keterkaitan ekoliterasi (melek lingkungan), pendidikan ... · pdf filefungsi lingkungan hidup...

14
0 Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan Lingkungan dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Oleh : Iid Moh. Abdul Wahid, S.Si, M.I.L I. PENDAHULUAN Pembangunan yang dilaksanakan saat ini di berbagai negara mengalami perkembangan pesat pada berbagai sektor. Namun, masyarakat dunia juga menghadapi berbagai bencana/ permasalahan lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan yang menimbulkan kerugian materi maupun korban manusia. Pada saat ini telah terjadi krisis dan permasalahan ekologi, yang ditandai dengan sistem ekologi mengalami ketidakstabilan maupun gangguan kesetimbangan pertukaran energi-materi dan informasi yang selanjutnya mengakibatkan ketidakseimbangan pada fungsi-fungsi distribusi serta akumulasi energi-materi antara satu organisme dengan organisme lain dan alam lingkungannya sementara itu organisme (manusia) dengan teknologi, perilaku dan organisasi sosialnya belum mampu melakukan penyesuaian yang berarti dalam mengantisipasi atau merespons guncangan tersebut (Dharmawan, 2007). Lebih lanjut dijelaskan bahwa krisis ekologi ini merupakan krisis hubungan antar manusia dan kebudayaannya dengan lingkungan hidup tempat mereka berlindung, bermukim, dan mengeksploitasi sumberdaya alam ( Masyarakat internasional saat ini telah menyepakati pentingnya menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan, misalnya melalui pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan telah menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama masyarakat dunia untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kehancuran akibat pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan berkelanjutan berusaha untuk memahami interaksi antara alam dan masyarakat dalam rangka untuk mempromosikan transisi menuju keberlanjutan. Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia sambil menjaga sistem pendukung kehidupan planet bumi. Dalam rangka menghadapi tantangan lingkungan di bumi, ada kebutuhan untuk mendidik dan memberi informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan lingkungan. Salah satu komitmen masyarakat dan pemerintah internasional dalam menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan adalah melalui pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup

Upload: leque

Post on 06-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

0

Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan Lingkungan dan

PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Oleh : Iid Moh. Abdul Wahid, S.Si, M.I.L

I. PENDAHULUAN

Pembangunan yang dilaksanakan saat ini di berbagai negara mengalami

perkembangan pesat pada berbagai sektor. Namun, masyarakat dunia juga menghadapi

berbagai bencana/ permasalahan lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan

kebakaran hutan yang menimbulkan kerugian materi maupun korban manusia.

Pada saat ini telah terjadi krisis dan permasalahan ekologi, yang ditandai dengan

sistem ekologi mengalami ketidakstabilan maupun gangguan kesetimbangan pertukaran

energi-materi dan informasi yang selanjutnya mengakibatkan ketidakseimbangan pada

fungsi-fungsi distribusi serta akumulasi energi-materi antara satu organisme dengan

organisme lain dan alam lingkungannya sementara itu organisme (manusia) dengan

teknologi, perilaku dan organisasi sosialnya belum mampu melakukan penyesuaian yang

berarti dalam mengantisipasi atau merespons guncangan tersebut (Dharmawan, 2007).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa krisis ekologi ini merupakan krisis hubungan antar manusia

dan kebudayaannya dengan lingkungan hidup tempat mereka berlindung, bermukim, dan

mengeksploitasi sumberdaya alam (

Masyarakat internasional saat ini telah menyepakati pentingnya menjaga bumi dari

pencemaran dan kerusakan, misalnya melalui pembangunan berkelanjutan. Pembangunan

berkelanjutan telah menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama masyarakat dunia

untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kehancuran akibat pembangunan yang

tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan berkelanjutan berusaha untuk

memahami interaksi antara alam dan masyarakat dalam rangka untuk mempromosikan

transisi menuju keberlanjutan. Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi

kebutuhan dasar manusia sambil menjaga sistem pendukung kehidupan planet bumi.

