kista mandibula dan tumor odontogenik

37
KISTA MANDIBULA DAN TUMOR ODONTOGENIK KISTA MANDIBULA DAN TUMOR ODONTOGENIK PENDAHULUAN Lesi radiolusen yang multipel atau lesi campuran radiolusen/radiopak pada mandibula dapat muncul sebagai suatu temuan yang tidak disengaja pada radiograf atau sebagai keluhan utama dari pasien. Artikel ini tidak dimaksudkan menjadi suatu diskusi yang mencakup secara keseluruhan dari beberapa lesi, tetapi dibatasi pada suatu rangkuman kista odontogenik yang utama dan tumor dengan suatu diskusi singkat dari lesi mandibula lainnya yang seringkali disebut kista tetapi bukan lesi kista yang sebenarnya. Meskipun seringkali tampak dalam gambaran radiografi yang serupa, tumor ganas (primer dan metastase), tumor salivari yang jinak, dan lesi vaskular tidak dibahas disini. Bagaimanapun, beberapa lesi sebaiknya dimasukkan kedalam diagnosa yang berbeda pada seorang pasien yang memperlihatkan adanya radiolusensi mandibula dan pembengkakan. Sebagai kesimpulan, sebelum biopsi beberapa lesi, daerah tersebut harus diaspirasi untuk mengeluakannya dari diagnosa sebagai suatu lesi vaskular.

Upload: sisterzzshopdua

Post on 31-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kista mandibula

TRANSCRIPT

Page 1: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

KISTA MANDIBULA DAN TUMOR ODONTOGENIK

KISTA MANDIBULA DAN TUMOR ODONTOGENIK

PENDAHULUAN

Lesi radiolusen yang multipel atau lesi campuran radiolusen/radiopak pada mandibula

dapat muncul sebagai suatu temuan yang tidak disengaja pada radiograf atau sebagai

keluhan utama dari pasien. Artikel ini tidak dimaksudkan menjadi suatu diskusi yang

mencakup secara keseluruhan dari beberapa lesi, tetapi dibatasi pada suatu rangkuman

kista odontogenik yang utama dan tumor dengan suatu diskusi singkat dari lesi

mandibula lainnya yang seringkali disebut kista tetapi bukan lesi kista yang

sebenarnya.

Meskipun seringkali tampak dalam gambaran radiografi yang serupa, tumor ganas

(primer dan metastase), tumor salivari yang jinak, dan lesi vaskular tidak dibahas

disini. Bagaimanapun, beberapa lesi sebaiknya dimasukkan kedalam diagnosa yang

berbeda pada seorang pasien yang memperlihatkan adanya radiolusensi mandibula

dan pembengkakan. Sebagai kesimpulan, sebelum biopsi beberapa lesi, daerah

tersebut harus diaspirasi untuk mengeluakannya dari diagnosa sebagai suatu lesi

vaskular.

KISTA MANDIBULA ODONTOGENIK

Kista odontogenik didefinisikan sebagai suatu struktur dengan garis epitelial yang

diperoleh dari epitel odontogenik. Kebanyakan kista odontogenik didefinisikan lebih

berdasarkan pada lokasinya dibandingkan pada karakteristik histologinya. Maka, ahli

bedah harus memberikan kepada ahli patologis suatu riwayat dan gambaran radiograf

yang tepat ketika mengajukan contoh specimen untuk diuji.

Kista periapikal

Suatu kista periapikal (radikuler) merupakan kista odontogenik yang paling umum.

Page 2: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

Etiologi umumnya adalah sebuah gigi yang menjadi terinfeksi, memicu nekrosis

pulpa. Toksin keluar dari akar gigi, memicu inflamasi periapikal. Inflamasi ini

merangsang sisa epitel Malassez yang ditemukan dalam ligament periodontal,

menghasilkan pembentukan granuloma periapikal yang bias jadi menginfeksi ataupun

steril. Secepatnya, epitelium ini berlanjut menjadi nekrosis disebabkan oleh

berkurangnya asupan darah, dan granuloma berkembang menjadi kista. Lesi

umumnya tidak dapat terdeteksi secara klinis jika masih kecil tetapi paling sering

ditemukan sebagai suatu temuan yang insidental atau tidak disengaja pada

pemeriksaan radiografi.

Secara radiografi, perbedaan antara suatu granuloma dan kista adalah tidak mungkin,

meskipun beberapa orang mengatakan bahwa jika lesi yang sangat besar lebih

dicurigai menjadi kista. Keduanya muncul dengan gambaran lesi radiolusen dalam

hubungannya dengan akar gigi nonvital. Adakalanya. Lesi ini dapat menjadi sangat

besar karena mereka tumbuh sebagai respon terhadap tekanan. Bagaimanapun,

granuloma dan kista bukanlah suatu neoplastik.

Secara makroskopik, epitelium merupakan suatu epitelium skuamos stratified

nondeskrip tanpa pembentukan keratin. Perubahan peradangan dapat diamati pada

dinding kista, dan perubahan ini, pada gilirannya dapat menyebabkan perubahan

epitelial (misalnya; ulserasi, atropi, dan hyperplasia). Terutama lesi yang terkena

inflamasi, dapat muncul celah kolesterol dan/atau makrofage berbusa.

Beberapa pilihan perawatan yang ada untuk beberapa kista. Kebanyakan kista dapat

diatasi dengan terapi endodontik dari gigi yang terlibat. Lesi-lesi ini harus pantau

secara radiografi untuk memastikan pemecahannya. Lesi yang gagal untuk diatasi

dengan beberapa terapi harus diangkat melalui pembedahan dan diperiksa secara

histopatologi. Meskipun kista ini terbentuk dari suatu sisa epitel yang matang dan

memiliki potensi yang relatif untuk bertumbuh, kadang-kadang suatu karsinoma sel

skuamos dapat muncul de novo dalam suatu kista radikuler, oleh karena itu

dianjurkann untuk pemeriksaan histopatologi ari semua jaringan yang diangkat.

Kista dentigerous

Kista odontogenik paling sering kedua adalah kista dentigerous, yang berkembang

dalam folikel dental yang normal dan mengelilingi gigi yang tidak erupsi. Kista

dentigerous diperkirakan tidak menjadi neoplastik. Lebih sering ditemukan dalam

daerah dimana terdapat gigi yang tidak erupsi, yaitu gigi molar ketiga rahang bawah,

Page 3: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

molar ketiga rahang atas dan kaninus rahang atas dengan penurunan frekuensi mulai

dari molar ketiga rahang bawah hingga kaninus rahang atas. Kista ini dapat tumbuh

sangat besar dan dapat menggerakkan gigi, tetapi, lebih umumnya, kista ini relatif

kecil. Kebanyakan kista dentigerus tidak memberikan gejala, dan penemuannya

biasanya meerupakan suatu temuan insidental pada gambaran radiografi.

Penampakan radiografi biasanya adalah suatu lesi radiolusen yang terdermakasi

dengan baik menyerang pada sudut akut dari daerah serfikal suatu gigi yang tidak

erupsi. Tepi lesi dapat radiopak. Perbedaan gambaran radiografi antara kista

dentigerous dan folikel dental normal selalu didasarkan pada ukurannya.

Bagaimanapun, secara histologi, suatu perbedaan selain dari ukurannya telah

ditemukan. Folikel gigi secara normal dibatasi oleh berkurangya epitel enamel, jika

kista dentigerous dibatasi oleh suatu epitelium skuamos stratified tidak terkeratinisasi.

