komunikasi kontemporer

224
Komunikasi Kontemporer Strategi, Konsepsi, dan Sejarahnya KOMUNIKASI KONTEMPORER Strategi, Konsepsi, dan Sejarah Gud Reacht Hayat Padje Diterbitkan untuk Kalangan Sendiri UNIVERSITAS PGRI NTT KUPANG 2008 1

Upload: risal-ahmad

Post on 11-Dec-2014

95 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Komunikasi Kontemporer

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

KOMUNIKASI KONTEMPORER

Strategi, Konsepsi, dan Sejarah

Gud Reacht Hayat Padje

Diterbitkan untuk Kalangan Sendiri

UNIVERSITAS PGRI NTTKUPANG

2008

1

Page 2: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Daftar Isi

Bab 1. Pendahuluan 1A. Definisi komunikasi 1B. Tujuan Mempelajari Ilmu Komunikasi

3C. Fungsi Komunikasi 4D. Tujuan Komunikasi 9

Bab II Sejarah dan Perkembangan Ilmu Komunikasi12A. Sejarah Ilmu Komunikasi12

Bab III Paradigma dan Teori Komunikasi 22A. Paradigma Komunikasi22

1. Multi Paradigma 222. Paradigma Lama dan Baru

263. Paradigma Mekanistis 30

A. Teori Komunikasi30

1. Perubahan Teori Komunikasi32

2. Kerangka Teori Komunikasi34

Teori Perbedaan-Perbedaan Individu35

Teori Kategori Sosial 36 Teori Hubungan Sosial 37 Teori Norma-norma Budaya 39

Bab IV Hakekat Komunikasi 42A. Ilmu Komunikasi 42B. Pengertian Ilmu Komunikasi 45

1. Perspektif Epistimologi 452. Perspektif Terminologi 533. Perspektif Paradigmatis 54

2

Page 3: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

C. Obyek Kajian Ilmu Komunikasi56

Bab V Aspek Komunikasi59a. Source (Sumber)

59b. Comunikator (Penyampai Pesan) 59c. Massage (Pesan)

61d. Chanel (Saluran)

65e. Comunikan (Penerima Pesan)

66f. Effect (Hasil) 68g. Umpan Balik 70

Bab VI Proses Komunikasi 72A. Proses Komunikasi Primer 77B. Proses Komunikasi Skunder 79C. Unsur-unsur Dalam Proses komunikasi

81D. Proses Komunikasi Edwin B. Flippo 82

1. Simbol Komunikasi Kata-kata82

2. Simbol Komunikasi Tindakan86

3. Simbol Komunikasi Gambar87

4. Simbul Komunikasi Angka 885. Mendengarkan

896. Membaca 93

E. Proses Komunikasi Stephen P Robins94

1. William b. Werther, jr., ph.d. Dan keith davis, phd 97

2. Harold koontz, cyril o`donnel dan heinz weihrich 98

3. Elmer h. Burack dan nicholas j. Mathys 100

3

Page 4: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

4. Claude e. Shannon dan warren weaver 101F. Umpan Balik

1041. Herbert j. Chruden dan arthur w. Sherman, jr

1052. Herbert g. Hicks dan c. Ray gullet1063. David r. Hampton 1064. Arun monappa dan mirza s. Saiyadain 108

Bab VII. Jaring Komunikasi 109A. Jaring Komunikasi DC. Feldman dan Hugh J A.

110B. Jaring Komunikasi Stephen P. Robbins

1131. Lima Jaringan Umum

1132. Efaluasi Keefektifan Jaringan

1153. SuatuJjaringanIinformal: Grapevine

1154. James A. F. Stoner dan Charles Wankel 1165. Elmer H. Burack dan Nicholas J. Mathys

117C. Jaring Komunikasi Andrew F. Sikula 119

1. Jaringan komunikasi120

2. Keterlibatan Jaringan Komunikasi120

D. Jaring Komunikasi Harold, Cyril, dan Heinz 121E. Jaring Komunikasi Arun dan Mirza S 122

Bab VIII Jurnalistik Kontemporer 123A. Dalam Pusaran Jurnalistik 121B. Strategi Penulisan Berita

131

4

Page 5: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

1. Unsur 5 W + 1 H Dalam Lead 1322. Lead Kontemporer

1363. Macam-macam Lead 138

Lead 5 W 1 H 138 Lead Retorika (Retorica Devices). 140 Lead Stilistik (Novelty Devices)

142C. Tubuh Berita 149D. Gaya Penulisan & Bahasa Jurnalistik

152E. Unsur Lain Penentu Berita 156

5

Page 6: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB IPENDAHULUAN

E. DEFINISI KOMUNIKASIDalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan

interaksi antara satu dengan yang lain1. Alat interaksi itu secara akumulatif lazim disebut ‘komunikasi’. Yaitu hubungan ketergantungan {interdependensi} antar manusia baik secara individu maupun secara kelompok. Karena itu di sadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian penting (urgent) dari kehidupan manusia. Urgensitas komunikasi2 pada satu sisi bahkan menjelma menjadi prasarat tersendiri dari keberadaan manusia sebagai mahluk sosial. Sementara pada sisi lain, para pakar berkeyakinan bahwa sesungguhnya manusia telah berkomunikasi dengan lingkungannya semenjak ia dilahirkan. Gerak dan tangis pertama tatkala manusia menapak fase kelahiran sesungguhnya merupakan pertanda bahwa manusia telah mulai dapat berkomunikasi. Ketika manusia telah dapat memfungsikan panca inderanya secara sadar, saat itu pula membutuhkan perhatian dari

1 ? Tommy, Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jogjakarta, 2006, hal; 12 ? Dalam Tulisannya yang berjudul; “Professional Communication in Asia/Pacific Organisations: A Comparative Study” yang dipresentasikan pada Simposium Intercultural Communication di Goteborg, Sweden 26-28 November 1998 Cal W. Downs menunjukkan pentingnya komunikasi dengan mengutip pernyataan Ticehurst and Ross-Smith yang mengatakan; “professional communication as intentional communication that has the objective of achieving strategic goals within organisational or professional contexts (1998:3). Dia melanjutkan “The development and maintenance of the linkage between communication and strategic goals of an organisation is the responsibility of the professional communicator. Linking professional communication with strategy is crucial to the way we think about professional communication, and the way we practice it. Lih; Journal of Intercultural Communication, ISSN 1404-1634, issue 14, June 2007. Editor: Prof. Jens Allwood, URL: http://www.immi.se/intercultural/.

6

Page 7: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lingkungan dan manusia lain disekitarnya. Bahkan tak jarang, untuk mendapatkannya, manusia mempergunakan berbagai cara.

Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Pertanyaan-pertanyaan ini menggeliat, bisa di lihat dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak mudah dijawab. Para pakar lebih memfokuskan bahasan pada “bagaimana berkomunikasi” dari pada “mengapa manusia berkomunikasi”. Dari perspektif agama dengan mudah dapat dijawab bahwa Tuhanlah yang mengajari manusia untuk berkomunikasi, dengan menggunakan akal dan kemampuan berbahasa yang di anugerahkan-Nya.

Menengok salah satu fungsi komunikasi adalah sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lai. Melalui komunikasi kita dapat bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakanya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.

Dalam kaitanya dengan proses komunikasi ini, maka yang diperlukan adalah suatu disiplin keilmuan tentang

7

Page 8: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikasi, sehingga diupayakan dengan adanya disiplin ilmu ini, kita dapat mempelajarinya sebagaimna disiplin keilmuan lain, tentunya problem komunikasi ditengah-tengah masyarakat bakal terjawab dengan hadirnya ilmu komunikasi.

F. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASISebagai makhluk sosial, manusia telah ditakdirkan

untuk hidup secara berkelompok. Kesendirian dan hidup sendiri akan membuat hidup manusia menjadi tidak berarti sehingga sulit untuk dapat bertahan hidup dalam kosmos kehidupan yang saling bertautan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan biologis seperti; makan dan minum, serta memenuhi kebutuhan psikologis seperti; sukses dan kebahagiaan manusia membutuhkan komunikasi antara satu dengan yang lain. Para pakar psikologi3 berpendapat, kebutuhan utama manusia dan untuk menghadirkan jiwa yang sehat, manusia membutuhkan hubungan sosial yang ramah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan sempurna bila manusia membina komunikasi yang baik dengan orang lain.

Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain bahkan tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan dan pikiran tertentu. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal bila hal itu disampaikan dengan tidak terkontrol.

3 ? Bonner, Hubert (1953) Social Psychology,dalam Rahmat, Jalaluddin, 2003, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 89

8

Page 9: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Komunikasi dalam konteks apapun adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitz4, komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian manusia. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa komunikasi sesungguhnya dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk menjadikan jiwa merasa terhibur, nyaman dan tentram baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

Tujuan mempelajari ilmu komunikasi, dapat di katagorikan kedalam dua hal, yaitu; aspek umum dan aspek khusus5. Aspek pertama bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang ilmu yang terkit dengan proses komunikasi. Melalui pemahaman ini para ilmuan dan pelaku komunikasi diharapkan akan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan dan kemajuan dalam berkomunikasi.

Aspek kedua diharapkan akan dapat menuntun manusia untuk dapat; a) Merubah sikap (to change the attitude), b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), c) mengubah perilaku (to change the behavior), d) mengubah masyarakat (to change the society)

C. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI1. Fungsi Komunikasi

Komunikasi tidak saja berkutat pada persoalan pertukaran berita dan pesan, akan tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok terkait dengan tukar menukar data, fakta dan ide. Bila dilihat dari makna ini, ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi;

4 ? Pace, R. Wayne et al., Techniques for Effective Communication, Addison Westley Publishing Company, Massachusetts-ontario 1979, p; 985 ? Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hal; 87

9

Page 10: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Pertama, Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang di butuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

Kedua, Sosialisasi (pemasyarakatan), penyedian sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat

Ketiga, Motifasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan di kejar.

Keempat, Berdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang di perlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang di perlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

Kelima, Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang di perlukan pada semua bidang kehidupan.

Keenam, Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.

10

Page 11: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Ketujuh, Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan individu.

Kedelapan, Integrasi menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

Sementara itu Mudjoto6 dalam tekhnik komunikasi yang di kutip oleh Widjaya menyatakan bahwa fungsi komunikasi itu meliputi;

3. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan ) untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam suatu organisasi.

5. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat di sampaikan kepada seluruh anggota organisasi.

Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang peranan penting dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan.

Ditempat berbeda Deddy Mulyana7 dalam bukunya ilmu komunikasi suatu pengantar menyebutkan bahwa fungsi komunikasi ada empat bagian yaitu:

1. Komunikasi SosialFungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial

setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun kensep diri kita, aktualisasi diri, untuk

6 ? Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bina aksara 7 ? Mulyana, Deddy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya

11

Page 12: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antar lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan)

2. Komunikasi EkspresifErat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah

komunikasi ekspresif yang dapat di lakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi insatrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama di komunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal, perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin dan benci dapat di ungkapkan melalui kata-kata namun terutama lewat perilaku nonverbal.

3. Komunikasi RitualErat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah

komunikasi ritual yang biasanya di lakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang di sebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, pernikahan dan masih banyak lagi. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus ritus lain seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera, upacara

12

Page 13: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

wisuda, perayaan lebaran, natal juga termasuk komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama mereka.

4. Komunikasi InstrumentalKomunikasi instrumental mempunyai beberapa

tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, dan keyakinan, dan mengubah perilaku, atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Bila di ringkas maka kesemua tujuan tersebut dapat di sebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang bersifat memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang di sampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Sebagi instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan , namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Study komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan. Baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati dan sebagainya. Sedangkan jangka panjang dapat di raih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato,

13

Page 14: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berunding, berbahasa asing, ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat di gunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial dan kekayaan.

2. Tujuan KomunikasiDalam kehidupan sehari-hari, manusia kerapkali dan

selalu melakukaninteraksi sosial dengan masyarakat. Itulah makanya manusia acapkali disebut-sebut sebagai makhluk yang bermasyarakat dan berbudaya. Intensitas interaksi sosial itu tidak dapat dilepaskan dari ketergantungan mereka terhadap saling memberi dan menerim informasi. Pada titik inilah ilmu komunikasi menemukan momentumnya, yaitu bertujuan untuk; Pertama, agar informasi yang disampaikan dapat di mengerti orang lain. Komunikator8 yang baik dengan sendirinya dapat menjelaskan pada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang dimaksudkan.

Kedua, Memahami orang lain, Komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.

Ketiga, Supaya gagasan dapat di terima orang lain, komunikator harus berusaha agar gagasan kita dapat di 8 ? Komunikator adalah orang yang punya inisiatif untuk melakukan komunikasi. Dilihat dari jumlahnya komunikator dapat terdiri dari satu orang, dua orang atau lebih. Apabila terdiri dari banyak orang dan saling kenal serta punya ikatan emosional yang relatif kuat dapat disebut sebagai kelompok kecil. Sementara jika tanpa ikatan dan tidak saling kenal dapat disebut sebagai kelompok besar/ public. Lih; Dani Fardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual, Galia Indonesia, Jakarta, 2004, hal; 19

14

Page 15: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

terima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

Keempat, Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan, kegiatan yang di maksudkan di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

Jadi secara singkat dapat ditegaskan bahwa komunikasi bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan; setiap kali komunikator bermaksud mengadakan komunikasi maka perlu mempertanyakan apa yang menjadi tujuannya. Apakah komunikator ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain ?. Apakah dia menginginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang dimaksudkan ?. Apakah dia ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasannya?. Apakah dia ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak ?.

Terkait hal ini Mudjito9 menyimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi agar mereka secara bersama-sama dapat mencapai tujuan organisasi. Di samping itu, komunikasi juga mengintegrasikan fungsi-fungsi manajemen (POAC), artinya dengan komunikasi maka organisasi dapat:

1. Menyebarluaskan tujuan organisasi2. Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan

organisasi

9 ? Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Op.cit, hal; 76

15

Page 16: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

3. Mengorganisasikan sumber-sumber lainnya agar dapat di manfaatkan lebih fektif dan efisien

4. Memilih dan menghargai anggota organisasi yang baik

5. Memimpin, memotifasi, menciptakan iklim atau suasana dalam organisasi sehingga para anggota mau berpartisipasi semaksimal mungkin

6. Mengontrol perilaku para anggota organisasi.

Melalui komunikasi yang intent dan tepat diharapkan makna yang tersimpan dalam kedirian komunikator akan dapat tersampaikan secara tepat pula. Dengan kata lain, hasil atau respon yang yang diharapkan komunikator sangat bergantung dari bagaimana proses dan strategi komunikasi yang dia lakukan pada komunikan. ‘dalam setiap perkataan ada tempatnya yang tepat, dan setiap tempat ada perkataan yang tepat’ sebuah pameo yang layak direnungkan dalam konteks bagaimana menempatkan komunikasi yang tepat.

16

Page 17: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB IISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

A. Sejarah KomunikasiIlmu komunikasi yang kian berkecambah

sesungguhnya merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari perkembangan disiplin ilmu ini. Ia melampaui tiga tahap perkembangan; Publisistik, Jurnalistik, dan Retorika. Dua yang disebut terakhir berkembang di Amerika, sedangkan yang pertama ditakdirkan berkembang di Eropa (Jerman). Sungguhpun kini publisistik di Jerman kini diterma sebagai bagian dari ilmu komunikasi, publisistik dalam arti semula banyak mempengaruhi konsep-konsep mutakhir tentang komunikasi seperti tampak pada Negt dan Kluge (1972), Biskey (1976), Habermas (1979) di Eropa, Schiller (1976) dan Bordenave (1974) di Amerika Latin. Umumnya yang baru disebut namanya dikenal sebagai aliran radikal dalam ilmu komunikasi, devian dari ‘main stream’.

Untuk dapat memahami aliran radikal tersebut di atas, perlu melihat sejarah perkembangan publisistik lebih dekat lagi. Disiplin ini pada mulanya berasal dari Jerman. Ini dapat ditelusuri sampai abad sembialn belas. Akibat revolusi industri peranan pers dalam membentuk opini public banyak menarik perhatian pada pemikir pada peraanan pers; tampak pada tulisan Bagehot , Maine, Bryce, dan Wallas ; di Prancis tampak pada karya-karya Tarde yang banyak di pengaruhi Le Bon. Di Jerman minat ini ditungkan dalam bentuk ilmu. Marx Weber (1864-1920) untuk kali pertama mengembangkan ‘ilmu pers’ dengan landasan ilmiah. Dalamkonfrensi Deutsche Gesellshaft fur Soziologie (1910) ia mengusulkan dua proyek pengkajian sosilogi; sosilogi organisasi dan sosiologi pers. Pda dasawarsa selanjutnya, Tonnies (1885-1936) menerbitkan

17

Page 18: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

coretannya yang bertajuk Kritik der Offentliche Meinung yang mengupas sifat opini public dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan antara pers dan opini public inilh lahir Zeitungwissenschaft (Ilmu Surat Kabar)

Sungguhpun demikian, minat pada sosilogi pers (khususnya opini public) yang terus berkecambah telah membawa para sarjana Jerman pada satu titik yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan persuratkabaran, misalnya; retorika, radio, film. Pada khirnya mucullh ilmu baru Publizistic yang dikembangkan Hagemann (1966) dan disistemikkan oleh Dofivat (1986). Dalam pergulatan disiplin ilmu ini yang menjadi obyek penelitian bukan lagi pers , melainkan pernyataan public (offentliche aussage). Menurut Dofivat, publisistik adalah segala usaha mengerakkan dan membimbing tingkah laku public secara rohaniah (geitstige Unterrichtung und-Leitung) yang mempunyai enam unsure;

Ditentukan dan ditujukan kepada public (Offentlichkeit)

Bersifat actual (aktualitat) Didasarkan pada norma atau ideology (gesinnung) Dengan cara persuasi atau koersi kolektif

(Uberzeugung oder Kollektieve Ausrichtung) Menggunakan bentuk pesan dan pernyataan yang

jelas dan mengesankan (Anschaulichkeit und Eindringlichtkeit)

Digerakkan orang-orang yang mempuntyai karakter dan menjiwai misi yang diembannya (Die Publizistische Personlichkeit)

18

Page 19: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Publisistik, Dofivat menambahkan lebih lanjut, selalu bertujuan (zweckbestimt) dan disalurkan melalui perbuatan, kata tulisan, kata ucapan, gambar, lambang, tanda, dan televisi. Dalam dunia sekarang, Dofivat membayangkan publisistik sebagai kekuatan perkasa yang sudah mencapai public dunia (weltoffentlichkeit) ia mencemaskan jangan-jangan kekuatan publisistik ini dipegang oleh orang-orang yang bermoral rendah. ‘werwird fur sie sprechen, schreibern, und bildern?’ tanpa Dofivat (1968). Disini tampak publisistik sebagai kekuatan komunikasi yang dapat mengendalikan tingkahlaku manusia dan mewarnai perkembangan peradaban. Henk Prakke (1976) berpendapat bahwa dalam sejarah umat manusia publisistik memainkan peranan yang sangat penting. Ia berkata,

Setiap kegiatan manusia berasal dari pandangan evaluasi dunia. Tiada pandangan dunia tanpa informasi, tiada evalusi dunia tanpa ulasan. Publisistik merumuskan pesan secara sinambung berupa kata-kata, gambar, suara, dalam alur, motif, dan gagasan lama atau baru. Publisistik menyertai perubahan budaya, sering berhasil mencapainya tidak saja dalam bentuk perubahan berangsur-angsur, tetapi juga perubahan yang revolusioner10

Bila publisistik meliputi pernyatan tertulis, terucap, tergambar, dan tergerak, apa bedanya dengan komunikasi ? Komunikasi, sungguhnpun belum ada kesepakatan tentang definisinya, dipahami sebagai segala kegiatan tkar menukar informasi (information sharing); baik yang bersifat intrapersonal, interpersonal, organisasional, atau massa. Publisistik adalah komunikasi dengan cirri khusus: 1) public, prosesnya ditentukan dan dipengaruhi oleh public; 2) persuasive, bertujuan mengubah sikap atau

10 ? Henk Prakke (1976, h; 473) dalam Astrid S Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977, hal; 98

19

Page 20: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tingkah laku orang lain; dan 3) actual, terjadi dalam waktu segera. Publisistik dapat bersifat interpersonal, seperti percakapan Reagan dan Carter. Yang menjadikan publisistik ialah kenyataan bahwa percakapan itu disebarkan kepada public dan ditujukan untuk mempengaruhi pikiran dan tingkah laku public.

Yang mengaburkan ialah perbedaan antara komunikasi massa dan publisistik. Manakah yang lebih luas; komunikasi massa atau publisistik? Komunikasi massa, menuurrut Noelle Neumann, adalah lawan dari komunikasi tatap muka. Komunikasi massa bersifat tidak langsung (indirect), artinya melalui media; satu arah (einseitig), yakni tidak ada reaksi timbale balik antara komunikator dengan penerima; bersifat terbuka (offentlich), yaitu ditujukan kepada khalayak yang tidak terbatas, anonym, dan tersebar. Secara singkat komunikasi massa adalah komunikasi melalui mediamassa boleleh bersifat tatap muka (seperti dalam rapat massa atau demonstrasi) atau interpersonal (seperti flusterpropaganda, propaganda berbisik). Jadi dari segi media, komunikasi massa lebih sempit dari publisistik. Tetapi publisistik hanya berkenaan dengan pernyataan yang bersifat public, persuasive, dan actual; sedangkan komunikasi massa memilki pesan yang lebih umum dari itu

Zur massencomunikaton rechnen sowohl aktually als auch rein untlerich he, belechrende, und unterhaltende ausagen, soveren sich durch massenmedienver breitet warden11.

Jadi menurut Maletzke dilihat dari segi pesan, komunikasi massa lebih luas dari publisistik. Anehnya,

11 ? Maletzke (1`963, h. 14-15) dalam, Agus M Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius, Jogjakarta, 2003, hal; 16

20

Page 21: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Haacke (1962) mengangap komunikasi massa sebagai bentuk spesialisasi (spezialfall) dari publisistik yang merupakan pengertian umum (oberbekriff).

Sebagai kesimpulan, publisistik bukan sekedar ilmu pers dan tidak sama dengan komunikasi. Publisistik adalah ilmu yang dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan segala tenaga yang mempengaruhi tindakan public. Komunikasi adalah istilah umum yang meliputi berbagai kegiatan pertukaran informasi tanpa mempersoalkan apakah kegiatan itu bersifat persuasive atau informative. Karena ada ilmu komunikasinyang lebih luas, apakah lalu publisistik lalu harus pamitan? Tidak, publisitik berguna untuk mengamati, menganalisis, merumuskan teori-teori tentang pengaruh pernyataan terhadap perubahan budaya dan social. Buat Indonesia, publisistik sebagai salah satu bagian dari ilmu komunikasi tetap menjadi studi yang menarik. Dalam focus yang lebih tajam, publisistik tampaknya lebih berat ke politik, sedangkan komunikasi kata Schramm adalah the busiest cross road , jalan simpang paling ramai dengan segala disiplin ilmu Schramm (1980) membandingkan dengan kota purba Bab Elh-D Eldaherah. Disitu musafir lewat, mampir, kemudian meneruskan perjalanan mereka masing-masing. Berbagai disiplin telah melakukan studi komunikasi, sehingga bekas persinggahan disiplin-disiplin ilmu ini tampak dalam keleluasaan ilmu komunikasi. Ini tampak jelas dengan melihat perkembangan ilmu komunikasi

dewasa ini. Karena termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu

terapan , maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner dan multidisipliner. Ini di sebabkan oleh obyek materialnya sama dengan ilmu ilmu lainnya, terutama yang termasuk ke dalam ilmu sosial/ ilmu kemasyarakatan.

21

Page 22: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bierstedt12, dalam menyusun urutan ilmu menganggap jurnalistik sebagai ilmu terapan. Pada tahun 1457 ia menulis buku yang berjudul Journalism diu yang semakin mempertegas perkembangan jurnalisme sebagai ilmu (science), bukan sekedar pengetahun (knowledge). Ditempat yang sama Joseph Pulitzer seorang tokoh pers kenamaan di Amerika serikat yang pada tahun 1903 mendambakan didirikannya “school of journalism”13

sebagai lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan. Gagasan Pulitzer ini mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicholas Murray Butler masing-masing Rektor Harvard University dan Colombia University karena ternyata journalism tidak hanya mempelajari dan meneliti hal-hal yang bersangkutan dengan persurat kabaran semata-mata, tetapi juga media massa lainnya. Maka journalism berkembang menjadi mass comunication.

Dalam perkembangan selanjutnya mass comunication di anggap tidak tepat lagi karena tidak mencakup proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang di lakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel gaudert, Elihu Kats, dan para cendikiawan ilmu komunikasi lainnya menunjukkkan bahwa gejala sosial yang di akibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung satu tahap tetapi banyak tahap. Ini di kenal dengan two step flow comunication dan multi step flow comunication. Pengambilan keputusan banyak di lakukan

12 ? Dedy Jamaluddin Malik, Melacak Perjalanan Ilmu Komunikasi Menuju Paradigma Baru, dalam kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Riyono Pratikto (ed), Remaja Karya, Bandung, 1982, hal; 1513 ? Walaupun demikian pelopor media untuk kali pertama adalah Johann Gutenberg yang mencetak informasi untuk pertama kali sehingga melahirkan komunikasi massa. Inilah peristiwa yang mengubah wajah eropa pada abad 15. Lih; Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc., p; 143

22

Page 23: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass comunication)

Oleh sebab itulah di Amerika serikat muncul communication science atau kadang-kadang di namakan juga communicology ilmu yang memepelajari gejala-gejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi antar persona. Kebutuhan orang-orang Amerika akan science of communication mulai berkecambah sejak tahun 1940 an disaat seorang sarjana bernama Carl I Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science of communication sebagai;

a systematic attemp to formulate in rigorous fashion the principle by which information is transmitted and opinions nd attitudes are formad

(Upaya yang sistemik untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap)14.

Pada tahun 1967 terbit buku The Communicative Arts And Science Of Speech yang diracik oleh Keith Brooks. Di dalam buku itu Brooks berkeyakinan bahwa communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang di ketengahkan para cendikiawan berbagai disiplin akademik. Komunikasi

14 ? Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public atticude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting, lih; Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 2004, hal; 10

23

Page 24: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berarti juga suatu filsafat komunikasi yang realistis; suatu program penelitian sistemik yang mengkaji teori teorinya, menjembatani kesenjangan dalam pengetahuan, memberikan penafsiran dan saling mengabsahkan penemuan-penemuan yang di hasilkan disiplin khusus dan program-program penelitian. Komunikologi merupakan program yang luas yang mencakup tampa membatasi dirinya sendiri kepentingan-kepentingan atau tekhnik tekhnik setiap disiplin akademik.

Dalam pada itu Joseph A Devito15 dalam bukunya communicology an introduction to the study of communication menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi oleh dan di antar manusia. Seorang komunikolog adalah seorang ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang study yang berbeda: proses komunikasi, pesan yang di komunikasikan, dan study mengenai proses komunikasi.

Departement Of communication university of Hawai dalam penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan communication as a social scince. Dan di tegaskan di situ bahwa bidang study ilmu sosial mencakup tiga kriteria:

1. Bidang study di dasarkan atas teory 2. Bidang studi di landasi analisis kuantitatif atau

empiris3. Bidang studi mempunyai tradisi yang di akui.

Demikianlah beberapa hal yang menunjukkan bahwa komunikasi adalah ilmu dan ilmu komunikasi ini

15 ? Joseph A Devito, Communicology an introduction to the study of communication, Harper & Row, New York, 1976, p; 101

24

Page 25: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

termasuk ke dalam ilmu sosial yang meliputi intrapersonal communication, interpersonal, group communication, mass communication, intercultural communication, dan sebagainya.

Jelas pula bahwa mass communication merupakan salah satu bidang saja dari sekian banyak bidang yang dipelajari dan di teliti oleh ilmu komunikasi. Komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui media massa, yakni surat kabar, radio, telefisi, film, majalah, dan buku; tidak mencakup proses komunikasi tatap muka (face to face communication) yang juga tidak kurang pentingnya terutama dalam kehidupan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disusun suatu ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi di tinjau dari komponennya, bentuknya, sifatnya, metodenya, tekhniknya, modelnya, bidangnya dan sistiemnya yang penulis tuangkan secara sistemik dalam table di bawah ini:

Tabel: 1

Komunikasi Dipandang Dari Berbagai Segi

Komponen komunikasi

a. Komunikator (communicator)b. Pesan (message)c. Media (Media)d. Komunikan (communicant)e. Efek (effect)

Proses komunikasi

a. Proses secara primerb. Proses secara sekunder

Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Personal (personal communication)1). Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)2). Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)

b. Komunikasi kelompok (group communica

25

Page 26: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tion)1). Komunikasi kelompok kecil (small group communication) meliputi; Ceramah (lecture), Diskusi panel (panel discussion), Simposium (symposium), Forum, Seminar, Curahsaran (brainstorming), Dan lain-lain2).Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

Komunikasi massa

1) Pers2) Radio3) Televisi4) Film5) Dan lain-lain

Komunikasi Medio

1) Surat 2) Telepon3) Pamflet4) Poster5) Spanduk6) Dan lain-lain

Sifat komunikasi

a. Tatap muka (face to face)b. Bermedia (mediated)c. Verbal (verbal)Lisan (oral)d. Tulisan/cetak (written/printed)e. Nonverbal (non verbal)

1. Kial/isyarat badamiyah (gestural)2. Bergambar (pictorial)

Metode Komunikasi

a. Jurnalistik (journalism)1. Jurnalistik cetak (printed journalism)2. Jurnalistik elektronik (elektronic

journalism)* Jurnalistik radio (radio journalism)*Jurnalistik televisi (television journalism)

b. Hubungan masyarakat (public relation)

c. Periklanan (publicyti)d. Propagandae. Perang urat syaraf

(psychological warfare)f. Penerangan

Tekhnik komunikasi

a. komunikasi informatif (informative communication)

b. komunikasi persuasif (persuasive communication)

26

Page 27: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

c. komunikasi instruktif (instruktive/coersive communication)

d. hubungan manusiawi (human relation)Tujuan komunikasi

a. Perubahan sikap (attitude change)b. Perubahan pendapat (opinion change)c. Perubahan perilaku (behavior change)d. Perubahan sosial (social change)

Fungsi komunikasi

a. Menyampaikan informasi (to inform)b. Mendidik (to educate)c. Menghibur (to entertain)d. Mempengaruhi (to influence)

Model komunikasi

a. komunikasi satu tahap (one step flow communication)

b. komunikasi dua tahap (two step flow communication)

c. komunikasi multi tahap (multistep flow communication)

Bidang komunikasi

a. Komunikasi sosial (social communication)b. Komunikasimanajemen/organisasional

(management/organizational communication)

c. Komunikasi perusahaan (business communication)

d. Komunikasi politik (political communication)

e. Komunikasi internasional (international communication)

f. Komunikasi antar budaya (intercultural communication)

g. Komunikasi pembangunan (development communication)

h. Komunikasi lingkungan (environmental communication)

i. Komunikasi tradisional (traditional communication)

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Table di atas merupakan ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi di pandang dari berbagai segi16 . sungghpun disatu sisi penulis menyadari bahwa melukiskan ruang lingkup disiplin ilmu yang sudah berkembang

16 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Op. cit, hal; 19

27

Page 28: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini sebetulnya belum ada rung lingkup komunikasi yang dapat diterima bersama. Para pakar di Amerika yang kerap menyandarkan diri pada filsafat Pragmatisme jarang berkeinginan untuk mengulas tentang ruang lingkup. Disini, tatkala persoalan apakah komunikasi itu dapat digolongkan ilmu atau tidak dapat mengancam eksistensi lembaga. Pembicaraan ruang lingkup menjadi esensial . runag lingkup yang baik paling tidak harus menunjukkan pembidangan yang mutually exclusive dan menujukkan spesialisasi yang sudah ada dan bakal ada.

