komunisme adalah sebuah ideologi

73
Komunisme adalah sebuah ideologi . Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels , sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an , dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi . Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakatutopia sunting Ide dasar Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional . Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1] ), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati karena korupsi yang dilakukan oleh para pemimpinnya. Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal atas individu. pada

Upload: rererahim

Post on 03-Jul-2015

542 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat

sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakatutopia sunting Ide dasar

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati karena korupsi yang dilakukan oleh para pemimpinnya.

Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal atas individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata akan tetapi dalam kenyataannya hanya dikelolah serta menguntungkan para elit partai, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistim demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

[sunting] Komunis Internasional

Page 2: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Komunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marxis.

[sunting] Maoisme

Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.

[sunting] Indonesia dan komunisme

Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.

[sunting] Sejarah Komunisme Di Indonesia

Kenetralan sebagian atau keseluruhan artikel ini dipertentangkan.Silakan melihat pembicaraan di halaman diskusi artikel ini.Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan.Lihat diskusi mengenai artikel ini di halaman diskusinya.

Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari Belanda ke Indonesia dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka (yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di

Page 3: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Semarang, atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam SI (Sarekat Islam) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta membuat personil organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di antara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.

Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.

Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana tingkat anarkisme banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan Gerakan 30 September.

Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang hukuman

Page 4: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.

Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.

[sunting] Komunisme di Indonesia

[sunting] Era pre-Perang Kemerdekaan RI

[sunting] Pascaperang Perang Kemerdekaan RI

Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.

[sunting] Apakah Komunisme Telah Mati?

Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.

Seperti yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.

Page 5: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

International Marxist TendencyAbout us | Contact us | Join us

فارسی | Bahasa Indonesia | Bangla | Català | 中文 | Dansk | Deutsch | Español | Esperanto | عربي

| Français Gaeilge | Galego | Ελληνικό | בעברית | Italiano | 日本語 | 한국어 | Македонски | Magyar | Nederlands Norsk | Polski | Português | Русский | Română | slovenščina | srpskohrvatski | Svenska | Türkçe | ردو Tiếng Việt | ُا

Home » o Topics »

Art Economy Environment Globalisation Science & Tech.

o Africa » Botswana Chad Congo Egypt Ethiopia Guinea Ivory Coast Kenya Libya Madagascar Mozambique Morocco Niger Nigeria Sierra Leone South Africa Sudan Tunisia Western Sahara Zimbabwe

com_googlesearc 30

00088879237686 FORID:11 UTF-8 en

Page 6: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

o The Americas » Argentina Bolivia Brazil Canada Chile Colombia Costa Rica Cuba »

Free the Miami Five! Dominican Repub. Ecuador El Salvador Guadeloupe Haiti Honduras Jamaica Mexico Nicaragua Panama Paraguay Peru Suriname United States Uruguay Venezuela

o Asia » General Armenia Afghanistan Azerbaijan Bangladesh Burma China East Timor Georgia India Indonesia Japan Korea Kyrgyzstan Malaysia Nepal Pakistan Philippines Russia Sri Lanka Thailand Uzbekistan Vietnam

o Europe »

Page 7: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

General Europe European Union The Balkans Austria Belgium Britain Cyprus Czech Republic Denmark France Germany Greece Hungary Iceland Ireland Italy Latvia Moldavia Netherlands Norway Poland Portugal Romania Russia Spain Sweden Switzerland Ukraine

o Middle East » Egypt Iran Iraq Israel & Palestine Lebanon Saudi Arabia Syria Turkey Yemen General

o Oceania » Australia New Zealand

o Spanish » América Latina África Asia Economía Europa Manos Fuera de Venezuela Norte América Oceanía

Page 8: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Oriente Medio Teoría Audio y Vídeo

o Other languages » Arabic Bahasa Indonesia Basque Bengali Catalan Chinese Danish Dutch Esperanto French Gaelic Galician Georgian German Greek Hebrew Hungarian Italian Japanese Korean Kurdish Macedonian Norwegian Persian Polish Portuguese Romanian Russian Serbo-Croatian Slovenian Swedish Turkish Urdu Vietnamese

The IMT » o History & Theory » o Audio & Video » o Comments & Opinion » o Publications » o Solidarity » o Sitemap

Links

Periode Pertama Partai Komunis Indonesia: 1914-1926 - Sebuah Ringkasan

Page 9: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Written by In Defence of Marxism Wednesday, 08 March 2000

Share 56

For the first time in Bahasa Indonesia, a marxist analysis of the first period of develepment of the Indonesian Communist Party, which was published earlier on our site in English.

Dokumen ini menyusuri kembali periode pertama PKI sampai pemberontakan yang kurang persiapannya pada tahun 1926. dokumen ini memuat berbagai pelajaran yang amat berharga bagi pembangunan partai Marxis dewasa ini. Dalam analisis historis ini, ribuan aktivis yang terlibat dalam pengorganisiran kaum buruh, petani, penduduk miskin di kota, pelajar dan mahasiswa akan mencapai pemahaman strategi yang lebih dalam, sekaligus dokumen ini juga merupakan alat yang perlu untuk mencapai sosialisme di Indonesia. Kita selayaknya tidak melulu belajar dari segala kesuksesan yang dicapai pada masa tersebut, melainkan juga memetik pelajaran dari kelemahan-kelemahan fatal yang dilakukan oleh PKI waktu itu. Di dalam dokumen ini disajikan bimbingan yang penting bagi generasi baru angkatan muda Indonesia yang bertekad membangun organisasi yang sosialis Marxis.

 

Periode Pertama Partai Komunis Indonesia:1914-1926 - Sebuah Ringkasan

 

Latar Belakang Historis

Kepulauan Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda sejak 1596 sampai 1903. Sekarang jumlah penduduknya adalah 200 juta - di urutan keempat negara yang berpenduduk paling padat - tersebar tersebar di banyak pulau dan terbagi dalam berberapa suku bangsa. Jawa ialah pulau yang paling penting, 75% dari penduduk hidup di pulau ini. Ibukota Jakarta (di jaman penjajahan dikenal dg sebutan Batavia), pusat perindustrian tertua Surabaya, dan pusat tradisional dari politik radikal di Semarang, dan berberapa kota lain yang penting, semuanya berada di Jawa

Sejak dulu, dan hingga sekarang, Indonesia terutama terdiri dari petani. Padi ditanam para petani untuk makanan pokok. Penjajahan Belanda mendirikan pekebunan, dimiliki kapital besar, untuk memproduksi barang ekspor [gula, kopi, teh, kakao, tembakao, karet, dll.). Kemudian minyak diexploitir Royal Dutch Shell, suatu perusahaan kapital Inggris dan Belanda

Indonesia merupakan daerah jajahan Belanda yang terpenting, dan penjajahan atasnya menjadi kunci pembangunan negeri Belanda modern. Perdagangan komoditas Indonesi menjadi sumber untung yang besar bagi kaum kapitalis di Belanda, dan berberapa industri di Belanda (contohnya, pembuatan cerutu, coklat, dll.) berdasar impor dari tanah Indonesia.

Page 10: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Bagaimanakah Belanda, yang jumlah penduduknya hanya seperpuluh Indonesia, berhasil mendirikan rezim yang berkuasa selama tiga abad? Tentulah, alasan yang paling fundamental bagi hal itu ialah perkembangan kekuatan produktif yang jauh lebih tinggi, dengan pemerintah dengan kontrol politik dan militer yang sesuai dengan kemajuan industri. Kekuasaan Belanda tergantung pada tidak adanya persatuan di antara suku-suku bangsa yang mendiami kepulauan Indonesia. Penjajah Belanda menerapkan sistem kekuasaan yang tidak langsung, dengan menggabungkan pemerintahan dengan kaum priyayi pribumi, aristokrasi pra-Islam. "Regen" pribumi menjalankan pemerintahan daerah besama "saudara muda" mereka, wakil regen asal Belanda.

Sekolah administrasi dan kedokteran didirikan oleh Belanda untuk mendidik anak priyayi kecil, dan melibatkannya dalam pemerintahan penjajahan. Meskipun demikian, sekolah-sekolah ini juga menghasilkan banyak pemimpin awal yang nasionalis dan radikal.

Kaum petani menderita akibat penjajahan Belanda dalam banyak segi, yang pertama dan paling berat adalah mereka menedita akibat diterapkannya bentuk perpajakan. Ironisnya, beban pajak menjadi lebih berat pada zaman diterapkannya kebijakan "etis" (liberal), yang diadopsi oleh administrasi kolonial pada pergantian abad ke-20, ketika dibangun infrastruktur yang dibiayi pajak. Kebijakan tanam paksa yang mengharuskan petani menanam tanaman keras merupakan beban lain yang ditanggung petani dan memusnahkan kebebasan petani (kebijakan ini kemudian dihapuskan). Sewaktu itu petani terpaksa menjadikan sepertiga sampai setengah tanah mereka tersedia untuk dipakai perkebunan gula. Karena dipaksa bayar pajak, makin banyak tanah dipakai, dan petani makin terpuruk dalam kemiskinan dan makin tergantung pada sistem kapitalis.

Borjuasi kecil pribumi di perkotaan sangat lemah, sebagian besarnya pedagang (banyak keturunan Tionghoa), dan bagian kecil pegawai. Tanpa industri yang berkembang, kaum buruh kecil sekali. Buruh terpusat di sektor pemerintahan dan transportasi yang dimiliki oleh swasta, yaitu kereta api dan trem.

Dengan tidak adanya oposisi politik yang berarti sebelum perang dunia pertama, kekuasaan Belanda sempat bertindak agak liberal, tetapi bersifat paternalistik, meskipun kebebasan pers dan berorganisasi senantiasa tidak mutlak. Ketika perjuangan mulai timbul di kaum petani, buruh dan kelas menengah, segala kebebasan ini langsung dicabut.

Kemelaratan dan represi politik, hanya dibungkus oleh tabir toleransi liberal yang tipis, merupakan ciri utama rakyat Indonesia pada tahun-tahun awal abad ini. Hampir seluruh rakyat buta huruf, dan berbagai penyakit tersebar luas mayoritas rakyat berada di bawah pengaruh kuat agama (Islam) dan kebudayaan tradisionil. Feodalisme yang ada sebelum penjajahan diidolakan. Bersamaan dengan itu kapitalisme dan pengalaman pejuangan kelas mulai merubah sikap kaum muda, dan khususnya kaum buruh. Pendidikan modern mengajarkan kelas menengah untuk mempersoalkan kekuasaan Belanda

Perang antara Rusia dan Jepang di tahun 1904-05, terlihat sebagai kekalahan satu kekuatan bangsa Eropa oleh suatu negara timur, dan akibatnya memengaruhi suasana politik seluruh kawasan Timur Jauh. Di Indonesia hal itu terutama mempengaruhi kalangan muda yang terpelajar. Kemudian terjadi Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan kekurangan pangan, kekacauan, inflasi, dan meningkatnya penderitaan massa, yang pada giliran berikutnya hal itu menyebabkan berberapa gelombang kerusuhan dan militansi di kalangan kaum tani dan buruh. Sejarah gerakan nasionalis modern, termasuk PKI, dimulai pada periode itu.

Page 11: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Makna Penting PKI

PKI didirikan dalam gelombang pertama perjuangan anti Belanda. Pada awal tahun 20-an, dengan adanya perpecahan dalam kepemimpinan kelas menengah yang ada waktu itu, PKI muncul sebagai organisasi terkemuka dalam perjuangan kebangsaan dan kelas. Namun demikian, kelemahan pimpinan PKI dan pergeseran mereka ke politik ultra-kiri, menggiring partai ini menemui kegagalan total pada tahun 1923-26. hal ini memungkinkan para pimpinan kelas menengah nasionalis bercokol di pucuk pimpinan pada perjuangan kemerdekaan di tahun 1940-an.

Pada era awal PKI itu sebenarnya terbuka kemungkinan istimewa u membangun kepemimpinan massa yang Marxis, yang memperjuangan kebebasan nasional dan sosial menurut garis Revolusi Permanen. Hal ini memungkinkan didirikannya republik soviet sebagai hasil kebangkitan di tahun 1940-an, yang, jika ini terjadi, dapat memberi pengaruh krusial pada jalannya revolusi di Cina dan Vietnam. Tetapi karena banyaknya kesalahan pimpinan PKI, terutama tidak ada kader bersifat Bolsevik, jalur tersebut tersedia untuk munculnya rezim bourjuis bonapartis.

Merosotnya Komintern merupakan faktor tambahan dalam proses ini. Sesudah 1926 Stalinisme menjadi rintangan yang amat kuat - akhirnya tidak teratasi - untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan mengembalikan orientasi PKI ke garis Bolshevik.

Walaupun kesempatan ini hilang, pemkembangan awal PKI sangat patut dicatat dan mungkin paling signifikan di antara negara-negara jajahan, temasuk Cina. PKI adalah partai komunis pertama yang didirikan di Asia di luar Uni Soviet dan merintis taktik - terutama blok dalam pejuangan nasionalis - mendahului strategi PK Cina.

Sebaiknya diindahkan, di Cina kaum buruh dan borjuis nasional jauh lebih berkembang daripada di Indonesia. Di sana (Cina) kebijakan "entrisme" dilakukan secara korup oleh Stalinisme (bukan kebijakannya yang salah), mengakibatkan kemusnahan PK Cina pada akhir 20-an.

Tradisi Komunisme yang berakar pada era itu memungkinkan timbulnya PKI baru yang berbasis massa pada tahun 1940-an sebagai organisasi lumrah bagi kaum buruh dan berberapa bagian petani. Namun dengan dihapus tuntasnya Marxisme dari kebijakan-kebijakannya (hal yang amat signifikan, perkembangan partai pra-1920 dihapus dari sejarah resmi partai), PKI mempersiapkan jalan bagi opportunisme dan adventurisme yang berakibat pembunuhan sejuta kaum komunis Indonesia menyusul kup Soeharto 1965.

Semua kesimpulan mendasar yang ditarik oleh Marxisme tentang haluan dan soal pejuangan kolonial, dikukuhkan oleh pengalaman perjuangan di Indonesia. Kesuksesan dan kegagalan PKI, sebagai faktor materail dalam proses perjuangan, penuh mengandung pelajaran bagi kita dalam menghadapi tugas-tugas kita di negeri-negeri yang dulu merupakan daerah jajahan.

Asal Mula PKI

Sebelum 1914 tidak ada tanda apapun bahwa dalam beberapa tahun saja di Indonesia akan ada partai komunis berbasis massa yang pertama di dunia kolonial. Kelas buruh tidak mempunyai organisasi politik dan hanya ada beberapa serikat buruh yang semuanya lemah. Gerakan "nasionalis" masih berupa jabang bayi; dan sebetulnya, imbauan nasionalisme belum

Page 12: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

terdengar di kalangan rakyat. Aslinya gerakan nasionalis dikuasai pemimpin kolot dari kelas menengah yang berdasarkan agama. Jurang yang dalam memisahkan para pemimpin nasionalis ini dengan kondisi sosial yang begitu buruk di kalangan rakyat. Pada era itu juga belum mulai berkembang sayap kiri apapun yang secara potensial bersifat Bolshevik.

Organisasi pertama yang didirikan oleh kaum muda Indonesia kelas ningrat ialah Budi Utomo , berdasarkan gagasan idealis gotong royong tanpa kesadaran politis. Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, ialah partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia, tetapi tanpa hubungan dengan rakyat Indonesia. Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde .

Gerakan pertama yang berbasis massa bertitik berat bukan pada nasionalisme ataupun program politik, melainkan pada agama. Kira-kira 90% penduduk Indonesia menganut Islam, dan Islam merupakan institusi utama dari masyarakat tradisional yang gagal dilembagakan Belanda dalam kontrolnya yang tidak langsung. Oleh karena itu Islam menjadi pusat perlawanan anti pemerintahan asing, walaupun aslinya oposisi ini belum matang dan tanpa bentuk (tidak ada program politik).

Organisasi berawal dengan pembentukan Serikat Pedagang Islam pada tahun 1911, dan dua tahun kemudian, 1913, di bawah pimpinan Tjokroaminoto, mebuang "Pedagang " dari namanya menjadi Serikat Islam untuk merengkuh dukungan massa. Meski tidak ada gagasan pejuangan nasionalis, tak terelakkan SI memegang peran pemegang kepercayaan perjuangan nasional.

SI tidak mempunyai program politik di luar "melayani kepentingan kaum Islam ", dan keorganisasiannya longgar sekali. Meskipun demikian keanggotaannya tumbuh dengan dahsyat, sampai ratusan ribu pada tahun 1916, dan terutama berpusat di kota. Secara grafikal hal ini mencerminkan pencarian massa buruh untuk menemukan alat perjuangan guna melawan kondisi mereka yang makin memburuk. SI gagal total memenuhi kebutuhan ini; meskipun demikian, karena tidak ada pilihan, kegiatan massa tetap terfokus padanya, jika munculnya PKI tidak memotong perkembangan SI itu.

Apa yang menyebabkan, dalam hanya beberapa tahun dan pula di dalam sebuah negeri yang luar biasa terbelakang, munculnya sebuah PK dengan basis massa yang kemudian merubah situasi politik? Tak dapat disangkal, peran kunci dimainkan oleh Henk Sneevliet, pemimpin sayap kiri Serikat Buruh Kereta Api dan sebelumnya merupakan tokoh sayap kiri gerakan sosialis, yang terpaksa mengunsi ke Indonesia pada tahun 1913 sesudah dimasukkan daftar hitam oleh birokrasi reformis dan kaum majikan. Kesuksenan usaha Sneevliet terutama bukan karena kualitas pribadinya melainkan akibat pengertiaannya atas pembelajaran Marxisme dan cara mengorganisir kaum buruh dan kepemimpinan organisasi kelas buruh. Pengalamannya dalam gerakan buruh yang termaju dan terorganisir di Eropa barat penting sekali. Usahanya menjadi katalis, menyatukan ide-ide Marxisme dan pengalaman itu dengan gerakan kaum buruh Indonesia yang mulai bangkit. Jika ada sesuatu yang dapat mengilustrasikan potensi Marxisme, hal itu adalah pertumbuhan spektakuler PKI, dan keinginannya kaum buruh memeluk pengertian dan senjata politis ini.