Kalsifikasi distropik dan suatu kelompok sel mukous dapat ditemukan dalam kista.

Kista dentigerous berkembang dari epitel folikular dan epitelium folikular memiliki

suatu potensi yang besar untuk bertumbuh, berdiferensiasi dan berdegenerasi

dibandingkan dengan epitrlium dari kista radikuler. Kadangkala, lesi yang lebih

merugikan lainnya muncul dalam dinding kista dentigerous, termasuk karsinoma

epidermoid yang muncul dari sel mukosa didalam dinding kista, ameloblastoma (lihat

tumor odontogenik; 17% ameloblastoma muncul dalam sebuah kista dentigerous), dan

karsinoma sel skuamous. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, kista

dentigerous juga dapat menjadi sangat besar dan dapat memberikan risiko fraktur

rahang patologis kepada pasien.

Temuan ini berisikan paling banyak alasan medis untuk pengangkatan gigi molar

ketiga yang impaksi dengan radiolusensi perikoronal, bagaimanapun, gigi yang

impaksi dengan radiolusensi perikoronal yang kecil (dengan kesan adanya folikel gigi

yang normal dibandingkan kista dentigerous) juga dapat diamati dengan pemeriksaan

radiografi secara berseri. Peningkatan ukuran lesi harus dilakukan pengangkatan dan

pemeriksaan histopatologi yang tepat. Beberapa lesi yang tampak lebih besar

dibandingkan folikel gigi normal mengindikasikan pengangkatan dan pemeriksaan

histopatologi.

Kista primordial

Sesuai dengan definisinya, kista primordial tumbuh sebagai pengganti gigi. Kiranya,

bentuk folikel gigi dan sesudah itu berlanjut menjadi degenerasi kista bahkan tanpa

Page 4: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

odontogenesis yang sempurna. Hal ini merupakan kista odontogenik yang jarang, dan

bakal lesi sebagai kista primordial dapat menandakan kista residual. Histologi dari lesi

ini merupakan epitelium skuamous stratified nondeskrip. Riwayat gigi yang lengkap

penting untuk menetapkan diagnosa kista primordial (dibandingkan kista residual),

meskipun beberapa diagnosa sering memiliki makna klinis yang kecil dalam

hubungannya dengan perencanaan perawatan dan pembuatan keputusan.

Kista residual

Kista residual adalah istilah yang sesuai karena tidak ada gigi yang tertinggal dimana

dapat mengidentifikasikan lesi. Paling umum, hal ini merupakan sisa dari kista

periapikal dari gigi yng telah dicabut. Histologinya merupakan epitelium skuamous

stratified nondeskrip.

Kista periodontal lateral

Nama kista periodontal lateral merupakan suatu istilah yang tidak cocok. Kista ini

bukan merupakan peradangan, kista ini tidak muncul dari periodontitis dan bukan

suatu fenomena yang dihubungkan dengan saluran lateral dalam struktur gigi. Kista

ini selalu terdermakasi dengan baik, relatif kecil, dan radiolusen (kadang-kadang

dengan akar yang radiopak). Lesi ini umumnya dihubungkan dengan daerah premolar

dan molar dan kadang ditemukan pada daerah anterior rahang atas. Kista ini biasanya

tidak tampak secara klinis tetapi terdeteksi pada pemeriksaan radiografi. Kista ini

memiliki suatu histologi yang berbeda teriri dari dinding kista noninflamasi fibrous

yang tebal, dan batas epitelium terbuat dari sel kubus yang tipis. Tepi ini tidak

sempurna dan mudah terkelupas dengan gambaran penebalan sel bersih pada interval

berkala. Kista ini tumbuh dari lamina gigi postfungsional dan tidak ada penjelasan

yang baik diketahui untuk lokalisasi yang ditunjukkan.

Kista gingiva dari neonatal

Kista gingiva pada neonatal umumnya terjadi secara multipel tetapi kadang-kadang

terjadi sebagai nodul yang soliter. Kista ini bertempat pada ridge alveolar pada

neonatal atau bayi muda. Struktur ini berawal dari sisa lamina gigi dan terletak dalam

corium dibawah permukaan epitelium. Kadang-kadang, kista ini dapat menjadi cukup

besar sehingga dapat tercatat secara klinis sebagai pembengkakan berwarna putih

yang terpisah pada ridge. Kista ini umumnya tidak bergejala dan tidak menimbulkan

Page 5: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

rasa tidak nyaman bagi bayi.

Nodul Bohn dan mutiara Epstein (Epstein pearl) adalah dua jenis lesi yang mirip

dengan kista gingiva yang kadang-kadang membingungkan, bagaimanapun, lokasi

dan etiologi dari lesi ini agak berbeda. Epstein pearl adalah nodul kistik yang berisi

keratin yang ditemukan sepanjang raphe midpalatina dan sedikit berasal dari sisa

epitelial yang terjerat sepanjang garis peleburan. Nodul Bohn adalah kista berisi

keratin yang menyebar pada seluruh palatum, tetapi kista ini umumnya tampak pada

hubungan antara palatum keras dan palatum lunak. Kista ini sepertinya berasal dari

struktur glandula salivary palatal.

Secara histologi, kista gingiva pada neonatal adalah kista sejati dengan suatu tepi

epitelial yang tipis. Lumen biasanya terisi dengan keratin tetapi dapat terdiri dari

beberapa sel radang, kalsifikasi distropik, dan hyaline body, seperti yang umumnya

ditemukan pada kista dentigerous.

Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk lesi ini, yang mana biasanya lenyap

dengan pembukaan ke permukaan mukosa atau melalui gangguan erupsi gigi. Kista

ini seperti kebanyakan yang dijelaskan dalam literatur lama sebagai geligi predesidui.

Kista gingiva pada orang dewasa

Kista gingiva pada orang dewasa hanya ditemukan pada jaringan lunak pada daerah

premolar bawah. Kista ini muncul sebagai lesi yang meregang, fluktuan, vesikular dan

berbentuk bulla. Secara histologi, kista ini terlihat seperti kista periodontal lateral, dan

kista ini kemungkinan memiliki gambaran lesi yang sama jika ditemukan pada

jaringan lunak.

Keratosis odontogenik

Keratosis odontgenik (OKC) adalah kista odontogenik yang paling penting. Kista ini

dapat memiliki beberapa gambaran klinis; memiliki penampakan yang sangat besar,

dan diagnosanya adalah dengan pemeriksaan histologi. Lesi ini berbeda dari kista

lainnya; kista ini agresif dan dapat menjadi sulit untuk diangkat. Keratosis

odontogenik dapat tumbuh sangat cepat, dan seringkali rekuren. Kista ini merupakan

kista odontogenik terbanyak ketiga dan termasuk dalam diagnosa banding beberapa

radiolusensi pada rahang. Meskipun 40% dari OKC ini tampak berhubungan dengan

dentigerous, 9% kista dentigerous adalah OKC jika dilakukan pemeriksaan histologi.

Kista ini juga ditemukan sebagai bagian dari sindrom nevus sel basal (basal cell nevus

Page 6: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

syndrome), yang juga diketahui sebagai sindrom Gorlin (lihat Basal cell nevus

syndrome)

Secara histologi, kista ini terbentuk dengan suatu epitelium skuamous stratified yang

memproduksi ortokeratin (10%), parakeratin (83%), atau kedua jenis keratin (7%).