Dalam rangka menghadapi tantangan lingkungan di bumi, ada kebutuhan untuk

mendidik dan memberi informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan lingkungan.

Salah satu komitmen masyarakat dan pemerintah internasional dalam menjaga bumi dari

pencemaran dan kerusakan adalah melalui pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup

Page 2: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

1

(Environment Education), yang merupakan kunci untuk mempersiapkan masyarakat

dengan pengetahuan, keahlian, nilai dan sikap peduli lingkungan sehingga dapat

berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah lingkungan.

Pendidikan Lingkungan Hidup menurut konvensi UNESCO di Tbilisi (1997)

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang

memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan peduli terhadap masalah-masalah yang

terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan

untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau

memberi solusi ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah

lingkungan hidup baruterhadap permasalahan lingkungan hidup yang

Di berbagai penjuru dunia dewasa ini, dijelaskan oleh Anwari (2010), bahwa

kerusakan ekologi kian mengemuka dan bahkan mulai mengalahkan isu-isu politik dan

ekonomi. Bahkan, kerusakan ekologi ditengarai sebagai isu super sensitif. Pada satu sisi,

segilintir manusia bertindak meluluhlantakkan ekologi atas dasar ambisi dan egoisme.

Pada sisi lain, dampak buruk kerusakan ekologi dirasakan oleh hampir seluruh manusia.

Segala upaya dipandang mutlak dilakukan demi mencegah agar kerusakan ekologi tidak

semakin parah. Dunia pendidikan pun dituntut mampu untuk turut serta menemukan solusi

agar kerusakan ekologi tak terpilin menuju titik nadir kehancuran.

Masalah lingkungan hidup tidak dapat diatasi hanya melalui reposisi hubungan

manusia dengan lingkungan alamnya, tetapi juga harus melalui reorientasi nilai, etika dan

norma-norma kehidupan yang kemudian tersimpul dalam tindakan kolektif, serta

restrukturisasi hubungan sosial antar individu, individu dengan kelompok, kelompok

dengan kelompok, dan antara kelompok dengan organisasi yang lebih besar (misal: negara,

lembaga internasional). Pada titik ini pula, dunia pendidikan dituntut mampu

mengembangkan perspektif yang relevan (Anwari, 2010). Pertama, dunia pendidikan

harus membangun pengertian bahwa kerusakan ekologi merupakan dampak buruk dari

ulah manusia memperebutkan sumber-sumber daya. Kedua, dunia pendidikan memahami

kerusakan ekologi sebagai realitas buruk yang meminta tumbal pengorbanan manusia. Dua

hal ini penting dimengerti oleh dunia pendidikan sebagai saling hubungan antara manusia

dan lingkungan.

Page 3: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

2

Sampai saat ini telah berkembang tiga teori etika lingkungan (Keraf, 2020), yaitu:

antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Antroposentrisme adalah etika

lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Hanya

manusia dan kepentingannyalah yang mempunyai nilai. Manusia sebagai penguasa alam

yang boleh melakukan apa saja. Segala sesuatu yang ada di alam semesta hanya akan

mendapat nilai dan perhatian sejauh mendukung dan demi kepentingan manusia, sehingga

alam beserta seluruh isinya hanya dipandang sebagi objek, sumber daya, alat atau sarana

bagi pemenuhan kepentingan, kebutuhan dan tujuan manusia. Dalam pandangan

antroposentris ini alam dikonstruksikan tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri. Etika

antroposentrisme ini sering dituding sebagai penyebab krisis ekologi karena dari etika ini

lahir sikap dan perilaku eksploitatif yang tidak peduli sama sekali terhadap keberlanjutan

alam. Sebagai akibat berciri instrumentalitik dan egoistis.

