kompensasi dan remunerasi
DESCRIPTION
makalah ttg kompensasi dan remunersiTRANSCRIPT
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 1/34
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, seseorang pasti mempunyai posisi masing-masing. Dan tentunya
setiap posisi pasti berperan penting dalam perjalanan organisasi. Semakin baik kinerja
masing-masing anggota, dan semakin baik kerjasama yang dibina, maka organisasi akan
berdiri kokoh.
Setiap anggota yang berperan menjalankan organisasi akan mendapat imbalan. Imbalan
yang kita ketahui umumnya adalah gaji. Gaji itulah yang disebut sebagai kompensasi.
Menurut pengertiannya kompensasi adalah istilah yang menggambarkan suatu bentuk
ganti rugi. Sama halnya ketika diaplikasikan didalam organisasi, kerja keras para anggota
akan diganti dengan imbalan.
Kompensasi sama pentingnya baik bagi anggota dan organisasi itu sendiri. Bagi
karyawan, kompensasi adalah sarana yang diberikan atas hasil kerja keras mereka, dan
digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Sedangkan bagi
organisasi, kompensasi memiliki titik tujuan tertentu yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Ketika anggota mendapat kompensasi yang
dianggap telah memenuhi batas-batas kewajaran yang ditentukan, maka semangat bekerja
akan timbul, dan bahkan memberi motivasi bagaimana kinerja mereka yang maksimal
agar mendapat kompensasi yang maksimal pula. Dapat kita simpulkan bahwa penentuan
kompensasi yang terintegrasi antara organisasi dan anggota akan menciptakan
keseimbangan.
Kompensasi pun tidak hanya berupa gaji, tetapi bisa juga berupa hal-hal selain gaji atau
uang yang diterima secara langsung seperti sarana, asuransi, tunjangan, dan lain lain.
Melihat pentingnya penentuan kompensasi dalam suatu organisasi, maka melalui
makalah ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai pengertian, tujuan,
konsep, jenis-jenis, dan pentingnya kompensasi dalam suatu organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan tugas ini hal-hal yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 2/34
2
1. Pengertian Kompensasi
Pada sub bab ini akan dibahas apa itu pengertian kompensasi yang diambil
dari beberapa pendapat para tokoh.
2. Jenis Kompensasi
Pada bagian ini dipetakan berbagai macam jenis kompensasi yang berbentuk
financial maupun nonfinansial.
3. Tujuan Kompensasi
Pada bagian ini akan dipetakan dan dibahas berbagai tujuan kompensasi yang
diambil dari pendapat para tokoh.
4. Asas kompensasi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai asas yang digunakan dalam pemberian
kompensasi yang harus memenuhi asas adil dan wajar.
5. Faktor Ketidakpuasan atas Kompensasi
Pada bagian ini akan dipetakan pengkajian factor apa saja yang membuat
tenaga kerja merasa tidak puas akan kompensasi yang diterimanya serta akibat
dari ketidakpuasan tersebut.
6. Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Pada bagian ini akan dibahas factor apa saja yang mempenguruhi besarnya
nilai kompensasi.
7. Tahapan Menentukan Kompensasi
Pada bagian ini dibahas bagaimana tahapan dalam menentukan kompensasi
kepada tenaga kerja.
8. Metode Menetapkan Kompensasi
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dalam
menetapkan kompensasi yang diambil dari pendapat para tokoh.
9. Sistem pemberian Kompensasi
Pada bagian ini adan dijelaskan system pemberian kompensasi yang diambil
dari pendapat tokoh dan bagaimana system kompensasi yang digunakan
perusahaan pada umumnya.
10. Remunerasi
Pada bagian ini akan dibahas apa yang disebut dengan Remunerasi, tujuan
remunerasi, bagaimana konsepnya, dan apa saja landasan hukumnya.
11. Contoh Aplikatif
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 3/34
3
Pada bagian ini akan di tunjukkan contoh aplikatif dalam bagaimana
memberikan kompensasi terhadap tenaga kerja.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dalam penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SDM dan Produktifitas
Bidang Kesehatan
2. Untuk memahami apa itu kompensasi yang menjadi bagian dari pengelolaan
SDM suatu organisasi dan bagaimana kompensasi ini berpengaruh terhadap
kinerja dan motivasi SDM dalam organisasi
3. Mengasah keterampilan menulis dan menyusun sebuah makalah dalam kerjasama
antar anggota kelompok.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat untu penyusun :
Dalam penyususnan tugas ini, manfaat yang didapat bagi penyusun adalah
menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan kompensasi sebagai
salah satu bagian dari manajemen SDM serta menambah ketrampilan
menyusun sebuah makalah dalam kerjasamanya antar anggota kelompok.
Manfaat untuk pembaca :
Dalam penyusunan makalah ini kami harap pembaca mampu menangkap isi
dari makalah kami guna menambah pengetahuannya tentang kompensasi
yang kaitannya dalam manajemen SDM serta pengruhnya dalam suatu
organisasi.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 4/34
4
BAB 2
KOMPENSASI
2.1. Pengertian Kompensasi
Menurut Daft (2003: 416), kompensasi merujuk pada semua pembayaran uang dan
semua barang atau komoditi yang digunakan berdasarkan nilai uang untuk memberi
imbalan pegawai. Bernardin (2007: 252) menyatakan bahwa kompensasi merujuk pada
semua bentuk hasil keuangan dan tunjangan nyata yang diterima pegawai sebagai bagian
dari hubungan kerja. Caruth dan Handlogten (2001: 2) mendefinisikan kompensasi
sebagai imbalan atau pemberian yang diberikan kepada seseorang atas pelayanan yang
dilakukan, yang mencakup imbalan secara langsung maupun tidak langsung. Cotterman
(2005: 1) mendefinisikan kompensasi dari sudut pandang yang berbeda, yaitu sebagai
pengungkapan secara nyata atas nilai yang dirasakan seseorang, yang mencakup gaya
hidup, posisi dalam komunitas, status di antara rekan-rekan, keluarga, dan organisasi.
McKenna (2006: 608) juga mengemukakan definisi yang relatif tidak sama yaitu
mencakup berbagai aktivitas organisasi yang ditujukan bagi alokasi kompensasi dan
tunjangan bagi pegawai sebagai imbalan atas usaha dan sumbangan yang dibuat untuk
mencapai tujuan organisasi. Sementara itu Berger (2008: 643) mendefinisikan
kompensasi berdasarkan klasifikasinya, yang terdiri dari kompensasi tunai (cash
compensation), kompensasi kotor (gross compensation), dan kompensasi bersih (net
compensation). Kompensasi tunai adalah imbalan dalam bentuk gaji, bonus tunai, dan
insentif jangka pendek. Kompensasi kotor adalah imbalan yang berbentuk biaya
penggajian atas semua keuntungan pegawai dan tunjangan baik total maupun kompensasi
tunai. Sementara kompensasi bersih adalah imbalan yang digunakan dengan
membandingkan imbalan yang dihitung setelah pajak.
