khutbah idul adha 1437 h @ lapangan pemda wonosari ... · abu daud, no. 1888; tirmidzi, ......
TRANSCRIPT
1
Khutbah Idul Adha 1437 H @ Lapangan Pemda Wonosari Gunungkidul:
Kesalahan dalam Ibadah Qurban
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
(Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul)
حمد
ال
ذيلل
اال
انداه
اومالهذ
نديك
هتلن
ولل
ناأ
اند ه الل
دقل
جاءت
ل س ار ن حقرب
وابال
ود ون
نم أ
كتل
ةجناال
وه م
تورثمبماأ
تنك
ونعمل
ت
هد
شأ
نأ
ل
هللا إل
ه إل
وحد
ل
ريك
ش
هل
هد
شوأ
نأ
دا حم ه م
عبد
هول .ورس
م ه للمصل ا
د عىلوسل حم صحابهآلهوعىلم
مومنوأ بعه
ت بإحسان
ينيومإل
الد
ها يأ يا
ون سلم مم
تنوأ
إل ن
وت م
تاتهول
ق ت حق
الل وا
قات وا
ذينآمن
ال
وجهاز ها
قمن
لوخ ة
سواحد
فممنن
كقلذيخ
ال م
ك رب وا
قات اس
الن ها ي
أ يا
و ونساءا ا ا ثيركارجال ما ه
من
وبث
رحامإن
بهوال
ون
ساءل
ذيت
ال
الل وا
قات
ا مرقيبايكعل
انك
الل
ااسديد
اول
ق وا
ول وق
الل وا
قات وا
ذينآمن
ال ها ي
أ يا
و
طعالل مومني وبك
ن مذ
كفرل
مويغ
كعمال
مأكلصلح ي
ازفدقف هول رس
بعد ا م
أ ا عظيما ا
اوز ف
للا أ ك ي
للا أ ك ي
إللإه
للا وللا ل
أ ك ي
للا أ ك مالحللوي
د
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
(artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
2
Suatu nikmat yang besar pada hari ini kita berada di hari yang mulia, hari Nahr (hari
penyembelihan qurban) dan hari haji Akbar di mana saat ini jama’ah haji yang berangkat ke tanah
suci melakukan pelemparan jumrah ‘aqabah setelah di hari kemarin wukuf di padang Arafah dan
mabit di Muzdalifah.
Allah memberikan kita nikmat begitu banyak, yaitu sehat wal afiat, umur panjang, kesempatan
untuk beribadah, lebih-lebih lagi rezeki batin yang Allah berikan berupa nikmat iman dan Islam.
Karena nikmat yang banyak tersebut kita diperintahkan untuk bersyukur di hari raya dengan
berdzikir dan bertakbir. Untuk Idul Fithri, Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan,
ون ر
كشمتكعلمول
اكده ما
عىل
الل وا ي
ك ولت
ةعدال وا
ملك ولت
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Untuk takbir sejak awal Dzulhijjah disebutkan,
ام يأ ي ف
اسمالل وا ر كويذ ومات
معل
"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj: 28).
Maka dijadikan pada hari Idul Adha ini waktu untuk berdzikir untuk jama’ah haji,
رامةذك
جمارإلق
ال مروةورم
وال ا
ف الص بيتوبير
بال واف علالط ج ما
إن
الل
"Sesungguhnya thawaf di Ka’bah, melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah dan melempar
jumrah adalah bagian dari dzikrullah (dzikir pada Allah).” (HR. Abu Daud, no. 1888; Tirmidzi, no.
902; Ahmad, 6: 46. Imam Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)
Juga dalam ibadah qurban disebutkan dalam hadits,
حض ب
ا-صىلللاعليهوسلم-الن واضعا
ه يترأ،ف
حير ملأ ير بش
بك
بيده ما بحه ذ،ف ي
ك وي سم ي احهما
صف
عىل
مه
د ق
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berqurban (pada Idul Adha) dengan dua kambing yang
gemuk. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing itu. Lalu beliau
membaca bismillah dan bertakbir, kemudian beliau menyembelih kedua hewan qurban miliknya
dengan tangan beliau sendiri.” (HR. Bukhari, no. 5558, dari hadits Anas bin Malik)
للا أ ك ي
للا أ ك ي
إللإه
للا وللا ل
أ ك ي
للا أ ك مالحللوي
د
3
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
(artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Namun satu hal yang patut diingat mengenai ibadah qurban hendaklah kita melakukannya ikhlas
karena Allah, tujuannya untuk meraih takwa. Dalam ayat disebutkan,
مكوىمن
قالت
هالكنين
ول ا
ه دماؤ
ول ها وم ح
ل
الاللنين
ل
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)
Hendaklah dilakukan pula sesuai dengan tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Coba
perhatikan kisah berikut tentang orang yang sarapan pagi sebelum shalat Idul Adha dengan
hewan qurbannya.
