knife peeling & steam

Upload: dita-dita-putri

Post on 17-Oct-2015

325 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

Knife Peeling dan Flash Steam PeelingDiajukkan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Mesin Peralatan Industri Pangan IOleh: Meida Nuryani Rohmah 123020126

Kezia Christianty

123020158Sulistina Anggraini

123020159

Annisa Nidya Nathania 123020160

Reza Sintiani

123020161

Lidya Ariyani

123020163

Putri Rizki Zulhiyati

123020169

Yolanda Agustina

123020170

Yulia Erlanda

123020172

Nur Mariyam Saleha

123020174

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2014KATA PENGANTARPuji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peeling untuk memenuhi tugas mata kuliah Mesin Peralatan Industri Pangan I.

Meskipun dalam penyusunan penyusun menemui rintangan, tapi berkat bantuan semua pihak makalah ini akhirnya bisa diselesaikan. Untuk itu penyusun juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. DR. IR. YusmanTaufik, MP selaku dosen mata kuliah,2. Orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini,3. Teman-teman yang turut serta membantu penyelesaian makalah ini, dan4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penyusunan dari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih terdapat kekurangan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Dan akhir kata mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya, Amin.

Bandung, Februari 2014

Penyusun

DAFTAR ISI iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

iiiDAFTAR GAMBAR

1BAB I

1PENDAHULUAN

11.1Latar Belakang

21.2Tujuan

21.3Rumusan Masalah

3BAB II

3PEMBAHASAN

32.1Definisi Pengupasan

32.2Macam-Macam Cara Pengupasan

32.2.1Pengupasan Secara Mekanis

62.2.2Pengupasan Secara Khemis

72.2.3Pengupasan Secara Fisik

9BAB III

9APLIKASI BIDANG PANGAN

93.1Aplikasi Bidang Pangan

18BAB IV

18PENUTUP

184.1Kesimpulan

184.2Saran

ivDAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR9Gambar 1. Mesin Pengupas Biji Kopi Kering

11Gambar 2. Mesin Pengupas Kulit Kacang

12Gambar 3. Desain Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Gesek

13Gambar 4. Rangka

14Gambar 5. Landasan Pengupas

15Gambar 6. Gaya Gaya yang Bekerja pada Biji Kacang saat Proses Pengupasan

15Gambar 7. Sabuk Penggesek

16Gambar 8. Mekasnisme Pengisahan Kulit Ari Hasil Pengupasan

17Gambar 9. Desain Saluran Pengeluaran

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Untuk memperoleh bahan pangan yang sudah dapat dimakan, adakalanya kulit yang menempel harus dipisahkan dari permukaan buah dan sayuran. Pemisahan kulit dari bahan pangan dapat dilakukan dengan jalan pengupasan. Karena biasanya untuk proses pengolahan pangan, proses ini memang dibutuhkan selanjutnya. Metode pengupasan yang digunakanpun terkadang berbeda untuk setiap jenis bahan. Metode yang dipilih tergantung pada sifat dan karakteristik bahan yang akan dikupas.

Cara yang dilakukan untuk pengupasan terhadap suatu bahan pangan disesuaikan dengan bahan yang akan dikupasi. Hal ini karena masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk mengetahui lebih luas dan dalam mengenai pengupasan bahan pangan, maka perlu adanya pembelajaran.Bahan hasil pertanian bersifat mudah rusak (perishable). Pengolahan hasil pertanian di samping untuk mendapatkan cita rasa yang enak, kenampakan yang menarik dan juga ditujukan untuk usaha pengawetan. Pengawetan tersebut dapat melalui proses pengolahan bahan pangan. Selama pengolahan bahan pangan akan mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, kimiawi maupun biokimiawi dengan adanya beberapa perlakuan. Oleh karena perubahan-perubahan tersebut harus dikenali sebagai dasar terjadinya proses sehingga apa yang terjadi selama pengolahan dapat dikendalikan untuk mencapai produk dengan karakteristik yang diinginkan. Secara umum operasi pengolahan dapat dibedakan atas operasi praproses, proses dan pasca proses.1.2 Tujuan

