konsep dasar 5s
TRANSCRIPT
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 1/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 2/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 3/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 4/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 5/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 6/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 7/15
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 8/15
Prinsip dan Implementasi 5S
5 December 2009 955 views penulis: Wawan Setyawan Print This Post
Kosa kata ³5S´ sangat sering kita dengar hamper dalam keseharian
kita, terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai karyawan industri manufaktur. Secara
harfiah ³5S´ berasal dari 5 kata dalam bahasa jepang yaitu, Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu,dan Shitsuke. Jika kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia ia akan menjadi Pemilahan,
Penataan, Pembersihan, Pembiasaan, Pendisiplinan . Sehingga dalam beberapa pabrik, kosakata 5S ini sudah diubah menjadi ³5P´ atau dalam konteks lain ia berubah menjadi 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) walaupun untuk yang terakhir ini terkesan sedikitmemaksa, tetapi masih memiliki semangat yang sama dengan 5S.
Secara umum orang mengenal 5S sebagai sebuah cara atau filosofi kebersihan ala orang
jepang, namun sesungguhnya tidaklah demikian, 5S bukanlah sekedar cara untuk bersih-
bersih pabrik atau area kerja, namun 5S merupakan cara me-manage, cara mengelola area
kerja kita baik dari pola kerja yang efisien dan efektif, pola melakukan perbaikan terus-
menerus dengan mengikis segala bentuk pemborosan, memperbaiki alur kerja, serta
memangkas proses-proses yang tidak perlu dan tidak rasional, selain itu 5S juga mengajarkan
kepada kita tentang pola kedisiplinan yang tidak pernah mengenal lelah apalagi menyerah.
Kata kunci dalam pelaksanaan 5S dan sekaligus target sasaran 5S adalah perubahan moralitaskerja ketika kita berada diarea kerja kita, keselamatan kerja, dan efisiensi dalam setiap hal
pekerjaan yang kita lakukan. Sebab dengan pelaksanaan 5S, kita bisa dengan mudah melihat
perbedaan setiap jenis barang di tempat dan lokasi yang berbeda pula, lebih mudah
mengakses dan menemukan sesuatu yang kita cari karena petunjuk lokasi dan tempat yang
sudah jelas, lebih hemat waktu dalam mengerjakan sesuatu hal karena petunjuk yang jelas
dan standar kerja yang sudah baku disesuaikan dengan kebutuhan kerja, lebih merasa aman
dan nyaman dalam bekerja karena semua karyawan telah melakukan hal yang sama dan
standar.
Untuk itu, marilah ±secara singkat± kita kaji satu persatu dari 5 kata S diatas
Seiri (), Pemilahan
Pastikan setiap barang yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah. Tidak mencampurkan
jenis produk yang sama dalam satu keranjang atau karton box yang sama sebab hal ini
berpotensi terkirim sampai ke pelanggan. Pisahkan pula produk yang dinyatakan ³OK´
dengan produk yang dinyatakan ³NG´ demikian juga dengan produk yang belum diperiksa,
semuanya harus benar-benar jelas memiliki tanda dan terpisah. Pasikan tools, alat-alat yang
bisasa digunakan untuk bekerja tidak tercampur dengan alat-alat yang sudah rusak dan tidak
bisa digunakan lagi.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 9/15
Seiton(), Penataan
Setelah kita memilah barang yang berbeda jenis, berbeda keperluannya, dan berbeda tujuan,
maka langkah berikutnya adalah menata setiap barang tersebut dengan pemberian identitas
yang jelas agar benar-benar tidak ter campur , menatanya dengan pola penyimpanan yang rapi,
dari warna box yang dibedakan, misalnya warna biru untuk box produk ³OK´ warna merah
untuk produk ³NG´ dan warna kuning untuk produk yang belum diperiksa. Atau kita tata alatukur yang biasa digunakan di lapangan produksi dengan gelang berwarna untuk setiap
periode kalibrasi yang kita tetapkan, misalnya gelang kuning untuk alat ukur yang sudah
dikalibrasi pada periode semester genap dan gelang warna hijau untuk alat ukur yang
dikalibrasi pada periode semester ganjil. Jika masa kerja kita telah memasuki semester ganjil
sementara masih ada alat ukur yang menggunakan gelang warna kuning, maka hal ini dengan
mudah bisa dideteksi dan segera dilakukan perbaikan dengan melakukan kalibrasi atas alat
ukur tersebut.
