dinding

rahim, dan sisa-sisa pemahaman plasenta. Lochea rubra

berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3

atau ke-4.

(b) Lokia serosa mengandung cairan darah, berupa serum dan

lekosit. Lochea serosa berwarna kekuningan dan keluar

antara hari ke-5 sampai ke-9.

(c) Lokia alba terdiri dari leukosit, lendir leher rahim

(serviks), dan jaringan-jaringan mati yang lepas dalam

Page 37: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

proses penyembuhan. Loshea alba berwarna putih dan

keluar selama 2-3 minggu.

b) Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan, 18 jam pasca

partum, serviks memendek dan konsentrasinya menjadi lebih padat

dan kembali ke bentuk semula.

c) Vagina dan Perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae vagina yang semula sangat

teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-

8 minggu setelah bayi lahir.

d) Payudara

Setelah bayi lahir terjadi penurunan konsentrasi hormone yang

menstimulasi perkembangan payudara estrogen, progesterone,

human chorionik, gonadotropin, prolaktin, dan insulin), oksitosin

merangasang refleksi let-dowm (mengalirkan) menyebabkan ejeksi

ASI.

2) Sistem Endokrin

(a) Hormon plasenta kadar estrogen dan progesterone menurun

secara signifikan dan saat terendah adalah 1 minggu post partum.

(b) Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Hipofisis dibagi menjadi dua, yaitu hipofisis anterior dan

posterior. Hipofisis anterior mengsekresi hormon prolaktin untuk

Page 38: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

meningkatkan kelenjar mamae pembentukan air susu. Sedangkan

hipofisis posterior Sangat penting untuk diuretik. Oksitosin

mengkontraksi alveolus mamae sehingga membntu mengalirkan

ASI dari kelenjar mamae ke puting susu.

3) Sistem Urinarius

a) Komponen urine

BUN (Blood Urea Nitrogen), yang meningkat selama masa

pascapartum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi

selama 1-2 hari setelah wanita melahirkan .

b) Diuresis Pasca partus

Dalam 12 jam setelah melahirkan, mulai membuang kelebihan

cairan yang tertimbun dijaringan selama hamil. Salah satu

mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa

hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama 2-3

hari pertama setelah melahirkan.

c) Uretra dan Kandung Kemih

Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan

edema, sering kali disertai daerah-daerah kecil hemorargi. Pada

pasa pacapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan dapat

menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi

sehingga mengganggu proses berkemih normal.

Page 39: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4) Sistem Pencernaan

Pada abdomen setelah melahirkan dinding perut longgar karena

direngang begitu lama, sehingga otot-otot dinding abdomen memisah,

suatu keadaan yang dinamai diastasis rektus abdominalis. Apabila

menetap, efek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi seiring

perjalanan waktu, efek tersebut menjadi kurang terlihat dan dalam

enam minggu akan pulih kembali.

5) Sistem Kardiovaskuler

Denyut nadi dan jantung meningkat setelah melahirkan karena darah

yang biasanya melintasi uretroplasma tiba-tiba kembali ke sirkulasi

umum. Namun, klien dengan anestesi spinal cenderung akan

mengalami hipotensi yang disebabkan melebarnya pembuluh nadi

sehingga darah berkurang. Volume darah menurun ke kadar sebelum

hamil pada 4 mingu setelah melahirkan. Hematokrit meningkat pada

hari ke 3-7 pasca partum. Leukositosis normal pada kehamilan rata-

rata sekitar 12.000 /mm³. Selama 10 sampai 12 hari pertama setelah

bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000 dan 25.000 /mm. Varises

ditungkai dan disekitar anus akan mengecil dengan cepat setelah bayi

lahir.

Page 40: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

6) Sistem Neurologi

Pengaruh neurologi post operasi biasanya nyeri kepala, pusing, keram

disebabkan pengaruh anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3

hari sampai beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan

efektifitas pengobatan.

7) Sistem Muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu terjadi selama masa hamil

berlangsung secara lebih baik pada masa pascapartum. Sebagian besar

wanita melakukan ambulasi 4-8 jam setelah melahirkan Adaptasi ini

mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi

dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi

sendi lengkap pada minggu ke-6 – ke-8 setelah melahirkan.

8) Sistem Integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang

seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit meregang pada payudara,

abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, serta adanya

diaforesis. Ciri yang paling khas adanya bekas luka sayatan operasi

sesar di sekitar abdomen.

9) Sistem Pernapasan

Enam jam pertama bisa terjadi akumulasi sekret dijalan nafas akibat

pengaruh anastesi mensupresi pusat nafas, menyebabkan peningkatan

mukus, bunyi nafas ronchi atau vesikuler, frekuensi nafas 16-

24x/menit.

Page 41: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Panggul Sempit

a. Pengertian

Panggul sempit adalah suatu keadaan dimana ukuran panggul dan

kepala janin tdak sesuai sehingga terjadi persalinan macet (Purwandri,

2008).

Panggul sempit adalah keadaan dimana ukuran panggul 1-2 cm

kurang dari ukuran normal (Manuaba, 2001).

Panggul sempit adalah ketidaksesuaian antara keadaan luas pintu

panggul dengan besar bayi (terutama ketidaksesuaian antara luas pintu

panggul dengan bagian kepala bayi (Sastrawinata, 2005).

b. Etiologi

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi

sebagai berikut :

1) Kelainan karena gangguan pertumbuhan

a) Panggul sempit seluruh yaitu semua ukuran kecil

b) Panggul picak yaitu ukuran muka belakang sempit, ukuran

melintang biasa.

c) Panggul sempit picak yaitu semua ukuran kecil tapi berlebiha

ukuran muka belakang.

d) Panggul corong yaitu pintu atas panggul biasa, pintu bawah

panggul sempit.

e) Panggul belah : symphyse terbuka.

Page 42: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2) Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya

a) Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul

sempit picak dan lain-lain.

b) Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang.

c) Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring.

3) Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang

a) Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong

b) Sciliose didaerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit

miring.

c) Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah coxitis,

iuxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit

miring (Sastrawinata, 2005).

c) Tanda dan Gejala

Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri

tanpa pengambilan tindakan yang tepat akan timbul bahaya bagi janin,

tanda dan gejalanya yaitu :

1) Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi jika

ditambah dengan infeksi intra partum

2) Adanya air ketuban bercampur mekonium yang ditelan janin sehingga

menyebabkan bahaya pada janin.

3) Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek

sampai bata-batas tertentu, akan tetapi apabila batas-batas tersebut

Page 43: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebeli dan pendarahan

intra cranial (Siswosuharjo, 2010).

Klasifikasi Panggul Sempit yaitu :

1) Kesempitan pintu atas panggul (peilvic outlet)

a) Pembagian tingkat panggul sempit

(1) Tingkat I : CV = 9 – 10 cm = borderline

(2) Tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relative

(3) Tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim

(4) Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)

b) Pembagian menurut tindakan

(1) CV = 8 – 10 cm = partus percobaan

(2) CV = 6 – 8 cm = SC primer

(3) CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)

2) Kesempitan mid pelvis

Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan mid pelvis

hanya dapat dipastikan dengan rongtsen pelvinometri. Dengan

pelvimetri klinik hanya dapat dipikirkan kesempitan mid pelvis jika :

a) Spina menonjol

b) Side walls konvergent

c) Ada kesempitan outlet

Mid pelvic contractions dapat memberikan kesulitan sewaktu partus

sesudah kepala pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya

Page 44: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

merupakan kontra indikasi untuk forceps karena daun forceps akan

menambah semoitnya ruangan.

3) Kesempitan outlet

Bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15

cm. Kesempitan outlet, meskipun tidak menghalangi lahirnya janin,

namun dapat menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena arkus

pubis sempit (Manuaba, 2007).

d) Komplikasi

1) Saat persalinan

a) Persalinan akan berlangsung lama

b) Sering dijumpai ketuban pecah dini

c) Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali

pusat menumbung.

d) Maulage kepala berlangsung lama

e) Sering terjadi interstia uterus sekunder

f) Pada panggul sempit menyeluruh bahkan didapati insersia uteri

primer.

g) Infeksi intra partal

2) Pada anak

a) Infeksi intra partal

b) Kematian janin intra partal

c) Proloaps funikuli

d) Perdarahan intra kranial

Page 45: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

e) Caput succedaneum dan chepalohematoma yang besar

f) Robekan pada tentorium serebri dan pendarahan otak karena

moulage yang hebat dan lama

g) Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan

oleh karena alat-alat yang dipakai.

e) Penatalaksanaan Medis

1) Partus percobaan

CV 8,5 -10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan

berakhir dengan spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong

dengan sectio caesarea sekunder atas indikasi obsetric.

2) Tindakan sectio caesarea

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus (Hakimi, 2010).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sectio Caesarea a/i

Panggul Sempit

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk

menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam

membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal

mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilakukan secara berurutan, terus-

menerus, saling berkaitan dan dinamis (Asmadi, 2008).

Tujuan proses keperawatan adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan

keperawatan klien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan, dan hasil asuhan

Page 46: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan rencana asuhan yang

berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan klien, mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan

dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan (Nursalam, 2001).

1. Pengkajian

Pengkajian yaitu tahap awal dalam proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber.

Data yang harus didokumendasikan secara tepat dan benar, pada

dasarnya ada 2 jenis yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif

yang merupakan data riwayat kesehatan yang diperoleh dari wawancara dari

pasien dan keluarga, sedangkan data obyektif diperoleh dari pengkajian fisik

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Prihardjo, 2005).

a. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan terdiri dari :

1) Identitas

a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal

pengkajian, nomor medical record.

b) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, alamat serta hubungan dengan klien.

Page 47: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat sebelum masuk rumah sakit

Menggambarkan kondisi kehamilan selama di rumah atau sebelum

dilakukan tindakan Sectio Caesarea.

b) Riwayatkesehatan sekarang

(1) Keluhan utama

Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas

intervensi keperawatan dan untuk mengkaji tingkat

pemahaman klien tentang kondisi kesehatannya saat ini.

Keluhan utama pada post op sectio caesarea a/i panggul sempit

adalah nyeri.

(2) Riwayat keluhan utama

Menggambarkan keluhan saat dilakukan pengkajian serta

menggambarkan kejadian sampai terjadi penyakit saat ini,

dengan menggunakan metode P, Q, R, S, T.

P : (Paliatif/provokatif), apakah yang menyebabkan keluhan

dan memperingan serta memberatkan keluhan.

Q : (Quality/kwantity), seberapa berat keluhan dan bagaimana

rasanya serta berapa sering keluhan itu muncul.

R : (Region,radition), lokasi keluhan dirasakan dan juga arah

penyebaran keluhan sejauh mana.

Page 48: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

S : (Scale/saverity), intensitas keluhan yang dirasakan apakah

sampai mengganggu atau tidak, dimana hal ini

menentukan waktu dan durasi (Scale/saverity), intensitas keluhan yang dirasakan apakah sampai mengganggu atau tidak, dimana hal ini menetikan waktu dan durasi.

T: (Timing), kapan keluhan dirasakan, seberapa sering,

apakah

berulang-ulang, dimana hal ini menentuka waktu dan

durasi (Muttaqin, 2008).

c) Riwayat kesehatan dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu. Apakah klien pernah menderita

penyakit yang sama pada kehamilan sebelumnya atau ada faktor

predisposisi serta penyakit apa saja yang diderita klien. Apakah

klien mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan atau

makanan.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Kaji dengan menggunakan genogram, adakah anggota keluarga

yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, DM,

jantung atau riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.

e) Riwayat ginekologi dan menstruasi

1) Riwayat ginekologi

(a) Riwayat menstruasi

Usia pertama kali haid, lamanya haid, siklus haid,

banyaknya darah, keluhan, sifat darah, dan haid terakhir,

HPHT dan tafsiran kehamilan.

Page 49: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

(b) Riwayat perkawinan

Usia saat menikah dan usia pernikahan, pernikahan ke

berapa bagi klien dan suami.

(c) Riwayat keluarga berencana

Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil,waktu dan

lamaya, apakah ada masalah jenis kontrasepsi yang akan

digunakan.

2) Riwayat Obstetrik

(a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Meliputi umur kehamilan, tanggak persalinan, jenis

persalinan, tempat persalinan, berat badan anak waktu lahir,

masalah yang terjadi dan keadaan anak sekarang.

(b) Riwayat kehamilan sekarang

Meliputi usia kehamilan, keluhan selama hamil, terutama

yang dirasakan pada trisemester pertama biasanya akan

mengalami morning sickness, lesu dan sering kencing. Pada

trisemester kedua biasanya akan dirasakan gerakan anak

yang pertama kali, apakah mendapat suntikan TT (imunisasi

TT diberikan pada ibu hamil 2 kali). Perubahan berat badan

selama hamil, tempat pemeriksaan dan frekuensi. Pada

trisemester ketiga biasanya akan dirasakan keluhan pegal

pegal, sesak pada saat berbaring dan udeme pada tungkai.