Bagaimanapun, sumbangan Sneevliet harus dibatasi dalam dua segi - pertama karena terbatasnya waktu yang dia lewatkan di Indonesia (1914-1918), dan kedua, karena terbatasnya tendensi revolusioner dalam gerakan Sosial-Demokrasi sendiri. Batasan-batasan

Page 13: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

ini terutama sekali terungkap dalam pemahaman yang tidak lengkap atas tugas-tugas mengenai pembangunan partai revolusioner yang berdasarkan teori Marxis. Keterbatasan ini bahkan terjadi pada tokoh-tokoh terkemuka macam Luxemburg dan Connolly. Pada periode ini kapitalis tumbuh di negeri-negeri imperialis, terjadi ekspansi kelas buruh dan berbagai kondisi yang menguntungkan untuk membangun organisasi kelas. Kepemimpinan diarahkan kepada pembangunan organisasi massa, berpedoman pada analisis umum Marxis mengenai perjuangan kelas, sebagai prakondisi bagi perjuangan berikutnya yang bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan. (Sayap kanan, tentu saja, ikut berpartisipasi dalam membangun organisasi-organisasi massa, tetapi perspektifnya sama sekali berbeda).

Di sisi lain, Lenin, memgambil kesimpulan dari situasi di Rusia di mana tugas-tugas revolusioner tampak jelas, menerangkan perlunya kelompok kader yang terdiri dari kaum revolusionaris profesional, beda dengan kelompok propagandis seperti yang dimiliki oleh Sosial Demokrat dan serikat-serikat buruh. Tanpa kader-kader yang digembleng pemikiran-pemikiran dan metode Marxisme, partai-partai buruh tidak akan dapat mempersatukan diri saat menghadapi kekalahan, apalagi mempersiapkan diri untuk pengambil-alihan kekuasaan.

Tugas "pembangunan partai" diakui penting oleh semua pihak dalam International Kedua, berlawanan dengan posisi tugas itu di masa kini, tetapi tugas pembangunan itu diartikan lain oleh berbagai tendensi yang ada di dalam Internasional Kedua itu. Sneevliet membawa pikiran dan metode sayap kiri ke Indonesia, tetapi bukan pemahaman Leninis mengenai pembangunan kader. Kontribus Sneevliet yang terutama terletak pada orientasi kelas yang konsisten yang ia bawa ke dalam perjuangan bangsa Indonesia, mengaitan antara perjuangan kemerdekaan nasional dan perjuangan kelas buruh mengikuti garis yang secara ilmiah dijelaskan oleh Trotsky, dan ia menemukan konklusi ini secara independen terlepas dari Trotsky.

Jelas diskusi dan pendidikan politik diadakan di dalam gerakan bangsa Indonesia tetapi nampaknya hal itu diadakan dengan cara yang "rutin", tanpa kesadaran vital mengenai pentingnya persiapan kader yang revolusioner sebagai prakondisi bagi pertumbuhan basis massa. Dengan majunya pejuangan buruh internasional - dan situasi hukum dari penjajahan Belanda saat itu belum cukup jelas - kebutuhan akan pondasi teritik yang kukuh dan kuat menahan goncangan sosial belum tampak sejelas dan semendesak kebutuhan itu tampak di periode yang penuh "tikungan tajam dan perubahan mendadak" yang baru muncul belakangan. Para pemimpin buruh dan petani dengan mudah menjadi pemimpin-pemimpin partai, tanpa pengembangan politis yang memadai untuk mengemban tanggungjawab yang terkandung dalam posisinya, dan partainya sendiri tidak kuat menahan disiplin pada saat saat yang kritis.

Singkatnya, pertumbuhan organisasional yang melampaui pertumbuhan politis, adalah dikarenakan adanya angapan remeh tentang pentingnya pendidikan politis. Kekurangan ini melatarbelakangi ditempuhnya jalan ultra kiri yang diambil PKI pada pertengahan tahun 1920-an. Selain itu hal ini juga menyebabkan kemerosotan politik Sneevliet sendiri mulai pertengahan 1920-an, dan kemudian menimbulkan perpecahannya dengan Trotsky. Karena wawasan dan metodenya kurang, dan tidak siap menghadapi kekalahan dari Stalinisme dan fasisme, Sneevliet tetap memakai slogan periode sebelumnya yang usang, lebih mencari pengikut massa yang sudah "jadi" untuk mengemban slogan-slogan revolusioner. Diarenakan kelompok-kelompok yang aktif di dalam kelas buruh makin tenggelam dalam keputusasaan dan menjadi pasif, metode tadi menggiring terjadinya berbagai adaptasi oportunis dan kemunduran ke arah sentrisme.

Page 14: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Dengan cara ini seluruh angkatan pemimpin buruh yang militan, yang telah memberi kontribusi luar biasa besar pada pembangunan gerakan dan juga kepada Komintern selama tahun-tahun revolusionernya, menjadi tak dapat menguasai periode babakan sejarah yang baru, dan tidak mampu memahami tunutan jaman serta tak dapat lagi memberi kontribusi lebih jauh.

Walaupun demikian, tidaklah lantas jika Sneevliet mengembangkan suatu pendekatan Leninis maka dengan sendirinya akan mampu dalam waktu singkat membangun kader-kader yang cukup kuat untuk memimpin massa dan menolak kekalahan yang dialami tahun 1920-an. Namun, jika ada suatu organisasi kader yang kecil saja yang selamat dari periode kekalahan itu, dan mengembangkan diri di atas basis pemahaman yang cermat mengenai ikhwal kejadian yang berlangsung, organisasi ini akan mampu bertransformasi menjadi organisasi massa di tahun 1940-an dan merubah sejarah Indonesia dan dunia. Perspektif inilah yang sebaiknya dipakai kalau mau belajar sejarah PKI.

1914-19: Pembangunan Basis Massa

Usaha Sneevliet di Indonesia, yang meletakkan pondasi bagi PKI, ada tiga segi: membentuk nukleus kaum sosialis (dimulai dari para pekerja asing berkebangsaan Belanda); membangun gerakan serikat buruh, dan melakukan intervensi ke dalam gerakan nasionalis.

Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909)

Sejak mulanya tendensi revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya militan terhadap isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung seorang jurnalis Indonesia yang diadili karena melanggar hukum pengendalian pers, dan juga mengadakan rapat umum menentang persiapan perang yang dilakukan oleh pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV juga melibatkan diri dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu pada saat itu.

Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan mengedepankan "teori dua tahapan". Dalam ISDV sendiri aliran refomis meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak yang berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam perjuangan membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan massal.

Page 15: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya gerakan politik massa ini. Pada 1915-18 penguasa Belanda menanggapi gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam "Volksraad" yang bertujuan membendung militansi massa. ISDV - berlawanan dengan pimpinan nasionalis dan ISDP - pada mulanya memboikot badan ini, tetapi kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad itu dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.

Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan Trem (VSTP), pada saat itu kecil saja, dan sebagian besar anggotanya berkulit putih. Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur organisasinya dengan menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik, juga konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi. Kesuksan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta api yang pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.

Untuk membedakan pemkembangan era itu dari situasi di negara negari bekas jajahan di masa sekarang, dua aspek yang berlawanan sebaiknya diperhatikan, yang pertama lemahnya kaum buruh di Indonesia, dan yang kedua, perkembangan kuat gerakan buruh di tingkat internasional dan diterimanya secara tuntas ajaran marxis dan sosialis. Kondisi kelas buruh Indonesia di saat itu hanya bisa dibandingkan dengan kondisi kelas buruh di negara paling terbelakang sekarang ini, dan saat bersamaan kelas buruh itu dijajah oleh kekuatan imperialis yang maju, bukan rezim Bonapartis yang lemah atau tidak kukuh pemerintahnya.

Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan buruh. Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas. Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi kaum buruh lewat perundingan.

Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang. Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda.

Pasa saat bersamaan, waktu itu gerakan kaum buruh di Belanda dan dunia internasional mempunyai kewibawaan yang tinggi bagi massa kolonial jauh melebihi situasi sekarang, akibat khianat yang bertumpu dari Stalinis dan Reformis. Hal tersebut menambahkan nilai penting gerakan buruh pada waktu awalnya. Dengan gerakan kaum nasionalis sendiri masih belia, para pemimpin buruh dan kaum sosialis berbangsa Eropa dapat terlibat dalam debat setingkat dengan para pemimpin nasionalis.

Meskipun demikian situasi selalu dipengaruhi oleh pentingnya kaum petani. Tidak mungkin suatu gerakan dapat berharap dirinya mempunyai pengaruh di tingkat nasional tanpa ia mampu menarik kaum petani. Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama,

Page 16: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

kelihatannya pasif kalau ditindas, pemandangannya terbatas oleh kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap, selaras dengan karakter kaum tani sendiri - yaitu suatu kelas yang heterogen, produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang menawarkan pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.

Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di dunia kolonial

secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan berharta milik - meskipun kecil,

mereka ini adalah kekuatan yang signifikan. Kelas menengah juga sulit memihak program

kaum buruh karena hanya bergerak di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri

kepentingan borjuis, meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama

mungkin dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena keduanya

menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan metode kelas menengah

berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh. Kelas menengah, atau bagian-bagian darinya,

dapat meninggalkan pemikiran bersifat utopis dan dan program reaksioner mereka hanya

sebab mereka akhirnya mulai insaf bahwa tidak ada pilihan lain yang praktis, namun

kemungkinan ini akan lama prosesnya serta sangat kontradiktif dengan kelas menengah

sendiri. Mulanya kelas menengah akan berkembang secara terpisah dari gerakan kelas buruh

dan, karena menyuarakan keluhan semua lapisan yang tertindas, mereka bisa memperoleh

dukungan massal. Karena berpendidikan dan agak makmur, mereka agak jauh dari kehidupan

orang biasa, tetapi oleh karena itu pula mereka makin yakin dan pandai, dan makin wibawa di

mata kaum petani dan sebagian kaum buruh yang terbelakang.

Faktor ini dan faktor-faktor lainnya menerangkan pengaruh nasionalisme bersifat kelas menengah di dunia penjajahan. Yang paling penting ialah peran pemimpin nasionalis memusatkan tuntutan ke isu yang bisa didukung dengan penuh hati oleh kaum buruh dan petani, yaitu isu kemerdekaan nasional. Sebaiknya diperhatikan bahwa hanya dari sudut pandang Marxisme dan revolusi permanen-lah kaum buruh dan pemimpinannya akan menyadari peran kepemimpinan mereka dalam perjuangan ini, yang jika dipandang sepintas lalu perjuangan ini kelihatannya lebih luas dari perjuangan konkret kaum buruh. Karena pemimpin nasionalis timbul sebagai pemimpin perjuangan kemerdekaan, program sosialis terlihat sebagai semacam tambahan yang menempeli tujuan utama, yaitu sebagai sesuatu yang bisa ditunda, atau diberi dukungan hanya sebagai tujuan yang masih jauh.

Secara praktis, kaum sosialis hanya bisa memperoleh dukungan massa dengan membuktikan kecakapan menanggulangi soal-soal riil dengan mengungguli pemimpin nasionalis, dan dalam usaha ini perlu membuktikan programnya sebagai partai gerakan kemerdekaan. Untuk

Page 17: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

memperlihatkan sikapnya perlu mendirikan barisan bersama dengan orang nasionalis dalam perjuangan kemerdekaan berdasarkan kesatuan dalam aksi, sambil terus mempropagandakan ide-ide dan program sendirinya. Selaras itu Lenin dan Konperensi Komintern Kedua menerangkan kebijakan partai-partai Komunis terhadap "nasionalisme revolusioner".

Di segi lain harus dijelaskan bahwa di era kolonialisme usaha bersama tidak cukup mengatasi soal soal yang diderita rakyat yang sedang dijajah. Hanya kaum buruh yang mendirikan sosialisme yang dapat memecahkan soal itu. Dari sudut pandang obyektif, nasionalisme memainkan peran progresif karena bertentangan dengan imperialisme dan memeprlemahnya dengan membangkitkan massa untuk terlibat dalam perjuangan kemerdekaan nasional. Akan tetapi karena bersifat kelas menengah nasionalisme ini tidak stabil dan mungkin membalik sikapnya dengan timbulnya ketegangan antara kaum buruh dan sistem borjuis. (Proses pembedaan kelas ini sudah mencapai puncaknya di India dan Kenya, yang kemimpinan anti kolonialnya, karena bersifat kelas menengah, sudah merobah menjadi rejim neo kolonial yang reaksioner yang menindas massa buruh dan taninya). Persekutuan antara kaum buruh dan kelas menengah di masa perjuangan kemerdekaan nasional mesti penuh prasyarat hubungan - yaitu hanya bisa berupa korelasi kekuatan yang temporer di mana gerkan kelas buruh yang revolusioner selalu berusaha menegakkan kepemimpinannya dalam perjuangan seluruhnya.

Jadi, pada umumnya, beginilah hubungan yang timbul akibat sikap ISDV terhadap Insulinde, dan lebih penting lagi, terhadap SI. Bagian Semarang Serikat Islam, yang memihak ISDV, sudah muncul sebagian oposisi pimpinan nasional, mulai mengajukan tuntutan sosial yang kongkrit, menuntut perjuangan melawan kapitalisme, dan lebih tegas tentang isu-isu praktis. Jumlah anggota bagian Semarang ini naik dari 1,700 pada tahun 1915 menjadi 20,000 pada tahun berikutnya, dan menjadi salah satu daerah SI yang terkuat. Usaha-usaha yang dilakukan oleh kepemimpinan Si untuk menghancurkan "aliran Semarang" semuanya gagal. Dengan begitu, mereka hanya dapat mencabut ide-ide sosialis dari SI dengan cara menghancurkan SI sendiri - suatu langkah yang akhirnya terpaksa mereka lakukan.

Walaupun makin berpengaruh, ISDV - seperti PKI kemudian - tetap merupakan organisasi kecil. Jumlah anggota ISDV naik dari 103 tahun 1915 (dengan hanya tiga anggota pribumi) menjadi 330 di tahun tahun 1919 (300 pribumi). Dalam arti ini ISDV menjadi partai kader - partai para aktivis dan pemimpin yang kuat dukungan di serikat buruh, di perkotaan, dan juga pedesaan. Orientasi kelas ISDV paling jelas terrefleksi dalam kedudukannya yang kuat di dalam gerakan serikat buruh. Ferderasi pertama serikat buruh, didirikan pada tahun 1919, terdiri dari 22 serikat, dan anggotanya berjumlah 72,000, dan sebagian menurut ISDV, dan bagian lain memihak pimpinan nasional SI. Sesudah berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap mengalami perpecahan, kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah putih).

Kewibawaan ISDV dicerminkan juga dengan dukungan massa terhadapnya di dalam tubuh SI sendiri. Dengan mengingat populasi Indonesia, jumlah penganut itu merupakan langkah awalan saja yang secara praktis perlu dikonsolidasikan sebagai simpul di setiap daerah yang kemudian menjadi dasar gerakan nasional yang didukung oleh jutaan orang, dengan intinya kader Marxis. Jika kondisi begini sudah tercapai barulah mungkin menempatkan ikhwal perebutan kekuasaan ke dalam agenda partai.

Dalam pengertian perspektif dan teoris, di satu sisi, sebagai organisasi kader ISDV amat lemah. Pengusiran Sneevliet dari Indonesia pada tahun 1918 meninggalkan jurang tak

Page 18: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

terjembatani di pucuk pimpinan organisasi itu. Tidak ada pemimpin, baik keturunan Belanda maupun pribumi, walaupun trampil sebagai pejuang revolusioner, memiliki pengalaman dan pemandangan marxis yang cukup luas untuk mengemudikan partai secara tepat saat menghadapi tikungan yang tajam dan mendadak.

Potensi revolusioner ISDV yang gemilang pada era itu ditunjukkan tahun 1917-18, saat partai itu segera mendukung Revolusi Rusia dan dengan cepat menarik implikasi revolusi itu bagi revolusi di negara Eropa dan Indonesia sendiri. Belajar dari pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir serdadu dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu berhasil menarik pengikut sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda.

Pada akhir tahun 1918, saat Belanda di ambang revolusi, pemerintah kolonial bingung karena kelihatannya mungkin ada perebutan kekuasaan revolusioner di Belanda, dan mungkin sesudahnya di Indonesia juga. Pada saat itu sosial demokrat Belanda kehilangan keberaniannya. Pemerintah kolonial menjanjikan berberapa perbaikan situasi, dan situasi revolusioner reda.

Situasi di Indonesia pada tahun 1918-19 penuh gejolak, karena kisis ekonomi menghantam para pekerja dan timbulkan perlawanan dengan kekerasan di kalangan kaum tani. Kejadian ini melatarbelakangi pertumbuhan ISDV/PKI secara massal, dan juga menyebabkan reaksi dari segi pemerintah. Karena faktor subjektif tidak kuat, pembangunan PKI ditentukan pemerintah kolonial yang makin agresif.

1920-26. Mendekati Bencana

Awal tahun 1920-an merupakan periode kekalahan yang dialami gerakan kaum buruh, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional. Pemogokan besar dikalahkan, dengan puncaknya kalahnya pemogokan buruh kereta api pada tahun 1923 - di mana VSTP sebagai pejuang garis depan gerakan serikat buruh mengalami kehancuran. Periode liberalisme "etis" jelas telah berakhir. Dalam periode ini semua pemimpin PKI berbangsa Belanda diusir, diikuti oleh pengusiran para pemimpin pribumi yang penting (khususnya Semaun dan Tan Malaka).

Indonesia terlalu jauh dan tak terjangkau bagi intervensi efektif Komintern. Fokusnya diarahkan kepada Cina, yang dianggap lebih menguntungkan. Dengan cepat, kekuatan organisasional dan momentum yang terbangun di masa ISDV, digabung dengan pemehaman yang tidak lengkap atas program-program kelas buruh, kemudian berubah menjadi tendensi yang condong kepada isme ultra kiri dan juga sektarianisme, yang berkembang di kalangan para pemimpin yang tersisa (Pimpinan ini selalu berobah akibat orang-orangnya sering ditahan dan diusir).

Perdebatan utama di Konferensi Kedua Komintern tentang revolusi kolonial gagal menerangkan situasi bagi PKI, terutama karena terpisah dari intenasional itu. Tentang orientasi kepada gerakan nasionalis, banyak yang merasa bahwa pendapat Lenin tidak bisa diterapkan di Indonesia akibat lemahnya borjuasi nasional, dan tidak usah diperhatikan. Di sisi lain, PKI tidak puas dengan sikap Komintern terhadap gerakan Pan-Islam, yang terhadapnya SI berasosiasi. Posisi Komintern bersifat kesahabatan terhadap buruh dan petani yang menganut Islam, tetapi melawan gerakan Pan-Islam karena dianggap sebagai instrumen imperialisme Turki, pemilik tanah luas dan ulama di negara Islam.