Untuk mengetahui definisi dari pengupasan, manfaat pengupasan dalam bidang pangan. Serta dapat mengetahui perbedaan pengupasan antara Knife Peeling dan Flash Steam Peeling dari segi mekanisme, penggunaan serta bentuknya. 1.3 Rumusan Masalah

Definisi pengupasan Macam-macam pengupasan Aplikasi dalam bidang pangan BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Pengupasan Pengupasan merupakan salah satu hal yang penting dalam proses operasi macam-macam buah dan sayuran. Hal ini akan membersihkannya dari bagian-bagian yang tidak bias dimakan dan untuk meningkatkan penampilan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Pertimbangan yang paling utama adalah pemakaian biaya yang seminimal mungkin (Fellows, 1988).

Peelingdigunakanpada prosesbuahansayuranuntukmenghilangkan bahan-bahan yang tidak diinginkan atau bahan-bahan yang tidak dapat kita makan dan untuk memperbaiki penampilan dari produk akhir. Tujuan perlakuan ini adalah untuk menghilangkan sebagian dari bahan dasar makanansebaikmungkin danpenurunanenergi,tenagakerja dan bahan menjadi minim (Verney, 1997). Pengupasan merupakan proses pemisahan kulit dengan bagian yang akan dikonsumsi. Pengupasasn ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanik, kimia, dan fisik.2.2 Macam-Macam Cara Pengupasan2.2.1Pengupasan Secara Mekanis

Pengupasan secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan pisau biasa atau stainless steel. Namun, untuk mendapatkan hasil akhir yang baik sebaiknya menggunakan pisau yang berbahan stainless steel jika akan mengupas bahan pangan seperti buah-buahan agar tidak terjadi pewarnaan gelap yang dapat mempengaruhi kenampakan produk. Efisiensi pengupasan rendah dan lebih efektif untuk mengupas bahan yang berukuran besar.Pada pengupasan secara mekanis, salah satu contoh bahan yang dikupas adalah kentang dengan menggunakan alat berupa pisau. Pisau yang digunakan ada dua macam, yaitu pisau biasa yang berbahan besi dan pisau stainlessteel. Sebelum dikupas, kentang ditimbang untuk mengetahui berat awal sebelum pengupasan. Setelah beberapa saat kemudian diamati perbandingan perubahan warna pada kentang yang dikupas dengan pisau biasa dengan kentang yang dikupas dengan pisau stainlessteel. Dan yang terakhir adalah menimbang kembali kentang setelah dilakukan pengupasan sebagai berat akhir. Dengan demikian nantinya dapat diketahui efisiensi pengupasan dengan menggunakan kedua pisau tersebut. Senyawa logam yang terdapat pada pisau biasa yaitu Fe mempunyai sifat dan pengaruh yang jelek terhadap bahan pangan, sedangkan di dalam bahan pangan itu sendiri umumnya juga terdapat senyawa logam seperti Mg pada klorofil, Cu, Zn dan Mn sebagai enzim, Co sebagai vitamin B12 dan lainnya. Ion-ion logam tersebut dapat dengan mudah terlepas dari ikatan kompleksnya karena terjadinya degradasi maupun hidrolisis selain itu ion-ion logam bebas tersebut juga mudah bereaksi dengan logam lainnya dan menyebabkan perubahan warna, ketengikan, kekeruhan, maupun perubahan rasa pada bahan pangan (Winarno, 2004).Akibat nyata dari adanya proses pengupasan adalah berkurangnya berat bahan. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa berat bahan yang dikupas menggunakan pisau biasa beratnya berkurang 20 gram dari berat awal, sedangkan dengan menggunakan pisau stainlessteel berat bahan berkurang 3 gr. Efisiensi dari berat bahan yang dapat dimakan pada pengupasan dengan pisau biasa adalah 105,02. Hasil ini lebih kecil dari efisisensi berat buah yang dikupas dengan pisau stainlessteel. Perubahan warna juga terjadi dari hasil setelah pengupasan, yaitu menghasilkan warna yang tidak secerah kondisi awal. Pada pisau biasa perubahan warna sangat terlihat jelas. Hal ini karena bahan terjadi proses browning yang dipicu oleh adanya ion Fe2+,Mg2+ dan Ca.2+ serta kontak dengan oksigen bebas, sehingga bahan akan mengalami oksidasi lebih cepat yang menghasilkan warna coklat. Sedangkan menggunakan pisau stainlessteel, kerusakan akibat browning dapat terminimalisir karena pisau yang berpermukaan halus serta tidak terdapat ion-ion Fe2+,Mg2+ dan Ca.2+.Pada penggunaan pisau biasa, terjadinya warna kecoklatan pada kentang juga dapat disebabkan karena adanya reaksi antara tanin buah dengan ion Fe2+ pada pisau yang terbuat dari besi. Oksidasi pada bahan pangan akan semakin cepat karena adanya ion-ion besi (pada pisau biasa) yang merupakan katalisator reaksi oksidasi. Reaksi tersebut menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna coklat. Adanya asam-asam organik pada buah-buahan dapat menyebabkan terjadinya korosi pada pisau, dan ini akan menghasilkan ion Fe2+. Sementara yang terjadi pada pisau stainlessteel tidak demikian. Pencoklatan yang timbul pada permukaan kentang lebih disebabkan karena reaksi enzimatis, sedangkan asam-asam organik buah tidak dapat mengakibatkan korosi (menghasilkan ion Fe2+) pada stainlessteel. Hal ini disebabkan karena stainlessteel merupakan campuran antara baja tahan karat dan aluminium yang tahan karat dan juga tahan terhadap temperatur tinggi (Kuncoro, 1996). Pisau stainlessteel memiliki lapisan chrom yang sangat stabil yang melekat di permukaan pisau. Lapisan ini dapat mencegah terbawanya ion-ion besi dan melindungi baja dari lingkungan yang korosif (Novary, 1999).Dengan membandingkan berat awal dan akhir untuk kedua kentang yang dikupas dengan pisau yang berbeda, dapat diketahui efisiensi pemotongannya. Dari data perhitungan didapatkan bahwa pemotongan kentang pisau biasa efisiensi pengupasannya (99.01%) lebih rendah dibandingkan dengan efisiensi pengupasan kentang pisau stainlessteel.

