kti muhammad huda nur yaasindigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... ·...

128
PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 30 DERAJAT TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny.S DENGAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RUANG ICVCU RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD HUDA NUR YAASIIN NIM. P.13035 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: lamliem

Post on 22-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 30 DERAJAT

TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.S DENGAN INFARK

MIOKARD AKUT (IMA) DI RUANG ICVCU

RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HUDA NUR YAASIIN

NIM. P.13035

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

i

PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 30 DERAJAT

TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.S DENGAN INFARK

MIOKARD AKUT (IMA) DI RUANG ICVCU

RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HUDA NUR YAASIIN

NIM. P.13035

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Program Studi

Judul Karya Tulis Ilmiah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

: Muhammad Huda Nur Yaasiin

: P.13035

: DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Sudut Posisi Tidur 30 Derajat Terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur Pada Asuhan

Keperawatan Ny.S Dengan Infark

(IMA) Di Ruang ICVCU RSUD D

Surakarta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

a dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 12 Mei 2016

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Huda Nur Yaasiin

P.13035

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Pemberian Sudut Posisi Tidur 30 Derajat Terhadap

dur Pada Asuhan

Dengan Infark Miokard Akut

(IMA) Di Ruang ICVCU RSUD Dr.Moewardi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

a dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Huda Nur Yaasiin

Page 4: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

Karya Tulis Ilmiah ini

Nama

NIM

Program Studi

Judul

Telah diujikan dan dipertahankan

Prodi DIII Keperawatan

Pembimbing : Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep

NIK.

Penguji I : Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep

NIK. 201188087

Penguji II : Ns. Siti Mardiyah, S

NIK. 201183063

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ini diajukan oleh:

: Muhammad Huda Nur Yaasiin

: P.13035

: DIII Keperawatan

: Pemberian Sudut Posisi Tidur 30 Derajat terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur pada Asuhan Keperawatan

Ny.S Dengan Infark Miokard Akut (IMA) Di

ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta

dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2016

DEWAN PENGUJI

Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep (

NIK. 201086057

Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep (

NIK. 201188087

Siti Mardiyah, S.Kep (

NIK. 201183063

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ns. Meri Oktariani, M.Kep

NIK. 200981037

Pemberian Sudut Posisi Tidur 30 Derajat terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur pada Asuhan Keperawatan

Miokard Akut (IMA) Di Ruang

Karya Tulis Ilmiah

Husada Surakarta

)

)

)

Page 5: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas

dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya Karya Tulis Ilmiah

ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena

itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan

terimakasih saya kepada:

Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka

Karya Tulis Ilmiah ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur

yang tak terhingga pada tuhan penguasa alam yang meridhoi dan

mengabulkan segala do’a dan serta Karya Tulis Ilmiah ini saya

persembahkan untuk orang yang kusayangi

Ayahanda Parji Santoso dan Ibunda tercinta Sri Rahayu

yang tiada henti-hentinya memberi doa restu, kasih sayang, perhatian dan

dukungan untuk menjadikanku orang sukses. Serta adikku Alm.Sinatria

Ramadhan yang berada di surga sana yang telah memberikan motivasi

untuk selalu berjuang keras apa yang menjadi tujuan saya dan tentunya

untuk membahagiankan mereka.

Serta tidak lupa teman terbaikku Indra Cahyo Bingar, Irvan Bayu Saputra,

Agus Purnomo, YB. Himawan Cuk Purnomo, M. Faqih al Arif, Ahmad

Anwarullah, Ryastoro, Adhy Prasetyo, Singgih Aris R, Agin ginanjar,

Zulkarnain primastito, Anggit bagasworo, Nikken Emma R, Retno

Wulandari, dan Wahyu Prasetyo, yang selalu memberikan dukungan dan

semangat dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah. Serta juga teman-

teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu semoga perjalanan yang

kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih baik, bijaksana dan

dewasa. Ibu Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep, terimakasih atas

bimbingannya selama ini.

Almameterku tercinta

Page 6: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “Pemberian Sudut Posisi Tidur 30 Derajat terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur pada Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Infark

Miokard Akut (IMA) Di ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta“.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya

kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani, M.Kep, selaku ketua program studi DIII keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep, selaku sekretaris program studi DIII

keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan sekaligus selaku dosen pembimbing

yang telah membimbing penulis dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi

pnulis demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep, selaku dosen penguji pertama yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Ns. Siti Mardiyah, S.Kep, selaku dosen penguji kedua yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 7: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

vi

6. Semua dosen program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan kesempatan

pada penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. S di Ruang

ICVCU.

8. Kedua orangtuaku (Parji Santoso dan Sri Rahayu) yang selalu memberikan

kasih sayang, dukungan dan doa serta menjadi inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan.

9. Teman terbaikku Indra Cahyo Bingar, Irvan Bayu Saputra, Agus Purnomo,

YB. Himawan Cuk Purnomo, M. Faqih al Arif, Ahmad Anwarullah, Ryastoro,

Adhy Prasetyo, Singgih Aris R, Nikken Emma R, Retno Wulandari, dan

Wahyu Prasetyo, yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam

proses penyusunan karya tulis ilmiah.

10. Serta mahasiswa satu angkatan khususnya kelas 3A Program Studi DIII

Kepewaratan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang

tidak mampu penulis sebutkan satu-persatu yang telah meberikan dukungan.

Semoga laporan karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan

ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, 10 Mei 2016

Penulis

Page 8: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 6

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 9

1. Infark Miokard Akut ....................................................... 9

2. Definisi Tidur .................................................................. 40

3. Posisi Semi Fowler .......................................................... 43

B. Kerangka Teori ....................................................................... 47

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset ............................................................. 48

B. Tempat dan Waktu ................................................................. 48

C. Media dan Alat yang Digunakan ............................................ 48

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ..................... 48

E. Alat Ukur Evauasi Dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan

Riset ........................................................................................ 50

Page 9: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

viii

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ........................................................................ 57

B. Pengkajian .............................................................................. 58

C. Perumusan Masalah Keperawatan .......................................... 67

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan ............................................ 68

E. Perencanaan Keperawatan ...................................................... 68

F. Implementasi Keperawatan .................................................... 71

G. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 80

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 85

B. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 96

C. Intervensi Keperawatan .......................................................... 99

D. Implementasi Keperawatan .................................................... 103

E. Evaluasi .................................................................................. 107

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 109

B. Saran ....................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Pathway ................................................................................. 17

2. Gambar 2.2 Posisi Semi Fowler ................................................................ 44

3. Gambar 2.3 Kerangka Teori ..................................................................... 47

4. Gambar 4.1 Genogram .............................................................................. 60

Page 11: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Usulan Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Jurnal Utama

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Lampiran 6. Look Book

Lampiran 7. Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 8. Lembar Kuesioner Aplikasi Riset

Lampiran 9. Lembar Observasi

Lampiran 10. SOP Semi Fowler 30 Derajat

Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup

Page 12: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syaifuddin (2006) dalam Nurlaily (2012) mengatakan bahwa

kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja

menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi

oleh susunan saraf otonom). Christofferson (2009) seperti dikutip Harsanti

(2015) bahwa sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem transport

tertutup yang terdiri dari beberapa komponen yaitu jantung, komponen

darah dan pembuluh darah. Salah satu komponen dari pembuluh darah

yaitu vena, venula, kapiler, arteriol, dan arteri. Soeharto (2004) dalam

Nurlaily (2012) mengatakan bahwa pembuluh darah koroner merupakan

penyakit aliran darah (darah membawa oksigen dan makanan yang

dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Penyakit jantung

koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis. Pada keadaan ini

pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak

(atheroma dan plaques) di dindingnya. Hal tersebut juga dapat merupakan

proses degeneratif, di samping banyak faktor lain. Penyakit jantung

koroner diantaranya angina stabil, angina tidak stabil, dan infark miokard

akut. Infark miokard akut (IMA) merupakan bentuk yang paling

berbahaya.

Page 13: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

2

Fathoni (2011) dalam Aisyah (2014) mengatakan bahwa infark

miokard akut (IMA) merupakan salah satu manifestasi klinis penyakit

jantung koroner. Robbins et al (2007) dalam Aisyah (2014) mengatakan

bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah

terbentuknya suatu daerah nekrosis pada sel otot miokardium akibat suplai

darah yang tidak adekuat ke suatu daerah yang diawali dengan iskemik.

Smeltzer and Bare (2001) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan

bahwa penyakit IMA menimbulkan gejala klinis yang dirasakan pasien,

beberapa diantaranya dyspnea (sesak nafas), ortopnea, pucat, keringat

dingin, pusing, mual muntah dan gejala yang paling sering dijumpai

adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak

mereda seperti ditusuk-tusuk, biasanya diatas region sternal bawah dan

abdomen bagian atas, menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan

(biasanya lengan kiri) hingga ke arah rahang dan leher. Munculnya

berbagai gejala klinis pada pasien IMA tersebut akan menimbulkan

masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar manusia, salah

satu diantaranya adalah kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada

aktivitas, dyspnea pada istirahat dan aktivitas, letargi dan gangguan tidur.

Sedangkan menurut Kasron (2012: 39) keluhan yang khas pada pasien

infark miokard akut ialah nyeri dada restrosternal, seperti diremas-remas

ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat menjalar

ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan kepunggung dan

epigastris (Kasron, 2012: 39).

Page 14: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

3

Berdasarkan laporan World Health Statistic 2012, tercatat 17,8 juta

orang meninggal di dunia akibat penyakit jantung dan diperkirakan angka

ini akan meningkat terus hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian didunia

(Badan penelitian dan pengembangan kesehatan, 2013). Infark miokard

akut adalah penyebab kematian nomer dua pada negara perpenghasilan

rendah, dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4 persen) (WHO, 2008)

(Depkes, 2009 dalam yunani dan wijayanti, 2013). Prevalensi berdasarkan

laporan World Health Statistic 2012 penyakit kardiovaskuler saat ini

menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di indonesia.

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Ttangga (SKRT) tahun 2012,

prosentase penderita IMA dengan usia dibawah 40 tahun adalah 2-8 %

dari seluruh penderita dan sekitar 10 % pada penderita dengan usia

dibawah 46 tahun. Sensus kesehatan nasional tahun 2010 menujukkan

bahwa kematian karena penyakit kardiovaskular termasuk IMA adalah

sebesar 26,4 %. Care Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada IMA

(13,49 %) dan kemudian diikuti gagal jantung (13,42 %) dan penyakit

jantung lainnya (13,37 %) (Badan penelitian dan pengembangan

kesehatan, 2013).

Data dari Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2011 terdapat kasus

penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 59 per 1.000 penduduk, terdiri dari

Angina pektoris sebesar 13 per 1.000 penduduk, AMI sebesar 9 per 1.000

penduduk, dan Dekomp Kordis sebesar 37 per 1.000 penduduk. Data dari

rekam medis RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2011 terdapat 198 pasien

Page 15: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

4

AMI pada tahun 2012 terdapat 175 pasien dan pada tahun 2013 terdapat

234 pasien. AMI merupakan penyakit kedua terbesar setelah gagal jantung

selama tahun 2013 di ruang ICVCU (Rekam Medik RSUD Dr.Moewardi,

2013).

Penyebab terjadinya infark miokard akut adalah diawali dengan

proses berkurangnya pasokan oksigen iskemia jantung yang disebabkan

oleh berbagai hal antara lain: ateroskelorosis, trombus arteri, spasme,

emboli koroner, anomali kongenital yang merupakan gangguan pada

pembuluh darah koroner. Penyebab gangguan pada jantung seperti:

Hipertrovi ventrikel, dan penyakit sistemik seperti anemia oleh penyebab

kapasitas pembawa oksigen keseluruh penyebab di atas bisa

mengakibatkan iskemik jantung bila tidak tertolong akan mengakibatkan

kematian jantung yang disebut infark miokard ( Kasron, 2012: 30).

Muttaqin (2009) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa

pada penyakit ini infark miokard laki-laki memiliki resiko 2-3 kali lebih

besar mengalami jantung koroner dari pada wanita sebelum menopause.

Menurut penilitian yang dilakukan Merta 2010, yang menunjukkan bahwa

sebagian besar pasien yang menderita penyakit IMA berumur diatas 50

tahun. Hal tersebut diperkuat dengan teori dari Muttaqin (2009) bahwa

penyakit IMA 45% terjadi pada usia 45 tahun keatas dan kurang dari 10%

terjadi pada usia <40 tahun. Sedangkan menurut Morton (2011) penyakit

ini lebih banyak terjadi pada usia 50 tahun, dikarenakan pengaruh oleh

gaya hidup yang tidak sehat seperti stress, obesitas, merokok dan

Page 16: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

5

kurangnya aktivitas fisik, dan selain gaya hidup IMA juga dapat

dipengaruhi oleh hormon seks, pil pengontrol kelahiran dan asupan

alkohol berlebihan.

Amir (2008) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa

gangguan kebutuhan dasar pada pasien penyakit jantung atau infark

miokard akut (IMA) akan menimbulkan masalah keperawatan, salah

satunya adalah gangguan kebutuhan istirahat atau gangguan pola tidur

berhubungan dengan terjadinya nyeri dan sesak nafas, untuk mengurangi

gejala nyeri dan sesak nafas maka salah satu tindakan untuk

menguranginya adalah dengan menentukan posisi tidur pasien yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas tidur pasien.

Wilkinson (2007) dalam Melanie (2012) mengatakan bahwa salah

satu faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur pada pasien dengan

gagal jantung adalah ketidakmampuan untuk mengambil posisi tidur yang

disukai karena nocturnal dyspnea. Tindakan keperawatan Nursing

Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes

menjelaskan terapi keperawatan positioning dengan posisi tidur semi-

fowler untuk mengatasi gangguan tidur pada pasien gagal jantung karena

sesak nafas. Hal tersebut juga didukung oleh teori dari Smeltzer dan Bare

(2001) dalam Sulistyowati (2015) yang menyatakan bahwa posisi kepala

yang lebih tinggi sekitar 30 derajat akan menguntungkan berdasarkan

alasan berikut: volume tidak dapat diperbaiki karena tekanan isi perut

terhadap diafragma berkurang, drainase lobus atas paru lebih baik dan

Page 17: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

6

aliran balik vena ke jantung berkurang, sehingga mengurangi kerja

jantung. Berdasarkan hasil penelitian Melanie (2012) dalam Sulistyowati

(2015) menyatakan bahwa sudut posisi tidur 30 derajat menghasilkan

kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan sudut 45 derajat dalam

penyakit gagal jantung.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengaplikasikan hasil riset Melanie 2012 dalam pengelolaan kasus yang

dituangkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Pemberian Sudut Posisi

Tidur 30 Derajat terhadap Kualitas Tidur pada Asuhan Keperawatan

Pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) Di Ruang ICVCU RSUD

Dr.Moewardi Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian sudut posisi tidur 30 derajat

terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien infark miokard akut

(IMA) di ruang ICVCU RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Infark

miokard akut (IMA).

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan Infark miokard akut (IMA).

Page 18: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

7

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan Infark miokard akut (IMA).

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan

Infark miokard akut (IMA).

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Infark

miokard akut (IMA).

f. Penulis mampu menganalisa hasil dari pemberian sudut posisi tidur

30 derajat terhadap kualitas tidur pada pasien Infark miokard akut

(IMA).

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung dan optimal pada praktek klinik

keperawatan, dan sebagai tambahan ilmu baru bagi penulis.

Memperoleh dan memperluas wawasan untuk mengaplikasikan asuhan

keperawatan dengan tindakan pengaruh pemberian sudut posisi tidur

30 derajat terhadap kualitas tidur dan status kardiovaskuler pada pasien

Infark miokard akut (IMA).

2. Bagi institusi akademik

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan

datang, dan memberikan kontribusi laporan kasus sebagai bentuk

Page 19: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

8

laporan aplikasi hasil riset, khususnya pada pasien dengan Infark

miokard akut (IMA), sehingga dapat digunakan sebagai sumber bagi

praktik mahasiswa keperawatan.

3. Bagi rumah sakit

Sebagai bahan masukkan bagi rumah sakit tentang tindakan pengaruh

pemberian sudut 30 derajat terhadap kualitas tidur pada pasien dengan

Infark miokard akut (IMA), sehingga rumah sakit dapat menambahkan

dan membuat SOP tentang tindakan keperawatan terhadap peningkatan

kualitas tidur pada pasien Infark miokard akut (IMA) dengan

pengaturan sudut posisi tidur 30 derajat.

4. Bagi profesi keperawatan

Memberikan kontribusi laporan kasus sebagai bentuk laporan aplikasi

riset tentang tindakan pengaruh pemberian sudut posisi tidur 30 derajat

terhadap kualitas tidur pada pasien dengan Infark miokard akut

(IMA)yang akan bermanfaat bagi pemecahan masalah dalam profesi

keperawatan.

5. Bagi pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara

perawatan pasien dengan meningkatkan kualitas tidur akibat Infark

miokard akut (IMA) dengan menggunakan pemberian sudut posisi

tidur 30 derajat.

Page 20: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Infark Miokard Akut (IMA)

a. Definisi

Hudak & Gallo (1997) dalam Kasron (2012) mengatakan

bahwa infark miokard akut (IMA) adalah penyakit jantung yang

disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner. Sumbatan akut

terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri

koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot

jantung. Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri

besar dan sedang dimana lesi lemak yang disebut Plak Ateroma

timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga

mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri

bagian distal.

