kritik sosial dalam lagu merah dan kuning ...eprints.ums.ac.id/67750/1/naskah publikasi.pdfkritik...

15
KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING KARYA EFEK RUMAH KACA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ILHAM AKBAR MAULANA A310140037 PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING KARYA EFEK

RUMAH KACA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN

RELEVANSINYA DENGAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ILHAM AKBAR MAULANA

A310140037

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama
Page 3: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama
Page 4: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama
Page 5: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

1

KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING KARYA EFEK RUMAH

KACA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN BAHAN

AJAR SASTRA DI SMA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1)latar sosio-historis pengarang; (2)struktur

dalam lagu “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca; (3)kritik sosial dalam lagu

“Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca; (4)relevansi kritik sosial dalam lagu

“Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca pada pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini

meliputi kata-kata, frasa, klausa, dan kalimat serta wacana yang mengandung kritik sosial

pada lagu “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca. Sumber data dalam penelitian ini

adalah lagu “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca, artikel, jurnal. Teknik

pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik validasi

data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan metode dialektik. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini

adalah (1)Efek Rumah Kaca merupakan grup musik asal Jakarta yang mengangkat

permasalahan sosial dan politik yang ada di Indonesia; (2)struktur puisi pada lagu “Merah”

dan “Kuning” meliputi tema yang keseluruhan mengangkat permasalahan sosial-politik di

masyarakat. Pengimajian yang digunakan yaitu, penglihatan, pendengaran, gerak, dan

intelektual. Majas yang digunakan yaitu, personifikasi, hiperbola, ironi, metafora, tautologi,

retorik dan ironi. Amanat yang ingin disampaikan berisi tentang perilaku manusia dalam hal

kepemimpinan dan menerima perbedaan. Nada dan suasana yang timbul berupa suasana

sendu dan keresahan.; (3)kritik sosial dalam lagu “Merah” dan “Kuning” berupa masalah

kemanusiaan, keagamaan, dan masalah sosial-politik; (4)hasil penelitian ini layak digunakan

sebagai bahan ajar sastra di SMA pada Kompetensi Dasar 3.17 dan Kompetensi Dasar 3.8

untuk kelas peminatan dan sesuai dengan kriteria bahan ajar yaitu bahasa, psikologi, dan latar

budaya.

Kata kunci: sosiologi sastra, kritik sosial, bahan ajar sastra.

Abstract

This study aims to describe (1) the socio-historical setting of the author; (2) structures in the

song "Merah" and "Kuning" by the Greenhouse Effect; (3) social criticism in the song

"Merah" and "Kuning" by the Greenhouse Effect; (4) the relevance of social criticism in the

song "Merah" and "Kuning" by the Greenhouse Effect on literary learning in high school.

This study uses descriptive qualitative research methods. The data in this study include

words, phrases, clauses, and sentences and discourses that contain social criticism on the

song "Merah" and "Kuning" by the Greenhouse Effect. The sources of data in this study were

the songs "Merah" and "Kuning" by the Greenhouse Effect, articles, journals. Data

collection techniques used in this study are library techniques. Data validation techniques in

this study use data triangulation techniques. Data analysis techniques in this study use

dialectical methods. The results and discussion of this study are (1) the Greenhouse Effect is

a music group from Jakarta that raises social and political problems in Indonesia; (2) the

structure of poetry on the songs "Merah" and "Kuning" includes themes that all raise socio-

political problems in the community. The assessment used is vision, hearing, motion and

intellectual. Majas used are, personification, hyperbole, irony, metaphor, tautology, rhetoric

and irony. The mandate to be conveyed contains about human behavior in terms of

leadership and accepting differences. The tone and atmosphere that arises in the form of sad

and restless atmosphere; (3) social criticism in the song "Merah" and "Kuning" in the form

Page 6: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

2

of humanitarian, religious and socio-political issues; (4) the results of this study are suitable

to be used as literary teaching materials in high schools on Basic Competencies 3.17 and

Basic Competencies 3.8 for specialization classes and in accordance with the criteria of

teaching materials namely language, psychology, and cultural setting.

Keywords: literary sociology,social criticism,literary teaching materials.

1. PENDAHULUAN

Lagu saat ini menjadi salah satu media sastra yang banyak digemari orang. Dengan

menciptakan sebuah lagu, seseorang bisa mengekspresikan dirinya dan menggambarkan

keadaan yang ada disekitarnya. Sekarang ini, banyak pula grup-grup musik yang gemar

menciptakan sebuah lagu yang berdasar pada keadaan disekitarnya, hingga sebuah kritik dari

keadaan tersebut.