Knife peeling termasuk ke dalam pengupasan secara mekanis karena alat utama yang dibutuhkan adalah pisau pengupas. Didalam pisau pengupas, bahan yang akan dikupas ditekan untuk melawan pisau yang berputar, atau bisa juga bahan tersebut diputar terhadap pisau yang diam. Meskipun sebenarnya air tidak digunakan selama operasi pisau pengupasan, digunakan sis sebagai pembersih rol dan pisau terus menerus sehingga kontaminan pada bahan terbawa bersama air menghasilkan limbah.

Proses ini membutuhkan tenaga yang lebih sedikit dari pada pengupasan secara uap bertekanan. Kulitnya dapat di ambil kembali dan digunakan sebagai pakan ternak secara langsung atau juga sebagai pemulihan komponennya.

Pisau pengupas digunakan terutama pada buah jeruk dimana kulit buah mudah terkupas dan hanya terdapat sedikit kerusakan atau buah yang hilang. Alat ini sangat dituntut pada katering atau industri makanan yang membutuhkan bahan dalam jumlah banyak dengan waktu singkat telah dikupas, misalnya pada bahan kentang, wortel, bit dan apel. Alat pisau pengupas ini diketahui lebih mahal dari pada pengupas uap bertekanan.

2.2.2Pengupasan Secara Khemis

Pengupasan secara khemis (lye peeling), pada umumnya digunakan untuk mengupas buah dan sayuran berkulit tipis (kentang, wortel) serta biji-bijian berkulit ari. Larutan yang digunakan adalah larutan NaOH 1% pada suhu 93C selama 0,5 5 menit tergantung jenis bahannya. Untuk mempermudah pelepasan kulit, pengupasan khemis umumnya dikombinasi dengan penyemprotan dan pencucian dengan air. Konsentrasi larutan dan lamanya perendaman bervariasi tergantung jenis dan kualitas bahan.Protopektin merupakan istilah senyawa-senyawa pectin yang tidal larut, yang banyak terdapat pada jaringan tanaman yang masih muda, mengapa hal itu dibutuhkan konsentrasi larutan NaOH yang lebih tinggi untuk dapat mengelupaskan kulit dari bahan makanan yang masih muda atau belum masak. Bila jaringan-jaringan tanaman ini dipanaskan di dalam air yang juga mengandung basa maka protopektin dapat diubah menjadi pectin yang dapat terdispersi oleh air, sehingga jaringan-jaringan tanaman itu menjadi lunak, empuk dan kulitnya mudah terkelupas (Winarno, 2004).

