kti rasmar yanti akbid ykn bau bau

85
i ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBER TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Oleh : RASMAR YANTI AK 130248 AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAUBAU 2016

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 13-Jan-2017

115 views

Category:

Entertainment & Humor


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYIBERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KABUPATEN MUNATANGGAL 3-5 SEPTEMBER

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi

Diploma III Kebidanan

Oleh :

RASMAR YANTI

AK 130248

AKADEMI KEBIDANAN

YAYASAN KESEHATAN NASIONAL

BAUBAU

2016

Page 2: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’ DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBER 2016

Oleh :

RASMAR YANTI

AK 130248

Karya tulis ilmiah ini diterima dan disetujui , telah diuji dan dipertahankandi depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Yayasan

Kesehatan Nasional Baubau

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

WA ODE SITI AMZIA,S.ST.,M.Kes MUH.HASIM, SKM

MengetahuiDirektur AKBID Yayasan Kesehata Nasional Baubau

SAPRIL, SKM.,M.Sc

Page 3: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“ E “DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBERTAHUN 2016

Diajukan oleh :

RASMAR YANTIAK 130248

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji padaHari / tanggal : Sabtu,24 September 2016

Waktu : Pukul 15:00 Wita

Tempat : Ruang Seminar Akbid Ykn Raha

Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pembimbing :1. WAODE SITI AMZIA S.ST.,M.Kes ( )

2. MUH.HASIM, SKM ( )

Penguji :1. HARMIN TOHA,S.ST.,M.Kes ( )

Mengetahui

Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau

SAPRIL,SKM.M.sc

Page 4: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan, yang merupakan salah satu syarat dalam Program D

III kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau dengan judul

“Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “E” dengan Berat Badan Lahir Rendah

di Rumah Sakit Umum Daerah Raha Tanggal 3-5 September 2016”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan terselesaikan

tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan input dan tenaganya demi

kesempurnaan penulisannya.Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Ibu WAODE SITI AMZIA,S.ST.,M.Kes dan Bapak Muh.Hasim,SKM

selaku pembimbing Akademi yang selalu membantu dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu HARMIN TOHA,S.ST.,M.Kes selaku penguji yang dengan

penuh kesabaran, ikhlas meluangkan waktu, dan pikirannya dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

3. Bapak Sapril SKM, M.Sc selaku Direktur Akademi Kebidanan

Yayasan Kesehatan Nasional Bau - Bau

Page 5: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

v

4. Ibu Martini, S.ST. selaku ketua progam studi Akademi Kebidanan

Yayasan Kesehatan Nasional Baubau

5. Bapak Hasim SKM dan Robert SKM selaku penanggung jawab

Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-bau yang

telah membantu dengan kerendahan hati dalam proses

perkuliahan

6. Dosen dan staf kampus di Akademi Kebidanan Yayasan

Kesehatan Nasional Bau-bau yang telah banyak membantu

selama proses perkuliahan dengan tulus, ikhlas dan sabar..

7. Teristimewa kepada saudara-saudaraku Hj.Ratnawati

Ramli,SE.,S.Farm.,Apt , dr.Abd.Rachman Ramli S.ked, Ramlah

Milawati Ramli Str.Keb dan adikku Ratih Pusmawati Ramli serta

yang Terkasih WAP yang telah banyak mencurahkan kasih

sayang, dukungan dan doa restunya kepada penulis

8. Ucapan terimakasih kepada teman – teman seperjuangan

angkatan IV, terutama SARIFA NILAWATI yang memberi

semangat dalam melakukan penelitian dan membantu selama

kuliah serta menyusun KTI saya. Serta suka duka kita lalui sama-

sama .

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu selama penulis mengikuti prndidikan,

penelitian sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga ujian

Page 6: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

vi

akhir, semoga Allah Yang Maha Esa membalaskan semua

kebaikan tersebut.

Penulis menyadari bahwa karya Tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari segi

penyusunan kalimat maupun dari segi keilmiahannya, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf dan bersedia

menerima kritikan dan saran yang konstruktif untuk Karya Tulis Ilmiah

ini.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan rekan-rekan sekalian. Amin

Wassalamualaikum wr.wb

Raha, September 2016

Penulis

Page 7: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

vii

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Rasmar Yanti

2. NIM : AK 130248

3. Tempat/Tanggal Lahir : Raha,11 Maret 1996

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia

7. Alamat : Jl.Jend.A.Yani No.65 Raha

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat SDN 3 KATOBU Tahun 2007

2. Tamat SMP Neg.1 Raha Tahun 2010

3. Tamat SMA Neg. 2 Raha 2013

4. Megikuti Pendidikan Prodi D III Kebidanan Yayasan Kesehatan

Nasional BauBau sejak Tahun 2013 sampai 2016.

Page 8: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi

DAFTAR ISI....................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................... 4

D. Manfaat Studi Kasus ............................................................. 4

E. Sistematika penulisan ........................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Telah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir ........................... 7

2. Tinjauan Umum Tentang Berat Badan Lahir rendah........... 7

a. Defenisi ............................................................................... 7

b. Etiologi ................................................................................ 7

c. Masalah Bisa Timbul Pada BBLR ....................................... 12

d. Gambaran Klinik Bayi Berat Lahir Rendah.......................... 14

e. Penilaian Maturnitas Neonatus ........................................... 15

Page 9: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

ix

f. Pencegahan ....................................................................... 16

g. penatalaksanaan/ penanganan Bayi Berat Lahir Rendah ... 17

B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan.................................... 26

1. Identifikasi Data Dasar ........................................................ 26

2. Merumuskan Diagnosa ...................................................... 27

3. Masalah Potensial............................................................... 28

4. Tindakan Segera dan Kolaborasi ........................................ 28

5. Rencana Asuhan Kebidanan............................................... 28

6. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan ........................ 28

7. Evaluasi Asuhan Kebidanan ............................................... 29

C. Dokumentasi ........................................................................... 39

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus.................................................................... 31

B. Lokasi studi Kasus .................................................................. 31

C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 31

D. Waktu Studi Kasus.................................................................. 31

E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 31

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32

G. Alat dan Bahan........................................................................ 34

BAB IV TINJAUAN KASUS &PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 35

B. Pembahasan .......................................................................... 44

BAB V PENUTUP

Page 10: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

x

A. Kesimpulan ............................................................................ 51

B. Saran ...................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

xi

ABSTRAK

Rasmar yanti (AK.130248).Asuhan Kebidanan Bayi Ny’’E’’ Dengan BayiBerat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Munaseptember Tahun 2016, di bawah bimbingan Wa Ode SitiAmzia,S.ST.,M.Kes dan Muh.Hasyim,SKM.

5 Bab, 57 Halaman, 4 lampiran

Latar Belakang. Bayi berat lahir rendah merupakan bayi baru lahir yangberat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR dapat disebabkanoleh beberapa faktor, diantaranya faktor ibu (penyakit,usia ibu,keadaansosial), faktor janin (hidramnion kehamilan ganda, kehamilan kromosom,cacat bawaan),serta faktor lingkungan.Menurut World Health Organisation(WHO) pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5 juta kematianneonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah.Di Indonesiangka kejadian BBLR berkisar antara 9%-30%.Prevalensi bayi baru lahirrendah(BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran didunia denganbatasan 33%-38% dan lebih sering terjadi dinegara-negara berkembangatau sosial ekonomi rendah.Data Sulawesi Tenggara angka BBLR padatahun 2014 berjumlah 625 bayi,dan meningkat pada tahun 2015 berjumlah704 bayi(1,50%),Sedangkan data RSUD Kabupaten Muna pada tahun2014 mencapai 98 bayi dan naik pada tahun 2015 mencapai 112 bayi.Tujuan Penelitian. Untuk mampu mengaplikasikan asuhan kebidananpada bayi baru lahir dengan bayi berat lahir rendah dengan penerapanmanajemen kebidanan menurut Varney.Metode Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif. Populasi penelitian adalah semua bayi yang mengalamikejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah KabupatenMuna Tahun 2015 berjumlah 112 bayi.Teknik pengambilan sampel adalahtotal populasi. Jenis data adalah data kuantitatif. Sumber data daripenelitian ini berupa data sekunder.Hasil Penelitian. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhankebidanan selama 4 hari,setelah diadakan pemeriksaan di dapatkan KUbaik,DJB : 125 x/menit, BB: 2350, PB: 43 cm, S: 36,8 ˚C,P : 40x/menit,tidak ada tanda-tanda infeksi.KATA KUNCI : Bayi baru lahir,Bayi Berat Lahir Rendah.

Page 12: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan

yang sering dialami pada sebahagian mcasyarakat. Bayi Berat Lahir

Rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 gram (Yulianti L, 2010).

Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun

1995 hampir semua ( 98 % ) dari 5 juta kematian neonatal di Negara

berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah

BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang

tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di

Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita

bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41

bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per

100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.

(mutahra.2011.Diakses tanggal 4 september 2016 ).

Angka kejadian BBLR di indonesia sangat bervariasi antara satu

daerah dengan daerah lain , yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7

daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentan 2,1%-17,2%

berdasarkan analisa nasional ,bayi prematur atau BBLR mempunyai

masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah.

