koloid dan efek tyndall
DESCRIPTION
Koloid dan Efek Tyndal: Cara pengerjaan dan PengamatanTRANSCRIPT
PEMBUATAN KOLOID
I. Judul : Pembuatan Koloid
II. Tujuan : Mengetahui cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan
dispersi.
III. Landasan Teori :
Ditinjau dari ukuran partikelnya, sistem koloid terletak di antara larutan sejati
dan suspensi kasar. Oleh karena itu ada dua cara pembuatan koloid: yaitu dengan cara
dispersi dan kondensasi. Pada cara dispersi, bahan dalam bentuk kasar dihaluskan dan
didispersikan ke dalam suatu molekul. Pada cara kondensasi molekul-molekul
dikondensasikan menjadi partikel dengan ukuran koloid.
III. Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
Neraca - 1
Lumpang dan alu - 1/1
Gelas kimia 100 cm3 2
Tabung reaksi dan rak biasa 4/1
Bunsen, kaki tiga, dan kasa - 1/1/1
Spatula kaca dan penjepit tabung - 1/1
Silinder ukur 100 cm3 1
Pipet tetes - 1
Gula pasir - 8 sendok
Serbuk belerang - 2 sendok
Agar-agar - 1 sdt
Larutan Besi(III)Klorida jenuh - 2 cm3
Minyak tanah - 5 cm3
Larutan sabun 2% 5 cm3
IV. Urutan Kerja :
1. Pembuatan sol dengan cara kondensasi
1. Pembuatan sol Fe(OH)3
1. Siapkan Bunsen, kaki tiga, kawat kasa dan 50 cm3 air dalam gelas
kimia. Lalu panaskan.
2. Setelah air mendidih, tambahkan 25 tetes larutan FeCl3 jenuh dan
aduk sambil meneruskan pemanasan.
3. Setelah mendidih, tuang larutan ke dalam tabung reaksi dengan
tinggi sepertiganya.
4. Diamkan pada rak tabung dan amati.
2. Pembuatan sol dengan cara dispersi
1. Pembuatan sol belerang
1. Siapkan lumpang dan alu. Campurkan dua takar gula dan dua takar
belerang didalamnya dan gerus hingga halus.
2. Setelah halus, bagi takaran campuran gula dan belerang tadi
menjadi dua. Satu bagiannya kembali masukkan ke dalam
lumpang.
3. Tambahkan lagi dua takar gula menggunakan spatula ke dalam
campuran gula dan belerang dalam lumpang. Lakukan hingga
penggerusan terjadi empat kali.
4. Tuang campuran terakhir dari penggerusan ke dalam gelas kimia
berisi 50 cm3 air. Aduk hingga rata.
5. Tuangkan larutan tadi ke dalam tabung reaksi setinggi sepertiganya
dan diamkan pada rak tabung reaksi. Amati.
2. Pembuatan sol agar-agar
1. Ambil satu spatula agar-agar dan larutkan dalam air setinggi
sepertiga tabung reaksi.
2. Panaskan campuran tersebut untuk memudahkan pelarutan hingga
mendidih. Goyangkan tabung reaksi ke atas dan ke bawah untuk
mempercepat proses pelarutan.
3. Angkat tabung apabila sudah mendidih, diamkan pada rak tabung
reaksi. Amati.
3. Pembuatan emulsi minyak dan air
1. Masukkan 1 cm3 atau 20 tetes minyak tanah dan 5 cm3 air ke
dalam tabung reaksi. Guncang tabung dengan keras.
2. Letakkan tabung pada rak tabung, amati.
3. Tambahkan 15 tetes larutan sabun, guncang tabung dengan keras.
4. Letakkan kembali tabung pada rak tabung. Amati.
V. Hasil Pengamatan :
No. Kegiatan Pengamatan
1.Pembuatan sol Fe(OH)3 Warna coklat kemerahan bening,
tidak ada endapan.
2a. Pembuatan sol belerang dalam air Agak keruh, ada sedikit endapan.
2b. Pembuatan sol agar-agar dalam air Jernih dan tidak ada endapan.
2c. Pencampuran air dan minyak Minyak berada di atas air tidak
bercampur, jernih.
Pencampuran air, minyak, dan
sabun
Terdapat buih dari sabun, warna
agak keruh, tinggi lapisan antara
minyak dan air agak sedikit
berkurang.
VI. Pembahasan :
1. Pembuatan sol Fe(OH)3
Pada pembuatan sol Fe(OH)3, reaksi hidrolisis ikut terlibat. Hal ini
dibuktikan dengan penggunaan air panas dalam pembuatannya. Di dalam air,
larutan FeCl3 yang terdiri dari Fe3+ dan Cl- akan terionisasi. Ion Fe3+ akan
bereaksi dengan air, sedangkan ion Cl- tidak akan bereaksi karena merupakan
ion asam kuat HCl.
Cl-(aq) + H2O(l) →
Fe3+(aq)
+ 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3H+(aq)
Maka dari itu terbentuklah sol Fe(OH)3. Jika konsentrasi Fe(OH)3 tinggi pada
keadaan dingin, sol akan berubah menjadi padat dan kaku sehingga dapat
disebut gel. Dengan kata lain, pembuatan sol ini dapat mengubah partikel
larutan menjadi partikel koloid sehingga disebut pembuatan sol secara
kondensasi.