Salah satu grup musik yang menciptakan lagu-lagu tentang keadaan disekitar

pengarang adalah grup musik bernama Efek Rumah Kaca. Lagu digunakan sebagai media

sastra dalam mengungkapkan apa yang terjadi di kehidupan pengarang serta mengimplisitkan

makna seperti puisi. Banyak lagu-lagu dari grup musik ini yang menggambarkan tentang

keadaan di sekitarnya. Lagu berjudul merah dan kuning adalah lagu yang diciptakan oleh

Efek Rumah Kaca yang dimana isinya menguak tentang keadaan yang terjadi di Indonesia.

Kedua lagu tersebut berisi tentang kehidupan politik di Indonesia hingga masalah

keberagaman.

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman yang luas

dibandingkan negara-negara lainnya. Berbagai macam suku, ras, agama, kebudayaan, bahasa

menjadikan Indonesia sebagai negara yang kompleks akan keberagaman. Namun,

keberagaman yang ada di Indonesia sudah mulai memudar karena terkontaminasi oleh

budaya asing di era milenial sekarang ini. Permasalahan ini menjadi kompleks ketika

berbagai paham yang berbeda saling berseteru dan tak mengindahkan adanya cerminan

negara yang mengedepankan sikap toleransi dari keberagaman.

Permasalahan tersebut tertuang pula dalam lagu berjudul “Merah” dan “Kuning”.

Permasalahan politik yang terjadi sekarang ini hingga permasalahan keberagaman yang

semakin memudar. Permasalahan keberagaman yang ini memicu adanya kemuduran dalam

perkembangan bahasa, sastra dan budaya.

Karya sastra adalah suatu hasil karya seni baik lisan maupun tertulis yang –lazimya-

menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan memberikan gambaran tentang kehidupan

dengan segala kompleksitas, problema, dan keunikannya baik tentang cita-cita, keinginan dan

harapan, kekuasaan, pengabdian, makna dan tujuan hidup, perjuangan, eksistensi dan ambisi

Page 7: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

3

manusia, juga cinta, benci dan iri hati, tragedi dan kematian, serta hal-hal yang bersifat

transedental dalam kehidupan manusia, (Al-Ma’ruf 2017:3). Karya sastra memiliki beberapa

jenis, yakni puisi, prosa, dan drama. Salah satu karya sastra yang dipilih dalam penelitian ini

adalah puisi yang berupa lirik lagu. Puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan

perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan yang berirama (Pradopo,

2014: 7). .

Tujuan dari penelitian ini yakni (1) mendeskripsikan latar sosio-historis dari grup

musik Efek Rumah Kaca, (2) menjabarkan struktur lagu “Merah” dan “Kuning” karya Efek

Rumah Kaca, (3) mendeskripsikan kritik sosial dalam lirik lagu “Merah” dan “Kuning” karya

Efek Rumah Kaca dengan kajian sosiologi sastra, (4) mendeskripsikan relevansi lirik lagu

“Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca dalam pembelajaran sastra di SMA.

Puisi memiliki unsur-unsur yang membangun di dalamnya, menurut Richards (dalam

Al-Ma’ruf, 2017:38) bahwa unsur-unsur yang membangun sebuah puisi terdiri atas metode

dan hakikat, untuk menggantikan istilah bentuk dan isi puisi, atau struktur fisik dan struktur

batin puisi. Metode atau struktur fisik puisi terdiri atas bahasa figuratif (figurative language)

dan bunyi yang menghasilkan rima dan ritma(rhyme and rhytme). Adapun hakikat puisi atau

struktur batin yang terdiri atas tema (sense), amanat (intention), perasaan (feeling), nada

(tone).

Pada analisis struktural, unsur pembangun dibagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik. Sedangkan dalam struktur intrinsik, dibagi menjadi tiga, yaitu tema,

fakta cerita atau struktur faktual, dan sarana cerita.

Pendekatan sosiologis menganggap karya sastra sebagai milik masyarakat. Dasar

filosofis pendekatan sosiologis adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan

masyarakat. Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra

dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c)

pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d) hasil karya sastra itu

dimanfaatkan kembali oleh masyarakat (Ratna 2009:60).

Rene Wellek dan Austin Warren (2016:100) mengklasifikasikan sosiologi sastra

menjadi tiga, pertama adalah sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra.

Masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial,

status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di

luar karya sastra. Yang kedua adalah isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat

dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Yang terakhir

Page 8: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

4

adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Sejauh mana sastra ditentukan

atau tergantung dari latar sosial, perubahan dan perkembangan sosial.

Hudson (dalam Suyitno, 2009:4) mengungkapkan bahwa istilah kritik dalam artinya

yang tajam ialah penghakiman yang dilakukan oleh seorang kritikus. Kritikus adalah seorang

ahli yang memiliki kepandaian khusus untuk membedah karya sastra, memeriksa kebaikan-

kebaikan serta cacat-cacatnya, dan memberikan pendapatnya. Pada dasarnya, tujuan dari

kritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan

utama dari kritik adalah bagaimana seorang pembaca atau peneliti mengapresiasi sebuah

karya sastra dengan pandangan mereka sendiri, sehingga dapat diketahui seperti apa karya

sastra yang ditulis oleh pengarang/penyair.

Peter dan Sangeetha (2018:154), The term social criticism often refers to a mode of

criticism that locates the reasons for malicious conditions prevalent in a society considered

to be in flawed social structure. It examines the literature in the cultural, economic, and

social context in which literary pieces written or received. Social commentary is the act of

using rhetorical means to provide commentary on issues in a society. (Istilah kritik sosial

sering mengacu pada salah satu bentuk kritik yang menunjukkan alasan dalam kondisi

berbahaya yang lazim dalam masyarakat, dianggap termasuk struktur sosial yang cacat. Itu

membahas sastra dalam konteks budaya, ekonomi, dan sosial di mana karya sastra ditulis atau

diterima. Komentar sosial adalah bentuk penggunaan cara efektif untuk memberikan

komentar tentang isu-isu yang ada di masyarakat).

Jika ahli sosiologi sastra kendor, tidak melakukan penelitian ke arah sastra dan

kekuasaan, pemerintah seringkali tuli. Pemerintah tidak mau melek terhadap kritik sosial

sastra. Hal ini tentu tergantung kepiawaian sosiolog sastra, untuk membawakan karyanya

agar tetap memiliki nyali. Jika perspektif sosiologi sastra tersebut lengah, tidak berarti bahwa

sastra sedang kurang perhatiannya pada masyarakat. Sosiologi sastra justru ingin

menunjukkan keterkaitan erat di antara keduanya(Endraswara, 2012:174).

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan

pada penelitian ini berupa kata-kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana yang mengadung

kritik sosial. Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah dua lagu yang berjudul

“Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca yang mengandung kritik sosial. Sumber data

sekunder penelitian ini diambil dari artikel, video yang ada di internet dan jurnal.

Page 9: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

5

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka

yang menggunakan sumber-sumber tertulis yang terkait dengan data yang dibutuhkan.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode dialektik.

Inti metode dialektik adalah dalam analisis sastra, peneliti harus melakukan kajian

bolak-balik antara teks sastra dengan realitas di luar karya sastra secara berulang-ulang untuk

menemukan hubungan antara unsur-unsur dalm sastra dengan realitas di luar karya sastra.

Prinsip dasar metode dialektik ini adalah bahwa gagasan atau unsur-unsur dalam karya sastra

itu tidak terlepas dari realitas kehidupan sosial yang ada (Goldman dalam Al-Ma’ruf, 2016:

14).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan mengenai, latar sosio-historis pengarang, struktur puisi dari

lagu “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca, kritik sosial yang terdapat dalam lagu

“Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca, dan relevansi hasil penelitian sebagai bahan

ajar sastra di SMA.

3.1 Latar Sosio-historis Pengarang

Efek Rumah Kaca yang banyak dikenal oleh para pecinta musik indie merupakan salah satu

grup musik tanah air yang lagu-lagunya sangat digemari para kaum milenial. Grup musik

yang berasal dari Jakarta ini, terdiri dari empat anggota yang diantaranya, Cholil Mahmud

(vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal

latar). Grup musik ini dibentuk pada tahun 2001 dengan mengusung genre pop dalam setiap

musiknya.