Page 50: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

(c) Riwayat persalinan sekarang

Meliputi tanggal, jam dan lamanya persalinan, jenis

persalinan dan jenis kelamin bayi.

3) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dengan

pasien dilanjutkan sewaktu mengukur tanda-tanda vital.

b) Kesadaran

Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan

yaitu:

1) Compos mentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua

pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh

3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat

dibangunkan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi.

4) Delirium : keadaan kacau motorik seperti memberontak dan

tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.

5) Sopor : keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya

dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

6) Koma keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak

dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun (Priharjo, 2001).

Page 51: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c) Pemeriksaan persistem

1) Sistem pernapasan

a) Hidung

Tidak ada deviasi hidung, tidak nampak pembesaran sinus,

tidak ada polip, simetris kirir dan kanan, tidak ada nyeri

tekan dan tidak teraba adanya massa.

b) Leher

Tidak nampak atau teraba adanya pembesaran kelenjar

tiroid, limfe dan vena jugularis.

c) Dada dan paru

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan dada

mengikuti irama pernapasan, tidak ada nyeri tekan pada

dada, vokal fremitus getaranya seimbang kiri dan kanan,

terdengar sonor pada seluruh lapang paru, terdengar pekak di

ICS II sampai V sinistra, bunyi nafas vesikuler, irama nafas

teratur dan tidak ada bunyi nafas tambahan.

2) Sistem kardiovaskuler

Mulai dikaji dari warna konjungtiva, warna bibir, ada tidaknya

peninggian vena jugularis, auskultasi bunyi jantung pada daerah

dada dan pengukuran tekanan darah dengan palpasi dapat

dihitung peningkatan frekuensi nadi, adanya hipertensi

orthostatik terutama sewaktu melakukan perubahan posisi dari

Page 52: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

tidur keposisi duduk atau berdiri, ada tidaknya edema,

konjungtiva pucat atau tidak.

3) Sistem pencernaan

Kaji keadaan mulut, gigi, bibir, palpasi abdomen untuk

mengetahui peristaltik usus, adanya massa atau nyeri tekan.

tujuan pengkajian ini mengetahui secara dini penyimpangan

pada sisten pencernaan.

4) Sistem muskuloskeletal

Kaji derajat Range Of Montion dari pergerakan sendi mulai dari

kepala sampai anggota gerak bawah, ketidaknyamanan atau

nyeri yang dilaporkan klien waktu bergerak, toleransi klien

waktu bergerak, dan observasi adanya luka pada otot akibat

peradangan, kaji adanya deformitas dan atrofi otot. Selain ROM,

tonus dan kekuatan tonus harus dikaji, karena klien imobilitas

biasanya tonus dan kekuatan ototnya menurun.

5) Sistem persyarafan

a) Nervus I (Olfaktorius)

Untuk menetukan ada tidaknya gangguan terhadap fungsi

penciuman, cara pemeriksaan :

1. Tutup mata klien

2. Tutup salah satu lubang hidung

3. Berikan bau-bauan dan diminta menyebut bau apa

Page 53: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4. Cek masing-masing lubang hidung yang bau-bauan

(sebaiknya gunakan bau-bauan yang berbeda)

b) Nervus II (Opticus)

Ketajaman penglihatan dan lapang pandang, sebelum

melakukan pemeriksaan ini, periksa dahulu keadaan mata

secara fisik atau wajar. Periksa ketajaman penglihatan dengan

menggunakan shelled card atau perintakan klien untuk

membaca tulisan koran. Kalau klien berkaca mata cek 2 kali,

pertama dengan menggunakan kaca mata dan seterusnya

tanpa kaca mata.

c) Nervus III (Okulomotoris)

Berfungsi untuk pergerakkan 4 dari 6 otot ekstrinsik mata.

Dilakukan dengan cara light test pen jangan dinyalakan dulu

mulai dari samping cosensual refleks, kedua pupil beraksi

bersama-sama terhadap stimulus dan perhatikan refleks pupil,

apakah cepat atau lambat dan apakah besarnya sama antara

pupil kanan dan kiri. Perintahnya lihat kedepan ikuti cahaya.

d) Nervus IV ( Trokhlearis)

Berfungsi pada gerakkan sadar bola mata, penglihatan ke

bawah dan ke dalam, beri perintah agar klien dapat

menggerakkan bola mata nya ke bawah dan ke atas.

Page 54: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Tes akomodasi : daya akomodasi terhadap obyek misalnya

dengan memberi tulisan, dekatkan terus sampai dengan

sejauh mana klien masih dapat melihat atau membaca.

e) Nervus V (Trigeminus)

Mensuplai sensasi kornea, mukosa mulut dan hidung, kulit

muka, cara tes refleks kornea (dilakukan satu-satu).

f) Nervus VI (Abdusen)

Pergerakkan bola mata kelateral mempunyai fungsi kordinasi

untuk mempersyarafi mata sehingga tes dilakukan secara

bersamaan.

g) Nervus VII (Fasialis)

Mempersyarafi seluruh otot wajah yang mempunyai sensasi

motorik.

h) Nervus VIII (Vestibulkoklearis)

Sensoriks koklearis, mempunyai 2 bagian sensorik yaitu

auditori dan vestibular yang berperan dalam penerjemahan

suara/keseimbangan dan pendengaran.

i) Nervus IX (Glosofaringeal)

Menginarifasi otot-otot glosofaringeal untuk menelan,

mensuplai membrane mukosa faring dan mensyarafi 1/3

bagian belakang lidah.

Page 55: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

j) Nervus X (Vagus)

Mengontrol proses menelan, mengontrol mukosa faring dan

tonsil.

k) Nervus XI (Asesorius)

Mempersarafi gerakkan otot travezius dan

sternokleidomastoid.

l) Nervus (Hipoglosus)

Respon untuk lidah, pergerakkan waktu menelan dan bicara.

6) Sistem perkemihan

Kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah

pinggang, observasi dan palpasi daerah abdomen bawah untuk

mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang keadaan alat-

alat genitourunari bagian luar mengenai bentuknya, ada tidaknya

nyeri tekan dan benjolan serta bagaimana pengeluaran urinnya,

lancar atau ada nyeri sewaktu miksi, serta bagaimana warna

urinnya.

7) Sistem reproduksi

Kaji 24 jam post partum, payudara lunak dan tidak nyeri tekan,

puting bebas dari area-area pecah, kemerahan dan pembesaran

payudara, fundus uteri kontraksi kuat dan terletak

diumbilikus,aliran lokea sedang dan bebas bekuan.

Page 56: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

8) Sistem integumen

Kaji keadaan kulit, rambut dan kuku. Pemeriksaan kulit meliputi

tekstur, kelembapan, turgor warna dan fungsi perabaan.

9) Sistem endokrin

Ada tidak pembesaran kelenjar tiroid, ekskresi urin yang

berlebihan, polidipsi, polihagi, dan keringat yang berlebihan.

10) Sistem imun

Dikaji adanya nyeri tekan atau tidak, adanya oedema atau tidak

pada kelenjar getah bening, ada riwayat alergi atau tidak.

11) Sistem indra

Pada umunyaa yang perlu dikaji yaitu bentuk, kesimetrisan,

ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva atau tidak

anemis, skelra ikterus atau tidak, adanya oedema pada

kelopakmata atau tidak, bentuk hidung, warna, adanya sekret,

atau tidak dihidung, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya nyeri

tekan atau tidak, adanya oedema atau tidak pada hidung, bentuk

telinga, adanya oedemaatau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak.

4) Pola aktivitas sehari-hari

a) Nutrisi : Kaji adanya perubahan dan masalah dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi karena kurangnya nafsu makan, kehilangan

sensasi mengecap, menelan, mual dan muntah.

b) Eliminasi (BAB dan BAK) : Bagaimana pola eliminasi BAK dan

BAB apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.

Page 57: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c) Istirahat dan tidur : Kesulitan tidur dan istirahat karena adanya

nyeri dan kejang otot.

d) Personal hygiene : Klien biasanya belum dapat melakukan aktivitas

perawatan sendiri akibat dari kelemahan perlu untuk mendapatkan

bantuan dari perawat kelurga.

e) Aktivitas gerak : Kaji adanya kehilngan sensasi atau paralise dan

kerusakan dalam memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-harinya

karena adanya kelemahan.

5) Data psikologis

a) Status emosi

Klien menjadi iritable atau emosi yang labil terjadi secara tiba-tiba

klien menjadi mudah tersinggung.

b) Konsep diri

1) Body image : Sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara

sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi

tubuh, bentuk tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran

dan bentuk tubuh.

2) Ideal : Persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan

dengan standar peribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan

dan keinginan.

3) Harga diri : Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai,

dengan cara menganalisi seberapa jauh perilaku individu

tersebut dengan ideal diri. Aspek utama harga diri adalah

Page 58: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan

mendapatpenghargaan orang lain.

4) Peran : Pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan

individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.

5) Identitas kesadaran diri: Kesadaaran akan diri pribadi yang

bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesi semua

aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh

(Sunaryo, 2004).

c) Pola koping

Klien biasanya tampak menjadi pendiam atau tertutup.

6) Data sosial

Pada data obyektif akan didapatkan ketidakmampuan, kehilangan

kemampuan berkomunikasi secara verbal, ketergantungan pada

orang lain dan sosialisasi dengan lingkungan. Pada data sujektif

ditemukan sikap klien yang sering menarik diri dari orang lain dan

lingkungan karena hanya akan membebabani orang lain.

7) Data spiritual

Perlu dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan

dengan agama yang dianut klien, dan bagaimana persepsi klien

tentang penyakitnya. Bagaimana aktivitas spiritual klien selama

menjalani perawatan di rumah sakit, dan siapa yang menjadi

pendorong dan memotivasi bagi kesembuhan klien.

Page 59: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

8) Pemeriksaan penunjang

Mengkaji pemeriksaan darah Hb, Hematokrit, leukosit dan USG.

b. Pengelompokan data

Pengelompokan data adalah pengidentifikasian masalah

kesehatan terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Setelah dapat

dikelompokan, maka perawat dapat mengidentifikasi masalah

keperawatan klien dengan merumuskannya (Depkes RI, 2005).

c. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan

kemampuan berfikir nasional sesuai dengan latar belakang ilmu

pengetahuan. Serta untuk menghasilkan suatu permasalahan yang ada

dari data yang ada.

Analisa data terdiri dari :

1) Problem (masalah), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan

suatu informasi yang diperlukan untuk dapat merumuskan suatu

diagnosis keperawatan

2) Etiologi (penyebab), keadaan ini menunjukan penyebab keadaan atau

maslah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi

keperawatan.

3) Symptom (gejala), merupakan gambaran keadaan dimana tindakan

keperawatan dapat diberikan (Carpenito, 2001).

Page 60: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat

mempunyai izin yang berkompeten dan mengatasinya. Respon aktual dan

potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang

berkaitan, catatan medis klien masa lalu dan konsultasi dengan profesional

lain, yang semuanya dikumoulkan selama proses pengkajian (Nursalam,

2001).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan sectio

caesarea yaitu :

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anatesis, efek-

efek hormonal, distensi kandung kemih.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan peningkatan transisi atau

peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi).

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep

diri,transmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis rekti, kelebihan analgetik atau anasthesi,efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

Page 61: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik

f. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhungan dengan gangguan integritas

kulit akibat prosedur pembedahan (Hamilton, 2005).

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan

keperawatan yang dilaksanakan untuk mengulangi masalah dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

pasien.

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesi, efek-

efek hormonal, distensi kandung kemih.

Tujuan : Nyeri teratasi atau terkontrol

Kriteria :

Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi

nyeri/ketidaknyaman dengan tepat.

1) Mengungkapkan berkurangnya nyeri.

2) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi dan Rasional

1) Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan, perhatikan isyarat

verbal dan non verbal seperti meringis, kaku dan grakan melindungi

atau terbatas

Rasional :

Page 62: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan

ketidaknyaman secara langsung. Membedakan karakteristik khusus

dari nyeri membantu membedakan nyeri pasca operasi dan terjadinya

komplikasi.

2) Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyaman dan intervensi yang tepat.

Rasional :

Meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi nyeri

berkenaan dengan ansietas dan ketakutan.

3) Observasi tanda-tanda vital.

Rasional :

Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan gelisah serta dapat

meningkatkan tekanan darah dan nadi.

4) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya karakteristik nyeri klien.