Untuk jenis bahan yang sama seharusnya efisiensi dan daya kupas dari perlakuan dengan menggunakan larutan NaOH 1% selama 5 menit memiliki nilai yang paling besar dibandingkan dengan perlakuan berurut dari larutan NaOH 1% selama 2,5 menit; larutan NaOH 0,5% selama 5 menit; larutan 0,5% selama 2,5 menit; aquades selama 5 menit dan aquades selama 2,5 menit. Dengan semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama pemanasannya maka seharusnya semakin banyak kulit dari bahan yang terkelupas dengan sendirinya dan terkelupas dengan mudah dibandingkan dengan perlakuan-perlakuan lainnya.2.2.3Pengupasan Secara FisikPengupasan uap bertekan disebut juga sebagai Steam Peeling-Batch Process dimana pengupasan menggunakan uap yang bertekanan dalam waktu yang singkat jika dibandingkan dengan Steam Peeling-Continuous Process. Pengupasan dapat dilakukan dengan tekanan 1500-2000 kPa dalam bejana yang berputar selama 15-30 detik dengan suhu yang tinggi sehingga pemanasa berlangsung cepat dan lapisan permukaan luar telah matang. Tekanan tersebut kemudian langsung dilepaskan dan dalam sekejap kulit buah terkelupas. Sebagian besar bahan yang dikupas kemudian dibuang kulitnya melalui uap dan menghasilkan uap limbah terkonsentrasi dan air pada alat ini diperlukan hanya untuk menghilangkan sisa-sisa yang tertinggal. Jika pembersihan kulit dengan cara kering menggunakan sikat conveyor dan bukan air dikabarkan akan mengkibatkan alat akan terkontaminasi bakteri yang mematikan dan buah atau sayuran pasti akan mengalami kerusakan pada jaringan. Pengupasan uap bertekanan metode batch selama proses berlangsung dapat mengurangi penggunaan air dan memproduksi air limbah yang sedikit, bila dibandingkan dengan pengupasan uap secara terus-menerus, namun dengan peningkata residu produk. Selain itu hasil produksi limabah dari kulit lebih sedikit dibandingkan dengan teknik pengupasan lainnya dan sisa hasil pengupasan pun dijadikan sebagai pakan ternak. Namun, tenaga yang dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan dengan pengupasan secara kaustik.

Jenis pengupasan batch masa kini mulai popular dibandingkan dengan pengupasan continuous, karena penggunaan air yang sedikit, produk yang hilang bisa di minimalisir, memberikan hasil yang lebih bersih pada permukaan bahan, dan memproduksi bahan tinggi sekita 4500 kg/jam, dengan control siklus pengupas yang otomatis. Proses dia atas berlaku untuk semua buah-buahan dan sayuran yang dikupas, kecuali kulitnya relative keras dibandingkan dengan daging buah, kecuali jika proses lebih lanjut untuk merebus buah atau jus. Alat steam pengupas ini diketahui lebih ekonomis dari pada Abrasion Peeler, Knife Peeler, dan Caustic Peeler. Cara ini dapat dilakukan pada ketela rambat, beet, dll. Cara pengupasan dengan cara lain lagi yaitu dengan caraFlame Peeling, namun cara ini dapat mengakibatkan kehilangan komposisi bahan sebesar 9%, sebab cara ini dilakukan dengan pemanasan pada suhu 1000oC yang dilakukan dengan penyemprotan air. Biasanya cara ini dilakukan pada bahan-bahan seperti bawang putih, ketela rambat dan beet (Praptiningsih, 1999).BAB IIIAPLIKASI BIDANG PANGAN 3.1 Aplikasi Bidang Pangan 1. MesinPengupas Biji Kopi keringmerupakan alat mesin untuk menghilangkan kulit kopi yang sudah mengering. Mesin ini sederhana, operasioanalnya juga sederhana, didesain mudah digunakan dan mudah dibawa kemana-mana, serta di desain hemat energi dan bahan bakar.