Grup musik ini sukses membuat album pertamanya pada tahun 2007 yang kemudian

mendapat respon baik dari para penikmat musik di tanah air. Bukan hanya dari musiknya

yang enak didengar, bahkan mereka menyulap lirik-liriknya yang berisi kritik dan

menggambarkan keadaan yang ada di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku

dan sesuai dengan ketatabahasaan bahasa Indonesia mereka gunakan sebagai bentuk

kecintaan mereka dengan bahasa Indonesia. Mereka mengatakan bahwa musik adalah hidup

mereka. Semua yang terjadi dalam hidup mereka terlihat dalam musik. Mereka juga

digambarkan sebagai grup musik pop yang kental dengan pesan-pesan sosial dan politik

dalam lirik mereka. Pada tahun 2015, grup musik ini mengeluarkan album ketiga yang diberi

judul ‘Sinestesia’. Sinestesia seperti sebuah ‘ajakan’ dari ERK untuk mendalami lebih jauh

Page 10: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

6

dan luas sisi musikalitas mereka. Album ini berisi enam lagu yang diberi judul berdasarkan

enam warna yakni Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning.

Karya-karya yang dihasilkan oleh Efek Rumah Kaca berupa, efek rumah kaca

(Paviliun Record, 2007), kamar gelap (Aksara Record, 2008), Sinestesia (Jangan Marah

Record, 2015), Merdeka (Jangan Marah Record, 2016), Seperti Rahim Ibu (Masak Suara

Studio, 2018). Efek Rumah Kaca merupakan grup musik yang berasal dari Jakarta yang

sukses memperkenalkan kepada para pemuda dan penikmat musik tentang situasi sosial,

politik, kemanusiaan, lingkungan, dan semangat kebangsaan kepada para pendengarnya.

Menggugah kepedulian dan spirit baru untuk memahami apa yang terjadi pada bangsa ini.

mengajak generasi muda untuk bangun dan berbuat sesuatu untuk negara. Efek Rumah Kaca

merupakan salah satu grup musik yang memiliki ciri khas yang berupa, bernuansa religius,

mengungkapkan tentang kerusakan alam, menjunjung rasa kemanusiaan, dan bernuansa cinta

dan kasih sayang.

3.2 Struktur Puisi

3.2.1 Metode Puisi

Pada metode puisi adanya penggunaan diksi yang berupa denotatif dan konotatif. Lagu

berjudul “Merah” dan “Kuning” memiliki pengimajian (imagery) yang berupa imaji

penglihatan, pendengaran, gerak, intelektual. Bahasa figuratif yang digunakan pada lagu

“Merah” dan “Kuning” ini yaitu, personifikasi, hiperbola, ironi, metafora, tautologi, retorik,

dan ironi. Salah satu majas atau bahasa figuratif dalam lagu “Merah” dapat dilihat pada bait

berikut.

Bait ke-5

Aku akan menjadi karang dilautan mereka

Aku akan menjadi kanker dalam tubuh mereka

(Merah, 2015)

Pada bait tersebut dapat diketahui bahwa adanya penggunaan majas atau bahasa

figuratif hiperbola. Salah satu majas atau bahasa figuratif dalam lagu “Kuning” dapat dilihat

pada bait berikut.

Bait ke-5

Terjerembab demi akhirat

Akalnya lenyap, hati berkarat

Hati berkarat, cacat, pekat, karat

(Kuning, 2015)

Pada bait ke-5 di atas, dapat diketahui adanya penggunaan majas metafora pada kata

/hati berkarat/ yang tidak memiliki arti yang sebenarnya, tetapi mengungkapkan

perbandingan ataupun persamaan.

Page 11: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

7

Penggunaan rima dan ritma pada lagu berjudul “Merah” dan “Kuning” ini dapat

diketahui dengan adanya penggunaan aliterasi dan asonansi pada setiap baitnya.

3.2.2 Hakikat Puisi

Hakikat puisi ini memiliki beberapa unsur berupa tema, amanat, perasaan, nada dan suasana.

Tema pada lagu “Merah” dapat diketahui dengan menganalisis setiap bait pada liriknya.

Secara keseluruhan, tema pada lagu “Merah” ini berisi tentang kedaulatan rakyat. Pada lagu

“Kuning” mengangkat tema yang kental dengan religiusitas serta keberagaman. Amanat yang

dapat diketahui pada lagu berjudul “Merah” ini berisi tentang seorang pemimpin yang

seharusnya mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi. Pada lagu

“Kuning”, amanat yang dapat diambil berisi tentang menerima segala perbedaan yang ada

bagi setiap manusia untuk mendapatkan berkah dari Tuhan. Perasaan yang timbul dan dapat

diteliti pada lagu “Merah” dan “Kuning” ini berupa perasaan sedih, keresahan seseorang, dan

bernuansa sendu. Nada dan suasana yang dapat diketahui pada lagu “Merah” dan “Kuning”

ini yaitu nada yang menggebu dan sendu serta berisi tentang semangat seseorang

mempertahankan kedaulatan rakyat.