Ruang lingkup Laswell sudah memadai akan tetapi belum terinci. Klasifikasinya lebih cocok untuk membimbing penelitian bukan untuk merumuskan kurikulum, lebih teoritis dariada praktis. Ruang lingkup gagasan kurang konsisten dan tidak mutually exclusive komunikasi masa misalnya sudah disepakati sebagai komunikasi melalui media masa. Makalah atau ‘gagasan’ memasukkan public relation, pameran, periklanan, dalam komunikasi masa. PR dapat dilakukan dalam konteks interpersonal, misalnya dalam hal hubungan kepegawaian atau hubungan dengan public internal lainnya. Periklanan dapat dilakukan secara interpersonal maupun masal. Outdoor advertising atau canvassing jelas tidak masuk komunikasi masa. Pameran jelas sekali bukan komunikasi masa, kecuali kalau sekilas muncul dalam televise.

Ruang lingkup di atas sungguhpun bukan genuine karya penulis akan tetapi diharapkan dalam melengkapi kekurangan dari berbagai ruang lingkup yang penulis racik dari banyak pakar.

28

Page 29: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB III

PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI

A. PARADIGMA KOMUNIKASI

1. Multi ParadigmaKomunikasi yang multi makna dan multi definisi

telah menyuguhkan cara pandang (frame) yang beragam pula, terutama dalam mengkopseptualisasaikan komunikasi sebagai suatu di siplin ilmu yang bersifat eklektif (menggabungkan beberapa disiplin). Sifat eklektif ini telah di lukiskan oleh Wilburn Scramm17 sebagai jalan simpang yang paling ramai dengan segala disiplin yang melintasinya. Sejak semula para pakar acapkali mengkaji komunikasi manusia dengan menggunakan (secara terang-terangan) konsep, teori dan model ilmu fisika, psikologi dan sosiologi, sejarah, bahasa, dan sebagainya. Tidak mengherankan bila hingga saat ini masih banyak kalangan luar yang meragukan komunikasi sebagai disiplin ilmu sendiri. Bahkan ada dari kalangan psikologi atau sosiologi yang masih merasa komunikasi manusia sebagai bagian dari disiplinnya. Mereka kurang memahami bahwa kajian komunikasi memang telah meminjam dari berbagai disiplin dan telah meracik dan mengolahnya sendiri menjadi suatu konsep atau teori sehingga sangat bersifat eklektif.

Dalam perkembangannya sebagai suatu bidang kajian yang eklektif, pengaruh disiplin lain terhadap ilmu komunikasi, terutama ilmu fisika, psikologi dan sosiologi memang sangat besar dan sangat terasa. Hal ini sekaligus telah melahirkan berbagai pendekatan dan wawasan yang

17 ? Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories, Origins, Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, dalam Sugeng Harianto (ter) Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Masa, Kencana, Jakarta, 2005, hal; 269

29

Page 30: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

saling berbeda baik dalam merumuskan definisi komunikasi maupun dalam penelitian atau pengkajian empirik. Perbedaan-perbedaan itu pada akhirnya menumbuhkan dua hal yang sangat penting sebagai suatu fakta, yaitu lahirnya fraksi-fraksi di kalangan ilmuwan komunikasi dan lahirnya berbagai paradigma atau perspektif dalam kajian komunikasi manusia.

Tak dapat di sangkal bahwa para pakar ilmu komunikasi bukanlah kelompok yang bersatu pandangan dan wawasan mengenai konseptualisasi komunikasi sebagai suatu di siplin ilmiyah. Artinya para pakar menghargai adanya perbedaan wawasan dan perbedaan paradigma atau perspektif yang satu dengan lainnya. Para pakar komunikasi merupakan kelompok yang mempunyai ikatan yang sangat “longgar”, dan malah di dalamnya terdapat fraksi-fraksi dengan paradigma masing-masing. Itulah serbabnya Feyerabend (1975) menyebut komunikasi sebagai ilmu yang di tandai oleh paradigma yang multi muka. Multi paradigma seperti ini, bukanlah hal yang khas komunikasi, karena hampir seluruh disiplin dalam ilmu sosial, berparadigma ganda. Hal ini bukanlah suatu hal yang perlu di sesalkan, tetapi sebaliknya merupakan kekuatan ilmu sosial yang membedakannya dengan ilmu alam.

Istilah paradigma berasal dari Thomas kuhn18

(1970, 1974), yang di gunakan tidak kurang dari 21 cara yang berbeda. Namun Robert Fredrichs19 (1970) berhasil 18 ? Kuhn menjelaskan bahwa perkembangan suatu ilmu pengetahuan tidak mungkin terlepas dari perubahan paradigma yang mendasarinya. Sementara setiap pertumbuhan ilmu melalui beberapa proses yaitu Paradigma I, Normal science, anomaly, krisis dan revolusi ilmu, yang diakhiri dengan paradigma II. Dalam Kuhn Thomas, The Structure of Scientific Revolution, Rosda Karya, Bandung, 2000, hal; 57 19 ? Russell. Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, kaitanya dengan kondisi social politik dari zaman kuno hingga sekarang, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2002, hal; 471

30

Page 31: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

merumuskan paradigma itu secara jelas sebagai suatu pandanagn mendasar dari suatu disiplin ilmu teantang apa yang menjadi pokok persoalan (subyek matter) yang semestinya dipelajari. Kuhn melihat bahawa perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara kumulatif, tetapi terjadi secara revolutif. Dalam masa tertentu ilmu sosial di dominasi oleh suatu paradigma. Kemudian terjadi pergantian dominasi paradigma, dari paradigma lama yang memudar kepada paradigma baru. Dalam hal ini paradigma baru bukanlah kelanjutan dari paradigma lama. Sosiologi misalnya dalam perkembangannya memiliki tiga paradigma yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu paradigma (1) fakta sosial, (2) definisi sosial dan (3) perilaku sosial.

Ditempat berbeda Guba menjelaskan paradigma sebagai “…a set of basic belief (or metaphysic) that diels with ultimits or first principle …a world view that defines, for its holder, at the nature of the world.20 Oleh karena itu paradigma berperan vital dalam melihat setiap kajian atau penelitian. Sebab hal ini berkaitan dengan aspek filosofis dalam melihat kompleksitas fenomena.

Dilihat dari beberapa paradigma yang selama ini berkembang AS. Hikam menjelaskan perjalanan paradigma dibagi menjadi tiga bagian21; pertama, Paradigma Positivisme-empiris oleh penganut aliran ini bahasa dipandang sebagai jembatan antara manusia dengan obyek diluar dirinya. Salah satu ciri dari paradigma ini adalah pemisahan antara pemikiran dengan realitas. Dalam kaitannya dengan analisis wacana konsekuensi logis dari pemikiran ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna-makna subyektif atau nilai yang mendasari pernyataannya

20 ? Jurnal ISKI, Vol III/ April/ 199921 ? Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”. LkiS, Jogjakarta, 2001, hal:4-6

31

Page 32: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sebab yang terpenting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik.

Kedua adalah paradigma Konstruktivisme. Paradigma ini banyak dipengaruhi oleh pandangan fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme yang memisahkan subyek dan obyek bahasa. Dalam pandangan paradigma ini bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif belaka dan yang dipisahkan dari subyek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktivisme justru menganggap subyek sebagi faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya.

Ketiga adalah Paradigma Kritis. Paradigma ini hanya sebatas memenuhi kekurangan yang ada dalam paradigma konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Seperti ditulis AS. Hikam paradigma Konstruktivisme masih belum menganalisa faktor-faktor hubungan kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana yang pada gilirannya berperan sebagai pembentuk jenis-jenis subyek tertentu berikut perilaku-perilakunya. Paradigma ini bersumber pada pemikiran Frankfurt School, yang berusaha mengkritisi pandangan konstruktivis. Ia bersumber dari gagasan Marx dan Hegel jauh sebelum sekolah Frankfurt berdiri.22

2. Paradigma Lama Dan Paradigma BaruSebagaimana tesis Kuhn (1970,1974) di atas bahwa

ilmu tidak berkembang secara kumulatif melainkan secara 22 ? Untuk mengetahui lebih jauh tentang maksud Marx lihat Frans Magni Suseno, Filsafat sebagai ilmu kritis, Kanisius, Jogjakarta, 1992, hal:164 atau dapat juga dilihat di Lukman Hakim, Revolusi Sistemik Solusi Stagnasi Reformasi Dalam Bingkai Sosialisme Relegius, Kreasi Wacana, Jogjakarta, 2003, hal; 245

32

Page 33: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

revolutif, maka ilmu Komunikasi mengalami hal serupa. Sejak awal perkembangannya hingga tahun 1970-an ilmu komunikasi di dominasi oleh paradigma tertentu yang kemudian digeser secara pasti oleh paradigma lain. Terkait hal ini penulis mencatat dua paradigma yang dapat di sebut sebagai paradigma lama dan paradigma baru.

B. Aubrey fisher seorang pakar komunikasi yang terkenal dalam dekade terakhir, telah berhasil mencatat adanya beberapa paradigma yang berkembang pada beberapa dekade terakhir ini dalam ilmu komunikasi sesuai judul buku perspective on human communication23. Yang terbit untuk kali pertama pada tahun 1978, Fisher tidak menggunakan istilah paradigma melainkan ‘persperktif’, karena menurutnya istilah paradigma dari Kuhn itu telah di tafsirkan secara berlain-lainan sehingga mencegah penggunaannya yang netral. Namun apa yang dimaksud dengan paradigma itu kurang lebih sama dengan perspektif. Fisher mengakui bahwa perspektif dalam arti pandangan yang realistis tidak mungkin lengkap, sebab dari sebagaian fenomena yang sedang di lihat itu hilang dan yang lainnya mengalami distorsi. Namun itulah hakekat perspektif, justru itu perspektif boleh di artikan sebagai pendekatan, strategi intelektual kerangka konseptual dan paradigma. Dalam hal ini ia merangkum kajian komunikasi selama ini ke dalam empat perspektif yang penting yaitu; perspektif mekanistis, psikologi, interaksional dan pragmatis.

Adanya ke empat perspektif itu telah menunjukkan bahwa komunikasi sebagai suatu kajian di warnai oleh multi paradigma. Hal ini membawa konsekwensi yang multi ragam pula pada metode pengkajian (peneltian) bagi komunikasi. Artinya metode penelitian komunikasi tidak

23 ? Tanen, Deborah, 1996, Seni Komunikasi Efektif, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, hal; 76

33

Page 34: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

hanya eksperimental, tetapi boleh juga historis, kontekstual, eksploratif, fenomenologis, diskriptif dan sebagainya. Demikian pula boleh kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini tergantung pada perspektif yang dipakai. Justru itu mengkaji komunikasi harus konsisten antara perspektif yang di anut dengan metode penelitian yang di pakai. Dengan demikian perspektif atau paradigma yang ada dalam komunikasi itu perlu dipahami dengan baik.

Pada dasarnya perbedaan antara perspektif yang satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang telah di buat oleh Fisher pada dasarnya adalah perbedaan dalam menkonseptualisasaikan komunikasi. Perspektif mekanistis yang berkembang sebagai pengaruh fisika, menkonseptualisasi komunikasi sebagai proses yang mekanistis antara manusia. Sebagai proses mekanis maka dalam komunikasi terdapat suatu pesan mengalir melintas ruang dan waktu dari satu titik (sumber/penerima) kepada titik yang lain (sumber/penerima) secara simultan. Eksistensi empiriknya (lokusnya) terletak atau berada pada saluran.

Fisher menggambarkannya sebagai ban berjalan. Sebagaimana gambar berikut:

Gambar 1Paradigma/ Perspektif B. Aubrey Fisher

34

Pengalih sendi

Sumber-penerima

Penyendi

Pesan/umpan

balik

Pesan/umpan

balik

Gangguan

Saluran

Saluran

Penyendi

Sumber-penerima

Pengalih sendi

Page 35: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sumber: Anwar Arifin:2002, 40

Komponen komponen dalam model mekanistis itu sangat jelas yaitu sumber/penerima, saluran dan pesan/umpan balik/efek. Sesuai dengan doktrin mekanisme (idealisme mekanistis) yang berdasarkan cara berfikir sebab akibat, maka titik berat kajian pada efek. Hal ini tercermin dalam kajian mengenai persuasi, efek media massa, difusi (komunikasi pembangunan) dan jaringan komunikasi, yang seluruhnya menggunakan metode eksperimental dan kuantitatif. Model mekanistis ini sudah tidak asing bagi orang kebanyakan, karena selain telah menghasilkan banyak studi, juga tidak terlalu sulit di pahami. Model ini merupakan model lama atau model klasik dalam studi komunikasi.

Sebaliknya baik dalam perspektif psikologis, maupun dalam perspektif interaksional dan pragmatis, komunikasi tidak di konseptualisasikan sebagai proses mekanistis seperti di atas sehingga komponen mekanistis seperti pesan/umpan balik/efek, saluran, sumber/penerima tidaklah begitu penting. Justru itu perspektif dapat di sebut sebagai persepektif atau paradigma baru (kontemporer), sebab selain baru tumbuh dan berkembang,, juga karena sangat berbeda dengan perspektif mekanistis yang sudah ada sejak lama. Menurut Fisher para penganut dari paradigma baru ini adalah pemberontak-pemberontak dalam study ilmu komunikasi, dan revolusi yang di gerakkannya masih sedang berlangsung. Hal ini terutama di sebabkan karena dalam memahami paradigma baru ini diperlukan perubahan, dan bahkan penjungkirbalikan

35

Page 36: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(revolusi) cara berpikir mekanistis dalam komunikasi manusia.

Dalam perspektif psikologi, komunikasi dikonseptualisasi atau dipahami sebagai proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi pada diri manusia. Justru itu eksistensi empiriknya (lokusnya) terletak pada diri manusia (bukan pada saluran sebagaimana pada model mekanistis), yaitu pada “kepala” indifidu yang di namakan filter konseptual (seperti sikap, persepsi, keyakinan dan keinginan”. Itulah sebabnya komponennya bukan lagi sumber/penerima, saluran, pesan/umpan balik efek, melainkan stimulus dan respons, dengan fokus kajian pada individu (penerima). Hal imi terlihat pada berbagai studi mengenai persuasi dan perubahan sikap, komunikasi organisasional, dan komunikasi kelompok. Metodologi yang di gunakan pada umumnya eksprimental dan kuantitatif. Hal ini dapat dipahami karena kajian dan pengembangan paradigma ini, adalah merupakan pengaruh dari psikologi terutama psikologi sosial.

3. Paradigma MekanistisModel mekanistis telah mengalami perkembangan

yang tidak saja menarik akan tetapi juga telah membesarkan ilmu komunikasi. Paradigma atau perspektif dari model mekanistis dalam komunikasi adalah yang paling lama dan paling banyak dan paling luas dianut sampai sekarang. Banyak study yang telah di lakukan dan banyak buku yang telah di terbitkan sehingga pengaruhnya sangat kuat dan meluas, bukan saja di kalangan masyarakat akademik, tetapi juga di kalangan masyarakat luas.

36

Page 37: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Meskipun paradigma ini telah memudar dikalangan pakar ilmu komunikasi, dan telah timbul kekecewaan terhadap hasil study yang dahulunya populer, namun di Indonesian kepercayaan terhadap model ini masih cukup kuat. Di samping itu paradigma ini telah berkembang jauh, baik secara maupun revolusi melalui pergumulan yang seru dari pendekar-pendekarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya teori dan model yang beragam dari perspektif ini. Justru itu model ini masih tetap penting sebagai bahan studi dalam komunikasi. Dasar berpikir penganut mekanistis perlu di pahami, karena paradigma baru yang berkembang kemudian sangat bertentangan dengan cara berfikir ini.

B. TEORI KOMUNIKASISelain perspektif dan paradigma, teori merupakan

hal penting suatu disiplin keilmuan. Dijelaskan oleh James W. tankard (2005)24 Teori merupakan tujuan akhir ilmu pengetahuan. Teori merupakan pernyataan umum yang merangkum pemahaman kita tentang cara dunia bekerja. Dalam bidang komunikasi massa, sebagian besar dari teori-teori pada masa lalu bersifat implisit. Masyarakat mengandalkan cerita rakyat, kebijaksanaan tradisional dan “pikiran sehat” untuk dijadikan panduan dalam mempraktekkan komunikasi. Terkadang asumsi-asumsi ini tidak pernah diucapkan atau dicatat disuatu tempat. Dilain waktu mereka mengambil bentuk ungkapan yang terlalu disederhanakan atau pribahasa-pribahasa. Banyak dari asumsi-asumsi ini akan bermanfaat jika diuji melalui penelitian. Hasilnya mungkin pribahasa-pribahasa itu ditetapkan,tidak ditetapkan, atau ditetapkan hanya sebagian (dalam batas-batas tertentu).

24 ? Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories, Origins, Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, Op, cit, hal; 287

37

Page 38: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Dalam pengembangan teori, manusia kerap berusaha menerangkan sesuatu yang sulit dimengerti. Pada dasarnya, tujuan dari teori adalah untuk merumuskan pernyataan-pernyataan atau dalil-dalil yang bisa memberi penjelasan. Pernyataan-pernyataan teoritis ini mempunyai bentuk yang beragam:

1. Pernyataan jika- maka. Contoh: “jika seorang anak muda melihat banyak kekerasan dalam televisi, maka dia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang agresif.” Dalam study komunikasi, tidak banyak dalil-dalil yang berlaku sepenuhnya yang dapat mereka katakan sebagai pernyataan jika-maka. Bentuk pernyataan yang lebih umum adalah pernyataan cenderung.

2. Pernyataan cenderung. Contoh: “Seseorang yang melihat kekerasan dalam televisi cenderung berkelakuan agresif dari pada seseorang yang tidak melihat kekerasan dalam televisi.”

3. Pernyataan semakin X,semakin Y25. Contoh: “semakin banyak kekerasan dalam televise semakin banyak pula perilaku agresif yang terjadi.”

4. pernyataan-pernyataan yang menggunakan frase seperti menimbulkan. Contoh: “Melihat kekerasan dalam televise menimbulkan perilaku yang lebih agresif dari pada tidak melihat kekerasan dalam televise.”

5. Ilmuwan komunikasi berpendapat bahwa selama ini kita mempunyai beberapa teori yang kita terapkan setiap saat; oleh karenanya, mengapa tidak mencoba membuatnya menjadi teori terbaik? Ilmuwan percaya bahwa selama kita harus menaruh

25 ? Effendy, Onong Uchjana, 2000, Dinamikan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, hal; 65.

38

Page 39: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

percaaan yang besar terhadap harus menaruh percaaan yang besar terhadap pernyataan-pernyataan tentang cara kerja sesuatu yang telah teruji dan terbukti, yang memiliki kemampuan menggeneralisasi dan memprediksi. Ini adalah jenis-jenis pernyataan yang membangun teori ilmiah dan juga berguna, sebagai seorang psikolog, Kurt Lewin mengatakan dalam sebuah pernyataan yang sering dikutip, “tidak ada yang sepraktis teori yang bagus”26.Dengan demikian teori komunikasi bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman kita tentang proses komunikasi. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita berada pada posisi yang lebih baik untuk memprediksi dan mengontrol hasil-hasil dari komunikasi.

1. Perubahan Teori Komunikasi Teori komunikasi saat ini sedang berubah dan

memang butuh diperbaiki lebih jauh lagi agar bisa menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di media. Diantara perubahan yang terjadi secara nyata adalah sebagai berikut:1. Adanya perhatian lebih besar terhadap penggunaan

komunikasi massa dari pada sebelumnya. Pentingnya aktifitas audiens menjadi lebih jelas dengan adanya perubahan bentuk pada media.

2. Adanya pergeseran menuju ilmu kognitif atau pendekatan pada proses informasi (Beniger dan Gusek, 1995). Dan ini melibatkan paling tidak tiga aspek:a. pergeseran pada variable bebas dari variable

persuasi (contoh, kredibilitas sumber) ke konsep

26 ? Werner, 2005 dalam Arifin, Anwar, 2002, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: Raja Grafindo persada

39

Page 40: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

seperti sebuah wacana (contoh, sifat bahasa yang digunakan) dan penyusunan (bagaimana peristiwa dikemas dan disajikan dalam media).

b. Perubahan variable terikat dari sikap (evaluasi pro dan kontra terhadap sebuah objek).

c. Pergeseran penekanan dari perunahan sebagai hasil komunikasi (perubahan yang terjadi pada prilaku dan sikap) ke restrukturisasi (perubahan pada skematis atau model kita terhadap sebuah peristiwa, atau realitas konstruksi sosial).

Dikutip dari buku teori komunikasi sejarah, metode dan terapan karangan Werner (2005: 17) Satu dari hasil perubahan teknologi adalah kita tidak lagi bisa mengatakan bahwa televisi sebagai hasil sistem monolitik yang seragam, mengirimkan pesan yang secara esensi sama pada semua orang. Pemikiran ini mempunyai konsekuensi karena ada beberapa teori komunikasi yang menganggap pada tingkat tertentu pesan televise atau hasil pesan media adalah seragam27. Teori-teori ini mencakup juga teori pengembangan milik Gabner dan teori spiral kesunyian-nya Noelle-Newman28, dan juga pada tingkat yang lebih rendah, fungsi penentuan agenda – agenda setting. Pada intinya, tampaknya bahwa audiens yang terfragmentasi dan tersegmentasi yang merupakan cirri media yang baru mungkin mengarah pada pengurangan dampak pada media massa seperti yang disebutkan dalam teori pengembangan, spiral kesunyian, dan fungsi penentuan agenda.

2. Kerangka Teori Komunikasi

27 ? Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 70 28 ? Ibid; hal 78

40

Page 41: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Para ahli sosiologi dan ahli ilmu-ilmu sosial lain telah melakukan berbagai usaha, untuk mencari kerangka taori yang sistematis yang menyangkut hubungan antara pengaruh komunikasi dan variable-variabel yang mendukung pengaruh tersebut.

Menurut Tommy Suprapto Tujuanya adalah untuk menunjukkan secara garis besar bagaimana usaha-usaha untuk merumuskan teori komunikasi telah berkembang sebagai titik perhatian para ahli pengaruh media terhadap individu maupun kelompok telah berhasil menumbuhkan pembaharuan-pembaharuan yang berjalan pesat. Pembaharuan yang berwujud perubahan maupun pembangunan pada umumnya merupakan suatu proses yang berlanjut yang menyangkut hubungan antara media dan massa29.

Sementara media massa dapat menumbuhkan bermacam-macam rangsangan (Sitimulans) sehingga tanggapan audiens yang dihasilkannya juga akan berbeda-beda. Hal ini dapat diuraikan kedalam empat perumusan khusus yang merupakan ringkasan pemikiran kontemporer tentang pengaruh media massa, seperti yang dikatakan oleh Melvin De Fleur (1982: 185), yaitu:

Pertama: Teori Perbedaan-Perbedaan Individu Para ahli psikologi menaruh perhatian yang besar

terhadap proses belajar, karena, terdapat kecenderungan baru terhadap otak melalui proses belajar sebagai pelengkap untuk merumuskan teori-teori belajar. Dalam rangka kegiatan ilmiah ini para ahli menekankan betapa eratnya hubungan belajar dengan; motivasi; suatu study laboratorian yang bersifat eksperimen berhasil meyakinkan para ahli psikologi bahwa beberapa tingkat motivasi dapat 29 ? Rahmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy, 2001, Komunikasi Antar Budaya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 46

41

Page 42: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

ditimbulkan melalui proses belajar, serta kenyataan bahwa setiap individu dapat memperoleh motivasi berdasarkan rangsangan yang sama. Dari hasil study ini timbul pengakuan adanya motivasi individu serta perbedaan-perbedaan pengalaman bersdasarkan hasil belajar. Dengan demikian setiap individu memiliki kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi juga perilaku mereka dalam menanggapi sesuatu. Perbedaan individu itu terjadi disebabkan karena perbedaan lingkungan, yang menghasilkan pula perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya akan terbentuk sikap, nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka. Anak kembar sekalipun yang secara biologis mempunyai persamaan-persamaan, akan dapat berbeda kepribadiannya jika dibesarkan dalam lingkungan sosial yang berbeda. Setiap orang dengan sendirinya memiliki persepsi yang berbeda sehubungan dengan kepribadiannya.

Berdasarkan teori-teori psikologi sebagai latar belakang, para ahli komunikasi harus mengubah jalan pikirannya tentang pengaruh media. Sekarang menjadi jelas bahwa audiens dari suatu medium komunikasi bukanlah suatu kelompok monoritis yang anggota-anggotanya senantiasa mempunyai tanggapan yang sama terhadap ini medium.prinsip-prinsip mengenai atensi selektif serta persepsi selektif dibentuk berdasarkan perilaku komunikasi dari audience. Teori psikologi umum telah merumuskan konsep persepsi selektif berdasarkan pada perbedaan-perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menanggapi ini media berdasarkan kepentigan mereka, disesuaikan dengan kepercayaanya serta nilai-nilai sosial mereka.

42

Page 43: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Atas dasar pengakuan bahwa tiap individu tidak sama perhatianya , kepentingannya,kepercayaannya maupun nilai-nilainya, maka dengan sendiriny selektivitas mereka terhadap komunikasi mass juga berbeda. Oleh sebab itu pengakuan terhadap perbedaan individu dalam menanggapi komunikasi diwujudkan dalam, “teori perbedaan-perbedaan individu mengenai pengaruh komunikasi massa”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh media terhadap individu akan berbeda, satu sama lain disebabkan adanya perbedaan psikologis di antara idividu.

Kedua: Teori Kategori SosialTeori ini beranggapan bahwa terdapat kategori sosial

yang luas dalam masyarakat kota industri yang kurang lebih memiliki perilaku sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Kategori sosial tersebut didasarkan pada usia, seks, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, tempat tinggal (desa atau kota), ataupun agama. Dalam hubungannya dengan komunikasi massa dapat digambarkan bahwa majalah mode jarang dibeli oleh pria, sedangkan majalah olahraga jarang dibaca oleh wanita. Variable-variabel seperti seks, umur pendidikan tampaknya turut serta menentukan selektifitas seseorang terhadap media yang ada.

Asumsi dasar dari teori katagori sosial adalah teori sosiologi yang berhubungan dengan kemajemukan masyarakat modern,dimana dinyatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangsangan tertentu. Persamaan dalam orientasi serta sikap akan berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam

43

Page 44: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menerima pesan komunikasi.Masyarakat yang memiliki orientasi sama lebih kurang akan memilih isi komunikasi yang sama dan akan menanggapi isi komunikasi tersebut dengan cara yang sama.

Perbedaan pokok antra teori perbedaan-perbedaan individu dengan teori kategori sosial adalah pada latar belakang dasr ilmu yang mendukungnya serta pada obyeknya. Teori perbedaan –perbedaan individu berdasarkan pada pengembangan teori psikologi umum sedang teori kategori sosial berdasarkan pada teori sosiologi umum. Sedang obyek dari perbedaan-perbedaan individu terbatas pada individu, dan objek dari kategori sosial adalah pada kelompok status sosaial tertentu.

Ketiga: Teori Hubungan Sosial Teori ini menyuatakan bahwa dalam menerima

pesan-pesan komunikasi melalui media,orang lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari media massa.Hubungan sosial yang informal merupakan salah satu variabel yang turut menentukan besarnya pengaruh media.

Dalam kenyataannya terbukti bahwa orang-orang yang langsug menerima pesan-pesan komunikasi melalui media,orang lebih banyak pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari media massa.Hubungan sosial yang informal merupakan salah satu variabel yang turut menentukan besarnya pengaruh media.

Dalm kenyataannya terbukti bahwa orang-orang yang yang langsung menerima informasi dari media terbatas sekali. Mereka, inilah yang merumuskan informasi dari media tersebut pada orang lain melalui saluran

44

Page 45: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikasi informal. Berdasarkan pada hasil penelitian, maka arus informasi akan melalui sua tahap. Pertama, informasi bergerak dari media kepada individu-individu yang relatif “well informed”, mereka pada umumnya memperoleh informasi langsung.

Kedua, informasi tersebut kemudian bergerak melalui saluran komunikasi antar pribadi kepada individu-individu yang kurang memiliki hubungan langsung dengan media dan ketergantungan merek akan informasi pada orang lain besar sekali. Proses komunikasi yang demikian ini dinamakan komunikasi dua tahap (Two step-flow communication).

Individu-individu yang lebih banyak memiliki hubungan dengan media tersebut “pemuka pendapat”, karena ternyata mereka memainkan peranan yang besar sekali dalam meneruskan dan menafsirkan informasi yang nereka terima. Cara penafsiran informasi yang kemudian berkembang menjadi “pengaruh pribadi” merupakan salah satu mekanisme penunjang yang penting, yang berada diantara pesan-pesan komunikasi dengan jenis tanggapan yang diberikan terhadap pesn-pesan tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori hubungan sosial mencoba menekankan pentingnya variabel hubungan antara pribadi sebagai sumber informasi maupun sebagai pengaruh media komunikasi.

Keempat: Teori Norma-norma BudayaTeori ini melihat cara-cara mass media

mempengaruhi sebagai suatu produk budaya. Pada hakikatnya, teori norma-norma budaya menganggap bahwa media massa melalui pesan-pesan yang disampaikannya sevara tertentu dapat menumbuhkan kesan-kesan yang

45

Page 46: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma budayanya.

Perilaku individu umumnya didasarkan pada norma-norma budaya yang disesuaikan dengan situasi yang dihadapi, dalam hal ini media akan bekerja secara tidak langsung untuk mempengaruhi sikp individu tersebut.

Paling sedikit ada tiga cara untuk mempengaruhi norma-norma budaya yang dapat ditempuh oleh media massa. Pertama, pesan-pesan komunikasi massa dapat memperkuat pola-pola budayanya yang berlaku dan membimbing masyarakat untuk mempercayai bahwa pola-pola tersebut masih tetap berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat.

Kedua, media dapat diciptakan pola-pola budaya baru yang tidak bertentangan dengan pola budaya yang ada, bahkan menyempurnakannya.

Ketiga, media massa dapat mengubah norma-norma budaya yang berlaku dan dengan cara demikian mengubah perilaku individu-indivdu dalam masyarakat.

Mengenai besarnya pengaruh media massa terhadap norma-norma budaya memang masih harus lebih banyak dibuktikan lewat penelitian-penelitian yang intensif.

Menurut Lazarfeld dan Merton dalam Wright (1985) media sebenarnya hanya berpengaruh dalam memperkokoh norma-norma budaya yang berlaku. Mereka berpandangan bahwa media bekerja secara konservatif dan hanya menyesuaikan diri dengan norma-norma budaya masyarakat seperti selera dan nilai-nilai, dari pada memimpin mereka untuk membentuk norma-norma yang baru.

Dalam keadaan tertentu media massa, maupun untuk menumbuhkan norma-norma budaya baru. Idealnya kebiasaan membaca yang berkembang dengan cepat

46

Page 47: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

akibat penyebaran surat kabar, minat untuk menikmati siaran radio bertambah besar dengan adanya televise juga yang membawa norma-norma baru mengenai perilaku komunikasi massa. Media massa secara bersama-sama memberikan suasana baru bagi interaksi keluarga serta memanfaatkannya sebagai sarana rekreasi di rumah.

Persoalan yang menyangkut masalah apakah media dapat mengubah perilaku masyarakat yang telah mapan, masih merupakan persoalan yang rumit. Misalnya, kampanye larangan merokok yang dilakukan lewat media massa oleh organisasi antikanker di Amerika serikat yang bertujuan agar masyarakat mengurangi rokok terbukti secara perlahan-lahan memberikan pengaruh yang positif. Untuk pertama kalinya dalam sejarah terjadi pengurangan konsumsi rokok di kalangan penduduk Amerika Serikat (1968), hal mana belum pernah terjadi sebelum didakannya kampanye.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media massa dapat memperkuat norma-norma budaya dengan informasi-informasi yang disampaikan setiap hari. Selain itu media massa dapat mengaktifkan perilaku tertentu, apabila informasi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan individu dan tidak bertentangan dengan struktur norma-norma budaya yang berlaku, media massa bahkan dapat menumbuhkan norma-norma budaya baru dalam perilaku selama norma tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-hambatan sosial budaya.