Lebih dari itu, kompensasi juga merupakan semua bentuk kembalian finansial, jasa-
jasa berwujud, dan tunjangan-tunjangan yang diperoleh pegawai sebagai bagian dari
sebuah hubungan kepekerjaan (Simamora, 1995 : 412). Handoko (2000: 205),
kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa
untuk kerjanya. Tulus (1995: 26) memandang kompensasi sebagai pemberian
penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial, yang adil
dan layak kepada pegawai atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 5/34
5
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan pengertian kompensasi lebih luas
daripada sekedar gaji atau upah, karena terdapat pula unsur penghargaan tidak langsung
dan non-finansial ke dalam konsep balas jasa (remuneration) secara keseluruhan.
2.2. Jenis Kompensasi
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 6/34
6
Kompensasi berarti pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa baik yang
berupa uang (finansial) maupun yang tidak berupa uang (nonfinansial).
2.2.1. Kompensasi Langsung
Kompensasi Langsung adalah yang terdiri dari imbalan yang diterima secara
langsung, rutin atau periodik oleh pekerja atau karyawan. Menurut Bernadin dan Russell
(1993 : 420) “Direct compensation is the basic wage and the salary system, plus
performance-based pay. Indirect compensation is the general category for emplyee benefits-
mandated protection programs, health insurance, pay for time not worked, and various other
employee benefits”. Kompensasi langsung adalah upah dasar dan sistem penggajian,
ditambah pembayaran yang didasarkan pada kinerja.Kompensasi tidak langsung adalah
kategori yang umum berupa benefit program perlindungan bagi karyawan, asuransi
kesehatan, gaji yang dibayar pada waktu tidak bekerja, dan berbagai benefit lain bagi
kesejahteraan karyawan. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam
bentuk upah, gaji, dan insentif.
Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan atas
kedudukannya dalam organisasi yang menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk tujuan
organisasi serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap
dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.
Upah adalah balas jasa langsung yang dibayarkan kepada pekerja dengan berpedoman
atas perjanjian yang disepakati membayarnya yaitu kompensasi dalam bentuk uang
dibayarkan atas waktu yang telah dipergunakan. Sehingga besarnya upah berubah ubah
tergantumg keluaran yang dihasilkan.
Upah insentif, adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
yang prestasinya di atas prestasi standar. Upah insentif merupakan kontra prestasi di luar
upah atau gaji, dan mempunyai hubungan dengan prestasi sehingga dinamakan pula
sebagai pay for performance atau pembayaran atas prestasi. Upah insentif ini
merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Gambar 1. Jenis Kompensasi
Sumber : Veithzal Rivai (2004:358)
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 7/34
7
Kompensasi (balas jasa) langsung merupakan hak bagi karyawan dan menjadi kewajiban
perusahaan untuk membayarnya.
Sehingga Upah dasar atau gaji adalah pembayaran berdasarkan jam, mingguan atau
bulanan, yang diterima karyawan untuk pekerjaan mereka. Insentif adalah reward yang
ditawarkan disamping upah dasar atau gaji dan biasanya secara langsung dikaitkan dengan
kinerja.
2.2.2. Kompensasi Tidak Langsung
Sedangkan kompensasi tidak langsung meliputi semua pembayaran yang tidak
tercakup dalam kompensasi financial langsung yang meliputi jaminan sosial, asuransi PHK,
asuransi kesehatan, pensiun, pelayanan karyawan, uang tambahan misalnya uang
resiko/bahaya. Kompensasi tidak langsung diberikan pada karyawan dalam rangka
menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, dan memberikan kepuasan pada karyawan
sehingga diharapkan karyawan merasa nyaman bekerja dalam perusahaan. Selain sesuatu hal
yang komplek, kompensasi juga merupakan suatu elemen biaya yang sangat besar bagi
organisasi. Namun demikian, setiap organisasi tetap melaksanakan kebijakan ini. Hal ini
karena ada dampak positif yang diharapkan darinya. Program tunjangan pegawai dapat dibagi
ke dalam tiga kategori, yaitu:
a) Tunjangan proteksi yang memberikan peningkatan rasa aman bagi kalangan
pegawai dengan membayar pengeluaran ekstra atau luar biasa yang dialami
pegawai secara tidak terduga. Sedangkan program tunjangan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, uang pensiun serta asuransi
selama bekerja atau asuransi tenaga kerja.
b) Komisi di Luar Jam Kerja, merupakan program tunjangan yang dapat dipandang
sebagai kesempatan bagi pegawai. Hal ini meliputi mulai dari komisi lembur , hari
besar, cuti tahunan, dan cuti hamil
c) Fasilitas, tunjangan yang diberikan untuk menjamin kenyamanan pegawai selama
bekerja di organisasi. Yang temasuk dalam tunjangan iniadalah tersedianya
kendaraan kantor, ruang kantor yang nyaman bagi pegawai, dan adanya tempat
parkir yang aman.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 8/34
8
Sedangkan kompensasi nonfinansial terdiri dari karena karier (pekerjaan) yang
meliputi aman pada pekerjaan, peluang promosi, pengakuan karya, inovasi dan prestasi
istimewa. Kompensasi nonfinansial kedua adalah mengenai lingkungan pekerjaan yang
meliputi kebijakan perusahaan (kondisi kondusif), kondisi kerja yang nyaman, kefleksibelan,
rekan kerja yang bersahabat, dan pujian.