Ardiasyah (2012) dalam Ari Pebru (2012) mengatakan

bahwa Infrak miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan

jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran

darah koroner berkurang. Sudono (2007) dalam Ari Pebru (2012)

mengatakan bahwa Infark miokard akut adalah nekrosis miokard

akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Menurut Stillwell

(2011) bahwa kematian jaringan miokard disebabkan oleh

Page 21: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

10

penurunan suplai darah ke miokardium, infark miokardium dapat

disebabkan oleh ateroskerosis, spasme arteri koroner atau sering

karena thrombosis koroner.

b. Etiologi

Menurut fakih ruhyanudin (2006) dalam Andra & Yessie

(2013) mengatakan bahwa penyebab akut miokard infark adalah:

1) Gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan

atherosclerosis, kekakuan, atau penyumbatan total pada arteri

oleh emboli atau thrombus.

2) Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan

ketidakseimbangan antara miokardial O2 suplai dan kebutuhan

jaringan terhadap O2.

Infark Miokard Akut (IMA) terjadi jika suplai oksigen yang

tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik

sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung tersebut (Kasron,

2012). Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi

tersebut diantaranya :

1) Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.

Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor :

a) Faktor pembuluh darah :

(1) Atherosclerosis

(2) Spasme

(3) Arteritis

Page 22: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

11

b) Faktor sirkulasi :

(1) Hipotesis

(2) Stenosis aorta

(3) Isufisiensi

c) Faktor darah :

(1) Anemia

(2) Hipoksemia

(3) Polisitemia

2) Curah jantung yang meningkat :

a) Aktifitas yang berlebihan

b) Emosi

c) Makan yang banyak

d) Hypertiroidisme

3) Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada :

a) Kerusakan miokard

b) Hypertropimiocard

c) Hypertensi diastolic

Faktor predisposisi :

a) Faktor resiko yang dapat diubah :

(1) Mayor :

(a) Hiperlipidemia

(b) Hipertensi

(c) Merokok

Page 23: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

12

(d) Diabetes

(e) Obesitas

(f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori

(2) Minor :

(a) Usia

(b) Jenis kelamin

(c) Riwayat keluarga

Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami

PJK sebelum usia 70 tahun merupakan faktor risiko

independent untuk terjadinya PJK. Agregasi PJK

keluarga menandakan adanya predisposisi genetic

pada keadaan ini. Terdapat bukti bahwa riwayat

positif pada keluarga mempengaruhi onset penderita

PJK pada keluarga dekat.

(d) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif,

ambisius, kompetitif)

(e) Stress psikologis berlebihan

c. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala pada pasien infark miokard menurut

Kasron (2012) yaitu :

1) Klinis

Page 24: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

13

a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus

tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan

abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b) Nyeri seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu

dan terus kebawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

c) Nyeri secara spontan, menetap selama beberapa jam atau

hari.

d) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

e) Disertai sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening

atau kepala terasa melayang dan mual muntah.

f) Pasien dengan diabetes melitus tidak mengalami nyeri yang

hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat

mengganggu neuroreseptor (menumpulkan pengalaman

nyeri).

g) Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik

dan dapat normal. Dapat ditemui BJ yakni S2 yang pecah,

paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal

menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia,

kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada

kasus yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan

pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada

pada IMA inferior.

Page 25: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

14

2) Laboratorium

Pemeriksaan enzim jantung

a) CPK-MB/CPK, Isoenzim yang ditemukan pada otot

jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24

jam, kembali normal dalam 36-48 jam.

b) LDH/HBDH, Meningkat dalam 12-24 jam dan memakan

waktu lama untuk kembali normal.

c) AST/SGOT, Meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi

dalam 3 atau 4 hari.

3) EKG

Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang

T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.

Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang

Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.

d. Patofisiologi

IMA terjadi karena kekurangan oksigen yang terjadi

berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga

menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung

yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya.

Kekurangan oksigen yang paling banyak disebabkan oleh penyakit

arteri koroner atau koronari arteri disease (CAD). Pada penyakit

ini terdapat materi lemak yang telah terbentuk dalam beberapa

tahun dalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplai darah

Page 26: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

15

dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture sehingga dapat

menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque.

Jika bekuan menjadi cukup besar maka bisa menghambat aliran

darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner (Kasron,

2012).

Terbendungnya aliran darah menghambat aliran darah yang

kaya dengan oksigen mencapai bagian otot jantung yang disuplai

oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung.

Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung yang

rusak itu akan mulai mati. Selain disebabkan oleh terbentuknya

sumbatan oleh plaque ternyata infark juga bisa terjadi pada orang

dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan bahkan spasme

arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini. Spasme yang

terjadi dipicu oleh beberapa hal antara lain mengkonsumsi obat-

obatan tertentu, stress emosional, merokok dan paparan suhu tinggi

yang ekstrim. Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang

mengalami aterosklerotik sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis

sehingga bisa terjadi koma jika terlambat dalam penanganannya

(Kasron, 2012).

Letak infark ditentukan oleh letak sumbatan arteri koroner

yang mensuplai darah ke jantung. Terdapat arteri koroner besar

yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri

bercabang menjadi dua yaitu desenden arterior dan arteri

Page 27: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

16

sirkumpleks kiri. Arteri koronaria desenden anterior kiri berjalan

melalui bawah anterior dinding kearah afeks jantung. Bagian ini

mensuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel, sebagian

besar afeks, dan ventrikel kiri anterior. Sedangkan cabang

sirkumpleks kiri berjalan dari koroner kiri kearah dinding lateral

kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi atrium kiri,

seluruh dinding posterior, dan sepertiga septum intraventrikel

posterior. Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi

kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai

keposterior jantung. Bagian jantung yang disuplai meliputi atrium

kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus AV, septum

interventrikel, posterior superior, bagian atrium kiri, dan

permukaan diafragmatik ventrikel kiri. Berdasarkan hal diatas

maka dapat diketahui jika infark anterior kemungkinan disebabkan

oleh gangguan pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan

infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan

(Kasron, 2012).

Page 28: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

17

e. Pathway

Aterosklerosis trombosis

Kontriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan miokard iskemik

Nekrosis lebih dari 30 menit

Suplai dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Suplai oksigen ke miokard turun

Infark miokard akut

Metabolisme anaerob seluler hipoksia

Timbunan asam laktat meningkat integritas membran sel berubah

Fatique kontraktilitas turun

COP turun

Gambar 2.1

(Sumber : Sieh, S. 2010)

Ganggua

n perfusi

Kerusakan

pertukaran gas

Gangguan pola tidur

Nyeri

Intoleransi aktivitas Resiko

penurunan curah

Page 29: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

18

f. Komplikasi

Menurut Rendi (2012) komplikasi klinik pada pasien infark

miokard akut (IMA) yaitu:

1) Gagal jantung kongesif

2) Syok kardiogenik

3) Disfungsi otot papilaris

4) Defek septum ventrikel

5) Ruptura jantung

6) Aneurisma ventrikel

7) Tromboembolisme

8) Perikarditis

9) aritmia

Sedangkan menurut Kasron (2012) komplikasi pada pasien infark

miokard akut yaitu :

1) Aritmia

Aritmia yang lazim ditemukan pada fase akut IMA. Hal ini

dapat pula dipandang sebagai bagian perjalanan penyakit IMA.

Aritmia perlu diobati bila menyebabkan gangguan

hemodinamik, meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, bila

merupakan predisposisi untuk terjadinya aritmia yang lebih

gawat seperti takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel atau

asistol.

Page 30: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

19

2) Bradikardia sinus

3) Irama nodal

4) Asistolik

5) Takikardia sinus

6) Kontraksi atrium prematur

7) Ruptur miokardial

8) Bekuan darah

g. Klasifikasi

Menurut Rendy (2012) jenis-jenis penyakit infark miokard yaitu :

1) Miokard Infark Subendokardial

Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat

peka terhadap iskemia dan infark. Miokard infark

subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardial yang

relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat perubahan

derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh

kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia.

Derajat nekrosis dapat bertambah bila disertai peningkatan

kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat takikardia atau

hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis

dapat relatif ringan, kecenderungan iskemia dan infark lebih

jauh merupakan ancaman besar setelah pasien dipulangkan dari

Rumah Sakit.

Page 31: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

20

2) Miokard Infark Transmural

Pada lebih dari 90% pasien miokard infark transmural

berkaitan dengan trombosis koroner. Trombosis sering terjadi

di daerah yang mengalami penyempitan arteriosklerotik.

Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Misalnya perdarahan

dalam plaque aterosklerotik dengan hematom intramural,

spasme yang umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang

emboli koroner. Miokard infark dapat terjadi walau pembuluh

koroner normal, tetapi hal ini amat jarang

Berdasarkan kelainan pada gelombang ST (Aru W. Sudoyo, 2006)

dalam Andra & Yessie (2013):

1) STEMI

IMA dengan elevasi segmen ST (ST elevasion myocardial

iinfarcion = STEMI) merupakan bagian dari spectrum sindrom

koroner akut (SKA) yang terdiri dari angina pectoris tak stabil,

IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST.

2) NSTEMI

Angina fektoris tak stabil (unstable angina = UA) dan miokard

akut tanpa elevasi ST (Non ST elevation myocardinal infarction

= NSTEMI) diketahui merupakan suatu kesinambungan dengan

kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada

prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnose

NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA

Page 32: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

21

menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard berupa

peningkatan biomarker jantung.

h. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk menegakkan

diagnosa medis menurut Kasron (2012) yaitu:

1) Pemeriksaan penunjang

a) EKG (Electrocardiogram)

Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi

akan menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan

inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh dari jaringan

iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah

segmen ST menyebabkan depresi ST. Pada awal infark

miokard, elevasi ST diseratai dengan gelombang T tinggi,

selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang

T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard,

gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.

b) Test Laboratorium Darah

Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah

sehingga protein-protein tertentu keluar masuk aliran darah.

(1) Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini

CPK-MB terdeteksi setelah 6-8 jam, mencapai puncak

setelah 24 jam dan kembali menjadi normal setelah 24

jam berikutnya.

Page 33: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

22

(2) LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut

infark miokard yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai

puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat dideteksi sampai

dengan 2 minggu. Iso enzim LDH lebih spesifik

dibandingkan CPK-MB akan tetapi penggunaan

klinisnya masih kalah akurat dengan nilai troponin,

terutama troponin-T. Seperti yang kita ketahui bahwa

ternyata isoenzim CPK-MB maupun LDH selain

ditemukan pada otot jantung juga bisa ditemukan pada

otot skeletal.

(3) Troponin T & I merupakan protein merupakan tanda

paling spesifik cedera otot jantung, terutama troponin T

(TnT). Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam pasca kerusakan

miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3

minggu. Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap

selama tiga hari pertama; peningkatan bermakna jika

nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal.

(4) Ketidakseimbangan Elektrolit dapat mempengaruhi

konduksi dan kontraktilitas, misal hipokalemi,

hiperkalemi.

(5) Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari ke-

2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi.

Page 34: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

23

(6) Kolesterol atau Trigliserida serum meningkat,

menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.

(7) Kecepatan sendimentasi meningkat pada ke-2 dan ke-3

setelah AMI, menunjukkan inflamasi.

(8) GDA dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit

paru akut atau kronis.

c) Tes Radiologis

(1) Coronary Angiography merupakan pemeriksaan khusus

dengan sinar X pada jantung dan pembuluh darah.

Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan

letak sumbatan pada arteri pada lengan atau paha

menuju jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi

jantung, yang merupakan bagian dari angiografi

koroner. Jika ditemukan sumbatan, bisa dilakukan

tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dapat

dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada arteri

tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa

kecil yang berpori) dalam arteri untuk menjaga arteri

tetap terbuka.

(2) Foto Dada, mungkin normal atau menunjukkan

pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma

ventrikuler.

Page 35: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

24

(3) Pencitraan Daerah Jantung (MUGA), mengevaluasi

penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan

dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

(4) Angiografi koroner, menggambarkan penyempitan atau

sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan

sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan

mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur

tidak selalu dilakukan pada fase AMI kecuali mendekati

bedah jantung angioplasty atau emergensi.

(5) Digital Subtraksion Angiografi (PSA), teknik yang

digunakan untuk menggambar pembuluh darah yang

mengarah ke atau dari jantung.

(6) Nuklear Magnetic Resonance (NMR), memungkinkan

visualisasi aliran darah, serambi jantung, atau katup

ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis

atau infark dan bekuan darah.

i. Penatalaksanaan

Brunner and Suddarth (2005) dalam Andra & Yessie (2013)

mengatakan bahwa tujuan penatalaksanaan medis adalah

memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil

dengan cara, segera mengembalikan keseimbangan antara

kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan,

Page 36: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

25

pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan

untuk mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen

digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah

baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen.

Menurut Kasron (2012) penatalaksanaan medis infark

miokard akut dibagi menjadi 2 cara yaitu :

1) Farmakologi

a) Diagnosa

b) Diet makanan lunak dan rendah garam

c) Terapi oksigen

d) Monitor EKG

e) Askses intravena

f) Penghilang rasa sakit

2) Non farmakologi

a) Pengobatan tromblitik sebagai usaha reperfusi paling efektif

dimulai dalam waktu 1 jam setelah timbul gejala pertama.

b) Beta bloker: cardiosective (metoprolol 100mg, atenolol 50-

100mg, asebutolol 200mg) dan non cardiosective

(propanolol 10mg).

c) Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors: captopril

2,5mg.

d) Obat-obatan antikoagulan: heparin 15-20 g.

e) Obat-obatan antiplatelet: aspirin 25-50mg.

Page 37: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

26

j. Asuhan Keperawatan IMA

Asuhan keperawatan menurut Andra & Yessie (2013):

1) Pengkajian

a) Biodata

b) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan sekarang

(a) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur

(b) Faktor perangsang nyeri yang spontan

(c) Kualitas nyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa

sesak yang berat/mencekik.

(d) Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan

dagu belakang, bahu atau lengan.

(e) Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat

atau pemberian nitrat.

(f) Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam/hari,

selama serangan pasien memegang dada atau

menggosok lengan kiri.

(g) Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam,

dispnea.

(h) Sindrom syock dalam berbagai tingkatan.

(2) Riwayat kesehatan dahulu

(a) Penyakit pembuluh darah arteri

(b) Riwayat merokok

Page 38: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

27

(c) Kebiasaan olah raga yang tidak teratur

(d) Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif

(e) Riwayat penyakit pernafasan kronis

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard,

DM, stroke, hipertensi, penyakit vaskulerperiver.

c) Pengkajian fokus

(1) Aktifitas

Gejala:

(a) Kelemahan

(b) Kelelahan

(c) Tidak dapat tidur

(d) Pola hidup menetap

(e) Jadwal olah raga tidak teratur

Tanda:

(a) Takikardi

(b) Dispnea pada istirahat atau aktifitas

(2) Sirkulasi

Gejala: riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri

koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.

Tanda:

Page 39: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

28

(a) Tekanan darah

Dapat normal / naik / turun, berubah postural dicatat

dari tidur sampai duduk atau berdiri.

(b) Nadi

Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah /

kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat,

tidak teratur (disritmia).

(c) Bunyi jantung

Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin

menunjukkan gagal jantung atau penurunan

kontraktilitas atau komplain ventrikel.

(d) Murmur

Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi

otot jantung.

(e) Friksi: dicurigai perikarditis.

(f) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur.

(g) Edema

Distensi vena juguler, edema dependent, perifer,

edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal

jantung atau ventrikel.

(h) Warna

Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran

mukosa atau bibir.

Page 40: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

29

(3) Integritas ego

Gejala: menyangkal gejala penting atau adanya kondisi

takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada

penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan,

kerja, keluarga.

Tanda: menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak

mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada

diri sendiri, koma nyeri.

(4) Eliminasi

Tanda: normal, bunyi usus menurun.

(5) Makanan atau cairan

Gejala: mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau

terbakar.

Tanda: penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat,

muntah, perubahan berat badan.

(6) Hygiene

Gejala atau tanda: kesulitan melakukan tugas

perawatan.

(7) Neurosensori

Gejala: pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun

(duduk atau istirahat).

Tanda: perubahan mental, kelemahan.

Page 41: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

30

(8) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala:

(a) Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau

tidak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang

dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun

kebanyakan nyeri dalam dan viseral).

(b) Lokasi:

Tipikal pada dada anterior, substernal, prekordial,

dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak

tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang,

abdomen, punggung, leher.

(c) Kualitas:

“Crushing”, menyempit, berat, menetap, tertekan,

seperti dapat dilihat.

(d) Intensitas:

Biasanya 10 (pada skala 1-10), mungkin

pengalaman nyeri paling buruk yang pernah

dialami.

(e) Catatan: nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca

operasi, diabetes mellitus, hipertensi, lansia.

Page 42: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

31

(9) Pernafasan

Gejala: dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea

noctural, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,

riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.

Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak /

kuat, pucat, sianosis, bunyi nafas (bersih, krekles,

mengi), sputum.

(10) Interaksi sosial

Gejala: stress, kesulitan koping dengan stressor yang

ada misal: penyakit, perawatan di RS.

Tanda: kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu

emosi (marah terus-menerus, takut), menarik diri.

