konsep dan strategi kebijakan pengembangan … dan... · 2020. 9. 22. · kebijakan tersebut di...

4
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KOPI DI INDONESIA Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kebijakan pengembangan kopi nasional dilatarbelakangi bahwa perkebunan kopi didominasi oleh perkebunan rakyat dan merupakan salah satu komoditas penting Indonesia sebagai penghasil devisa negara sehingga komoditas ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan produksi dan mutu kopi. Saat ini Indonesia menjadi produsen utama kopi ketiga setelah Brasil dan Vietnam. Luas tanaman kopi di Indonesia 1.233.698 ha (tahun 2011) dengan produksi 638.647 ton dan sekitar 96% diusahakan oleh rakyat dan memberikan kontribusi lapangan kerja bagi sekitar 1,88 juta kepala keluarga (KK), produktivitas rata-rata tanaman kopi 672 kg/ha/tahun atau baru mencapai 60% potensi produktivitasnya.. Kopi Indonesia tergolong dalam dua jenis kopi yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Keunggulan kopi Arabika adalah mempunyai cita rasa yang bersifat khas sehingga pasarnya pun khusus, sedangkan kopi Robusta merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Prospek komoditi kopi Indonesia sangat besar karena didukung adanya ketersediaan lahan. pengembangan Keadaan geografis dan iklim Indonesia menjadi keunggulan untuk menghasilkan kopi yang mempunyai cita rasa dan aroma yang digemari masyarakat dunia. Sebagian besar produk kopi baru diolah dalam bentuk biji kopi kering sedangkan pengolahan produk hilirnya belum dilakukan secara intensif sehingga peluang untuk memperoleh nilai tambah (added value) serta penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan menjadi kurang optimal. FAKTA DAN KONDISI SAAT INI Berdasarkan fakta Tabel 1 menunjukkan bahwa: (1) Untuk luas areal kopi nasional pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan khususnya tahun 2008-2010, selanjutnya tahun 2011 dan 2012 meningkat kembali walaupun pertumbuhannya kecil. Pertumbuhan luas areal kopi per tahun rata-rata -0,95%, (2) produksi nasional pada lima tahun terakhir berfluktuasi dan menunjukkan penurunan pada tahun 2009 dan tahun 2011. Penurunan produksi rata-rata pertahun sekitar 0,50%. 3) khusus untuk kopi Robusta luas areal pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan setiap tahunnya (tahun 2007 luas areal 1.058.477 ha dan pada tahun 2012 turun menjadi 940.400 ha). Tabel 1. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi Robusta dan Arabika tahun 2007- 2012 No Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 *) +/- (%) A AREAL (ha) 1.295.912 1.295.111 1.266.235 1.210.365 1.233.698 1.233.982 -0.95 1 Kopi Robusta 1.058.477 1.009.214 984.838 958.782 940.184 940.400 -2.32 2 Kopi Arabika 237.435 285.897 281.397 251.583 293.514 293.582 4.98 B PRODUKSI (ton) 676.476 698.016 682.591 686.921 638.647 657.138 -0.50 1 Kopi Robusta 549.085 550.920 534.961 540.280 489.809 503.990 -1.60 2 Kopi Arabika 127.391 147.096 147.630 146.641 148.838 153.148 3.91 C PRODUKTIVITAS (kg/ha) 1 Kopi Robusta 681 716 724 766 724 771 2,61 2 Kopi Arabika 782 783 773 925 925 920 3,59 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 1

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN … dan... · 2020. 9. 22. · Kebijakan tersebut di atas dijabarkan dalam program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar

KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PERKEBUNAN KOPI DI INDONESIA

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan

PENDAHULUAN Kebijakan pengembangan kopi

nasional dilatarbelakangi bahwa perkebunan kopi didominasi oleh perkebunan rakyat dan merupakan salah satu komoditas penting Indonesia sebagai penghasil devisa negara sehingga komoditas ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan produksi dan mutu kopi. Saat ini Indonesia menjadi produsen utama kopi ketiga setelah Brasil dan Vietnam. Luas tanaman kopi di Indonesia 1.233.698 ha (tahun 2011) dengan produksi 638.647 ton dan sekitar 96% diusahakan oleh rakyat dan memberikan kontribusi lapangan kerja bagi sekitar 1,88 juta kepala keluarga (KK), produktivitas rata-rata tanaman kopi 672 kg/ha/tahun atau baru mencapai 60% potensi produktivitasnya..

Kopi Indonesia tergolong dalam dua jenis kopi yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Keunggulan kopi Arabika adalah mempunyai cita rasa yang bersifat khas sehingga pasarnya pun khusus, sedangkan kopi Robusta merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Prospek komoditi kopi Indonesia sangat besar karena didukung adanya ketersediaan lahan. pengembangan Keadaan geografis dan iklim Indonesia menjadi keunggulan untuk

menghasilkan kopi yang mempunyai cita rasa dan aroma yang digemari masyarakat dunia.