Page 13: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

2

Berdasarkan estimasi dari survei demografi dan kesehatan indonesia

(SDKI,2007). Angka kejadian BBLR di indonesia berkisar 9-30% bervariasi

antara satu daerha dengan daerah lain.BBLR masih merupakan masalah

diseluruh dunia karena merupakan penyebab keakitan dan kematian pada

masa bayi baru lahir, sebanyak 25% bayi

baru lahir dengan BBLR meninggal dan 50% meninggal saat bayi

(Evariny, 2005).

Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang

tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di

Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita

bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41

bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per

100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.

( Diakses tanggal 4 september 2016 )

Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya

pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan

dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian

keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan komsumsi makanan pun

kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi pada mereka yang

status perekonomiannya cukup, hal ini berkaitan dengan paritas, jarak

kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas

neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang

Page 14: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

3

terhadap kehidupan dimasa depan. ( bblr. co. id, online diakses 04

september 2016 )

Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang

tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di

Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita

bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41

bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per

100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.

( Diakses tanggal 04 september 2016 ).

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari

seluruh kelahiran didunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering

terjadi dinegara- Negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data

statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara- Negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada

bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram ( depkes. go. Id, online

diakses 04september 2016).

Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi

terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai

350.000 bayi setiap tahunnya. Diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR

setiap tahun.( Wordpress. Com, di akses tanggal 04september 2016 )

Berdasarkan data di sulawesi tenggara angka BBLR pada tahun 2014

yaitu berjumlah 625 bayi dan naik pada tahun 2015 berjumlah 704 bayi

Page 15: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

4

(1,50%) bayi dengan berat badan lahir rendah (dinkes.sultraprov.diakses

tanggal 4september 2016).

Di RSUD Raha angka kejadian BBLR pada tahun2014 mencapai

98 bayi dan naik pada tahun 2015mencapai 112 bayi.Sehubungan dengan

masih tingginya kejadian bayi dengan berat lahir rendah di RSUD RAHA

makapenulis termotivasi untuk melakukan pengkajian tentang asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka di rumusan masalah sebagai

berikut : Bagaimanakah asuhan kebidanan pada bayi ny’E’’ dengan bayi

berat lahir rendah dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan menurut Varney.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan

kebidanan pada Ny’’E’’ dengan bayi berat lahir rendah menurut

hellen varney

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian secara lengkap pada bayi Ny’’E’’ dengan

bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten

muna tanggal 3-5 september tahun 2016

b. Melakukan interprestasi data yaitu meliputi diagnosa kebidanan,

merumuskan masalah, dan kebutuhan pada bayi Ny’’E’’ dengan

Page 16: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

5

bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten

muna tanggal 3-5 september tahun 2016

c. Merumuskan diagnosa potensial pada bayi Ny’’E’’dengan bayi

berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten muna

tanggal 3-5 september tahun 2016

d. Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada bayi

Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum

daerah kabupaten muna tanggal 3-5 september tahun 2016

e. Menyusun perencanaan tindakan yang dilakukan pada bayi

Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum

daerah kabupaten muna tanggal 3-5 september tahun 2016

f. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam

kebutuhan pelaksanaan tindakan pada bayi Ny’’E’’dengan bayi

berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten muna

tanggal 3-5 september tahun 2016

g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti

dan cermat pada bayi Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di

rumah sakit umum daerah kabupaten muna tanggal 3-5

september tahun 2016

Page 17: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

6

D. Manfaat Penelitian

1) Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata

dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan bayi berat

lahir rendah

2) Bagi Profesi

Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan

lainnya dalam memberikan asuhan pada bayi dengan bayi berat

lahir rendah

3) Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Untuk menambah informasi dan referensi bidan dalam memberikan

asuhan khususnya pada bayi dengan bayi berat lahir rendah

serta memberikan konseling guna pencegahan terjadinya penyakit

tersebut

4) Bagi institusi pendidikan

Digunakan sebagai standar bacaan atau referensi dalam asuhan

peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan

pada bayi dengan bayi berat lahir rendah

Page 18: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telah Pustaka

I. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama 1 jam

pertama kelahiran. Menurut soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0

bulan- hingga 12 bulan. Dengan pembagian sebagai berikut : masa

neonatal yaitu usia 0-28 hari dan masa pasca neonatal yaitu 29

hari-1 tahun

II. Tinjauan Umum Tentang Berat Badan Lahir Rendah

a. Defenisi

Berat badan lahir rendah Adalah bayi baru lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa

kehamilan.(atikah proverawati, dkk. 2009)

BBLR di bedakan dalam :

1. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000- 1500

gram

2. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLASR), berat lahir < 1000

gram

Page 19: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

8

Bayi dengan BBLR dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Prematuritas Murni

Neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan berat untuk masa

kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan

(BKB/SMK)

2. Dismaturitas

Dismaturitas adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang

dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan atau bisa

disebut bayi cukup bulan kecil masa kehamilan (BCB/KMK)

( Wiknjosastro, H. 2007 )

a. Etiologi

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (dr. Arief ZR, dkk,

2009: 22-23), yaitu:

1. Faktor ibu

a) Penyakit

1) Toksemia gravidarum ( pre eklamsi )

Pre-eklampsia / Eklampsiadapat mengakibatkan keterlambatan

pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran

mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia

pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta,

sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari

placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai

Page 20: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

9

makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Ilyas,

1995).

2) Pendarahan antepartum

Perdarahan ante partum dapat menyebabkan ibu kehilangan

Fe dan O2 sehingga dapat menyebabkan ibu menderita

anemia, yang akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim. Fungsi darah adalah membawa makanan

dan oksigen ke janin. Jika suplai berkurang, akibatnya

pertumbuhan organ janin pun akan terhambat dan

menyebabkan BBLR. (Winkjosastro, 2006)

3) Trauma fisik dan psikologis

Trauma adalah benturan fisik yang berpengaruh terhadap janin

dan kandungan. Sekitar 6% kehamilan mengalami komplikasi

karena trauma.Kondisi psikologis yang dialami ibu selama

hamil, kemudian akan kembali mempengaruhi aktivitas

fisiologis dalam dirinya. Suasana hati yang kelam dan emosi

yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung,

tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat,

sekresi asam lambung, dan lain-lain.Trauma, stres, atau

tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti

letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa

malas.Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi

Page 21: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

10

aspek psikologis dan sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil

untuk mengalami trauma. Menurut Shinto, trauma ini ternyata

dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah

menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar

tubuh ibunya.Sementara dalam masa perkembangan janin, ada

masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut

pembentukan organ tubuh.Oleh karena itu, ibu hamil harus

menjaga kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat

tumbuh sehat.

4) Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai

gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui

pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita

perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester

pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini

merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke

janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis

ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

b) Usia ibu

1) Usia Ibu <20 tahun

Usia wanita saat perkawinan dapat mempengaruhi resiko

kelahiran, semakin muda usia ibu dalam perkawinan semakin

besar risiko yang di hadapi bagi keselamatan ibu maupun anak

Page 22: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

11

disebabkan belum matangnya rahim wanita usia muda untuk

memproduksi anak. Ibu cenderung menganggap bahwa ia

menjadi jelek setelah hamil dan tidak menarik lagi, sehingga ibu

merasa takut. Ketakutan/kecemasan yang berlebihan akan

berakibat terhadap perkembangan janin yang sedang

dikandung. Maka, kesiapan dari segi fisik dan psikologis sangat

perlu disiapkan.

2) Usia >35 tahun

Usia diatas 35 tahun telah terjadi sedikit penurunan curah

jantung yang disebabkan oleh kurangnya kontraksi miokardium.

Sehingga, sirkulasi darah dan pengambilan oksigen dari darah

di paru-paru yang mengalami penurunan curah jantung

ditambah lagi dengan tekanan darah yang tinggi dan penyakit

ibu yang lain yang akan melemahkan kondisi ibu sehingga

dapat mengganggu sirkulasi darah ibu ke janin akibatnya yang

dapat mengakibatkan BBLR. (Lukman, 1996).

3) Multi gravid yang jarak kehamilannya terlalu dekat

Jarak terlalu dekat atau kurang dari duatahun membuat kondisi

ibu belum pulih betul dari masalah gizi, kehilangan darah serta

kerusakan system reproduksi akibat kelahiran yang

sebelumnya, sehingga calon bayi mungkin tidak akan

mendapatkan makan yang dibutuhkannya dan berat badan

ketika lahir rendah dan sistem tubuhnya sangat rendah.

Page 23: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

12

(Depkes RI, 2000). Jarak yang dianjurkan untuk melahirkan

berikutnya adalah berkisar 2-3 tahun (Depkes RI, 2000).

c) Keadaan sosial

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di

masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan.Status ekonomi

dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga

barang pokok (Kartono, 2006).

