konsep mati

24
KONSEP MATI TUTORIAL A2

Upload: niko-nofian-nugroho

Post on 29-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

konsep manusia telah dikatakan meninngal

TRANSCRIPT

Konsep Mati

Konsep MatiTUTORIAL A2Di SUSUN OLEH

Disusun oleh : Tutorial A2111 0211 199Antonius Rohidi111 0211 139Mochammad Auzan 111 0211 189Siti Arah121 0211 002 Yazida Respati121 0211 060Norman Prabowo121 0211 076Wahyu Aprianto121 0211 082Maya Sari Lanita121 0211 139Shibghy Syahida121 0211 147 Diary Arina Q.121 0211 186Sarah Jihan D.121 0211 206Qonita Aizati

Definisi kematianEmpat pendekatan untuk mendefinisikan kematian menurut Robert M. Veatch : berkaitan dengan jantung dan paru : napas dan darah merupakan bahan yang menandakan kehidupan bila pernapasan dan aliran darah tidak terjadi lagi kematianberkenaan dengan pemisahan tubuh dan jiwa : Manusia sebagai kesatuan tubuh dengan jiwa. Terputusnya kesatuan tubuh dengan jiwa kematian kematian otak : khususnya pada pasien koma ireversibel ; tidak sanggup menerima rangsangan dari luar dan tidak ada reaksi atas rangsangan, tidak ada gerak spontan atau pernapasan, tidak ada refleks; dan situasi ini diteguhkan oleh electroencephalogram (EEG)kematian neocortex : khususnya pada pasien koma ireversibel. Neocortex merupakan prasyarat biologis bagi kesadaran dan kesadaran diri

Konsep Mati dipandang secara Kedokteran Jenis-jenis dari kematian menurut kedokteran yaitu :Mati Somatis/Mati Klinis/SistematisAdalah terhentinya ketiga sistem penunjang tubuh (sistem pernafasan, sistem kardiovaskular, dan sistem susunan saraf pusat) secara permanen. Bentuk klinisnya berupa tidak didapatkan refleks-refleks, denyut jantung, gerak nafas.

Mati Seluler/Mati MolekulerAdalah berhentinya aktivitas sistem jaringan, sel, dan molekuler tubuh, sehingga terjadi kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Contohnya seperti pada susunan saraf yang akan mati atau terhenti aktivitasnya dalam 4 menit, otot akan mengalami mati seluler setelah 4 jam, dll.

Mati SuriAdalah terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang didapat dari hasil penggunaan alat kedokteran sederhana. Dan ketika kita menggunakan alat kedokteran yang jauh lebih canggih, ketiga sistem penunjang kehidupan tersebut masih terlihat aktivitasnya. Biasanya terjadi pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik, dan tenggelam.

Mati SerebralAdalah kerusakan kedua hemisfer otak yang permanen kecuali batang otak dan serebelum (otak kecil), sedangkan sistem-sistem penunjang lainnya masih berfungsi dengan bantuan alat.Mati Otak atau Mati Batang OtakBila terjadi kerusakan seluruh neural termasuk batang otak dan serebelum dan bersifat permanen. Orang dengan kondisi ini dapat dikatakan mati total dan semua alat bantu untuk penunjang kehidupannya bisa dicabut.

Konsep Mati dipandang secara Aspek Etik

Konsep Mati dipandang dari sudut beneficenceSeorang dokter harus berusaha semaksimal mungkin untuk menolong pasien dalam kesembuhan penyakitnya dan melindungi serta mempertahankan hak pasienJika kematian tetap terjadi, seorang dokter harus tetap melindungi dan mempertahankan hak pasienVisum dibuat dengan teliti dan mudah dipahamivisum haruslah objektif tanpa pengaruh dari pihak lain. Hal ini dilakukan senantiasa untuk kepentingan pasien.

Konsep Mati dipandang dari sudut maleficientseorang dokter berkewajiban tidak mencelakakan orang lain.Tindakan euthanasia harus dicegah agar tidak mencelakakan pasien. Apabila pasien mengalami kematian, seorang dokter harus tetap berkewajiban untuk tidak mencelakakan mayat dari pasien tersebut, seperti mendonorkan organ pasien tanpa sepengetahuan pihak keluarga.