Seisou (), Pembersihan
Aktifitas bersih-bersih bukanlah merupakan aktifitas khusus dalam pekerjaan kita, melainkanmenyatu dengan keseharian jadwal kerja. Dengan seisou, kita pastikan bahwa area kerja kita
tetap bersih setelah pekerjaan selesai sama seperti ketika memulai pekerjaan, hal ini bertujuan
agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal aneh selama bekerja bisa terdeteksi pada saat akhir
bekerja, misalnya setiap selesai bekerja semua tools dikembalikan ke kotaknya dan
dibersihkan dari kotoran jika ditemukan tools yang sudah rompal dan tidak bisa digunakan,
maka dengan segera kita tahu bahwa tools yang dimaksud harus diganti. Selanjutnya perlu
segera dilakukan order untuk penjagaan level stock. Dalam hal lain, kita bersihkan meja kerja
kita setiap selesai pekerjaan, mengembalikan file-file yang digunakan kepada tempatnya
dimana kita pertama kali mengambil. Merapikan meja kerja dan sekelilingnya dari kerja dari
dokumen-dokumen yang berceceran dan sampah-sampah lain lalu membuang sampah ketongsampah dan menyimpan dokumen pada tray dokumen sesuai kebutuhannya. Kegiatan ini
menyatu dalam keseharian jadwal kerja kita kapanpun dan dimanapun. Jika hal ini dilakukanmaka dengan mudah kita bisa menemukan dokumen yang kita perlukan karena tinggal
mengambil di tempat yang sudah ditetapkan bersama, demikian pula halnya dengan toolsyang kita butuhkan akan selalu pasti tersedia dalam level stock yang aman untuk digunakan
dan dalam kondisi yang bisa pakai. Dalam keseharian habits orang jepang sering kita dengar istilah junbi (Ed: jumbi: persiapan) dan katazuke (rapi-rapi) setiap mereka selesai bekerja, hal
ini tidak lain adalah proses seisou yang telah menjadi karakter pribadi setiap orang jepang.
Dalam kondisi normal, mereka tidak akan mungkin meninggalkan meja kerjanya berantakan
tanpa berusaha melakukan katazuke sebelum meninggalkan tempat kerjanya
Seiketsu (), Pembiasaan
Istilah seisou ini sering kali diterjemahkan sebagai pembiasaan walaupun maknanya lebihdekat pada Standarisasi. Bahwa setiap kita dituntut untuk melaksankan 3S diatas dalam
proses sehari-hari, bukan lagi sebagai aktifitas dadakan yang menyita waktu dan energyapalagi sebagai sebuah project yang bernilai sangat mahal tetapi tidak memberikan dampak
berarti dalam pekerjaan kita. Rangkaian aktifitas 3S dilaksanakan dengan konsisten dalam
keseharian kerja kita, dilaksanakan oleh semua orang tanpa kecuali sebagai sebuah standar
baku yang menyatu dengan pekerjaan inti.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 10/15
Shitsuke (), Pendisiplinan
Ini adalah fase terakhir dari rangkaian ³Pilah-Tata-Bersihkan-Biasakan´. Penetapan
pendisiplinan diri merujuk pada proses panjang yang berkelanjutan, proses pemeliharaan 3S
dan standarisasi (S ke-4) dalam rentang waktu yang lama dan terus-menerus. Sejak
pelaksanaan 4S berjalan baik, akan muncul permasalah berikutnya dimana 4S ini apakah
dijalankan terus menerus dan menjadi habits orang-orang dilingkungan kerja kita atau tidak?Maka Seiketsu sebagai S ke-5 menjadi penyempurna dari 4S sebelumnya. Pada konsep
pendisiplinan ini idharapkan pula bukan sekedar mempertahankan kondisi yang ada tetap
rapih, bersih, dan standar saja melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perbah
berhenti berinovasi. Sebab hanya dengan cara itulah perusahaan dapat mempertahankan