2) Diagnosa Keperawatan

a) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik

miokard.

b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik,

kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan

pembuluh darah arteri koronaria.

c) Kerusakan pertukaran gas berhubunga dengan gangguan

aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru,

perubahan membran alveolar-kapiler (atelektasi, kolaps

Page 43: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

32

jalan nafas / alveolar edema paru / efusi, sekresi berlebihan

/ perdarahan aktif).

d) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder

terhadap sumbatan arteri.

e) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara supali oksigen miokard dan

kebutuhan adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard

ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah

dalam aktifitas.

f) Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap

integritas biologis.

g) Perubahan gangguan pola tidur berhubungan dengan

perubahan lingkungan, proses penyakit.

3) Intervesi

a) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder

terhadap sumbatan arteri ditandai dengan:

Nyeri dada dengan / tanpa penyebaran, wajah meringis,

gelisah, delirium, perubahan nadi, tekanan darah.

(1) Tujuan:

setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang.

Page 44: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

33

(2) Kriteria hasil:

(a) Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2,

atau dari 2 ke 1

(b) Ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang

(c) Tidak gelisah

(d) Nadi 60-100 x / menit

(e) TD 120 / 80 mmHg

(3) Intervensi:

(a) Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan

perjalanan rasa nyeri dada tersebut.

(b) Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama

ada serangan dan istirahat.

(c) Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya

nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau

bimbingan imajinasi.

(d) Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya

(2-4 L/ menit).

(e) Monitor tanda-tanda vital (nadi & tekanan darah)

tiap dua jam.

(f) Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian

analgetik.

Page 45: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

34

b) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik

miokard

(1) Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24

jam diharapkan curah jantung membaik / stabil setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.

(2) Kriteria hasil:

(a) Tidak ada edema

(b) Tidak ada disritmia

(c) Haluaran urin normal

(d) TTV dalam batas normal

(3) Intervensi:

(a) Pertahankan tirah baring selama fase akut

(b) Kaji dan laporkan adanya tanda-tanda penurunan

COP, TD

(c) Monitor haluaran urin

(d) Kaji dan pantau TTV tiap jam

(e) Kaji dan pantau EKG tiap hari

(f) Berikan oksigen sesuai kebutuhan

(g) Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai

indikasi

Page 46: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

35

(h) Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan

sesuai advis

(i) Berikan makanan sesuai diitnya

(j) Hindari valsava menuver, mengejan (gunakan

laxan)

c) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik,

kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan

pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan:

Daerah perifer dingin, EKG elevasi segmen ST & Q

patologis pada lead tertentu, RR lebih dari 24 x/ menit,

nyeri dada, gambaran foto torak terdapat pembesaran

jantung & kongestif paru (tidak selalu), HR lebih dari 100

x/ menit, TD > 120/80AGD dengan: pa O2 < 80 mmHg, pa

CO2 > 45 mmHg dan saturasi < 80 mmHg

(1) Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24

jam diharapkan gangguan perfusi jaringan berkurang /

tidak meluas.

(2) Kriteria hasil:

(a) Daerah perifer hangat

(b) Tak sianosis

(c) Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark

(d) RR 16-24 x/ menit

Page 47: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

36

(e) Tak terdapat clubbing finger

(f) Kapilari refil 3-5 detik

(g) Nadi 60-100 x/ menit

(h) TD 120/80 mmHg

(3) Intervensi

(a) Monitor frekuensi dan irama jantung

(b) Observasi perubahan status mental

(c) Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa

(d) Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya

(e) Kolaborasi: berikan cairan IV sesuai indikasi

(f) Pantau pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium

misalnya EKG , elektrolit, GDA (pa O2 pa CO2 dan

saturasi O2). Dan pemberian oksigen

d) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan

aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru,

perubahan membran alveolar-kapiler (atelektasis, kolaps

jalan nafas/ alveolar edema paru/ efusi, sekresi berlebihan/

perdarahan aktif) ditndai dengan:

Dispnea berat, gelisah, sianosis, perubahan GDA,

hipoksemia

(1) Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24

jam diharapkan oksigenasi dengan GDA dalam rentang

Page 48: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

37

normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan

saturasi < 80 mmHg).

(2) Kriteria hasil:

(a) Tidak sesak nafas

(b) Tidak gelisah

(c) GDA dalam batas normal (pa O2 < 80 mmHg, pa

Co2 > 45 mmHg dan saturasi < 80 mmHg)

(3) Intervensi:

(a) Catat frekuensi & kedalaman pernafasan,

penggunaan otot baru pernafasan

(b) Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak

adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan

misalnya krakles, ronki dll

(c) Lakukan tindakan untuk memperbaiki /

mempertahankan jalan nafas misalnya, batuk,

penghisapan lendir dll

(d) Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan /

toleransi pasien

(e) Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan

/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah

e) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan

kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miokard

Page 49: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

38

ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan dalam

aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum

(1) Tujuan:

Setalah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24

jam diharapkan terjadi peningkatan toleransi pada klien.

(2) Kriteria hasil:

(a) Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai

kemampuan klien

(b) Frekuensi jantung 60-100 x/ menit

(c) TD 120-80 mmHg

(3) Intervensi:

(a) Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD

selama dan sesudah aktifitas

(b) Tingkatkan istirahat (di tempat tidur)

(c) Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan

aktifitas sensori yang tidak berat

(d) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat

aktifitas, contoh bangun dari kursi bila tidak ada

nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah

makan

(e) Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak

toleran terhadap aktifitas atau memerlukan

pelaporan pada dokter

Page 50: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

39

f) Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap

integritas biologis

(1) Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24

jam diharapkan cemas hilang/ berkurang.

(2) Kriteria hasil:

(a) Klien tampak rileks

(b) Klien dapat beristirahat

(c) TTV dalam batas normal

(3) Intervensi:

(a) Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal

terhadap ansietas

(b) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

(c) Ajarkan teknik relaksasi

(d) Minimalkan rangsang yang membuat stress

(e) Diskusikan dan orientasikan klien dengan

lingkungan dan peralatan

(f) Berikan sentuhan pada klien dan ajak klien

berbincang-bincang dengan suasana tenang

(g) Berikan support mental

(h) Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi

g) Perubahan gangguan pola tidur berhubungan dengan

perubahan dengan perubahan lingkungan, proses penyakit

Page 51: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

40

(1) Tujuan:

Setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam

diharapkan gangguan pola tidur pasien kembali optimal

dengan kuantitan dan kualitas tidur yang baik.

(2) Kriteria hasil:

(a) Klien tidak terbangun

(b) kuantitas dan kualitas tidur pasien tercukupi dengan

keterangan jumlah jam tidur meningkat ±7-8 jam

(c) perasaan segar nyaman setelah bangun tidur

(d) gangguan tidur tidak ada

(3) Intervensi:

(a) Batasi masukan makanan / minuman yang

mengandung kafein

(b) Dukung melanjutkan kebiasaan ritual sebelum tidur

(c) Berikan posisi tidur yang membuat klien nyaman

(d) Atur pencahayaan

(e) Batasi pengunjung pada malam hari

2. Tidur

a. Definisi

Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi

manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini

bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan

semula, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi

Page 52: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

41

segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat

menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami

penurunan konsentrasi (Safitrie dan Ardani, 2013).

b. Kualitas dan kuantitas tidur

Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa poin-poin penilaian

karakteristik kualitas tidur yaitu baik, buruk, dan sangat buruk.

Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas atau kualitas tidur adalah

tingkatan baik buruknya kondisi saat manusia mengalami

penurunan kesadaran yang mudah dibangunkan.

Taylor C (1997) dalam Safitrie & Ardani (2013)

mengatakan bahwa kuantitas dan kualitas tidur seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, aktifitas fisik, stres

psikologis (penyakit dan situasi yang menyebabkan stres),

motivasi, kebudayaan, diet, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi

kafein, lingkungan, gaya hidup, penyakit, serta pengobatan.

Kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama

tidur seseorang, tetapi bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur

orang tersebut. Indikator tercukupinya pemenuhan kebutuhan tidur

seseorang adalah kondisi tubuh waktu bangun tidur, jika setelah

bangun tidur merasa segar berarti pemenuhan kebutuhan tidur

telah tercukupi (Potter & Perry,2006). Tarwoto & Wartonah (2006)

dalam Triyanta & Haryanti (2013) mengatakan bahwa kesempatan

Page 53: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

42

untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan

makan, aktifitas, maupun kebutuhan dasar lainny. Setiap individu

membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali

kesehatannya. Tidur yang normal dibagi menjadi dua yaitu

pergerakan mata yang tidak cepat, tidur Non Rapid Eye Movement

(NREM) dan pergerakan mata cepat, tidur Rapid Eye Movement

(REM). Masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan

dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur, sedangkan

tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum

tidur terakhir. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan fase

REM terjadi secara bergantian antara 4-6 siklus semalam. Bayi

baru lahir tidur kira-kira 16 jam perhari, toddler 10-12 jam perhari,

anak prasekolah 9-10 jam perhari dan orang dewasa kebutuhan

tidur 7-9 jam perhari.

Pola aktifitas atau kebiasaan tidur pada jaman sekarang ini

banyak diabaikan oleh masyarakat, sebagian penderita penyakit

jantung. Jantung akan kerja lebih berat, jika penderita kekurangan

waktu tidurnya. Terlebih pada penyakit jantung awal atau indikasi

terjadinya infark miokard, yang merupakan salah satu diagnosa

yang paling umum penyakit jantung. Aktifitas dan istirahat pada

pasien infark miokard mengalami kelemahan, kelelahan, tidak

dapat tidur, jadwal olahraga yang tak teratur, dispnea pada istirahat

ataupun kerja. Pasien juga merasa nyeri lebih pada satu tempat,

Page 54: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

43

yaitu pada dada pasien infark miokard mengakibatkan

terganggunya aktifitas misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur,

sulit menekuk kepala (Carpenito, 2002).

Kualitas tidur dapat diukur dengan mengisi kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI sendiri ialah suatu

metode penilaian yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk

mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam

interval satu bulan. Pada kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI) merupakan alat untuk mengukur kualitas tidur yang

didalamnya terdapat 10 pertanyaan yang ditujukan bagi pasien,

dari 10 pertanyaan tersebut dapat diketahui 7 komponen yaitu

kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,

gangguan tidur, penggunaan obat tidur serta disfungsi pada siang

hari (Safitrie dan Ardani. 2013: 18-19). Nilai dari 7 komponen

PSQI kemudian dijumlahkan sehingga akan didapatkan nilai antara

0-21, apabila nilai > 5 mengindikasikan kualitas tidur buruk,

sedangkan nilai < 5 mengindikasikan kualitas tidur baik (Melanie,

2012: 74).

3. Posisi Semi Fowler

a. Definisi Semi Fowler

Posisi semi fowler (setengah duduk) adalah posisi tidur

pasien dengan kepala dan dada lebih tinggi dari pada posisi

Page 55: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

44

panggul dan kaki. dimana kepala dan dada dinaikkan dengan sudut

30-45 derajat (suparmi, 2008).

Posisi semi fowler atau posisi setengah duduk adalah posisi

tempat tidur yang meninggikan batang tubuh dan kepala dinaikkan

15 sampai 45 derajat. Apabila klien berada dalam posisi ini,

gravitasi menarik diafragma ke bawah, memungkinkan ekspansi

dada dan ventilasi paru yang lebih besar (Kozier, dkk, 2010).

Supadi dkk (2008), menyatakan bahwa posisi semi fowler

membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga

memperingan kesukaran napas. Posisi ini akan mengurangi

kerusakan membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal

tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga O2 delivery

menjadi optimal. Sesak nafas akan berkurang dan akhirnya

perbaikan kondisi klien lebih cepat.

Gambar 2.2

Sumber: Syifa, (2014)

Page 56: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

45

b. Tujuan

Tujuan pemberian posisi semi fowler adalah : Membantu

mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan pasien dengan

gangguan jantung (Suparmi, 2008).

c. Prosedur

1) Identifikasi kebutuhan pasien akan posisi semi fowler.

2) Jelaskan pada pasien tentang tujuan / manfaat dari posisi ini.

3) Jaga privasi pasien.

4) Siapkan alat-alat.

5) Cuci tangan.

6) Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja

(sesuai dengan tinggi perawat).

7) Sesuaikan berat badan pasien dan perawat. Bila perlu, carilah

bantuan atau gunakan alat bantu pengangkat.

8) Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada posisi tidur

pasien, seperti tumit, prosesus spinosus, sacrum, dan skapula.

9) Atur tempat tidur pada posisi datar. Ambil semua bantal dan

perlengkapan lain yang digunakan pada posisi sebelumnya.

Beri bantal pada tempat tidur pasien bagian atas. Pindahkan

pasien ke bagian atas tempat tidur.

a) tekuk lutut pasien dan anjurkan untuk meletakkan tangan di

atas dadanya.

Page 57: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

46

b) Letakkan satu tangan perawat di bawah bahu pasien dan

tangan yang lain di bawah paha pasien.

c) Angkat dan tarik pasien sesuai yang di inginkan, mintalah

pasien untuk mendorong kakinya.

d) Yakinkan bahwa bokong pasien berada tepat pada sudut

lekukan tempat tidur.

10) Naikkan posisi tempat tidur bagian kepala 30-40 derajat atau

sesuai kebutuhan.

11) Letakkan bantal kecil / lunak di bawah kepala.

12) Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di daerah leku

pinggang jika terdapat celah kecil di daerah tersebut.

13) Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut sampai tumit.

14) Letakkan guling atau trochanter roll di sisi luar paha.

15) Letakkan papan penghalang pada telapak kaki pasien.

16) Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika

pasien tidak dapat menggerakkan lengan.

17) Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa

nyaman pasien.

18) Rapikan alat-alat dan cuci tangan.

19) Catat tindakan yang telah dilakukan.

Page 58: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

47

B. Kerangka Teori

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Sumber: Kasron, (2012)

Etiologi :

Atherosclerosis, spasme,

arteritis, hipotesis,

stenosis aorta,

isufisiensi, anemia,

hipoksemia, polisitemia.

- Ruptur plaque

- Tromosis arteri

koronaria

- Spasme otot

- gangguan pada cabang

desenden anterior kiri

- Lesi pada arteri

koroner kanan

- Gangguan

hematologik

Penurunan suplai O2 ke otot

jaringan miokard berkurang Infark miokard akut (IMA)

- Nyeri akut

- Dispnea

- Gangguan tidur

Pemberian terapi posisi

semi fowler

Page 59: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

48

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek dari aplikasi riset ini adalah Ny.S usia 58 tahun dengan

Infark Miokard Akut (IMA) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Tempat dan Waktu

Tempat yang digunakan di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Waktu pelaksanaan pada tanggal 9 – 12 januari 2016.

C. Media dan Alat yang digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan :

1. Media : Kuesioner PSQI dan observasi

2. Alat : Bantal dan handscoon

D. Prosedur Tindakan

Prosedur tindakan yang dilakukan pada aplikasi riset tentang

pemberian sudut posisi tidur 30 derajat terhadap kualitas tidur pada pasien

infark miokard akut (IMA):

Prosedur pemberian sudut posisi tidur (semi fowler) :

1. Mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI sebelum

diberikan posisi semi fowler (untuk membedakan antara pre dan post).

Page 60: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

49

2. Pemberian posisi semi fowler :

a. Fase orientasi

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan tujuan dan langkah prosedur

b. Fase kerja

1) Mencuci tangan

2) Menjaga privasi pasien

3) Perawat membantu klien dalam posisi semi fowler

4) Menyusun bantal (2-5 bantal) di belakang punggung klien

5) Membiarkan kepala menyandar pada bantal dengan nyaman

6) Meletakkan bantal pada kedua lengan bawah

7) Meletakkan bantal di telapak kaki untuk mempertahankan kaki

pada posisinya

8) Mencuci tangan

c. Fase terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

3) Berpamitan

3. Mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI setelah

diberikan posisi semi fowler (untuk membedakan antara pre dan post).

Page 61: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

50

E. Alat Ukur Evaluasi Dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan Riset

Alat ukur evaluasi dari tindakan berdasarkan riset yaitu menilai

dari bentuk format kuisioner PSQI (Choirul, 2013) adalah

A. PERTANYAAN UNTUK PASIEN

1. Kapan anda biasanya pergi tidur dimalam hari?

Jawab :

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur? (dalam menit)

Jawab :

3. Kapan anda biasanya bangun?

Jawab :

4. Berapa lama waktu tidur dalam semalam? (dlm jam)

Jawab :

5. Masalah yang membuat tidur terganggu adalah...

Masalah Tidak Ada

Dalam

Sebulan Ini

1x Dalam

Minggu

1x Atau

2x Dalam

Seminggu

3x Atau

Lebih Dalam

Seminggu

a. Tidak dapat tertidur

lebih dari 30 menit

b. Bangun ditengah

malam

c. Harus bangun untuk

ke kamar mandi

d. Terjadi gangguan

pernafasan

e. Batuk

f. Terlalu dingin

g. Terlalu panas

h. Mengalami mimpi

buruk

i. Mengalami nyeri

j. Lain-lain

Jumlah

Page 62: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

51

6. Bagaimana tentang kualitas tidur anda beberapa bulan terakhir?

Sangat bagus Agak bagus Agak buruk Sangat buruk

7. Apakah mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi tidur?

Tidak 1x Seminggu 1x Atau 2x

Seminggu

3x Atau Lebih

Dalam

Seminggu

8. Apakah anda mengalami masalah (Kantuk) saat mengemudi,

sarapan, bekerja atau melakukan pekerjaan sehari-hari?