Keraguan yang masih timbul dikalangn para ahli adalah yang menyangkut persoalan benarkah tanpa bantuan atau dukungan dari factor-faktor lain media massa maupun merangsang perubahan. Dengan perkataan lain, bahwa media massa tidak mempengaruhi secara mendalam norma-norma yang telah melembaga.

47

Page 48: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kesimpulan ini,sebagaimana kesimpulan-kesimpulan lainnya mengenai pengaruh media bersifat tentative dan dapat berubah berdasarkan pada data yang meyakinkan.

Secara keseluruhan, teori norma-norma budaya kemudian masih harus dikaji lebih lanjut karena sifatnya yang controversial. Hal ini merupakan tantangan untuk para ahli komunikasi serta ahli-ahli ilmu sosial yang lain untuk menemukan factor-faktor, pembatasan-pembatasan, serta persyaratan-persyaratan apa yang memungkinkan media, mempengaruh norma budaya. Jika hal ini menjadi bertambah jelas, maka perdebatan mengenai teori norma-norma budaya niscaya dapat diredakan.

48

Page 49: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB IV

HAKEKAT KOMUNIKASI

A. ILMU KOMUNIKASIPerdebatan seputar komunikasi dapat digolongkan

ilmu atau sekedar pengetahuan sesungguhnya telah berlangsung lama Apabila komunikasi itu ilmu, termasuk ilmu apa; apakah termasuk kelompok ilmu sosial (social science) atau kelompok lain? Mengenai pengelompokan ilmu para ahli yang satu dengan yang lainnya mempunyai pendapat yang berbeda, meskipun demikian semua ahli sepakat mengelompokkan komunikasi sebagai bagian besar dari Ilmu-ilmu sosial . Dalam undang-undang pokok tentang perguruan tinggi nomor 22 tahun 1961 di cantumkan penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri atas empat kelompok, yaitu:

a. Ilmu agama/kerohanianb. Ilmu kebudayaanc. Ilmu sosiald. Ilmu eksakta dan tekhnik

Pengelompokan itu menurut undang-undang tersebut ternyata berbeda dengan pendapat para ahli.

Dr.Mohammad Hatta dalam bukunya Pengantar ke jalan ilmu dan pengetahuan, membagi ilmu menjadi tiga kelompok, yaitu:

b. Ilmu alam (yang terbagi atas teoritika dan praktika)c. Ilmu sosial (yang terbagi atas teoritipa dan praktika)d. Ilmu kultur

H. Endang Saifudin Anshari, M,A dalam bukunya, ilmu, filsafat dan agama, menggolongkan ilmu menjadi tiga

49

Page 50: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kelompok, sama dengan penggolongan Stuart Chase dalam bukunya The Proper Study Of Mankind, yakni:

a. Ilmu Alam (natural science)b. Ilmu kemasyarakatan (social science)c. Humaniora (study humanitas, humanities studies)

dalam buku tersebut “publisistik dan jurnalistik “ termasuk ke dalam ilmu kemasyarakatan (social science).Berikut ini adalah pembagian ilmu selengkapnya:

a. Ilmu pengetahuan alam (natural science)1. Biologi 2. Antropologi fisik3. Ilmu kedokteran4. Ilmu farmasi5. Ilmu pertanian6. Ilmu pasti7. Ilmu alam8. Ilmu tekhnik9. Geologi10.Dan sebagainya

b. Ilmu kemasyarakatan (social Science)1. Ilmu hukum2. Ilmu ekonomi3. Ilmu jiwa sosial4. Ilmu bumi sosial5. Sosiologi6. Antropologi budaya dan sosial7. Ilmu sejarah8. Ilmu politik

50

Page 51: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

9. Ilmu pendidikan10.Publisistik dan jurnalistik11.Dan sebagainya

c. Humaniora (study Humanities; humanities study)1. Ilmu agama2. Ilmu filsafat3. Ilmu bahasa4. Ilmu seni5. Ilmu jiwa6. Dan sebagainya

Di sisi lain Prof Harsojo mengutip pendapat Robert Bierstedt dalam bukunya The Social Order yang menyusun sejumlah ilmu murni yang erat hubungannya dengan ilmu-ilmu terapan sebagai yang tertera di bawah ini:

Ilmu ilmu murni ilmu-ilmu terapan

Fisika Bangun karyaAstronomi NavigasiMatematika AkuntasiKimia FarmasiFisiologi Ilmu obat obatanIlmu politik PolitikJurisprudensi HukumZoologi PeternakanBotani PertanianGeologi Bangun karya minyakSejarah JurnalistikEkonomi Tata niagaSosiologi Administrasi

51

Page 52: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI Setiap orang yang hidup bermasyarakat sejak

bangun tidur hingga tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam proses komunikasi yang unik. Terjadinya komunikasi ini merupakan konsekwensi dari hubungan sosial (social relations) antara manusia satu dengan yang lain. Atas dasar ini para pakar berpendapat bahwa terbentuknya sebuah pranata masyarakat adalah dikarenakan kehadiran dua orang/ atau lebih yang keberadaannya saling berhubungan satu sama lain. Hubungan ini pada akhirnya menumbuhkan interaksi sosial (social interaction). terjadinya interaksi sosial di sebabkan interkomunikasi (intercommunication). Komunikasi dalam pengertian secara umum dapat di lihat dari tiga aras besar di bawah ini:

1. Perspektif EstimologiSecara estimologi istilah komunikasi berasal dari

bahasa latin communication yang bersumber dari kata communis. Yang berarti sama makna dan sama rasa mengenai suatu hal30. Para ahli juga mensejajarkan asal kata komunikasi communicare yang di dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi atau berasal dari kata commones yang berarti sama = common31.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang melakukan proses komunikasi selalu mengharapkan partisipasi dari orang lain atau bertindak sama sesuai dengan tujuan dan harapan atau pesan yang di sampaikannya. Dalam kaitan ini seorang ahli komunikasi, Prof. Wilbur Schramn berpendapat;

30 ? Onong Uchjana:2000, Op, cit, hal; 3 31 ? Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, hal; 98

52

Page 53: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

When we communicate, we are trying to establish a commoness with someone. That is we are tryng to share information, an idea or an attitude,…Communication always requires at least three elements-the source, the message, and destinition32

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan, bahwa proses komunikasi yang dilakukan manusia sesungguhnya ingin berusaha merajut persamaan atau commoness dengan manusia lain; baik dilakukan dengan cara menpa unsur;

1. Sumber (Source)2. Isi pesan (Message)3. Tujuan (Destinition)

Sumber yang di maksudkan di sini adalah seseorang yang mengambil inisiatif pertama untuk melakukan proses komunikasi. Pesan (message) adalah idea-idea atau gagasan atau buah pikiran yang di sampaikan oleh sumber kepada orang lain dengan tujuan (Destinition) agar orang lain bertindak sama sesuai dengan harapan yang di tuangkan dalam pesan tersebut. Kalau si Imron berkata kepada si Amin “pergilah ke masjid”, maka dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Sumber (Source) : Si Imron2. Isi pesan (Message) :kalimat “pergilah ke

masjid”

32 ? Wilbur Schramn, Men Message and Media, Horper and Row, New York, 1973, p; 115

53

Page 54: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

3. Tujuan (Destinition) : Perubahan sikap dari si amin yaitu bertindak memenuhi pesan yangdi sampaikan oleh sumber (si Akhmad)

Uraian di atas memperjelas tujuan dari proses komunikasi yang sedang dilakukan, yaitu harapan terjadinya perubahan sikap atau tingkah laku orang lain untuk memenuhi harapan yang di tentukan melalui pesan-pesan yang di sampaikan. Karena itu komunikasi dapat pula disebut sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi sikap atau tingkah laku orang lain. Seorang ahli sosiolog, Carl I. Hovland berpendapat: “Communicaton is the proses by which an individual (the comunicator) transmit stimuli (usually verbal syimbol) to modify the behaviour of other individual”33

Pernyataan Hovland di atas menegaskan unsur baru dalam proses komunikasi antar manusia, yaitu The communicator-Transmit stimuli-to modify the behafiour of other individual. Dalam kaitan ini yang dimaksud komunikator adalah seseorang yang menyampaikan suatu gagasan atau pesan-pesan kepada pihak lain. Sedangkan pihak lain (other individual) di dalam proses komunikasi di sebut dengan istilah komunikan . sungguhpun demikian, seseorang dapat saja berperan secara ganda, yaitu sebagai komunikator sekaligus sebagai komunikan. Misalnya saja seseorang yang sedang melakukan kontemplasi, merenung, atau memikirkan sesuatu hal, sesungguhnya ia sedang melakukan proses komunikasi dengan dirinya sendiri (intrapersonal communication), dan karenanya tampillah ia dalam posisi ganda tersebut.

33 ? Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hal; 94

54

Page 55: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Adapun transmit stimuli atau menyampaikan rangsangan, merupakan usaha dari komunikator untuk menyampaikan lambang-lambang tertentu agar dengan rangsangan (stimuli) lambang tersebut dapat mempengaruhi tingkah laku dari komunikan. Agar lambang-lambang yang di sampaikan tersebut mempunyai daya stimulan, sudah barang tentu, terlebih dahulu-lambang tersebut harus memiliki arti (meaningful) syimbols, dan juga dapat di artikan (interpretif) oleh komunikan. Apabila lambang sebagai wakil dari gagasan yang akan disampaikan tidak di artikan sama sesuai dengan isi gagasan yang terwakili dalam lambang tersebut, maka sudah bisa di pastikan komunikasi itu akan memperoleh hambatan, bahkan bisa jadi gagal sama sekali.

Manusia adalah makhluq yang paling gemar mempergunakan lambang. Bahkan dapat dikatakan bahwa salah satu karakteristik dari manusia yang membedakan dari makhluq lainnya adalah dalam hal kemampuannya berlambang (syimbolicum animale). Sebab lambang adalah ekspresi pikiran manusia. Lambang tersebut dapat berupa deretan huruf-huruf yang di rangkai sebagai suatu kata tertentu yang punya maksud, dapat pula lambang itu berupa isyarat-isyarat, berupa warna, bunyi, dan lain-lain. Dus, semua hal yang dapat mewakili ekspresi fikiran/ maksud manusia dan mengandung arti tertentu, itulah lambang.

Lambang-lambang yang dipergunakan dalam proses komunikasi haruslah lambang yang bermakna dan dapat dimaknai oleh kedua belah pihak sehingga jauh dari misinterpretation. Di dalam disiplin ilmu komunikasi peranan lambang tidak saja harus bermakna sama, akan tetapi sejauh mana lambang sebagai wakil sebuah

55

Page 56: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

gagasan dapat merangsang orang lain dan dapat menggerakkan orang lain agar berubah sikap sesuai dengan harapan komunikator. Atas dasar ini disadari bahwa setiap komunikasi pastilah mempunyai tujuan, dengan kata lain tidak ada komunikasi tanpa tujuan karena komunikasi itu dari dan untuk manusia maka sudah sepatutnya dalam mempelajari efektifitas komunikasi , seseorang harus berfikir secara human oriented dengan segala aspeknya. Wilbur Schramm mengatakan:

when we stydy communication, there fore we study people relating each other and their groups, organizations and societies….to understand human communication we must understand how people relate to one another34.

Dari ungkapan ini, jelaslah bahwa seorang komunikator harus dapat memahami aspek-aspek manusiawi dari komunikan yang di hadapinya. Harus sanggup mendalami latar belakang pengalaman dari komunikannya (field of reference). Bagaimana pesan komunikasi bisa di pahami dan berhasil merangsang sikap komunikan, apabila komunikator mempergunakan lambang yang tidak di mengerti atau tidak sejalan dengan kemampuan berfikir dari komunikannya. Bagaimana bisa terjadi perubahan sikap dari komunikan apabila komunikator mempergunakan istilah-istilah, atau lambang-lambang sedangkan komunikannya sama sekali tidak mengerti dan tidak memiliki cukup pengetahuan untuk memahami istilah atau lambang tersebut. Oleh karena itu

34 ? Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio, Tesis Fakultas Publistik Universitas Pajajaran Bandung, 1966, hal; 90

56

Page 57: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

latar belakang pengalaman dan pengetahuan (field of experience and frame of reference) seseorang berperan sangat besar dalam berkomunikasi. Karena pengalaman seseorang baik positif maupun negatif akan ikut serta mempengaruhinya dalam hal orang tersebut menentukan keputusan maupun menginterpretasikan atas isi pesan komunikasi.

Terkait dengan kredebilitas Komunikator, Koesdarini Soemiati di dalam catatanya berusaha mempertanyakan siapakah komunikator? Adakah pembicaraannya dapat dipercayai? Agaimana komunikan dapat mempercayai? Mengapa komunikan harus mempercayainya? Semua hal tentang tingkat kepercayaan kepada komunikator ia sebut sebagai kredebilitas komunikator35.

Kredebilitas komuniklator ini sesungguhnya telah diteliti oleh Aristotels di dalam bukunya “Rhetoric” dengan mengatakan;

Persuasion is a cieved by the speaker’s personal character when the speech is so spoken as to make us think him credible. We believe good man more fully and more readilly than others. This is true generally whatever the quation is, and absolutely true where eXact certainty is imposablle and opinion are divided. There are three things whice inspire confidence in the orator ‘s own character –the three namely that induce us to believe a thing a part from any proof of it; good sense, good moral character, and good will”.

(Persuasi dapat dicapai oleh karakter pribadi si pembicara bila pidatonya diucapkan untuk memberikan pesan kepada kita bahwa dia dapat dipercaya. Kita percaya lebih penuh dan lebih mudah

35 ? Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono Pratikto (ed) Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1987, hal; 51

57

Page 58: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pada orang yang baik ketimbang pada orang lain. Memang demikianlah pada umumnya, apapun masalahnya, dan samasekali benar bila kepastian yang tepat tidak mungkin, dan pendapat terbagi-bagi. Ada tiga hal yang membangkitkan kepercayaan pada karakter si pembicara-ketiga hal itu, yaitu yang menyebabkan kita mempercayai sesuatu terlepas dari pembuktiannya; kebijaksanaan, sifat dengan akhlak yang baik, dan itikad baik).36

Jadi, memang penelitian tentang kredibilitas komunikator bukan hal baru. Aristoteles dengan keahliannya berpidato telah mengamati dan meneliti apa yang menyebabkan pendengar mau membuang waktunya untuk mendengar suatu pidato. Unsur kepercayan pada sumber yang mengadakan komunikasi merupakan unsur penting dalam melakukan suatu komunikasi yang efektif. Terkait dengan hal ini, Devito mengemukakan adanya tiga tipe kredibilitas37, yaitu;

a. kredibilitas berdasarkan titel.b. Kredibilitas yang didapat selama berkomunikasi c. Kredibilitas yang didapat pada akhir komunikasi

Kredebilitas yang diperoleh komunikator terkait erat dengan beberapa unsur yang saling berkelindan. Beberapa unsur yang menunjang kredebelitas itu masing-masing; Kompetensi, yaitu kemampuan seseorang dalam bidangnya menjamin kepercayaan bagi pendengarnya. Misalnya seseorang ahli yang berbicara dalam bidangnya akan lebih

36 ? Joseph A Devito, The Interpersonal Comunication Book, Harper & Row, New York, 1976, p; 44-4637 ? Ibid, p; 130-132

58

Page 59: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

mendapat kredebilitas dari pada ketika dia berbicara diluar bidangnya.

Karakter secara moral, seseorang dengan sifat, tabiat, karakter yang dipandang baik oleh publik, akan memperoleh kepercayaan yang lebih besar dari pada seseorang yang bertabiat jelek, tercela, dan tidak bisa dibenarkan oleh etika dan hukum yang dianut masyarakat.

Keperibadian. Orang yang berkepribadian terbuka, penggemberi, dan mudah bergaul akan lebih cepat memperoleh kepercayaan daripada orang yang pendiam dan pemurung.

Tujuan. Seseorang yang berbicara akan terasa apa tujuan pembicaraan itu. Misalnya seorang propagandis atau salesman yang akan menawarkan barang dagangannya, tentu kurang mendapat kepercayaan dikarenakan tujuan pembicara itu untuk kepentingan dan keuntungan si pembicar. Tentu saja isi pembicaraan kanmemuji dan mengunggulkan kualitas barang dan kepentingannya. Hal ini tentu diketahui oleh komunikan. Oleh karena itu, komunikator kurang dapat memperoleh kepercayaan.

Dinamisme. Yaitu faktor kegesitan bergerak serta ringan tangan kadang-kadang ditanggapi sebagai orang yang rajin bekerja dengan sendirinya orang akan suka dan mudah menaruh kepercayaan kepadanya.

Jadi, selain faktor-faktor seperti keterbukaan, empati, rasa positif, dukungan dan kesamaan, maka faktor kredibilitas juga mendukung suatu persyaratan komunikasi antarpersonal yang efektif. Mengapa demikian, hal ini disebabkan keefektifan suatu komunikasi tidak mungkin apabila sipendengar tidak bersedia mendengarkan. Si pendengar hanya mau mendengarkan apabila mereka dapat percaya ke si pembicara. Selanjutnya akan lancar

59

Page 60: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan mudahlah proses untuik dapat dipahami. Dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan keinginan komunikator.

Sementara itu, dari pengalaman yang ada disadari, bahwa manusia cenderung untuk menghindari sesuatu yang pernah merugikan dirinya, dan sebaliknya seseorang akan lebih antusias apabila dengan melakukan sesuatu ia akan memperoleh pengalaman yang menguntungkan. Di sinilah komunikator di tuntut untuk memiliki pengetahuan psikologis dalam pendekatan kepada sasaran komunikasinya. Dia harus sanggup melihat manusia dalam posisi yang multi dimensi, manusia dalam dimensi jasmani dan rohani, dimensi manusia sebagai subyek sekaligus obyek, dalam segala aspeknya. Dengan demikian dilihat, betapa luasnya – ruang lingkup komunikasi38.

Dapat dikatakan, komunikasi berlangsung apabila antar orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang di komunikasikan. Jelasnya, bila seseorang mengerti tentang sesuatu yang di nyatakan orang lain kepadanya maka komunikasi berlangsung sempurna. Hubungan interdependensial yang melingkupi semacam itu dapat dikatakan sebagai interaksi yang komunikatif. Sebaliknya, bila komunikator dan atau komunikan tidak saling memahami maka komunikasi tidak akan dapat berjalan (mis communication).

2. Perspektif TerminologiSecara terminologis komunikasi merupakan proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain yang disebut

38 ? Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Op.cit, hal; ,35

60

Page 61: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dengan ‘komunikasi manusia’ (human communication) atau ‘komunikasi sosial’ (social communication). Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dipahami sebagai komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan adalah dikarenakan hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat akan dapat tercipta komunikasi. Dari pengertian ini, komunikasi yang di bahas di sini tidak termasuk komunikasi hewan, komunikasi transendental dan komunikasi fisik.

Komunikasi hewan adalah komunikasi antara hewan satu dengan yang lain. Gajah berkomunikasi dengan gajah, burung berkomunikasi dengan burung, dan seterusnya. Komunikasi manusia dengan hewan; seperti polisi dengan anjing pelacaknya, petani pembajak sawah dengan kerbaunya, tidak termasuk dalam proses komunikasi yang dibahas.

Komunikasi transendental adalah komunikasi dengan sesuatu yang bersifat “gaib” termasuk komunikasi dengan Tuhan. Orang yang sedang sembahyang baik yang sedang melakukan kewajibannya sebagai umat beragama ataupun yang meminta sesuatu misalnya sholat hajat atau sembahyang istikhoroh di kalangan pemeluk islam, sungguhpun tengah berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi komunikasi jenis ini tidak dapat dikatagorikan sebagai social communication.

Komunikasi fisik adalah komunikasi yang menghubungkan tempat satu dengan tempat yang lain, misalnya dua tempat yang dihubungkan oleh kereta api, bis, pesawat terbang dan lain sebagainya yang mengangkut manusia. Tetapi ini bukan komunikasi sosial atau komunikasi antarmanusia. Sungguhpun ada kalanya terdapat kaitan dengan komunikasi antar manusia, misalkan surat berisikan pesan seseorang kepada orang

61

Page 62: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lain yang di angkut oleh kereta api atau pesawat terbang, akan tetapi tidak dapat dikatagorikan sebagai human communication.

c. Perspektif Paradigmatisseperti yang telah di jelaskan diawal, dalam

pengertian secara umum komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang di lakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekwensi dari hubungan sosial. Komunikasi dalam pengertian ini sering terlibat pada perjumpaan dua orang. Mereka saling memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai keluarga dan sebagainya.

Dalam pengertian paradigmatik komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang di lakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalaui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, telefisi atau film maupun media non-massa, misalnya surat, telephon, papan pengumuman, poster dan sebagainya.

Komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat intensional mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan di komunikasikan dan pada komunikan yang di jadikan sasaran.

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatik ini banyak definisi yang di kemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu: Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

62

Page 63: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Di dalam bukunya Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian pesan melalui media elektronik39. Lebih luas lagi ia menguraikan bahwa komunikasi adalah interaksi antara dua makhluq hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini mungkin saja termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin.

Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude) pendapat (opinion) atau perilaku (behavior). Jadi di tinjau dari segi si penyampai pernyataan, komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih sulit daripada komunikasi informatif. Karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.

C. OBYEK KAJIAN ILMU KOMUNIKASI

Untuk menentukan apakah komunikasi itu ilmu atau bukan bergantung pada apakah komunikasi memenuhi persyaratan ilmu.

Prof. Harsoyo dalam karyanya, apakah ilmu itu ?, menegaskan bahwa ilmu itu bersifat : 1) Rasional, Yang dimaksud dengan rasional ialah sifat kegiatan pemikiran secarta tersusun sistematis. Hasil pemikiran seperti itu diperoleh melalui deduksi. 2) Empiris, pemahaman pengalaman manusia ini bukan untuk menemukan kebenaran terakhir, melainkan- sebagaimana dengan ilmu-ilmun lainya menyatukan hasil pendekatanya itu dalam bentuk proposisi ‘ jika sebabnya begini” maka “akibatnya demikian 3) Umum, artinya kebenaran-kebenaran yang diajarkan tidak bersifat rahasia lagi dan tidak dirahasiakan,

39 ? Dedy Mulyana, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Rosda Karya, Bandung, 2001, hal; 121

63

Page 64: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tetapi memiliki nilai sosial. Dan demi wibawa ilmiah hasil penelitianya juga terpublikasikan untuk diketahui oleh mereka yang menaruh minat pada kegiatan komunikasi. 4) akumulatif, artinya jelas. Komunikasi tidak memiliki ciri-ciri lain sebagai persyaratan ilmu apabila tidak bersifat akumulatif.

Ilmu merupakan paduan yang harmonis antara fakta dan teori, dari fakta kemudian melalui serangkaian proses pembuktian diantara hubungan-hubunganya kemudian menjadi teori atau yang disebut sebagai teori subtantif (teori yang dibangun dari fakta atau data) dan atau konsep atau teori yang dicari pembuktianya melalui serangkaian proses pembuktian kemudian menjadi teori lagi yang disebut sebagai teori metodologik.

Teori dapat dibedakan dengan pemikiran spekulatif walaupun teori akan tetap menjadi spekulatif sampai dapat dibuktikan kebenaranya secara empiris. Problem yang muncul ialah apabila teori itu tetap dipengaruhi dan diyakini padahal tanpa didukung fakta-fakta empiris. (Affandi, 1991: 20)

Untuk mengetahui posisi ilmu komunikasi, maka persyaratan ilmu sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Harsoyo dalam karyanya, apakah ilmu itu ?, adalah : salah satunya bahwa ilmu harus mempunyai obyek tertentu, obyek ini sebagai lahan kajian dan lapangan penyelidikan bagi suatu ilmu termasuk ilmu komunikasi. Dalam melihat obyek kajian ini, ada yang disebut obyek materi, dan ada yang disebut sebagai obyek forma. Obyek materi adalah lapangan penyelidikan suatu ilmu, sedangkan obyek forma adalah sudut tertentu yang menentukan macam ilmu kalau obyek materialnya sama40 dari sini dapat diketahui bahwa yang menjadi obyek komunikasi itu adalah manusia dan

40 ? Pudjawijatna, 1987, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke Ilmu dan Filsafat, Jakarta, Bina Aksara, hal; 69

64

Page 65: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kehidupan bersama manusia lain, kemudian obyek forma ilmu komunikasi adalah sistem kegiatan manusia dalam proses melakukan komunikasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa, studi ilmu komunikasi bukanlah hanya surat kabar (iomu pers/jurnalistik), bukan pula hanya media massa (ilmu komunikasi massa) atau pernyataan umum (publisistik) melainkan komunikasi atau pernyataan antar manusia. Dengan demikian ilmu komunikasi mencakup semua pernyataan antar manusia baik melalui media massa dan retorika maupun yang dilakukan secara langsung. Justru itu kehadiran ilmu komunikasi sama sekali tidak menghilangkan eksistensi kajian-kajian sebelumnya seperti jurnalistik, pers dan media massa, retorika dan komunikasi persona. Bahkan semua itu merupakan bidang studi dari ilmu komunikasi.

65

Page 66: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VASPEK KOMUNIKASI

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang di cakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur – unsure komunikasi meliputi;

A. Source (sumber)Adalah dasar yangdi gunakan di dalam penyampain pesan yang di gunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal sumber ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas terhadap sumber (kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila kita salah mengambil sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.

B. Communicator (komunikator=penyampai pesan)Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komuniaksi seperti surat kabar, radio, telrevisi, film dan sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator. Syarat-syarat yang perlu di perhatikan oleh seseorang komunikator adalah sebagai berikut:

Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.

Keterampilan berkomunikasi

66

Page 67: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Mempunyai pengetahuan yang luas Sikap Memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki

kemampuan untuk melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikan

Di dalam melakukan komunikasi kita dapat melihat beberapa gaya komunikator melakukan aksinya (tergantung pada situasi yang mereka hadapi). Gaya komunikator dapat kita bedakan ke dalam beberapa model seperti;a. Komunikator yang membangun, ciri-cirinya:

1. Mau mendengarkan pendapat orang lain dan dia tidak pernah menganggap dirinya benar.

2. Ingin bekerja sama dan memperbincangkan sesuatu persoalan dengan sesamanya sehingga timbul saling pengertian.

3. Dia tidak terlalu mendominir situasi dan mau mengadakan komunikasi timbal balik.

4. Dia menganggap bahwa buah pikiran orang banyak lebih baik dari seseorang.

b. Komunikator yang mengendalikan, ciri-cirinya:1. Pendapatnya itu merupakan hal yang paling baik

sehingga ia tidak mau mendengarkan pandangan orang lain intern maupun ekstern.

2. Ia menginginkan komunikasi satu arah saja tidak akan menerima dari arah lain.Di hubungkan dengan gaya kepemimpinan maka

komunikator seperti ini dapat di samakan dengan gaya kepemimpinan yang otokrasi atau gaya instruksi.

c. Komunikator yang melepaskan diri, ciri-cirinya:

67

Page 68: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

1. Ia lebih banyak menerima dari lawannya berkomunikasi

2. kadang-kadng rasa rendah dirinya timbul sehingga ketidak mampuannya keluar.

3. Ia lebih suka mendengar pendapat orang lain dengan tidak bersungguh-sungguh menanggapinya.

4. Sumbangan pikirannya tidak banyak mengandung arti sehingga ia lebih suka melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.

d. Komunikator yang menarik diri, ciri-cirinya:1. Ia selalu bersifat pesimis sehingga menurutnya

keadaan tidak dapat diperbaiki lagi.2. Ia lebih suka melihat keadaan seadanya dan

kalau mungkin berusaha menghindari keadaan tambah buruk

3. Ia selalu diam tidak menunjukkan reaksi dan jarang memberikan buah pikirannya.

Demikianlah sedikit ciri-ciri beberapa komunikator dan dengan melihat hal di atas kita dapat menentukan pada bagian mana kita berada. Sekiranya kita berada di tingkat keempat berusahalah memperbaiki dan seterusnya.

C. Message (pesan)

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang di sampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat di sampaikan secara panjanglebar,namun yang poerlu diperhatikan dan dai arahkan kepad tujuan akhir dari komunikasi.

68

Page 69: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bagaimana pesan di sampaikan?1. Dengan

lisan/face to face/langsung2. Dengan

menggunkan media/saluranBentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif.

(1) Informatif

Memberikan kerterangan-keterangan dan kemudian dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil daripada pesan persuasif misalnya pada kalangan cendikiawan.

(2) Persuasif

Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan. Tetapi, perubahan yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu di adakan lobbyying, atau pada waktu istirahat makan bersama

(3) Coersif

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian secara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan pada kalangan publik.

69

Page 70: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Coersiv dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai).

Bagaimana merumuskan pesan agar di mengena: pesan yang di sampaikan harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka perlu yang keluar haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syarat-syarat:

(a) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita

(b) Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat di mengerti kedua belah pihak

(c) Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan.

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi:

(1) UmumBerisikan hal-hal yng umum dan mudah di pahami oleh komunikan/audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dapat di pahami oleh seseorang atau kelompok tertentu

(2) Jelas dan gamblangPesan yang di sampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil perumpamaan hendaklah di usahakan contoh yang senyata mungkin, agar tidak di tafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki.

(3) Bahasa yang jelasSejauh mungkin hindarkanlah menggunkan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh si penerima atau

70

Page 71: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pendengar. Gunakanlah bahasa yang jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah, dan kondisi di mana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau kata-kata yang berasal dari bahasa daerah yang dapat di tafsirkan lain oleh komunikan.

(4) PositifSecara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan agar di usahakan dalam bentuk positif.

(5) SeimbangPesan yang di sampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang bai-baik saja atau jelek-jelek saja hal ini kadang-kadang berakibat senjata makan tuan, cenderung di tolak atau tidak di terima oleh komunikannya.

(6) Penyesuaian dengan keinginan komunikanOrang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita lancarkan selalu mempunyai keinginan-keingina tertentu.

Apakah hambatan –hambatan terhadap pesan?. Seringkali kita alami dalam komunikasi, lain yang kita harapkan lain yang kita peroleh. Hal ini di sebabkan adanya hambatan-hambatan yang antara lain:

(a) Hambatan bahasa (language factor)Pesan akan di salah artikan sehingga tidak mencapai apa yang dinginkan, jika bahasa yang kita gunakan tidak di pahami oleh komunikan termasuk dalam pengertian ini ialah penggunaan istilah-istilah yang mungkin dapat di artikan

71

Page 72: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berbeda. Demikian juga jika kita menggunakan istilah ilmiyah, misalnya:ekstrim kanan- kiri, subersif, sekuler sosialis religius dan sebagainya. Yang tidak lain ingin menonjolkan diri atau dengan dalih mengalihkan perhatian.

(b) Hambatan teknis (noise factor)Pesan dapat tidak utuh di terima komunikan karena gangguan teknis misalnya suara tak sampai karena pengeras suara rusak, kebisingan, lalu lintas dan sebagainya. Gangguan teknis ini sering terjadi pada komunikasi yang menggunakan media.