2. Pembuatan sol belerang
Pada pembuatan sol belerang, dilakukan penggerusan berkali-kali. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi sifat belerang yang sukar larut dalam air
sehingga dapat larut dengan gula dalam air. Dilakukan penggerusan
berindikasi dilakukan pula teknik mekanik dalam pembutan sol, dengan
tujuan mengubah partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus. Campuran
yang telah didapat dari penggerusan selanjutnya akan terdispersi dalam air
membentuk koloid deng fase terdispersi padat dan medium pendispersi cair.
3. Pembuatan sol agar-agar
Pembuatan sol agar-agar melibatkan bubuk agar-agar yang berupa padatan/
endapan. Sehingga pada pembuatan solnya, digunakan cara peptisasi dengan
menggunakan elektrolit lain yang mengandung ion zat pemecah agar agar-
agar dapat larut dalam air.
4. Pembuatan emulsi minyak dan air
Pada pembuatan emulsi minyak dan air, digunakan air sabun sebagai
emulgatornya. Hal ini dikarenakan air sabun memiliki dua kutub, yaitu polar
di mana dapat bersatu dengan air dan nonpolar yang akan bersatu dengan
minyak. Sehingga penggunaan air sabun dapat menyatukan air dan minyak.
VII. Pertanyaan :
1. Apa perbedaan antara pembuatan sistem koloid cara dispersi dan cara kondensi?
Jika kondensasi adalah partikel larutan sejati berupa molekul atau ion yang
bergabung hingga membentuk partikel koloid. Cara kondensasi dapat dilakukan
dengan reaksi kimia seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rngkap
(penggaraman) atau dengan penggantian pelarut (penjernihan larutan).
Sedangkan dispersi merupakan partikel kasar/ suspense yang dipecah
menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan peptisasi, busur Bredig,
san homogenisasi.
2. Bagaimana pengaruh larutan sabun pada campuran air dan minyak tanah ?
Larutan sabun memiliki efek Tyndall, sehingga dapat dikatakan pula
larutan sabun adalah koloid berupa buih berfase terdispersi gas dan medium
pendispersi cair. Larutan sabun yang memiliki dua kutub yaitu polar yang bersatu
dengan air dan nonpolar yang bersatu dengan minyak. Dengan adanya dua kutub
ini, membuat larutan sabun mampu menjadi emulgator (pembentuk emulsi)
minyak dan air.
VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan koloid dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu kondensasi dengan menggabungkan partikel dalam
larutan dan dispersi dengan menghaluskan partikel kasar (suspense).
EFEK TYNDALL
I. Judul : Efek Tyndall
II. Tujuan : Mengetahui perbedaan suspensi, larutan, dan koloid melalui
efek Tyndall
III. Landasan Teori :
Efek Tydall merupakan efek penghamburan sinar oleh partikel koloid. Larutan
sejati yang dikenakan seberkas sinar tidak akan menghamburkan sinar, sedangkan pada
koloid sinar akan terhamburkan.
IV. Alat dan Bahan :
1. 4 tabung reaksi bersama zat di dalamnya yang berasal dari percobaan
“Pembuatan Koloid”
2. Penembak laser
3. 1 tabung berisi air garam
V. Urutan Kerja :
1. Letakkan tabung berisi air garam di atas penembak laser.
2. Nyalakan penembak laser.
3. Amati sinar yang dihasilkan laser dalam tabung dan di atas tabung.
4. Ulangi langkah 1-3 untuk keempat tabung lainnya.
VI. Hasil Pengamatan:
Tabung berisi Pengamatan
Air garam Laser diteruskan tanpa dihamburkan
Sol Fe(OH)3 Laser dihamburkan dan diteruskan
Sol belerang Laser dihamburkan dan diteruskan
Sol agar-agar Laser dihamburkan dan diteruskan
Sol air, minyak, dan sabun Laser hanya dihamburkan
VII. Pembahasan :
1. Air garam
Pada tabung berisi air garam yang disinari laser, sinar diteruskan tanpa
dihamburkan. Hal ini mengindikasikan bahwa air garam merupakan larutan. Ini
dikarenakan tidak terjadinya efek Tyndall pada air garam saat disinari laser.
2. Sol Fe(OH)3
Pada tabung berisi sol Fe(OH)3 yang disinari laser, sinar
diteruskan dan dihamburkan. Adanya penerusan dan
penghamburan sinar mengindikasikan sol Fe(OH)3
merupakan koloid. Hal ini dikarenakan efek Tyndall
terjadi pada sol Fe(OH)3.
3. Sol belerang
Pada tabung berisi sol belerang yang disinari laser,
sinar diteruskan dan dihamburkan. Hal ini
menunjukkan bahwa sol belerang merupakan
koloid. Indikasinya adalah terjadinya efek Tyndall
pada sol belerang saat disinari.
4. Sol agar-agar
Pada tabung berisi sol agar-agar yang disinari laser, sinar diteruskan dan
dihamburkan. Adanya penerusan dan penghamburan sinar ini mengindikasikan
bahwa sol agar-agar merupakan koloid. Hal ini dikarenakan terjadinya efek
Tyndall pada saat tabung sol agar-agar disinari laser.
5. Sol air, minyak, dan sabun
Pada tabung berisi sol air, minyak, dan sabun
yang disinari laser, sinar hanya dihamburkan
tanpa diteruskan. Hal ini terjadi karena
kurangnya waktu pendiaman sol air, minyak,
dan sabun sehingga efek Tyndall tidak terjadi.
Yang seharusnya terjadi adalah sinar diteruskan
dan dihamburkan karena sol air, minyak, dan
sabun merupakan koloid.
VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan di atas, maka dapat disimpulkan pada koloid akan terjadi efek
Tyndall. Efek Tyndall berindikasikan terjadinya penerusan dan penghamburan sinar.