kopkun corner edisi 27
DESCRIPTION
Buletin Bulanan Kopkun Corner diterbitkan oleh Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun), Purwokerto, Indonesia | www.kopkun.comTRANSCRIPT
Aktivis Mahasiswa
Akan Dampingi
Koperasi
1
Pilot Project Kop-kun Dampingi Usaha Anggota
2
Agenda Kedepan
& Studi Banding
3
Bangun Koperasi,
Mulailah dari
Kaderisasi
4
Organisasi Naluri
& Kantong Sosio-
Ekonomi
5
Law of Attraction 6
Edisi September 2013
Volume III, Issue 27
Aktivis Mahasiswa Akan Dampingi Koperasi
S edikitnya ada tiga organisasi yang
akan turut dampingi koperasi di
masyarakat. Organisasi itu seperti
HMI MPO, HMI Dipo dan FMN Kom.
FISIP Unsoed. Bekerjasama dengan Kop-
kun, mereka akan lakukan pendirian dan
pendampingan koperasi di desa-desa ter-
tentu.
Mendukung hal itu, Kopkun menyiapkan
kelas khusus untuk menyiapkan kapasitas
mereka. Paling tidak dalam waktu dua bulan ke depan (September-Oktober),
mereka akan dibekali 8-9 materi sesuai kebutuhan lapangan. Materi itu seperti
“Analisis Sosial-Ekonomi”, “Cara Pendirian Koperasi”, “Kelembagaan
Koperasi”, “Pembuatan Laporan Keuangan”, “Studi Kelayakan Usaha” dan
seterusnya.
“Ketika turun ke desa, pertanyaan sederhana yang kerap muncul adalah, bagaimana
cara mendirikan koperasi? Nah, paling tidak para aktivis ini harus bisa menjelaskan
detail caranya”, terang Firdaus Putra, Manajer Organisasi Kopkun.
Sebelumnya para aktivis sudah melakukan pertemuan sedikitnya tiga kali.
Dalam pertemuan-pertemuan itu didiskusikan gambar besar pembangunan
koperasi di masyarakat. Titik tekannya adalah, “Pembangunan koperasi di
masyarakat adalah praktik yang mewujud pada ruang dan waktu. Karenanya, teman-
teman harus punya kesabaran ekstra. Dibutuhkan waktu yang tidak sedikit”, sambung
Firdaus.
Ada dua target utama dalam program ini, pertama menyiapkan para ak-
tivis menjadi fasilitator pembangunan koperasi. Kedua, bilamana memung-
kinkan, mereka diharapkan juga menjadi manajer koperasi di masyarakat.
“Banyak koperasi sebenarnya potensial, hanya saja kurang dikelola dengan baik. Salah
satu masalahnya yakni kurangnya SDM cakap dan militan yang mau terjun dan bekerja
di sana”, ujar Herliana, SE. Ketua Kopkun.
Terkait dengan program ini, Ketua Kopkun mengatakan, “Kami sangat
bahagia dan appreciate atas kepedulian mereka. Sedikit mahasiswa yang mau terjun di
bidang ini padahal bisa menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat”.
Salah satu orientasi Kopkun ke depan adalah pembangunan kader baik
dari mahasiswa atau pemuda menjadi aktivis-aktivis koperasi. Hal ini yang
membuat Kopkun merasa perlu menyeriusi Kelas Manajer Koperasi. Kelas ini
bisa diikuti oleh mahasiswa atau para manajer koperasi yang ingin menyegar-
kan pemahaman mereka. []
Inside this issue:
Kopkun.com
Pojok Kopkun
Aktivis mahasiswa
dampingi koperasi?
Seperti apa ya?
Tahun ini Kopkun
mulai dampingi
usaha anggota, lho!
Apa saja agenda ke
depan Kopkun?
Bagaimana untuk
memulai memban-
gun koperasi?
Bagaimana law of
attraction bekerja?
Baca!