Sebagian besar produk kopi baru diolah dalam bentuk biji kopi kering sedangkan pengolahan produk hilirnya belum dilakukan secara intensif sehingga peluang untuk memperoleh nilai tambah (added value) serta penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan menjadi kurang optimal.

FAKTA DAN KONDISI SAAT INI

Berdasarkan fakta Tabel 1 menunjukkan bahwa: (1) Untuk luas areal kopi nasional pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan khususnya tahun 2008-2010, selanjutnya tahun 2011 dan 2012 meningkat kembali walaupun pertumbuhannya kecil. Pertumbuhan luas areal kopi per tahun rata-rata -0,95%, (2) produksi nasional pada lima tahun terakhir berfluktuasi dan menunjukkan penurunan pada tahun 2009 dan tahun 2011. Penurunan produksi rata-rata pertahun sekitar 0,50%. 3) khusus untuk kopi Robusta luas areal pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan setiap tahunnya (tahun 2007 luas areal 1.058.477 ha dan pada tahun 2012 turun menjadi 940.400 ha).

Tabel 1. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi Robusta dan Arabika tahun 2007- 2012

No Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012*) +/- (%)

A AREAL (ha) 1.295.912 1.295.111 1.266.235 1.210.365 1.233.698 1.233.982 -0.95

1 Kopi Robusta 1.058.477 1.009.214 984.838 958.782 940.184 940.400 -2.32

2 Kopi Arabika 237.435 285.897 281.397 251.583 293.514 293.582 4.98

B PRODUKSI (ton) 676.476 698.016 682.591 686.921 638.647 657.138 -0.50

1 Kopi Robusta 549.085 550.920 534.961 540.280 489.809 503.990 -1.60

2 Kopi Arabika 127.391 147.096 147.630 146.641 148.838 153.148 3.91

C PRODUKTIVITAS (kg/ha)

1 Kopi Robusta 681 716 724 766 724 771 2,61

2 Kopi Arabika 782 783 773 925 925 920 3,59

Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 1

Page 2: KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN … dan... · 2020. 9. 22. · Kebijakan tersebut di atas dijabarkan dalam program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan

Konsep dan Strategi Kebijakan Pengembangan Perkebunan Kopi di Indonesia Rata-rata penurunan areal per tahun sekitar 2,32%. Sedangkan pada kopi Arabika, luas areal pada lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan kecuali pada tahun 2009 dan 2012 terjadi penurunan. Rata-rata pertumbuhan areal kopi Arabika pertahun sekitar 4,98%.

Produktivitas kopi nasional masih rendah salah satunya disebabkan serangan hama utama kopi yaitu penggerek buah kopi (PBKo) yang sebagian besar menyerang kopi Robusta. Luas serangan PBKo pada tahun 2012 mencapai 54.250 ha yang terdiri dari luas serangan ringan 34.110 ha (62,87%) dan serangan berat 20.140 ha (37.13%) Luas serangan hama PBKo terbesar di Sulawesi Selatan seluas 8.945 ha dari luas areal 45.838 ha, sedangkan luas serangan terkecil pada provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 0,5 ha dari luas areal kopi 1.281 ha.

Kopi Arabika

Luas tanaman yang tua dan rusak, tidak produktif yang perlu diremajakan sekitar 33.611 ha atau 11,45% dari luas areal kopi Arabika, sedangkan tanaman yang kurang produktif yang perlu direhabilitasi seluas 39.000 ha atau 20% dari areal tanaman yang menghasilkan atau 13,30 dari total areal kopi Arabika. Perluasan kopi Arabika dilaksanakan pada daerah yang memenuhi syarat teknis pada ketinggian > 1.000 m dpl. Disamping itu perluasan kopi Arabika dapat pula pada areal tanaman kopi Robusta apabila secara teknis layak dilaksanakan dan tanaman sudah tidak produktif lagi. Kopi specialty merupakan kopi yang terbaik citarasanya dan mempunyai citarasa yang khas karena pasarnya khusus. Kopi specialty pasarnya jelas dan lebih mudah dijual serta harganya relatif mahal. Jenis kopi ini antara lain adalah: Mandailing dan Lintong Coffee (Sumatera Utara); Gayo Mountain Coffee (Aceh); Java Arabika Coffee (Jawa Timur); Java Ijen Raung (Jawa Timur); Bali-Kintamani Coffee (Bali); Toraja Kalosi Coffee (Sulawesi Selatan); Flores-Bajawa Coffee (NTT); Baliem Coffee (Papua) dan Luwak Coffee (Jawa).