Status ekonomi biasanya erat hubungannya dengan pendapatan

seseorang atau keluarga.Penghasilan yang terbatas membuat

kelangsungan kehamilanya membuat berbagai masalah

kebidanan. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga

menimbulkan stress dan nilai gizi yang relatif rendah dapat

menimbulkan berbagai masalah kebidanan sehingga

memudahkan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

(Manuaba, 2010).

d) Sebab lain

Kebiasaan-kebiasaan ibu yang dapat merusak kesehatan seperti

merokok, minum-minuman beralkohol, dan obat-obatan

berbahaya.

2. Faktor Janin

a) Hidramnion

Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion

adalah keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000

Page 24: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

13

cc. Gejala hidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanik

sebagai akibat penekanan uterus yang besar kepada organ-

organ seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai

kehamilan dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu

dan anak

b) Kehamilan ganda

Pertumbuhan janin kembar lebih sering mengalami gannguan

dibandingkan janin tunggal yang tampak pada ukuran sonografi

dan berat lahir.Semakin banyak jumlah bayi semakin besar

derajat retardasi pertumbuhan (Klaus, 1998). Pengaruh

kehamilan kembar pada janin dapat menyebabkan berat badan

anak yang lebih kecil dari rata-rata dan malpresentasi. Mortalitas

janin meningkat hingga 4 kali dari pada kehamilan tunggal.Hal ini

disebabkan oleh prematuritas, berat lahir rendah, malpresentasi

dan anomali kongenital. Kehamilan kembar juga berpengaru

terhadap peregangan uteerusyang berlebihan yang

mengakibatkan terjadinya partus prematurus.(Oxorn, 2003)

Selain itu, kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih

besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi anemia ibu hamil yang

dapat mengganggu pertumbuhan janin seperti BBLR. (Manuaba,

1998)

Page 25: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

14

c) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom pada janin bisa diturunkan dari salah satu

orang tua yang membawa kelainan kromosom, bisa juga terjadi

secara spontan (dengan sendirinya) pada saat proses

reproduksi. Usia ibu pada saat hamil juga salah satu faktor

penyebab kelainan kromosom. resiko terjadinya kelainan

kromosom pada janin adalah 4 kali lebih besar jika ibu berusia

35 tahun atau lebih

d) Cacat bawaan

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan

struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel

telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya

akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau

bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah

dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20%

meninggal dalam minggu pertama kehidupannya

3. Faktor lingkungan

Konsumsi obat-obatan pada saat hamil: Peningkatan penggunaan

obat-obatan (antara 11% dan 27% wanita hamil, bergantung pada

lokasi geografi) telah mengakibatkan makin tingginya insiden

kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan

belajar, dan gejala putus obat pada janin (Bobak, 2004). Konsumsi

alkohol pada saat hamil: Penggunaan alkohol selama masa hamil

Page 26: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

15

dikaitkan dengan keguguran (aborsi spontan), retardasi mental,

BBLR dan sindrom alkohol janin.

b. Masalah Bisa Timbul Pada BBLR

Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur, oleh

sebab itu mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar

uterus. Makin pendek masa kehamilan makin kurang sempurna

pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya.Karena kurang

sempurnanya alat- alat dalam tubuh baik anatomik maupun

fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan sebagai berkut :

1. Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan

mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan

yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah

kulit,permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan

berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang

oleh karena lemak coklat yang belum cukup serta pusat

pengaturan yang belum berfungsi secara sempurna.

2. Gangguan Saluran Pernapasan

Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada

BBLR.Hal ini disebabkan karena kurangnya surfaktan,

pertumbuhan dan perkembangan paru yang belum sempurna, otot

pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah

melengkung.Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita

Page 27: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

16

bayi prematur adalah penyakit membran hialin dan aspirasi

pneumonia. Disamping itu sering timbul pernapasan periodik dan

apnea yang disebabkan oleh pernapasan di medulla belum matur

3. Gangguan Alat Pencernaan dan Problem Nutrisi

Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume

lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorsi

lemak laktosa dan vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa

mineral tertentu berkurang, kerja dari spinter cardio

oesofagusyang belum sempurna dan mudah terjadi aspirasi.

4. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan

defisiensi vitamin K.

5. Ginjal yang immatur baik secara anatonis maupun fungsinya

Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak

sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan

dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik.

6. Pendaran mudah terjadi karena pembuluh darah yang

rapuh,kekurangan faktor pembekuan seperti protombin

7. Gangguan imunologik

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya

kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relative belum sanggup

membentuk anti bodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap

peradangan masih belum baik.

Page 28: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

17

8. Pendarahan intraventikuler

Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita

apnea, asfiksia berat dan syndrome gangguan

pernapasan.Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan

hiperkapnea.Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak

bertambah. Penambahan aliran darah keotak akan lebih banyak

lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur,

sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler

yang rapuh dan iskemia dilapisan germinal yang terletak didasar

ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya

perdarahan intraventrikuler ini dapat di diagnosis dengan

ultrasonografi atau CT scan.

c. Gambaran Klinik Bayi Berat Lahir Rendah

1. Karakteristik Prematuritas Murni

a) Berat badan kurang dari 2500 gram, PB : 45 cm, Lingkar

Kepala kurang dari 33 cm, Lingkar dada kurang dari 30 cm

b) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

c) Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.

d) Kepala lebih besar dari badan

e) Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.

f) Lemak subkutan kurang

g) Ubun- ubun dan sutura lebar

h) Ramut tipis, halus

Page 29: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

18

i) Tulang rawan dan daun telinga immature

j) Puting susu belum terbentuk dengan baik.

k) Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus dapat

terlihat

l) Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh

labia mayora (pada wanita ), testis belum turun ( pada laki- laki )

m) Bayi masih posisi fetal

n) Pergerakan kurang dan lemah

o) Otot masih posisi fetal

p) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna.

2. Adapun karakteristik bayi dismatur hampir sama dengan bayi

prematur . penampilan fisik yang khas dari dismatur adalah :

a) Kulit pucat, keriput, tipis

b) Verniks caeosa tipis/ tidak ada

c) Jaringan lemak dibawah kulit tipis

d) Tali pusat berwarna kuning kehijauan.

e) Mekonium kering (dr.Arief ZR. 2009)

d. Penilaian Maturnitas Neonatus

Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap

neonatus terutama BBLR secara individu, faktor maturitas sangat

berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal,

pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat

pengembangan bayi prematur.

Page 30: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

19

Tabel 1. Ciri kematangan fisik bayi lahir normal ( menurut Ballard )

0 1 2 3 4 5Kulit Merah

sepertiagaktransparan

Merahmuda/licin,halus,tampakvena

Permukaanmengelupasdengan/tanpa ruam,sedikit vena

Daerahpucat,retak-retak,venusjarang

Sepertikertas putih,retak, lebihdalam, tidakada vena

SepertikulitRetakretak,mengkerut

Lanugo

Tidakada

Banyak Menipis Menghilang

Umumnyatidakada

LipaTanplantar

Tidakada

Tandamerahsangatsedikit

Hanyalipatananterioryangmenghilang

Lipatan2/3anterior

Lipatan diseluruh lipatan

Payudara

Hampirtidakada

Areoladatar,tidak adatonjolan

Areolaseperti titiktonjolansampai 2mm

Areolalebih jelastonjolan3-4 mm

Areolapenuh,tonjo

lan 5-10 mm

Daunteli

nga

Datar,tetapterlipat

Sedikitmelengkung,lunak

lembutmembalik

Bentuknyalebih baik,lunak,mudahmembalik

Bentuksempurnakembaliseketika

tulangrawantelingakaku

Kelaminlaki-laki

Skrotumkosongtidakadarugae

Testisturun,sedikitrugae

Testisdibawah,rugaebagus

TestisBerganTung&Rugaenya dalam

Kelaminperempuan

Klitorisdanlabiaminoramenonjol

Labiaminora danmayorasamamenonjol

Labiamayorabesar,minorakecil

Klitorisdanminoraditutupilabiamayora

(Wiknjosastro, 2006, Hal : 772)

Page 31: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

20

e. Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif

adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4

kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan

muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang

mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,

dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang

lebih mampu

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan

perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga

kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun

umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan

dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi

keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap

pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama

hamil

f. penatalaksanaan/ penanganan Bayi berat Lahir Rendah

1. pengaturan suhu tubuh bayi rendah

a) mempertahankan suhu dengan ketat

Page 32: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

21

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu

tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. (Sarwono,

Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006: 377)

Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir

untuk Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit),Cara

menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara

yaitu:

1) kontak dengan kulit

2) Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat

(PBL)

Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu

dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan

pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap

hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi

stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah

setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC

meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan

menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.

3) Pemancar panas

4) Inkubator.

Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A,

2009: hal 191)Merupakan cara memberikan perawatan pada

bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang berfungsi

Page 33: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

22

membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan

suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam

inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan

terbuka.pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan

berat badan sesuai ketentuan dibawah ini

Berat badan lahir (gram) 0 - 24 jam

(oC)

2 – 3 hari

(oC)

4-7 hari

(oC)

8 hari

(oC)

<1500

1501-2000

2001-2500

> 2500

34 – 36

33 – 34

33

32 – 34

33 – 35

33

32 – 34

32

33 – 34

32 – 34

32

31 - 32

32 –

33

32

32

32

Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan

derajat celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah

mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27

derajat celcius.