Page 19: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Memang betul bahwa dari sudut pandang ini SI merupakan suatu yang kontradiktif. Sayap kanan kelas menengah secara buka memihak dengan imperialisme Turki dan Jepang. Di lain pihak massa Islam mendukung SI sebagai mesin perjuangannya. Asal bersenjata dengan pendekatan yang seimbang dan pemandangan yang luas dan sabar, dengan kegagahan dalam perjuangan dan pemeriksaan setiap tahap perjuangan, sebenarnya tidak mustahil kaum komunis memecahkan khayal tentang Pan-Islamisme, yang meraja terutama di tengah kaum petani.

Pemimpin pemimpin PKI hanya memperdulikan kekhawatirannya bahwa sikap Komintern akan digunakan oleh musuh-musuh mereka untuk mengasingkan PKI dari massa. Mengganti taktik menjadi perspektif, sikapnya pasif atau hanya mau mempertahankan posisinya, secara sepenuhnya keliru, menemukan "identitas" antara antara Islam dan Komunisme. (Dan karena sangat terkesan dengan kesuksesan Gandhi di India, hingga tahun 1924 PKI mengutarakan hormat kepada pasifisisme borjuis). Campuran impresionistik yang tidak seimbang antara sektarianisme dan penyerahan diri secara politis kepada tendensi borjuis nasionalis ini, lebih lanjut menghambat kemajuan level politis bagi para kader di dalam PKI sendiri. Dibuktikan juga bahwa dekat sekali pikiran ultra kiri dan oportunisme, tidak dengan sengaja diarahkan ke sana, tetapi dalam kasus PKI, hal ini merupakan konsekuensi dari ketidakmampuan partai itu untuk mengembangkan kepemimpinan Marxis yang memiliki pemahaman dialektis mengenai situasi yang terus bergulir.

Meksipun kelemahan ini, pada tengah tahun 20 an PKI muncul sebagai organisasi yang terkemuka dalam perjuangan massa. Bagaimanapun, posisinya yang kuat itu jadi malah menutupi posisinya yang lemah tidak kukuh secara keseluruhan, yang oleh kepemimpinannya gagal terlihat. Kenyataannya zaman itu bersifat reaktioner, mengikuti kekalahan yang dialami oleh kaum buruh di Indonesia, dan di tingkat internasional. Pemerintah kolonial melakukan pengetatan yang kejam bertujuan menghancurkan gerakan revolusioner, yang pertama pecah adalah kepemimpinan SI yang "moderat". Dalam situasi penekanan ini PKI, lebih kuat orgnisasinya, bisa bertahan lebih lama beberapa tahun sebagai organisasi massal; namun peran kepemimpinannya mulai carut marut, merefleksikan turunnya suasana di dalam perjuangan secara umum dan bukan situasi penuh ledakan revolusioner.

Akan tetapi kenyataan ini tidak diperhatikan. Sementara anggota kepemimpinan yang lebih maju membahas kemungkinan perang antara Jepang dan Amerika akan menyebabkan situasi revolusioner di Indonesia, perspektif itu tidak dipakai sebagai analisa bagi partai seluruhnya, atau sebagai petunjuk strategi dan taktik. Pengertian perlunya persiapan revolusioner kurang, dan pada kenyataannya kurang pula pengertian atas revolusi sebagai akibat perkembangan obyektif. Tugas partai dimengertikan secara voluntaristik, yaitu keinginan revolusioner dianggap paling penting, dan revolusi dimengerti sebagai putsch (pemberontakan bersenjata). Mulai tahun 1924 ada bagian pimpinan, yang berkeyakinan bahwa "tidak ada waktu tersisa lagi", bertekad mengikuti jalur ini dengan harapan bahwa contoh yang mereka beri akan menyalakan pemberontakan umum.

Akhirnya ramalan revolusi akan terjadi dalam waktu singkat, dalam beberapa pengertian, menjadi terbukti sendiri, yang sebetulnya proses ini mencerminkan keterbelangkangan daerah pedesaan. Para petani, bahkan banyak buruh yang kurang berpengalaman, mudah memberontak. Mereka amat siap untuk beraksi secara militan, namun, dalam kekalahan dengan kecepatan sama mereka menjadi apatis dan jatuh ke dalam demoralisasi. Agitasi revolusiner yang kurang tajam, didasarkan pengertian yang keliru dan kurang realistis, yang terdiri dari janji-janji utopis dan ancaman terhadap mereka yang memusuhi, dapat

Page 20: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

menegakkan gelombang perjuangan secara lokal di tengah kekalahan yang lebih luas. Tetapi metode macam begitu - hasil dari semangat revolusioner yang membara sekaligus juga ketidaksabaran - adalah amat sangat berbahaya. Pada pertengahan tahun 1920-an menjadi mungkin bagi ototritas partai untuk menghasut gerombolan bekas anggota PKI yang kecewa di berberapa daerah. Di sisi lain, gairah revolusioner yang menggelora tercipta di beberapa bagian anggota awamnya, menyebabkan pimpinan merasa ditekankan segera "beraksi".

Akibat berantainya pimpinan yang kurang berpengalaman dengan cepat kehilangan kontrol terhadap gerakan yang dibangkitkannya sendiri, dan berkeyakinan bertindak dengan lebih cepat lagi merupakan satu-satunya solusi yang ada. Mereka melaju makin cepat, sampai kecelakaan tak terelakkan.

Dua aspek dari proses ini masih penting bagi kita sekarang: perjuangan antara pimpinan PKI dan SI; intervensi terhadap situasi yang berlangsung, yang dilakukan oleh para pemimpin yang diasingkan dan juga oleh Internasionale.

Pada tahun 1918-19, selama berlangsungnya kebangkitan perjuangan massal, aliran Semarang mengalami kemenangan-kemenangan politis yang penting terhadap sayap kanan SI. Pada tahu 1921 sayap kanan begitu sengit sampai siap mengejar dan mengusir anggota komunis, walaupun diperingatkan bahwa hal itu mungkin menghancurkan SI (akhirnya nyata). Hal itu menggiring terjadinya perpecahan cabang SI itu menjadi cabang "SI Merah" dan "SI Putih". SI Putih, yang berdasarkan agama dan jelas-jelas menentang adanya perjuangan radikal, tidak mendapat dukungan massa, dan segera hancur. PKI kemudian memberi nama baru bagi SI Merah menjadi Sarekat Rakyat pada puncaknya beranggota 60,000 orang.

Lagi-lagi, kebijakan yang tidak jelas yang dilakukan oleh PKI menggiring terjadinya akibat yang kontradiktif. Dalam pengertian dan tujuan apapun, Sarekat Rakyat merupakan bagian PKI, tetapi jumlah anggotanya jauh lebih besar, dan membanjiri PKI dengan suasana populisme radikal. Pada saat bersamaan, sementara mengahangi perkembangan kader, eratnya ikatannya SR dengan partai terbukti menjadi rintangan bagai partai untuk meraih dukungan massa yang lebih luas - ratusan ribu atau jutaan orang tidak siap untuk bergabung ke dalam apa yang mereka lihat sebagai PKI.

Kominern mendesak PKI untuk memisahkan SR dari partai, dan SR mengarahkan SR di bawah "kepemimpinan itelektual" partai dari pada menempatkannya langsung di bawah kontrol dewan pengurus, dan mendesak untuk memastikan bahwa program-programnya mencerminkan aspirasi massa dan bukan himbauan kepada elemen-elemen yang lebih maju semata. Sneevliet dan pemimpin Belanda lain menegaskan perlunya bersatu lagi dengan SI kalau mencari dukungan massal. Kalau menyisihkan hal ini sekarang, sudah jelas pentingnya arti ungkapan pimpinan kaum buruh dalam perjuangan nasionalis.

PKI tidak mampu menangani persoalan jauh ke depan. Kepemimpinannya tampak mengalami kesulitan membedakan orientasi praktis terhadap gerakan nasionalis dengan konsensi-konsesi politik bagi nasionalisme, dan kacau konsepnya mengenai seluruh gerakan nasionalisme dikuasai oleh Komunisme. Indepensi politis dari gerakan nasionalis, dengan logik yang aneh, berarti "perang total" melawan para pemimpin nasionalis. Oleh karena itu semua kesempatan berpropaganda dalam partai lain dari zaman ISDV, dan dari taktik front bersama (SI), semuanya hilang. Di tengah massa, tak diragukan lagi adanya keinginan kuat yang tersebar luas untuk mengakhiri perselisihan di antara para pemimpin. Akan tetapi para

Page 21: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

pemimpin PKI dan SI tidak mungkin setuju mengenai aksi bersama tanpa segera kemudian saling berpisah kembali di dalam suasana sengit. Hal ini melemahkan perjuangan massa keseluruhan dan Pdan lebih gawat situasi PKI karena gerakan massal berkurang, dan makin keras serangan pemerintah.

Apakah peran kelas buruh dalam kejadian-kejadian ini? Pada awalan tahun 1920-an PKI meraih pimpinan serikat buruh kerah biru. Berberapa bagian kaum buruh diorganisir, misalnya buruh dok dan pelaut (hal ini dimulai oleh pemimpin serikat pelaut yang diusir ke Belanda, yang berusaha komunikasi dengan Indonesia). Namun kemajuan-kemajuan ini, lagi-lagi, terjadi pada saatnya kemunduran gerakan buruh umumnya, dan jumlah anggotanya tidak kunjung bertambah. Pengaruh kaum buruh yang begitu kecil tidak dapat memukul kembali tekanan-tekanan yang terjadi terhadapnya, terutama yang berasal dari desa-desa, hal ini mendorong pimpinan partai terjerembab ke dalam advonturisme. Kaum buruh masih amat baru, dan terlalu dekat dengan pedesaan, dan oleh karena itu tidak kuat kesadaran politis yang kuat mendasarkan sikap independen. Kaum buruh berkecenderungan ikut terpengaruh suasana massa umumnya.

Keputusan PKI Desember 1924 untuk menyiapkan pemberontakan disertai keputusan menguatkan basis proletarnya - tetapi hanya supaya menyiapkan kekuatan pemberontakan yang lebih disiplin. Kejadian itu sebaiknya disertai pemogokan umum. Sebab suasana militan sekali, pemogokan terjadi tanpa direncanakan dan dikalahkan dengan tuntas. Semua ini menunjukkan kontrol kelas penguasa tetap ada, dan di segi lain kontrol pimpinan PKI lemah atas serikat buruh, bahkan serikat yang markasnya di gedung PKI. Akibat berantai dari kejadian ini adalah represi makin ketat dan PKI terpaksa menjadi gerakan bawah tanah. Semua kesempatan mengorganisir gerakan baik di kota maupun di desa hilang, akan tetapi aliran pro berontakan tambah kuat tekadnya bahwa "tak ada alternatif lain kecuali penyerahan atau pemberontakan".

Pemimpin pemimpin yang diasingkan memiliki pemahaman yang lebih jernis atas situasi yang berlangsung, tetapi tanpa pengaruh efektif. Semaun, saat itu berada di Belanda, terperangkap dalam persengketaan dan manuver-manuver organisasional melawan Sneevliet dan bekas pemimpin PKI lain yang berkebangsaan Belanda, membangkitkan tuduhan terhadap dominasi bangsa Belanda dan mengedepankan "masalah nasional" untuk menentang usaha-usaha mereka melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan PKI di Belanda. Semaun memperingatkab adanya bahaya "putsch" di Indonesia, tetapi pada saat hal itu terjadi ia malah menyambutnya sebagai "satu pemberontakan besar" yang akan meluas. Pendapat Tan Malaka di Cina jauh lebih terang. Ia tidak cuma secara konsisten memperingatkan bahayanya aliran ultra kiri, namun juga berjuang secara aktiv melawannya, dan sebagian pimpinan menyetujui pendapatnya, dan mulai membentuk blok melawan faksi pro pemberontakan. Selama tahun 1926 badan exekutif PKI mengikuti aliran Tan Malaka dan Komintern, tetapi situasi terlanjur sudah di luar kontrol, dan sakumpulan ranting liar meluncurkan pemberontakan pada akhir tahun 1926. Tak terelakkan hal itu dimusnahkan dengan telak.

Sampai tahun 1926, walaupun sudah mulai suasana kontra revolusi di Rusia, bagi Komintern tidak ada alasan merobah sikap umum terhadap Indonesia. Sampai saatnya pemberontakan Komintern tetap memperingati PKI untuk melawan adventurisme, dan menegaskan kepada PKI tentang perlunya membangung basis massa di dalam gerakan kemerdekaan nasional secara luas. Namun demikian, pada saat itu, kepentingan pemimpinan Stalinist mulai mendikte jalan baru. Dalam perjuangannya melawan oposisi kiri, dengan segala cara aliran Stalinis membenarkan penyerahan oportunis PK Cina kepada Kuomintang. Pemberontakan

Page 22: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

yang sia-sia di Indonesia itu disambut sebagai "lompatan kualitatif" yang khas, dan tanggapan itu menandai tahap baru dalam kemerosotan pimpinan Komintern: dari mengutuk rencana pemberontakan yang prematur pada awalnya, kini Komintern berganti posisi memberi dukungan yang sama sekali tidak kritis bagi terjadinya "perang sipil terbuka" di Indonesia, yang, menurut Komintern, menyebar dari Cina!

Kejadian ini menandai beloknya Kaum Stalinis kepada aliran ultra kiri di seluruh dunia. Untuk menyelubungi khianat oportunisnya, mereka mulai mencari-cari situasi yang sangat genting kemungkinan revolusi di mana saja, kecuali di situasi yang nyata penuh kemungkinan revolusioner. Satu tahun kemudian (1927) giliran buruh Shanghai yang dikhianati dan dikalahkan. Bagi gerakan buruh Indonesia, belokan itu mencegah kesempatan mengimbangi pengalaman dan memperbaiki kekeliruan periode itu dalam rangka kerja Komintern. Serentak itu kontak antara Oposisi Kiri dan Indonesia sama sekali putus. Sneevliet meninggalkan Oposisi Kiri, dan melemahkan perkembangan Trotskyisme di Belanda, dan hilang kesempatan terjadinya intervensi Marxis di Indonesia.

Dengan kekalahan pemimpin pemimpin Islam oleh pihak komunis dan kemudian kekalahan yang dialami PKI, hal itu menyebabkan kekosongan politis. Kelowongan itu diisi oleh angkatan baru pemimpin yang berasal kelas menengah yang mendasarkan diri mereka pada doktrin barunya, yaitu nasionalisme sekuler berprogram persatuan perjuangan semua suku bangsa yang mendiami pulau-pulau di Indonesia untuk melawan penjajahan Belanda. PKI muncul kembali dalam gelombang perjuangan baru, sebagai oragnisasi massa yang lebih besar dari sebelumnya. Masih cedera akibat kejadian tahun 1920-an dan 1930-an, parti ini nyaris tidak punya kaitan dengan Marxisme revolusioner. Kaum Marxis di Indonesia masa kini perlu mempelajari lagi periode ISDV dan tahun awalan PKI, untuk menemukan lagi akar gerakan revolusioner di negara ini - salah satu gerakan yang terpenting di dunia kolonial - sebagai bagian esensial dari persiapan yang perlu untuk menghadapi letusan sosial yang tak terelakkan.

usuf NugrohoJakarta – INDONESIA.

GAMBARAN PALSU KOMUNIS

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (Ash-Shaff, 61: 8) “Hanya saja aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan.” (Sabda Rasulullah)

Hedrick Smith, Koresponden The NEW YORK TIMES di (dulu) Uni Soviet, dalam buku THE RUSSIANS mengatakan, antara lain, “Barangkali Marx akan menggeliat di kuburnya kalau menyaksikan Marxisme dalam praktek.”

Betapa tidak, kaum Leninis yang menumbangkan rejim feodal-hedonis Tsar pada 1917, ternyata tidak memenuhi “janji-janji sorgawi” masyarakat tanpa kelas yang dikecapkannya. Mayoritas rakyat Russia hidup sengsara lahir-batin. Yang di kota-kota besar, seperti Moskow, hidupnya serba kekurangan pula. Untuk membeli sepotong roti, odol, sabun — apalagi daging — mereka terpaksa antrean panjang di tengah dinginnya salju Moskow. Sementara itu kalangan elit Politbiro Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) hidup serba cukup, punya akses pada valas untuk belanja di Duty Free Shop di Moskow. Bersama para Pati dinas rahasia

Page 23: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

militer GRU dan, KGB selama weekend mereka berhura-hura; pesta minum alkohol dan “main perempuan” di Dacha (villa elit Politburo Partai KGB – GRU) di luar Moskow. Sementara itu puluhan juta wong cilik yang dikecapkan kaum Stalinis sebagai kaum proletar yang dimerdekakan dari ketertindasan rezim Tsar tetap keleleran kekurangan bahan pangan.

Itulah gambaran nyata tentang kepalsuan, kesia-siaan dan kemunafikan sistem Soskom. Masyarakat tanpa kelas sama rasa sama rata tidak pernah terwujud. Sebab memang utopi, menyalahi sunnatullah. Yang ada adalah negara diktator baru sipil-militer Komunis (1917 – 1989). Kebebasan berserikat, berfikir dan bertindak? sama sekali tidak ada! Warga negara sipil bahkan diharamkan memiliki dan mempergunakan mesin tik! Industri dan pertanian diatur ketat Pemerintahan Komunis. Siapapun mencoba mengkritisi Pusat bakal di-Siberia-kan. Lenin “juru selamat” kaum proletar di Russia, tidak diketahui pemujanya di luar Russia; ternyata orang yang sama bengisnya dengan Pol Pot. Adalah Lenin yang pada th 1930-an mengotaki pembantaian sekitar enam juta kaum Kozak di Russia.

Kaum petani dan buruh yang mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, merupakan penghalang bagi masyarakat “sama rasa dan sama rata” di dalam sisten Komunis. Kelas masayarakat yang mandiri seperti itu tidak bakal dapat dikuasai dan diperbudah oleh para elit Komunis. Maka, seluruh peralatan dan sarana pertanian dan industri skala kecil kaum Cozak disita. Mereka dibiarkan mati kelaparan! Dan Jerman yang kemudian dikambing-hitamkan!

PENIPUAN BUSUK KAUM KOMUNIS

Dalam upaya menguasai bangsa Afganistan yang muslim, para pentolan militer Uni Soviet telah melakukan penipuan busuk. Moskow kirim ribuan tentara dari wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Russia. Pasukan muslim itu diyakinkan bahwa mereka akan menghadapi pasukan AS di Afganistan. Di Afganistan mereka sadar telah ditipu para petinggi militer di Moskow. Yang mereka hadapi ternyata Mujahiddin sesama muslim, maka sebagian besar tentara Soviet dari kawasan muslim itu kemudian melakukan disersi. Alias membelot.