Materi pertama, Analisis Sosial-
Ekonomi, 6 September 2013
Kopkun Corner
S alah satu tujuan koperasi adalah menyejahterakan
anggotanya. Hal itu bisa melalui dua cara: men-
cerdaskan anggota dalam menggunakan uangnya dan
mencerdaskan anggota untuk meningkatkan penghasi-
lannya.
Dasar itulah yang membuat Kopkun melakukan
pendampingan usaha anggota. Dan tahun ini, Kopkun
membangun pilot project (program percontohan) den-
gan mendampingi usaha Sdri. Ariyanti Kartikasari.
Sebagai gambaran, usaha Sdri. Ariyanti berupa
kantin dengan menu nasi rames, mie instan dan seba-
gainya. Kantin yang berukuran 7 x 5,4 meter itu juga
melayani foto kopian dan rental komputer. Dengan
ukuran itu, kantin yang terletak di kampus FKIK-MM
Jl. Soeparno, Karangwangkal terlihat strategis.
“Saya merasa sumpeg. Dari dulu seperti ini saja. Saya
pingin benahi, tapi tidak ada teman diskusinya”, ungkap
Sdri. Ariyanti. Dari keinginan besar itulah kemudian
Kopkun menindaklanjuti dengan membentuk tim
khusus.
Ada beberapa hal yang dilakukan tim. Pertama,
tempat yang harus ditata ulang agar lebih terlihat long-
gar. Kedua, pengadaan barang khsusnya makanan
ringan dan alat tulis. Ketiga, peningkatan mutu laya-
nan yang terdiri dari beberapa aspek: kebersihan tem-
pat, kecepatan penyajian, kelengkapan produk dan
sebagainya.
Bedah kantin sendiri memakan waktu dua hari
sejak 31 Agustus lalu. Kantin ditata ulang sedemikian
rupa agar lebih menarik. Beberapa meja atau rak yang
tidak perlu, dikeluarkan. Kemudian tim juga menam-
bah wastafel untuk cuci tangan konsumen. Tak keting-
galan, kamar mandi dibuat laik konsumen dengan
memasang pintu.
Tambahan penting lainnya adalah penambahan
gondola sebanyak lima rak. Tiga rak yang akan diisi
penuh makanan ringan. Dan dua rak sisanya akan
penuh diisi alat tulis ke-
butuhan mahasiswa,
dosen dan karyawan.
Berbagai kebutuhan
infrastruktur itu sebelum-
nya dibicarakan dulu
dengan si pemilik. Per-
timbangannya pemilik
kantin tidak terbebani.
Dan saat ini proses
yang sedang berlangsung
adalah peningkatan mutu
layanan. Tim akan
menerjunkan Nanang
Sumarna, Fasilitator,
yang bertugas memberi
masukan-masukan
kepada pemilik.
“Saya pikir program
konkret seperti ini bisa diper-
luas ke yang lain”, ujar
Ahmad Taqiyudin, Pen-
gawas Kopkun, saat
meninjau lokasi . []
Pilot Project Kopkun Dampingi Usaha Anggota
Page 2 Kopkun Corner Volume 3 , I s sue 27
“Saya merasa sumpeg. Dari dulu
seperti ini saja. Saya pingin benahi,
tapi tidak ada teman diskusinya”
Ahmad Taqiyudin, anggota Badan Pengawas Kopkun meninjau lokasi pendampingan usaha anggota.
Karyawan kantin sedang membantu
menata barang di rak.
Page 3 Kopkun Corner Volume 3 , I s sue 27
Agenda Kedepan
Seminar untuk Mahasiswa Baru 2013 | Kiprah Generasi 2.0, Apa dan Bagaimana?
Hari/tanggal: Sabtu, 21 September 2013 | Tempat: Aula FISIP Unsoed | HTM: Rp. 10.000
Fasilitas: Makalah, Snack, Doorprize | Registrasi: Kopkun Swalayan 2 Lt. 2 Karangwangkal
Kelas Khusus untuk Fasilitator Koperasi
Tempat: Kopkun Swalayan Lt. 2 Karangwangkal | Registrasi: Nurrohmat (085842342403)
Syarat: Berorganisasi dan punya komitmen untuk membangun koperasi
Studi Banding dari Migran Institute
Kunjungan dari Migran Institute, Jakarta pada 28 Agustus 2013 diterima oleh Ketua Kopkun,
Manajer Organisasi dan Supervisor Kopkun Swalayan 2. Kunjungan bermaksud mengetahui pola
pengembangan koperasi konsumsi di masyarakat.