Tidak pernah 1x Seminggu 1x Atau 2x

Seminggu

3x Atau lebih

Dalam

Seminggu

9. Adakah masalah yang anda pikirkan dan harus diselesaikan?

Semua Tidak

Ada Masalah

Hanya Ada

Masalah Kecil

Ada Beberapa

Masalah

Ada Masalah

Besar

10. Siapa orang yang membantu memecahkan masalah?

Tidak Ada Saudara Yang

Berbeda

Rumah

Saudara

Serumah

Istri Atau

Suami

Page 63: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

52

B. PENILAIAN BAGI PENULIS

KOMPONEN 1 : Kualitas Tidur subyektif

1. Untuk pertanyaan no 6

RESPON NILAI

Sangat bagus 0

Agak bagus 1

Agak buruk 2

Sangat buruk 3

Komponen satu nilainya:

KOMPONEN 2 : Latensi Tidur

1. Untuk pertanyaan no 2

WAKTU NILAI

≤ 15 menit 0

16-30 menit 1

31-60 Enit 2

>60 menit 3

NILAI pada pasien

2. Untuk pertanyaan no 5a

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

3. Jumlah antara no 1 dan 2

4. Jumlah dari 2 pertanyaan

JUMLAH NILAI NIALAI

KOMPONEN

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Nilai pada pasien

Komponen 2 nilainya:

Page 64: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

53

KOMPONEN 3 : Waktu Tidur

1. Untuk pertanyaan no 4

WAKTU NILAI

>7 jam 0

6-7 jam 1

<5 jam 3

NILAI pada pasien

Komponen 3 nilainya:

KOMPONEN 4 : Efisiensi Tdur

1. Jam tidur malam (pertanyaan 4) :

2. Tambahkan jawaban dari pertanyaan no 3 dan 1

....+....=

3. Hitung no 1 dan 2

Rumus: (no 1: no 2)x 100= %

( : )x = %

4. Hasil dalam nilai

Efisiensi Tidur NILAI

>85% 0

75-84% 1

65-74% 2

<65% 3

NILAI pada pasien

Komponen 4 nilainya:

KOMPONEN 5 : Gangguan Tidur

1. Untuk pertanyaan no 5

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

Page 65: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

54

Pertanyaan 5b =

Pertanyaan 5c =

Pertanyaan 5d =

Pertanyaan 5e =

Pertanyaan 5f =

Pertanyaan 5g =

Pertanyaan 5h =

Pertanyaan 5i =

Pertanyaan 5j =

2. Jumlah dari pertanyaan 5b-5j=

3. Jumlah dalam nilai

JUMLAH NILAI

0 0

1-9 1

10-18 2

19-27 3

Komponen 5 nilainya:

KOMPONEN 6 : Penggunaan Obat Tidur

1. Untuk pertanyaan no 7

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

Komponen 6 nilainya:

Page 66: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

55

KOMPONEN 7 : Disfungsi pada siang hari

1. Untuk pertanyaan no 8

RESPON NILAI

Tidak pernah 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

2. Untuk pertanyaan no 9

RESPON NILAI

Semua tidak ada masalah 0

Hanya ada masalah kecil 1

Ada beberapa masalah 2

Ada masalah besar 3

NILAI pada pasien

3. Tambahkan no 1 dan 2

....+....=

4. Jumlah dalam nilai

JUMLAH NILAI

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Komponen 7 nilainya:

JUMLAH NILAI SELURUH KOMPONEN ADALAH...

JUMLAH NILAI

SELURUH

KOMPONEN

KUALITAS TIDUR

<5 Baik

>5 Buruk

Page 67: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

56

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai kualitas tidur yang

BAIK/BURUK.

Page 68: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

57

BAB IV

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Ny. S dengan STEMI Inferior di Ruang ICVCU

RSUD Dr. Moewardi Surakarta mulai dilaksanakan pada tanggal 09 januari

2016. Asuhan Keperawatan ini dilaksanakan mulai dari identifikasi klien,

pengkajian, rumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan metode anamnesa,

observasi langsung, pemeriksaan fisik, serta menelaah catatan medis dan

catatan perawat. Pengkajian dilakukan pada tanggal 09 januari 2016 jam

08.00 WIB. Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil bernama Ny. S,

pasien berumur 58 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam,

pendidikan SMA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan Ny. S

bertempat tinggal di daerah punung Pacitan Jawa Timur, klien masuk

rumah sakit pada tanggal 08 januari 2016 pada jam 16.00, No. RM:

01325xxx dengan Diagnosa Medis STEMI Inferior.

Identitas penanggung jawab nama Ny. R, umur 30 tahun,

pendidikan sarjana, pekerjaan sebagai guru dan Ny. R bertempat tinggal di

daerah punung Pacitan Jawa Timur serumah dengan klien, hubungan

dengan klien yaitu sebagai anak.

Page 69: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

58

B. Pengkajian

Keluhan utama adalah pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah

kiri. Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan 24 jam sebelum masuk

rumah sakit pasien mengatakan mengeluh nyeri dada, nyeri seperti

menembus sampai kepunggung terus menerus dan seperti ketimpa beban

berat, klien mengalami muntah dan pusing serta sesak nafas. Klien pada

saat tidur selalu menggunakan bantal lebih dari 2 dan sulit untuk

mengawali tidur, tidur pasien mudah terbangun karena sesak nafas dan

pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, kemudian

pasien berobat ke RSUD Pacitan pada tanggal 08 januari 2016 pada jam

10.00 WIB dan mendapatkan terapi infus RL 20 tpm, ISDN 3x1 5 mg,

captopril 3x1 2,5 mg, CPG 1x1 75 mg, aspilet 1x1 80 mg, dan hasil

pemeriksaan TTV yaitu tekanan darah 165/95 mmHg, nadi 90 kali per

menit, respiracy rate 27 kali per menit, suhu 36,8 ºC, SPO2 96 % dan terapi

O2 nasal canul 3 liter per menit.

Pasien kemudian dirujuk ke RSUD DR.MOEWARDI

SURAKARTA dan tiba di IGD pada tanggal 08 januari 2016 jam 16.00

WIB. Di IGD pasien mendapatkan terapi infus RL 40 cc per jam, inj

arixtra 2,5 mg, streptase 1,5 juta unit drip infus, O2 nasal canul 3 liter per

menit dan hasil pemeriksaan TTV yaitu tekanan darah 162/99 mmHg, nadi

90 kali per menit, respiracy rate 27 kali per menit, suhu 36,8 ºC, SPO2 96

% dan pada jam 17.00 WIB klien dimasukkan keruang ICVCU RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

Page 70: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

59

Riwayat penyakit dahulu: pasien mengatakan waktu masih kecil

pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang, tidak pernah

mengalami kecelakaan, pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan Hb

tinggi tetapi tidak dengan penyakit yang sama seperti sekarang, dan pasien

tidak pernah mengalami operasi apapun. Riwayat alergi: pasien

mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi dari makanan maupun obat-

obatan, pasien melakukan imunisasi lengkap dan kebiasaan pasien setiap

hari yaitu sebagai ibu rumah tangga, memasak setiap hari, dan tidak

perokok.

Riwayat kesehatan keluarga: pasien mengatakan kalau keluarganya

tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, Asma, dan

penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dsb tetapi sejak 2 tahun yang lalu

pasien mengatakan mengalami riwayat hipertensi. Genogram pasien

adalah pasien mempunyai saudara empat dan pasien anak yang ke dua,

kakak kandung pasien seorang laki-laki, adik kandung yang pertama

seorang perempuan, dan adik kandung yang kedua seorang laki-laki,

mempunyai anak dua dan keduanya seorang perempuan. Pasien

mempunyai kedua orang tua kandung yang sudah meninggal, dan orang

tua dari dari suami yang sudah meninggal dunia.

Page 71: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

60

Gambar 4.1 Genogram

Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : tinggal serumah

: meninggal

Pengkajian 5B pasien didapatkan Breathing: pasien tidak

menggunakan ventilator dan otot bantu pernafasan, respiracy rate 27 kali

per menit, SPO2 96 %, dan pergerakan dada simetris. Blood: tekanan darah

pasien 162/99 mmHg, nadi 90 kali per menit, dan kulit teraba lembab.

Brain: tidak ada jejas dikepala, GCS E:4 M:6 V:5, reflek pupil kanan kiri

normal, dan tidak ada kelainan di pemeriksaan 12 saraf kranial. Blader:

tidak ada jejas dan tidak terpasang DC, produksi urin dengan warna

kuning terang tidak tercampur darah dengan volume 200 ml pada jam

09.20 WIB. Bowel: tidak terpasang NGT, tidak ada distensi abdomen dan

diit sesuai adfis dokter yaitu DJ III (diit jantung) 1700 kalori.

Page 72: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

61

Dalam pengkajian pola kesehatan fungsional pola persepsi dan

pemeliharaan kesehatan, pasien mengatakan sehat itu penting dan jika ada

keluarga yang sakit pasien langsung membawakan ke pelayanan kesehatan

terdekat seperti bidan, puskesmas, atau rumah sakit untuk diperiksakan.

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit klien mengatakan makan 3x

sehari dengan jenis nasi, sayur, lauk, habis satu porsi dan tidak ada

keluhan saat makan, antropometri BB:55 kg, TB: 157 cm, dan IMT

(indeks masa tubuh) terdapat hasil 22,0 (normal), biochemical tidak

terkaji, clinical sign klien rambut lurus, tidak rontok, kulit sawo matang,

lembab, sedikit beruban dan untuk diit klien tidak menggunakan diit

apapun. Selama sakit klien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis

makanan dari RS habis setengah porsi karena pasien tidak nafsu makan.

Pola nutrisi dan metabolisme selama sakit antropometri BB: 54 kg, TB:

157 cm, dan IMT terdapat hasil 21,5 (normal), biochemical Hb: 18,3 g/dl,

Ht: 56%, leukosit: 20,6 ribu/ul, trombosit: 353 ribu/ul, clinical sign klien

rambut lurus, tidak rontok, kulit sawo matang, lembab, sedikit beruban dan

untuk diit klien sesuai yang disarankan rumah sakit.

Pola eliminasi sebelum sakit klien mengatakan BAK 6-7 kali per

hari, jumlah urin 1000cc, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.

BAB 1-2 kali per hari, konsistensi padat, lunak, berbentuk, warna kuning

kecoklatan, dan tidak ada keluhan. Selama sakit klien mengatakan BAK 3-

4 kali per hari, jumlah urin 500cc, warna kuning jernih, dan tidak ada

Page 73: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

62

keluhan. BAB 1 kali per hari, konsistensi lunak berbentuk, warna kuning

kecoklatan, dan tidak ada keluhan.

Balance cairan dalam 8 jam yaitu intake makan 400cc, minum

500cc, infus 320cc, output urin 500cc, feses 200cc, iwl 30x15: 450cc, dan

analisanya yaitu intake 1210cc, output 1150cc, dan hasil balancenya

adalah -60cc.

Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit pasien mengatakan semua

kegiatan dilakukan secara mandiri seperti makan minum, toileting,

berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi/ROM. Selama

sakit pasien mengatakan kegiatan seperti makan minum, berpakaian,

mobilitas ditempat tidur, berpindah dibantu orang lain, toileting dibantu

orang lain dan alat, serta ambulasi/ROM pasien bisa mandiri.

Pola tidur sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada gangguan

dengan tidurnya, tidur pasien tiap hari rata-rata 7-8 jam dan tidak ada

masalah waktu tidur. Selama sakit pasien mengatakan tidur tiap malam 4

jam, pasien terkadang bangun karena sesak nafas yang dideritanya, sulit

mengawali tidur dan saat bangun pasien mengatakan merasa masih

ngantuk dan kurang segar.

Pola kognitif perseptual sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada

gangguan masalah penglihatan, pendengaran, penciuman, ataupun alat

indra lainnya. Selama sakit pasien mengatakan masih bisa berkomunikasi

dengan lancar. P: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika bergerak, Q:

Page 74: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

63

nyeri terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: nyeri bagian dada

sebelah kiri, S: skala nyeri 3, T: nyeri terasa hilang timbul.

Pola persepsi konsep diri sebelum sakit pasien mengatakan sebagai

ibu dari anak-anaknya dan sebagai ibu rumah tangga pekerjaannya, pasien

dalam keadaan baik dan percaya diri, pasien mengatakan selalu bersyukur

dengan keadaannya dan pasien bisa melakukan perannya sebagai istri dan

ibu rumah tangga yang baik. Selama sakit pasien mengatakan berharap

cepat sembuh dan segera ingin pulang, pasien mengatakan menerima

keadaannya saat ini, tetap bersyukur menerima keadaannya begitu juga

keluarga dan lingkungan, pasien mengatakan tetap optimis sembuh dan

selama sakit pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasnya sendiri

dan tidak bisa bekerja.

Pola hubungan peran sebelum sakit pasien mengatakan memiliki

hubungan baik dengan keluarganya dan tetangga sekitar. Selama sakit

pasien mengatakan tetap berhubungan baik dengan keluarganya dan

tetangga sekitar selalu menjenguk klien pada saat sakit.

Pola seksualitas reproduksi sebelum sakit pasien mengatakan

sudah menikah mempunyai 2 anak, hubungan seksualitas dengan suami

harmonis dan tidak ada gangguan. Selama sakit pasien mengatakan

hubungan seksualitas dengan suami tetap harmonis dan tidak ada

gangguan.

Pola mekanisme koping sebelum sakit pasien mengatakan tidak

mempunyai masalah dengan siapapun atau orang lain. Selama sakit pasien

Page 75: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

64

mengatakan iklas dengan menghadapi sakitnya dan ada optimisme untuk

sembuh.

Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien mengatakan

beragama islam dan selalu menjalankan sholat 5 waktu. Selama sakit

pasien mengatakan menjalankan ibadah 5 waktu dengan posisi berbaring

dan duduk ditempat tidur.

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 09 januari 2016 dari

pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. S didapatkan hasil bahwa

keadaan umum Ny. S lemah, tingkat kesadaran composmentis dengan skor

GCS 15, tanda-tanda vital tekanan darah 162/99 mmHg, nadi 90 kali per

menit irama teratur dan kuat, respirasy rate 27 kali per menit irama teratur,

suhu 36,8º C, SPO2 96%. Pada pemeriksaan kepala bentuk kepala

mesocephal, kulit kepala bersih tidak ada ketombe dan lesi, kulit rambut

bersih tidak ada kutu rambut dan warna rambut hitam sedikit beruban.

Mata palpebra tidak ada oedem, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,

pupil isokor, diameter kanan kiri ± 2mm, reflek terhadap cahaya, dan tidak

menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung simetris, bersih, tidak ada

secret dan tidak terpasang NGT. Mulut simetris, tidak ada stomatitis,

mulut bersih, dan mukosa bibir lembab. Gigi tidak ada caries, tidak ada

gigi palsu, dan tidak ada perdarahan. Telinga bersih, tidak ada serumen,

simetris, tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak menggunakan alat

bantu pendengaran. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada kaku kuduk.

Page 76: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

65

Pada pemeriksaan paru-paru inspeksi bentuk dada simetris, tidak

menggunakan alat bantu pernafasan. Palpasi vocal fremitus kanan dan kiri

sama. Perkusi bunyi paru kanan dan kiri sama yaitu sonor. Auskultasi

suara paru normal, tidak ada bunyi tambahan, dan vesikuler pada seluruh

lapang paru. Jantung inspeksi tidak ada luka dan jejas, dada simetris dan

ictus cordis tidak tampak. Palpasi ictus cordis tidak kuat angkat. Perkusi

suara pekak dan batas jantung tidak melebar. Auskultasi bunyi jantung I-II

intensitas normal, reguler, tidak ada bunyi nafas tambahan. Abdomen

inspeksi tidak ada jejas dan warna kuning langsat. Auskultasi bising usus

15 kali per menit. Perkusi kuadran I pekak, kuadran II III IV timpani.

Palpasi tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran. Genetalia bersih dan

tidak terpasang kateter. Rektum bersih, tidak ada luka, tidak ada hemoroid.

Pada pemeriksaan ekstremitas atas tangan kiri pasien terpasang

infus RL 40cc per jam, pergerakan terbatas, tangan kanan pergerakan

bebas, jari tangan lengkap, akral teraba hangat, tidak ada cacat, simetris

gerakan baik, capilary refile ± 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang,

dan kekuatan otot kanan dan kiri baik 5/5. Daerah ekstremitas bawah kaki

kanan dan kiri pergerakan bebas, jari kaki lengkap, akral teraba hangat,

tidak ada cacat, simetris gerakan baik, capilary refile ± 2 detik, tidak ada

perubahan bentuk tulang, dan kekuatan otot kanan dan kiri baik 5/5.

Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 08 januari 2016

hemoglobin 18.3 g/dl (N: 12.0-15.6 g/dl), hematokrit 56 % (N: 33-45 %),

leukosit 20.6 ribu/ui (N: 4.5-11.0 ribu/ui), trombosit 353 ribu/ui (N: 150-

Page 77: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

66

450 ribu/ui), eritrosit 6.76 juta/ui (N: 4.10-5.10 juta/ui), MCV 82.8 /um

(N: 80.0-96.0 /um), MCH 27.1 pg (N: 28.0-33.0 pg), MCHC 32.7 g/dl (N:

33.0-36.0 g/dl), RDW 14.1 % (N: 11.6-14.6 %), MPV 8.7 fl (N: 7.2-11.1

fl), PDW 17 % (N: 25-65 %), eosinofil 0.60 % (N: 0.00-4.00 %), basofil

0.20 % (N: 0.00-2.00 %), netrofil 88.50 % (N: 55.00-80.00 %), limfosit

7.20 % (N: 22.00-44.00 %), monosit 3.50 % (N: 0.00-7.00 %), golongan

darah O, PT 13.9 detik (N: 10.0-15.0 detik), APTT 44.1 detik (N: 20.0-

40.0 detik), INR 1.140. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 09 januari

2016 albumin 3.4 g/dl (N: 3.5-5.2 g/dl), creatinin 1.5 mg/dl (N: 0.6-1.1

mg/dl), ureum 46 mg/dl (N: <50 mg/dl), asam urat 7.8 mg/dl (N: 2.4-6.1

mg/dl), colesterol total 177 mg/dl (N: 50-200 mg/dl), colesterol LDL 104

mg/dl (N: 89-210 mg/dl), colesterol HDL 37 mg/dl (N: 37-91 mg/dl),

gliserida 105 mg/dl (N: <150 mg/dl), natrium darah 136 mmol/L (N: 136-

15 mmol/L), kalium darah 5.0 mmol/L (N: 3.3-5.1 mmol/L), calsium ion

0.98 mmol/L (N: 1.17-1.29 mmol/L), HBSAG nonreactive, troponin I 2,16

ug/L (N: 0.00-0.50 ug/L), CKMB 80.25 ng/mL (N: <4.9 ng/mL).

Foto thorax PA pada tanggal 08 januari 2016, cor: kesan

membesar, pulmo: tampak perihiler hazzines di kedua lapang paru, sinus

costophrenicus kanan kiri anterior posterior tajam, hemidiaphragma kanan

kiri normal, trakhea di tengah, sistema tulang baik, dan mendapatkan

kesimpulan yaitu terdapat cardiomegaly dengan edema pulmonum.

Page 78: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

67

Hasil pemeriksaan EKG pada tanggal 08 januari 2016

mendapatkan kesimpulan yaitu sinus rithme HR 83 kali per menit, terdapat

ST elevasi di lead II dan III.

Hasil echocardiografi pada tanggal 09 januari 2016 mendapatkan

kesimpulan yaiu LVH konsentrik dengan disfungsi diastolik relaxasi

kontraktilitas LV normal rendah (EF 44 %), katub-katub jantung baik.

C. Diagnosa Keperawatan

Pada tanggal 09 januari 2016 jam 08.10 WIB didapatkan data

subjektif pasien mengatakan badannya lemah dan sesak nafas bila banyak

aktivitas / bergerak. Data objektifnya pasien tampak lemah, bunyi jantung

I dan II reguler, TD: 162/99 mmHg, RR: 27 kali per menit, HR: 90 kali per

menit, S: 36,8º C, SPO2: 96 %, hasil echochardiografi terdapat LV rendah

(EF 44 %), hasil radiologi terdapat cardiomegaly dengan edema

pulmonum, hasil EKG terdapat ST elevasi di lad II dan III, dan dari data

tersebut ditegakkan masalah keperawatan penurunan curah jantung

(00029) dengan etiologi perubahan irama.

Pada tanggal 09 januari 2016 jam 08.20 WIB didapatkan data

subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada sebelah kiri, P: nyeri

bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban berat

(ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3, T: nyeri terasa

hilang timbul. Data objektif pasien tampak meringis kesakitan saat banyak

bergerak, pasien tampak gelisah, TD: 162/99 mmHg, RR: 27 kali per

Page 79: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

68

menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,8º C, SPO2: 96 %, dan dari data

tersebut ditegakkan masalah keperawatan nyeri akut (00132) dengan

etiologi agen cidera biologis.

Pada tanggal 09 januari 2016 jam 08.30 WIB didapatkan data

subjektif pasien mengatakan waktu tidur jam 10 malam dan sangat kurang,

tidur malam ± 4 jam, sulit mengawali tidur, mudah terbangun karena sesak

nafas dan saat bangun pasien mengatakan badan terasa kurang segar dan

lesu. Data objektif pasien terlihat letih dan lesu, sesekali klien menguap,

TD: 162/99 mmHg, RR: 27 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,8º

C, SPO2: 96 %, dan dari data tersebut ditegakkan masalah keperawatan

gangguan pola tidur (00198) dengan etiologi gangguan pemantauan (sesak

nafas).

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama

(00029)

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (00132)

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan

(sesak nafas) (00198)

E. Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan yang disusun untuk Ny.S pada diagnosa

pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama,

Page 80: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

69

mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam diharapkan masalah penurunan curah jantung teratasi dengan kriteria

hasil : pasien mengatakan sesak nafas berkurang atau hilang, tidak sesak

nafas saat banyak aktivitas atau bergerak, TTV dalam rentang normal TD:

120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR: 60 – 80 kali per

menit, RR: 16 – 24 kali per menit, SPO2: 95 – 100%, dapat mentoleransi

aktivitas, dan tidak ada kelemahan. Intervensi atau rencana keperawatan

yang dilakukan pada Ny.S cardiac care (4040): kaji vital sign (tekanan

darah, nadi, respiracy rate) dengan rasional untuk mengetahui perubahan

curah jantung, kaji pernafasan (irama, kedalaman, kecepatan) dengan

rasional untuk mengetahui perubahan status pernafasan, berikan posisi

semi fowler 30º dengan rasional untuk membantu meningkatkan cardiac

output, edukasi tentang mengatur posisi semi fowler 30º dengan rasional

agar timbul kesadaran pasien untuk mengatur posisi dengan sudut 30º,

edukasi untuk mengurangi konsumsi natrium/garam dengan rasional untuk

mengurangi/tidak memperoleh retensi natrium, kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pemberian diit rendah garam dengan rasional untuk

mengurangi/tidak memperparah retensi natrium dan menurunkan tekanan

darah pasien.

Intervensi keperawatan yang disusun untuk Ny.S pada diagnosa

kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, mempunyai

tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah nyeri akut bisa teratasi dengan kriteria hasil : pasien

Page 81: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

70

mampu mengontrol nyeri, pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang,

skala nyeri menjadi 1, vital sign dalan rentang normal TD: 120/80 mmHg

– 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24

kali per menit, SPO2: 95 – 100%, dan pasien mengatakan nyaman setelah

nyeri berkurang. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan

pada Ny.S pain management (1400): kaji vital sign dan status nyeri (P, Q,

R, S, T) dengan rasional untuk mengetahui skala intensitas nyeri dan vital

sign, ajarkan teknik relaksasi distraksi (beristiqfar) dengan rasional untuk

mengurangi/mengalihkan rasa nyeri dengan ber istiqfar, edukasikan pada

pasien tentang tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa (anjurkan

untuk menghentikan aktivitas) dengan rasional untuk memberikan

pengetahuan kepada pasien untuk menangani nyeri saat datang, kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian analgetik dengan rasional untuk

mengurangi/menghilangkan nyeri klien.

Intervensi keperawatan yang disusun untuk Ny.S pada diagnosa

ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan

(sesak nafas), mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam diharapkan masalah pola tidur teratasi dengan kriteria

hasil : pasien mengatakan waktu tidur cukup, waktu tidur malam kembali

normal ± 8-9 jam, saat tidur tidak mudah terbangun (karena sesak nafas),

saat terbangun pasien merasa segar, tidak tampak lesu dan menguap, ttv

dalam rentang normal TD: 120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º

C, HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali per menit, SPO2: 95 –

Page 82: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

71

100%. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada

Ny.S sleep enhancement (1850): kaji kebiasaan tidur pasien dengan

rasional untuk mengetahui kebiasaan tidur pasien/kualitas tidur pasien,

atur posisi pasien dengan sudut 30º dan pastikan kepala dekat dengan

bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala 30º (ukur

dengar busur), alasi kepala dengan bantal tipis, ganjal punggung bawah

dengan selimut, berikan bantal pada lengan (untuk penyokong) dan posisi

ini untuk meningkatkan cardiac output sehingga sesak nafas berkurang dan

kualitas tidur meningkat, batasi penunggu dengan rasional agar suasana

terjaga ketenangannya, edukasi tentang manfaat pentingnya meningkatkan

kualitas tidur agar timbul kesadaran untuk meningkatkan kualitas tidur,

dan anjurkan pada keluarga untuk membantu membenahi posisi pasien

saat posisi sudut 30º berubah dengan rasional agar intervensi yang

diberikan kepada klien lebih efektif.

F. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama

pengelolaan Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan

curah jantung berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.40

WIB mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif pasien tampak lemah, TD:

162/99 mmHg, RR: 27 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,8º C,

SPO2: 96%. Pada jam 09.00 WIB memberikan posisi semi fowler 30º

Page 83: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

72

dengan memposisikan kepala dekat dengan bagian kepala tempat tidur,

elevasi/naikkan bagian kepala tempat tidur 30º (diukur dengan busur),

alasi kepala dengan bantal yang tipis, ganjal punggung bawah dengan

selimut, berikan bantal pada lengan untuk penyokong dengan respon

subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman dan tidak sesak nafas,

respon objektif pasien tampak lebih tenang. Pada jam 09.10 WIB

memonitor pernafasan klien dengan respon subjektif pasien mengatakan

masih sesak nafas, respon objektif pasien tampak lemah, RR: 27 kali per

menit, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, SPO2: 96%. Pada

jam 09.15 WIB memberikan obat oral pasien, CPG 75 mg, captopril 2,5

mg, ISDN 5 mg dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia

minum obat yang diberikan perawat, respon objektif pasien tampak di

minum dan habis. Pada jam 10.40 edukasi dan menganjurkan pada

keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi

sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga

mengatakan bersedia membantu pasien, respon objektif keluarga pasien

tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 11.50 WIB

mengedukasi ke pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi kosumsi

natrium/garam dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit

rendah garam dengan respon subjektif pasien mengatakan mau makan

makanan dari RS, respon objektif keluarga pasien tampak paham dan

menyiapkan makanan yang akan di makan.

Page 84: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

73

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama

pengelolaan Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.50 WIB

mengkaji status nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan

nyeri pada bagian dada kiri, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri

terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S:

skala nyeri 3, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif pasien tampak

tidak nyaman dan gelisah. Pada jam 09.30 WIB mengajarkan teknik

relaksasi distraksi (beristiqfar) dengan respon subjektif pasien mengatakan

bersedia dan mempraktikannya, respon objektif pasien tampak melakukan

teknik relaksasi distraksi beristiqfar. Pada jam 10.00 WIB memberikan

edukasi tentang tindakan yang harus diambil saat nyeri (anjurkan untuk

menghentikan aktivitas) dengan respon subjektif pasien mengatakan mau

mengikuti saran dari perawat, respon objektif keluarga pasien tampak

memperhatikan dan dapat mengulangi informasi dengan benar.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam

10.40 WIB edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk

membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan

respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu

klien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap

membantu klien. Pada jam 20.00 WIB kaji kebiasaan tidur pasien dan

Page 85: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

74

memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif

pasien mengatakan tidur malam jam 10, tidur ± 4 jam sulit mengawali

tidur dan mudah bangun karena sesak nafas, respon objektif pasien tampak

lesu dan menguap, skor kualitas tidur 12. Pada jam 20.15 WIB membatasi

penunggu dengan respon subjektif keluarga mengatakan bersedia, respon

objektif keluarga pasien tampak sebagian keluar dari ruangan kecuali

anaknya. Pada jam 20.30 WIB memberikan sudut posisi tidur semi fowler

30º dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman,

respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas dinaikkan

sampai posisi 30º.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua

pengelolaan minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan

curah jantung berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.20

WIB mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif TD: 160/90 mmHg, RR: 26

kali per menit, HR: 93 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 97%. Pada jam

08.50 WIB mengkaji status pernafasan klien (irama, kedalaman) dengan

respon subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, respon objektif

pasien tampak masih lemah, RR: 26 kali per menit, terpasang oksigen

nasal canul 3 liter per menit, SPO2: 97%. Pada jam 09.00 WIB

memberikan obat oral pasien, CPG 75 mg, ISDN 5 mg dengan respon

subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat yang diberikan perawat,

respon objektif pasien tampak di minum dan habis. Pada jam 10.15 WIB

Page 86: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

75

edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu

membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon

subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu klien,

respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap

membantu klien. Pada jam 11.50 WIB mengedukasi ke pasien dan

keluarga pasien untuk mengurangi kosumsi natrium/garam dan kolaborasi

dengan ahli gizi untuk memberikan diit rendah garam dengan respon

subjektif pasien mengatakan mau makan makanan dari RS, respon objektif

keluarga pasien tampak paham dan menyiapkan makanan yang akan di

makan.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.40 WIB mengkaji status

nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri di dadanya

mulai berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa

seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala

nyeri 3 menjadi 2, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif pasien

tampak lemah dan kurang nyaman. Pada jam 10.00 WIB mengajarkan

teknik relaksasi distraksi (beristiqfar) dengan respon subjektif pasien

mengatakan bersedia dan mau melakukannya, respon objektif pasien

tampak mempraktikkan dan mengikuti saran perawat. Pada jam 13.00

WIB mengkaji vital sign pasien dengan respon subjektif pasien

mengatakan badannya masih agak lemah, respon objektif TD: 160/80

Page 87: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

76

mmHg, RR: 25 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2:

95%.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam

08.00 WIB mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI

(kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam

jam 10, tidur ± 5 jam sulit mengawali tidur dan mudah terbangun karena

sesak nafas, respon objektif pasien tampak sesekali masih menguap, skor

kualitas tidur 11. Pada jam 10.15 WIB edukasi dan menganjurkan pada

keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi

sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga

mengatakan bersedia membantu klien, respon objektif keluarga pasien

tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 20.00 WIB

kaji kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas

tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 10,

tidur ± 5 jam sulit mengawali tidur dan mudah bangun karena sesak nafas,

respon objektif pasien tampak lemah dan masih menguap, skor kualitas

tidur 11. Pada jam 20.15 WIB membatasi penunggu dengan respon

subjektif keluarga mengatakan bersedia, respon objektif keluarga pasien

tampak sebagian keluar dari ruangan kecuali anaknya. Pada jam 20.30

WIB memberikan sudut posisi tidur semi fowler 30º dan posisikan kepala

dekat dengan bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala

Page 88: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

77

tempat tidur 30º (diukur dengan busur), alasi kepala dengan bantal yang

tipis, ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal pada lengan

untuk penyokong dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih

nyaman, respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas

dinaikkan sampai posisi 30º.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan

Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.15 WIB

mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif TD: 160/90 mmHg, RR: 23

kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%. Pada jam

08.30 WIB mengkaji status pernafasan klien (irama, kedalaman) dengan

respon subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang dan sudah tidak

merasakan sesak lagi seperti semalam, respon objektif pasien tampak

tenang, RR: 23 kali per menit, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per

menit, SPO2: 95%. Pada jam 09.00 WIB memberikan obat oral pasien,

aspilet 80 mg, CPG 75 mg, ramipril 5 mg, ISDN 10 mg dengan respon

subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat yang diberikan perawat,

respon objektif pasien tampak di minum dan habis. Pada jam 10.00 WIB

edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu

membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon

subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu pasien,

respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap

Page 89: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

78

membantu klien. Pada jam 11.50 WIB mengedukasi ke pasien dan

keluarga pasien untuk mengurangi konsumsi natrium/garam dan

kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit rendah garam dengan

respon subjektif pasien mengatakan mau makan makanan dari RS, respon

objektif keluarga pasien tampak paham dan menyiapkan makanan yang

akan di makan.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan

Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.20 WIB mengkaji status

nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri di dadanya

sudah berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa

seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala

nyeri 2 menjadi 1, T: nyeri terasa hilang timbul, respon subjektif pasien

tampak lebih tenang dan rileks. Pada jam 09.30 WIB mengedukasi tentang

tindakan yang harus diambil saat nyeri (anjurkan untuk menghentikan

aktivitas) dengan respon subjektif pasien mengatakan mau mengikuti saran

dari perawat, respon objektif keluarga pasien tampak memperhatikan dan

dapat mengulangi informasi dengan baik. Pada jam 13.00 WIB mengkaji

vital sign pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan badannya

sudah enak dan nyaman, respon objektif TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali

per menit, HR: 80 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan

Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur

Page 90: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

79

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam

08.00 WIB mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI

(kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam

jam 10, tidur ± 6 jam sulit mengawali tidur dan mudah terbangun karena

sesak nafas, respon objektif pasien tampak masih lemah dan sesekali

masih menguap, skor kualitas tidur 10. Pada jam 10.00 WIB edukasi dan

menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi

pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan

keluarga mengatakan bersedia membantu pasien, respon objektif keluarga

pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu pasien. Pada jam

20.15 WIB kaji kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI

(kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam

kemarin jam 10, tidur ± 6 jam sulit mengawali tidur dan mudah bangun

karena sesak nafas dan sesak nafas saya sekarang sudah berkurang,

mudah-mudahan tidur saya bisa lebih nyenyak lagi, respon objektif pasien

tampak lebih segar dan tenang, skor kualitas tidur 10. Pada jam 20.30 WIB

memberikan sudut posisi tidur semi fowler 30º dan posisikan kepala dekat

dengan bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala tempat

tidur 30º (diukur dengan busur), alasi kepala dengan bantal yang tipis,

ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal pada lengan untuk

penyokong dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih

nyaman, respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas

dinaikkan sampai posisi 30º.

