klorin

30
Klorin Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pre-requisite Kimia Lingkungan Dosen: Dr. Sukandar, S.Si, MT.

Upload: revrian-fajhri-andana

Post on 02-Oct-2015

180 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fungsi dan dampak dari klorin bagi lingkungan

TRANSCRIPT

KlorinDiajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pre-requisite Kimia LingkunganDosen: Dr. Sukandar, S.Si, MT.

Oleh: Revrian Fajhri Andana25314742

PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2014DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN31.1Latar belakang31.2Rumusan Masalah41.3Tujuan4BAB II TINJAUAN PUSTAKA52.1Pencemaran air52.2Klorin62.3Manfaat Klorin bagi kehidupan manusia72.3.1Bidang Kesehatan72.3.2Sebagai Pemutih82.3.3Bidang Pertanian82.3.4Industri Kimia dan Industri Lainnya82.3.5Bidang Pembangkit Listrik8BAB III PEMBAHASAN103.1Sumber klorin103.2Media klorin sebagai pencemar perairan103.3Efek toksikologi klorin terhadap manusia123.4Analisa pengukuran dan identifikasi klorin143.4.1Analisa Kualitatif143.4.2Analisis Klorida Secara Kuantitatif153.5Studi Kasus Pencemaran Klorin163.6Penanganan pencemaran klorin18BAB IV PENUTUP204.1Kesimpulan20DAFTAR PUSTAKA21

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakangAir merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia. Menurut Kodoatie (2008) air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan. Dalam menyediakan kebutuhan air bersih diperlukan desinfektan untuk menjaga kualitas air. Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), klorin (Cl2), klordioksida (ClO2) dan proses fisik seperti penyinaran dengan ultra violet, pemanasan dan lain-lain digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia tersebut, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor). Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe, Mn menjadi Fe, Mr dan memecah molekul organis seperti warna (Alaerts, 1990). Secara alami, klorin terdapat dalam bentuk ion klorida dengan jumlah relatif jauh lebih besar dibandingkan ion-ion halogen di perairan alami. Klorin dalam bentuk garam (contohnya Natrium Klorida) merupakan bentuk yang paling aman, sedangkan dalam bentuk gas, klorin dapat diperoleh dengan mengekstraksi larutan garam Natrium Klorida dengan cara elektrolisis. Sangat banyak variasi senyawa dari klorin bahkan beberapa mempunyai cincin aromatic dengan klorin. Penambahan klorin kepada senyawa organic hampir akan menambah satu atau lebih fungsi bahaya, toksisitas atau kecendrungan bioakumulasi[footnoteRef:1] [1: http://chlorine.americanchemistry.com/What-is-Chlorine/Chlorine-Story]

Klorin, di samping mempunyai fungsi yang berarti dalam kehidupan manusia, juga berdampak negatif bagi lingkungan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah, termasuk limbah klorin maka suatu industry diwajibkan mengelola limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini sesuai dengan pasal 16 ayat (1) Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunan Hidup yang menyebutkan bahwa Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan. Selain itu untuk mencegah terjadinya pencemaran pada badan air, Pemerentah melalui Keputuhsan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri menetapkan parameter dan batasan konsentrasi dari limbah cair yang diizinkan untuk dibuang. Salah satu parameter yang terdapat dalam baku mutu tersebut adalah klorin dengan batasan 1 mg/liter dalam bentuk klorin bebas (Cl2).

Rumusan MasalahAdapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah:1. Bagaimana pengaruh klorin terhadap pencemaran perairan?2. Darimana saja sumber klorin yang berdampak pada pencemaran perairan?3. Bagaimana penanggulangan pencemaran perairan yang di akibatkan klorin?

TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:1. Mengetahui darimana saja sumber klorin yang dapat menyebabkan pencemaran perairan2. Mengetahui melalui media apa saja klorin dapat menyebabkan pencemaran perairan3. Mengetahui dampak pencemaran perairan yang diakibatkan oleh klorin4. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi pencemaran perairan yang di sebabkan oleh klorin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. 1. 1. Pencemaran airPencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun). Dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbauserta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai, rawa, danau, dan kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi. Bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.

