kimor lapak 1&2 kelompok 7

45
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Mata Acara Praktikum : Hidrokarbon Non-Aromatik dan Hidrokarbon Aromatik Disusun oleh: Andri Nur Azizah 230210120006 Kelompok 7 Shift 1 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: aris

Post on 01-Jan-2016

290 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uji senyawa horokarbon aroamatik dan nonaromatik

TRANSCRIPT

Page 1: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIKMata Acara Praktikum :

Hidrokarbon Non-Aromatik dan Hidrokarbon Aromatik

Disusun oleh:

Andri Nur Azizah 230210120006Kelompok 7

Shift 1

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJATINANGOR

2013

Page 2: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik ini.

Penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen,

koordinator asisten, asisten pembimbing yang telah banyak membimbing dalam

pelaksanaan praktikum ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dalam pembuatan laporan

ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi, penulisan dan lain-lain

untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat

penulis harapakan guna penyempurnaan laporan-laporan selanjutnya.

Demikian laporan ini penulis buat, semoga Laporan Akhir Praktikum

Kimia Organik ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya untuk membaca laporan ini.

Jatinangor, November 2013

Penyusun

ii

Page 3: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

DAFTAR ISI

BAB HalamanKATA PENGANTAR......................................................................... iiDAFTAR ISI........................................................................................ iiiDAFTAR TABEL............................................................................... ivDAFTAR GAMBAR........................................................................... v

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang............................................................................. 11.2 Tujuan Praktikum........................................................................ 21.3 Prinsip Praktikum........................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Hidrokarbon nonaromatik............................................ 32.2 Tinjauan umum sample............................................................... 3

2.2.1 N-heksana ………………………………………………...... 42.2.2 Sikloheksana ……………………………………………….. 52.2.3 Minyak……………………………………………………… 5

2.3 Pereaksi........................................................................................ 62.3.1. .Alkohol……………………………………………………... 62.3.2. .KMnO4………………………………………………………………………………. 6

2.4 Tinjauan Hidrokarbon aromatic.................................................. 72.5 Tinjauan Umum Toluena............................................................. 72.6 Tinjauan umum pereaksi............................................................. 9

2.6.1. .AlCl3……………………………………………………….. 92.6.2. .Kloroform………………………………………………….. 9

III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum................................ 103.2 Alat dan Bahan............................................................................ 113.3 Prosedur Praktikum..................................................................... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil............................................................................................. 134.2 Pembahasan ................................................................................ 16

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan.................................................................................. 205.2 Saran............................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 21LAMPIRAN ........................................................................................ 22

iii

Page 4: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Alat yang Digunakan .............................................................................. 102. Bahan yang Digunakan........................................................................... 113. Hasil ....................................................................................................... 13

iv

Page 5: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Senyawa alisiklik..................................................................................... 42. Sikloheksana ........................................................................................... 53. Struktur minyak....................................................................................... 54. Struktur alcohol....................................................................................... 65. Gugus fungsi benzene............................................................................. 76. Toluene.................................................................................................... 87. AlCl3................................................................................................................................................................................... 98. Toluena.................................................................................................... 99. Reaksi alkilasi......................................................................................... 1810. Reaksil asilasi.......................................................................................... 18

v

Page 6: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal abad ke-19 orang menyangka bahwa zat – zat yang berada

dalam tumbuh-tumbuhan dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum diketahui

sifat-sifatnya. Kemudian kepercayaan ini lambat laun hilang dan pada tahun 1828

seorang ahli kimia, Fiedrich Mohler yang dapat membuat Ureum dari zat-zat

anorganik.

Selain tumbuh-tumbuhan dan hewan, masih ada sumber senyawa

hidrokarbon sederhana yaitu batu bara dan minyak bumi. Tumbuh-tumbuhan dan

hewan tertentu merupakan sumber senyawa hidrokarbon yang complex, misalnya

gula, amylum, protein, glukosida, antibiotika, minyak, lemak dan lain-lain. Dari

batu bara diperoleh kokas, gas batu bara, ter batu bara yang mengandung berbagai

senyawa organic.