Biosentrisme adalah etika lingkungan yang memandang setiap kehidupan dan

makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri sehingga makhluk

hidup selain manusia yang ada di alam ini, perlu diperlakukan secara moral, terlepas dari

apakah ia bernilai bagi manusia atau tidak. Sebagai konsekuensinya, alam semesta adalah

suatu komunitas moral, dimana setiap kehidupan dalam alam semesta ini, baik manusia

maupun bukan manusia samasama mempunyai nilai moral. Dengan demikian, Gudynas

(1990) menyatakan bahwa etika tidak lagi hanya diberlakukaan sebatas pada komunitas

manusia, tetapi juga berlaku bagi seluruh komunitas biotik manusia dan makhluk hidup

lainnya. Setiap makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan pada dasarnya mempunyai

hak hidup, demikian pula sistem kehidupan. Implikasinya, agar antroposentrisme berubah

menjadi biosentrisme maka segala sesuatu yang bersifat hirarkis harus dihindari dengan

cara menyatu dengan dan bukan berada di atas organisme lain. Ekosentrisme, etika

diperluas ke seluruh system ekologi baik biotik maupun abiotik. Pandangan ekosentrisme

ini memahami bahwa secara ekologis makhluk hidup dan lingkungan abiotiknya saling

terkait, tidak terpisah, sehingga kewajiban dan tanggung jawab moral manusia tidak hanya

dibatasi pada makhluk hidup, melainkan juga berlaku kepada semua anggota atau realita

ekologi.

Ekologi pendidikan, menurut Dian Permata Suri (2006), adalah sebuah ekosistem

pendidikan yang meliputi beberapa macam komponen lingkungan anak. Selama ini dikenal

Page 4: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

3

bahwa sekolah adalah satu-satunya faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan.

Namun demikian, ternyata ekologi pendidikan menjelaskan bahwa sekolah bukan satu-

satunya faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan, namun harapannya memiliki

kontribusi besar dalam pendidikan karena bersifat kurikuler.

Terdapat empat prinsip ekologi yang banyak digunakan sebagai perspektif oleh

kalangan intelektual, ilmuwan, dan penggiat hijau atau green. Empat prinsip ini

menimbulkan beberapa konsekuensi (Ife, 2002), yaitu sebagai berikut:

1) holistik (holism): filosofi ekosentrik, respek pada kehidupan dan alam, menolak

solusi linear, perubahan yang bersifat organik;

2) keberlanjutan (sustainibility): konservasi mengurangi konsumsi eko-nomi tanpa

menekankan pada pertumbuhan, kendala pada pengem-bangan teknologi;

3) keanekaragaman (diversity): anti kapitalis, menghargai perbedaan, tidak ada

jawaban tunggal atas suatu masalah, desntralisasi, jejaring (networking) dan

komunikasi lateral, teknologi tepat guna (lower level technology); dan

4) keseimbangan (equilibrium): global/lokal, yin/yang, gender, hak/ tanggung jawab,

perdamaian dan kerjasama.

Dengan prinsip tersebut sebenarnya mempunyai banyak hubungan yang sangat erat

agar tujuan utama berupa kelestarian lingkungan melalui upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan dapat terwujud dalam konteks keadilan yang mencakup keadilan

ekologi, keadilan ekonomi dan keadilan sosiologis.

Page 5: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

4

II. DEFINISI DAN SEJARAH

A. Ekoliterasi

Secara harfiah kata literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kemampuan untuk membaca dan menulis atau dengan istilah yang sedang berkembang

adalah melek. Sejak kelahirannya, masalah literasi lingkungan telah menarik perhatian

banyak peneliti pendidikan dan ilmuwan lingkungan. Meskipun istilah ini telah banyak

didiskusikan, tetapi tidak ada definisi yang disepakati secara umum. Definisi awal literasi

lingkungan dikemukakan oleh Roth (1968) yang mendefinisikan orang yang melek

lingkungan sebagai seseorang yang memiliki keterampilan dasar, pemahaman dan

perasaan mengenai hubungan manusia-lingkungan. Roth menambahkan bahwa orang

melek lingkungan memahami keterkaitan antara sistem alam dan sosial, kesatuan manusia

dengan alam, bagaimana teknologi mempengaruhi pengambilan keputusan masalah

lingkungan dan pembelajaran tentang lingkungan adalah suatu usaha seumur hidup.