Abu Burdah yang merupakan paman dari Al Bara’ bin ‘Azib dari jalur ibunya berkata,
يوميوم النأ ت
ة،وعرف
ال بلالص
ق ان
ش ت
سك
نإن ،ف
ولالل رس يا
بحت ذ،ف بيب
ف بح
ذ ي لما و
أ ان
ش
ون
كتنأ حببت
،وأ ب
وش ل كأ
انش
ةال الص آن
نبلأ
ق يت
دغ وت
"Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih kambingku sebelum shalat Idul Adha. Aku tahu
bahwa hari itu adalah hari untuk makan dan minum. Aku senang jika kambingku adalah binatang
yang pertama kali disembelih di rumahku. Oleh karena itu, aku menyembelihnya dan aku
sarapan dengannya sebelum aku shalat Idul Adha.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata,
حم ل اةش
ك ات ش
"Kambingmu hanyalah kambing biasa (yang dimakan dagingnya, bukan kambing kurban).” (HR.
Bukhari, no. 955).
Lihatlah niatan dia baik, namun karena dilakukan tidak sesuai tuntunan Rasul, qurbannya
dianggap hanya daging biasa, bukan daging qurban. Berarti kita harus beramal sesuai tuntunan,
tidak hanya ikhlas.
Oleh karena itu, patut kiranya di khutbah Idul Adha kali ini di Alun-Alun Pemda Gunungkidul, kami
selaku khatib mengingatkan kesalahan yang sering terjadi ketika pelaksanaan ibadah qurban.
4
Pertama: Saling berbangga dan menyombongkan diri dalam hal
qurban
Hendaklah qurban dilakukan dengan ikhlas untuk menggapai ridha Allah, bukan untuk mengejar
strata sosial, bukan ingin mencari pujian manusia, bukan ingin sum’ah dan riya’.
‘Atha’ bin Yasar pernah bertanya pada Abu Ayyub Al-Anshari tentang qurban yang dilakukan di
masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ولالل عهدرس
عىل حاياتالض
انك يف
ال-صىلللاعليهوسلم-ك
قف
ل ج الرانك
هاةعن
بالش ح
ض ي حب
ون طعم وي
ونلكيألبيتهف
هوعنأ
رىت ما
كصارت
ف اس
الن
باه
ت
“Bagaimanakah qurban di masa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dijawab bahwa dahulu ada
yang berqurban dengan satu ekor kambing untuk dirinya dan keluarganya, ia makan dari hasil
qurban dan ia pun memberikan sedekah makan (pada fakir miskin, pen.). Namun ketika itu orang-
orang saling membanggakan diri sebagaimana yang engkau lihat.” (HR. Tirmidzi, no. 1505, shahih
kata Syaikh Al-Albani).
Kalau dahulu saling menyombongkan diri, bagaimana pula dengan zaman ini?
Butuh niat yang ikhlas dan tulus dalam qurban kita.
Kedua: Sedekah dianggap lebih utama daripada berqurban
Ini anggapan yang keliru.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhal
daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah
untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiran meskipun
dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaannya.” (Lihat
Talkhish Kitab Ahkam Al-Udhiyyah wa Adz-Dzakaah, hlm. 11-12)
Apa sebabnya qurban lebih utama daripada sedekah yang senilai? Sebabnya karena masalah
ibadah yang dilakukan pada waktu yang utama. Sama seperti selepas shalat lebih utama untuk
berdzikir dibandingkan dengan membaca Al-Qur’an.
Ketiga: Berqurban dianggap sekali seumur hidup saja
5
Padahal setiap kali kita melihat hilal Dzulhijjah (awal bulan Dzulhijjah), kita diharapkan punya
keinginan untuk berqurban. Dalam hadits disebutkan,
عرهعنش
مسك ي
لف ح
ض ي
نمأك حد
أرادةوأ حج
لذىال
مهال
يترأ اإذ
ارهفظ وأ
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka
hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (HR. Muslim no. 1977, dari
Ummu Salamah).
Yang mampu tetaplah berqurban. Imam Syafi’i yang menganggap hukum qurban itu sunnah
menyatakan,
يهارعل
دلمنق ركها
ت ي ف ص
رخأ ل
“Aku tidaklah memberi keringanan untuk meninggalkan berqurban bagi orang yang mampu
menunaikannya.”
Jadi yang mampu tiap tahun untuk berqurban, sisihkanlah harta untuk berqurban. Moga
rezekinya terus diberikan berkah.
Keempat: Terlalu banyak pertimbangan untuk mengeluarkan uang
untuk berqurban
Terlalu khawatir dengan rezeki. Padahal qurban itu disajikan ikhlas untuk Allah yang memberikan
rezeki pada kita sekalian.
Ingatlah yang Allah janjikan,
وخ
وه
ه لفخ وي ه
ف ء ي
ممنش
تقفنأ ازقير وما الر
ير
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi
rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
Kenapa juga sampai takut berqurban sedangkan qurban itu termasuk sedekah yang membuat
harta kita semakin berkah. Disebutkan dalam hadits,
منمال ةقصتصد
قن ما
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2558)
Kita juga diperintahkan tetap sedekah ketika dalam keadaan sehat walau takut menjadi fakir atau
miskin. Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan mengenai sedekah yang paling besar pahalanya,
6
تصنوأقصد
تنأ مهل
ت،ول غب
ال ل م
أروت
قفال
ش
خ،ت
حيح
ش
حيح
ن ال لف
انكد،وق ا
ذك ن
ال ،ولف ا
ذك ن
ال تلف
ل ومق
قل ح تال
غبل اإذ حب
“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau
bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu
berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga
apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan
untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no.