2.3. Tujuan Kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi menurut para ahli dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Malayu S.P Hasibuan
(2006:121)
Hani Handoko
(2001:156)
Susilo Martoyo
(1990:101)
Veithzal Rivai
(2004:359)
Ikatan kerjasama Memperoleh SDM
berkualitas
Pemenuhan
kebutuhan
Memperoleh SDM
berkualitas
Kepuasan kerja Mempertahankan
karyawan
Motivasi Mempertahankan
karyawan
Memperoleh SDM
berkualitas
Penghargaan Memperoleh SDM
yang berkualitas
Keadilan
Motivasi Motivasi Citra Perusahaan Penghargaan
Stabilitas karyawan Keadilan - -
Disiplin Pemenuhan peraturan
legal
- -
Tabel 1. Tujuan Kompensai Menurut Para Ahli
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan kompensasi adalah sebagai berikut :
a. Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian kompensasi terjadilah ikatan kerja sama formal antara majikandengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian
yang disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status
sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
c. Memperoleh SDM Berkualitas
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 9/34
9
Salah satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan
(qualified ) dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi
yang baik merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified . Sebaliknya,
sistem kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan
yang qualified dari suatu organisasi. Sehingga untuk memenuhi standar yang diminta
organisasi, dalam upaya menarik calon karyawan masuk, organisasi harus
merangsang calon-calon pelamar dengan tingkat kompensasi yang
cukup kompetitif dengan tingkat kompensasi organisasi lain.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya. Dalam pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong
karyawan bekerja dengan makin produktif.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karenaturnover relative kecil.
f. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yag
berlaku.
g. Mempertahankan Karyawan
Eksodus besar-besaran karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa
besarnya peranan kompensasi dalam mempertahankan karyawan
yang qualified. Sistem kompensasi yang kurang baik dengan iklim usaha yang
kompetitif dapat menyulitkan organisasi/perusahaan dalam mempertahankan
karyawannya yang qualified . Dengan adanya kompensasi yang kompetitif, organisasi
dapat mempertahankan karyawan yang potensial dan berkualitas untuk tetap bekerja.
Hal ini untuk mencegah tingkat perputaran kerja karyawan yang tinggi dan
kasus pembajakan karyawan oleh organisasi lain.
h. Penghargaan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku yang diinginkan, antara lain
kinerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku
lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
i. Keadilan
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 10/34
10
Kompensasi menjamin terpenuhinya rasa keadilan pada hubungan antara
manajemen dan karyawan. Dengan pengikat pekerjaan, sebagai balas jasa organisasi
atas apa yang sudah diabdikan karyawan pada organisasi, maka keadilan dalam
pemberian kompensasi mutlak dipertimbangkan. Administrasi pengupahan dan
penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan (akan dibahas di sub bab
selanjutnya). Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting
diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
j. Pemenuhan Peraturan Legal
Seperti aspek manajemen personaia lainnya, administrasi kompensasi
menghadapi batasan-batasan legal. Program kompensasi yang baik memperhatikan
kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan-peraturan yang mengatur
kompensasi karyawan. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang
perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka internvensi pemerintah
dapat dihindarkan.
k. Pemenuhan Kebutuhan
Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya adalah
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain
kebutuhan ekonominya.l. Citra Perusahaan
Makin berani suatu perusahaan/organisasi memberikan kompensasi yang
tinggi, makin menunjukkan betapa makin suksesnya suatu perusahaan. Sebab
pemberian kompensasi yang tinggi hanya mungkin apabila pendapatan perusahaan
yang digunakan untuk itu makin besar. Berarti beruntung makin besar.
2.4. Asas Kompensasi
Hasibuan (2007) menjelaskan bahwa program kompensasi (balas jasa) harus
ditetapkan atas asas adil dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan
yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya
balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.
2.4.1. Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan
prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan
memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan menerima
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 11/34
11
kompensasi yang sama besarnya. Asas adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan, dan
pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil akan tercipta suasana
kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih
baik.
Keadilan adalah suatu fundamental dari system kompensasi (Newman &Milkovich,
2004 : 8). Pernyataan seperti “perlakuan yang adil untuk semua pegawai” merefleksikan
sebuah perhatian terhadap keadilan. Tujuan keadilan berusaha untuk menjamin keadilan
kompensasi untuk semua individu dalam hubungan ketenaga kerjaan. Tujuan keadilan focus
kepada pembuatan system kompensasi yang mengenali baik kontribusi pekerja (semakin
tinggi kinerja atau pengalaman atau training maka semakin tinggi pula kompensasi yang
diberikan) dan kebutuhan pekerja (memberikan upah minimum, atau asuransi kesehatan).
Menurut Simamora (2004 : 449), keadilan kompensasi terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Keadilan Eksternal
Tarif upah yang pantas dengan gaji yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang
serupa di pasar tenaga kerja eksternal. Keadilan eksternal dinilai dengan
membandingkan pekerjaan yang serupa di antara organisasi-organisasi yang
terbandingkan. Dua kondisi harus dipenuhi yaitu pekerjaan yang sedang
diperbandingkan haruslah sama atau hamper sama, dan organisasi yang disurvai harus
serupa ukuran, misi, dan sektornya.
b. Keadilan Internal
Tingkat gaji yang pantas/patut dengan nilai pekerjaan internal bagi perusahaan.
Keadilan internal merupakan fungsi dari status relative sebuah pekerjaan di dalam
organisasi, nilai ekonomi hasil pekerjaan, atau status sosial sebuah pekerjaan, seperti
kekuasaan, pengaruh, dan statusnya di dalam hierarki organisasi. Keadilan internal
berhubungan dengan kemajemukan gaji di antara pekerjaan-pekerjaan yang berbeda di
dalam sebuah organisasi.
c. Keadilan Individu
Individu pekerja merasa bahwa dia diperlakukan secara wajar dibandingkan
dengan rekan kerjanya. Ketika seorang pekerja menerima kompensasi dari perusahaan,
persepsi keadilan dipengaruhi oleh dua factor yaitu rasio kompensasi terhadap masukan
upaya, pendidikan, pelatihan, ketahanan akan kondisi kerja yang merugikan dari
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 12/34
12
seseorang serta perbandingan rasio ini dengan rasio pekerja lain yang dengannya terjadi
kontak langsung.
2.4.2. Asas Layak dan Wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat
normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relative. Penetapan besarnya kompensasi
didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.
Manajer personalia diharuskan selalu memantau dan menyesuaikan kompensasi dengan
eksternal konsistensi yang sedang berlaku. Hal ini penting supaya semangat kerja dan
karyawan yang qualified tidak berhenti, tuntutan serikat buruh dikurangi, dan Iain-lain.
Kelayakan, sebagai sebuah tujuan, terkait dengan penerapan semua hukum dan peraturan
perundang-undangan tentang kompensasi. Bila kemudian hukum dan peraturan perundang-
undangan tersebut berubah, maka dengan sendirinya system kompensasi perlu disesuaikan
juga, sehingga tujuan kelayakan dapat terus berjalan.