Gambar II.1 Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadap Lingkungan Perairan

Sumber: Effendi (2003)KlorinKlorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk senyawa terikat dengan unsur atau senyawa lain seperti membentuk natrium klorida atau dalam bentuk ion klorida di air laut. Ketika klorin di isolasi sebagai unsur bebas, klorin akan berwujud gas berwarna hijau kekuning-kuningan, beratnya 2,5 kali lebih berat dari udara dan pada suhu -34o C klorin akan berubah ke fasa cair serta pada suhu -103o C akan berubah ke fasa padat berbentuk Kristal kekuning-kuningan. Klorin termasuk dalam unsur golongan halogen (golongan VII), sangat reaktif dan merupakan oksidator kuat yang mudah bereaksi dengan berbagai unsur. Klorin tidak akan menyala, tetapi akan membantu proses pembakaran. Klorin juga tidak mudah meledak, tetapi akan bereaksi keras dengan terpentin, ammonia, hidrokarbon dan bahan-bahan yang mudah terbakar. Pada keadaan kering, gas khlor tidak korosif, tetapi sangat korosif terhadap metal bila klorin dalam keadaan lembab.Dengan sifat yang mudah untuk terikat dengan unsur lain, klorin mempunyai banyak turunan senyawa yang berguna bagi kehidupan manusia. Telah didentifikasi sekitar 3500 senyawa baru yang merupakan produk turunan klorin.

Gambar II.2 Produk turunan klorin dan kegunaannya[footnoteRef:2] [2: http://chlorine.americanchemistry.com/ChlorineProductTree]

Manfaat Klorin bagi kehidupan manusiaKlorin digunakan dalam berbagai industri untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Produk yang dihasilkan dengan menggabungkan klorin dengan hidrokarbon (produk klorinat-hidrokarbon) merupakan produk yang amat berguna. Beberapa contoh penggunaan klorin adalah sebagai berikut:

Bidang KesehatanKlorin digunakan sebagai disinfektan pada pengolahanair minum. Klorin yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit [Ca(OCl)2]. Peranan klorin sebagai desinfektan pada air minum sejak puluhan tahun lalu merupakan hal yang sangat berarti bagi peningkatan kualitas kesehatan manusia. Selain itu klorin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan yang dikombinasikan dengan senyawa lain.Sebagai PemutihDalam industri tekstil, pulp dan kertas, fungsi klorin pada kedua industri tersebut adalah sebagai pemutih dan penghalus. Selain memutihkan warna kertas, klorin juga dapat menguatkan permukaan kertas.Bidang PertanianPestisida dari kelompok organoklorin merupakan pestisida yang mengandung klorin yaitu dikloro difenil trikloroetana (DDT), metokskhlor, aldrin dan dieldrin. DDT merupakan pestisida yang pertama kali dihasilkan.Industri Kimia dan Industri LainnyaPemakaian klorin dalam berbagai industri dapat dijumpai, misalnya pada produk yang berbahan dasar plastik, seperti polyvinyl chloride (PVC). Selain itu juga pada produk pelarut (solvent), dry cleaning, dan berbagai produk lainnya yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti lem, semen, dan pembungkus.Dalam Chlorine Chemistrys Role in Our Daily Lives disebutkan bahwa penggunaan klorin terbesar adalah untuk produksi Vinyl (PVC) sebesar 34%, bahan-bahan organik 21%, pelarut khlorinasi 6%, pulp dan kertas 6%, pengolahan air 6%, dan untuk lain-lain 27%. Gambar 1 menunjukkan penggunaan klorin dalam berbagai produk, di mana gambar tersebut merupakan bagian kecil yang diambil dari bagan pohon produk-produk klorin (Products of the Chlorine Tree) yang terdapat dalam Chlorine Chemistrys Role in Our Daily Lives.Bidang Pembangkit Listrik Pada pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), pemakaian klorin digunakan pada sistem pendingin (cooling system) sebagai pengontrol biological fouling. Untuk PLTU yang menggunakan air sungai maupun air tanah sebagai pendingin, klorin digunakan sebagai bioside untuk mengatasi fouling mussels. Pada PLTU yang menggunakan air laut sebagai pendingin, biasanya dilengkapi dengan unit klorinasi (chlorination plant). Fungsi klorin di sini adalah untuk mencegah tumbuhnya alga yang menjadi nutrisi tritip (barnacles) pada dinding pipa kondensor. Apabila terjadi penempelan alga dan tritip pada dinding pipa kondensor, akibatnya akan mengurangi efisiensi kondensor tersebut. Tujuan yang paling mendasar dari penambahan klorin tersebut adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang bertentangan dengan kondisi lingkungan hidup organisme laut, sehingga mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang. Penambahan klorin ini juga ada yang bersifat kontinyu maupun dengan kejutan (frekuensi waktu).