1419; Muslim, no. 1032).
للا أ ك ي
للا أ ك ي
إللإه
للا وللا ل
أ ك ي
للا أ ك مالحللوي
د
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
(artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Kelima (terakhir): Menjual hasil qurban
Karena qurban ini adalah sajian untuk Allah,
ي نصال
إن كي
س ون رب
لل ي مير ومحيايوممان
عال ال
“Sesungguhnya shalatku, qurbanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta
alam.” (QS. Al-An’am: 162)
Karenanya menurut madzhab jumhur (mayoritas) ulama termasuk madzhab Syafi’i hasil qurban
sama sekali tidak boleh diperjual belikan, termasuk kulit. Kenapa? Karena semuanya untuk lillahi
ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هلة حي
ضأالتهف حي
ضأدجل
منباع
“Barangsiapa menjual kulit hasil sembelihan qurban, maka tidak ada qurban baginya.” (HR. Al-
Hakim. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahih At-Targhib wa At-
Tarhib, no. 1088)
Namun hasil qurban yang sunnah (bukan nadzar) boleh dimakan oleh shahibul qurban (walau satu
suapan saja), sebagiannya boleh untuk sedekah, sebagiannya lagi dihadiahkan pada orang yang
mampu. Disebutkan dalam ayat,
7
قيرفبائسال
ال وا طعم
وأ ها
من وا
لك ف
“Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)
Satu hal lagi yang tidak boleh dilakukan adalah memberikan upah berupa hasil qurban pada
tukang jagal. Yang boleh, upahnya diambil dari saku sendiri, dari saku panitia, atau dari kas masjid.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah menyatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengurusi unta-unta qurban
beliau. Aku mensedekahkan daging, kulit, dan jilalnya (kulit yang ditaruh pada punggung unta
untuk melindungi dari dingin). Aku tidak memberi sesuatu pun dari hasil sembelihan qurban
kepada tukang jagal. Beliau bersabda,
ادنعطيهمنعن
ن حن
ن
“Kami akan memberi upah kepada tukang jagal dari uang kami sendiri.” (HR. Muslim, no. 1317)
للا أ ك ي
للا أ ك ي
إللإه
للا وللا ل
أ ك ي
للا أ ك مالحللوي
د
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
(artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Moga Allah menjauhkan kita dari kesalahan-kesalahan di atas saat ibadah qurban. Moga amalan
kita diterima di sisi Allah.
Marilah kita tutup khutbah Idul Adha ini dengan do’a. Moga dengan hari penuh berkah ini, setiap
do’a kita diperkenankan oleh Allah.
م فرالله سلمير اغ م
منير والمسلماتلل
اتوالمؤ
منحياءوالمؤ
مال ه
من
موات وال
م ه االل
إن
ن
نأكلاسأ
ذىن
ال مد الص
حد
تال
نأإل
هإلل
تالل
نأكنأ هد
ش
هنل
ميك
ولدول مي
ول
ميلد
ل
حد
أ ا وا
فك
8
اغال ا
وبنل ق ي جعلف
تيمانول
باإل ا
ون ذينسبق
االوانن
خ وإل ا
نفرل
اغ ا
ن رب
وفرحيم رء كإن ان رب وا
ذينآمن
لل
ا إماما قير ت م لل انواجعل
عير أة ر ق ااتن ي ر
وذ ا
واجن
زمنأ ا
نبل
ه ان رب
م ه فالل
لا،بير أ
وبنل ق
صلح
وأ
ات
ا،ذ
بينن
اواه
لدن ب م،س
ال االس
ن جمنون
ماتلالظ
ور،إل
االن
بنواحشوجن
فهرماال
هاظ
بطن،ومامن
اوبارك
نل ي
ف
ا،سماعن
ا،أ
بصارن
ا،وأ
وبنل ا،وق
واجن
زا،وأ
اتن ي ر
بوذ
اوت
ينعل
كتإن
نأ
اب و،الت حيم االر
ناكرينواجعل
ش
نير لنعمك
ث ،بهام
يك
ابلير عل
ها،ق
ل
تممهااوأ
ينعل
مإلسال
ا ح
موصال ه ح
فيهصال ملما ه
قوف م ه
للا،اورن م
أةل و
صلح
أ م ه
للا
س م ،وال لمير
ان ارب
آتن ي
ياف نالد
اةحسن ي
خرةوف ال
اةاحسن
ابوقن
ارعذ
الن
للا وصىل
اعىلن بيد ن حم م
ممنووصحبهآلهوعىل بعه
ت بإحسان
إل
ينيوم الد
اوآخر عوان
ند
أ
حمد
للال مير رب
عالال
Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H
Taqabbalallahu minna wa minkum, kullu ‘aamin wa antum bi kheir