Garis epitelial menunjukkan gambaran yang berombak-ombak jika dilihat dibawah

mikroskop. Ditemukan suatu lapisan basal hiperkromatik yang terpolarisasi dengan

baik, dan sel-sel tersebut menyisakan basaloid hampir ke permukaan. Tidak

ditemukan adanya ridge yang terselubung, oleh karena itu, epitelium seringkali

terkelupas dari jaringan penghubung (94% dari waktunya). Epitelium ini tipis, dan

sering ditemukan adanya aktivitas mitotik, oleh karena itu, OKC tumbuh dalam cara

neoplastik dan bukan sebagai respon terhadap tekanan dari dalam. Lumen sering diisi

dengan bahan seperti keju yang berbau busuk yang bukan merupakan pus tetapi

melainkan kumpulan keratin yang terdegenerasi.

Lesi bertumbuh dalam cara multilocular bosselate dengan anak kista yang meluas

kesekeliling tulang. Karena hubungannya tersebut, kecenderungan untuk rekuren

menjadi tinggi, khususnya jika perawatan bedah yang asli tidak menghasilkan

pengangkatan lesi secara menyeluruh. Enukleasi dengan ostektomi peripheral

dan/atau cryosurgery merupakan bentuk perawatan yang paling umum. Follow-up

radiografi jangka panjang sangat perlu untuk dilakukan. Jika lesi ini dibiarkan tanpa

perawatan, lesi ini dapat menjadi sangat besar dan merusak secara lokal.

Jenis OKC yang berbeda yaitu yang hanya memproduksi ortokeratin memiliki

aktifitas yang berbeda dibandingkan dengan jenis OKC lainnya. Kista ini hampir

selalu ditemukan sehubungan dengan dentigerous, biasanya mengelilingi molar ketiga

rahang bawah, dan biasanya kurang agresif dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini tidak

memiliki lapisan basal hiperkromatik, nyatanya, lapisan basalnya rata. Jenis ini tidak

dihubungkan dengan sindrom nevus sel basal.

Sindrom nevus sel basal

Gejalanya sangat kompleks termasuk hypertelorisme, midface hypoplasia, relatif

frontal bossing dan prognatisme, retardasi mental, schizophrenia, karsinoma sel basal

yang multipel, kalsifikasi dari falx serebri, bifid rib, telapak tangan yang berbintik-

bintik (bintik-bintik tersebut kemudian berkembang menjadi karsinoma sel basal), dan

OKC yang multipel. OKC multipel merupakan diagnosa untuk sindrom nevus sel

basal sampai terbukti jika tidak. Hal ini merupakan penyakit herediter dengan

Page 7: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

autosomal dominan yang diwariskan dan penetrasi yang tinggi. Pada pasien dengan

OKC, 5% memiliki sindrom nevus sel basal. Identifikasi dini pada pasien ini dan

lesinya merupakan kunci untuk meningkatkan ketahanan jangka panjang dan

memperbaiki kualitas hidupnya.

KISTA MANDIBULA NON ODONTOGENIK

Kista tulang Stafne

Kista tulang Stafne (Stafne bone cyst) adalah bentuk yang tidak lazim dari kelainan

pada jaringan glandula salivarius dimana suatu perkembangan termasuk jaringan

glandula ditemukan didalamnya atau lebih umumya, berdekatan dengan permukaan

lingual rahang bawah dalam tekanan yang dalam dan berbatas jelas. Penjelasan tertua

mengenai terjadinya fenomena ini adalah dalam suatu tengkorak yang tercatat pada

abad 6 hingga 4 Sebelum Masehi. Fenomena ini pertama kali dikenali oleh Stafne

pada tahun 1942, sehingga dinamakan seperti namanya. Bagaimanapun, kista ini telah

ditunjukkan dengan berbagai nama, seperti kavitas tulang static, defek manibula,

kavitas tulang mandibula bagian lingual, kista tulang static, kista ulang laten, dan

defek tulang Stafne. Insiden terjadinya telah dilaporkan berkisar pada 0,1% sampai

1,3% dalam berbagai penelitian. Kesepakatan secara umum adalah bahwa kista ini

merupakan defek kongenital, tetapi hal ini jarang ditemukan pada anak-anak. Lesi ini

secara umum lebih dianggap merupakan suatu proses pertumbuhan dibandingkan

defek patologis. Tampak suatu kecenderungan yang lebih besar pada laki-laki

dibandingkan pada perempuan.

Secara radiografi, lesi umumnya tampak sebagai suatu radiolusensi yang berbentuk

oval dan berlokasi diantara saluran alveolar inferior dan tepi inferior dari mandibula

pada regio molar ketiga dan kedua. Kista ini dapat dibedakan dari kista tulang

hemoragik atau traumatik, yang lokasinya hampir hanya terdapat pada saluran

alveolar superior hingga inferior saja.

Meskipun kista Stafne klasik yang dijelaskan dalam mandibula posterior, terdapat

suatu jenis pada anterior yang tampak sebagai suatu radiolusensi yang bulat atau oval

pada daerah diantara insisivus sentral dan premolar pertama, tetapi hal ini kurang

lazim.

Lesi ini secara umum menunjukkan anomali pertumbuhan yang jinak dan tidak

Page 8: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

membutuhkan perawatan apapun. Suatu komplikasi jarang dilaporkan dalam literatur

yang merupakan pertumbuhan dari neoplasma sejati glandula salivary dalam jaringan

yang dihubungkan dengan satu dari defek kortikal. Untuk itu, kita harus bijaksana

dalam pencatatan temuan lesi ini dan observasi secara berkala pada gambaran

radiografi. Perubahan klinis atau radiografik dapat mengindikasikan dibutuhkannya

penyelidikan yang lebih lanjut.

Kista tulang traumatik

Kista tulang traumatik juga dikenal sebagai kista tulang soliter, kista hemoragik, kista

ekstravasasi, kista tulang unicameral, kista tulang sederhana, dan kavitas tulang

idiopatik.

Kista tulang traumatik secara relatif merupakan lesi yang sering terdapat pada rahang

dan bagian lain dari tulang. Etiologi khusus dari lesi ini tidak diketahui, meskipun

telah diajukan beberapa mekanisme. Mekanisme yang paling diterima secara luas

adalah lesi ini berasal dari perdarahan intramedulari yang disebabkan oleh trauma.

Dalam kasus ini, kegagalan pembentukan bekuan darah terjadi dilanjutkan dengan

degenerasi berikutnya dari bekuan tersebut, akhirnya menyebabkan suatu kavitas

tulang yang kosong. Drainase vena yang terbatas menyebabkan peningkatan edema,

yang mana pada gilirannya menyebabkan resorpsi yang berlanjut pada trabekula dan

terjadi perluasan lesi. Perluasan lesi cenderung berhenti jika telah mencapai tulang

kortikal, oleh karena itu lesi ini tidak dicirikan dengan adanya perluasan kearah

kortikal. Selain daripada itu, kista ini biasanya ditemukan secara insidental pada

gambaran radiografi yang diambil untuk tujuan lainnya. Bagaimanapun, tidak umum

bagi pasien jika tidak mampu untuk mengingat adanya trauma yang terjadi pada

rahangnya.

Lesi ini umumnya ditemukan pada orang yang lebih muda (umur median: 18 tahun),

rasio insiden pada laki-laki dibandingkan perempuan adalah 3:2. Lesi ini kadangkala

dilaporkan terjadi pada rahang atas tetapi jauh lebih lazim terjadi di rahang bawah.