Penguasa Komunis di RRC sami mawon dalam tipu menipu. Pada awal dekade 1990-an kalangan Kongres AS menengarai, dalam rangka menekan biaya produksi komoditas ekspornya (a.l. sepatu) Pemerintah RRC memanfaatkan tenaga kerja “gratisan” narapidana di penjara RRC. Begitu pula terhadap pekerja di dunia pertekstilan. Gaji mereka amat sangat rendah. Sama dengan sikap AS terhadap penggunaan tenaga kerja anak, Undang-Undang Perdagangan AS “Super 301″ mengkategorikannya sebagai “unfair trade practice” yang layak digugat.

Namun upaya Konggres AS mencabut status Most Favored Nation RRC, selalu berhasil dipatahkan oleh lobi kuat asosiasi pebisnis (importir/agen produk RRC) di Kalifornia. Sementara itu di awal 2000 LSM, pecinta binatang di Barat memprotes keras pembantaian massal atas kucing dan anjing di RRC. Pemerintah RRC memanfaatkan bulu binatang piaraan itu untuk bahan mainan boneka ekspor.

Selama Revolusi Kebudayaan, warga muslim Cina sekarang 200 juta orang terus ditindas. Kini jumlah jemaah haji Cina oleh Pemerintah Cina Komunis dibatasi tidak lebih dari 300 orang pertahun. Maka terkesan sangat naif azas demokrasi dan HAM, yang oleh Presiden Durrahman dijadikan sebagai rationale/pembenaran (RCTI, Selasa 28/3/2000) bagi penghalalan kembali PKI. Jelas atheis dan penindas ummat muslim hendak ditolerir.

Page 24: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Sejarah hitam PKI di negeri ini (1927, 1948, 1965) sarat dengan kekejaman dan sikap permusuhan PKI terhadap muslim, terutama di era Demokrasi Terpimpin. Presiden perlu mencermati lagi QS. Al-Maidah, 5: 2. Apa yang panjenengan cari, Gus? Hadiah Nobel wong Barat anti Islam atau ridho Allah?

Pada akhir dekade 1950-an pemimpin revolusi Kuba Fiel Castro memimpin perlawanan terhadap diktator Batista. Sama seperti para pentolan Stalinis Bolshevic, Fidel Castro juga menebar janji-janji sorgawi pembebasan rakyat Kuba dari penindasan rejim Batista. Tetapi setelah Batista didepak, Castro dan pengikutnya melucuti rakyat Kuba. Sistem poleksosbudkam Sosialis Komunis diterapkan. Rejim militer Komunis menjadi penindas rakyat Kuba!

Lain lagi Korea Utara. Seorang pembelot Korea Utara mengungkapkan, di bukunya NORTH KOREA AS I SEE IT (1970an), bahwa seluruh anak kelas Nol Korea Utara telah dicuci otak. Yaitu bahwa ayah mereka adalah Pemimpin Besar Kim Il-sung Presiden pertama Korea Utara (tunggu, artikel lain penulis mengenai proyek rahasia “Pemerintah bayangan” di A.S. dan Eropa. Yaitu menyangkut upaya lama kaum Yahudi, dalam rangka menguasai masyarakat sipil di seluruh dunia via proyek “Mind Control”. Yakni via narkoba, budaya hedonis, senjata eksotis elektromagnetik dan chip implant di otak manusia!).

KOMUNIS MENGHALALKAN SEGALA CARA, TERMASUK ADU DOMBA

Menghalalkan segala cara, termasuk adu domba antarkelompok non-Komunis, telah dan tetap dilakukan kaum Komunis di dunia. Di Tanah Air, kini dilakukan oleh mantan pentolan PKI dan sebagian keturunan dan simpatisan mereka termasuk “Communist Survivors” yang berhasil menyusup ke orsospol dan kelompok agama tertentu. Fakta menunjukkan bahwa orang orang binaan PKI telah disusupkan di berbagai orsospol di Tanah Air. TNI pun telah diinfiltrasi.

Paman penulis (alm.) Pamen TNI-AD dalam inspeksi ke Daerah th. 1970-an menemukan, antara lain, salah satu pelatih lempar granat di diklat militer ternyata binaan PKI. Pada dekade 1980-an seorang Pamen TNI-AD di kota besar di Jawa Barat terbuka kedoknya sebagai binaan PKI. Departemen penitng non-milier juga disusupi agent-in-place PKI. Ketika pada awal dekade 80an Mayor Jenderal Sarwo Edhi Wibowo menjabat Inspektur Jenderal DEPLU, mantan Komandan RPKAD itu (ditulis koran kondang DKI) berhasil membongkar jaringan eks PKI di DEPLU dan di Perwakilan RI di Luar Negeri. Balasan ex-PKI “kategori B” dilengser. Tetapi satu dua orang lolos mencapai karir puncak Kepala Perwakilan RI.

Sebuah dokumen rahasia dari kalangan intelijens (1994) menyebutkan, pejabat senior di departemen penting adalah binaan Komunis negara soskom ketika ybs belajar dan bekerja di Eropa Timur. Salah satu bawahannya, PNS eselon IV, bertanggung-jawab atas lalu-lintas teleks rahasia, disebutkan berayah mantan PKI kategori B. Selama pejabat senior di unit “basah” itu jadi “Pimpro” bernilai Rp. 40-an milyar, ditenggarai sekitar Rp 3 M (1992) telah menguap. Ketegangan hubungan juga terjadi antara dua unit operasional khas, akibat favoritisme dan kroni-isme (sentimen angkatan dan unit khas) yang dikembangkan pejabat eselon dua itu.

Sementara itu pada th 1990-an, aparat Kantor Atase Pertahanan RI di AS sempat disibukkan “geriyla politik” (gerpol) seorang kandidat S-3 di kalangan PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS). Ybs menebarkan benih perpecahan di kalangan PERMIAS. Insinyur

Page 25: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

jebolan perguruan tinggi teknik kondang itu – kini PNS senior Departemen penting adalah putera mantan tokoh LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat/PKI) yang dimakamkan di negeri Soskom. Sekjen Departemen itu (1980-an), Pati dari BAKIN, dinilai telah “kecolongan”. Jangan lupa, ybs pernah jadi agitator di kalangan PERMIAS.

KOMUNIS BANGKIT DARI KUBURNYA DISAMBUT GUS DUR

Kini, Komunis Russia bangkit dari kuburnya. Mantan maestro intelijens KGB, Alexander Putin, menjadi presiden. Sementara itu, para pentolan eks PKI yang lari ke Eropa Timur kini kembali ke Indonesia. Di antara mereka ada yang telah memulai gerpolnya kepada penguasa baru era reformasi. Ke-tidak-fanatik-an” Presiden – dan terutama sikap zahir yang cenderung “anti Islam” (unsur mana sudah jelas) selama ini dimanfaatkan mantan pentolan PKI, sebagai “Godfather” (pengayom), baru dalam rangka PKI mendapat legitimasi lagi di Indonesia.

Sangat disesalkan Presiden telah menafikan fakta sejarah kebiadaban PKI. Presiden menganggap sepi aspirasi puluhan juta ummat muslim. Sebagian besar ummat muslim disepelekannya dan dianggap bodoh! Cermati pernyataan kerasnya mengenai konsep negara Islam. Allah tidak secara spesifik mewajibkan muslim mendirikan negara Islam. Tetapi jelas syariat Islam WAJIB ditegakkan di dunia. Simak QS. Al-A’raaf, 7: 3 dan An-Nisa’, 4: 60 dan beberapa firmanNYA yang lain.

Mengapa Presiden menyembunyikan ayat-ayat itu? Presiden tokoh muslim (NU) itu juga menganggap sepi firman Allah, tentang kewajiban dan tanggung-jawab pemimpin ummat. Hukum Allah ia nomor-dua-kan. UUD 1945, produk hukum wadl’i yang da’if dan tidak sempurna, dijadikannya pembenaran dan acuan berhujjah, berniat serta bertindak. Yaitu menyangkut pemulihan hak-hak hukum dan politik eks PKI dan keturunan mereka, melalui TUNTUTAN [baca: pemaksaan oleh] Presiden bagi pencabutan TAP MPRS No. 25 Th 1966.

Presiden menyatakan TAP MPRS itu salah, karena buatan orang. Lantas, apa bedanya dengan UUD 1945, yang juga ciptaan kelompok orang, bahkan mayoritas unsur sekuler-Islamophobi? Presiden berkilah bahwa PKI dan Komunis tidak disebut di dalam UUD 45. Masyumi juga tidak disebut, Gus! Presiden terus bersikukuh menggoalkan masalah itu dalam kapasitasnya selaku Presiden. Sementara itu seorang Kiai yang meminta perhatiannya (pada kesempatan Konggres PDI-P) mengenai masalah peka itu, dipersilahkannya agar menyikapinya dari segi ke-Kiai-annya.

Luar biasa. Seorang Presiden Kiai menafikan larangan Allah, bagi orang beriman, lebih-lebih ulil amri, untuk memisahkan antara urusan duniawi (termasuk bernegara) dan urusan uchrowi (QS. Al-A’raf, 7: 3; An-Nisa’, 4: 60, 65, 150-151; Al-Maidah, 5: 44, 45, 47; al-Hajj, 22: 41). Kalau aturan Allah pun dicampakkan, demi mendapat ridho kaum atheis PKI, mau berbuat apa lagi kita umat muslim? Tidak lain kecuali mendoakannya agar kiranya Allah membuka mata hatinya, dan penyakit ghurur tidak merasuki kalbu Kiai Ciganjur ini — yang oleh KH. Moh. Alawy disebut nyeleneh (SABILI, pertengahan 1999).

Adalah Imam Ghazali yang menengarai, bahwa kalangan Ulama pun rentan terhadap penyakit merusak qalb itu. Gemar berbohong (“Mbak Mega mau mandi.”), menuduh orang melakukan kejahatan tanpa bukti (vs. Kivlan Zein, Adi Sasono, Laksamana Sukardi, Habib Ali dll), mencerca dan mencela sesama muslim non-Nahdliyyin – adalah indikasi qalb yang sakit penuh dengan hasad, sepi dari zikir yang khusyu’ dan ikhlas.

Page 26: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Presiden yang kutu buku pada saat belajar di Kairo, ketika PKI sedang berjaya di era Demokrasi Terpimpin sampai kudetanya pada 30/9/1965, seyogyanya dibacakan ISLAM DI ANTARA KEBODOHAN UMMAT DAN KELEMAHAN ULAMA (A. Qadir Audah, alih bahasa oleh Mu’ammal Hamidy, Penerbit Media Dakwah, Cetakan Kedua 1401 H/1981 Jakarta).

Silahkan simak lagi QS. Al-A’raf, 7: 3; An-Nisa’, 4: 60, 65; Al-Maidah, 5: 44, 45 dan 47, tentang kewajiban mentaati dan menjalankan seluruh hukum-NYA dan Rasul-NYA dalam urusan duniawi. Termasuk dalam bernegara. Berlepas diri dari syari’at Islam, dan sebaliknya mengutamakan UUD 1945 yang tidak sempurna, maka Presiden sengaja hendak playing God. Eling, Gus. Jabatan panjenengan adalah amanah. Kebenaran hanya pada Allah (Ali ‘Imran, 3: 60).

Salah satu pidato Bung Karno yang terkenal adalah “JASMERAH”. “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Presiden RI pertama itu telah melakukan political blunder dengan NASAKOM-nya. Terus ngotot dengan tuntutannya bagi pencabutan TAP MPRS No. 25 Th. 1966, maka Presiden Wahid dengan kesadaran penuh sengaja hendak mengulang blunder itu, yaitu menghidupkan lagi NASAKOM. Artinya, memberikan peluang kepada kaum Komunis Indonesia menindas lagi umat beragama. Terutama umat muslim. Seperti dikatakan ulama kondang di Jakarta, Presiden Wahid menabuh genderang perang terhadap umat muslim Indonesia.

KOMUNIS TERUS MELAKUKAN GERPOL DAN PROVOKASI

Di awal era Perang Dingin antara sistem Kapitalis (baca: AS) dan sistem Komunis (Uni Soviet, RRC dan satelitnya), Menlu AS pernah menyatakan bahwa “The main battlefield against Communism is in the kitchen.” Ditengarai bahwa kemiskinan dapat menjadi lahan subur bagi tumbuhnya Komunisme. Paham Komunisme/Marxisme tidak laku di tengah rakyat yang serba cukup dan pemerintah yang “adil”. Di negara sebebas AS jumlah orang Komunis dilaporkan Badan Investigasi Federal (FBI) s/d 1990-an awal tidak lebih dari 2000 orang. Pada masa itu tercatat jumlah tunawisma (“homeless”) mencapai sekitar 37 juta orang. Di Eropa Barat, setelah Komunis Soviet ambruk, ditengarai bahwa badan Amnesty Internasional disusupi juga oleh sekelompok orang-orang “New Left” yang berorientasi Soskom (Stalinis). Beberapa bulan yl ditengarai ada seorang anggota DPRD di Yogyakarta, dari fraksi satu parpol besar, berindikasi “merah”.

Maret yang lalu Harian REPUBLIKA mengutip penilaian seorang pemerhati, bahwa aksi penebangan hutan di Kabupaten Gunung Kidul berpola ciri khas aksi sepihak PKI selama periode 1960-an pra G-30/S-PKI. Ketika pada tahun 1992 penulis mengantar kawan ke Panggang, Gunung Kidul, penduduk setempat melaporkan adanya kegiatan kelompok “Islam” aneh di sana. Mereka shalat tanpa berwudlu dan tidak mau berasosiasi dengan muslim setempat. Desa kelompok aneh itu pada dekade 1960-an dikenal sebagai basis PKI. Seorang anggota jemaah aneh itu rutin pergi ke Jakarta naik bis malam. Mengambil dana dari sponsornya di Jakarta?

Beberapa hari setelah kerusuhan Mei 1998 di Jabotabek, seorang tokoh buruh yang oleh sebuah majalah mingguan terkenal ditengarai berayah tokoh BTI di Sumatera, menyatakan bahwa kerusuhan berdarah itu diotaki oleh kelompok Islam. Tokoh waton jeplak ini, yang kalau mengenakan peci berpenampilan mirip pentolan PKI Muso, buru-buru meminta maaf ketika pernyataan ngawurnya itu mengakibatkan kelompok muslim bereaksi sangat keras.

Page 27: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Kelompok ini mengungkapkan “dossier” (data lengkap profil jati diri) tokoh Sosialis kiri ini, yang diyakini pernah mencoba “menghilangkan jejak” latar belakang “merahnya”, antara lain dengan mengubah [baca: memalsukan jatidirinya (identitas diri).

AWAL KEBANGKITAN SISA-SISA KOMUNIS

Inilah awal kebangkitan sisa-sisa dan simpatisan serta anak-cucu-keponakan mantan tokoh PKI. Beberapa bulan yl seorang kawan, putera mantan Pejuang Perang Kemerdekaan (T.P.), dalam perjalanan ke Jakarta dengan KA malam berdialog dengan beberapa mahasiswa. Kelompok kecil mahasiswa itu turun di stasiun Cirebon, hilang ditelan kegelapan malam. Salah satu dari generasi muda keblinger itu menyatakan, bahwa terpuruknya bangsa ini hanya dapat diselesaikan melalui revolusi. Yaitu dengan menghancurkan seluruh sarana dan prasarana ekonomi, agar seluruh komponen masyarakat melarat untuk bersama-sama memulai dari nol lagi. Indikasi ke arah itu kebangkitan PKI gaya baru bukan isapan jempol belaka.

Lengsernya Soeharto, dan otomatis ambruknya rejim Orba, dijadikan momentum bagi upaya tersebut. Berbagai modul operandi digelar. Sebuah kelompok mantan pentolan orsospol PKI, GERWANI, dan mantan pentolan LEKRA Pramoedya Anantatoer, di awal era reformasi yl membentuk tim pencari fakta atas satu juta orang korban G-30/S-PKI. Silahkan dicermati, tokoh non-muslim dan non-Komunis mana yang telah memberikan dukungan.

Di era Demokrasi Terpimpin dan NASAKOM (unsur "A" alias agama, orsospol Islam mana yg menerima azas absurd itu cukup jelas) tokoh LEKRA itu bersama komplotannya melancarkan teror politik/kebudayaan terhadap lawan lawan politiknya. Banyak tokoh cendikiawan muslim (terutama Masyumi) dipenjarakan rejim Orla yang didominasi PKI. CGMI, organisasi mahasiswa Komunis, meneror HMI. PKI membujuk Bung Karno agar membubarkan HMI, sebab HMI menentang pemberian gelar kehormatan doktor oleh Soekarno kepada PM Kruschev.

Akibat agitasi dan provokasi LEKRA, Buya HAMKA dipenjara oleh rejim Orla. Posisi Pramoedya di atas angin selama Orla, dipaparkan budayawan Taufik Ismail dalam MARXISME KEMBALI DIGANDRUNGI kaum muda (majalah HIDAYATULLAH Edisi 06/Th. VIII Oktober 1995). Sementara itu Kolonel (Purn) Latief, setelah dibebaskan dari L.P. Cipinang, menggelar opsus penyesatan ("red flag operation") tentang peran Jenderal Soharto dalam G-30/S-PKI. Kolonel PKI itu telah sengaja menjungkir-balikkan dan memelintir fakta sejarah hitam PKI. Maling teriak maling, buruk muka cermin dibelah, adalah ciri khas orang orang Komunis dan munafik.

Disayangkan, kelompok wartawan muda yang buta sejarah kekejian PKI - sebab rata-rata generasi kelahiran paska 1970-an - tidak mau bersusah payah menelusuri kiprah Kolonel PKI itu dalam Pemberontakan Madiun September 1948 yang diotaki FDR/PKI. Pernyataan dan pemutarbalikan fakta (sejarah) hitam PKI oleh Kolonel Latief, ditelan mentah-mentah kelompok wartawan muda sekuler dan berkualitas amatiran. Kolonel Latief berapologia bahwa ia telah dijebak Pamen TNI-AD binaan PKI, Kolonel (Cakrabirawa) Oentoeng. Ia menepis anggapan bahwa dia seorang "diehard Communist". Kolonel (Purn) Latief telah maling teriak maling!

Orang tua penulis mantan TNI Tentara Pelajar BRIGADE 17 mengetahui bahwa dalam Clash I dan Clash II di Yogyakarta, Kolonel Latief waktu itu perwira dalam "Kompi Merah" di

Page 28: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Sektor Barat Yogya. Kompi itu bagian dari Batalyon "merah" pendukung Front Demokrasi Rakyat (FDR/PKI) dalam Pemberontakan Madiun 1948. Kesibukan kalangan TNI waktu itu menghadapi musuh utama, Belanda, menyebabkan TNI tidak sempat melakukan "bersih lingkungan" terhadap unsur militer pro FDR/PKI di Madiun. Termasuk perwira Latief yang karier militernya melejit (disusupkan PKI), sampai ke kesatuan elit Cakrabirawa pengawal Presiden RI.