(c) Hambatan bola salju (snow ball effect)Pesan menjadi membesar sampai jauh, yakni pesan di tanggapi sesuai dengan selera komunikan-komunikator, akibatnya semakin jauh menyimpang dari pesan semula, hal ini timbul karena:

Daya mampu manusia menerima dan menghayati pesan terbatas

Pengaruh kepribadian dari yang bersangkutan

D. Channel (saluran)Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan

yang dapat di terima melaui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran, yaitu:

a) saluran formal atau yang bersifat resmib) saluran informal atau yang bersifat tidak resmi

72

Page 73: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

saluran formal biasanya mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, yang timbul dari tingkat paling tinggi dalam organisasi itu sampai ketingkatan paling bawah. Komunikasi sebaiknya berlangsung dalam 2 jalur, yakni dari atas ke bawah dan dari bawah juga di perhatikan untruk naik ke tingkat atas. Di samping saluran yang di sebutkan di atas juga terdapat saluran komunikasi yang bersifat mendatar (komunikasi horizontal). Dengan singkat dapat kita katakan bahwa saluran yang di pakai dalam berkomunikasi itu dapat terjadi tiga arah yang kerap disebut tiga dimensi:

a) ke atasb) ke bawahc) ke samping

Pengalaman menunjukkan bahwa perintah dan pengarahan yang datang dari atasan tidak banyak menimbulkan halangan dan gangguan. Tetapi sebaliknya kalau yang datangnya dari bawah menuju ke atas sering menimbulkan rintangan dan penyimpangan atau macet di tengah jalan. Biasanya komunikasi yang salurannya datang dari bawah dapat berbentuk :

a) Pertanyaanb) Pengaduanc) Keluhan

Di samping adanya saluran formal terdapat pula saluran komunikasi informal. Saluran yang informal ini dapat brerbentuk:

73

Page 74: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

a) Desas-desusb) Kabar anginc) Kabar burung

desas desus atau kabar angin timbul karena orang ingin mengetahui sesuatu yang berhubungan erat dengan dirinya , kelompoknya dan lain-lain. Kelihatannya desas desus itu merupakan saluran informasi bagi orang untuk menyatakan:

2. Keinginannya3. Rasa takut4. Keprihatinan mereka

E. Communican (komunikan=penerima pesan)

Komunikan atau penerima pesan dapat di golongkan dalam 3 jenis yakni persona, kelompok dan massa. Atau dengan perkataan lain dari segi sasarannya maka komunikasi dapat:

a) Komunikasi persona (orang seorang)Komunikasi yang di tujukan kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat berupa anjang sono, tukar pikiran dal lain sebagainya. Komunikasi personal efektifitasnya paling tinggi karena komunikasinya timbal balik dan terkonsentrasi, hanya kurang efisien dibandingkan dengan bentuk lainnya.

b) Komunikasi kelompokKomunikasi yang di tujukan kepada kelompok yang tertentu. Kelompok adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata pula.

74

Page 75: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bentuk komunikasi seperti ini adalah:ceramah, briefing, indoktrinasi, penyuluhan dan lain sebgainya. Komunikasi kelompok lebih efektif dalam pembentukan sikap persona daripada komunikasi massa, namun kurang efisien.

c) Komunikasi massaKomunikasi yang di tujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antara sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan pendengar yang praktis tak terbatas. Namun komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sikap persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung di terima oleh massa tetapi melalui opinion leader, ialah yang menterjemahkan apa yang di sampaikan dalam komunikasi massa itu kepada komunikan. Pada waktu komunikasi di lancarkan, menghadapi komunikan perlu di perhatikan 3 hal yakni, kenggotaan kelompok, proses seleksi dan kecenderungan.

Syarat-syarat yang harus di miliki komunikan antara lain:a) Ketrampilan/kemampaun menangkap dan

meneruskan pesanb) Pengetahuan tertentuc) Sikap

Faktor lain dari komunikan yang patut diperhatikan ialah:

a) Frame of reference (rangka pengetahuan)

75

Page 76: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

b) Field of experience ( rangka pengalaman)

Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang di sampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. Demikian juga pesan harus cocok dengan lingkup pengalaman komunikan.

F. Effect (Hasil)Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi,

yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita lakukan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya. Effect ini sesungguhnya dapt di lihat dari:

a) Personal opinionb) Public opinionc) Mayority opinion(a) Personal opinion adalah pendapat pribadi.

Hal ini dapat merupakan akibat/hasil yang di peroleh dari komunikasi. Personal opinion adalah sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu.

(b) Public opinion adalah pendapat umum, pengertiannya adalah penilaian sosial mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang di lakukan individu-individu secara sadar dan rasional. Public opinion perlu dalam rangka menggerakkan massa, namun ia bukan kata sepakat dan bukan pula sesuatu yang dapat di hitung dengan jumlah. Oleh karena itu sesuatu kampanye yang di arahkan kepada pemilihan tertentu titik beratnya tetap kepada

76

Page 77: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

personal opinion. Public opinion mengandung nilai-niali psikologis dalam rangka mengarahkan personal opinion.

(c) Mayority opinion adalah pendapat bagian terbesar dari public atau masyarakat. Inilah yangharus di campai dalam suatu kampanye, berhasil atau tidaknya suatu kampanye dapat di ukur dari berhasil atau tidaknya mancapai suatu mayoritas dalam kampanye. Hal ini tergantung pada opinion leader. Opinion leader adalah orang yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini tertentu kepada masyarakat. Opinion leader adalah merupakan tempat bertanya.

Faktor faktor yang perlu di perhatikan:

(1) Tahap proses komunikasi Menurut Cutlip dan Center komunikasi yang efektif

harus di laksanakan dengan melalui 4 tahap yaitu:b) Fact findingc) Planningd) Communicatinge) Evaluation

(a) Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. Untuk berbicara di depan masyarakat perlu di cari fakta dan data tentang masyarakat tersebut keinginannya, komposisinya dan seterusnya.

(b) Planning, dari fakta dan data di buat suatu rencana tentang apa yang akan

77

Page 78: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

di kemukakan dan bagaimana mengemukakannya.

(c) Communicating, setelah planning di susun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.

(d) Evaluation, penilaian dan menganalisa kembali untuk setiap kali, hasil komunikasi tersebut. Hal ini di perlukan untuk di jadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya.

(2) Prosedur mencapai efek yang di kehendaki, lebih jelas adalah sebagai berikut:a. Attention (perhatian)b. Interest (rasa tertarik/kepentingan)c. Desire (keinginan)d. Decission (keputusan)e. Action (tindakan). (Widjaya:1986,11)

G. Umpan balikDi muka telah di bahas bahwa sebagai suatu proses

komunikasi dalam kegiatan/pelaksanaannya suatu yang berkesinambungan. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikannya, pada pelaksanannya ia juga merupakan komunikan ketika komunikan tadi memberikan tanggapan kepadanya. Tanggapan ini biasanya di sebut sebagai umpan balik atau feedback.

Feedback atau umpan balik memiliki peranan yang sangat penting, sebab dari umpanbalik yang terjadi sebagai hasil komunikasi dapat di lihat apakah kegiatan komunikasi yang sedang di lancarkan oleh komunikator baik atau kurang. Feedback ada yang bersifat positif yakni

78

Page 79: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

feedback yang menyenangkan komunikator dan yang bersifat negatif yang kurang menyenangkan komunikatornya, sedangkan kalau ditinjau dari segi waktu ada yangdisebut:

Immediate feedback, terjadi biasanya pada komunikasi yang langsung, misalnya pada face to face communication.

Deted feedback, terjadi pda komunikasi yang menggunkan media, pada pelaksanaannya tertunda.

Di katakan begitu karena feedback yang terjadi memerlukan waktu untuk di ketahui oleh komunikator. Keuntungan dari immediate feedback ialah bahwa apabila dalam penyampaian pesan ada yang harus diperbaiki caranya dapat segera dilakukan agar komunikan dapat berhasil

79

Page 80: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VIPROSES KOMUNIKASI

Proses konumikasi adalah proses peleburan makna dari lambing-lambang komunikasi yang dicuatkan komunikator dan komunikan. Seorang sarjana psikologi Osgood meninjau proses komunikasi tersebut dari peranan manusia dalam hal memberikan interpretasi (penafsiran) terhadap lambang-lambang tertentu (message). Osgood menggambarkan proses tersebut dengan detail dalam gambar di bawah ini:

Gambar. 2Proses Komunikasi Osgood

Sumber: Toto tasmara, 1997: 7

Pesan- pesan (message) di sampaikan (encode) kepada komunikan dan kemudian komunikan menerima (decode) pesan-pesan tersebut, untuk kemudian di tafsir (interpret) dan selanjutnya di sampaikan kembali kepada

80

DECODER

INTERPRETER

ENCODER

MESSAGE

DECODER

INTERPRETER

ENCODER

MESSAGE

Page 81: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

komunikator, dalam bentuk pesan-pesan (message) baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang di komunikasikan.

Dari proses komunikasi di atas melahirkan proses saling menginterprestasikan atas lambang-lambang komunikasi. Proses penafsiran lambang akan menentukan nilai tindakan yang akan dilakukan; positif atau negatif.

Dalam proses komunikasi, seseorang cenderung berfikir untung–rugi. Artinya seberapa jauh dia memperoleh keuntungan dari hasil komunikasi tersebut. Atau dengan kata lain komunikasi akan terus berlanjut apabila perbandingan antara harapan yang diperoleh lebih besar dari usaha yang di lakukannnya untuk mencapai keuntungan tertentu. Lebih jauh hal tersebut di tandaskan oleh Wilbur Scramm, tentang apa yang menentukan pilihan seseorang untuk berkomunikasi.

Schramm menegaskan41 bahwa seseorang akan menentukan tindakannya untuk berkomunikasi apabila disadari terdapat harapan atau keuntungan yang lebih besar di bandingkan dengan usaha yang dilakukannya. Contoh yang kerap terjadi pada tingkah laku seorang pendengar radio, dia akan cepat memindah gelombang radionya, apabila pesan-pesan (message) yang dia dengarkan tidak sepadan dengan harapan-harapan yang tersimpan. Walau begitu analogy semacam ini tidak berarti berlaku hanya untuk mass communication saja, namun juga dapat berlaku pada bentuk komunikasi lainnya (di mana seseorang dapat segera mengalihkan pembicarannya, apabila di rasakannya pembicaraan yang pertama kurang berkesan atau memenuhi harapannya). Bila diteliti lebih dalam, di dalam proses komunikasi tersimpan hubungan kepentingan yang saling berhimpitan

41 ? Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga, hal; 46

81

Page 82: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

antara komunikator dan komunikan. Kepentingan yang sama akan dapat mempererat proses komunikasi yang dilakukan dan akan semakin mengintensifkan prose situ.

Gambar. 3Proses Komunikasi Wilbur Scramm

Sumber: Toto tasmara, 1997: 8

Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi akan berjalan apabila kedua belah pihak terlibat di dalam pembicaraan yang memungkinkan terlibatnya kepentingan yang saling berhimpitan (overlapping of interest). Komunikasi dapat terus berlanjut, selama pesan pesan yang di bicarakan masih di dalam batas wilayah C, di mana interest A dan B berhimpitan dan saling melingkupi.

Mengenai proses komunikasi ini, Harold D. Laswell menuangkannya di dalam kata-kata yang bersayap sebagai berikut: “Who says what to whom in what channel with what Effect?42 Laswell ingin mengemukakan bahwa unsur bagi terpenuhinya proses komunikasi tersebut harus dapat memenuhi atau menjawab pertanyaan;

42 ? Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal; 67

82

A BC

Page 83: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Who : Merupakan sumber dari mana gagasan untuk berkomunikasi itu di mulai. Dan selanjutnya who di sini dapat pula bermakna sebagai komunikator.

What : Yang di maksudkan ‘says what’ di sini tidak lain adalah pesan-pesan (message) yang di sampaikannya yang dapat berupa fikiran, keterangan atau pernyataan sebuah sikap.

Channel : Adalah saluran yang menjadi medium (jamaknya media) dari penyampaian pesan tersebut sehingga dapat di terima oleh komunikan.

Whom : adalah komunikan yaitu sasaran yang di tuju oleh seorang komunikator.

Effect : Ialah bagaimanakah hasil dari komunikasi yang di lancarkan tersebut, di terimakah, atau di tolak. Adakah perubahan sikap dari komunikan, berpartisipasikah dia, atau malahan sebaliknya dia menantang.

Disamping proses komunikasi harus memenuhi beberapa unsur komunikasi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas juga harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Faktor situasi yang mungkin mempengaruhi kelangsungan dari jalannya proses komunikasi tersebut.

2. Faktor keuntungan /manfaat.3. Faktor adanya overlapping of interest.

Sitausi sesungguhnya merupakan totalitas dari faktorfaktor yang dapat menentukan tercapai tidaknya seseorang dengan sasarannya. Apabila tujuan merupkan target dan jalan untuk mencapai yang dihrapkan adalah strategi,

83

Page 84: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

maka situasi adalah faktor-faktor yang akan menentukan jauh dekatnya seseorang terhadap strategi yang digunakan.

Sehubungan dengan ini, maka komunikasi yang dilakukannya hanyalah relevan dengan pengamatan/ pengetahuannya tentang situasi yang menyimpang atau sejaln dengan strateginya. Bierens De Haan dalam Grondslagen der Samenleving mengatakan;

Situasi merupakan totaitas dari hubungan yang mempengaruhi dapat mengarahkan lebih keadaan berikut menujua suatu arah, dilihat dari kepentingan seseorang, golongan, ataupun bangsa. Situasi adalah lebih dari pada hanya keadaan sekeliling ia dibentuk oleh suatu masa lampau masyarakat, yaitu suatu tatanan masyarakat yang akan hidup setelah masa sekarang. Situasi adalah keseluruhan dari pengaruh masyarakat----situasi merupakan keseluruhan dari hubungan kekuasaan dan hubungan-hubungan biasa di dalam masyarakat. Yaitu hubungan berkelindan yang terkait juga dengan kesadaran nilai-nilai yang berlaku didalam masyarakat. Situasi merupakan kenyataan sosial tentang hal-hal yang mempengaruhi situasi sosial selanjutnya; ia merupakan kenyataan dari hasil faktor-faktor yangmempengaruhinya, sebaliknya juga akanmempengaruhi persoalan itu sendiri43.

Terkait dengan hal ini dapat ditegaskan bahwa situasi setiap orang sesungguhnya berbeda-beda dan secara

43 ? Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam Astrid S Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977, hal; 40

84

Page 85: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

otomatis akan berkelindan terhadap penilaian situasinya sendiri, menjadi subyektif ataukah menjadi obyketif.

Sementara itu terkait dengan tahapan proses komunikasi Onog Uchjana44 membaginya menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder.

a. Proses komunikasi PrimerProses komunikasi primer45 adalah proses

penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak di pergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi, atau opini, baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Adalah berkat kemampuan bahasa maka manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak di tampilkan oleh Aristoteles, plato dan Socrates; dapat menjadi manusia yang beradap dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang akan datang. Urgensitas bahasa inipulalah yang mendorong Samuel P Huntington

44 ? Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 98 45 ? Ibid, hal; 101

85

Page 86: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menempatkannya sebagai unsure untuk menilai kejayaan sebuah peradaban46

Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jemari atau mengedipkan mata atau menggerakkkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas)

Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine, dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua lambang itu amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang banyak di pergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat dan warna dalam hal kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Buku buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk menerjemahkan pemikiran tiudak mungkin diganti oleh gambar, apalagi oleh lambang lambang lainnya.

Demi efekltifnya komunikasi lambang-lambang tersebut kerap di padukan penggunaanya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apalagi terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa di sertai gambar-gambar berwarna.

Berdasarkan paparan di atas pikiran dan atau perasan seseorang baru akan di ketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila di transmisikan dengan menggunakan media primer tersebut, yakni lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan

46 ? Huntington, Samuel P, The Clash of Civilization, Remaking of The New World Order, dalam; Ismail. Sadat (ter), Benturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Qolam, Jogjakarta, 2000, hal; 243

86

Page 87: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(message) yang di sampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol)

b. Proses komunikasi secara sekunderProses komunikasi sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana serbagai media ke dua pasca pengunaan lambang sebagai media pertama47.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau berjumlah banyak. Surat, telephon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan seterusnya adalah media ke dua yang kerap di gunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya media komunikasi dipahami sebagai media ke dua. Sangat jarang sekali seseorang mengangap bahasa sebagai media komunikasi, hal ini di sebabkan bahasa dipahami sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang di bawanya menjadi totalitas pesan yang tak dapat di pisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain lainnya yang tidak selalu di pergunakan. Seolah seseorang tidak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat atau telepon atau televisi dan lain sebagainya.

Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk menformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat

47 ? Ibid, hal; 107

87

Page 88: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

sifat media yang akan di pergunakan. Penentuan media yang akan di gunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu di dasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan di tuju. Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk di pergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula.

Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat di klasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nirmassa atau media non massa (non mass media)

Seperti telah di singgung media massa, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film yang di putar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu. Beberapa ciri tersebut antara lain; ciri massif, (massife) atau massal (massaal) yakni tertuju pada orang yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media non massa, umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, televisi siaran sekitar, dan film dokumenter tertuju pada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sangat sedikit.

Dalam hubungan ini, model proses komunikasi yang di tampilkan oleh philip kotler dalam bukunya Marketing Management dapat mewakilinya.

Gambar. 4Model Proses Komunikasi Philip Kotler

88

SenderSender EncodingEncoding

MessageMessageDecodingDecoding

ReceiverReceiver

NoiseNoise

FeedbackFeedback

ResponseResponse

Media

Page 89: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sumber: Onong Uchjana(1999:18)

C. Unsur –unsur dalam proses komunikasi Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses

komunikasi itu adalah sebagai berikut:- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan

kepada seseorang atau sejumlah orang- Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan

pikiran ke dalam bentuk lambang- Message: Pesan yang merupakan seperangkat

lambang bermakna yang di sampaikan oleh komunikator

- Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan

- Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang di sampaikan oleh komunikator kepadanya.

- Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator

- Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah di terpa pesan

- Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau di sampaikan kepada komunikator

- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat di terimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan peasn yang di sampaikan oleh komunikator kepadanya.

89

Page 90: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikai efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang di jadikannya sasaran dan tanggapan apa yang di inginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.

Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertauatan dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Scramm melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus di kenal oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman (field experience) komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan yang di komunikasikan.

D. PROSES KOMUNIKASI EDWIN B. FLIPPO

Menurut Flippo, proses komunikasi dapat dilukiskan sebagai mempunyai tiga unsur pokok, yakni:

1. Pengirim isyarat .2. Media untuk mengirim isyarat3. Penerima isyarat.

Pengirim isyarat dapat berupa seseorang yang berusaha menyampaikan suatu jenis niat atau maksud kepada orang lain adalah mustahil menyampaikan maksud dengan sempurna. Kita harus mengkodekan niat atau maksud kita dalam simbul-simbul dan menyampaikannya kepada orang lain. Simbul komunikasi yang penting adalah: Kata-kata, Tindakan, Gambar, Angka.

90

Page 91: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kecakapan dalam komunikasi untuk menyampaikan pengertian atau maksud adalah berbicara, menulis, bertindak, dn menggambarkan, sedangkan mereka yang menerimanya adalah mendengarkan, membaca, dn mengamati. Seseorang ynag akan meningkatkan kecakapan komunikasinya sebagai seorang manajer harus mengembangkan bidang-bidang ini.

Media terdiri atas saluran-saluran komunikasi dan mekanisme khusus yang digunakan untuk menyampaikan isyarat. Penerima harus memperoleh simbul-simbul yang telah disampaikan dan membacanya untuk memnuat suatu ide. Apabila isyarat itu membingungkan atau tidak jelas, atau apabila simbul-simbul yang digunakan tida mengandung maksud yang sama bagi pengirim dan penerima, maka tidak terjadi komunikasi. Seakarang kita akan melihat secara terinci simbul-simbul yang digunakan dan masalah penerimaan dan penafsiran isyarat-isyarat ini.

1. SIMBUL KOMUNIKASI: KATA-KATA

Seperti yang dikemukakan oleh Korzybski, bahasa dapat dibandingkan dengan sebuah peta yang isi pokoknya menunjukkan suatu daerah atau wilayah tertentu. Sebagaimana peta itu sendiri bukan daerah atau wilayah, suatu kata bukan obyek atau ide. Kita akan mengalami lebih sedikit kesulitan dalam melaksanakan penyampaian maksud atau pengertian apabila kata-kata yang digunakan menunjukkan obyek-obyek yang nyata atau yang kelihatan seperti kursi, tembok, atau jalan. Akan tetapi akan jauh lebih sulit untuk menyampaikan maksud pengirim apabila kata-kata yang digunakan menunjukkan obyek-obyek yang tidak nyata atau yang tidak kelihatan, seperti manajemen, tenaga kerja, liberal,sikap, atau dalam hubungannya dengan masalah yang sedang kita bicarakan, komunikasi.

91

Page 92: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Bahkan kita tidak mempunyai keuntungan hanya dengan menggunakan satu peta untuk menunjukkan obyek-obyek dan/atau ide-ide. Pembicara mempunyai kerangka acuan sendiri dan memilih kata-kata yang diharapkan akan menyampaikan maksud yang diinginkan. Pendengar mempunyia peta yang agak berbeda, meskipun keduanya mungkin menggunakan kamus umum. Istilh “manajemen” mungkin mengandung arti yang baik bagi seseorang dan arti yang jelek bagi orang lain, terganmtung pada latar belakang, pendidikan, teman-teman dan pengalaman. Setelah kita melihat dan mengetahui keruwetan dalam proses komunikasi, maka kita sering merasa heran mengapa kita mengadakan komunikasi.

Selanjutnya, bahasa inggris menyulitkan proses komunikasi karena bahasa tersebut memberikan beberapa arti kepada satu kata. Istilah “team” misalnya, mempunyi beberapa arti. Dalam suatu perusahaan, seseorang karyawati dihina, karena pengawasnya minta ia untuk “menarik dengan team”; karyawati tersebut merasakan bahwa ia disamakan dengan binatang. Contoh lain, inspektur perusahaan berbicara dengan sekelompok pengawas dan mengatakan bhawa ia ingin “ membicarakan masalah produksi dari tingkat anda.” Yang dimaksud oleh inspektur adalah tingkat organisasi sedangkan para pengawas menafsirkan ucapan tersebut sebagai ucapan merendahkan diri, yang secara tidak langsung menyatakan suatu penurunan tingkat status dan wewenang.

Kata-kata merupakan simbul-simbul yang paling penting yang digunakan dalam proses komunikasi. Kata-kata dapat disampaikan secara lisan dan diterima dengan mendengarkan, atau dapat diberikan secara tertulis dan diterima dengan membaca. Dengan demikian, berbicara, menulis, mendengarkan, dan membaca merupakan

92

Page 93: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kecakapan komunikasi yang penting sekali. Seorang manajer menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menggunakan salah satu kecakapan ini.

Meskipun banyak waktu manajer yang digunakan dalam komunikasi lisan, adalah juga penting untuk mempelajari secara cermat hakekat menulis yang efektif.tindakan menempatkan kata-kata diatas kertas memberikan kepada kata-kata tersebut suatu ketetapan atau keabadian yang lebih besar ketimbang tindakan berbicara. Dalam komunikasi lisan kita dapat percaya kepada tanggapan lisan tau kepada pengamatan ekspresi wajah dari pendengar untuk menetukan apakah kita telah menyampaikan maksud yang kita kehendaki. Dalam komunikasi tertulis kita tidak mempunyai keuntungan demikian, dan dengan demikian kia harus melipatgandakan usaha untuk menjamin bahwa pembaca akan menerima sedekat mungkin dengan maksud kita yang sesungguhnya.

Kita harus menyadari kesulitan-kesulitan dalam komunikasi yang sesunguhnya. Kita jangan menganggap bahwa apabila kita telah berbicara atau menulis, kita telah sungguh-sungguh mengadakan komunikasi dengan pendengar atau pembaca. Kesadaran akan pentingnya penggunaan kata-kata yang tepat hendaknya mendorong kita untuk berusaha mengadakan perbaikan dalam kecakapan berbicara dan menulis.

Menurut Edwin B. Flippo, kejelasan pengertian dan penyusunan pemikiran yang efektif tidak selalu menjamin adanya komunikasi yang baik. Orang yang mempunyai sesuatu untuk dikatakan tidak selalu menjelaskannya. Untuk mempelajari isi suatu pengertian yang dikomunikasikan harus ditambah dengan mempelajari proses komunikasi. Pengirim harus mengenal dan mengetahui hakikat dan pentingnya simbul-simbul yang

93

Page 94: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dgunakan. Apakah komunikasi ide-ide itu ada akibatnya atau tidak tergantung kepada sua orang, nukan kepada satu orang. Orang yang berteriak minta tolong disuatu tempat pada padang pasir tidak berarti mengadakan komunikasi, kecuali ditempat itu ada seseorang yang mendengar.

2. SIMBUL KOMUNIKASI: TINDAKAN

Manajer harus mengakui bahwa ia mengadakan komunikasi baik dengan tindakan maupun dengan kata-kata. Apabila tindakan mengingkari kata-kata, maka tindakan tersebut akan mempengaruhi bobot maksud kepada penerima. Apabila seorang pengawas dengan mendadak berhenti berjalan disamping karyawan, mengambil buku catatan, dam membuat catatan singkat maka karyawan tersebut mungkin berpikir , “apa yang sekarang telah saya lakukan?” pengawas mungkin hanya menulis daftar bahan makanan. Seorang manajer harus menyadari nahwa ia menjadi pusat perhatian dari orang-orang bawahannya. Semua tindakan yang dapat diamati mengkomunikasikan sesuatu kepada pengamat, apakah itu dikehendaki atau tidak.

Apabila ada tindakan-tindakan yang tiidak dijelaskan oleh manajemen, maka terdapat kekosongan maksud yang biasanya lalu diisi oleh interprestasi tindakan oleh penerima sendiri, misalnya, seorang manajer yang memindahkan berbagai mesin dari lantai produksi merupakan kegiatan mengkomunikasikan, apakah itu disadari atau tidak. Apabila ia sebelumnya tidak memberitahukan kepada orang-orang bawhan mengapa mesin-mesin itu dipindahkan, maka orang-orang bawahan ini akn memberikan isyarat yang tidak ada itu dengan membuat isyarat mereka sendiri salah satu desas-desus

94

Page 95: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

yang paling sering terdengar dalam pabrik industri adalah kemungkinan penutupan atau pemindahan pabrik tersebut kekota lain. Manajer mungkin tidak mempunyai maksud atau keinginan untuk mengkomunikasikan suatu kemungkinan penutupan atau pemindahan pabrik kepada pegawai, tetapi tindakan yang tidak dijelaskan ditamah dengan rasa takut akan ketidaksamaan sering mengakibatkan komunikasi pengertian demikian. Tindakan-tindakan berbicara lebih keras dari pada kata-kata. Mereka juga mengkomunikasikan banyak maksud atau pengertian yang berbeda tergantung kepada latar belakang dan posisi pengamat.

3. SIMBUL KOMUNIKASI: GAMBAR

Gambar, komik, bioskop, dan televise menunjukkan kekuatan gambar dalam menyampaikan maksud dan pengertian kepada orang lain. Perusahan juga menggunakan banyak gambar untuk mengkomunikasikan pengertian. Cetakan biru,poster, bagan, bioskop, dan grafik dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dalam situasi-situasi tertentu ketimbang apa yang dapat disampaikan oleh banyak kata. Beberapa manajer perusahaan (dan para penulis buku pelajaran) menemukan bahwa orang-orang itu pada umumnya tidak suka membaca bagian-bagian tulisan yang panjang sekali, yang tidak terputus-putus. Laporan-laporan yang penting, luas dan cermat memberikan sedikit perhatian karena ruwetnya membaca. Penulis disini tidak mengadakan komunikasi, bukan karena isyarat yang tidak jelas dan tidak cermat, tetapi karena membaca tidak memanfaatkan isyarat tersebut.

Laporan yang sama, yang dibuat sesuai prinsip pengecualian dan dilengkapi dengan grafik, bagan dan

95

Page 96: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

gambar memberikan lebih banyak arti dalam waktu yang lebih singkat, sering laporan yang diberi penjelasan yang baik memberikan hasil yang lebih besar karena dorongan yang diberikan kepada daya peneriman pembaca. Ada kemungkinan bahwa buku-buku pelajaran untuk waktu-awktu yang akan datang dicetak dengan warna merah, putih dan biru dengan gambar pada tiap halaman untuk menarik dan menyebabkan pembaca membuka pandangannya kepada usyarat yang menyertai gam,bar tersebut . adalah merupakan suatu kebodohan untuk mengabaikan kekuatan gambar dalam mengadakan koimunikasi. Pengguanaan bagan-bagan, grafik-grafik, dan bahan-bahan yang bersifat menjelaskan lainnya akan memberikan bantuan yang penting kepada proses penyampain maksud atau pengertian.

Suatu bagan atau grfik mempunyai keuntungan menggambarkan banyak hubungan yang ruwet dalam satu gambar. Perbedaan-perbedaan dapat dilihat dan difahami dengan lebih baik. Kecenderungan-kecenderungan dapat lebih mudah diketahui. Lagi pula, bagan atau grafik mempunyai sesuatu yang mendorong daya penerimaan oembaca. Diantara berbagai jenis bagan dan grafik yang digunakan dalam perusahaan adalah kurva, kolom, lingkaran, majalah baergambar, peta, organisasi, dan frekuensi distribusi. Penjelasan majalah bergambar khususnya adalah efektif dalam mengadakan komunikasi dengan kelompok-kelompok orang. Komunikasi lisan dan tindakan merupakan simbul yang sering digunakan dalam hubungan sehari-sehari diantara individu-individu.

4. SIMBUL KOMUNIKASI: ANGKA

Mungkin pembicaraan kita tentang simbul bahasa mengandung pertimbangan angka-angka dan statistic-

96

Page 97: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

statistik dalam peranannya sebagai simbul-simbul komunikasi. Akan tetapi kita merasa bahwa angka-angka mempunyai sifat khusus tersendiri yang membuat pembicaraan terpisah.

Pada umumnya adalah benar bahwa orang-orang sangat terkesan oleh data yang sebagian besar terdiri atas angka-angka dan statistic-statistik. Kata-kata dapat berada disekitarnya dan gambar-gambar tampak menarik, tetapi apabila diberikan beberapa angka dalam penyajian, maka penerimaan dan kepercayaan cenderung meningkat. Ada suatu kecenderungan yang jelas untuk menerima angka-angka sebagai fakta-fakta. Ada pujian terhadap angka.

Darrel Huff memberi sumbangan dalam bukunya, Bagaimana Membohongi dengan Statistik , dalam menunjukkan bagaimana orang-orang dapat dengan maksud tertentu disesatkan oleh angka-angka yang dipilih dengan cerdik. Penjahat (yang tidak mengindahkan moral ) dapat memperoleh keuntungan melalui kekuatan komunikasi berupa simbul angka dan menyampaikan pengertian dengan cara yang menimbulkan penerimaan.

Pengunaan angka-angka dan statistic-statistik yang pandai dapat diterapkan untuk memimpin atau untuk menyesatkan. Kita tidak dapat menyarankan agar manajemen jangan menggunakan simbul-simbul komunikasi khusus ini dalam menghadapi orang lain. Sebaliknya ia akan menemukan bahwa angka-angka dan statistic-statistik merupakan alat komunikasi yang sangat berharga. Akan tetapi adalah penting untuk diketahui bagaimana statistic dapat disalahgunakan sehingga seseorang tidak diketahui oleh komunikasi yang diusahakan oleh oaring lain. Adalah juga penting bagi komunikator untuk mengguankan data yang tepat dan mengakui kekurangan statistic, apabila perlu. Angka-angka

97

Page 98: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan statistic-statistik merupakan alat komunikasi yang sangat kuat. Diharapkan bahwa para pembaca dan pendengar yang makin pandai dalam bidang ini akan membuat lebih sulit untuk “berbohong dengan statistic” pada waktu-waktu yang akan datang.

5. MENDENGARKAN

Pengiriman pesan hanya merupakan sebagian dari proses komunikasi. Perhatian juga harus juga dicurahkan kepada penerimaan pesan. Peneriman isyarat komunikasi terutama dilakukan melalui pendengaran, karena kebanyakan komunikasi dilakukan secara lisan. Akan tetapi beberapa perusahaan berusaha memperbaiki kecakapan membaca dari manajer-manajernya untuk mempercepat dan membuat proses komunikasi lebih efektif.