2.5. Faktor Ketidakpuasan atas Kompensasi
Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan serta memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa
kompensasi yang cukup karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan
perusahaan. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran yang dirasa kurang akan
mengurangi kinerja karyawan, meningkatkan keluha, mogok kerja dan mengarah pada
tindakan seperti meningkatnya derajat ketidak hadiran. Sebaliknya jika terjadi kelebihan
pembayaran juga akan menyebabkan perusahaan dan individual berkurang daya
kompetensinya dan menimbulkan kegelisahan, perasaan bersalah dan ketidaknyamanan di
kalangan karyawan. Oleh karena itu setiap perusahaan atau organisasi manapun seharusnya
dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul untuk
menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dapat terwujud.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.B. Siswanto (2003:181) tentang imbalan,
menunjukkan bahwa kepuasan merupakan reaksi yang kompleks terhadap berbagai keadaan
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 13/34
13
dan dipengaruhi oleh beberapa factor. Menurut hasil penelitian tersebut kepuasan atas
kompensasi yang diterima tenagga kerja dipengaruhi oleh:
a. Jumlah yang diterima dan jumlah yang diharapakan
b. Perbandingan dengan apa yang diterima oleh tenaga kerja lain
c. Pandangan yang keliru atas kompensasi yang diterima tenaga kerja lain, serta
d. Besarnya kompensasi intrinsik dan ekstrinsik yang diterimanya untuk pekerjaan yang
diberikan kepadanya. Berikut adalah gambar bagan faktor ketidakpuasan atas
kompensasi.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 14/34
14
Gambar 2. Ketidakpuasan atas Kompensasi
Faktor Ketidakpuasan atas Kompensasi
Sumber : Siswanto sutrohadiwiryo (2003:181)
Keterangan :
a. Jumlah yang Diterima dan Jumlah yang Diharapkan
Sebagian besar teori mengenai kepuasan menekankan bahwa kepuasan tenaga kerja
ditentukan oleh perbandingan yang dibuatnya antara apa yang diterimanya dan berapa
yang seharusnya (keinginan) diterima oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Hasil dari
tabel diatas adalah kepuasan, kompensasi terlalu rendah, dan kompensasi terlalu
tinggi. Apabila tenaga kerja menerima kurang dari yang seharusnya mereka terima,
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 15/34
15
maka mereka merasa tidak puas. Sebaliknya apabila mereka menerima lebih dari
seharusnya yang mereka terima, maka mereka akan cenderung merasa puas.
b. Perbandingan dengan Apa yang Diterima Oleh Tenaga Kerja Lain
Perasaan tidak puas seorang tenaga kerja banyak dipengaruhi oleh perbandingan
dengan apa yang diterima tenaga kerja lain yang posisinya sama dengannya. Apabila
perbandingan menyeluruh antara keadaan mereka dengan keadaan tenaga kerja lain
yang sama seperti mereka menunjukkan hasil yang baik tenaga kerja yang
bersangkutan akan merasa puas.
c. Pandangan yang Keliru atas Kompensasi yang Diterima Tenaga Kerja Lain
Seringkali tenaga kerja salah tanggap mengenai kompensasi yang mereka terima. Hal
ini disebabkan antara lain karena pada kebanyakan perusahaan, kompensasi orang
seorang, hasil pengamatan pengupahan, imbalan dan hasil pengukuran kinerja
disimpan sebagai bahan rahasia. Selain hal tersebut pandangan keliru terjadi apabila
tenaga kerja melibatkan perasaannya dan apabila membandingkannya dengan
kompensasi yang diterima oleh tenaga kerja lain.
d. Besarnya Kompensasi Intrinsik dan Ekstrinsik yang Diterimanya untuk
Pekerjaan yang Diberikan Kepadanya
Dari berbagai studi, menunjukkan bahwa kedua kompensasi (intrinsik dan ekstrinsik)
sifatnya amat penting dan memiliki pengaruh langsung yang besar pada kepuasan
kerja secara keseluruhan.
2.6. Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Dalam pemberian kompensasi, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhinya.
Dari pendapat beberapa ahli seperti Hasibuan ( 2007), Martoyo (2007), dan Pangabean
(2004:81), secara garis besar faktor-faktor tersebut terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi,
pribadi karyawan yang bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
,
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 16/34
16
Gambar 3. Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
2.6.1. Faktor Intern Organisasi
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah dana
organsasi, dan serikat pekerja.
a. Dana Organisasi
Kemampuan organisasi untuk melaksanakan kompensasi tergantung pada dana yang
terhimpun untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat
prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Makin besarnya prestasi kerja
maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besanya keuntungan
perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan
kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
b. Serikat Pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi
pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat
menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat
pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 17/34
17
2.6.2. Pribadi Karyawan
Contoh faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi besarnya pemberian
kompensasi adalah produktifitas kerja, posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman
serta jenis dan sifat pekerjaan.
a. Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor
yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan
karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda.
Pemberian kompesasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisidan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung
jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam
organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi
yang diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor
yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan
berpndidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang
kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor
ini merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang.
Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan
yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan
berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan
manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini
selain karena pertimbangan profesioalisme pegawai juga kerena besarnya resiko dan
tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh,
dikebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya
mendaptkan kompenasai antara 2 – 3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor.
Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 18/34
18
2.6.3. Faktor Ekstern Organisasi
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya
kompensasi adalah sebagai berikut :
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran ( supply)
tenaga kerja ebih dari permintaan (demand ) akan menyebabkan rendahnya kompensasi
yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang
diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi
merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam
keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya
hidup (cost of living ). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal.
Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup
minimal. Jika kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka
yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi rakyatnya dari
kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya dengan kompensasi, pemerintah
menentukan upah minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur
tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses
pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat
memiskinkan bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari
yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata
kompensasi yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan
kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya
manusianya.
2.7. Tahapan Menetapkan Kompensasi
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 19/34
19
Menurut Veithzal Rivai (2004:366) tahapan-tahapan dalam menetapkan manajemen
kompensasi adalah seperti berikut ini :
Tahap 1 : mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan
untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relative setiap pekerjaan.
Tahap 2 : melakukan survey upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal yang
didasarkan pada upah pembayaran di pasar kerja.
Tahap 3 : Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang didasarkan
pada keadilan internal dan eksternal.
Sedangkan menurut Hani Handoko (1995:162) pada umumnya, pembayaran upah dalam
organisasi ditentukan oleh aliran kegiatan-kegiatan yang mencakup analisis pekerjaan,
penulisan diskripsi pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survey upah dan gaji, analisis masalah-
masalah organisasional yang relevan, penentuan harga pekerjaan (harus melebihi peraturan
upah minimum), penetapan aturan-aturan administrasi pengupahan, dan akhirnya pembayaran
upah kepada karyawan.