Rasional :

Selama 12 jam pertama pasca partum kondisi uterus kuat dan teratur

dan ini berlanjut selama dua sampai tiga hari berikutnya, meskipun

frekuensi dan intensitasnya menurunkan ketegangan area insisi dan

mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan

otot abdomen dikurangi.

5) Lakukan latihan nafas dalam, spirometri insentif dan batuk dengan

menggunakan prosedur-prosedur pembebatan dengan tepat, 30 menit

setelah pemberian analgetik.

Page 63: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Rasional :

Nafas dalam meningkatan upaya pernapasan.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi

atau peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif)

Tujuan : Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan proses keluarga.

Kriteria :

1) Menggendong bayi bila kondisi ibu dan neonatus memungkinkan

2) Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.

3) Mulai secara aktif mengikuti tugas perawatan bayi baru lahir dengan

tepat

Intervensi dan Rasional

1) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi,

tergantung pada kondisi klien dan bayi baru lahir, bantu sesuai

kebutuhan.

Rasional :

Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan untuk

memberikan ikatan keluarga karena ibu dan bayi secara emosional

menerima isyarat satu sama lain, yang memenuhi kedekatan dan

proses pengenalan.

2) Berikan kesempatan untuk ayah atau pasangan untuk menyentuh dan

menggendong bayi sesuai kemungkinan situasi.

Page 64: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Rasional :

Membantu memudahkan ikatan atau kedekatan antara bayi dan ayah.

3) Observasi dan catat interaksi keluarga-bayi, perhatikan perilaku yang

dianggap menandakan ikatan dan kedekatan dalam budaya tertentu.

Rasional :

Kontak mata dengan mata, penggunaaan posisi wajah, berbicara pada

suara nada tinggi dan menggendong bayi dengan dekat, ibu

menujukan pola progresif.

4) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan sifat interaksi yang lazim dari

ikatan.

Rasional :

Membantu klien atau pasangan memahami makna dan pentingnya

proses dan memberikan keyakinan bahwa perbedaan diperkirakan.

5) Perhatikan pengungkapan perilaku yang menunjukan kekecewaan atau

kurang minat/kedekatan.

Rasional :

Kedatangan anggota keluarga baru, bahkan bila diinginkan dan

diantisipasi, memerlukan penyatuan anak yang baru kedalam kelurga

yang ada.

6) Berikan kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan perasaan-

perasaan yang negatif tentang diri mereka dan bayi.

Rasional :

Page 65: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Konflik tidak teratasi selama proses pengenalan awal orang tua-bayi

dan mempunyai efek-efek negatif jangka panjang pada masa depan

hubungan orang tua-anak.

7) Perhatikan lingkungan sekitar kelahiran sesari, kebanggaan diri orang

tua dan persepsi tentang pengalaman kelahiran, reaksi awal mereka

terhadap bayi dan partisipasi mereka pada pengalaman kelahiran.

Rasional :

Orang tua perlu bekerja melalui hal-hal bermakna pada kejadian

penuh stress seputar kelahiran anak dan orientasikan mereka sendiri

terhadap realita sebelum mereka dapat memfokuskan pada bayi.

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancamaan pada konsep diri,

transmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

Tujuan : Rasa aman klien terpenuhi : cemas hilang

Kriteria :

1) Mengungkapkan kesadaran akan perasaan ansietas

2) Mengidentifikasi cara untuk menurunkan atau menghilangkan ansietas

3) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ketingkat yang dapat

diatasi

4) Kelihatan rileks, dapat tidur/istirahat dengan benar.

Intervensi dan Rasional

1) Kaji tingkat kecemasan klien dan sumber masalah

Page 66: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Rasional :

Untuk mengetahui tingkat kecemasan ringan, sedang atau berat

sehingga memudahkan untuk menetukan intervensi.

2) Dorong klien atau pasangan untuk mengungkapkan perasaan.

Rasional :

Klien akan terasa lega setelah mengungkapkan perasaannya.

3) Bantu klien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping

yang lazim dan perkembangan strategi kopnig baru jika dibutuhkan.

Rasional :

Membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru :

mengurangi perasaan ansietas

4) Berikan informasi yang akurat tentang keadaan klien dan bayi.

Rasional :

Khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi atau kesalah

pahaman dapa meningkatkan tingkat kecemasan.

5) Mulai kontak antar klien/pasangan dengan bayi sesegera mungkin.

Rasional :

Mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penangan

bayi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis reksti, kelebihan analgetik atau anastesi, efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

Page 67: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Tujuan : Konstipasi tidak terjadi

Kriteria :

1) Mendemonstrasikan kembali motilitas usus dibuktikan oleh bising

usus aktif dan keluarnya flatus.

2) Mendapatkan kembali pola eliminasi biasanya optimal dalam empat

hari pasca partum.

Intervensi dan Rasional

1) Auskultasi bising usus setiap 4 jam setelah kelahiran sesaria

Rasional :

Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan peroral dan

kemungkinan terjadinya komplikasi.

2) Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan.

Rasional :

Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus

paralitik.

3) Anjurkan cairan oral yang adekuat. Anjurkan diet makan kasar dan

buah-buahan dan sayuran dan bijinya.

Rasional :

Makanan kasar (buah, sayur khususnya kulit dan bijinya) dan

meningkatnya cairan, merangsang eliminasi dan mencegah terjadinya

kompliksai dan defekasi.

4) Anjurkaan latihan kaki dan pengencangan abdominal, tingkatkan

ambulasi dini.

Page 68: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Rasional :

Latihan kaki mengencangkan otot-oto abdomen dan memperbaiki

motilitas abdomen. Ambulasi progreif setelah 24 jam meningkatkan

peristaltik dan pengeluaran gas dan menghilangkan atau mencegah

nyeri karena gas.

5) Identifikasi aktivitas-aktivitas dimana klien dapat menggunakannya

dirumah untuk merangsang kerja usus.

Rasional :

Membantu dakam menciptakan kembali pola evakuasi normal dan

meningkatkan kemandirian.

6) Kolaborasi pemberian analgetik 30 menit sebelum ambulasi

Rasional :

Memudahkan kemampuan klien untuk ambulasi, namun narkotik bila

digunakan dapat menurunkan motalitas usus.

7) Kolaborasi pemberian pelunak feses.

Rasional :

Melunakkan feses, merangsang peristaltik dan membantu

mengemabilkkan fungsi usus.

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuataan dan ketahanan, ketidaknyaman fisik.

Krietria :

1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan perawatan diri.

Page 69: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2) Mengidentifikasi/menggunakan sumber-sumber yang tersedia

Intervensi dan Rasional :

1) Pastikan berat, durasi ketidaknyamanan. Perhatikan adanya sakit

kepala pasca spinal.

Rasional :

Nyeri berat mempengaruhi respon emosi dan perilaku sehingga klien

mungkin tidak berfokus pada aktivitas perawatan diri sampai

kebutuhan fisiknya terhadao kenyamanan terpenuhi.

2) Kaji status psikologis klien

Rasional :

Pengalaman nyeri fisik mungkin disertai dengan nyeri mental, yang

mempengaruhi keinginan klien dan motivasi untuk mendapatkan

otonomi.

3) Tentukan tipe-tipe anastesi : perhatikan adanya pesanan atau protocol

mengenai pengubahan posisi.

Rasional :

Klien yang telah menjalani anastesi spinal dapat diarahkan untuk

berbaring datar dan tanpa bantal untuk enam sampai delapan jam

setelah pemberian anastesi.

4) Ubah posisi klien setiap satu sampai 2 jam : bantu dalam latihan paru,

ambulasi dan latihan kaki.

Page 70: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Rasional :

Membantu mencegah komplikasi bedah yang dapat terjadi bila

ketidaknyamanan mempengaruhi pengubahan/aktifitas normal klien.

f. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan trauma gangguan integritas

kulit akibat prosedur pembedahan.

Kriteria :

1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko dan

meningkatkan penyembuhan.

2) Menujukkan luka bekas dari drainage purulen dengan tanda awal

penyembuhan, uterus lunak/tidak nyeri tekan, dengan aliran dan

karakter lokhea normal.

3) Bebas dari infeksi, tidak demam, dan urine jernih kuning pucat

Intervensi dan Rasional :

1) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan

pembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal, dan linen

terkontaminasi dengan tepat.

Rasional :

Membantu mencegah dan membatasi penyebaran infeksi

2) Tinjau ulang Hb/Ht prenatal : perhatikan adanya kondisi yang

mempredisposisikan klien pada infeksi pasca operasi.

Rasional :

Anemis, diabetes, dan persalinan yang lama sebelum kelahiran sesaria

meningkatkan resiko infeksi dan perlambatan penyembuhan.

Page 71: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3) Kaji status nutrisi klien.

Rasional :

Klien yang berat badannya 20% dibawah berat normal atau yang

anemia atau malnutrisi lebih rentan terhadap infeksi.

4) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat dan rembesan.

Rasional :

Renbesan dapat menandakan hematoma, gangguan penyatuan jaringan

atau dehisens luka, memerlikan intervensi lanjut (Hamilton, 2005).

4. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan ditunjukan pada perawat untuk membantu klien mancapai

tujuan yang diharapakkan. Oleh, karena itu rencana tindakan ini yang

spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan klien.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah

direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan

kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Dalaam evaluasi,

proses perkembangan klien dinilai selam 24 jam terus menerus yang ditulis

Page 72: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

dalam bentuk catatan atau laporan keperawatan yang ditulis oleh perawat

jaga sebelum mengakhiri jam dinasnya (Hidayat, 2009).

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai

pola pikir yaitu sebagai berikut :

S : Respon subyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

O : Respon obyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

A : Analisa ulang atas adat subyektif dan data obyektif untuk

menyimpulakn aapaakaah masalah masih tetap atau ada masalah baru.

P : perencanaan ataau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa data pada

respon.

Hal-hal yang harys dievaluasi pada Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul

Sempit adalah :

a. Apakah perubahan proses keluarga teratasi ?

b. Apakah gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi ?

c. Apakah gangguan rasa aman : cemas teratasi ?

d. Apakah infeksi tidak terjadi ?

e. Apakah eliminasi kembali lancar ?

f. Apakah klien sudah mampu melakukan aktivitas secara mandiri ?

Page 73: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Biodata

a) Identitas klien

Nama : Ny. F

Umur : 21 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status marial : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Tanggal masuk RS : 6 – 5 - 2014

Tanggal Pengkajian : 8 – 5 - 2014

Diagnosa medis : Post Op Sectio Caesarea POD

I a/i Panggul Sempit

No. RM : 265002

Alamat : Desa Lakopodo

Page 74: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

b) Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. L

Umur : 42 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Orang tua kandung klien

Alamat : Desa lakopodo

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit

Klien mengatakaan usia kehamilannya saat hamil yaitu 9 bulan,

klien mengatakan bahwa selama hamil jarang memeriksa

kehamilannya (+ 2 bulan sekali), tetapi pada akhir-akhir

kehamilan klien lebih sering memeriksakan kehamilannya ke

bidan dan kadang-kadang ke Rumah Sakit.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan Utama :

2) Riwayat Keluhan Utama :

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Mei 2014, klien

mengatakan nyeri pada daerah abdomen akibat luka bekas

operasi, nyeri dirasakan seperti diiris-iris menyebar didaerah

sekitar operasi terutama bila klien beraktivitas, ekspresi wajah

klien meringis bila nyeri timbul, dengan skala nyeri 8 (0-10),

nyeri berlangsung selam 3 menit, nyeri dirasakan hilang

Page 75: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

timbul, nyeri bertambah bila beraktivitas dan berkurang bila

klien beristirahat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri

yaitu dengan istirahat.

c) Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan operasi

sebelumnya. Persalinan yang sekarang adalah persalinan yang

pertama bagi klien. Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit

seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, TBC, dan

klien tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan dan obat.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai

penyakit keturunan seperti diabetes melitus, asma, hipertensi,

ataupun penyakit menular seperti TBC dan hepatitis. Tidak ada

anggota keluarga yang mengalami gangguan mental.

Page 76: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Genogram III Generasi

Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

X : Meninggal

? : Tidak diketahui umurnya

: Klien

: Hubungan keluarga

---- : Tinggal serumah

Bagan 1 : Genogram III Generasi

X x X X

39 ? ? ? x ? ? ? 42

39 22 16 18

8

21

q

1hr

Page 77: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

e) Riwayat obsetri dan ginekologi

(1) Riwayat menstruasi

Klien mengatakan haid pertama (menarche) pada umur 16

tahun. Siklus haid teratur 28 hari, sifat darah cair kadang

bercampur gumpalan darah , warna merah muda, selama haid

klien merasa sakit pinggang, HPHT : 30 – 08 -2014, TP : 07

– 05 – 2014.