5) Ruangan yang hangat.

Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian

BB Suhu ruangan

1500-2000 gram 28 – 30 oC

>2000 gram 26 – 28 oC

Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 gram

Page 34: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

23

2. Pemberian makanan bayi

a) Pada bayi prematur refleks isap, telan, dan batuk belum

sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim

pencernaan terutama lifase masih kurang, disamping itu

kebutuhan protein 3- 5 gram/ hari dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari

) agar berat badan bertambah sebaik- baiknya.

b) Pemberian minuman dimulai pada waktu berumur 3 jam agar

bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia

c) Sebelum pemberian minuman pertama harus dilakukan

pengisapan cairan lambung hal ini perlu untuk mengetahui ada

tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Pengisapan

cairan lambung juga dilakukan pada setiap pemberian minum

selanjutnya.

d) Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih

dapat menyusu dengan ibunya, bayi degan kurang 1500 gram

diberikan minum melalui sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi

dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap bayi kecil ini lebih

baik dengan dot dibandingkan dengan putting susu ibu pada

keadaan ASI dipompa dan diberikan melalui botol.

e) Cara pemberian ASI melalui susu botol adalah dengan frekuensi

pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit,

frekuensi pemberian minum makin berkurang dengan

bertambahnya berat bayi.

Page 35: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

24

f) Jumlah cairan yang diberika pertama kali adalah 1- 5 ml/ jam dan

jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam.

Penambahan susu tersebut tergantung dari jumlah susu yang

tertinggal pada pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah

regurgitasi/ muntah atau distensi abdomen.

g) Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap

hari dinaikkan 20 sampai 200 ml/kg/hari

h) Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat

menyusu, ASI dipompa dan dimasukkan kebotol steril. Bila ASI

tidak ada susunya dapat diganti dengan susu buatan yang

rendah lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20

kalori/ 30 ml air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110

kalori/ kg BB/ hari.

oleh karena itu mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia

aspirasi pada bayi BBLR, maka terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi dengan

berat lahir rendah, yaitu :

a) Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan

lambung, atau dalam posisi setengah duduk dipangkuan perawat

atau dengan meninggikan kepala dan suhu ± 30ºC ditempat tidur

bayi

Page 36: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

25

b) Sebelum susu diberikan diteteskan dahulu dipunggung tangan

untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan apakah

keluarnya satu tetes tiap detik.

c) Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah ia menjadi

biru, ada gangguan pernapasan atau perut gembung.

Pengamatan dilakukan terus sampai kira- kira setengah jam

sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus dibersihkan

dengan memberikan 3- 4 sendok teh air putih yang sudah

dimasak.

d) Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit demi

sedikit dengan perlahan- perlahan dan hati- hati. Penambahan

susu setiap kali minum tidak boleh lebih dari 5 ml setiap kali

minum.

e) Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakan diatas pundak

selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan

kemudian ditidurkan pada posisi kanan atau tidur dalam posisi

tengkurap, hal ini dilakukan agar tidak terjadi regurgitasi atau

muntah.

f) Bila biru dan mengalami gangguan pernapasan pada waktu

minum, kepala bayi harus direndahkan 30º cairan dimulut dan

faring disuction, bila masih biru dan tidak bernapas harus segera

diberi oksigen dn pernapasan buatan. (Winkjosastro, H.2007)

Page 37: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

26

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat

badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut (3):

a) Berat lahir 1750 – 2500 gram

1) Bayi Sehat

i. Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi

kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan

bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.

ii. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk

menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat

menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan

salah satu alternatif cara pemberian minum.

2) Bayi Sakit

i. Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan

cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.

ii. Apabila bayi memerlukan cairan intravena Berikan cairan

intravena hanya selama 24 jam pertama

iii. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera

setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada

dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.

iv. Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui

(contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui

pipa lambung :

- Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

Page 38: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

27

- Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).

Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari

tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali

minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah

stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan

dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

b. Berat lahir 1500-1749 gram

1) Bayi Sehat

i. Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang

dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan

cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru

(batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung.

Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok

apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini

dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya

memakan waktu lebih dari 1 minggu)

ii. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam).

Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari

tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali

minum.

iii. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

Page 39: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

28

2) Bayi Sakit

i. Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama

ii. Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan

kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.

iii. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam).

Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari

tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali

minum.

iv. Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok

apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan

tanpa batuk atau tersedak

v. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

c. Berat lahir 1250-1499 gram

1) Bayi Sehat

i. Beri ASI peras melalui pipa lambung

ii. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila

bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi

masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali

minumLanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/

sendok.

iii. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

Page 40: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

29

2) Bayi Sakit

i. Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.

ii. Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan

kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.

iii. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi

telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih

tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

iv. Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.

v. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

d. Berat lahir <>tidak tergantung kondisi)

1) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama

2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan

kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.

3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila

bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi

masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.

5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

3. Pencegahan terjadinya infeksi

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi di bawah

air yang mengalir dengan menggunakan sabun cair.

Page 41: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

30

b) Memakai masker dan gaun khusus dalam ruangan .

c) Pisahkan bayi infeksi dengan bayi yang sehat.

d) Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri, bila

memungkinkan bayi di mandikan ditempat tidurnya masing –

masing .

e) Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic

dan antiseptic.

f) Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca.

g) Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular , (ISPA,

Konjungtivitis, dll) tidak boleh merawat bayi.

h) Membersihkan ruang perinatal dan tempat tidur bayi paling

sedikit seminggu sekali dengan cairan antiseptic (winkjosastro,

H. 2007)

Page 42: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

31

Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Kriteria Berat Badan bayi <2500 gram

KategoriBayi berat lahirsangat rendah( BBLSR )

Bayi berat lahir rendah( BBLR )

Penilaian

Berat lahir < 1500gram

Berat lahir 1500 – 2500gram

Penanganan

1. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan

yang kering dan hangat.3. Pertahankan tetap hangat4. Berikan lingkungan hangat dengan cara

kontak kulit ke kulit dan bungkus BBLSRdengan kain hangat

5. Beri lampu 50 watt dengan jarak minimal 60cm dari bayi

6. Kepala bayi ditutupi topi7. Beri oksigen8. Tali pusat dalam keadaan bersih

Puskesmas

1. Teteki ASI biladapat menelan .Bila tidak dapatmenelan, langsungrujuk

2. Rujuk ke rumahsakit

1. Beri ASIBila tidak dapatmenghisap, bisamenelan langsung tetesilangsung dari putting2. Bila tidak dapatmenelan langsungdirujuk

Rumah Sakit

1. Sama dengan diatas2. Beri minum dengan sonde/ tetesi ASI ( lihattabel I BBLR )3. Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% +Bicarbonas Natricus 1,5%= 4:1Hari I : 60 cc/kg/hari Hari II : 70 cc/kg/hari4. AntibiotikaBila tidak dapat menghisap putting susu / tidakdapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tandahipotermi berat, terangkan kemungkinan akanmeninggal.

Sumber : Saifuddin AB, 2006

Page 43: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

32

B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan

masalah agar pelayanan yang komperehensif dapat tercapai. Proses

manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap

langkah disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan

pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi. Ketujuh

langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat

diaplikasikan dalam suatu situasi.Akan tetapi, setiap langkah-langkah

yang dapat di pecah menjadi langkah tertentu dan ini bisa berubah

sesuai bagaimana keadaan pasien. Ketujuh langkah tersebut sebagai

berikut:

I. Identifikasi Data Dasar

Data yang diambil oleh penulis dilakukan secara terfokus pada

masalah yang dialami pasien sehingga intervensi yang dilakukan

dapat terfokus pada masalah yang diangkat. Dimana pasien dan

keluarganya serta bidan yang ada diruangan perinatologi dapat

memberikan informasi secara terbuka sehingga mempermudah

dalam pengambilan data.

II. Merumuskan Diagnosa

Berdasarkan konsep dasar bahwa dalam menegakkan diagnosa

harus berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

diagnostik penunjang (Laboratorium). Menurut Varney, dikatakan

bahwa diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang

Page 44: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

33

difokuskan kepada apa yang dialami oleh pasien, sedangkan

problem lebih sering dihubungkan dengan bagaimana pasien

menguraikan keadaan yang ia rasakan.

a. Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk

menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:

1. Umur ibu

2. Riwayat hari pertama haid terakir

3. Riwayat persalinan sebelumnya

4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

5. Kenaikan berat badan selama hamil

6. Aktivitas

7. Penyakit yang diderita selama hamil

8. Obat-obatan yang diminum selama hamil

9. Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR

antara lain

1. Berat badan

2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil

untuk masa kehamilan).

Page 45: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

34

b. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penujang yang dapat dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan skor ballard

2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia

fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru

lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada

umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom

gawat nafas.