Gambar 1. Mesin Pengupas Biji Kopi KeringCara Kerja Mesin Pengupas Biji Kopi Kering

Masukkan biji kopi kering kedalam mesin, kemudian buah tersebut digiling dengan putaran searah jarum jam, hasil pengolahan (biji) akan keluar dari bagian depan mesin dan (kulit) akan keluar dari bagian belakang mesin. Mesin ini bisa menggunakan proses manual dan dengan menggunakan penggerak.

Fungsi

Untuk mengupas kulit kopi dari biji kopi kering

Untuk menghilangkan kulit kopi kering yang masih menempel sesaat setelah panenSpesifikasi

Platezer

Kerangka besi siku

Penggerak Eletro Motor 1 Hp / Motor Bensin 5,5 HPKapasitas

200 kg /jamKeunggulan Mutu biji dan keseragaman konsisten

Mudah dioperasikan

Mudah dibawa kemana-mana

Hemat energi dan bahan bakarSebagian orang, lebih menginginkan memakan kacang yang telah terkupas dari kulitnya. Hal itu memang lebih mudah karena kita tidak perlu mengeluarkan kacang dari kulitnya terlebih dahulu. Perusahaan pengolahan makanan kacang telah memikirkan hal tersebut, terbukti dengan banyak bermunculan cemilan kacang tanpa kulit. Mesin yang dapat memisahkan kacang dari kulit luarnya, sehingga lebih enak dikonsumsi.2. Mesin Pengupas Biji Kacang Tanah digunakan untuk mengupas biji kacang tanah dari kulit arinya. Mesin ini sangan mudah digunakan baik di industri skala kecil maupun besar.

Gambar 2. Mesin Pengupas Kulit Kacang

Cara kerja mesin ini, tinggal memasukkan kacang yang nantinya akan diproses secara otomatis. Kacang yang dihasilkan pun keluar meninggalkan kulitnya yang tersaring pada mesin ini.Proses pengupasan biji-bijian merupakan kegiatan lebih lanjut pemanenan hasil pertanian. Pengupasan kacang tanah biasanya baru dilakukan jika akan digunakan, baik untuk benih maupun untuk bahan pangan. Pembijian atau pengupasan polong harus semaksimal mungkin menghindari terjadinya biji luka/rusak karena akan merupakan media yang baik bagi infestasi hama dan jamur. (Ginting dan Beti, 1996). Pengupasan dapat dilakukan secara manual dan mekanis bermotor. Pengupasan kulit ari kacang tanah dengan tangan menghasilkan biji terkupas dengan prosentase kerusakan biji yang lebih kecil, namun metode ini hanya dilakukan untuk industri rumah tangga, sebab tidak efisien dalam hal waktu dan tenaga pengupas.Performansi pengupasan terbaik dilihat dari sisi persentasi biji yang terkupas utuh adalah menggunakan sistem gesek. Namun alat ini masih perlu ditingkatkan performansinya sehingga persentasi kacang yang terkupas utuh dan kapasitas pengupasannya meningkat. Alat ini dirancang untuk dapat mengupas kulit ari kacang tanah secara sempurna dan tidak mengalami kerusakan (pecah) serta tidak berubah warna dan rasa. Pengupasan dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan sabuk dari bahan karet food grade, diharapkan tekanan sabuk terhadap kacang rendah dengan gaya gesek yang optimal. Alat bekerja secara mekanis (menggunakan penggerak motor listrik Hp), jarak antara penggesek dengan landasan dapat diatur sesuai dengan rata-rata diameter biji kacang tanah yang akan dikupas, dengan harapan mengurangi resiko biji kacang pecah. Supaya hasil kupasan bersih, kulit ari dipisahkan dari biji kacang tanah yang telah terkupas dengan menggunakan kipas.