Ada banyak rintangan dalam proses komunikasi. Salah satu rintangan adalah ketidak sesuaian antara kecepatan berbicara dan kecepatan mendengarkan. Diperlukan jauh lebih sedikit waktu untuk mendengarkan dan memikirkan ketimbang waktu untuk berbicara. Kita niasanya berbicvara dengan kecepatan 120 hingga 160 kata permenit. Kita dapat mendengarkan dan berpikir empat kali lebih cepat dari pada itu. Jelas bahwa kecepatan ini membuat mendengarkan lebih mudah. Sebaliknya, hal ini menunjukkan suatu rintangan, karena membawa pendengar ke peadengaran yang kurang atau yang marginal terhadap pembicara sementara memikirkan sebelumnya untuk memberikan jawaban. Pendengar mudah menjadi bingung karena waktu yang kelebihan ini. Mendengarkan dengan baik itu tidak pasif; orang harus bekerja untuk mendengarkan dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa biasanya efisiensi pendengaran akan mengakibatkan 50% ingatan segera setelah pembicaraan

98

Page 99: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

10 menit, dengan penurunan sampai 25% ingatan setelah 48 jam. Rintangan terbesar bagi komunikasi perseorangan adalah ketidak mampuan orang untuk mendengarkan orang lain dengan baik, mengerti, dan cepat.

Berbagai jenis pendengaran dikenal sebagai bersifat (1) marginal, (2) evaluatif, dan (3) proyektif. Seperti yang tersirat dalam istilahnya, pendengaran marginal adalah suatu proses memberikan sedikit perhatian seseorang kepada pembicara. Jenis pendengaran yang berbahaya ini dapat mengakibatkan salah faham pembicara dan bahkan menghina orang tersebut.manajer yang pura-pura mendengarkan orang bawahan sedangkan yang sesungguhnya ia merasa cemas tentang masalah lain adalah mencari kesulitan. Adalah sangat sulit menaruh perhatian dengan sungguh-sungguh menghina pembicara adalah besar. Akan jauh lebih baik menunda pertemuan apabila pada waktu itu manajer merasa mampu mendengarkan hanya menurut cara marginal.

Pendengaran evaluatif mengandung penuh perhatian pendengar. Kita memberi penuh perhatian kepada pembicara. Akan tetapi karena kita mendengar apa yang dikatakan, kita menggunakan waktu yang ditimbulkan oleh kelambatan berbicara dan kecepatan mendengarkan untuk mempertimbangkan dan menilai kata-kata. Kita menyetujui atau tidak apa yang dikatakan dari sudut pandangan kita sendiri. Kita sering menggunakan kata-kata batiniah dari bantahan dalam menunggu kesempatan kita sendiri untuk berbicara. Dengan demikian pendengaran evaluatif menimbulkan rintangan dalam proses komunikasi. Sebagai pengganti ide-ide disampaikan dari pembicara kepada pendengar, kita mengakhiri dengan dua ide, ide pembicara dan ide pendengar, yang tidak ada satu diantaranya yang sungguh-sungguh dikomunikasikan kepada orang lain.

99

Page 100: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Apabila kita menggunakan waktu kita untuk mengkritik, menyetujui, atau tidak menyetujui kata-kata pembicara, maka sesungguhnya kita menyediakan sedikit waktu dan usaha untuk tugas sungguh-sungguh memahami apa yang ia ingin mengatakan. Ini khususnya adalah benar apbila ide-ide yang dikomunikasikan itu mengandung emosi. Dalam pembicaraan-pembicaraan demikian sering terdapat banyak percakapan dan perbedaan pendapat, tetapi sedikit pendengaran yang sesungguhnya, suatu situasi yang mengesampingkan komunikasi yang sesungguhnya.

Komunikasi yang sesungguhnya terjadi apabila pendengar sungguh-sungguh mendengar dan memahami posisi dan maksud pembicara. Ini menuntut suatu jenis pendengaran yang disebut “proyektif”. Sementara mendengarkan kata-kata si pembicara, pendengar dengan maksud tertentu menghindari setiap usaha untuk mengkritik, menyetujui atau tidak menyetujui. Kita berusaha memproyeksikan diri kita sendiri dalam pikiran pembicara dan sungguh-sungguh berusaha memahami sudut pandangnya tanpa evaluasi pada waktu itu.Evaluasi isi kata-kata pembicara harus terdapat dalam setiap proses komunikasi, tetapi tidak akan terdapat sebelum pendengar mendengarkan, mempelajari, dan memahami arti kata-kata tersebut. Carls Rogers menyarankan suatu aturan yang perlu diikuti dalam suatu diskusi, yang akan memudahkan pendengaran proyektif. Setiap orang dapat berbicara dengan terus terang untuk dirinya sendiri setelah ia mengulangi ide-ide dan perasaan-perasaan pembicara sebelumnya secara cermat dan untuk kepuasan si pembicara tersebut. Dengan mengikuti aturan ini mungkin akan berarti akhir dari kebanyakan “pertukaran pikiran secara terus terang”, karena sebagian besar diskusi demikian terdiri atas berbicara dari pada mendengarkan

100

Page 101: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan salah faham dari pada memahami. Mutu emphathy adalah penting bagi pendengaran yang baik. Tidak ada keperluan untuk menyetujui pernyataan-pernyatan pembicara, tetapi ada setiap kebutuhan untuk berusaha memahami maksud dan sikap pembicara. Hanya dengan cara ini Anda dapat menyusun suatu jawaban yang sungguh-sungguh menanggapi kata-kata pembicara. Pembicara berusaha mengkomunikasikan suatu ide, kemudian orang harus mendengarkan dengan pengertian untuk tanggapan guna untuk menyesuaikan kata-kata berikutnya dengan tanggapan orang lain. Kita jangan menggunakan waktu kita untuk mendengarkan secara marginal sementara menyusun pernyataan berikutnya. Kita jangan mendengarkan dalam arti kritis atau evaluatif sehingga kita tidak sungguh-sungguh memahami maksud tanggapan. Pendengaran efektif adalah pendengaran empatik, yang memungkinkan seseorang sungguh-sungguh memahami dan kemudian menilai dan menanggapi dengan cara yang sesuai dengan tanggapan.

6. MEMBACA

Kecakapan membaca juga penting dalam proses komunikasi. Jumlah bahan tertulis yang harus diteliti tampak tiap tahun meningkat. Tidak dapat disangkal pendekatan pertama dan yang paling bersifat membangun adalah mengurangi jumlah bahan demikian dan menyusun sisanya dengan suatu cara yang menghemat waktu pejabat pimpinan. Prinsip pengecualian adalah penting untuk mengurangi masalah bacaan ini. Meskipun demikian masih tetap terdpat banyak komunikasi melalui kata-kata tertulis. Beberapa perusahaan di Amerika Serikat mengadakan program-program pelatihan untuk mengajar para pejabat pimpinan bagaimana harus membaca. Perusahaan-

101

Page 102: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

perusahaan tersebut menekankan kecepatan membaca dan menemukan bahwa kecapatan membaca dapat dilipatkan dua kali atau tiga kali tanpa terlalu banyak kehilangan pengertian. Membaca adalah suatu kecakapan yang dapat diajarkan dan dipelajari. Akan tetapi seperti halnya semua kecakapan lainnya, apabila tidak digunakan oleh pejabat pimpinan, kecakapan membaca tersebutakan cenderung berkurang atau hilang, kembali kepada kebiasaan membacasenelumnya. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa meskipun beberapa perusahaan telah mengusulkan untuk mengajarkan kecakapan membaca, sedikit perusahaan yang bermaksud mengajar pejabat pimpinan bagaimana mendengarkan.

B . PROSES KOMUNIKASI STEPHEN P. RobbinsMenurut Robbins, orang-orang selalu mengadakan

komunikasi, apakah mereka itu berada dalam suatu organisasi atau tidak. Anda selalu ingin mengadakan komunikasi dengan teman-teman, orang tua, kakek, adik, pelayan took, mahasiswa-mahasiswa lain dalam kampus dan seterusnya. Oleh karena itu kita mulai pembicaraan tentang mengadakan komunikasi dengan memandang komunikasi antar perseorangan pada umumnya. Semua komunikasi antara dua orang mengikuti suatu proses umum. Berikut adalah tinjauan tentang proses komunikasi.

Sebelum komunikasi itu dapat berlangsung diperlukan adnya suatu tujuan yang dinyatakan sebagai suatu pesan yang disampaikan. Pesan ini lewat antara suatu sumber (pengirim) dan penerima. Pesan diubah dalam bentuk simbolik (disebut pengkodean atau pembuat kode) dan melewati jalan media (saluran) ke penerima, yang mengubah kembali pesan pengirim (disebut

102

Page 103: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pembacaan kode). Hasilnya adalah suatu penyampain maksud dari satu orang kepada orang lain.

Keseluruhan suksesnya komunikasi seseorang juga mencakup kecakapan berbicara, membaca, mendengarka, dan berpikir. Sikap kita mempengaruhi perilaku kita. Kita cenderung mempunyio ide-ide mengenai banyk hal, dan komunikasi kita dipengaruhi oleh sikap ini. Selajutnya kita dibatasi dalam kegiatan komunikasi oleh luasnya pengetahuan kita pada suatu pokok persoalan tertentu. Kita tidak dapat mengkomunikasikan apa yang kita tidak mengetahuinya; dan apabila pengetahuan kita terlalu luas, ada kemungkinan bahwa penerima tidak memahami pesan kita. Jelasnya, banyaknya pengetahuan tentang subyek yang dimiliki oleh sumber akan mempengaruhipesan yang ia berusaha menyampaikan. Dan akhirnya, seperti halnya sikap mempengaruhi perilaku kita, demikian pula kedudukan kita dalam sistem sosial budaya ditempat kita berada. Kepercayaan-kepercayan dan nilai-nilai Anda, semua bagian kebudayaan Anda, bertindak mempengaruhi Anda sebagai suatu sumber komunikasi.

Pesan itu sendiri dapat menyebabkan pengubahan atau penyimpangan dalam proses komunikasi, tidak pandang alat Bantu yang digunakan untuk menyampaikan. Pesan kita merupakan produk fisik yang sesungguhnya dari sumber pengkodean. “Apabila kita berbicara, pembicaraan itu merupakan pesan. Apabila kita menulis,tulisan atau karangan itu merupakan pesan. Apabila kita melukis, lukisan merupakan pesan. Apabila kita membuat gerak isyarat, maka gerakan lengan kita, ekspresi wajah kita merupakan pesan”. P[esan kita dipengaruhi oleh kode atau sekelompok simbul-simbul yang kita gunakan untuk menyampaikan pengertian, isi pesan itu sendiri, dan keputusan-keputusan yng diambil oleh sumber dalam

103

Page 104: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

memilih dan menyusun baik kode maupun isi. Masing-masing dari tiga bagian ini dapat bertindak untuk mengubah pesan.

Saluran adalah media yang dil;alui oleh pesan. Media ini dipilih oleh pengirim. Saluran-saluran umum adalah udara untuk kata yang diucapkan dan kertas untuk kata-kata yang ditulis. Apabila Anda memutuskan untuk menyampaikan sesuatu kepada seorang teman yang terjadi sepanjang hari dalam suatu pembicaraan tatap muka, maka saluran-salurannya adalah akata-kata yang diucapkan dalam gerak isyarat. Akan tetapi Anda mempunyai pilihan. Suatu pesan tertentu – suatu undangan ke suatu pesta, misalnya- dapat dikomunikasikan dengan lisan atau tetulis. Dalam suatu oeganisasi, saluran-saluran tertentu adalah lebih sesuai untuk pesan-pesan tertentu. Jelasnya, apabila sebuah gedung terbakar, maka suatu nota untuk menyampaikan fakta adalah tidak sesuai. Apabila sesuatu penting sekali, seperti penilain pelaksanaan pekerjaan, maka seorang manajer mungkin perlu menggunakan banyak saluran, misalnya peninjauan kembali secara lisan, diikuti dengan sepucuk surat singkat. Ini mengurangi kemungkinan adanya perubahan.

Penerima adalah individu kepada siapa pesan itu ditujukan. Akan tetapi sebelum pesan itu dapat diterima simbul-simbul yang ada didalamnya harus diubah dalam suatu bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima. Ini adalah pembacaan kode pesan. Seperti halnya pembuat kode dibatasi oleh kecakapan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budayanya, demikian pula penerima. Seperti halnya sumber harus cakap menulis atau berbicara, penerima harus juga cakap dalam membaca dan mendengarkan, dan keduanya (pengirim dan penerima) harus cakap berpikir. Tingkat pengetahuan seseorang

104

Page 105: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

mempengaruhi kemampuannya untuk menerima, seperti halnya kemempuannya untuk mengirimkan. Lagi pula, sikap kecendrungan dan latar belakang kebudayaan penerima dapat mengubah pesan yang disampaikan.

Mata rantai terakhir dalam proses komunikasi adalah pengaturan umpan baik. “Apabila sumber komunikasi membaca kode pesan yang ia kodekan, apabila pesan dikembalikan dalam sistemnya, maka kita mempunyai umpan balik.” Umpan balik merupakan pengecekan terhadap seberapa jauh sukses kita dalam menyampaikan pesan seperti yang kita inginkan semula. Umpan balk menentukan apakah pengertian telah diperoleh.

1. William b. Werther, jr., ph.d. Dan keith davis, ph.d.

Menurut Werther dan Davis, proses komunikasi adalah metode yang digunakan oleh seorang pengirim untuk menghubungi seorang penerima. ) berbeda dengan Robbins yang mengatakan bahwa proses komunikasi itu terdiri atas 7 bagian, mereka mengatkan bahwa proses komunikasi (khususnya komunikasi dua arah) terdiri atas enam langkah, antara lain:

a) Langkah 1 adalah mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan oleh pemgirim. Ini merupakan langkah utama, karena kecuali ada suatu pesan yang bermanfaat, semua langkah lainnya adalah kurang kegunaannya.

b) Langkah 2 adalah mengkodekan ide dalam kata-kata, bagan-bagan, atau simbul-simbul lain yang sesuai untuk disampaikan. Pada titik ini pengiim menentukan metode penyampain sehingga pada kata-kata dan simbul-simbul dapat disusun dalam cara yang sesuai umtuk jenis penyampaian. Misalnya, pembicaraan

105

Page 106: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

yang bolak-balik biasanya tidak disusun dengan cara yang sama seperti suatu nota tertulis.

c) Apabila akhirnya pesan itu dihasilkan, langkah 3 adalah menyampaikan pesan tersebut dengan metode yang telah dipilih penyampaian memungkinkan orang lain untuk menerima pesan, yang merupakan langkah 4. pada titik ini pesan menjadi tanggung jawab penerima. Apabla pesan itu tidak diterima, maka tidak terjadi komunikasi.

d) Langkah 5 adalah membaca kode pesan sehingga pesan itu dapat dimengerti. Pengirm menginginkan penerima dapat memahami pesan dengan baik seperti yang disampaikan. Misalnya, apabila pengirim menyampaikan perkataan yang sama artinya dengan suatu persegi empat dan langkah pembacaan kode menghaslikan suatu lingkaran, maka pesan telah dikomunikasikan, tetapi tidak banyak pengertian yang diperoleh. Bahakan dengan maksud-maksud yang terbaik, situasi-situasi, dan ide-ide dalam organisasi adalah sedemikian ruwetnya sehingga penerima mungkin tidak memahami dengan sungguh-sungguh apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Yang paling baik yang dapat diharapkan oleh pengirim dalam kebanyakan situasi adalah pengertian pokok dari pesan yang dikirimkan.

e) Apabila pesan telah diterima dan dimengerti, maka langkah 6, penggunaan pesan oleh penerima dapat terjadi. Langkah ini melengkapi proses komunikasi.

2. Harold koontz, cyril o`donnel dan heinz weihrich.Koontz dan kawan-kawan dalam buku mereka yang

berjudul “manajement” menjelaskan proses komunikasi sebagai berikut: )

106

Page 107: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Secara sederhana proses komunikasi, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut, mencakup pengirim ang menyampaikan pesan melalui suatu saluran yang telah dipilih kepada penerima. Mailah kita teliti lebih jauh langkah-langkah khusus dalam komunikasi.

Komunikasi mulai dengan pengirim yang mempunyai suatu “pikiran” atau suatu ide, yang kemudian dikodekan dengan suatu cara yang dapat dimengerti baik oleh pengirim maupun oleh penerima. Kita biasanya berpikir “mengkodekan” suatu pesan dalam suatu bahasa, tetapi terdapat banyak cara untuk mengkodekan, seperti menerjemahkan pikiran kedalam bahasa computer.

Informasi disampaikan melalui suatu “saluran” yang menghubungkan pengirm dan dengan penerima. Pesan itu mungkin lisan atau tertulis, dan dapat disampaikan melalui suatu nota, suatu computer, telepon, telegram, atau televise. Dengan sendirinya televisi juga memudahkan penyampain gerak isyarat dan petunjuk-petunjuk visual. Kadang-kadang digunakan dua saluran atau lebih. Misalnya, dalam suatu pembicaan dengan telepon, dua orang dapat mencapai suatu persetujuan pokok yang kemudian mereka menegaskan atau memperkuat dengan suatu surat. Oleh karena banyak pilihan yang tersedia, masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya, pemilih saluran yang tepat adalah penting sekali untuk komunikasi yang efektif.

Penerima harus “siap” untuk menerima pesan sehingga pesan tersebut dapat dibaca dalam pikiran. Misalnya, seseorang yang sedang memikirkan suatu permainan sepak bola yang mengasyikkan mungkin menaruh sedikit perhatian terhadap apa yang sedang dikatakan tentang suatu laporan inventaris, dengan demikian menambah kemungkinan gangguan komunikasi.

107

Page 108: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Langkah berikutnya dalam proses komunikasi adalah “membaca kode” dimana penerima merubah pesan kedalam pikiran. Komunikasi yang cermat hanya dapat terjadi apabila baik pengirim maupun penerima memberikan pengertian yang sama atau paling tidak mirip dengan simbul-simbul yang membentuk pesan. Suatu pesan yang dikodekan dalam bahasa prancis menuntut penerima yang mengerti bahasa prancis. Ini adalah jelas; kurang jelas dan sering diabaikan adalah penggunaan loghat khusus tekhnis atau professional yang mugkin tidak dimengerti oleh penerima pesan. Dengan demikian komunikasi adalah tidak lengkap kecuali komunikasi itu dimengerti. “pengertian” terdapat baik dalam pikiran pengirim maupun dalm pikiran penerima. Orang-orang yang mempunyai pikiran tertutup biasanya tidak mau memahami pesan sepenuhnya, khususnya apabila informasi itu bertentangan dengan sistem nilai mereka.

3. Elmer h. Burack dan nicholas j. MathysBurack dan Mathys menjelaskan secara singkat

proses komunikasi sebagai berikut: Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dan penyampain pengertian diantara orang-orang. Oleh karena komunikasi demikian merupakan suatu bagian integral dari semua kegiatan manajerial, maka suatu pengertian tentang bagaimana proses bekerja merupakan langkah pertama yang penting untuk memperbaiki baik komunikasi antar perseorangan maupun komunikasi organisasional.

Proses komunikasi dimulai dengan pengirim yang mempunyai suatu ide dan tujuan untuk mengirimkan suatu pesan. Kemudian ia mengkodekan atau mengubah ide menjadi bentuk pesn: kata-kata, gerakan badan, seperti gerak isyarat atau ekspresi wajah, atau simbul-simbul

108

Page 109: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

seperti gambar-gambar, diagram-diagram, atau tulisan-tulisan. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui salah satu dari bermacam-macam saluran, misalnya orang, telepon, atau tulisan. Sebagai kemungkinan lain, informasi dapat disimpan untuk digunakn di kemudian hari, seperti halnya dalam laporan-laporan, dan analisis-analisis. Kemungkinan ini melengkapi keterlibatan awal pengirim dalam proses komunikasi.

Dari sudut pandangan penerima pesan itu kemudian dibaca atau diubah menjadi istilah-istilah yang mempunyai arti baginya. Untuk melengkapi proses, dan penting untuk itu, adalah umpan balik dari pengirim. Apakah secara langsung atau tidak langsung umpan balik menunjukkan apakah pesan telah diterima dengan cermat atau tidak.

4. Claude e. Shannon dan warren weaverShannon dan Weaver berusaha menggambarkan

proses umum komunikasi untuk semua situasi. ) Model mereka mencakup unsure-unsur pokok komunikator, pembuat kode, pesan, media penyampaian, pembaca kode, penerima, umpan balik, dan suara.

a) Langkah 1 : Pengirim – perencana

Pada langkah 1, komunikator atau pengirim pesan harus menciptakan pesan dalam batin sebelum pesan tersebut dikodekan. Ini adalah perencanan proses komunikasi, dan banyak manajer melakukan tindakan tanpa perencanaan sebelumnya. Berapa kali Anda mendengar seseorang berpidato tanpa memikirkan apa yang dikatakan?

Pada suatu hari Winston Churcill diminta untuk berpidato selama 10 menit pada hari wisuda sarjana

109

Page 110: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

“London School of Business”. Permintaan diajukan lima hari sebelum tanggal upacara wisuda dan Churchill menjawab: “Apabila Anda minta saya berpidato selama satu jam, Anda dapat mengajukan permintaan satu hari sebelum wisuda. Apabila anda minta saya berpidato selama setengah jam, Anda dapat mengajukan permintaan dua bulan sebelumnya. Akan tetapi untuk 10 menit anda harus menanyakan kepada saya lebih dari satu tahun sebelumnya!” Ucapan Churchill mengandung saran pentingnya persiapan pesan yang cermat, khususnya apabila waktu merupakan intinya – seperti halnya dalam kebanyakan organisasi perusahaan.

b) Langkah 2: Pembuatan kode

Pembuatan kode mencakup pemulihan media melalui mana dikomunikasikan pesan yang telah direncanakan. Media ini meliputi pembicaraan, penulisan, pemberian isyarat (misalnya melambaikan tangan), pemberian gerak isyarat, kontak fisik (misalnya mencium), dan sebagainya. Tujuan pembuatan kode adalah untuk memilih media yang terbaik yang akan difahami paling tepat oleh penerim; sasarannya adalah saling pengertian mengakibatkan salah pengertian dan tanggapan yang tidak benar terhadap pesan. Seorang pendeta yang berteriak adalah sangat efektif bagi beberapa orang, sedangkan bagi orang-orang lain mungkin dianggap terlalu tidak sopan.

110

Page 111: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

c) Langkah 3: Pesan dan media

Langkah ini mencakup pengiriman fisis yang sesungguhnya dari pesan yang dibuat. Tindakan fisis berbicara atau menulis, atau memberi gerak isyarat kepada seseorang menyampaikan suatu pesan yang mempunyai berbagai tingkat pengertian menurut penerima. Penyampaian nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, atau pegangan yang kuat dalam berjabatan tangan memberikan pengertian yang sangat dalam kepada pesan ang diinginkan dan dapat meningkatkan atau mengganggu usaha komunikasi yang efektif. Apabila maksud Anda adalah menyambut seseorang untuk pesta Anda dan Anda memberikan jabatan tangan sementara melihat sepatu Anda, maka orang tersebut mungkin tidak merasa bahwa Anda sungguh-sungguh senang melihat dia.

d) Langkah 4: PenerimaanIni hanya mengandung penermaan pesan

secara fisis: mendengarkan, melihat, merasakan, memahai dan sebagainya.

e) Langkah 5 dan 6: Membaca kode dan memberi tanggapan

Pembacaan kode adalah penafsiran penerima terhadap kode. Ingin mengandung proses menanyakan secara batiniyah: apa artiya ini bagi saya? Dan apa yang akan saya lakukan mengenai hal ini?ini dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain persepsi atau penglihatan pengirim, pengalaman yang lalu dengan komunikasi yang sama, penafsiran bahasa badan, keinginan pribadi, dan sebagainya.

111

Page 112: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Apabila seorang pria bertanya kepada seorang mahasiswi, “Bagaimana dengan film dan makan nanti malam?” maka penafsiran yang dikodekan mahasiswi tersebut mungkin adalah “Ia ingin mengajak saya pergi melihat film dan makan nanti malam. Apakah saya mau diajak pergi?” mahasiswi tersebut mungkin secara fisis memberi tanggapan dan mengatakan, “Silahkan duduk, Badu!” yang badu akan membuat kode seperti “Saya tidak percaya ia ingin pergi dengan saya nanti malam.” Atau mahasiswi tersebut dapat memberi tanggapan dengan mengabaikan Badu dan pergi, atau bahkan ia dapat menampar dia.

F. Umpan BalikReaksi penerima terhadap pesan merupakan suatu

bentuk komunikasi kembali kepada pengirim dan benar-benar mengikuti proses langkah demi langkah yang sama seperti urutan pengirim pertama. Umpan balik dapat tertulis, lisan, dengan isyarat, atau diberikan melalui alat lain. Semua reaksi ini mempengaruhi pesan pertama pengirim (yang sekarang menjadi penerima) untuk tanggapan komunikasi berikutnya). Apabila mahasiswi tadi mengatakan “Baik! Jam berapa saya harus siap?” Badu dapat menjawb, “pukul enam,” atau ia dapat mengeluarkan kata-kata “Gila!” dan pergi lari.

1. Suara GaduhSuara gaduh lingkungan merupakan suatu

unsur atau kegiatan yang mengganggu, mengacaukan, atau mengakibatkan proses komunikasi menjadi sulit. Suara gaduh dapat bergeser dari tulisan tangan yang tidak cermat

112

Page 113: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kebunyi radio yang keras dalam kantor, tekanan yang terlalu kuat atau terlalu lemah dalam komunikasi. Selalu terdapat suara dalam suatu pertukaran komunikasi dan ini dapat mempengaruhi bagian proses. Manajer-manajer harus berusaha mengurangi bila mana dan dimana saja untuk meningkatkan mutu, kecermatan, dan pengertian pesan yang disampaikan. Menutup pintu, mencabut telephon, keluar dari belakang meja dan duduk dekat pegawai dapat mengurangi suara dalam pertukaran komunikasi pembicaraan.

2. Pentingnya Bagi manajerPenjelasan model komunikasi memerlukan

waktu yang lebih lama dari pada proses pertukaran komunikasi yang sesungguhnya. Akan tetapi adalah penting bagi seorng manajer untuk memahami secara terinci apa yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat apabil mengadakan komunikasi dengan seorang individu atau kelompok pegawai. Harus ditekankan pada perencanaan dan penyusunan informasi sebelum informasi tersebut dikomunikasikan dalam bentuk apapun. Perhatian sebaliknya dicurahkan pada saluran pengiriman yang paling tepat, sehingga efisiensi dan keefektifan dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Manajer-manajer dan pegawai-pegawai sebaiknya membaca dengan cermat kode pesan dengan cara melihat secara objektif dan sistematis akibat-akibat perseorangan dari pesan yang diterima menghindari reaksi-reaksi terhadap pesan.

1. Herbert j. Chruden dan arthur w. Sherman, jr.

113

Page 114: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Chruden dan Sherman dalam buku mereka yang berjudul “personel management” menguraikan langkah-langkah proses komunikasi sedagai berikut: )

Pembuatan kode, ide-ide disusun menjadi serangkain simbul-simbul yang direncanakan untuk dikomunikasikan kepada penerima yang akan datang. Baik kata-kata yang sesuai atau ungkapan-ungkapan yang dapat dimengerti oleh penerima maupun media yang sesuai yang digunakan – nota, konfrensi, dan sebagainya – dipilih. Langkah ketiga adalah penyampaian pesan seperti yang dikodekan melalui saluran-saluran yang telah dipilih dalam struktur organisasi. Langkah keempat adalah dimana penerima memasuki proses untuk menerima pesan. Apabila pesan ini pesan lisan maka kegagalan untuk mendengarkan atau untuk memusatkan perhatian pada hasil dalam pesan akan tidak ada. Langkah kelima adalah pembacaan kode, seperti misalnya mengubah kata-kata menjadi ide. Pada langkah ini pembacaan kode mungkin tidak sesuai dengan ide yang oleh pengirim mula-mula telah dibuat kodenya, karena perbedaan dalam persepsi antara penerima dan pengirim mengenai arti kata-kata, atau semantic. Akhirnya penerima bertindak atau menanggapi dengan mencatat informasi, menanyakan informasi lebih lanjut, atau mengamil tindakan lain. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa telah terjadi komunikasi, keculai ada umpan balik kepada pengirim dalam bentuk pengakuan bahwa pesan telah diterima.

2. Herbert g. Hicks dan c. Ray gullettKomunikasi adalah penyampaian informasi dan

pengertian dari seseorang kepada orang lain. Akan tetapi bagaimana terjadiny hal ini? Bagaimna proses komunikasi itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini telah

114

Page 115: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dikembangkan beberapa model komunikasi. Model yang ditunjukkan dalam gambar berikut terutama didasarkan atas model yang dikembangkan oleh David K. Berlo. ) perlu diperhatikan bahwa model ini dapat dipergunakn untuk setiap situasi komunikasi apakah itu dua orang yang sedang berbicara ataukah itu pidato presiden kepada bangsanya.

3. David r. HamptonYang dimaksud dengan komunikasi adalah proses

melalui mana orang-orang yang bekerja dalam organisasi menyampaikan informasi yang satu kepada yang lain dan menafsirkan maksudnya.

Model ini menunjukkan bahwa pengirim memulai dari suatu maksud. Andaikan Tom, Wakil Presiden Departemen Pelayanan, Pemasaran, memandang Steve, Manajer Penjuala Daerah sebagai “salah seorang manajer penjualan yang paling cakap dalam perusahaan.” Tom memandang Bagian Pelayanan Pemasaran sekarang lebih banyak merupakan “suatu kemacetan dari pada suatu pelayanan.” Ia memandang Steve tepat sebagai orang yang dapat memperbaiki masalah ini dan dalam proses memajukan kariernya sendiri. Ini adalah kerangka referensi atau kenyataan psikologis dari Tom. Ini adalah merupakan apa yang memberikan promodi kepda Steve yang dimaksudkan oleh Tom.

Tom mengodekan maksudnya kedalam suatu pesan berupa memo asli (saluran atau media adalah memo tertulis) minta rekomendasi untuk seseorang guna mengambil alih pelayanan pemasaran ditambah dengan catatan, “Apakah anda mempunyai minat? Saya pikir Anda adalah orang yang paling cakap untuk jabatan tersebut. Datanglah dan mari kita bicarakan hal itu!”

115

Page 116: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Steve, penerima, dalam hal ini membaca kode pesan. Artinya, ia menafsirkannya dan mengambil kesimpulan dalam kerangka referensinya. Hasilnya adalah mungkin bahwa Steve sampai kepada beberapa pengertian pesan; hal ini akan mengandung beberapa pengertian baginya. Apapun juga hal itu tidak dibut dengan tegas untuk kita.

Beberapa hari kemudian ketika Steve datang untuk membicarakan memo dengan Tom, Steve memberikan umpan balik dengan mengatakan bahwa ia “tidak memikirkan mempunyai latar belakang untuk melakukan jabatan dan bahwa ia masih banyak mempunyai banyak pekerjaan yang harus diselesaikan didaerah sebelum ia merasa dapat pindah keposisi yang lain.” Proses memasuki babak yang lain, dengan Tom lebih banyak menyampaikan melalui pembicaraan. Semuanya itu dimaksudkan untuk menjual ide yang asli kepada Steve. Tom juga minta Steve untuk mendengarkan Wakil Presiden Pemasaran.

4. Arun monappa dan mirza s. SaiyadainKomunikasi berarti menjelaskan ide-ide dan

informasi kepada orang lain. ) Agar komunikasi itu dapat berlangsung, komunikasi itu harus mulai dri seorang individu dan disampaikan kepada orang lain yang menerimanya dan menjawabnya. Dengan mengirim atau menyampaikan pesan saja tidak melengkapi proses komunikasi.

Pengirim dapat menggunakan bahasa, isyarat-isyarat atau tindakan-tindakan untuk menyampaikan suatu pesan. Penerima dapat menerimanya dengan mendengarkan, mengadakan reaksi atau hanya mengamati. Bagaimanapun juga proses komunikasi mengandung tiga hal, suatu komunikator (pengirim). Sutu komunikate (penerima), dan

116

Page 117: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

isi komunikasi (pesan). Ini biasanya dirumuskan menurut siapa mengataka apa kepada siapa. Ini jelas memperkenalkan tiga komponen atau bagian poses komunikasi, yakni siapa, apa dan kepada siapa. Jadi komunikasi itu merupakan suatu interaksi yang banyak artinya bagi manusia. Komunikasi mengandung arti bahwa suatu pesan disampaikan dan suatu pesan diterima.