kondisinya untuk tetap survive ditengah era persaingan global saat ini. Konsep perbaikan
berkelanjutan ini pula sejalan dengan prinsip ke -6 pada konsep Manajemen ISO 9001:2008
Demikianlah sekilas tentang prinsip-prinsip 5S. Sepintas terlihat begitu simple, namun bila
kita laksanakan dalam keseharian pekerjaan kita, baik dalam lingkungan kantor maupun area
kerja produksi maka ia akan mampu meningkatkan produktifitas dan effisiensi dalam setiap
aktifitas yang kita lakukan. Sebagai gambaran bagaimana jika kita tidak melaksanakan 5S
dalam keseharian kita, simaklah beberapa fakta berikut berikut :
1. Group produksi machining tiba-tiba tidak bisa menjalankan proses produksinya sebab
semua insert cutter yang ada di kotak tools adalah bor bekas yang tidak bisa digunakan lagi.
Hal ini terjadi karena foreman group machining tidak terbiasa memisahkaninsert cutter yang
sudah rusak dengan insert cutter baru yang masih bisa digunakan melainkan menyimpannya
bersama-sama dalam satu kotak. Hal ini berdampak tidak diketahuinya secara pasti jumlah
insert cutter yang masih digunakan dan yang rusak dalam sebulan pemakaian. Karena
kelalaian ini, pihak akunting pun tidak bisa memberikan laporan pembiayaan produksi secara
pasti karena tidak diketahuinya berapa jumlah tools yang habis dipakai pada bulan yang
bersangkutan. Sebagai dampak tidak bisa berjalannya proses produksi di group machining,
maka pengiriman ke pelanggan tidak bisa dilakukan dan departemen Planning terpaksamerevisi rencana kerjanya. Disisi lain akibat tidak bisa mengirim ke pelanggan, terjadi sto p line di pabrik pelanggan, sebagai konsekuensinya departemen marketing dikabari akan
adanya pemotongan order untuk bulan berikutnya dan sejumlah finalti yang harus dibayar perusahaan akibat kerugian pelanggan karena sto p line.
2. Sebagai sekretaris direktur, Ani terbiasa menyimpan dokumen-dokumen kerja pada
tempat yang sudah ia tetapkan dan diketahui oleh atasannya sehingga jika suatu hari Ani
berhalangan masuk, sang direktur tahu dimana ia harus mengambil dokumen kerja yang ia
butuhkan. Hingga suatu hari Ani digantikan oleh sekretaris baru yang memiliki kebiasaan
sangat berbeda, sebutlah Yetty. Yetty merasa cara Ani memilah-milah dokumen dan
menyimpannya pada otner berbeda adalah sebuah pemborosan karena setiap otner hanya
berisi beberapa lembar dokumen saja sehingga ia rasa sayang jika otner itu dibiarkan kosongdemikian. Oleh sebab itu Yetty menyimpan dokumen-dokumen kerja dengan cara digabung
dalam satu otner dengan maksud ³agar lebih simple dan hemat´. Suatu hari sang direktur meminta Yetty dokumen kontrak tender dengan perusahaan pelanggan yang pernah ia tanda
tangani seminggu sebelumnya dalam keadaan urgent karena ia harus segera pergi ke tempat pelanggan untuk mendiskusikan aspek teknis dan detail kontraknya. Sudah hampir 30 menit
Yetty membolak-balikkan otner dokumennya dan ia belum juga menemukan dokumen yang
dimaksud sebab sesungguhnya Yetty lupa dibagian mana ia menyimpan dokumen tersebut.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 11/15
Hingga akhirnya sang direktur pun marah dan merasa malu kepada pelanggannya karenatidak mungkin ia dapat memenuhi undangan meeting tepat waktu
Dua contoh diatas adalah fakta yang boleh jadi berpotensi terjadi di lingkungan kerja kita.