KOMUNIS MENANAM AGEN

Sangat canggih modul operandi Komunis menanam agent-in-place (ilfiltrator/Mole) di birokrasi sipil dan militer, kalangan santri, dan gereja di Indonesia sejak tahun 1914. Menjelang akhir 1960-an, seorang dosen di Yogyakarta diketahui berperan-ganda sebagai sleeper atau "sleeping dog" - alias agen dinas rahasia KGB Uni Soviet. Tanpa diketahui aparat intelijens KODAM (waktu itu) VI Diponegoro, dua spion KGB Kedubes Uni Soviet di Jakarta keluyuran di Yogyakarta. Di Bandara Adisoecipto mereka dijemput oleh dosen senior itu.

Menggunakan sedan Mercedez Benz hijaunya dosen ini membawa dua agen KGB itu, ke sebuah safe house di kawasan wisata Bandungan dekat Ambarawa antara Magelang dan Semarnag. Di Yogyakarta dua agen rahasia KGB itu melakukan kontak dengan "sleepers" lain, yaitu pebisnis WNI-cina di Jalan Malioboro dan seorang wartawan senior koran sekuler (telah meninggal). Di perpustakaan Universitas Gajah Mada agen KGB itu menyerahkan bungkusan kepada salah satu sleepers. Dana operasi sleepers? Bukan tidak mungkin. Ini yang disebut rendezvous [temu muka] antara “case officer” (pembina) dan agen lokal binaannya.

Pada dekade 1980-an seorang wartawan senior di Surabaya bunuh diri menelan kapsul sianida. Cara khas spion KGB, bagian dari S.O.P. memutus jaringan spionasenya. Sebab keterkaitannya dengan KGB di Indonesia diketahui oleh aparat intelijens setempat.

Dinas Rahasia CIA dan Defense Intelligence Agency/DIA serta MOSSAD melakukan juga. Sebuah buku ditulis mayor pembelot MOSSAD (1991), EVERY SPY A PRINCE, menyebutkan bahwa Dinas Rahasia Israel MOSSAD telah berkantor di “downtown Jakarta” sejak 1967. Mereka berkedok pebisnis dan membawa paspor Eropa Barat. Pada tahun 1996 seorang mantan Pati TNI-AD mengindikasikan kepada penulis, bahwa “LBM” kemudian memanfaatkan jasa Mossad di Jakarta selama periode 1980-an.

Israeli Military Industry/IMI (Pindad-nya Israel) juga produsen peledak jenis C4 (“bom plastik”). Cermati aksi pemboman akhir akhir ini di Jakarta. Israel juga produsen “disk follower”, alat penyadap komunikasi selular, fax dan telpun darat. Bukan tidak mungkin, komunikasi rahasia Istana, elit orsospol (terutama Islam!), TNI serta Polri disadap MOSSAD! Kedubes A.S., Russia, RRC, Inggris dll juga rutin nguping dengan alat penyadap serupa.

Diungkapkan sebuah Tabloid Politik (1998) Let.Jen. (Purn) Prabowo Subijanto pada awal dekade 1990-an menemukan, dari 10 ribu senapan M-16 yg dibeli Dephankam terdapat 20 ribu pucuk M-16. PANGAB waktu itu Jenderal Benny Moerdani. Dipakai untuk apa surplus 10 ribu M-16 itu, hanya Benny dan “his boys” yang tahu jawabannya. Kini cermati beredarnya senjata jenis itu di kalangan “pasukan merah” dalam konflik di Ambon dan Maluku Utara.

Page 29: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Selama era Perang Dingin Politbiro PKUS, GRU dan KGB menempatkan agen-agennya di Kedubes uni Soviet di manca negara berkedok diplomat dan Atase Militer. Tetapi para Dubes Uni Soviet tidak berdaya menghadapinya, sebab sesungguhnya “lurah” KGB di Kedubes Uni Soviet lebih berkuasa. Di Jalan Malioboro, Yogyakarta tahun 1967, Dubes Uni Soviet terlihat sedang dimarahi supirnya. Supir CD-37 mobil dinas Dubes Uni Soviet itu ternyata “Residentura”, yaitu lurah KGB di Kedubes Uni Soviet (dulu) Jl. M.H. Thamrin berpangkat setara kolonel TNI. Sementara itu seorang Pamen TNI-AL binaan KGB, pada dekade 1980-an ditangkap kalangan intelijens militer (BAIS ABRI). Sebab ia diketahui telah menjual dokumen rahasia peta landas kontinen RI di perairan Indonesia Bagian Timur. Sebuah informasi bernilai tinggi bagi para Pati Armada Kapal Selam Nuklir Uni Soviet di Vladivostok di Timur Jauh. Yaitu dalam rangka “grand design” vs armada kapal selam nuklir A.S. di kawasan Asia Pasifik (Guam).

PRD MAIN MATA DENGAN MANTAN PKI DAN KOMUNIS INTERNASIONAL

Temuan mutakhir media cetak berazaskan Islam mengkonfirmasikan, bahwa sisa-sisa PKI benar-benar telah memulai gerakan awal untuk “come back” alias bangkit kembali. Yaitu dengan memanfaatkan orsospol baru, termasuk PRD, yang dikenal beraliran radikal kiri.

Dalam Telaah Khusus “KOMAS, TRI ALIANSI SETAN MERAH”, SABILI (edisi No. 23 Th. VI 2 Juni 1999) mengungkapkan, antara lain, rapat rahasia beberapa mantan pentolan PKI dan aktivis Komunis internasional di Solo dan Batam yang melibatkan beberapa aktivis PRD.

Disebutkan, dalam pertemuan rahasia di Jl. Bungur V/13 RT. 04 Kelurahan Punggawa, Kecamatan Banjarsari, Kodya Solo pada 17 Maret 1998 mantan tokoh PKI Rewang membacakan surat dari Sorbon Aidit. Sorbon adalah adik kandung D.N. Aidit yang menetap di Perancis. Surat itu ditujukan kepada mantan tokoh PKI dan PRD. Isinya, antara lain, menasehati agar para aktivis PRD bersikap lebih luwes tidak radikal dalam perjuangannya.

Simak petuah Sorbon Aidit di suratnya : “Kawan (terjemahan panggilan akrab Comrade atau Kameral antarkomunis penulis) harus cukup lama menunggu. Karena itu sebelum ekspose diri biasakan bersikap halus menyalurkan pikiran melalui PRD, PDI Mega, PNI Marhaen, Partai Buruh Nasional (PBN), Partai Kerakyatan, atau separatisme lainnya dengan tetap memegang kendali ajaran.”

Simak pula ini, yang dapat membuat bulu kuduk orang ber-Tuhan Yang Satu dan orang waras menjadi bergidik : “Apabila ini dilakukan, maka percepatan gerakan lambat laun akan terealisasi paling tidak enam tahun ke depan, melalui SU-MPR Pasca Orde Reformasi sebagai alternatif lain dari revolusi sosial.” Kaitkan itu dengan usul (baca : tuntutan) Presiden Abdurrahman Wahid bagi pencabutan TAP MPRS No. 25 Tahun 1966.

Dengan pretext (dalih) penegakan HAM dan demokrasi, sadar atau tidak sadar Presiden Wahid hendak memfasilitasi grand design Sobron Aidit itu dkk. Yaitu kebangkitan PKI pada periode 2000-an! Tantangan bagi para Pimpinan PB-NU untuk membuktikan diri mereka istiqomah, dan tak hendak tidak mengkritisi manuver politik Presiden Wahid yang sungguh berbahaya itu. Sebab, sangat disesalkan, para elit PKB di Senayan ternyata mengamini manuver mantan Ketua Umum PBNU itu! Alhamdulillah, Ulama NU kondang seperti KH. Moh. Alawy dari Madura tetap konsisten. Semoga Allah memberkahi beliau. Afterall, tidak seluruh elit Nahdliyyin tergolong pecinta Komunis.

Page 30: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Dalam pada itu dilakukan juga kontak-kontak rahasia di Denpasar dan Batam, oleh beberapa aktivis PRD dengan tokoh-tokoh Komunis internasional, termasuk Gerry Arances donatur dari Australia, Kimitoshi Morihara aktivis Komunis Jepang, dan Nyan Lynn Shee dari Burma. Gerry Arances masuk ke Indonesia via Denpasar pada akhir Maret 1999, dijemput dua aktivis PRD di Bandara Ngurah Rai. PRD benar benar telah main api dengan Komunis!

Hadir pada rapat-rapat rahasia di Solo dan Batam dari pihak Indonesia, a.l., aktivis PRD Agus Jabo tersangka pelaku perakitan bom di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta. Hadir juga mantan CGMI/PKI Klaten Dharmono, dua mahasiswa Riau, Aceh, Jakarta dan lima mahasiswa dari Yogyakarta, dan Jan Pergu Sekjen PRD Internasional. Rapat rahasia di Solo diprakarsai oleh a.l. Theopile Sutomo dan Bambang Isti Nugroho (Kelompok Studi Palagan Yogyakarta). Hadir juga pada pertemuan di Solo pentolan PKI Tjugito mantan Polibiro C.C. PKI.

Sementara itu sumber SABILI juga menyebutkan, istilah KOMAS yang diprotes keras beberapa tokoh dan politisi – sebagai cerminan kenaifan B.J. Habibie mengenai masalah politik – sebenarnya bukan istilah ciptaan B.J. Habibie. Istilah itu diciptakan Sorbon Aidit, yang dalam suratnya menyatakan :”Konsep kerakyatan dapat direalisasikan apabila prinsip teori TRI ALIANSI, yaitu Komunisme, Marhaenisme dan Sosialisme diterapkan dalam situasi rakyat terbelah.”

Dua tahun terakhir bangsa kufur nikmat Allah ini semakin terbelah! Secara etnis, agama, panutan idelogi, profesi khas dsb. Kini cermati perang antar muslim dan kristen di Ambon dan Maluku serta ulah para provokator di Aceh. Juga kerusuhan Mei 1998, yang dituduhkan tokoh buruh Sosialis kiri telah didalangi Islam ekstrim kanan. Para mantan pentolan PKI, BAPERKI, RRC, Komunis Internasional, Islamfobi lokal dan global berkepentingan mencoreng citra Islam dan TNI-Hijau dengan gegeran Mei 1998.

Apa pasal? Gabungan kekuatan Islam (unsur yang mana asal tahu saja) dan “TNI-Hijau” adalah benteng terakhir vs PKI. Selain itu munculnya ICMI telah menggeser elit sipil-militer sekuler-anti Islam (“Geng” LBM) dari hegemoni kebijakan poleksosbudkam. Ya, anti Islam, sebab ketika Benny Dan-RPKAD melarang azan di Mushola Ma-Kopasus, dan ketika Panglima melarang para Pamen dan Pati muslim bawa sajadah ke kantor! Gabungan kepentingan yang sama (common interest) konspirator eks BAPERKI PKI RRC – Sekuler/Islamfobi dan Yahudi, mereka sangat berkepentingan melancarkan vendetta vs. dua unsur “hijau” itu.

Berkaitan dengan arahan Sorbon Aidit agar aktivis PRD menyusupi PDI-P, simak pula keberingasan sebagian besar simpatisan PDI-P dalam aksi pembakaran ruko, kantor Pemda di Bali dan Solo serta penebangan pohon antara Yogya Timur dan di Klaten, dan kebrutalan mereka di Jakarta ketika Ketua Umum PDI-P kalah dalam voting Capres di SU-MPR.

PKI MENYUSUP KE LINGKUNGAN MASJID DAN GEREJA

Agus Pramono, dalam PEMANFAATAN KAUM SANTRI OLEH PKI (Studi Kasus Gerakan Komunis di Surakarta 1927) di majalah Al-Muslimun No. 332 Th. 44 Nov. 1997, memaparkan kronologi embryo PKI di Tanah Air. Yaitu berawal dari Indische Social Democratische Vereniging (ISDV), sebuah gerakan Sosialis-Marxis oleh tokoh Sosialis Belanda Sneevliet. Pada tahun 1914 ia berusaha menarik buruh Perserikatan Buruh Kereta Api dan trem/kereta listrik VSTP di Semarang dan Surabaya, ke dalam pengaruh awal

Page 31: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

penerapan ideologi Marxisme di Tanah Air. Dalam perkembangannya gerakan ini mengalami pertumbuhan pesat.

Setelah merebut simpati masyarakat ISDV menyatakan orientasi Komunisnya pada 23 Mei 1920. Nama ISDV resmi diganti menjadi Persatuan Komunis Hindia, selanjutnya menjadi Partai Komunis Indonesia/PKI. Penyusupan ke tubuh serdadu dan A.L. Belanda di Indonesia dilakukan oleh Sneevliet dan Brandsteder. Sedangkan di kalangan PNS Belanda dilakukan Ir. Baars. Adapun Semaun cs ditugasi menyusup ke Sarekat Islam (SI) yang waktu itu sedang tumbuh pesat. Taktik ini disebut the block within (Blok di Dalam). Yaitu penerapan dwi-keanggotaan orang-orang PKI yang disusupkan menjadi anggota S.I.

Taktik “bunglon” ini berhasil menggerogoti soliditas SI, yang akhirnya pecah menjadi SI Putih dan SI Merah. Semaun menjadi Ketua SI Merah Cabang Semarang sekaligus jadi pentolan PKI. Krisis ekonomi dunia th. 1930 dampaknya juga dirasakan kalangan buruh dan tani serta pekerja perkeretapian di Jawa Tengah termasuk Surakarta. Kemiskinan melilit kalangan wong cilik. Wabah penyakit melanda berbagai daerah. Kondisi itu, seperti ditulis Agus, tidak mendapat perhatian Pemerintah Hindia Belanda dan pihak Keraton Surakarta.

Maka, seperti ditengarai Menlu AS di depan, Komunis memanfaatkannya untuk beraksi. Gerpol mereka terbantukan oleh kondisi obyektif masyarakat Jawa (wong cilik) di pedesaan, yang masih lekat dengan kehidupan kejawen (klenik) dan kebatinan. Dakwah belum menyentuh wong-wong cilik lugu itu. Di Solo ciri khas gerakan PKI adalah usahanya memadukan marxisme dan Islam. Penggagasnya adalah tokoh Komunis “Islam” H. Misbach di Solo.

Kegiatannya mulai nampak radikal setelah Konggres SI di Pekalongan dan Madiun pada tahun 1923. Dibantu aktivis PKI “muslim” H. Bakri, ia melancarkan gerakan propaganda, demo, penghasutan, teror pisik dsb (simak lagi aksi brutal-anarkis simpatisan PDI-P di Solo paska SU-MPR yl). Dalam agitasinya H. Misbach memakai korannya, ISLAM BERGERAK, berisi artikel-artikel yang menjungkir-balikkan penafsiran ayat-ayat Al Qur’an. Kini simak penjungkir-balikkan yang sama dalam “Lembaran Dakwah” terbitan Yayasan Doulos, Cipayung, Jakarta Timur.

Pada September 1923 H. Misbach mendirikan Sarekat Rakyat, untuk menampung orang-orang PKI yang dicoret keanggotaannya dari Sarekat Islam. Dalam rangka menangkal sikap anti PKI oleh Muhammadiyah, Misbach juga membentuk organisasi propaganda Mardi Busana dan Mualimin. Mereka aktif melakukan kunjungan dan diskusi politik di pesantren-pesantren dan rapat-rapat umum di wilayah Boyolali dan Solo.

Aksi teror pisik mereka lancarkan terhadap tokoh-tokoh Islam dan Keraton Solo serta perusakan fasilitas umum. Antara lain, sabotase jaringan rel kereta api, pelemparan bom ke mobil RMH Suryadiningrat dan rumah Pemimpin SI Jawa Tengah RMH Puspadiningrat. Mereka juga mencoba melakukan pembakaran Sekaten dan usaha pembunuhan terhadap Sunan Pakubuwono X. Opsus teror khas Komunis, terhadap pihak-pihak non-Komunis yang dianggap dapat menjadi pengganjal upaya “pe-merah-an” Indonesia.

Pada tgl. 12 Februari 1926, berkedok Islam kaum Komunis menggelar aksi unjuk rasa dari Masjid Agung Surakarta menuju rumah Residen, dengan membawa spanduk, lambang dan bendera Komunis. Puncak aksi-aksi sepihak itu pemberontakan 27 November 1927, diawali di rumah tokoh PKI Kampung Kandang, Solo.

Page 32: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Mereka gelar aksi teror dan sabotase atas fasilitas umum. Yaitu perusakan jaringan kabel telpun, perusakan rel KA, pemutusan aliran listrik, dan pembunuhan atas tokoh-tokoh muslim dan keluarga mereka. Tidak dapat disangkal – oleh muslim istiqomah tidak bodoh dan tidak congkah – bahwa gerakan makar kaum Komunis antara 1927 (Solo), 1948 (Madiun), dan 1965 (G-30/S-PKI) ada kesamaan dalam modus operandi-nya. Selalu dibarengi tindakan anarkis, teror pisik, aksi pembakaran, dan pembunuhan. Ciri khas pemaksaan kehendak oleh PKI dan kelompok orang berotak Komuinis!

Dalam pada itu missi gereja pun tidak lolos dari penyusupan eks PKI dan GERWANI. Majalah AL-MUSLIMUN (No. 54 Tahun V Edisi September 1974) menyoal kiprah mantan tokoh GERWANI Karnah Sukarta, B.A. di Ciamis, Jawa Barat. Mantan atlit lempar lembing ini pernah menjabat Ketua GERWANI Desa Cisontrol, Kec. Rancah, Jawa Barat. Karnah pernah ditahan di L.P. Ciamis. Yang membuat masyarakat Ciamis heran adalah, tokoh GERWANI itu dipekerjakan oleh YAYASAN DOUGLAS dari AS sebagai perekrut anak-anak SD SMP dari Sumatera dan Jawa Barat, untuk “disekolahkan” Gereja Pantekosta di Jawa Timur. Anak-anak itu diambil (secara paksa?) dari para orangtua mereka yang seluruhnya muslim.

Temuan terkini [awal Mei 1999], di Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. “Pgw”, 57 tahun, diciduk polisi setempat sebagai pengedar selebaran gelap anti Islam. Di antara dokumen yang disita di rumahnya ditemukan surat-surat keterangan seperti ijazah, yang diakui tersangka diperoleh dari tempat ybs mendapat pendidikan pendeta! Di rumahnya ditemukan pula altar atau mimbar, yang diakuinya dipakai untuk berdoa dengan jemaahnya. Orang yang mengaku Pendeta Gereja Bethel ini, 20 tahun yang lalu disidik sebagai anggota PKI golongan C. Bersama 11 pengikutnya di Boyolali ia telah mencoba mengadu domba antara umat muslim dan umat Kristiani! Kerjaan khas orang-orang Komunis!!!