Jika kavitas dibuka dengan pembedahan, lesi ini umumnya kosong atau terisi dengan

cairan berwarna kekuning-kuningan dalam jumlah yang sedikit. Adanya bekuan

nekrotik dan pecahan fibrous jaringan penghubung telah dilaporkan kurang lazim

terjadi. Secara histologi, kista ini dapat memiliki tepi membran jaringan penghubung

yang tipis atau tanpa tepi sama sekali.

Secara radiografik, lesi ini cenderung tampak sebagai suatu radiolusensi dengan garis

Page 9: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

batas yang halus yang berlekuk-lekuk mengelilingi akar gigi. Lesi ini tidak merubah

letak gigi atau mengganggu gigi, dan lamina dura dibiarkan tetap intak. Lesi ini dapat

berukuran mulai dari sangat kecil (<1 cm) hinnga sangat besar (melibatkan sebagian

besar mandibula). Lesi ini cenderung terjadi diatas kanal alveolaris inferior.

Lesi ini biasanya diperiksa memalui pembedahan untuk menegakkan diagnosa, yang

mana pembedahan ini dibuat berdasarkan adanya temuan kavitas yang kosong. Tidak

dibutuhkan perawatan selanjutnya karena pembedahan menyebabkan kavitas terisi

dengan darah. Jaringan lunak tertutup, dan lesi cenderung untuk sembuh tanpa

intervensi lebih lanjut. Suatu keadaan ekstrim yang jarang terjadi pada beberapa lesi

yang menyerang pasien lebih tua menandakan bahwa lesi ini mungkin memiliki

keterbatasan sendiri dan/atau subjek untuk resolusi seiring waktu.

Defek sumsum tulang osteoporotik fokal

Sumsum tulang dapat dirangsang dalam merespon permintaan yang tidak lazim

terhadap peningkatan produksi sel darah. Sumsum hiperplastik ini dapat muncul

sebagai sumber radiolusensi dalam rahang. Lesi pada rahang, 75% dilaporkan terjadi

pada pasien perempuan dan 85% dari lesi rahang ini ditemukan di rahang bawah. Lesi

tersebut hampir selalu tidak bergejala dan ditemukan secara insidental pada gambaran

radiografi yang diambil untuk indikasi lain.

Secara radiografi, lesi ini muncul sebagai radiolusensi yang tidak jelas dengan ukuran

yang beragam, lebih umum ditemukan pada daerah edentulous. Hal ini

menggambarkan dalam beberapa kasus, lesi tersebut melambangkan kegagalan

regenerasi tulang yang normal setelah ekstraksi gigi. Secara histologi, jaringan pada

daerah ini utamanya tersusun atas sumsum merah, sumsum kuning, atau kombinasi

keduanya dengan trabekula tipis yang tidak teratur dan panjang yang hilang pada

lapisan osteoblastik.

Gambaran radiografik lesi ini tidak pathognomonic, oleh karena itu, lesi ini biasanya

didiagnosa melalui pembedahan. Sekali didiagnosa, lesi ini selanjutnya tidak

membutuhkan perawatan khusus, meskipun demikian, jika etiologi untuk peningkatan

kebutuhan hematopotik tidak diketahui, maka dibutuhkan suatu penyelidikan lebih

lanjut.

Kista tulang aneurismal

Pada tahun 1942, Jaffe dan Lichenststein pertama kali mengelompokkan kista tulang

Page 10: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

aneurismal sebagai suatu lesi yang berbeda, hal ini bukan merupakan kista atau

aneurismal (pembengkakan pembuluh darah). Hal ini tidak dilaporkan terdapat pada

rahang hingga tahun 1958, dan meskipun demikian banyak teori yang

menjelaskannya, tetapi etiologi dan patogonesisnya masih belum diketahui.

Mekanisme pembentukan kista tulang anerismal mencakup perubahan hemodinamik

lokal yang menyebabkan tidak terisinya vena secara penuh, resorpsi, dan pemindahan

dengan jaringan penghubung dan osteoid; usaha yang sia-sia pada perbaikan

hematoma (contohnya; apa yang terjai pada giant cell granuloma); pembentukan

mikrokista secara sekunder ke edema seluler yang berhubungan dengan lesi lainnya.

Seringkali, tetapi tidak selalu, lesi ini tampak berhubungan dengan lesi tulang yang

lain, seperti kista berbentuk tunggal, kista dentigerous, osteoklastoma, central giant

cell tumor, fibrous displasia, dan osteosarkoma.

Kista tulang aneurismal telah diteliti pada setiap bagian tulang, meskipun demikian

lebih dari 50% lesi terjadi pada tulang panjang dan kolumna vertebrata. Kista ini

terjadi pada rahang manusia dalam seluruh kelompok usia, tetapi lebih sering terjadi

pada pasien yang berusia muda dan pada pasien perempuan. Kista tulang aneurismal

lebih sering terjai pada mandibula dibandingkan maksila. Kista ini dapat

menyebabkan gigi berpindah tempat tetapi tidak menyebabkan resorbsi gigi, dan

secara umum tidak terapat ganguan sensoris. Gambaran radiografi seringkali

dijelaskan sebagai kistik, sarang lebah, atau busa sabun dengan perluasan yang

eksentrik. Tulang kortikal dapat menipis atau rusak, dan dapat terjadi adanya reaksi

periosteal.

Secara histologi, kista tulang aneurismal memperlihatkan suatu stroma jaringan

penghubung yang fibrous dengan ruang yang berbentuk sinus atau cavernosa yang

berisi darah. Terdapat fibroblast muda dalam seluruh stroma, dan sel raksasa berinti

banyak yang menyebar pada seluruh lesi. Tanpa ruang cavernosa, lesi ini akan tampak

hampir seperti central giant cell granuloma.

Perawatan untuk kista tulang aneurismal membutuhkan pengangkatan secara

menyeluruh, pengangkatan yang menyeluruh pada lesi dengan kuretase yang agresif

merupakan cara perawatan yang paling umum. Pembukaan yang tepat untuk

memudahkan perawatan ini diperlukan karena lesi ini dapat terjadi perdarahan secara

berlebihan, dan seiring waktu tetapi pengangkatan lesi akan membantu penurunan

kehilangan darah. Kegagalan pengangkatan secara menyeluruh pada seluruh bekas

lesi akan menyebabkan risiko rekuren secara bermakna (21-59%). Usulan untuk

Page 11: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

dilakukannya pencangkokan tulang pada defek terjadi adalah bervariasi berdasarkan

keadaan klinis yang tersisa setelah pengangkatan lesi. Beberapa penulis

merekomendasikan eksisi dengan cryosurgery untuk lesi yang rekuren, sedangkan

penulis lainnya menganjurkan eksisi blok atau reseksi disertai rekonstruksi. Pada

waktu lampau, radiasi diajukan sebagai perawatan untuk lesi ini, tetapi radiasi dapat

gagal untuk menghentikan lesi ini dan, lebih pentingnya lagi, dapat menghasilkan

perubahan sarkomatous.

ODONTOGENESIS

Tumor odontogenik merupakan gambaran gangguan atau reaktivasi jaringan yang

terlibat dalam urutan odontogenesis yang normal. Neoplasma alami merupakan terjadi

pada tahap perkembangan yang terhenti. Suatu laporan ringkas tentang odontogenesis

sangat membantu dalam pemahaman akam patogenesa dan kebiasaan dari tumor

odontogenik.