Untuk menghindari hal ini, ada baiknya konsep 5S ini segera kita implementasikan.
Sebagai ringkasan dari diskusi kita, berikut adalah tabel yang mungkin bisa difahami denganmudah dan bisa menjadi banner di tempat kita bekerja baik di office maupun di lapangan
produksi.
INDONESIA PENGERTIAN
SEIRIPEMILAHAN
PILAH yang diperlukan denganyang tidak diperlukan
PILAH barang yang OK (BisaPakai) dengan NG (Tidak bisa
pakai)PILAH setiap barang yang
berbeda jenisnya
SEITONPENATAAN
TATA setiap barang agar
mudah dicariTATA setiap barang sesuai
keperluannyaTATA setiap barang agar indah
dilihat
SEISOUPEMBERSIHAN
BERSIH-kan tempat kerjamu
agar jika ada hal aneh mudah
dideteksi
BERSIH-kan setiap barang agar
selalu terawat
BERSIH-kan sekelilingmu agar tetap BERSIH
SEIKETSUPEMBIASAAN
BIASA-kan dirimu bekerja
sesuai STANDAR
BIASA berlaku benar adalah
STANDAR
BIASA berbuat sesuai
STANDAR adalah BENAR
SHITSUKEPENDISIPLINAN
DISIPLIN-kan Kebiasaan 3S
pada keseharianmu
DISIPLIN-kan Kebiasaan baik agar menjadi KARAKTER
DISIPLIN-kan Berperilakusesuai Standard
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 12/15
Prinsip dan Implementasi 5S
5 December 2009 955 views penulis: Wawan Setyawan Print This Post
Kosa kata ³5S´ sangat sering kita dengar hamper dalam keseharian
kita, terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai karyawan industri manufaktur. Secara
harfiah ³5S´ berasal dari 5 kata dalam bahasa jepang yaitu, Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu,dan Shitsuke. Jika kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia ia akan menjadi Pemilahan,
Penataan, Pembersihan, Pembiasaan, Pendisiplinan . Sehingga dalam beberapa pabrik, kosakata 5S ini sudah diubah menjadi ³5P´ atau dalam konteks lain ia berubah menjadi 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) walaupun untuk yang terakhir ini terkesan sedikitmemaksa, tetapi masih memiliki semangat yang sama dengan 5S.
Secara umum orang mengenal 5S sebagai sebuah cara atau filosofi kebersihan ala orang
jepang, namun sesungguhnya tidaklah demikian, 5S bukanlah sekedar cara untuk bersih-
bersih pabrik atau area kerja, namun 5S merupakan cara me-manage, cara mengelola area
kerja kita baik dari pola kerja yang efisien dan efektif, pola melakukan perbaikan terus-
menerus dengan mengikis segala bentuk pemborosan, memperbaiki alur kerja, serta
memangkas proses-proses yang tidak perlu dan tidak rasional, selain itu 5S juga mengajarkan
kepada kita tentang pola kedisiplinan yang tidak pernah mengenal lelah apalagi menyerah.