Gambar 3. Desain Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe GesekPerencanaan Rangka Rangka berfungsi untuk menopang semua unit pengupas kulit ari kacang tanah, serta menahan gaya-gaya yang terjadi akibat transmisi tenaga selama proses pengupasan. Rangka terbuat dari besi siku ukuran 40 x 40 mm. Sebagai dudukan landasan pengupas digunakan plat besi tebal 2 mm. Penyambungan antara bagian rangka dengan cara di las, sedangkan untuk menempatkan komponen pengupas pada rangka dilakukan dengan cara dibaut.

Gambar 4. RangkaPerencanaan Hopper Hopper berfungsi untuk menampung sementara kacang tanah yang akan dikupas, mengeluarkan sedikit demi sedikit kacang tanah untuk dikupas dan mengatur jumlah kacang tanah yang masuk ke pengupas. Konstruksi hopper terbuat dari plat eser tebal 1,6 mm. Pengeluaran biji kacang ke bagian pengupas diatur menggunakan plat pengatur yang dapat diatur lebar bukaannya. Mesin pengupas kulit ari kacang tanah ini didesain agar dapat bekerja secara kontinu, sehingga dimensi hopper harus sesuai agar dapat menampung kacang tanah yang ada.Perencanaan Bagian Pengupas Bagian pengupas tersusun dari landasan pengupas, sabuk penggesek, dan poros sabuk penggesek dan penutup bagian pengupas. Mekanisme pengupasan terjadi karena adanya gesekan dan tekanan oleh sabuk penggesek dan landasan pengupas terhadap biji kacang tanah. Kacang tanah dilewatkan diantara landasan pengupas dan sabuk penggesek yang jarak antara keduanya sedikit lebih kecil dari rata-rata diameter biji kacang tanah. Posisi bagian pengupas membentuk sudut 30 derajat terhadap horizontal. Landasan pengupas diam dan sabuk penggesek berputar sehingga memberikan gaya tekan dan translasi terhadap butir biji kacang tanah. Untuk dapat menggelinding, gaya gesek antara antara biji kacang tanah dengan landasan pengupas harus lebih besar dari pada gaya gesek antara sabuk penggesek dengan biji kacang tanah. Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh koefisien gesek kedua bahan bersangkutan.

Bagian pengupas direncanakan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas kerja 200 kg/jam. Kapasitas dihitung berdasarkan debit keluaran biji kacang tanah dari bagian pengupas. Landasan Pengupas Landasan pengupas berfungsi untuk menggesek dan menopang tekanan dari sabuk penggesek. Landasan pengupas terbuat dari multiplex yang dilapisi karet, dimensi landasan 400x560mm.

Gambar 5. Landasan PengupasBesarnya koefisien gesek antara landasan pengupas dan biji kacang didapatkan dari percobaan. Pengujian koefisien gesekan antara kacang tanah dengan landasan pengupas (karet) dilakukan dengan menggelindingkan kacang pada landasan pengupas pada lintasan 560 mm dengan sudut kemiringan 30o dan kecepatan awal nol. Setelah dilakukan 5 kali percobaan didapatkan waktu kacang melintas diatas karet sebesar 0,888 detikSabuk Penggesek

Sabuk penggesek berfungsi untuk menggesek kulit ari kacang tanah agar terkelupas. Terbuat dari bahan karet. Lebar sabuk penggesek 400 mm. Gaya dorong dari sabuk penggesek dibutuhkan untuk menggelindingkan biji kacang tanah.

Gambar 6. Gaya Gaya yang Bekerja pada Biji Kacang saat Proses Pengupasan

Gambar 7. Sabuk PenggesekPenutup Bagian Pengupas Penutup berfungsi menutup bagian samping landasan dan sabuk pengupas sehingga biji kacang tanah yang dikupas tidak tercecer. Penutup terbuat dari plat besi st.37. Desain penutup sepertiada gambar 9. berikut.

Mekanisme pemisahan kulit ari yang telah terlepas dari biji kacang tanah seperti ditampakkan pada gambar 8. berikut.