Ecoliteracy berarti keadaan di mana seseorang, sudah tercerahkan tentang pentingnya

lingkungan hidup. Ecoliteracy menggambarkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan

hidup. Dengan demikian, orang yang sudah sampai pada taraf ecoliteracy adalah orang yang

sudah sangat menyadari betapa pentingnya lingkungan hidup, pentingnya menjaga dan

merawat bumi, ekosistem, alam sebagai tempat tinggal dan berkembangnya kehidupan. Atas

dasar dan digerakkan oleh kesadaran inilah manusia menata pola dan gaya hidupnya menjadi

pola dan gaya hidup yang selaras dengan lingkungan hidup. Manusia lalu menggunakan

kesadaran tersebut untuk menuntun hidupnya dalam segala dimensinya sampai menjadi sebuah

budaya yang merasuki semua anggota masyarakat untuk akhirnya terciptalah sebuah

masyarakat yang berkelanjutan. Ecoliteracy merupakan cara berpikir tentang dunia dalam hal

sistem alam dan manusia yang saling bergantung termasuk pertimbangan dari konsekuensi dari

tindakan manusia dan interaksi dalam konteks alami. (Keraf (2014) dalam Tamam, 2014).

B. Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara formal yaitu kegiatan pendidikan di

bidang lingkungan hidup yang diselenggarakan melalui sekolah yang terdiri atas

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang dilakukan secara terstruktur dengan

menggunakan metode pendekatan kurikulum yang terintegrasi maupun kurikulum yang

monolitik atau tersendiri. Sedangkan Pendidikan Lingkungan Hidup non Formal

Page 6: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

5

merupakan proses membangun kesadaran dan kepedulian lingkungan diluar sekolah

seperti rumah tangga dan masyarakat sehari hari.

Pendidikan Lingkungan Hidup sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 25 tahun yang

lalu dengan nama Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dengan cara

mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Namun hasilnya tidak berhasil karena

berbagai masalah diantaranya yang sudah disebutkan di atas. Tentu belajar dari

pengalaman, kegagalan atau ketidakberhasilan ini jangan terulang lagi. Agar tidak terulang

maka diperlukan kesungguhan pemerintah dalam menunjang program mulok ini dengan

mempersiapkan gurunya melalui pelatihan. PLH memiliki karakteristik tersendiri sehingga

gurunyapun harus disiapkan, demikian juga dengan segala perangkat dan fasilitas untuk

melaksanakan program.

Proses pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan hendaknya

merupakan suatu proses mengorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk

membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai antar

hubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pengetahuan dan kesadaran

tentang keberadaan dan ruang lingkup masalah lingkungan adalah penting karena dapat

membangkitkan kepedulian dan perhatian terhadap lingkungan. Penekanannya harus pada

(i) pengetahuan tentang penyebab, (ii) pengetahuan tentang efek, dan (iii) pengetahuan

tentang strategi untuk berubah, ketika menghadapi masalah lingkungan.

Selain itu perlunya pendidikan lingkungan juga mencakup pada aspek etika

terhadap lingkungan. Etika lingkungan sendiri merupakan sikap dan perilaku dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini tidak lepas dari prinsip etika lingkungan.

Prinsip etika lingkungan menurut Chiras (1993: 76) adalah: Pertama, bumi ini memiliki

persediaan sumber daya alam yang terbatas dan harus digunakan oleh semua organisme.