AKAN SEGERA DIBUKA!
Kelas-kelas Pelatihan Kopkun:
Kelas Menulis, Kelas Entrepreneur, Kelas Desain Grafis
Page 4 Kopkun Corner Volume 3 , I s sue 27
Bangun Koperasi, Mulailah dari Kaderisasi
D itemani singkong goreng dan kopi hitam,
bertempat di Pangkalan Akses Komunitas
Desa Melung diskusi itu dilaksanakan pada 4 Sep-
tember 2013 lalu. Budi Ragiel, aktivis Gerakan Desa
Membangun (GDM) mulai membuka obrolan den-
gan cerita perkembangan GDM saat ini.
“Saat ini GDM masih berkonsentrasi pada pemban-
gunan IT untuk administrasi desa. Nah, yang belum
dikembangkan adalah content-content sosio-ekonmi buat
masyarakat. Dan saya pikir teman-teman bisa ikut sum-
bang saran”, terangnya.
Kail itu kemudian disambut panjang-lebar oleh
Suroto, Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi
Strategis (AKSES) Indonesia. Ia menuturkan, “Kita
bisa memulainya dari hal yang sederhana, misalnya kebutu-
han domestik masyarakat seperti beras dan sembako lain-
nya. Kebutuhan itu bisa dikelompokkan dan diorganisasi-
kan melalui koperasi”.
Lalu Pak Gino, aktivis GDM, menambah,
“Sebenarnya kita sudah punya beberapa data potensi desa.
Seperti misalnya sayur organik, kopi dan sebagainya”.
“Saya pikir itu sudah bagus sekali. Jadi kita bisa memu-
lainya dengan analisis sosial-ekonomi desa”, sambung
Lukas Arimurti dari AKSES Indonesia.
Diskusi siang hari itu juga diikuti oleh Lurah
Melung, Bapak Khoerudin, Firdaus Putra, Manajer
Organisasi Kopkun dan Mas Heri, Manajer CU
Cikalmas. Dan nampaknya gayung bersambut den-
gan hangatnya sambutan Pak Budi Ragiel dan Pak
Lurah Melung.“Jadi goal-nya apa dari pertemuan kita
siang ini?”, tanya Pak Budi.
“Kita bisa memulai dengan membangun kader yang
akan mengawal pembangunan koperasi di Melung ini.
Pembangunan koperasi butuh waktu yang lama. Karenanya
harus ada kader-kader yang siap mengawal”, jawab Su-
roto. Jumlah kader bila ada 20-30 orang yang jika
memungkinkan dari pemuda. Tapi tetap ada
orang tua juga untuk
mengawal spiritnya. Soal
komitmen, orang tua dan
anak muda bisa sama-
sama kuatnya. Namun
soal kecepatan dan en-
ergi, anak muda bisa
diandalkan.
Tahap selanjutnya
setelah melakukan kader-
isasi itu, kita perlu
menyusun Rencana
Strategis (Renstra). Dari
Renstra itulah dapat kita
identifikasi koperasi apa
yang realistis bisa didiri-
kan di Melung sebagai
pilot project.
Baru kemudian kita
dapat kembangkan pilot
project itu ke sektor lain,
misalnya koperasi kredit,
koperasi konsumsi,
koperasi produksi atau
lainnya. Juga bisa dikem-
bangkan ke desa lain.
Setelah tiga jam
berdiskusi, akhirnya
disepakati untuk menye-
lenggarakan kaderisasi di
Desa Melung yang ke-
mungkinan diadakan
akhir Oktober atau awal
November mendatang.