5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan

Berdasarkan literatur – literature yang relevan dijelaskan bahwa

BBLR yaitu keadaan dimana berat badan lahir janinnya rendah,

sedangkan pada kasus Ny. “E” didapatkan usia kehamilannya

39 minggu 2 hari sehingga ibu termasuk kehamilan cukup bulan

tetapi berat bayi kurang

III. Masalah Potensial

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian adalah tidak

ditemukan adanya kesenjangan / perbedaan antara masalah

potensial yang terdapat pada landasan teori dengan masalah

potensial yang ditemukan pada kasus.

Page 46: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

35

IV. Tindakan Segera dan Kolaborasi

Dalam kasus ini penulis tidak menemukan beberapa tindakan yang

harus dilakukan penanganan segera untuk mengatasi terjadinya

kematian bayi. Seperti melakukan kolaborasi dengan dokter Sp

V. Rencana Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan manajemen kebidanan, perencanaan adalah proses

penyusunan suatu tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang

didapat dan antisipasi diagnosa / masalah potensial yang mungkin

terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang akan

dicapai dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan

VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan manajemen kebidanan telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana tindakan atas persetujuan klien.Dalam tahap ini

penulis tidak menemukan hambatan atau masalah yang berarti

karena seluruh tindakan sudah berorientasi pada kebutuhan klien,

sehingga tujuan dapat dicapai.

VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Dimana evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses

manajemen kebidanan, dimana pada tahap ini untuk menilai

adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah

yang dihadapi klien.Evaluasipenulis tidak menemukan

permasalahan dan kesenjangan. Evaluasi dari asuhan yang telah

Page 47: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

36

diberikan menunjukkan bahwa bayi dengan BBLR dan terlaksana

dengan baik..

C. Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi

Dalam melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada pasien

dengan berat badan lahir rendah menggunakan metode 7 langkah

varney yaitu berupa :

1. S: Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan

data klien melalui anamnese sebagai langkah 1 varney

2. O: Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,

hasil laboratorium , dan berdiagnostikan yang dirumuskan

dalam masalah fokus untuk menduung asuhan langkah I

varney

3. A: Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interprestasi data subjektif dan data obyektif suatu

identifikasi :

a) Diagnosa aktual/masalah

b) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

,konsultasi atau kolaborasi atau rujukan sebagai langkah

II,III,IV Varney

4. P: Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan

evaluasi perencanaan berdasarkan asuhan sebagai

langkah V,VI,VII

Page 48: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

37

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Studi kasus adalah meneliti suatu permasalahan melalui suatu

proses yang terdiri dari unit tungga (Notoatmojo,2010). Jenis studi

kasus yang digunakan dalam Asuhan Kebidanan Pada

Bayi’’E’’Dengan Berat Badan Lahir Rendah Dirumah sakit Umum

Raha adalah metode Deskriptif.menurut Notoatmojo (2010) suatu

penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus

dilaksanakan (Notoatmojo, 2010). Lokasi pengmbilan studi kasus ini

dilakukan di RSUD umum Kabupaten Muna

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah orang yang di kenai kegiatan pengambilan

kasus (Arikunto, 2006 ). Subjek studi kasus adalah Bayi Ny’’E’’ dengn

bayi berat lahir rendah

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang di gunakan penulis

untuk mencari kasus (Notoatmojo, 2010). Waktu pelaksanaan studi

kasus ini dlakukan pada tanggal 3 -5 september 2016.

Page 49: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

38

E. Instumen Studi kasus

Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang dipergunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmojo, 2010). Instrumen yang digunakan

selama studi kasus ini adalah dengan menggunakan format Asuhan

Kebidanan Pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dan

dokumentasi pasien atau lembar status alat bantu berupa format

asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan

lembar kasus atau dokumentasi pasien .

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa

atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh

elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian

(Hasan, 2003).

Dalam penyusunan studi ini digunakan berbagai pengumpulan data

antara lain data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari

objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2006 ). Data primer terdiri dari :

a. Pemeriksaan Fisik

Menurut nursalam 2004 Menurut Nursalam (2004) pemeriksaan

fisik di pergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien

sistematis dengan cara :

Page 50: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

39

1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan

secara sistematis, observasi dilaksanakan dengan

menggunakan indera penglihatan ,pendengaran dan

penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.

Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala

sampai kaki .

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera

peraba, tangan dan jari-jari merupakan suatu instrumen

yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk untuk

membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan

tubuh dengan tujuan untuk menghasilkan suara

(Prawirohardjo,2006). Perkusi bertujuan untuk

mengidentifikasi lokasi, ukuran dan bentuk konsistensi

jaringan .

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan

mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan

menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dilkukan untuk

Page 51: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

40

memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak

(Simkin,2005).

b. Wawancara

Wawancara yaitu Wawancara yaitu suatu metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari

seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)

(Notoatmodjo, 2010). Wawancara pada kasus ini dilakukan

pada keluarga ,tenaga kesehatan dengan menggunakan format

asuhan kebidanan pada bayi dengan berat bayi lahir rendah

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulandata dengan cara

mengamati subjek dan melakukan berbagai macam

pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil .

observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik

,dan pemeriksaan penunjang ( Notoatmodjo, 2010).

Pelaksanaan observasi ini dilakukan untuk melihat

perkembangan asuhan yang telah diberikan dengan

menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi dengan

berat badan lahir rendah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan

atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya

Page 52: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

41

,mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam

kebidanan dan studi (Notoatmodjo,2010).

a. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi berita

berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang

dikemukakan oleh berbagai ahli dan buku-buku sumber yang

ada (Notoatmodjo, 2010).

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumentasi baik dokumentasi resmi

maupun dokumentasi tidak resmi (Notoatmodjo, 2010). Dalam

pengambilan kasus ini menggunakan dokumentasi dari catatan

rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten muna

G. Alat dan BahanAlat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data adala sebagai

berikut :

I.Observasi

a. Lembar paduan observasi

b. Stetoskop

c. Thermometer

d. Jam tangan

e. Timbangan berat badan

f. Sentimeter

II.Wawancara

a. Format pengkajian

b. Buku tulis

c. Ballpoint

Page 53: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

42

BAB IV

TINJAUAN KASUS, PENDOKUMENTASIAN,

DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI DI RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNATGL 3 – 5 SEPTEMBER

TAHUN 2016

No.Register :411003

Tgl masuk/jam : 03-09-2016 jam : 08:30

Tgl pengkajian/jam : 03-09-2016 jam : 14:05

Nama Pengkaji : Rasmar Yanti

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS

1. IDENTITAS BAYI

Nama : Bayi Ny “E”

Umur : 1 hari

Tanggal/ jam lahir : 3 september 2016 , jam : 13:15 wita

Anak : 1 ( Satu)

Jenis kelamin : perempuan

2. IDENTITAS ORANG TUA

Page 54: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

43

Nama ; Ny “ E” / Tn “ S”

Umur : 26 thn / 28 thn

Suku : Muna / Muna

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan ayah / ibu : IRT / Wiraswasta

Alamat : kolasa

B. Data Biologis Tinjauan Kartu ANC

1. Riwayat Kehamilan

a. Ini kelahiran bayi Ny. “E” yang Pertama

b. HPHT : 3 – 12– 2015

c. HTP : 10 – 9 – 2016

d. Ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya

e. Umur kehamilan 40 minggu 2 hari

2. Data bayi

a. Bayi lahir tanggal 3 – 09 - 2016, jam 13.15 wita

b. Masa gestasi 40 minggu 2 hari

3. Riwayat Persalinan Sekarang

a. GI Po Ao

b. Masa gestasi 40 minggu2 hari

c. Tempat bersalin : RSUD Kabupaten Muna

d. Jenis persalinan : Sectio Cesaria

Page 55: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

44

e. Bayi lahir tidak cukup bulan

4. Riwayat Bayi Baru Lahir

a. Bayi lahir tanggal 3 september 2016 , jam 13.15 wita, sectio

cesaria, PBK dan langsung menangis, A/S : 8/10

b. Jenis kelamin : perempuan

c. Pemeriksaan antropometri :

- BBL : 2350 gram ( 2.500 – 4.000 gram )

- PB : 43 cm ( 49 – 52 cm )

- Lingkar kepala : 33 cm ( 33 – 35 cm )

- Lingkar dada : 27 cm ( 34 – 36 cm )

- Lingkar perut : 22 cm ( 30 – 34 cm )

- LILA : 6,5 (9,5 – 11 cm )

- Apgar score : 8/10

Page 56: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

45

NO. TANDA 0 1 2 1 2

1.

2.

3.

4.

5.