117

Page 118: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VIIJARINGAN KOMUNIKASI

Jaringan Komunikasi pada mulanya merupakan metode penelitian yang dikembangkan para pakar komunikasi untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu system, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan mengunakan beberapa tipe hubungan-hubungan interpersonal sebagai unit analisis48.

Pada hakekatnya prilaku manusia merupakan interaksi melalui mana seseorang bertukar informasi dengan seseorang atau lebih. Elemen yang menghubungkan mereka inilah yang disebut sebagai Jariingan komunikasi yang memilki struktur dan system tersendiri (yang membedakannya dengan interaksi ditempat lain). Analisis terhadap elemen-elemen interaksi social ini untuk kali pertama dilakukan oleh Bernes (1954) di dalam studinya tentang umat Gereja yang menempati sebuah Pulau di Norwegia. Konsep yang dikembangkan Bernes kemudian digunakan oleh Bott (1957) dalam studinya mengenenai peran suami istri yang terdapat pada keluarga-keluarga di London.49

Baik Bernes maupun Bott sama-sama melihat jaringan social sebagai suatu rangkaian hubungan-hubungan yang dibuat oleh seorang indifidu disekitar dan berpusat pada dirinya sendiri berdasarkan atas perbandingan. Sejumlah ahli Antropologi dan Sosiologi antara lain; Southall (1956-1961), Pons (1961 1962 1964)

48 ? Tomy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jakarta, 2006, hal; 8749 ? Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO No 4 Tahun II, Oktober-November 1981, Set Ditjen RTF, Deppen, Jakarta.

118

Page 119: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan Epstein (1961) juga telah mempergunakan Jaringan Sosial dalam study-study yang mereka kembangkan. Dalam disiplin ilmu komunikasi, konsep jaringan social menempati posisi yang cukup penting, karena dengan menggunakan dan seabrek model yang telah dihasilkannya maka tumpukan masalah yang berhubungan dengan komunikasi menjadi lebih tajam dan tepat untuk dapat diteliti dan dianalisis.

Beberapa masalah dalam komunikasi, seperti macamnya arus pesan-pesan yang mengalir sepanjang garis-garis yang ada dalam suatu jaringan, bagaimana sifat dan arus-arus tersebut sebagai akibat dari pengaruh jaringan struktur yang ada, dan sebagainya dapat diperlakukan dengan lebih sempurna.

Dalam tradisi penelitian komunikasi, penelitian terhadap jaringan atau unsure-unsurnya dapat ditelusuri cukup jauh ke belakang. Salah satu langkah pertama untuk penelaan jaringan komunikasi adalah rangkaian penelitian yang dikembangkan pada awal 1950-an oleh Bavelas dkk, terhadap pola komunikasi terhadap kelompok kerja. Walaupun mereka membatasi dalam kelompok kecil (small group) yang diteliti dalam kondisi eksperimen, mereka merupakan orang pertama yang memperkenalkan konsep-konsep jaringan (seperti centrality, pheripherality) ked lam bidang komunikasi50

Untuk lebih jauh mengetahui bagaimana cara kerja Jaringan Komunikasi di dalam kelompok kerja atau organisasi, berikut penulis sajikan dalam beberapa aras di bawah ini:

50 ? Dahlan Alwi, Analisis Jaringan Komunikasi: Perkembangan dan Relevansi, Dalam Jurnal Komunikasi Pembangunan No 5/ Tahun II/ 1979, Badan Penelitian dan Pengembangan Deppen, Jakarta, hal; 55

119

Page 120: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

A. Jaring Komunikasi Daniel C. Feldman dan Hugh J. Arnold

Ada dua pola komunikasi dalam organisasi. pola pertama adalah jaringan komunikasi formal, yang sangat menyerupai dtruktur organisasi. Ada saluran-saluran formal melalui mana komunikasi mengalir. Misalnya, seorang pegawai hanya dapat berkomunikasi dengan manajer umum melalui pengawasnya langsung. Prosedur komunikasi demikian melindungi administrator tingkat atas dari informasi yang tidak diperlukan dan menguatkan struktur kekuasaan.

Ada juga jaringan komunikasi informal , kadang-kadang disebut “grapevine.51” Komunikasi informal ini terjadi di luar saluran-saluran yang telah ditentukan, dan paling sering dilakukan dalam interaksi tatap muka atau dengan telephon. Komunikasi informal ini dapat berhubungan dengan tugas atau dengan kemasyarakatan. Grapevine dapat digunakan oleh manajemen puncak untuk membuat pengumuman-pengumuman tidak resmi. Tiap orang dalam organisasi mempunyai peranan dalam jaringan komunikasi formal dan peranan dalam jaringan komunkasi informal, dan kedua peranan ini sangat mempengaruhi berapa banyak dan jenis informasi apakah ia akan menerimanya.

Luasnya jaringan komunikasi formal yang mempengaruhi aspek perhatian komunikasi paling banyak adalah sentralisasinya. Beberapa jaringan sangat disentralisasikan; komuinkasi harus mengalir melalui posisi pemimpin. Jaringan-jaringan yang lain sangat disentralisasikan; orang-orang dalam suatu kelompok dapat mengadakan suatu komunikasi langsung satu sama

51 ? Setiawan. Bambang, Metode Analisis Jaringan Komunikasi, Fakultas Sospol UGM, Jogjakarta, 1983

120

Page 121: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lain.Unit-unit dengan jaringan-jaringan yang didesentralisasikan mempunyai lebih banyak komunikasi bersama; orang-orang dalam jaringan-jaringan yang didesentralisasikan menyampaikan dan menerima jauh lebih banyak informasi.

Ada banyak sekali perbedaan dalam berapa banyak informasi orang-orang menerima dalam jaringan informal (artinya melaluigrapivine). Dalam penyelidikan grapevine yang paling terkenal, Sutton dan Porter menemukan bahwa hanya 10% dari para pekerja menerima dan menyampaikan informasi grapevine. Lebih dari separoh pegawai menerima informasi tetapi tidak meneruskannya. Sepertiga pegawai adalah orang-orang yang tidak menerima dan tidak menyampaikan informasi.

Orang-orang pada tingkat-tingkat yang tinggi dalam jaringan komunikasi formal menerima lebih banyak informasi grapevine dari pada orang-orang pada tingkat-tingkat yang rendah. Mereka juga memprakarsai lebih banyak informasi grapevine. Arus utama komunikasi informasi adalah kebawah dan horizontal; meskipun “berita” terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi, berita ini biasanya pertama-pertama mengalir ke atas kepada seseorang pada tingkat yang tinggi, kemudin menyebar lagi ke bawah dan horizontal. Orang-orang yang mempunyai banyak hubungan dengan teman-teman diluar organisasi juga cendrung memprakarsai banyak komunikasi informal. Orang-orang ini kemungkinan besar sekali menyampaikan informasi tentang suatu fungsi jabatan di dalam mana mereka mempunyai minat atau informasi tentang seseorang yang mereka mengenal secara pribadi. Orang-orang yang terasing secara geografis dan orang-orang yang mempunyai status rendah mungkin kurang

121

Page 122: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menerima informasi grapevine, dan apabila mereka juga akan menerimanya hal ini akan terlambat.

Dengan demikian, jaringan komunikasi itu makin banyak didesentralisasikan, makin banyak informasi yang akan diterima oleh seorang pegawai. Berada pada tingkat yang tinggi dalam organisasi, mempunyai banyak hubungan dengan teman-teman diluar organisasi, dan secara fisik dekat dengan pegawai-pegawai l;ain juga menambah kesempatan menerima informasi.

B. Jaring Komunikasi Stephen P. RobbinsDimensi vertical dan horizontal dalam komunikasi

organisasi dapat sigabungkan dalam bermacam-macam pola atau dalam apa yang disebut jaringan-jaringan komunikas52i. Kebanyakan study tentang jaringan-jaringan komunikasi terjadi dalam kelompok-kelompok yang terdapat dalam suatu laboratorium. Akibatnya, kesimpulan-kesimpulan penelitian mempunyai penerapan yang terbatas karena keadaan tiruan dan kelompok kecil yang digunakan. Lima jaringan yang sudah lazim ditunjukkanhal; dalam gambar berikut.) jaringan-jaringan ini adalah jaringan rantai, jaringan Y, jaringan roda, jaringan lingkaran, dan jaringan semua saluran. Untuk membicarakan jaringan-jaringan dalam dalam gambar dalam hubungannya dengan organisasi, kita anggap anggap bahwa organisasi hanya mempunyai lima orang anggota.

a. Lima Jaringan UmumMenunjuk kepada gambar, jaringan rantai

menunjukkan suatu hirarki vertical lima-tingkat,

52 ? Wright, Charles R, Sosiologi Komunikasi Masa, andi S (ter), Remaja Karya, Bandung, 1985, 67

122

Page 123: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dimana komunikasi hanya dapat bergerak menuju keatas atau kebawah. Dalam suatu organisasi jenis jaringan ini terdapat dalam hubungan kekuasaan garis langsung tanpa ada penyimpangan. Misalnya, juru bayar memberikan laporan kepada manajer akuntansi umum yang memberi laporan kepada pengawas perusahaan, yang memberi laporan kepada manajer perusahaan. Kelima individu ini akan menunjuikkan suatu jaringan rantai.

Apabila kita merubah jaringan Y terbalik, maka kita dapat melihat dua orang bawahan memberi laporan kepada seorang manajer, yang masih mempunyai dua tingkat hirarki di atas manajer. Sebenarnya ini merupakan suatu hirarki empat-tingkat.

Apabila kita melihat kepada diagram roda seolah-olah kita sedang berdiri di atas jaringan, maka jelas bahwa jaringan roda menunjukkan seorang manajer yang mempunyai empat orang bawahan. Akan tetapi tidak ada pengaruh timbal-balik antara orang-orang bawahan. Semua komunikasi disalurkan melalui manajer.

Jaringan lingkaran memungkinkan anggota-anggota saling mempengaruhi dengan anggota-anggota yang berdampingan, tetapi tidak lebih jauh. Jaringan ini menunjukkan suatu hirarki tingkat-tingkat didalam mana terdapat komunikasi vertical antara atasan dan bawahan dan komunikasi horizontal hanya pada tingkat paling rendah.

Akhirnya, jaringan semua saluran memungkinkan tiap subyek mengadakan komunikasi secara bebas dengan keempat anggot lainnya. Dari jaringna-jaringan yang telah dibicarakan, jaringan

123

Page 124: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

semua saluran adalah yang paling sedikit tersusun. Meskipun jaringan ini dalam beberapa hal sama dengan jaringan lingkaran, jaringan semua saluran tidak mempunyai posisi pusat. Akan tetapi tidak ada pembatasan-pembatasan; semua anggota adalah sama. Jaringan ini paling baik dijelaskan dengan suatu panitia. Dimana tidak ada seorang anggota pun baik formal maupun informal mempunyai posisi yang menonjol atau yang menerima beban. Semua anggota bebas untuk mengemukakan sudut pandagan mereka.

b. Efaluasi Keefektifan JaringanApabila Anda menjadi seorang manajer,

mempunyai suatu pilihan diantara jaringan-jaringan komunikasi, apakah Anda akan menyukai suatu jaringan dari pada jaringan yang lain? Jawabannya tergantung kepada tujuan Anda.

Tabel berikut mengikhtisarkan keefektifan berbagai jaringan terhadap empat kriteria – kecepatan, kecernatan, kemungkinan bahwa seorang pemimpin akan timbul, dan tingkat moril di antara para anggota.

Apabila kita amati tampak dengan segera jelas: tidak ada satu jaringan pun akan menjadi terbaik untuk semua kejadian. Apabila kecepatan yang penting, maka jaringan roda dan jaringan semua saluran yang lebik disukai. Jaringan rantai,jaringan Y, dan jaringan roda mendapat nilai tinggi untuk kecermatannya. Susunan jaringan roda memudahkan timbulnya seorang pemimpin. Jaringan

124

Page 125: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

lingkaran dan jaringan semua saluran adalah yang terbaik apabila tujuannya adalah untuk mencapai kepuasan pegawa yang tinggi.

c. SuatuJjaringanIinformal: GrapevinePembicaraan mengenai jaringan-jaringan

sebelumnya menekankan pola-pola komunikasi formal. Marilah kita sekarang melihat bagaimana komunikasi lewat melalaui jaringan informal, lebih khusus Grapevine yang terkenal.

Grapevine itu aktif dalam hampir semua organisasi. Apakah ada suatu pola yang teratur bagi komunikasi Grapevine ? desas-desus pada grapevine tidak tampak mengikuti suatu pola yang sama. Fakta-fakta menunjuikkan bahwa jenis-jenis informasi yang berlainan mengikuti pola yang berlainan pula. Akan tetapi suatu kesimpulan yang muncul adalah hanya 10% dari orang-orang dalam suatu organisasi bertindak sebagai penghubung yang meneruskan informasi kepada lebih dari satu orang lainnya. Dengan demikian para manajer dapat menganalisis informasi grapevine dan meramalkan alirannya, asalkan bahwa hanya sedikit pegawai yang secara aktif meneruskan informasi kepada lebih dari satu orang lainnya.

Grapevine mempunyai nilai bagi para manajer karena grapevine mempunyai masalah-masalah pokok yang oleh para pegawai diangghap penting dan menimbulkan kegelisahan. Grapevine bertindak baik sebagai penyaring maupun sebagai mekanisme umpan balik, mengetahui masala-masalah pokok yang oleh pegawai dianggap penting. Apbila grapevine adalah “suatu dengungan” denga desas-

125

Page 126: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

desus mengenai pemberhentian pegawai secara massal, dan apabila manajemen mengetahui desas-desus itu sama sekali tidak benar, maka pesan tersebut masih mempunyai arti. Hal ini mencerminkan rasa takut dan pehatian para pegawai-pegawai dan karenanya jangan dibaikan.

f) James A. F. Stoner dan Charles WankelMenurut Stoner dan Wankel, bebrapa penelitian

yang sangat menarik telah dilakukan terhadap saluran-saluran komunikasi dalam organisasi dan pengaruhnya terhadap kecermatan komunikasi, pelaksanaan tugas, dan kepuasan anggota kelompok. Penelitian ini adalah penting karena manajer-mnajer mempunyai pengaruh terhadap bagaimana saluan-saluran komunikasi itu berkembang dalam unit-unit mereka. Misalnya, struktur kekuasaan formal yang dibuat oleh manajer-manajer akan membantu menentukan siapa yang akan saling mempengaruhi dengan siapa. Dengan demikian manajer-manajer dapat merencanakan unit-unit pekerjaan mereka untuk memudahkan komunikasi yang efektif.

Organisasi dapat dengan berbagai cara merencanakan susunan atau jaringan komunikasi mereka. Beberapa jaringan komunikasi mungkin direncanakan secara kaku. Misalnya, pegawai-pegawai dapat didorong untuk berbicara dengan atasan langsung mereka. Suatu jaringan demikian biasanya dimaksudkan untuk mencegah beban manajer-manajer tingkat atas yang terlalu banyak dengan informasi yang tidak perlu dan untuk memlihara kekuasaan dan status manajer-manajer

126

Page 127: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tingkat atas. Jaringan-jaringan yang lain mungkin direncanakan lebih longgar. Individu-individu dapat disorong untuk mengadakan komuniksai dengan setiap orang pada setiap tingkat. Jaringan-jaringan demim,ian dapat digunakan kemana saja arus informasi yang bebas diinginkan, seperti halnya dalam suatu bagian penelitian.

Untuk mengetahui pengaruh berbagai struktur komunikasi telah diadakan serangkaian percobaan. Dalam suatu penyelidikan dalam rangkaian in, lima subyek siminta untuk memecahkan jenis-jenis masalah yang berlainan. Subyek-subyek dipisahkan dengan dinding pemisah dan dapat mengadakan komunikasi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah sepanjang garis-garis komunikasi yang diawasi sepenuhnya oleh para peneliti.

g) Elmer H. Burack dan Nicholas J. Mathys Menurut Burack dan Mathys, setiap kelompok

dipengaruhi oleh jaringan komunikasi melalui mana fungsi-fungsinya dijalankan. Jaringan ini dapat merupakan akibat dari pada struktur organisasi formal atau timbul karena perilaku khusus dari anggota-anggota kelompok. Gambar berikut menunjukkan empat jaringan umum yang telah diadakan percobaan oleh para peneliti. )

Jaringan ligkaran dan jaringan semua-saluran lebih didesentralisasikan dari pada jaringa-jaringan yang lain,karena semua anggota dapat mencapai jumlah orang yang sama,. Misalnya, dalam jaringan semua saluran, semua individu dapat saling mempengaruhi denga setiap orang lainnya; sedangkan dalam setiap bentuk lingkaran, setiap

127

Page 128: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

individu dapat saling mempengaruhi hanya dengan orang langsung sebelahnya. Sebaliknya, jaringan-jaringan yang lain, jaringan roda, dan jaringan rantai lebih disentralisasikan karena komunikasi dipaksa melalui suatu saluran sentral dengan akibat bahwa beberapa anggota dapat memperoleh lebih banyak informasi dari pada anggota-anggota lainnya.

Telah banyak sekali penelitian dilakukan untuk mengetahui jaringan manakah yang terbaik. Criteria yang dipergunakan untuk menetukan ini termasuk efisiensi dengan mana masalah tertentu sipecahkan atau tugas diselesaikan dak kepiasan yang diperoleh individu-individu yang berpartisipasi dalam kelompok.

Penelitian menunjukkan bahwa dalam kenyataan tidak ada suatu jenis jaringan yang terbaik. Agaknya tiap jaringan mempunyai kebaikan dan kelemahan tertentu. Jaringan-jaringan yang disentralisasikan seperti jaringan roda dan jaringan rantai adalah lebih efisiensi untuk memecahkan masalah-masalah yang sederhana; jaringan-jaringan tersebut lebih cermat dan memerlukan sedikit waktu untuk mendapatkan suatu pemecahan. Jaringan-jaringan yang didesentralisasikan seperti jaringan lingkaran dan jaringan semua saluran mampu menangani masalah-masalah yang kompleks dan tidak tersusun yang menuntut banyak kreatifitas dan pembicaraan dan dimana waktu tidak gawat. Kepuasan anggota cenderung menjadi paling besar dalam jaringan-jaringan ini karena lebih banayk individu mempunyai perasaan partisipasi.

Berdasarkan penemuan-penemuan demikian, tampak bahwa jaringan yang sesuai untuk suatu

128

Page 129: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

organisasi atau kelompok sebagian besar tergantung kepada hakikat tugas-tugas yang diselesaikan dan tingkat pada mana pegawai-pegawai terlibat dalam kepuasan dan produktifitas. Apabila diinginkan kepuasan, maka jaringan lingkaran atau jaringan semua saluran yang sesuai. Untuk mudahnya, tugas-tugas rutin, jaringan roda atau jaringan rantai adalah yang baik. Untuk tugas-tugas yang sulit, yang menuntut fleksibilitas atau kreatifitas, jaringan lingkaran atau jaringan semua-saluran adalah yang paling berguna.

Atudi-atudi ini juga menunjukkan bahwa individu-individu yang mempunyai posisi-posisi tertentu yang mungkin “peka informasi” dapat menjadi lebih berpengaruh dari pada yang dipertimbangkan oleh nama-nama mereka. Misalnya, posisi-posisi staf seperti asisten mungkin mempunyai otoritas formal kecil, meskipun demikian mereka mungkin mempunyai pengaruh yang besar karena pengawasan mereka atas informasi yang diperlukan oleh pengambil keputusan.

C. Jaring Komunikasi Andrew F. SikulaPola-pola atau jaringan-jaringan komunikasi formal

telah diteliti secara mendalam.Suatu pesan dapat disampaikan dari seseorang kepada orang lainmelalui salah satu dari beberapa pola atau saluran komunikasi alternative yang masuk akal. Dengan sendirinya, beberapa sistem ini kurang efisien dari pada sisrem-sistem yang lain, dan sesungguhnya, suatu metode demikian ternyata optimal. Studi pola-pola komunikasi telah dilakukan dalam usaha untuk menemukan “cara yang terbaik” untuk mengadakan komunikasi.Sesungguhnya tidak ada suatu

129

Page 130: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

cara yang secara universal paling baik untuk mengadakan komunikasi organisasi, karena informasi dan data disampaikan untuk bermacam-macam tujuan. Cara menyampaikan pesan yang paling efektif tergantung kepada factor-faktor situasi seperti kecepatan, kecermatan, biaya, dan pembatasan waktu. Meskipun demikian, suatu analisis jaringan komunikasi membantu menetukan pola-pola mana yang tercepat, paling cermat, paling fleksibel, dan sebagainya.

1. Jaringan komunikasiJaringan-jaringan komunikasi biasanya

ditentukan cirri-cirinya sesuai dengan susunan komponennya, pola-pola seperti lingkaran, rantai, roda, semua saluran, bintang, dan pyramid, telah ditentukan cirri-cirinya, digolongkan, dan diteliti. Misalnya, gambar berikut melukiskan model atau antar-hubungan komponen dari jaringan-jaringan komunikasi lingkaran, ramntai, roda, dan semua saluran.

2. Keterlibatan Jaringan KomunikasiAda hubungan yang diragukan mengenai apa,

apabila sesuatu, analisis demikian dapat menyumbang kepada pemecahan masalah-masalah komunikasi organisasi. Percobaan-percobaan jenis ini dapat memisahkan suatu variable khusus untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap komunikasi.Akan tetapi karena organisasi yang sesungguhnya tidak pernah meniru kondisi laboratorium, maka kesimpulan-kesimpulan dari percobaan-percobaan demikian tidak dapat langsung

130

Page 131: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

berlaku untuk menjalankan organisasi. Nilai utama percobaan ini adalah menunjukkan pengaruh potensial dari setiap variable atau factor. Sesungguhnya ada kesenderungan alamiah bagi kelompok untuk memecahkan masalah-masalah komunikasi yang seefisien-efisiennya (artinya dengan sedikit pengeluaran dan usaha seperti yang diperlukan). Filsafat ini mengakibatkan penggunaan banyak pola komunikasi organisasi yang dapat disesuaikan dan selalu berubah. Bahkan ada suatu penelitian yang dapat menyarankan bahwa kesanggupan menyesuaikan diri kelompok dalam jangka panjang dapat mengakibatkan produktivitas organisasi yang banyak sekali persamaannya, tidak pandang pembatasan-pembatasan jaringan . kekurangan studi penelitian jaringan komunikasi adalah bahwa peneliti itu menganggap bahwa hanya ada sistem informasi rangkaian komando formal. Dengan sendirinya suatu komunikasi grapevine informal sesungguhnya juga bekerja pada tingjkat-tingkat organisasi kelompok kecil individual dan struktur perusahaan cara keseluruhan.

D. Jaring Komunikasi Harold Koontz, Cyril O`Donnell, dan Heinz Weihrich

Selama 20 tahun yang telah lalu banyak sekali penelitian tentang jaringan-jaringan komunikasi dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Suatu jaringan adalah suatu situasi tersusun dalam mana orang-orang menyampaikan informasi dalam suatu pola tertentu.

E. Jaring Komunikasi Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain

131

Page 132: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Apabila kita mengamati pola-pola komunikasi dalam sejumlah organisasi, atau dalam organisasi yang sama pada waktu-waktu yang berlainan, maka kita akan menemukan bahwa pola-pola komunikasi tersebut disusun sekitar hubungan kerja. Pola-pola ini disebut jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan komunikasi merupakan aspek-aspek structural dari kelompok pekerjaan. Jaringan-jaringan ini menunjukkan kepada kita bagaimana kelompok-kelompok itu saling tergantung dan bagaimana hubungan kerja di antara anggota-anggotanya. Jaringan-jaringan komuniksi juga menunjukkan pemeliharaan umum organisasi, hubungan atasan-bawahan, dan sampai suatu tingkat, kepuasan para pegawai.

132

Page 133: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

BAB VIIIJURNALISTIK KONTEMPORER

A. Dalam Pusaran JurnalistikJurnalisme seringkali disebut 53 literature in a hurry.

Hal ini dikarenakan jurnalistik membutuhkan kecepatan. Para pembaca tidak akan pernah berfikir bahwa kumpulan berita yang ada di dalam surat kabar, sesungguhnya merupakan akumulasi dari proses panjang, melelahkan, yang tidak jarang bahkan mempertaruhkan nyawa sang wartawan. Sebagai bagian dari tahapan disiplin ilmu komunikasi (Jurnalistik, Publisistik, dan Retorik) sebagaimana yang telah penulis bahas pada bab sebelumnya, pembahasan menyeluruh pusaran jurnalistik dan kiprahnya membentuk sejarah dunia tidak dapat disangkal lagi menempati urutan wakhid. Setidaknya salah seorang wartawan senior pernah berkata; “Jika anda ingin eksisting jadilah pembalap, jika anda ingin kaya jadilah Bankir, tapi jika anda ingin duduk di antara orang-orang yang membuat sejarah, jadilah wartawan54” sebuah ungkapan menggetarkan yang layak direnungkan para wartawan, bahwa mereka bukanlah kuli tinta tapi pembuat sejarah yang tidak harus manut pada redaksi seperti kerbau yang sedang dicocok hidungnya.

Pendaran sejarah Pers Indonesia mengalami masa yang bisa disebut pasang surut. Beberapa hari setelah teks proklamasi dibacakan Bung Karno, dari kota sampai ke pelosok telah terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang, termasuk pers. Yang direbut terutama adalah

53 ? Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan Pembina Masyarakat, Suatu Pedoman Kerja Wartawan Berlandaskan Teori Tanggung Jawab, Bandung, Bina Cipta, hal; 67 54 ? Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, halaman tak terlacak.

133

Page 134: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

peralatan percetakan. Perebutan kekuasan semacam ini telah terjadi di perusahaan koran milik Jepang yakni Soeara Asia (Surabaya), Tjahaja (Bandung) dan Sinar Baroe (Semarang). Dan pada tanggal 19 Agustus 1945, 2605 koran-koran tersebut telah terbit dengan mengutamakan berita sekitar Indonesia Merdeka. Dalam koran-koran Siaran Istimewa itu telah dimuat secara mencolok teks proklamasi. Kemudian beberapa berita penting seperti "Maklumat Kepada Seluruh Rakyat Indonesia", "Republik Indonesia Sudah Berdiri", "Pernyataan Indonesia Merdeka", "Kata Pembukaan Undang-Undang Dasar", dan lagu "Indonesia Raya".

Di bulan September sampai akhir tahun 1945, kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai oleh mulai beredarnya Soeara Merdeka (Bandung) dan Berita Indonesia (Jakarta), Merdeka, Independent, Indonesian News Bulletin, Warta Indonesia, dan The Voice of Free Indonesia. Di masa itulah koran dipakai alat untuk mempropagandakan kemerdekaan Indonesia. Sekalipun masih mendapat ancaman dari tentara Jepang, namun dengan penuh keberanian mereka tetap menjalankan tugasnya. Dalam masa klas pertama di tahun 1947, pers kita terbagi dua. Golongan pertama tetap bertugas di kota yang diduduki Belanda. Dan golongan kedua telah mengungsi ke pedalaman yang dikuasai RI. Sekalipun aktif di wilayah musuh, yang selalu dibayangi ancaman pemberedelan dan bersaing dengan koran Belanda, golongan pertama tetap menerbitkan koran yang berhaluan Republikein. Yang terkenal di masa itu antara lain Merdeka, Waspada, dan Mimbar Umum. Demikian pula yang bergerilya ke pedalaman, dengan peralatan dan bahan seadanya, koran mereka senantiasa menjaga agar jiwa revolusi tetap menyala. Di masa itu telah beredar koran

134

Page 135: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kaum gerilya, yakni Suara Rakjat, Api Rakjat, Patriot, Penghela Rakjat, dan Menara. Koran-koran ini dicetak di atas kertas merang atau stensil dengan perwajahan yang sangat sederhana.

Sesudah proklamasi, memang jauh berbeda dibanding di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Di masa itu orang enggan membaca koran, lantaran beritanya melulu untuk kepentingan penguasa. Sedang pada masa kemerdekaan, koran apa saja selalu menjadi rebutan masyarakat. Sehari setelah beberapa koran mengabarkan berita tentang pembacaan teks proklamasi, maka hari-hari berikutnya masyarakat mulai memburunya. Mereka tampaknya tidak mau ketinggalan barang seharipun dalam mengikuti berita perkembangan negaranya yang baru merdeka itu. Minat baca semakin meningkat dan orang mulai sadar akan kebutuhannya terhadap media massa. Suasana seperti ini tentunya berdampak positif bagi para pengelola media masa di masa itu. Usaha penerbitan koran pun mulai marak kembali, yang konon diramaikan oleh irama gemercaknya suara alat cetak intertype atau mesin roneo. Sementara itu para kuli tinta yang sibuk kian kemari memburu berita, semakin banyak jumlahnya. Untuk menertibkan dan mempersatukan mereka, pada tahun 1946 atas inisiatif para wartawan telah dilangsungkan kongres di Solo. Dalam kongres itu telah dibentuk persatuan wartawan dan Mr. Sumanang, ditunjuk sebagai ketuanya.

Tercatat beberapa peristiwa penting dalam sejarah pers di masa revolusi yakni di tahun yang sama telah didirikan Sari Pers di Jakarta oleh Pak Sastro dan kantor berita Antara dibuka kembali, setelah selama tiga tahun dibekukan Jepang. Kantor Sari Pers setiap hari mencetak

135

Page 136: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

ratusan koran stensilan yang memuat berbagai berita penting dari seluruh tanah air.

Mengikuti berita surat kabar di masa itu, memang mengasyikkan dan sekaligus mendebarkan. Dari hari ke hari beritanya silih berganti, dari pertempuran dan perundingan, sampai pembangunan serta kabar berita yang penuh suka dan duka. Seperti berita di tahun 1945. Indonesia Merdeka telah disambut luapan gembira, namun di bulan November muncul berita duka, yakni tentara Inggris telah membantai ribuan rakyat dan para pejuang kita serta membumihanguskan kota Surabaya. Di tahun 1946 rakyat kita telah memperingati hari proklamasi dengan sangat meriah sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 17 Februari, ketika Indonesia Merdeka baru berumur setengah tahun dan tanggal 17 Agustus. Tahun 1946 ditutup dengan munculnya berita musibah yang memenuhi halaman-halaman koran, yakni pembunuhan 40.000 rakyat Sulsel oleh Gerombolan Westerling pada tanggal 11 Desember. Tindakan kejam ini dilakukan pihak Belanda untuk melancarkan jalan menuju terbentuknya negara boneka Indonesia Timur.

Berita yang menggembirakan tahun 1948 adalah diselenggarakannya Pesta Pekan Olahraga Nasional pertama di Solo secara meriah pada tanggal 9 September. Namun berita-berita PON itu tiba-tiba sirna oleh terjadinya Peristiwa Madiun pada tanggal 18 September di kota yang sama. Memasuki tahun 1948 situasi dan kondisi negara RI memang mulai diwarnai oleh suasana perpecahan. Di masa itu semakin terasa ada dua golongan yang saling bertentangan yakni golongan kanan (Front Nasional) dan golongan ekstrem kiri (komunis) yang disebut FDR (Front Demokrasi Rakyat). Puncak konflik ini ditandai oleh meletusnya pemberontakan Peristiwa Madiun yang

136

Page 137: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

didalangi oleh PKI Muso. Peristiwa ini sempat mengguncang pemerintah. Betapa tidak, sementara rakyat kita sedang sibuk menghadapi agresi Belanda, tiba-tiba PKI menusuk dari belakang. Pidato Presiden Soekarno yang berbunyi: "Pilih Soekarno-Hatta atau Muso dengan PKI-nya" sempat menjadi berita utama dalam setiap koran. Di masa penuh konflik inilah untuk pertama kalinya terjadi pemberedelan koran dalam sejarah pers RI. Tercatat beberapa koran dari pihak FDR seperti Patriot, Buruh, dan Suara Ibu Kota telah dibreidel pemerintah. Sebaliknya, pihak FDR membalas dengan membungkam koran Api Rakjat yang menyuarakan kepentingan Front Nasional. Sementara itu fihak militer pun telah memberedel Suara Rakjat dengan alasan terlalu banyak mengeritik pihaknya.