Konsep Mati dipandang dari sudut autonomypersoalan euthanasia berhubungan erat dengan pandangan autonomi dan kebebasan manusia di mana manusia ingin menguasai dirinya sendiri secara penuh sehingga dapat menentukan sendiri kapan dan bagaimana ia akan mati (hak untuk mati)

Konsep Mati dipandang dari sudut justiceKehidupan adalah hak asasi individu , yang tak boleh di ganggu gugat oleh siapapun, sama hal nya kematianBila seorang pasien manginginkan euthanasia untuk mengakhiri hidup , sikap sebagai dokter harus memberikan dukungan semangat baik secara agama ataupun motivasi sembuhKonsep Mati dipandang secara HukumMenurut PP no.18/1981 pasal 1g menyebutkan bahwa: Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang, bahwa fungsi otak, pernapasan, & atau denyut jantung seseorang telah berhenti.Menurut pernyataan IDI 1988, seseorang dinyatakan mati bila: fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau telah terbukti terjadi mati batang otak. Secara klasis dokter menyatakan mati berdasarkan butir a tersebut dan ini dapat dilakukan di mana saja, di dalam atau di luar rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1998, mati didefinisikan berhentinya darah mengalir. Berhentinya darah mengalir ini berarti jantung dan paru-paru berhenti bekerja. Jantung berhenti berdenyut, berarti darah tidak dapat mengalir keseluruh tubuh, yang berakibat semua fungsi tubuh berhenti total karena tidak ada aliran darah. Namun demikian, dengan berkembangnya ilmu kedokteran, tampaknya konsep ini sudah tidak dapat digunakan lagi, karena dengan teknologi resusitasi (nafas buatan) telah memungkinkan jantung dan paru-paru yang terhenti dapat berdenyut kembali.

Menurut UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, Pasal 117, seseorang dikatakan mati apabila fungsi sistem jantung, sirkulasi, dan sistem pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.

Konsep Mati dipandang secara Budaya IndonesiaBudaya JawaDari sini dapat dilihat bahwa baik dalam kepercayaan Islam maupun Jawa mempunyai pandangan yang sama,akan tetapi terkait dengan kepercayaan orang jawa yang memandang bahwa roh-roh atau dhanyang-dhanyang itu menjaga dan mengawasi seluruh masyarakat desa serta memberikan perlindungan sehingga perlu diadakan upacara pemujaan dan pemberian sesaji. Islam tidak sepakat, karena menurut Islam,yang memberikan perlindungan hanya Allah dan ritual-ritual yang diadakan untuk pemujaan kepada roh-roh halus sama saja dengan menyekutukan Tuhan (Allah), sehingga Islam melarang ritual-ritual sesaji.Akan tetapi disisi lain, Islam percaya bahwa orang yang meninggal dunia perlu dikirimi doa. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran untuk memohonkan rahmat dan ampunan bagi arwah orang yang meninggal .Maka, atas dasar inilah kemudian ajaran Islam dapat masuk ke dalam kepercayaan orang Jawa dengan merubah pandangan mereka bahwa orang yang meninggal dunia tidak perlu dipuja dan diberi sesajian, tetapi perlu dikirimi doa agar menjadi tambahan bekalnya di alam kubur. Sedangkan bentuk pemberian sesaji dirubah dengan bentuk pemberian shadaqah atau yang biasa disebut orang Jawa dengan istilah berkat. Dari sinilah Islam dapat berinterelasi dengan mudah ke dalam kepercayaan tradisi Jawa.

Budaya TorajaSalah satu contoh upacara kematian yang menelan biaya cukup besar adalah salah satunya upacara Rambu Solo di tanah Toraja.Upacara rambu solo adalah semacam perayaan atau upacara adat untuk penghormatan terakhir sekaligus mengantar orang tercinta yang telah meninggal dunia menuju ke alam puya atau alam baka. Dan karena ini merupakan upacara yang dilaksanakan demi untuk menghormati orang tercinta maka segala sesuatunya pun di buat semegah mungkin. Berpuluh-puluh kerbau dikorbankan, beratus-ratus babi disemelih, dan beribu-ribu ayam di potong untuk perayaan iniKerbau-kerbau dan binatang ternak lainnya yang akan dikorbankan ini diikat di sebuah pancang batu yang bernama simbuang batu. konon setiap keluarga memiliki batu-batu ini dan diwarisi secara turun temurun dari mulai upacara rambu solo yang pertama ketika keluarga atau dinasti mereka meninggal. Dan biasanya semakin tinggi status sosial yang disandang keluarga mendiang maka semakin meriah pula perayaan rambu solo ini. ketika ada salah satu keluarga di Toraja tapi belum melaksanakan upacara rambu solo maka Walau secara medis orang yang bersangkutan telah dianggap meninggal dunia, berdasarkan adat istiadat Toraja, orang yang mati dianggap sedang tidur selama keluarga belum menjalankan upacara Rambu Solo dan masih diperlakukan layaknya orang yang menderita sakit.