BAB III PEMBAHASAN

2 Sumber pencemaran klorinKlorin merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses klorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan. Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai ke kita dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung khlorin tersebut. Septic tank atau air pembuangan limbah rumah tangga seperti pembersih atau pencuci yang mengandung khlorin, bisa jadi air pembuangan hasil cucian tersebut kemudian meresap ke dalam tanah dan mencemari sumur yang merupakan sumber air bersih rumah tangga. Pembuangan Air Kolam Renang umumnya menggunakan khlorin sebagai penjernih dari mikroorganisme yang ada dalam air. Air buangan dari kolam renang ini juga bisa saja mencemari sumur air bersih warga sekitarnya.Klorin digunakan untuk memutihkan kertas, karena kertas yang diproduksi secara alami (tanpa penggunaan unsur kimia hasil rekayasa manusia) berwarna coklat muda. Umumnya pabrik pulp dan kertas membuang limbah klorin ke air dan memuat banyak senyawa berbahaya, misalnya dioxin (senyawa kimia berbahaya yang termasuk dalam kelompok organoklorin).

Media pencemaran klorin dalam perairan Banyaknya fungsi klorin dalam kehidupan manusia membuat unsur ini dapat berpindah melalui berbagai media terutama pada media air. Pada industri tekstil dan kertas, senyawa klorin baik dalam bentuk klorin dioksida (ClO2) atau sodium hipoklorid (NaOCl). Pemutihan dengan menggunakan klorin, proses oksidasinya selalu melibatkan atom Cl. Jika sebuah oksidator melepaskan elektron, maka akan terjadi proses oksidasi dan struktur kimia dari molekul tersebut berubah dan warnanya juga berubah (Retnowati, 2008). Penggunaan senyawa klorin sebagai pemutih memungkinkan terjadinya produk samping atau limbah yang berbahaya bagi lingkungan (Jayanudin et al., 2010).Penggunaan klorin dalam pengolahan air minum dimanfaatkan sebagai desinfektan. Klor atau klorin merupakan bahan kimia bersifat oksidator yang berfungsi untuk menghilangkan pertumbuhan mikroorganisme. Bahan kimia ini akan membunuh mikroorganisme dengan daya oksidasinya. Klorin merupakan bahan kimia yang murah dan mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah penambahannya (Lestari et al., 2008). Kandungan klor yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan racun bagi tubuh, namun apabila klor dalam konsentrasi yang layak tidak berbahaya bagi manusia bahkan dibutuhkan sebagai desinfektan. Klor dalam air dengan konsentrasi tinggi apabila berikatan dengan Na+ akan menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air (Antara et al., 2008).Sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bagi klorin bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorin yang merupakan senyawa toksik dan dapat menimbulkan efek karsinogen bagi manusia.Senyawa organoklorin merupakan senyawa kimia di mana klorin terikat kuat pada karbon. Organoklorin merupakan kelompok terbesar dari senyawa kimia organik yang merupakan unsur berbasis karbon yang mengandung satu atau lebih atom klorin. Banyak produk yang dihasilkan oleh industri kimia merupakan senyawa organoklorin, seperti plastik, pelarut, pembungkus. Namun demikian dalam proses kimia yang menghasilkan produk tersebut tanpa disengaja terbentuk juga senyawa organoklorin lain. Begitu juga pemakaian klorin pada kegiatan lain, sering tanpa disengaja membentuk senyawa baru yang tidak diinginkan. Beberapa contoh terbentuknya senyawa organoklorin yang tidak diharapkan, di antaranya adalah: Proses pembakaran senyawa yang berbasis klorin dengan hidrokarbon dalam industri kimia untuk menghasilkan produk seperti pestisida, plastik dan pelarut, ternyata juga membentuk senyawa lain sebagai produk sampingnya secara tidak sengaja seperti dioksin. Pembakaran sampah rumah tangga dan limbah dari rumah sakit yang mengandung klorin (produk klorinat-hidrokarbon), juga akan membentuk senyawa lain yang tidak diinginkan seperti dioksin, chloroform dan lain-lain. Dioksin terbentuk karena adanya pembakaran senyawa klorinathidro- karbon. Alur proses dioksin hingga sampai ke tubuh manusia melalui siklus rantai makanan. Dioksin hasil pembakaran bersama partikel-partikel jatuh ke lahan pertanian/kebun, padang rumput sebagai makanan ternak atau masuk ke sungai, dan laut. Dioksin larut dalam lemak dan juga bersifat hidrofobik. Karena sifatnya tersebut, maka dioksin masuk dan menempel pada ikan dan ternak yang dikonsumsi manusia. Klorin yang digunakan sebagai disinfektan pada proses pengolahan air bersih, pengolahan air minum, kolam renang dan pada air pendingin untuk memusnahkan mikroorganisme yang terdapat dalam air, ternyata juga bereaksi dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat di dalam air dan membentuk kloroamina tersubstitusi. Pada air yang terklorinasi tersebut ditemukan juga senyawa organik lainnya seperti trihalomethanes yang meliputi chloroform, dichlorobromo-methane, dibromochloromethane dan bromoform.

Efek toksikologi klorin terhadap manusiaKlorin, baik berbentuk gas atau cairan dinilai mengandung "racun yang tinggi", dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang mampu mengakibatkan kematian atau cacat permanent (tetap) dari penggunaan yang normal (setiap hari pada industri) sekalipun". EPA di A.S (Agency Proteksi Lingkungan Hidup Amerika) menyatakan bahwa klorin masuk kelompok kimia yang "punya potensi untuk mengakibatkan kematian pada penduduk yang tak memiliki alat perlindungan (unprotected populations) sesudah terjadi kebocoran dalam waktu relatif singkat" (Citizen Enviromental Coalition). Pendapat yang hampir sama "klorin adalah salah satu kimia yang menjadikan manusia tidak punya kemampuan apapun karena beracun" (Sax, 1984). Klorin merupakan bahan kimia yang terklasifikasi sebagai "Extremely Hazardous Substances (EHS), atau bahan yang berbahaya sekali, yang mengandung amonia, hydrogen fluorida dan hydrogen klorida. Campuran gas atau cairan klorin dengan air, baik air hujan maupun udara lembab, akan memproduksikan asam hidroklorik dan hipoklorous yang berbahaya kepada manusia, ternak, dan vegetasi.Dampak buruk penggunaan klorin bagi kesehatan tubuh manusia adalah sebagai berikut (Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, 2008):1. Menimbulkan kanker darah.2. Merusak sel-sel darah.3. Mengganggu fungsi hati/lever.4. Dapat merusak system pemafasan dan selaput lendir dalam tubuh apabila penggunaan klorin mencapai 3-5ppm dalam beras.5. Dapat menggangu kesehatan mata, kulit dan batuk-batuk apabila pengunaan Morin mencapai 15-30ppm dalam beras.6. Serta dapat menyebabkan kematian apabila penggunaan klorin diatas 30ppm dalam beras.Adapun bentuk aktivitas clorin dalam tubuh adalah sebagai berikut (Luthana, 2008):1. Menganggu sintesa protein.2. Oksidasi dekarboksidasi dari asam amino menjadi nitric aldehid.3. Bereaksi dengan asam nuklet, purin dan pirimidin4. Induksi asam deoksiribonuklea (DNA) dengan diiringi kehilangan kemampuan DNA-tranforming.5. Timbulnya penyimpangan kromosom