Kedua, manusia merupakan bagian dari alam oleh karena itu harus tunduk kepada

hukumhukum alam dan tidak kebal terhadap hukum alam tersebut. Manusia bukan

merupakan puncak pencapaian alam tetapi merupakan anggota dari jaringan kehidupan

yang saling berhubungan (interconnected web of life) sehingga harus patuh kepada hokum-

hukum dan keterbatasan-keterbatasan alam. Ketiga, keberhasilan manusia terletak dalam

bentuk kerjasama dengan kekuatan-kekuatan alam bukan mendominasi alam. Keempat,

Page 7: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

6

ekosistem yang berfungsi baik dan sehat adalah sangat penting bagi semua kehidupan

(Adisendjaya, 2007).

C. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009, Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,

pengawasan, dan penegakan hukum.

Tujuan dari Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menurut Undang

Undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah :

1) melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup

2) menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

3) menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;

4) menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

5) mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;

6) menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;

7) menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari

hak asasi manusia;

8) mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;

9) mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

10) mengantisipasi isu lingkungan global.

Jika melihat definisi dan tujuan serta aspeknya maka dapat dilihat bahwa

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan konsep yang menaungi

segala usaha dan upaya untuk menjaga lingkungan hidup yang ada dalam arti mempunyai

cakupan lebih luas dibandingkan dengan

Page 8: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

7

III. KETERKAITAN EKOLITERASI, PLH DAN PPLH

Satu hubungan yang sangat dinamis antara manusia dan lingkungannya, dapat dilihat

dari bagaimana cara manusia hidup bersama, berdampingan dengan semua komponen di

sekitarnya. Kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berperilaku baik dalam

kesehariannya dengan menggunakan pemahamannya terhadap kondisi lingkungan itulah yang

disebut dengan literasi lingkungan atau environment literacy. Literasi lingkungan bukanlah

sebuah disiplin ilmu baru atau bahkan sebuah konsep baru dalam mengkaji hubungan manusia

terhadap lingkungannya. Ini merupakan pemikiran yang sederhana dan berangkat dari fisis

determinisme, fisis possibilisme atau bahkan pandangan antroposentrisme.

Fisis determinisme merupakan pandangan bahwa alam telah menyediakan semua yang

dibutuhkan manusia untuk hidup dan manusia berusaha untuk sejalan dengan kondisi

lingkungan yang ada. Dalam hal ini, manusia tidak mempunyai banyak alternatif untuk

menentukan perannya terhadap lingkungan di mana dia tinggal. Lain halnya dengan fisis

possibilisme, manusia mempunyai begitu banyak kemungkinan, begitu banyak alternatif

untuk meminimalisir kekurangan dari kondisi lingkungan yang ada.8 Dengan kata lain,

manusia bisa berpikir dan berupaya keras bagaimana mengatasi keterbatasan yang alam

sediakan. Literasi lingkungan dapat berupa hal-hal sederhana, misalnya:

1. Menyediakan 25% ruang terbuka bervegetasi di rumah. Dengan adanya lahan terbuka

bervegetasi, berarti telah membiarkan air hujan bisa masuk meresap ke dalam tanah,

telah memberikan kelangsungan dalam siklus gas terutama oksigen dan karbon dioksida

dengan baik.

2. Menyediakan fentilasi yang cukup. Dengan adanya fentilasi, berarti selain terjadi siklus

gas terutama oksigen dan karbon dioksida dengan baik. Fentilasi berguna juga untuk

mencegah rumah menjadi tempat yang kumuh dan lembab.

3. Membiarkan cahaya matahari masuk di pagi dan siang hari. Cahaya matahari berfungsi

untuk membunuh bakteri jahat di rumah.

4. Mendirikan rumah di tempat yang landai. Dengan demikian penghuni rumah bisa

terhindar dari resiko longsor jika terjadi hujan lebat.

Page 9: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

8

Sejak kelahirannya, masalah literasi lingkungan telah menarik perhatian banyak

peneliti pendidikan dan ilmuwan lingkungan. Meskipun istilah ini telah banyak

didiskusikan, tetapi tidak ada definisi yang disepakati secara umum. Definisi awal literasi

lingkungan dikemukakan oleh Roth (1968) yang mendefinisikan orang yang melek

lingkungan sebagai seseorang yang memiliki keterampilan dasar, pemahaman dan perasaan

mengenai hubungan manusia-lingkungan. Kemudian Roth menambahkan bahwa orang

melek lingkungan memahami keterkaitan antara sistem alam dan sosial, kesatuan manusia

dengan alam, bagaimana teknologi mempengaruhi pengambilan keputusan masalah

lingkungan dan pembelajaran tentang lingkungan adalah suatu usaha seumur hidup.