Gambar 4. Proses Penentuan Upah
Sumber : T. hani Handoko (1995:163)
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 20/34
20
2.8. Metode Kompensasi
Metode balas jasa (Kompensasi) menurut Hasibuan (2006:123) dikenal dengan metode
tunggal dan metode jamak, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Tunggal
Yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya didasarkan atas ijazah
akhir dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan. Jadi tingkat golongan dan gaji
pokok seseorang hanya ditetapkan dari ijazah terakhir yang dijadikan standarnya.
b. Metode Jamak
Yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas beberapa pertimbangan
seperti ijazah terakhir, sifat pekerjaan, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan
besarnya gaji pokok seseorang.
2.9. Sistem Pemberian Kompensasi
Belum ditemukan jenis sistem yang imbalan yang bagaimana yang diperlukan bagi
tenaga kerja, meskipun sebenarnya hal ini penting untuk menciptakan keefektivitasan sistem
imbalan yang bergantung pada diagnosis yang baik mengenai keadaan setempat.
Siswanti Sastrohadiwiryo (2003:189) memberikan beberapa patokan umum agar
system kompensasi yang ditetapkan oleh perusahaan dapat berjalan efektif. Patokan tersebutdapat dijadikan pedoman dalam praktek system kompensasi. Pedoman tersebut antara lain :
a. Individualitas
Yaitu system kompensasi yang terdapat adanya kontrak individu antara majikan
dan tenaga kerja yang meliputi rencana tunjangan, jam kerja, kaitan imbalan
dengan kinerja dan seterusnya. Akan tetapi perlu ditemukan jalan tengah antara
kontrak individual dan system imbalan yang membayar setiap tenaga kerja dengan
cara yang sama. Yang paling menguntungkan adalah dengan mengombinasikan
tunjangan yang elastic dengan kenaikan sejumlah uang tunai.
b. Proses Keputusan Terbuka
Saat ini banyaktenaga kerja yang diberikan kesempatan lebih banyak untuk
memberikan masukan pada keputusan dan diberi informasi lebih banyak
mengenai sifat keputusan tersebut. Untuk memenuhi harapan yang mengikat
tenaga kerja dari pihak pemerintah terhadap perusahaan untuk mengadakan
keputusan system imbalan, perusahaan perlu mengambil keputusan system
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 21/34
21
kompensasi secara terbuka, partisipatif, dan memasukkan system yang member
erlindungan hak.
c. Imbalan berdasarkan Kinerja
System imbalan dapat berperan dalam meningkatkan motivasi kerja untuk bekerja
lebih efektif, meningkatkan produktivitas dalam perusahaan, serta mengimbangi
kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi cirri angkatan kerja masa
kini. Kuncinya adalah mengaitkan imbalan dan kinerja.
d. Sistem Kepantasan yang Merata
Pada perusahaan besar terdapat system imbalan dengan tingkatan yang berbeda-
beda. Pengaruhnya dalah perusahaan terbagi bagi dalam beberapa lapisan
berdasarkan jenis imbalan yang diterima tenaga kerja. Hal ini agak bertentangan
dengan keinginan tenaga kerja agar perusahaan lebih pertisipatif dan punya
perhatian terhadap keadilan sosial tenaga kerja
System pembayaran kompensasi yang umum diterapkan menurut Malayu S.P Hasibuan
(2006:123) adalah :
a. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi (gaji/upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu
sepertii jam, minggu, atau bulan. Administrasi pengupahan system waktu relative
mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun pekerja harian.
System waktu ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan bagi
karyawan tetap kompensasinya dibayar atas system waktu secara periodic setiap
bulannya. Besar kompensasi system waktu hanya didasarkan kepada lamanya
bekerja, bukan dikaitkan kepada prestasi kerja. Dengan menggunakan system
waktu ini pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sesuai perjanjian.
b. Sistem Hasil
Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja.
Dalam system hasil besarnya kompensasi yang dibayar selalu didasarkan kepada
banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakan.
sistem hasil ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap (system waktu) dan
jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan
administrasi. Namun system hasil ini dapat memberikan kesempatan karyawan
yang bekerja bersungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 22/34
22
jasa yang lebih besar. Kelemahan system ini adalah kualitas barang yang
dihasilkan kurang sesuai dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil.
c. Sistem Borongan
System borongan ialah suatu system pengupahan yang penetapan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama pekerjaannya. Penetapan besarnya
balas jasa berdasarkan system borongan ini cukup rumit, lama mengerjakannya,
serta banyak alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Jadi dalam system
borongan pekerja bisa mendapatkan balas jasa besar atau kecil, tergantung atas
kecermatan kalkulasi mereka.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 23/34
23
BAB 3
REMUNERASI
3.1. Pengertian Remunerasi
Istilah remunerasi akhir-akhir ini sering diperbincangkan oleh karyawan instansi
pemerintah baik negeri maupun instansi swasta. Remunerasi ini berkaitan dengan
kesejahteraan karyawan perusahaan.
Remunerasi berasal dari bahasa Inggris yaitu remuneration. Wikipedia memberi
penjelasan, " Remuneration is pay or salary, typically a monetary payment for services
rendered, as in an employment ” (Remunerasi adalah upah atau gaji, khusus pembayaran
moneter untuk layanan yang diberikan, seperti dalam suatu pekerjaan). Sedangkan pengertian
resmi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah pembelian hadiah (penghargaan atas jasa
dsb).
Remunerasi yang arti harfiahnya adalah "payment" atau penggajian, bisa juga uang
ataupun substitusi dari uang yang ditetapkan dengan peraturan tertentu sebagai imbal balik
suatu pekerjaan dan bersifat rutin tidak termasuk lembur dan honor. Hal ini dilaksanakan
guna mendorong sumber daya manusia yang berkualitas dan memelihara sumber daya
manusia yang produktif.
Selain itu, para ahli memiliki pendapat berbeda. Rachardus Eko Indrajit dan Rachardus
Djokopranoto (2008:131) mengatakan bahwa “Remunerasi melampaui sekedar gaji, itu
termasuk hak untuk pemeliharaan kesehatan, bantuan medis, cuti dan jaminan hari tua”.
Sejalan dengan pengertian diatas, kemudian dipertegas kembali menurut Mohamad Surya
(2004:8) menjelaskan bahwa “Remunerasi mempunyai pengertian berupa sesuatu yang
diterima pegawai sebagai imbalan dari kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi
tempat bekerja. Remunerasi mempunyai makna lebih luas dari pada gaji, karena mencakup
semua bentuk imbalan, baik yang berbentuk imbalan, baik yang berbentuk uang maupun barang, baik diberikan secara langsung maupun tidak langsung dan yang bersifat rutin
maupun tidak rutin, imbalan langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan
khusus, bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi dan berbagai jenis bantuan
terdiri dari fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji, cuti, santunan musibah. Sedangkan
ditinjau dari segi reformasi birokrasi, remunerasi adalah penataan kembali sistem penggajian
yang didasarkan pada perhitungan kinerja.