Pada minggu keenam dari kehamilan, odontogeneis dimulai dengan proliferasi pada

daerah tertentu dari ektoderma rongga mulut untuk membentuk lamina dentalis. Pada

setiap lokasi dimana gigi akan terbentuk, suatu pertumbuhan yang menurun dari

lamina dentalis membentuk awal dari organ enamel. Secara bersamaan, organ enamel,

papilla dental dan sakus dental merupakan struktur formatif untuk keseluruhan gigi

dan struktur pendukung. Lamina dentalis yang awalnya berhubungan dengan organ

enamel hingga ke epitelium rongga mulut, akhirnya terpisah, pemisahan ini

membentuk benih gigi dari epitelium rongga mulut.

Masing-masing tahapan dalam perkembangan gigi dihubungkan dengan kejadian

tertentu yang akan dijelaskan dibawah ini. Gangguan dalam urutan ini dapat

mengakibatkan terbentuknya tumor odontogenik.

• Bud stege: awal dan pembentukan dari enamel organ

• Cap stage: terjadi proliferasi. Pertumbuhan yang tidak seimbang akan mendorong

terjadinya bentuk yang khas. Sel tepi berbentuk kuboidal dan dimasukkan sebagai

epitelium enamel luar (outer enamel epitelium/OEE), dan sel dalam kecekungan

merupakan sel kolumnar yang tinggi dimasukkan sebagai epitelium dental dalam

(inner dental epitelium). Pada waktu yang sama, sel poligonal antara epitel enamel

dalam dan luar mulai terpisah dan membentuk jaringan selular yang lembut yang

dikenal sebagai reticulum steleata (stellate reticulum/SR), rongga yang terisi dengan

cairan mucus. Secara histologi, bahan ini menyerupai jeli Wharton. Proliferasi dari

Page 12: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

komponen epitelial hanya dijelaskan menyebabkan kondensasi ektomesenkim yang

tidak tertutup dan pembentukan dental papilla. Sel dari dental papilla akhirnya

membentuk pulpa dan dentin gigi. Dengan cara yang sama, kondensasi dari

ektomesenkim disekeliling enamel organ mendorong terbentuknya saccus dentalis.

Sel dari saccus dentalis akhirnya membentuk sementum dan ligament periodontal.

• Bell stage: terjadi histodiferensiasi (secara dini) dan morfodiferensiasi (terlambat).

Enamel organ sekarang menjadi suatu bentuk bel yang memanjang dan memiliki 4

jenis sel epitelial yang berbeda-inner enamel epitelium (IEE), stratum intermedium,

reticulum stelata, dan outer enamel epitelium (OEE).

○ IEE membentuk dan mempengaruhi sel yang berdekatan dari papilla dental untuk

berdiferensiasi ke dalam odontoblas yang membentuk dentin. Dentin pada gilirannya

mempengaruhi IEE untuk nerdiferensiasi ke dalam ameloblast yang mana meletakkan

matriks enamel berlawanan dengan dentin. Induksi timbale balik ini sangat penting

dalam pembentukan gigi.

○ stratum intermedium terdiri atas sedikit lapisan sel skuamous diantara IEE dan SR.

lapisan ini tampaknya sangat penting untuk pembentukan enamel karena stratum

intermedium ini tidak terdapat pada bagian benih gigi pada daerah tepi luar dari gigi

yang tidak beremail.

○ perluasan SR oleh peningkatan jumlah cairan intraseluler. SR ini menjadi kolaps

sebelum pembentukan email, meninggalkan ameloblast lebih dekat dengan kapiler

nutrisi yang berdekatan dengan OEE.

○ OEE yang terbentuk halus menjadi terbungkus dalam lipatan yang dekat dengan

mesenkim saccus dentalis membentuk papilla dengan pembuluh kapiler untuk

menyediakan suplai nutrisi bagi aktivitas metabolic pada enamel organ yang tidak

memiliki vaskuler. Enamel organ juga membentuk epitelial Hertwig pada selubung

akar, yang menentukan bentuk akar dan mengaktivasi pembentukan dentin pada akar.

• Aposisi: deposisi matriks dari struktur gigi yang keras terjadi kemudian. Struktur ini

kemudian mulai mengalami kalsifikasi, erupsi dan etrisi seiring waktu.

TUMOR ODONTOGENIK

Ameloblastoma

Ameloblastoma (lihat gambar 1-3) seluruhnya adalah tumor epitelial yang muncul

Page 13: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

dari lamina dentalis, berkas Hertwig, enamel organ, atau lapisan folikel dentalis/kista

dentigerous. Ameloblastoma erupakan tumor odontogenik epitelial yang paling

umum. Ameloblastoma biasanya terjadi pada individu yang berusia 20-40 tahun,

bagaimanapun, jenis kista tunggal lebih sering terjadi pada orang dewasa (lihat

pertimbangan pembedahan). Lesi ini terjadi baik pada rahang atas maupun rahang

bawah, tetapi rahang bawah posterior merupakan lokasi yang paling umum, hanya

20% dari lesi ini yang ditemukan pada rahang atas. Lesi ini terjadi secara seimbang

pada laki-laki dan perempuan.

Meskipun ameloblastoma secara umum tidak diklasifikasikan sebagai lesi ganas

(jarang terdapat jenis yang ganas), jenis ini sangat agresif dan infiltratif. Beberapa

orang menduga bahwa lesi ini harus dimasukkan kedalam jenis keganasan derajat

rendah atau kurang aktif, sama dengan karsinoma sel basal. Banyak kesamaan

histologi dan kebiasaan yang ditemukan pada kedua jenis lesi ini (lihat karsinoma sel

basal). Secara umum lesi ini tidak bermetastase tapi bertumbuh secara lambat,

persisten, dan susah untuk dimusnahkan. Jika ameloblastoma tidak tercatat ditemukan

sebagai temuan insidental dari gambaran radiograf untuk tujuan lain, maka gejala

pertamanya biasanya adalah perluasan tulang tanpa rasa sakit.

Temuan radiografik

Ameloblastoma khususnya muncul sebagai suatu radiolusensi multilokular yang

meluas di daerah molar ketiga rahang bawah, tetapi lesi ini dapat ditemukan dibagian

manapun pada rahang (lihat gambar 1). Lesi ini dapat berbentuk unilokular jika kecil,

dan seringkali meresorbsi gigi yang berkontak dengannya. Lesi ini tidak pernah

tampak radiopak.

Karakteristik histologi

Ameloblastoma tidak memiliki kapsul. Komponen neoplastik secara murni adalah

epitelial dan sisa cap stage dari odontogenesis (contohnya; sel kolumnar tinggi yang

terpolarisasi pada sisi luar dari lesi dengan SR pada sisi dalam, yang mana dapat

membentuk suatu kista). Lesi dapat memiliki suatu reaktif terhadap komponen

jaringan penghubung yang bukan merupakan suatu neoplastik. Lesi ini adalah tumor

nonfungsional, misalnya; ameloblastoma tidak mempengaruhi jaringan penghubung

di sekitarnya, yang mana pada gilirannya tidak dapat mempengaruhi pembentukan

email. Pada hakekatnya, tumor ini merupakan penggambaran odontogenesis yang

terhenti. Terdapat banyak gambaran histologi yang berbeda, contohnya; jenis

akantomatous yang mana SR ditempatkan oleh sel skuamous dan pearl, tipe sel

Page 14: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

granuler dimana SR di gantikan oleh sel granuler, dan jenis pleksiform dimana SR

berkurang atau tidak ada sama sekali.