Meskipun ada perbedaan definisi dan komponen literasi lingkungan, solusi untuk

mengatasi masalah lingkungan adalah dengan mengembangkan masyarakat yang melek

lingkungan, berperilaku dengan cara yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Sebuah perilaku dianggap yang bertanggung jawab terhadap lingkungan ketika tindakan

individu atau kelompok menganjurkan penggunaan secara berkelanjutan atau efisien

terhadap sumber daya alam. Salah satu wujud/ bentuk masyarakat yang memiliki literasi

lingkungan adalah masyarakat yang berkarakter peduli lingkungan. Karakter merupakan

nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan

adat istiadat.

Untuk membangun masyarakat berkarakter peduli lingkungan, salah satunya melalui

pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi dunia masa depan dan

merupakan cara yang paling efektif dalam membentuk masyarakat yang memiliki

kemampuan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Pendidikan menjadi dasar bagi

tindakan dan penting untuk dapat meningkatkan kapasitas masyarakat, hal ini menekankan

bahwa baik pendidikan formal dan non formal sangat diperlukan untuk mengubah sikap

masyarakat. Selama ini pendidikan di seluruh dunia lebih mengutamakan literasi dasar

(matematika, fisika, kimia, biologi teknologi dan lain-lain) daripada literasi lingkungan

(konservasi sumberdaya, multikulturalisme, pembangunan berkelanjutan, demokrasi,

kepekaan sosial, budi pekerti dan lain-lain).bidang pendidikan. Seperti kita ketahui, Karena

Page 10: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

9

itu perlu dilakukan reorientasi pendidikan, yang berarti diintegrasikannya literasi lingkungan

dengan literasi dasar.

Reorientasi pendidikan telah menjadi istilah yang sangat penting bagi pengelola

sekolah dan pendidik pada semua tingkatan pendidikan untuk memahami perubahan yang

dibutuhkan. Reorientasi yang penting adalah lebih banyak dimasukannya prinsip-prinsip,

keterampilan, perspektif dan nilai-niai yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan

dalam pendidikan, yang tepat dan relevan dengan satuan pendidikan. Reorientasi pendidikan

juga dipandang sebagai upaya mengembangkan pendidikan/ pembelajaran yang

membangkitkan pengetahuan, keterampilan, perspektif, dan nilai yang akan membimbing

dan memotivasi manusia menuju kehidupan yang berkelanjutan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang demokratis, dan hidup secara berkelanjutan (Desfandi, 2015).

Salah satu bentuk implementasi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan

berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan secara terprogram di sekolah

adalah program Eco School. Program Eco School merupakan program internasional yang

bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan pada siswa. Program Eco School

dikembangkan oleh Foundation of Enviromental Education (FEE) pada tahun 1994, yang

dikembangkan atas dasar kebutuhan untuk melibatkan kaum muda dalam hidup dan

pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.mencari solusi terhadap tantangan ingkungan.

Munculnya Eco School, berangkat dari keprihatinan bersama untuk memperbaiki kualitas

lingkungan. Cukup banyak strategi yang telah ditempuh untuk memperbaiki kualitas

lingkungan, mulai dari penyuluhan, penataran, bimbingan, proyek percontohan dan

perbaikan komponen yang menyebabkan rusaknya lingkungan seperti reboisasi, kali bersih,

jumat bersih dan gerakan sadar kebersihan. Program-program tersebut sudah lama dilakukan

tetapi tidak memberikan hasil yang signifikan, karena yang dirasakan hanya kerusakan yang

terus berlanjut dan semakin parah (Desfandi, 2015)