Konsep Mati dipandang secara Agama

Konsep Mati dipandang dari sudut agama IslamMati menurut Al-Quran adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Sifat Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal teori kekekalan Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa Energy bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan. Ia hanya mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki sifat seperti Energy ini, ia tidak bisa dimusnahkan, dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia kekal selamanya, ia hanya berubah bentuk mulai dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan alam Akhirat kelak.

Konsep Mati dipandang dari sudut agama Kristen & KatholikMenurut pandangan ini, kematian merupakan akhir yang normal dari kehidupan manusia. Sebagai suatu makhluk hidup yang fana, pada akhirnya manusia memang harus mati (Kej. 3:19). Allah memberikan nafas hidup kepada manusia (Kej. 2:7), supaya mereka dapat hidup untuk jangka waktu tertentu, tetapi tidak untuk selama-lamanya (Kej. 3:22), jikalau sudah sampai pada batas akhir hidupnya, maka manusia akan mati dan pergi .....menempuh jalan segala yang fana (Yos. 23:14 ; 1 Raj. 2:2).

Konsep Mati dipandang dari sudut agama HinduKematian atau seseorang meninggal, berarti hubungan dengan dunia nyatanya telah putus, ia dikatakan kembali ke alam baka / ke akhirat. Ida hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta kelahiran dan kematian yang berwenang menentukan status batas usia, yang tidak dapat diramal oleh manusia biasa, kapan waktunya yang tepat seseorang berpulang kedunia akhirat. Konsep Mati dipandang dari sudut agama BudhaMenurut YM. Nyanatiloka , kematian biasanya disebut lenyapnya indera vital terbatas pada satu kehidupan tunggal, dan bersamaan dengan fisik-kesadaran proseskehidupan umumnya disebut Manusia, Binatang, Kepribadian, Ego, dan seterusnya.Dengan kata lain sesungguhnya kematian adalah peleburan dan pelenyapan dari setiap kombinasi mental-fisik sesaat yang terjadi berulang kali, dan karenanya terjadi pada setiap saatkesimpulanTerdapat lima tahapan yang secara umum dialami seseorang ketika menjelang kematiannya. Tahapan-tahapan tersebut adalah : Penyangkalan dan Pengasingan Diri Marah Tawar-Menawar Depresi Menerima dan Pasrah. Hal ini bersifat psikologis yang juga akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses kematian yang akan dialami.Kematian menurut persppektif kedokteran : terjadi bilamana fungsi spontan pernapasan (paru-paru) dan jantung telah berhenti secara pasti (ireversibel) atau otak (termasuk di dalamnya batang otak) telah berhenti secara total

kesimpulanKonsep Mati dipandang secara Aspek EtikBeneficence Seorang dokter harus berusaha semaksimal mungkin untuk menolong pasien dalam kesembuhan penyakitnya dan melindungi serta mempertahankan hak pasien. Jika kematian tetap terjadi, seorang dokter harus tetap melindungi dan mempertahankan hak pasien, seperti dalam hal pembuatan visum.Maleficient seorang dokter berkewajiban tidak mencelakakan orang lain dan sekurang-kurangnya dokter wajib untuk tidak merugikan orang lain mencegah pasien dari kematian. Seperti halnya mencegah tindakan euthanasia, dan tidak mendonorkan organ pasien tanpa sepengetahuan pihak keluarga.Autonomy manusia harus mempunyai kontrol secara penuh atas hidup dan matinya sehingga seharusnya ia mempunyai kuasa untuk mengakhiri hidupnya jika ia menghendakinya demi pengakhiran penderitaan yang tidak berguna. Justice dokter bersikap adil sebagaimana menyerahkan keputusan akan kematian seseorang tidak dengan kehendaknya sendiri dengan misalnya tidak melakukan euthanasia walaupun pasien sendiri yang meminta. Dokter harus memberikan dukungan semangat baik secara agama ataupun motivasi.

kesimpulanKonsep Mati dipandang secara HukumMenurut PP no.18/1981 pasal 1g menyebutkan bahwa: Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang, bahwa fungsi otak, pernapasan, & atau denyut jantung seseorang telah berhenti. Menurut pernyataan IDI 1988, seseorang dinyatakan mati bila a) fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau b) telah terbukti terjadi mati batang otak. Secara klasis dokter menyatakan mati berdasarkan butir a tersebut dan ini dapat dilakukan di mana saja, di dalam atau di luar rumah sakit.