3.3 Kritik Sosial

Kritik sosial yang terdapat pada penelitian ini berupa kritik sosial tentang masalah

kemanusiaan, masalah keagamaan, masalah sosial-politik (politik dan kesenjangan sosial).

Masalah kemanusiaan dapat dilihat pada bait berikut.

Bait ke-6

Sampai kapan kau biarkan dia tak berperan

Ditelantarkan harapan, dia kesakitan

Terburai berantakan, tak karuan

Marah dimana-mana

(Merah, 2015)

Pada masalah keagamaan banyak dilihat pada lagu berjudul “Kuning”, berikut salah

satu bait yang mengandung kritik sosial tentang masalah keagamaan.

Bait ke-3

Manusia menafikan Tuhan

Melarang atas perbedaan

Persepsi belenggu tradisi

Jiwa yang keruh pun bersemi

Nihil maknanya

Hampa surganya

(Kuning, 2015)

Page 12: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

8

Kritik sosial selanjutnya tentang masalah sosial-politik, pada lagu “Merah” dan

“Kuning” ini ada dua masalah, yang pertama tentang masalah politik, kemudian yang kedua

tentang masalah kesenjangan sosial. Berikut akan dijelaskan tentang masalah politik yang ada

pada lagu “Merah”.

Bait ke-3

Dan kita dorong mereka

Badut jadi kepala

Politik terlalu kaotis

Dan kita teramat praktis

(Merah, 2015)

Pada bait di atas menunjukkan adanya permasalahan politik yang terjadi pada

pengarang. Permasalahan ini terjadi di Indonesia, dimana politik menjadi terkotak-kotak dan

membuat masyarakat yang mendukungnya saling berseteru. Dibalik megahnya politik,

pengarang mengungkapkan bahwa banyak calon pemimpin yang diungkapkan seperti badut.

Masalah sosial-politik yang selanjutnya adanya masalah yang berkenaan dengan

kesenjangan sosial. Berikut akan dipaparkan masalah kesenjangan sosial yang terdapat pada

lagu “Merah” dan “Kuning”.

Bait ke-9

Sampai kapan kau relakan dia kekeringan

Dihisap jiwa raganya, seluruh hidupnya

Marah dimana-mana

Lara dima-mana

(Merah, 2015)

Bait ke-3

Manusia menafikan Tuhan

Melarang atas perbedaan

Persepsi belenggu tradisi

Jiwa yang keruhpun bersemi

Nihil maknanya

Hampa surganya

(Kuning, 2015)

Kedua bait di atas menunjukkan adanya bentuk masalah kesenjangan sosial yang

terjadi pada masyarakat di Indonesia. Pada bait ke-9 lagu “Merah” diketahui adanya bentuk

masalah kesenjangan sosial antara orang yang berkuasa di sebuah negara dengan masyarakat

kecil yang dijadikan budak yang dapat diserap seluruh jiwa raganya demi kepentingan

pribadi. Pada bait ke-3 lagu “Kuning” di atas juga dapat diketahui adanya bentuk masalah

Page 13: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

9

kesenjangan sosial antara setiap orang yang menolak adanya perbedaan demi kepentingan

pribadi dirinya.

3.4 Relevansi

Dalam KI-KD Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Kompetensi Dasar 3.17 pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X, dijelaskan bahwa

siswa diharapkan mampu menganalisis unsur pembangun puisi. Pada Kompetensi Dasar 3.8

untuk kelas peminatan juga dijelaskan bahwa siswa diharapkan mampu menganalisis puisi

bertema sosial, budaya, dan kemanusiaan dengan memperhatikan struktur fisik (tipografi,

diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif, verifikasi: rima, ritma dan metrum) dan unsur

batin puisi (tema, feeling, nada, dan amanat).

Kesesuaian penelitian ini dengan bahan pengajaran sastra di SMA mengacu pada tiga

aspek yakni dari segi bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya (Rahmanto, 2004: 27-33).

Dilihat dari aspek bahasa, penelitian ini dapat dikatakan sesuai untuk digunakan sebagai

bahan pengajaran sastra, karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta

didik.