Pada tahun 1946, pihak pemerintah mulai merintis hubungan dengan pers. Di masa itu telah disusun peraturan yang tercantum dalam Dewan Pertahanan Negara Nomor 11 Tahun 1946 yang mengatur soal percetakan, pengumuman, dan penerbitan. Kemudian diadakan juga beberapa perubahan aturan yang tercantum dalam Wetboek van Strafrecht (UU bikinan Belanda), seperti drukpersreglement tahun 1856, persbreidel ordonnantie 1931 yang mengatur tentang kejahatan dari pers, penghinaan, hasutan, pemberitaan bohong dan sebagainya. Namun upaya ini pelaksanaannya tertunda karena invasi dari pihak Belanda. Barulah setelah Indonesia memperoleh kedaulatannya di tahun 1949, pembenahan dalam bidang pers dilanjutkan kembali. Di saat itu telah terjadi peristiwa bersatunya kembali golongan insan pers yang bergerak di kota yang dikuasai Belanda dengan golongan yang bergerak di daerah gerilya. Hubungan itu meliputi soal perundang-undangan, kebijaksanaan

137

Page 138: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pemerintah terhadap kepentingan pers dalam hal aspek sosial ekonomi maupun aspek politisnya.

Dalam UUD pasal 19 contohnya, telah dicantumkan kalimat, setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat. Pelaksanaan UUD pasal 19 tersebut telah diusulkan dalam sidang Komite Nasional Pusat Pleno VI Yogya tanggal 7 Desember 1949 yang intinya, Pemerintah RI agar memperjuangkan pelaksanaan kebebasan pers yang mencakup memberi perlindungan kepada pers nasional, memberi fasilitas yang dibutuhkan perusahaan surat kabar, dan mengakui kantor berita Antara sebagai kantor berita nasional yang patut memperoleh fasilitas dan perlindungan.

Usulan di atas kemudian dijawab. Pemerintah RI sudah mulai merencanakan segala peraturan mengenai pers dan berupaya sekerasnya untuk melaksanakan hak asasi demokrasi. Hubungan antara pemerintah dan pers lebih dipererat dengan cara membentuk Panitia Pers pada tanggal 15 Maret 1950, penambahan halaman koran, persediaan kertas dan bahan-bahan yang diperlukan, tanpa ada ikatan apapun yang mengurangi kemerdekaan pers. Untuk meningkatkan nilai dan mutu jurnalistik, maka para wartawan diberi kesempatan untuk memperdalam ilmunya. Dan diupayakan pula agar kedudukan kantor berita Antara lebih terasa sebagai mitra dari para pengelola surat kabar.

Upaya di atas telah memungkinkan terciptanya iklim pers yang tertib dan menguntungkan semua pihak. Jumlah perusahaan koran pun dari tahun ke tahun semakin meningkat. Buktinya dalam kurun waktu empat tahun sesudah 1949, jumlah surat kabar berbahasa Indonesia, Belanda, dan Cina naik, dari 70 menjadi 101 buah. Sekalipun demikian bukan berarti mutu jurnalistiknya ikut

138

Page 139: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

meningkat. Untuk itu, Ruslan Abdulgani dalam tulisannya55

telah menulis sebagai berikut, "Mempertinggi mutu journalistiek pada umumnja harus diartikan mempertinggi kwaliteit apa jang ditulis: hal ini dapat ditjapai bila wartawan berkesempatan tjukup memperlengkapi dirinja dengan pengetahuan tentang keadaan jang hendak ditulis, dan pelbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu politik, sociologie, ekomomi, psychologie, sedjarah dan ketatanegaraan"

Di masa kekuasaan Orde Baru, Indonesia mengalami sejarah kelam. Setidaknya pemberedelan pers perlu juga dimaknai sebagai pemberangusan kebebsan berbicara, bukan hanya pelarangan terbit sebuah perusahaan pers.

Pembredelan koran Indonesia Raya yang dipimpin Mochtar Lubis menandai kembalinya masa kelam pers Indonesia. Pada tahun 1994 beberapa media lain juga mengalami nasib yang sama, yaitu berakhir dengan pemberedelan. Beberapa media tersebut antara lain; majalah Detak, DeTIK.com, Tempo, dan Editor, Kompas, dll56.

Di era ini, pers dijinakkan dengan sejumlah peraturan yang membuat insan pers tak mampu banyak bergerak. Sedikit kritis saja, pers akan dibungkam dengan dalih stabilitas politik untuk pelaksanaan pembangunan yang jauh panggang dari jargin kebebsan pers yang dikampanyekan pada masa awal Orde Baru. Kebebasan pers hanya berlangsung seumur jagung, pemerintah Orde Baru yang bertangan besi kembali merampok kebebasan pers karena merasa gerah dengan pemberitaan-pemberitaan yang diusung insan pers ketika itu.

55 ? Ruslan Abdulgani, Pers Nasional dan Funksi Sosialnya, majalah Merdeka, Agustus 1952 56 ? Ignatius Haryanto, Indonesia raya Dibredel, LKiS, Jogjakarta, 2006, hal; 98

139

Page 140: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Di era ini, Indonesia Raya tampil sebagai surat kabar yang secara tegas menyatakan berhubungan secara diametral dengan pemerintah. Penyajian beritanya sering tanpa tedeng aling-aling. Kritik-kritiknya yang tajam dan menusuk telah mampu membawa pembaca larut dalam daya perlawanan yang hebat.

Indonesia Raya tepat berada pada posisi tengah antara penguasa dan rakyat. Ia dengan lantang menyuarakan ketidakberesan kebijakan penguasa dan menyajikan realitas sosial-ekonomi yang terjadi di masyarakat akar rumput.

Dengan bahasa yang emotif, Indonesia Raya seolah mampu menghipnotis pembacanya untuk menentang segala penyelewengan serta ketidakbenaran. Apalagi pimpinan perusahannya, Mochtar Lubis, memang dikenal sebagai tokoh yang sangat kritis. Kekritisan itu pula yang membawa Mochtar Lubis ke pintu penjara untuk kedua kalinya. Saat ia dipenjara, Indonesia Raya pun sempat vakum.

Menjadi surat kabar yang berada di garda terdepan untuk menentang langkah-langkah penguasa tentu saja tidak mudah. Jauh lebih mudah bila media massa bermanis-manis muka di hadapan penguasa. Selain akan aman, ia juga akan menerima ”asupan gizi” yang cukup.

Jika memilih jalan untuk berhadap-hadapan dengan penguasa, tentu ada sekian konsekuensi yang harus ditanggung. Sebab, penguasa pasti akan gerah akibat kekritisan media massa. Watak penguasa selalu saja tidak rela kekuasaannya dirongrong oleh siapa pun. Maka, ketika Orde Baru, berani mengkritisi pemerintah berarti mengibarkan bendera perang terhadap otoritarianisme penguasa yang disokong militer.

140

Page 141: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Sepak-terjang Indonesia Raya berakhir setelah meletus peristiwa Malari 15 Januari 1974. suatu peristiwa bergulirnya arus demokratisasi yang dimulai dengan protes segenap massa rakyat terhadap kedatangan modal asing, terutama dari Jepang. Penguasa ketika itu, dengan ideologi pembangunanisme-nya, memang menjadikan investasi asing sebagai ”dewa”.

Gelombang protes itu kian menguat karena disokong pemberitaan media massa yang tak kalah garangnya. Dan, kekritisan yang diusung Indonesia Raya ketika itu lagi-lagi berbuah pahit. Tepat tanggal 22 Januari 1974, surat izin terbit (SIT) koran ini dicabut oleh Departemen Penerangan. Pembredelan yang terakhir ini membuat Indonesia Raya benar-benar tak berkutik dan tak mampu hidup lagi. Nama Indonesia Raya pun dengan penuh kesedihan menjadi batu nisan kebebasan pers.

Seperti halnya masa sebelumnya, era reformasi ditandai dengan kebebsan berdemokrasi termasuk juga kebebsan pers. Di era ini koran tumbuh luar biasa bahkan pada satu titik mencapai 2.000 penerbitan. Pada tahun 2005 penerbitan yang tersisa tinggal 800 koran atau hanya 30 persen yang sehat secara bisnis. Kematian pers sesunguhnya lebih banyak dikarenakan ‘hara-kiri’ lantaran kurang modal dan tak mampu mengelola SDM.

B. Strategi Penulisan BeritaSejak kemunculan surat kabar pada awal abad 1557

hingga sekarang telah banyak berkembang tekhnik-tehknik untuk meneguhkan ornament kecepatan tadi. Walaupun disatu sisi tekhnik jurnalistik yang ada dimaksudkan

57 ? Pelopor media untuk pertama kali adalah Johann Gutenberg yang mencetak informasi untuk pertama kali sehingga melahirkan komunikasi massa. Inilah peristiwa yang mengubah wajah eropa pada abad 15. Lih; Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc., p; 143

141

Page 142: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

semacam itu, akan tetapi disisi lain tidak satu-pun surat kabar yang mempunyai kesamaan dalam tekhnik penulisan beritanya.

Model penulisan berita sesungguhnya lebih dipengaruhi oleh visi-misi dari surat kabar yang bersangkutan dan target konsumen yang sudah ditetapkan. Sedangkan kesamaan dalam tekhnik penulisan berita antar surat kabar hanya terletak pada pola yang selalu menggunkan model piramida terbalik:

142

Page 143: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Gambar. 5Piramida Terbalik

Alinea PertamaLead

5W + 1 H

Alinea 2-detailing

Gambar di atas menunjukkan bahwa setiap berita selalu diawali dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea pembukanya, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam alinea berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau dalam urutan yang semakin menurun daya tariknya. Alinea berikutnya yang memuat rincian dinamakan ‘tubuh berita’. Sedangkan alinea pertama yang memuat ringkasan disebut ‘teras berita’ atau ‘lead’.

Ada alasan khusus mengapa pola berita berbentuk piramida 58terbalik. Pertama hal itu relevan dengan naluri manusia dalam menyampaikan berita, yaitu agar berita dengan cepat dapat ditangkap. Kedua, memuaskan rasa penasaran pembaca dengan segera. Ketiga, memudahkan redaktur membuat judul berita. Keempat, memungkinkan bagian tata letak memotong uraian berita dan menyesuaikannya dengan kolom yang ada.

A. Unsur 5 W + 1 H Dalam LeadUnsur 5 W + 1 H dalam lead sesungguhnya tidak

sekedar ringkasan , akan tetapi justru merupakan inti berita. Karena itu takheran jika pemula selalu mengalami kesulitan dalam membuat lead berita. Seperti halnya etalase toko bisa memancing para pembeli untuk masuk ke

58 ? Harahap. Krisna, 1996, Rambu-rambu Disekitar Profesi Wartawan, Jakarta, Grafitri Budi Utami, hal; 19

143

Page 144: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dalam toko, dalam kaitan ini lead berita juga harus menjanjikan pada pembaca kelanjutan dari tulisan pembuka.

Lead juga berfungsi sebagaimana intro dalam sebuah musik. Karena itu tidak jarang lead selalu diistilahkan dengan 59teaser, penggoda, karena pada hakekatnya bagian awal dari tulisan tak ubahnya seperti penggoda agar pembaca tertarik untuk terus membaca.

Tugas seorang reporter dalam mengembangkan lead atau alinea pembuka adalah menyaring unsure-unsur penting dari catatan-catatan hasil liputannya. Baik pidato, peristiwa kecelakaan, fenomena alam, atau beberapa hal lain yang sekiranya menarik bagi pembaca.

Unsur-unsur penting itu dapat dijumpai dalam jawaban-jawaban terhadap neam pertanyaan pendek yang terkandung dalam sajak 60Rudyard Kipling:

I have six honest serving-men(They’ve taught me all I knew)Their names are What and Where and When and How and Why and Who.

(Aku punya enam orang pelayan yang jujur. Mereka telah mengajariku semua yang aku ketahui. Nama-nama mereka adalah Apa dan Dimana dan Bilamana dan Bagaimana dan Mengapa dan Siapa)

59 ? Widodo, 1997, Tekhnik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar Dan Majalah, Suraba, Penerbit Indah, hal; 56 60 ? Rudyard Kipling adalah seorang Novelis dan Wartawan Inggris semasa perang dunia I dan juga penerima hadiah Nobel. Ia pernah tinggal di India 1890 dan menghasilakan beberapa novel yang seting ceritanya terjadi di India dikutip dari Yu, Frederick T.C, 1981, Get It Rigth, Get It Tight: The Beginning Reporter’s Handbook, East West Center, Institute of Culture And Communication, Honolulu Hawai, p; 247

144

Page 145: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Rumus 5 W + 1 H di atas merupakan unsur dari sebuah lead yang lengkap. Tetapi bila hanya sekedar melihat itu saja belum cukup. Lead yang baik61 antara lain membutuhkan selektivitas, yaitu penentuan tentang unsur apa saja yang penting.

Untuk mempermudah pemahaman di atas marilah kita ambil contoh peristiwa ledakan bom (Apa) yang terjadi di sebuah tempat hiburan (Bagaimana) di Legian Kuta Bali (Dimana) oleh Teroris (Siapa) yang membenci orang-orang asing terutama Amerika dan Australia (Mengapa) pada Malam hari (Bilamana) tatkala tempat hiburan itu dikunjungi banyak turis dan menewaskan sedikitnya 200 pengunjung (Siapa). Bagaimana menyusun Lead berita ini berdasarkan unsure-unsurnya yang paling penting.

Unsur-unsur berita yang manapun di antara enam itu dapat dijadikan batu loncatan untuk menggerakkannya menjadi sebuah beirta. 62Kata-kata pembuka berita bias memilih ‘w’ atau mana saja yang diinginkan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: What (apa yang terjadi?) Who (Siapa yang terlibat?) When (Bilamana Terjadi?) Where (Dimana terjadinya?) How (Bagaimana terjadinya?) atau Why (Mengapa bias terjadi?)

Pernyataan di atas sesungguhnya telah menegaskan bahwa tidak ada formula apapun yang bisa menjamin

61 ? Weinberg, Steve, 1996, The Reporter’s Handbook: An Investigator’s Guide To Document And Techniques, New York, ST Marthin’s Press, p; 78 62 ? semasa diperkenalkan Kipling penulisan berita cukup memuat unsure 5 W + 1 H, namun kini unsure tersebut tidak cukup, perlu ada tambahan unsure so What yaitu, hal-hal yang terkait dengan kedalaman implikasi suatu peristiwa. Hal ini dilakukan sebab biasanya suatu peristiwa tidak berdiri sendiri. Ia acapkali memiliki hubungan dengan peristiwa lainnya atau berhubungan dengan perkembangan yang menjadi perhatian masyarakat. Lih; Charnley, Mitchell, 1975, Reporting, Third Edition, Holt, Rinehart and Winston, New York, p; 97

145

Page 146: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

terciptanya lead yang bagus. Wartawan yang berpengalaman akan dapat ‘merasakan’ lead yang bagus ketika ia menemukannya. Ia akan menyusunnya dan ‘menggosokkanya’ dengan hati-hati di dalam pikirannya sebelum ia menuliskannya di dalam komputer.

Jika sang wartawan tidak puas dengan hasil tulisannya, biasanya dia akan menghapus dan mencoba untuk menulis kembali. Hal ini dilakukan karena dia mengetahui bahwa sekali dia dapat membuat lead yanag bagus selebihnya akan “bercerita sendiri”.

Dengan indra keenamnya yang terlatih, biasanya sang wartawan dapat ‘merasakan’ irama, kegaringan, ‘cantelan’ berita dan dampak dramatik dalam lead yang bagus dan kuat. Sang wartawan telah belajar bagaimana ‘63mengambil jarak’ dari suatu kisah berita agar ia dapat mengkristalisasikan dalam pikirannya tentang pentingnya berita itu dan arti berita tersebut, dan bagaimana caranya menyampaikan unsur-unsur itu kepada para pembaca dengan jelas dan menarik.

Jika uraian di atas dirasakan terlalu umum dan tidak dapat diterapkan dalam praktik, ambilah surat kabar mananapun dan bacalah leadnya yang berbeda-beda itu: mungkin leadnya sendiri tidak dapat menjelaskan mengapa berbeda-beda, tetapi kita dapat ‘merasakan’ nya mana lead yang lebih bagus dan menarik dibanding lead-lead lainya.

63 ? Dalam kaitan ini dunia wartawan tidak ubahnya seperti dunia penelitian yang bertujuan untuk mencapai obyektifitas. Hal ini bisa dimunculkan ketika sebuah penelitian dilakukan lepas dari campur tangan manusia atau peneliti mengambil jarak dengan obyek penelitian. Bukti-bukti ditemukan bukan disebakan nilainya yang relevan dengan frame peneliti. Juga tidak dikumpulkan berdasarkan pesanan penyandang dana atau keterbatasan pustaka. Akan tetapi bukti-bukti itu mengalir dan muncul secara tiba-tiba. Lih; Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 10

146

Page 147: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

B. Lead KontemporerTidak ada satu formulasi untuk menjamin lead yang

menarik, akan tetapi disisi lain ada satu cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan membubuhkan “punch” pasca penjabaran 5 W + 1 H (Lih gambar piramida terbalik di atas) inilah yang secara akumulatif saya istilahkan dengan lead kontemporer.

Secara leksikal ‘punch’ berarti menonjok, dalam konteks penulisan lead kata ini berarti menjadikan pembaca serasa ditonjok. Pembaca menjadi terperangah, kaget, sehingga timbul empatinya. Untuk menuju pada kondisi yang demikian, wartawan dituntut untuk menggunakan kalimat sederhana tetapi mengena. Dengan demikian maka lead dan seluruh isi berita akan dapat berbicara.

Jika hal ini dapat dilakukan, maka pembaca tidak lagi merasa sedang membaca berita, akan tetapi lebih dari itu dia akan merasa mendengar cerita sang wartawan.

Seorang redaktur sebuah surat kabar di Amerika Serikat selalu memanggil reporternya untuk membacakan berita-berita yang ditulis. Bila ia tidak puas dengan model tulisan yang dibuat sang reporter dia selalu berteriak dengan kata-katanya yang khas; “Let me see I don’t see any thing64”.

Kalimat ini sesungguhnya dimaksudkan bahwa suatu berita yang menarik adalah berita yang mampu menghadirkan peristiwa dalam benak pembaca. Karena itu salah satu ahli media Jerman pernah mengatakan, bahwa berita sesungguhnya bukanlah refleksi dari realitas, melainkan adalah realitas yang dikonstruksi. Atau lebih tepatnya miniature peristiwa.

64 ? Ullman, John, 1995, Investigative Reporting, Advance Metods And Techniques, New York, St Marthin’s, p; 89

147

Page 148: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Untuk bisa menguji apakah sebuah lead berita itu berbicara, maka cara yang paling simple adalah dengan cara membaca keras-keras. Bila kita membacanya dengan terengah-engah maka berarti lead itu terlalu panjang.

Di dalam 10 pedoman penulisan berita yang dibuat PWI ditegaskan, bahwa lead yang ideal hanya terdiri dari 30—45 kata. Sebab orang cenderung akan lebih mengerti dan cepat menagkap kalimat pernyataan yang pendek dan sederhana65. Makin sederhana sebuah kalimat makin baik.

Untuk itu, agar lead bisa pendek dan sederhana, para wartawan dianjurkan untuk tidak memulai kalimat lead dengan kalimat keterangan atau anak kalimat. Yang harus ditampilkan adalah pokok berita terpenting

Untuk memudahkan pemahaman anda berikut saya sajikan dalam contoh di bawah ini:

Memang terbuka kemungkinan bahwa banyak perguruan tinggi swasta (PTS) didirikan para pejabat sebagai cantolan hari tua mereka. Tetapi, untuk dijadikan lading bisnis, PTS yang didirikan itu relative tidak ekonomis disbanding dengan sector lain karena perputaran modalnya relative lambat. Kalangan PTS berkeyakinan, motif utama adanya pejabat yang terjun dibidang PTS bukanlah untuk mencari keuntungan, melainkan karena idialisme dan minat mereka terhadap dunia pendidikan tinggi yang masih terbatas jumlahnya.

Demikian inti pendapat D Khumarga SH. Rektor Universita Tarumanegara, Prof. Toby Mutis, Rektor Universitas Tri Sakti dan Dr. Bukhori Rektor Universita

65 ? Sepuluh pedoman Penuliusan yang ditetapkan PWI meliputi; sepuluh pedoman penulisan tentang hokum, sepuluh pedoman penulisan bidang agama, sepuluh pedoman penulisan tengtang koperasi, sepuluh pedoman penulisan teng pertanian dan perburuhan, sepuluh pedoman tentang penulisan Dewan Perwakilan Rakyat, sepuluh pedoman penulisan tentang teras berita, dan sepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers

148

Page 149: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Muhammadiyah Jakarta yang dihubungi secara terpisah kamis kemarin.

Bandingkan lead di atas dengan lead di bawah ini setelah mengalami perubahan.

Tiga pimpinan perguruan tinggi swasta (PTS) berpendapat, PTS tidak menguntungkan dijadikan lading bisnis. Dibandingkan dengan usaha lain, perputaran modal PTS relative lambat, mereka menegaskan, kalau ada pejabat terjun ke dalam PTS. Motifnya minat dan kecintaan, bukan keuntungan.

Ketiga pimpinan PTS itu adalah Rektor Universita Tarumanegara D Khumarga SH, Rektor Universitas Tri Sakti Prof. Toby Mutis, Rektor Universita Muhammadiyah Jakarta Dr. Bukhori. Mereka dihubungi secara terpisah Kamis kemarin.

Namun demikian, para wartawan biasanya akan mengalami kesulitan bila harus memasukkan 5 W + 1 H secara keseluruhan, karena itu para redaktur biasanya menyiasatinya agar menempatkan kalimat bagaimana dan mengapa pada alinea ke dua.

C. Macam-macam LeadSecara garis besar lead dapat dibedakan menjadi

tiga bagian66. Pertama lead 5 W + 1 H. Kedua, lead Retorika (Retorica Devices). Ketiga lead stilistik (Novelty Devices).

1. Lead 5 W 1 HAdalah lead yang memanfaatkan unsur penting

berita yang biasa diistilahkan dengan 5 W 1 H. para wartawan dipersilahkan untuk menggunakan salah satu dari unsur tersebut. Apakah akan memulai dari What,

66 ? Romli Asep Samsul M, 2003, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung, Remaja Rosda Karya, hal; 70

149

Page 150: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Where, When, Who, Why, atau How. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.

Lead What. Penagkapan telah dilakukan atas AS alias Vijay (29) oleh jajaran Reskrim Polsektif Cimahi, Selasa (21/10). Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, yang mengaku wartawan itu ditangkap dirumahnya karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan.

Lead Where. Dirumahnya sendiri di kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, AS alias Vijay (29) dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi, As. Yang mengaku wartawan ditangkap, Selasa (21/10) karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan.

Lead When. Selasa lalu (21/10) AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi, dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya. AS yang mengaku wartawan kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan.

Lead Why. Karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan. AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi yang mengaku wartawan itu, dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya, Selasa (21/10).

Lead Who. AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Kotatif Cimahi yang mengaku wartawan. dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi di rumahnya, karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan, Selasa (21/10).

150

Page 151: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead How. Melalui penggeledahan, jajaran Reskrim Polsektif Cimahi menemukan empat bungkus daun ganja seberat 0,5 Kg lebih dirumah kediaman AS alias Vijay (29) Warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Selasa (21/10) Tersangfka AS yang mengaku wartawan itu kemudian digelandang ke kantor polisi.

2. Lead Retorika (Retorica Devices).Seperti halnya Lead 5 W 1 H, lead retorika sangat

cocok bila digunakan dalam straight news . sementara itu menurut jenisnya Lead retorika dapat dibedakan menjadi 5 jenis67.

Pertama: Frasa PartisipialUntuk lebih memudahkan pemahan terhadap jenis

pertama ini, marilah kita melihat contoh kasus AS Alias Vijay (di atas). “Kedapatan membawa paket daun ganjah untuk diperdagangkan……” Frasa “kedapatan” merupakan frasa partisipial karena bentuk katanya partisipial. Namun yang perlu diperhatikan lead jenis ini mengandung bahaya sebab a) penggunaannya yang berlebihan mengingat lead tipe ini dengan mudah dibuat. b) hasilnya kadang-kadang berupa kalimat yang menjomplang ketika frasa partisipialnya tidak menerangkan subjek, seperti dalam kalimat “Kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan jajaran Reskrim Polsektif Cimahi membekuk AS alias Vijay (29) yang mengaku wartawan”. kalimat ini akan membingungkan, siapa sesungguhnya yang membawa ganja, AS alias Vijay atau jajaran Reskrim.

Kedua: Frasa Infinitif

67 ? Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, hal; 134

151

Page 152: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Untuk menghindari penagkapan karena membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan AS alias Vijay mengaku wartawan. Tetapi tak urung, jajaran Reskrim Polsektif Cimahi berhasil membekuk warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah, Selasa (21/10).

Ketiga: Frasa PreposisionalMeskipun mengaku sebagai wartawan untuk

menghindari tangan hokum, AS alias Vijay yang membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan akhirnya dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi.

Keempat: Anak Kalimat Kata Benda (Noun Clause)Bahwa daun ganja yang membawa petaka adalah

sesuatu yang dirasakan sendiri oleh AS alias Vijay (29) ia dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi karena kedapatan membawa paket daun ganjah untuk diperdagangkan. warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah yang mengaku wartawan itu ditangkap dirumahnya, Selasa (21/10).

Kelima: Anak Kalimat Bersyarat (Conditional Clause)Karena daun ganja itu barang terlarang, As alias

Vijay (29) yang kedapatan membawa barang haram itu untuk diperdagangkan, selasa lalu (21/10) dibekuk jajaran Reskrim Polsektif Cimahi dirumahnya.

Meskipun tidak ada seorang wartawanpun yang dapat menjelaskan tanpa berfikir tentang perbedaan antara frasa partisipasial dan frasa infinitive. Definisi tentang itu tidaklah penting. Apa yang penting adalah sang wartawan mampu “merasakan” adanya perbedaan antara susunan kalimat pembuka yang bagus, yang buruk, dan yang biasa-biasa saja.

152

Page 153: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

3. Lead Stilistik (Novelty Devices)Seorang wartawan yang professional akan membuat

berita yang ditulisnya tidak terlalu mekanistik. Dalam artian, berita yang ditulis tidak saja berisi lead-lead ringkasan yang lugas dan menjemukan. Sebab disatu sisi ada berita-berita yang memungkinkan untuk diperlukan sebagai future yaitu, dengan cara diperindah, diperhidup, bahkan dibuat seperti tulisan-tulisan kreatif yang pada tingkatan terbaik merupakan bagian dari kesusasteraan68.

Karena itu seorang wartawan dianjurkan untuk memperindah berita senyampang hal itu mungkin dilakukan. Disinilah makna penting dari Lead Stilistik . karena itu lead jenis ini sangat cocok untuk berita-berita future .

Seperti lead berita penangkapan AS alias Vijay yang dijadikan contoh kasus dalam tulisan ini adalah sebuah miniatur ketiadaan usaha untuk menulis berita secara lebih hidup.

Daya tarik berita tentang AS tersebut sesungguhnya tidak terletak pada masalah kejadiannya (penagkapan AS) melainkan lebih pada sifat penangkapannya (penangkapan itu akibat membawa daun ganja). Jika ditangani secara lugas (straight) berita tersebut akan terasa datar, kering, tidak hidup, dan tidak layak mendapat halaman special di sebuah surat kabar. Lihat contoh di bawah ini:

Kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan seorang yang mengaku wartawan, AS alias Vijay (29) warga kampong Pojok Selatan, Kel Setiamanah kota Cimahi, dibekuk jajaran Reskrim Polres Cimahi. Buya rekan AS, kabur saat digerebek

68 ? Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media And National Development, University of Stanford Press, California, p; 98

153

Page 154: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dan hingga saat ini masih dalam pengejaran petugas. Ketika tersangka AS digeledah, petugas mendapatkan empat bungkus daun ganja 0,5 Kg lebih.

Dengan menggunakan fakta yang sama, reporter yang kreatif dapat merangsang selera pembaca dan memikatnya untuk masuk kedalam ceritera yang ditulisnya dengan menggunkan salah satu “kapstok” yang lebih menghidupkan tulisan. Hal ini biasanya datang dari dalam diri sang wartawan atau karena kebiasaan wartawan sendiri.

Jenis-jenis Lead Stilistik berikut ini akan sangat membantu seorang wartawan pemula sampai pada akhirnya dia akan terbiasa untuk melakukan.

Lead Menonjok (The Punch Lead)Lead jenis ini biasa juga disebut dengan “cartridge,

capsule, atau austonisher”69 karakter lead ini biasanya akan mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca pasti akan buru-buru membaca baris berikutnya. Hal ini akan terjadi jika sang wartawan memberi pernyataan pendek dan memikat faktanya. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini:

Gara-gara empat paket daun ganja, AS alias Vijay (29) berurusan dengan polisi. (lead menonjok)

Kapolri menyatakan perang terhadap narkoba (lead cartridge)

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kurs rupiah terpuruk ke Rp 10.000 per dolar. (lead astonisher)

69 ? Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media…..Ibid, p; 101

154

Page 155: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead Deskriptif (The Picture/Descriptive Lead)Penggambaran (deskriptif) yang hidup membuat

suatu peristiwa terasa tampil di depan mata pembaca dan mampu memberikan jiwa pada tulisan ditempat kejadiannya atau memberikan gambaran penampilan fisik seseorang atau objek70. Lihat contoh di bawah ini:

Gara-gara membawa empat paket daun ganja, AS alias Vijay (29) hanya bias mengulurkan kedua tangannya untuk diborgol ketika ia dibekuk jajaran Reskrim Polres Cimahi, selasa lalu (21/10). Meskipun ia mengaku sebagai wartawan. Pengakuannya itu tidak dapat menyelamatkannya dari tangan hokum.

Lead Kontras (The Contrast Lead)Kadang-kadang sebuah peristiwa terdiri dari unsur-

unsur yang kontras antara situasi sekarang dengan situasi sebelumnya. Lihat contoh di bawah ini:

Sebelum selasa lalu (21/10) AS alias Vijay (29) memang dikenal warga sekampungnya sebagai seorang wartawan. Kini dia hanya seorang tersangka tindak pidana karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan.

Lead Bertanya (The Question Lead)Pertanyaan dalam pembukaan kalimat mempunyai

keuntungan dapat membangkitkan minat, tetapi waspadalah untuk tidak menggunakan lead bertanya secara berlebihan—melainkan hanya jika masalahnya itu sendiri merupakan pokok berita. Lihat contoh di bawah ini:

70 ? Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media….Ibid, p; 105

155

Page 156: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Jika seorang kedapatan membawa empat paket daun ganja untuk diperjualbelikan, lalu ia ditangkap polisi., disebut apa orang itu? Nah, itulah sebutan untuk AS alias Vijay (29) yang selasa lalu (21/10) dibekuk jajaran Reskrim Pores Cimahi di rumahnya. Tersangka AS….

Lead Kutipan (The Quotation Lead) Penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, jika

dipilih secara selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh berita, dapat membuat awal kalimat yang hidup untuk sebuah lead:

Saya wartawan, tidak mungkin saya memperjualbelikan ganja” kata AS alias Vijay (29) saat didatangi polisi di rumahnya. Tetapi ketika jajaran Reskrim Pores Cimahi menggeledeh dan menemukan empat paket daun ganja yang masing-masing berisi 0,5 Kg, warga Kampung Pojok Selatan Kelurahan Satiamanah Kotatif Cimahi, tidak bias lagi memungkiri perbuatannya.