Page 91: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

80

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari keempat pngelolaan

Selasa 12 januari 2016 untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan

dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam 08.00 WIB

mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas

tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 9, tidur

± 8 jam, tidur nyenyak tidak mudah terbangun, dan pasien mengatakan

tidur cukup dan tidak lama untuk mengawali tidur, sesak nafas sudah tidak

dirasakan lagi, respon objektif pasien tampak lebih segar, tidak lesu dan

tidak menguap, skor kualitas tidur 5.

G. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

penurunan curah jantung berhubungaan dengan perubahan irama, pada

hari pertama sabtu 09 januari 2016 jam 13.40 WIB dengan respon

subjektif pasien mengatakan badannya lemah dan sesak nafas, respon

objektif pasien tampak tidak nyaman dengan keadaannya pasien, tampak

lemah, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, TD: 162/99 mmHg,

RR: 27 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,8º C, SPO2: 96%.

Analisa masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi kaji

pernafasan klien, monitor tanda-tanda vital, atur posisi 30º, kolaborasi

dengan ahli gizi untuk pemberian diit rendah garam.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis pada jam 13.50 WIB dengan

Page 92: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

81

respon subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada sebelah kiri, P:

nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban

berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3, T: nyeri terasa

hilang timbul, respon objektif pasien tampak tidak nyaman dan gelisah.

Analisa masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi ajarkan

teknik relaksasi distraksi, kaji status nyeri, edukasikan pada pasien tentang

tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa, kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian analgetik.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) Pada hari

minggu 10 januari 2016 jam 07.50 dengan respon subjektif pasien

mengatakan tidur malam kurang, tidur malam jam 10, tidur kurang lebih

selama 5 jam, sulit mengawali tidur, mudah terbangun karena sesak nafas

dan saat bangun tidur pasien mengatakan merasa lesu, respon objektif

pasien terlihat letih, lesu, dan sesekali menguap, TD: 160/90 mmHg, RR:

26 kali per menit, HR: 93 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 97%, skor

kualitas tidur: 12 menjadi 11. Analisa masalah teratasi sebagian. Planning

lanjutkan intervensi atur posisi pasien dengan sudut 30º, batasi penunggu,

kaji kualitas tidur dan jam tidur pasien, edukasikan tentang

manfaat/pentingnya meningkatkan kualitas tidur.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama, pada hari

kedua minggu 10 januari 2016 jam 13.40 WIB dengan respon subjektif

Page 93: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

82

pasien mengatakan sesak nafas sudah mulai berkurang, respon objektif

pasien tampak masih lemah terpasang oksigen nasal canul 3 liter per

menit, TD: 160/80 mmHg, RR: 25 kali per menit, HR: 90 kali per menit,

S: 36,5º C, SPO2: 95%. Analisa masalah belum teratasi. Planning

lanjutkan intervensi kaji pernafasan klien, monitor tanda-tanda vital, atur

posisi 30º, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit rendah garam.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis Pada jam 13.50 WIB dengan

respon subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada sebelah kiri

sudah mulai berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri

terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S:

skala nyeri 3 menjadi 2, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif

pasien tampak lemah dan kurang nyaman. Analisa masalah teratasi

sebagian. Planning lanjutkan intervensi ajarkan teknik relaksasi distraksi,

kaji status nyeri, edukasikan pada pasien tentang tindakan apa yang dapat

diambil saat nyeri terasa, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

analgetik.

Evaluasi Pada diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) pada hari senin

11 januari 2016 jam 07.50 dengan respon subjektif pasien mengatakan

tidur malam kurang, tidur malam jam 10, tidur kurang lebih selama 6 jam,

sulit mengawali tidur, mudah terbangun karena masih merasakan sesak

nafas dan saat bangun tidur pasien mengatakan masih ngantuk, respon

Page 94: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

83

objektif pasien terlihat letih, lesu, dan terkadang menguap, TD: 160/90

mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2:

95%, skor kualitas tidur: 11 menjadi 10. Analisa masalah teratasi sebagian.

Planning lanjutkan intervensi atur posisi pasien dengan sudut 30º, batasi

penunggu, kaji kualitas tidur dan jam tidur pasien.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama, pada hari

ketiga senin 11 januari 2016 jam 13.40 WIB dengan respon subjektif

pasien mengatakan sesak nafas sudah berkurang dan tidak lagi merasakan

sesak nafas seperti kemarin, respon objektif pasien tampak nyaman dan

lebih tenang ketika aktivitas, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per

menit, TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per menit,

S: 36,5º C, SPO2: 95%. Analisa masalah teratasi. Planning lanjutkan

intervensi edukasi tentang mengatur posisi semi fowler 30º pada klien,

kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit rendah garam.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis Pada jam 13.50 WIB dengan

respon subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada sebelah kiri

sudah berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa

seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala

nyeri 2 menjadi 1, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif pasien

tampak tenang dan rileks. Analisa masalah teratasi. Planning lanjutkan

intervensi edukasikan pada pasien tentang tindakan apa yang dapat

Page 95: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

84

diambil saat nyeri terasa, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

analgetik.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) Pada hari selasa

12 januari 2016 jam 07.50 dengan respon subjektif pasien mengatakan

tidur malam cukup, tidur malam jam 9, tidur kurang lebih selama 8 jam,

mudah mengawali tidur dan tidak mudah terbangun lagi karena sudah

tidak merasakan sesak nafas dan bangun tidur pasien mengatakan merasa

lebih segar, respon objektif pasien tampak lebih segar, tidak lesu, dan tidak

menguap lagi, TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per

menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%, skor kualitas tidur: 10 menjadi 5. Analisa

masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi edukasi pasien dan

keluarga pasien untuk memberikan posisi 30º jika sesak nafas kambuh,

edukasikan tentang manfaat/pentingnya meningkatkan kualitas tidur.

Page 96: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

85

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pemberian sudut posisi

tidur 30 derajat terhadap peningkatan kualitas tidur pada asuhan keperawatan

Ny.S dengan infark miokard akut (IMA) di ruang ICVCU Dr.Moewardi

Surakarta. Disamping itu penulis juga akan membahas tentang kesesuaian

kesenjangan teori dan kenyataan yang meliputi pengkajian, analisa data,

intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pembahasan akan lebih ditekankan pada

diagnosa gangguan pola tidur karena diagnosa gangguan pola tidurlah yang

berhubungan dengan kualitas tidur, dimana menurut jurnal Dwi Sulistyowati

(2015) bahwa kualitas tidur dapat diperbaiki dengan pengaturan sudut posisi tidur

30 derajat.

A. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap proses mengumpulkan data yang

relevan dan kontinue tentang respon manusia, status kesehatan, kekuatan, dan

masalah klien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk memperoleh informasi

tentang keadaan kesehatan klien, menentukan masalah keperawatan dan

kesehatan klien, menilai keadan kesehatan klien, membuat keputusan yang

tepat dalam menentukan langkah- langkah berikutnya (Dermawan, 2012).

Menurut Nursalam (2015), metode pengumpulan data dapat dilakukan

dengan cara:

Page 97: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

86

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga dll). Sumber data

dari pasien, keluarga, perawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh pasien.

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan

data lain yang relevan).

STEMI (infark miokard akut ST-elevasi) adalah kerusakan otot

jantung yang progresif akibat terhentinya aliran arteri koroner secara total.

Proses ini biasanya ditandai dengan keluhan nyeri dada khas dan perubahan

gambaran EKG menjadi ST-elevasi pada lead tertentu sesuai dengan lokasi

kerusakan miokardiumnya. Kerusakan miokardiumnya dimulai setelah

sumbatan lebih dari 20 menit dan terus meluas dalam hitungan jam, dimulai

dari endokardium bergerak menuju epikardium, yang dikenal sebagai

fenomena wavefront, bagai gerakan hempasan ombak dari pantai menuju

daratan. Apabila proses ini dapat dihentikan selama perjalanan infark, maka

perluasan kerusakan miokardium dapat dibatasi dan luasnya infark berkurang.

Karena morbiditas dan mortalitas akibat serangan jantung berhubungan

dengan luasnya miokardium yang infark, maka usaha untuk menghentikan

proses infark sesegera mungkin harus segera dilakukan dalam penanganan

serangan jantung akut (Rifqi, 2012). Sedangkan identifikasi lokasi injuri dan

infark dari pola EKG yaitu pada area inferior di lead II, III, Avf, dan pada

area anterior di lead I, aVL, VI-V4 (Udjianti, 2010).

Page 98: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

87

Infark adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia (Philip

& Jeremy, 2008). Miokard adalah lapisan otot jantung, yang bertanggung

jawab untuk tindakan pemompaan jantung, yang memasok seluruh tubuh

dengan darah (Philip & Jeremy, 2008).

Infark Miokard (IMA) adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung

akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi

secara mendadak. Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan koroner.

Sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia

miokard dan menyebabkan nyeri muncul (Kasron, 2012).

Klasifikasi Infark Miokard (IMA) berdasarkan kelainan pada

gelombang irama jantung ada 2 macam yaitu STEMI dan NSTEMI. STEMI

(infark miokard akut ST-elevasi) adalah oklusi total dari arteri koroner yang

menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan

miokardium. Keluhan nyeri terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak

mereda. Biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas. Yang

meliputi dengan adanya elevasi segmen ST pada EKG. Perubahan enzim

CPKMB, LDH, AST. NSTEMI (infark miokard akut non ST-elevasi) adalah

oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa melibatkan seluruh ketebalan

miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG (Kasron,

2012).

Pengkajian terhadap Ny.S dengan STEMI Inferior di ruang ICVCU

RSUD Dr. Moewardi Surakarta menggunakan metode alloanamnesa dan

autoanamnesa, dimulai dari biodata pasien, riwayat kesehatan, riwayat medis

Page 99: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

88

masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial, pemeriksaan fisik,

dan didukung dengan hsil laboratorium serta pemeriksaan penunjang. Metode

dalam mengumpulkan data adalah wawancara dan observasi yaitu dengan

mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang

masalah- masalah yang dialami klien. Selanjutnya data dasar tersebut

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan untuk mengatasi

masalah- masalah klien (Darmawan, 2012).

Hasil pengkajian pada tanggal 09 Januari 2016 keluhan utama pada

kasus Ny.S adalah nyeri dada. Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika

bergerak dan nyeri terasa seperti menembus sampai ke punggung, data yang

mendukung pada keluhan utama pasien nyeri yaitu pola fungsi kognitif dan

perseptual dengan melakukan pengkajian nyeri, menurut Nasrul Effendy

(1995) dalam Wijaya & Putri (2013) pengkajian nyeri meliputi P, Q, R, S, T

(Provoking, Quality, Region, Scale, Time) pasien mengatakan nyeri pada

dada, P: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa

seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: nyeri bagian dada sebelah kiri, S:

skala nyeri 3, T: nyeri terasa hilang timbul.

Nyeri dada pada pasien disebabkan karena timbulnya kekurangan

oksigen ke miokard, karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang.

Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, bila sakit dada

terus berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan

infark miokard akut dan bukan disebabkan nyeri dada biasa. Pada pasien

Page 100: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

89

nyeri dada dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan

kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin (Kasron, 2012).

Keluhan yang lain pada Ny.S adalah salah satunya pola tidurnya,

pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pada saat tidur selalu

menggunakan bantal lebih dari 2 dan sulit untuk mengawali tidur, pasien

mengatakan mudah terbangun karena sesak nafas. Data yang mendukung pola

tidur pasien yaitu di pengkajian gordon, pasien mengatakan tidur tiap malam

4 jam, pasien terkadang bangun karena sesak nafas yang dideritanya, sulit

mengawali tidur dan saat bangun pasien mengatakan merasa masih ngantuk

dan kurang segar. Hal ini sama seperti yang disampaikan Carpenito (2002)

dalam Haryanti & Triyanta (2013) mengatakan bahwa aktifitas dan istirahat

pada pasien infark miokard mengalami kelemahan, kelelahan, tidak dapat

tidur, jadwal olahraga yang tak teratur, mengalami dispnea pada istirahat

ataupun kerja. Pasien juga merasa nyeri lebih pada satu tempat, yaitu pada

dada pasien infark miokard mengakibatkan terganggunya aktifitas misalnya

kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala.

Amir (2008) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa gangguan

kebutuhan dasar pada pasien penyakit jantung atau infark miokard akut

(IMA) akan menimbulkan masalah keperawatan, salah satunya adalah

gangguan kebutuhan istirahat atau gangguan pola tidur berhubungan dengan

terjadinya nyeri dan sesak nafas, untuk mengurangi gejala nyeri dan sesak

nafas maka salah satu tindakan untuk menguranginya adalah dengan

Page 101: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

90

menentukan posisi tidur pasien yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

tidur pasien.

Wilkinson (2007) dalam Melanie (2012) mengatakan bahwa salah

satu faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur pada pasien dengan

gagal jantung adalah ketidakmampuan untuk mengambil posisi tidur yang

disukai karena nocturnal dyspnea. Tindakan keperawatan Nursing Diagnosis

Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes menjelaskan terapi

keperawatan positioning dengan posisi tidur semi-fowler untuk mengatasi

gangguan tidur pada pasien gagal jantung karena sesak nafas.

Pada pengkajian fungsional gordon didapatkan hasil pasien

mengatakan nyeri pada dada seperti menembus sampai ke punggung, terus-

menerus, dan seperti ketimpa beban berat, mengalami, sulit tidur, dan sesak

nafas. Pasien tampak lemah, tampak meringis kesakitan dan sesak nafas

bertambah berat saat banyak bergerak. Dari hasil pengkajian pada Ny.S

tersebut sesuai dengan teori Kasron (2012), keluhan yang biasa ditemukan

pada pasien IMA adalah nyeri dada seperti tertekan dan panas, nyeri

menyebar ke rahang, leher, tangan, bahu, dan punggung, lemah, mual,

muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar, atau sinkope, pasien

gelisah dan cemas.

Riwayat kesehatan dahulu yang menunjang infark miokard adalah

hipertensi, angina, disritmia, kerusakan katup, bedah jantung, diabetes

melitus, dan thrombosis (Udjianti, 2013). Pengkajian yang didapatkan pada

riwayat kesehatan dahulu yaitu pasien mengatakan sejak 2 tahun yang lalu

Page 102: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

91

pasien mengalami riwayat hipertensi. Secara teori hasil pemeriksaan vital

sign pada pasien dengan IMA menunjukkan adanya peningkatan tekanan

darah dan respirasy rate (Andra & Yessie, 2013).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

lebih dari satu periode. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri

yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh

darah. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan

sebagai hipertensi (Udjianti, 2010).

Hasil pengkajian data fokus didapatkan breathing: pasien tidak

menggunakan ventilator dan otot bantu pernafasan, respiracy rate didapatkan

27 kali per menit dan terpasang O2 nasal canul 3 liter per menit, SPO2 96%,

dan pergerakan dada simetris. Blood didapatkan tekanan darah pasien 162/99

mmHg, nadi 90 kali per menit, dan kulit teraba lembab. Brain didapatkan

tidak ada jejas dikepala, GCS E:4 M:6 V:5, reflek pupil kanan kiri normal,

dan tidak ada kelainan di pemeriksaan 12 saraf kranial. Blader didapatkan

tidak ada jejas dan tidak terpasang DC, produksi urin dengan warna kuning

terang tidak tercampur darah dengan volume 200 ml pada jam 09.20 WIB.

Bowel didapatkan tidak terpasang NGT, tidak ada distensi abdomen, dan diit

sesuai adfis dokter yaitu DJ III 1700 kalori. Glasgow Coma Scale adalah

skala pengukuran objektif terhadap sistem neurologis (perubahan status

mental) dengan menggunakan angka untuk mencatat urutan data pengkajian

Page 103: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

92

yang dikumpulkan. Pada pemeriksaan Glaslow Coma Scale (GCS) digunakan

untuk mengevaluasi status neurologik seperti respon mata (E), respon verbal

(V), dan respon motorik (M) Muttaqin (2008).

Menurut Junaidi (2011) pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)

melipuiti respon mata (E), respon verbal (V) dan respon motorik (M) yang

terdiri dari eye yaitu repon membuka mata dengan skor 4 spontan, 3 dengan

rangsang suara (suruh pasien membuka mata), 2 dengan rangsang nyeri

(berikan rangsangan nyeri, misal menekan kuku jari), 1 tidak ada respon.

Verbal atau respon verbal dengan skor 5 orientasi baik, 4 bingung, berbicara

mengacau (sering bertanya berulang-ulang) disorientasi tempat dan waktu, 3

kata-kata yang tak berhubungan (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih

jelas , namun tidak dalam satu kalimat), 2 suara tak dapat dimengerti

(mengerang), 1 tidak ada respon. Respon motorik dengan skor 6 mengikuti

perintah, 5 melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat

diberi rangsang nyeri), 4 menarik (menghindar atau menarik exstremitas atau

tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri), 3 flexi abnormal (tangan

satu atau keduanya posisi kaku diatas dada dan kaki extensi saat diberi

rangsang nyeri, 2 extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi disisi

tubuh, dengan jari mengepal dan kaki extensi saat diberi rangsang nyeri), 1

tidak ada respon. Eksposure : suhu 36,8o C, menggunakan selimut, tempat

tidur pasien pada sisi kanan dan kiri sudah terpasang pembatas sehingga

mencegah pasien jatuh.

Page 104: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

93

Pada pasien infark miokard akut keluhan yang lain dapat merasakan

sesak nafas. Pada kasus ini sesak nafas muncul dikarenakan adanya sumbatan

arteri pembuluh jantung sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot

jantung. Bahkan mempersempit dan menyumbat suplai aliran darah ke arteri

bagian distal. Kondisi ini menimbulkan keluhan nyeri yang hebat akibat

berkurangnya suplai oksigen ke jaringan. Kompensasi tubuh untuk memenuhi

suplai oksigen adalah dengan upaya peningkatan ventilasi (hiperventilasi),

sehingga pasien terlihat sesak nafas (Kasron, 2012).

Pemeriksaan fisik paru-paru pada Ny.S didapatkan hasil, inspeksi:

bentuk dada simetris, ekspansi dada kanan dan kiri sama, dan tidak

menggunakan otot bantu pernafasan, palpasi: didapatkan vocal fremitus

kanan dan kiri sama, perkusi: didapatkan hasil suara paru kanan dan kiri

sonor, auskultasi: didapatkan hasil tidak ada bunyi nafas tambahan. Pada

pemeriksaan jantung inspeksi: didapatkan bentuk dada simetris, ictus cordis

tidak tampak, palpasi: didapatkan hasil ictus cordis kuat angkat, perkusi:

suara pekak dan batas jantung tidak melebar, auskultasi: bunyi jantung I dan

II inferior, suara reguler. Menurut teori, bunyi jantung S4 sering didapatkan,

dan banyak disfungsi ventrikel kiri berat disertai S3, namun pada kasus Ny.S

bunyi tersebut tidak ditemukan, sehingga ventrikel belum terjadi. Nafas

pendek dapat terjadi. Nafas pendek dapat terjadi seiring dengan peningkatan

frekuensi respirasi sebagai upaya mencukupi suplai oksigen dalam tubuh

karena adanya peningkatan penggunaan oksigen miokard (Udjianti, 2013).

Page 105: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

94

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien IMA. Hasil

pemeriksaan radiologi pada pasien infark miokard akut akan terdapat

cardiomegali (dilatasi sekunder) karena gagal jantung kongesti (Udjianti,

2013). Pemeriksaan radiologi foto thorax pada Ny.S sesuai dengan teori yaitu

menunjukkan adanya cardiomegaly dengan edema pulmonum. Jadi tidak ada

kesenjangan antara teori dan keluhan.

Dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang pada

tanggal 09 januari 2016 mengarah ke gambaran AMI. Pemeriksaan tersebut

antara lain, troponin I 2.16 ug/L (N: 0.00-0.50 ug/L), CKMB 80.25 ng/mL

(N: <4.9 ng/mL). Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan pada pasien

infark miokard akut terjadi peningkatan enzim CKMB, dan Troponin yang

merupakan indikator utama penegakan diagnosa AMI. Kadar CKMB

meningkat 2-3 jam paska serangan dan mencapai puncak pada 12-20 jam

paska serangan (Udjianti, 2013).

Hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) pada Ny.S yaitu sinus

rytme haterate 83 kali per menit, ST elevasi di lead II III. Adanya ST elevasi

pada pemeriksaan EKG Ny.S sesuai dengan teori yang menyebutkan segmen

ST elevasi abnormal menunjukkan adanya injuri miokard (Udjianti, 2013).

Hasil pemeriksaan echocardiografi pada Ny.S menunjukkan LVH konsentrik

dengan disfungsi diastolik relaxasi kontraktilitas LV normal rendah (EF

44%).

Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu gambaran grafik hasil

rekaman aktifitas listrik jantung. Gambaran grafik ini dapat direkam dengan

Page 106: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

95

memasang elektroda-elektroda pada beberapa bagian permukaan tubuh. EKG

mempunyai fungsi diagnostik diantaranya: aritmia jantung, hipertrofi atrium

dan ventrikel, iskemik dan infark miokard, efek obat-obatan seperti (digitalis,

anti aritmia dll), gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium,

penilaian fungsi pacu jantung (Sidik & Reni, 2010).

Terapi yang diterima pasien selama di ICVCU adalah terapi yang

diberikan pada tanggal 09 januari 2016 sampai 11 januari 2016 yaitu, intra

vena Infus RL 40cc per jam cairan parenteral fungsinya untuk memenuhi

kebutuhan cairan pada tubuh, obat oral clopidogrel (CPG) 75 mg/24 jam

termasuk anti platelet fungsinya untuk mencegah pembekuan darah pada

pasien yang pernah mengalami serangan jantung infark miokard stemi nstemi,

captopril 2,5 mg/8 jam termasuk anti hipertensi fungsinya untuk menurunkan

tekanan sistolik, isosorbid dinitrate (ISDN) 5 mg/8 jam termasuk golongan

nitrate fungsinya untuk mengendorkan pembuluh darah dan mencegah sakit

di dada yang disebabkan oleh angina, aspilet 80 mg/24 jam termasuk

golongan analgesic non narkotik fungsinya untuk sakit kepala, nyeri pada otot

dan sendi, ramipril 5mg/24 jam termasuk anti hipertensi fungsinya untuk

menangani hipertensi serta masalah ginjal dan pembuluh darah (ISO, 2013).

Pengkajian merupakan inti dari berpikir kritis dan pemecahan masalah

klinik. Setelah mengumpulkan dan memvalidasi data subyektif dan obyektif

serta menginterpretasikan data, penulis melakukan analisa data dan

mengelompokkan sesuai dengan data yang didapatkan dari hasil pengkajian

(Potter & Perry, 2005).

Page 107: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

96

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pertama yang ditegakkan adalah penilaian

klinik mengenai respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang aktual potensial merupakan dasar

untuk memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan

tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012).

Menentukan prioritas masalah keperawatan adalah kegiatan untuk

menentukan masalah yang menjadi prioritas untuk diatasi terlebih dahulu,

adapun cara untuk menentukan prioritas diagnosa sesuai dengan teori

Kartikawati (2011) tentang pengkajian Primary Survey yaitu breathing,

blood, brain, bladder, bowel, dimana masalah pernapasan yang paling utama.

Masalah utama yang dikeluhkan oleh pasien dan menjadi prioritas

keperawatan paling utama yaitu Penurunan curah jantung berhubungan

dengan perubahan irama, masalah keperawatan yang kedua yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis, masalah keperawatan yang ketiga

yaitu, gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak

nafas).

Diagnosa keperawatan yang pertama pada Ny.S dengan STEMI

Inferior yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama

(00029). Penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan darah yang

dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh

(NANDA, 2013). Penulis mengambil diagnosa keperawatan penurunan curah

jantung mengacu pada batasan karateristik penurunan curah jantung

Page 108: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

97

berdasarkan NANDA 2012-2014 yaitu perubahan frekuensi / irama jantung,

aritmia, bradikardia, perubahan irama EKG, palpitasi, takikardia, dipsnea,

keletihan (Herdman T Heather, 2014). Penulis merumuskan diagnosa

keperawatan telah disesuaikan dengan diagnosa NANDA 2012-2014. Penulis

mencantumkan diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan irama dengan alasan mengacu pada pengkajian yaitu data subjektif

pasien mengatakan badannya lemah dan sesak nafas bila banyak aktivitas /

bergerak. Data objektif pasien tampak lemah, hasil pemeriksaan

echochardiagrafi LV normal rendah (EF 44%), hasil foto thorax terdapat

cardiomegaly dengan edema pulmonum, hasil pemeriksaan EKG terdapat ST

elevasi di lead II dan III, tekanan darah 162/99 mmHg, RR 27 kali per menit,

haterate 90 kali per menit, suhu 36,8ºC, SPO2 96%. Dalam hal ini, data yang

muncul pada Ny.S sesuai dengan batasan karakteristik untuk masalah

penurunan curah jantung yaitu adanya nyeri dada, dispnea, perubahan

frekuensi/irama jantung, aritmia, bradikardi, perubahan EKG, palpitasi,

takikardi, penurunan nadi perifer (Wilkinson, 2007: 57-58).

Diagnosa keperawatan yang kedua pada Ny.S dengan STEMI Inferior

yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (00132). Nyeri

akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan

dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international for the study of pain),

awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan

akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6

Page 109: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

98

bulan (NANDA, 2013). Penulis mengambil diagnosa keperawatan nyeri akut

mengacu pada batasan karateristik nyeri akut berdasarkan NANDA 2012-

2014 yaitu perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah menunjukkan nyeri,

melaporkan nyeri secara verbal, diaforesis (Herdman T Heather, 2014).

Penulis merumuskan diagnosa keperawatan telah disesuaikan dengan

diagnosa NANDA 2012-2014. Penulis mencantumkan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis dengan alasan mengacu pada

pengkajian yaitu data subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada

sebelah kiri, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti

ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3, T:

nyeri terasa hilang timbul. Data objektif pasien tampak meringis kesakitan

saat banyak bergerak, pasien tampak gelisah, tekanan darah 162/99 mmHg,

RR 27 kali per menit, haterate 90 kali per menit, suhu 36,8ºC, SPO2 96%.

Dalam hal ini, data yang muncul pada Ny.S sesuai dengan batasan

karakteristik, mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan

isyarat, perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis dll), bukti nyeri yang

dapat diamati, posisi untuk menghindari nyeri, masker wajah (nyeri)

(NANDA, 2013).

Diagnosa keperawatan yang ketiga pada Ny.S dengan STEMI Inferior

yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak

nafas) (00198). Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas

waktu tidur akibat factor eksternal (NANDA, 2013). Penulis mengambil

diagnosa keperawatan gangguan pola tidur mengacu pada batasan

Page 110: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

99

karakteristik gangguan pola tidur berdasarkan NANDA 2012-2014 yaitu

perubahan pola tidur normal, penurunan kemampuan berfungsi,

ketidakpuasan tidur, menyatakan tidak merasa cukup istirahat (Herdman T

Heather, 2014). Penulis merumuskan diagnosa keperawatan telah disesuaikan

dengan diagnosa NANDA 2012-2014. Penulis mencantumkan diagnosa

gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas)

dengan alasan mengacu pada pengkajian yaitu data subjektif pasien

mengatakan waktu tidur jam 10 malam dan sangat kurang, tidur malam ± 4

jam, sulit untuk mengawali tidur, mudah terbangun karena sesak nafas dan

saat bangun pasien mengatakan badan terasa kurang segar dan lesu. Data

objektif pasien terlihat letih dan lesu, sesekali pasien tampak menguap,

tekanan darah 162/99 mmHg, RR 27 kali per menit, haterate 90 kali per

menit, suhu 36,8ºC, SPO2 96%.

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang

merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua

tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan

dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat

dilakukan dengan SMART yaitu Spesifik (jelas atau khusus), Measurable

(dapat diukur), Achievable (dapat diterima), Rasional dan Time (ada kriteria

Page 111: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

100

waktu) (Dermawan, 2012). Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan,

kriteria hasil dan tindakan pada diagnosa keperawatan yaitu:

Intervensi pada diagnosa pertama kasus Ny.S penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah

penurunan curah jantung berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil: pasien

mengatakan sesak nafas berkurang atau hilang, tidak sesak nafas saat banyak

aktivitas atau bergerak, TTV dalam rentang normal TD: 120/80 mmHg –

140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali

per menit, SPO2: 95 – 100%, dapat mentoleransi aktivitas, dan tidak ada

kelemahan (NANDA, 2013).

Intervensi atau rencana keperawatan yang dilakukan pada Ny.S

cardiac care (4040): kaji vital sign (tekanan darah, nadi, respiracy rate)

dengan rasional untuk mengetahui perubahan curah jantung, kaji pernafasan

(irama, kedalaman, kecepatan) dengan rasional untuk mengetahui perubahan

status pernafasan, berikan posisi semi fowler 30º dengan rasional untuk

menjaga maintenance cardiac output sehingga sesak nafas berkurang (julie,

2008), edukasi tentang mengatur posisi semi fowler 30º dengan rasional agar

timbul kesadaran pasien untuk mengatur posisi dengan sudut 30º, edukasi

untuk mengurangi konsumsi natrium/garam dengan rasional untuk

mengurangi/tidak memperoleh retensi natrium, kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pemberian diit rendah garam dengan rasional untuk mengurangi/tidak

memperparah retensi natrium dan menurunkan tekanan darah pasien.

Page 112: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

101

Intervensi pada diagnosa kedua kasus Ny.S penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan nyeri

akut bisa teratasi dengan kriteria hasil: pasien mampu mengontrol nyeri,

pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang, skala nyeri 3 menjadi 1,

pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang, vital sign dalam rentang

normal tekanan darah 120/80 mmHg-140/90 mmHg, suhu 36ºC-37ºC, HR 60-

80 kali per menit, RR 16-24 kali per menit, SPO2 95-100% (NANDA, 2013).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Ny.S

pain management (1400): kaji vital sign dengan rasional untuk mengetahui

perubahan vital sign pasien, karena pada pasien dengan IMA cenderung

menuju perubahan tekanan darah dan RR secara signifikan yang jika tidak

tertangani akan berakibat fatal hingga kematian. Intervensi lain, kaji status

nyeri (P, Q, R, S, T) dengan rasional untuk mengetahui skala intensitas nyeri,

karena nyeri pada pasien IMA menunjukkan adanya penurunan suplai

oksigen ke miokard, kurangnya oksigen akan merusak otot jantung, jika

sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung yang rusak itu akan

mulai mati (NANDA, 2012-2014). Ajarkan teknik relaksasi distraksi

(beristiqfar) dengan rasional untuk mengurangi/mengalihkan rasa nyeri

dengan ber istiqfar, edukasikan pada pasien tentang tindakan apa yang dapat

diambil saat nyeri terasa (anjurkan untuk menghentikan aktivitas) dengan

rasional untuk memberikan pengetahuan kepada pasien untuk menangani

nyeri saat datang.

Page 113: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

102

Intervensi akhir yang direncanakan yaitu kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian analgetik dengan rasional untuk mengurangi/menghilangkan

nyeri (Wilkinson, 2007).

Intervensi pada diagnosa ke tiga kasus Ny.S penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola tidur pasien

kembali normal atau teratasi dengan kriteria hasil: pasien mengatakan waktu

tidur cukup, waktu tidur malam kembali normal ± 8-9 jam, saat tidur tidak

mudah terbangun (karena sesak nafas), saat terbangun pasien merasa segar,

tidak tampak lesu dan menguap, ttv dalam rentang normal TD: 120/80 mmHg

– 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24

kali per menit, SPO2: 95 – 100% (NANDA, 2013).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Ny.S

sleep enhancement (1850): kaji kebiasaan tidur pasien dengan rasional untuk

mengetahui kebiasaan tidur pasien/kualitas tidur pasien, atur posisi pasien

dengan sudut 30º dan pastikan kepala dekat dengan bagian kepala tempat

tidur, elevasi/naikkan bagian kepala 30º (ukur dengar busur), alasi kepala

dengan bantal tipis, ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal

pada lengan (untuk penyokong) dengan rasional membuktikan bahwa posisi

tidur pasien mempengaruhi cardiac output dengan hasil bahwa posisi kepala

dielevasikan dengan tempat tidur 30º akan menjaga meintenance cardiac

output sehingga ketidaknyamanan nyeri dada dan sesak nafas berkurang yang

akhirnya akan mengoptimalkan kualitas tidur (Julie, 2008). Batasi penunggu

dengan rasional agar suasana terjaga ketenangannya, edukasi tentang manfaat

Page 114: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

103

pentingnya meningkatkan kualitas tidur agar timbul kesadaran untuk

meningkatkan kualitas tidur, dan anjurkan pada keluarga untuk membantu

membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan rasional agar

intervensi yang diberikan kepada klien lebih efektif.

Supadi dkk (2008), menyatakan bahwa posisi semi fowler bertujuan

untuk membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga

memperingan kesukaran napas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan

membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh

gaya gravitasi sehingga O2 delivery menjadi optimal. Sesak nafas akan

berkurang dan akhirnya perbaikan kondisi klien lebih cepat. Hal tersebut

karena pemberian posisi tidur dengan meninggikan punggung bahu dan

kepala sekitar 30º atau 45º memungkinkan rongga dada dapat berkembang

secara luas dan pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan

menyebabkan asupan oksigen membaik sehingga proses respirasi kembali

normal dan pasien mampu untuk mengambil posisi tidur yang disukai karena

nocturnal dyspnea (Smeltzer dan Bare, 2001).

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih baik

yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Dermawan, 2012).

Diagnosa keperawatan yang pertama adalah penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan irama. Implementasi yang dilakukan selama

Page 115: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

104

3 hari berturut-turut antara lain mengkaji vital sign pasien, memberikan posisi

semi fowler 30º, memonitor pernafasan klien, memberikan obat oral pasien,

CPG 75 mg, captopril 2,5 mg, ISDN 5 mg, mengkaji vital sign. Setelah

diberikan tindakan tersebut diperoleh respiratory rate pasien menurun dari

hari pertama pengelolaan 27 kali per menit menjadi 23 kali permenit pada

hari ketiga pengelolaan dengan menggunakan O2 nasal canul 3 liter per menit.