Perawatan

Perawatan ameloblastoma adalah eksisi bedah dengan free margin yang luas (lihat

pertimbangan bedah). Rekonstruksi yang tepat dapat dilakukan pada waktu yang

sama. Seluruh pasien dengan ameloblastoma, dengan tanpa melihat metode perawatan

bedah atau jenis gambaran histologi, harus dimonitor secara radiografi sepanjang

hidupnya. Jika eksisi tidak adekuat, umumnya menjadi rekuren.

Pertimbangan bedah

• Ameloblastoma rahang atas tidak dibatasi oleh plat kortikal yang kuat yang

ditemukan pada rahang bawah. Sebagai tambahan, posterior rahanng atas terletak

dekat dengan banyak struktur vital. Faktor ini menjadi pendapat yang kuat untuk

perwatan bedah yang agresif dan pasti pada ameloblastoma rahang atas.

• Pada rahang bawah, 1 cm tepi yang bersih dipertimbangkan sebagai standar. Hal ini

dapat diatasi dengan reseksi blok atau segmental, bergantung pada hubungan lesi

dengan tepi kortikal inferior.

• Pengecualian tunggal terhadap hal ini adalah mungkin ameloblastoma unikistik.

Jenis ini umumnya muncul pada dewasa akhir dan sebagaimana namanya, jenis ini

dicirikan sebagai radiolusensi unikistik yang paling umum ditemukan pada daerah

molar ketiga rahang bawah.

• Untuk ameloblastoma peripheral, eksisi yang lebih konservatif dengan pendekatan

follow-up secara klinis adalah perawatan yang standar.

Hubungannya dengan lesi lainnya

• Karsinoma sel basal: Karsinoma sel basal adalah neoplasma infiltratif lainnya yang

pada dasarnya merupakan neoplasma adnexal yang tidak bermetastase. Karsinoma sel

basal dan ameloblastoma bertumbuh dengan lambat tetapi persisten, dan dapat

menyebabkan kematian melalui perluasan lokal kedalam struktur vital. Jika satu

pertimbangan bahwa gigi merupakan struktur adnexal rongga mulut, kemudian hal

tersebut menjadi mudah untuk dimengerti mengapa ameloblastoma dapat terlihat

sebagai suatu analog terhadap karsinoma sel basal.

• Adamantinoma tibia: lesi ini secara histologi mirip dengan jenis ameloblastoma

pleksiform. Termasuk keganasan derajat rendah dan seperti namanya, jenis ini

ditemukan di tibia.

• Craniofaringioma: Tumor pituitary ini muncul dari kantong Rathke, bagian dari

Page 15: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

stomadeum rongga mulut yang secara histologi tampak menyerupai ameloblastoma.

Bagaimanapun, jenis ini lebih mirip kista Gorlin.

• Ameloblastoma perifer: Lesi ini secara histologi mirip dengan ameloblastoma

sentral, tetapi tidak melibatkan tulang dan yang seluruhnya dibatasi oleh gingiva. Lesi

ini memiliki potesi rendah untuk bertumbuh dan invasi dibandingkan ameloblastoma

sentral, dan sangat memungkinkan hal ini bertanggung jawab terhadap kasus

karsinoma sel basal yang dilaporkan pada gingiva.

• Ameloblastoma ganas: Hampir 2% ameloblastoma bermetastase, biasanya ke paru-

paru. Meskipun demikian lesi ini sebenarnya mungkin sebagai hasil aspirasi material

dari lesi yang berjamur pada rongga mulut dan,oleh karena itu, hal ini tidak

menggambarkan metastase sebenarnya.

• Karsinoma ameloblastoma: Lesi ini secara sitologi merupakan lesi ganas dengan

hiperkromatisme, pleomorfisme, dan aktivitas mitotic yang tinggi. Metastase

sebenarnya terjadi pada karsinoma ameloblastoma.

Tumor odontogenik adenomatoid

Tumor odontogenik adenomatoid (adenomatoid odontogenic tumor/AOT) merupakan

tumor yang tidak umum terjadi, tetapi biasanya dapat dengan mudah diidentifikasi

dari gambaran klinis dan radiografi. Hal ini sering diingat sebagai “tumor dua

pertiga”. Tumor ini paling umum terjadi pada dekade kedua dan ketiga dari kehidupan

(12-20 tahun). Dua pertiga kasus terjadi pada anterior rahang atas, sepertiga terjadi

pada anterior rahang bawah, dan tidak pernah ditemukan pada bagian posterior hingga

ke premolar. Dua pertiga dari kasus ini menyerang pada perempuan dan dua pertiga

dari kasus ini dihubungkan dengan adanya gigi yang impaksi (biasanya pada gigi

kaninus).

Tumor ini berasal dari pengurangan epitelium enamel dari folikel dental dan secara

histologi menghasilkan IEE. Tumor ini biasanya tanpa gejala tetapi bisa muncul

dengan pembengkakan yang lunak atau dihubungkan dengan kehilangan gigi secara

klinis.

Temuan radiografi

Lesi ini secara umum tampak sebagai radiolusensi yang terdermakasi dengan baik

(well-dermaceted). Dalam 75% kasus, lesi ini dihubungkan dengan gigi yang tidak

erupsi, biasanya gigi kaninus. Lesi ini bisa terdiri dari flek radiopak, yang mana

menggambarkan adanya material yang terkalsifikasi. Jika dikaitkan dengan gigi, lesi

Page 16: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

ini umumnya menyerang pada gigi lebih lanjut pada akar gigi dibandingkan jenis kista

dentigerous.

Karakteristik histologi

Secara teknik, ini merupakan hamartoma dibanding neoplasma sejati karena

mempunyai potensi pertumbuhan yang terbatas. Memiliki kapsul fibrous yang tebal

yang berisi elemen epitelial proliferasi yang membentuk nodul dan struktur

menyerupai duktus (contohya; nodul organoid dari kuboidal atau sel kolumnar yang

rendah yang dipisahkan oleh epitelium berspindel). Tidak adanya jaringan

penghubung untuk merangsang pembentukan email, hasil dari sel ini, suatu matriks

pre-enamel, akan mengalami degenerasi dan akhirnya akan meninggalkan daerah

kalsifikasi distropik dan amiloid.

Perawatan

Perawatan yang dianjurkan dari lesi ini adalah pengangkatan secara sederhana. Jika

dibiarkan sendiri, struktur ini kemungkinan menjadi rumit. Bagaimanapun, lesi ini

dapat menjadi sangat besar. Kebanyakan dihilangkan dengan cara biopsi. Jika AOT

tidak dapat menghilangkan lesi ini secara menyeluruh pada saat biopsi, literatur

menyangka sisa lesi tersebut akan terdegenerasi. Mereka tidak mengetahui akan

berulang/rekuren.

Tumor odontogenik epitelial terkalsifikasi

Tumor odontogenik epitelial terkalsifikasi (calcifying epitelial odontogenik

tumor/CEOT) atau tumor Pindborg adalah tumor odontogenik infiltratif yang jinak

yang merupakan salah satu tumor yang paling jarang terjadi. Tumor tersebut diberi

nama tumor Pindborg karena ditemukan oleh seorang ahli patologi Denmark yaitu

Jens Pindborg. Tumor ini paling sering ditemukan pada rahang bawah regio

molar/premolar, tetapi 33% dari kasus ditemukan pada rahang atas. Tumor ini

dihubungkan dengan gigi yang tidak erupsi atau impaksi dalam 50% kasus. CEOT

merupakan neoplasma infiltratif dan menyebabkan destruksi disertai perluasan secara

lokal. Tumor ini diperoleh dari stratum intermedium dan mempunyai potensi yang

lambat untuk bertumbuh dibandingkan ameloblastoma. Maka tidak mengejutkan jika

tumor ini kurang agresif dibandingkan ameloblastoma.