(2) Riwayat perkawinan

Klien mengatakan menikah pada usia 21 tahun dan suaminya

22 tahun, lamanya perkawinan 6 bulan, merupakan

perkawinan pertama bagi klien.

(3) Riwayat keluarga berencana

Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan

adalah pil KB dan klien mengatakan belum ada rencana

dalam jumlah anak.

(4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

Tahun

partus

Umur

Kehamilan

Jenis

partus

Penolong P/L Keterangan

- - - - - -

Keterangan: klien mengatakan persalinan yang sekarang

merupakanpersalinan yang pertama bagi klien dan

merupakan anak pertama bagi klien.

(5) Riwayat kehamilan sekarang

Keluhan klien sewaktu hamil adalah morning sickness pada

trisemester 1 dimana selama hamil klien mendapat imunisasi

TT lengkap.

Page 78: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

(6) Riwayat persalinan sekarang

Klien dengan P1 A0 mendapat tanda-tanda persalinan pada

tanggal 6 Mei 2014. Karena persalinan tidak berlangsung

secara normal, maka pada tanggal 7 Mei 2014, klien

dilakukan tindakan sectio caesarea selama 2 jam dengan

perdarahan ± 350 cc dengan jenis kelamin perempuan dengan

berat badan 2800 gram dan dalam keadaan baik.

3) Pemeriksaan Fisik

a) keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Compos mentis GCS :15 (M6 V5 E4)

c) Tanda-Tanda Vital :

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 88x/menit

3) Resprasi : 24x/menit

4) Suhu : 36,5ºc

d) Pemeriksaan persistem

1) Sistem pernapasan

Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, dapat membedakan

bau, tidak terdapat seket pada lubang hidung, tidak terdapat

lesi pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak

terdapat polip, tidak ada nyeri tekan pada hidung, pergerakkan

dada simetris kiri dan kanan, ekspansi paru simetris, pola nafas

norma 24 x/menitl, tidak ada nyeri tekan pada dada,

Page 79: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

pergerakkan dada mengikuti pernapasan, suara paru terdengar

vesikuler.

2) Sistem kardiovaskuler

Konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat sianosis, irama

reguler, bunyi jantung terdengar S1 dan S2 dengan bunyi lup

dup, CRT (Capillary Reffile Time) kembali dalam 2 detik,

tidak terdapat peningkatan vena jugularis, tidak ada

pembesaran vena jugularis.

3) Sistem pencernaan

Jumlah gigi 32 buah, tidak ada caries gigi, gusi baik, lidah

dapat membedakan rasa, pergerakkan lidah baik, nampak luka

operasi tertutup verban, bentuk insisi vertikal dengan panjang

luka 10 cm, dengan jumlah jahitan 12 jahitan, keadaan luka

masih basah, nyeri tekan sekitar luka area operasi, bising usus

8x/menit.

4) Sistem muskuloskeletal

Ekstremitas atas :

Bentuk dan ukuran kedua ekstemitas simetris antara kiri dan

kanan, tidak terdapat deformitas tulang dan sendi, tidak

terdapat adanya atrofi otot, tidak terdapat udeme pada kedua

ekstremitas, terdapat infus pada tangan kanan RL 28 tts/menit,

refleks biceps kiri dan kanan (+), trisep kiri dan kanan (+),

rangsangan nyeri (+), rangsangan suhu (+), kekuatan otot 5 5

Page 80: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Ekstremitas bawah :

Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas simetris kiri dan kanan,

tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, refleks patella +/+,

refleks babinsky -/-, achiles +/+, sensasi nyeri (+), sensasi suhu

(+), kekuatan otot 4 4, nampak berhati-hati dalam bergerak,

nampak dibantu dalam beraktivitas.

5) Sistem persyarafan

a) Tes fungsi serebral

Pada saat dilakukan pengkajian, klien dalam keadaan sadar,

dengan kualitas kesadaran compos mentis, status mental

baik, bisa mengenal perawat dan orang-orang disekitarnya.

b) Tes fungsi kranial

1. Nervus I (Olfaktorius)

Fungsi penciuman baik, klien dapat membedakan bau.

2. Nervus II (Optikus)

Fungsi penglihatan klien baik, visus 6/6, klien dapat

melihat tangan perawat yang ada di sebelah kiri dan

kanan.

3. Nervus III (Okulomotoris)

Klien dapat mebuka dan menutup matanya, refleks

pupil dapat melebar dan mengecil pada saat dirangsang

cahaya.

Page 81: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4. Nervus IV (Trochlearis)

Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala

arah yaitu kearah bawah, atas dan samping.

5. Nervus V (Trigeminus)

Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada pipi

sambil mata klien tertutup. Klien dapat mengatupakan

rahang dan mengunyah dengan baik.

6. Nervus VI (Abdusen)

Mata dapat digerakkan ke lateral kiri dan kanan dengan

mengikuti objek.

7. Nervus VII (Vasialis)

Klien dapat membedakan rasa manis dan asin 2/3

anterior lidah, klien dapat mengangkat alis secara

bersamaan.

8. Nervus VIII (Akustikus)

Fungsi pendengaran baik, dapat mendengar gesekan

tangan perawat dengan jarak 10 cm.

9. Nervus IX (Glosofaringeus)

Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior

lidah, refleks muntah (+)

10. Nervus X (Vagus)

Refleks menelan baik.

Page 82: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

11. Nervus XI (Asesorius)

Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri serta

melawannya ketika diberi tahanan pada kedua bahu.

12. Nervus XII (Hipoglosus)

Klien dapat menggerakkan lidah dan menjulurkannya

kearah samping kiri, kanan, belakang dan depan.

6) Sistem perkemihan

Tidak ada udema palpebra, tidak ada distensi kandung kemih,

tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, nampak terpasang

kateter dengan jumlah urin 500 ml.

7) Sistem reproduksi

a. Payudara

Payudara simetris kiri dan kanan, tidak terdapat

pembengkakan kedua payudara, nampak hiperpigmentasi

pada areola mammae dan puting susu,

b. Uterus

Pada palpasi fundus uteri teraba 2 cm di bawah pusat.

c. Vulva dan perineum

Lochea berwarna merah, bau amis dan agak kental (lochia

rubra), area vulva dan perineum nampak kotor.

Page 83: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

8) Sistem integumen

Warna rambut hitam, nampak kusam dan tidak rapi, distribusi

merata tidak mudah tercabut, warna kulit sawo matang, kulit

nampak kotor, turgor kulit baik dan suhu akral hangat, kuku

warna merah muda, tidak ada clubing finger, kuku nampak

kotor dan panjang, ada nyeri tekan pada luka bekas operasi.

9) Sistem endokrin

Tidak terdapat edema, kelenjar tiroid tidak teraba, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening.

10) Sistem imun

Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan

maupun makanan.

11) Sistem indra

a. Indra penglihatan

Bentuk mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterus,

pupil isokor, konjungtiva merah muda, lapang pandang

normal, pergerakkan bola mata baik, fungsi penglihatan

baik.

b. Indra pendengaran

Posisi telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran

baik, lubang telinga nampak kotor, tidak ada penumpukan

serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Page 84: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c. Indra penciuman

Hidung nampak simetris, fungsi penciuman baik

d. Indra pengecapan

Dapat membedakan rasa pahit, manis, asam, dan asin.

e. Indra peraba

Dapat merasakan sensasi panas dan nyeri.

4) Pola Aktifitas Sehari-hari

Tabel 3. Pola aktifitas sehari-hari

No Jenis aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit

1.

Nutrisi

- Pola Makan

- Frekuensi

- Nafsu Makan

Nasi, lauk, sayur

3x sehari

Baik

Bubur

3x sehari

Baik

2. Cairan

- Jenis minuman

- Frekuensi

Air putih

7 sampai 8 gelas perhari

(1400 – 1800 cc)

Air putih

6 sampai 7 gelas

perhari (1200 – 1400

cc)

3. Eliminasi

BAB

- Frekuensi

- Konsistensi

BAK

- Frekuensi

- Warna

1x sehari

Padat

4-5 kali

Kuning jernih

1x sesudah operasi

Padat

4-5 kali

Kuning jernih

4. Personal hygiene

- Mandi

- Gosok gigi

- Menyisir rambut

- Memotong kuku

2x sehari

Sx sehari

Setiap kali mandi

Jika panjang

Klien mengatakan

selama di rumah sakit

klien tidak pernah

mandi, memotong

kuku dan merapikan

rambut.

5.

Istirahat dan tidur

- Tidur malam

- Tidur siang

20.00 – 06.00

13.00 – 14.00

Tidak menetu

Tidak menentu

Page 85: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

6. - Aktivitas

Mandiri Klien mengatakan

selama di RS

kebutuhan ADL nya

dibantu oleh keluarga

dan perawat.

5) Data psikologis

a) Status emosi

Saat melakukan pengkajian emosi klien dalam keadaan stabil.

b) Konsep Diri

1) Body image

Klien mengatakan bangga pada dirinya karena telah

melahirkan anak pertamanya dengan selamat, klien

mensyukuri seluruh anggota tubuhnya dan bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2) Identitas

Klien merasa bangga dengan kodratnya sebagai perempuan

yang bisa mempunyai anak walaupun bersusah payah.

Penampilan klien sesuai dengan jenis kelaminnya.

3) Klien ingin cepat pulang dan merawat bayinya sendiri agar

tumbuh sehat. Klien berharap agar dapat mendidik anaknya

dengan baik, sehingga anaknya menjadi anak yang berbakti.

4) Peran diri

Klien mengatakan ingin menjadi seorang ibu yang baik dari

anak-anaknya dan berusaha untuk mewujudkan cita-cita

mereka.

Page 86: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

5) Harga diri

Klien tidak mengalami harga diri rendah dengan keadaannya,

justru klien mengatakan bangga dengan dirinya karena bisa

melahirkan anak dengan selamat.

6) Data sosial

Klien tampak kooperatif dengan petugas kesehatan dan klien

bersuku Muna. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa

Muna. Klien tinggal bersama suaminya yang memegang peranan

sebagai pengambil keputusan. Orang yang paling berarti dalm hidup

klien adalah orang tua dan suaminya. Apabila klien mendapat

permasalahan maka klien akan mendiskusikannya dengan orang tua

dan suaminya

7) Data spiritual

Klien beragama islam, klien meyakini adanya kekuatan yang

melebihi kemampuan manusia yang merupakan sumber kekuatan

bagi dirinya, yaitu Allah SWT. Klien mengatakan taat beribadah dan

senantiasa berusaha melaksanakan kewajiban dan menjauhi

larangannya. Klien mengatakan tetap berdoa untuk kesembuhan dan

anaknya.

Page 87: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

8) Data penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Tabel 4. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 7 Mei 2014

No Pemeriksaan hasil Nilai normal satuan

1. Hematologi

- Hemoglobin

- leukosit

- LED/BBS

8,0

12.740

50/-

12.0 – 16.0

35-47

0-15

g/dl

/mm3

Mm/1jam

9) Therapy

a. Infus RL 28tetes/menit

b. Inj. asam tranexamat 1A / IV / 8 Jam

c. Inj. Ranitidin 1A / IV / 8 Jam

d. Inj. Antrain 2ml 1A / IV / 8 Jam

e. Inj. Ceftriaxone 1gram / jam

b. Klasifikasi data

Data subyektif

1) Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi

2) Klien mengatakan nyerinya seperti di iris-iris

3) Klien mengatakan nyerinya hilang timbul

4) Klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktifitas.

5) Klien mengatakan berhati-hati saat bergerak karena nyeri pada area

operasi.

6) Klien mengatakan selama di rumah sakit kebutuhan ADLnya dibantu

keluarga dan perawat.

7) Klien mengatakan selama di rumah sakit belum pernah menyisir

rambut mandi dan potong kuku.

Page 88: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

8) Klien mengeluh tidak nyaman di daerah genetalia.

Data obyektif :

1) Nyeri tekan pada sekitar area luka operasi

2) Skala nyeri 8 (0-10)

3) Ekspresi wajah nampak meringis

4) Klien berhati-hati dalam bergerak

5) Klien nampak dibantu dalm beraktivitas

6) Terpasang infus RL 28 tts/menit

7) Kulit nampak kotor

8) Rambut nampak kusam dan tidak rapi.

9) Kuku nampak panjang dan kotor

10) Nampak luka operasi yang tertutup verban

11) Ukuran luka 10 cm dengan 12 jahitan

12) Luka masih basah

13) Kekuatan otot 5 5

4 4

Page 89: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c. Analisa Data

Tabel 5. Analisa Data No Symptom Etiologi Problem

1.