Dari beberapa pengertian remunerasi diatas dapat disimpulkan bahwa Remunerasi
memiliki pengertian kesejahteran karyawan dalam bentuk imbalan (reward) yang diterima
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 24/34
24
pegawai sebagai akibat dari kinerja- kinerja tugas dalam organisasi, termasuk diantaranya
hadiah, penghargaan atau promosi jabatan. Sistem penggajian merupakan bagian dari sistem
remunerasi dan merupakan salah satu implementasi atau penerapan hasil dari manajemen
kinerja. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaan karyawan di dalam suatu
organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja sebab akan terkait langsung dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
3.2. Tujuan Remunerasi
Adapun tujuan diadakannya remunerasi, antara lain:
a. Mendorong sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
b. Memelihara SDM yang produktif sehingga tidak pindah ke sektor swasta dan membentuk
perilaku yang berorientasi pada pelayanan serta mengurangi tindak Korupsi Kolusi dan
Nepostime (KKN).
c. Sistem remunerasi dapat menciptakan persaingan yang positif antar karyawan. Akan
terlihat sekali, karyawan yang rajin dan yang pemalas, karyawan yang mau belajar juga
yang tidak. Dengan begitu, pegawai akan terpacu untuk mengembangkan dirinya.
d. Memaksimumkan keuntungan atau memperoleh laba sebesar-besarnya bagi perusahaan
dengan memanfaatkan biaya seefisien mungkin.
e. Menciptakan tata kelola perusahaan yang baik dan bersih.
f. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan hal ini akan secara langsung berdampak pada
peningkatan produktivitas.
3.3. Landasan Hukum
Remunerasi telah memiliki landasan hukum untuk diterapkan. Landasan hukum
kebijakan remunerasi, antara lain:
a. UU No 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.
b. UU No.43/1999 tentang perubahan atas UU No.8/1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian. Yang salah satu substansinya menyatakan bahwa setiap pegawai negeri
berhak memperoleh gaji yang adil & layak sesuai dengan beban pekerjaan & tanggung
jawabnya. ( Pasal 7, UU No.43 Tahun 1999)
c. Undang-undang No. 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Nasional jangka
panjang 2005-2025. Khususnya pada Bab IV butir 1.2, huruf E. Yang menyatakan bahwa :
“Pembangunan Aparatur Negara dilakukan melalui Reformasi birokrasi untuk
meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan tata pemerintahan yanq baik. Di pusat
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 25/34
25
maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan dibidang bidang
lainnya“.
d. Perpres No.7/2005, tentang Rencana pembangunan jangka menengah Nasional.
e. Konvensi ILO No. 100;, Diratifikasi pd th 1999, bunyinya „Equal remuneration for jobs of
equal value‟ (Pekerjaan yang sama nilai atau bobotnya harus mendapat imbalan yang
sama).
3.4. Konsep Remunerasi
Melakukan remunerasi tidak hanya memperkirakan besarannya, namun terdapat
perhitungan yang perlu dilakukan.
aa.. DDiissttr r ii b buussii
1. Falsafah dasar insentif adalah motivasi kerja berdasarkan fee for performance.
2. Insentif langsung maupun tidak langsung dibayarkan pada bulan berikutnya paling
lambat pada setiap tanggal 20 setelah pelayanan dalam bulan berjalan selesai.
3. Skor individu dihitung oleh atasan yang bersangkutan dan perhitungan total skor
individu yang menjadi skor rumah sakit ditetapkan oleh kepala bagian personalia
rumah sakit.
4. Besaran insentif langsung maupun tidak langsung bagi setiap karyawan bisa berbeda
setiap bulan tergantung kepada besar kecilnya POS remunerasi.
5. Yang berwenang mengesahkan insentif adalah direktur umum dan rumah sakit.
6. Skor individu bisa berubah setiap bulan bergantung kepada perubahan basic index,
kualifikasi pendidikan, risiko, emergency, posisi atau jabatan, dan performance index.
7. Insentif langsung hanya berlaku kepada karyawan yang menghasilkan jasa.
8. Karyawan bukan penghasil jasa hanya mendapat insentif tidak langsung.
9. Karyawan yang telah menandatangani kontrak kerja kurang dari 3 bulan belum berhak
mendapatkan insentif tidak langsung.
10. Karyawan honorer dianggap sebagai karyawan tetap dengan gaji pokok sebesar
pegawai tetap 0 tahun.
b b.. IInnddeexxiinngg
Indexing adalah teknik untuk menentukan besaran skor individu karyawan sesuai dengan
beban kerjanya. Indexing berdasarkan:
1. Basic Index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif dasar bagi seluruh
karyawan yang standarnya diadopsi dari gaji pokok karyawan yang bersangkutan
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 26/34
26
dengan ketentuan setiap Rp 50.000 gaji sama dengan satu nilai index, < Rp 25.000 =
0,5, sedangkan > Rp 25.000 = 1 index.
2. Kualifikasi atau kapasitas index adalah untuk memberi penghargaan nilai kualifikasi
atau kapasitas berdasarkan pendidikan karyawan yang diakui oleh menejemen rumah
sakit dengan ketentuan sebagai berikut:
SD = 1
SMP = 2
SMA/SMU = 3
D1/SPK/BIDAN = 4
D3 = 5
S1/D4 = 6
S2 umum/Dokter Umum/Dokter Gigi/Apoteker = 7
Dokter Spesialis = 8
S3/Dokter Subspesialis = 9
3. Risk index adalah nilai untuk risiko yang diterima karyawan akibat pekerjaanya. Nilai
risiko terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
i. Risiko tingkat 1 dengan nilai index 1 adalah kemungkinan terjadi risiko kerja yang
bersifat fisik, apabila karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap atau
SOP. Adapun yang termasuk di dalam tingkat ini adalah sekretariat, personalia,
keuangan, kamtib, kerumahtanggaan, logistik, kendaraan, Binroh, dan MR.
ii. Risiko tingkat 2 dengan nilai index 2 adalah kemungkinan terjadi risiko kerja yang
bersifat fisik dan kimiawi apabila karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai
protab atau SOP. Adapun yang termasuk di dalam tingkat ini adalah farmasi,
rawat inap, rawat jalan, fisioterapi, gizi, pemeliharaan sarana, dan laundry.
iii. Risiko tingkat 3 dengan nilai index 3 adalah kemungkinan terjadi risiko kerja yang
bersifat fisik, kimiawi, dan radiasi ataupun infeksius walaupun karyawan yang
bersagkutan bekerja sesuai protab atau SOP. Adapun yang termasuk dalam tingkat
ini adalah runag bersalin, UGD, kamar operasi, radiologi, laboratorium, dan ICU.