Gambar 8. Mekasnisme Pengisahan Kulit Ari Hasil Pengupasan

Biji kacang tanah dan kulit ari yang telah lepas jatuh bebas dari landasan pengupas ke pengarah jatuhan (A B). Biji kacang terus jatuh ke saluran pengeluaran (D) sedangkan kulit ari yang lebih ringan tertiup keluar melalui saluran pembuangan kulit ari (E). Yang perlu diperhatikan disini adalah kekuatan hembusan udara dari blower. Kekuatan hembusan ini harus dapat membuang kulit ari keluar namun tidak menyebabkan biji kacang tanah ikut terbuang.Perencenaan Bagian Corong Pengeluaran Biji Kacang

Corong pengeluaran dirancang untuk menyalurkan biji kacang tanah yang telah dikupas kulit arinya keluar dari mesin pengupas. Corong terbuat dari plat eser yang dibuat miring 65o terhadap horizontal, sehingga biji kacang tanah menggelinding keluar.

Gambar 9. Desain Saluran PengeluaranKriteria rancangan dari alat ini adalah dapat mengupas kulit ari kacang tanah secara sempurna dan tidak mengalami kerusakan (pecah), pengupasan dilakukan secara kontinyu dengan mekanisme gesekan dan tekanan, jarak antara penggesek dengan landasan dapat diatur sesuai dengan rata-rata diameter biji kacang tanah yang akan dikupas, dilengkapi mekanisme pemisah kulit. Kapasitas input yang direncanakan dari alat ini adalah 200 kg/jam. Alat terdiri dari rangka, hopper, bagian pengupas (landasan pengupas dan sabuk penggesek), bagian pemisah kulit (blower), saluran pengeluaran, dan motor listrik Hp. Rangka dan body alat sebagian besar terbuat dari besi st37, kecuali landasan terbuat dari multiplex yang dilapisi karet dan sabuk penggesek juga terbuat dari bahan karet food grade.Dimensi alat 984x586x1287 mm.

BAB IV

PENUTUP4.1 Kesimpulan Pengupasan merupakan salah satu hal yang penting dalam proses operasi macam-macam buah dan sayuran. Dimana dalam pengupasan itu ada dua cara yang kami bahas yaitu flash steam peeling dan knife peeling yang termasuk secara mekanis, bahan yang dikupas adalah kentang dengan menggunakan alat berupa pisau. Pisau yang digunakan ada dua macam, yaitu pisau biasa yang berbahan besi dan pisau stainlessteel. Sedangkan pengupasan menggunakan uap bertekanan dapat dilakuakan dengan menggunakan uap bertekanan yang dilakukan dengan tekanan 1500-2000 kPa selama 15-30 detik. Jadi pengupasan yang lebih baik digunakan yaitu menggunakan flash steam peeling karena lebih banyak di gunakan karena biaya yang murah tetapi memerlukan air cukup banyak sedangkan menggunakan mesin knife peeling itu lebih mahal dengan penggunaan air relatif lebih sedikit. Apabila alat yang digunakan knife peeling sebaiknya menggunakan pisau stainless steel karena menggunakan pisau berbahan logam akan memiliki dampak terjadinya reaksi oksidasi yang cepat antara logam tersebut dengan bahan pangan.4.2 SaranUntuk pemilihan dari penggunaan dari kedua metode tersebut, didasarkan pada skala industri yang akan dibuat dan pada produk yang akan diproduksi. Untuk metode knife peeling akan lebih baik digunakan untuk skala industri menengah ke bawah yang belum mengharuskan teknologi yang tinggi dan juga untuk produk yang berukuran besar sedangkan apabila skala industri yang digunakan berskala besar dan produk yang diproduksi berukuran kecil akan lebih baik menggunakan metode flash steam peeling karena akan dapat menghemat waktu dan mempercepat proses produksi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Pengupasan. http://danang-kurang-kerjaan.blogspot.com/. Diakses: 13 Februari 2014.

Anonim. 2014. Mesin Pengupas Biji Kopi Biji Kering. http://rumahmesin.com/. Diakses: 13 Februari 2014.

Fellows. 1988. Food Processing Technology. IPB-Press. Bogor.

Mesin, ramesia. 2014. Mesin Pengupas Kulit. http://ramesiamesin.com/. Diakses: 13 Februari 2014.

[Type text]Page 2