Senyawa organic yang memiliki atom hydrogen dan karbon disebut

sebagai senyawa hidrokarbon.Sifat fisik hidrokarbon dipengaruhin oleh sifat non

polar dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur

dengan pelarut polar seperti air dan etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat

bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon tetraklorida

(CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon

ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap

sebagaian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna) dapat

mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa

aromatic biasanya mengalami reaksi subtitusi. Minyak bumi merupakan campuran

senyawa-senyawa carbon, terutama hidrokarbon jenuh dari zat cair yang mudah

menguap sampai zat yang berupa ter yang barat. Identifikasi ini sangat penting

untuk mempelajari berbagai reaksi fisika dan kimia yang terjadi pada senyawa

hidrokarbon. Ilmu ini berguna pada sintesis obat-obatan, pendayagunaan bahan

bakar, proses pembuatan sabun, plastic dan lain-lain.

Page 7: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Hidrokarbon Non-aromatik dan Aromatik ini ialah

- Mengetahui sifat-sifat senyawa hidrokarbon.

-    Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon Non-Aromatik melalui uji Baeyer.

- Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon Aromatik melalui metode Friedel-

Crafts.

1.3 Prinsip Dasar Praktikum

Prinsip dasar praktikum identifikasi hidrokarbon non-aromatik ini adalah

untuk mengetahui hasil reaksi hidroksilasi gugus tak jenuh hidrokarbon dengan

menggunakan kalium permangat, melalui metode Baeyer.

Prinsip dasar praktikum identifikasi hidrokarbon aromatic ini adalah untuk

mengetahui reaksi alkilasi, dengan cara menyublimkan AlCl3 yang akan di

teteskan campuran kloroform dan toluene, percobaan ini menggunakan metode

Friedel-Crafts.

2

Page 8: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidrokarbon Non-AromatikSenyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.

Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun

dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita

temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan

lain-lain. Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon

terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.

Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka

dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya,

senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak

jenuh.

Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya

berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Contoh

senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:

CH3-CH2-CH2-CH2-CH3

Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat

ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan

alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Jika alkena dioksidasi

menggunakan pereaksi Baeyer ( alkali KMnO4 ) maka akan menghasilkan glikol

dengan menghilangkan warna dari pereaksi Baeyer. Ini merupakan uji pada

senyawa yang mempunyai ikatan rangkap. Reaksi oksidasi menggunakan pereaksi

yang lebih kuat ( KMnO4 –asam, asam dikromat ) akan menghasilkan asam dan

senyawa keton, tergantung pada alkenanya. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik

tak jenuh:

CH≡C-CH2-CH2-CH3 CH2=CH-CH2-CH2-CH3

Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar

dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi

Page 9: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa

karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.

Gambar 1. Senyawa Alisiklik(sumber:http://4.bp.blogspot.com/_u0aNlxJNvwE/SmlxfJPQCoI/

AAAAAAAAAMc/1tapCxhIu4I/s320/3.jpg)

2.2. Tinjauan Umum Sample

2.2.1. n-heksanaHeksana  merupakan sebuah senyawa hidrokarbon alkana C6H14 (isomer

utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada

enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal

darialkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom

karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan

sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan

lem sepatu, kulit dan tekstil.

Nama umum Nama IUPAC Rumus tulisan Rumus kerangka

normal heksana

n-heksanaheksana CH3(CH2)4CH3

2.2.2. SikloheksanaSenyawa sikloheksana merupakan komponen terbesar kedua setelah n-

alkana. Senyawa sikloheksana yang paling banyak terdapat pada minyak bumi

yaitu sikloheksana dan siklopentana.

4

Page 10: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Gambar 2. Sikloheksana(sumber:http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0902325/0902325/images/

sikloalkana.jpg)

Sikloheksana adalah sikloalkana dengan rumus molekul C6H12. Sikloheksana

digunakan sebagai pelarut nonpolar pada industri kimia, dan juga merupakan

bahan mentah dalam pembuatan asam adipat dan kaprolaktam, keduanya juga

merupakan bahan produksi nilon. Dalam skala industri, sikloheksana dibuat

dengan mereaksikan benzena dengan hidrogen. Selain itu, karena senyawa ini

memiliki ciri-ciri yang unik, sikloheksana juga digunakan dalam analisis di

laboratorium. Sikloheksana memiliki bau seperti deterjen.

2.2.3. MinyakMinyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak

larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.Ada sifat

tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti

sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk

olahannya: minyak tanah (kerosena). Minyak adalah salah satu kelompok yang

termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta

tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil

eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang

polaritasnya sama.

Gambar 3. Struktur Minyak(sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/

Fat_triglyceride_shorthand_formula.PNG/240px-Fat_triglyceride_shorthand_formula.PNG)

5

Page 11: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

2.3. Tinjauan Umum Pereaksi

2.3.1. AlkoholAlkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain

alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini

disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada

minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan

alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah

etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas

lagi.

Gambar 4. Struktuk Alkohol(sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d4/

Alcohol_general.svg/180px-Alcohol_general.svg.png)

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa

organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom

karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

2.3.2. KMnO4

KMnO4 adalah pengoksidasi kuat dan tidak stabil jika kontak dengan

lingkungan terbuka, pengaruh cahaya maupun kondisi lingkungan seperti

kelembaban atau pengaruh kontaminasi dengan zat lain. akan merubah

konsentrasi KMnO4 ini. Jika kita mengukur konsentrasi awal KMnO4 adalah ) 

0.5 M, maka beberapa jam berikutnya  konsentrasi KMnO4 ini akan berkurang

dan tidak akan tepat sama 0.5 M lagi. oleh karena itu sebelum menggunakan

KMnO4 sebagai larutan standar untuk mentitrasi maka harus distandarisasi

terlebih dahulu.

6

Page 12: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

2.4. Hidrokarbon Aromatik

Hidrokarbon aromatic adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar

(cincin) yang mempunyai ikatan antar atom c tunggal dan rangkap secara selang-

seling atau bergantian (konjugasi). Hidrokarbon aromatic dapar berupa

monosiklik dan polisiklik. Beberapa senyawa aromatic yang bukan merupakan

turunan benzene disebut heteroarena, senyawa-senyawa ini mengikuti aturan

Nuckel. Pada senyawa-senyawa ini, paling sedikit ada satu atom karbon yang

digantikan oleh atom lainnya, misalnya oksigen,nitrogen, atau sulfur.

Gambar 5. Gugus fungsi Benzen(sumber:http://4.bp.blogspot.com/-f8P63yEm8Xc/UF6XH2XLKLI/

AAAAAAAAABg/MR8bBd7x1-s/s1600/stirena.png)

Reaksi Friedel-Crafts merujuk pada sekelompok reaksi kimia yang

dikembangkan oleh Charles Friedel dan James Crafts pada tahun 1877. Terdapat

dua kelompok besar reaksi Friedel-Crafts, yakni reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.

Reaksi-reaksi ini termasuk dalam reaksi subtitusi aromatic elektrofilik. Alkilasi

Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatic dan alkil halide

menggunakan katali asam lewis dengan menggunakan feriklorida sebagai katalis

gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.

2.5. Tinjauan Umum Toluena

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana. Toluena

adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam industri dan juga

7

Page 13: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai

obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.

Gambar 6. Toluena(sumber: http://bioindustries.co.id/wp-content/uploads/2012/12/200px-

Toluene-potential-upside-down.jpg)

Toluena banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan:

a.  TNT (2, 4, 6 trinitro toluena) adalah zat padat kuning yang digunakan

sebagai bahan peledak untuk kepentingan militer. Dibuat dari nitrasi

toluena.

b. Asam benzoate digunakan sebagai pengawet makanan dan minuman

seperti pada minuman ringan dengan pH kurang dari 4,5. karena kondisi

asam (pH < 4) dapat mencegah perkembangan bakteri. Karena asam

benzoat sukar larut dalam air, maka digunakan dalam bentuk garamnya

yaitu Natrium benzoat.

c. Asam salisilat digunakan untuk membuat asetol atau aspirin. Aspirin

merupakan obat pembunuh rasa sakit dan juga sebagai penyembuh radang,

seperti obat sakit kepala, flu, sakit gigi, demam, dan lain sebagainya.

d. Anilina (C6H5NH3) Merupakan zat cair tidak berwarna, sukar larut

dalam air. Dalam kehidupan sehari-hari, anilin digunakan sebagai bahan

baku pembuatan zat warna, bahan bakar roket dan sebagai bahan peledak.

e. Stirena (C6H5CH = CH2)digunakan untuk membuat plastik polystirena.

f. Naftalena senyawa yang terdiri atas dua inti benzena dengan rumus

C10H8, digunakan untuk kapur barus.

8

Page 14: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

2.6. Tinjauan Umum Pereaksi

2.6.1. AlCl3

Alumunium klorida digunakan dalam manufaktur cat, sebagai bahan aktif

dalam antiperspirant, penyulingan minyak, produksi karet sintetik, pembuatan

detergen, sebagai pelumas dan pengwet kayu.

Gambar 7. AlCl3

(Sumber: http://jamesash.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2011/07/00-alcl3-

copy1.jpg?w=150)

Aluminum klorida adalah Asam Lewis yang paling umum digunakan. Aplikasinya

dipakai di industri kimia, sebagai katalis dari reaksi Friedel–Crafts, baik sebagai

akilasi dan alkilasi, contohnya untuk preparasi antraquinone (industri zat

pewarna) dari benzen dan fosgen. Produk yang dihasilkan antara lain detergen dan

etilbenzen. Zat ini juga digunakan pada reaksi polimerisasi dan isomerisasi

hidrokarbon. Digunakan untuk pengolahan air dan sebagai astringent dalam

kosmetik.

2.6.2. Kloroform

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform

dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan

digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada

suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap.

Gambar 8. Kloroform

9

Page 15: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

(sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Chloroform_displayed.svg/100px-Chloroform_displayed.svg.png)

10

Page 16: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

11

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

10.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum Hidrokarbon Non-Aromatik dan Hidrokarbon Aromatik ini

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 November 2013, pukul 08.00-10.00

WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi dan Mikrobiologi gedung 4

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.1 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Praktikum Hidrokarbon

Nonaromatik dan Hidrokarbon Aromatik disajikaan dalam Tabel 1

Tabel 1. Alat yang Digunakan

No. Nama Alat Fungsi

1 Tabung reaksi Sebagai tempat mencampurkan larutan

2 Rak tabung Sebagai tempat meletakan tabung reaksi

3 Pipet Sebagai alat untuk meneteskan larutan

4 Spatula Sebagai alat untuk mengambil sample

5 Timbangan Sebagai alat ukur berat

6 Kawat kasa Sebagai tempat untuk memanaskan Bunsen

7 Pembakaran Bunsen Untuk membakar/memanaskan sesuatu

Page 17: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

12

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada Praktikum Hidrokarbon Nonaromatik dan

Hidrokarbon Aromatik disajikan dalam Tabel 2

Tabel 2. Bahan yang Digunakan

No. Nama Bahan

1 Alkohol abosolute

2 KMnO4 1%

3 n-Heksana

4 AlCl3 anhidrat

5 CHCl3 teknis

6 Toluena teknis (benzene)

3.3. Prosedur Praktikum

3.3.1. Prosedur Identifikasi Hidrokarbon Nonaromatik

1. Dimasukkan 3 tetes sampel (30 mg padatan) ke dalam tabung reaksi

yang di larutkan dalam 1 ml alcohol absolute.

2. Dimasukkan KMnO4 1% ke dalam campuran

3. Diamati jika diperoleh hasil positif selama 1 menit warna ungu ion

permanganate hilang dan terbentuk endapan oksida hidrat mangan

berwarna coklat.

4. Dihitung jumlah tetesan KMnO4 yang di gunakan untuk mendapatkan

warna ungu tetap

3.3.2. Prosedur Identifikasi Hidrokarbon Aromatik

1. Dimasukkan AlCl3 100 mg kedalam tabung reaksi.

2. Dipanaskan dalam keadaan reaksi horizontal sehingga klorida

tersublimasi dibagian tabung reaksi yang dingin.

Page 18: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

3. Disiapkan 20 mg sampel dalam 10 tetes kloroform ke dalam tabung

reaksi lain.

4. Dimasukkan campuran sampel dan kloroform kedalam tabung AlCl3

yang tersublimasi dengan mend=eteskannya langsung ke sublimat

klorida.

5. Diamati perubahan warna yang terjadi.

13

Page 19: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil praktikum Hidrokarbon Nonaromatik dan Hidrokarbon Aromatik

disajikan dalam Tabel 3

Tabel. 3. Hasil Pengamatan Hidrokarbon Nonaromatik

Kel Perlakuan Hasil

1 Alkohol + Heksana + KMnO4

Negatif, berwarna ungu

pekat

2 Alkohol + Siklo Heksana + KMnO4

Negative, berwarna ungu

dan ada bau seperti

deterjen

3 Alkohol + Siklo Heksana + KMnO4

Negative, berwarna ungu

dan ada bau seperti

deterjen

4 Alkohol + Minyak + KMnO4

Positif, berwarna coklat

dan ada endapan

5 Alkohol + Minyak + KMnO4

Positif, berwarna coklat

dan ada endapan

6 Alkohol + Heksana + KMnO4

Negatif, berwarna ungu

pekat

7 Alkohol + Heksana + KMnO4

Negatif, berwarna ungu

pekat

8 Alkohol + Heksana + KMnO4 Negatif, berwarna ungu

Page 20: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

pekat

9 Alkohol + Minyak + KMnO4

Positif, berwarna coklat

dan ada endapan

10 Alkohol + Minyak + KMnO4

Positif, berwarna coklat

dan ada endapan

11 Alkohol + Minyak + KMnO4

Positif, berwarna coklat

dan ada endapan

Tabel. 4. Hasil Pengamatan Hidrokarbon Aromatik

Ke

l

Perlakuan Hasil

1 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

2 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

3 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

4 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

15

Page 21: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

5 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

6 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

7 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

8 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

9 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

10 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

16

Page 22: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

11 AlCl3+ Kloroform +Toluena Dinding hasil dari

sublimasi AlCl3 Setelah

ditetesi campuran larutan

menjadi warna orange

pekat.

4.2. Pembahasan

Uji baeyer adalah uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya

ikatan rangkap pada larutan uji. Sampel yang digunakan dalam uji baeyer ini

adalah n-heksana, minyak dan sikloheksana dengan satu macam pelarut yaitu

alkohol absolute. Larutan pereaksi (KMnO4) berwarna ungu ketika reaksi

berjalan, warna ungu menghilang dan nampak endapan MnO2 coklat. Sewaktu

reaksi berlangsung, warna ungu dari ion permanganat digantikan oleh endapan

cokelat dari mangan dioksida. Larutan KMnO4 yang digunakan disini sebagai

katalis. Uji Bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 terhadap

suatu cairan sampel. Penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya

reaksi oksidasi. KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat .Rekasi oksidasi

terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya

warna ungu ion MnO4- disebabkan oleh adanya reaksi  ion MnO4

-  dengan alkena

atau alkuna membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO2- .

Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji Baeyer ini

menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat dilihat dari

warna ungu yang menghilang dan nampak endapan MnO2 coklat. Endapan

berwana cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan.

Selain itu apabila terdapat pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke

coklat menandakan adanya reaksi.

17

Page 23: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Pada identifikasi yang menggunakan metode Baeyer ini menggunakan 3

sampel n-heksana, minyak dan sikloheksana, dan satu pelarut yaitu alcohol,

pelarut alkohol ini merupakan pelarut non polar yang digunakan untuk melarutkan

senyawa hidrokaron tak jenuh karena hidrokarbon tak jenuh hanya dapat larut

pada pelarut non polar. Percobaan ini dimulai dari sampel pertama yaitu alcohol

yang di larutkan dengan larutan n-heksana dan kemudian di teteskan pereaksi

KMnO4, setelah diteteskan di tunggu selama 1 menit, reaksi antara n-heksana,

alcohol, dan KMnO4 adalah berwarna ungu, warna ungu ini menandakan n-

heksana adalah termasuk senyawa hidrokarbon non aromatic yang jenuh yaitu

alkana.