Data obyektif :

- Klien mengatakan nyeri pada

luka bekas operasi

- Klien mengatakan nyerinya

seperti diiris-iris

- Klien mengatakan nyerinya

hilang timbul

- Klien mengatakan nyeri

bertambah bila beraktifitas

Data subyektif :

- Nyeri tekan pada sekitar area

luka operasi

- Skala nyeri 8(0-10)

- Ekspresi wajah nampak

meringis

Adanya panggul sempit

Indikasi melahirkan

dengan sectio caesarea

Tindakan pembedahan

Terputusnya kontinuitas

jaringan

Merangsang pengeluaran

mediator kimia

(histamine, bradikinin,

serotonin dan

prostaglandin)

Thalamus

Korteks serebri

Nyeri

Nyeri

2.

Data subyektif :

- Klien mengatakan nyeri bila

beraktivitas.

Data obyektif :

- Klien berhati-hati dalam

bergerak karena nyeri pada

area operasi

- Klien nampak dibantu dalam

beraktivitas

- Terpasang infus RL 28

tts/menit

- kekuatan otot 5 5

4 4

Adanya proses

pembedahan

Terputusnya kontinuitas

jaringan

Pembatasan gerak pada

pasien

Keterbatasan rentang

gerak/gangguan mobilitas

fisik

Gangguan

mobilitas fisik

Page 90: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

.

3.

Data subyektif :

- Klien mengatakan selama di

RS belum pernah menyisir

rambut, memotong kuku dan

mandi

- Klien mengeluh tidak

nyaman didaerah genetalia

Data obyektif :

- Aktivitas dibantu perawat dan

keluarga

- Rambut nampak kusam dan

tidak rapi

- Kuku nampak kotor dan

panjang.Kulit nampak kotor

Tindakan sectio caesarea

Terputusnya kontinuitas

jaringan

Nyeri

Nyeri bertambah saat

bergerak

Keinginan melakukan

pergerakkan

Gangguan mobilitas fisik

Imobilisasi

Defisit perawatan diri

Gangguan

pemenuhan ADL :

Personal Hygiene

4.

Data Subyektif :

-

Data obyektif :

- Nampak luka operasi yang

tertutup verban

- Ukuran luka 10 cm, dengan

12 jahitan

- Luka masi basah

Tindakan sectio caesarea

Terputusnya

kontinuitasjaringan

Merupakan post dientri

agen-agen penyebab

infeksi

Resiko tinggi infeksi

Resiko tinggi

infeksi

Page 91: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan yang

ditandai dengan :

DS :

1) Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi

2) Klien mengatakan nyerinya seperti diiris-iris

3) Klien mengatakan nyerinta hilang timbul

4) Klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktivitas

DO :

1) Nyeri tekan pada sekitar area luka operasi

2) Skala nyeri 8(0-10)

3) Ekspresi wajah nampak meringis

b. Gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas.

DS :

1) Klien mengatakan berhati-hati saat bergerak karean nyeri pada area

operasi

DO :

1) Klien berhati-hati dalam bergerak

2) Klien nampak dibantu dalam beraktivitas

3) Terpasang infus RL 28 tts/menit

4) Kekuatan otot 5 5

4 4

Page 92: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

DO :

1) Nampak lemah

2) Nampak sulit beraktivitas

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum, ditandai dengan :

DS :

1) Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat

2) Klien mengatakan selama Di rumah sakit belum pernah mandi,

menyisir rambut dan memotong kuku

3) Klien mengeluh tidak nyaman didaerah genetalia

DO :

1) Rambut acak-acakkan dan kusam

2) Kuku nampak panjang dan kotor

3) Kulit nampak kotor

4) Aktivitas dibantu perawat dan keluarga

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi yang

ditandai dengan :

DS : -

DO :

1) Nampak luka operasi yang tertutup verban

2) Ukuran luka 10 cm dengan jahitan 10 jahitan

3) Luka masih basah.

Page 93: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Ny. F Tanggal Masuk RS : 6 Mei 2014

Umur : 21 Tahun Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2014

Jenis kelamin : Perempuan No. Register : 265002

Alamat : Desa lakopodo Diagnosa : Post Op Sectio Caesarea POD 1 a/i

Panggul Sempit

Tabel 6. Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 2 3 4 5

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan yang ditandai

dengan :

DS :

- Klien mengatakan nyeri pada luka

bekas operasi

- Klien mengatakan nyerinya seperti

diiris-iris

- Klien mengatakan nyerinya hilang

timbul

- Klien mengatakan nyeri bertambah

bila beraktivitas

DO:

- Nyeri tekan pada sekitar area luka

operasi

- Skala nyeri 8(0-10)

Ekspresi wajah nampak meringis

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 4 hari

nyeri hilang dengan kriteria

:

- Wajah nampak tenang

- Nyeri berkurang dari 3

menjadi 1 (0-10)

1. Kaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan beratnya.

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Ajarkan teknik relaksasi dan

distraksi.

4. Pertahankan istirahat dengan

posisi yang nyaman bagi klien.

5. Kolaborasi pemberian

analgetik sesuai indikasi.

1. Membantu membedakan penyebab

nyeri dan memberikan informasi

tentang kemajuan.perbaikan penyakit,

terjadinya komplikasi dan keefektifan

intervensi

2. Tanda-tanda vital dapat berubah akibat

nyeri dan merupakan indikator untuk

menilai perkembangan penyakit.

3. Teknik nafas dalam dapat mengurangi

ketegangan otot, mengalihkan perhatian

klien dari rasa nyeri dan mengurangi

nyeri

4. Menghilangkan keteganagn abdomen

dengan posisi terlentang

5. Analgetik mengambat pengiriman

impuls nyeri ke korteks serebri

sehingga dapat mengurangi nyeri.

Page 94: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan nyeri akibat bekas operasi

sehingga terjadi keterbatasan aktivitas

ditandai dengan :

DS :

- klien mengatakan berhati-hati saat

bergerak karena nyeri pada area

operasi.

DO :

- Klien berhati-hati dalam bergerak

- Klien nampak dibantu dalam

beraktivitas

- Terpasang infud RL 28 tts/menit

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 4 hari

gangguan mobilitas fisik

teratasi dengan kriteria :

- Klien dapat beraktivitas

dengan bantuan minimal.

- Klien dapat

menggerakkan anggotaa

tubuhnya.

1. Observasi tingkat kemampuan

mobilitas klien

2. Bantun klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari

3. Bantu klien melakukan

gerakan-gerakkan sendi secara

aktif

4. Anjurkan keluarga klien untuk

turut membantu melatih dan

memberikan motivasi pada

klien

1. Untuk menentukan tingkat aktivitas dan

baantuan yang diberikan.

2. Bantuan yang diberikan mampu

memenuhi kebutuhan aktivitasnya

3. Mempertahankan funsi sendi dan

mencegah penurunan tonus dan

kekuatan otot serta mencegah

kontraktur

4. Keterlibatan kelurga sangat dalam

memberikan dukungan moril klien

sehingga klien akan optimis dalam

keterbatasannya.

3. Gangguan pemenuhan ADL : personal

hygiene berhubungan pergerakkan

tidak maksimum yang ditandai dengan

:

DS :

- Klien mengatakan selam di rumah

sakit klien malas memperhatikan

kebersihan kuku dan rambut

- Klien mengeluh tidak nyaman pada

daerah genetalia

DO :

- Rambut tampak kusam

Kuku tampak panjang dan kotor

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selam 4 hari

gangguan pemenuhanADL :

personal hygiene

teratasidengan kriteria :

- Dapat melakukan

perwatan diri dengan

bantuan

- Rambut tampak bersih

dan rapi

- Kuku tampak bersih

1. Kaji kemampuan klien dalam

perawatan diri dengan cara

menanyakan kepada klien

apakah klien sudah dapat

merawat diri atau belum.

2. Berikan penjelasan pada klien

dan keluarga akan pentingnya

perawatan diri.

3. Bantu klien melakukan

perawatan diri.

4. Bantu klien dalam melakukan

perawatan vulva hygiene.

5. Anjurkan keluarga untuk

membantu aktivitas perawatan

diri

1. Mengetahui sejauh mana klien dapat

melakukan perawatan dirisehingga

perawat dapat membuat intervensi yang

dapat membantu dalam penentuan

selanjutnya.

2. Membantu menambah pengetahuan

klien akan pentingnya perawatan diri

selama proses penyembuhan klien

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan

perawatan diri selama proses

penyembuhan klien.

4. Memberikan rasa aman kepada klien

5. Keterlibatan keluarga merupakkan

support bagi klien sehingga klien mau

untuk ikut serta dalam perawan diri

sampai klien bisa melakukan secara

mandiri.

Page 95: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan

dengan adanya luka operasi yang

ditandai dengan :

DS :-

DO :

- Nampak luka operasi didaerah

abdomen yang ditutup verban

- Ukuran luka 10 cm dengan 10 jahitan

- Luka masih basah

Setelah dilakukan tindakan

keperawatn selama 4 hari

tidak ada tanda-tanda resiko

infeksi dengan kriteria :

- Luka jahitan tampak

bersih

Tidak terdapat tanda-tanda

infeksi seperti tumor, rubor,

dolor, kolor, fungsiolaesa.

1. Observasi keadaan luka klien

2. Lakukan perawatan luka

dengan memperhatikan teknik

septik dan aseptik

3. Ganti baalutan setiap hari

4. Kolaborasi dalam pemberian

antibiotik

1. Untuk menentukan intervensi

selanjutya

2. Menurunkan resiko terjadinya infeksi

3. Untuk mencegah terjadinya

perkembagan mikroorganisme

4. Mempercepat proses penyembuhan

Page 96: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

4. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 7. Implementasi dan Evaluasi

No.

DX

Hari/

Tanggal

Jam Implementasi Hari/

Tanggal

Jam Evaluasi

1. Rabu 08.00

08.15

08.25

6. Mengkaji nyeri, catat lokasi, karakteristik dan beratnya

dengan cara melihat ekspresi wajah klien dan menyakan

kepada klien seperti apa nyeri yang dirasakan.

Hasil :

Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala nyeri 8 (0-10),

tipe nyeri berat.

7. Mengobservasi tanda-tanda vital dengan cara :

- Mengobservasi tekanan darah dengan manset, tensi

meter pada lengan kiri, dengan posisi klien

berbaring terlentang ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan posisi klien

berbaring terlentang ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan meletakkan

termometer pada aksila selama 5 menit

- Menghitung denyut nadi dengan teraba arteri

radialis selama 1 menit.

- Menghitung pernapasan dengan memperhatikan

pergerakkan klien selama 1 menit

Hasil :

TD :120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

8. Mengajarkan teknik relaksasi dengan cara klien disuruh

menarik nafas panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan serta teknik distraksi dengan cara klien

dapat berbincang-bincang dengan keluarga ketika nyeri

dirasakan.

Rabu 13.00 S: - Klien mengatakan nyeri pada daerah

luka opearasi

- Klien mengatakan nyeri bertambah saat

bergerak

O : - Ekspresi wajah namapak meringis

- Skala 8(0-10)

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

-

A : Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

Page 97: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

08.30

08.40

Hasil :

Klien merasa nyaman.

9. Mempertahankan istirahat dengan posisi terlentang

Hasil :

Klien nyaman dalam posisi terlentang

10. Memberikan injeksi yaitu antrain 1A/IV/8jam

dengan cara obat dimasukkan kedalam spoit kemudian

disuntikan melalui selang infus

Hasil :

Injeksi antrain 2ml 1A/IV/8 jam.

2. Rabu 09.00

09.10

09.20

09.30

09.40

5. Mengobservasi tingkat kemampuan mobilitas klien

Hasil :

Klien mengatakan belim dapa bergerak secara bebas

6. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas

sehari-hari

Hasil :

Aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga dan perawat

jaga

7. Membantu klien melakukan gerakan-gerakkan sendi

secara aktif

Hasil :

Klien mau melakukan gerakan-gerakkan sendi dan

dibantu perawat

8. Membantu klien dalam melakukan perawatan vulva

hygiene

Hasil :

Klien nampak kooperatif

9. Menganjurkan keluarga klien untuk turut membantu

melatih dan memberikan motivasi pada klien.

Hasil

Keluarga klien nampak ikut serta membantu melatih dan

memberikan motivasi pada klien

Rabu 13.00 S : - Klien mengatakan aktivitasnya masih

dibantu keluarga dan perawat

- Klien mengatakan belum dapat

bergerak secara bebas

O : - Klien tampak beristirahat ditempat

tidur

- Klien nampak lemah

- Kekuatan otot 5 5

4 4

A : Tujuan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

Page 98: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Rabu 09.45

09.50

10.00

10.05

10.15

6. Mengkaji kemampuan klien dalam perawatan diri

dengan cara menanyakan kepada klien apa klien sudah

dapat merawat dirinya atau belum

Hasil :

Klien belum mampu merawat dirinya

7. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga akan

pentingnya perawatan diri.