Di dalam tubuh manusia pasti terdapat kandungan klorin, sebagai contoh adanya asam lambung (HCL) yang berfungsi sebagai zat penghancur makanan. Lain halnya dengan klorin yang bersumber dari makanan. Seperti yang kita tahu, kertas pembungkus teh celup dan segala bentuk pemutih pasti mengandung klorin. Pemutih beras, pemutih tepung secara tidak langsung termakan oleh manusia dan bereaksi dalam tubuh manusia. Hasil dari metabolisme makanan tersebut pasti mengandung zat sisa dari klorin tersebut. Walaupun zat klorin tersebut tidak berdampak di alam, setelah dikeluarkan dari tubuh (hasil metebolisme berupa urin dan keringat) maka zat tersebut akan berkurang konsentratnya dan tidak berbahaya bagi lingkungan.Dampak lain dari klorin dapat kita rasakan dari air di kolam renang. Air kolam renang mengadung klorin setelah di campurkan berupa cairan kaporit. Dampak langsung terhadap manusia berupa mata pedih dan permukaan kulit terasa kasar. Dan apabila tertelan akan mengakibatkan gangguan pencernaan.Berikut ini adalah beberapa studi keracunan senyawa Klorin yang bisa dijadikan referensi: Hasil laporan Shin et al (1999), THMs (trihalomethanes) DBP mempunyai andil 60% dalam pencemaran air yang paling serius,dan juga polutan yang paling umum terdapat dalam air keran Landi et al (1997) menyatakan bahwa unsut THMs yang besar dapat mengakibatkan kanker kandung kemih dan kanker usus besar. King et al (2000) menganalisa 50,000 kasus bayi yang meninggal saat dilahirkan. Menurut laporan, THMs berhubungan dengan keguguran pada ibu hamil dan dapat berakibat pada cacat abnormal bayi, berat badan bayi, dan sebagainya.wanita hamil aborsi; dan dapat berakibat pada abnormal bawaan bayi, berat badan bayi dan sebagainya. Nieuwenhuijsen et al (2000) melaporkan bahwa, menggunakan air ledeng untuk minum, mandi, berenang, merebus air dan mencuci alat-alat, cenderung menimbulkan risiko yang diakibatkan oleh THMs. Backer et al (2000) menyatakan, dari sampel darah yang mengandung konsentrasi THMs, disebabkan paling banyak oleh penyebaran THMs pada shower saat mandi.

Analisa pengukuran dan identifikasi klorinAnalisa KualitatifAnalisa klorida secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:a. Dengan larutan Perak NitratJika larutan encer suatu senyawa klorida direaksikan dengan larutan perak nitrat, akan terjadi endapan putih menggumpal yang tidak larut dalam asam nitrat encer dan mudah larut dalam ammonia lalu dengan mengasamkan larutan amoniakal ini dengan asam nitrat encer akan terbentuk endapan kembali. Endapan putih yang terjadi berupa perak klorida yang tidak akan larut kembali dalam asam nitrat encer. Dengan penambahan amonia, terjadi komplek perak diamonium yang larut. Jika larutan yang mengandung ion klor ini diasamkan, perak klorida akan terbentuk kembali dan akan mengendap.b. Dengan Kalium Permanganat atau Mangan DioksidaJika suatu senyawa klorida dipanaskan dengan kalium permanganat atau mangan dioksida, akan terjadi uap yang berwarna hijau pucat dan menyebabkan kertas kanji-kalium iodida berwarna biru. Dengan mengoksidasi kalium permanganat atau mangan dioksida akan terjadi klor yang akan mengoksidasi iodida dalam kertas kalium menjadi ion, yang kemudian dengan amilum memberikan warna biru (Roth. H. J. 1998).