PKI GAYA LAMA DAN GAYA BARU, NO WAY, MR. PRESIDEN

Tindakan Presiden Abdurrahman Wahid baru-baru ini, meminta maaf kepada sekitar satu juta mantan PKI atas peristiwa G-30/S-PKI, telah menimbulkan reaksi dan tanda tanya kalangan elit orsospol Islam di Tanah Air. Lebih-lebih setelah Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan hendak mengusulkan kepada MPR pencabutan TAP MPR No. 26 Th. 1966, tentang pelarangan ideologi Komunisme/Marxisme/Leninisme.

Presiden pura-pura tidak tahu bahwa PKI dibubarkan merespon tuntutan rakyat melalui TRITURA. Dan Presiden Soekarno menolaknya! Akibat petualangan poleksoskamnya antara lain membentuk poros Jakarta- Hanoi Pyong Hyang beijing (pengingkaran terhadap prinsip Politik Luar Negeri Bebas Aktif dalam UUD 1945) maka di akhir era pemerintahan Orla inflasi mencapai 600 persen. Ekonomi ambruk total.

Harus diakui secara jujur dan obyektif, di antara korban aksi “vendetta” kelompok non PKI vs orang-orang PKI ada kelompok wong cilik yang patut diragukan ke-Komunis-annya. Mereka termasuk kaum tani lugu yang telah diperdayai, oleh BTI, dengan iming-iming fasilitas pertanian termasuk pupuk. Harian PELOPOR YOGYA (1966 1979) dalam investigative reporting tentang pelanggaran HAM, oleh “penguasa” di Jawa Tengah selama periode akhir 1970-an, menemukan kasus-kasus pem-PKI-an warga sipil. Yaitu dalam beberapa kasus sengketa tanah, dan kasus pengungkapan manipulasi pajak seorang pebisnis WNI-Cina di Semarang.

Page 33: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Merehabilitasi orang-orang terperdaya itu dan menghalalkan kembali Komunisme/ Leninsime, lebih-lebih mentolerir PKI gaya baru, adalah dua hal yang sangat berbeda. Gagasan Presiden Wahid (kini terkesan tuntutan!) bagi pencabutan TAP MPRS No. 25 Th. 1966, wajib dicermati dan disikapi secara ekstra hati-hati. Sebab jika para politisi di Senayan, maka yang bakal terjadi adalah terulangnya tragedi nasional. Muslim istiqomah SIAP berjihad vs. PKI gaya baru. So pasti, Gus. Wong muslim istiqomah tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah SWT!

GUS DUR MERAGUKAN KEBIADABAN PKI

Kalau Presiden Wahid meragukan keculasan dan kebiadaban orang-orang PKI [karena ketika PKI melakukan aksi sepihak 1964 s/d kudeta 30 Sept. 1965, beliau sedang belajar di Mesir], sehingga memaafkan mereka, maka Presiden perlu mendengarkan pengalaman Ulama NU anti PKI di Lirboyo, Kediri K.H. Maksum Jauhari. Dalam An-Nahl, 16: 43 Allah berfirman, “….bertanyalah kepada Ulama jika engkau tidak mengetahui.” Presiden telah menelan mentah-mentah disinformasi (tentang jumlah muslim yang dibantai dan tingkat konflik) oleh Brigjen TNI Max Tamaela – PANGDAM yang tidak becus mengatasi kebrutalan jagal anti Islam di wilayahnya (ia bahkan melucuti para Pamennya di KODAM dalam insiden Ambon II).

Sudah saatnya Presiden tidak nggugu kerepe dewe seperti selama ini. Sudah saatnya pula beliau berhenti menyelisihi kelompok muslim di luar NU/PKB. Indonesia adalah negeri orang banyak! Bangsa ini telah gagal dengan eksperimen sistem poleksoskabud sekuler sejak 17 Agustus 1945. Ada negeri Islam yang menindas umat agama lain? Justru di negara berdasarkan Pancasila ini, umat muslim yang selalu dan terus dipojokkan, didholimi, “dikuyo-kuyo”. Utamanya oleh PKI di era Orla dan oleh Benny Moerdani cs di era Orba! Ini FAKTA, Tuan-Tuan. Orang yang tidak mengerti tentang Islam pun terus nyinyir tentang jihad! Bersikap istiqamah terhadap syari’at Islam dan berupaya maksimal menjadi insan muslim kaffah, justru terus dinyinyirkan sebagai bersikap primordialis oleh segelintir elit PKB dan kaum Islampobi.

Jeng Yeni, puteri terkasih Presiden Wahid, silahkan bacakan kepada ayahanda kisah Gus Maksum dan KH. Cholil Bisri, di buku DIALOG DENGAN 9 GURU HIKMAH DAN TENAGA DALAM (Penerbit C.V Aneka, Solo, 1998). Mayoritas santri dan Ulama NU anti PKI. Mereka tak hendak berkasih-kasih dengan kaum Komunis ateis, musuh nyata umat muslim istiqomah. Kedua Ulama NU itu merasakan pahit-gentirnya teror psikholois (“psywar”) dan fisik orang-orang PKI di jawa Timur dan di Jawa Tengah. Bukankah Gus Dur muda tidak pernah menyaksikannya apalagi merasakan selama sekolah di Mesir rilek nonton film? Jadi “hit-list” PKI pulakah beliau?

Allah Swt mengajarkan kepada kita untuk memaafkan orang-orang yang mendholimi kita. Setiap muslim diwajibkan memperlakukan sesama manusia secara bijak dan adil, meski mereka menolak Dienul Islam. Dengan catatan, selama mereka tidak menghalangi penyebaran Islam, tidak memerangi dan tidak memusuhi para penyerunya; dan tidak menindas serta melakukan makar terhadap pemeliknya. Namun PKI? Tiga kali PKI telah melakukan pengkianatan keji (1927, 1948, dan 1965). Presiden Abdurrahman Wahid kiranya berkenan menyimak lagi QS. An-Nisa’, 4: 101 dan Al-Mumtahanah, 60: 1-2 dan 8-9.

Tidak diragukan lagi, bahkan oleh banyak cendikiawan sekuler di barat (What They Say About Muhammad, dalam MUSLIM EXECUTIVES & EXPATRIATE No. 2 Th 1999),

Page 34: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Muhammad s.a.w. adalah Rasullah berkepribadian agung, dan pemaaf bahkan terhadap orang-orang yang memusuhinya. Tetapi Rasullulah adalah The Great Leader yang tidak berkepribadian lemah, dan tidak gemar mengutamakan ridho musuh-musuh Allah. Beliau dan para pengikutnya keras terhadap kekufuran, perilaku khianat, dan kemaksiatan (Al-Fath, 48: 29).

Dua kali mengkhianati aqad zimmah dalam PIAGAM MADINAH, kaum Yahudi selaku Ahlul Dzimmah, akhirnya diusir Rasulullah dari Madinah negeri yang berazaskan syari’at islam (Piagam Madinah). Asal tahu saja, di antara para penggagas garakan Bolshevik (imbryo PKUS) di Russia 83 tahun yl ada orang Yahudi! Temukan hal itu di buku SISTIM DAJJAL (1999) oleh Ahmad Thomas. Begitu pula penggagas paham New Left, di A.S. pada tahun 1950an, adalah Yahudi “pelarian” dari Jerman.

Siapapun, apapun kedudukan dan jabatannya, kelompok manapun yang hendak menghalalkan lagi marxisme/Komunisme di Indonesia, hendaknya tidak bertindak ceroboh dan gegabah menafikan kepentingan dan aspirasi umat muslim dan mereka yang nasionalis-nonsekuler anti PKI. Jangan ulangi blunder politik Presiden Soekarno!

Menanggapi kekahawatiran elit muslim mengenai keterdekatannya dengan beberapa pentolan PKI, Bung Karno menyatakan akan mampu menguasai PKI (baca: INDONESIA THE POSSIBLE DREAM, Ambassador Jones).

Yang terjadi adalah sebaliknya! Demokrasi terpimpin dan NASKOM-nya telah mengembang-suburkan hegemoni PKI s/d September 1965. PKI telah menindas cendikiawan muslim, para santri, Ulama dan kaum Nasionalis. Tetapi Bung Karno menutup mata, tetap menganak-emas-kan PKI. Simak pernyataannya dalam rapat massal memperingati TRIKORA, di Istora Senayan 21 Desember 1965, quote : “Gestoknya (maksudnya G-30/S-PKI – Penulis) harus kita hantam, tetapi Komunisnya tidak, karena ajaran Komunis itu adalah hasil keadaan obyektif dalam masyarakat Indonesia seperti halnya nasionalis dan Agama”. “NASAKOM telah kutulis sejak aku beumur 25 tahun dalam tahun 1962, dan ini akan kupegang teguh sampai aku masuk ke liang kubur”. “Seribu dewa dalam khayangan tak dapat mematikan NAS, mematikan A dan mematikan KOM. Peruncingannya itu yang harus kita hantam. Gestoknya yang harus kita hantam, tapi KOM-nya tak bisa dihantam. endquote.

Bukan hanya umat muslim, tetapi juga umat agama lain, tentu tidak rela agama samawi yang dibawa para Rasul-NYA disamakan derajatnya dengan paham sesat, absurd dan atheis Komunisme. Adalah Ir. Soekarno yang telah menyejajarkannya dalam pernayataannya itu. Ini fakta sejarah.

Bung Karno bukan Komunis, no doubt about it. Namun sungguh luar biasa “kecintaannya” kepada orang-orang PKI. Dengan NASAKOM-nya Presiden RI pertama yang muslim itu telah mencampur-adukkan antara perkara haq (Agama) dan yang bathil (Komunisme-ateis). Semoga Allah mengampuninya.

Akankan blunder yang sama diulangi para pemimpin kita? Akan tetap ngototkah mereka membiarkan PKI come-back? Silahkan cermati lagi QS. Al-Mumtahanah, 60: 8-9.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada Presiden Abdurrahman. Mentolerasi PKI lebih banyak mudharot ketimbang kemaslahatannya. With all due respect Your Excellency, Mr. Presiden, pelase consider it seriously. A GOOD COMMUNIST IS

Page 35: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

THE DEAD ONE. Sing eling lan waspada, Gus. Komunis itu ateis, anti demokrasi, dan dedengkot pemerkosa HAM. Lengah itu cuma sekali. Sesudah itu mati!

CINA KOMUNIS PERUSAK TATANAN KELUARGA

Paling tidak pemerintah Cina Komunis adalah perusak tatanan keluarga. Cermati, paling tidak di A.S dan Afrika, diplomat RCC ditempatlan di Kedubes RCC (rata-rata 3 – 4 tahun) tanpa anak-anak mereka. Sebab anak-anak mereka “diasuh” (baca : disandera) pemerintah Komunis! Itulah akal bulus Politbiro Partai Komunis Cina dalam rangka mencegah diplomat mereka memberlot. Pada Indonesia baru dengan PKI gaya baru mendominasi lagi DEPLU RI, bukan tidak mungkin cara yang sama bakal diterapkan terhadap jajaran Diplomat RI.

Nyuwun ngapunten, Gus. Ketika penjenengan berkunjung ke RRC yl, apakah a/n para pelarian ex-PKI Pemerintah RRC telah “meminta” panjenengan agar mengupayakan PKI berkiprah lagi? Mudah-mudahan tidak begitu. Namun kalau benar begitu, maka lengkaplah predikat kita sebagai bangsa keok. A.S. via IMF dan Bank Dunia telah melakukan tekanan ekonomi dan diplomatik. Silahkan baca baca artikel penulis, BANK DUNIA DAN AGENDA TERSEMBUNYI (Harian Umum MEDIA INDONESIA, 28 Febuari 1998).

RCC dan pentolan mantan BAPERKI (Organisasi WNI-Cina Komunis pro PKI) akan sangat diuntungkan come bank-nya PKI, di negara berpenduduk mayoritas muslim ini. Apapun jabatan, status, pangkatnya, dan sebesar apapun pengikutnya, siapapun yang tetap ngotot hendak mensponsori dan memaksakan kehendak dihidupannya kembali PKI — jelas memposisikan diri sebagai musuh utama umat Islam, pemeluk agama lain, dan Nasionalis anti Komunis.

PKI nyata-nyata memusuhui umat Islam di Tanah Air. Orang-orang PKI, juga ideologi sesatnya, jelas jelas melecehkan semua agama di bumi. Dimohon dengan hormat Presiden Abdurrahman meninjau kembali desakan bagi pencabutan TAP MPRS No. 25 Th 1966. Pelarangan ideologi Komunis di Tanah Air sampi kiamat bukan masalah dendam terhadap PKI, melainkan kewajiban agama dalam rangka memerangi musuh musuh Allah. PKI, dengan tiga kali melakukan makar yang sangat keji, berarti telah sengaja menghianati kepercayaan mayoritas unsur bangsa ini (baca : muslim). Ibarat kanker ganas, PKI tidak punya hak tumbuh, hidup dan berkiprah lagi di bumi Nusantara. GO TO HELL PKI dan para pecintanya!

Allah melarang muslim bekasih kasih dengan musuh musuh-Nya (Al-Mumtahanah,60: 1-2). Firman Allah itu cukup sebagai petunjuk. Selaku sesama muslim dan wajib pajak menjadi kewajiban bagi penulis mengingatkan Presiden Abdurrahman. Presiden, Wapres, para menteri dan seluruh aparatnya (sipil militer) juga politisdi di Senayan — dibayar a.l dari sumber perolehan pajak masyarakat. Penulis adalah salah satu dari puluhan juta wajib pajak. Pemimpin yang adil adalah yang MAU mendengarkan dan mempedulikan aspirasi mayoritas wong cilik.

Ijinkan penulis mengingatkan panjenengan, dan segelintir elit NU serta PKB (“Islam Keras” fobia), yang selama ini juga tidak berhenti menyelisihi Ketua MPR. Yaitu dengan hadist ini, tentang keutamaan diam (tidak nyinyir dan mencerca terus orang lain) dari riwayat Abu Ya’la melalui Anas r.a. : “Berakhlaqlah engkau dengan akhlaq yang baik dan banyaklah DIAM; demi Dzat yang jiwaku berada di tangan kekuasaanNYA tiada akhlaq pun yang lebih baik dari hal tersebut.” Riwayat ad-Dailami melalui Anas r.a : “Beruntunglah orang yang sibuk

Page 36: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

dengan aibnya sendiri tidak mempedulikan aib aib orang lain, lalu ia menafkahkan kelebihan dari hartanya dan menahan mulutnya dan ia rajin mengamalkan sunnah serta tidak mengerjakan hal yang bid’ah.”

Sekali lagi selaku wajib pajak yang berhak menyatakan pendapat dan aspirasi, terutama selaku sesama muslim, penulis menghimbau serta wajib mengingatkan Presiden Abdurrahman; agar kiranya bersikap bijaksana dan tidak gegabah menyikapi masalah ideologi Komunis. Nasib dan kemasalahatan tidak kurang dari 80 juta muslim di Indonesia tidak boleh dipertaruhkan. Masih banyak outstanding Pe-Er Presiden, selaku nakhoda kapal Republik yang nyaris tenggelam ini, yang perlu SEGERA disikapi secara serius dan cermat. Jangan alihkan perhatian wajib pajak kepada masalah eks PKI yang terpuruk akibat ulahnya sendiri. Yaitu tiga kali mengkhianati kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia.

Pe-Er itu a.l. masalah terpuruknya puluhan juta petani (mayoritas mulim dhuafa), akibat banjir impor beras (sesuatu yang tidak pernah terjadi di era paska 1984, berkat kegigihan diplomat Ri di forum WTO Jenewa vs tekanan A.S. agar RI membuka kran impor beras); masalah BBM; masalah guru; pengangguran dan seabreg persoalan serius poleksoskam lebih meminta perhatian dan tindakan serius Presiden. Harap tidak dilupakan, pajenengan Mandataris MPR, bukan Kaisar dengan kekuasaan dan wewenang tanpa batas. Sekali lagi harap diingat, semua pejabat tinggi negara termasuk Presiden digaji besar dan menikmati berbagai fasilitas empuk berkat, antara lain, hasil pengerahan berbagai pajak masyarakat. Dalam kaitan itu Presiden dan para pemimpin di negeri ini yang mengaku muslim [termasuk para elit PKB], seyogyanya juga menyimak lagi petuah Khalifah Umar ini :

“Ingatlah, aku tidak mengangkat kalian sebagai komandan dan pejabat yang lalim. Aku mengirim kalian di tempat tugas yang baru sebagai pemimpin pemipin, sehingga rakyat dapat mengikuti contoh dari kalian. Berikan kepada orang-orang Islam hak mereka. Jangan pukul mereka sehingga mereka merasa dihinakan. Jangan memuji mereka secara berlebihan, sebab dapat menjatuhkan mereka ke lembah kesombongan. Jangan kalian menutup pintu di depan mereka. Jangan sampai yang kuat melahap yang lemah. Dan jangan bertindak seolah-olah kalain lebih tinggi dari mereka, karena hal itu merupakan tindakan kelaliman terhadap mereka”.

Menyatakan bahwa konflik antarumat beragama di Ambon akibat umat muslim Ambon dimanjakan rejim Orba, adalah sikap memanipulasi fakta. Bukan sikap jujur dan tidak obyektif. Terus mencerma umat muslim non-NU (simak pernyataan Presiden di manca negara dalam konperensi antaragama; dalam peringatan Nuzulul Qur’an di Istiqlal; dan tentang tablig akbar di Monas 7/1/2000, dll) bukanlah sikap Islami.

Bapak Presiden, teladanilah kepemimpinan Khalifah Umar. Berikanlah kesejukan kepada bangsa yang sakit dan terbelah ini. Kurangilah mengeluarkan pernyataan-pernyataan impulsif, tanpa mempedulikan perasan dan harga diri orang dan kelompok non-NU. Tepo seliro lah, Gus. Banyak berbicara ngoyoworo dan gemar mencela adalah cerminan dari insecure personality. Jangan gusar kalau kemudian orang menyebut panjenengan the insecure President.

Kalau Presiden sengaja melemparkan isu PKI di atas sebagai “trial baloon”, maka sungguh tidak lucu dan kurang kerjaan. Adakah di kalangan pembisik Presiden mantan PKI atau kolaborator Komunis? Memaksakan kehendak bagi dicabutnya TAP MRPS No. 25 Th. 1966 sehingga kaum Komunis berpeluang berkiprah lagi dan menindas lagi umat muslim dan umat

Page 37: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

agama lain, serta Nasionalis non-sekuler anti Komunis adalah tindakan gegabah yang tidak dapat ditoleransi.