Hasil :

Klien dan keluarga tampak mengerti dan akan menjaga

kebersihan diri klien.

8. Membantu klien melakukan perawatan diri seperti

merapikan rambut, memotong kuku bila panjang.

Hasil :

Klien nampak terlihat segar dan kuku nampak bersih

9. Membantu klien dalam melakukan perawatan vulva

hygiene.

Hasil :

Klien nampak nyaman setelah dilakukan perawatan

vulva hygiene

10. Menganjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas perawatan diri klien

Hasil :

Klien nampak ikut membantu dalam aktivitas perawatan

diri klien.

Rabu 13.00 S : - Klien mengatakan segar setelah di

mandikan oleh perawat

- Klien mengatakan nyaman setelah di

potong kukunya

- Klien mengatakan nyaman setelah di

rapikan rambutnya dan di bersihkan

daerah genetalia nya

- Klien dan keluraga mengatakan paham

dengan semua penjelasan perawat

O : - Nampak belum dapat melakukan

aktivitas sehari-hari secara mandiri

- Klien nampak bersih dan rapi

A : Tujuan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5.

4. Rabu 10.20 5. Mengobservasi keadaan luka klien jika terjadi infeksi

dengan cara melihat keadaan luka apakah terdapat

tanda-tanda seperti bengkak, kemerahan, perubahan

bentuk.

Hasil :

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

6. Melakukan perawatan luka dengan memperhatikan

teknik aseptik dan septik dengan cara cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat luka dengan

menggunakan savlon, mengginakan alat-alat steril ketika

Rabu 13.00 S : -

O : - Luka jahitan nampak bersih dan tidak

terjadi infeksi

A : Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.

Page 99: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

merawat luka.

Hasil :

Luka telah dirawat dengan menggunakan alat-alat steril

7. Mengganti balutan setiap hari dengan cara balutan yang

lama dibuka kemudian luka diobservasi keadaanya lalu

luka didesinfeksi dengan menggunakan betadine

kemudian dibalut dengan kasa steril.

Hasil :

luka telah diverban dan keadaan luka masih basah

8. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik

Hasil :

Memberikan injeksi antibiotok yaitu ceftriaxone 1gr IV

dengan cara obat dimasukkan dalam spoit kemmudian

di suntikan melalui selang infus..

Page 100: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

5. Catatan Perkembangan

Tabel 8. Catatan Perkembangan No NO

DX

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf

1. I Kamis

08 Mei 2014

08.00

08.10

08.15

S :

- klien mengatakan nyerinya berkurang

- klien mengatakan nyeri bertambah saat

bergerak

O :

- Ekspresi wajah nampak meringis

- Skala nyeri 7(0-10)

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24 x/menit

S : 36,5 oc

- Klien nampak melakukan teknik

distraksi

A :

- Tujuan belum tercapai

P :

- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

I :

1. Mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan beratnya dengan cara

melihat ekspresi wajah klien dan

menyakan kepada klien seperti apa

nyeri yang dirasakan.

Hasil :

Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala

nyeri 7 (0-10), tipe nyeri berat

2. Mengobservasi tanda-tanda vital

dengan cara :

- Mengobservasi tekanan darah

dengan manset, tensi meter pada

lengan kiri, dengan posisi klien

berbaring terlentang ditempat

tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

posisi klien berbaring terlentang

ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

meletakkan termometer pada

aksila selama 5 menit

- Menghitung denyut nadi dengan

teraba arteri radialis selama 1

menit.

- Menghitung pernapasan dengan

memperhatikan pergerakkan klien

Page 101: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

08.30

08.35

08.40

13.00

selama 1 menit

Hasil :

TD :120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan

cara klien disuruh menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan serta teknik distraksi

dengan cara klien dapat berbincang

dengan keluarga saat nyeri dirasakan.

Hasil : klien dapat melakukan teknik

nafas dalam dengan cara menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan, klien melakukan teknik

distraksi dan nyeri berkurang.

4. Mempertahankan istirahat dengan

posisi terlentang

Hasil :

Klien nyaman dalam posisi terlentang

5. Memberikan injeksi yaitu antrain

1A/IV/8jam dengan cara obat

dimasukkan kedalam spoit kemudian

disuntikan melalui selang infus

Hasil : injeksi antrain 1A/IV/8 jam.

E :Masalah belum teratasi

2. II Kamis

08 Mei 2014

08.45

08.55

09.00

S:

- Klien mengatakan aktivitasnya dibantu

oleh keluarga

- Klien mengatakan belum dapat

bergerak bebas karena nyeri bila

bergerak

O :

- Klien tampak beristirahat di tempat

tidur

A :

- Tujuan belum tercapai

P :

- Lanjutkan intervensi

I :

1. Mengobservasi tingkat kemampuan

mobilitas klien

Hasil :

Klien mengatakan belum dapat

bergerak secara bebas

2. Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari

Page 102: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

09.30

09.35

09.45

Hasil :

Aktivitas klien masih dibantu oleh

keluarga dan perawat jaga

3. Membantu klien melakukan gerakan-

gerakkan sendi secara aktif

Hasil :

Klien mengatakan sudah bisa sedikit

menekuk lutunya.

4.Membantu klien melakukan perawatan

vulva hygiene

Hasil :

Klien nyaman setelah dilakukan

perawatan vulva hygiene.

5.Menganjurkan keluarga klien untuk

turut membantu melatih dan

memberikan motivasi pada klien

Hasil :

Keluarga klien nampak ikut serta

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien

E : Masalah belum teratasi

3. III Kamis

08 Mei 2014

09.50 S :

- Klien mengatakan segar setelah

dimandikan oleh perawat

- Klien mengatakan nyaman setelah di

rapikan rambutnya dan di bersihkan

daerah genetalia nya

O :

- Penampilan klien nampak bersih dan

rapi

- Kuku nampak bersih

A :

- Tujuan tercapai

P : Pertahankan intervensi

4. IV Kamis

08 Mei 2014

09.55

S :

-

O :

- Luka tampak bersih

- Luka masih basah

- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

- Tampak terpasang verban pada daerah

luka

A :

- Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

Page 103: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

10.00

10.05

10.15

10.20

13.00

1. Mengobservasi keadaan luka klien jika

terjadi infeksi dengan cara melihat

keadaan luka apakah terdapat tanda-

tanda seperti bengkak, kemerahan,

perubahan bentuk.

Hasil :

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

2. Melakukan perawatan luka dengan

memperhatikan teknik aseptik dan

septik dengan cara cuci tangan sebelum

dan sesudah merawat luka dengan

menggunakan savlon, menggunakan

alat-alat steril ketika merawat luka.

Hasil :

Luka telah dirawat dengan

menggunakan alat-alat steril

3. Mengganti balutan setiap hari dengan

cara balutan yang lama dibuka

kemudian luka diobservasi keadaanya

lalu luka didesinfeksi dengan

menggunakan betadine kemudian

dibalut dengan kasa steril.

Hasil :

luka telah diverban dan keadaan luka

masih basah

4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik

Hasil :

Memberikan injeksi antibiotok yaitu

ceftriaxone 1gr

IV dengan cara obat dimasukkan

dalam spoit kemmudian di suntikan

melalui selang infus

E : Masalah belum teratsi

5. V Jumat

09 Mei 2014

08.00

08.05

S :

- Klien mengatakan masih merasa nyeri

pada area perut bekas operasi

O :

- Ekspresi wajah nampak meringis

- Skala nyeri 7(0-10)

A :

-Tujuan belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi

1.Mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan beratnya dengan cara

melihat ekspresi wajah klien dan

menyakan kepada klien seperti apa

nyeri yang dirasakan.

Hasil :

Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala

Page 104: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

08.10

08.20

08.30

08.35

13.00

nyeri 7(0-10), tipe nyeri berat..

2.Mengobservasi tanda-tanda vital

dengan cara :

- Mengobservasi tekanan darah dengan

manset, tensi meter pada lengan kiri,

dengan posisi klien berbaring

terlentang ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan posisi

klien berbaring terlentang ditempat

tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

meletakkan termometer pada aksila

selama 5 menit

- Menghitung denyut nadi dengan

teraba arteri radialis selama 1 menit.

- Menghitung pernapasan dengan

memperhatikan pergerakkan klien

selama 1 menit

Hasil :

TD :120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

3.Mengajarkan teknik relaksasi dengan

cara klien disuruh menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan.

Hasil : klien dapat melakukan teknik

nafas dalam dengan cara menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan

4.Mempertahankan istirahat dengan

posisi terlentang

Hasil :

Klien nyaman dalam posisi terlentang

5.Memberikan injeksi yaitu antrain 2ml

1A/IV/8jam dengan cara obat

dimasukkan kedalam spoit kemudian

disuntikan melalui selang infus

Hasil : injeksi antrain 2ml 1A/IV/8

jam.

E : Masalah belum teratasi

Page 105: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

6. VI Jumat

09 Mei 2014

08.40

08.50

09.00

09.15

13.00

S :

- Klien mengatakan aktivitasnya di bantu

oleh keluarga

- Klien mengatakan sudah bisa sedikit

menekuk lutut tapi masih merasakan

nyeri.

O :

- Klien tampak beristirahat di tempat

tidur

- Klien sudah bisa menekuk lutut

P :

- Tujuan tercapai sebagian

I :

- Lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi tingkat kemampuan

mobilitas klien

Hasil :

Klien sudah dapat menekuk lutut,

Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari

Hasil :

Aktivitas klien masih dibantu oleh

keluarga dan perawat jaga

2. Bantu klien melakukan gerakan-

gerakkan sendi secara aktif

Hasil :

Klien mampu menekuk sedikit lutut

3. Anjurkan keluarga klien untuk turut

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien

Hasil :

Keluarga klien nampak ikut serta

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien.

E : Masalah belium teratasi

7. VII Jumat

09 Mei 2014

09.20

09.30

S : -

O :

- Luka tampak basah

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

- Nampak terpasang verban pada daerah

luka

A :Tujuan tercapai sebagian

P : lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi keadaan luka klien

jika terjadi infeksi dengan cara melihat

keadaan luka apakah terdapat tanda-

tanda seperti bengkak, kemerahan,

Page 106: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

09.35

09.45

09.50

13.00

perubahan bentuk.

Hasil :

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

2. Melakukan perawatan luka dengan

memperhatikan teknik aseptik dan

septik dengan cara cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat luka

dengan menggunakan savlon,

mengginakan alat-alat steril ketika

merawat luka.

Hasil :

Luka telah dirawat dengan

menggunakan alat-alat steril

3. Mengganti balutan setiap hari dengan

cara balutan yang lama dibuka

kemudian luka diobservasi keadaanya

lalu luka didesinfeksi dengan

menggunakan betadine kemudian

dibalut dengan kasa steril.

Hasil :

luka telah diverban dan keadaan luka

masih basah

4. Kolaborasi dalam pemberian

antibiotik

Hasil :

Memberikan injeksi antibiotok yaitu

ceftriaxone 1gr IV dengan cara obat

dimasukkan dalam spoit kemmudian

di suntikan melalui selang infus..

E :Masalah belum teratasi

8. VIII Sabtu

10 Mei 2014

08.00 S :

- klien mengatakan nyerinya berkurang

O :

- Ekspresi wajah nampak tenang

- Skala nyeri 5(0-10)

A :

- Tujuan tercapai sebagian

P :

Pertahankan intervensi

9. IX Sabtu 09.00 S :

- Klien mengatakan aktivitasnya di

bantu oleh keluarga

- Klien mengatakan sudah bisa

menggerakkan sedikit lutut,

menggerakkan badan ke kiri dan ke

kanan dan dapat duduk di temapt tidur

tapi masih merasakan nyeri.

O :

- Klien sudah dapat menggerakkan

Page 107: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

badan ke kiri dan ke kanan

- Klien mengatakan sudah dapat duduk

di atas tempat tidur.

A :

- Tujuan tercapai sebagian

P :

Pertahankan intervensi

10. X Sabtu

10 Mei 2014

10.00 S : -

O :

- Nampakluka operasi didaerah

abdomen yang ditutup verban

- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi

- Luka nampak bersih

A :

- Tujuan tercapai

P :

- Pertahankan intervensi

-

B. Pembahasan

Berdasarakan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil study

kasus yang penulis lakukan dari tanggal 07-10 Mei 2014, maka pada bab ini

dibahas tentang perbandingan teoritis dan fakta yang ada, yang diperoleh

penulis sebagai hasil pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap Ny.F P1A0

dengan post op sectio caesarea POD I a/i Panggul Sempit di Ruang Delima

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

Proses keperawatan adalah suatu metode pemecahan masalah

keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-

masalah klien, merencanakan secara sistematis tindakan keperawatan yang

telajh dilaksanakan. Dalam penerapan proses keperawatan dilakukan

sebelumnya, maka penulis akan mengemukakan kesenjangan yang penulis

dapat sebagai berikut :

Page 108: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

1. Pengkajian

Dalam pengkajian ini penulis melaksanakan sesuai dengan tahapan-

tahapan yang ada dalam pengkajian tersebut yaitu pengumpulan data,

klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi

diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study dokumentasi dan study

kepustakaan.

