konsep sentralisasi obat

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar jangkauan masyakat, utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merek obat paten bagi etiap pasien. Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang cukup tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya juga mampu menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidaklah terkontrol dengan baik. Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah satu peran perawat; perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan. Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan peran perawat harus “diserahkan” pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk Manajemen Keperawatan Page 1

Upload: iim-aja

Post on 15-Sep-2015

1.315 views

Category:

Documents


194 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangDewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar jangkauan masyakat, utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merek obat paten bagi etiap pasien. Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang cukup tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya juga mampu menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidaklah terkontrol dengan baik.Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah satu peran perawat; perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan peran perawat harus diserahkan pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk didalamnya adalah penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah peningkatan mutu pelayanan dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga dalam menciptakan suatu bentuk pendelegasian peran dari perawat kepada keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalkan.

1.2 TujuanTujuan umum :1. Meningkatkan mutu kepada klien,terutama dalam pemberian obat2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun moral3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efiienTujuan khusus :1. Menyeragamkan pengelolaan obat2. Mengamankan obat-obat yang dikelolah3. Mengutamakan ketepatan pemberian obat dengan tepat; dosis; waktu;cara

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KONSEP SENTRALISASI OBATA. DefinisiSentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir.

B. Tujuan Sentralisasi ObatTujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasikan:1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.1. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek.1. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba.1. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.1. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.1. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.1. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).

C. Teknik Pengolahan Obat (sentralisasi)Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. 3. Penerimaan obat:a. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan kepada depo farmasi.b. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis sehari (ODD) dalam kemasan 1 kali pemberian (UDD).c. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah (sediaan) dalam format pemberian obat dan meminta tanda tangan petugas farmasi.d. Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.e. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat tersebut akan habis (Nursalam, 2011).4. Pembagian obat:a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.c. Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).

e. Penambahan obat baru Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002).5. Obat khusus a. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar.b. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian obat khususc. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga yaitu nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping obat.

D. Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2011)

PPResepDokterPASIEN/ KELUARGAFARMASI/APOTIKPENERIMAAN, PENDISTRIBUSIAN, PENYIMPANAN OLEH PERAWATPASIEN / KELUARGAOBAT HABIS

Pendekatan perawatSurat persetujuan sentralisasi obat

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PETUGAS FARMASI

Lembar serah terima obat,buku serah terima obat

Keterangan : : Garis Komando -- - > : Garis Koordinasi

Bagan : 2.1. Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

E. Pengorganisasian Peran1) KARU1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.1. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.1. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.2) PP1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.1. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.1. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.1. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA.3) PA1. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.1. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.1. Melaksanakan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung jawab.1. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.4) Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat 1. Lemari/kotak sentralisasi obat. 1. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat.

Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini:1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding.3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.6) Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahon, 1999).

Mendidik Pasien Tentang ObatKadang-kadang pasien meminum obat degan carayang salah,baik dengan mengurangi dosis agar pengobatannya lebih lama atau menembahnya dengan harapan akan lebih cepat sembuh. Mereka minum obat pada waktu yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien yang mendapat pengobatan jangka panjang sering berhenti meminum obatnya terlalu dini. Hal ini tejadi karena pasien tidak mengerti akan kerja obat dalam tubuh. Akibatnya, mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat terbuang percuma.Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada pasien bagaimana cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara sederhana mengapa obat-obat tertentu harus diminum dengan cara tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar bahwa: Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat dipakai pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain. Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah untuk memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien. Dosis untuk anak-anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa. Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang diinginkan dalam tubuh tercapai. Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien dapat kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada sebelumnya. Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.

2.2. PENGELOLAAN OBAT KONTROL TIDAK PENUH (DESENTRALISASI)Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga / pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari perawat .A. Penerimaan dan Pencatatan Obat1. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat.1. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat.1. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga/pasien.1. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang: rute pemberian obat, waktu pemberian obat, tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin timbul.1. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga/pasien; pasien/keluarga mendatangi lembar penyuluhan.B. Pemberian Obat1. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan pengecekan obat tiap hari (pagi) untuk menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis.2. Obat yang hilang/berkurang/jumlah klarifikasi tidak sesuai dengan perhitungan; diklasifikasikan pada keluarga/pasien.C. Penambahan Obat1. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam buku masuk obat.2. Bila terdapat obat jenis baru, maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien. D. Obat Khusus1. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat primer2. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat

Mempersiapkan Daftar Obat StandarSifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian akibatnya, daftar standar seringkali ketinggalan jaman atau tidak adekuat lagi daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini:A. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang sebelumnya merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan B. Terdapat obat-obat baru C. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah.

Menghitung Keperluan ObatMemesan obat lebih dari pada yang diperlukan mengakibatkan pemborosan,karena sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu penggunaanya memesan obat kurang dari pada yang diperlukan akan mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit karena tidak dapat diobati. Oleh karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap berapajumlah setiap obat yang diperlukan.Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya dipusat kesehatan atau dengan perhitungan.

Rumus untuk menghitung Dosis rata-rata = jumlah pasien yang biasanya diobati dengan obat itu Pemberian obat X diantara selang waktu pembeli

Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-turut , biasanya tiga atau enem bulan jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.