4. Emergency Index adalah penilaian terhadap beban emergency yang harus disegerakan
terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
a. Kegawatan rendah = tingkat 1 dengan nilai index 1. Yaitu sekretariat, personalia,
keuangan, kamtib, kerumahtanggan, logistik, kendaraan, Binroh, MR, farmasi,
rawat jalan, fisioterapi, gizi, pemeliharaan sarana, dan laundry.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 27/34
27
b. Kegawatan sedang = tingkat 1 dengan nilai index 2. Yaitu rawat inap,
laboratorium, radiologi.
c. Kegawatn tinggi = tingkat 1 dengan nilai index 3. Yaitu ICU atau RRI, OK, UGD,
dan kamar bersalin.
5. Position Index adalah untuk menilai beban jabatan yang disandang karyawan sesuai
dengan SK direktur. Dengan ketentuan jabatan sebagai berikut:
Kasubid, ketua panitia, koordinator, dan pengawas 2
kepala unit, kepala seksi 4
ketua komite medik, badan pengawas, kabag, kabid 6
6. Performance Index adalah untuk mengukur hasil atau pencapaian kerja dari
karyawan. Kinerja dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja (sistem
menejemen/PMS). Nilai index kinerja adalah 2x pencapaian kinerja. Performance
index ini diperhitungkan terutama untuk pembagian insentif langsung unit kerja,
sedangkan pembagian insentif tidak langsung semua dianggap sama karena belum ada
standar penilaian kinerja yang baku untuk setiap karyawan. Adapun nilai index yang
dipakai adalah = 2. Dalam perencanaan selanjutnya performance index akan
diperhitungkan dengan evaluasi presensi karyawan (formula yang dipakai masih
dalam pembahasan tim).
7. Setelah dilakukan indexing maka dilakukan rating, yaitu:
basic index rate 1
kualifikasi index rate 2
risk index rate 3
emergency index rate 3
position index rate 3
performance index rate 4
8. Skor adalah nilai individu yang merupakan perkalian dari index terhadap rating atau
bobot.
9. Total skor individu adalah penjumlahan dari skor basic, kualifikasi atau kapasiti, risk,
emergency, position, dan performance.
10. Total skor individu seluruh karyawan dijumlahkan menjadi total skor rumah sakit.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 28/34
28
BAB 4
CONTOH APLIKATIF
Sistem Kompensasi yang diterapkan oleh CV. Petra Jaya Lestari
Pada CV. Petra Jaya Lestari, kompensasi yang diberikan kepada karyawannya berupa:
1. Balas jasa dasar
Gaji atau upah
CV. Petra Jaya Lestari memberikan gaji kepada karyawannya dalam bentuk:
a. Gaji Harian
Perusahaan memberikan gaji karyawan setiap satu minggu satu kali ( 6
hari kerja) dengan komponen gaji pokok, premi kehadiran karyawan, uang
makan. Untuk uang makan perusahaan memberikannya setiap hari kerja
atau bersamaan dengan pemberian gaji harian (6 hari kerja) tergantung
kepada keinginan karyawan yang bersangkutan.
b. Gaji Bulanan
Perusahaan memberikan gaji kepada karyawannya pada waktu tertentu
setiap bulannya yaitu setiap tanggal 2 dengan komponen gaji pokok, premihadir atau insentif kehadiran, uang makan, tunjangan jabatan, dan
tunjangan fungsional.
c. Gaji Borongan
Perusahaan memberikan gaji atau upah berdasarkan pada banyaknya
satuan hasil atau prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawannya.
2. Balas jasa variable
Perangsang ( Insentif)
Perusahaan memberikan insentif kepada karyawan yang berprestasi melampai standar
prestasi yang telah ditetapkan, jadi apabila karyawan tersebut dapat melebihi satuan
hasil yang dijadikan standar oleh perusahaan, maka pihak perusahaan
mempromosikan karyawan tersebut. Misalnya dari karyawan dengan upah borongan
menjadi karyawan dengan upah harian dan karyawan dengan upah harian
dipromosikan menjadi karyawan dengan upah bulanan.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 29/34
29
3. Tunjangan
Adapun tunjangan yang diberikan oleh CV. Petra Jaya Lestari kepada karyawan
adalah sebagai berikut:
a. Tunjangan kesehatan dan pengobatan.
Maksud dari kesehatan di sini adalah menjaga agar kondisi dari karyawan tetap
dalam kondisi sehat dengan pemulihan kesehatan hingga pada kondisi semula.
Jenis tunjangan kesehatan dan pengobatan yang diberikan terdiri dari:
1. Pengobatan dan Perawatan
Setiap karyawan diberikan fasilitas pengobatan atau perawatan oleh
perusahaan apabila terjadi kecelakaan pada karyawan saat bekerja maka
perusahaan menanggung biaya berobat 100% dan apabila kecelakaan terjadi di
luar lingkungan kerja atau perusahaan maka perusahaan membantu biaya
sebesar 50% dengan penyertaan bukti kwitansi. Adapun tunjangan pengobatan
dan perawatan yang diberikan perusahaan adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan dan pengobatan dari dokter umum.
- Perawatan di RSU sampai dengan tingkat kelas dua.
- Pemeriksaan THT, mata dan gigi.
- Biaya bersalin sampai dengan anak kedua yang biayanya ditentukan oleh
perusahaan.
- Pemeriksaan dan pengobatan dari dokter spesialis.
2. Jaminan Kesehatan
Perusahaan berusaha membantu pemeliharaan kesehatan karyawan dengan
memberikan jaminan STMB ( Selama Tidak Mampu Bekerja) kepada
karyawan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Sakit sampai dengan 3 bulan pertama, gaji dibayar 100% dari total gaji
sebulan
- Sakit sampai 3 bulan kedua, gaji dibayar 75% dari total gaji sebulan.
- Sakit sampai 3 bulan ketiga, gaji dibayar 50% dari total gaji sebulan.