NO WAY, Your Excellency Mr. President. We say NO to Communism! Adalah hak bukan wewenang Presiden Abdurrahman Wahid untuk bersikukuh menuntut pencabutan TAP MPRS No. 25 Th. 1966, dengan memelintir prinsip HAM dan demokrasi. Tetapi menjadi hak umat muslim di Indonesia via wakil wakil mereka di MPR yang bukan banci dan munafik untuk tidak meng-iya-kan obsesi Presiden yang menyesatkan itu. Menyesatkan, sebab kita digurui untuk menerima dan membenarkan ideologi marxisme/Komunis yang kufur.

Simak Sabda Rasullah yang diriwayatkan oleh Muslim ini : “Barangsiapa di antara mereka (ulil amri) memerintah kamu untuk berbuat maksiat, maka sekali-kali tidak boleh didengarkan dan tidak boleh DITAATI.”

Semoga Allah Swt memberkahi Tuan Tuan dan Ibu-Ibu. Amin.

Wassalam.

Yusuf Nugroho

Disesuaikan oleh Agung, disetujui pemuatannya di blog ini langsung oleh Mr. Joe Jussac. Dimuat sebagai preemptive warning sebelum tulisan saya (Agung) tentang Komunisme yang dibuat oleh Freemasonry-Illuminati saya publish. Artikel Mr. Joe (yang ini) sedikit kurang lengkap karena tidak menyinggung siapa promotor Komunis, insyaAlloh akan saya lengkapi dalam artikel kami berikutnya.

Artikel ini aslinya dimuat dalam http://muslimwamuslimah.blogspot.com/2008/01/ada-usaha-membangkitkan-kembali.html, oleh seorang yang kelihatannya Anti PKI.

Share this: StumbleUpon Digg Reddit

Posted in CONSPIRACY, IDEOLOGY, JOE JUSSAC, MOVEMENTS, STUPID-SECTS | Tags: Al Muslimun, Bung Karno, Cholil Bisri, G30S, Gerwani, Gus Dur, HARIAN PELOPOR, ICMI, JASMERAH, KGB, Komunis, LEKRA, Leninisme, Madiun, Marxisme, Masyumi, Muso, NASAKOM, Oentoeng, PKI, PRD, santri, Sarwo Edhi Wibowo, sleeper, TAP MPRS, Taufik Ismail, TNI Hijau, UUD45

« Sekularis Mega Coba Hapuskan Pendidikan   Agama Fakta Tersembunyi tentang   UFO »

Apa Partai Komunis Itu

Depagitprop CC P K I (1958)

Page 38: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Dimuat ke HTML oleh anonim di Homepage Mengerti PKI. Diedit supaya sesuai dengan ejaan yang baru oleh Arief Chandra (April 2007)

Ini adalah diktat untuk KPS dan KPSS tentang "Pembangunan Partai" disusun oleh Depagitprop (Departemen Agitasi dan Propaganda) CC PKI, 1958.

PKI ADALAH ANAK ZAMAN

Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad ke-XIX meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia.

Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah, imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali

bukanlah untuk memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial terhadap Rakyat Indonesia.

Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya klas-klas baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu : Klas proletar,

intelektual dan borjuasi Indonesia.

Lahirnya klas proletar mendorong berdirinya organisasi serikat buruh. Di banyak tempat di Indonesia mulai berdiri serikat buruh - serikat buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api, serikat buruh percetakan dan serikat buruh - serikat buruh di pabrik-pabrik

lainnya.

Pada tahun 1905 berdirilah serikat buruh kereta-api yang bernama SS-Bond (Staats-Spoor Bond). Dalam tahun 1908 berdirilah Perkumpulan Pegawai Spoor dan Trem (Vereniging van

Spoor en Tram Personeel - VSTP), suatu serikat buruh kereta-api yang militan ketika itu.

Serikat buruh - serikat buruh ini merupakan sekolah-sekolah politik bagi massa kaum buruh. Tetapi, perjuangan serikat buruh adalah perjuangan yang terbatas untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan langsung daripada para anggotanya, untuk perbaikan upah dan syarat-syarat kerja, suatu perjuangan yang terbatas pada soal-soal sosial ekonomi. Kesadaran yang

diperoleh lewat aksi-aksi dan pemogokan-pemogokan belumlah mencapai tingkat kesadaran-klas yang sempurna, tetapi baru pada tingkat kesadaran pertentangan antara mereka sebagai buruh-upahan terhadap majikannya itu sendiri yang memeras tenaganya, tingkat kesadaran yang elementer, kesadaran yang masih terbatas untuk memperjuangkan nasibnya sendiri,

nasib golongannya.

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan buruh, kesadaran politik dan orgarisasi klas buruh pun meningkat pula. Klas buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi

serikat buruh, sistim kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh massa pekerja, tidaklah dapat diitumbangkan. Untuk menumbangkan sistim

kapitalisme, klas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner, klas buruh harus mempunyai partai politik.

Page 39: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Tingkat kesadaran klas buruh inilah yang mendorong berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan cita-cita dan politik daripada klas buruh. Partai

politik klas buruh ini tidaklah hanya untuk memimpin perjuangan klas buruh guna perbaikan upah dan syarat-syarat kerja kaum buruh, akan tetapi sampai dengan untuk merombak

susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual tenaganya kepada kaum kapitalis.

Pada bulan Mei tahun 1914 di Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe Sociaal Democratiskhe Vereniging -- ISDV), suatu organisasi politik

yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda. Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat

Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak teratur dan bersifat perjuangan

sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti dengan perjuangan proletariat yang

terorganisasi dan yang memimpin perjuangan kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.

Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 sangat berpengaruh pada proletariat Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat dipisahkan dari pengaruh

kemenangan Revolusi Oktober itu.

Kemenangan Revolusi Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan. Revolusi Oktober, memberi keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa

imperialisme Belanda pasti dapat digulingkan, dan Rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang bebas dan merdeka.

Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan Sosial

Demokratis Indonesia, yaitu organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah Revolusi Oktober tahun 1917.

Lahirnya PKI bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar. PKI adalah anak zaman yang lahir pada

waktunya.

IDEOLOGI PARTAI KOMUNIS

 Apakah ideologi itu?

Ideologi adalah cita-cita dan pandangan-pandangan yang menyatakan kepentingan-kepentingan suatu klas.

Di dalam masyarakat modern, masyarakat kapitalis, pada pokoknya terdapat dua klas. Klas kapitalis, yaitu mereka yang memiliki alat-alat produksi, yang tidak bekerja dan hidup dari

menghisap kerja kaum buruh. Klas buruh, yaitu mereka yang tidak memiliki alat-alat produksi, bekerja keras pada kapitalis, tetapi tidak mendapat hasil yang cukup untuk hidup

yang layak.

Page 40: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Bagaimana ideologi klas kapitalis?

Klas kapitalis hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Adanya klas kapitalis karena adanya klas buruh yang dihisap. Untuk mendapat laba yang lebih banyak, kapitalis yang satu harus

bersaing melawan kapitalis-kapitalis lainnya. Dalam persaingan ini banyak kapitalis-kapitalis kecil jatuh bangkrut.

Dengan menghisap kerja kaum buruh, dan dengan bersaing, di dalam klasnya sendiri, itulah yang merupakan syarat-syarat pokok bagi perkembangan kapitalisme. Oleh karena itu

kebahagiaan kapitalis didasarkan atas penderitaan dari berjuta-juta massa Rakyat pekerja.

Jadi kepentingan kapitalis ialah menghisap klas buruh, dan membangkrutkan kapitalis-kapitalis lainnya. Semuanya ini ditujukan untuk mempertahankan sistim penghisapan. Oleh karena itu, semua cita-cita dan pandangan-pandangan yang ditujukan untuk mewujudkan

kepentingan mengeduk laba sebanyak-banyaknya, kepentingan untuk mempertahankan sistim penghisapan, adalah merupakan ideologi daripada klas kapitalis.

Bagaimana ideologi klas buruh?

Klas buruh tidak memiliki alat-alat produksi. Klas buruh bekerja di dalam pabrik-pabrik, bekerjasama dan mengadakan pembagian pekerjaan dengan mempunyai tanggungjawab perseorangan menurut pembagian pekerjaan masing-masing, dan menjalankan produksi

secara kolektif. Dalam produksi yang maju di pabrik-pabrik, terpeliharalah kebiasaan kaum buruh untuk bersatu, untuk saling membantu, berorganisasi dan berdisiplin.

Untuk perkembangan diri klas buruh sendiri, klas buruh harus bersatu dengan massa Rakyat pekerja lainnya. Hanya dengan persatuan di kalangan klas buruh dan massa Rakyat pekerja

lainnya itulah, klas buruh dapat membebaskan dirinya dan selanjutnya membebaskan seluruh massa Rakyat pekerja dari penghisapan kapitalisme.

Klas buruh menaruh perhatian pada perjuangan-perjuangan untuk pembebasan Rakyat pekerja sedunia, pada kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahannya. Mereka mengerti, bahwa setiap kemenangan atau kekalahan Rakyat pekerja dimana saja adalah

berarti kemenangan atau kekalahan mereka sendiri.

Jadi kepentingan klas buruh ialah pembebasan semua Rakyat pekerja dari kapitalisme. Semua cita-cita dan pandangan-pandangan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk mencapai

kepentingan klas buruh merupakan ideologi klas buruh.

Partai Komunis adalah Partainya klas buruh. Karena itu ideologi Partai Komunis adalah ideologi klas buruh. Setiap anggota Partai Komunis harus memiliki ideologi klas buruh ini.

DASAR2 ORGANISASI PARTAI KOMUNIS

Klas buruh mempunyai bermacam-macam organisasi perlawanan. Ada serikat buruh yang saban hari terlibat dalam pertempuran-pertempuran terhadap kapital. Ada organisasi koperasi

kaum buruh yang dengan usaha sendiri meringankan beban dari anggota-anggotanya. Ada pula perkumpulan-perkumpulan pendidikan, organisasi-organisasi pemuda, dan lain-lain

sebagainya. Semua organisasi adalah organisasi klas buruh yang meninggikan kesadaran klas buruh.

Page 41: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Akan tetapi kesadaran yang diperoleh buruh lewat perjuangan organisasi-organisasi ini, dan kecerdasan politik yang didapatnya dari organisasi-organisasi ini, tidaklah sampai membikin klas proletar cukup kuat dan bersatu untuk melawan sistem kapitalisme. Untuk itu harus ada

partai politik dari klas proletar, artinya harus ada teori perjuangan yang diinjeksikan ke dalam gerakan buruh itu. Teori itu adalah teori Marxisme-Leninisme. Hanya dengan adanya teori

yang revolusioner, yaitu Marxisme-Leninisme terdapat suatu partai yang revolusioner, Partai Komunis, partainya klas proletar. Hanya partai yang semacam itulah yang mempersatukan semua organisasi-organisasi klas buruh lainnya dan memimpinnya, yang membikin terang

sasaran perjuangannya dan bisa menyusun taktik-taktik perjuangannya.

Sebab itu, Partai Komunis itu adalah barisan depan yang terorganisasi, adalah bentuk organisasi yang tertinggi yang paling berdisiplin. Tetapi untuk bisa menjadi barisan terdepan, menjadi organisasi yang tertinggi, untuk dapat memenuhi tugasnya, maka Partai klas buruh

harus mempunyai dasar-dasar organisasi sebagai berikut :

a. DASAR SENTRALISME-DEMOKRATIS

Partai itu harus merupakan satu kesatuan politik dan kesatuan organisasi. Kebulatan dalam politik dan kebulatan dalam organisasi adalah syarat mutlak bagi Partai Komunis.

Untuk memperoleh kebulatan dalam organisasi, Partai Komunis disusun berdasarkan prinsip sentralisme-demokratis. Sentralisme-demokratis adalah prinsip organisasi Partai Komunis yang mengatur pemberian kekuasaan yang perlu pada badan-badan pimpinan Partai, dan

sekaligus merupakan pelaksanaan demokrasi yang tertinggi di dalam Partai.

Ini berarti, bahwa sentralisme dalam Partai itu dibangun atas dasar demokrasi, dan demokrasi dalam Partai itu di bawah pimpinan yang dipusatkan.

Syarat-syarat pokok untuk dapat melaksanakan prinsip sentralisme-demokratis dalam organisasi ialah:

a. Bahwa semua badan pimpinan Partai dari bawah sampai ke atas harus dipilih oleh anggota secara demokratis;

b. Bahwa semua badan pimpinan Partai harus memberi laporan pada waktu tertentu kepada organisasi Partai yang memilihnya;

c. Bahwa setiap anggota Partai harus tunduk kepada putusan-putusan organisasi Partai dimana ia tergabung; jumlah tersedikit harus tunduk kepada jumlah terbanyak; organisasi

Partai bawahan harus tunduk kepada organisasi Partai diatasnya dan segenap bagian daripada organisasi Partai harus tunduk kepada CC;

d. Bahwa disiplin Partai harus dijalankan dengan sungguh-sungguh dan putusan-putusan Partai harus dilaksanakan dengan tanpa syarat.

Segi sentralisme akan menjamin adanya satu pimpin yang memusat. Dengan begitu Partai merupakan satu kekuatan yang bulat, yang memberi pimpinan dengan baik kepada anggota

dan massa Rakyat. Ini akan memperbesar kepercayaan massa anggota dan massa Rakyat kepada Partai, dan ini merupakan syarat untuk mencapai kemenangan-kemenangan di dalam

setiap aksi.

Segi demokrasi akan mendorong anggota Partai aktif memperbincangkan persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari. Segi demokrasi akan mengembangkan inisiatif dan daya-cipta

anggota Partai.

Page 42: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Jadi sentralisme dan demokrasi di dalam Partai adalah merupakan satu kesatuan dari dua segi yang satu sama lain berjalinan. Satu sama lain tak dapat terpisahkan. Sentralisme tanpa

demokrasi dapat menjurus kesewenang-wenangaan dan menekan daya-cipta anggota, tetapi demokrasi tanpa sentralisme, tanpa pimpinan yang memusat berarti ultra-demokrasi, yaitu demokrasi yang berlebih-lebihan, demokrasi yang tidak terpimpin. Demokrasi semacam ini

sama dengan liberalisme (semau-maunya).

Prinsip sentralisme-demokratis ini harus dipahami dan harus dilaksanakan dalam kehidupan Partai sehari-hari oleh setiap anggota di semua tingkat organisasi Partai, di semua lapangan

pekerjaan. Dengan susunan organisasi Partai yang berdasarkan prinsip sentralisme-demokratis, maka terjaminlah persatuan antara pimpinan Partai dengan anggota dan antara

Partai dengan massa Rakyat.

 b. TENTANG DISIPLIN

Partai Komunis itu harus mempersatukan semua kekuatan dan organisasi-organisasi klas proletar, harus selalu berhubungan erat dengan semua klas-klas pekerja lainnya, dan harus

bisa memimpin perjuangan Rakyat. Oleh sebab itu, disamping kesatuan politik dan kesatuan organisasi, Partai mempunyai kesatuan disiplin. Artinya, di dalam Partai hanya ada satu

macam disiplin yang berlaku bagi semua anggota, dari calon-anggota sampai fungsionaris-fungsionaris yang tertinggi. Hanya dengan adanya kesatuan disiplin yang kuat ini Partai bisa

tetap memelihara sifat memimpin, bisa tetap mempertahankan sifat berdiri sendiri dalam politik dan organisasi, dan bisa tetap memelihara hubungan yang erat dengan massa Rakyat

lainnya.

Dari mana sumber disiplin yang kuat di dalam Partai Komunis? Kehidupan sehari-hari dari kaum buruh menjadi dasar daripada disiplin itu. Klas borjuis dengan peraturan-peraturan

yang berat di pabrik-pabrik mengajarkan disiplin pada kaum buruh. Akan tetapi kekerasan disiplin borjuis itu bersifat mengancam dan menakut-nakuti. Sebaliknya kaum buruh

mengambil pelajaran yang berguna bagi perjuangannya dari peraturan-peraturan yang keras itu yaitu, bahwa dengan mentaati aturan-aturan pabrik terdapat cara kerja dan pembagian

kerja yang effektif, terdapat hasil-hasil yang berkualitas tinggi dan pengaturan waktu yang rasional dan kerjasama yang harmonis. Hal-hal inilah yang dipelajari kaum buruh dan ditinggikan menjadi suatu, disiplin sukarela, yang tidak bersifat menakut-nakuti, tidak

bersifat mengancam, melainkan bersifat mendorong, dan mempersatukan serta, mempertinggi mutu dari pekerjaan.

c. KRITIK DAN SELFKRITIK

Konstitusi Partai menegaskan sebagai berikut : "PKI harus terus menerus memeriksa kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangannya dengan jalan mengadakan kritik dan selfkritik yang tajam. Dengan demikian dapatlah dikoreksi pada waktunya semua kesalahan dan kekurangan-kekurangan dan dapat mendidik anggota dan kader Partai. PKI menentang

sikap sombong, sikap yang tidak mau mengakui kesalahan-kesalahan dan takut kritik dan selfkritik".

Mengapa kritik dan selfkritik perlu?

Dalam perjuangan ada kalanya perhitungan kita tidak cocok dengan keadaan objektif. Maka timbullah kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan.

Page 43: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Untuk mengatasi kekurangan dan kesalahan, kita harus selalu mengadakan tinjauan pada pekerjaan kita. Dengan menggunakan kritik dan selfkritik dalam meninjau pekerjaan itu, kita membetulkan kesalahan dan mengikis kekurangan-kekurangan. Dengan demikian pekerjaan

kita menjadi terus maju.

Kritik dan selfkritik perlu untuk memajukan Partai kita, untuk memelihara kemurnian ideologi proletar, untuk memegang teguh garis politik dan organisasi, untuk mendidik

anggota supaya dengan belajar dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan itu, pekerjaan yang akan datang lebih baik.

Dengan kritik dan selfkritik, ideologi kita makin hari makin tergembleng. Ibarat kita membersihkan rumah kita setiap hari, demikian pula hendaknya kita membersihkan pikiran-

pikiran kita dan membetulkan ideologi kita setiap waktu.

Bagaimana caranya menjalankan kritik dan selfkritik?

Untuk menjalankan kritik dan selfkritik dengan tepat, kita harus mengingat beberapa hal sebagai berikut: kesalahan atau kekurangan itu hendaknya dianggap sebagai suatu penyakit

yang perlu diobati. Bagi yang mengkritik hendaknya bersifat ingin mengobati "si sakit". Bagi yang dikritik hendaknya suka menerima dengan ikhlas bantuan dari orang yang akan

mengobati. "Si sakit" akan bisa segera sembuh, jika ia sungguh-sungguh mengemukakan kesalahannya tepat pada waktunya, atau menjalankan selfkritik tepat pada waktunya.