Analisis Klorida Secara KuantitatifAnalisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri / volumetri.a. PengertianTitrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.b. PrinsipDalam larutan netral atau sedikit basa, kalium kromat dapat menunjukan titik akhir titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk diendapkan secara kuantitatif sebelum warna merah perak kromat terbentuk.

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Dalam titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya:1. Terjadinya kesetimbangan serbaneka harus berlangsung cukup cepat;2. 4 Zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter;3. Endapan yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.4. kesempurnaan reaksi sampai 99,9%;Beberapa cara titrasi pengendapan yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara mohr, cara volhard dan cara fajans. Pada cara mohr ion-ion halida (Cl-, Br-, I-) ditentukan dengan larutan baku perak nitrat, dengan memakai ion kromat atau peralatan yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi larutan ion klorida 0,1 M dengan cara mohr, reaksinya sebagai berikut:

Ag+ + Cl- AgCl

Cara titrasi volhard dapat pula digunakan untuk menetukan ion-ion halida dengan cara titrasi kembali. Penentuan ion klorida agak rumit dengan titrasi ini, lantaran kelarutan AgCl lebih tinggi daripada kelarutan AgSCN, maka pada penentuan ion klorida dengan cara volhard, titrasi harus dihentikan pada saat timbulnya warna merah pertama kali, atau titrasi kembali dilakukan setelah AgCl dipisahakan terlebih dahulu.

Studi Kasus Pencemaran KlorinStudi kasus mengenai klorin ada pada proses klorinasi air PAM. Klorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah, dan efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Bentuk bentuk klorin di pasaran:a. Liquid/gas Clb. Ca(OCl)2c. NaOClReaksi dengan air:Cl2 (aq)+ H2O(l) HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]

HOCl adalah asam lemah:HOCl(aq) H+(aq)+ OCl-(aq)Keq= 2.7x10-8= [H+][OCl-]/[HOCl]

Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit.Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin. Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen. Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan pemberian :1. Gas klorinGas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah patersons chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.2. KloraminKloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari klorindan anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar.3. PerkloronPerkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.