Data yang dikumpulkan selain diperoleh dari klien sebagai data

primer, juga diperoleh dari pihak lain yang penulis anggap cukup mewakili

dan akurat untuk kelengkapan data (data sekunder)

a. Data keluarga klien

b. Tenaga kesehatan yang terlibat lansung dalam pemberian pelayanan

kesehatan pada klien

c. Catatan medis klien

d. Hasil pemeriksaan laboratorium

e. Klien sendiri

Dari tinjauan teoritis, data yang bisa didapatkan pada Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit adalah :

a. Riwayat kesehatan

Keluhan utama :

Pada tinjauan teoritis pada umumnya kleuhan utama yang berkenaan

dengan Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit adalah nyeri

sedangkan pada kasus keluhan utama yang dirasakan klien adalah

Page 109: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

nyerin pada daerah abdomen akibat luka bekas operasi, nyeri dirasakan

seperti diiris-iris, nyeri menyebar didaerah sekitar operasi terutama bila

klien beraktifitas, ekspresi wajah klien meringis bila nyeri timbul

dengan skala 8(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri bertambah

bila beraktivitas dan berkurang bila klien beristirahat, upaya yang

dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitu dengan istirahat ditempat tidur.

Tidak ada kesenjangan antar teori dan kasus.

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit keadaan umunya adalah kelemahan

sedangkan pada tinjauan kasus adalah lemah. Tidak terjadi

kesenjangan anatar keadaan umum.

2) Kesadaran

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit kesadaranya adalah sadar sepenuhnya

atau compos mentis sedangkan pada tinjauan teori sama dengan

tinjauan kasus yaitu compos mentis.

3) Pemeriksaan persistem

a) Sistem pernapasan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan PostOp Sectio

Caesatea a/i Panggul Sempit pernapasan mulai dikaji dari bentuk

hidung, bentuk dada simestris atau tidak, pergerakkan dada,

Page 110: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

auskultasi bunya nafas, frekuensi nafas, taktil fremitus, bunyi

perkusi paru, kembang kempis paru dan adanya pembengkakan

atau tidak sedangkan pada kasus ditemukan bentuk hidung

simetris kiri dan kanan, dapat membedakan bau, tidak terdapat

sekret pada lubang hidung, tidak terdapat lesi pada hidung, tidak

ada pernapasan cuping hdung, tidak terdapat polip, tidak ada

nyeri tekan pada hidung, pergerkkan dada simetris kiri dan kanan,

ekspansi paru simetris, pola nafas normal, tidak terdapat nyeri

tekan pada dada, pergerakkan dada mengikuti pernapasan, suara

paru terdengar vesikuler. Tidak ada kesenjangan yang terjadi

antara teori dan tinjauan kasus.

b) Sistem kardiovaskuler

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Posy Op

Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem kardiovaskuler

akan ditemukan konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat,

teraba arteri karotis, tidak ada pembesaran vena jugularis, bunyi

jantung S1 (+) dan S2 (+) reguler, tidak ada bunyi jantung

tambahan, CRT : < 2 detik. Sedangkan pada kasus ditemukan

konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat, teraba arterin karotis,

tidak ada pembesaran vena jugularis, bunyi jantung S1 (+) dan

S2 (+) reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan CRT : < 2 detik.

Kesimpulanya tidak ada kesenjangan anatar teori dan kasus.

Page 111: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

c) Sistem pencernaan

Pada tinjauan terotis pada umumya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem pencernaan akan

ditemukan bekas luka operasi Sectio Caesarea, selain itu juga

ditemukan adanya penurunan peristaltik usus dan dapat terjadi

konstpasi. Sedangkan pada kasus ditemukan jumlah gigi 32 buah,

tidak ada caries gigi, gusi baik, lidah dapat membedakan rasa,

pergerakkan lidah baik, nampak luka operasi tertutup verban,

bentuk insisi vertikal dengan panjang luka 10 cm, dengan jumlah

jahitan 10 jahitan, keadaan luka masih basah, nyeri tekan sekitar

luka area operasi, bisisng usus 8x/menit, terdengar bunyi timpani.

d) Sistem indra

Pada tinjauan teoritis pada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem indra akan ditemukan

mata simetris kiri dan kanan, bulu mata menyebar rata, alis

simetris kiri dan kanan, tidak ada eedema palpebra, klien dapat

melihat dan menandai perawat dengan baik, lubang hidung

simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret pada hidung, telinga

simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen pada telinga, tidak ada

nyeri tekan pada telinga, mampu mendengar dengan baik, lidah

nampak bersih, dapat membedakan rasa. Sedangkan pada tinjauan

kasus ditemukan Bentuk mata simetris kiri dan kanan, sklera

ikterus, pupil isokor, konjungtiva merah muda, lapang pandang

Page 112: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

normal, pergerakkan bola mata baik, fungsi penglihatan baik.

Posisi telinga simetris kiri dan kanan, funsi pendengaran baik,

lubang telinga nampak kotor, tidan ada penumpukan serumen,

tidak menggunakan alat bantu pendengaran. Hidung nampak

simetris, fungsi penciuman baik. Dapat membedakan rasa pahit,

manis, asam, dan asin. Dapat merasakan sensais panas dan nyeri.

Kesimpulannya tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

e) Sistem muskuloskeletal

Pada tinjauan teoritis pada umunya klien dengan post op sectio

caesarea a/i panggul sempit pada sistem muskuloskeletal akan

ditemukan kehati-hatian dalam melakukan pergerakkan karena

nyeri, sedangkan pada kasus ditemukan:

1) Ekstremitas atas

Bentukukuran dan kedua ekstremitas simetris kiri dan kanan,

tidak terdapat deformitas tulang dan sendi, tidak terdapat

adanya atrofi otot, tidak terdapat oedema pada kedua

ekstremitas, terpasang infus pada tangan kiri RL 28 tts/menit,

kekuatan otot 5 5 .

2) Ekstremitas bawah

Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada

kedua ekstremitas, pergerakkan baik, refleks patella (+),

kekuatan otot 4 4. pada dasarnya tidak ada kesenjagan pada

sitem muskuloskeletal.

Page 113: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

f) Sistem integumen

Pada tinajuan teoritis pada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem integumen akan

ditemukan adanya luka bekas operasi pada abdomen. Sedangkan

pada kasus ditemukan warna hitam, napak kusam dan tidak rapi,

distribusi merata tidak mudah tercabut, warna kulit sawo matang,

kulit nampak kotor, turgor kulit baik dan suhu akral hangat, kuku

warna merah mudah, tidak ada clubing finger, kuku nampak

panjang dan kotor, pada dasarnya tidak ada kesenjagan pada

sistem integumen.

g) Sistem endokrin

Pada tinjauan teoritispada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem endokrin akan di

temukan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid,

tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid. Sedangkan pada kasus

tidak di temukan pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak

ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid. Pada dasarnya tidak ada

kesenjagan pada sitem endokrin.

h) Sistem persyarafan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem persyarafan akan di

temukan kesadaran compos mentis, fungsi saraf kranial baik,

sedangkan pada kasus di temukan kesadaran compos mentis,

Page 114: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

fungsi saraf kranial baik, tes fungsi motorik baik. Pada dasarnya

tidak ada kesenjangan pada sistem persyarafan.

i) Sistem perkemihan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien denganPost Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem perkemihan akan di

temukan tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan

pada kandung kemih. Sedangkan pada kasus di temukan tidak ada

distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung

kemih. Tidak ada kesenjangan anatar kasus dan teori.

j) Sistem reproduksi

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klie dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempitpada sistem reproduksi akan dikaji

yaitu 24 jam post parum, payudara lunak dan tidak nyeri tekan,

puting bebas dari area pecah-pecah, pembesaran payudara, fundus

uteri kontraksi kuat dan terletak diumbilikus, aliran lochea sedang

dan bebas bekuan. Sedangkan pada kasus ditemukan daerah

umbilikal tampak cembung, terdapat linea nigra, tidak terlihat

adanya diastasis rektus abdominalis, tinggi fundus uteri 2cm

bawah pusat, konsistensi.

k) Sistem endokrin

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem imun akan tidak ada

edeme pada kelenjar getah bening sedangkan pada kasus di

Page 115: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

temukan tidak ada nyeri tekan pada kelenjar limfe. Tidak ada

kesenjangan pada sistem endokrin

c) Pola aktivitas sehari-hari

1) Nutrisi : kaji kebiasaan makan, pola makan, frekuensi makan apakah

terjadi penambaha natau penurunan frekuensi makan. Pada kasus

ditemukan frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan baik

2) Cairan : kaji kebiasaan makan, frekuensi dan jumlah. Pada kasus

ditemuukan jenis minuman air putih, frekuensi 6 – 7 gelas perhari

(1200-1400 cc)

3) Eliminasi BAB dan BAK : Kaji frekuensi BAB dan BAK. Kaji

warna BAB dan BAK, konsistensi BAB dan BAK kemudian

dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit. Pads kasus ditemukan

frekuwnsi BAB 3x sehari, konsitensi padat, frekuensi BAK tidak

menentu, warna kemih kuning jernih.

4) Istirahat dan tidur : kaji waktu istirahat klien sebelum sakit dan di

bandingkan dengan sakit, kaji tidur klien, kualitas tidur sebelum

sakit dan dibandingkan dengan saat sakkit. Pada kasus ditemukan

klien mengatakan waktu tidur siang dan malam tidak menentu.

5) Personal hygiene : klien akan mengalami gangguan pemenuhan

ADL termasuk personal hygiene akibat kelemahan otot terutama

pada pasien dengan post op. Pada kasus ditemuka klien mengatakan

belum pernah mandi, menyisir rambut dan potong kuku. Tidak ada

kesenjangan pada pengkajian personal hygiene.

Page 116: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

6) Aktivitas akan didapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

aktivitas sehari-hari karena adanya kelemahan serta kekauan pada

alat gerak. Pada kasusu ditemukan klien mengatakan selama di

rumah sakit belum pernah mandi dan potong kuku. Tidak ada

kesenjangan atar kasus dan teori pada pengkajian aktivitas klien.

d) Data Psikologis

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan post op sectio

caesarea a/i panggul sempit pada data psikologis akan ditemukan klien

merasa takut dengan penyakitnya, sedangkan pada kasus ditemukan

klien mengatakan bangga pada dirinya yang tidak cacat, klien

mensyukuri seluruh anggota tubuhnya dan bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa, klien merasa bangga akan kodratnya sebagai

perempuan yang bisa mempunyai anak waklaupun bersusah payah.

Penampilan klien sesuai dengan jenis kelaminnya, haraapan klien dan

keluarga ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan semua

anggota keluarganya di rumah. Klien mengatakan hanya ingin menjadi

seorang ibu yang baik untuk anaknya. Klien tidak mengalami harga diri

rendah dengan keadaanya, justru klien mengatakan bangga pada

dirinyakarena bisa melahirkan anak dengan selamat walaupun melalui

operasi. Terjadinya kesenjamgan ini karena klien sebelumya pernah di

rawat di RS dengan sectio caesarea, jadai klien tidak merasa cemas

dengan keadaanya.

Page 117: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teoritis, masalah keperawatan yang ditemukan pada

klien dengan Post Op Sectio Caesarae a/i Panggul Sempit adalah sebagai

berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesi,

efek-efek hormonal, distensi kandung kemih.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi

atau peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif)

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancamaan pada konsep diri,

traansmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis reksti, kelebihan analgetik atau anastesi,efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuataan dan ketahanan, ketidaknyaman

fisik.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditenukan pada kasus sebagai

analisa dan penetapan masalah keperawatan ditemukan 4 diagnosa

keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan

Page 118: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

b. gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Kesenjangan yang penulis dapatkan adanya beberapa diagnosa

keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak ada kasus diantaranya :

a. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penrunan tonus

otot ( diastasi rekti, kelebihan analgetik atau anastesi, efek-efek

progesteron, dehidrasi, nyeri perineal atau infeksi. Masalah gangguan

eliminasi tidak terdapat dalam kasus karenaa data yang mendukung

untuk mangangkat masalah terseut tidak muncul dalam tinjauan kasus.

b. Gangguan rasa aman : cemasberhubungan dengan krisis situasi,

ancaman pada konsep diri, transmisi atau kontak interpersonal,

kebutuhan tidak terpenuhi. Masalah gangguan rasa cemas tidak muncul

dalam kasus.

c. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan proses transmisi atau

peningkatan anggota keluarg, krisis situasi (misalnya intevensi

pembedahan , komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif). Perubahan proses keluarga tidak

terdapat dalam kasus karena data-data untuk mengangkat diagnosa

tersebut tidak ditemukan pada tinjauan kasus.