Program Eco School / Adiwiyata memilki fokus yang kuat pada masalah-masalah

sumber daya, energi dan limbah sebagai bidang utama tindakan.15 Meskipun program ini

dikoordinasikan melalui kerangka kerja umum di tingkat internasional, negara-negara

anggota yang melaksanakan program Eco School memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan

program dengan kebutuhan mereka. Umumnya sekolah yang berpartisipasi menerapkan

Page 11: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

10

proses tujuh langkah untuk menuju sertifikasi Green Flag, meskipun variasi ada dalam isi

dan fokus dari langkah-langkah. Umumnya Langkah-langkah yang dilakukan adalah untuk:

1. Memperbaiki lingkungan sekolah,

2. Mengurangi sampah dan limbah,

3. Mengurangi penggunaan energi dan air,

4. Menemukan cara-cara yang efisien perjalanan ke dan dari sekolah,

5. Mempromosikan gaya hidup sehat,

6. Mendorong kewarganegaraan aktif,

7. Membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai kelompok masyarakat

Di Indonesia, dalam upaya mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan

Hidup khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,

maka pada tanggal 21 Februari 2006 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan Program Adiwiyata, dengan tujuan

mendorong dan membentuk sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang mampu

berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Adiwiyata

mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal di mana dapat

diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi hidup

kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.dasar manusia menuju

terciptanya kesejahteraan (Desfandi, 2015)

Program Adiwiyata dilaksanakan guna mewujudkan warga sekolah yang

bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui

tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kegiatan yang

dilakukan misalnya pengolahan limbah, pramuka Saka Taruna Bumi, penanggulangan

banjir, kantin dan sekolah sehat dan sebagainya. Dengan melaksanakan program Adiwiyata

akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya

lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki

karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam

mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah. Pelaksanaan Program Adiwiyata menurut

Kementerian Lingkungan Hidup (2012) diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini:

Page 12: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

11

1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi

keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan

peran.

2. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus

secara komprehensif

Sekolah yang telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan baik sesuai dengan

program Eco School, akan memperoleh pengharagaan “Sekolah Adiwiyata” dari

Kementerian Lingkungan Hidup. Sekolah yang telah melaksanakan Program Adiwiyata

selain diharapkan dapat mewujudkan lingkungan sekolah sehat, bersih, indah dan nyaman,

sehingga dapat membentuk warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekolah

Adiwiyata juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat di sekitar

sekolah. Sekolah harus menjadi model bagi masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang

sehat, bersih, indah dan nyaman. Sikap peduli dan berbudaya lingkungan dari warga sekolah

diharapkan dapat ditularkan/berimbas kepada masyarakat sekitar sekolah, guna mewujudkan

masyarakat yang berkarakter peduli lingkungan.

Dari aksi nyata bentuk pendidikan lingkungan hidup di tingkat sekolah sebagaimana

contoh di atas melalui program Adiwiyata tentunya akan membentuk karakter siswa dalam

memperlakukan lingkungannya dengan bijak sehingga terbangun literasi (melek)

lingkungan yang tentunya bermuara pada tujuan akhir terbentuknya lingkungan yang lestari

dan nyaman huni. Dengan kata lain adalah terbentuknya Lingkungan yang lestari, nyaman,

layak huni, terjaga merupakan impact dari segala upaya dan usaha perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang terbentuk dari sikap dan perilaku yang berpihak pada

lingkungan (ekoliterasi/melek lingkungan). Terbentuknya ekoliterasi ini sebagai buah

(output) dari proses pendidikan lingkungan yang dilakukan baik formal maupun informal

secara kontinyu/berkesinambungan.