Kata kunci dalam pelaksanaan 5S dan sekaligus target sasaran 5S adalah perubahan moralitaskerja ketika kita berada diarea kerja kita, keselamatan kerja, dan efisiensi dalam setiap hal
pekerjaan yang kita lakukan. Sebab dengan pelaksanaan 5S, kita bisa dengan mudah melihat
perbedaan setiap jenis barang di tempat dan lokasi yang berbeda pula, lebih mudah
mengakses dan menemukan sesuatu yang kita cari karena petunjuk lokasi dan tempat yang
sudah jelas, lebih hemat waktu dalam mengerjakan sesuatu hal karena petunjuk yang jelas
dan standar kerja yang sudah baku disesuaikan dengan kebutuhan kerja, lebih merasa aman
dan nyaman dalam bekerja karena semua karyawan telah melakukan hal yang sama dan
standar.
Untuk itu, marilah ±secara singkat± kita kaji satu persatu dari 5 kata S diatas
Seiri (), Pemilahan
Pastikan setiap barang yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah. Tidak mencampurkan
jenis produk yang sama dalam satu keranjang atau karton box yang sama sebab hal ini
berpotensi terkirim sampai ke pelanggan. Pisahkan pula produk yang dinyatakan ³OK´
dengan produk yang dinyatakan ³NG´ demikian juga dengan produk yang belum diperiksa,
semuanya harus benar-benar jelas memiliki tanda dan terpisah. Pasikan tools, alat-alat yang
bisasa digunakan untuk bekerja tidak tercampur dengan alat-alat yang sudah rusak dan tidak
bisa digunakan lagi.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 13/15
Seiton(), Penataan
Setelah kita memilah barang yang berbeda jenis, berbeda keperluannya, dan berbeda tujuan,
maka langkah berikutnya adalah menata setiap barang tersebut dengan pemberian identitas
yang jelas agar benar-benar tidak ter campur , menatanya dengan pola penyimpanan yang rapi,
dari warna box yang dibedakan, misalnya warna biru untuk box produk ³OK´ warna merah
untuk produk ³NG´ dan warna kuning untuk produk yang belum diperiksa. Atau kita tata alatukur yang biasa digunakan di lapangan produksi dengan gelang berwarna untuk setiap
periode kalibrasi yang kita tetapkan, misalnya gelang kuning untuk alat ukur yang sudah
dikalibrasi pada periode semester genap dan gelang warna hijau untuk alat ukur yang
dikalibrasi pada periode semester ganjil. Jika masa kerja kita telah memasuki semester ganjil
sementara masih ada alat ukur yang menggunakan gelang warna kuning, maka hal ini dengan
mudah bisa dideteksi dan segera dilakukan perbaikan dengan melakukan kalibrasi atas alat
ukur tersebut.
Seisou (), Pembersihan
Aktifitas bersih-bersih bukanlah merupakan aktifitas khusus dalam pekerjaan kita, melainkanmenyatu dengan keseharian jadwal kerja. Dengan seisou, kita pastikan bahwa area kerja kita
tetap bersih setelah pekerjaan selesai sama seperti ketika memulai pekerjaan, hal ini bertujuan
agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal aneh selama bekerja bisa terdeteksi pada saat akhir
bekerja, misalnya setiap selesai bekerja semua tools dikembalikan ke kotaknya dan
dibersihkan dari kotoran jika ditemukan tools yang sudah rompal dan tidak bisa digunakan,
maka dengan segera kita tahu bahwa tools yang dimaksud harus diganti. Selanjutnya perlu
segera dilakukan order untuk penjagaan level stock. Dalam hal lain, kita bersihkan meja kerja
kita setiap selesai pekerjaan, mengembalikan file-file yang digunakan kepada tempatnya
dimana kita pertama kali mengambil. Merapikan meja kerja dan sekelilingnya dari kerja dari
dokumen-dokumen yang berceceran dan sampah-sampah lain lalu membuang sampah ketongsampah dan menyimpan dokumen pada tray dokumen sesuai kebutuhannya. Kegiatan ini
menyatu dalam keseharian jadwal kerja kita kapanpun dan dimanapun. Jika hal ini dilakukanmaka dengan mudah kita bisa menemukan dokumen yang kita perlukan karena tinggal
mengambil di tempat yang sudah ditetapkan bersama, demikian pula halnya dengan toolsyang kita butuhkan akan selalu pasti tersedia dalam level stock yang aman untuk digunakan
dan dalam kondisi yang bisa pakai. Dalam keseharian habits orang jepang sering kita dengar istilah junbi (Ed: jumbi: persiapan) dan katazuke (rapi-rapi) setiap mereka selesai bekerja, hal
ini tidak lain adalah proses seisou yang telah menjadi karakter pribadi setiap orang jepang.