Frekuensi

Jantung

Usaha

nafas

Tonus otot

Reflex

Warna kulit

Tidak

ada

Tidak

ada

Lumpuh

Tidak

beraksi

Biru

pucat

<100

Lambat

Ekstremika

fleksi sedikit

Gerakan

sedikit

Tubuh

kemerahan

Tabung dan

kaki biru

> 100

Menangis

kuat

Gerakan

aktif

Seluruh

tubuh

kemerah

an

2

1

1

2

2

2

2

2

3

1

Jumlah 8 10

5. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi

a. Nutrisi

- Kemampuan mengisap masih lemah

- Bayi diberi pembantu ASI ( susu formula tiap 2 jam

sebanyak 30 cc melalui OGT )

b. Eliminasi

Page 57: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

46

- BAB (+) 1 kali, warna kuning pucat, dan konsistensi cair

- BAK (+) 2 kali, warna kuning pucat

c. Personal Hygiene

Badan bayi bersih, popok diganti setiap kali basah, bayi masih

di incubator

d. Istrahat / Tidur

Bayi tidur lelap, bayi bangun bila popoknya basah dan merasa

lapar

C. PEMERIKSAAN UMUM

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. KU bayi baik

b. BBL : 2350 gram ( 2.500 – 4.000 gram)

c. PB : 43 cm ( 49 – 52 cm )

d. LK : 33 cm ( 33 – 35 cm )

e. LD : 30 cm ( 34 – 36 cm )

f. LP : 22 cm ( 30 – 34 cm )

g. Jenis kelamin : perempuan

2. Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital

a. Denyut jantung bayi : 125 x/menit ( 120 – 160 x/menit )

b. Respirasi : 40 x/menit ( 40 – 60 x/menit )

c. Suhu badan : 36,8 0C ( 36,5 – 37,5o C )

3. Pemeriksaan Fisik ( Head to toe )

Page 58: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

47

a. Kepala

Inspeksi : Rambut hitam, tipis, lurus, tidak ada caput

suksedaneum

Palpasi : tidak ada benjolan pada kepala, sutura teraba jelas

b. Wajah

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tampak bersih, dan

kemerah-merahan, tidak ada kelainan

c. Mata

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah, Sklera

tidak icterus, dan tidak ada secret

d. Hidung

Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan dan tidak ada

secret

e. Mulut / bibir

Inspeksi : Bibir lembab, reflex mengisap kurang baik,

palatum normal, pada mulut terpasang OGT, dan

gusi merah muda

f. Telinga

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, bersih, likuk telinga normal

Palpasi : daun telinga lunak, bila dilipat tidak mudah kembali

g. Leher

Page 59: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

48

Inspeksi : pergerakan leher aktif, tonus otot leher baik

h. Dada

Inspeksi : gerakan dada sesuai dengan irama pernapasan,

tidak ada benjolan, payudara terbentuk

i. Perut

Inspeksi : tali pusat sudah terlepas, perut bersih, pergerakan

perut seirama dengan pernapasan

Palpasi : perut tidak kembung, dinding perut lambat

j. Pinggul dan bokong

Inspeksi : Tidak ada fraktur dan penonjolan dan tidak ada

kelainan

k. Punggung dan bokong

Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada fraktur dan

penonjolan dan tidak ada kelainan

l. Genitalia / Anus

Inspeksi : Kebersihan baik, labia mayora belum menutupi

labia minora,

Palpasi : Keadaan uretra normal, lubang anus ada

m. Ekstremitas

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jari – jari

kaki dan tangan lengkap

Palpasi : reflex menggenggam baik

n. Kulit

Page 60: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

49

Inspeksi : seluruh tubuh kemerahan, ada lanugo, kulit keriput

dan tidak ada kelainan

o. Reflex

1. Grasping reflex atau reflex menggenggam : bayi bereaksi

Jika telapak tangan disentuh maka otomatis jari-jarinya akan

mengatup atau menggenggam

2. Rooting reflex atau gerakan memelingkan muka untuk 2.

mencari putting : kurang bereaksi

Menyentuhkan jari pada ujung bibir atau pipi bayi, maka bayi

akan langsung memelingkan kepala kearah sentuhan

dengan mulut yang terbuka untuk mendapatkan ASI

3. Sucking reflex atau reflex mengisap : kurang bereaksi

Jika ada objek disentuhkan/dimasukkan ke mulut, bayi akan

langsung melakukan gerakan mengisap

4. Blinking reflex atau reflex mengedip : bereksi dengan

kilatan cahaya

Bila di sekitar bayi ada kilatan cahaya atau hembusan udara,

bayi akan menutup kedua matanya

5. Morro reflex atau reflex kaget : bayi bereaksi

Bila bayi terkejut, punggungnya akan melengkung,

menjatuhkan kepala dan menangkupkan kedua lengan dan

kaki kea rah badannya

6. Reflex tonic neck : kurang bereaksi

Page 61: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

50

Bila ditelentangkan, kedua tangannya akan menggenggam

dan kepalanya menengok ke kanan dalam posisi seperti

pemain anggar

7. Reflex babinsky : bayi bereaksi dengan sentuhan

Jika telapak kaki bayi disentuh maka jari-jari kakinya akan

terbuka

8. Swimming reflex atau reflex berenang : tidak dilakukan

Ketika bayi ditelungkupkan di dalam air, otomatis tubuhnya

akan membuat gerakkan seolah-olah sedang berenang

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnose :BCB/ SMK //BBLR

Masalah actual: gangguan pemenuhan nutrisi

DS : ibu mengatakan bayinya cukup bulan

DO : - Bayi lahir tanggal 3 – 09 – 2016, jam 13.15 wita

- Berat badan bertambah ( BBL : 2500 gram, BBS : 2350

gram )

- Reflex isap lemah

- Tanda-tanda vital :

DJB : 125 x/menit

S : 36,8˚C

P : 40 x/menit

Analisa dan interpretasi data :

Page 62: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

51

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir < 2.500

gram.Bayi yang baru lahir dengan BBLR banyak diantara wanita hamil

yang keadaan social ekonominya rendah, sehingga kebutuhan gizinya

kurang terpenuhi.( Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Maternal, YBP

Sarwono p. Jakarta, hal : 376 – 377 )

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadinya hipotermi

DS : Ibu mengatakan bayinya lahir kecil

DO : - bayi dirawat di incubator

- Akral hangat

- TTV :

a. DJB : 125 x/menit

b. S : 36,8˚C

c. P : 40 x/menit

Analisa dan interpretasi data :

Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36,5o C. Dimana

hal ini terjadi karena suhu badan yang tidak stabil disebabkan karena

kurangnya jaringan lemak di bawah kulit, sehingga dapat

menyebabkan hipotermi.( Pelayanan Kesehatan Neonatal dan

Maternal, YBP Sarwono P. Jakarta, hal : 373 )

LANGKAH IV. PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk rawat incubator, pemberian obat,

Page 63: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

52

penanganan BBLR, pemberian nutrisi, dan ,serta pemenuhan kebutuhan

lainnya.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

Diagnose masalah actual : BBLR

Masalah potensial : Gangguan pemenuhan nutrisi

Tujuan : - Intake kebutuhan terpenuhi

- Bayi tidak mengalami hipotermi

Kriteria :

1. bayi kuat minum, reflex isap dan nutrisi

terpenuhi dan berat badan bayi meningkat

2. TTV dalam batas normal

- DJB : 125 x/menit

- P : 40 x/menit

- S : 36,8˚C

Rencana tindakan

1. Meminta persetujuan/informed consent

Rasional : Informed consent merupakan tindakan persetujuan

didalam pengambilan keputusan medik

2. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : TTV merupakan indicator untuk mengetahui keadaan

umum bayi

Page 64: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

53

3. Ganti popok/pakaian bayi tiap kali basah

Rasional : pakaian bayi yang basah dapat mempengaruhi suhu

badan bayi yaitu evaporasi

4. Berikan pemenuhan nutrisi bagi bayi yaitu 8 x 12,5 cc

Rasional : agar pemenuhan nutrisi pada bayi tercukupi

5. Timbang berat badan bayi setiap hari

Rasional : dengan menimbang berat badan bayi setiap hari akan

diketahui pemenuhannya setiap hari

6. Observasi tanda-tanda infeksi

Rasional : agar dapat diketahui segera apabila terjadi tanda-tanda

infeksi seperti dolor, color, rubor, tumor, fungsio laesa

7. Rawat bayi dalam incubator

Rasioanal : untuk mempertahan suhu tubuh bayi dalam batas

normal 36,5 – 37.5 0 C

8. Beri HE ( Healt Education ) tentang :

- Anjurkan pada ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

Rasioanal : dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dapat

memperlancar produksi ASI

- Ajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar

Rasional : agar kebutuhan ASI bayi terpenuhi dan bayi tidak

rewel

Page 65: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

54

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

1. Meminta persetujuan/ informed consent

Hasil : Orang tua bayi menyetujui

2. Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : DJB : 125 x/menit

S : 36,8o C

P : 40 x/menit

3. Mengganti popok/pakaian bayi setiap kali basah

Hasil : bayi memakai popok/pakaian yang kering dan bersih

4. Memberikan kebutuhan nutrisi pada bayi dengan takaran 8 x 12,5 cc

Hasil : bayi telah diberi nutrisi

5. Menimbang berat badan bayi setiap hari

Hasil : berat badan bayi bertambah menjadi 2500 gram

6. Mengobservasi tanda-tanda infeksi

Hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi

7. Merawat bayi dalam incubator sampai keadaan bayi membaik

Hasil : bayi masih dalam incubator

8. Memberi HE ( Health Education ) tentang :

- Menganjurkan pada ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

- Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

Page 66: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

55

LANGKAH VII. EVALUASI

1. Intake nutrisi sudah terpenuhi ditandai :

- Berat badan bayi tidak turun < 10 %

- Bayi sudah bisa mengisap dengan baik

2. Bayi masih dirawat dalam incubator

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal :

DJB : 125 x/menit

S : 36o C

P : 40 x/menit

4. Tidak ada tanda-tanda infeksi

Page 67: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

56

B.PENDOKUMENTASIAN

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

NY’’E’’DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG

PERINATOLOGI RSUD KAB.MUNA

TANGGAL 3-5 SEPTEMBER

TAHUN 2016

No.Register :411003

Tgl masuk/jam : 03-09-2016 jam : 08:30

Tgl pengkajian/jam : 03-09-2016 jam : 14:05

Nama Pengkaji : Rasmar Yanti

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.IDENTITAS

1.IDENTITAS BAYI

Nama : Bayi Ny “E”

Umur : 1 hari

Tanggal/ jam lahir : 3 september 2016 , jam : 13:15 wita

Anak : 1 ( Satu)

Jenis kelamin : perempuan

2.IDENTITAS ORANG TUA

Nama ; Ny “ E” / Tn “ S”

Umur : 26 thn / 28 thn

Suku : Muna / Muna

Page 68: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

57

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan ayah / ibu : IRT / Wiraswasta

Alamat : kolasa

DATA SUBJEKTIF ( S )

a. Ibu melahirkan tanggal 03 september 2016 , jam 13.15 wita

b. Tafsiran persalinan tanggal 10-09-2016

c. HPHT tanggal 3-12-2015

d. Ibu tdk pernah memeriksa kehamilannya

e. Umur kehamilannya 40 minggu 2hari

DATA OBJEKTIF ( O )

a. Bayi lahir tanggal 03 september 2016 Jam 13.15 wita, Sectio

cesaria, PBK, Langsung Menangis.

b. Jenis Kelamin : ( ϙ ) Perempuan

c. Pemeriksaan Antropometri

-BBL : 2350 gram ( 2500-4000 Gram )

- PB : 43 cm ( 49 - 52 cm)

- LK : 33 cm ( 33 - 35 cm)

- LD : 32 cm ( 34 - 36 cm)

- LP : 22 cm ( 30 – 34 cm)

Page 69: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

58

d. Apgar Score : 8 /10

No Tanda 0 1 2 Jumlah

1. Frekuensi

Jantung

Tidak ada < 100 > 100 2 2

2. Usaha Nafas Tidak ada Lambat Mengis

kuat

1 2

3. Tonus Otot lumpuh Ekstremistas

fleksi sedikit

Gerakan

aktif

1 2

4. Refleks Tidak

beraksi

Gerakan

sedikit

Reaksi

melawn

2 3

5. Warna kulit Biru pucat kaki biru Seluruh

tubuh

kemerahan

2 1

Jumlah 8 10

e. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. DJB : 125 x/menit ( 120 – 160 x/menit )

b. P : 40 x/menit ( 40 – 60 x/menit )

c. S : 36,8 oc ( 36,5 – 37,5 x/menit )

f. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Inspeksi : Rambut hitam, tipis lurus, tidak ada caput

Suksedenum

Palpasi : Tidak ada benjolan pada kepala. Sutura

Page 70: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

59

b. Wajah : Teraba jelas

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tampak bersih dan kemerah-

kemerahan, tidak ada kelainan

c. Mata

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kunjungtiva merah, selera

tidak ikterus, dan tidak secret

d. Hidung

Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan, dan tidak ada secret

e. Mulut dan bibir

Inspeksi : Bibir lembab, Refleks mengisapbaik, dan gusi

merah muda

f. Telinga

Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan bersih,telinga normal

Palpasi : Daun telinga lunak, bisa dilipat, mudah kembali

g.Leher

Inspeksi : Pergerakan leher aktif, tenus leher baik

h.Dada

Inpeksi : Gerakan dada sesuai denagan irama pernapasan,

tidak ada benjolan payudara berbentuk

i. Perut

Inspeksi : tali pusat belum terlepas, perut bersih, pergerakan

perut seirama dengan pernapasan.

Palpasi : perut tidak kembung, dinding perut lembut.

Page 71: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

60

j. Pinggul

Inpeksi : Tidak ada fraktur dan Penonjolan dan tidak ada

kelainan

k. Pinggul dan Bokong

Inpeksi : Tidak ada kelainan, tidak fraktur dan penonjolan

dan penonjolan dan tidak ada kelainan

l. Gentalia/Amus

Inpeksi : Kebersihan baik

Palpasi : Keadan romtal, lubang anus ada

m. Ekstermitas

Inpeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jari-jari

kaki dan tangan lengkap

Palpasi : Refleks mengemgam baik

n. Kulit

Inpeksi : Seluruh tubuh kemerahan, ada kemungkinan kulit

keriput dan tidak kelainan

o. Refleks

1. Grasping reflex atau reflex menggengam : Baik reaksi

2. Rooting reflex remalingkan muka untuk mencari puting : Bayi

reaksi

3. Refleks mengisap : Bayi bereaksi

4. Refleks mengedip : Bereaksi dengan kilatan cahaya

5. Moro Refleks atau reflex kaget : Bayi bereaksi

Page 72: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

61

6. Refleks tonic neck : Kurang bereaksi

7. Refleks babin sky : Bayi bereaksi dengan sentuhan

ASSESMENT (A)

Diagnose : Sesuai masa kehamilan (SMK) bayu cukup bulan (

BCB )

Masalah actual : bayi berat lahir Rendah (BBLR)

Masalah potensial : Hipotermi

PLANING (P)

1. Mengobservasi tanda-tand vital

Hasil : DJB : 125 x/menit

S : 36,8 o C

P : 40 x/menit

2. Mengganti popok/pakaian bayi setiap kali basah

Hasil : bayi memakai popok/pakaian yang kering dan bersih

3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi

Hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi

4. Merawat bayi dalam incubator sampai keadaan bayi membaik

Hasil : bayi masih dalam incubator

5. Memberi HE ( Healt Education ) tentang :

- Menganjurkan pada ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

- Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

Page 73: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

62

C.PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan

yang terjadi antara praktek dan teori yang di lakukan di rumah sakit umum

daerah Raha dengan teori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan

kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah manajemen kebidanan

menurut varney yang meliputi 7 langkah .pembahasan ini dimaksudkan

agar dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari

kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :

1. Pengkajian

Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi data kejadian (Nursalam, 2004). Keluhan

utama dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan

dengan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah . adapun keluhan

yang berhubungan dengan berat badan lahir rendah yaitu : berat bayi

<2500 gram dan refleks isap lemah.

Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur (Ambarwati,

2008).keadaan umum untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah

baik /cemas atau cukup/ jelek (Ambarwati, 2008).

Pada kasus ini didapatkan data subjektif yaitu :

a. Ibu melahirkan tanggal 3 september 2016 , jam 13.15 wita

b. Tafsiran persalinan tanggal 10-09-2016

c. HPHT tanggal 3-12-2015

Page 74: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

63

d. ibu tidak pernah memeriksa kehamilannya

e. Umur kehamilannya 40 minggu 2 hari

Data objektif didapatkan :

a. Bayi lahir tanggal 3 september 2016 Jam 13.15 wita, Sectio cesaria,

PBK, Langsung Menangis.

b. Jenis Kelamin : ( ϙ ) Perempuan

c. Pemeriksaan Antropometri

-BBL : 2350 gram ( 2500-4000 Gram )

- PB : 43 cm ( 49 - 52 cm)

- LK : 33 cm ( 33 - 35 cm)

- LD : 32 cm ( 34 - 36 cm)

- LP : 22 cm ( 30 – 34 cm)

Page 75: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

64

d. . Apgar Score : 8 /10

No Tanda 0 1 2 jumlah1. Frekuensi

JantungTidak ada < 100 > 100 2 2

2. UsahaNafas

Tidak ada Lambat Mengis kuat 1 2

3. Tonus Otot Lumpuh Ekstremistas fleksisedikit

Gerakan aktif 1 2

4. Refleks Tidakberaksi

Gerakansedikit

Reaksimelawn

2 3

5. Warna kulit Biru pucat kaki biru Seluruh tubuhkemerahan

2 1

Jumlah 88

110

e. Pemeriksaan tanda-tanda vital

i. P : 40 x/menit ( 40 – 60 x/menit )

ii. S : 36,8 oc ( 36,5 – 37,5 x/menit )

f. Pemeriksaan fisik

i. Kepala

Inspeksi : Rambut hitam, tipis lurus, tidak ada caput

Suksedenum

Palpasi : Tidak ada benjolan pada kepala. Sutura

ii. Wajah : Teraba jelas

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, tampak bersih dan kemerah-

kemerahan, tidak ada kelainan

iii. Mata

Page 76: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

65

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kunjungtiva merah,

selera tidak ikterus, dan tidak secret

iv. Hidung

Inspeksi: Simetris lubang kiri dan kanan, dan tidak ada secret

v. Mulut dan bibir

Inspeksi: Bibir lembab, Refleks mengisapbaik, dan gusi

merah muda

vi. Telinga

Inspeksi: Simetris lubang kiri dan kanan bersih,telinga normal

Palpasi : Daun telinga lunak, bisa dilipat, mudah kembali

vii. Leher

Inspeksi: Pergerakan leher aktif, tenus leher baik

viii. Dada

Inpeksi : Gerakan dada sesuai denagan irama pernapasan,

tidak ada benjolan payudara berbentuk

ix. Perut

Inspeksi : tali pusat belum terlepas, perut bersih,

pergerakan perut seirama dengan pernapasan.