Temuan radiografik

Lesi ini bisa radiolusen, tetapi lebih dikarakteristikkan sebagai massa dengan

campuran antara lusen dan opak, memperlihatkan gambaran salju yang diterbangkan

(snow-driven)

Page 17: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

Karakteristik histologi

Gambaran histologi dari lesi ini adalah worrisome karena lesi tersebut tampak sebagai

pulau yang menginfiltrasi kedalam tulang. Pulau ini terlihat seperti sel skuamous

murni dengan nuclear pleomorfisme derajat tinggi; bagaimanapun, cincin Liesegang

(kalsifikasi distropik berbentuk oval), suatu sitoplasma matang yang normal (sel

polyhedral yang besar dengan jembatan interseluler yang baik dan berisi granula

keratin yang matang), dan kurangnya gambaran mitotic membantu untuk

membedakan lesi ini dari karsinoma sel skuamous. Polimorfisme tercatat sebagai

degenerasi sekunder dari inti sel dan nekrobiosis, dan kalsifikasi distropik dan

perubahan amiloid merupakan ciri pada sel epitelial yang mati.

Perawatan

Perawatan untuk lesi ini adalah eksisi bedah secara keseluruhan. Tingkat rekurensi

pada CEOT ini adalah 4%. Lesi ini bertumbuh secara lambat dan membutuhkan

follow-up jangka panjang untuk rekurensinya (sekurang-kurangnya 5-10 tahun).

Tidak dilaporkan adanya kasus dimana lesi ini berubah menjadi ganas.

Kista odontogenik terkalsifikasi dan terkeratinisasi

Kista odontogenik terkalsifikasi dan terkeratinisasi (keratinizing and calcifying

odontogenic cyst/KCOC) atau kista Gorlin sebenarnya bukanlah merupakan kista

tetapi lebih kepada neoplasma dengan kecenderungan kistik. Beberapa lesi KCOC

sebenarnya padat. Ini merupakan lesi yang sangat jarang dan tidak ada perbedaan

berdasarkan usia, jenis kelamin atau lokasinya. KCOC dapat ditemukan dibagian

manapun pada rahang, dan seperempat dari lesi ini ditemukan pada jaringan lunak

perifer (misalnya; gingiva). Jika KCOC tidak ditemukan sebagai suatu temuan yang

insidental pada pemeriksaan radiografi, maka gejala klinis yang paling dini dari lesi

ini biasanya adalah terjadinya pembengkakan yang terlokalisir.

Lesi ini muncul dari epitelium enamel yang telah matang dibandingkan

ameloblastoma, dan oleh karena itu maka lesi ini memiliki potensi pertumbuhan yang

lambat.

Temuan radiografik

Lesi ini merupakan suatu radiolusensi nondeskrip yang dapat terdiri dari flek opasitas.

Lesi ini dapat menjadi sangat besar jika tidak ditemukan secara tidak sengaja pada

saat melakukan pemeriksaan radiografi untuk tujuan yang lain.

Karakteristik histologi

Page 18: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

Lesi ini dilapisi oleh suatu epitelium yang memiliki gambaran seperti ameloblastoma,

dengan massa sel epitelial squamous terkeratinisasi didalam SR. Meskipun, sel ini

tidak memiliki inti dan disebut “sel hantu”. Epitelium “hantu” ini akhirnya turun ke

jaringan penghubung, disebabkan oleh karena jaringan penghubung dari benda asing

memberikan respon bahwa hasil dalam kalsifikasi distropik dentinoid dan

pembentukan jaringan granulasi. Secara lebih sederhana, lesi ini menggambarkan

epitelium enamel yang memiliki kecenderungan untuk matang tetapi tidak dapat

membentuk email. Hasilnya adalah dapat terjadi pembentukan keratin “hantu”, pada

gilirannya, menyebabkan terbentuknya dentinoid. Kesamaan antara lesi ini dan

kraniofaringioma telah dijelaskan sebelumnya.

Perawatan

Lesi ini diangkat melalui pembedahan dan jarang terjadi rekurensi setelah eksisi.

Miksoma odontogenik

Lesi ini merupakan jenis lesi infiltratif jinak yang secara klinis tidak dapat dibedakan

dengan ameloblastoma. Lesi ini ditemukan di daerah bantalan gigi, dan hal ini lebih

sering terjadi pada rahang bawah. Hal ini secara umum nampak pada awal dekade ke-

3 dan ke-4 dari kehidupan sebagai lesi yang meluas dengan pertumbuhan yang

lambat. Jika miksoma odontogenik dibiarkan tanpa perawatan, lesi ini invasif dan

merusak. Lesi ini bermula dari dental mesenkim (papilla) atau folikel dental.

Temuan radiografik

Gambaran radiografik dari lesi ini tidak berbeda. Gambaran ini sangat mirip dengan

ameloblastoma (misalnya; radiolusensi multilokular), meskipun beberapa peneliti

percaya bahwa lokulasi individual agak lebih kecil pada miksoma odontogenik

(miksofibroma).

Karakteristik histologik

Beberapa fibroblast stellata dengan sejumlah salinan dari asam hialuronik, fibril

kolagen yang kurang, dan tidak ada kapsul yang ampak pada pemeriksaan histologi

dari lesi ini. Komponen asam hialuronik dengan titik biru Alcian, mengingatkan kita

pada gambaran jeli Wharton. Lesi ini terlihat seperti perkembangan pulpa dan dapat

membingungkan dengan perkembangan gigi molar ketiga.

Perawatan

Sebagaimana dengan ameloblastoma, lesi ini dirawat dengan eksisi blok. Rekurensi

terjadi meskipun dengan frekuensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan

Page 19: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

ameloblastoma.

Fibroma ameloblastik

Fibroma ameloblastik merupakan tumor campuran sejati yang timbul dari kombinasi

2 jaringan embrionik. Komponen epitelial dapat membentuk mesenkim tetapi tidak

dapat berlanjut membentuk jaringan keras gigi. Lesi ini merupakan tumor yang relatif

tidak lazim pada orang muda (usia 5-20 tahun); 75% fibroma ameloblastik ditemukan

pada rahang bawah regio posterior pada daerah perkembangan dari gigi tersebut. Lesi

ini jinak dan meluas, bertumbuh sebagai penekanan kedepan dibandingkan dengan

invasi jaringan sekitarnya.

Temuan radiografik

Lesi ini tampak sebagai suatu radiolusensi uniokular dan bilokular, paling sering

terjadi pada rahang bawah posterior. Gambaran radiografik adalah serupa dengan

ameloblastoma unikistik, dan kedua lesi harus dibedakan pada saat diagnosa karena

berdampak pada kelompok umur yang sama dan mempunyai gambaran klinis dan

radiografik yang serupa. Pemeriksaan histologi dapat membedakan kedua jenis lesi

ini.

Karakteristik histologik

Komponen epitelial dari lesi ini hampir sama dengan ameloblastoma; bagaimanapun,

komponen jaringan penghubung terlihat seperti pulpa gigi. Jaringan penghubung yang

muda, seluler dan homogen tanpa kolagen yang padat. Komponen epitelial dan

jaringan penghubung tumbuh bersamaan dalam sebuah kapsul.