Dalam kondisi normal, mereka tidak akan mungkin meninggalkan meja kerjanya berantakan
tanpa berusaha melakukan katazuke sebelum meninggalkan tempat kerjanya
Seiketsu (), Pembiasaan
Istilah seisou ini sering kali diterjemahkan sebagai pembiasaan walaupun maknanya lebihdekat pada Standarisasi. Bahwa setiap kita dituntut untuk melaksankan 3S diatas dalam
proses sehari-hari, bukan lagi sebagai aktifitas dadakan yang menyita waktu dan energyapalagi sebagai sebuah project yang bernilai sangat mahal tetapi tidak memberikan dampak
berarti dalam pekerjaan kita. Rangkaian aktifitas 3S dilaksanakan dengan konsisten dalam
keseharian kerja kita, dilaksanakan oleh semua orang tanpa kecuali sebagai sebuah standar
baku yang menyatu dengan pekerjaan inti.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 14/15
Shitsuke (), Pendisiplinan
Ini adalah fase terakhir dari rangkaian ³Pilah-Tata-Bersihkan-Biasakan´. Penetapan
pendisiplinan diri merujuk pada proses panjang yang berkelanjutan, proses pemeliharaan 3S
dan standarisasi (S ke-4) dalam rentang waktu yang lama dan terus-menerus. Sejak
pelaksanaan 4S berjalan baik, akan muncul permasalah berikutnya dimana 4S ini apakah
dijalankan terus menerus dan menjadi habits orang-orang dilingkungan kerja kita atau tidak?Maka Seiketsu sebagai S ke-5 menjadi penyempurna dari 4S sebelumnya. Pada konsep
pendisiplinan ini idharapkan pula bukan sekedar mempertahankan kondisi yang ada tetap
rapih, bersih, dan standar saja melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perbah
berhenti berinovasi. Sebab hanya dengan cara itulah perusahaan dapat mempertahankan
kondisinya untuk tetap survive ditengah era persaingan global saat ini. Konsep perbaikan
berkelanjutan ini pula sejalan dengan prinsip ke -6 pada konsep Manajemen ISO 9001:2008
Demikianlah sekilas tentang prinsip-prinsip 5S. Sepintas terlihat begitu simple, namun bila
kita laksanakan dalam keseharian pekerjaan kita, baik dalam lingkungan kantor maupun area
kerja produksi maka ia akan mampu meningkatkan produktifitas dan effisiensi dalam setiap
aktifitas yang kita lakukan. Sebagai gambaran bagaimana jika kita tidak melaksanakan 5S
dalam keseharian kita, simaklah beberapa fakta berikut berikut :
1. Group produksi machining tiba-tiba tidak bisa menjalankan proses produksinya sebab
semua insert cutter yang ada di kotak tools adalah bor bekas yang tidak bisa digunakan lagi.