Mari kita tunggu dan
semoga berlangsung
sesuai rencana. []
“Kita bisa memulai dengan
membangun kader yang akan
mengawal pembangunan
koperasi di Melung”
Tahap pembangunan koperasi di Desa Melung, hasil diskusi pada
4 September 2013.
Page 5 Kopkun Corner Volume 3 I s sue 27
“Fundamentalisme pasar alias
neoliberalisme punya “cacat yang
serius”. Cacat itu berupa kerakusan dalam akumulasi
modal”.
Organisasi Naluri & Kantong Sosio-Ekonomi
B agaimana aktivis bicara filsafat? Itulah yang
dilakukan Lukas Arimurti, Pengurus AKSES
Indonesia yang sedang bertandang di Kopkun.
Diskusi yang dilaksanakan 4 September 2013 lalu
itu mengangkat tema Menggagas Agenda Pemberdayaan
Sosio-Ekonomi di Masyarakat. Dan sebelum memasuki
poin itu, Mas Lukas, demikian akrab disapa, mem-
bawa peserta ke telisik filosofis.
Dalam papernya, ia mengatakan, “John Kenneth
Galbraith, seorang ekonom bilang “Kaum Konservatif modern
hanya membungkus rapi salah satu upaya paling tua dalam
filsafat moral, yaitu mencari-cari pembenaran moral yang
kedengarannya lebih terhormat bagi naluri kepentingan diri
yang sempit”.
Ada tiga naluri gelap yang menurutnya selalu ada
di diri manusia: nafsu kekuasaan, harta dan seksual.
Dan katanya, berbagai teori lahir untuk
menyelesaikan masalah itu. Dia mulai telisiknya sejak
zaman Plato, Machiavelli (1469-1597), Thomas
Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan
Montesquieu (1688-1755).
Lalu menyambung paparannya ke zaman Adam
Smith (1723-1790). Lukas mencatat, “Smith
meneruskan pencarian siasat „adudomba naluri‟ untuk
membentuk tatanan sosial yang lebih baik. Dalam bukunya,
berakarlah paham „pencarian laba merupakan kepentingan
diri yang tenang‟ dan tercerahkan (calm and enlightened self
interest). Melalui evolusi itu pula, istilah „kepentingan diri‟
menjadi konsep keramat dalam Ilmu Ekonomi Modern”.
Mulailah Lukas bicara panjang-lebar soal
fundamentalisme pasar. Logika pasar yang menguasai
segala sisi kehidupan, yang membuat hidup tak lagi
beradab, justru makin biadab. Sembari menunjukkan
berbagai kasus di dunia, Lukas memperlihatkan
bahwa fundamentalisme pasar alias neoliberalisme
punya “cacat yang serius”. Cacat itu berupa
kerakusan dalam akumulasi modal.
Dan pemainnya
adalah para baron
keuangan global, ujar
Lukas. “Mereka adalah
para baron keuangan dan
perusahaan-perusahaan multi
dan trans-nasional terkait.
Mengapa mereka ini mampu
meluluhlantakkan
kehidupan orang-orang
biasa? Karena mereka ingin
membentuk kegiatan
ekonomi dunia dan segala
kegiatan lainnya sebagai
„mekanika yang digerakkan
oleh harga‟ (price
mechanism)”.
Di bagian akhir
Lukas bertanya secara
retorik, “Adakah
alternatif?”
“Alternatif itu dengan
menciptakan kantong-
kantong mekanisme proses
sosio ekonomi lain, yang
tidak sepenuhnya ditentukan
oleh mekanika sosio ekonomi
global. Penciptaan kantong-
kantong mekanisme sosio
ekonomi alternatif tersebut
menjadi satu-satunya siasat
kolektif untuk bertahan
dalam frekuensi krisis sosio
ekonomi global saat ini”,
tutupnya. Kemudian
dilanjut dengan sesi
tanya-jawab peserta. []
Lukas Fajar Arimurti, adalah murid Harry B. Priyono. Lulusan STF Driyarkara adalah Pengurus AKSES Indonesia, lembaga think
tank sosio-ekonomi di Indonesia.
B anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota
Kopkun? Edisi kali ini akan kami beberkan mu-
dahnya menjadi anggota: 1. Mengisi formulir pen-
daftaran 2. Mengikuti Pengenalan Dasar (wajib)
3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar
Simpanan Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp.
10.000. Kelengkapan yang perlu disiapkan: foto kopi
KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar.
Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon
untuk produk tertentu di Kopkun Swalayan 2. Diskon
20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entrepreneur
Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan
manajerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau
fasilitator 5. Kemanfaatan dalam bentuk sosial-budaya
lainnya. Lebih lengkapnya datang langsung ke Kop-
kun Lt.2. Kami tunggu ya!
Jadi Anggota & Manfaatnya
S aya ingat sekali apa kata Goethe, seorang filsuf-
sastrawan Jerman, “Apa saja yang bisa Anda lakukan,
atau impian yang bisa Anda kerjakan, mulailah kerjakan. Di
dalam keberanian terdapat kecerdasan, kekuatan dan keajaiban
yang mendatangkan energi, dukungan dari berbagai penjuru”.
Saya merasakan hukum itu bekerja. Saya buktikan
ucapan Goethe itu dalam beberapa momen aktivitas yang
saya geluti saat ini. Saya termasuk orang yang antusias
pada gagasan atau ide-ide tertentu. Dan saat ide itu
datang, saya tak akan ambil pusing untuk secepatnya
mewujudkannya.
Antusiasme saya kadang diterjemahkan sebagian
orang sebagai sikap yang meledak-ledak. Mungkin betul.
Tapi poin saya bahwa sebuah gagasan/ ide tak perlu
menunggu sempurna agar bisa diwujudkan. Kesempur-
naan ide itu akan mengikuti dalam proses perwujudannya.
Dan, seperti kata Goethe, butuh keberanian untuk
memulainya. Saat tombol start itu kita tekan, akan banyak
keajaiban-keajaiban terjadi. Misalnya, tiba-tiba kita
bertemu orang dengan ide yang sama. Atau tiba-tiba
banyak pihak menerima dan mendukung ide itu. Dan
tentu saja, jadilah ide itu menggelinding dan membesar
bak bola salju.
Selain filsuf Jerman itu, novelis Paulo Coelho
(Brazil), juga punya pandangan sama. Dalam novelnya,
The Alchemist ia menulis, “And, when you want something, all
the universe conspires in helping you to achieve it”. Katanya, jika
kita menghendaki sesuatu,
maka alam semesta akan
membantu kita menca-
painya.
Saya mengira banyak
orang pernah merasakan
momen-momen seperti
itu. Momen dimana orang
Jawa bilang, “Tumbu
ketemu tutup”. Dan seorang
Muslim dengan rendah
hati akan mengatakannya
sebagai bi idznillah, kelawan
kersane Gusti Allah.
Ada juga penulis non-
fiksi, Byrne, menggambar-
kan hal-ihwal tadi sebagai
hukum tarik-menarik.
Disertai data riset, dia
bilang bahwa alam seme-
sta akan merespon segala
sesuatu yang kita pikirkan.
Itu artinya, makin kuat
pikiran kita, makin mung-
kin hal itu terwujud. Dan
ingat, jangan lupa tekanlah
tombol start-nya! []
Law of Attraction
Oleh: Firdaus Putra, S.Sos.
(Manajer Organisasi Kopkun)
Sekretariat:
Kopkun 2 Lt. 2 Jl. Soeparno No. 2
Karangwangkal, Purwokerto Utara
P: (0281) 638650 | W: www.kopkun.com
Redaksi Kopkun Corner
Penanggungjawab: Ketua Kopkun
Redaktur Pelaksana: Firdaus Putra
Reporter: Dwi, Nurul, Nalora
Layouter: Ghani, Maya
Distribusi: Asad, Faiz, Anis, Hadi, Karto, Triono
Untuk pengguna Ipad dan Android,
sila pindai barcode ini!
Katanya, otak kita memancar-kan gelombang mikro ke
seluruh penjuru semesta saat memikirkan sesuatu.
FB: Kopkun Dua & Kopkun Unsoed Full