Palpasi : perut tidak kembung, dinding perut lembut.

x. Pinggul

Page 77: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

66

Inpeksi : Tidak ada fraktur dan Penonjolan dan tidak ada

kelainan

xi. Pinggul dan Bokong

Inpeksi : Tidak ada kelainan, tidak fraktur dan penonjolan

dan penonjolan dan tidak ada kelainan

xii. Gentalia/Amus

Inpeksi : Kebersihan baik

Palpasi : Keadan romtal, lubang anus ada

xiii. Ekstermitas

Inpeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jari-jari

kaki dan tangan lengkap

Palpasi : Refleks mengemgam baik

xiv. Kulit

Inpeksi : Seluruh tubuh kemerahan, ada kemungkinan kulit

keriput dan tidak kelainan

xv. Refleks

1. Grasping reflex atau reflex menggengam : Baik reaksi

2. Rooting reflex remalingkan muka untuk mencari puting : Bayi

reaksi

3. Refleks mengisap : Bayi bereaksi

4. Refleks mengedip : Bereaksi dengan kilatan cahaya

5. Moro Refleks atau reflex kaget : Bayi bereaksi

6. Refleks tonic neck : Kurang bereaksi

Page 78: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

67

7. Refleks babin sky : Bayi bereaksi dengan sentuhan

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan

praktek.

2. Interprestasi data

Pada langkah kedua ini data dasar yang telah dikumpulkan di

interprestasikan sehingga ditemukan masalah utama dan masalah

penyerta. Setelah itu bidan merumuskan kedalam suatu pernyataan

yang mencakup kondisi, masalah penyebab dan prediksi terhadap

kondisi tersebut (Varney, 2004). Masalah pada pasien adalah

refleks isap lemah. Pada kasus bayi baru lahir dengan berat badan

lahir rendah didapatkan diagnosa Bayi cukup bulan,KMK,SC,Berat

badan lahir rendah dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi.

Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori

dan kasus yang ada dilahan praktek.

3. Diagnosa potensial

Pada kasus bayi Ny’’E’’ dengan berat badan lahir rendah diagnosa

potensialnya yaitu potensial terjadi hipotermi . pada langkah ini

penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan

kasus yang ada di lahan.

4. Antisipasi

Mengumpulkan dan mengevaluasi data dimana yang menunjukan

situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada kasus bayi

Page 79: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

68

Ny’’E’’dengan berat badan lahir rendah antisipasi diberikan berupa

observasi KU bayi dan TTV bayi, Kolaborasi dengan dokter untuk

rawat incubator, pemberian obat, penanganan BBLR, pemberian

nutrisi, dan ,serta pemenuhan kebutuhan lainnya.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

5. Perencanaan

Pada kasus bayi Ny’’E’’dengan berat badan lahir rendah

perencanaan yang dibuat adalah observasi tanda-tanda vital, ganti

popok/pakaian bayi setiap kali basah, berikan pemenuhan nutrisi,

timbang berat badan bayi setiap hari, observasi tanda-tanda

infeksi,rawat bayi dalam incubator,anjurkan pada ibu

mengkonsumsi makanan yang bergizi, ajarkan pada ibu cara

menyusui yang baik dan benar

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

6. Pelaksanaan

Pada langkah ini asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada

langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.

Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebgian oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukannya sendiri tetapi dia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan penatalaksanaanya (misalnya

Page 80: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

69

memastikan langkah-lngkah tersebut benar terlaksana) (Varney ,

2004 ).

Pada kasus bayi Ny’’E’’dengan berat badan lahir rendah

penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana asuhan yang

telah dibuat. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

7. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah terakhir dalam manajemen kebidanan

untuk kegiatannya dilakukan terus-menerus dengan melibatkan

pasien, bidan, dokter ,dan keluarga . pada langkah ini dilakukan

evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan yaitu meliputi

pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut dapat membantu untuk

mengetahui terpenuhinya bantuan sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dari

masalah. Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien

setelah dilakukan indakan (Hyre, 2003).

Pada kasus bayi Ny’’E’’dengan berat badan lahir rendah evaluasi

yang didapatkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari

adalah Intake nutrisi sudah terpenuhi ditandai :Berat badan bayi

tidak turun < 10 % , Bayi sudah bisa mengisap dengan baik , Bayi

masih dirawat dalam incubator , Tanda-tanda vital dalam batas

normal :DJB : 125 x/menit , S: 36oC , P : 40 x/menit ,dan Tidak

ada tanda-tanda infeksi. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

Page 81: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

70

adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan

praktek.

Page 82: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny’’E’’

dengan Berat badan lahir rendah di RSUD umum daerah kabupaten

muna dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam melakukan pengkajian pada bayi Ny’’E’’ diruang

perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

dilaksanakn dengan cara mengumpulkan data subjektif dengan

mewawancarai bayi Ny’’E’’ sehingga didapatkan keluhan Bayi

Berat Lahir Rendah dan objektif diperoleh dari pemeriksaan yakni

berat badan 2.350 gram

2. Dalam penentuan diagnosa/masalah aktual terhadap kasus bayi

Ny’’E’’ di ruang perinatologi di Rumah sakit Umum Kabupaten

Muna dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat

sehingga di dapatkan Bayi Cukup Bulan (BCB) , Sesuai Masa

Kehamilan (SMK) , Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

3. Dalam penentuan diagnosa/ masalah potensial pada kasus bayi

Ny’’E’’ di ruang perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna di buat berdasarkan diagnosa/Masalah Aktual

dan didapatkan bayi Ny’’E’’ adalah potensial terjadi hipotermi

Page 83: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

72

4. Berkolaborasi dengan dokter dan bidan serta antisipasi dalam

penanganan kasus bayi Ny’’E’’ diruang perinatologi Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu kolaborasi dengan dokter

untuk rawat inkubator , pemberian obat ,penanganan BBLR,

pemberian nutrisi , serta pemenuhan kebutuhan lainnya .

5. Rencana tindakan pada kasus bayi Ny’’E’’ di ruang perinatologi

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dengan diagnosa

BBLR

6. Penatalaksanaan kasus pada bayi Ny’’E’’ di ruang perinatologi

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dengan bayi berat

lahi rendah dilaksanankan sesuai dengan rencana tindakan

7. Hasil pemeriksaan setelah diberikan asuhan kebidanan pada bayi

Ny’’E’’ didapatkan adalah intake nutrisi sudah terpenuhi , bayi

masih di rawat di inkubator ,tanda-tanda vital dalam batas normal

serta tidak ada tanda-tanda infeksi .

8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi

Ny’’E’’ dengan masalah beyi berat lahir rendah dalam bentuk

SOAP yang merupakan ringkasan dalam bentuk 7 langkah Varney

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik . oleh karena itu penulis

memberikan saran sebagai berikut :

Page 84: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

73

1. Bidan

Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan bagi profesi

atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus atau

melaksanakan asuhan kebidanan kususnya pada bayi barulahir

dengan berat badan lahir rendah

2. Instansi

a. Rumah sakit

Disarankan agar rumah sakit meningkatkan pemberian asuhan

kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan secara

komprehensif, tepat dan profesional untuk meningkatkan mutu

pelayanan sehingga pasien merasa aman dan nyaman .

b. Bagi pendidikan

Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan

kebidanan sesuai dengan teori dan praktek karena teori

mendasari setiap praktek sehingga antara teori dan praktek

tidak ada kesenjangan dan dapat dijadikan bahan referensi.

Page 85: Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto , 2006 . Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.Edisi revisiV.Rineka Cipta : Jakarta .

Depkes RI. 2010. Rencana pembangunan Kesehatan Menuju IndonesiaSehat 2015. Jakarta : Pusat pendidikan tenaga kesehatanDepkes RI

dinkes.sultraprov.go.id 2016.diakses tanggal 4 september 2016.

Hasan I , 2003.Pokok-Pokok Materi Metodologi,Penelitian dan AplikasinyaJakarta : Ghalia Indonesia.

Manuaba, I.B.G.2007. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta:EGC.

mutahra.blogspot.co.id.2011/Diakses tanggal 4 september 2016.

Notoatmodjo,S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Prawirohardjo,S.2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwonoprawirohardjo.

SDKI.2007.Angka Kematian Ibu dan Bayi Di Indonesia.

Varney,H.2004. Varney’s Midwiffery Text Book Third Edittion. London.James and Barbell Publisher.

Stikeskusumahusada.ac.id.diakses tanggal 4 september 2016.

Wiknjosastro,H.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.