Page 13: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

12

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterkaitan antara ekoliterasi dengan pendidikan lingkungan hidup dan perlindungan,

pengelolaan lingkungan hidup adalah mutlak dan merupakan sistem causalitas. Hubungan

sebab akibat ini dimulai dengan adanya keprihatinan kerusakan, krisis dan permasalahan

lingkungan yang menimbulkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Usaha

tersebut dimulai dengan penyadaran melalui pendidikan lingkungan yang membentuk

karakter peduli lingkungan sehingga dilakukan upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berprinsip pada keadilan ekologi, ekonomi dan sosiologis secara

bersamaan sehingga tujuan akhir lingkungan hidup yang lestari dapat terwujud.

B. Saran

1. Untuk mencapai tujuan dan sasaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

hendaknya dilakukan upaya yang berkesinambungan dalam :

a. Melakukan pendidikan lingkungan secara formal dan informal.

b. Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif pada pelaksanaan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup

2. Menekankan pada para pendidik akan pentingnya pembentukan karakter, sikap dan

perilaku yang berbudaya dan berwawasan lingkungan.

3. Mengedepankan keteladanan dalam pembentukan karakter peduli lingkungan untuk

membentuk ekoliterasi pada masyarakat.

Page 14: Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan ... · PDF filefungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ... Literasi lingkungan

0

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Yusuf Hilmi. 2007. Penerapan Pendidikan Lingkungan Di Sekolah. Seminar Open Mind

Jurusan Biolgi FKIP Universitas Pasundan. Bandung tanggal 21 Mei 2007

Coss, Roger. 2013. Review of Ecoliterate: How Educators are Cultivating Emotional, Social, and

Ecological Intelligence. University of the Pacific. Journal of Sustainability Education Vol. 5, May

2013 ISSN: 2151-7452

Darsiharjo. 2005. “Eco-School” Sebagai Media Pedidikan Lingkungan Di Sekolah. Makalah disampaikan

pada Seminar Nasional “Peran Pendidikan di Persekolahan dalam Mempersiapkan Generasi Peduli

Lingkungan” di Auditorium JICA FPMIPA UPI Bandung pada tanggal 1 Desember 2005.

Desfandi, M. 2015. Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program Adiwiyata.

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1), 2015, 31-37. doi:10.15408/

sd.v2i1.1661

Dharmawan, A. H. 2007. “Konsep-konsep Dasar dan Isyu-Isyu Kritikal Ekologi Manusia”. Modul Kuliah

Ekologi Manusia. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi

Manusia, IPB, Bogor.

Dian Permata Suri. 2006. Apa dan Bagaimana Pendidikan Berwawasan Ekologi?

http://www.jugaguru.com/article/49/tahun/2006/bulan/09/tanggal/20/id/146/

Freuder, Tracy Grace. 2006. Designing for the Future: Promoting Ecoliteracy in Children’s Outdoor Play

Environments. faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University. USA

https://m.tempo.co/read/news/2016/11/24/083822718/kajian-lingkungan-hidup-harus-merangkul-seluruh-

stakeholder, diakses tanggal 22 Desember 2016 jam 14.15

KLH, 2014. Ekoliterasi. http://www.menlh.go.id/melek-ekologis/ Diakses tanggal 22 Desember 2016 jam

14.13

Kementerian Lingkungan Hidup. (2012). Panduan Adiwiyata. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup

Republik Indonesia

Keraf, Sonny. A. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, PT. Kompas Media

Nusantara.

Ozsoy, Sibel., Ertepinar, Hamide., dan Saglam, Necdet. (2012). Can Eco-Schools Improve Elementary

School Students’ Environmental Literacy Levels? Jurnal: Asia-Pacific Forum on Science Learning

and Teaching, Vol. 13 Issue 2/December 2012.

Raharja, Setya. 2010. Pendidikan Berwawasan Ekologi : Pemberdayaan Lingkungan Sekitar Untuk

Pembelajaran. Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY. Jogjakarta

Taman, Badrud. 2014. Peningkatan Ecoliteracy siswa sebagai Green Consumer melalui Pemanfaatan

Kemasan Produk Konsumsi dalam Pembelajaran IPS. UPI. Bandung.