Perawatan

Perawatan dari lesi ini adalah eksisi blok dengan tepi tulang yang normal. Dengan

enukleasi sederhana, telah dilaporkan tingkat rekurensi pada 20-40%. Perubahan

sarkomatous (fibrosarkoma ameloblastoma) juga telah dilaporkan adanya rekuren atau

eksisi yang tidak adekuat.

Fibro-odontoma ameloblastik

Fibro-odontoma ameloblastik adalah lesi odontogenik yang sangat jarang yang

membentuk jaringan keras gigi (seperti; dentin, email, sementum). Lesi ini terjadi

paling sering sebelum usia 20 tahun dan lebih sering muncul pada daerah premolar

Page 20: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

pada kedua rahang. Jika lesi ini dapat menjadi sangat besar, lesi ini umumnya

memiliki potensi yang banyak untuk bertumbuh.

Temuan radiografik

Ameloblastik fibroodontoma tampak sebagai radiolusensi yang terdermakasi dengan

baik dengan suatu opasitas sentral yang luas. Lesi ini hampir selalu ditemukan dalam

hubungannya dengan gigi. Beberapa kemiripan terdapat pada gambaran radiografi

dengan tumor Pindborg dan kista Gorlin karena merupakan lesi campuran antara

radiolusen atau radiopak. Jika terdapat pada rahang bawah anterior, AOT juga dapat

dimasukkan kedalam diagnosa banding dalam hal gambaran radiografinya.

Karakteristik histologi

Lesi ini mempunyai ciri histologi yang sama dengan ameloblastik fibroma.

Bagaimanapun, induksi epitelial dari jaringan penghubung terjadi pada titik

histodiferensiasi, memicu adanya dentin, email, dan/atau sementu pada gambaran

mikroskopik.

Perawatan

Eksisi bedah pada ameloblastik fibroodontoma merupakan anjuran perawatan pada

umumnya. Lesi ini tidak sering terjadi rekuren. Literatur yang memuat beberapa

dukungan terhadap perubahan sarkomatous bersamaan dengan terjadinya rekurensi.

Odontoma kompleks

Lesi odontoma kompleks memperlihatkan diferensiasi histologi lebih lanjut dari

epitelium pluripotensial odontogenik. Temuan dari lesi ini menyerupai ameloblastik

fibroodontoma tetapi dengan perluasan yang selangkah lebih maju. Epitelium pada

lesi ini tidak memiliki bentuk seperti ombak, meninggalkan jaringan keras gigi yang

rusak pada tempatnya. Hal ini merupakan lesi yang umum dan bertahan sepanjang

hidup seseorang. Lesi ini umumnya dideteksi pada remaja dan memiliki

kecenderungan untuk tumbuh pada regio molar rahang bawah, bagaimanapun, lesi ini

dapat ditemukan pada daerah lain pada rahang.

Temuan radiografi

Lesi ini secara umum digambarkan sebagai radiolusensi seperti sinar matahari yang

dikelilingi oleh pinggiran yang tipis, seragam dan radiolusen. Meskipun

penggambaran ini dapat memiliki kemiripan dengan gambaran radiografik

Page 21: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

osteosarkoma, hubungannya dengan gigi, demarkasi yang jelas dari tepi lesi, dan tidak

adanya rasa nyeri atau pembengkakan sehingga menunjukkan bahwa lesi ini

merupakn lesi yang sangat jinak jika dibandingkan dengan osteosarkoma.

Karakteristik histologi

Hisodiferensiasi dari lesi ini yaitu adanya perluasan selangkah lebih lanjut

dibandingkan pada ameloblastik fibroodontoma. Pada odontoma kompleks,

ditemukan adanya reduksi fisiologik dari ameloblastik epitelium. Terdapat gambaran

sarang lebah gabungan dari jaringan email, sementum, dentin, dan pulpa. Pada lesi ini

diamati adanya histodiferensiasi tetapi bukan morfodiferensiasi.

Perawatan

Pengangkatan sederhana atau obsrvasi radiografik merupakan metode perawatanya.

Lesi ini tidak rekuren.

Odontoma campuran

Ini merupakan tumor odontogenik yang paling umum. Lesi ini menggambarkan hasil

dari histodiferensiasi dan morfodiferensiasi jaringan odontogenik, menghasilkan

gambaran seperti seikat gigi abortif jamak . paling umum ditemukan pada tulang

alveolar anterior rahang atas tetapi dapat berlokasi dimana saja pada daerah bantalan

gigi di rahang. Lesi ini seringkali bertanggungjawab dalam hal mencegah erupsi

normal dari gigi, dan biasanya ditemukan pada masa remaja.

Temuan radiografi

Struktur kecil menyerupai gigi yang jamak ditemukan dalam tepi radiolusen yang

runcing.

Karakteristik histologi

Gambaran histologi odontoma campuran ini mendekati struktur gigi normal.

Pemeriksaan klinis yang nyata biasanya cukup untuk menegakkan diagnosa.

Perawatan

Pengangkatan secara sederhana merupakan metode perawatan dari tumor ini. Lesi ini

tidak rekuren.

Page 22: Kista Mandibula Dan Tumor Odontogenik

Sementoblastoma

Sementoblastoma, yang dibedakan dari sementoma, merupakan neplasma sejati dari

sementum. Neoplasma jinak ini jarang dan biasanya diamati pada pasien yang lebih

muda dari 25 tahun. Paling sering ditemukan dalam hubungannya dengan akar dari

gigi molar pertama rahang bawah (50% dari lesi), dan tidak pernah ditemukan

berhubungan dengan gigi geligi anterior. Lesi ini biasanya tidak bergejala, meskipun

kadangkala gigi yang bersangkutan agak sensitive terhadap perkusi.

Temuan radiografik

Diamati adanya suatu massa seperti semburat matahari dikelilingi oleh gambaran

opak yang terdapat pada akar gigi yang terdermakasi dengan baik dan dikelilingi oleh

rim radiolusen yang tipis. Lesi ini mengaburkan lamina dura. Para pelajar kadangkala

bingung dengan osteitis yang padat, suatu lesi yang umum dihasilkan dari iritasi

periapikal derajat rendah yang merangsang pertumbuhan tulang. Meskipun lokasi

yang paling umum dari kedua lesi ini adalah sama, osteitis padat tidak mengaburkan

ruang ligament periodontal (PDL) dan cenderung memiliki garis tepi yang lebih

irregular. Sementoma yang matang, yang juga diketahui sebagai displasia semental

periapikal, merupakan lesi umum lainnya yang dapat membingungkan para pelajar

jika dibandingkan dengan sementoblastoma. Bagaimanapun, sementoma biasanya

bertempat di rahang bawah region anterior dan tidak mengaburkan rongga PDL.

Sementoma biasanya memiliki 3 tahapan perkembangan: osteolitik (dimana titik lesi

nampak sebagai radiolusensi), sementoblastik (campuran radiolusen/radiopak), dan

matang (radiopak).

Karakteristik histologi

Sementoblastoma yang padat dipisahkan oleh sekat semental yang membentuk

gambaran histologi pada lesi tak berkapsul ini.

Perawatan

Pengankatan gigi yang terkena dan tumor adalah metode perawatan dari lesi ini.

Tidak dilaporkan adanya rekurensi