Mempersiapkan Obat untuk Bagian Rawat Jalan Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat dipersiapkan dengan cara mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat sebelum klinik atau bagian rawat jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa keuntungan:A. Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.B. Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat dihindari.C. Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari .D. Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil .E. Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .

Bagaimana Mempersiapkan Kemasan ObatTatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat :1. Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan .2. Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-4 tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa 3. Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat memahaminya dengan mudah misalnya ; DewasaMinumlah SATU tablet tiga kali sehari :Satu pada saat bangun tidur Satu pada tengah hari Satu pada saat sebelum tidur Dan teruskan pengobatan untuk.hari.4. Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .5. Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop .

2.3 PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri, orang tua, dll2) Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai data pasien yang bersangkutan.3) Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT ORAL DAN OBAT SUNTIK1) Pengisian nama pasien, no.reg, umur, ruangan.2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama dokter yang merawat.3) Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu juga pada kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.4) Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif, jam berapa obat diberikan beserta paraf perawat.5) Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi, siang, dan malam, yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT 1) Pengisian nama pasien, umur, no.reg, ruangan.2) Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.3) Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang diterima 4) Kolom tanda tangan/nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga/pasien atau perawat pada sasat pasien pulang.5) Kolom tandatangan/nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau keluarga yang menerima.6) Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima obat.Lampiran: surat persetujuan sentralisasi obatSURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah iniNama:Umur:Jenis kelamin:Alamat:Untuk: ( ) diri sendiri( ) istri( ) suami ( ) anak( ) orang tua( ) lainnyaNama pasien:Umur:Jenis kelamin:Alamat:Ruang:No reg:

Menyatakan (setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur atau dikoordinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang di berikan dokterSentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu Obat dari apotek diserahkan pada perawat Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah terima dan di tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang menerima Obat akan di simpan di kantor perawatan Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien atau keluargaDengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang di buat dan tidak akan melakukan penututan atau gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.Demikian persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagai mana mestinya.Surabaya..2010Perawat yang menerangkan Yang menyetujui

() (.)Saksi 1:.......(..)Saksi 2:..(.) NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan *)

LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBATNama pasien:ruangan:Umur:no reg:tglNoNama obatdosisKeterangan(terima/serahkan)Tanda tangan/ nama terang yang diserahkanketerangan

Tabel 2.2. Daftar Pemberian ObatNama Klien: No. Bed :Umur : No. RM :Ruang/Kelas:Dx. Medis :

Nama obat

Dosis

Rute Tgl.Ket

Terima(jumlah)

Pemberian JamParaf JamParafJamParafJamParafJamParaf

PKPKPKPKPK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sisa

Nama obat

Dosis

Rute Tgl.

Terima (jumlah)

Pemberian JamParaf JamParaf JamParaf JamParaf JamParaf

PKPKPKPKPK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sisa

Nama obat

Dosis

Rute Tgl.

Terima (jumlah)

Pemberian JamParaf JamParaf JamParaf JamParaf JamParaf

PKPKPKPKPK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sisa

Keterangan :P : PerawatK : Keluarga / Klien

Tabel 2.3. Pelaksanaan Kegiatan Sentralisasi Obat TahapKegiatanWaktuTempatPelaksana

Persiapan1. KARU memberitahu PP bahwa ada pasien baru yang belum diberikan penjelasan tentang sentralisasi obat.1. PP meminta bantuan PA untuk menyiapkan kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk sentralisasi obat 1. KARU menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan dokumen yang telah disiapkan.1. PP menyebutkan hal-hal yang telah disiapkan.10 menitNums room

Nurse station

Nums room

Nums roomKaru

PP & PA

Karu

PP & PA

Pelaksanaan1. Karu membuka acara untuk sentralisasi obat1. PP menyampaikan tentang sentralisasi obat kepada pasien dan keluarga:1. Tujuan dan manfaat dilaksanakan sentralisasi obat1. Cara pengelolaan obat : cara penyimpanan dan pemberian obat.1. Cara mengelola jika ada obat habis dan obat baru.1. Memberikan format persetujuan sentralisasi obat. 1. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya1. PP meminta pasien / keluarga untuk mengisi surat persetujuan sentralisasi obat1. PP menandatangani surat persetujuan sentralisasi obat beserta petugas farmasi.1. PP mengisi format serah terima obat dari pasien ke perawat.1. PA menyimpan obat yang telah diterima di kotak obat1. Keluarga menandatangani surat serah terima obat beserta PP1. PA melaporkan pada PP bahwa obat sudah disimpan di kotak obat30 menitBed pasienBed pasien

Bed pasienBed pasien

Bed pasienBed pasienBed pasienNurse StationBed pasienNurse StationKaruPP & PA

PPPP & Keluarga PasienPPPP &Petugas farmasiPPPAPP &Keluarga PasienPA & PP

Penutup1. Perawat melaporkan kepada karu bahwa sentralisasi sudah dilakukan1. Karu memeriksa kelengkapan dokumentasi5 menitNUMs room

NUMs roomPP

Karu

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer edisi 2. Jakarta: EGCNursalam.2007. Managament Keperawatan Amplikasi dalam praktek keperawatan Profesional Ed 2. Jakarta: Salemba MedikaNursalam. 2002.Managament keperawatan Ed 1. Jakarta : Salemba MedikaNursalam. 2008. Managament Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba MedikaManajemen KeperawatanPage 9