Penanganan pencemaran klorinMeningkatnya kepedulian manusia terhadap lingkungan, serta semakin diketahuinya dampak berbahaya dari klorin, maka telah diupayakan alternatif untuk menggantikan klorin. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan dapat diupayakan untuk mencari alternatif pengganti klorin. Beberapa alternatif pengganti klorin telah dilaksanakan, misalnya pada pengolahan air minum atau air bersih yaitu klorinasi air digantikan dengan teknologi lain seperti ozonisasi, proses membran dan ultraviolet. Fungsi klorin pada pembangkit listrik sebagai pengontrol biological fouling juga sedang dikembangkan alternatif penggantinya. Sebuah konsorsium yang dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat mengembangkan biocide menggunakan bakteri pseudomonas fluorescens strain. Alternatif lain yang sedang diteliti antara lain penggunaan enzim, minyak ikan dan unsure lainnya yang ramah lingkungan. Penggunaan hydrogen peroksida atau sodium hydroshulpite mulai diterapkan pada industri kertas dan pulp sebagai pengganti klorin.Keberadaan klorin dalam kehidupan memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi klorin memberikan manfaat yang cukup penting, namun di sisi lain dapat membahayakan kehidupan manusia. Upaya untuk mengembangkan alternatif pengganti klorin merupakan upaya yang patut didukung, namun dengan melihat begitu banyak dan luasnya pemakaian klorin dalam berbagai produk, maka untuk menggantikan fungsi-fungsi klorin tersebut tidak dapat ditempuh dalam waktu yang relatif singkat, kecuali untuk senyawa-senyawa klorin yang bersifat sangat toksik harus segera dihentikan pemakaiannya.Upaya lain yang perlu dilakukan adalah dalam pemakaian maupun penyimpanan klorin di industri harus sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi kebocoran maupun dampak yang berakibat fatal bagi lingkungan. Pengolahan limbah cair yang mengandung klorin juga perlu ditingkatkan, misalnya dengan melakukan detoksifikasi (deklorinasi) sebelum dibuang ke perairan, menghindari pembakaran sampah atau limbah padat yang mengandung senyawa klorinat hidrokarbon yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa organoklorin yang berbahaya seperti dioksin.Untuk mengurangi efek samping pencemaran klorin, beberapa hal berikut dapat dilakukan:1. Mengurangi Kadar Klorin Dalam Air Dengan menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif sebagai filter air dapat mengurangi kadar klorin dalam air. Filter air dari arang ini efektif untuk mengurangi rasa dan bau dari air. Saringan air sederhana yang menggunakan arang sebagai salah satu bahan untuk saringan dapat digunakan untuk mendapatkan air minum dengan penyaringan air minum sederhana. Tetapi cara terbaik adalah tidak menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan sebagai gantinya dapat digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada air minum.2. Mencegah Klorin Masuk ke Dalam TubuhYaitu dengan menggunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik shower ataupun berendam), mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang digunakan adalah air dingin. Lalu membuka jendela atau ventilasi agar udara yang mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang bebas klorin. Sedangkan untuk mengatasi bila terdapat klorin pada bak atau sumur sumber air, bak dan sumur harus sering dikuras.

BAB IV PENUTUP

3 KesimpulanDari hasil pembahasan, klorin merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga dengan mudah dapat berikatan dengan unsur lain dan membentuk unsur baru yang berguna bagi manusia maupun yang dapat berdampak negatif bila terpapar pada manusia. Sumber pencemaran klorin semua berasal dari kegiatan manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Proses klorinasi pada olahan air bersih dan air minum, bahan pemutih pada industri-industri yang membutuhkan, dan produk-produk hasil turunan klorin pada berbagai macam lini industry menghasilkan limbah yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia serta lingkungan. Untuk mengurangi efek negative dari klorin, dilakukan berbagai macam hal, mulai mencari bahan subtitusi dalam produk-produk turunan klorin yang lebih ramah lingkungan, memfilter kembali air olahan dengan filter karbon untuk mengurangi kadar klorin, melakukan deklorinifikasi pada limbah buangan sebelum di olah lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Chlorine, Pollution and the Environment. The Women Environmental Network, www.mscpotlight.org.Effendi dan Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.Madjah, 2007,Pencemaran Air, (Online) http://madja.wordpress.com/2007/12/20/pencemaran-air/, (diakses 15 Oktober 2014)Hasan, Achmad. 2006. DAMPAK PENGGUNAAN KLORIN, P3 Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, Deputi Teknologi Informasi Energi Material dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.Abrar. 2006. Siklus Biogeokimia klor (klorin) di Bumi. (Online) http://abrarenvirolink.blogspot.com/2010/03/siklus-biogeokimia-klor-klorin-di-bumi.html (diakses 15 Oktober 2014)Anonim. 2011. Makalah Pencemaran Air. (Online). http://fifteen-15-fifteen.blogspot.com/2011/12/makalah-pencemaran-air.html (diakses 15 Oktober 2014)Wikipedia. Chlorine. (online). http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorine (diakses 12 Oktober 2014)Brazin, Jacqueline. 2006. Chlorine & its Consequences. (Online). http://ocw.mit.edu/NR/rdonlyres/Earth--Atmospheric--and-Planetary-Sciences/12-091January--IAP--2006/0EF9264B-3205-44A3-8306-8E8364917DF0/0/brazin.pdf (diakses 15 oktober 2014)American Chemistry Council. Chlorine . (online) http://chlorine.americanchemistry.com/ (diakses 18 oktober 2014)