Kopi Robusta

Luas kopi Robusta pada tahun 2011 mencapai 940.184 ha atau 76,20% dari luas kopi nasional. Luas tanaman kopi Robusta yang perlu diremajakan sekitar 99.016 ha atau 9,5% dari luas kopi Robusta nasional. Sedangkan luas tanaman kopi yang kurang produktif dan perlu direhabilitasi seluas 143.000 ha tau 20% dari luas areal tanaman menghasilkan kopi Robusta tau 11,6% dari

luas kopi nasional. Kebijakan untuk kopi Robusta adalah peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan perluasan pada daerah yang secara teknis layak untuk pengembangan kopi Robusta.

Kopi Liberoid

Kopi jenis Liberoid (Liberika, Excelsa, Klanji, Aruwinensis, dan lain-lain) khususnya kopi Excelsa di kabupaten Tanjung Barat, Jambi pada tahun 2012 telah dilakukan kegiatan peremajaan dan intensifikasi. Saat ini pengembangan kopi Excelsa masih dalam penelitian oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia untuk selanjutnya varietas kopi ini akan diusulkan pelepasannya pada sidang pelepasan varietas, yang jika dinyatakan lulus, maka akan dikeluarkan SK oleh Menteri Pertanian.

PERMASALAHAN

Permasalahaan yang dihadapi dalam pengembangan kopi antara lain adalah karena tanaman ini 96% diusahakan oleh rakyat, maka teknik budidayanya belum sesuai dengan anjuran/good agriculture practice (GAP); produktivitas tanaman rendah karena munggunakan bibit asalan; lemahnya kelembagaan petani; value added yang diterima petani rendah karena sebagian yang diekspor dalam bentuk biji kopi, serta terbatasnya modal. Rendahnya penguasaan teknologi pasca panen sehingga mutu kopi rendah. Tingkat konsumsi kopi perkapita dalam negeri masih rendah (0,89%) bila dibandingkan Brasil dan Columbia yang konsumsinya rata-rata perkapita 3-4 kg/kapita/tahun. Specialty coffee belum dikelola secara optimal serta terbatasnya akses permodalan. Meskipun demikian harapan pengembangan komoditas ini cukup besar karena sistem budidaya kopi akan disesuaikan dengan GAP, upaya meningkatkan barganing position kopi Indonesia di pasar internasional, peningkatan daya saing kopi Indonesia melalui upaya sertifikasi kebun kopi berkelanjutan.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI Indonesia mempunyai keunggulan

terhadap beberapa aspek tersebut di atas yang didukung adanya trend peningkatan konsumsi kopi dunia maka disusunlah kebijakan umum pengembangan kopi. Kebijakan umum tersebut adalah mensinergikan seluruh

2 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat

Page 3: KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN … dan... · 2020. 9. 22. · Kebijakan tersebut di atas dijabarkan dalam program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar

potensi sumber daya tanaman kopi dalam rangka peningkatan daya saing usaha, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk, melalui parstisipasi aktif para pemangku kepentingan dan penerapan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung tata kelola pemerintah yang baik. Kebijakan umum ini didukung dengan kebijakan teknis yaitu pengembangan kopi, peningkatan SDM, pengembangan kemitraan dan kelembagaan, peningkatan investasi usaha serta pengembangan sistem informasi manajemen. Kebijakan tersebut di atas dijabarkan dalam program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman kopi berkelanjutan. Strategi pengembangan kopi melalui revitalisasi lahan, perbenihan, infrastruktur dan sarana, SDM, pembiayaan petani, kelembagaan petani dan teknologi industri hilir. Implementasi program dan strategi tersebut adalah untuk kopi Robusta perbaikan produktivitas tanaman melalui kegiatan intensifikasi sedangkan untuk

Arabika dilakukan perluasan tanaman (Gambar 1).

Tuntutan Pengembangan Kopi Saat Ini

Tuntutan pengembangan kopi saat ini didasarkan pada tuntutan pangsa pasar yang saat ini lebih kritis, khususnya terhadap produk yang dihasilkan wajib mengikuti kaidah pelestarian lingkungan serta lebih berkiblat pada kesehatan konsumen kopi (Gambar 2).

Desain Pengembangan Kawasan Agribisnis Kopi

Pengembangan agribisnis kopi di masa depan diarahkan pada pengembangan kopi berbasis kawasan yang pada intinya desainnya mengacu pada pengembangan cluster. Bahan baku yang ada dikawasan tersebut tersedia untuk mendukung hilirisasi pengembangan kopi.

Dimasa datang berdasarkan tuntutan pasar terutama pasar internasional maka perlu dibuat standar/kriteria kopi berkelanjutan Indonesia dalam suatu standar nasional.

Gambar 1. Desain pengembangan kawasan agribisnis kopi

Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 3

Page 4: KONSEP DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN … dan... · 2020. 9. 22. · Kebijakan tersebut di atas dijabarkan dalam program dan strategi pengembangan kopi. Programnya adalah peningkatan

Konsep dan Strategi Kebijakan Pengembangan Perkebunan Kopi di Indonesia

Gambar 2. Skema tuntutan pengembangan kopi saat ini

4 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat