kimia organik-senyawa aromatik
TRANSCRIPT
1
SENYAWA AROMATIK
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari hidrogen dan
karbon, contohnya alkana, alkena dan alkuna. Berdasarkan bentuk rantai
karbonnya, senyawa hidrokarbon dibagi dalam 2 bagian, yaitu hidrokarbon rantai
terbuka (alifatik) dan hidrokarbon rantai tertutup (siklik). Hidrokarbon rantai
tertutup dapat dibedakan lagi menjadi senyawa alisiklik, yaitu senyawa
hidrokarbon dengan rantai tertutup baik jenuh atau tidak jenuh dan senyawa
aromatik yaitu senyawa yang mempunyai rantai tertutup membentuk cincin
benzena serta memiliki aroma yang khas.
A. Senyawa Aromatik Homosiklik dan Heterosiklik
1. Senyawa aromatik homosilik
Senyawa homosiklik adalah senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya
tersusun oleh atom karbon, contohnya benzena.
Benzena
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa
aromatik, yakni senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi
elektron-pi. Senyawa benzena pertama kali disintesis oleh Michael
Faraday pada tahun 1825, dari gas yang dipakai sebagai bahan bakar
lampu penerang.Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa benzena
memiliki rumus molekul C6H6 sehingga disimpulkan bahwa benzena
memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak daripada alkena.
Dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London.
Saat ini sumber utama benzena, benzena tersubtitusi dan senyawa aromatic
adalah petroleum : sebelumnya dari ter batubara hamper 90% senyawa
aktif bahan obat adalah senyawa aromatik : rumus struktur mempunyai
inti benzena.
Struktur Benzena
Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada
alkena. Ikatan rangkap pada alkena dapat mengalami reaksi adisi,
C
CC
C
CC
C
CC
C
CC
C
CC
CC
CH2
H
H
H
H
H
H
H
H
H
HH
H
H
H
HH
Formula Kekule Formula DewarIIII II
2
sedangkan ikatan rangkap pada benzena tidak dapat diadisi, tetapi benzena
dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi : C2H4 + Cl2 --> C2H4Cl2
Reaksi substitusi : C6H6 + Cl2 --> C6H5Cl + HCl
Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena
tersusun secara siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan
masing-masing 120°. Ikatan antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua
dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Analisis sinar-X terhadap struktur benzena
menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom
karbon dalam benzena sama, yaitu 0,139 nm.
Adapun panjang ikatan rangkap dua C=C
adalah 0,134 nm dan panjang ikatan tunggal
C–C adalah 0,154 nm. Jadi, ikatan karbon-
karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan
ikatan tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Kekulé menggambarkan struktur benzena dengan atom-atom karbon
dihubungkan satu dengan yang lain membentuk suatu cincin.
3
August Kekulé pada tahun 1865 : Struktur tersebut menggambarkan
bahwa struktur benzena tersusun 3 ikatan rangkap di dalam cincin 6
anggota.
Ketiga ikatan rangkap tersebut dapat bergeser dan kembali dengan cepat
sedemikian sehingga 2 bentuk yang mungkin tersebut tidak dapat
dipisahkan.
Orbital benzena
Setiap karbon pada benzena mengikat 3 atom lain menggunakan orbital
hibridisasi sp2 membentuk molekul yang planar.
Benzena merupakan molekul simetris, berbentuk heksagonal dengan
sudut ikatan 120o. Setiap atom C mempunyai orbital ke empat yaitu
orbital p. Orbital p akan mengalami tumpang suh (overlapping)
membentuk awan elektron sebagai sumber elektron.
2. SENYAWA AROMATIK HETEROSIKLIK
Menurut Erich Huckel, suatu senyawa yang mengandung cincin
beranggota lima atau enam bersifat aromatik jika:
semua atom penyusunnya terletak dalam bidang datar (planar)
setiap atom yang membentuk cincin memiliki satu orbital 2p
memiliki elektron pi dalam susunan siklik dari orbital-orbital 2p
sebanyak 4n+2 (n= 0, 1, 2, 3, …)
Di samping benzena dan turunannya,
ada beberapa jenis senyawa lain yang
4
menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan
tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Senyawa benzena
termasuk dalam golongan senyawa homosiklik, yaitu senyawa yang
memiliki hanya satu jenis atom dalam sistem cincinnya. Terdapat senyawa
heterosiklik, yaitu senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam
sistem cincinnya, yaitu cincin yang tersusun dari satu atau lebih atom yang
bukan atom karbon. Sebagai contoh, piridina dan pirimidina adalah
senyawa aromatik seperti benzena. Dalam piridina satu unit CH dari
benzena digantikan oleh atom nitrogen yang terhibridisasi sp2, dan dalam
pirimidina dua unit CH digantikan oleh atom-atom nitrogen yang
terhibridisasi sp2.
Senyawa-senyawa heterosiklik beranggota lima seperti furan, tiofena,
pirol, dan imidazol juga termasuk senyawa aromatik.
B. SENYAWA TURUNAN BENZENA
Kemudahan benzena mengalami reaksi substitusi elektrofilik
menyebabkan benzena memiliki banyak senyawa turunan. Semua senyawa
karbon yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan
benzena. Berikut ini beberapa turunan benzena yang umum:
Tabel 1 : Senyawa Turunan Benzena
Struktur Nama
Toluena
p-xilena
5
Stirena
Anilina
Fenol
Benzaldehid
Asam Benzoat
Benzil Alkohol
Selain senyawa-senyawa di atas, masih banyak lagi senyawa turunan benzena
yang terdapat di sekitar kita baik itu dengan satu substituen yang terikat pada
cincin benzena, ataupun dua substituen atau lebih.
6
C. TATANAMA SENYAWA BENZENA
Semua senyawa yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai
senyawa turunan benzena. Penataan nama senyawa turunan benzena sama
seperti pada senyawa alifatik, ada tata nama umum (trivial) dan tata nama
menurut IUPAC yang didasarkan pada sistem penomoran. Dengan tata nama
IUPAC, atom karbon dalam cincin yang mengikat substituen diberi nomor
terkecil. Menurut IUPAC, benzena dengan satu substituen diberi nama seperti
pada senyawa alifatik, sebagai gugus induknya adalah benzena. Contoh:
Benzena dengan gugus alkil sebagai substituen, diklasifikasikan sebagai
golongan arena. Penataan nama arena dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan
panjang rantai alkil. Jika gugus alkil berukuran kecil (atom C6) maka gugus alkil
diambil sebagai substituen dan benzena sebagai induknya. Contoh:
Jika gugus alkil berukuran besar (atom C 6) maka benzena dinyatakan
sebagai substituen dan alkil sebagai rantai induknya. Benzena sebagai substituen
diberi nama fenil– (C6 H5–, disingkat –ph). Contoh:
7
Benzena dengan dua gugus substituen diberi nama dengan awalan: orto–
(o–), meta– (m–), dan para– (p–). rto– diterapkan terhadap substituen
berdampingan (posisi 1 dan 2), meta– untuk posisi 1 dan 3, dan para– untuk
substituen dengan posisi 1 dan 4.
Jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama
menggunakan penomoran dan ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan
kepada gugus fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat) atau gugus dengan
nomor paling kecil.
Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen yang umum:
Arah tanda panah menunjukkan substituen yang semakin prioritas, maka
penomorannya dengan nomor yang semakin kecil
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena,
maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan
dengan angka.
8
Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen, C6H6, yang memiliki enam
karbon. Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan
hidrogen.
1. Kasus dimana penamaan didasarkan pada benzen.
a. Klorobenzen
Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada
cincin benzen. Penamaan sudah sangat jelas. Penyederhanaannya menjadi
C6H5Cl. Sehingga anda dapat (walau mungkin tidak!) menamainya
fenilklorida. Setiap kalo anda menggambar cincin benzen dengan sesuatu
terikat padanya sebenarnya anda menggambar fenil. Untuk mengikat
sesuatu anda harus membuang sebuah hidrogen sehingga menghasilkan
fenil.
b. Nitrobenzen
Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzen.
Formula sederhananya C6H5NO2.
c. Metilbenzen
Satu lagi nama yang jelas. Benzen dengan metil terikat padanya.
Golongan alkil yang lain juga mengikuti cara penamaan yang
sama.Contoh, etilbenzen. Nama lama dari metilbenzen adalah toluen, anda
mungkin masih akan menemui itu.
Formula sederhananya C6H5CH3.
d. (Klorometil)benzen
Variasi dari metilbensen dimana satu atom hidrogen digantikan dengan
atom klorida. Perhatikan tanda dalam kurung,(klorometil) . Ini agar anda
9
dapat mengerti bahwa klorin adalah bagian dari metil dan bukan berikatan
dengan cincin.
Jika lebih dari satu hidrogen digantikan dengan klorin, penamaan akan
menjadi (diklorometil)benzena atau (triklorometil) benzen. Sekali lagi
perhatikan pentingnya tanda kurung.
e. asam benzoik (benzenacarboxylic acid)
Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan
-lebih mudah diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam
karboksilik, -COOH, terikat pada cincin benzen.
2. Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil
Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom
karbon – C6H5.
a. fenilamine
Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada
benzen.
Nama lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat
menamakanya aminobenzena.
b. fenileten
Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai dengan
dua karbon dengan ikatan rangap. Karena itu fenileten berupa:
10
Nama lamanya Stiren -monomer dari polystyren.
c. feniletanon
Mengandung rantai dengan dua karbon tanpa ikatan rangkap. Merupakan
golongan adalah keton sehingga ada C=O pada bagian tengah. Terikat
pada rantai karbon adalah fenil.
d. feniletanoat
Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan
dengan golongan fenil.
e. fenol
Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya menjadi
C6H5OH.
Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin
benzen.
Menomori cincin
11
Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu.Posisi yang lain
diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah
dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat contoh
untuk lebih jelas
Contoh:
Menambah atom klorin pada cincin
Lihat pada senyawa berikut:
Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada
cincin.
Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai
searah jarum jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6.
asam 2-hidrobenzoik
Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada
cincin dan karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik
menjadi nomor satu. Pada posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH dengan
nomor 2.
asam benzena-1,4-dikarboksilik
“di” menunjukkan adanya dua asam karboksilik dan salah satunya berada
diposidi 1 sedangkan yang lainnya berada pada posisi nomor 4.
12
2,4,6-trikloofenol
Berdasarkan dengan fenol dengan -OH terikat pada nomor 1 dari rantai karbon
dan klorin pada posisi nomor 2,4 dan 6 dari cincin karbon.
2,4,6-triklorofenol adalah antiseptik terkenal TCP.
metil 3-nitrobenzoat
Nama ini merupakan nama yang akan anda temui pada soal-soal latihan me-nitrat-
kan cincin benzen. Dari namanya ditunjukkan bahwa metil 3-nitrobenzoat
merupakan golongan ester (akhiran oat). Dan metil tertulis terpisah.
Ester ini berdasarkan asam T, asam 3-nitrobenzoik -dan kita mulai dari sana.
Akan ada cincin benzen dengan -COOH pada nomor satu dari cincin dan nitro
pada nomor 3. untuk menghasilkan ester sebuah hidrogen pada -COOH
degantikan dengan metil.
Metil 3-nitrobenzoat menjadi:
D. KESTABILAN BENZENA
Berbeda dengan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap
lainnya, benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi
Reagen Sikloheksena Benzena
13
KMnO4 encer Terjadi oksidasi, cepat Tidak bereaksi
Br2/CCl
4 (dlm
gelap) Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
HI Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
H2 + Ni
Terjadi hidrogenasi,
25oC,
20 lb/in.2
Terjadi hidrogenasi,
lambat,
100-200oC, 1500 lb/in.
2
Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas
hidrogenasi dan pembakarannya.
Panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah dari pada harga
perhitungan
E. REAKSI BENZENA (R. Substitusi)
1. Reaksi Nitrasi
Ene
rgi P
oten
sial
Sikloheksatriena + 3H2
Bensena + 3H2Sikloheksadiena + 2H2
Sikloheksena + H2
49,8 (Eks)
85,8 (Hit)
57,2 (Hit) 28,6 (Eks)
55,4 (Eks)
Sikloheksana
Energi resonansi(36 kkal)
Profil Panas Hidrogenasi dan kestabilan : Bensena, Sikloheksadiena dan Sikloheksena
C6H6 + HONO2H2SO4
C6H5 NO2 + H2O
Nitrobensena(berasap)
14
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama
dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam
benzena, akan terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C
maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna
kuning pucat. Reaksinya secara umum:
Mekanisme
2.
Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat
pekat sebagai pereaksi.
3. Alkilasi Benzena
(1)
(2)
(3)
HONO2 + 2 H2SO4 H3O+ + 2 HSO4-
+ NO2
NO2 + C6H6 C6H5
H
NO2
ion nitronium
Lambat
C6H5
H
NO2
+ HSO4-- C6H5 NO2 + H2SO4 Cepat
(1)
(2)
(3)
2 H2SO4 H3O+ + 2 HSO4-
+ SO3
+ C6H6 C6H5
H
SO3--
Lambat
C6H5
H
SO3--
+ HSO4-- C6H5 SO3
--+ H2SO4 Cepat
SO3
C6H5 SO3-- H3O+
+(4) C6H5 SO3H H2O+
15
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana
atau asam klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini
dinamakan reaksi Friedel-crafts. Contoh persamaan reaksi:
4. Reaksi halogenasi
Sebagai
elektrofil adalah X+, dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX3.
FeX3 (misalnya FeCl3) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai
katalis. Katalis asam Lewis lain yang dapat digunakan adalah AlCl3,
AlBr3.
Contoh:
5. Reaksi
Friedel-
Crafts
Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
Reaksi alkilasi:
Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion
karbonium (R+). Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali
terjadi reaksi penyusunan ulang (rearrangement) membentuk karbonium
yang lebih stabil.
Contoh reaksi alkilasi:
16
Reaksi asilasi:
Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium,
terbentuk dari hasil reaksi:
Ion asilium
Pada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang.
Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis
asam Lewis, misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.
Contoh reaksi asilasi:
Jadi, dapat disimpulkan benzena lebih mudah mengalami reaksi
substitusi daripada reaksi adisi.
F. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Sifat Fisik:
Zat cair tidak berwarna
Memiliki bau yang khas
Mudah menguap
Benzena digunakan sebagai pelarut.
17
Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut
yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
Larut dalam berbagai pelarut organik.
Benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air.
Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
Bersifat bersifat toksik-karsinogenik (hati-hati menggunakan benzena
sebagai pelarut, hanya gunakan apabila tidak ada alternatif lain misalnya
toluena)
Merupakan senyawa nonpolar
Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak
jelaga
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
Titik didih dan leleh dapat dilihat tabel berikut:
No. Nama Titik Leleh Titik Didih
1 BENZENA 5,5 80
2 TOLUENA - 95 111
3 o-XILENA - 25 144
4 m-XILENA - 48 139
5 p-XILENA 13 138
(Fessenden dan fessenden,454-455:1982)
.
G. CARA PEMBUATAN
1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih
akan menghasilkan benzena.
Contoh :
18
2. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan
benzena.
Contoh :
3. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.
Contoh:
4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-
Si akan menghasilkan benzena.
Contoh :
19
H. KEGUNAAN DAN DAMPAK BENZENA DALAM KEHIDUPAN
a. Kegunaan
1. Benzena digunakan sebagai pelarut.
2. Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat,
plastik, karet buatan dan pewarna.
3. Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
4. Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu
benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan
membuat sejenis karet sintetis) dan nilon–66.
5. Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester
dari asam salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan
nama aspirin atau asetosal.
6. Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan
olahan.
7. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.
Reaksi anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam
diazonium, dan proses ini disebut diazotisasi.
8. Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai
bahan baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT)
9. Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu
jenis plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik,
bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
10. Benzaldehida
20
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan
baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
11. Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan
pengawet makanan dalam kaleng.
12. Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan
nama karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan
(pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi protein.
b. Dampak
1. Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik).
2. Benzena dapat menyebabkan kematian jika terhirup pada konsentrasi
tinggi, sedangkan pada konsentrasi rendah menyebabkan sakit kepala
dan menaikkan detak jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Senyawa Aromatik. (online). (http://id.wikipedia.org/senyawa-
organik, diakses 22 April 2012)
Budimarwanti. 2008. Struktur, tatanama, aromatisitas dan reaksi substitusi
elektrofilik senyawa benzena, Ebook digital : Jogjakarta
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta
Tim Dosen Universitas Airlangga. 2009. Senyawa Organik. Universitas
Airlangga: Surabaya
21