Oleh karena itu jika dalam menjalankan kritik dan selfkritik timbul saling mencurigai pasti tidak menguntungkan persatuan Partai dan harus ditentang.

Dalam menjalankan kritik dan selfkritik ada kalanya tidak diperhatikan soal-soal pokok, tetapi terlibat pada soal yang kecil. Janganlah dilupakan bahwa tugas terpenting daripada

kritik dan selfkritik ialah menunjukkan kesalahan-kesalahan politik, organisasi dan ideologi.

Bagaimana cara mengembangkan kritik dan selfkritik?

Adanya rapat-rapat periodik dan diskusi-diskusi periodik adalah sangat penting untuk senantiasa mengadakan tinjauan dalam pekerjaan dan untuk mengembangkan kritik dan

selfkritik.

d. PIMPINAN KOLEKTIF

Jaminan untuk suksesnya pimpinan Partai atas massa ialah adanya cara kerja dan pimpinan kolektif.

Cara pimpinan kolektif dilaksanakan dengan mengumpulkan pendapat-pendapat dari massa untuk disimpulkan, dan setelah menjadi kesimpulan kolektif dijadikan pedoman dalam

memberikan pimpinan. Karena itu pimpinan kolektif yang sedemikian itu adalah pimpinan kolektif yang realis, yang objektif.

Cara pimpinan kolektif berlawanan dengan cara pimpinan perseorangan. Cara pimpinan perseorangan mengingkari pendapat-pendapat massa, dan semata-mata menguntungkan

pendapat-pendapat perseorangan saja. Karena itu cara pimpinan perseorangan adalah subjektif.

Page 44: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Bagaimana cara melaksanakan pimpinan kolektif?

Cara melaksanakan pimpinan-kolektif yaitu dengan mengadakan rapat-rapat periodik di dalam badan-badan kolektif. Rapat-rapat periodik itu harus teratur. Masing-masing anggota

kolektif harus mempersiapkan diri sebelum berapat. Masing-masing anggota kolektif melaporkan apa yang dikerjakan dan bagaimana caranya mengerjakannya.

Apakah cara pimpinan kolektif itu menghilangkan perasaan perseorangan?

Tidak! Partai Komunis menghargai perasaan perseorangan dan selalu berusaha mengembangkan kecakapan perseorangan. Dengan berkembangnya kecakapan perseorangan dari anggota-anggota kolektif itu, maka kualitas kolektif itu meningkat menjadi lebih tinggi.

Cara kerja kolektif tidak berarti meniadakan tanggungjawab perseorangan. Tanpa tanggungjawab perseorangan kita akan terjerumus dalam bencana dimana tidak ada orang yang bertanggungjawab. Dalam setiap organisasi harus ada tanggungjawab perseorangan menurut pembagian kerja, dan harus ada orang yang bertanggungjawab kepada seluruh

pekerjaan. Tiap badan kolektif memilih kepala kolektif, yaitu anggota yang paling maju di antara anggota-anggotanya. Selain seorang kepala kolektif dipilih juga seorang atau lebih wakil-wakil kepala supaya dengan begitu periodik dan kolektif bisa selalu berjalan Partai

akan lebih terkonsolidasi dan tambah besar pengaruhnya di kalangan massa, jika setiap orang Komunis bekerja berdasarkan cara pimpinan kolektif.

SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN PARTAI

a. ARTI DARI TERIKAT DALAM SALAH SATU ORGANISASI PARTAIMengenai penerimaan menjadi anggota Partai, Konstitusi menjelaskan sebagai berikut :

"Yang dapat diterima menjadi anggota Partai ialah setiap warganegara yang telah berumur 18 tahun, yang menyetujui Program dan Konstitusi Partai, masuk dan bekerja aktif di salah satu organisasi Partai, taat kepada putusan-putusan Partai, membayar uang pangkal dan

iuran Partai, mengunjungi rapat-rapat dan kursus-kursus Partai".

Program dan Konstitusi Partai adalah garis politik organisasi yang terpokok. Persetujuan seseorang pada Program dan Konstitusi Partai adalah persetujuan seseorang kepada garis politik dan organisasi Partai. Syarat ini adalah penting bagi seorang yang mau menjadi anggota Partai, karena persetujuan pada Program dan Konstitusi itu merupakan langkah

penting ke arah kesatuan politik dan organisasi di dalam Partai.

Tetapi, persetujuan pada Program dan Konstitusi atau persetujuan pada garis politik dan organisasi saja belum cukup bagi orang yang mau menjadi anggota. Garis politik dan garis organisasi yang benar dan yang telah disetujui itu harus diperjuangkan, harus diwujudkan. Dimana tempat untuk memperjuangkannya? Dengan masuk dan bekerja aktif disalahsatu

organisasi Partai, maka seseorang anggota dapat dengan aktif memperjuangkan garis politik dan garis organisasi Partai yang benar.

Setiap anggota Partai harus mentaati putusan Partai. Setiap putusan Partai adalah putusan kolektif, putusan yang diambil dalam organisasi Partai. Dengan mentaati putusan Partai

itulah, maka anggota Partai bersikap menghargai dan menjunjung tinggi organisasi Partai. Kaum Komunis itu tidak mempunyai senjata lain kecuali organisasi!

Page 45: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Anggota Partai harus membayar uang-pangkal dan iuran Partai. Ini membuktikan, bahwa seorang anggota Partai juga bersedia menyerahkan kepada Partai sebagian dari

penghasilannya.

Akhirnya dengan mengunjungi rapat-rapat dan kursus-kursus serta membaca penerbitan-penerbitan Partai, anggota dapat selalu mengikuti kehidupan intern-Partai, kehidupan politik dan organisasinya, dan dengan begitu terus-menerus berusaha untuk meningkatkan kwalitet

keanggotaannya.

Dengan memenuhi syarat-syarat keanggotaan seperti tersebut di atas, setiap anggota Partai Komunis dapat mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada kepentingan Partai dan Rakyat.

Karena itu janganlah ada satu saja dari syarat-syarat keanggotaan itu yang dilalaikan.

b. ARTI DARI MASA-PENCALONANSebelum seseorang dapat disahkan menjadi anggota Partai, di dalam Konstitusi Partai ada

disebut mengenai masa-pencalonan bagi seseorang.

Apa arti masa-pencalonan itu? Mengapa penerimaan menjadi anggota Partai diatur melalui masa-pencalonan?

Mengapa orang tidak lalu terus diterima menjadi anggota?

Pada pokoknya masa-pencalonan diperlukan untuk memberikan pendidikan permulaan tentang ideologi Komunis kepada calon-anggota, dan juga untuk menjamin pengawasan oleh

organisasi-organisasi Partai terhadap kualitas politik calon-anggota tersebut.

Mengenai Program dan Konstitusi Partai pada umum sudah diketahui garis pokoknya oleh calon-anggota, tetapi mengenai hidup berorganisasi dan mengenai ideologi Komunisme ia

harus terlebih dulu dilatih.

Lama masa-calon ditentukan oleh kedudukan sosial masing-masing orang. Bagi kaum buruh, buruh-tani dan tani-miskin masa-calonnya lebih pendek daripada bagi tani-sedang, pegawai-

kantor dan kaum intelektual atau pekerja-merdeka.

Rol dari para penanggung calon-anggota yang bersangkutan adalah penting sekali, sebab merekalah sebetulnya yang menjadi pelatih pertama dari calon-anggota. Sedikit banyaknya tergantung pada para penanggung inilah jadi tidaknya calon itu menjadi seorang Komunis

yang baik.

Dalam pada itu Partai menegaskan bahwa setiap orang yang sudah diterima menjadi calon-anggota, pada saat penerimaan itu ia sudah menjadi anggota klas buruh, sudah menjadi

anggota proletariat walaupun kedudukan sosialnya tidak sebagai buruh-upahan.

Kewajiban Partai terhadap para calon-anggota ialah berusaha agar para calon-anggota dapat ditingkatkan menjadi anggota tepat pada waktunya.

c. TENTANG KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA PARTAIUntuk menjadi anggota Partai Komunis, dari seseorang hanya diperlukan memenuhi syarat-syarat keanggotaan seperti yang ditetapkan di dalam penerimaan menjadi anggota di atas --

yaitu setiap warganegara yang telah berumur 18 tahun, yang menyetujui Program dan

Page 46: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Konstitusi Partai, ….bekerja aktif disalahsatu organisasi Partai, taat kepada putusan-putusan Partai dan membayar uang-pangkal dan iuran Partai, mengunjungi rapat-rapat dan kursus-

kursus Partai serta membaca penerbitan-penerbitan Partai. Ini adalah syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi oleh setiap anggota Partai.

Tetapi, setiap anggota Partai Komunis, seharusnya tidak menjadi seorang anggota yang hanya memenuhi syarat-syarat minimum saja. Seorang anggota harus tidak merasa puas dengan

hanya membatasi diri pada syarat-syarat minimum ini.

Oleh sebab itu mengenai kewajiban anggota Partai, Konstitusi mewajibkan anggota untuk mempertinggi kesadarannya dan memperdalam pengertiannya tentang dasar-dasar daripada

teori Marxisme-Leninisme. Ini adalah jalan bagi setiap anggota untuk dapat senantiasa memperbanyak amalnya kepada Rakyat dan kepada revolusi, dan dengan begitu sekaligus

meninggikan kualitas keanggotaannya.

Konstitusi juga menekankan tentang kewajiban anggota Partai untuk sungguh-sungguh menjalankan disiplin Partai, ambil bagian yang aktif dalam kehidupan politik intern Partai

dan dalam gerakan revolusioner di Indonesia, melaksanakan dengan sungguh-sungguh politik serta putusan-putusan Partai dan menentang segala sesuatu yang membahayakan

kepentingan-kepentingan Partai. Tidak dapat disangsikan, bahwa pelaksanaan kewajiban ini akan membikin Partai Komunis menjadi Partai yang kuat dan bulat.

Konstitusi Partai menekankan tentang kewajiban anggota Partai untuk mengembangkan kritik dan selfkritik dari bawah, mengemukakan kekurangan-kekurangan dan mengatasinya,

menentang kepuasan diri yang berlebih-lebihan. dan kesombongan karena mendapat hasil-hasil dalam pekerjaan. Tidak dapat disangsikan, bahwa ketentuan ini akan mendorong untuk

membuka dan melenyapkan kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan Partai, dan akhirnya akan memajukan Partai.

Dalam Konstitusi ditentukan, bahwa anggota Partai wajib mengabdi kepada Rakyat banyak, mengkonsolidasi hubungan Partai dengan massa, mempelajari dan melaporkan tepat pada

waktunya kehendak-kehendak massa kepada Partai serta menjelaskan politik Partai kepada massa. lni mengandung arti bahwa kepentingan-kepentingan Partai Komunis adalah sama dengan kepentingan-kepentingan Rakyat dan bahwa tanggungjawab terhadap Partai adalah

sama dengan tanggungjawab terhadap Rakyat. Perwujudan dari kewajiban ini akan menjadikan Partai kita tak terkalahkan, karena Partai tidak terpisah dari massa Rakyat.

Kewajiban lain dari setiap anggota ialah supaya menguasai garis pekerjaannya dan menjadi teladan dalam berbagai lapangan pekerjaan revolusioner. Ketentuan ini mendorong anggota untuk menguasai segi-segi pekerjaan dan mendorong untuk mengetahui hubungan pekerjaan

dengan seluruh perjuangan revolusioner.

Mengenai hak-hak anggota Partai, Konstitusi menekankan sebagai berikut:

a. Ambil bagian dalam diskusi-diskusi yang bebas dan luas tentang pelaksanaan politik Partai;b. Memilih dan dipilih di dalam Partai;c. Mengajukan usul-usul atau keterangan-keterangan kepada tiap organisasi Partai, sampai

kepada CC;d. Mengkritik tiap fungsionaris Partai dalam rapat-rapat Partai.

Page 47: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

Untuk mengembangkan demokrasi-intern Partai, maka setiap anggota harus menggunakan hak-haknya ini dengan sebaik-baiknya.

ORGANISASI BASIS DARIPADA PARTAI

Organisasi-basis Partai dibangun menurut tempat-tinggi atau kesatuan tempat-kerja, dimana terdapat paling sedikit 3 anggota Partai. Berdasarkan ketentuan ini, maka organisasi-basis bisa mempunyai hanya 3 anggota, tetapi bisa juga mempunyai ratusan anggota.

Organisasi-basis Partai atau Resort Partai merupakan kesatuan Partai yang berhubungan langsung dengan anggota-anggota Partai dan yang bekerja langsung di tengah-tengah massa Rakyat, ia merupakan jembatan yang menghubungkan massa Rakyat dengan badan-badan pimpinan Partai. Oleh karena itu, militansi dari keseluruhan Partai sangat tergantung pada militansi daripada organisasi-basis Partai.

Di dalam Resort Partai dimana terdapat banyak anggota, harus dibentuk Grup-grup yang anggotanya, terdiri dari sebanyak-banyaknya 7 orang anggota. Grup-grup ini merupakan bagian daripada Resort, tetapi bagian yang tidak mempunyai hak untuk menentukan garis atau sikap politik. Grup-grup ini melaksanakan putusan-putusan dari Resort.

Tiap Grup memilih seorang Kepala Grup dan kalau perlu wakil Kepala.

Apa tugas organisasi-basis? Resort Partai harus melakukan pekerjaan propaganda dan organisasi di kalangan Rakyat untuk menjelaskan pendirian politik Partai dan putusan-putusan organisasi Partai atasan. Tugas lain dari Resort ialah untuk mengetahui dengan jelas hal-ihwal daripada anggota-anggotanya, sejarahnya, perasaannya dan tingkat kesadaran politiknya.

Resort Partai berkewajiban membuka kedok musuh-musuh Rakyat yang bersembunyi di tengah-tengah Rakyat, dan membasmi mereka dengan bekerja-sama yang erat dengan Rakyat sekitarnya.

Selanjutnya tugas Resort ialah meninggikan tingkat kebudayaan dari anggota Partai dengan mengadakan pendidikan dan mengorganisasi pelajaran-pelajaran, terutama pelajaran membaca-tulis (PBH) bagi anggota yang buta huruf.

Rapat-rapat anggota Resort dibagi dalam rapat-rapat Grup, dan rapat-rapat Resort dihadiri utusan-utusan yang dipilih oleh rapat Grup. Tetapi rapat Grup itu tidaklah bersifat menentukan politik melainkan mengumpulkan pendapat-pendapat anggota untuk diteruskan pada Recom, atau sebaliknya untuk menyampaikan putusan-putusan Recom supaya dipecahkan pelaksanaan putusan itu. Jadi bagaimanapun juga Grup tidak boleh menggantikan Resort sebagai organisasi-basis Partai, Grup tidak boleh menghalang-halangi hubungan seorang anggota dengan Recom Partai.

Salah satu tugas penting, dari Grup menurut Konstitusi ialah: mempertimbangkan permintaan menjadi anggota dan setelah mengambil keputusan, meneruskannya kepada Recom Partai; setelah masa-calon selesai, mengusulkan pensahan menjadi anggota Partai kepada Recom; menerima dan menyampaikan permintaan berhenti sebagai anggota atau calon-anggota kepada rapat Resort dan memilih utusan untuk menghadiri rapat Resort.

Page 48: Komunisme Adalah Sebuah Ideologi

TENTANG GARIS MASSA DARIPADA PARTAI

Apakah garis massa daripada Partai itu?

Garis massa daripada Partai adalah suatu garis klas, yaitu garis massa klas proletar. Ini berarti, bahwa garis politik dan garis organisasi Partai itu harus selaras dengan kepentingan massa Rakyat. Jadi menjalankan garis massa daripada Partai berarti bahwa garis politik dan garis organisasi Partai harus berasal dari massa dan kembali kepada massa.

Salah satu perbedaan yang penting antara Partai Komunis dengan partai-partai burjuis ialah terletak dalam hubungan masing-masing Partai itu dengan massa Rakyat.

Partai-partai borjuis dan tuan tanah berhubungan dengan massa Rakyat untuk mempertahankan penghisapannya terhadap massa. Mereka mencari hubungan-hubungan dengan massa tidak untuk membantu memperjuangkan tuntutan massa melainkan untuk memerintah dan mencari jalan yang sebaik-baiknya guna memenuhi keinginan-keinginan menghisap klas borjuis.

Sedangkan hubungan Partai Komunis dengan massa sudah dicantumkan dalam Konstitusi sebagai berikut "Kaum Komunis Indonesia harus mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Rakyat. Kaum Komunis Indonesia harus mengadakan hubungan-hubungan yang luas dengan massa buruh, tani dan semua Rakyat revolusioner lainnya serta terus menerus mencurahkan perhatiannya untuk memperkuat dan meluaskan hubungan-hubungan ini. Tiap anggota Partai harus mengerti, bahwa kepentingan mereka adalah sama dengan kepentingan-kepentingan Rakyat, dan bahwa tanggungjawab terhadap Partai adalah sama dengan tanggungjawab kepada Rakyat".

Garis massa daripada Partai tidak hanya merupakan garis politik dan organisasi bagi Partai, melainkan juga menjadi moral bagi setiap orang Komunis. Bagi orang Komunis, ukuran yang tertinggi untuk semua perkataannya seharusnya ialah, apakah perkataan dan perbuatannya itu sesuai atau tidak dengan kepentingan yang terbesar dari massa Rakyat, dan apakah perkataan serta perbuatannya disokong atau tidak oleh massa Rakyat yang luas.

Setiap massa dapat dibagi atas tiga elemen dilihat dari sudut aktivitasnya. Sebagian yang kecil merupakan elemen maju, yang paling aktif. Sebagian lagi merupakan elemen tengah, yang berdiri di antara aktif dan pasif, sedang bagian yang terbesar terdiri dari elemen yang pasif. Jika dalam suatu persoalan yang dihadapi oleh massa itu, elemen yang pertama saja, atau elemen pertama dan yang kedua saja yang bergerak, itu berarti bahwa bagian terbesar daripada massa belum bergerak, dan tidak akan banyak hasilnya. Oleh sebab itu harus diusahakan supaya massa yang paling belakang itu, yaitu yang merupakan bagian yang terbesar turut bergerak. Jadi melaksanakan garis massa berarti, membantu elemen-elemen yang maju supaya bisa berangsur-angsur melahirkan pemimpin-pemimpin, mendorong elemen tengah hingga menjadi maju, dan selanjutnya mempertinggi kesadaran elemen ketiga atau yang terbelakang hingga melepaskan pasivitasnya dan turut bergerak.