Hal tersebut karena pemberian posisi semi fowler sangat efektif bahwa posisi

semi fowler dimana tubuh dinaikkan 30-45 derajat membuat oksigen didalam

paru-paru semakin meningkat sehingga memperingankan kesukaran bernafas

(Supadi, 2008) dalam (Sulistyowati D, 2015).

Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis, implementasi yang dilakukan selama 3 hari

berturut-turut antara lain mengkaji status nyeri pasien PQRST, sesuai dengan

teori bahwa metode PQRST meliputi Provoking inciden : Apakah ada

peristiwa yang menjadi factor prepitasi nyeri.Quality of pain : Seperti apa

rasa nyeri yang dirasakan pasien. Apakah seperti terbakar, berdenyut /

menusuk. Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa

sakit menjalar / menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.Saverity (scale of

pain) : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala

nyeri / pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya. Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah

bertambah buruk pada malam hari / siang hari (Nasrul Effendy, 1995) dalam

Wijaya & Putri (2013). P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa

Page 116: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

105

seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala

nyeri 3, T: nyeri terasa hilang timbul, memberikan obat oral pasien, CPG 75

mg, captopril 2,5 mg, ISDN 5 mg, mengajarkan teknik relaksasi distraksi

(beristiqfar), mengkaji vital sign pasien, dan mengkaji status nyeri pasien

PQRST (provoking, quality, region, scale, time). Setelah diberikan tindakan

tersebut diperoleh skala nyeri pasien menurun dari hari pertama pengelolaan

skala nyeri 3 menjadi skala nyeri 1 pada hari ketiga pengelolaan. Hal tersebut

karena dilakukan juga penanganan nyeri non farmakologi yaitu dengan

relaksasi distraksi, relaksasi distraksi adalah mengalihkan perhatian pasien ke

hal yang lain sehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri,

bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri Prasetyo (2010) dalam Syaiful,

Y (2014).

Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas), implementasi yang

dilakukan selama 3 hari berturut-turut antara lain mengkaji vital sign pasien,

mengkaji kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (Pittsburgh

Sleep Quality Index), Kualitas tidur dapat diukur dengan mengisi kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI sendiri ialah suatu metode

penilaian yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas

tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan. Pada

kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) merupakan alat untuk

mengukur kualitas tidur yang didalamnya terdapat 10 pertanyaan yang

ditujukan bagi pasien, dari 10 pertanyaan tersebut dapat diketahui 7

Page 117: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

106

komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi

tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur serta disfungsi pada siang hari

(Safitrie dan Ardani. 2013: 18-19). Nilai dari 7 komponen PSQI kemudian

dijumlahkan sehingga akan didapatkan nilai antara 0-21, apabila nilai > 5

mengindikasikan kualitas tidur buruk, sedangkan nilai < 5 mengindikasikan

kualitas tidur baik (Melanie, 2012: 74), memberikan sudut posisi tidur semi

fowler 30 derajat dengan memposisikan kepala dekat dengan bagian kepala

tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala tempat tidur 30º (diukur dengan

busur), alasi kepala dengan bantal yang tipis, ganjal punggung bawah dengan

selimut, berikan bantal pada lengan untuk penyokong, anjurkan pada keluarga

untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30 derajat

berubah.

Pada kasus Ny.S pemberian sudut posisi tidur 30 derajat (semi fowler)

dilakukan selama 3 hari sebelum pasien tidur malam, dan memberikan

kuesioner PSQI sebanyak 2 kali sehari sebelum dan setelah pasien tidur

malam. Setelah dilakukan pemberian sudut posisi tidur 30 derajat (semi

fowler) pasien mengatakan waktu tidur cukup, tidur malam jam 9, tidur ± 8

jam, tidur nyenyak tidak mudah terbangun, tidak lama lagi untuk mengawali

tidur, dan bangun tidur tampak tidak lesu serta tidak menguap. Sebelum dan

sesudah diberikan sudut posisi tidur 30 derajat (semi fowler) pasien diberikan

kuesioner, Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan hasil bahwa skor kualitas

tidur menurun dari kategori buruk (12) pada hari pertama menjadi kategori

baik (5) pada hari ketiga pengelolaan.

Page 118: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

107

Pemberian posisi tidur dengan meninggikan punggung bahu dan

kepala sekitar 30º atau 45º memungkinkan rongga dada dapat berkembang

secara luas dan pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan

menyebabkan asupan oksigen membaik sehingga proses respirasi kembali

normal dan pasien mampu untuk mengambil posisi tidur yang disukai karena

nocturnal dyspnea (Smeltzer dan Bare, 2001).

E. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien telah ditetapkan dengan

respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain untuk

menentukan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas dan efisiensi

tindakan keperawatan, mendapatkan umpan balik dari respon klien dan

sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan (Dermawan, 2012).

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama, pada hari

ketiga senin 11 januari 2016 jam 13.40 WIB dengan respon subjektif pasien

mengatakan sesak nafas sudah berkurang dan tidak lagi merasakan sesak

nafas seperti kemarin, respon objektif pasien tampak nyaman dan lebih

tenang ketika aktivitas, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, TD:

140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per menit, S: 36,5º C,

SPO2: 95%. Analisa masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi edukasi

Page 119: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

108

tentang mengatur posisi semi fowler 30º pada klien, kolaborasi dengan ahli

gizi untuk pemberian diit rendah garam (NANDA, 2013).

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis Pada jam 13.50 WIB dengan respon subjektif

pasien mengatakan nyeri pada bagian dada sebelah kiri sudah berkurang, P:

nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban berat

(ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3 menjadi 1, T: nyeri

terasa hilang timbul, respon objektif pasien tampak tenang dan rileks. Analisa

masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi edukasikan pada pasien

tentang tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa, kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian analgetik (NANDA, 2013).

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) Pada hari selasa 12

januari 2016 jam 07.50 dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur

malam cukup, tidur malam jam 9, tidur kurang lebih selama 8 jam, mudah

mengawali tidur dan tidak mudah terbangun lagi karena sudah tidak

merasakan sesak nafas dan bangun tidur pasien mengatakan merasa lebih

segar, respon objektif pasien tampak lebih segar, tidak lesu, dan tidak

menguap lagi, TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per

menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%, skor kualitas tidur: 12 menjadi 5. Analisa

masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi edukasi pasien dan keluarga

pasien untuk memberikan posisi 30º jika sesak nafas kambuh, edukasikan

tentang manfaat/pentingnya meningkatkan kualitas tidur (NANDA, 2013).

Page 120: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

109

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang metode mengaplikasikan

pemberian sudut posisi tidur 30 derajat terhadap peningkatan kualitas tidur

pada asuhan keperawatan Ny.S dengan STEMI Inferior di Ruang ICVCU

RSUD Dr. Moewardi Surakarta maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang ditemukan pada Ny.S dengan STEMI

Inferior adalah pasien mengeluh nyeri pada dada bagian kiri seperti

menembus sampai ke punggung, skala nyeri 3, terus-menerus, nyeri

terasa hilang timbul, dan seperti ketimpa beban berat (ampeg), pusing,

sulit tidur, dan saat tidur selalu menggunakan bantal lebih dari 2,

pasien mengalami sesak nafas dan hasil gambaran EKG di IGD

terdapat ST elevasi di lead II, III, TD: 162/99 mmHg, RR: 27 kali per

menit dengan O2 3 liter per menit, HR 90 kali per menit, S: 36.8º C,

SPO2: 96%.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari data pengkajian, penulis merumuskan diagnosa dan membuat

prioritas diagnosa keperawatan yang pertama penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan irama (00029), diagnosa keperawatan

Page 121: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

110

yang kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(00132), diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) (00198).

3. Perencanaan Keperawatan

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa pertama adalah

observasi keadaan umum, kaji vital sign, kaji pernafasan (irama,

kedalaman, kecepatan), berikan posisi demi fowler 30 derajat, edukasi

untuk mengurangi konsumsi natrium/garam, kolaborasi dengan ahli

gizi untuk pemberian diit rendah garam.

Intervensi yang dibuat oleh penulis pada diagnosa kedua adalah

kaji vital sign dan satus nyeri (P,Q,R,S,T), ajarkan teknik relaksasi

distraksi (beristigfar), edukasi pada pasien tentang tindakan yang dapat

diambil saat nyeri terasa (anjurkan untuk menghentikan aktivitas),

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang ketiga adalah kaji

kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (Pittsburgh

Sleep Quality Index), atur posisi pasien dengan sudut 30 derajat, batasi

penunggu, edukasi tentang manfaat pentingnya meningkatkan kualitas

tidur, anjurkan pada keluarga untuk membantu membenahi posisi

pasien saat posisi sudut 30 derajat berubah.

4. Implementasi Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan Ny.S dengan STEMI Inferior di Ruang

ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta telah sesuai dengan intervensi

Page 122: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

111

yang dibuat penulis. Penulis menekankan penggunaan teknik

pemberian sudut posisi tidur 30 derajat yang diyakini mampu

meningkatkan kualitas tidur pada pasien STEMI Inferior (ST-elevasi

miokard infark).

5. Evaluasi Keperawatan

Tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode SOAP

(Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning).

Hasil evaluasi pada masalah penurunan curah jantung sudah

teratasi, pasien mengatakan sesak nafas sudah berkurang dan tidak lagi

merasakan sesak nafas seperti kemarin, pasien tampak nyaman, lebih

tenang ketika aktivitas, dan terpasang O2 nasal canul 3 liter per menit,

TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per menit, S:

36,5 º C, SPO2: 95%. Maka dari itu intervensi dapat dipertahankan

untuk kaji vital sign, edukasi tentang mengatur sudut posisi tidur 30

derajat pada pasien, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit

rendah garam.

Hasil evaluasi pada masalah nyeri akut sudah teratasi, pasien

mengatakan nyeri dada sebelah kiri sudah berkurang dengan skala

nyeri 1, pasien tampak tenang dan rileks, TD: 140/90 mmHg, RR: 23

kali per menit, HR: 80 kali per menit, S: 36,5 º C, SPO2: 95%. Maka

dari itu intervensi dapat dipertahankan untuk kaji vital sign, edukasi

pada pasien tindakan yang dapat diambil saat nyeri terasa, kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian analgetik.

Page 123: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

112

Hasil evaluasi pada masalah gangguan pola tidur sudah teratasi,

pasien mengatakan tidur malam cukup, tidur malam jam 9, tidur ±

selama 8 jam, mudah mengawali tidur dan tidak mudah terbangun lagi

karena sudah tidak merasakan sesak nafas dan bangun tidur merasa

lebih segar, pasien tampak lebih segar, tidak lesu, tidak menguap lagi,

dan skor kualitas tidur dari kualitas buruk (12) menjadi baik (5), TD:

140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per menit, S: 36,5 º

C, SPO2: 95%. Maka dari itu intervensi dapat dipertahankan untuk

kaji vital sign, edukasi pasien dan keluarga pasien untuk memberikan

sudut posisi 30 derajat jika sesak nafas kambuh, edukasi tentang

manfaat atau pentingnya meningkatkan kualitas tidur.

6. Analisa Tindakan Keperawatan

Berdasarkan hasil analisa pada Ny.S dengan STEMI Inferior

menunjukkan bahwa setelah diberikan sudut posisi tidur 30 derajat,

kualitas tidur Ny.S menunjukkan peningkatan. Dari sebelum diberikan

sudut posisi tidur 30 derajat, skor kualitas tidur pasien dengan

menggunakan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) pada

hari pertama Ny.S dengan STEMI Inferior yaitu dengan hasil skor

buruk (12) setelah diberikan sudut posisi tidur 30 derajat skor kualitas

tidur menjadi baik (5) pada hari ke tiga.

Page 124: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

113

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan STEMI Inferior, penulis akan memberikan usulan dan masukkan

yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain:

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Dr. Moewardi Surakarta

dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan

kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan pasien sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan

pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan

ketrampilan yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

jantung khususnya, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu

membantu dalam kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan

dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuahan

keperawatan.

Page 125: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

114

4. Bagi Pembaca

Diharapkan bisa memberikan tindakan pemberian sudut posisi

tidur 30º terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien Infark

Miokard Akut.

Page 126: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, M. 2014. Hubungan Antara Angka Leukosit Dengan Angka Kematian

Penderita Infark Miokard Akut Di RSUD Dr.Moewardi Pada Tahun 2012.

Diakses pada tanggal 27 November 2015

Awaludin, S & Utami SR. 2010. Modul Pelatihan Interpretasi EKG Sederhana.

Semarang: Universitas Diponegoro

Carpenito, L. J. 2002. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan) Edisi 8.

Jakarta: EGC

Choirul M Shodikin. 2013. Kuisioner PSQI. http://id.scribd.com/doc/127

552791/kuesioner-PSQI-doc. Diakses pada tanggal 23 November 2014.

Dewi, M.R, et al. 2014. Faktor-Faktor Dominan Sindrom Metabolik yang

Berhubungan Dengan Kejadian Akut Miokard Infark (AMI) di Ruang

Intensiv Cardiovaskuler Care Unit (ICVCU) RSUD Dr.Moewardi Tahun

2014. Diakses pada tanggal 29 November 2015

Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.

Yogyakarta: Gosyen Publishing

Harsanti, S.E. 2015. Pengalaman Keluarga Dalam Menghadapi Kejadian

Serangan Akut Miokard Infark (AMI) Pada Anggota Keluarga Di RSUD

Sragen. Diakses pada tanggal 28 November 2015

Haryati, D. S dan Triyanta. 2013. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan

Denyut Jantung Dilihat Dari Gambaran Ekg pada Pasien Infark Miokard

di Ruang ICVCU RSUD Dr.Moewardi Surakarta Tahun 2011. Diakses

pada tanggal 21 November 2015

Herdman T. Heather. 2012. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification.

Jakarta: EGC

ISO. 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT ISFI Penerbitan

Junaidi, iskandar. 2011. Stroke waspada ancamannya. Yogyakarta: Penerbit Andi

Kartikawati. 2011. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawatdarurat. Jakarta:

Salemba Medika

Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta. Nuha

Medika

Page 127: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung. Yogyakarta: Nuha Medika

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, &

Praktik. Jakarta : EGC

Melanie, R. 2012. Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur

dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung di Ruang Rawat Intensif

RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Diakses pada tanggal 23 November

2015

Muttaqin, arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Pernafasan. Jakarta: Salemba

Nurarif, H.A & Kusuma, H. 2013. NANDA (Nort American Nursing Diagnosis

Association) NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta: Media Action Publishing

Nurlaily, A.P. 2012. Nursing Care To Mr.J With Acute Myocardial Infarction

(AMI) In ICCU (Intensive Coronary Care Unit) General Region Hospital

Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Diakses pada tanggal 30 November 2015

Nursalam, M. Nurs. 2015. Panduan Penyusunan Studi Kasus. Nursalam-studi-

kasus-.pdf. diakses pada tanggal 1 juni 2016

Pebru, A. 2012. Nursing Care To Mr.J With Acute Myocardial Infarction (AMI)

In ICCU (Intensive Coronary Care Unit) General Region Hospital Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen. Diakses pada tanggal 29 November 2015

Philip, A.I & Jeremy, W.T.P. 2008. At a Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:

Erlangga

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2011). Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD

Dr. Moewardi

Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2012). Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD

Dr. Moewardi

Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2013). Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD

Dr. Moewardi

Rendi, M. C dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit

Dalam. Yogyakarta. Nuha Medika

Page 128: KTI MUHAMMAD HUDA NUR YAASINdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-muhammadhu... · bahwa infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya

Safitrie, A dan Ardani, M. H. 2013. Studi Komparatif Kualitas Tidur Perawat

Shift dan Non Shift di Unit Rawat Inap dan Unit Rawat Jalan. Diakses

pada tanggal 10 Desember 2015

Sieh Syeh. 2010. Patofisiologi IMA. http://www.scrib.com/doc/40006468/

Patofisiologi-IMA. Diakses pada tanggal 17 Desember 2015

Stillwell, S. B. 2011. Pedoman Keperawatan Kritis. Edisi 3. Jakarta: EGC

Sulistyowati, D. 2015. Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur dan

Status Kardiovaskuler pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA) di Ruang

ICVCU RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Diakses pada tanggal 18

November 2015

Suparmi, Y, dkk. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar

Manusia. Yogyakarta : PT Citra Aji Parama

Syifa, V. S. 2014. Posisi Semi Fowler 30 Derajat. Error! Hyperlink reference not

valid.. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015

Syaiful, Y. 2014. Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam Dan Distraksi Baca

Menurunkan Nyeri Pasca Operasi Pasien Fraktur Femur Journals of Ners

Community Vol 5 No 2. Diakses pada tanggal 9 Mei 2016

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba

Medika

Udjianti, Wajan Juni. 2013. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba

Medika

Wijaya, A.S dan Putri, Y. S. Keperawatan Medikal Bedah I (Keperawatan

Dewasa). Yogyakarta. Nuha Medika

Wilkinson, M.J. 2007. Nursing Dignosis Handbook with NIC Interquestions and

NOC Outcomes Edisi 7. Jakarta: EGC