Page 119: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Perencanaan

Pada tahap ini penulis bersamaklien dan keluarga menyususn rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang

muncul. Perencanaan disesuaikan dengan privasi atau kebutuhan klien,

situasi dan kondisi serta sarana dan prasaran di ruangan.

Dalam penyusunan perencanaan, hal-hal yang mendukung adalah :

a. Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klie dan keluarga

sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.

b. Dukungan dan bimbingan perawat ruangan yang dapat memperlancar

dan menyusun perencanaan.

Perencanaan yang penulis lakukan pada klien Ny. F pada dasarnya

klesenjangan antara teori dan kasus, hal ini terjadi karean tidak semua

diagnosa keperawatan dan perencanaan yang ada dalam teori ada dalam

kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada teori dan muncul pada kasus

pada prinsipnya tidak adaperbedaan karena perencanaan pada kasus

penulis berpatokan atau mengacu pada tinjauan teoritis sedangkan

diagnosa yang muncul pada kasus dan tidak ada pada teori, penulis

membuat intervensi berdasarkan reverensi yang ada dan telah teruji

kebenaranya.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam pelaksaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan

faktor pendukung berjalannya tahap pelaksaan adalah kerjasama yang

Page 120: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

baikantara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam

setiap tindakan. Adapun yang ,enjadi faktor penghambat dalam proses

pelaksanaan adalah kurangnya saran dan prasarana yang terdapat di

ruangan. Meskipun dengan keterbatasan prasarran , namun setiap

intervensi yang telah disusn dapat di implementasikan kepada klien.

Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada

antara lain :

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan. Untuk

mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah

direncanakan dan semua rencana tinadakan tersebut sesuai isi

perencanaan

b. Gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas. Untuk mengatsi maslah

ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua

rencana tindakan tersebut sesuai isi perencanaan.

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum. Untuk mengatasi maslah ini perawat

memberikan tinndakan yang telah direncanakan dan semua rencana

tindakan tersebut sesuai isi perencanaan.

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. Untuk

mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah di

rrencanakan dan semua rencana tindakan tersebut sesuai isi

perencanaan.

Page 121: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatandimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengaan

mangacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Evaluasi keperawatn adalah proses yang berkelanjutan untuk meniali

efek atau respon klien dan menilai proses dari hasil tindakan

keperawatanyang di berikan kepada klien. Dalaam melakukan evaluasi,

penulis menggunakan evaluasi yang bersifat normatif dilakukan setiap

melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

waaktu yang diberikan kepada penulis sehingga hasil yang ingin dicapai

dala asuhan keperawatan harus terus dilanjutkan dengan melaukuan

pelimpahan dan kerja sama dengan petugas dan perawat ruangan.

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua

maslah yang terdapat dalam tinjauan teori baik tinjauan medik maupun

tinjauan keperawatan ditemukan dalam tinjauanj kasus begitu juga

sebaliknya. Hal ini disebabkan karena tidak ada datayang mendukung

sehingga masalah yang muncul tidak sekompleks masalah yang ada pada

tinjauan teoritis.

Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan yang

direncanakan selama 4 hari yang dimulai pada tanggal 07 sampai 10 Mei

2014, untuk seluruh tujuan yang telah ditetapkan belum dapat tercapai

sesuai dengan harapan.

Page 122: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari

empat diagnosa, dengan hasil ecaluasi sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnyakualitas jaringan, setelah

dilakukan selama 4 hari maslah teratasi dengan hasil ; skala nyeri masih

4 (0-10), ekspresi wajah klien masih nampak tenang.

b. Gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas setelah dilakukan tindakan

4 hari maslah teratasi dengan hasil klien sudah dap menekuk lutut,

berbaring kekiri dan ke kanan, serta mampu duduk.

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum. Stekah dilakukan evaluasi selam 4 hari

klien sudah dapat melukuan kativitas secara mandiri wmsekipun tidak

sepenuhnya dpat dilakukan sendiri.

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. Setelah

dilakukan evalusi selam 4 hari, masalah teratasi dengan hasil : tanda-

tanda infeksi tidak ada.

Page 123: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

BAB IV

KESIMPULAN

a. Kesimpulan

Setelah penulis melaksankan study kasus melaui pendekatan proses

keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupten Muna dari tanggal 07 Mei sampai dengan 10 April 2014

dengan menagacu pada tinjauan yang ingin dicapai maka, penulis mengambil

kesimpulan :

1. Tahap awal prose keperawatan adalah pengakjian yang meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian

dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data

yang dilakukaan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study

dokumentasi, study literatur dan kepustakaan.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus Post Op Secti Caesarea a/i Panggul

Sempit yaitu ;

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan

b. gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Page 124: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Tidak semua diagnosa yang ada dalam teori ada dalam kasus, begitu pula

sebaliknya. Dimana diagnosa yang ada dalam teori tidak ada dalaam kasus

pada dasarnya penulis berpatokan pada teoritis sedangkan diagnosa yang

muncul dalam kasus tidak ada dalam teori penulis berpatokan pada data

yang didapatkan saat pengkajian langsung terhadap klien.

4. Tidak semua intervensi yang ada ada dalam teori terdapat dalam kasus.

Tetapi untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada

prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis

berpatokan pada tinjauan nteoritis dan keadaan klien sedangkan intervensi

yang muncul pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersmaa klien dan

keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan

keterlampilan yang dimilki.

5. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehinggadalam implementasi ini memngacu pada perencanaan yang

merupakan pendukung berjalanya tahap pelaksanaan diantaranya

kerjasama yang baik antaara perawat, klien dan keluarga sehingga

memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu danya dukungan serta

bimbingan dari perawat pembimbing.

6. Evalusi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk

menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu

pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Setelah asuhan keperawatan

selama 4 hari, semua masalah atau diagnosa keperawatan yang muncul

semua teratasi.

Page 125: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

b. Rekomendasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada klien dengan Post Op Secti Caesarea a/i Panggul Sempit.

Penulis menyarankan :

1. Untuk pihak Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

komperhensif yaitu bio, psiko, sosio, dan spiritual kepada klien dengan

menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang

pelaksanaan asuha keperawatan. Selain itu juga perlu tenaga perawat

terampil yang dapat membimbing para mahasiswa yang akan melakukan

keperawatan di rumah sakit.

2. Untuk institusi

Institusi dan penyelenggaraan di harapkan menyediakan buku-buku

referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal trbaru tantang

penatalaksanaan perawatan klien dengan kasus Post Op Secti Caesare a/i

Panggul Sempit, serta menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan

praaktek keperawatan di rumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan

karya tuils dimasa yang akan daataang.

3. Untuk profesi

Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan

asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat

Page 126: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik

dengan tim kesehatan lainnya.

4. Bagi penulis

Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam meningkatkan

wawancara terutama dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien

dengan Post Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit dan dapat memberi

dorongan semangat sebagai calon tenaga keeperawatan dimasa yang akan

datang.

Page 127: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Lampiran 1

RENCANA PEMBELAJARAN

Mata ajaran : KMB

Pokok bahasan : Manajemen Nyeri

Sasaran : Ny. F dan keluarga

Lokasi : Ruang Delima RSUD kabupaten Muna

Waktu : 15 Menit

Hari/tanggal : Kamis, 08 Mei 2014

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit diharapakan agar

pasien dan keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi nyeri.

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan pengertian nyeri

2. Menjelaskan tujuan mengatasi nyeri

3. Menjelaskan cara menghilangkan nyeri

C. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien

D. Materi, Metode, Media, Sumber

1. Materi : menejemen nyeri

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

Page 128: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Media : leaflet

4. Sumber : buku saku KDM

E. Kegiatan Penyuluhan

1. Persiapan pembelajaran

a. Menyiapkan materi

b. Kesiapan keluaraga pasien

2. Membuka penyuluhan

a. Memberi salam

b. Menyampaikan pokok bahasan

c. Menyampaikan tujuan

3. Kegiatan inti

a. Memberikan penjelasan tentang nyeri

b. Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya

c. Menjawab pertanyaan peserta

4. Penutup

a. Menyimpulkan materi penyuluhan bersama peserta

b. Memberikan salam penutup

Raha, 08 Mei 2014

Mengetahui,

CI INSTITUSI PENYULUH

Ns, FITRIA MARFI S.Kep ULFA SARI DEWI

Page 129: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajaran : KMB

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri

Sasaran : Ny. F dan keluarga

Lokasi : Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna

Waktu : 15 Menit

Tanggal : Kamis, 08 Mei 2014

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah memepelajari pelajaran selama 15 menit diharapakan keluarga klien

dan klien dapat memeahamai tentang cara mengatasi nyeri.

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan pengertian nyeri

2. Menjelaskan tujuan mengatasi nyeri

3. Menjelaskan cara menghilangkan nyeri

C. Kegiatan penyuluhan

1. Persiapan penyuluhan

(a) Pembukaan

(b) Mengucapkan salam

(c) Memberi informed consend

Page 130: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

2. Isi

(a) Memberikan penjelasan tentang nyeri

(b) Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya

mengenai masalah yang belum jelas.

(c) Menjawab pertanyaan

3. Penutup

(a) Menyimpulkan materi penyuluhan

(b) Mengucapkan terima kasi atas kesediaan mengikuti pendidikan

kesehatan

D. Materi, Metode, Media dan Sumber

1. Materi : Manajemen nyeri

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

3. Media : leaflet

4. Sumber : buku saku KDM

E. Lampiran Materi Manajemen Nyeri

Page 131: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Lampiran 3

LAMPIRAN MATERI

a. Pengertian

Nyeri adalah perasaan spesifik sesorang yang diinformasikan oleh

mekanisme pertahanan organisasi tubuh terhadap suatu lesi (kerusakan

jaringan).

Nyeri adalah suatu perasaan yang menimbulkan ketegangan dan siksaan

bagi yang mengalaminya.

b. Penyebab

Adanya gangguan jarunga tubuh sehingga jaringa tubuh tidak bisa

berfungsi secara normal

c. Macam-Macam Nyeri

1. Nyeri akut adalah nyeri yang disebabkan karena suatu cidera prosedur,

pembedahan, proses penyakit atau fungsi abnormal otot.

2. Nyeri kronis adalah nyeri yang menetap melebihi rentang waktu suatu

proses akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya suatu

penyembuhan, periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan

d. Teknik pengobatan nyeri

Pada prinsipnya , rasa nyeri bisa diobati dengan tiga cara yaitu :

1. Menghilangkan penyebab nyeri

Nyeri akibat peradangan yang timbul karena bakteri ataupun infeksidapat

dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya,

yakni dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh

Nyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

penyakit.

Page 132: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

3. Memotong jalur transmisi nyeri

Pada dasrnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan

melakukan blokade syarf sensorik. Ini dapat dilakukan dengan pemberian

obat-obatan yang sifatnya menekan fungsi saraf nyeri.

e. Cara mengatasi nyeri

1. Relaksasi (bernafas pelan dan dalam)

Hal penting dalam teknik relaksasi yaitu posisi yang tepat, pikiran

beristirahat, lingkungan yang tenang

Langkah relaksasi yaitu :

Tarik nafas dalam melalui mulut tahan 2 sampai 3 detik kemudian

hembuskan melalui mulut seperti bersiul dan dilakukan beberapa kali.

Manfaat relaksasi yaitu :

2. Distraksi (pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang

dirasakan.

Distraksi terdiri atas :

a. Distraksi visual (misalnya : menonton TV, membaca koran)

b. Distraksi pendengaran (misalnya : mendengarkan musik, radio,

berbincang-bincang dengan orang lain, dll).

c. Distraksi pernapasan

Dapat dilakukan dengan cara :

(1) fokus pada satu objek,

(2) hirup nafas melalui hidung, dalam hitungan 1-4

(3) keluarkan nafas melalui mulut sambil berhitung 1-4, bisa dilakukan

bersamaan dengan masase/pijatan.

d. Teknik rangsangan dan masase (pijatan)

Merupakan cara untuk menghalangi sampainya ransangaan nyeri ke

otak agar rangsangan nyeri tidak dipersepsikan, misalnya dengan

kompres air hangat.

Page 133: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5

Page 134: Kti sectio caesarea ulfa lengkap akper pemda muna

5