Percobaan kedua dimulai dengan menggunakan sampel sikloheksana yang

dilarutkan dengan alcohol, kemudian di teteskan pereaksi KMnO4, setelah

diteteskan ditunggu selama 1 menit, reaksi yang terjadi adalah negative, karena

menghasilkan warna ungu pada larutan sikloheksana yang telah tercampur oleh

alcohol, dan telah diteteskan KMnO4, ini membuktikan bahwa sikloheksana juga

merupakan senyawa hidrokarbon nonaromatik yang jenuh yaitu alkana.

Percobaan terakhir menggunakan sampel minyak, perlakuan sampel ini

sama seperti sampel sebelumnya dilarutkan oleh alcohol dan kemudian ditetesi

pereaksi KMnO4, dan setelah ditunggu 1 menit terjadi perubahan, Hasil yang

18

Page 24: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

diperoleh adalah larutan berubah menjadi endapan coklat hal ini membuktikan

bahwa minyak teroksidasi oleh KMnO4 sehingga larutan berubah menjadi

endapan coklat ( positif ) hal ini menunjukan bahwa minyak memiliki ikatan

rangkap dua karena minyak termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh yaitu

alkuna.

Pada percobaan identifikasi hidrokarbon aromatic, kami menggunakan

metode Friedel-Crafts. Metode reaksi Friedel-Crafts ini meliputi reaksi alkilasi

dan reaksi asilasi.

Gambar 9. Reaksi alkilasi(sumber:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/STRUKTUR

%20DAN%20TATANAMA%20BENZENA.pdf)

Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam

Lewis, misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.

Gambar 10. Reaksi asilasi(sumber:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/STRUKTUR

%20DAN%20TATANAMA%20BENZENA.pdf)

Pada praktikum hidrokarbon aromatic ini menggunakan salah satu dari katalis

asam Lewis yaitu AlCl3. Sebanyak 100 mg AlCl3 dimasukan kedalam tabung

reaksi, setelah itu siapkan bunsen dan nyalakan api bunsen, dan gunakan penjepit

kayu untuk menjepit tabung reaksi yang akan di panaskan diatas bunsen dengan

posisi tabung reaksi horizontal, tunggu pembakaran sampai AlCl3 terdapat hasil

sublimasi didinding tabung reaksi, selagi membakar siapkan larutan untuk ditetesi

didinding tabung reaksi yang terdapat hasil sublimasi dari AlCl3. Larutan yang

dipakai adalah kloroform.

19

Page 25: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Kloroform merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa

polihalogen  yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu

atom halogen. Kloroform (CHCl3) tidak larut dalam air tetapi merupakan pelarut

efektif untuk senyawa organik. Prinsip  kerja dan sintesis kloroform adalah

halogenasi  yaitu reaksi subsitusi yang terjadi pada suatu senyawa organik yang

memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh

unsure golongan halogen.

Kloroform ditetesi sebanyak 10 tetes kedalam tabung reaksi yang lain

dan dicampurkan oleh sampel toluene sebanyak 5 tetes, kemudian kocok tabung

reaksi akan tercampur dan menjadi homogen. Setelah itu pindahkan jka telah

terlihat hasil sublimasi dari AlCl3, pindahkan tabung reaksi tersebut menjauh dari

bunsen untuk penyiapan penetesan pada larutan kloroform yang telah di

homogenkan dengan sampel toluene. Setelah diteteskan didinding hasil sublimasi

AlCl3, warna dinding berubah menjadi orange pekat yang menunjukan hasil

positif.

Reaksi-reaksi ini termasuk dalam reaksi substitusi aromatik

elektrofilik.Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan

alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Yang menjadi asam Lewis kuat

pada praktikum ini adalah AlCl3 anhidrat. Reaksi ini melibatkan alkilasi cincin

aromatik yaitu toluena.

20

Page 26: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum Praktikum

Identifikasi Hidrokarbon Nonaromatik dan Hidrokarbon Aromatik ini adalah:

1. N-heksana termasuk kedalam salah satu senyawa hidrokarbon non-

aromatik jenuh yaitu alkana karena pada saat di tetesi pereaksi

KMnO4 menghasilkan warna ungu yang menunjukan tida adanya

reaksi.