Pada aspek psikologi yang terdapat pada kedua lagu dalam penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai bahan pengajaran sastra, kedua lagu ini memiliki penekanan dalam kata-

katanya yang cukup mempengaruhi pembaca untuk masuk ke kehidupan pengarang dengan

terciptanya nuansa sendu, tegang, dan lain-lain. Aspek latar belakang budaya yang terdapat

pada penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan bahan pengajaran sastra karena kedua lagu

dalam penelitian ini menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan latar belakang budaya dari

grup musik Efek Rumah Kaca yang berasal dari Jakarta. Dengan latar belakang budaya yang

berasal dari Indonesia, membuat peserta didik mampu memahami setiap isi yang terdapat

pada kedua lagu dalam penelitian ini.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kritik Sosial dalam Lagu “Merah”

dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca, dapat diambil simpulan. Simpulan tersebut dapat

dipaparkan sebagai berikut.

Efek Rumah Kaca adalah grup musik yang berasal dari Jakarta. Grup musik ini terdiri

dari empat anggota yang diantaranya, Cholil Mahmud, Adrian Yunan Faisal, Akbar Bagus

Sudibyo, Airil Nur Abadiansyah. Grup musik ini mulai merintis karir dari tahun 2001 hingga

sekarang. Banyak karya yang diciptakan oleh grup musik ini, diantaranya album berjudul efek

rumah kaca, kamar gelap, sinestesia. Grup musik ini memiliki latar budaya yang kental

Page 14: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

10

dengan sosial budaya di Indonesia, salah satu cirinya dengan lagu-lagu yang mengedepankan

penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah kebahasaan dan juga

menggambarkan keadaan sosial yang ada di Indonesia.

Struktur yang terdapat pada lagu “Merah” adalah adanya penggunaan diksi (konotatif,

denotatif), pengimajian (penglihatan, gerak, Intelektual), bahasa figuratif (personifikasi,

hiperbola, ironi), rima dan ritma (aliterasi, asonansi), dan hakikat puisi yang berisi, tema,

amanat, perasaan, nada dan suasana. Pada lagu “Kuning” struktur yang dapat diketahui

adalah adanya penggunaan diksi (konotatif, denotatif), pengimajian ( penglihatan,

pendengaran, gerak), bahasa figuratif (metafora, tautologi, retorik, dan ironi), rima dan ritma

(aliterasi, asonansi), dan hakikat puisi yang berisi; tema, amanat, perasaan, nada dan suasana.

Kritik sosial dalam lagu berjudul “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah Kaca

disampaikan secara implisit dan eksplisit. Kritik sosial yang ada pada kedua lagu tersebut

adalah tentang, masalah kemanusiaan, keagamaan, sosial-politik (politik, kesenjangan sosial).

Relevansi kritik sosial dalam lagu berjudul “Merah” dan “Kuning” karya Efek Rumah

Kaca, dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMA kelas X baik umum maupun peminatan

sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD). Pada kelas X mata pelajaran umum, menggunakan

Kompetensi Dasar (KD) 3.17, siswa diharuskan menganalisis unsur pembangun dalam puisi.

Pada kelas X (peminatan), menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 3.8, siswa diharuskan

untuk menganalisis puisi bertema sosial, budaya, dan kemanusiaan dengan memperhatikan

struktur fisik (tipografi, diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif, verifikasi: rima, ritma, dan

metrum) dan struktur batin puisi (tema, feeling, nada, dan amanat).

DAFTAR PUSTAKA

Al- Ma’ruf, Ali Imron dan Farida Nugrahani. 2017. Pengkajian Sastra: Teori dan Aplikasi.

Surakarta: Djiwa Amarta Press.

Endraswara, Suwardi. 2012. Teori Pengkajian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta Press.

Nofal, Khalil Hasan. 2011. “Syntatic Aspect of Poetry: A Pragmatic Perspective.”

International Journal of Business and Social Science, halaman 47-63 Vol. 2 No. 16,

September 2011.

Peter, Christy dan Sangeetha, M. 2018. “Social Criticism in T.S. Eliot’s The

Wasteland”. Laguange in India Journal, halaman 154-160, Vol. 18:1, Januari 2018.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Page 15: KRITIK SOSIAL DALAM LAGU MERAH DAN KUNING ...eprints.ums.ac.id/67750/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfkritik adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra, tapi tujuan utama

11

Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: kajian puitika bahasa, sastra, dan budaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyitno. 2006. Kritik Sastra. Surakarta: UNS Press.

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.