Lead Kepenasaran Kumulatif (The Cumulative Interest Lead)

Adalah lead yang tidak mengemukakan pokok berita (news pag) dialinea pertama. Lead ini biasanya juga menggunakan siasat “memancing” kepenasaran pembaca. Lead ini juga “menyeret” pembaca ke dalam berita karena pembaca merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi71. Beberapa berita, terutama berita yang diberi “kotak” dapat diulur tanpa memberikan pasak atau inti beritanya sampai berita tersebut diakhiri. Dalam kebanyakan berita yang menggunakan lead ini, fakta-fakta sebenarnya biasanya diberikan di alinea berikut segera setelah alinea lead untuk menjelaskan “kesamarannya”. Perhatikan contoh di bawah ini:71 ? Harahap Krisna, 1996, Rambu-rambu…Op .cit, hal; 87

156

Page 157: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Seorang wartawan gadungan nyaris mengecoh warga kampong pojok selatan kelurahan Satiamanah kotatif Cimahi. Sudah lama warga percaya saja apa yang dilakukan As alias Vijay (29) adalah kegiatan yang berhubungan dengan profesinya sebagai wartawan.

Namun pekan lalu, kesibukan-kesibukan yang dilakukannya menimbulkan kecurigaan warga setempat. AS terlihat sering….dsb

Lead Berurutan (The Sequence Lead)Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam

gaya yang berurutan. Fakta-faktanya disusun secara kronologis, untuk menunda klimaks atau kepuasaan pembaca dalam memenuhi rasa ingin tahunya sampai akhir berita. Perhatikan contoh di bawah ini:

AS alias Vijay (29) warga kampong pojok Selatan keluarahan Satiamanah kotatif Cimahi, hari itu merasa tidak ada orang yang memperhatikan. Ia bersama rekannya, Buya, menenteng bingkisan besar dan pergi keluar untuk memenuhi seseorang. Belum beberapa langkah ia berjalan dua anggota Polsektif Cimahi yang berpakaian preman menghampirinya…..

Lead Parodi (The Parody Lead)Judul lagu, kata-kata mutiara, peribahasa, judul buku

laris, atau judul film terkenal, frasa-frasa atau ungkapan-ungkapan yang sedang ngetred dapat dipakai selagi masih hangat dan belum basi, biasanya dalam bentuk parody, untuk menghidupkan lead berita. Perhatikan contoh di bawah ini:

Antara ‘madu’ dan ‘racun’ buat Herman (21) nampaknya lebih menarik racun. Kemarin (24/10) ia

157

Page 158: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

memang meneguk sebotol racun seranggan yang hamper saja merenggut nyawanya.

Lead Epigram (The Epigram Lead)Secara bahasa epigram berarti sejenis sajak atau

ungkapan pendek yang berisi sesuatu pikiran yang luhur atau menyenangkan, yang merupakan sindiran tajam. Nada atau moral berita dapat diberi tekanan dengalead ini. Tetapi hindari kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang sudah sering digunakan.

Epigram adalah ungkapan ringkas dan mengena, biasanya bersifat jenaka. Lead epigram biasanya berupa ajaran-ajaran yang sudah dikenal, atau pikiran luhur yang bias diterapkan ke dalam berita. Perhatikan contoh di bawah ini:

Diam itu emas, itulah yang dipikirkan Menkopolkam Susilo Bambang Yudoyono ketika dirinya dihadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan berpolemik menghadapi pernyataan Taufik Kiemas. Fungsionaris PDIP dan suami Megawati itu menilai Sby sebagai kekanak-kanakan karena mengeluhkan tentang dirinya kepada pers.

Lead Tersendat-sendat (The Staccato Lead)Jika unsur waktu, aksi yang cepat atau interval-

interval yang memisahkan kejadian-kejadian yang saling berkaitan harus diberi tekanan, maka lead yang relevan untuk dipakai adalah lead jenis ini. Lead stakato terderi dari serangkaian frasa, yang disela oleh titik atau tanda penghubung dan biasanya mengambil bentuk seperti lead deskriptif. Lihat contoh di bawah ini:

Tiga puluh tahun yang lalu—pada tahun 1973—di era yang lain, dalam kehidupan yang berbeda, setelah 40

158

Page 159: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

tahun lenyap dari diri Ny Etty, dan ia pun menjadi buta—benar-benar buta.

Tahun-tahunpun berlalu—tiga puluh tahun tepatnya—lama dan sangat menyiksa—dan tiba-tiba do’anya terkabul: ny Etty kini dapat melihat lagi.

Lead Ledakan (The Explosive Lead)Lead jenis ini hampir sama dengan lead stakato

bedanya lead ledakan terdiri dari kalimat yang secara kebahasaan lengkap. Lead ini terutama berguna untuk berita-berita future tetapi juga dapat digunakan untuk berita-berita lugas:

Jakarta—Dor ! Bunyi tembakan mengguncang lingkungan pemukiman elit Pondok Indah pada malam yang sunyi dan senyap itu. Seorang pria terkapar, berlumur darah, mati dihalaman rumah No 24 Jalan Metro Indah.

Lead Dialog (Dialogue Lead)Tentu sulit untuk memulai tulisan berita serius

tentang suatu peristiwa penting dengan dialog. Tetapi berita-berita pengadilan yang ringan-ringan dan memiliki unsure humant interest yang kuat, dan kadang-kadang juga berita yang cukup penting, dapat ditulis dengan efektif dengan lead dialog. Perhatikan contoh berikut:

Bukankah asyik kalau akau dapat terjun ke sumur ini?” kata si Ipung, anak umur 12 Tahun, putera salah seorang warga di kampong Pakaan Laok Madura . ia sedang berdiri di pinggir sumur bersama teman-temannya, Asrul 11, kemarin sambil melihat ke bawah.

Aaah,” kata temannya, “kamu tidak boleh terjun ke sana” tetapi si Ipung tetap terjun juga dan perbuatannya yang telah merenggut jiwanya itu menggegerkan orang sekampungnya, inilah kejadiannya secara kronologis…

159

Page 160: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Lead Sapaan (The Direct Address Lead)Lead jenis ini biasanya menggunakan kata ganti

orang pertama atau orang kedua agar sipenulis dan sipembaca masuk ke dalam tulisan. Tetapi wartawan pemula tidak dianjurkan menggunakan kata ganti orang pertama atau orang kedua ini. Kolumnis, atau penulis-penulis kondang, atau para penulis future dibebaskan dari pengecualian ini. Perhatikan contoh berikut:

Kalau anda belum pernah mendengar hal ini, dan tidak percaya ketika mendengarnya, itulah yang akan anda lihat dalam pameran teknologi di Arek Lancor besok.

Dalam pameran itu, anda antara lain akan melihat lampu yang sinarnya tidak tampak, teropong yang dapat melihat tembus, alat masak yang tidak menggunakan api atau listrik, dan lain-lain yang membuat anda akan terbengong-bengong.

C . Tubuh BeritaSekali anda bisa menemukan lead yang bagus dan

dapat menuliskannya isi berita selanjutnya akan bisa “bercerita sendiri”. Hanya saja hal itu sangat sulit untuk dilakukan.

Sebagaimana yang saya katakan dimuka, tubuh berita harus muncul dari lead. Dan pokok berita yang ada di alinea pertama, harus didukung sepenuhnya pada alinea berikutnya.

Dilihat dari manfaatnya tubuh berita sesungguhnya bertujuan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut72:

Pertama, Ia menjelaskan dan menguraikan pokok-pokok masalah yang disajikan dalam lead.

72 ? Sims. Norman and Kramer, 1995, Mark.,--ed. Literary Journalism, New York, Ballantine Book, p; 112

160

Page 161: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Kedua, ia menambahkan atau menguatkan pokok-pokok yang kurang penting yang tidak diberikan dalam lead.

Dalam kaitan ini perlu juga ditegaskan, bahwa sebagian besar berita-berita lugas mengikuti bangunan yang sudah pernah saya singgung pada awal pembahasan ini, yaitu piramida terbalik. Tidak peduli seberapa panjangpun berita itu. Lead diuraikan dalam tubuh berita, dan jika petugagas tata letak terpaksa harus memotong berita untuk menyesuaikan dengan halaman, ia dapat melakukannya dengan mudah, yaitu dengan cara memotong dari yang paling bawah tanpa mengurangi isi berita.

Dalam kaitan ini perlu juga saya tegaskan, bahwa ada tiga jenis berita lugas73. (a) berita fakta (fact story) (b) berita aksi (action story) dan (c) berita kutipan (quote story). Namun bila diamati secar seksama dalam ketiga jenis berita tersebut terdapat modifikasi yang membedakan strukturnya antara satu dengan lainnya. Untuk lebih memahami penjelasan ini, perhatikan gambar di bawah ini:

73 ? Siebert, F., T. Peterson and Wilbur. Schramm, 1956, Four Theories of The Press, University of Illinois Press, Urbana, III edition, p; 332

161

Page 162: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Gambar 6Berita Aksi:

Paragraph 1 Lead K ejadian Utama

Paragraph 2 lebih detail

Paragraph 3 lebih detail

Gambar . 7Berita Fakta

Alinea 1: Lead—Ringkasan

Alinea 2: Fakta 2 & 3

Alinea 3: Fakta 4

Alinea 4: Fakta 5

Gambar . 8 Berita Kutipan

Alinea 1. Lead: Pokok-pokok pernyataan Yang dominan

Alinea 2 Transisi

Alinea 3 Kutipan

Alinea 4 Transisi

Penggolongan ketiga berita di atas sesungguhnya hanya dimaksudkan untuk mempermudah para pemula, dalam membedakan tipe mana yang akan dia pilih sebagai

162

Page 163: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

model tatkala ia menemukan suatu fakta, sesuatu masalah atau sesuatu kejadian yang akan ditulis menjadi berita.

Namun yang perlu diingat bahwa berita-berita dalam surat kabar biasanya tidak sama seperti ketiga model tersebut. Suatu berita mungkin hanya memiliki satu pokok masalah menarik yang menonjol, berita lainnya mungkin memiliki beberapa pokok masalah yang harus ditulis dalam lead.

Hal ini disebabkan setiap berita menuntut seorang wartawan untuk mengambil keputusan dalam hitungan detik. Dalam menulis berita seorang wartawan senantiasa berfikir bukan tentang fakta-faktanya, dan nilai fakta-faktanya saja, melainkan tentang tulisannya ketika sudah jadi berita nanti.

Sementara itu tentang bagian akhir berita para wartawan dianjurkan untuk tidak terlalu memikirkan tentang bagaimana memolesnya, sebab bisa jadi bagian itu akan dipotong oleh bagian tata letak. Kecuali ketika wartawan menggunakan lead kepenasaran yang tertunda yang klimaks ceritanya muncul diakhir tulisan.

Yang perlu diperhatikan dalam menulis berita sesungguhnya terkait dengan transisi74 atau perpindahan dari satu bagian kebagian lain dalam berita yang sedang ditulis. Atau dari alinea satu ke alinea selanjutnya. Jika tidak terlalu berlebihan pemakiannya, mungkin kata-kata sambung berikut ini dapat digunakan, itupun jika terpaksa sekali:

Kemudian, sementara itu, pada saat yang bersamaan, segera setelah itu, setelah itu, sekarang, segera, dulu, sebelumnya, paling tidak, selama ini, berikutnya, akhirnya,

74 ? Bond F. Fraser, An Introduction To Journalism, ter—Suhandang. Kustadi, Jurnalistik Publik dan Media, Bandung, Sinar Baru, 1986, hal; 81

163

Page 164: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Dengan demikian, misalnya, sebagai contoh, sebagai gambaran, sebab itu.

Di pihak lain, tetapi, meskipun demikian, sebaliknya, sekalipun, kendatipun, jika tidak, selain itu.

Akan halnya, berbicara tentang, mengenai, bertalian dengan, tentang.

Disini, tidak jauh dari, disekitar sini, didekat-dekat tempat itu75

Ada pula beberapa kata sambung yang menyiratkan opini seperti; di atas itu semua, sebab itu, akibatnya, tak diragukan lagi, sudah tentu, barangkali, setelah melihat itu. Tetapi, frasa-frasa ini harus digunakan dengan hati-hati dalam berita karena mengandung opini yang bias menghilangkan unsur obyektivitas dan faktualitas berita.

D. Gaya Penulisan & Bahasa JurnalistikSekitar tahun 1950-an76 para pakar komunikasi di

Amarika menyelidiki kemungkinan untuk menilai mutu penulisan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan formula. Rudolph Felsch mengembangkan teori yang ia sebut sebagai kemudahan untuk dibaca “readable”. Teori ini berisikan deskriptis matematis tentang suatu contoh tulisan melalui jumlah kata-katanya dalam kalimat. Jumlah perkataan-perkataan poli-silabiknya (perkataan yang bersukukata banyak), kerumitan kalimat-kalimatnya, dan karakteristik-karakteristik lainya.

Para peneliti lainya pun mengembangkan formula serupa. Dua kantor berita utama Amerika dan media-media lainnya secara sendiri-sendiri telah pula melakukan eksperimen untuk mengaplikasikan program-program ini. Tetapi formula-formula itu ternyata tidak mengajarkan cara

75 ? Kursif penulis 76 ? Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan….Op.cit, hal; 106

164

Page 165: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

menulis, meskipun disatu sisi bersubtansikan karakteristiknya.

Jika ditelisik lebih jauh, sesungguhnya mereka hanya mengulangi formula itu dengan cara lain, apa yang selalu dikatakan guru tulis menulis: tulislah dengan bahasa sederhana, gunakan kata-kata biasa jangan teralalu menjejali, atau memperumit kalimat-kalimat anda.

Namun, selain dari pelajaran sederhana itu, dalam penulisan jurnalistik ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yang terkait dengan sifat tulisan jurnalistik sebagai media komunikasi masa.

Sebuah berita disurat kabar sesungguhnya tidak pernah berharap agar berita tersebut dibaca oleh 200 juta lebih penduduk Indonesia, namun hanya diperuntukkan pada kelompok khalayak yang sudah ditetapkan dalam visi-misi surat kabar yang bersangkutan atau apa yang biasa disebut dengan ‘segmen pembaca’.

Tilikan di atas menekankan akan pentingnya sebuah kesederhanaan, kejelasan, dan sifat langsung suatu tulisan berita.

Untuk mencapai hal-hal tersebut, ada beberapa keharusan yang patut diperhatikan. Beberapa keharusan ini harus lebih dulu diterapkan dalam berita sebelum wartawannya berfikir tentang gaya penulisan. Beberapa keharusan ini sangat menentukan apakah suatu tulisan berita itu memenuhi tujuannya dalam menyampaikan fakta secara jelas. Untuk mempermudah memahaminya berikut penulis sajikan dalam table di bawah ini:

165

Page 166: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Tabel. 2Berita Spesifik

Spesifik “sejumlah pengunjuk rasa (kurang spesifik) “sekitar 2000 pengunjuk rasa” (spesifik)

Kalimat aktifDan pasif

“Bola itu ditendang Kurniawan” (kurang memberikan tekanan. “Kurniawan menendang bola” (aktif)77.

Pendek “Sopir itu karena tangannya sibuk menepuk lebah yang berdengung mengitari kepalanya, tidak dapat mengendalikan truknya, sehingga truk itupun oleng kemudian menyeruduk parit” (kurang pendek) “Sopir itu menepuk lebah, lalu kehilangan kendali, dan trukpun menyeruduk parit” (pendek)

Variasikan kalimat

“Tersangka mengatakan bahwa rekanyalah yang membunuh korban, lalu menambahkan bahwa dia sudah berusa untuk mencegahnya” (kurang tepat). “meskipun ia sudah berusaha mencegah, korban dibunuh juga oleh rekannya, demikian pengakuan tersangka…” (tepat)

Alinea Harus Pendek

Surat kabar biasanya menyukai alinea yang pendek agar mudah dibaca, jelas dan menarik secara tipografis. Alinea baru akan muncul bila ada topic atau gagasan baru78

Hindari Angka Di Awal Kalimat

“100 pengemudi angkot berunjuk rasa di depan Taman Arek Lancor” (salah) “seratus pengemudi angkot berunjuk rasa di depan Taman Arek Lancor” (benar)

Sebutkan Identitas Orang

Nama dan gelar lengkap harus ditulis di awal penulisan nama tersebut. Sementara itu identitas lain misalnya, usia, alamat, pekerjaan, dsb.

Penggunaan Kutipan

“Menurut Dr. Mahfud MD, hukum di Indonesia…” atau “Hukum di Indonesia… Kata Dr. Mahfud MD”.

Hindari Merk Dagang

Becak itu menyeruduk tiang billboard iklan rokok Djarum Super di Pinggir Jalan (Djarum Super tidak perlu disebut)

77 ? Namun kalimat pasif tetap harus digunakan jika memang diperlukan menggunkan tekanan pada objek kalimat. Contoh “Si Bogel Preman di Pelabuhan Kamal, tewas di bunuh tadi malam” 78 ? Dalam kaitan ini Kantor Berita Associated Press menganjurkan dengan jargon “one idea in one sentence”

166

Page 167: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Pemborosan Kata

Kata-kata seperti; adapun, adalah, oleh, dari, telah, dan bahwa” dapat diganti dengan tanda baca koma.

Istilah asing

Yaitu istilah yang tidak dimengerti mayoritas harus dijelaskan contoh “ia ditangkap karena melakukan delik berat” (salah) “Ia ditangkap karena melakukan delik (tindak pidana) berat”. (benar)

Tata Bahasa dan Ejaan

Harus sdesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Contoh; praktek (salah) praktik (benar)

Ketentuan Akronim

Analisa Dampak Lingkungan atau ANDAL (salah). Yang benar “Andal”

Sementara itu disis lain gaya penulisan berita akan sangat ditentukan oleh beberapa hal; pertama, kecermatan dalam menulis berita. Penulis suatu berita harus memahami fakta yang akan ia tulis.

Kedua, Organisasi dalam berita. Yaitu, wartawan dituntut untuk merancang dahulu sebelum menulis berita, sebab tanpa organisasi tanpa susunan yang teratur, suatu berita tidak akan efektif.

Ketiga, Diksi dan tata bahasa yang tepat. Berita harus menggunakan tata bahasa yang tepat. Biasanya setiap redaksi akan memilki standart bahasa sendiri.

Keempat, Prinsip hemat kata dalam penulisan berita. Kata harus ingkat, padat, dan jelas. Wartawan dianjurkan untuk membuang retorika kata, hiasan kata dan lain-lain.

Kelima, Daya Hidup warna dan Imajinasi. Hal ini bias dilakukan dengan cara, tidak menulis hanya karena kata itu berbeda atau aneh. Gunakan kata yang sederhana, carilah kata kiasan yang memperjelas tetapi jangan biarkan kalimat menjadi panjang.

Sementara itu jika terkait bahasa jurnalistik sesungguhnya tidak ada bahasa yang khusus untuk dunia ini. Bahasa jurnalistik hanyalah bahasa konsumen. Namun perlu diingat bagaimana berita yang dijual tidak mengekor

167

Page 168: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

pada kesadaran konsumen. Tapi ‘ikut’ sehingga bisa mengarahkan kesadaran tersebut.

E. Unsur Lain Penentu BeritaUnsur lain yang mempengaruhi berita salah satunya

adalah perspektif yang dimiliki dan melatar belakangi wartawan. Dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana perspektif tersebut dibangun.

Perspektif seringkali menentukan hasil berita yang akan dibuat. Dalam kaitan ini Becker79 mendefinisikan ‘perspektif’ sebagai suatu ‘situasi’, separangkat gagasan yang melukiskan karakter situasi yang memungkinkan pengambilan tindakan. “suatu spesifikasi jenis-jenis tindakan yang secara layak dan masuk akal dilakukan reporter”, kriteria untuk penilaian “standart nilai yang memungkinkan obyek berita dapat dinilai” yang secara keseluruhan ditentukan oleh situasi yang dialami wartawan.

Seseorang yang hidup sendiri sejak lahir—kalau itu ada—tidak akan pernah memiliki perspektif, sebab perspektif hanya bisa dibangun melalui situasi yang dialaminya.

Jika dilihat sepintas kata ‘perspektif’ hampir sama dengan kata ‘persepsi’ namun Charon80 menyebutkan bahwa perspektif itu bukan persepsi, melainkan pemandu persepsi kita; perspektif mempengaruhi apa yang kita lihat dan bagaimana menafsirkan apa yang kita lihat. Perspektif adalah ‘kacamata’ yang dipakai wartawan untuk melihat. Untuk memudahkan pemahaman kita terhadap perspektif berikut penulis sajikan dalam sketsa berikut ini:

79 ? Howard S. Becker, Blanche Geer, dan Everett C. Hughes. 1968, Making The Grade: The Academic Side of College Life. New York: John Wiley & Sons, hal; 29—30 80 ? Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 8

168

Page 169: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Diagram: 1Kerangka konseptual

Perangkat asumsi Mempengaruhi Mempengaruhi Perspektif Perangkat nilai persepsi kita tindakan dalam Perangkat gagasan Situasi

Sumber: Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall, hal; 8

Ilmu Modern yang berkembang tentang obyek apapun dewasa ini tidaklah berdasarkan kebiasaan (tradisi), intuisi atau fatwa seseorang yang mempunyai kekuasaan (politik), melainkan berdasarkan pengamatan seksama. Semua rangsangan disekeliling kita bersifat acak dan kacau balau hingga kita menafsirkan rangsangan tersebut sebagai benda, peristiwa atau tindakan. Tujuan ilmu secara umum adalah untuk memberikan perspektif atas apa yang diamatinya81.

Perspektif dalam bidang ilmu pengetahuan sering juga diistilahkan dengan paradigma atau mazhab pemikiran (school of thought) atau teori. Istilah-istilah lain yang sering diidentikkan dengan perspektif adalah model, pendekatan, strategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka pemikiran, dan pandangan dunia (world view). B Aubrey Fisher82 seorang ilmuan komunikasi menggunakan istilah perspektif alih-alih teori karena ia tidak yakin apa yang disebut teori dan karena bidang komunikasi belum mengembangkan teori-teori yang memperoleh parsimony

81 ? James A. Anderson, 1987. Communication Research: Issues and Methods, New York, McGraw-Hill, hal; 5 82 ? B Aubrey Fisher, 1986. Teori-teori Komunikasi (ter) Soejono Trimo, Bandung, Remaja Rosda Karya, hal; 86

169

Page 170: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

(hemat universal) sebagaimana ilmu-ilmu alam (natural science). Dalam konteks ini argument Fisher dapat dipahami karena membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya.

Sementara itu menurut Thomas Kuhn83 paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton84 paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya: paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, abash dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normative menunjukan pada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu mempertimbangkan eksistensial atau epistemologis yang panjang. Akan tetapi menurut Patton aspek paradigma inilah yang sekaligus merupakan kekuatan dan kelemahannya—kekuatanya adalah hal itu memungkinkan tindakan, kelemahannya adalah alasan untuk melakukan tindakan tersebut tersembunyi dalam asumsi-asumsi paradigma yang tidak dipersoalkan.

Salah satu makna paradigma yang sesuai dalam diskusi kita, sebagaimana dikemukan Anderson85, adalah ‘ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuan yang menganut pandangan yang sama atas suatu realitas. Memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas, dan menggunakan metode serupa.

Dalam kaitan ini ada dua kerangka besar paradigma, yaitu para digma structural dan paradigma fungsional. Kedua paradigma ini sering dipertukarkan, namun paradigma yang pertama jangkauannya lebih luas

83 ? Dennis Brissett dan Charles Edgley. 1990 ed Life as Theater Edisi 2 New York Aldine de Gruyter, hal; 34 84 ? Michael Quinn Patton, 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods, Edisi ke 2 Newbury Park: Sage, hal; 37 85 ? James A. Anderson, 1987….Op cit, hal; 45

170

Page 171: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

dibanding yang kedua sebab mencakup pendekatan marxis (Marxian) untuk membedakan keduanya sering digunakan istilah paradigma structural consensus (yang menekankan pentingnya sosialisasi) dan paradigma strktural konflik86. Namun bila orang menggunakan istilah ‘paradigma structural’ lazimnya istilah tersebut merujuk pada ‘paradigma structural fungsional’ dua paradigma lain yang maknanya identik adalah paradigma interpretative dan paradigma fenomenologis. Karenanya, kedua istilah tersebut dalam penggunaannya sering dipertukarkan.

Dari perspektif dan paradigma frame reporter inilah arah berita akan dapat dibaca. Apakah wartawan sudah terbiasa menyembah dan terhegemoni penguasa, ataukah justru sebaliknya menggunakan perspektif yang kritis sehingga idealisme media akan dapat dipertahankan.

86 ? Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A Guide for The Beginner. Slough: Univercity Tutorial Press, hal; 5—15

171

Page 172: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

DAFTAR PUSTAKA

Tommy, Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jogjakarta, 2006

Cal W Dawns, Professional Communication in Asia/Pacific Organisations: A Comparative Study” dipresentasikan pada Simposium Intercultural Communication di Goteborg, Sweden 26-28 November 1998 dalam Journal of Intercultural Communication, ISSN 1404-1634, issue 14, June 2007. Editor: Prof. Jens Allwood.

Bonner, Hubert (1953) Social Psychology,dalam Rahmat, Jalaluddin, 2003, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Pace, R. Wayne et al., Techniques for Effective Communication, Addison Westley Publishing Company, Massachusetts-ontario 1979Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1994 Widjaya, H.A.W, 1986, Komunikasi Dan Hubungan

Masyarakat, Jakarta: Bina aksara Mulyana, Deddy, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,

Bandung: Remaja Rosdakarya Dani Fardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan

Taksonomi Konseptual, Galia Indonesia, Jakarta, 2004

Astrid S Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977

Agus M Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius, Jogjakarta, 2003

Dedy Jamaluddin Malik, Melacak Perjalanan Ilmu Komunikasi Menuju Paradigma Baru, dalam

172

Page 173: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Riyono Pratikto (ed), Remaja Karya, Bandung, 1982

Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 2004

Joseph A Devito, Communicology an introduction to the study of communication, Harper & Row, New York, 1976

Warner J Severin & James W Tankard Jr., Communication Theories, Origins, Metode, and Uses in The Mass Media, 2001, dalam Sugeng Harianto (ter) Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Masa, Kencana, Jakarta, 2005

Kuhn Thomas, The Structure of Scientific Revolution, Rosda Karya, Bandung, 2000

Russell. Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, kaitanya dengan kondisi social politik dari zaman kuno hingga sekarang, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2002

Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”. LKiS, Jogjakarta, 2001

Lukman Hakim, Revolusi Sistemik Solusi Stagnasi Reformasi Dalam Bingkai Sosialisme Relegius, Kreasi Wacana, Jogjakarta, 2003.

Tanen, Deborah, 1996, Seni Komunikasi Efektif, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

Effendy, Onong Uchjana, 2000, Dinamikan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya Arifin, Anwar, 2002, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar

Ringkas, Jakarta: Raja Grafindo persada Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat

Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti, hal; 70

173

Page 174: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Rahmat, Jalaluddin dan Mulyana Deddy, 2001, Komunikasi Antar Budaya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama

Wilbur Schramn, Men Message and Media, Horper and Row, New York, 1973

Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994

Effendi Onong Uchjana, Propaganda Melalui Siran Radio, Tesis Fakultas Publistik Universitas Pajajaran Bandung, 1966

Koesdarini Soemiati, Komunikasi Interpersona dalam Riyono Pratikto (ed) Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1987

Joseph A Devito, The Interpersonal Comunication Book, Harper & Row, New York, 1976

Dedy Mulyana, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Rosda Karya, Bandung, 2001

Pudjawijatna, 1987, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke Ilmu dan Filsafat, Jakarta, Bina Aksara

Denis MC Quail, 1987, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga

Effendy, Onong Uchjana, 2000, 1984, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Bierens De Haan, Grondslagen der Samenleving, dalam Astrid S Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, Bandung, PT Citra Adtya Bakti

Huntington, Samuel P, The Clash of Civilization, Remaking of The New World Order, dalam; Ismail. Sadat (ter),

174

Page 175: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Benturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Qolam, Jogjakarta, 2000

Tomy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Presindo, Jakarta, 2006

Suparlan. Parsudi, Jaringan Sosial, dikutip dari Majalah INFO No 4 Tahun II, Oktober-November 1981, Set Ditjen RTF, Deppen, Jakarta.

Dahlan Alwi, Analisis Jaringan Komunikasi: Perkembangan dan Relevansi, Dalam Jurnal Komunikasi Pembangunan No 5/ Tahun II/ 1979, Badan Penelitian dan Pengembangan Deppen, Jakarta

Setiawan. Bambang, Metode Analisis Jaringan Komunikasi, Fakultas Sospol UGM, Jogjakarta, 1983

Wright, Charles R, Sosiologi Komunikasi Masa, andi S (ter), Remaja Karya, Bandung, 1985

Arpan, Floyd G, edited By Ethel M Leeper, Toward Better Communications, dalam Rochady, 1970, Wartawan Pembina Masyarakat, Suatu Pedoman Kerja Wartawan Berlandaskan Teori Tanggung Jawab, Bandung, Bina Cipta

Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya, halaman tak terlacak.

Ruslan Abdulgani, Pers Nasional dan Funksi Sosialnya, majalah Merdeka, Agustus 1952

Ignatius Haryanto, Indonesia raya Dibredel, LKiS, Jogjakarta, 2006

Bradley Duane, 1971, The Newspaper: Its Place In A Democracy, New York: Pyramid Communication Inc.

Harahap. Krisna, 1996, Rambu-rambu Disekitar Profesi Wartawan, Jakarta, Grafitri Budi Utami

Widodo, 1997, Tekhnik Wartawan Menulis Berita Di Surat Kabar Dan Majalah, Suraba, Penerbit Indah

175

Page 176: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Yu, Frederick T.C, 1981, Get It Rigth, Get It Tight: The Beginning Reporter’s Handbook, East West Center, Institute of Culture And Communication, Honolulu Hawai

Weinberg, Steve, 1996, The Reporter’s Handbook: An Investigator’s Guide To Document And Techniques, New York, ST Marthin’s Press

Charnley, Mitchell, 1975, Reporting, Third Edition, Holt, Rinehart and Winston, New York

Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall

Ullman, John, 1995, Investigative Reporting, Advance Metods And Techniques, New York, St Marthin’s

Romli Asep Samsul M, 2003, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung, Remaja Rosda Karya Hikmat Kusuma Ningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosda Karya

Schramm. Wilbur, 1964, Mass Media And National Development, University of Stanford Press, California

Sims. Norman and Kramer, 1995, Mark.,--ed. Literary Journalism, New York, Ballantine Book

Siebert, F., T. Peterson and Wilbur. Schramm, 1956, Four Theories of The Press, University of Illinois Press, Urbana, III edition

Bond F. Fraser, An Introduction To Journalism, ter—Suhandang. Kustadi, Jurnalistik Publik dan Media, Bandung, Sinar Baru, 1986

Howard S. Becker, Blanche Geer, dan Everett C. Hughes. 1968, Making The Grade: The Academic Side of College Life. New York: John Wiley & Sons

176

Page 177: Komunikasi Kontemporer

Komunikasi KontemporerStrategi, Konsepsi, dan Sejarahnya

Joel M Charon. 1998. Symbolic Interactionism: An Introduction, an interpretation, an integration. Edisi ke-6. Upper Saddle River, N. J.: Prentice Hall

James A. Anderson, 1987. Communication Research: Issues and Methods, New York, McGraw-Hill

B Aubrey Fisher, 1986. Teori-teori Komunikasi (ter) Soejono Trimo, Bandung, Remaja Rosda Karya

Dennis Brissett dan Charles Edgley. 1990 ed Life as Theater Edisi 2 New York Aldine de Gruyter

Michael Quinn Patton, 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods, Edisi ke 2 Newbury Park: Sage

Philips Jones, 1985. Theory and Method in Sociology: A Guide for The Beginner. Slough: Univercity Tutorial Press

177