2. Sikloheksana juga termasuk kedalam salah satu senyawa

hidrokarbon nonaromatik jenuh yaitu alkana, karena pada saat di

tetesi pereaksi KMnO4 menghasilkan warna ungu yang

menunjukan tida adanya reaksi.

3. Minyak termasuk kedalam salah satu senyawa hidrokarbon

nonaromatik tak jenuh, yaitu alkuna. karena pada saat di tetesi

pereaksi KMnO4 menghasilkan hasil yang positif dengan adanya

warna coklat dan terdapat endapan MnO2 coklat, yang menunjukan

adanya ikatan rangkap pada minyak.

4. Toluene pada uji identifikasi senyawa hidrokarbon aromatic

menghasilkan hasil yang positif, karena setelah campuran dari

larutan kloroform dan toluene diteteskan kedinding hasil sublimasi

AlCl3 menghasilkan warna orange pekat.

5.2. Saran

Pada praktikum kali ini diharapkan para praktikan, sangat memahami

bagaimana reaksi dari semua pereaksi yang digunaka, dan dapat mengidentifikasi

senyawa hidrokarbon noaromatik dan hidrokarbon aromatic, serta dapat

menggunakan alat-alat praktikum dengan hati-hati, baik, dan benar. Agar tidak

terjadi kerusakan pada laat praktikum dan kecelakaan pada praktikan akibat

bahan-bahan praktikum yang berbahaya.

Page 27: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh. 2007. “Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dengan cara reaksi adisi dan oksidasi”. Jurnal Hidrokarbon. Diakses pada 06 Juni 2012.

Adinda. 2013. Hidrokarbon dan Minyak bumi.

http://www.slideshare.net/dindarais/hidrokarbon-19057378.

diakses hari sabtu, 16 November 2013 pukul 10.30

Anonim. 2013. Benzena. www.pustakasekolah.com/benzena.html. diakses hari

sabtu, 16 November 2013 pukul 11.45

Anonim. 2013. Sintesis Kloroform.

http://kimiaunand2012.blogspot.com/2013/05/sintesis-

kloroform_4.html. diakses hari sabtu, 16 November 2013 pukul

10.10

Chaoeche. 2010. Senyawa Hidrokarbon.

http://chemistryoche.blogspot.com/2010/05/senyawa-

hidrokarbon.html.diakses hari minggu, 17 November 2013 pukul

20.00

Hart, Harlod. 1983. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.

Misawa, Soetrisno. 2004. Friedel dan Crafts, Penelitian Tak Terduga Menelurkan Industri Kimia Baru. http://www.chem-is-try.org/tokoh_kimia/friedel_dan_crafts_penelitian_tak_terduga_menelurkan_industri_kimia_baru/. Diakses pada Sabtu 16 November 2013.

22

Page 28: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

LAMPIRAN

Alat dan Bahan

AlCl3 yang telah ditimbang dan

dimasukan ke dalam tabung reaksi

Larutan kloroform yang digunakan

pada praktikum identifikasi

Hidrokarbon Aromatik

Sampel yang digunakan pada

praktikum identifikasi Hidrokarbon

Aromatik

Page 29: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Bunsen untuk membakar AlCl3

Proses pembakaran untuk mendapatkan

hasil sublimasi dari AlCl3

Menyiapkan campuran larutan sampel

dan kloroform

Hasil dari campuran larutan kloroform

dan sampel

Page 30: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Proses penetesan campuran larutan ke

dinding sublimasi AlCl3

Hasil akhir, dinding sublimasi menjadi

berwarna orange pekat .

Menyiapkan bahan untuk praktikum

berikutnya, identifikasi Hidrokarbon

Nonaormatik. Larutan heksana sebagai

sampel

Larutan alcohol sebagai campuran ke

sampel yang digunakan

Page 31: Kimor lapak 1&2 kelompok 7

Sikloheksana sebagai sampel KMnO4 sebagai pereaksi

Proses pegidentifikasian Hasil dari 3 sampel (heksana,minyak

dan sikloheksana)

Page 32: Kimor lapak 1&2 kelompok 7