Hal ini terjadi karena foreman group machining tidak terbiasa memisahkaninsert cutter yang
sudah rusak dengan insert cutter baru yang masih bisa digunakan melainkan menyimpannya
bersama-sama dalam satu kotak. Hal ini berdampak tidak diketahuinya secara pasti jumlah
insert cutter yang masih digunakan dan yang rusak dalam sebulan pemakaian. Karena
kelalaian ini, pihak akunting pun tidak bisa memberikan laporan pembiayaan produksi secara
pasti karena tidak diketahuinya berapa jumlah tools yang habis dipakai pada bulan yang
bersangkutan. Sebagai dampak tidak bisa berjalannya proses produksi di group machining,
maka pengiriman ke pelanggan tidak bisa dilakukan dan departemen Planning terpaksamerevisi rencana kerjanya. Disisi lain akibat tidak bisa mengirim ke pelanggan, terjadi sto p line di pabrik pelanggan, sebagai konsekuensinya departemen marketing dikabari akan
adanya pemotongan order untuk bulan berikutnya dan sejumlah finalti yang harus dibayar perusahaan akibat kerugian pelanggan karena sto p line.
2. Sebagai sekretaris direktur, Ani terbiasa menyimpan dokumen-dokumen kerja pada
tempat yang sudah ia tetapkan dan diketahui oleh atasannya sehingga jika suatu hari Ani
berhalangan masuk, sang direktur tahu dimana ia harus mengambil dokumen kerja yang ia
butuhkan. Hingga suatu hari Ani digantikan oleh sekretaris baru yang memiliki kebiasaan
sangat berbeda, sebutlah Yetty. Yetty merasa cara Ani memilah-milah dokumen dan
menyimpannya pada otner berbeda adalah sebuah pemborosan karena setiap otner hanya
berisi beberapa lembar dokumen saja sehingga ia rasa sayang jika otner itu dibiarkan kosongdemikian. Oleh sebab itu Yetty menyimpan dokumen-dokumen kerja dengan cara digabung
dalam satu otner dengan maksud ³agar lebih simple dan hemat´. Suatu hari sang direktur meminta Yetty dokumen kontrak tender dengan perusahaan pelanggan yang pernah ia tanda
tangani seminggu sebelumnya dalam keadaan urgent karena ia harus segera pergi ke tempat pelanggan untuk mendiskusikan aspek teknis dan detail kontraknya. Sudah hampir 30 menit
Yetty membolak-balikkan otner dokumennya dan ia belum juga menemukan dokumen yang
dimaksud sebab sesungguhnya Yetty lupa dibagian mana ia menyimpan dokumen tersebut.
8/8/2019 konsep Dasar 5S
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-5s 15/15
Hingga akhirnya sang direktur pun marah dan merasa malu kepada pelanggannya karenatidak mungkin ia dapat memenuhi undangan meeting tepat waktu
Dua contoh diatas adalah fakta yang boleh jadi berpotensi terjadi di lingkungan kerja kita.
Untuk menghindari hal ini, ada baiknya konsep 5S ini segera kita implementasikan.
Sebagai ringkasan dari diskusi kita, berikut adalah tabel yang mungkin bisa difahami denganmudah dan bisa menjadi banner di tempat kita bekerja baik di office maupun di lapangan
produksi.
INDONESIA PENGERTIAN
SEIRIPEMILAHAN
PILAH yang diperlukan denganyang tidak diperlukan
PILAH barang yang OK (BisaPakai) dengan NG (Tidak bisa
pakai)PILAH setiap barang yang
berbeda jenisnya
SEITONPENATAAN
TATA setiap barang agar
mudah dicariTATA setiap barang sesuai
keperluannyaTATA setiap barang agar indah
dilihat
SEISOUPEMBERSIHAN
BERSIH-kan tempat kerjamu
agar jika ada hal aneh mudah
dideteksi
BERSIH-kan setiap barang agar
selalu terawat
BERSIH-kan sekelilingmu agar tetap BERSIH
SEIKETSUPEMBIASAAN
BIASA-kan dirimu bekerja
sesuai STANDAR
BIASA berlaku benar adalah
STANDAR
BIASA berbuat sesuai
STANDAR adalah BENAR
SHITSUKEPENDISIPLINAN
DISIPLIN-kan Kebiasaan 3S
pada keseharianmu
DISIPLIN-kan Kebiasaan baik agar menjadi KARAKTER
DISIPLIN-kan Berperilakusesuai Standard