- Sakit sampai 4 bulan keempat, gaji dibayar 25% dari total gaji sebulan.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 30/34
30
b. Tunjangan Kematian
Bagi para pekerja yang meninggal dunia kepada keluarganya diberikan
sumbangan belasunkawa. Ketentuan besarnya pemberian tunjangan kematian
dalam keluarga pekerja yang meninggal yaitu:
- Bapak atau ibu kandung sebesar Rp 200.000
- Istri sah pekerja RP 300.000
- Anak pertama sampai dengan anak kedua Rp 150.000
- Ayah atau ibu mertua Rp 100.000
c. Tunjangan Hari Raya (THR)
Dalam hal ini CV. Pelita Jaya Lestari membuat kebijakan sebagai berikut:
- Bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun diberikan
tunjangan sebesar 100% dari total pendapatan sebulan.
- Pemberian Tunjangan Hari Raya dilaksanakan paling lambat satu minggu
sebelum hari raya.
d. Cuti
Yang dimaksud dengan pembebasan diri dari kewajiban untuk pekerjaan adalah
waktu yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya untuk tidak
melakukan tugasnya berdasarkan kondisi tertentu.
Dalam hal ini kebijakannya yaitu:
1. Cuti tahunan
Perusahaan memberikan cuti tahunan dengan perhitungan satu hari cuti untuk
25 hari kerja dan maksimum 12 hari kerja setahun untuk karyawan yang telah
bekerja 12 bulan atau lebih sejak saat karyawan tersebut diterima bekerja.
2. Cuti khusus pegawai wanita
- Cuti nikah selama dua hari kerja. Upah dibayar penuh dengan ijin
perusahaan.
- Cuti haid selama dua hari kerja. Upah dibayar penuh dengan ijin
perusahaan.
- Cuti hamil selama tiga bulan. Upah dibayar penuh.
- Cuti kegugurn selama 1,5 bulan. Upah dibayar penuh.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 31/34
31
- Cuti sakit disesuaikan dengan surat keterangan dokter jumlah hari
kerjanya.
3. Cuti ijin khusus
Kepada karyawan diberikan ijin khusus untuk keperluan tersebut di bawah ini:
- Melakukan pernikahan.
- Istri melahirkan.
- Kematian istri, suami, anak kandung.
- Kematian orang tua (ibu atau bapak yang bersangkutan), ayah atau ibu
mertua,dan saudara kandung.
Bagi karyawan yang tidak masuk karena izin biasa, maka upah harian tidak
dibayar. Pada hari libur resmi, upah dibayar penuh oleh perusahaan.
e. Lembur
Lembur dibayarkan sesuai dengan ketentuan Depnaker atau pemerintah dengan
ketentuan sebagai berikut:
-
Untuk bulanan 1/173 x upah sebulan = upah/jam- Untuk harian 3/20 x upah sehari = upah/jam
- Untuk borongan 1/7 x upah rata-rata per hari = upah/jam
f. Asuransi
- Jamsostek di AKTK (Asuransi Kecelakaan Tenaga Kerja) diluar jam kerja
- Premi jamsostek : Jaminan Kecelakaan Kerja 0,89% dari upah, Jaminan
Hari Tua 5,7% dari upah, Jaminan Kematian 0,3 % dari upah.
g. Bantuan sosial
CV. Petra Jaya Lestari memberikan sumbangan yang macam dan perhitungannya
sebagai berikut:
- Sumbangan pernikahan, perusahaan memberikan sumbangan pernikahan
yang pertama kali yang besarnya ditentukan oleh perusahaan.
- Sumbangan khitan anak.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 32/34
32
- Sumbangan karena terkena musibah yang besarnya ditentukan oleh
perusahaan.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 33/34
33
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan pengertian kompensasi lebih luas daripada sekedar gaji atau
upah, karena terdapat pula unsur penghargaan tidak langsung dan non-finansial ke dalam
konsep balas jasa (remuneration) secara keseluruhan.
Kompensasi berarti pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa baik yang berupa
uang (finansial) maupun yang tidak berupa uang (nonfinansial). Kompensasi finansial terbagi
lagi menjadi 2 jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Kompensasi Langsung adalah yang
terdiri dari imbalan yang diterima secara langsung, rutin atau periodik oleh pekerja atau
karyawan. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk upah, gaji,
dan insentif. Sedangkan kompensasi tidak langsung meliputi semua pembayaran yang tidak
tercakup dalam kompensasi financial langsung yang meliputi jaminan sosial, asuransi PHK,
asuransi kesehatan, pensiun, pelayanan karyawan, uang tambahan misalnya uang
resiko/bahaya.
Tujuan kompensasi adalah ikatan kerjasama, kepuasan kerja, memperoleh sdm
berkualitas, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, mempertahankan karyawan, penghargaan,
keadilan, pemenuhan peraturan legal, pemenuhan kebutuhan, dan citra perusahaan.
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan
prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan
memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan menerima
kompensasi yang sama besarnya. Asas adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan, dan pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil akan tercipta suasana
kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih
baik.
Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan serta memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan dengan baik. Setiap perusahaan
atau organisasi manapun seharusnya dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan
beban kerja yang dipikul untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil
guna dapat terwujud.
7/16/2019 Kompensasi dan Remunerasi
http://slidepdf.com/reader/full/kompensasi-dan-remunerasi 34/34
Dalam pemberian kompensasi, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhinya.
Dari pendapat beberapa ahli seperti Hasibuan ( 2007), Martoyo (2007), dan Pangabean
(2004:81), secara garis besar faktor-faktor tersebut terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi,
pribadi karyawan yang bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
Remunerasi memiliki pengertian kesejahteran karyawan dalam bentuk imbalan
(reward) yang diterima pegawai sebagai akibat dari kinerja- kinerja tugas dalam organisasi,
termasuk diantaranya hadiah, penghargaan atau promosi jabatan. Sistem penggajian
merupakan bagian dari sistem remunerasi dan merupakan salah satu implementasi atau
penerapan hasil dari manajemen kinerja. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaan
karyawan di dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja sebab akan
terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Adapun tujuan diadakannya remunerasi, mendorong sumber daya manusia (sdm) yang
berkualitas, memelihara sdm yang produktif sehingga tidak pindah ke sektor swasta dan
membentuk perilaku yang berorientasi pada pelayanan serta mengurangi tindak korupsi
kolusi dan nepostime (kkn), sistem remunerasi dapat menciptakan persaingan yang positif
antar karyawan, memaksimumkan keuntungan atau memperoleh laba sebesar-besarnya bagi perusahaan dengan memanfaatkan biaya seefisien mungkin, menciptakan tata kelola
perusahaan yang baik dan bersih, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan hal ini akan
secara langsung berdampak pada peningkatan produktivitas.